babi pendahuluan 1.1 latar belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... pencurian...

21
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan lembaga perbankan memiliki kontribusi yang cukup dominan dalam menjaga keberlangsungan roda perekonomian dalam memajukan usaha perbankan peranan nasabah selaku konsumen produk dan jasa bank sangat besar. Dengan semakin banyaknya nasabah yang percaya terhadap sebuah bank maka semakin banyak dana yang dapat dihimpun dari masyarakat. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, bank berusaha untuk memberikan fasilitas yang baik dalam melayani nasabah, salah satunya dengan menyediakan electronic banking (e-banking). E-banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan elektronik, dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui elektronik. E-banking membuka paradigma baru, struktur baru dan strategi yang baru bagi retail bank, dimana bank menghadapi kesempatan dan tantangan yang baru. Perkembangane-banking membutuhkan suatu pengenalan nilai-nilai konsumen untuk membangun hubungan jangka panjang antara organisasi dengan konsumen di electronic-era. Anjungan Tunai Mandiri selanjutnya disebut ATMmerupakan salah satu produk e- banking.ATM dapat mempermudah nasabah dalam bertransaksi, akan tetapi semakin tingginya perputaranuang lewat ATM tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari muncul berbagai kejahatan.Penggunaan ATM selain memberikan berbagai kemudahan bagi nasabah ternyata dapat menimbulkan masalah bagi pemakainya, misalnya dalam melakukan transaksi penarikan, dan yang diterima nasabah tidak sesuai dengan dana yang didebet dari rekeningnya. Kelemahan ATM yang menjadi targetan kejahatan adalah dengan modus pencurian PIN atau manipulasi 1

Upload: halien

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan lembaga perbankan memiliki kontribusi yang cukup dominan dalam menjaga

keberlangsungan roda perekonomian dalam memajukan usaha perbankan peranan nasabah

selaku konsumen produk dan jasa bank sangat besar. Dengan semakin banyaknya nasabah yang

percaya terhadap sebuah bank maka semakin banyak dana yang dapat dihimpun dari masyarakat.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, bank berusaha untuk memberikan fasilitas yang baik

dalam melayani nasabah, salah satunya dengan menyediakan electronic banking (e-banking).

E-banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk

memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui

jaringan elektronik, dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan

perbankan melalui elektronik. E-banking membuka paradigma baru, struktur baru dan strategi

yang baru bagi retail bank, dimana bank menghadapi kesempatan dan tantangan yang baru.

Perkembangane-banking membutuhkan suatu pengenalan nilai-nilai konsumen untuk

membangun hubungan jangka panjang antara organisasi dengan konsumen di electronic-era.

Anjungan Tunai Mandiri selanjutnya disebut ATMmerupakan salah satu produk e-

banking.ATM dapat mempermudah nasabah dalam bertransaksi, akan tetapi semakin tingginya

perputaranuang lewat ATM tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari muncul berbagai

kejahatan.Penggunaan ATM selain memberikan berbagai kemudahan bagi nasabah ternyata

dapat menimbulkan masalah bagi pemakainya, misalnya dalam melakukan transaksi penarikan,

dan yang diterima nasabah tidak sesuai dengan dana yang didebet dari rekeningnya. Kelemahan

ATM yang menjadi targetan kejahatan adalah dengan modus pencurian PIN atau manipulasi

1

Page 2: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

kartu ATM nasabah.1 Pada perkembangannya modus kejahatan yang berkembang sedemikian

rupa, kejahatan yang dilakukan pun telah masuk ke dalam sistem perbankan Indonesia.

Kejahatan di bidang perbankan, serta dampak dari kejahatan ekonomi di bidang perbankan

terhadap perekonomian nasional mengakibatkan timbulnya banyak korban. Korban akibat

kejahatan ekonomi di bidang perbankan di antaranya para nasabah penyimpan dana, dan bank

yang bersangkutan. Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ATM

merupakan salah satu kejahatan teknologi perbankan.

Banyaknya fasilitas ATM yang disediakan oleh bank sebagai bentuk kemudahan kepada

nasabahnya, disalahgunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan. Termasuk

mencuri data dan mengambil uang yang dimiliki oleh nasabah bank tersebut. Modusnya dengan

menempelkan alat yang dinamakan skimmerpada slot untuk memasukan kartu ATM di mesin

ATM, alat ini digunakanuntuk mengambil informasi yang terdapat pada magnetik stripe kartu

ATM, kartu kredit, ataupun kartu lainnya yang metode penggunaannya sama. Prinsipnya kartu

jenis ini menyimpan data di dalam pita magnetik yang kemudian dapat dibaca ulang

menggunakan alat yang memiliki perangkat pembaca.

Setelah nasabah bank memasukkan kartu ATM-nya ke dalam mesin ATM alat skimmer

ini akan melakukan perekaman data yang terdapat pada magnetikkartu ATM, cara kerja

teknologi pita magnetik pada kartu pada dasarnya adalah ketika digesek, dikirim, diterjemahkan

dan diolah pemroses di sisi pusat untuk memeriksa identitas pemegang kartu, keabsahan dari

kartu itu sendiri dan juga keabsahan transaksinya. Pengambilan data yang diperlakukan oleh

pelaku kejahatan untuk mencuri uang nasabah melalui ATM pelaku juga menggunakan spy cam

atau kamera perekam yang berbentuk kecil yang diselipkan oleh pelaku disekitar ruang dalam

1Ronny Prasetyo, 2004, Pencurian ATM Tinjauan Hukum Perlindungan Nasabah Kejahatan Perbankan,

Prestasi Pustaka, Cet I, Jakarta, h.l

Page 3: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

ATM, fungsi spy cam ini untuk merekam nomor pin yang ditekan oleh nasabah ketika

menggunakan mesin ATM, setelah itu pelaku memindahkan data yang tercatat pada skimmerke

komputer, dan memindahkan data yang dimilikinya tersebut pada magnetik stripe kartu yang

baru sehingga hasilnya pelaku memiliki duplikasi kartu ATM yang digunakan korbannya

tersebut, kejahatan yang dilakukan para pelaku dengan memanfaatkan para nasabah yang

mengambil uang di ATM.

Dalam kejahatan pencurian dana nasabah bank melalui penggandaan kartu ATM, tindak

kejahatan tersebut dilakukan dengan menggunakan saran dan sistem komputer dan terhadap

sistem atau jaringan komputer, yaitu dengan mengambil dataelektronik yang terdapat dalam

kartu ATM korbannya dan memindahkan data elektronik tersebut pada pita magnetik kartu ATM

yang baru, dengan demikian pelaku dapat dengan leluasa menggunakan kartu ATM tersebut dan

mengambil uang korbannya melalui mesin ATM. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) pencurian dana nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ATM

(skimmer) dapat diterapkan Pasal 363 ayat (5)KUHP, pasal tersebut memperluas pengertian

kunci palsu dan perintah palsu sehingga kartu ATM yang telah digunakan dalam pencurian

tersebut termaksud di dalamnya artinya Pasal 363 ayat (5) KUHP dapat diakomodasi menjadi

acuan tindak pidana pencurian dana nasabah bank dengan modus penggandaan kartu ATM

(skimmer).

Kejahatan pencurian dana melalui alat skimmer adalah kejahatan khusus, melihat dari

angka kejahatan yang tejadi yang dilaporkan pada masyarakat terutama korban-korban kejahatan

skimmer. Kejahatan-kejahatan khususnya pencurian dana nasabah bank melalui alat skimmer

telah menimbulkan aspek-aspek yang negatif kepada bank pada umumunya dan juga pada

masyarakat, karena keamanan dan kenyamanan para nasabah dan masyarakat yang menjadi

Page 4: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

masalah ataupun kendala dalam kejahatan tindak penurian dana nasabah bank melalui alat

skimmer. Dengan melakukan banyaknya evaluasi setiap tahunnya, seperti memperbaiki atau

meningkatkan sistem keamanan bank guna menciptakan sistem keamanan yang baik dan bagus,

pihak kepolisian dapat lebih baik lagi untuk memecahkan setiap kasus pencurian dana melalui

alat skimmer. Dan pihak kepolisian pun dapat lebih mudah untuk menyelidiki serta mencari

bukti-bukti yang ada.2

Gambar 1.1

Grafik Statistik Angka Kejahatan Skimmer

*Sumber Ditreskrimus Cybercrine Polda Metro Jaya

2Data statistik pencurian dana (Skimmer) Cybercrime Polda Metro Jaya

0 2 4 6 8

10 12 14

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Statistik Angka Kejahatan Skimmer ( Sumber Cybercrime Ditreskrimus Polda MetroJaya)

Page 5: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU No. 11 Tahun 2008) pelaku kejahatan yang

menyalahgunakan teknologi perbankan dengan melakukan pencurian dana nasabah bank melalui

modus skimmerdapat dijerat dengan Pasal 30 ayat (3) UU No. 11 Tahun 2008 yang menyebutkan

bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer

dan /atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau

menjebol sistem pengamanan. Pasal 32 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2008 juga merupakan

ketentuan yang dapat diakomodasikan dalam pencurian dana nasabah bank melalui skimmer,

pasal tersebut menyebutkan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan

hukum dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukantransmisi, merusak,

menghilangkan,memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik dan atau dokumen

elektronik milik orang lain atau milik publik.

Kejahatan perbankan dengan menggunakan teknologi komputer ini telah menyebabkan

kerugian besar terhadap banyak pihak, kerugian yang ditimbulkan akibat pencurian dana nasabah

bank melalui penggandaan kartu ATM melahirkan akibat hukum, karena hal tersebut

mengakibatkan kerugian secara materiil maupun immaterial. Dalam hal ini korban dari pencurian

melalui modus skimmermengalami kerugian akibat tindakan pelaku kejahatan yang mencuri

informasi personal seperti Personal Identification Number (PIN) dan data elektronik dalam kartu

ATM untuk keuntungan dirinya. Kemajuan teknologi komputer, teknologi informasi dan

teknologi komunikasi menimbulkan suatu tindak pidana baru yang memiliki karakteristik yang

berbeda dengan tindak pidana konvensional. Penyalahgunaan komputer sebagai salah satu

dampak dari ketiga perkembangan tersebut tidak terlepas dari sifatnya yang khas sehingga

Page 6: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

membawa persoalan baru yang rumit untuk dipecahkan, berkenaan dengan masalah

penanggulangannya.

Berbagai kejahatan yang terjadi dengan menggunakan fasilitas perkembangan teknologi

khususnya pencurian dana nasabah bank bermacam-macam bentuknya, salah satunya dengan

menggunakan modus penggandaan kartu ATM. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

skiripsi yang berjudul “Penerapan Sanksi Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dana

Nasabah dengan Cara Pembobolan ATM di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri

Denpasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas timbulah berbagai macam pertanyaan sebagai

berikut yang akan diteliti:

1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya pencurian uang dengan cara pembobolan ATM di

wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar?

2. Bagaimanakah penerapan sanksi terhadap tindak pidana pencurian uang dengan cara

pembobolan ATM di wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian, yang menggambarkan batas

penelitian: mempersempit permasalahan dan membatasi area-area penelitian. Agar tidak jauh

menyimpang dari materi yang akan dibahas dan adanya batasan-batasan yang akan dibahas,

maka ruang lingkup masalah dari penelitian ini meliputi faktor-faktor yang menjadi penyebab

terjadinya tindak pidana pembobolan ATM serta upaya penanggulangan tindak pidana

pembobolan ATM yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar.

Page 7: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

1.4 Tujuan Penelitian

Dengan bertitik tolak terhadap judul dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu hukum,

terlebih lagi dalam dunia perbankan mengenai sistem electronic funds transfer atau transfer uang

elektronik dimana dapat menguntungkan kepentingan nasabah karena faktor efektif dan

efisiensinya namun disisi lain juga merugikan nasabahnya saat terjadi kejahatan pembobolan

ATM.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang menjadi penyebab tindak pidana

pencuriandengan cara pembobolan ATM.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya penangulangan tindak pidana pencuriandengan

cara pembobolan ATM di wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi perkembangan ilmu

pengetahuan hukum pada umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah literatur

dalam aspek hukum pidana.

1.5.2 Manfaat Praktis

Page 8: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bacaan atau menambah ilmu bagi

mahasiswa lain, dan dapat digunakan sebagai acuan/pedoman oleh nasabah bank khusunya di

dalam menggunakan jasa bank transfer uang elektronik.

1.6 Landasan Teoritis

1.6.1 Teori Penanggulangan Kejahatan

Kejahatan yang ada saat ini berkembang mengikuti jamannya, namun tetap saja memiliki

modus yang dinilai sama. Untuk itu maka perlu dilakukan penanggulangan dengan cara yang

terkini pula mengikuti perkembangan kejahatan tersebut. Dalam pelaksanaannya ada dua upaya

yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan, yaitu :

1) Teori Pencegahan (preventif)

Teori ini ialah bagaimana mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang

pertama kali. Sangat beralasan bila upaya preventif diutamakan karena upaya preventif dapat

dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian khusus dan ekonomis3.

Terdapat beberapa cara untuk menanggulangi kejahatan yaitu4 :

a) Menyadari bahwa akan adanya kebutuhan untuk mengembangkan dorongan dorongan

sosial atau tekanan tekanan sosial dan tekanan ekonomi yang dapat mempengaruhi

tingkah laku seseorang kearah perbuatan jahat.

b) Memusatkan perhatian kepada individu-individu yang menunjukkan potensialitas

kriminal atau sosial, sekalipun potensialitas tersebut disebabkan gangguan gangguan

3Adam Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, PT. Raja Grafindo, Jakarta, hal.158.

4Ninik Waskita, 2012, Kejahatan Dalam Mapenulisrakat, Citra Aditya, Bandung, hal.46.

Page 9: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

biologis dan psikologis atau kurang mendapat kesempatan sosial ekonomis yang cukup

baik sehingga dapat merupakan suatu kesatuan yang harmonis.

Dalam upaya preventif adalah melakukan suatu yang positif dan menciptakan

keadaan ekonomi, lingkungan, dan kultur masyarakat yang menjadi suatu daya yang baik

ditengah masyarakat.

2) Teori Penanggulangan (represif)

Dalam upaya represif ini ialah penanggulangan kejahatan secara konsepsional yang

ditempuh setelah terjadinya kejahatan dengan maksud menindak pelaku kejahatan serta

memperbaiki diri pelaku kejahatan tersebut supaya tidak mengulangi kembali kejahatan yang

sudah pernah dilakukan. Teori penanggulangan ini juga dilakukan supaya tidak ada lagi yang

mencontoh perbuatan kejahatan karena akan dikenakan sanksi apabila melakukannya.

1.6.2 Teori Penegakan Hukum

Pada hakikatnya penegakan hukum mewujudkan nilai-nilai atau kaedah – kaedah yang

memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas para penegak

hukum yang sudah dikenal secara konvensional tetapi menjaditugas dari setiap orang. Meskipun

demikian pemerintahlah yang aktif melaksanakannya.

J.B.J.M Ten Berge menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan atau

dipertimbangkan dalam rangka penegakan hukum, yaitu :

1. Suatu peraturan harus sedikit mungkin membiarkan ruang bagi perbedaan interprestasi.

2. Ketentuan perkecualian harus dibatasi secara minimal.

3. Peraturan harus sebanyak mungkin diarahkan pada kenyataan yang secara obyektif dapat

ditentukan.

Page 10: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

4. Peraturan harus dapat dilaksanakan oleh mereka yang terkena peraturan itu dan mereka yang

dibebani dengan tugas penegakan hukum5.

Dalam proses penegakan hukum terdapat beberapa unsur-unsur yang harus diperhatikan

dalam penegakan hukum, diantaranya :

1. Kepastian Hukum

Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-

wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan

dalam keadaan tertantu. Masyarakat mengharap adanya kepastian hukum masyarakat akan

lebih tertib.

2. Kemanfaatan

Hukum adalah untuk manusia, maka hukum atau penegak hukum harus memberi

manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan sampai timbul keresahan didalam

masyarakat karena pelaksanaan atau penegak hukum.

3. Keadilan

Hukum itu tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat setiap

anak, bersifat menyamaratakan. Sebaliknya keadilan bersifat subyektif, individualistis, dan

tidak menyamaratakan.6

1.6.3 Teori Pemidanaan

5Abdulrahman, 2009, Perkembangan Peraturan Tentang Pemidanaan Hukum Nasional, Akademika

Presindo, hal. 271. 6Soerjono Sokanto, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja GrafindoPrasada,

Jakarta, hal.8

Page 11: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Teori-teori pemidanaan berhubungan langsung dengan pengertian hukum pidana

subjektif. Yakni menerangkan tentang dasar dari hak negara dalam menjatuhkan dan

menjalankan pidana kepada orang yang melanggar larangan dalam hukum pidana atau hukum

pidana objektif. Dalam pelaksanaan hukum pidana subjektif itu berakibat diserangnya hak dan

kepentingan hukum pribadi manusia tadi yang justru dilindungi oleh hukum pidana itu sendiri.

Misalnya penjahat dijatuhi pidana penjara atau kurungan dan dijalankan, maka hak atau

kemerdekaan bergeraknya dirampas. Atau dijatuhi pidana mati kemudian dijalankan, artinya

dengan sengaja membunuhnya. Oleh karena itulah hukum pidana objektif dapat disebut hukum

sanksi istimewa.

Pidana yang diancamkan seperti yang tertera dalam pasal 10 KUHP itu apabila

diterapkan akan menyerang kepentingan hukum dan hak pribadi manusia yang sebenarnya

dilindungi oleh hukum. Hak menjalankan hukum pidana subjektif ini sangat besar sehingga

hanya boleh dimiliki oleh negara. Negara merupakan organisasi sosial tertinggi yang

berkewajiban menyelenggarakan dan mempertahankan tata tertib masyarakat. Dalam rangka

melaksanakan kewajiban itu, maka wajar bila negara melalui alat-alatnya diberi hak dan

kewenangan untuk menjatuhkan dan menjalankan pidana.

Mengenai kepentingan pidana ini perlu dijatuhkan, terdapat berbagai pendapat. Bagi

hakim yang bijak, ketika ia akan menarik atau menetapkan amar putusan, ia akan terlebih dahulu

mempertimbangkan benar tentang manfaat apa yang akan dicapai dari penjatuhan pidana (jenis

dan berat ringannya), baik bagi terdakwa, maupun masyarakat dan negara. Dalam keadaan

demikian, teori hukum pidana dapat membantunya. Ketika jaksa hendak membuat tuntutan dan

hakim hendak menjatuhkan pidana, seringkali bergantung pada pendirian mereka mengenai

teori-teori pemidanaan yang dianut.

Page 12: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Ada berbagai macam pendapat mengenai teori pemidanaan ini, namun secara umum

dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:

1. Teori Absolut

Dasar pijakan teori ini adalah pembalasan. Inilah dasar pembenar dari penjatuhan

penderitaan berupa pidana itu pada penjahat. Negara berhak menjatuhkan pidana karena

penjahat tersebut telah melakukan penyerangan dan perkosaan pada hak dan kepentingan

hukum yang dilindungi. Maka, ia harus diberikan pidana yang setimpal dengan perbuatan

(berupa kejahatan) yang dilakukannya. Setiap kejahatan tidak boleh tidak harus diikuti oleh

pidana bagi pembuatnya, tidak dilihat akibat-akibat yang timbul dari penjatuhan pidana itu,

tidak memerhatihan masa depan, baik terhadap penjahat maupun masyarakat. Menjatuhkan

pidana tidak dimaksudkan untuk mencapai sesuatu yang praktis, tetapi bermaksud satu-

satunya penderitaan bagi penjahat.

Tindakan pembalasan di dalam penjatuhan pidana mempunyai dua arah, yaitu:

1) Ditujukan pada penjahatnya (sudut subjektif dari pembalasan)

2) Ditujukan untuk memenuhi kepuasan dari perasaan dendam di kalangan masyarakat

(sudut objektif dari pembalasan).

Ada beberapa macam dasar atau alasan pertimbangan tentang adanya keharusan

untuk diadakannya pembalasan itu, yaitu sebagai berikut.

1) Pertimbangan dari sudut Ketuhanan

Adanya pandangan dari sudut keagamaan bahwa hukum adalah suatu aturan yang

bersumber pada aturan Tuhan yang diturunkan melalui pemerintahan negara sebagai

wakil Tuhan di dunia. Oleh karena itu, negara wajib memelihara dan melaksanakan

hukum dengan cara setiap pelanggaran terhadap hukum wajib dibalas setimpal dengan

Page 13: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

pidana bagi pelanggarnya. Keadilan ketuhanan yang dicantumkan dalam undang-undang

duniawi harus dihormati dan barang siapa yang melanggar harus dipidana oleh negara

selaku wakil Tuhan dengan sekeras-kerasnya. Pandangan ini dianut oleh Thomas van

Aquino, Stahl, dan Rambonet.

2) Pandangan dari sudut etika

Pandangan ini berasal dari Immanuel Kant. Menurut rasio, tiap kejahatan itu

haruslah diikuti oleh suatu pidana. Menjatuhkan pidana yang sebagai sesuatu yang

dituntut oleh keadilan etis merupakan syarat etika. Pemerintahan negara mempunyai hak

untuk menjatuhkan pidana dalam rangka memenuhi keharusan yang dituntut oleh etika

tersebut. Penjatuhan pidana ini harus dilakukan meskipun tidak ada manfaat bagi

masyarakat maupun yang bersangkutan. Teori ini dikenal dengan deethischevergeldings

theorie.

3) Pandangan alam pikiran dialektika

Pandangan ini berasal dari Hegel. Menurutnya, pidana harus ada sebagai reaksi

dari setiap kejahatan. Hukum atau keadilan merupakan suatu kenyataan. Jika seseorang

melakukan kejahatan atau penyerangan terhadap keadilan, berarti ia mengingkari

kenyataan adanya hukum. Oleh karena itu, harus diikuti oleh suatu pidana berupa

ketidakadilan terhadap pelakunya untuk mengembalikan menjadi suatu keadilan atau

kembali tegaknya hukum. Teori ini disebut dengan de dialektische vergeldings theorie.

4) Pandangan Aesthetica

Page 14: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Menurut Herbart, pandangan ini berpangkal pada pikiran bahwa apabila kejahatan

tidak dibalas, maka akan menimbulkan rasa tidak puas pada masyarakat. Agar kepuasan

masyarakat dapat dicapai, maka harus dibalas dengan penjatuhan pidana yang setimpal

pada penjahat pelakunya. Setimpal artinya pidana harus dirasakan sebagai penderitaan

yang sama berat atau besar dengan penderitaan korban atau masyarakat.

5) Pandangan dari Heymans

Pandangan dalam hal pidana yang berupa pembalasan menurut Heymans

didasarkan ada niat pelaku. Ia menyatakan bahwa setiap niat yang tidak bertentangan

dengan kesusilaan dapat dan layak diberikan kepuasaan, tetapi niat yang bertentangan

dengan kesusilaan tidak perlu diberi kepuasan. Tidak diberi kepuasan ini berupa

penderitaan yang adil. Segala sesuatu yang bertentangan dengan kesusilaan tidak boleh

dicapai orang. Pandangan ini tidak bersifat membalas apa yang telah terjadi, tetapi

penderitaan itu lebih bersifat pencegahan (preventif).

6) Pandangan dari Kranenburg

Teori ini didasarkan pada asas keseimbangan. Karena ia mengemukakan

mengenai pembagian syarat-syarat untuk mendapatkan keuntungan dan kerugian, maka

terhadap hukum tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai suatu kedudukan yang

sederajat. Tetapi, mereka yang sanggup mengadakan syarat istimewa akan juga

mendapatkan keuntungan atau kerugian sesuai dengan syarat-syarat yang terlebih dahulu

diadakannya. Berdasarkan hal itu, bila seseorang berbuat kejahatan yang berarti ia

membuat suatu penderitaan istimewa bagi orang lain, maka sudahlah seimbang bahwa

penjahat itu diberi penderitaan istimewa yang besarnya sama dengan penderitaan yang

dilakukannya terhadap orang lain.

Page 15: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

2. Teori Relatif

Teori ini berpangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata

tertib (hukum) dalam masyarakat. Tujuan pidana adalah tata tertib masyarakat, dan untuk

menegakkan tata tertib itu diperlukan pidana.

Untuk mencapai tujuan ketertiban masyarakat tadi, maka pidana itu mempunyai tiga

macam sifat, yaitu:

1. Bersifat menakut-nakuti (afschrikking)

2. Bersifat memperbaiki (verbetering/reclasering)

3. Bersifat membinasakan (onschadelijkmaken)

Sementara itu sifat pencegahannya dari teori ini ada dua macam, yaitu:

1) Teori pencegahan umum

Di antara teori pencegahan umum ini, teori pidana yang bersifat menakut-nakuti

merupakan teori yang paling lama dianut orang. Menurut teori pencegahan umum ini,

pidana yang dijatuhkan pada penjahat ditujukan agar orang-orang (umum) menjadi takut

untuk berbuat kejahatan. Penjahat yang dijatuhi pidana ini dijadikan contoh oleh

masyarakat agar masyarakat tidak meniru dan melakukan perbuatan yang serupa dengan

penjahat itu.

Penganut teori ini misalnya seneca (romawi), berpandangan bahwa supaya khalak

ramai menjadi takut untuk melakukan kejahatan maka perlu dibuat pidana yang ganas

dengan eksekusinya yang kejam dilakukan di muka umum. Penjahat yang dipidana ini

dijadikan tontonan orang banyak agar semua orang takut untuk berbuat serupa.

Page 16: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Dalam perkembangannya, teori pencegahan umum dengan eksekusi kejam ini

banyak ditentang. Menurut Beccaria, hukum pidana harus diatur dalam suatu kodifikasi

dan sistematis agar semua orang bisa tahu perbuatan apa yang diancam pidana. Ia juga

meminta pidana mati dan penyiksaan yang kejam diganti dengan pidana yang

memerhatikan perikemanusiaan, pidana yang dijatuhkan ini jangan sampai melebihi

penderitaan yang diakibatkan oleh perbuatan penjahat itu.

Von Feuerbach, yang memperkenalkan teori pencegahan umum yang disebut

dengan psychologischezwang, menyatakan bahwa sifat menakut-nakuti dari pidana itu

bukan ada penjatuhan pidana inkonkrito, tetapi pada ancaman yang ditulis dalam UU.

Ancaman ini harus diketahui khalayak umum dan membuat setiap orang takut melakukan

kejahatan. Karena ancaman pidana ini dapat menimbulkan tekanan kejiwaan bagi setiap

orang.

Namun teori yang paling maju pada masa itu ini memiliki beberapa kelemahan,

antara lain:

a. Penjahat yang pernah atau beberapa kali melakukan kejahatan dan menjalani pidana,

perasaan takut terhadap ancaman pidana itu menjadi tipis bahkan hilang.

b. Ancaman pidana yang ditetapkan terlebih dahulu itu dapat tidak sesuai dengan

kejahatan yang dilakukan.

c. Orang-orang atau penjahat yang picik (bodoh) atau juga yang tidak mengetahui

perihal ancaman pidana itu, sifat menakut-nakutinya menjadi lemah atau tidak ada

sama sekali.

Karena kelemahan itulah muncul teori pencegahan umum yang menitikberatkan sifat

menakut-nakuti itu tidak pada ancaman pidana dalam UU maupun pada eksekusi yang

Page 17: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

kejam, melainkan pada penjatuhan pidana secara konkret oleh hakim pada penjahat. Menurut

Muller, dengan tujuan memberi rasa takut pada penjahat tertentu, hakim diperkenankan

menjatuhkan pidana yang beratnya melebihi ancaman pidananya agar para penjahat serupa

lainnya menjadi terkejut dan menyadari perbuatannya dapat dijatuhi pidana berat dan takut

melakukan perbuatan serupa.

2) Teori pencegahan khusus

Menurut teori ini, tujuan pidana adalah mencegah pelaku kejahatan yang telah

dipidana agar tidak mengulangi perbuatannya dan mencegah orang yang berniat buruk

untuk tidak mewujudkan niatnya itu ke dalam bentuk perbuatan nyata. Tujuan itu dapat

dicapai dengan jalan menjatuhkan pidana, yang sifatnya ada tiga macam, yaitu:

a. Menakut-nakutinya

b. Memperbaikinya

c. Membuatnya menjadi tidak berdaya

Maksud menakut-nakuti adalah pidana harus dapat memberi rasa takut bagi

orang-orang tertentu yang masih ada rasa takut agar ia tidak lagi mengulangi kejahatan

yang dilakukannya. Akan tetapi, ada juga orang-orang tertentu yang tidak lagi merasa

takut untuk mengulangi kejahatan yang dilakukannya. Pidana yang dijatuhkan terhadap

orang-orang seperti ini haruslah bersifat memperbaikinya. Sementara itu, orang-orang

yang ternyata tidak dapat lagi diperbaiki, pidana yang dijatuhkan terhadapnya haruslah

bersifat membuatnya menjadi tidak berdaya atau bersifat membinasakan.

Van Hamel berpandangan bahwa pencegahan umum dan pembalasan tidak boleh

dijadikan tujuan dan alasan penjatuhan pidana, tetapi pembalasan itu akan timbul dengan

sendirinya sebagai akibat dari pidana dan bukan sebab dari adanya pidana.

Page 18: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

3. Teori Gabungan

Teori ini mendasarkan pidana pada asas pembalasan dan asas pertahanan tata tertib

masyarakat. Dengan kata lain dua alasan itu menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Teori

gabungan ini dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:

a. Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan

Teori ini didukung oleh Pompe, yang berpandangan bahwa pidana tiada lain

adalah pembalasan pada penjahat, tetapi juga bertujuan untuk mempertahankan tata tertib

hukum agar kepentingan umum dapat diselamatkan dan terjamin dari kejahatan. Pidana

yang besifat pembalasan itu dapat dibenarkan apabila bermanfaat bagi pertahanan tata

tertib (hukum) masyarakat.

Zevenbergen berpandangan bahwa makna setiap pidana adalah suatu pembalasan,

tetapi mempunyai maksud melindungi tata tertib hukum sebab pidana itu adalah

mengembalikan dan mempertahankan ketaatan ada hukum dan pemerintahan. Pidana

baru dijatuhkan jika memang tidak ada jalan lain untuk mempertahankan tata tertib

hukum itu.

b. Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat

Menurut Simons, dasar primer pidana adalah pencegahan umum, dasar

sekundernya adalah pencegahan khusus. Pidana terutama ditujukan pada pencegahan

umum yang terletak pada ancaman pidananya dalam UU. Apabila hal ini tidak cukup

kuat dan tidak efektif dalam hal pencegahan umum itu, maka barulah diadakan

pencegahan khusus yang terletak dalam hal menakut-nakuti, memperbaiki, dan membuat

Page 19: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

tidak berdayanya penjahat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa pidana yang dijatuhkan

harus sesuai dengan hukum dari masyarakat.

Menurut Thomas Aquino, dasar pidana ialah kesejahteraan umum. Untuk adanya

pidana, harus ada kesalahan pada pelaku perbuatan, dan kesalahan itu hanya terdapat

pada perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan sukarela. Pidana yang dijatuhkan pada

orang yang melakukan dengan sukarela inilah bersifat pembalasan. Sifat membalas

pidana adalah sifat umum pidana, tetapi bukan tujuan dari pidana sebab tujuan pidana

pada hakikatnya adalah perlindungan tata tertib masyarakat.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Empiris. Metode penelitian

hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum

dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan

masyarakat.Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup di

masyarakat maka metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum

sosiologis.Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di

dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.

1.7.2 Sifat Penelitian

Penelitian dalam kaitannya dengan penulisan skripsi ini bersifat deskriptif yang akan

menggambarkan secara lengkap dan sistematis atas suatu fenomena hukum. Berdasarkan

Page 20: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Pendapat Abdulkadir Muhammad bahwa uraian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk

memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat

tertentu dan pada saat tertentu.7

1.7.3 Data dan Sumber Data

Sumber data diperoleh melalui:

a. Dataprimer, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1988 tentang Perbankan, dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

b. Datasekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustaanyang berupa buku-buku

literatur, pendapat pakar hukum sesuai dengan permasalahan yang dibahas, antar lain buku-

buku tentang teknologi elektronika, buku tentang hukum perbankan, buku tentang hukum

pidana, buku tentang pedoman penulisan ilmiah hukum.

c. Datatersier, yaitu kamus hukum dan kamus besar bahasa Indonesia.

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penulisan skirpsi ini menggunakan studi

dokumen yaitu membaca dan mencatat infomasi serta keterangan yang diperoleh dari literatur-

literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas. Sedangkanuntuk sumber

lapangan digunakan teknik wawancara dengan berdasarkan atas pedoman wawancara yang

dilakukan dengan pihak bank.

1.7.5 Teknik Penentuan Sampel Penelitian

7Abdulkadir Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandun, h.50

Page 21: BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id · dalam melayani nasabah, ... Pencurian uang nasabah bank melalui modus penggandaan kartu ... Apakah faktor-faktor penyebab

Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

teknik non-probabilitas atau non-probability sampling dengan bentuk purposive

sampling.Penarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, sampel dipilih atau ditentukan

sendiri oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan pertimbangan

bahwa telah memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu merupakan ciri utama

dari populasinya.8

1.7.6 Pengolahan Dan Analisis Data

Bahan hukum yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik bahan hukum primer,

sekunder dan tersier yang merupakan hasil dari studi kepustakaan dan wawancara. Data tersebut

kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian mengkualifikasikannya dan mengumpulkan data

kerangka penulisan skripsi secara menyeluruh. Selanjutnya data yang dikualifikasikan tersebut

dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan secara jelas dan

sistematis yang kemudian dapat diperoleh suatu kesimpulan dan permasalahan yang dibahas.

8 Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, h.87.