candida albicans

12
INTERAKSI FUNGI DENGAN MANUSIA- INTERAKSI CANDIDA ALBICANS PADA TUBUH MANUSIA Ahmad Arifandy H 12308144016 Wahyu Nuryadi H 12308144018 Setyo Sulistyono 12308144032

Upload: arifandyahmad

Post on 15-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hahah

TRANSCRIPT

INTERAKSI FUNGI DENGAN MANUSIA- INTERAKSI CANDIDA ALBICANS PADA TUBUH MANUSIA

Ahmad Arifandy H 12308144016

Wahyu Nuryadi H 12308144018

Setyo Sulistyono 12308144032

DESKRIPSI CANDIDA ALBICANS

Candida albicans (C. albicans) merupakan salah satu organisme komensalisme yang bertindak sebagai flora normal pada tubuh manusia dan tidak berbahaya karena bersifat sebagai saprofit. Tetapi C. albicans juga merupakan jamur yang paling banyak menyebabkan infeksi pada manusia, dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Infeksinya biasanya bersifat lokal seperti infeksi oral dan vaginal

CIRI – CIRI UMUM

Gram positif

Memiliki fase yeast

Reproduksi membentuk Budding ( Tunas )

Bentuk oval ( 5 µm ) dan juga pseudohypha

Kondisi defisit nutrient membentuk chlamydospora

Gambar 1. Candica albicans (a) pemeriksaan sputum dengan pewarnaan gram-positif (b)

bentuk budding yeast (c) pseudohyphae.

GAMBAR 2. CANDIDA ALBICANS. (A). BLASTOSPORA DAN PSEUDOHIFA DALAM EKSUDAT, (B). BLASTOSPORA, PSEUDOHIFA, DAN KLAMIDOSPORA (KONIDIUM)

DALAM BIAKAN PADA SABOURAUD’S AGAR 20°C (C). BIAKAN MUDA MEMBENTUK TABUNG-TABUNG BENIH BILA DILETAKKAN DALAM SERUM SELAMA 3 JAM PADA 37°C

(CUT MIRNA, 2014).

STRUKTUR FISIK CANDIDA ALBICANS TERDIRI DARI DINDING SEL, MEMBRAN SEL, SITOPLASMA DAN NUKLEUS. MEMBRAN SEL CANDIDA ALBICANS TERDIRI DARI FOSFOLIPID GANDA (LIPID BILAYER), LAPISAN TERLUAR KAYA AKAN PHOSPHATIDYL, CHOLINE, ERGOSTEROL DAN SPHINGOLIPIDS. SPHINGOLIPIDS MENGANDUNG KOMPONEN NEGATIF PALING BESAR PADA MEMBRAN PLASMA DAN MEMEGANG PERANAN PENTING SEBAGAI TARGET ANTIMIKOTIK.

PATOGENESIS C. albicans adalah jamur

komensal yang secara normal hidup di mukosa manusia maupun hewan. Infeksi oleh jamur ini disebut Candidiasis. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, menyerang semua umur baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini timbul apabila terdapat faktor predisposisi baik faktor yang bersifat endogen maupun eksogen. Faktor-faktor predisposisi yang berkaitan dengan infeksi Candida

Human

C. albicans

Quantity and quality of C.

albicans

FAKTOR ENDOGENPerubahan fisiologis Kehamilan, adanya perubahan pH pada vagina Kegemukan, karena banyaknya keringat Debilitas Iatrogenik Endokrinopati, gangguan gula darah pada kulit Penyakit-penyakit kronik dengan keadaan umum yang

buruk

Umur : Orang tua dan bayi lebih mudah terinfeksi, dikarenakan status imunologisnya yang tidak sempurna. munologik.

FAKTOR EKSOGEN

Iklim, panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat

Kebersihan kulit Kebiasaan, sebagai contoh kebiasaan merendam kaki

yang terlalu lama dapat menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.

Kontak dengan penderita.

INFEKSI CANDIDA

Infeksi Candida berkaitan dengan perubahan bentuk sel-sel Candida dari bentuk yeast menjadi bentuk mycelium. Bentuk mycelium berbentuk panjang dengan struktur seperti akar yang disebut rhizoid. Rhizoid dapat menembus mukosa yang terdapat di mulut dan vagina, dan dapat juga masuk melalui sel-sel epitel di saluran cerna. Invasi ini dapat berlanjut hingga ke pembuluh darah dan menyebabkan septikemia. Selain itu penggunaan kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu yang lama juga mempermudah terjadinya infeksi oleh jamur ini (Narins et al, 2003; .Kayser et al, 2005).

MANIFESTASI KLINIS

candidiasis oral

candidiasis vaginal

Candidiasis mukosa umum

C. albicans

PENGOBATAN

Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor predisposisi yang memicu timbulnya infeksi. Pengobatan medikomantosa diberikan sesuai dengan lokasi infeksi. Ketokonazol merupakan salah satu obat yang sering digunakan untuk pengobatan candidiasis, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Orhon dkk, bahwa sebanyak 91,4% C. albicans yang diisolasi dari pasien-pasien infeksi oleh karena penggunaan kateter, vaginitis dan infeksi oral masih sensitif terhadap ketokonazol (Orhon et al, 1999; Arenas, 2001; Narins et al, 2003; Brooks et al, 2004; Kayser et al, 2005).