efektivitas berkumur menggunakan obat kumur dari bahan bunga rosella (hibiscus sabdariffa l.) untuk...
DESCRIPTION
EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN OBAT KUMUR DARI BAHAN BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) UNTUK MENGHAMBAT PEMBENTUKAN KOLONI BAKTERI DAN CANDIDA ALBICANS PADA MAHKOTA AKRILIKTRANSCRIPT
EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN OBAT KUMUR DARI BAHAN
BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) UNTUK MENGHAMBAT
PEMBENTUKAN KOLONI BAKTERI DAN CANDIDA ALBICANS PADA
MAHKOTA AKRILIK
Erwin Sutono, Edy Machmud , Moh.DharmautamaBagian ProstodonsiaFakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
ABSTRAKPendahuluan : Obat kumur diyakini dapat mencegah pertumbuhan plak gigi dan menghambat bakteri gram positif dan negatif serta jamur. Jamur yang umumnya ditemukan pada pasien pemakai gigitiruan cekat khususnya mahkota akrilik adalah jamur Candida albicans. Pada umumnya obat kumur mengandung 5-25% alkohol. Alkohol dimasukkan dalam obat kumur untuk beberapa kegunaan, antara lain sebagai antiseptik, menstabilkan ramuan-ramuan aktif dalam obat kumur, memperpanjang masa simpan dari obat kumur, mencegah pencemaran dari mikroorganisme, dan melarutkan bahan-bahan pemberi rasaNamun demikian kandungan alkohol dalam obat kumur ini menyebabkan individu-individu tertentu tidak dapat menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol, seperti anak-anak, ibu hamil/menyusui, pecandu alkohol, pasien-pasien yang menggunakan metronidazole, pasien dengan xerostomia, dan penganut keyakinan religius tertentu. Untuk itu diperlukan suatu obat kumur alternatif yang bebas dari alkohol sehingga bisa digunakan oleh semua individu. Tujuan Penelitian : Untuk meneliti efektivitas berkumur dengan menggunakan bahan obat kumur yang terbuat dari seduhan rosella (Hibiscus sabdarifa L) terhadap pembentukan koloni bakteri dan Candida albicans pada mahkota akrilik.Bahan dan metode : Sebanyak 5 orang pemakai mahkota akrilik diminta berkumur menggunakan 4 jenis konsentrasi seduhan infusa Rosella yang berbeda selama 30 detik serta menggunakan kontrol berkumur dengan akuades dengan jarak antara selama 1 minggu untuk tiap konsentrasi kemudian dilakukan pemeriksaan koloni bakteri, dan koloni Candida albicans. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji One way Anova dan Wilcoxon rank test.Hasil Penelitian : koloni bakteri dan Candida albicans (p<0.05) pada obat kumur dari bahan seduhan kelopak bunga rosella konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan jumlah Simpulan : Pada konsentrasi 10% dapat menghambat koloni bakteri sedangkan pada konsentrasi 5% dapat menghambat pembentukan koloni Candida albicans . Terdapat pengaruh berkumur dengan seduhan bunga rosella (Hibiscus sabdarifa L) untuk menghambat pembentukan koloni bakteri, dan koloni Candida albicans Kata Kunci:obat kumur , bunga rosella, bakteri, Candida albicans
Background : Mouthwash is believed can prevent the growth of dental plaque and inhibiting bacteria gram positive and negative and candida . Candida that is commonly found in patients with acrylic crown is Candida albicans. In general mouthwash contains 5-25% alcohol. Alcohol in mouthwash have several purposes, as an antiseptic, to stabilize the active ingredients in mouthwash, extending the shelf life of mouthwash, to prevent contamination from microorganisms, and dissolving the ingredients. However, the alcohol content in mouthwash is causing certain individuals can not use mouthwash containing alcohol, such as children, pregnant / lactating woman, patients who are using metronidazole, patients with xerostomia, and adherents of religious beliefs particular. For that we need an alternative mouthwash free from alcohol so that it can be used by all individuals.The aim : To investigate the effectiveness of gargling with mouthwash use of materials made from roselle (Hibiscus sabdarifa L) on the formation of colonies of bacteria and Candida albicans on acrylic crown.Material and Method : Five people who use acrylic crown were asked to rinse using 4 kinds rosella concentration for 30 seconds and rinse with distilled water between 1 week for each concentration then examined bacterial colonies, and colonies of Candida albicans. Analysis of the data in this study using One way ANOVA test and Wilcoxon rank test.Result : Gargling using mouthwash made from roselle with various concentration showed significant effect on decreasing the number of the colony of bacteria and Candida albicans (p <0:05)Conclusion : At a concentration of 10% may inhibit bacterial colonies and concentrations of 5% can inhibit the colony formation of Candida albicans. Gardling with roselle (Hibiscus sabdarifa L) can inhibit the formation of bacterial colonies, and colonies of Candida albicansKeywords: mouthwash, rosella flowers, bacteria, Candida albicansCorrespondence : Erwin Sutono, Jl. Bacan 98 Makassar, Indonesia ; e-mail: [email protected]
PENDAHULUAN
Mahkota atau umumnya disebut restorasi jaket merupakan salah satu restorasi
alternatif yang dibuat untuk rehabilitasi estetik pada gigi yang mengalami karies. Bahan yang
umumnya digunakan dapat berupa akrilik, porselen, atau kombinasi logam-porselen yang
menyerupai selubung dengan bentuk dan warnanya disesuaikan gigi alami. . Jenis bahan
gigitiruan yang umumnya digunakan oleh pasien adalah akrilik, hal ini dikarenakan oleh
akrilik yang terbilang ekonomis dan estetiknya baik serta tahan lama. Dalam penggunaannya,
suatu bahan restorasi memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan jaringan gingiva
dan periodontal terutama dalam hubungannya terhadap pertumbuhan koloni bakteri dan
jamur di sekitar permukaan gigitiruan.
Kebanyakan antiseptik dikemas dalam bentuk obat kumur, walaupun ada beberapa
yang dikemas dalam bentuk gel/pasta gigi. Sejumlah agen antimikroba yang telah diteliti
dapat mengendalikan plak supragingiva terbagi menjadi antiseptik bisguanide, antiseptik
quartenary ammonium, antiseptik phenolic, oxygenating agent, ion logam dan produk
alamiah. Pemakaian antiseptik sebagai obat kumur mempunyai peran ganda yaitu sebagai
pencegahan langsung pertumbuhan koloni bakteri dan jamur, juga untuk mencegah
pembentukan plak gigi pada daerah supra maupun subgingiva. Sampai sekarang kontrol plak
secara kimia dengan menggunakan antiseptik sebagai obat kumur berkembang dengan pesat
baik di lingkungan dokter gigi maupun di kalangan masyarakat.
Penggunaan tanaman obat dari bahan alami saat ini semakin luas dan menjadi salah
satu bagian dari kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat. Hingga saat ini, belum banyak
tanaman obat tradisional yang diteliti kandungan kimia, khasiat/kegunaan maupun efek
sampingnya secara luas. Salah satu jenis tanaman obat tradisional yang sekarang banyak
dikonsumsi di masyarakat adalah bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.). Bentuk sediaan
bunga rosella di pasaran umumnya berbentuk teh dan diseduh dengan air panas.
Oleh karena manfaat yang sangat banyak ini, olahan rosella telah banyak digunakan di
masyarakat secara luas dan tersedia dalam berbagai macam sediaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Dharmautama diperoleh bahwa ekstrak kelopak bunga rosella (hibiscus sabdarifa L)
memiliki efek antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans yang terdapat pada plat basis
gigitiruan resin akrilik dan meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak
kelopak bunga rosella. Konsentrasi 40 % ekstrak kelopak rosella memiliki daya antifungi
yang sama dengan tablet ketoconazol 200 mg berdasarkan analisis uji LSD. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa seduhan ekstrak kelopak bunga rosella dapat dijadikan salah satu
alternatif antibakteri dan antiplak dengan konsentrasi tertentu. 3
Pada penelitian lain secara invitro yang menggunakan sampel 20 lempengan plat resin
heat curing akrilik dan dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 sampel
dan dilakukan perendaman ke dalam larutan ekstrak bunga rosella dengan konsentrasi 40 %
dalam periode waktu yang berbeda yaitu 1 hari , 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 4
minggu menunjukkan tidak ada perubahan dan tidak berpengaruh terhadap ketahanan
kekuatan transversa dari plat tersebut.3
Selanjutnya pada penelitian lain secara invitro dan yang dilakukan oleh Dharmautama
dan Kurniadi yang menggunakan perendaman pada plat akrilik dalam ekstrak rosella tidak
menyebabkan perubahan warna pada gigitiruan akrilik. Hal ini disebabkan oleh jenis warna
yang ada pada ekstrak rosella adalah jenis warna yang berasal dari bahan alam.4
Berdasarkan latar belakang tersebut maka maksud dari penelitian ini adalah untuk
meneliti efektivitas berkumur dengan menggunakan bahan yang terbuat dari seduhan rosella
(Hibiscus Sabdarifa L) terhadap pembentukan koloni bakteri dan Candida albicans pada
mahkota akrilik.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental klinis pre dan post test design
dan dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UNHAS bagian Prostodonsia,
Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi UNHAS pada
bulan Juni – Juli 2013. Populasi penelitian ini adalah pasien yang datang di Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Bagian Prostodonsi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi pasien pada penelitian ini yaitu : Pasien berusia antara 21-60 tahun, telah
menggunakan mahkota dari bahan akrilik minimal selama 1 minggu, memiliki kedalaman
sulkus gingiva <3 mm, tidak mengalami gangguan penyakit periodontal dan tidak menderita
denture stomatitis, Candida albicans serta HIV-AIDS. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu
apabila pasien memiliki kebiasaan merokok serta memiliki karies yang tidak terkontrol.
Obat kumur dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
90 0 C selama 15 menit. Obat kumur dari bahan rosella yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki 4 konsentrasi berbeda yaitu 5%, 10%, 20%, dan 40% yang berupa ekstrak infusa dari
kelopak bunga rosella dengan berbagai jenis konsentrasi. Cara infusa diyakini sebagai cara
yang efektif untuk menyari daun atau bunga dari suatu jenis simplisia. Prosedur
pembuatannya yaitu menggunakan 50 gram, 100 gram, 200 gram dan 400 gram kelopak
bunga rosella dan disari menggunakan 1 liter (1000 ml) akuades dan dipanaskan hingga suhu
900 selama 15 menit kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan dicukupkan
hingga 1000 ml. Selanjutnya disimpan di dalam wadah dan ditutup rapat .
Seluruh sampel yang telah dirawat sebelumnya dengan mahkota akrilik akibat
mengalami karies gigi diminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian. Selanjutnya
dilakukan pengambilan apusan plak yang terdapat pada mahkota akrilik menggunakan paper
point kemudian dimasukkan dalam medium transport untuk dilakukan pemeriksaan bakteri
dan Candida albicans di laboratorium. Kemudian sampel diminta untuk berkumur sebanyak
10 ml selama 30 detik dengan menggunakan infusa rosella sesuai konsentrasi yang akan
diperiksa dan dilakukan pemeriksaan apusan plak yang terdapat pada mahkota akrilik
menggunakan paper point dan dimasukkan kedalam medium transport untuk dilakukan
pemeriksaan bakteri dan Candida albicans di laboratorium.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan dan skala ukur
yang digunakan. Dari data yang dikumpulkan, selanjutnya dianalisis secara statistik
menggunakan uji statistik. Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif ketegorikal
berpasangan maka uji statistik yang digunakan adalah uji marginal homogenity atau
Wilcoxon.Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % atau nilai p< 0,05. Semua uji
diproses dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 17.
HASIL
Tabel 1. Hasil Pengukuran Jumlah Bakteri Pada Mahkota Akrilik sebelum dan setelah
berkumur dengan obat kumur dari bahan rosella (Hibiscus sabdariffa L) berbagai konsentrasi
Jenis Konsentrasi Infusa mean SD pJumlah Bakteri 5% Pre test 36,00 20,917 0,043 Post test 22,80 14,412 10% Pre test 76,20 29,677 0,043 Post test 20,60 13,740 20% Pre test 27,80 8,758 0,043 Post test 13,20 5,805 40% Pre test 94,80 24,672 0,043 Post test 41,40 30,501 Kontrol Pre test 177,60 77,008 0,074 Post test 174,20 73,476
Gambar 1 . Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 10%. penurunan signifikan mulai terjadi pada konsentrasi 10% (pre test =76,20,post test=20,60)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Jumlah Candida albicans Pada Mahkota Akrilik sebelum dan
setelah berkumur dengan infusa seduhan rosella (Hibiscus sabdariffa L) berbagai konsentrasi
Jenis Konsentrasi infusa mean SD pJumlah Candida
albicans5% Pre test
59,60 55,739 0,043
Post test 7,20 11,16710% Pre test 69,40 61,541 0,043
Post test 24,80 43,27520% Pre test 69,40 67,715 0,043
Post test 9,60 8,44440% Pre test 54,80 53,649 0,042
Post test 21,80 41,517Kontrol Pre test 38,00 29,257 0,059
Post test 36,00 29,283
Gambar 2 . Sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa 5%. Penurunan signifikan mulai terjadi pada konsentrasi 5% (pre test =59.60,post test=7,20)
PEMBAHASAN
Pada tabel 1. dari hasil diatas menunjukkan bahwa setelah berkumur menggunakan
obat kumur dari ekstrak infusa rosella (Hibiscus sabdariffa L) dengan berbagai jenis
konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. menunjukkan adanya pengaruh berkumur terhadap
penurunan jumlah bakteri pada konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. Penurunan jumlah
bakteri secara signifikan mulai terjadi pada penggunaan konsentrasi 10% ( pre test= 76.20;
post test= 20.60). tetapi pada konsentrasi 20% tidak terlalu signifikan (pre test =27.80; post
test= 13.20). Hal ini dapat diakibatkan karena terdapat jumlah bakteri yang mulai meningkat
seiring masa pemakaian mahkota akrilik (setelah pemakaian 3 minggu) dimana telah terjadi
penyerapan, perlekatan bakeri dan plak secara simultan disekitar mahkota akrilik sehingga
efektivitas daya hambat dan daya antibakteri dari bahan aktif rosella konsentrasi 20% yaitu
flavonoid tidak sanggup untuk bertindak sebagai antibakteri. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Goyal, 2010 yang melakukan penelitian konsentrasi efektif
kandungan flavonoid terhadap beberapa jenis bakteri gram postif dan negatif 26. Tetapi pada
konsentrasi 40% diperoleh hasil yang sangat signifikan ( pre test = 94.40; post test = 41.40 ).
Hal ini bisa disebabkan oleh karena konsentrasi infusa rosella 40% memiliki kepekatan
kandungan zat aktif yang tinggi dan keasaman yang tinggi sehingga mampu memberikan efek
antibakteri yang kuat sehingga meskipun jumlah bakteri yang ada pada mahkota akrilik dalam
jumlah yang signifikan akibat adanya akumulasi plak, namun masih bisa efektif dihilangkan.
Sedangkan pada kontrol tidak ditemukan perbedaan jumlah bakteri p>0,05 menunjukkan
bahwa berkumur dengan menggunakan akuades tidak berpengaruh terhadap pengurangan
jumlah bakteri pada pengguna mahkota akrilik.
Pada tabel 2, dari hasil diatas menunjukkan bahwa setelah berkumur menggunakan
obat kumur dari ekstrak infusa rosella (Hibiscus sabdariffa L) dengan berbagai jenis
konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. menunjukkan adanya pengaruh berkumur terhadap
penurunan jumlah Candida albicans pada konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. Penurunan
signifikan mulai terjadi pada konsentrasi 5% (pre test =59.60,post test=7,20), pada konsentrasi
20% (pre test= 69.40,post test= 24.80), dan pada konsentrasi 40% tampak menunjukkan hasil
yang tidak terlalu jauh bila dibandingkan konsentrasi 5% (pre test= 54.80, post test= 21.80).
Sedangkan pada kontrol tidak ditemukan perbedaan jumlah Candida albicans p>0,05. Hal
ini menyatakan bahwa konsentrasi 5% dari infusa rosella sudah dapat memberikan efek
antifungi terhadap Candida albicans. Sedangkan pada kontrol tidak ditemukan perbedaan
jumlah bakteri p>0,05 menunjukkan bahwa berkumur dengan menggunakan akuades tidak
berpengaruh terhadap pengurangan jumlah Candida albicans pada pengguna mahkota akrilik.
Kandungan senyawa polifenol yang terdapat dalam coklat, kopi dan teh dapat berperan
dalam pencegahan proses karies karena senyawa ini memiliki aksi antimikroba. Kandungan
polifenol didalam coklat secara bermakna mengurangi pembentukan biofilm dan produksi
asam yang dihasilkan oleh Streptococcus Mutans dan S. Sanguinis. Disisi lain kandungan
trigonelline, kafein, dan asam chlorogenic yang terdapat pada kopi dan teh dapat
mempengaruhi perlekatan S. mutans terhadap permukaan saliva. Penelitian yang
membandingkan teh hijau, teh oolong dan teh hitam menunjukkan bahwa kandungan polifenol
dalam teh memiliki efek antikaries melalui ikatan antimikrobial antara galloyl ester –
epichathechin – epigallocatechine dan gallocathecine yang menunjukkan adanya penurunan
aktivitas antibakteri.
Polifenol merupakan salah satu dari banyak kelompok substansi didalam tanaman,
termasuk banyak varietas molekul yang terkandung dalam cincin aromatik dengan satu atau
lebih gugus hidroksil. Polifenol dapat dibagi dalam beberapa kelompok tergantung jumlah
cincin fenol yang saling berikatan. Kelompok utama dari polifenol yaitu : flavonoid, asam
fenol, alkohol fenol, stilbenes dan lignan.
Kandungan polifenol pada teh dapat mencegah demineralisasi email pada dua jenis
penelitian in-vitro. Dari suatu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan
polifenol dapat berpengaruh terhadap remineralisasi email dan tidak memberikan aksi
merusak terhadap kandungan fluor. Penelitian ini mendukung hasil yang diperoleh
sebelumnya tentang efek antikaries dan antimikroba dari senyawa polifenol . Penurunan
jumlah plak dan bakteri pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan di
Jepang terhadap pengaruh kandungan polifenol teh oolong yang menunjukkan adanya
manfaat dalam mengontrol plak dan karies gigi. Penelitian ini meneliti ekstrak teh oolong dan
secara kromatografi mengisolasi kandungan polifenol dan efek secara in vitro
glucosyltransferase (GTases) dari streptococcus mutans dan perkembangan karies pada tikus
Spraque-dawley yang terinfeksi streptococcus mutans. Sampel menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan bakteri. Namun. ketidaklarutan sintesis glukan dari sukrosa yang dihasilkan oleh
GTases S.mutan dan S.sobrinus secara nyata tampak, seperti halnya ketergantungan sel dari
streptococcus mutan terhadap sukrosa. Pemberian ekstrak teh oolong dan komponen polifenol
kedalam makanan dan air minum menghasilkan pengurangan signifikan dari perkembangan
karies dan akumulasi plak pada tikus yang terinfeksi streptococcus mutans.
SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi
minimal yaitu 10% efektivitas berkumur dengan menggunakan ekstrak infusa kelopak bunga
rosella (Hibiscus Sabdarifa L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada mahkota resin
akrilik , sedangkan untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans pada mahkota resin
akrilik pada konsentrasi minimal 5%
DAFTAR PUSTAKA
1. Zanatta FB, Antiniazzi, Rosing CK. Staining and calculus formation after 0.12% chlorhexidine rinses in plaque-free and plaque covered surfaces: a randomized trial., J Appl Oral Sci. 2010;18(5):515-21
2. DePaola LG, Spolarich AE. Safety and efficacy of antimicrobial mouthrinse in clinical practice. Journal of Dental Hygiene 2007: 13-22
3. Dharmautama M,Tanjong A. Pengaruh konsentrasi ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdarifa L) terhadap koloni Candida albicans yang terdapat pada plat gigitiruan; 2011.76
4. Dharmautama., Kurniadi, Pengaruh Perendaman dengan Ekstrak Kelopak Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Perubahan Warna Plat Resin Akrilik . Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013 [skripsi].
5. Mahanani SH., efektifitas obat kumur yang mengandung infus siwak (salvadora persica), ekstrak sirih (piper bitle. Linn) dan chlorhexidine terhadap penurunan plak (eksperimental klinis). Tesis., h ttp://digilib.fk.umy.ac.id/gdl.php? mod=browse&op=read &id=yoptumyfkpp-gdl-ervitatrip-510. Accessed Mar 2 2013
6. Yining W, Xiao M, Dullea C, Min T, Hong G, Adusimilli P, dkk . Evaluation of denture cleanser effectiveness in plaque removal. Beijing; GSK-TSKf Oral Care R&D
Center: [internet]. Available from: URL:http://www.gskdentalscience.com. Accessed Mar 2 , 2012.
7. Najib MA, Permana HJ, Sari VP. Peran enzim bromealin pada bonggol nanas (ananas comosus) sebagai pengurai perlekatan bakteri plak. JITEKGI; 2011: 9(1): 33-4.
8. Kristiana D. Kekuatan transversa (transversal strength) akrilik self cured dan akrilik heat cured direndam rebusan daun sirih (piper bitle) sebagai bahan pembersih gigitiruan lepasan. M I Kedokteran Gigi; 2007: 22(4): 121-2.
9. Albert-Kiszley A, Pjetursson BE, Salvi GE, et al. Comparison of the effects of cetylpyridinium chloride with an essential oil mouthrinse on dental plaque and gingivitis- a six month randomized controlled clinical trial. 2007; 34: 658
10. Akande OO, Alada ARA, Aderinokun GA, et al. Efficacy of diferent brands of mouthwash rinses on oral bacterial loud count in healthy adults. African Journal of Biomedical Research. 2004; 7: 125-6
11. McCullough MJ, Farah CS. The role of alcohol in oral carcinogenesis with particular reference to alcohol-containing mouthwashes. ADJ. 2008: 304
12. Prijantojo. Peranan chlorhexidine terhadap kelainan gigi dan rongga mulut. Cermin Dunia Kedokteran. 1996; 113: 33- 36
13. Eley BM. Antibacterial agents in the control of supragingival plaque- review. British dent J. 1999; 186(6):286-93
14. Elza NS. Perbandingan Efektifitas Obat Kumur Bebas Alkohol yang Mengandung Cetylpyridinium Chloride (CPC) dengan Chlorhexidine (CHX) terhadap Streptococcus mutans (Penelitian In Vitro). Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25049
15. Prijantojo. Antiseptik sebagai obat kumur- peranannya terhadap pembentukan plak gigi dan radang gusi. Cermin Dunia Kedokteran. 1996; 113: 28-31
16. Latief KH. Perbandingan Efektivitas berkumur dengan larutan the hijau seduh konsentrasi 100% dan 25% dalam menghambat pembentukan plak gigi secara klinis pada enam permukaan gigi (penelitian klinis pada mahasiswa FKG UI angkatan 2005-2008) . Universitas Indonesia, 2009 Tesis, Available from: http://lontar.ui.ac.id. Accessed Feb 5 2013
17. Baraas F, 2006. Kardiologi Molekuler. Kardia Iqratama Jakarta.18. Hartoyo Arif, 2005. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan: Sebuah Tinjauan Ilmiah.
Kanisius, Yogyakarta.19. Chang YC, Huang KX, Huang AC, Ho YC, Wang CJ, 2004. Hibiscus Anthocyanins -
Rich Extract Inhibited LDL Oxidation and ox-LDL Mediated Macrophages Apoptosis. Food Chem Toxicol 44: 1015-23.
20. Hirunpanich Vilasinee, Anocha U, Noppawan PM, Nuntavan B, Hithoshi S, Angkana H, Chutamanee S, 2006. Hypocholesterolemic and Antioxidant Effect of Aqueous Extract From The Dried Calyx of Hibiscus sabdariffa L. in Hypercholesterolemic Rats. Journal of Ethnopharmacology 103: 252-60.
21. Ferrazzano G, Amato I, Ingentito A. Anti-cariogenic effects of polyphenols from plant stimulant beverages(cocoa, coffee, tea) . Fitoterapia 80 (2009) 255–62
22. Harborne JB, Simmonds NW. The natural distribution of the phenolic aglycones. In: Harborne J, editor. Biochemistry of phenolic compounds.London-New York: Academic Press; 1964. p. 77.
23. Middleton Jr E, Kandaswami C. The impact of plant flavonoids on mammalian biology: implications for immunity, inflammation and cancer. In: Harborne JB, editor. The flavonoids. Advances since 1986. London: Chapman and Hall; 1986. p. 619.
24. Li JY, Zhan L, Barlow J, Lynch RJ, Zhou XD, Liu TJ. Effect of tea polyphenol on the demineralization and remineralization of enamel in vitro . Journal Of Shichuan University 2004;vol. 35(3):364.
25. Ooshima T, Minami T, Aono W, Izumitani A, Sobue S, Fujiwara T, et al. Oolong tea polyphenols inhibit experimental dental caries in SPF rats infected with mutans streptococci. Caries Res. 1993; 27:124-9.
26. Goyal P, Anggarwal BK. A Study on Combinatorial Effects of Various Flavonoids for Their Antibacterial Potential Against Clinically Significant Bacterial Species. Hacettepe J. Biol.Chem., 2010, 38 (4) 255-8
27. Hattori M, Kusumoto IT, Namba T, Ishigami T, Hara Y. Chem Pharm Bull, Antimicrobial properties of tea (Camellia sinensis L.). Tokyo 1990;38(3):717.
28. Rasheed A, Haider M. Antibacterial activity of Camellia sinensis extracts against dental caries. Arch Pharm Res 1998;21(3):348.
29. Kashket S, Paolino VJ. Inhibition of salivary amylase by water-soluble extracts of tea. Arch Oral Biol 1988;33(11):845.
30. Astill C, Birch MR, Decombe C. Factors Affecting the caffeine and polyphenol contents of black and green tea Infusions. J Agric Food Chem 2001; 49: 5340-7