cai.docx

4
Ribuan Warga Demo Tolak PT SM Posted on November 23, 2010 by usirsorikmasmining Monday, 22 November 2010 22:33 Ribuan masyarakat Kecamatan Naga Juang tergabung dalam Aliansi Forum Masyarakat Naga Juang (FMNJ) berunjuk rasa ke gedung DPRD Mandailing Natal (Madina), Senin (22/11/2010), menolak perusahaan tambang emas PT Sorikmas Mining beroperasi di Naga Juang sekitarnya. FMNJ terdiri dari tujuh desa yakni Desa Banua Rakyat, Banua Simanosor, Humbang I, Sayur Matua, Tambiski Nauli, Tambiski dan Tarutung Panjang. Ribuan masyarakat dalam pernyataan sikapnya menyatakan, surat No 02/FMN.TT/2010 yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia tanggal 11 Oktober 2010, agar izin kontrak karya PT Sorikmas Mining ditinjau ulang di wilayah Kabupaten Mandailing Natal, harus ditindaklanjuti. Kemudian, masyarakat Naga Juang menolak segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT Sorikmas Mining di wilayah Kecamatan Naga Juang. Masyarakat Naga Juang juga meminta Bupati dan DPRD Madina serta instansi terkait, agar dapat memperjuangkan aspirasi penolakan terhadap PT Sorikmas Mining. Apabila tidak ada penyelesaiannya, maka masyarakat akan menduduki PT Sorikmas Mining hingga keluar dari bumi Mandailing Natal. Dalam pernyataan sikap terakhirnya, masyarakat Naga Juang menyatakan akan menutup semua akses jalan PT Sorikmas Mining di wilayah Naga Juang pada tanggal 1 Desember 2010, apabila tidak ada penyelesaian dari Bupati dan DPRD Madina. Dalam orasi maupun spanduk yang dibawa pendemo menunjukkan bahwa penolakan terhadap PT Sorikmas Mining adalah harga mati. Karena PT Sorikmas Mining sangat merugikan dan meresahkan masyarakat Kecamatan Naga Juang sekitarnya. Isi dari spanduk para pendemo antara lain, pemerintah wajib mendekat diri pada kepentingan masyarakat dan Pemerintah Madina harus membentuk tim manajemen independen untuk studi Amdal PT Sorikmas Mining. Kepada DPRD, buktikan bahwa DPRD Madina pro rakyat. Dalam orasi yang disampaikan, masyrakat mendesak supaya PT Sorikmas Mining angkat kaki secepatnya dari Madina karena PT Sorikmas Mining sudah meresahkan masyarakat Naga Juang yang berada di sekitar areal tambang. Nurdin (47), salah seorang pengunjuk rasa yang berhasil dikonfirmasi wartawan menyatakan, masyarakat sangat khawatir dengan adanya perusahaan pertambangan PT Sorikmas Mining di wilayah mereka. Sebab keberadaan tambang tersebut dinilai akan merusak struktur tanah dan hal itu amat sangat berbahaya.

Upload: atibaus

Post on 03-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ribuan Warga Demo Tolak PTSMPosted on November 23, 2010 by usirsorikmasmining Monday, 22 November 2010 22:33Ribuan masyarakat Kecamatan Naga Juang tergabung dalam Aliansi Forum Masyarakat Naga Juang (FMNJ) berunjuk rasa ke gedung DPRD Mandailing Natal (Madina), Senin (22/11/2010), menolak perusahaan tambang emas PT Sorikmas Mining beroperasi di Naga Juang sekitarnya.FMNJ terdiri dari tujuh desa yakni Desa Banua Rakyat, Banua Simanosor, Humbang I, Sayur Matua, Tambiski Nauli, Tambiski dan Tarutung Panjang.Ribuan masyarakat dalam pernyataan sikapnya menyatakan, surat No 02/FMN.TT/2010 yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia tanggal 11 Oktober 2010, agar izin kontrak karya PT Sorikmas Mining ditinjau ulang di wilayah Kabupaten Mandailing Natal, harus ditindaklanjuti.Kemudian, masyarakat Naga Juang menolak segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT Sorikmas Mining di wilayah Kecamatan Naga Juang.Masyarakat Naga Juang juga meminta Bupati dan DPRD Madina serta instansi terkait, agar dapat memperjuangkan aspirasi penolakan terhadap PT Sorikmas Mining. Apabila tidak ada penyelesaiannya, maka masyarakat akan menduduki PT Sorikmas Mining hingga keluar dari bumi Mandailing Natal.Dalam pernyataan sikap terakhirnya, masyarakat Naga Juang menyatakan akan menutup semua akses jalan PT Sorikmas Mining di wilayah Naga Juang pada tanggal 1 Desember 2010, apabila tidak ada penyelesaian dari Bupati dan DPRD Madina.Dalam orasi maupun spanduk yang dibawa pendemo menunjukkan bahwa penolakan terhadap PT Sorikmas Mining adalah harga mati. Karena PT Sorikmas Mining sangat merugikan dan meresahkan masyarakat Kecamatan Naga Juang sekitarnya.Isi dari spanduk para pendemo antara lain, pemerintah wajib mendekat diri pada kepentingan masyarakat dan Pemerintah Madina harus membentuk tim manajemen independen untuk studi Amdal PT Sorikmas Mining. Kepada DPRD, buktikan bahwa DPRD Madina pro rakyat.Dalam orasi yang disampaikan, masyrakat mendesak supaya PT Sorikmas Mining angkat kaki secepatnya dari Madina karena PT Sorikmas Mining sudah meresahkan masyarakat Naga Juang yang berada di sekitar areal tambang.Nurdin (47), salah seorang pengunjuk rasa yang berhasil dikonfirmasi wartawan menyatakan, masyarakat sangat khawatir dengan adanya perusahaan pertambangan PT Sorikmas Mining di wilayah mereka. Sebab keberadaan tambang tersebut dinilai akan merusak struktur tanah dan hal itu amat sangat berbahaya.Sebagai contoh terjadinya banjir bandang di wilayah Wasior, Irian Jaya, lumpur Lapindo di Jawa timur, banjir bandang di Bahorok, Sumatera Utara, masalah merkuri di Sulawesi Utara, pertambangan Freeport di Irian Jaya, dan yang lainnya.Sementara itu, Ketua DPRD Madina Imran Khaitami Daulay SH dalam tanggapannya menjawab semua pernyataan sikap dari masyarakat forum masyarakat Naga Juang, menyatakan DPRD Madina sangat merespon unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat Naga Juang. Karena DPRD juga sangat mengerti dengan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat.Untuk menyahuti suara dari masyarakat ini, saya akan membuat tim pansus yang mana pansus ini akan melibatkan semua komisi yang terkait dengan segala unsur, baik itu yang membidangi pertanahan, perkebunan, kehutanan sampai keuangan, tegas Imran.Masih kata Imran, intinya DPRD Madina sangat menyahuti dan mendukung aksi gerakan masyarakat Naga Juang dan akan segera melakukan suatu gerakan yang berguna untuk memikirkan kepentingan masyarakat dan kesejahteraannya.Setelah dari Gedung DPRD, FMNJ langsung melakukan demo lagi ke Kantor Bupati Mandailing Natal, dengan tujuan yang sama, yakni untuk menuntut agar pemerintah menyetop kegiatan PT Sorikmas Mining agar tidak lagi melakukan penambangan.Selain menuntut agar PT Sorikmas Mining angkat kaki dari Kabupaten Mandailing Natal, pendemo juga meminta agar pihak Pemerintah Kabupaten Madina menunjukkan surat izin PT Sorikmas Mining untuk melakukan penambangan.Aksi penolakan terhadap PT Sorikmas Mining beroperasi di Madina sudah berlangsung berkali-kali. Sebelumnya, warga Desa Tangga Bosi, Kecamatan Siabu, juga memblokir jalan menuju areal tambang PT Sorikmas Mining. Kemudian, PC PMII Madina juga demo menolak keberadaan PT Sorikmas Mining di Madina. (BS-026)Tolak Pejabat "Impor", Kantor Bupati Koltim Disegel Penulis : Ismail maha putra on Friday, 5 July 2013 | 06:29Bias kebijakan Pj Bupati Koltim yang melantik sejumlah pejabat eselon II dari luar daerah itu akhirnya berujung aksi unjukrasa ratusan masyarakat. Demonstrasi yang dimotori mahasiswa dalam Forum Intelektual Muda Koltim itu mengecam kebijakan "impor" pejabat karena dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap sumber daya manusia di Koltim. Massa sekaligus menyegel kantor sementara Bupati Koltim di Tirawuta dan membakar baliho Pj Bupati, H. Tony Herbiansyah.Sayangnya, Tony Herbiansyah tak berhasil ditemui massa karena yang bersangkutan langsung kembali ke Kota Kendari usai melantik pejabat eselon II, Selasa (2/&) lalu. Asisten I Setkab Koltim, Muh. Yasir yang hendak menerima aspirasi itu, ditolak massa. Koordinator aksi, Masruddin dalam orasinya kembali menegaskan, Koltim memiliki sumberdaya manusia yang teruji dan mampu bekerja. Harusnya Pj Bupati memberdayakan mereka untuk berkarya di daerahnya sendiri. "Tony Herbiansyah itu mengabaikan potensi SDM yang dimiliki Koltim dan hanya menjadikan mereka penonton di daerahnya sendiri. Ini adalah bentuk pelecehan martabat orang Koltim," tegas Masruddin. Ia bahkan mengklaim jika Koltim adalah lumbung SDM handal, karena terbukti pejabat-pejabat yang berkarir di pemerintahan Kolaka maupun di Kota Kendari bahkan di pemerintah provinsi tak sedikit yang berasal dari daerah itu. "Jadi kalau Pj bupati mengatakan jika pejabat yang didatangkan di Koltim siap kerja, hanyalah alasan dan pembenaran saja, karena sesungguhnya SDM di Koltim jauh lebih siap kerja," tambahnya lagi. Pengunjukrasa mendesak agar Tony Herbiansyah membatalkan pelantikan eselon II dan menggantinya dengan pejabat dari Koltim. "Jika aspirasi ini tidak disahuti, maka gerakan rakyat Kolaka Timur akan semakin besar menolak kesewenang-wenangan yang telah dilakukan Pj bupati," timpal orator lainnya dalam demo yang mendapat pengawalan ketat aparat Polsek Tirawuta dan Ladongi.(KN)

Read more: http://beritasultra.blogspot.com/#ixzz3PcIPGxTNMURATARA, Jurnalindependen.com Puluhan warga yang mengatasnamakan masyarakat Musi Rawas Utara (Muratara)lakukan aksi damai didepan kantor Bupati Muratara, Rabu (14/01/2015) dengan membawa spanduk yangberisi penolakan Pj Bupati yang bukan putra asli Muratara. Diantara tuntutan warga tersebut menolak bila Gubernur Sumatera Selatanmemaksakan Pj Bupati orang dekat gubernur, selain itu ancaman akan melakukanReperandum pindah ke Provinsi Jambi.dalam orasinya Rodi (27) yang mewakili masyarakat Muratara mengatakan, Bila tuntutan Mereka tidak dipenuhi maka masyarakat Muratara akan melakukan aksi yang lebih besar lagi dan akan melakukan aksi penutupan jalan lintas Sumatra di setiap perbatasan. Ditambahkan juga oleh Budi (34) dalam orasinya mengatakan,Kami tidak ingin lagi Pj bupati Muratara bukan putra daerah Muratara karena yang bukan putra daerah tidak begitu memikirkan nasib masyarakat Muratara seperti yang telah terjadi, Pj bupati yang lama tersandung kasus Korupsi dan kami tidak ingin terjadi lagi. Dalam aksi damai tersebut juga hadir H.M. Sarkowi Wijaya, juga melakukan orasi pada saat itu menyampaikan, Bertahun-tahun perjuangan untuk Muratara ini tanpa ada bantuan biaya dari Pemda Musi Rawas, atau biaya dari Pemda Sumatera Selatan, biayanya murni uang kami sendiri, memang ada oknum yang bermain sampai oknum tersebut bisa dapat membangun rumah dan membeli mobil,ujarnya. Ditambahkan lagi oleh H.M sarkowi Wijaya, sudah 2 bulan 23 hari Muratara tidak ada Pj Bupati, pemerintahan tidak berjalan dengan baik, pemerintahan tidak stabil, aktivitasnya tidak begitu baik para pegawainya masuk kerja jam 11, pulang kerja jam 12. Bus Dinas yang ada digunakan untuk pegawai yang pulang ke Lubuklinggau, berapa biaya yang dikeluarkan oleh PemkabMuratara untuk operasional bus tersebut, sementara pegawai yang pulang ke daerah lain seperti Lesung batu, Rantau Kadam dan daerah yang lainnya pulang dengan mengggunakan Biaya sendiri, kapan orang Muratara bisa menikmati hasil perjuangan Mereka? lanjut H.M sarkowi Wijaya lagi dengan nada Kecewa,tidak adanya santunan dari pemerintah daerah untuk setiap bulannya kepada korban baik yang telah meninggal, atau yang luka-luka disaat terjadinya demo pembentukan kabupaten Muratara..(Perri)BATAUGA--Sejumlah massa yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Buton Selatan (IPBS) menggelar aksi demonstrasi awal pakan ini. Masa menuntut agar Pj Bupati Buton Selatan, La Ode Mustari tidak memberikan pejabat kapada para pejabat yang selama ini tidak mendukung pemekaran daerah itu. Jenderal Lapangan La Ode Sakiyuddin mengatakan, pihaknya khawatir banyak PNS putra daerah Busel namun hanya menjadi penonton dalam penempatan pegawai atau job di setiap SKPD.

Menurutnya, dalam perjalanan pemekaran Busel, pernah lahir beberapa oknum yang rela menggadaikan daerah demi jabatanya. Membuat beberapa surat pernyataan palsu demi menghalangi Busel.

"Itulah Camat Batauga dan Camat Sampolawa. Selayaknya pjs Bupati Buton Selatan menggunakan nurani dalam memimpin, merasakan keinginan rakyat Busel itu sendiri. Bahwa rakyat dengan tegas menolak pejabat impor dan pengkhianat rakyat," katanya.

Dikatakan, selain itu keluarnya surat keputusan Bupati Buton No 777 terkait penyerahan aset ke Kabupaten Busel, ternyata banyak PNS putra daerah Busel yang memang berdomisili di Busel tapi malah "dilempar" jauh keluar.

Ia juga menyayangkan bila ada pejabat luar Busel yang berasal dari Baubau, Butur dan Buton hanya memanfaatkan jabatan strategis demi kepentinganya.

Karena itu masa menuntut menolak kehadiran pejabat impor, apalagi dilantik pejabat impor sebagai kepala SKPD di Busel. Meminta kepada Pjs Bupati Busel agar tidak memberikan jabatan apapun kepada pengkhianat Busel. Meminta Bupati Busel untuk berperan aktif dalam mengembalikan PNS-PNS putra daerah yang belum dikembalikan di Busel.

Dalam aksi ini juga massa membagikan selembaran pernyataan sikap kepada pengguna jalan. Usai menyampaikan aspirasinya secara bergantian massa membubarkan diri.(aga)