c perbedaan pengaruh pembelajaran inovatif...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN BOLA MINI DAN BOLA LUNAK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK KRISTEN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : VERONICHA DIANA MAYA SARI NIM : X 5606025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

Upload: vannhan

Post on 17-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN

BOLA MINI DAN BOLA LUNAK TERHADAP HASIL BELAJAR

PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI

SMK KRISTEN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

VERONICHA DIANA MAYA SARI

NIM : X 5606025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 2: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN

BOLA MINI DAN BOLA LUNAK TERHADAP HASIL BELAJAR

PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI

SMK KRISTEN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

VERONICHA DIANA MAYA SARI

NIM : X 5606025

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

Page 3: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes Drs. SukonoNIP.19620518 198702 1 001 NIP.195309291985031002

iii

Page 4: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd ____________

Sekretaris : Drs. Sugiyoto, M.Pd ____________

Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes ____________

Anggota II : Drs. Sukono ____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. H.M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

iv

Page 5: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Veronica Diana Mayasari. PERBEDAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN BOLA MINI DAN BOLA LUNAK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK KRISTEN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) Perbedaan

pengaruh pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola lunak terhadap hasil

belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011;(2) Pembelajaran inovatif yang lebih baik pengaruhnya

antara dengan bola mini dan bola lunak terhadap hasil belajar passing bawah

bolavoli pada siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan

pretest-posttest design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI SMK Kristen Surakarta yang berjumlah 162. Sampel yang digunakan

berjumlah 32 orang dengan teknik purposive proporsional random sampling.

Sampel dibagi dalam 2 kelompok dengan cara matched ordinal pairing.

Kelompok 1 sebanyak 16 siswa mendapat perlakuan pembelajaran inovatif

passing bawah dengan bola mini dan kelompok 2 sebanyak 16 siswa mendapat

perlakuan pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola lunak. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan

passing bawah bolavoli. Teknik analisis dengan rumus t-tes dengan taraf

signifikansi 5% dan uji beda prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :(1) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola

lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Dengan nilai perhitungan hasil tes

akhir masing-masimg kelompok diperoleh nilai thitung sebesar 2.522 lebih besar

daripada ttabel sebesar 2.131 dengan taraf signifikasi 5%. (2) Pembelajaran inovatif

dengan bola mini lebih baik pengaruhnya daripada bola lunak terhadap hasil

v

Page 6: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011. Pembelajaran inovatif dengan bola mini memiliki prosentase

peningkatan kemampuan passing bawah sebesar 145.46 %, sedangkan

pembelajaran inovatif dengan bola lunak memiliki peningkatan kemampuan

passing bawah sebesar 85.29%.

vi

Page 7: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Orang-orang yang gagal hanyalah mereka yang tidak pernah mencoba.

(Davis Viscot)

Ilmu lebih penting dari harta, karena ilmu akan menjagamu sedangkan harta

harus kau jaga (penulis)

Janganlah kamu ragu dan bimbang dalam berkorban untuk meraih cita- cita,

karena cita-cita yang akan tercapai membutuhkan pengorbanan (penulis)

vii

Page 8: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

- Bapak dan Ibu terhormat atas nasehat dan do’anya.

- Sahabat-sahabatku POK’O6

- Anak kost BAC

- Adik-adik JPOK FKIP UNS

- Almamater

viii

Page 9: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Prof Dr. Sudjarwo,M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Sukono, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah dan Guru Penjasorkes SMK Kristen Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian

7. Para siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang

telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta,

VD MS

ix

Page 10: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

DAFTAR ISI..................................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO....................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... viii

KATA PENGANTAR...................................................................................... ix

DAFTAR ISI..................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 5

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

D. Perumusan Masalah..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian......................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian...................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 8

1. Permainan Bolavoli................................................................ 8

a. Bolavoli dalam Konteks Pendidikan .............................. 9

b. Teknik Dasar Bermain Bolavoli...................................... 10

2. Passing Bawah....................................................................... 12

a. Teknik Pelaksanaan Passing Bawah ............................... 13

x

Page 11: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kesalahan yang Sering Terjadi Pada Passing Bawah...... 15

3. Hakikat belajar dan Pembelajaran Gerak............................... 16

4. Pembelajaran Inovatif............................................................ 21

a. Model-Model pembelajaran Inovatif............................... 23

b. Kelebihan Pembelajaran Inovatif..................................... 26

c. Kekurangan Pembelajaran inovatif.................................. 27

5. Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Mini.... 27

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan

Bola Mini ....................................................................... 27

b. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah

dengan Bola Mini............................................................. 28

c. Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran Inovatif

Passing Bawah dengan Bola mini................................... 29

6. Pembelajaran Inovatif dengan Bola Lunak........................... 30

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan

Bola Lunak ..................................................................... 30

b. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah

dengan Bola Lunak.......................................................... 31

c. Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran Inovatif

Passing Bawah dengan Bola Lunak................................ 32

B. Kerangka Berpikir........................................................................ 33

C. Hipotesis..................................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 35

1. Tempat Penelitian.................................................................

...........................................................................................35

2. Waktu Penelitian...................................................................

...........................................................................................35

B. Populasi dan Sampel.................................................................... 35

C. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 36

D. Rancangan Penelitian................................................................... 36

xi

Page 12: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Analisis Data.................................................................... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN....................................................................... 42

A. Deskripsi Data.............................................................................. 42

B. Mencari Reliabilitas...................................................................... 42

C. Pengujian Prasyarat Analisis........................................................ 43

1. Uji Normalitas.......................................................................... 43

2. Uji Homogenitas....................................................................... 43

D. Hasil Analisis Data...................................................................... 45

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan............................... 45

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan................................ 46

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan......................................... 48

BAB V. SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 50

A. Simpulan....................................................................................... 50

B. Implikasi....................................................................................... 50

C. Saran............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 54

xii

Page 13: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Sikap saat Perkenaan Bola Pass Bawah....................................................... 14

2. Rangkaian Gerakan Passing Bawah............................................................. 14

3. Tingkatan Perkembangan Ketrampilan Gerak............................................. 19

4. Contoh Bola Mini........................................................................................ 28

5. Contoh Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Mini.............. 29

6. Contoh Bola Lunak...................................................................................... 31

xiii

Page 14: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Passing Bawah Bolavoli pada

kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)........................................................ 42

2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir................

.................................................................................................................43

3. Range Kategori Reliabilitas........................................................................

.................................................................................................................43

4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data......................................................

.................................................................................................................44

5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data...................................................

.................................................................................................................45

6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 (K1)

dan Kelompok 2 (K2)................................................................................... 45

7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada

Kelompok 1 (K1).......................................................................................... 46

8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada

Kelompok 2 (K2).......................................................................................... 46

9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara Kelompok 1 (K1)

Dan Kelompok (K2)..................................................................................... 49

10.Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan

Passing Bawah Bolavoli dalam Persen Pada Kelompok 1 (KI) dan

Kelompok 2 (K2 )......................................................................................... 48

xiv

Page 15: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Tes Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Siswa Kelas XI SMK

Kristen Surakarta TahunPelajaran 2009/2010`......................................... 54

2. Data Tes Akhir Kemampuan Passing bawah Bolavoli Siswa Kelas XI

SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.............................. 55

3. Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Kelas

XI SMK Kristen Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010............................. 56

4. Data Hasil Tes Awal Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Kelas XI SMK

Kristen Surakarta Berdasarkan Urutan Ringking...................................... 57

5. Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal Passing

Bawah Bolavoli.......................................................................................... 58

6. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing Bawah

Bolavoli pada kelompok 1......................................................................... 59

7. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing Bawah

Bolavoli Pada Kelompok 2............................................................................ 60

8. Uji Reliabilitas dengan Anava ..............................................................61

9. Uji Normalitas data Dengan Metode lillifors..........................................67

10. Uji Homogenitas..................................................................................... 69

11. Uji Perbedaan..........................................................................................71

12. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Passing Bawah Bolavoli......... 77

13. Program Pembelajaran Tiap Pertemuan..................................................79

14. Contoh Kegiatan Awal dan Kegiatan Akhir Pembelajaran ................... 99

15. Dokumentasi Pelaksanaan ................................................................... 101

xv

Page 16: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Page 17: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACK

Veronicha Diana Maya Sari.The diffence of innovate learning effect using

miniball and softball on the volleyball lower passing learning achievemen in XI

graders of SMK Kristen Surakarta in the scool year of 2010/2011. Thesis:

Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebalas Maret University,

October 2010.

The objecktive of research is to find out: (1) the Difference of innovative

learning effect using miniball and softball on the volleyball lower passing learning

achievement in XI graders of SMK Kristen Surakarta in the scool years of

2010/2011;(2) the innovative learning with better effect using miniball and softball

on the volleyball lower passing learning achievement in XI graders of SMK Kristen

Surakarta in the scool years of 2010/2011.

This reserch employed an experimental method with pretest-posttest

design. The population used in this research XI graders of SMK Kristen Surakarta

consisting of 162. The sample of research used was32 respondents taken using

purposive proportional random sampling. The sample was divided into 2 groups

using matched ordinal pairing. The group 1 consisted of 16 students obtaining the

treatment of lower passing innovative learning with miniball and group 2 consisted

of 16 students obtaining the treatment of lower passing innovative learning with

softball. Techniques of collecting data used were test and volleyball lower passing

competency measurement. Technique of analyzing data used wast t-test formula at

signifacance level of 5% and percentage variance test.

Considering the result of research, it can be concluded that: (1) there is a

significant difference of innovative learning effect using miniball and softball on the

volleyball lower passing learning achievement in XI graders of SMK Kristen

Surakarta in the school years of 2010/2011. With the calculation value of final test

result for each group, it can be found that tstatistic value of 2.522 is higher than ttable of

2.131 at significance level of 5%. (2) the innovative learning using miniball has a

v

Page 18: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

better effect that that using softball on the volleyball lower passing learning

achievement in XI greders of SMK Kristen Surakarta in the scool year of 2010/2011.

The learning innovative using miniball has the percentage improvement of lower

passing competency of 145.46%, while that using softball has the percentage

improvement of lower passing competency of 85.29%.

vi

Page 19: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan

sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga kesehatan

terpilih, yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah

memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan yang dipilih yang dilakukan secara sistematis.

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik

dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat

dan bugar sepanjang hayat. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah harus harus menyertakan

unsur-unsur positif pendidikan jasmani.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang terjadi sekarang ini di

pandang kurang baik, tidak sedikit guru pendidikan jasmani yang memasukkan

nilai-nilai negatif dalam proses pembelajaran. Tidak jarang terlihat seorang guru

pendidikan jasmani yang merokok ketika sedang mengajar, duduk santai di

warung sementara siswa dibiarkan sedemikian rupa dalam proses pembelajaran,

dan masih banyak lagi hal-hal serupa yang dapat menyebabkan guru pendidikan

jasmani dipandang sebagai guru yang seenaknya oleh masyarakat umum. Dengan

kata lain, guru pendidikan jasmani diragukan profesionalismenya.

1

1

Page 20: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru pendidikan jasmani juga mendapat identitas sebagai guru yang

tidak kreatif dan monoton dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini

dikarenakan guru hanya menerapkan model pembelajaran itu-itu saja dalam

mengajar. Kondisi ini akan sangat disayangkan jika dihadapkan pada kenyataan

bahwa guru pendidikan jasmani saat ini sudah dijadikan sebagai profesi.

Sejalan dengan permasalahan di atas, maka kegiatan pembelajaran dalam

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan selalu terkait langsung dengan tujuan

yang jelas. Ini berarti, proses pembelajaran itu tidak begitu bermakna jika

tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas, maka isi pengajaran berikut metode

pembelajaran juga tidak mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu seorang

guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,

metode pembelajaran, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang

dicapai.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses

pembelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran

cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide

dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi yang

ada, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Model pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya dalam

pembelajaran bolavoli adalah pembelajaran konvensional yang hanya

memfokuskan pada komunikasi verbal, demonstrasi, sentralisasi pengajar, dan

pembelajaran yang otoriter, yakni pengajarlah yang berhak menentukan apa yang

akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang

kreativitas baik bagi siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif

dan kreatif. Untuk itu perlunya di terapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM ). Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) adalah pola atau model pembelajaran

yang sedang digalakkan dewasa ini. Pembelajaran inovatif sebagai bagian dari

PAIKEM dapat dijadikan sebagai cermin dari PAIKEM itu sendiri. Hal ini

dikarenakan pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan

terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan

2

Page 21: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbagai teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi

pembelajaran. Di samping itu, pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan dan

membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat

siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga pembelajaran aktif memberikan

peluang siswa untuk bersifat aktif dan mandiri.

Berdasarkan permasalahan di atas, model pembelajaran inovatif dapat

dijadikan alternatif dalam pembelajaran bolavoli, khususnya dalam pembelajaran

teknik dasar passing bawah. Sebagai langkah awal pembelajaran permainan

bolavoli kepada siswa sekolah yaitu dikenalkan macam-macam teknik dasar

bolavoli. Belajar macam-macam teknik dasar bolavoli merupakan langkah awal

yang harus dilakukan siswa untuk mencapai prestasi bolavoli. Seperti

dikemukakan Marta Dinata (2004: 5) bahwa, “untuk meningkatkan prestasi,

seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu”.

Salah satu teknik dasar awal bolavoli yang harus dikuasai terlebih

dahulu dalam bermain bolavoli adalah passing khususnya passing bawah. Hal ini

karena, passing bawah memiliki tujuan untuk mengoperkan bola yang

dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.

Apabila penyajian bola dari passing bawah baik maka pengumpan bola (set-up)

akan mudah melakukan serangan dan mendapatkan nilai.

Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang paling

mudah jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Namun tidak menutup

kemungkinan bagi siswa sering melakukan kesalahan, sehinga kualitas passing

bawah yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan. Tidak jarang para siswa

sekolah kurang mampu melakukan macam-macam bentuk passing bawah. Bahkan

masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan menguasai teknik

passing bawah yang benar. Karena belum menguasai teknik dasar passing bawah

maka masih banyak para siswa tidak mampu melakukan passing bawah dengan

baik.

Kendala atau masalah yang sering di hadapi siswa dalam proses belajar

passing bawah, menuntut seorang guru harus mampu menganalisa dan mencari

3

Page 22: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Siswa

yang belum mampu melakukan passing bawah disebabkan oleh beberapa faktor

misalnya merasakan bola terlalu berat, terlalu besar ukurannya, tidak memiliki

pengalaman bermain bolavoli dan lain sebagainya. Untuk itu perlunya langkah

yang tepat sesuai dengan kondisi siswa. Menurut Rusli Lutan dan adang

Suherman (2000:75) berpandapat,” Lakukan modifikasi peralatan, apabila

peralatan di duga sebagai penghambat keberhasilan”.

Merubah peralatan pembelajaran (bola) merupakan salah satu cara untuk

mengatasi kesulitan dalam belajar passing bawah bolavoli, jika bola di anggap

sebagai kendalanya. Untuk memberi kemudahan dalam pembelajaran passing

bawah bolavoli dapat dilakukan dengan menggunakan bolavoli mini dan bolavoli

lunak. Menurut Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia ( 1995:55 & 89) bahwa, ”

Bolavoli mini pada umumnya untuk mengembangkan serta meningkatkan mutu

permainan bolavoli. Sedangkan permainan bolavoli lunak di harapkan permainan

bolavoli lebih luas di kenal dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, hal ini

merupakan modal dasar dalam pencapaian prestasi yang tinggi dalam bolavoli”.

Pembelajaran passing bawah bolavoli menggunakan bola mini dan bolavoli lunak

merupakan cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar passing bawah

terutama bagi siswa putri. Namun dari kedua modifikasi pembelajaran passing

bawah bolavoli tersebut belum di ketahui tingkat efektifitasnya terhadap

peningkatan hasil belajar passing bawah bolavoli.

Berdasarkan permasalahan di atas penelitian ini akan membandingkan

model pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola lunak. Dari kedua

pembelajaran passing bawah menggunakan bola mini dan bola lunak akan di

bandingkan manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan hasil

belajar passing bawah bolavoli. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu di kaji

dan di teliti secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen ini akan dilaksanakan pada siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 yang sebagian besar siswa berjenis

kelamin perempuan. Pada umumnya proses pembelajaran yang dilaksanakan di

sekolah tersebut belum pernah menerapkan model pembelajaran inovatif passing

4

Page 23: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bawah yang menuntut siswa untuk terlibat aktif dan dapat mandiri. Jarang sekali

seorang guru olahraga modifikasi pembelajaran keterampilan. Hal ini disebabkan

karena terbatasnya prasarana dan sarana yang ada. Tidak jarang juga, banyak

diantara guru olahraga kurang memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi

siswa dalam belajar keterampilan termasuk passing bawah, apalagi bagi anak

perempuan.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar passing bawah di

SMK Kristen Surakarta khususnya anak perempuan menuntut guru untuk

berkreativitas menerapkan model pembelajaran yang tepat. Misalnya, bola yang

digunakan adalah bola mini dan bola lunak atau model pembelajaran permainan

passing bawah yang menyenangkan. Model pembelajaran yang dicontohkan akan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa lebih aktif, karena cara belajar yang

dilakukan lebih mudah, ringan dan menyenangkan. Model pembelajaran yang

disesuaikan dengan kondisi siswa akan meningkatkan motivasi belajar siswa,

sehingga akan diperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan di atas, maka

penelitian ini mengambil judul “ Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Inovatif

dengan Bola Mini dan Bola Lunak Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah

Bolavoli Pada Siswa Kelas Kelas XI SMK Kristen Surakarta Tahun Pelajaran

2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang terjadi sekarang ini di pandang

kurang baik.

2. Guru pendidikan jasmani mendapat identitas sebagai guru yang tidak kreatif

dan monoton dalam menyampaikan materi pembelajaran.

3. Perlunya pembelajaran inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran

bolavoli.

5

Page 24: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Belum pernah di lakukan pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola

lunak pada siswa SMK Kristen Surakarta.

5. Kurangnya sarana dan prasarana bolavoli yang berdampak pada proses

pembelajaran bolavoli.

6. Belum diketahui pengaruh pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola

lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli.

7. Kemampuan passing bawah bolavoli siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011 belum teruji.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan

penelitan, masalah penelitian perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola lunak terhadap

hasil belajar passing bawah bolavoli

2. Kemampuan passing bawah bolavoli siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat di

rumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola

lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya pembelajaran inovatif dengan bola

mini dan bola lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa

kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

6

Page 25: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola lunak

terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pembelajaran inovatif yang lebih baik pengaruhnya antara dengan bola mini

dan bola lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas

XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti

maupun guru dan siswa yang dijadikan obyek penelitian antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli siswa kelas XI

SMK Kristen Surakarta yang di jadikan obyek penelitian.

2. Dapat di peroleh informasi tentang pembelajaran yang baik dan efektif untuk

meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli.

3. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani

pada SMK Kristen Surakarta tentang pentingnya penerapan model

pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan passing bawah

bolavoli.

4. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, tentang karya

ilmiah untuk di kembangkan lebih lanjut.

7

Page 26: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bolavoli

Bolavoli adalah cabang olahraga permainan yang cukup populer dan telah

dikenal di indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Maksud dan tujuan

permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu

rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan

mematikan bola itu di daerah lawan. Semua bagian tubuh dapat digunakan untuk

memainkan bola.

Permainan bolavoli adalah olahraga beregu yang dalam pelaksanaan

permainannya dilakukan dengan memantulkan bola secara bergantian dari tim

yang satu ke lawannya bertujuan untuk mematikan lawan dan memperoleh

kemenangan. Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43) menyatakan bahwa,

“Prinsip dasar permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan

sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali

sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu

diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”.

Menurut Agus Mukholid (2004: 35) bahwa,

Permainan bolavoli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk di-volly (dipantulkan) di udara hilir mudik di atas net (jaring), dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan, dalam rangka mencari kemenangan. Mem-volly atau memantulkan bola ke udara dapat mempergunakan seluruh anggota atau bagian tubuh dari ujung kaki sampai ke kepala dengan pantulan sempurna.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, permainan

bolavoli adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara memantulkan bola

menggunakan seluruh bagian kaki untuk dimainkan di lapangan permainan sendiri

sebanyak tiga kali. Syarat pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan

dengan peraturan yang berlaku. Tujuan dari permainan bolavoli yaitu

Page 27: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyeberangkan bola ke daerah lapangan permainan lawan sesulit mungkin untuk

dijatuhkan atau mematikan bola agar memperoleh kemenangan.

a. Olahraga Bolavoli Dalam Konteks Pendidikan

Tujuan pendidikan pada dasarnya bersifat menyeluruh menyangkut

domain kognitif, afektif dan psikomotor. Sebagaimana diungkapkan Sukintaka

(2004: 38) bahwa, “Tujuan pendidikan jasmani terdiri dari empat ranah yakni (1)

jasmani, (2) psikomotor, (3) afektif, dan (4) kognitif”. Dari keempat ranah

menyangkut beberapa persyaratan seperti kecerdasan, keterampilan berpikir,

kestabilan emosional, berbudi pekerti yang baik, sehat jasmani dan rohani, hidup

kreatif dan mandiri. Dengan demikian pendidikan jasmani menjadi bagian dari

program pendidikan formal di lembaga-lembaga pendidikan formal dan non

formal. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pendidikan pada umumnya.

Olahraga bolavoli sebagai bagian dari mata rantai materi pendidikan

jasmani dalam arti kata merupakan bagian dari materi pendidikan jasmani secara

keseluruhan. Bila dikategorikan, maka olahraga bolavoli termasuk dalam olahraga

yang bercirikan permainan. Permainan bolavoli merupakan materi pokok

pendidikan jasmani yang wajib diajarkan kepada siswa. Sebagaimana

karakteristiknya permainan bolavoli mengandung unsur keterampilan gerak yaitu

berupa teknik-teknik memainkan bola di dalam permainan bolavoli. Menurut

Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 41-42) nilai-nilai yang terkandung

dalam permainan bolavoli meliputi “ (1) Nilai sosial, (2) Nilai kompetetif, (3)

Kebugaran fisik, (4) Keterampilan berpikir, (5) Kestabilan emosi, dan (6) Tertib

hukum dan aturan”.

Nilai-nilai sosial seperti unsur kerjasama di antara teman seregu sangat

dibutuhkan, memahami keterbatasan diri atau regu, memahami keunggulan teman

bermain di luar regu sendiri dan lain-lain. Nilai-nilai kompetetif seperti memaknai

keberhasilan dan ketidak-berhasilan. Nilai kompetetif ini sebaiknya ditanamkan

kepada setiap diri anak agar dapat terimplementasikan dalam kehidupan baik

sekarang atau kemudian hari. Nilai kebugaran fisik bahwa pembelajaran bolavoli

Page 28: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendorong anak untuk senantiasa bergerak (terintegrasi dengan pembelajaran

keterampilan gerak). Keterampilan berpikir yang diperoleh dari permainan

bolavoli yaitu dalam memainkan bola untuk mencapai suatu keberhasilan regu

dituntut untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan taktiknya agar regu

dapat memperoleh angka menuju keberhasilan secara keseluruhan. Ditinjau dari

kestabilan emosi bahwa, dengan bermain bolavoli anak akan terbiasa dan terlatih

untuk belajar memaknai keberhasilan dan kegagalan baik dalam setiap sub

kegiatan permainan maupun permainan secara keseluruhan. Sedangkan kesadaran

tertib hukum dan aturan karena dalam setiap cabang olahraga termasuk permainan

bolavoli ketentuan yang menjadi aturan permainan tercantum di dalamnya.

Dengan adanya aturan permainan anak akan terbiasakan untuk mentaati dan

menghormati aturan.

Dari nilai-nilai yang terkandung dalam permainan bolavoli tersebut akan

dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan berbagai potensi yang ada

pada diri individu ke arah yang dicita-citakan. Oleh karena itu, guru pendidikan

jasmani harus senantiasa menciptakan suasana pembelajaran permainan bolavoli

yang dapat mengarahkan anak agar nilai-nilai yang terkandung dalam permainan

bolavoli dapat dirasakan.

b. Teknik Dasar Bermain Bolavoli

Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur

yang ikut menentukan menang atau kalahnya satu regu di dalam suatu

pertandingan. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Soedarwo, Sunardi & Agus

Margono (2000:6) menyatakan bahwa,” teknik bolavoli adalah suatu proses

melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik

mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan

bolavoli”. Menurut M. Yunus (1992 : 68) mengemukakan bahwa, “teknik dalam

permainan bolavoli dapat di artikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif

dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil

yang optimal”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar

bolavoli adalah suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk

10

Page 29: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik dalam

permainan bolavoli merupakan aktifitas jasmani yang menyangkut cara

memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang

berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik dasar bermain bolavoli

yang harus dikuasai oleh pemain bolavoli, menurut Suharno HP (1985 : 51)

adalah sebagai berikut :

1) Teknik dengan bola :a) pass atasb) Set-up/umpanc) Pass bawahd) Smash/Spikee) Block/bendunganf) Servis

2) Teknik tanpa bola :a) Langkah awalan smash,blokb) Langkah sebelum mengambil bolac) Loncatan dan gerak tipud) Pengambilan posisi

Sedangkan menurut Sugiyanto (1993 : 6) teknik –teknik dasar yang perlu

dikuasai untuk dapat bermain bolavoli dengan baik adalah :

a. Gerak dasar1) Jalan2) Lari3) Jengket4) Loncat5) Berputar6) Mengguling

b. Gerak teknik dasar bermain1) Sikap Siap2) Gerakan menyonsong dan menjangkau bola3) Pass atas.4) Pass bawah.5) Servis6) Smash7) BlockBerdasarkan dua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa, teknik dasar

bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu teknik dengan bola dan teknik

dengan bola atau gerak dasar dan gerak teknik dasar bermain. Kedua teknik

tersebut merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai

dengan benar.

Page 30: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Passing Bawah

Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarwo dkk (2000:8) yang

menyatakan bahwa “ Passing didalam permainan bolavoli adalah usaha ataupun

upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu

yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada

teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Sedangkan menurut M.

Yunus (1992:80) mengemukakan bahwa “ passing adalah mengoperkan kepada

teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal

untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Oleh karena itu, menguasai

teknik dasar passing bolavoli merupakan faktor yang penting dan harus dipahami

serta dikuasai dengan benar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, passing bawah adalah

teknik dasar memainkan bola dengan mengunakan kedua tangan,dimana

perkenaan bola yaitu pada kedua lengan bawah ynag bertujuan untuk

mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan ke lapangan sendiri

atau sebagai awal melakukan serangan.

Passing bawah merupakan teknik dasar bolavoli yang paling awal

diberikan dalam mengajar atau melatih bolavoli. G. Durrwachter (1990:52)

menyatakan, “teknik passing bawah bagi anak didik dirasakan lebih wajar,

gampang dan terutama lebih aman pada saat menerima bola yang keras,

dibandingkan dengan gerak passing atas yang memerlukan sikap tangan dan jari

khusus”. Dengan demikian passing bawah memiliki keuntungan yang lebih baik

jika dibandingkan dengan passing atas. Hal ini dapat dilihat dalam permainan, jika

menerima servis atau smash yang keras dan tajam harus dilakukan dengan passing

bawah.

a. Teknik Pelaksanaan Passing Bawah

Teknik passing bawah merupakan satu pola gerakan yang di rangkaikan

secara baik dan harmonis agar passing bawah yang dilakukan menjadi lebih baik

12

Page 31: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan sempurna. Untuk mencapai hal tersebut seorang pemain harus menguasai

teknik passing bawah.

Cara melakukannya adalah ibu jari sejajar dan jari-jari tangan yang satu

membungkus jari-jari tangan lainnya. Semua penerimaan bola dengan teknik ini

sebaiknya bola di sentuh persis sedikit lebih atas dari pergelangan tangan. Sikap

lengan dan tangan diupayakan seluas mungkin dari kedua sikut sebaiknya difiksir

untuk mencegah terjadinya pergeseran yang memberikan kemungkinan arah bola

yang dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan salah satu

kaki berada di depan. Ketika bola datang cepat dan sangat menukik, maka

gunakan sikap penjagaan rendah, demikian pula jika bola datang tidak terlalu

cepat dan rendah gunakan sikap penjagaan menengah ( Amung ma’mun dan Toto

Subroto, 2001: 57). Sedangkan menurut Soedarwo dkk (2000:9) teknik

pelaksanaan pass bawah adalah sebagai berikut :

(a) Sikap permulaan :

Ambil sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.

(b) Sikap saat perkenaan :

Pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas ( bagian proximal ) dari pada pergelangan tangan , ambillah terlebih dahulu posisi sedemikian hingga badan berada dalam posisi menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan fixir tadi dari arah bawah kedepan atas. Tangan pada saat itu telah berpegangan satu dengan yang lain. Perkenaan bola harus diusahakan tepat dibagian proximal daripada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola dapat melambung secara stabil. Maksudnya agar bola selama lintasannya tidak banyak membuat putaran. Putaran bola setelah mengenai bagian proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul keatas depan dengan lambungan yang cukup tinggi dan dengan sudut pantul 90. Bila sudut pantulnya tidak 90 maka secara teoritis bola memantul kearah lain atau dikatakan bola tersebut akan diterima luncas. Dengan demikian bola tidak akan memantul kearah seperti yang diharapkan.

Page 32: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Sikap saat perkenaan bola pass bawah(Soedarwo dkk. 2000:10)

(c) Sikap akhir :

Setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

Rangkaian gerakan passing bawah secara keseluruhan dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 2: Rangkaian gerakan passing bawah

(Amung ma’mun dan Toto Subroto, 2001 :58)

Menurut Suharno HP (1985 : 18) Penggunaan teknik terima tangan

bawah ini pada prakteknya ada tiga macam kategori. Ketiga kategori tersebut

adalah sebagai berikut :

(1) Bila bola jatuhnya berada setinggi bahu si penerima. Maka penggunaan teknik terima tangan bawah adalah sebagai berikut : Pertama-tama

14

Page 33: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penerima harus mengambil posisi sedemikian ( misalnya dengan mengadakan langkah surut) hingga bola akan berjarak sejangkauan lengan sipenerima. Pada saat lengan diayunkan dari bawah keatas depan diikuti juga oleh gerakan kaki keatas dengan cara meluruskan lutut dan badan dalam keadaan tegak. Gerak demikian ini sebenarnya bertitik tolak kepada usaha agar pantulan bola pada saat mengenai bagian proximal dari pergelangan itu dapat memantul 900.

(2) Bila bola jatuh pada ketinggian diantara bahu dan panggul. Secara ideal penerimaan bola dengan teknik terima tangan bawah sebenarnya pelaku memang harus dapat menempatkan diri pada posisi sedemikian hingga bola tepat bedara didepannya dan dengan ketinggian antara bahu dan panggul. Sebab pada posisi yang demikian ini relatip akan dibutuhkan koordinasi badan yang lebih sederhana daripada bila bola jatuh pada ketinggian yang lain. Dengan demikian kestabilan bola akan lebih terjamin dan lebih terarah. Dengan keadan seperti tersebut diatas maka untuk melaksanakan teknik terima tangan bawah cukup hanya mengayunkan lengan dari bawah keatas depan saja.

(3) Bila bola jatuh setinggi panggul kebawah. Biasanya menerima bola dalam keadaan demikian itu perlu diadakan langkah kedepan sebelum mengenakan bagian proximal dari pergelangan tangan kepada bola. Setelah melangkah kedepan segera diikuti ayunan lengan dari bawah keatas depan dalam keadaan lurus dan fixir, maka pada saat bagian proximal daripada pergelangan tangan mengenai bola bersamaan dengan itu diikuti gerakan penurunan panggul ke bawah. Gerakan ini merupakan gerakan pengungkit. Jadi bola diungkit keatas dengan jalan ayunan lengan dan ditambah dengan penurunan panggul. Maksud daripada gerakan ini tidak lain agar bola dapat dipantulkan keatas dengan sudut pantul 900

Untuk memperoleh kualitas passing bawah yang baik, maka setiap terjadi

kesalahan harus dicermati letak kesalahannya dan kesalahan harus dihindari.

Kemampuan siswa dalam mencermati setiap kesalahan yang dilakukan akan dapat

membentuk pola passing seperti yang diharapkan.

b. Kesalahan Yang Sering terjadi pada Passing Bawah

Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang paling

mudah jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Namun tidak menutup

kemungkinan, bagi siswa sekolah seringkali dalam melakukan passing bawah

terjadi kesalahan, sehingga kualitas passing yang di hasilkan tidak sesuai yang di

harapkan. Menurut Barbara L.V & Bonnie. J.F (1996:21) kesalahan melakukan

Page 34: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

passing bawah antara lain :

1) Lengan terlalu tingi ketika memukul bola2) Merendahkan tubuh dengan menekuk pingang bukan lutut, sehingga

bola yang di operkan terlalau rendah dan terlalu kencang.3) Tidak memindahkan berat badan ke arah sasaran, sehingta bola tidak

bergerak ke muka.4) Lengan terpisah sebelum pada saat atau sesudah menerima bola,

sehinga operan salah.5) Bola mendarat di lengan di daerah siku atau menyentuh tubuh.

Hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam

mengajar passing bawah bolavoli. Pada umumnya siswa tidak mampu mengamati

letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus mampu mencermati setiap

kesalahannya dan setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin

untuk membetulkan gerakan yang salah tersebut. Kesalahan yang dibiarkan akan

membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas passing bawah yang

dilakukan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

3. Hakekat Belajar dan Pembelajaran Gerak

Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada

umumya, tetapi dalam belajar gerak mengandung karakteristik tertentu.

Karakteristik tersebut berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi

sasarannya yaitu menyangkut penguasaan ketrampilan dan gerak tubuh.

Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu

pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil

apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi

edukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian

selama siswa menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga

dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang

menentukan terjadinya perubahan tingkah laku siswa.

Belajar gerak mempelajari pola-pola gerak ketrampilan tubuh. Proses

belajarnya melalui pengamatan dan mempraktikkan pola-pola gerak yang di

pelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan yang paling tinggi

16

Page 35: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah domain psikomotor yang juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari

belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak ketrampilan

tubuh. Misalnya ketrampilan siswa dalam melakukan passing bawah bolavoli,

sebelumnya siswa merespon dengan unsur kognitif, afektif, yang kemudian di

wujudkan dalam unsur psikomotor.

Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar gerak, hanya

saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan domain

kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibandingkan keterlibatan domain

psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-respon

muslular yang diekspresikan alam gerakan tubuh secara keseluruhan atau bagian-

bagian tubuh. Berkaiatan dengan belajar gerak, Sugiyanto (1996:27) menyatakan,

” Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular

yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh’. Menurut Rusli

Lutan (1988:102) ” Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian

dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen

dalam perilaku terampil”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa, belajar

gerak (motorik) merupakan perubahan perilaku motorik berupa ketrampilan

sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Upaya menguasai ketrampilan gerak

sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.

Pada awal tahap pembelajaran siswa yang baru mengenal subtansi yang

dipelajari baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotor

bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah

guru berusaha untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa pada materi

pembelajaran, maka diharapkan sesuatu yang asing bagi siswa tersebut berangsur-

angsur hilang dengan sendirinya.

Dalam tahap ini seorang guru harus mengupayakan pembelajaran dengan

menata lingkungan belajar dan perencanaan materi yang akan dipelajari atau akan

dibahas. Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa

berminat untuk mengikuti pembelajaran. Klasifikasi tingkah laku domain kognitif,

afektif dan psikomotor seperti telah dikemukakan sebelumnya. Domain kognitif

Page 36: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guiford dalam Magill (l982:2), menamakan “(intelectual activities)” yaitu

"kemampuan individu dalam hubungannya dengan pengenalan informasi, dan

ingatan yang berkenaan dengan aktivitas berpikir”. Kemudian domain afektif

adalah penalaran yang mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar

keterampilan gerak dan yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting

dalam belajar keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami

keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih

kompleks. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon

muskular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.

Menurut Pate, Rotella dan McClenaghan (1993:201), bahwa

“Pembelajaran bertahap keterampilan gerakan yang rumit adalah fenomena yang

kompleks dimulai secara periodik dalam kandungan dan berlangsung sampai usia

dewasa. Kemampuan untuk bergerak dengan baik dalam lingkungan seseorang

tergantung pada perpaduan aspek sensorik dan aspek sistem syaraf secara efisien”.

Sebelum memulai dengan pembahasan tentang perbaikan keterampilan olahraga

tingkat lanjut, perlu terlebih dahulu dibahas bagaimana seseorang memperoleh

kemampuan untuk dapat bergerak dengan kompleks. Tanpa informasi dasar ini

akan sulit bagi guru untuk memahami mengapa beberapa penampilan mempunyai

kesulitan yang lebih besar dalam menguasai gerakan yang menuntut keterampilan

siswa. Pembelajaran bertahap keterampilan gerak dapat benar-benar dipahami

apabila menggunakau model “tingkatan”. Ketika seorang anak menjadi dewasa

sistem syaraf otot mulai mampu melakukan gerakan yang makin lama makin sulit

Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama : tahap pra-

keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap

terdapat tingkatan yang berurutan yang digunakan untuk membantu dalam

menggambarkan pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk

mendapatkan keterampilan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan

tahap tingkatan perkembangan keterampilan gerak. Berikut ini di sajikan tahap

tingkatan ketrampilan gerak.

18

Page 37: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3. Tingkatan Perkembangan Ketrampilan gerak

Sumber. Pate, Rotclla dan McClenaghan, 1993. Scientific Foundation of Coaching (Terjemahan : Rasiyo Dwijoyowinoto). Semarang : IKIP Semarang

Press, hal. 202.

Page 38: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar tersebut dia atas memberikan asumsi bahwa selama masa awal

pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan keikutsertaan yang berhasil

dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi pilihannya dan berkonsentrasi

pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan pada perbaikan keterampilan

tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih baik ketika kesempatan

untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah. Tahap-tahap dalam

perolehan keterampilan olahraga mencakup periode perkembangan perbaikan,

penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa cara

seseorang dalam tahap-tahap perkembangan tergantung pada kecenderungannya

untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi pada kegiatan olahraga.

Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus menerus mulai

mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh

sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan dan

pengendalian gerakan. Program gerak ini didefinisikan sebagai suatu perangkat

perintah gerak yang membantu dalam menampilkan pola keterampilan gerak yang

sulit dengan campur tangan susunan syaraf sadar yang terbatas. Latihan yang

terus-menerus selama tingkat perkembangan ini penting untuk mengembangkan

mekanisme kontrol gerakan. Kemampuan dalam mengontrol gerakan akan

memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang

seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturan-aturan,

termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar gerak

adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya

melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari.

Periode pra-remaja sangat penting dalam pembelajaran gerak yang makin

terpadu. Schmidt dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993;205)

”menggunakan dasar kognitif dari bagan untuk menolong perolehan penampilan

yang terampil bahwa program gerak yang disimpan dalam selaput otak bukan

rekaman khusus dari gerakan-gerakan, tetapi lebih merupakan aturan-aturan

umum yang membantu mengatur penampilan”. Hal senada diungkapkan oleh

Fitts, Adams dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993 : 205) menandai tiga

langkah dalam perolehan yang terampil. Tampaknya semua pelaku tanpa pandang

20

Page 39: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

umur, maju melalui langkah-langkah perkembangan berikut ini :

Langkah 1. Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama siswa untuk menguasai suatu keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajarnya diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Siswa berusaha untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya

Langkah 2. Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat program gerak dibuat atau seorang siswa sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat dalam pelaksanaannya

Langkah 3. Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak rnenjadi suatu gerak yang otomatis. Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan agar siswa dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi penampilannya.

Guru yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati siswa yang

banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan.

Dampak pengajaran ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus

memungkinkan terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan

yang terkendali. Jika keterampilan membaik, waktu memberikan latihan harus

dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang siswa menampilkan

kegiatan itu dalam berbagai situasi lingkungan. Tujuan guru memberikan materi

latihan dasar ini adalah tercapainya kemampuan untuk menampilkan segala

macam keterampilan yang mungkin dibutuhkan dalam perundingan yang

sebenarnya. Untuk itu siswa harus memperhatikan contoh gerakan dan merespon

gerakan tersebut. Dalam tahap otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh

siswa akan berlanjut sejalan dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap

yang lebih kompleks.

Dengan demikian keterampilan dapat di gambarkna sebagai kualitas

penampilan seseorang dalam melakukan tugas-tugas gerak fisik. Indikator kualitas

yang di penuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Untuk

dapat menguasai ketrampilan gerak olahraga harus melalui proses pembelajaran.

Melalui pembelajaran yang sistematis dan kontinyu, maka ketrampilan dapat di

kuasai dengan baik dengan baik an benar.

Page 40: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap

proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai

teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti

halnya teori belajar konstruktivis dan teori lainnya.

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan

pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada

siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar

belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks

siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh

perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa

menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa

sehingga subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses

pembelajaran dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif. Seperti yang

di kemukakan oleh I Wayan Santyasa (2008:5) bahwa “ Pembelajaran inovatif

adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered”.

Pembelajaran inovatif sebagai inovasi pembelajaran dapat mencakup

modifikasi pembelajaran, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model

pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan

(rekreatif) dan membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk

dapat membuat siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih

efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam berbagai kegiatan inovasi yang dilakukan guru lebih ditekankan

pada penerapan gagasan yang lebih praktis dan mudah. Dengan demikian

kegiatan-kegiatan inovasi yang dilakukan oleh guru dapat berupa gagasan kreatif

dan kegiatan sederhana di tingkat kelas yang dianggap dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan pendidikan di kelas dan di sekolah pada umumnya.

22

Page 41: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran inovatif

menurut Moh. Ansyar dan H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4) meliputi:

”a) mengetahui dan menemukan masalah; b) mengidentifikasi dan menyeleksi

alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan masalah; d)

melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan rangkaian

kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar

merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh

guru yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para guru

mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu pembelajaran, akan tetapi dalam

mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada guru yang ada, biaya,

situasi sosial kultural warga sekolah yang, kualitas kepemimpinan kepala sekolah,

dan karakteristik guru sebagai pelaksana kurikulum. Dengan demikian, apabila

guru hendak melakukan kegiatan inovasi dalam pembelajaran sebaiknya

memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang dilakukan dapat

terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal.

a. Model - Model Pembelajaran Inovatif

Model-model pembelajaran inovatif yang akan diangkat oleh penulis

dalam penelitian ini adalah ini diantaranya: model pembelajaran langsung, model

pembelajaran kooperatif, dan beberapa contoh model dan langkah-langkah

pembelajaran Inovatif.

1) Model pembelajaran langsung

Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah. Istilah lain model pengajaran langsung antara lain: training model,

active teaching model, mastery teaching, dan explicit instruction.

Ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:

a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk

prosedur penilaian belajar.

Page 42: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Sintaks atau pola keseluruhandan luar kegiatan pembelajaran

c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar

kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

(a) Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa

Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam

pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan

tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang

bagaimana melakukan sesuatu. Suatu contoh pengetahuan deklaratif yaitu:

tekanan adalah hasil bagi antara gaya dan luas bidang benda yang dikenai gaya

(p=F/A). pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif

di atas adalah bagaimana memperoleh rumus atau persamaan tekanan tersebut.

Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia,

dan matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau

informasi faktual. Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan

penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua

rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali

penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan

prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar

siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka

dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.

(b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting.

Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang

pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

Pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan

atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa.

Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus

24

Page 43: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang

digunakan.

b) Pembelajaran Kooperatif

Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengembangan model pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert

Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang

lebih besar. Thelan telah mengembangkan prosedur yang tepat untuk membantu

para siswa bekerja secara berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon

Alport yang mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam kelompok akan

memberikan hasil lebih baik. Shlomo Sharan mengilhami peminat model

pembelajaran kooperatif untuk membuat setting kelas dan proses pengajaran yang

memenuhi tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan

serta dalam kerja kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota dalam

kelompok tentang setting kooperatif tersebut.

Hal yang penting dala model pembelajaran kooperatif adalah bahwa

siswa dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih

mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap

memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat

kesempatan untuk bersosialisasi.

c) Pembelajaran Demonstration

Langkah-langkah dalam model pembelajaran demonstration meliputi:

1) Guru menyampaikan Tujuan Pembelajaran Khusus.

2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

3) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan.

4) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario

yang telah disiapkan.

5) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa.

6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga

Page 44: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengalaman siswa didemontrasikan.

7) Guru membuat kesimpulan

d) Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar

Pada model pembelajaran ini, siswa saling membagi informasi pada saat

yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Langkah-langkah pembelajarannya meliputi:

1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,

menghadap ke dalam.

3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.

Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu

yang bersamaan.

4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa

yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum

jam.

5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.

Demikian seterusnya.

Pembelajaran inovatif sebagai bagian dari PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dapat dijadikan sebagai cermin dari

PAIKEM itu sendiri. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan (rekreatif) dan

membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat

siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai pembelajaran yang rekreatif, dalam

pembelajaran inovatif ditekankan pada kegiatan belajar yang mengandung unsur

bermain

26

Page 45: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kelebihan Pembelajaran Inovatif

Saat ini model pembelajaran yang sedang digalakkan adalah

pembelajaran inovatif. Hal ini dikarenakan pembelajaran inovatif memiliki

beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut:

1) Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat

pada siswa.

2) Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa

agar belajar.

3) Menuntut kreativitas guru dalam mengajar.

4) Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar

dan saling membangun.

5) Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas guru

dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama

pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan

pembelajaran.

6) Otonomi siswa sehingga subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh

perencanaan dan proses pembelajaran.

7) Siswa adalah penerima informasi secara aktif.

8) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.

9) Pembelajaran lebih konkret dan praktis.

10) Perilaku dibangun atas pengalaman belajar.

11) Perilaku baik berdasarkan motivasi instrinsik.

c. Kekurangan Pembelajaran Inovatif

Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran inovatif juga memiliki

beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

1) Pembelajaran akan bersifat monoton jika guru kurang kreatif dalam

mengelola kelas.

2) Siswa yang kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal.

3) Situasi kelas kurang terkoordinir karena pusat kegiatan belajar adalah

siswa.

Page 46: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Program pembelajaran kurang terkonsep.

5. Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Mini

a. Hakikat Pembelajaran inovatif Passing Bawah dengan Bolavoli Mini

Pembelajaran passing bawah bolavoli dengan modifikasi bola mini

merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada perubahan peralatan

khususnya bola. Bolavoli ukuran standart dianggap sebagai penghambat

pelaksanaan passing bawah. Karena bola dianggap sebagai penghambat

pelaksanaan pembelajaran passing bawah bolavoli, mka perlu diciptakan kondisi

belajar yang lebih mudah agara siswa mampu melakukan passing bawah. Rusli

Lutan & Adang Suherman (2000:75) menyatakan,” Manakala kondisi sebenarnya

menjadi penghambat belajar ketrampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu

pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak

merusak integritas skill yang dipelajarinya”. Sedangkan Sugiyanto (1996 : 64 )

menyatakan, penyusunan materi pelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip:

1) Dimulai dari materi belajar yang mudah dan di tingkatakan secara berangsur-

angsur ke materi yang lebih sukar. 2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana

dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks.

Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa pembelajaran passing bawah menggunakan bola mini merupakan bentuk pembelajaran yang merubah kondisi belajar sesungguhnya (bola standart dirubah menggunakan bolavoli mini. Ukuran bolavoli mini menurut Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (1995:57) yaitu,” Bola nomor 4, berat 230- 250 gram, keliling 22-24 cm ”. Perubahan penggunaan bolavoli ukuran mini karena sisa mengalami kesulitan melakukan passing bawah menggunakan bola ukuran standart. Ukuran bolavoli standart menurut Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (1995: 12) Yaitu,” Keliling 65 sampai 67 cm, berat 260 sampai 280 gram, tekanan udara 0.40 sampai 0. 45 kg/cm2 ( 392-444)”. Contoh bentuk bola mini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Contoh bola mini

28

Page 47: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan ukuran bolavoli tesebut menunjukkan bahwa, bolavoli ukuran

standart lebih berat. Bagi siswa pemula terlebih siswa putri, belajar passing bawah

menggunakan bolavoli ukuran standart mengalami kesulitan. Kesulitan yang

dialami siswa dalam pembelajaran passing bawah menggunakan bolavoli ukuran

standart misalnya bola terlalu berat, teknik passing bawah yang masih rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu di ciptakan cara belajar yang

sesuai dengan kondisi siswa diantaranya menggunkan bolavoli mini yang lebih

ringan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Mini

Pelaksanaan pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini yaitu:

Pada pertemuan minggu pertama, guru menerangkan sikap permulaan, perkenaan

bola dan gerak lanjut. Guru mendomonstrasikan pengenalan bola mini pada

perkenaan lengan, dengan melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh pada

lengan yang dirapatkan dan diluruskan. Gerakan dilakukan sambil berjalan maju.

Setelah guru mendemonstrasikan gerakan tersebut, kemudian menata

formasi pembelajaran sedemikian rupa agar semua mendapat kesempatan yang

sama dalam melakukan tugas ajar. Siswa harus mempraktikkan gerakan

pengenalan bola pada perkenaan lengan sesuai petunjuk dan perintah guru. Dari

waktu pembelajaran keseluruhan, pada akhir sebelum pembelajaran selesai (10

menit terakhir), pembelajaran inovatif passing bawah dirubah menggunakan

bolavoli ukuran standart. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mentransfer

gerakan ketrampilan yang sebenarnya. (Pertemuan selanjutnya dapat dilihat pada

lampiran ). Contoh pembelajaran inovatif gerakan perkenaan bola pada lengan

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Contoh pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini

( Roji, 2007 : 16)

Page 48: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan

Bola Mini

Bola mini merupakan bolavoli yang memiliki ukuran lebih kecil dan

ringan di bandingkan bolavoli ukuran standart, sehingga dapat di gunakan untuk

mengatasi kesulitan siswa dalam belajar passing bawah bolavoli. Melalui

pembelajaran passing bawah bola mini, siswa akan cepat beradaptasi dengan

bolavoli ukuran standart. Penggunaan bola yang mendekati dengan karakteristik

bola sebenarnya akan memberi dampak yang positif untuk beadaptasi dengan

cepat terhadap ketrampilan yang sebenarnya.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran passing bawah bolavoli dan bola

yang digunakan dalam pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola

mini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran

inovatif passing bawah menggunakan bola mii antara lain:

1) Bola mini mendekati karakteristik bola sebenarnya ( bolavoli standart ),

sehingga siswa akan lebih cepat beadaptasi dengan bolavoli ukuran

standart.

2) Bola dapat memantul dengan baik, sehingga laju bola dapat bergerak

dengan baik.

Kelemahan pembelajaran inovatif passing bawah dengan menggunakan

bola mini antara lain :

1) Siswa yang belum siap (lengan belum kuat ) akan merasa berat dan

menimbulkan rasa sakit.

2) Siswa yang belum siap akan berdampak pada passing bawah yang kurang

baik.

6. Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Lunak

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Lunak

Pembelajaran inovatif passing bawah bolavoli dengan bola lunak pada

prinsipnya sama dengan bentuk pembelajaran passing bawah dengan mengunakan

30

Page 49: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bola mini. Letak perbedaannya pada bola yang digunakan dalam pembelajaran.

Adapun ukuran bola lunak menurut Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (1995:

92) yaitu ” Bola terbuat dari karet, berat bola 210 + 5 gram, lingkaran 78 + 1 cm.”

Contoh bentuk bola lunak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Contoh

bola lunak

Ditinjau dari prinsip-prinsip modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani

bahwa, pembelajaran passing bawah menggunakan bola lunak merupakan prinsip

perluasan isi. Dalam hal ini Rusli Lutan & Adang Suherman (1999/2000 :68)

berpendapat :

Perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aaktivitas belajar secara progresif dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Pada proses ini guru harus memahami (1) bagaimana mengurangi kompleksitas dan kesulitan materi pelajaran dan (2) bagaimana menganalis materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang dapat menciptakan susunan atau rantai pengalaman belajar yang bersifat progresif.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran inovatif passing

bawah dengan bola lunak merupakan cara mengajar yang di mulai dari sederhana

atau mudah, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke bentuk ketrampilan yang

lebih sulit. Melalui pembelajaran inovatif passing bawah demgam menggunakan

bola lunak diharapkan siswa akan memiliki konsep gerakan passing bawah yang

benar.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan Bola Lunak.

Pada prinsipnya pembelajaran inovatif passing bawah menggunaka bola

lunak sama dengan pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola mini.

Perbedaannya terletak pada bola yang digunakan dalam pembelajaran.

Page 50: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pelaksanaan pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola lunak yaitu;

guru menerangkan teknik gerakan passing bawah dari sikap permulaan, gerakan

pelaksanaan dan gerak lanjut. Guru memberikan tugas ajar terlebih dahulu kepada

siswa pelaksanaan gerakan passing bawah tersebut dengan bola lunak yang

dilakukan sambil berjalan. Siswa melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh

pada lengan yang dirapatkan dan diluruskan. Dari waktu pembelajaran

keseluruhan, pada akhir sebelum pembelajaran selesai (10 menit terakhir),

pembelajaran inovatif passing bawah di rubah menggunakan bolavoli ukuran

standart. Guru menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

kemampuan siswa. Uraian terperinci pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dapat

dilihat dilampiran.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inovatif Passing Bawah dengan

Bola Lunak

Bola lunak yang lebih ringan akan meningkatkan mativasi belajar siswa .

penggunaan alat yang menyerupai alat sebenarnya diharapkan siswa dapat

mentransfer ke dalam bentuk keterampilan yang sebenarnya. Menurut Sugiyanto

( 1996 : 82 ) ” transfer bukan materi pelajaran yang harus diajarkan, melainkan

merupakan suatu kondisi yang harus diciptakan agar materi pelajaran yang telah

di kuasai murid bisa memberikan kemudahan bagi murid untuk mempelajari

hal-hal baru dalam situasi yang baru atau situasi yang lain”.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran inovatif passing bawah dengan

mengunakan bola lunak, maka dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola lunak antara

lain :

1) Siswa akan merasa senang, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi

karena bolanya lebih ringan.

2) Siswa akan terhindar dari rasa sakit atau lengan kemerah-merahan.

Kelemahan pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola lunak

antara lain:

1) Bola yang ringan akan berakibat laju bola kurang baik bila kena angin,

32

Page 51: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga laju bola tidak dapat terkontrol.

2) Bola kurang dapat memantul dengan baik, sehingga akan berpengaruh

pada passing bawah.

3) Gerakan ketrampilan yang sebenarnya lebih lama untuk dikuasai karena

perbedaan bentuk bola akan membutuhkan adaptasi waktu yyang lebih

lama.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat

diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Inovatif dengan Bola Mini dan Bola

Lunak Terhadap Hasil belajar Passing Bawah Bolavoli.

Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran inovatif

passing bawah dengan menggunakan bola mini dan bola lunak, jelas hal ini

menunjukkan perbedaan terhadap karateristik bola yang digunakan. Kedua bentuk

pembelajaran passing bawah menggunakan bola mini dan bola lunak sama-sama

bertujuan untuk mengatasi kesulitan dalam belajar passing bawah.

Berdasarkan karakteristik dari masing-masing bentuk pembelajaran

tersebut, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Pada

pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini siswa akan lebih cepat

beradaptasi dengan bola standart daripada dengan menggunakan bola lunak.

2. Pembelajaran Inovatif yang Lebih Baik Pengaruhnya dengan Bola Mini

dan Bola Lunak Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli.

Setiap pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda-beda terhadap

tujuan yang diinginkan. Pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola

mini mengarah atau sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu kemmpuan

passing bawah menggunakan bola ukuran standart. Penggunaan bola yang ideal

dan dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang tersebut merangsang

kepekaan siswa dan kemampuan beadaptasi yang lebih baik. Sedangkan

Page 52: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola lunak perlu penyesuaian

dengan kondisi yang sebenarnya. Pergantian bola dari bola lunak diganti dengan

bola standart perlu penyesuaian atau adaptasi terhadap beban yang berbeda.

Dengan demikian diduga, pembelajaran inovatif passing bawah dengan

bola mini memberikan dampak pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar

passing bawah bolavoli.

c. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh pembelajaran inovatif

dengan bola mini dan bola lunak terhadap hasil

belajar passing bawah bolavoli siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pembelajaran inovatif dengan bola mini lebih baik

pengaruhnya terhadap hasil belajar passing bawah

bolavoli siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

34

Page 53: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolavoli SMK Kristen Surakarta.

Alasan peneliti memilih tempat ini karena pada sekolah tersebut belum pernah

dilakukan penelitian yang menyangkut permasalahan seperti yang diajukan dalam

penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan dilaksanakan selama delapan minggu dengan frekuensi

belajar tiga kali pertemuan dalam satu minggu. Adapun jadwal pelaksanaan

penelitian terlampir.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 162.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dengan

demikian sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang

berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik purposive proporsional random sampling. Sampel diambil sebanyak 20%

dari tiap-tiap kelas. Dari jumlah siswa yang terpilih kemudian ditetapkan menjadi

2 kelompok latihan sesuai dengan rancangan penelitian. Yaitu 16 orang mengikuti

35

35

Page 54: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini dan 16 orang mengikuti

pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola lunak.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

dan pengukuran yaitu tes ketrampilan passing bawah bolavoli dengan AAHPER

volleyball Skill Test dari Strand and Wilson ( 1993 : 136). Petunjuk pelaksanaan

tes terlampir.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Posttest Design”. Gambar

rancangan penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

R = Random.

Pretest = Tes awal kemampuan passing bawah bolavoli.

MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing.

K 1 = Kelompok 1

K 2 = Kelompok 2

Treatment A = Pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini.

Treatment B = Pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola lunak.

Posttest = Tes akhir kemampuan passing bawah bolavoli.

36

R Pretest MSOP

K 2 Treatment B Posttest

K 1 Treatment A Posttest

Page 55: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan passing

bawah bolavoli pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangkai, kemudian subjek

yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1)

dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi

perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat

perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing.

Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut

Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan seterusnya

E. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Sebelum data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu data harus dicari

reliabilitasnya, untuk mengetahui keajegan dari tes yang bersangkutan Untuk

mengetahui validitas data menggunakan tes uji reliabilitas dengan ANOVA dari

Mulyono B. (2008:44-47) sebagai berikut:

R = A

WA

MSMSMS −

Keterangan :R : koefisien reliabilitas

MSA : Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok

37

Page 56: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk menghitung MSA dan MSW harus dicari dulu 6 dari suatu set skor ialah :

a. Jumlah Kuadrat total : SST = ( ) 22

nkX

X ∑∑ −

b. Derajat kebebasan total : dfT = (n)(k) – 1

c. Jumlah kuadrat di antara subjek : SSA = ( ) 22

nkX

ki ∑∑ −

d. Derajat kebebasan diabtara subjek : dfA = n – 1

e. Jumlah Kuadrat dalam subjek : SSW = ∑ ∑−kT

X i2

2

f. Derajat kebebasan dalam subjek : dfW = n(k-1)

Catatan : ∑ 2X = Jumlah skor kuadrat.

∑ X = Jumlah skor seluruh subjek

n = Jumlah subjek

k = Jumlah skor tiap subjek

Ti = Jumlah skor untuk setiap subjek i

g. Dengan mendapatkan 6 harga tersebut, maka dapat dihitung kuadrat rata-

rata diantara subjek dan kuadrat rata – rata dalam subjek :

MSA = 1−=

nSS

dfSS A

A

A

MSW = )1( −=

knSS

dfSS W

W

W

h. Letakan semua harga yang diperoleh kedalam tabel ANOVA

Menghitung R dengan : R = A

WA

MSMSMS −

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau

data berada dalam suatu kurve normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan metode Lillieforse dari Sudjana (2002 : 466) untuk mengetahui

38

Page 57: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Adapun

prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut :

1). Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn

dengan menggunakan rumus :

Xi - X Zi =

s

Keterangan :

X = Rata-rata

s = Simpangan baku

2). Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z<Xi)

3). Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka ;

banyaknya Z1, Z2, …., Zn yang < Zi

S(Zi) =

n

4). Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5). Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya Lo = | F(Zi)- S(Zi)| maksimum.

Kriteria :

Lo≤Ltab : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo>Ltab:sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

berasal dari kelompok yang sama atau setara. Untuk mencari atau menguji

39

Page 58: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

homogenitas data, digunakan rumus untuk mencari uji homogenitas

(Sudjana,1996 : 386). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

SD2bs

Fdbvb : dbvk =

SD2kt

Keterangan :

db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar

db : vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil

SD2bs = Varians yang lebih besar

SD2kt = Varians yang lebih kecil

3. Uji Perbedaan

Untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001:137) sebagai berikut :

)1(

2

−Σ

=

NNxd

Mdt

Keterangan :

t = Nilai perbedaan

Md = Mean deviasi

d2 = Derajat perbedaan

N = Jumlah sampel

Adapun uji perbedaannya menggunakan derajat kebebasan N -1 pada taraf

signifikansi 5%. Peningkatan prosentasi dari hasil belajar yang telah dilakukan,

dicari dengan cara sebagai berikut :

40

Page 59: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan prosentasi = %100xtestMpre

Md−

Md = mean posttest – mean pretest

41

Page 60: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes

awal dan tes akhir pada kemampuan passing bawah bolavoli. Berikut disajikan

dekripsi data, uji prasyarat analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis.

Deskripsi hasil analisis data tes kemampuan passing bawah bolavoli yang

dilakukan pada kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Passing Bawah Bolavoli pada

kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2).

Kelompok Tes N Hasil

Terendah

Hasil

Tertinggi

Mean SD

Kelompok 1 Awal 16 0 5 2.063 1.248

Akhir 16 1 8 5.063 3.000

Kelompok 2 Awal 16 0 4 2.125 1.166

Akhir 16 2 6 3.938 1.345

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan

kelompok 1 memiliki rata-rata kemampuan passing bawah bolavoli sebesar 2.063,

sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki kemampuan passing bawah

sebesar 5.063. Adapun rata-rata kemampuan passing bawah bolavoli pada

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah 2.125, sedangkan setelah mendapat

perlakuan memiliki rata-rata kemampuan passing bawah sebesar 3.938.

42

Page 61: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Mencari Reliabilitas

Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan reliabilitas data hasil

tes,dengan maksud untuk memenuhi tingkat keajegan hasil tes yang diperoleh.

Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan passing bawah bolavoli

yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir.

Hasil Tes Reliabilita Kategori

Awal 0.816 Tinggi

Akhir 0.832 Tinggi

Adapun pengertian kategori reliabilitas tes tersebut, menggunakan

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B. (1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas ObyektivitasTinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80-1,0

0,70-0,79

0,50-0,79

0,30-0,49

0,00-0,29

0,90-1,0

0,80-0,89

0,60-0,79

0,40-0,59

0,00-0,39

0,95-1,0

0,85-0,94

0,70-0,69

0,50-0,69

0,00-0,49

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas

Page 62: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari

data tes awal kemampuan passing bawah bolavoli. Uji normalitas data dalam

penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang

dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)

sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD Lhitung Lt 5%

K1 16 2.036 1.248 0.1641 0.258K2 16 2.125 1.165 0.1688 0.258

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1)

diperoleh nilai Lhitung = 0.1641. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal.

Sedangkan hasil dari uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2)

diperoleh nilaiLhitung = 0.1688, ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan

hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians ,

maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan

tersebut disebabkan oleh perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas

data antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)sebagai berikut:

Page 63: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD² Fhitung Ft 5%

K1 16 1.558K2 16 1.359 1.147 2.43

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 1.147.

Sedangkan dengan db = 15 lawan 15 , angka Ft = 2.43, yang ternyata nilai Fhitung=

lebih kecil dari Ft = 2.43. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan kelompok 2(K2)

memiliki varians yang homogen.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji

perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui

perbedaan pada kedua kelompok tersebut, selama diberi perlakuan berangkat dari

keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2)sebelum diberi perlakuan adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2).

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

K1 16 2.063K2 16 2.125 0.565 2.131

Berdasarkan hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2

diperoleh nilai thitung sebesar 0.565 dan ttabel dengan N= 16 ,db= 16-1= 15 dengan

taraf signifikasi 5 %, nilai t dalam tabel = 2.131. Ternyata nilai t yang diperoleh

lebih kecil dari ttabel 5%. Dengan demikian hipotesis nol diterima,yang berarti

bahwa sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2).

Page 64: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 (K1) mendapat

perlakuan pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini, dan kelompok

2 (K2) mendapat perlakuan pembelajaran inovatif dengan bola lunak, kemudian

dilakukan uji perbedaan. Hasil uji perbedaan setelah diberi perlakuan sebagai

berikut:

a. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 (K1)

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 (K1).

Kelompok K1 N Mean thitung ttabel 5%

Tes awal 16 2.063Tes akhir 16 5.063 7.539 2.131

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 1

diperoleh nilai thitung sebesar 7.539, yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari

nilai ttabel dengan taraf signifikans 5% yaitu 2.131. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Ho di tolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. .

b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 (K2)

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 (K2)

Kelompok K2 N Mean thitung tt abel 5%

Tes awal 16 2.125Tes akhir 16 3.398 7. 390 2.131

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 2

diperoleh nilai thitung sebesar 7.390, yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari

nilai ttabel dengan taraf signifikans 5% yaitu 2.131. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Ho di tolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.

Page 65: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)

yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)

Kelompok N Mean thitung tt abel 5%

K1 15 5.063K2 15 3.398 2.522 2.131

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2) diperoleh nilai thitung sebesar 2.522, dan ttabel dengan N=15,db=15-

1 = 14.dengan taraf signifikasi 5% yaitu 2.131. .Hal ini menunjukkan bahwa thitung

>ttabel . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sehingga hasil tes

akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) terdapat perbedaan yang

signifikan.

d. Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki prosentase

peningkatan yang lebih baik, dilakukan penghitungan perbedaan prosentase

peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan

passing bawah bolavoli dalam persen pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)

sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan passing bawah bolavoli dalam persen pada Kelompok (KI) dan

Kelompok 2 (K2)

Kelompok N MeanPre test

Meanpost test

MeanDifferent

Persentase peningkatan

K1 16 2.063 5.063 3.000 145.46K2 16 2.125 3.938 1813 85.29

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 (K1)

memiliki peningkatan kemampuan passing bawah bolavoli sebesar 145.46 %.

Page 66: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sedangkan kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan kemampuan pasing bawah

bolavoli sebesar 85.29 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok

1 (K1) memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing bawah bolavoli yang

lebih baik dari pada kelompok 2 (K2).

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Inovatif dengan Bola Mini dan Bola

Lunak pada Passing Bawah Bolavoli.

Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara

kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,

karena hasil perhitungan dari data tes akhir kedua kelompok diperoleh

nilai t = 2.522. Dari nilai tersebut menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel = 2.131.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Hal ini karena dari

masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki penekanan yang berbeda

dan keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda pula. Pada

pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola mini siswa akan lebih cepat

beradaptasi dengan bola standart daripada dengan menggunakan bola lunak.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara

pembelajaran inovatif dengan bola mini dan bola lunak terhadap hasil hasil belajar

passing bawah bolavoli pada pada siswa kelas X SMK Kristen Surakarta tahun

pelajaran 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

1. Pembelajaran Inovatif yang Lebih Baik Pengaruhnya dengan Bola Mini

dan Bola Lunak Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli.

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan

passing bawah bolavoli bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan yang lebih besar

dari pada kelompok 2. Kelompok 1 (K1) memiliki peningkatan kemampuan

passing bawah bolavoli sebesar 145.46% , sedangkan kelompok 2 (K2) memiliki

Page 67: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

peningkatan kemampuan passing bawah bolavoli sebesar 85.29%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (kelompok yang mendapat

perlakuan pembelajaran inovatif dengan bola mini) memiliki keterampilan passing

bawah bolavoli yang lebih baik dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapat

perlakuan pembelajaran inovatif passing bawah dengan bola lunak).

Pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola mini

mengarah atau sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu kemampuan

passing bawah menggunakan bola ukuran standart. Penggunaan bola yang ideal

dan dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang tersebut merangsang

kepekaan siswa dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik. Sedangkan

pembelajaran inovatif passing bawah menggunakan bola lunak perlu penyesuaian

dengan kondisi yang sebenarnya. Pergantian bola dari bola lunak diganti dengan

bola standart perlu penyesuaian atau adaptasi terhadap beban yang berbeda.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa, pembelajaran inovatif

dengan bola mini lebih baik pengaruhnya daripada pembelajaran inovatif dengan

bola lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI

SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

Page 68: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran inovatif dengan

bola mini dan bola lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada

siswa kelas XI SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan

nilai perhitungan hasil tes akhir masing-masimg kelompok diperoleh nilai

thitung sebesar 2.522 lebih besar daripada ttabel sebesar 2.131 dengan taraf

signifikasi 5%.

2. Pembelajaran inovatif dengan bola mini lebih baik pengaruhnya daripada bola

lunak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMK

Kristen Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Pembelajaran inovatif dengan

bola mini memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing bawah

sebesar 145.46 %, sedangkan pembelajaran inovatif dengan bola lunak

memiliki peningkatan kemampuan passing bawah sebesar 85.29%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pembelajaran

inovatif dengan bola mini lebih baik pengaruhnya dari pada pembelajaran

inovatif dengan bola lunak terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah

bolavoli.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini yakni setiap model

pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan

Page 69: C PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF …eprints.uns.ac.id/3265/1/Skripsi-Veronicha_Diana_Maya_Sari.pdf · perpustakaan.un.a.id c digilib.un.a.id c c c c c c c c c c c c c c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kemampuan passing bawah bolavoli. Oleh karena itu, dalam menerapkan

suatu pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kemampuan passing bawah

harus sesuai dan tepat dengan kondisi siswa. Hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam memilih, menentukan, dan menerapkan

model pembelajaran teknik dasar permainan bolavoli, khususnya untuk

meningkatkan kemampuan passing bawah sebagai hasil belajar.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang telah

ditimbulkan,maka kepada tim pengajar di SMK Kristen Surakarta disarankan hal-

hal sebagai berikut:

1. Pengajar hendaknya berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menyampaikan materi, meningkatkan kreativitas dalam mengajar, menentukan

model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk diterapkan, serta

meningkatkan kemampuan untuk mengelola kelas sehingga kualitas

pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat. Selain itu, pengajar

hendaknya mau membuka diri untuk menerima masukan , saran dan kritik

agar dapat memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Dalam menerapkan suatu pembelajaran hendaknya perlu dipertimbangkan

kelebihan dan kelemahanya, serta tingkat efektifitasnya agar diperoleh hasil

yang maksimal. Sekolah dan lembaga pendidikan hendaknya berusaha

menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar

mengajar. Kepada guru yang belum menerapkan pembelajaran inovatif

dengan bola mini dalam permainan bolavoli hendaknya mencoba teknik

tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan teknik

dasar, khususnya passing bawah bolavoli.