buletin morpin edisi 8

8
Edisi 8/April 2003 1 Edisi 08 / April 2003 Buletin dwi mingguan Opini Media Obyektif dan Kreatif Opini M orpin Fokus Puji syukur, atas segala ridho-Nya akhirnya Morpin telah terbit kembali dengan nuansa yang bertemakan kegiatan kemahasiswaan. Selama liburan kemarin, mahasiswa tentunya menjernihkan kembali pikiran mereka, setelah dipusingkan oleh soal-soal ujian semester. Namun sewaktu pengurusan KRS, mahasiswa lagi-lagi dipusingkan oleh pengisian KRS yang tidak teratur. Mengapa? Karena saat pengisian KRS tersebut dosen- dosen wali justru piknik ke Bali, sehingga banyak mahasiswa yang terlambat mengisi KRS. Semoga saja dengan pengangkatan berita-berita tersebut dalam Morpin akan membantu anak-anak magang untuk lebih mengembangkan potensi jurnalistik mereka. Dan diharapkan anak-anak magang tersebut dapat menggantikan posisi seniornya dengan lebih baik. Akhirnya, kami berharap semoga Morpin dapat menjadi lebih dekat dengan mahasiswa, terutama mahasiswa FISIP. Mohon maaf bila dalam penyampaian masih terdapat banyak kekurangan, dan kami mengharap kritik serta saran dari rekan-rekan mahasiswa. Terima kasih....!!! Redbull Ritual Berwisata ke Bali demi menghilangkan penat dan me-refresh-kan otak bisa menjadi saat-saat indah bagi tiap-tiap pribadi yang menjalankannya. Namun, apa jadinya jika hal itu malah jadi bumerang bagi pelaksananya?! Tiap kegiatan yang direncanakan dengan baik tahu benar siapa saja pelaksanaannya (orang- orang yang ikut berpartisipasi) dan kapan acara itu dilaksanakan. Lalu apa hubungannya dengan FISIP? Kali ini yang menjadi sorotan adalah wisata dosen ke Bali yang bukan merupakan salah satu program FISIP dalam peningkatan mutu mahasiswa, melainkan peremajaan kepe- natan pihak FISIP, baik dari pejabat, dosen hingga karyawan dan staf. “Kegiatan wisata ini merupakan ak- tivitas sosial untuk rekreasi yang sebenarnya kegiatan ini diprogramkan oleh universitas dua tahun sekali, dan juga pengadaan baju dinas (dua tahun sekali). Namun, program ini sudah bertahun-tahun tidak direalisasikan kurang lebih delapan tahun belakangan ini. Dan kali ini direalisasikan dengan pergi berwisata ke Bali,” kata Drs.Sutarno selaku Pembantu Dekan II FISIP. Komentar yang sama juga diberikan oleh dekan FISIP Drs. Warsito, SU yang men- gatakan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi refresing dan rekreasi. Selamat Berjumpa Kembali FISIP Goes To Bali

Upload: majalah-opini

Post on 23-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BULETIN MORPIN EDISI 8

TRANSCRIPT

Page 1: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 2003 1

Edisi 08 / April 2003

Buletin dwi mingguan Opini

Media Obyektif dan Kreatif OpiniMorpin

Fokus

Puji syukur, atas segala ridho-Nya akhirnya Morpin telah terbit kembali dengan nuansa yang bertemakan kegiatan kemahasiswaan. Selama liburan kemarin, mahasiswa tentunya menjernihkan kembali pikiran mereka, setelah dipusingkan oleh soal-soal ujian semester. Namun sewaktu pengurusan KRS, mahasiswa lagi-lagi dipusingkan oleh pengisian KRS yang tidak teratur. Mengapa? Karena saat pengisian KRS tersebut dosen-dosen wali justru piknik ke Bali, sehingga banyak mahasiswa yang terlambat mengisi KRS. Semoga saja dengan pengangkatan berita-berita tersebut dalam Morpin akan membantu anak-anak magang untuk lebih mengembangkan potensi jurnalistik mereka. Dan diharapkan anak-anak magang tersebut dapat menggantikan posisi seniornya dengan lebih baik. Akhirnya, kami berharap semoga Morpin dapat menjadi lebih dekat dengan mahasiswa, terutama mahasiswa FISIP. Mohon maaf bila dalam penyampaian masih terdapat banyak kekurangan, dan kami mengharap kritik serta saran dari rekan-rekan mahasiswa. Terima kasih....!!!

Redbull

Ritual

Berwisata ke Bali demi menghilangkan penat dan me-refresh-kan otak bisa menjadi saat-saat indah bagi tiap-tiap pribadi yang menjalankannya. Namun, apa jadinya jika hal itu malah jadi bumerang bagi pelaksananya?! Tiap kegiatan yang direncanakan dengan baik tahu benar siapa saja pelaksanaannya (orang-orang yang ikut berpartisipasi) dan kapan acara itu dilaksanakan. Lalu apa hubungannya dengan FISIP?

Kali ini yang menjadi sorotan adalah wisata dosen ke Bali yang bukan merupakan salah satu program FISIP dalam peningkatan mutu mahasiswa, melainkan peremajaan kepe-natan pihak FISIP, baik dari pejabat, dosen hingga karyawan dan staf.

“Kegiatan wisata ini merupakan ak-tivitas sosial untuk rekreasi yang sebenarnya kegiatan ini diprogramkan oleh universitas dua tahun sekali, dan juga pengadaan baju dinas (dua tahun sekali). Namun, program ini sudah bertahun-tahun tidak direalisasikan kurang lebih delapan tahun belakangan ini. Dan kali ini direalisasikan dengan pergi berwisata ke Bali,” kata Drs.Sutarno selaku Pembantu Dekan II FISIP. Komentar yang sama juga diberikan oleh dekan FISIP Drs. Warsito, SU yang men-gatakan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi refresing dan rekreasi.

Selamat Berjumpa Kembali FISIP Goes To Bali

Page 2: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 20032

Mengenai asal idenya sendiri pihak dosen baik yang ikut maupun tidak, mengatakan bahwa mereka mengetahuinya dari papan pen-gumuman di ruang dosen. Bu Maryam, dosen ANE, perwakilan dari dosen yang tidak ikut ke Bali mengatakan kegiatan ini pernah dibicarakan dalam rapat rutin. Berdasarkan pernyataannya acara seperti ini tidak dilakukan secara berkala dan terakhir kali diadakan adalah tahun 1984, selama ia mengajar disini baru ada dua kali program piknik seperti ini. Pernyataan yang sama diberikan oleh bapak Drs. Moh. Jaiz, bagian Tenaga Administrasi yang mengatakan ini adalah keputusan rapat. Rapat fakultas yang terdiri dari Dekan, PD I, PD II, PD III dan Ketua Jurusan yang menyetujui diadakannya acara ini. Sedangkan Drs. Sutarno, selaku PD II FI-SIP mengatakan bahwa kegiatan ini sudah ada dalam program Universitas yang diatur oleh PR II yang diajukan pada bulan Desember kepada Universitas.

“Penilaian hanya dilaksanakan oleh PD II dan para pegawai fakultas dibayari oleh fakultas, sumber dana diambil dari potongan gaji bulanan” tutur Drs. Sutarno mengenai sumber dana kegiatan. Tambahan keterangan dana dari Dekan FISIP menyatakan adanya kebijakan dari Universitas karena ada dana kesejahteraan bagi dosen dan karyawan juga forum yang merapat-kannya dari pihak manajemen fakultas.

Adanya kekurangan dana diakui oleh Dekan FISIP, Drs. Warsito, SU yang menjelaskan bahwa kekurangan dana ditutupi oleh donatur dari masing-masing individu serta dana yang sah dari APBN Universitas. Penjelasan dari pihak dosen baik yang ikut maupun tidak mengatakan bahwa dana untuk membiayai semua kegiatan itu sudah dipotong tiap bulannya dari gaji mereka dan menurut penjelasan Bu Maryam bila ada yang tidak ikut atau tidak menggunakan haknya

pergi ke Bali maka posisinya tidak boleh digan-tikan dan dana yang terkumpul dipakai untuk kepentingan kegiatan.

Namun, mengapa kegiatan ini berdam-pak negatif bagi mahasiswa ? Dampak yang masih tersisa oleh mahasiswa hingga kini adalah jadual kuliah yang bentrok dan tidak teratur. Hal ini didukung oleh ketua Senat, Deli, yang men-gatakan bahwa kurangnya koordinasi antara pihak fakultas dengan Senat dan BEM -selaku wakil mahasiswa- telah menimbulkan isu-isu miring tentang manajemen fakultas.

Pernyataan senada banyak diungkap-kan oleh mahasiswa karena banyak urusan mahasiswa yang belum diselesaikan, terutama dalam pengisian KRS yang membutuhkan nilai dari dosen pengampu dan mengkonsultasikan-nya dengan dosen wali. Mengenai masalah waktu, setelah dikonfi rmasikan dengan Dekan dan PD II selaku pejabat yang mengetahui struktur program kegiatan ini mengatakan bahwa waktu yang ditetapkan sudah tepat dan tidak mengganggu proses perkuliahan karena dilaksanakan sesudah ujian akhir semester dan pengurusan KRS.

Bila dilihat dan diteliti lebih dalam per-nyataan mereka, memang benar karena jadual perkuliahan dengan kegiatan tersebut memiliki jeda waktu cukup lama. Pembayaran SPP(17-01-2003 s/d 03-02-2003), dan slip pembayaran baru bisa diterima setelah 3 sampai 4 hari sejak penyetoran dan pengisian KRS (3-02-2003 s/d 10-02-2003). Jadi ada jeda waktu 9 hari menjelang pelaksanaan kegiatan tersebut yang diadakan pada tanggal 19 Febuari 2003. Dekan mengkomentari bahwa jadwal yang tidak tera-tur dikarenakan oleh perombakan kelas B.101 yang bersambung ke hal. 7

Page 3: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 2003 3

Artikel Fahmi Luqmanudin *)

…………………..oooooohhhhhhhhh Kampusku

Cita-cita luhur Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pencerdas dan pen-sejahtera mahasiswa, pembaharu dan kontrol sosial serta menciptakan yang berpendidikan tinggi, hanya akan terwujud jika terdapat dosen-dosen yang mempunyai kemampuan akademis, sikap independen dan integ-ritas moral yang mulia. Dalam formasi sosial masyarakat yang pa-ternalistik dan feodal, dosen sebagai bagian integral Perguruan Tinggi memainkan peran yang sangat dominan. Krisis legitimasi dan kualitas akademis tidak lepas dari kemampuan, integritas dan indepedensi sikap dosen. Besarnya selisih antara tahun lulus (Dosen) dengan tahun menjadi seorang dosen, mengidentifi -kasikan bahwa profesi sebagai dosen hanya sekedar menjadi alternatif pilihan kedua, ketiga, atau bahkan karena terpaksa setelah profesi lain yang diinginkan tidak teraih. Rendahnya idealisme dan motivasi ini akan mempengaruhi prestasi akademis sebagai dosen. Diperlukan sebuah desain dalam rekruiting dan kaderisasi yang fair dan terbuka, agar prasyarat dan kualifi kasi sebagai dosen dapat teraih. Aktivitas akademis acapkali terganjal oleh kurikulum dan bi-rokrasi PT yang kaku, oleh kekuasaan politik pemer-intah, tradisi senioritas dan konspirasi internal yang tidak sehat. Tidak hanya itu, kini merebak pula konsep oportunisme melalui mekanisme “siluman” dalam penyaluran aspirasi dan peningkatan kemampuan akademis. Sementara itu, dosen kurang mendapatkan liberalisasi untuk memperbaiki kurikulum dan kualitas akademis karena upaya-upaya kearah itu selalu saja dipersepsikan sebagai aktifi tas politik. Kenyataan lain menunjukkan bahwa dosen-dosen senior mempromosikan dosen muda bukan untuk peningkatan kemampuan akademis dan sikap

independensi, akan tetapi justru menjadikan dosen tersebut menjadi tidak kritis dan degradasi intelektual. Tradisi kaderisasi dosen seperti ini dimaknai sebagai rekruiting “konco” dalam pengertian “anak buah” untuk kepentingan klik-klik akademis. Aktivitas asketis telah berubah menjadi ko-munitas yang bersifat hedonis. Birokrasi kekuasaan sangat mengganggu aktivitas ilmiah. Sering sekali senior (seorang guru besar) memanfaatkan dosen yang yunior dalam sebuah aktivitas ilmiah yang kemudian diklaim sebagi hasil karyanya. Terdapat banyak aktivitas ilmiah yang hanya masuk dalam klasifi kasi bazaar atau dalam bentuk jurnal masturbasi. Ironisnya, aktivitas akademik diterjemahkan sebagai aktivitas politis dan ekonomis. Aktivitas ilmiah didesain sebagai pembagian kemiskinan yang tidak diasarkan pada kriteria ilmiah dan mekanisme kompetisi yang fair. Selain basis intelektual dan integritas dosen yang masih lemah, maka dengan kurikulum birokrasi dan mekanisme internal perguruan tinggi saat ini, semakin mengkondisikan para akademisi kita lebih bersikap tenang-tenang saja terhadap berbagai per-soalan aktual yang terjadi.

Komunitas Ilmiah Disamping tidak mampu menjadi tempat tumbuhnya komunitas serta aktivitas ilmiah untuk mencari kebenaran dan keadilan, PT juga gagal sebagai pusat informasi dan pilar perubahan sosial. Dialektika kebudayaan, informasi-informasi aktual dan penemuan baru serta proses perubahan sosial jauh lebih dinamis ditengah pergumulan masyarakat disbanding dengan apa yang terjadi di lingkungan PT. Terbukti pula bahwa apa yang kita peroleh dari PT tidak cukup untuk menjelaskan dan menjawab tantangan jaman. Independensi dan integritas PT tidak bisa terwujud hanya sekedar meminta atau menunggu niat baik dari pemerintah, akan tetapi harus direbut dan diperjuangkan dengan spirit, komitmen, konsistensi dan keberanian. Jadi, PT hanya dapat independen dan memiliki integritas jika terdapat - orang-orang dengan komunitas ilmiah yang mempunyai komitmen kuat. Menciptakan wacana kritis me

Page 4: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 20034

Perdamaian yang bohong adalah peper-

angan yang paling kejam.

(Yudistira, Raja Amarta)

Anda telah mencapai puncak kesuksesan

begitu Anda tidak lagi tertarik pada uang,

pujian, atau publisitas. (Dr. O.A. Batista)

Mempelajari sesuatu dengan tanggung-

tanggung bisa membahayakan, tapi tak

belajar sama sekali justru bisa berakibat

fatal.(Viscount Samuel)

mang sulit, karena aktivitas dan kritik akademik ilmiah sering ditafsirkan sebagai ancaman politik dan ekonomi. Untuk itu, disamping intropeksi dan revolusi tentang relasi PT dengan sistem kekuasaan politik dan desain kapitalisme global, diperlukan juga perjuangan yang panjang untuk membentuk aktivitas dan komunitas akademik yang harus dimulai dari integritas pribadi. Hal ini terasa sangat mendesak, karena akademisi atau intelektual adalah sebuah piliahan jalan hidup yang kritis-alternatif, sekaligus siap dengan berbagai konsekuensi politik dan ekonomi.

Hegemoni Developmentalisme dan Politik Perguruan Tinggi

Untuk menggambarkan ketidak mutuan karya dosen dan mahasiswa, muncul sebuah anekdot seperti penelitian asongan, penelitian jago kandang, intelektualisme bazaar atau bahkan jurnal masturbasi. Walaupun demikian, memang akhir-akhir ini menguat kembali kasus-kasus pembajakan dan penjiplakan skripsi dan hasil karya lainnya. Perguruan tinggi telah mengalami kri-sis legitimasi pada batas ambang yang sangat membahayakan. Dalam formasi sosial dan ideologi dominant developmentalism kapitalism dewasa ini, semakin mempertegas terjadinya krisis legitimasi atau otoritas dunia perguruan tinggi sebagai lembaga pencerdas, pembaharu dan pen-sejahtera masyarakat. Kita perlu mempersoalkan sekaligus menggugat hegemoni developmentalisme dan intervensi kekuasaan politik terhadap kampus. Karena desain PT yang lebih berpihak pada sistem reproduksi dan kekuasaan politik domi-nan, kampus gagal menjadi pusat informasi yang independen, pembaharuan dan kontrol sosial yang efektif dan berdaulat. Kenyataan ini sema-kin diperjelas dengan rendahnya signifi kansi dan

kontrol ilmiah dalam berbagai kebijakan publik. Pendangkalan makna pendidikan hanya memproduksi sistem dan mekanisme serta meredusir sekedar menjadi rutinitas mekanik, prosedural, kuantitatif dan artifi sial, mengaki-batkan rendahnya sikap kritis, inisiatif, kreatifi tas dan daya cipta dosen dan mahasiswa. Disamp-ing itu, merebak pula kultur dan sikap mental birokratis, tidak independen, kurang demokratis serta tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan perubahan atau pembaharuan. Akan tetapi daripada mencari kambing hitam yang saat ini memang sulit dicari, orang bijak akan selalu mengatakan Principtis Obsta! Lawanlah permulaannya, benahilah substansi dan penyebab utamanya.

*) Mahasiswa Ekstensi Pemerin-tahan ‘ 00

Page 5: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 2003 5

Lentera

Cita-cita Masih teringat di benak saya, ketika itu saya menonton di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Seorang anggota DPRD ditangkap oleh kepolisian karena diduga telah melakukan tindak korupsi. Uang rakyat yang “dicuri” itu diduga digunakan untuk kepentingan pribadi. Ketika pulang dari luar negeri ia ditang-kap. Alasan yang dikemukakannya cuma satu : saya gunakan uang itu untuk keliling dunia karena merupakan cita-cita saya, tanpa mengi-kutsertakan keluarga. Cita-cita yang ingin dicapai memang bagus dan tergolong wah, tetapi cara yang digunakan sungguh naif. Ironis sekali. Sering orang memilih jalan pintas dalam mencapai ke-hendaknya tanpa memperhitungkan nilai positif dan negatif bagi hidup. Katakan “ ya” kepada segala sesuatu yang positif didalam hidup dan “tidak” kepada segala hal yang negatif. Apa yang sudah ditolak tidak akan masuk ke dalam kenyataan. “Dendan-gkan yang baik dengan segala keindahannya dan hentikan irama sumbang dari kejahatan.” Demikian ucapan Emerson. Memang segala kejadian di dunia me-miliki ketentuan sendiri-sendiri. Ada waktu untuk menebar benih dan ada waktu untuk panen. Ada waktu untuk bekerja dan ada waktu untuk istira-hat. Ada waktu untuk bertindak dan ada waktu untuk berdiam diri.

Agus ‘01

Rehat

Gedung B.101 hancur lebur...☺ Korban rudal tomahawk nyasar....? Dan

makan korban anak-anak D3 ‘02Rudal AS sering salah sasaran.

☺ Saking canggihnya tentara AS jadi bin-gung sendiri. Suara bising dari B.101 ganggu

kuliah.☺ Gimana Pak Dekan?

Pemira Undip sebentar lagi...☺ Mudah-mudahan ngga’ salah pilih!

Realisasi janji Dekan, ruangan ber- AC.☺ Koq tetep panas?!

Liburan lalu dosen dan staf FISIP ke Bali.☺ Gratis?! Kok ngga’ ngajak-ngajak?

Pakaian anak-anak Undip makin mo-dis aja.☺ Kuliah = ke mall

Mahasiswa mengeluh, waktu KRS-an ngga’ dapat map dan jadwal.☺ Udah bayar khan...??

Pengemis di kampus makin banyak.☺ Pengemis doyan duit, pejabat doyan

duit, semua doyan duit.........Karpet mushola FISIP banyak debu.

☺ Siapa mau pahala....??Ada kuliah reguler yang disatuin

sama ekstensi.☺ Mentari di malam hari.

SiBull

Page 6: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 20036

Pada tanggal 2 dan 3 April 2003 yang lalu, Kine Klub FISIP Undip mengadakan Parade Film Garin Nugroho, yaitu pemutaran film-film karya sutradara peraih berbagai penghargaan interna-sional, Garin Nugroho. Pemutaran hari pertama menampilkan Surat Untuk Bidadari (09.00), Bulan Tertusuk Ilalang (13.00), Angin Rumput Savana (15.00), dan Dongeng Kancil Untuk Kemerdekaan serta My Film, My Family, My Nation (19.00). Di hari kedua diputar Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (AIMSS) pukul 09.00, kemudian langsung dilanjut-kan dengan Behind the Scene AIMSS, dan diskusi, menampilkan Garin Nugroho, Adi Kurdi (pemeran dalam AIMSS), dan Viva Westy (asisten sutradara), dengan moderator Handry TM (pemred Tren C&R). Pada pemutaran AIMSS jumlah penonton memblu-dak, sehingga panitia berinisiatif untuk memutar kembali AIMSS pada pukul 16.00. Walaupun masih terdapat beberapa kekurangan, namun keseluruhan penyelenggaraan tergolong sukses.

PARADE FILM GARIN

Obituari

SCTV GOES TO CAMPUS

Lomba News Presenter dan Seminar SCTV Goes To Campus 2003 diselenggarakan pada tang-gal 25 dan 26 Maret 2003, bertempat di UNDIP Pleburan, Semarang. Acara ini melibatkan pihak SCTV, UNDIP, FRESH RADIO, KFC dan berbagai pihak lain yang mendukung acara tersebut. Acara ini diadakan untuk kedua kalinya di UNDIP, setelah sebelumnya diadakan pada tahun yang lalu. Peserta yang ikut dalam acara ini tidak hanya dari kalangan

UNDIP saja tetapi bersifat umum. Tujuan diadakannya ini untuk memberikan informasi mengenai stasiun per-televisian (dalam hal ini SCTV), memberikan pelatihan menjadi seorang News Presenter lewat lomba yang diadakan dan masih banyak lagi. Beberapa tokoh pertelevisian dan dosen ikut ambil bagian dalam acara SCTV Goes To Campus ini, diantaranya; Budi Darmawan (PR Manager), Rahmat Akbari(Assistant Vice President Technic SCTV), Novel Ali(Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP), Ibu Hj. Evie S. Ibrahim (PD I), Alvito Deannova dan Nunung Setyani(News Presenter), Karni Ilyas, dan Don Bosco S. Pada hari pertama acara ini, berlangsung Semifi nalis Lomba News Presenter, kemudian diambil sepuluh besar peserta untuk fi nal. Pada hari kedua, berlangsung seminar. Dalam seminar ini dibagi dalam dua sesi, sesi pertama mengetengahkan diskusi “Dibalik Dapur Televisi,” sesi kedua mengetengahkan diskusi “News Program dan News Presenter, dan Final Lomba News Presenter.”

Yulianto

Tyo

Agenda

Pemilihan Ketua HMJ Ilmu Komu-nikasi, Rabu 16 Apr’03, depan jurusan komunikasi, pukul 09.00-14.00 wib. Pemilihan Ketua HMPS ANI, Rabu 16 Apr’03. Mid Semester Fisip Undip, Senin, 21 April ’03 Pemira UNDIP, Kamis 17 April ‘03

Page 7: BULETIN MORPIN EDISI 8

Edisi 8/April 2003 7

Kacang Goreng

INI “OTONOMI” SAYA

Aku adalah sebuah “produk’ dari suatu “rumah produksi”. Rumah produksi paling wah di kotaku. Di dalam rumah produksi ini ada berbagai macam “mesin cetak” dari berbagai jaman. Ada mesin produk lama dan produk baru. Ada juga mesin produk lama yang berkarakter baru tapi payahnya masih ada juga mesin produk lama dengan karakter lama. Nah ..... mesin cetak yang terakhir ini yang sering menimbulkan masalah karena sering kali produk yang dihasilkan tidak pas dengan cetakannya. Seperti contoh kasus berikut ini.

* * * * * * “Cerita Tentang Toleransi dan Otonomi”

Mesin Cetak : “Saya tidak memberi toleransi pada produk yang tidak mengikuti proses produksi apapun alasan-nya, dan itu akan mempengaruhi mutu yang saya berikan”.

Produk : “Tapi, saya sedang mengikuti proses produksi lain atau saya akan menjadi produk yang kadaluarsa. Bisakah saya diberi toleransi ?”

Mesin Cetak : “Wah itu urusan kamu !” Produk : “Ya...... kalau begini sepertinya

kurang bijaksana, bagaimana kalau situasinya terbalik ?”

Mesin Cetak : “Kamu kurang ajar sekali ! selama saya bekerja di sini belum pernah ada satu produk pun yang berani mengkomplain kebijakan saya. Kamu belum apa-apa sudah berani menentang saya. Pemilik rumah produksi ini saja tidak be-rani mengkomplain saya. Keluar !! saya tidak butuh kamu, kamu yang butuh saya. Saya akan langsung mencantumkan kamu sebagai produk gagal tidak peduli kamu mengulang berapa kali pun

proses produksi saya”. Produk : “Saya minta maaf, saya khilaf” Mesin Cetak : “Keluar !! ini adalah otonomi

saya sebagai mesin cetak”. Wah kalau begini ceritanya mau jadi produk yang seperti apa saya kelak ? di satu sisi saya dicetak oleh mesin baru tapi di sisi lain saya juga dicetak oleh mesin lama yang......???Mau jadi apa saya ???Yah ..... mending saya jadi diri sendiri saja !!!Kok mumet, mumet; Ora usah dipikir wae lah !

rencananya akan dibangun gedung berlantai tiga.

Mahasiswa mengharapkan adanya ket-erbukaan antara pihak fakultas dan mahasiswa, perbaikan manajemen dan pelayanan fakultas. Ada juga harapan dari salah satu dosen komu-nikasi yang menyatakan ,“Sebenarnya pihak fakultas tidak ada maksud untuk mempersulit mahasiswa dan fakultas sendiri sudah mempunyai sistem yang baik, hanya memang terdapat kekuran-gan saat sistem tersebut dijalankan (sistem dirancang untuk hasil yang efektif) sedangkan orang-orang yang menjalankan sistem tersebut mempunyai banyak karakter yang mempengaruhi hasilnya”. Redbull

G-hunt

sambungan hal. 2 ......................

Page 8: BULETIN MORPIN EDISI 8

BULETIN MORPIN. Penanggung Jawab: Muhamad Kurniawan. Tim Kreatif :

Pemimpin Umum: Dimas P. Sekretaris: Dwi Pangestuti. RedPel: Bambang K, Diana R, Novia R. Div.Prus: Nur H, Lilik K, Agus R, M Satrio. Div. Prod: Iky Putri A, Inayati R. Reporter: Adji N, PintoB, A.Rumli, Wisnu M, A. Ghani, Karman, Erik S, Ridlowi, Yulianto, Esdras, Teten J, M Hartantyo,Retno W, Siti , Jihan W.A, Bintang MA, Ernawati, Iffah

Redaksi menerima tulisan, saran, kritik dan berhak menyunting tulisan yang masuk untuk dimuat di buletin

Edisi 8/April 20038

Suara Pembaca

Tetes Api

Tetes api jatuh dari matakuJauh turun ke hatiku

Panasnya membakar rongga dadaku

Hujan badai mencoba meredakannyaHingga langitpun bosan

Dan awan kesal karena tubuhnya kering ker-ontang

Tapi ia tak mampuSementara tubuhku hangus di dalam

Dan jasadku mulai tak kasat mata

Sebegitu perihkahKemarahan mengoyak nyawaku

Tetes api terus berjatuhan jauh ke lorong nuraniku

Enno

Nurani

Nasibmu B.101?!

Saya ini salah satu mahasiswa FISIP. Selama ini kami hanya bisa bertanya-tanya ten-tang salah satu ruangan di FISIP UNDIP yang telah almarhum yaitu ruang B.101 di mana kini dihancurkan. Kami hanya tahu dari mahasiswa melalui mulut ke mulut yang entah benar atau tidak tentang akan didirikannya ruang baru di situ yang agak “ mewah”. Mohon penjelasan dari Bapak yang bewenang.

Nama dan alamat pada redaksi

AC....??

Kepada Dekan FISIP Yang Terhormat, Saya sebagai salah satu mahasiswa FI-SIP merasa senang dengan di pasangnya AC di setiap ruang. Pada awalnya memeng AC di tiap ruang sering dihidupkan sehinnga perkuliahan yang tengah berlangsung di siang terasa sejuk. Akan tetapi akhir-akhir ini AC tersebut sudah tidak pernah dihidupkan kembali. Kalau AC terse-but hanya untuk “hiasan dinding” saja untuk apa dipasang AC segala? Atau AC hanya dinyalakan saat malam hari saja, khusus buat mahasiswa Ekstensi. Atau mungkin sebab lainnya? Mohon perhatian bapak dekan! Angkatan 2001