morpin edisi 63, maret 2014

8
Media Kreatif dan Sikap Kritis Mahasiswa Kunjungi juga kami di http://www.majalahopini.com Edisi 63/2014 @majalahopini 1 63/ 2014 Salam hangat… Selamat datang kembali di kampus tercinta ini! Memasuki awal semester ganjil, senang sekali bisa kembali hadir di tengah-tengah para pembaca. Di tahun yang baru, wajah- wajah baru dan semangat baru, Morpin akan mencoba lebih dekat lewat apa yang tersaji di dalamnya, Morpin kali ini tak akan kalah menarik dengan edisi-edisi sebelumnya. Mulai dari permasalahan website FISIP, cerita stadion futsal berkelas internasional Undip, hingga sejarah tentang Sigar Bencah akan kami berikan semua. Satu lagi. Berbeda dengan edisi-edisi tahun lalu, di edisi ini, kami juga akan kritis lewat karya visual. Segala apresiasi, kritik serta saran akan kami hargai, Kami berharap Morpin dapat menambah informasi. Semoga Morpin dapat menjalankan fungsi-fungsi pers pada umumnya, terutama fungsi kontrol. Semoga. Terima kasih. Salam. Red. Tak bisa dipungkiri, kebiasaan mahasiswa membuka website FISIP pasca libur semester sudah tak terlihat lagi. Apalagi dengan konten website yang jarang diperbaharui. Di era globalisasi, kita sulit untuk mengelak penggunaan teknologi, khususnya dengan kemajuan internet yang kian pesat. Apalagi informasi merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Namun, apa jadinya jika website, alat yang menyajikan informasi dan sarana komunikasi suatu institusi tak dimanfaatkan dengan baik? Hal inilah yang menggugah kami untuk mengangkat isu tentang website FISIP yang dinilai jarang update. Senin, 9 Maret 2014. telah mewawancarai ketua pengelola website FISIP, Dzunuwanus Ghulam M, S.IP, M.Si. Ia menceritakan bahwa website FISIP baru dibentuk pada tahun ajaran 2008-2009. Menurutnya, saat itu tampilannya masih sangat sederhana dibandingkan dengan yang sekarang. Ghulam, sapaan akrabnya, melanjutkan bahwa di awal perencanaannya, website FISIP sempat akan diserahkan kepada pihak ketiga oleh pihak kampus. Maksudnya, terdapat vendor dari luar lingkungan FISIP yang menawarkan diri untuk mengelola website. Namun, pihak kampus akhirnya hanya membatasi sampai ke tahap pembuatan website saja. Mereka takut jika vendor ikut mengelola, banyak hal-hal yang bakal diketahui oleh pihak ketiga tersebut. Oleh karena itu, kampus memilih sikap untuk mengambil alih penuh pengelolaan website-nya sendiri. “Pengelolaan tak dapat dilakukan oleh pihak ketiga, karena informasi mengenai website FISIP sangat privasi,” terang Ghulam. Sejak dibuatnya website FISIP, pemugaran tampilan dan semua konten dalam website hanya dilakukan satu kali saja. “Kira-kira tahun 2011, kita upgrade lagi dengan tampilan yang ada sekarang,” imbuhnya. Sebab jarang diperbaharui, pengelolaan website dinilai kurang baik. Hal itu diakui oleh Ghulam. Ia mengeluhkan, masalah tersebut terjadi karena admin utama tak fokus dalam menjalankan tugasnya. Perlu diketahui, admin utama website FISIP saat ini adalah seorang dosen yang sibuk dengan seabrek kegiatannya. Opini

Upload: gerry-maulana

Post on 28-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sebuah buletin bulanan yang diproduksi oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) OPINI FISIP Undip.

TRANSCRIPT

Page 1: Morpin edisi 63, Maret 2014

Media Kreatif dan Sikap Kritis Mahasiswa

Kunjungi juga kami di http://www.majalahopini.com

Edisi 63/2014G

@majalahopini

163/ 2014

Salam hangat…

Selamat datang kembali di kampus tercinta

ini! Memasuki awal semester ganjil, senang

sekali bisa kembali hadir di tengah-tengah

para pembaca. Di tahun yang baru, wajah-

wajah baru dan semangat baru, Morpin akan

mencoba lebih dekat lewat apa yang tersaji di

dalamnya,

Morpin kali ini tak akan kalah menarik dengan

edisi-edisi sebelumnya. Mulai dari

permasalahan website FISIP, cerita stadion

futsal berkelas internasional Undip, hingga

sejarah tentang Sigar Bencah akan kami

berikan semua. Satu lagi. Berbeda dengan

edisi-edisi tahun lalu, di edisi ini, kami juga

akan kritis lewat karya visual.

Segala apresiasi, kritik serta saran akan kami

hargai, Kami berharap Morpin dapat

menambah informasi. Semoga Morpin dapat

menjalankan fungsi-fungsi pers pada

umumnya, terutama fungsi kontrol. Semoga.

Terima kasih. Salam.

Red.

Tak bisa dipungkiri, kebiasaan mahasiswa membuka website FISIP pasca libur

semester sudah tak terlihat lagi. Apalagi dengan konten website yang jarang

diperbaharui.

Di era globalisasi, kita sulit untuk mengelak penggunaan teknologi, khususnya

dengan kemajuan internet yang kian pesat. Apalagi informasi merupakan salah satu

kebutuhan penting bagi manusia. Namun, apa jadinya jika website, alat yang

menyajikan informasi dan sarana komunikasi suatu institusi tak dimanfaatkan dengan

baik? Hal inilah yang menggugah kami untuk mengangkat isu tentang website FISIP

yang dinilai jarang update.

Senin, 9 Maret 2014. telah mewawancarai ketua pengelola website

FISIP, Dzunuwanus Ghulam M, S.IP, M.Si. Ia menceritakan bahwa website FISIP baru

dibentuk pada tahun ajaran 2008-2009. Menurutnya, saat itu tampilannya masih sangat

sederhana dibandingkan dengan yang sekarang.

Ghulam, sapaan akrabnya, melanjutkan bahwa di awal perencanaannya,

website FISIP sempat akan diserahkan kepada pihak ketiga oleh pihak kampus.

Maksudnya, terdapat vendor dari luar lingkungan FISIP yang menawarkan diri untuk

mengelola website. Namun, pihak kampus akhirnya hanya membatasi sampai ke tahap

pembuatan website saja. Mereka takut jika vendor ikut mengelola, banyak hal-hal yang

bakal diketahui oleh pihak ketiga tersebut. Oleh karena itu, kampus memilih sikap untuk

mengambil alih penuh pengelolaan website-nya sendiri. “Pengelolaan tak dapat

dilakukan oleh pihak ketiga, karena informasi mengenai website FISIP sangat privasi,”

terang Ghulam.

Sejak dibuatnya website FISIP, pemugaran tampilan dan semua konten dalam

website hanya dilakukan satu kali saja. “Kira-kira tahun 2011, kita upgrade lagi dengan

tampilan yang ada sekarang,” imbuhnya.

Sebab jarang diperbaharui, pengelolaan website dinilai kurang baik. Hal itu

diakui oleh Ghulam. Ia mengeluhkan, masalah tersebut terjadi karena admin utama tak

fokus dalam menjalankan tugasnya. Perlu diketahui, admin utama website FISIP saat ini

adalah seorang dosen yang sibuk dengan seabrek kegiatannya.

Opini

Page 2: Morpin edisi 63, Maret 2014

63/ 20142

Menganalisis “Analisa Pakar”

Salah satu rubrik yang menjadi sorotan di website

FISIP adalah rubrik Analisa Pakar. Dapat kita pantau, tahun

2012 menjadi tahun terakhir sebuah tulisan analisis seorang

pakar FISIP diunggah. Hal itu memunculkan pelbagai

pertanyaan. Apakah FISIP Undip kehilangan pakar-pakar yang

bisa beropini dalam sebuah tulisan? Atau apakah adminnya

yang enggan mengunggah hingga analisis terbaru para pakar di

FISIP tak nampak di website?

Ghulam membela diri. Ia mengatakan FISIP tak

kehilangan pakar, hanya ada masalah komunikasi saja. “Karena

masalah komunikasi. Begini, mestinya (rubrik) analisa pakar itu

ada list, bulan ini siapa, bulan itu siapa, gitu. Tapi, tampaknya itu

belum bisa kami jangkau,” ungkap Ghulam.

Sebagai salah satu dosen yang tulisannya kerap

menghiasi rubrik analisa pakar, Triyono Lukmantoro, S. Sos, M.

Si, mengakui bahwa website FISIP jelek karena perihal kurang

update. Menurutnya, sesuatu yang berkaitan dengan dunia

media online harusnya lebih update.

“Kalau kita ngomongin web, harusnya update, bahkan

per hari. Entah itu kegiatan, perubahan jadwal, ada tamu (dari

luar negeri), termasuk analisa pakar,” kata dosen yang akrab

dipanggil Mas TL tersebut.

Keputusan pihak kampus yang menjadikan dosen

sebagai pengelola website jadi sorotan Triyono dalam kasus ini.

Ia menyarankan pihak kampus membuat satu tim yang berisi

mahasiswa dari pelbagai jurusan untuk ikut ambil bagian dalam

pengelolaan website. “Saya kira mahasiswa harus dilibatkan

dalam hal ini. Dosen itu pekerjaannya terlalu banyak,” ucap

Triyono.

Menanggapi masalah pengelolaan website, khususnya

rubrik Analisa Pakar, Pembantu Dekan VI FISIP Undip, Drs.

Yuwanto, M.Si, Ph.D, angkat bicara. “Ya, itu (analisa pakar)

sebenarnya representasi dari keadaan web kita secara

keseluruhan. Jadi memang, web FISIP ini idealnya itu harus di-

update, tidak hanya di konten analisa pakar tetapi juga di konten

yang lain,” ungkapnya saat ditemui , Rabu (12/3).

Yuwanto menambahkan, menempatkan orang yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan

website sangatlah penting. Ia juga telah meminta setiap jurusan

menggandeng mahasiswanya untuk ikut andil dalam

pengelolaan website FISIP.

Soal rencana penambahan tenaga kontrak, Yuwanto

mengatakan dirinya sudah mencoba untuk merealisasikannya.

Namun, wacana tersebut terbentur dengan aturan universitas.

“Saya sendiri akan terus berusaha mengusulkan akan ada tenaga

kontrak. Repotnya sekarang, tenaga kontrak itu sudah tidak

menjadi kewenangan fakultas lagi,” jelasnya.

Sistem Informasi Akademik (SISKA) tak lupa kami

sorot. Tak sedikit mahasiswa yang mengeluh dengan sistem

pengunduhan nilai pada aplikasi SISKA. Mengomentari hal itu,

Yuwanto bertekad untuk menjadikan website FISIP lebih baik.

Kampus merencanakan pembelian seperangkat alat tambahan.

Rencana itu bahkan sudah tertuang dalam Rencana Bisnis

Anggaran (RBA). “Kami berusaha untuk mem-back up sistem

SISKA ini. Kami akan membeli seperangkat tambahan alat,”

kata Yuwanto.

Menurut Yuwanto, jika hal-hal yang disampaikannya

tersebut dapat direalisasikan, ia berharap FISIP tak hanya dapat

meningkatkan pengelolaan, kapasitas dan kemampuan website,

namun juga mengamankan sistem secara keseluruhan.

Opini

Oleh: Naomi Putri, Tiffana Puspa, Gerry Maulana

Page 3: Morpin edisi 63, Maret 2014

363/ 2014

“Menurut saya web FISIP itu nggak

update gitu loh. Waktu itu aku buka

sih ya cuma buka siska, itu gak liat

berita-berita soalnya di kanan-kiri

masih yang lama, jadi gak update

setiap hari kayak yang Undip.”

- Elizabeth Ottaviana, Hubungan

Masyarakat 2013

“Keaktifannya kurang. Gitu juga

dengan update beritanya. Satu lagi

tentang KRS, kalau perlu disatuin

dengan web, jadi gak usah download

terus.”

- Zito Kurnio, Administrasi Publik

2012

“Web FISIP apa ya? Isinya sih kurang

ya, maksudnya gak lengkap gitu.

Kalau mau cari-cari informasi apapun

gitu susah. Web-nya juga itu kurang

update.”

- Shinta Listiarini (Administrasi

Bisnis 2013)

Page 4: Morpin edisi 63, Maret 2014

63/ 20144

Akhir-akhir ini, mahasiswa tak hanya diramaikan

dengan pemberitaan terkait Pemilu di 9 April 2014 mendatang,

tetapi juga dengan kemunculan bangunan baru yang berdiri tepat

di samping Stadion Universitas Diponegoro, Tembalang.

Bangunan tersebut merupakan Futsal Indoor Stadium berkelas

Internasional satu-satunya di Jawa Tengah. Diresmikan oleh

Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Sudartho P. Hadi pada 21

Februari 2014 lalu, bangunan ini terdiri dari dua lapangan futsal,

dua ruang ganti, dua tribun barat dan timur, dua toilet pria dan

wanita, serta satu loket tiket.

Berangkat dari kebutuhan civitas akademika terkait

sarana olahraga dan minat terhadap salah satu cabang olahraga

yang saat ini kian marak, yaitu futsal, Undip lantas mendirikan

Futsal Indoor Stadium berkelas internasional. Diakui oleh pihak

pengelola, dibangunnya Futsal Indoor Stadium ini memiliki

tujuan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan minat dan bakat

mahasiswa pada bidang olahraga ini yang nantinya mampu

mengukir prestasi untuk negara. Tak kalah penting, Undip juga

dapat sekaligus menyiapkan fasilitas untuk kepentingan daerah

pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 mendatang di Jawa

Tengah.

Munculnya anggapan di kalangan mahasiswa bahwa

pembangunan Futsal Indoor Stadium ini tidak sejalan dengan

Visi Universitas Diponegoro untuk menjadi Universitas Riset

yang unggul pada tahun 2020, telah terjawabkan.

“Riset itu tidak harus mutlak pada penelitian murni, tapi

untuk bisa mendukung penelitian itu didukung oleh sarana yang

lain. Secara ilmu, olahraga dan kesehatan kan perlu risetnya

juga…..di dalam jiwa yang sehat, terdapat jasmani yang

sehat….. di dalam kampus ini kami memproduksi mahasiswa itu

yang bisa olah pikir kepada risetnya, kemudian olah rasa, dan juga

olahraga…..ini semua sebagai sarana penunjang Tri Dharma

Perguruan Tinggi, di dalam penelitiannya, kemudian di dalam

pendidikannya, pengabdian masyarakatnya juga dapat bermanfaat,”

ujar Edi Surahmat, selaku Kepala Bagian Tata Usaha, Rumah

Tangga, Hukum, dan Tata Laksana Universitas Diponegoro.

Selain itu, ada pula anggapan bahwa dibangunnya Futsal

Indoor Stadium ini untuk menunjang Pekan Ilmiah Mahasiswa

Nasional (PIMNAS) 2014 yang menjadikan Undip sebagai tuan

rumah, tetapi lagi-lagi hal ini dibantah oleh Kabag Tarkum Undip.

“Sebetulnya munculnya konsep futsal ini tidak dengan

PIMNAS. Konsep Undip sudah lebih dulu. Alhamdulillah, ketika

PIMNAS ini (stadion futsal) bisa dimanfaatkan,” imbuhnya.

Selanjutnya, untuk pengelolaannya sendiri nantinya tidak

akan diserahkan kepada mahasiswa atau Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) karena, akan dibentuk badan pengelola tentang

pemanfaatan sarana olahraga. Yang kemudian, badan tersebut tidak

hanya mengelola Futsal Indoor Stadium saja, tetapi juga mengelola

seluruh sarana olahraga yang dimiliki Undip, seperti Stadion Undip,

fitness, lapangan basket, lapangan sepakbola, serta tenis lapangan.

Pembangunan Futsal Indoor Stadium ini juga sebagai

bentuk dukungan kepada kegiatan pemerintah dalam mencetak atlet

nasional karena, bisa saja atlet nasional muncul dari kampus.

“Sekali lagi, manfaatkan sebaik mungkin fasilitas yang

telah kita miliki,” pesan Kabag Tarkum Undip kepada mahasiswa.

Oleh karena itu, Undip terus menerus membangun dan

mengembangkan fasilitas olahraga yang dapat dimanfaatkan oleh

seluruh civitas akademika Undip dan masyarakat sekitar. Sehingga,

nantinya civitas akademika dan masyarakat dapat menyatu. Hal itu

juga yang menjadi alasan Futsal Indoor Stadium tersebut berlokasi

di perbatasan antara kampus dengan masyarakat.

Oleh: Ingrid Dyah, Indriastuti Septyani, Yuli Kurniawaty

Lip

uta

n K

husus

Page 5: Morpin edisi 63, Maret 2014

563/ 2014

Memasuki awal tahun 2014, berhasil mewawancarai

tokoh-tokoh pergerakan mahasiswa asal Semarang mengenai

Indonesia Baru. Secara khusus, Opini akan memberikan hasil

wawancara bersama mereka di 3 edisi awal untuk Morpin tahun ini.

Salah satunya adalah Aat Eksa Fahmadi, ketua Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) cabang Semarang. Berikut isi

wawancaranya;

? Pesta akbar demokrasi Indonesia segera digelar

serentak, pandangan HMI untuk Indonesia baru?

Sebagai masyarakat awam hendaknya kita cerdas dalam memilih

calon rakyat dengan kapasitas yang bagus. Jangan termakan oleh

janji-janji palsu. Apalagi mudah menjual suara kita. Sangat tidak

etis jika kita mengorbankan nasib Indonesia 5 tahun kedepan demi

uang kisaran 25 ribu sampai 50 ribu. Sayangnya yang mengakar di

masyarakat adalah pernyataan,” jika tidak ada uang, tidak milih”.

? Pemilu bagaimana yang diidamkan oleh bangsa

Indonesia?

Tentunya pemilu yang jujur dan adil. Tapi pemilu sekarang

parameter “jujur dan adil” itu bias, Karena setiap orang merasa

dirinya benar , menurut subjektivitas dirinya sendiri. Mungkin

harapan dari pemilu ini adalah setiap elemen negara bekerja sebaik

mungkin untuk menyukseskan jalannya acara pemilu sehingga

nanti pemimpin yang terpilih pun menjadi pemimpin uang ideal

bagi bangsa Indonesia

? Apa peran serta mahasiswa dalam pemilu? Sejauh

mana HMI berkontribusi dalam hal tersebut?

Apa yang HMI lakukan demi pemilu yang bersih, saya bisa

memberi masukan kepada teman-teman bahwasannya janganlah

mengedepankan kepentingan pribadi untuk menyukseskan

golongan tertentu yang tentu belum layak untuk menjadi pemimpin.

? Apakah HMI kerap terlibat dalam suatu kelompok

yang mempunyai kepentingan tertentu di pagelaran

tersebut (pemilu)?

HMI bukan suatu organisasi partai, melainkan bersifat Independen.

Namun, tidak memungkiri, karena HMI cabang Semarang ini

bersifat heterogen,memang ada beberapa anggota yang mendukung

suatu partai tertentu bahkan ada yg menjadi tim sukses. Tetapi, saya

secara pribadi memilih untuk menjadi pemilih yang cerdas.

? HMI berafiliasi dengan partai politik?

HMI benar-benar independen, bukan sayap kanan dari partai politik

lainnya.

? Apa kriteria terpenting bagi pemimpin Indonesia versi

HMI?

Tentu saja amanah dan mempunyai Integritas, kedua hal ini sudah

mewakili kriteria lainnya. Jika, amanah dan Integritas telah

terpenuhi maka poin-poin lainnya akan berjalan dengan baik.

Misalnya, amanah sudah mewakili sifat jujur , dapat dipercaya serta

bertanggung jawab.

Opini ? Sejauhmana usaha HMI untuk ikut menjunjung

tinggi nilai demokrasi di kampus-kampus?

Kendalanya?

Kita, HMI menghargai adanya peraturan-peraturan yang ada di

kampus. Seperti contoh peraturan dalam KPRM (Komisi Pemilu

Raya Mahasiswa) yang ada di Universitas Sultan Agung, kita

menghargai apapun peraturan yang telah dibuat, hal ini

menunjukkan sifat demokrasi. Kendalanya, HMI pribadi sih tidak

ada kendala, karena kita mematuhi peraturan yang ada. HMI

selama ini dalam posisi yang wajar.

? Komentar tentang dominasi suatu kelompok di suatu

kampus?

Pertanyaan yang cukup sulit, namun saya akan menjawabnya

secara objektif dan subjektif. Menurut saya secara subjektif , ketika

organisasi eksternal menguasi organisasi internal di suatu kampus

ini pastinya akan menjadi suatu yang menguntungkan bagi kader-

kader dari organisasi eksternal itu. Hal ini, berdampak positif bagi

kader dalam eksistensinya di kampus serta mendapatkan

pencitraan yang baik karna aktif dalam organisasi eksternal

maupun internal. Secara objektifnya menurut saya, ketika

organisasi eksternal ini mendominasi satu organisasi di kampus

yang nantinya roda organisasi ini tidak berjalan dengan baik .

karena, dalam hal ini kita tidak bisa memberikan kesempatan

kepada orang lain yang sebenarnya memang memiliki kapasitas

yang lebih baik dan pantas untuk berkiprah.

? Pendapat HMI terhadap kondisi mahasiswa saat ini?

Menurut saya kondisi mahasiswa sekarang lebih bersifat apatis,

mereka lebih memilih untuk memenuhi kebutuhannya masing-

masing, jiwa sosialnya kurang sehingga ilmu dalam perguruan

tinggi tidak terwakili semuanya. Mungkin dalam bidang akademis

bisa dikatakan baik namun, sosial kemasyarakatannya sangat

minim.

? Apa Indonesia sudah seperti apa diinginkan

rakyatnya?

Saya pernah bergabung di Lembaga Survei Indonesia dan saya

sudah banyak melihat jawaban responden menyatakan bahwa

masyarakat Indonesia belum puas dalam hal bidang ekonomi.

Kenyataannya, Indonesia masih belum bisa menjadi negara yang

diidamkan negaranya.

? Harapan HMI tentang Indonesia ke depan?

Pastinya semua berharap Indonesia bisa menjadi negara maju dan

menjadi lebih baik lagi. Apa yang harus dilakukan adalah dengan

membangun perekonomian yang lebih baik agar kesejahteraan

masyarakat bisa tercapai.

Oleh: Ibrahim M. Ramadhan, Chandra Laksmita, Hilda Chasani

Waw

ancara

Page 6: Morpin edisi 63, Maret 2014

63/ 20146

Mendengar nama Sigar Bencah rasanya sudah

tak asing lagi bagi para pembaca, khususnya warga

Semarang. Daerah yang memang sering dikaitkan

dengan hal-hal mistis itu kadang membuat orang sedikit

ragu untuk melewatinya pada malam hari. Tidak hanya

itu, ada hal lain yang membuat pelintas jalan berpikir

dua kali untuk melewatinya, yaitu isu-isu sering

terjadinya perampokan. Kawasan ini memang sangat

sepi di waktu-waktu tertentu, sehingga kesempatan

untuk melakukan kejahatan pun semakin besar.

Pada kesempatan kali ini, Opini akan sedikit

menceritakan mengenai sejarah ruas jalan yang konon

angker tersebut. Dahulunya, Sigar Bencah merupakan

area perbukitan yang terletak di Kelurahan Bulusan,

Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Sebelum tahun 1993, selain jalan utama, belum

ada jalan alternatif yang layak untuk menghubungkan

daerah Semarang atas dan Semarang bawah. Pada

akhirnya, di tahun 1993, dibuatlah pembukaan lahan

yang diberi istilah digempur. Mengapa demikian?

Karena kawasan tersebut dibelah dengan menggunakan

dinamit atau semacam bom untuk memudahkan

pembuatan akses jalan lalu lintas.

Dalam bahasa Jawa, sigar sendiri mempunyai

arti terbelah. Sementara itu, bencah diambil dari kata

Bahasa Indonesia yang berarti tanah yang berair dan

berlumpur. Tak salah jika pada akhirnya jalan yang

menghubungkan Kelurahan Bulusan dengan Kelurahan

Meteseh itu dinamai Sigar Bencah oleh masyarakat

setempat.

Kawasan Sigar Bencah secara teknis

sebenarnya tidak memiliki tanah yang stabil untuk

dibuat jalan lalu lintas. Mengingat sekarang banyak

sekali kendaraan-kendaraan bermuatan berat yang

melewati kawasan itu, tentu akan menciptakan

kekhawatiran bagi pelintas jalan lainnya. Hal itu,

merupakan faktor yang membuat jalanan Sigar Bencah

sering rusak dan menimbulkan kecelakaan. Pemerintah

tak tinggal diam. Mereka sudah mengupayakan

perbaikan jalan dan antisipasi longsor dengan

menggunakan beton di tahun 2013 lalu.

Nuri, staf pembangunan di Kecamatan

Tembalang, mengatakan bahwa sudah ada upaya untuk

menanggulangi kasus kecelakaan. Upaya yang sudah

dilakukan seperti bertambahnya lampu penerangan di

setiap jalan, penambahan fasilitas pembatas jalan,

proyek pelebaran jalan, dan patroli rutin oleh kepolisian

pada jam-jam rawan.

“Pihak Perhubungan sudah mengupayakan

perbaikan jalan dan antisipasi longsor dengan

menggunakan beton di tahun 2013 lalu,” ucap Nuri

ketika ditemui di kantornya.

Meskipun banyak hal yang telah diperbaiki,

terutama kondisi jalan, fasilitas jalan dan jaminan

keamanan, sebaiknya tidak mengurangi rasa waspada

dan teliti anda saat menyusurinya. Apalagi jam-jam

sibuk seperti pagi dan sore hari. Kawasan tersebut cukup

ramai dengan berbagai macam jenis kendaraan dari truk

besar, bus kota, hingga motor. Ruas jalan kurang lebih

mempunyai panjang 1,5 km ini memiliki 5 tikungan

tajam yang menanjak. Selain itu masih terdapat aspal

yang rusak di beberapa ruas jalan. Perlu kewaspadaan

tingkat tinggi saat Anda mengendarai kendaraan.

Pastikan juga, keamanan kendaraan, saat anda memulai

berkendara.

Opini

Oleh : Hilda Chasani & Intan Laraswari

Nyem

ara

ng

Page 7: Morpin edisi 63, Maret 2014

763/ 2014

Seiring bertambahnya pengguna internet di Indonesia, semakin banyak pula mereka yang gemar melakukan

belanja online. Jika Anda termasuk yang hendak membeli secara online, maka berikut beberapa tips, yang dikutip

dari chip.co.id, untuk menjamin pengalaman berbelanja Anda dapat berlangsung dengan aman:

1. Hal pertama sebelum Anda memutuskan untuk berbelanja secara online, cek kejelasan seller dari kontak

yang telah dicantumkan seperti nomor telepon, media sosial (Twitter, Instagram, Facebook, LINE, dan lain-

lain). Bila tidak terdapat informasi yang jelas terkait online shop tersebut, sebaiknya segera dihindari.

2. Selalu simpan nama, nomor telepon, nomor rekening atau email pemilik online shop tersebut jika sewaktu-

waktu ditemukan sesuatu yang mencurigakan.

3. Perhatikan secara jeli testimonial dari pembeli-pembeli sebelumnya, dari sini Anda dapat membedakan

mana pembeli klonengan (palsu) dan pembeli asli.

4. Sebelum Anda berniat membeli barang secara online terlebih lagi di forum jual-beli, pastikan cek jumlah

posting-an dan traceback seller tersebut selama bergabung dalam forum tersebut.

5. Jangan tergiur dengan harga murah saat berbelanja online, apalagi dengan harga yang tak masuk akal.

Hindari pembelian barang elektronik karena, sangat rentan barang yang dikirim tidak sesuai dengan apa

yang dijanjikan.

6. Jika tidak yakin dengan kondisi produk, Anda dapat memanfaatkan metode Cash on Delivery (COD) dalam

bertransaksi. Dengan mengambil barang secara langsung dan bertemu dengan penjual, Anda akan lebih

yakin bahwa barang yang dibeli tidak akan mengecewakan.

Hal penting jika Anda ingin membeli barang secara online bahwa harga murah bukanlah segalanya karena, harga

menentukan kualitas suatu produk. Misalnya, harga smartphone baru di pasaran dapat dihargai dengan 4 juta rupiah,

sedangkan di online shop hanya kisaran 1-2 juta rupiah. Hanya ada kemungkinan bahwa produk tersebut palsu, black

market, refurbish, atau tindakan penipuan. Semoga bermanfaat dan selamat berbelanja.

Oleh: Chandra Laksmita

Info

rmasi G

aya H

idup

Page 8: Morpin edisi 63, Maret 2014

63/ 20148

Pemimpin Umum: Nur Fajriani Falah

Pemimpin Redaksi: Ayu Nabila

Redaktur Pelaksana: Gerry Maulana Thiar

Editor: Ibrahim M. Ramadhan & Yuli Kurniawaty

Layout & Grafis: Anugerah Dwitama & Hilda Nurul Fathiya Chasani

Reporter: Gerry Maulana Thiar, Yuli Kurniawaty, Ibrahim M. Ramadhan, Naomi Putri Bahari Simeon, Hilda Nurul

Fathiya Chasani, Tiffana Puspa Amarselma, Indriastuti Septiyani, Chandra Laksmita, Intan Laraswari, Ingrid Dyah.

Pihak kampus melarang kegiatan jual-beli sampai disediakan tempatnya.Batu pertama aja belum, nunggu sampai kapan?BEM, Senat, HMJ, HMPS dan UPK di FISIP Undip dilantik.Jangan khianati kepercayaankami.#mikirinPemilu#MikirinBuatEnggakMilihCalegYangBerpotensiKorupsi