buletin i edisi 4 tahun 2006

52
K K K E E E G G G I I I A A A T T T A A A N N N B B B i i i d d d . . . K K K A A A R R R . . . S S S E E E ( ( ( e e e k k k t t t o o o p p p a a a r r r a a a s s s i i i t t t ) ) ) K K K E E E G G G I I I A A A T T T A A A N N N B B B i i i d d d . . . P P P R R R L L L ( ( ( p p p e e e n n n g g g a a a m m mb b b i i i l l l a a a n n n s s s a a a m m mp p p e e e l l l a a a i i i r r r p p p a a a n n n t t t a a a i i i ) ) ) K K K E E E G G G I I I A A A T T T A A A N N N B B B i i i d d d . . . U U U K K K P P P ( ( ( p p p e e e m m me e e r r r i i i k k k s s s a a a a a a n n n s s s p p p e e e s s s i i i m m me e e n n n ) ) ) P P P E E E R R R T T T E E E M M MU U U A A A N N N J J J E E E J J J A A A R R R I I I N N N G G G K K K E E E R R R J J J A A A P P P E E E M M MB B B U U U K K K A A A A A A N N N P P P E E E L L L A A A T T T I I I H H H A A A N N N S S S U U U R R R V V V E E E I I I L L L A A A N N N S S S E E E P P P I I I D D D E E E M M MI I I O O O L L L O O O G G G I I I D D D A A A S S S A A A R R R

Upload: adminkkptanjungpriok

Post on 12-Jun-2015

964 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... KKKAAARRR...SSSEEE

(((eeekkktttooopppaaarrraaasssiiittt )))

KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... PPPRRRLLL

(((pppeeennngggaaammmbbbiii lllaaannn sssaaammmpppeeelll aaaiiirrr pppaaannntttaaaiii )))

KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... UUUKKKPPP

(((pppeeemmmeeerrr iiikkksssaaaaaannn ssspppeeesssiiimmmeeennn)))

PPPEEERRRTTTEEEMMMUUUAAANNN JJJEEEJJJAAARRRIIINNNGGG KKKEEERRRJJJAAA

PPPPPPPPPPPPEEEEEEEEEEEEMMMMMMMMMMMMBBBBBBBBBBBBUUUUUUUUUUUUKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN PPPPPPPPPPPPEEEEEEEEEEEELLLLLLLLLLLLAAAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTTIIIIIIIIIIIIHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN SSSSSSSSSSSSUUUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRVVVVVVVVVVVVEEEEEEEEEEEEIIIIIIIIIIIILLLLLLLLLLLLAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNSSSSSSSSSSSS EEEEEEEEEEEEPPPPPPPPPPPPIIIIIIIIIIIIDDDDDDDDDDDDEEEEEEEEEEEEMMMMMMMMMMMMIIIIIIIIIIIIOOOOOOOOOOOOLLLLLLLLLLLLOOOOOOOOOOOOGGGGGGGGGGGGIIIIIIIIIIII DDDDDDDDDDDDAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSSSAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRR

NONONONO PENULISPENULISPENULISPENULIS HAL. .HAL. .HAL. .HAL. . 1111 PELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIA RAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MM 4444 2222 INFO PROGRAMINFO PROGRAMINFO PROGRAMINFO PROGRAM : : : :

PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN PERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPAN SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC PADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHAN JUNI 2007 JUNI 2007 JUNI 2007 JUNI 2007

RBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKes

6666

3333 DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU” SUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKes 10101010 4444 MYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYU BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos 11111111 5555 PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ??? RBAW.RBAW.RBAW.RBAW. 14141414 6666 MIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASA RBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKes 16161616 7777 LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN

PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES DI DI DI DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK ---- TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006

SAFARISAFARISAFARISAFARI

17171717

8888 PIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMAR N. MOELYANAN. MOELYANAN. MOELYANAN. MOELYANA 18181818 9999 PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA

INDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIR RBAWRBAWRBAWRBAW 22222222

10101010 THE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FOR OR OR OR HEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAI ??? ??? ??? ???

RBAWRBAWRBAWRBAW 25252525

11111111 POJOK SKRININGPOJOK SKRININGPOJOK SKRININGPOJOK SKRINING RBAWRBAWRBAWRBAW 26262626 12121212 PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR

SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH PELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOK

dr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINI

31313131

13131313 I N F O R M A S II N F O R M A S II N F O R M A S II N F O R M A S I PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPAL DIDIDIDI PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK ---- TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2006200620062006

IKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKM

32323232

14141414 PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006

IKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKM 42424242

15151515 MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER SYAFLOVIDASYAFLOVIDASYAFLOVIDASYAFLOVIDA 50505050

IINNFFOO KKEESSEEHHAATTAANN PPEELLAABBUUHHAANN

Pengantar RedaksiPengantar RedaksiPengantar RedaksiPengantar Redaksi

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume 1 nomor 4 yang

diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan

wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung

pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan

di seluruh Indonesia. Demi peningkatan SDM dan kemajuan buletin pada edisi berikut, Tim

buletin merencanakan reorganisasi sesuai Tupoksi yang telah ditetapkan.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan program, kajian –

kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan,

naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan

informasi pengobatan tradisional.

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak –

sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan

pelabuhan. Walaupun sumbangan naskah dari KKP lain belum pernah muncul pada edisi

pertama sampai ketiga, namun Redaksi tetap menawarkan kesempatan ini pada para kolega

KKP di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan

optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

Diterbitkan oleh : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Ditjen PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

Pelindung / Penasehat: Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok

Raissekki, SKM, MM

Anggota : Rahmat Subekti, SKM, MHM

Agus Syah, SKM

Sugeng Retyono, SKM

Dewi Dyah Palupi, SKM

Dewan Redaksi : Ketua, RBA. Widjonarko, SKM, MKes

Editor : Nana Mulyana, SKM

Ani Budi Lestari

Lussie Soraya

Sekretaris : Rosyid Ridho P, SE

Tata Usaha / Distribusi : Agus Sudarman, SKM

Sulastyono Wahyudi, SH

Alamat Redaksi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok | Jl. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok - Jakarta Utara | Telp. 021 – 43931045, 4373265 | Fax. 021 – 4373265 | E-Mail : [email protected] | Desain grafis oleh N.M.([email protected])

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

4

PELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIA

Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

Pelabuhan tradisional di Indonesia tidak terhitung jumlahnya, baik pelabuhan nelayan

tradisional, pelabuhan transportasi rakit antar kepualuan kecil yang jaraknya tidak terlalu

jauh, sampai pelabuhan tradisional milik pribadi di depan rumahku. Kepadatan hilir mudik

rakit atau kapal kecil bermotor ataupun tanpa motor pada beberapa pelabuhan tradisional

ada yang melebihi kepadatan hilir mudik kapal di pelabuhan yang telah difasilitasi Wilayah

Kerja KKP. Tingginya tingkat kepadatan arus hilir mudik kapal atau rakit ini secara otomatis

memiliki konsekuensi resiko penularan yang tinggi pula. Demikian juga kenyataan

menunjukkan bahwa ada beberapa pelabuhan yang difasilitasi Wilayah Kerja KKP justru

tingkat kepadatan arus hilir mudik kapalnya lebih tinggi dibandingkan pelabuhan yang

difasilitasi KKP induk, dan seterusnya, dan seterusnya.

Jumlah pelabuhan

Jumlah pelabuhan di Indonesia yag difasilitasi KKP induk sebanyak 45 pelabuhan sedangkan

yang difasilitasi Wilayah Kerja KKP sebanyak 365 pelabuhan. Nah . . . . jumlah pelabuhan

tradisional ??? Tidak terhitung jumlahnya. Yang berarti . . . . . tingkat resiko kemungkinan

terjadinya penularan penyakit secara otomatis sekian kali lebih tinggi pada pelabuhan

tradisional.

Identifikasi masalah

Secara garis besar, identifikasi masalah kesehatan secara logis, antara lain:

• Pada umumnya pengguna jasa pelabuhan tradisional berasal dari golongan menengah

ke bawah

• Terdapat unggas hidup dan fasilitas pemotongan unggas

• Kondisi higiene sanitasi buruk dan mempunyai potensi risiko tinggi terhadap kemungkinan

terjadinya penularan penyakit.

• Tampak adanya suasana campur aduk menjadi satu antara manusia dan hewan sehingga

kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui hewan akan sangat tinggi, seperti

penularan rabies, Avian influenza, dll

• Kondisi sanitasi kapal atau rakit juga buruk

• Dll masih banyak lagi

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Diskusi

Dalam menunjang kemajuan ekonomi saat ini, jasa transportasi akan

menyebabkan adanya mobilisasi penduduk semakin tinggi bahkan jasa transportasi rakit

bermotor pada pelabuhan domestik menjadi kebutuhan masyarakat yang berada di

deretan kepulauan kecil terutama di kawasan Indonesia timur. Apabila pelabuahan

tradisional dan alat angkutnya tidak dilakukan pengawasan secara optimal, terencana

dan berkelanjutan, maka kondisi ini akan berpotensi menghasilkan dampak yang

merugikan bagi pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.

Marilah kita lihat kenyataan pelabuhan nelayan tradisional di deretan pantai pulau

jawa yang begitu banyaknya. Siapa yang bertanggungjawab dalam pengawasan

kesehatan pelabuhan tradisional tersebut? Yang bertanggungjawab atas pengawasan

sanitasi kapal / rakit bermotor ataupun tanpa motor? Transportasi kapal / rakit bermotor

antar kepulauan melalui pelabuhan Namosain ke pelabuhan pulau Semau (Red : di Prop.

NTT), siapa yang bertanggungjawab atas pengawasan kesehatannya???

Yang paling unik adalah oleh banyaknya pelabuhan nelayan tradisional di deretan pantai

pulau Rote (Roti) yang tanpa pengawasan, rakit / kapal kecil mereka sering terdampar di

pantai ataupun pelabuhan diwilayah Australia Utara (NT/Northen Territory).

Kalau kita berandai – andai, salah satu kepulauan kecil tersebut terjadi kasus rabies, Avian

influenza pada unggas dan manusia maka kemungkinan besar akan menjalar ke

kepulauan lainnya secara cepat.

Pemberlakuan IHR pada tahu 2007 bukan hanya untuk pelabuhan utama ataupun

kota metropolitan saja, namun berlaku bagi seluruh pelabuhan dan seluruh komunitas di

Nusantara tercinta ini. Nah, . . . sudahkah kita melirik kearah pelabuhan tradisional

tersebut??? Sudahkah kita peduli terhadap rakit / kapal nelayan ataupun rakit / kapal

transportasi antar kepulauan kecil tersebut???

Angan – angan pengembangan program tersebut memang tidak mungkin terjadi

secara sekonyong – konyong, namun biarlah secara simultan dan bertahap. Langkah awal

yang perlu dilakukan yakni penunjukan kelas KKP induk dan wilayah kerja KKP harus

profesional dan sesuai kriteria yang tepat, selanjutnya penunjukan pimpinannyapun harus

selektif bahkan kalau perlu berdasarkan ”Fit and Property”. Langkah berikutnya yakni

perencanaan penganggaran yang benar tanpa adanya ”kongkalikong” dan ”bisikan” si

Manis

Diskusi tersebut diatas adalah sebuah angan – angan yang pasti akan menjadi

kenyataan apabila kita semua konsisten sesuai aturan permainan yang legal karena

Penulis yakin bahwa ”Bersama Kita Bisa”

5

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Sejalan dengan pembangunan

nasional, pembangunan kesehatan di

wilayah Pelabuhan diharapkan dapat

dilaksanakan secara bertahap terpadu,

menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam

menunjang kemajuan ekonomi saat ini,

kelancaran dan kualitas jasa kepelabuhan

harus dilakukan pengawasan secara

optimal, terencana dan berkelanjutan,

dalam rangka pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan.

Pada saat penerapan IHR baru

mendatang, ada dua hal yang perlu

dicermati bersama, yakni :

Pertama : Perubahan iklim global pada

masa mendatang, secara langsung atau

tidak langsung, akan berpengaruh

terhadap munculnya faktor resiko yang

berpotensi menimbulkan masalah

kesehatan.

Kedua : Tuntutan para pengguna jasa

terhadap percepatan dan mutu pelayanan

yang sangat tinggi, dapat menyebabkan

tidak optimalnya proses diteksi faktor resiko

yang berpotensi menimbulkan masalah

kesehatan.

Berdasarkan kedua hal tersebut diatas,

maka Kantor Kesehatan Pelabuhan harus

mampu memberikan pelayanan yang

prima terhadap para pengguna jasa

pelabuhan, namun juga mampu

mengidentifikasi segala faktor resiko yang

berpotensi menimbulkan masalah

kesehatan di wilayah pelabuhan.

Dalam rangka pemberlakuan

sertifikasi SSCC dan SSCEC (Ship Sanitation

Control Certificate dan Ship Sanitation

Control Exemption Certificate) pada

pertengahan Juni 2007, sektor kesehatan

harus menyiapkan kebutuhan aspek teknis

di lapangan, aspek administratif di kantor

serta penyiapan sumberdaya manusianya.

Saat ini sudah menginjak akhir tahun 2006,

tidak bisa ditunda lagi, saat ini sektor

kesehatan harus sudah menyiapkan

kebutuhan tersebut. Harapan adanya

percepatan persiapan ini adalah seluruh

operasionalisasi penerapan SSCC dan

SSCEC tepat dan sinkron untuk seluruh KKP

se Indonesia, daaan . . . . jangan lagi ada

variasi protap dan format yang

membingungkan para pengguna jasa

terutama pengguna jasa kapal yang

berasal dari luar negeri.

Sejak tahun 2005, pimpinan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

berinisiatif agar Bidang Pengendalian Resiko

Lingkungan segera menyiapkan format

pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal

sebagai dasar penerbitan atau sertifikasi

sertifikasi SSCC dan SSCEC (Ship Sanitation

Control Certificate dan Ship Sanitation

Info program :

PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN Persiapan penerapan SSCC dan SSCEC pada pertengahan Juni 2007

6

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Control Exemption Certificate). Disamping

merancang penyiapan format pemeriksaan

Hygiene Sanitasi Kapal tersebut, juga

merancang kriteria petugas pemeriksa

Hygiene Sanitasi Kapal.

Adapun rancangan kriteria petugas

pemeriksa Hygiene Sanitasi Kapal tersebut,

adalah sebagai berikut :

• Pendidikan minimal D3 Kesehatan

Lingkungan

• Telah mengikuti pelatihan petugas

pemeriksa Hygiene Sanitasi Kapal, yang

terakreditasi dengan predikat sangat

memuaskan (Red : GBPP, struktur program

dan modul telah tersusun)

Sedangkan rancangan format pemeriksaan

Hygiene Sanitasi Kapal, adalah sebagai

berikut : (RBAW)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PPM & PL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK HASIL PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL NAMA KAPAL :

BENDERA :

BESAR KAPAL :

NAMA PEMILIK / AGEN :

DATANG DARI :

TANGGAL/JAM TIBA :

TANGGAL/JAM DIPERIKSA :

LOKASI SANDAR :

JENIS KAPAL : FORM : HSK JUMLAH ABK/PENUMPANG :

V A R I A B E L Nilai/ Bobot/ Skor/ NO Variable

KOMPONEN YG DINILAI / COMPONENT WHICH ASSESS Value Wight Score

1 Dapur a. Bersih / clean 2 15 Galley (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Asap dapur dibuang melalui cerobong asap/exhauster/ventilasi biasa) (Galley smoke thrown passing smokestack / exhauster / ventilation) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara pencucian bagus / Way of good wash 2 (Dilengkapi dengan saluran air panas dan bahan pembersih khusus) (Provided with the hot aqueduct and special cleanser) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

2 Ruang tempat a. Bersih / clean 2 15 penyimpanan (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) makanan / (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) Pantry b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper)

7

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

d. Cara penyimpanan bagus / Way of depository nicely 2 (Makanan kering dan basah disimpan tersendiri dalam lemari es / freezer / rak - rak) (Wet and Dry food kept at separate place in refrigerator / freezer / rack - rack) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

3 Gudang a. Bersih / clean 2 10 Stores (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara penyimpanan bagus / Way of depository nicely 2 (Barang disimpan sesuai spesifikasi kecelakaan ) (Goods kept by according to specification of accident.) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

4 Ruangan a. Bersih / clean 2 15 (kelasi, (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) Perwira, (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) Penumpang, b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 Geladak) (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) Quartes (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) (Crew, c. Tidak berdebu / Is not dusty 2 Officers, (Kadar debu < 0,15 mg/m³ udara atau usap jari pada beberapa permukaan tidak berdebu) Passengers, (total dirt rate < 0,15 mg / m³ air or stroke the finger at some surface is not dusty) Deck) d. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

5 Air minum a. Tersedia air minum / Made available drinking water. 4 15

Potable water (Tersedia air yang langsung dapat diminum melalui proses pengolahan terlebih dahulu)

(By a drinkable direct water passing processing beforehand) b. Indikasi kualitas air memenuhi syarat / Up to standard water Quality indication 3 (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm) c. Sarana Penyediaan Air Minumnya tampak bersih / Drinking Water Supply is clean 3 (Tidak tampak kotoran pada kran pengambilan air dan disekitarnya) (Do not see the dirt at kraan intake irrigate and the around)

6 Limbah a. Sarana pembuangan limbah cair memenuhi syarat / 4 10 Sewage Medium of liquid waste Dismissal up to standard (Sarananya berupa saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus) (Its medium in the form of channel closed, do not leak and poured into a special place) b. Dilakukan pengolahan limbah cair / Done a liquid waste processing 4 (Sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before liquid waste thrown to environment, done a processing beforehand) c. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

7 Tangki ballast a. Indikasi kualitas air dalam tangki balllast memenuhi syarat / 5 5

Ballast tanks Quality indication irrigate in tank balllast up to standard (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm)

8

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

b. Dilakukan pengolahan air tangki ballast / Done a processing irrigate the tank ballast 5 (Sebelum air tangki ballast dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before water of tank ballast thrown to environment, done a processing beforehand)

8 Limbah padat a. Dilakukan pemilahan sampah / done solid waste dissociation 4 10

Solid waste (Sampah basah dan kering dipisahkan sebelum ditampung) (Wet garbage and dry dissociated before accomodated ) a. Sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat 4 (Solid waste Dismissal medium up to standard) (Sarana penampung limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup) (Solid waste compiler medium is made the waterproof substance and closed) c. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

9 Ruang mesin a. Bersih / clean 2 5 Engine room (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Tidak berdebu / Is not dusty 2 (Kadar debu < 0,15 mg/m³ udara atau usap jari pada beberapa permukaan tidak berdebu) (total dirt rate < 0,15 mg / m³ air or stroke the finger at some surface is not dusty) d. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)

Total nilai / Totalize value Tingkat resiko membahayakan kesehatan masyarakat / Mount the risk endanger the public health is : Tinggi, bila jumlah skor kurang dari 700 / High when score amount less than 700 Rendah, bila jumlah skor = 700 atau lebih / Low when score amount = 700 or more Hasil pemeriksaan / result of inspection : Resiko tinggi (High Risk) / Resiko rendah (Low Risk) Tindakan pengendalian yang harus diterapkan / Control action which must be applied : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pejabat Kesehatan Pelabuhan/, Nahkoda / perwira jaga Pemeriksa / Port Health Officer, Master / Officer, Inspector, ( ………………………………………) (……………………………………….. ) ( ……………………… )

9

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Sekiranya anda pernah mendengar

nama danau tiga warna “Kelimutu”,

pastilah anda membayangkan betapa

menakjubkan danau tersebut.

Kenyataannya, memang menakjubkan dan

silakan membaca info singkat tentang

danau Kelimutu tersebut.

Gunung Kelimutu merupakan salah satu

daerah tujuan wisata terkenal di Kabupaten

Ende yang terletak di Pulau Flores. Bagi

anda yang sempat berkunjung ke Pulau

Flores, kunjungan anda ke Pulau Flores;

belumlah lengkap bila anda belum sempat

singgah ke danau Kelimutu yang terletak di

puncak gunung Kelimutu tersebut. Perlu

diketahui oleh teman – teman sektor

kesehatan bahwa anda bisa kontak teman

– teman Wilayah Kerja KKP Ende sebelum

anda menuju kesana agar perjalanan anda

dapat lebih menghemat waktu.

Danau ini menyuguhkan

pemandangan danau 3 (tiga) warna.

Gunung Kelimutu ini termasuk gunung

vulkanik dan warna danau pada puncak

gunung tersebut dapat berubah seiring

dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau

Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni

merah, putih, dan biru; pada beberapa

dokumen yang ada, danau yang sekarang

berwarna hitam, dahulu sebelum tahun

1970 berwarna merah. Namun saat ini, air

danau Kelimutu tersebut, berwarna hijau

tua, coklat dan hitam.

Perjalanan menuju gunung Kelimutu :

Dari Jakarta ke Ende, ada banyak pilihan :

bisa lewat udara (pesawat) ataupun laut

(kapal laut) ataupun lewat darat (Jawa –

Bali – Lombok – Sumbawa – Flores)

Kota Ende ke Kampung Moni (jalan menuju

kota Maumere), memakai kendaraan

bermotor sekitar 90 Km

Dari pinggir jalan besar menuju ke puncak

gunung / danau Kelimutu sekitar 2 jam.

Perjalanan menuju puncak ini ada tiga

tawaran menarik, yakni jalan kaki yang

melelahkan, naik kuda tanpa tali kekang

dan naik sepeda motor dibonceng oleh

tukang ojeg yang tidak bisa naik sepeda

dayung.

Nah, selanjutnya anda dapat

memperkirakan lama waktu perjalanan

anda untu sampai ke Puncak Gunung

Kelimutu. Sebagai iming – iming, dibawah ini

tampak foto Gunung / Danau Kelimutu.

Selamat merencanakan perjalanan.

DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”

Oleh : Sudarsono, SKM, MKes

WisataWisataWisataWisata

10

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

yana memang tampak

cantik jelita bahkan setiap

diselenggarakannya pesta

apapun namanya, kehadiran

Myana sangat diharapkan oleh para

pengunjungnya. Bahkan, membaca nama

Myana yang tertera pada judul naskah ini,

pikiran kaum muda cenderung mengarah

pada sosok wanita cantik rupawan yang

diidam – idamkan bakal menjadi calon istri

tercinta. Lumrah dan manusiawi Nama

Myana ini sangat dikenal di Tanah Toraja.

Namun ternyata, . . . myana adalah sejenis

tanaman perdu yang sering dipakai

sebagai obat tradisional untuk beberapa

penyakit dan sebagai bahan makanan khas

daerah Tanah Toraja. Beberapa penyakit

yang dapat disembuhkan oleh obat

tradisional daun myana, antara lain adalah

ashma, ambeien, diabetes melitus, sakit

perut, cacingan, datang bulan terlambat,

bisul, demam dan sembelit.

Pohon Myana memiliki daun

berbentuk segitiga atau bulat telur

warnanya beraneka ragam, mulai hijau

sampai ungu tua; namun setelah daun

tersebut menua akan berwarna pink seakan

Tidak pernah layu sehingga pohon tersebut

tampak ayu rupawan. Pohon myana

adalah tanaman jenis perdu berbatang

basah dengan tinggi sekitar 1 meter yang

dapat di halaman, ladang, dll

terutama pada daerah dengan

ketinggian 1300 m diatas

permukaan laut.

Sekilas tentang myana

Nama latinnya adalah Coleus atropurpureus

Benth, sedang nama yang lazim di

Indonesia adalah Myana (Tanah Toraja),

Sigresing (Batak) Adong-adong

(Palembang), Jawer kotok (Sunda), Her

atau kentangan (Jawa}, Ati-ati (Bugis),

Serewung (Minahasa)

Kandungan daun myana

Daun myana mengandung minyak atsiri,

antara lain karvakrol yang bersifat antibiotik,

Eugenol bersifat menghilangkan nyeri, Etyl

Salisilat menghambat iritasi, Emenagog anti

bengkak, disamping itu juga mengandung

zat – zat Alkaloida, Flavonoid, Saponin,

Mineral dan sedikit lendir.

Resep obat tradisinionil daun myana

Dibawah ini, disajikan resep pengobatan

tradisional daun myana untuk 4 macam

penyakit, sedang penyakit – penyakit lain

bisa konsultasi langsung dengan Penulis.

1. Ashma

Daun myana sebanyak 15 helai dicuci

bersih dengan air hangat, selanjutnya

diremas – remas sampai keluar airnya.

MYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYU Oleh : Ny. Bertha M Pasolang, S. Sos

(Penulis : Anggota Dharma Wanita Sub Unit KKP Kelas I Tanjung Priok)

M

11

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Air hasil remasan daun myana tersebut

disaring dan airnya dimasukkan gelas,

siap diminum.

Aturan minumnya :

Seluruh air hasil remasan 15 helai daun

myana tersebut diminum pagi, siang

dan malam (3 kali saharí) selama 7 hari

berturut – turut dalam sebulan.

Hal ini dilakukan selama 3 bulan,

sehingga dalam 3 bulan menghabiskan

daun myana sebanyak : 15 helai X 3

kali X 7 hari X 3 bulan = 945 lembar

daun myana.

Tampaknya secara matematis, tidak

mungkin bisa memperoleh daun myana

sebanyak itu. Namun jangan khawatir,

apabila kita menanam sendiri pohon

myana pada pot bunga sebanyak 15

pot dengan diameter minimal berukuran

20 cm, pastilah kita bisa mulai memetik

daun myana setelah 15 hari menanam

pohon tersebut.

Selamat mencobanya dan semoga

cepat sembuh

2. Diabetes melitus

Daun myana sebanyak 15 helai dicuci

bersih dengan air hangat, selanjutnya

diremas – remas sampai keluar airnya.

Air hasil remasan daun myana tersebut

disaring dan airnya dimasukkan gelas,

siap diminum.

Aturan minumnya :

Seluruh air hasil remasan 15 helai daun

myana tersebut diminum pagi, siang

dan malam (3 kali saharí).

Hal ini dilakukan selama 3 bulan atau

selama 90 hari secara berturut - turut,

sehingga dalam 3 bulan menghabiskan

daun myana sebanyak : 15 helai X 3

kali X 90 hari = 4.050 lembar daun

myana.

Selamat mencobanya dan semoga

cepat sembuh

3. Datang bulan terlambat

Daun myana sebanyak 7 helai dicuci

bersih dengan air hangat, selanjutnya

diremas – remas sampai keluar airnya.

Air hasil remasan daun myana tersebut

disaring dan airnya dimasukkan gelas,

siap diminum.

Aturan minumnya :

Seluruh air hasil remasan 7 helai daun

myana tersebut diminum pagi, siang

dan malam (3 kali saharí).

Hal ini dilakukan selama beberapa hari

(sekitar 3 hari) menjelang masa

menstruasi berikutnya, sehingga dalam

3 hari menghabiskan daun myana

sebanyak : 7 helai X 3 kali X 3 hari =

147 lembar daun myana.

Selamat mencobanya dan semoga

sehat selalu

4. Bisul

Sehelai daun myana diolesi minyak

kelapa, kemudian dipanggang diatas

bara arang (tidak hangus)

Aturan pemakaian :

12

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Dalam keadaan hangat, daun myana

tersebut ditempelkan pada bisul selama

lebih kurang 30 menit, selanjutnya

lakukan hal ini pagi, siang, sore dan

malam hari sebelum tidur.

Selamat mencobanya dan semoga

cepat sembuh

Resep masakan daun myana

Dibawah ini, disajikan 1 macam resep

masakan daun myana yang merupakan

makanan khas daerah Tanah Toraja yang

disajikan pada setiap pesta apapun

namanya, sedang resep masakan yang lain

bisa konsultasi langsung dengan Penulis.

Bahan :

- Daun myana

- Ikan Mas atau daging babi

- Bawang merah

- Bawang putih

- Lombok

- Garam

Cara memasak :

- Daun myana dan ikan mas atau daging

babi dicuci bersih

- Daun myana diremas sampai menjadi

padat

- Ikan mas atau daging babi

• Bila ikan mas : Dipotong – potong,

dibuang tulang – tulangnya;

selanjutnya dicampur dan diremas

pelan – pelan bersama – sama daun

myana, bawang putih, bawang

merah, garam dan lombok biji.

• Bila daging babi : Dipotong – potong

kecil sebesar ibu jari kaki, selanjutnya

dicampur dan diremas agak kuat –

sama daun myana, bawang putih,

bawang merah, garam dan lombok

biji.

- Pematangan :

• Bila dalam bambu (Pakpiong) :

Remasan daun myana dengan ikan

mas atau daging babi tersebut

dimasukkan dalam bambu basah

seruas; setelah bambu penuh,

ditutup (dengan daun pisang).

Kemudian bambu berisi hasil

remasan tersebut, dibakar diatas api

kayu bakar. Selanjutnya ditunggu

sampai ikan mas dan daun myana

masak, siap dimakan.

• Bila dalam tacu (wajan) : Remasan

daun myana dengan ikan mas atau

daging babi tersebut dimasukkan

dalam tacu atau wajan dan diaduk;

Selanjutnya ditunggu sampai ikan

mas dan daun myana masak, siap

dimakan.

Gambar

POHON MYANA DAUN MYANA

13

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Seorang ibu tampak sedang

merenung sedih memikirkan ulah anaknya

yang baru masuk sekolah Taman Kanak –

Kanak, mogok tidak mau pergi ke sekolah;

Sedangkan suaminya yang pegawai negeri

sipil juga tidak masuk ke kantor.

SEORANG SISWA TK DAN IBUNYA

Ibu tersebut mencoba membujuk

anaknya dengan berbagai macam daya

sampai ancaman sapu lidi, namun

semuanya sia – sia. Setelah didesak dengan

cara lemah lembut, akhirnya anaknya

berterus – terang, bahwa anaknya malas

pergi ke sekolah, karena anaknya

beranggapan bahwa ibu gurunya adalah

seorang pembohong besar. Dia bercerita

dengan keluguannya : “ Dua hari yang lalu

ibu guru berkata bahwa 3 + 2 = 5, sedang

kemaren ibu guru berkata bahwa 4 + 1 = 5

“. Ibu guru setiap hari bohong dan tidak

benar kan ??

Akhirnya, sang ibu menjelaskan matematika

tersebut secara runtut dan lemah lembut

bahwa ibu gurunya benar dan tidak

berbohong.

SEORANG SUAMI DAN ISTRINYA

Satu masalah ibu tersebut telah

terselesaikan, sisa masalah sang suami yang

tidak mau masuk kantor. Senjata bujuk rayu

telah dilakukan oleh sang istri agar sang

suami bersedia berbagi masalah sehingga

sang suami sudi masuk kantor seperti

sediakala. Oleh kelihaian rayuan sang istri,

akhirnya sang suami tersebut berceritera

bahwa pimpinannya pembohong dan

koroptor. Sang suami berceritera dengan

penuh amarah terhadap pimpinannya : “

Pimpinan saya berkata bahwa uang 20 juta

rupiah hasil dari kegiatan kapal bulan yang

lalu harus segera dibagi untuk 4 orang;

Nah, . . . setelah dibagi ternyata saya hanya

dapat bagian 1 juta rupiah; Wah, . . . ini

tidak benar, pimpinan kok korupsi uang

anak buah “

Akhirnya, sang istri menjelaskan dengan

lemah lembut bahwa walaupun 20 juta

dibagi 4 adalah 5 juta, namun ayah dan

pimpinan ayah itu sama – sama tidak

benar; ayah dan ketiga orang kolega ayah

itu namanya sama yakni koruptor. Kini giliran

sang ayah yang termenung menganga

sambil mulutnya bergumam “ saya ini

koruptor “ .

Mungkinkah saya bebas dari korupsi ??

Mungkinkah saya bebas sebagai penarik

pajak liar ??

MATEMATIKA DAN KESEMESTAAN ALAM

Permasalahan yang sederhana ini

membawa kita kepada apa yang disebut

teori kebenaran. Tidak semua manusia

PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???

14

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

mempunyai persyaratan yang sama

terhadap apa yang dianggapnya benar,

termasuk anak kecil tadi juga mempunyai

kriteria kebenaran tersediri.. Bagi kita tidak

sukar untuk menerima kebenaran

perhitungan matematika tersebut karena

secara deduktif dapat dibuktikan bahwa

pernyataan ibu guru tesebut adalah benar.

Matematika adalah bentuk

pengetahuan yang penyusunannya

dilakukan berdasarkan pembuktian dan

berdasarkan teori koherensi. Sistem

matematika disusun di atas beberapa dasar

pernyataan yang dianggap benar yakni

aksioma, dan seterusnya.

Paham lain adalah kebenaran yang

berdasarkan teori hubungani, yakni suatu

pernyataan dianggap benar jika materi

pengetahuan yang di kandung pernyataan

itu berhubungan dengan obyek yang dituju

oleh pernyataan tersebut. Contohnya jika

seorang mengatakan bahwa” KKP Kelas I di

Jakarta adalah KKP Kelas I Tanjung Priok”

maka pernyataan itu adalah benar sebab

pernyataan itu berhubungan dengan obyek

bersifat faktual yakni KKP Kelas I Tanjung

Priok memang letaknya di Jakarta.

Sekiranya ada orang lain yang mengatakan

bahwa ” KKP Kelas I di Jakarta adalah KKP

terkorup” maka pernyataan itu adalah tidak

benar sebab tidak terdapat obyek yang

berhubungan dengan pernyataan tersebut.

MANUSIA DAN BINATANG

Manusia mempunyai daya nalar sehingga

manusia mampu berpikir secara logis,

analitis dan sistimatis. Kemampuan berpikir

ini dapat berkembang dari hasil intuisi,

perasaan dan lainnya sehingga manusia

dapat berkarya yang disalurkan melalui

bahasa yang dimilikinya.

Sedangkan binatang meiliki

pengetahuan yang hanya terbatas untuk

kelangsungan hidupnya. Seekor anak tikus

tahu mana petugas KKP yang garang

karena anak tikus ini diajari induknya

tentang petugas KKP, namun hanya diajari

hal – hal yang menyangkut kelangsungan

hidupnya. Jalan pikiran yang analitis dan

sistematis mengenai kasus tersebut, tidak

pernah diajarkan oleh induknya. Kata

Bertand Russel, tidak ada seekor anjing pun

yang berkata kepada temannya:”Ayahku

miskin namun jujur” (kalimat ini berasal dari

drama Shakespeare). Namun binatang

memiliki kelebihan tentang gejala alam

semesta yakni instink binatang jauh lebih

peka dari pada naluri seorang professor

giologi, binatang sudah jauh – jauh

berlindung ketempat yang lebih aman

sebelum gunung Merapi meletus.

RINGKASAN

Matematika merupakan bentuk

pengetahuan yang penyusunannya

dilakukan berdsarkan pembuktian dan

disusun atas bebrapa dasar pernyataan

yang dianggap benar yakni aksioma.

Sedangkan kebenaran bukanlah

pembenaran diri sendiri. (RBAW)

15

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Mikroba

Penulis ingat akan cerita mantan Kepala

Bagian Tata Usaha KKP Kelas I Tanjung Priok

pada saat beliau mengikuti tugas belajar S2

pada Universitas Indonesia bahwa masih

ada teman – teman sekelasnya yang

menyebutkan bahwa kuman TBC sebagai

virus. Atas dasar hal tersebut, Penulis

menyampaikan perihal mikroba ini bagi

kawan – kawan sesama KKP bahwa faktor

biologis sebagai penyebab penyakit pada

manusia, al :

Protozoa : Binatang satu sel, contohnya

yakni protozoa penyebab malaria,

trypanosomiasis, leishmaniasis, disentri

amuba, dan penyakit lainnya. Banyak dari

penyakit – penyakit protozoa memerlukan

perkembangan di luar tubuh manusia yang

biasanya ditularkan melalui vektor.

Metazoa : Jenis parasit binatang multiseluler,

contohnya yakni parasit yang

menyebabkan penyakit trichinosis, cacing

tambang, schistosomiasis. Pada umumnya

memerlukan perkembangan di luar tubuh

manusia sehingga penularannya tidak

langsung.

Bacteria : Tumbuh – tumbuhan bersel

tunggal, contohnya yakni bakteri penyebab

bermacam – macam penyakit seperti : TBC,

meningitis, salmonellosis, dll. Banyak jenis

bakteri yang bisa berkembang biak di

lingkungan sekitar manusia. Jenis – jenis

bakteri tertentu ditularkan dari orang ke

orang, dll.

Virus : Penyebab penyakit yang

memepunyai ukuran paling kecil. Contoh

penyakit yang disebabkan oleh virus

antara lain cacar, campak, rubella,

influenza, rabies, dll yang pada umumnya

ditularkan secara langsung.

Fungi ( jamur) : Tumbuhan yang bersifat

uniseluler maupun multiseluler. Contoh yang

dapat menimbulkan penyakit seperti jamur

di kulit, dll. Resevoir untuk jamur pada

umumnya adalah tanah.

Rickettsia : Parasit yang sifatnya intraseluler

dengan ukuran besarnya berada antara

bakteri dan virus. Sifatnya sama dengan

virus, ia membutuhkan sel hidup untuk

pertumbuhan dan perkembangannya.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh

rickettsia ialah scrub typhus yang ditularkan

oleh pinjal.

Penguasa Pelabuhan

Dahulu dikenal dengan sebutan Penguasa

Pelabuhan namun saat ini adalah

Administrator Pelabuhan. Salah satu tugas

pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah

pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan

bidang kesehatan Pelabuhan, oleh karena

itu para pimpinan dan staf KKP harus

MIKROBA DAN PENGUASA

16

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

mengetahui fungsi Administrator Pelabuhan

guna menarik benang merah dalam

penyelenggaraan jejaring kerja di

pelabuhan.

Adminitrator Pelabuhan utama

penyelenggaraan fungsi :

• Pengawasan kegiatan lalu lintas dan

angkutan laut yang meliputi antara lain

kapal, penumpang, barang, hewan,

kontainer dan pemantauan

pelaksanaan tarif.

• Pengawasan kegiatan penunjang

angkutan laut dan pembinaan tenaga

kerja bongkar muat.

• Penilikan terhadap pemenuhan

persyaratan kelayaklautan kapal dan

pemberian SIB.

• Pelaksanaan tindakan pencegahan

dan penanggulangan pencemaran

serta pemadam kebakaran di perairan

pelabuhan dan bandar.

• Pelaksanaan pengamanan, penertiban,

penegakan peraturan dibidang

pelayaran diperairan pelabuhan dan

perairan bandar guna menjamin

kelancaran operasional pelabuhan.

• Pengawasan kelaikan dan keselamatan

fasilitas dan peralatan pelabuhan, alur

pelayaran dan kolam pelabuhan, serta

pengawasan pembangunan fasilitas

pelabuhan dan penilikan kinerja

operasional pelabuhan.

• Pelaksanaan pemberian nautis, teknis,

radio, peralatan pencegahan

pencemaran, pembangunan dan

perombakan kapal, serta perifikasi

manajemen kapal dan penerbitan

sertifikasi, surat kebangsaan hipotek

kapal.

• Pelaksanaan pengukuran dan status

hukum kapal, surat kebangsaan kapal,

dan hipotek kapal serta pengurusan

dokumen pelaut, penyijilan awak kapal,

dan perjanjian kerja laut.

• Pelaksanaan urusan administrasi dan

kerumahtanggaan. (RBAW)

LAPORAN PROGRAM

PENGAWASAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES

DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK - TAHUN 2006

Oleh : Sapari

Penyakit Pes merupakan salah satu penyakit karantina selain

Penyakit yellow fever dan penyakit kolera. Penyakit pes disebabkan oleh virus, dimana virus

ini memerlukan host/induk semang berupa tikus. Salah satu upaya pencegahan,

penanggulangan dan pengawasan penyakit pes yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah dengan melakukan pengawasan terhadap

perpanjangan Derratting Examption Certificate (DEC), Pengawasan Tindakan Karantina

(Fumigasi), dan Pengawasan Pemasangan Rat Guard..

Bersambung.............. ke hal 28

17

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

PIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMAR Oleh : NOleh : NOleh : NOleh : N.... M M M Moelyanaoelyanaoelyanaoelyana

Semar atau lengkapnya Semar Badranaya, salah satu tokoh dalam cerita Mahabarata, yaitu

salah satu mitra yang mengabdi kepada para Pandawa. Semar juga sering disebut Lurah

Semar Kudapawana. Menurut cerita (persi pewayangan di Jawa Barat), Semar yang

sebelumnya mempuyai bentuk badan dan wajah “ GANTENG “, titisan déwa yang sakti

tiada banding, namanya Batara Ismaya atau Sang Hyang Munget, putra Sang Hyang

Wenang, yang hidup di Kalampit Sireng, Kahyangan. Dalam suatu waktu , semar tertarik oleh

jimat Jamus Layang Kalimusada yang dimiliki oleh adiknya , Sang Hyang Rancasan. Karena

ingin memiliki oleh pusaka itu, Semar dan adik yang lain, Sang Hyang Antaga, menyerang

Sang Hyang Rancasan sampai tewasnya. Karena senangnya dimakan oleh berdua,

sedangkan pusakanya hilang tanpa bekasnya. Setelah itu semar dan adiknya tiba-tiba

berubah bentuk,menjadi bentuk yang hina.Karena bentuk yang lain dari pada yang lain

”aneh” mereka diusir oleh Orangtuannya, Sang Hyang Wenang, dibuang ke Marcapada:

Sang Hyang Ismaya jadi Semar, sedangkan Sang Hyang Antaga jadi Togog. Semar merasa

menyesal bukan hanya satu masalah, dari bentuk gagah dan ganteng , bentuknya

berubah menjadi buruk rupa: perut maju kedepan (buncit), wajah pucat pasi, warna kulit

hitam, kepala rambut berkuncung dan di usir dari Kahyangan. Walau begitu, semar sadar

sehingga bisa menerima dan berserah kepada sang pencipta, merasa semuanya

berdasarkan karena kesalah sendiri.

Untuk menebus kesalahannya, Semar mengabdi kepada manusia keturunan Batara Wisnu

Saka yang memiliki kesaktian atau yang memiliki jimat Jamus Layang Kalimusada, Untuk

menghilangkan rasa kesepian berkepanjang. Semar menciptakan tiga putra:

Astrajingga/Cépot, Udel/Dawala, dan Garéng. Tiga putranya juga mempuyai bentuk wajah

yang aneh, tetapi tingkah lakunya: membuat lucu. Ki Semar mempuyai istri Déwi Sutiragén,

putra raja Sekar Rumumbé, yang selalu setia dan berbakti padanya. Semar Badranaya

adalah tokoh punakawan yang dalam wayang Jawa /Sunda memiliki peran yang lebih

utama ketimbang wayang babon (wayang dengan tokoh asli India). Merupakan Jelmaan

dari Bambang Ismaya anak tertua dari Sang Hyang Tunggal. Kakak dari Batara Guru yang

menguasai Swargaloka. Berada di Bumi untuk memberikan nasihat atau petuah baik bagi

para Raja Pandawa dan Ksatria (juga untuk audiens tentunya, jika pagelaran wayang golek

diselenggaran). Semar Badranaya adalah tokoh Lurah dari desa (Karang) Tumaritis yang

18

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

merupakan bagian dari Kerajaan Amarta

dibawah pimpinan Yudistira. Meskipun

peranannya adalah Lurah namun sering

dimintai bantuan oleh Pandawa dan Ksatria

anak-anaknya bahkan oleh Batara Kresna

sendiri bila terjadi kesulitan.

Falsafah Agama

Tokoh ini bersama tokoh punakawan

lainnya dibuat oleh para wali diantaranya

Sunan Kalijaga dalam menebarkan Agama

Islam di Jawa yang melalui akulturasi

budaya. Dengan adanya tokoh

punakawan, pagelaran cerita wayang

menjadi lebih hidup karena ada dialog dan

interaksi antara dalang (wayang) dengan

audiens serta merupakan sentral para

dalang dalam menyampaikan nasihat

nasihat dalam lakon atau pertunjukkan

yang mungkin tidak dapat dicerna oleh

orang awam bila tidak menggunakan tokoh

tokoh punakawan. SEMAR adalah sebuah

misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia

tersebut akan disembunyikan kepada

orang-orang yang egois, tamak, iri dengki,

congkak dan tinggi hati, namun dibuka

bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur

budi dan rendah hati. Dan orang yang di

anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR,

hidupnya akan berhasil ke puncak

kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

Istilah Pusaka Hyang Kalimusada

merupakan perlambang Dua Kalimat

Syahadat.

Falsafah Hidup

Dengan penggambaran bentuk yang

demikian, dimaksudkan bahwa Semar selain

sosok yang sarat misteri, ia juga merupakan

simbol kesempurnaan hidup. Di dalam

Semar tersimpan karakter wanita, karakter

laki-laki, karakter anak-anak, karakter orang

dewasa atau orangtua, ekspresi gembira

dan ekspresi sedih bercampur menjadi satu.

Kesempurnaan tokoh Semar semakin

lengkap, ditambah dengan jimat Mustika

Manik Astagina pemberian Sang Hyang

Wasesa, yang disimpan di kuncungnya.

Jimat tersebut mempunyai delapan daya

yaitu; terhindar dari lapar, ngantuk, asmara,

sedih, capek, sakit, panas dan dingin.

Delapan macam kasiat Mustika Manik

Astagina tersebut dimaksudkan untuk

menggambarkan bahwa, walaupun Semar

hidup di alam kodrat, ia berada di atas

kodrat. Ia adalah simbol misteri kehidupan,

dan sekaligus kehidupan itu sendiri.

Karena Batara Semar tidak diperbolehkan

menguasai langsung alam dunia, maka ia

memakai wadag Janggan Semarasanta

sebagai media manitis (tinggal dan

menyatu), sehingga akhirnya nama

Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal

dengan nama Semar.

Seperti telah ditulis di atas, Semar atau

Ismaya adalah penggambaran sesuatu

yang tidak jelas /tersamar.

19

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Falsafah Politik

Abdi dalem Kerajaan Pandawa itu hidup

amat sederhana bersama istrinya, Dewi

Sutiragen (Sudiragen) seorang putri raja

serta tiga anaknya. Ada perbedaan urutan

anak-anak Semar di dalam pewayangan

Jawa dan Sunda.

Semar “dimasukkan” pencipta lakon

sebagai tokoh yang memiliki peran

multidimensi, antara lain, pembawa misi

kerakyatan, penumpas kejahatan,

panakawan sekaligus guru, penghibur atau

pelipur lara. Di samping itu ia juga ternyata

secara spiritual punya kedudukan tertinggi

di antara tokoh wayang. Ia penjelmaan

Dewa Ismaya, putra sulung Sanghiang

Wenang. Semua dewa di Sawarga

Maniloka tunduk pada Ismaya. Batara Guru

sebagai penguasa Indraloka itu tidak punya

arti apa-apa di hadapan Semar Cipta

Ismaya. Ia jadi penguasa hanya karena

Ismaya sebagai pewaris takhta sedang

menyamar sebagai Semar Lurah

Kudapawana.

Di sawarga saja ia sebagai penguasa

apalagi di bumi. Pandawa sangat

menghormati Semar karena Semarlah

pemilik pusaka kerajaan Kalimasada.

Pusaka itu dipegang oleh Raja

Darmakusumah alias Samiaji sebagai

barang titipan. Karena ada Semar,

Pandawa selalu terhindar dari malapetaka.

Karena ada Semar dan anak-anaknya,

cerita dan pertunjukan wayang menjadi

segar dan hidup.

Sebagai rakyat ia mengamanatkan

kedaulatannya kepada raja. Hal itu

dilambangkan dengan Kalimasada, pusaka

Semar yang dititipkan kepada

Darmakusumah.

Agar kedudukan Semar sebagai pemegang

kedaulatan lebih tegas lagi, para wali yang

mengadaptasi cerita wayang, membekali

Semar dengan kesaktian dan asal-usul yang

jauh lebih hebat daripada para Pandawa.

Karena itu para dalang menyebut Semar

sebagai wayang agung, kelir miraga sukma.

Bila perlu, dengan mudah Semar dapat

mengambil alih takhta kerajaan. Kesaktian

raja dan para putra Pandawa lainnya tidak

ada apa-apanya dibandingkan dengan

kesaktian Semar. Akan tetapi Semar tidak

melakukan itu. Sebagai rakyat dan abdi

negara, ia taat dan tunduk kepada hukum

atau aturan main yang berlaku.

Bukankah tatanan seperti itu merupakan

prinsip demokrasi? Kalau jawabannya ya,

artinya karuhun bangsa kita sudah berpikir

demokratis dan itu terjadi sekira abad ke-16

atau abad awal masuknya Islam ke

nusantara. Lalu, mengapa lima abad

kemudian kita masih belum memahami

benar prinsip demokrasi? Sekarang sering

kita baca dan sering kita dengar, bangsa

kita tengah berada pada era demokratisasi

atau berada pada proses demokratisasi

bahkan kita masih belajar demokrasi. Itu

berarti kita tertinggal jauh bukan saja oleh

bangsa lain tetapi juga oleh karuhun kita

sendiri.

20

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Falsafah Pemimpin

Sebagai pigur pemimpin walau semar

bukan sebagai pemimpin tetapi dalam

prilaku pemimpin banyak contoh yang

diidamkan oleh banyak pemimpin kita (mis :

presiden Soeharto) tidak menutup

kemungkinan oleh pemimpin di instansi

pemerintah ataupun swasta, apakah

mereka melihat prilakunya yang rendah

hati, tidak sombong dan lain-lain atau

mereka melihat ” ilmunya ” yang begitu

sakti apapun yang semar inginkan bisa

diiwujudkan dengan cepat dan memiliki

kharisma yang ditakuti lawan disegani

kawan. Walaupun tidak ada dasar teori

yang mendukung pigur semar sebagai

pemimpin namun dalam falsafah

kepemimpinan khususnya di pulau jawa

mulai dari Raja, Adipati, Bupati, Camat ,

Lurah sampai ketua RT/RW selalu dipakai.

Namun kebanyakan dari mereka tidak bisa

secara total menerapkan prinsip

kepemimpinan semar. Kenapa ??, karena

didalamnya jika dilaksanakan maka

pemimpin itu tidak pernah kaya, tidak akan

punya harta yang berlimpah dan tidak

memiliki peralatan yang serba mewah. Bagi

prinsip SEMAR harta bukan segalanya, yang

paling berharga, adalah : Jika melakukan

kesalahan, cepat menyadari dan

memperbaikinya, tidak egois dan tamak,

mengisi hidup ini dengan sesuatu yang

berarti untuk orang lain, berbuat baik tanpa

harus dipublikasikan (samar), berkata jujur

dan berperilaku sesuai norma agama,

keluarga yang harmonis dan hidup

sederhana.

DAFTAR PUSTAKA :

1. US, TIARSA R, ” Menarik sebagai bahan

kajian ilmu poliitik ”, PWI Cabang Jawa Barat,

2. Wikipédia, énsiklopédi bébas, ” Semar” 3. Herjaka,www.yahoo.co.id. ”pencarian

web tentang semar”

21

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai

pintu keluar masuknya barang, jasa dan

manusia, sejak jaman dahulu kala juga

menjadi sentra – sentra industri yang

menyerap banyak tenaga kerja, pusat

perdagangan, tempat wisata yang mampu

mendatangkan turis baik domestik maupun

luar negeri.

Pusat perdagangan

Sebelum Belanda menjajah bumi Nusantara

ini, mereka masuk melalui pelabuhan –

pelabuhan kecil maupun besar di seantero

Nusantara ini, pada awalnya mereka

hendak berdagang namun lama kelamaan

karena keenakan, akhirnya mereka mulai

menjajah. Demikian juga bangsa – bangsa

lain seperti bangsa India, bangsa China, dll

masuk melalui pelabuhan – pelabuhan di

seantero Nusantara ini, tujuan mereka

berdagang atau barter barang – barang

dengan bahan baku makanan. Bukti

adanya perdagangan ini, yakni sering kita

temukan guci kuno jaman dynasty Ming di

rumah – rumah penduduk, mas kawin (Belis)

suku Maumere & Larantuka adalah gading

gajah, padahal di Flores tidak ada gajah,

mungkin pada saat itu . . . gading gajah ini

dibawa oleh orang India ke Flores untuk

barter bahan baku makanan. Bila kita

mereka – reka : Untuk menghindar dari

masalah sara dengan pribumi, pada awal

pelaksanaan barter ini dilakukan di

pelabuhan dan barulah mereka mulai

masuk pelan – pelan ke pedalaman karena

bangsa kita dahulu kala adalah bangsa

yang luhur budinya. Inilah kenyataannya

bahwa pelabuhan sejak dahulu kala juga

merupakan pusat perdagangan dan

secara otomatis juga menyerap banyak

tenaga, contoh sederhana adalah kuli – kuli

angkat barang dagangan, dll.

Tempat wisata ataupun tempat plesir

Tidak perlu kita pungkiri, pada jaman dulu

sebelum era reformasi, tempat plesir yang

terkenal di Jakarta adalah Kramat Tunggak

yang letaknya berbatasan dengan wilayah

pelabuhan Tanjung Priok, Karang Dempel

letaknya berbatasan dengan pelabuhan

Tenau Kupang, dan banyak tempat –

tempat plesir justru letaknya berbatasan

alias berdekatan dengan pelabuhan.

Tempat – tempat plesir di dekat wilayah

pelabuhan atau berbatasan dengan

wilayah pelabuhan ini biasanya berupa

lokalisasi WTS, bahkan tempat plesir

semacam ini justru menyerap banyak

tenaga, mulai dari tukang cuci pakaian,

tukang parkir, tukang pijit, germo bahkan

PENCEMAR

PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA INDUSTRI DAN TEMPAT PLESIR

22

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

WTS nya sendiri, dll. Pada saat ini sudah

banyak tempat – tempat plesir di sekitar

pelabuhan yang telah dipindahkan

sehingga tidak terlalu tampak bahwa

pelabuhan sejak jaman dahulu kala juga

merupakan tempat plesir yang mampu

mendatangkan tamu.

Sentra – sentra industri

Kenyataan tampak bahwa sejak jaman

dahulu disekitar pelabuhan telah tumbuh

berbagai macam industri. Kita lihat industri

tepung Bogasari dan beberapa industri

lainnya, mereka sudah lama berdiri di

pelabuhan Tanjung Priok; Industri – industri di

sekitar pelabuhan Tanjung Perak memang

sudah banyak yang dipindahkan ke sekitar

Sidoarjo, Pabrik Semen Kupang juga

bersebelahan dengan wilayah pelabuhan

Tenau Kupang. Nah. . . . sebenarnya

pelabuhan sejak jaman dahulu memang

sudah menjadi sentra industri, justru pada

era akhir – akhir inilah industri – industri di

sekitar wilayah pelabuhan mulai

dipindahkan ke luar kota.

Walaupun sebagaian industri di wilayah

pelabuhan telah dipindahkan keluar kota,

namun sektor kesehatan harus tetap

waspada terhadap kemungkinan terjadinya

pencemaran udara di wilayah pelabuhan

yang dapat mengakibatkan dampak buruk

terhadap kesehatan para pengguna jasa

pelabuhan.

Parameter pencemar udara

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup

tahun 1998, baku mutu udara ambien untuk

beberapa parameter pencemar, antara

lain :

• Sulfur Diogsida (SO2)

SO2 terutama dihasilkan dari

pembakaran bahan bahan fosil seperti

batu bara atau minyak bumi. Sebagian

besar SO2 di udara dapat mengalami

oksidasi lanjut dalam proses

pembakaran, dan dapat

menyebabkan Bronchitis, emphisema,

dll. Menurut WHO, SO2 sebagai salah

satu pencemar udara yang paling

berbahaya.

• Karbon Monoksida (CO)

Sumber utama gas CO dihasilkan dari

pembakaran tidak sempurna yang

berasal dari kendaraan bemotor yang

menggunakan bensin ataupun dari

berbagai proses industri. Sumber lain

yang cukup berarti akan tetapi sering

dilupakan atau tidak dihiraukan orang

adalah dari asap rokok. Gejala

keracunan CO antara lain adalah sesak

nafas karena kekurangan oksigen dan si

penderita akan terlihat pucat, dan

apabila tidak segera mendapat udara

segar kembali dapat menyebabkan

kematian. Pada umumnya gejala

pembentukan Co-Hb akan lebih cepat

terjadi pada perokok dibandingkan

dengan yang tidak merokok (Red : tapi

ada hukum kesetimbangan Host, Agent

& Environtment).

23

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

• Nitrogen Oksida (NOX)

Nitrogen Monoksida (NO) dan nitrogen

dioksida (NO2) dapat dihasilkan dari gas

buangan kendaraan bermotor dan

pusat-pusat tenaga listrik. Nitrogen

monoksida (NO) dalam kadar yang

cukup tinggi dapat bereaksi dengan

haemoglobin dan mempunyai sifat

yang serupa dengan CO

• Ozon (O3)

Biasanya Ozon merupakan bagian

terbanyak dari oksidan yang terukur dan

merupakan hasil awal dan

kesinambungan dari reaksi smog

fitokimia, ozon tidak berwarna, tetapi

berbau tajam. Terhadap kesehatan

masyarakat dapat menyebabkan

batuk, pusing dan kelelahan yang

sangat disamping dapat memperberat

penyakit jantung

• Debu (Suspended Particulate Matter)

Secara alamiah partikel debu dapat

dihasilkan dari debu tanah kering yang

terbawa oleh angin atau berasal dari

muntahan letusen gunung berapi.

Pembakaran yang tidak sempurna dari

bahan bakar yang mengandung

senyawa karbonakan menimbulkan

asap yang hampir seluruhnya terdiri dari

partikel karbon murni atau tercampur

dengan berbagai gas-gas organik,

seperti halnya penggunaan mesin diesel

yang tidak terpelihara dengan baik.

Partikel debu yang melayang dan

beterbangan dibawah angin akan

menyebabkan iritasi pada mata dan

dapat menghalangi pandangan mata.

• Timah Hitam (Pb)

Sumber utama timah hitam di udara

berasal dari pembakaran bahan bakar

minyak (bensin). Timah hitam dapat

menimbulkan gangguan seperti

anemia, keracunan pada susunan

syaraf, kerusakan otak, kelemahan

mental dan encepalophaty.

• Hidrogen Sulfida (H2S)

Gas H2S bersifat tidak berwarna,

menimbulkan bau yang merangsang

(busuk) yang dapat ditemukan pada

gas vulkanik dan gas alam. Gas H2S ini

dapat menimbulkan gangguan berupa

iritasi mata, kerongkongan, keracunan

dan mabuk.

• Amonia (NH3)

Gas amonia menimbulkan bau yang

merangsang dan tidak berwarna. Gas

ini selain dihasilkan dari bakteri

pembusuk, juga dihasilkan dari kegiatan

industri kimia pupuk. Terhadap

kesehatan manusia menimbulkan bau

yang merangsang dan iritasi mata.

• Hidrokarbon (HC)

Sumber hidro karbon yang berasal dari

aktivitas manusia merupakan jumlah

yang terbesar pada daerah perkotaan

dan dapat mnyebabkan pembentukan

”smog” pemicu kanker.

Sari adukan

Ringkasnya, pelabuhan memiliki fungsi

• Simpul dalam jaringan transportasi

24

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

• Pintu gerbang kegiatan perekonomian

nasional dan internasional

• Tempat kegiatan alih moda transportasi

• Penunjang kegiatan industri dan

perdagangan

• Tempat distribusi, konsolidasi dan

produksi

Dinamika kependudukan di Indonesia

masih merupakan masalah yang perlu

mendapatkan perhatian extra oleh

pemerintah kita. Coba kita bayangkan

bahwa jumlah penduduk kita masih tetap

mendapat urutan terbesar di dunia setelah

China, India dan USA. Walaupun proporsi

balita menurun tetapi jumlahnya masih

tetap besar maka keberhasilan program

Keluarga Berencana pada akhir – akhir ini

perlu dipertanyakan. Disisi lain umur

harapan hidup bangsa Indonesia

cenderung meningkat sehingga proporsi

penduduk tua semakin tinggi (Aged

population). Akibatnya ??? Proporsi

ketergantungan penduduk pasti tinggi. Bisa

dibayangkan bahwa jumlah penduduk

yang nyata – nyata menggantungkan

hidupnya pada anggota keluarganya

adalah penduduk usila, anak – anak dan

balita. Apabila seluruh penduduk usia kerja

telah memiliki pekerjaan, maka keluarga

tidak akan memiliki beban berat sehingga

secara otomatis tingginya proporsi

ketergantungan tersebut dapat diatasi.

Oleh banyaknya industri, padatnya

kunjungan pengguna jasa dan peminat

plesir serta melimpahnya komponen pusat

perdagangan maka lingkungan pelabuhan

harus diawasi secara intensif, terutama

pengawasan terhadap seluruh parameter

pencemar tersebut diatas. (RBAW)

Kenyataan selama ini menunjukkan

bahwa penduduk usia kerja banyak yang

menganggur (angka pengangguran tinggi).

Kalaupun penduduk usia kerja telah memiliki

pekerjaan, toh . . . sebagian besar bekerja

pada sector informal dan yang paling

memprihatinkan adalah mereka memiliki

gaji / upah yang relative rendah. Mengapa

hal ini bisa terjadi ??? Kualitas pendidikan

masih rendah. Ternyata sebagian besar usia

tenaga kerja adalah lulusan Sekolah Dasar.

Melihat kenyataan tersebut diatas,

bisakah kita mencapai target Millennium

Development Goals (MDG) untuk Indonesia

sampai tahun 2015 yang antara lain

pengentasan kemiskinan dan kelaparan,

serta pendidikan dasar universal,dll.

Jawabannya ada pada anda sendiri !

Selanjutnya, bagaimanakah

pencapaian target The Millennium

Development goals for health???,

Mampukah kita menurunkan angka

kematian anak secara signifikan,

meningkatkan kesehatan ibu,

menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan

The Millennium Development goals for health

Bisakah tercapai ???

25

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

penyakit lain, menjamin kesinambungan

lingkungan dan pengembangan

kemitraan???

Bisakah tujuan akhir ini kita capai ???

Jawabannya juga ada pada anda sendiri.

Pengembangan kemitraan ini seharusnya

dilakukan sejak awal penyusunan Renstra,

mulai dari komponen penyusunan visi

sampai penyusunan strategi untuk

mencapai sasaran yang kita inginkan.

Sudahkah kita melibatkan stakeholder

dalam penyusunan rencana strategis

tersebut??? Stakeholder dalam hal ini bukan

hanya pihak akademisi saja tetapi seluruh

sektor terkait termasuk private sektor dan

daerah.

Kalau kita telah melibatkan seluruh

sektor terkait sejak awal penyusunan

rencana strategis maka kita tidak akan

kesulitan dalam menggandeng tangan

sektor lain yang menangani faktor resiko

Avian Influenza. Visi suatu sektor, bak lukisan

indah yang terpajang dalam kamar tidur

kita sehingga tetangga tidak akan tahu

lukisan tersebut.

Baiklah kita tidak perlu mempertontonkan

visi kita, namun mampukah kita

mempromosikan program kerja kita seperti

keberhasilan promosi program Keluarga

Berencana yang telah lalu??? Marilah kita

tengok, seberapa besar proporsi dana yang

tersedia untuk promosi kesehatan???

Seberapa banyak tenaga pemasaran

(Marketing) yang menangan program

promosi kesehatan ???

Selanjutnya, marilah kita berfikir bersama

dan naskah ini hanya sebagai pemicu olah

pikir ataupun olah kemarahan ataupun olah

apa saja serta sebagai pembuka wacana

rembug bersama. (RBAW)

Pengertian skrining

Kita seringkali mendengar ucapan skrining yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan, bahkan saat jaman orde baru juga santer terdengar dimasyarakat bahwa untuk memperoleh suatu pekerjaan diperlukan adanya bukti diri telah dilakukan skrining oleh institusi yang berwenang. Skrining yang dimaksud dalam naskah ini adalah salah satu kegiatan epidemiologis yang dikerjakan oleh sektor kesehatan.

Skrining merupakan suatu usaha untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tanpa gejala (tidak tampak) dalam suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu melalui suatu test atau pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), pengertian skrining adalah identifikasi secara persumptif terhadap penyakit atau kelainan yang belum diketahui, dengan melakukan pemeriksaan, pengujian ataupun prosedure lain agar secara cepat dapat memilah diantara mereka yang tampak sehat, siapa yang mempunyai kemungkinan sakit dan siapa yang mempunyai kemungkinan tidak sakit.

26

POJOK SKRINING

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Tujuan Skrining

a. Untuk penemuan dini penderita, dengan harapan agar penderita dapat segera memperoleh pengobatan.

b. Mencegah meluasnya penyakit di masyarakat. c. Meningkatkan kewaspadaan dini dari ancaman suatu penyakit atau ancaman

terhadap kesehatan yang serius. d. Memperoleh informasi epidemiologis suatu penyakit. Indikator keberhasilan skrining.

Indikator keberhasilan kegiatan skrining, antara lain : a. Kualitas hidup yang lebih baik. b. Tingkat kematian dan morbiditas rendah. c. Uji sederhana. d. Tidak menimbulkan rasa sakit atau malu sehingga dapat mendorong partisipasi

masyarakat secara luas. Contoh analisis skrining

Kesahihan suatu uji skrining atau penapisan tergantung dari beberapa kemampuan uji penapisan tersebut dalam membedakan antara individu yang mempunyai kemungkinan sakit dari yang sehat. Misalnya, uji diagnostik dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah tepi. Gold Standard yang ditetapkan adalah pemeriksaan sediaan darah tepi. Contoh uji kesahihan dapat dilihat dalam tabel 2 x 2 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kesahihan uji skrining..

GOLD STANDARD

Sediaan Darah (+)

Sediaan Darah (-)

TOTAL

(+) a b a+ b

(-) c d c +d

GEJALA KLINIS

TOTAL a + c b + d a + b + c + d

Kesahihan / validitas alat test terutama dalam gold standard (standard emas) dapat diuji dengan menganalisis sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positip dan nilai duga negatif dari masing-masing variable. Sensitifitas ( Se ) adalah kemampuan alat test untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang berpenyakit, dengan rumus : a / a + c Spesifitas {Sp} adalah kemampuan test untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak berpenyakit, dengan rumus : d / b + d

Nilai duga positif (PPV) yaitu besarnya kemungkinan individu yang benar- benar menderita sakit dari semua hasil uji skrining positif, dengan rumus : a / a + b Nilai duga negatif ( NPV ) yaitu besarnya kemungkinan indifidu yang benar – benar tidak menderita sakit dari semua hasil uji skrining negatif dengan rumus d / c + d.

Reliabilitas pembacaan sediaan darah malaria dilakukan dengan perhitungan kesepakatan 2 orang Analist yakni Analist BBTKL dan BTKL, contoh sebagai berikut :

27

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Sambungan dari hal 17

1. Penerbitan Dokumen DEC

Berdasarkan grafik 1, dapat dijelaskan

bahwa tertinggi perpanjangan DEC di

wilayah Muara Baru sebesar 930 kapal

(40,20%) dan terendah terdapat di wilayah

Kali Baru sebesar 82 kapal (3,00%) dari total

penerbitan DEC sebesar 2257 kapal.

PENEBITAN DECDI PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN WILAYAH KERJA,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

300

KKP Induk 70 72 67 90 68 92 70 69 110 84

Sunda Kelapa 24 32 25 33 20 27 25 22 31 18

Kali Baru 11 6 5 7 15 4 13 10 7 4

Muara Baru 90 116 111 92 86 92 101 74 102 66

Marunda 15 25 26 25 13 19 11 11 25 27

Muara Angke 9 14 7 13 12 12 13 14 9 6

TOTAL 219 265 241 260 214 246 233 200 174 205

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

TOTAL : *KKP Induk : 792 * Sunda Kelapa : 257 * Kali Baru : 82 * Muara Baru : 930 * Maunda : 197 * Muara Angke : 109

PENGAWASAN KAPAL DALAM RANGKA PENULARAN PENYAKIT PES (PENERBITAN DEC), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

33%

11%3%

40%

8%5%

KKP Induk Sunda Kelapa Kali Baru Muara Baru Marunda Muara Angke

Pengukuran uji kesepakatan oleh Kappa Cohen (1977) :

Nilai kesepakatan Kekuatan kesepakatan

K > 0,75 Sangat baik

0,4 ≤ K ≤ 0,75 Baik

0 ≤ K ≤ 0,4 Lemah

Usul bagi teman – teman KKP se Indonesia Apabila kegiatan skrining atau penapisan dimasukkan kedalam rencana penganggaran (RKAKL) maka pada saat pelaksanaan kegiatan skrining harus mengacu pada metode skrining yang benar dan bukan sekedar akal – akalan pemeriksaan klinis dan pengobatan gratis. Kita perlu banyak belajar supaya kita tidak ditertawakan kawan yang paham tentang skrining. Marilah kita pikirkan masak – masak pertimbangan penerapan program skrining supaya kita tidak malu terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Beberapa pertimbangan penerapan program skrining tersebut, antara lain : � Penyakit yang bersangkutan harus merupakan masalah kesehatan yang penting. � Penyakit atau kondisi yang diidentifikasi melalui skrining harus dapat diobati. � Fasilitas diagnosis dan pengobatan penyakit yang bersangkutan harus tersedia. � Perjalanan penyakit harus melalui tahap laten atau simptomatik dini, sehingga

memungkinkan deteksi penyakit untuk mencegah keparahan atau komplikasi. � Uji pemeriksaan untuk skrining harus sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. � Riwayat alamiah penyakit atau kondisi mencakup perkembangan dari tahap laten

sampai penyakit memberi gejala yang jelas, harus dimengerti. � Harus ada kebijakan yang jelas, siapa yang akan diperiksa dan diobati. � Biaya penemuan kasus (termasuk diagnosis dan pengobatan) harus seimbang

dengan biaya pelayanan medis secara keseluruhan. � Penemuan kasus harus merupakan proses berkelanjutan, dan bukan merupakan

proyek sekali jadi. (RBAW)

Grafik 1

28

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Pada grafik 2 di atas dapat dilihat adanya

fluktuasi jumlah pengawasan kapal dalam

rangka penularan penyakit pes baik di KKP

induk maupun pada 5 wilayah kerja,

tertinggi pada bulan Februari sebesar 265

kapal (11,70%) dan terendah terdapat

dibulan September sebesar 174 kapal

(7,70%) dengan rata-rata setiap bulannya

sebesar 225 kapal (10,0%) dari 2257 kapal.

2. Pengawasan Tindakan karantina

(Fumigasi) pada kapal

Kegiatan pokok atau kekarantinaan di

KKP Kelas I Tanjung Priok antara lain

pengawasan tindakan karantina (fumigasi)

pada kapal. Pelaksanaan fumigasi di

kapaldilakukan berdasarkan : permintaan

pemilik kapal, permintaan pemilik kapal dan

temuan petugas KKP terhadap tanda-

tanda kehidupan tikus dikapal serta

berdasarkan permohonan pemilik kapal

yang dapat difasilitasi oleh agen pelayaran

dan kapal yang habis dari DOK.

Pengawasan ini harus dilakukan, mengingat

bahan yang digunakan untuk melakukan

fumigasi adalah bahan kimia yang

berbahaya dan beracun sehingga

diperlukan pengawasan setiap tahap

pelaksanaannya. Dari hasil fumigasi kapal

yang telah dinyatakan bebas dari

tikus/tanda-tanda kehidupan tikus, maka

KKP Kelas I

Tanjung Priok

menerbitkan

Dirratting

Certificate (DC).

Grafik 3

PROPORSI PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOKDI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

TAHUN 200

24%

27%

49%

TEMUAN PERMOHONAN DOK

Berdasarkan grafik 3 di atas terlihat

proporsi terbesar penerbitan DC

berdasarkan permohonan dari pemilik kapal

dan kapal berasal dari DOK sebesar 65

kapal (48,15%) dan terendah berdasarkan

permohonan pemilik kapal dan temuan

petugas terhadap tanda-tanda kehidupan

tikus di kapal sebesar 33 kapal (24,4%) dari

total kegiatan 135.

Grafik 4

PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOKDI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2006

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Temuan 1 1 6 2 3 5 6 4 2 3

Permohonan 6 2 5 4 5 3 2 4 2 4

DOK 8 5 5 10 8 6 9 7 4 3

Jml 15 8 16 16 16 14 17 15 8 10

JANUARIFEBRUAR

IMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

Berdasarkan grafik 4 di atas dapat

dijelaskan bahwa pengawasan tindakan

karantina (fumigasi) tertinggi pada bulan

Juli sebesar 17 kali (12,6%) dan terendah

pada bulan Februari dan September

masing-masing sebesar 8 kali (5,93%)

dengan rata-rata pengawasan setiap

TOTAL : 135

29

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

bulannya adalah 13 kali (9,62%) dari 135

kapal.

Grafik 5

JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL FUMIGASI DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

195

80

128

Rr Rn

Mm

Berdasarkan grafik 5 di atas dapat

diinformasikan bahwa proporsi terbesar hasil

tindakan karantina (fumigasi) adalah spesies

Ratus ratus sebesar 195 tikus (48,37%) dan

terendah adalah tikus dengan spesies Ratus

norwegicus sebesar 80 tikus (19,85%) dari

total tikus 403 tikus.

Grafik 6

JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL PENGAWASAN FUMIGASI DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

20

40

60

80

100

JUM

LAH

Ratus Ratus 32 1 53 7 12 28 31 12 3 16

Ratus Norw egicus 0 0 24 0 54 0 2 0 0 0

Mus Musculus 5 22 11 0 0 55 2 27 0 6

TOTAL 37 23 88 7 66 83 35 39 3 22

JANUARIFEBRUAR

IMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT

OKTOBER

Grafik 6 di atas hasil pengawasan

fumigasi memberikan gambaran tikus yang

didapat dari hasil tiga jenis tikus yaitu Ratus

ratus (RR), Ratus Norwegicus (RN) dan Mus

Musculus (MM). Tertinggi pada bulan Maret

sebesar sebesar 88 tikus (21,83%) dan

terendah pada bulan September sebesar 3

tikus (0,74%) dengan rata-rata setiap

bulannya 40 tikus (10,4%) dari 403 tikus.

3. Kesimpulan

a. Pengawasan kapal terhadap

penyakit pes dilakukan dengan

diterbitkannya Deratting Examption

Certificate (DEC) dengan jumlah

terbanyak di bulan Februari.

b. Penerbitam Deratting Examption

Certificate (DEC) di wilayah kerja

tertinggi adalah di Wilayah Kerja

Muara Baru.

c. Jumlah pengawasan tindakan

karantina (fumigasi) dihitung

berdasarkan penerbitan DC dengan

penerbitan tertinggi pada bulan Juli

dan terendah di bulan Februari dan

September.

d. Hasil tindakan karantina (fumigasi)

berupa tikus mati yang terdiri dari

tiga spesies tikus yaitu Ratus-ratus,

Ratus Norwegicus dan Mus Musculus.

Jumlah tertinggi didapatkan di bulan

Maret.

e. Proporsi species tikus hasil fumigasi

terbanyak adalah Rattus rattus dan

terendah adalah Rattus Norvegicus.

4. Rekomendasi

a. Pembinaan terhadap kapten

ataupun petugas jaga kapal harus

lebih intensif dilakukan bersamaan

sewaktu perpanjangan DEC,

dengan harapan dapat

meminimalisir infestasi tikus dari dan

ke kapal dalam upaya cegah

tangkal karantina yaitu penyakit pes

TOTAL : 403 TIKUS

TOTAL : Rr = 196 Rn=80 Mm=128

30

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

yang ditularkan melalui hewan

perantara tikus.

b. Tindakan karantina (fumigasi)

merupakan salah satu upaya

pencegahan penularan penyakit

pes yang cukup baik namun memiliki

faktor resiko yang cukup tinggi

dengan bahan racun yang

digunakannya, oleh karena itu

pelaksanaan fumigasi harus diawasi

dengan sangat baik..

c. Peningkatan kinerja petugas dalam

melakukan pengawasan tindakan

karantina (fumigasi) dan

meningkatkan kemampuan

petugas dalam memeriksa tanda-

tanda kehidupan tikus di kapal yang

menentukan tindakan selanjutnya.

d. Perlu dilakukan jejaring kerja dan

jejaring informasi antara KKP Kelas I

Tanjung Priok dengan ADPEL Utama

Tanjung Priok, PT. PELINDO II Cabang

Tanjung Priok, INSA, Agen Pelayaran,

Pemilik Kapal dan asosiasi instansi

terkait lainnya dengan harapan

upaya cegah tangkal infestasi tikus

dari dan ke kapal dapat berhasil

dan berdaya guna.

PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Oleh : dr. KRIPTI HARTINI (Penulis : Penanggungjawab Klinik IMS Bid.UKP)

Pengertian IMS

IMS adalah Infeksi menular seksual yang penularannya terutama terjadi melalui hubungan seksual. Yang termasuk IMS antara lain Chancroid, klamidiosis, gonoroe,

trikomoniasis, herpes genetalis, sifilis, dll. Penyebaran IMS

Sesuai dengan istilah yang digunakan cara penularan IMS terutama adalah melalui hubungan seksual/sexual penetratif yang tidak terlindungi (unprotected penetrative sexual

intercourse) baik pervaginal, anal atau oral. Disamping itu dapat juga menular dari ibu ke anak (selama periode kehamilan), pada saat melahirkan atau sesudah lahir.

Kebanyakan penularan IMS terjadi karena perilaku manusia sendiri yang menempatkan dirinya dalam situasi yang rentan terinfeksi. Perilaku yang beresiko tersebut antara lain sering berganti-ganti pasangan seks, mempunyai lebih dari satu pasangan seks, mempunyai pasangan yang juga punya pasangan seks lain, berhubungan seks dengan orang yang tidak dikenal, PSK atau langganannya, masih terus berhubungan seks walaupun dengan keluhan IMS, mengidap IMS tapi tidak menginformasikan kepada mitra seksnya bahwa dia perlu pengobatan, tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan seks dengan pasangan beresiko tinggi.

Banyak alasan kenapa orang memilih cara hidup yang beresiko tersebut sehingga rentan tertular IMS. Hal ini biasanya sering dihubungkan dengan faktor sosial yang mempengaruhi perilakunya. Faktor-faktor sosial tersebut diantaranya......... ke halaman 38

31

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

A. Pengawasan Kedatangan Kapal Dari

Luar Negeri

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan

oleh Bidang Karantina dan Surveilans

Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok adalah melakukan

pengawasan kedatangan kapal dalam

karantina dari pelabuhan luar negera sehat

maupun terjangkit. Pengawasan ini

dilakukan di KKP induk dan 2 wilayah kerja

(Muara Baru, Marunda) di lingkungan

pelabuhan Tanjung Priok.

Hasil pengawasan kedatangan kapal

dalam karantina dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

5. Pengawasan Kedatangan Kapal Dalam

Karantina Dari Pelabuhan Luar Negara

Sehat

Grafik 1.

PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI SEHAT (PENERBITAN FREE PRATIQUE), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

3032

611

KKP Induk Muara Baru Marunda

Berdasarkan grafik 1. di atas dapat

diinformasikan bahwa terbesar kedatangan

kapal dari pelabuhan luar negeri sehat

adalah KKP Induk sebesar 3032 kapal

(99,4%) dan terendah pada wilayah kerja

Muara Baru sebesar 6 kapal (0,2%) dari

seluruh kedatangan kapal sebanyak 3049

kapal.

Grafik 2.

PEMBERIAN FREE PRATIQUE (NEGARA SEHAT) DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

300

350

KKP Induk 244 296 309 290 313 291 320 304 319 300

Muara Baru 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0

Marunda 0 2 1 0 0 3 1 0 0 4

TOTAL 244 298 310 290 314 294 322 304 323 304

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULIAGUS

TSEPT OKT

Sumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SE

I N F O R M A S I

PENGAWASAN KEDATANGAN DAN

KEBERANGKATAN KAPAL

DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK - TAHUN 2006

Oleh : Ikron, SKM, MKM

Dalam rangka mendukung cegah tangkal

penyakit yang masuk melalui pelabuhan

sebagai pintu gerbang utama, maka

pengawasan kedatangan (In-Clerance) dan

Keberangkatan (Out-Clerance) Kapal

termasuk ABK dan Penumpangnya

merupakan salah satu tugas pokok bagi

Kantor Kesehatan Pelabuhan. Disamping itu,

Sistem kewaspadaan Dini KLB dimulai dari

proses pengumpulan, pengolahan, analisis,

interprestasi sampai dengan penyusunan

laporan yang dilakukan secara terus

menerus sebagai tolak ukur dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan.

Oleh karena itu, data-data yang disajikan

harus akurat sesuai dengan kondisi di

sebenarnya.

TOTAL : 3049

TOTAL : 3049

32

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Pada grafik 2. di atas dapat diinformasikna

bahwa pengawasan kedatangan kapal

dalam karantina terhadap kapal luar yang

datang dari pelabuhan Negara sehat yang

tertinggi pada bulan September sebesar 323

kapal (11,2%) terendah pada bulan januari

sebesar 244 kapal (8,01%) dengan rata-rata

pengawasan kapal setiap bulannya 304

kapal (9,97%) dari 3049 kapal.

6. Pengawasan Kedatangan Kapal Dalam

Karantina Dari Pelabuhan Luar Negara

Terjangkit

Grafik 3.

PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI TERJANGKIT (FREE PRATIQUE), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

BULAN 2006

97%

3%

KKP Induk Muara Baru

Pada grafik 3. diatas menggambarkan

bahwa kedatangan kapal dalam

karantina dari pelabuhan luar negeri

terjangkit dari pelabuhan luar negeri

terjangkit, sebagian besar di KKP induk

Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 188

kapal (97%) dari 193 kapal.

Grafik 4.

PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI TERJANGKIT DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK

TAHUN 2006

0

5

10

15

20

25

30

KKP Induk 24 20 18 17 20 22 21 16 18 12

Muara Baru 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0

TOTAL 24 20 18 17 20 22 22 16 22 12

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

TOTAL : 193 KAPAL

Pada grafik 4. di atas terlihat bahwa

pengawasan kedatangan kapal dalam

karantina terhadap kapal luar negri

Terjangkit tertinggi pada bulan Januari

sebesar 24 kapal (12,44%) dan yang

terendah pada bulan Oktober 12 kapal

(6,22%) dengan rata-rata pengawasan

kapal setiap bulannya sebanyak 19 kapal

(9,85%) dari 193 kapal.

B. Pengawasan Kedatangan Kapal dari

Dalam Negeri

Grafik 5.

PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN DALAM NEGERI, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006

63%11%

3%

12%

9% 2%

KKP Induk Sunda Kelapa Kali Baru Muara Baru Marunda Muara Angke

TOTAL :193 KAPAL

TOTAL :12943

33

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Berdasarkan grafik 5. di atas, terlihat bahwa

terbesar kedatang kapal dari dalam negeri

adalah wilayah KKP Induk sebesar 8590

kapal (63%) dan terendah di wilayah kerja

Muara Angke sebesar 283 kapal (3,0%) dari

total kedatangan kapal sebesar 13685

kapal

Grafik 6.

KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN DALAM NEGERI DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK & WILAYAH KERJA, TAHUN 2006

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

KKP INDUK 962 774 909 845 825 849 848 917 887 774

Sunda Kelapa 142 178 187 170 157 134 146 135 171 130

Kali Baru 90 49 6 18 55 53 50 41 27 13

Muara Baru 181 147 142 154 186 187 169 146 183 110

Marunda 118 158 150 126 139 99 88 128 105 144

Muara Angke 27 39 28 32 33 27 31 22 23 21

TOTAL 1520 1345 1422 1345 1395 1349 1332 1389 1396 1192

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

Pada grafik 6. di atas dapat diinformasikan

bahwa pengawasan kedatangan kapal

dalam negeri tampak tertinggi pada bulan

Januari sebesar 1520 kapal (12,20%) dan

terendah pada bulan Juli sebesar 1332

kapal (10,66%) dengan rata-rata

pengawasan kapal setiap bulannya 1388

kapal (11,11%) dengan rata-rata

kedatangan kapal dalam negeri setiap

bulannya sebesar 1368 kapal (9,99%) dari

total kapal 13685 kapal.

C. Pengawasan Keberangkatan Kapal

Grafik 7.

KEBERANGKATAN KAPAL DI WILAYAH PELABUHANTANJUNG PRIOK TAHUN 2006

1% 18%

81%

N. TERJANGKIT N. SEHAT DALAM NEGERI

Berdasarkan grafik 7. di atas tampak

Keberangkatan kapal tertinggi dengan

tujuan dalam negeri sebesar 9373 kapal

(81,41%) dan terendah tujuan Negara

terjangkit sebesar 99 kapal (1,0%) dari total

keberangkatan kapal sebesar 11513 kapal.

Grafik 8.

KEBERANGKATAN KAPAL DI WILAYAH PELABUHANTANJUNG PRIOK TAHUN 2006

0

500

1000

1500

N. TERJANGKIT 12 5 15 9 11 9 6 12 20 13

N. SEHAT 252 215 268 206 146 215 252 247 240 237

DALAM NEGERI 879 870 941 966 1041 956 940 952 991 837

JML 1143 1090 1224 1181 1198 1180 1198 1211 1251 1087

JANUARIFEBRUA

RIMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

Pada grafik 8. di atas dapat dijelaskan

bahwa keberangkatan kapal tertinggi

terjadi pada bulan September sebesar 1251

kapal (10,87%) dan terendah terjadi pada

bulan Oktober sebesar 1087 kapal (9,47%)

TOTAL :12943

TOTAL : 11513

TOTAL : *N. Terjangkit : 99 *N. Sehat : 837

*Dalam Negeri : 9444

34

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

dengan rata-rata keberangkatan kapal

setiap bulannya sebesar 1151 kapal (9,99%)

dari total keberangkatan kapal sebesar

11513 kapal

D. Pengawasan Kedatangan Kapal di

Lepas Pantai (Off Shore)

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung

Priok selain membawahi 5 wilayah kerja

yaitu Sunda Kelapa, Muara Baru, Marunda,

Kali Baru, Muara Angke, juga memiliki pos

pengawasan kedatangan kapal dalam

karantina di lepas pantai (Offshore) Laut

Jawa di 3 (tiga) lokasi yakni : Cinta Terminal,

Widuri Terminal dan Arjuna Terminal. Pada

10 bulan terakhir, tampak adanya fluktuasi

terhadap kedatangan kapal di pos

pelayanan lepas pantai, tertinggi pada

bulan Juni sebesar 13 kapal (16,00%) dan

yang terendah datang di bulan Maret

sebesar 5 kapal (6,17%) dengan rata-rata

setiap bulannya 8 kapal (9,89%) dari total 81

kapal seperti pada tabel 1. dibawah ini

Tabel 1.

Distribusi Pengawasan Kedatangan Kapal

dan ABK di Lepas Pantai (Off Shore)

Bulan Januari – Oktober 2006

Jumlah NO BULAN Kapal ABK

1 Januari 7 135 2 Februari 11 275 3 Maret 5 122 4 April 8 209 5 Mei 8 196 6 Juni 13 341 7 Juli 8 130 8 Agustus 8 154 9 September 6 146 10 Oktober 7 173 TOTAL 81 1899

E. Pengawasan ABK dan Penumpang

Kapal

Pengamatan epidemiologi terhadap

penyakit karantina dan penyakit menular

potensial wabah bertujuan untuk dapat

mendeteksi secara dini kemungkinan-

kemungkinan timbulnya Kejadian Luar Biasa

di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

Pengamatan dilakukan tidak hanya

terhadap kapal yang masuk, akan tetapi

ABK dan penumpang juga turut menjadi

objek sasaran pengamatan.

Kedatangan Anak Buah Kapal (ABK) dari

kapal dalam karantina asal pelabuhan luar

negara sehat sepanjang tahun 2006 cukup

bervariasi. Tertinggi terjadi pada bulan

Februari sebesar 11035 orang (16,93%)

terendah terjadi pada bulan Mei sebesar

3555 orang (5,46%) dengan rata-rata

kedatangan ABK dari pelabuhan negara

sehat setiap bulannya sebesar 6516 orang

(9,9%) dari total kedatangan ABK asal

pelabuhan Negara sehat sebesar 65164

orang.

Pengawasan terhadap ABK yang datang

dari negara terjangkit (penyakit pes, colera,

yellow fever, avian flu) secara terus-menerus

dilakukan. Tampak tertinggi pada bulan

Januari sebesar 908 orang (21,32%).

Sedangkan terendah pada bulan april

sebesar 222 orang (5,22%) dengan rata-rata

425 orang (10%) dari total ABK dari Negara

terjangkit sebesar 4250 orang . Sebagian

besar yang datang dari negara terjangkit

berasal dari China yang menurut World

35

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Health Organization (WHO) negara tersebut

terjangkit penyakit cholera. Seluruh ABK

yang datang dari luar negeri (sehat dan

terjangkit) dalam keadaan sehat. Tidak

ditemukan adanya suspect atau carier

penyakit karantina

Grafik 9.

KEDATANGAN ABK DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006

ABK NEGARA SEHAT26%

ABK NEGARA TERJANGKIT

2%ABK DALAM NEGERI

72%

Pada grafik 9 dapat diinformasikan bahwa

proporsi ABK tertinggi datang dari dalam

negeri sebesar 179455 orang (72%) dan

terendah dengan proporsi kedatangan ABK

dari pelabuhan luar negeri terjangkit

sebesar 4259 orang (2%) dari total

kedatangan ABK sebesar 248869 ABK

Grafik 10.

KEDATANGAN ABK DI PELABUHAN TG. PRIOK TAHUN 2006

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

ABK NEGARA SEHAT 6415 11035 6643 5819 3555 6364 5815 6424 6647 6447

ABK NEGARA TERJANGKIT 906 460 333 362 270 574 515 347 222 261

ABK DALAM NEGERI 17484 15375 18430 19165 13175 26136 16867 11398 11768 29657

TOTAL 24805 26870 25406 25346 17000 33074 23197 18169 18637 36365

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

TOTAL : * ABK NEGARA SEHAT : 65164 *ABK NEGARA TERJANGKIT : 4250 *ABK DALAM NEGERI : 17455

Untuk kedatangan ABK asal pelabuhan

dalam negeri, dapat diinformasikan bahwa

tertinggi ABK asal pelabuhan dalam negeri

terjadi pada bulan Oktober sebesar 29657

orang (16,53%) terendah terjadi pada bulan

Agustus sebesar 11398 orang (6,35%)

dengan rata-rata kedatangan asal

pelabuhan dalam negeri sebesar 248869

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada grafik 10 di atas.

Grafik 11.

KEBERANGKATAN JUMLAH ABK DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006

ABK NEGARA SEHAT16% ABK NEGARA

TERJANGKIT3%

ABK DALAM NEGERI81%

TOTAL ABK : 241691

Berdasarkan grafik 11. di atas dapat

diinformasikan bahwa jumlah

keberangkatan ABK tertinggi pada ABK

dalam negeri sebesar 195108 orang (81%)

dan terendah pada jumlah ABK tujuan

pelabuhan negeri terjangkit sebesar 7125

orang (3%) dari total ABK sebesar

241691orang

TOTAL : 248869 ABK

36

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Grafik 12.

KEBERANGKATAN ABK DI PELABUHAN TG. PRIOKTAHUN 2006

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

ABK NEGARA SEHAT 4956 3229 5160 3701 3254 3762 4964 4946 5191 5072

ABK NEGARA TERJANGKIT 294 73 294 169 274 164 136 243 414 287

ABK DALAM NEGERI 27742 11713 18326 12650 20148 16000 20031 24666 19411 24421

TOTAL 32992 15015 23780 16520 23676 19926 25131 29855 25016 29780

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

TOTAL : * ABK NEGARA SEHAT : 39458 *ABK NEGARA TERJANGKIT : 7129 *ABK DALAM NEGERI : 195108

Berdasarkan grafik 12 di atas, tampak

tertinggi keberangkatan ABK di KKP induk

terjadi pada bulan Januari sebesar 32992

orang (13,65%) dan terendah terjadi pada

bulan Februari sebesar 15015 orang (9,26%)

dengan rata-rata keberangkatan ABK

sebesar 24619 orang (9,99%) dari total

keberangkatan ABK di KKP induk sebesar

241691 orang.

Grafik 13.

JUMLAH PENUMPANG DI TERMINAL PENUMPANG NUSANTARA PURA II PELABUHAN TG. PRIOK TAHUN 2006

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

Turun 20874 13776 13203 20666 9026 33958 27973 17759 17571 29657

Lanjut 5437 4168 4945 9748 4853 11538 6058 8015 6593 13546

Naik 16642 11744 13774 12320 8150 31350 20520 14450 12963 24421

TOTAL 42953 29688 31922 42734 22029 76846 54551 40224 37127 67624

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT

TOTAL : *P.Turun : 204463 *P. Lanjut : 74901 * P. Naik : 141913

Grafik 13. di atas dapat diinformasikan

bahwa kedatangan penumpang dari

pelabuhan dalam negeri di Terminal

Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan

Tanjung Priok menurut bulan cukup

bervariasi baik penumpang turun,

penumpang lanjut dan penumpang naik.

Untuk penumpang turun tampak yang

tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar

33958 penumpang (16,61%) terendah terjadi

pada bulan Mei sebesar 9026 orang (4,41%)

dengan rata-rata penumpang turun setiap

bulannya sebesar 20446 orang (9,99%) dari

total kedatangan penumpang turun

sebesar 204463 orang.

Selain penumpang turun, terdapat pula

penumpang lanjut. Penumpang lanjut

merupakan penumpang yang hanya

melewati pelabuhan Tanjung Priok

(transit) untuk menuju pelabuhan

berikutnya. Pada grafik 13. dapat

dijabarkan penumpang lanjut terbesar

terjadi pada bulan Oktober sebesar

13458 orang (15,40%) terendah terjadi

pada bulan Februari sebesar 4168 orang

(5,56%) dengan rata-rata setiap

bulannya sebesar 7490 orang (9,99%) dari

total penumpang lanjut sebesar 74902

orang.

Berdasarkan grafik 13 terlihat pula distribusi

penumpang naik menurut bulan. Tampak

tertinggi terjadi di bulan Juni 31350 orang

(22,09%) terendah pada bulan Mei sebesar

8150 orang (5,7%) dan rata-rata

37

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

penumpang naik sebesar 1419 orang

(9,99%) setiap bulannya.

III. KESIMPULAN

1. Jumlah kedatangan kapal dalam

karantina dari pelabuhan luar negeri

sehat di Wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok tertinggi pada bulan September.

2. Jumlah kedatangan kapal dalam

karantina dari pelabuhan luar negeri

terjangkit di Wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok tertinggi pada bulan Januari.

3. Jumlah kedatangan kapal asal

pelabuhan dalam negeri yang tertinggi

pada bulan Januari

4. Jumlah keberangkatan kapal tertinggi

terjadi pada bulan September.

5. Pada lepas pantai (Off shore) dilakukan

pula pengawasan terhadap kapal,

dengan kedatangan kapal tertinggi

bulan Juni.

6. Jumlah kedatangan ABK tertinggi dari

pelabuhan luar negera sehat terjadi

pada bulan Maret dan ABK asal

pelabuhan negara terjangkit tertinggi

pada bulan Januari dan ABK asal

pelabuhan dalam negeri terjadi pada

bulan Oktober

7. Aktivitas penumpang yang turun di

Terminal Penumpang Nusantara Pura II

Pelabuhan Tanjung Priok tertinggi terjadi

pada bulan Juni dan untuk penumpang

lanjut atau transit pada bulan Oktober,

sedangkan untuk penumpang naik

tertinggi pada bulan Oktober.

IV. REKOMENDASI

1. Pengawasan terhadap penumpang

kapal hendaknya ditingkatkan pada

bulan Juni / Juli dan Oktober,

mengingat pada bulan-bulan tersebut

terjadi aktivitas penumpang yang tinggi

dikarenakan liburan sekolah.

2. Pengawasan terhadap kapal asal

pelabuhan luar negeri sehat hendaknya

ditingkatkan di bulan september.

Sedangkan pengawasan

3. kedatangan kapal dalam karantina

terhadap kapal yang datang dari

Pelabuhan Terjangkit, pengawasannya

perlu ditingkatkan pada bulan Januari

…….dari halaman 31

adalah pengetahuan yang rendah tentang perilaku seks yang aman, kesulitan memperoleh

kondom, tidak menyukai kondom serta berkaitan dengan faktor sosial budaya dimana

mereka tinggal. Faktor biologi juga dapat meningkatkan penyebaran IMS. Faktor bioligi

tersebut antara lain adalah :

- Faktor umur

Secara alamiah mukosa vagina dan jaringan leher rahim pada wanita usia muda

peka/mudah terinfeksi. Resiko terkena IMS akan meningkat pada perempuan muda

yang karena pengaruh budaya sudah kawin/aktif secara seksual pada usia muda atau

remaja.

38

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

- Faktor jenis kelamin

Perempuan lebih mudah tertular IMS

daripada laki-laki dalam jenis hubungan

hetero sexual. Faktor ini disebabkan

secara biologis selama hubungan seks

permukaan yang kontak pada

perempuan (vagina) lebih uas daripada

laki-laki.

- Pengaruh khitan (sircumsisi)

Laki-laki yang dikhitan lebih jarang

terinfeksi dibandingkan yang tidak

dikhitan.

Frekuensi dan distribusi

Berdasarkan perkiraan WHO tahun

2000 diseluruh dunia ada lebih dari 333 juta

kasus IMS yang perlu mendapatkan

pengobatan. Sampai saat ini penyakit yang

ditularkan melalui hububgan seks masih

merupakan masalah utama baik di negara

berkembang maupun negara maju. Namun

gambaran kasus di negara berkembang

justru menunjukkan angka prevalensi yang

lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan

jangkauan pengobatan terhadap kasus IMS

masih rendah. Pada kelompok perempuan

prevalens rate untuk sifilis di negara

berkembang rata-rata berkisar antara 10-

100 kali lebih tinggi bila dibandingkan

dengan negara yang telah maju.

Sedangkan untuk GO (Gonorrhea)

prevalens rate rata-rata 10-15 kali lebih

tinggi, untuk infeksi Clamidia prevalens rate

rata-rata 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan

negara maju.

Di Indonesia IMS juga merupakan masalah

yang harus diperhatikan. Berdasarkan

hasilzero survey pada tahun 2003 pada

beberapa kelompok resiko tinggi seperti

WPS, prevalensi sifilis berkisar antara 5-15 %.

Hasil penelitian P2M-ASA ditujuh kota pada

tahun 2003 menunjukkan prevalensi GO

berkisar 16-43% (WPS lokalisasi), 9-31% (WPS

dalam tempat hiburan), 28-50% (WPS

jalanan). Clamidiosis berkisar antara 14-29%

(WPS lokalisasi), 23-29% (WPS tempat

hiburan), 12-55% (WPS jalanan).

Komplikasi IMS dan dampaknya di

masyarakat

Belakangan ini terbukti bahwa

adanya IMS akan mempengaruhi

penyebaran HIV/AIDS. Orang dengan

penyakit IMS akan lebih mudah terinfeksi

apabila terpapar dengan penderita

HIV/AIDS dan juga sebaliknya orang yang

menderita IMS akan lebih mudah

menularkan virus HIV/AIDS yang mereka

idap kepada pasangan seksnya.

Disamping itu, seorang penderita IMS

yang telah terinfeksi HIV akan lebih sulit

diobati. Infeksi HIV itu sendiri juga membuat

seseorang menjadi lebih rentan terkena IMS.

Komplikasi IMS dapat bersifat

merusak dan berakibat fatal. Komplikasi

tersebut antara lain :

- Kemandulan

- Pada bayi dapat berakibat kebutaan

akibat infeksi mata dan pneumonia

(radang paru)

- Dapat berakibat kematian akibat sepsis,

39

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

kehamilan di luar rahim dan kanker

leher rahim.

- Keguguran spontan

- Penyempitan saluran kencing

Dampak sosial dan ekonomi yang

harus ditanggung masyarakat akibat

masalah IMS sangat berat. Masalah biaya

sangat mereka rasakan baik dilingkungan

keluarga, masyarakat sekitar maupun pada

pelayanan kesehatan. Perlu perhatian,

curahan pikiran dan waktu yang cukup

besar untuk mengatasi permasalahan IMS

tersebut. Di sebuah negara di Afrika

misalnya, lebih dari 70% dari anggaran

negara digunakan untuk penyediaan

antibiotik dalam rangka pengobatan IMS.

Masalah IMS juga menurunkan tingkat

produktivitas kerja.

Klinik IMS KKP Kelas I Tanjung Priok

Dari gambaran diatas dapat

diketahui bahwa dampak dari IMS sangat

merugikan masyarakat. Apabila masalah ini

tidak ditanggulangi secara serius maka

negara akan kehilangan pendapatan yang

cukup besar hanya untuk pengobatan IMS.

Kawasan Pelabuhan merupakan

kawasan yang rawan akan penyebaran IMS

dan HIV/AIDS. Pelabuhan merupakan sentra

perdagangan dimana di sana ramai akan

lalu lintas para pekerja yang melakukan

kegiatan bisnis. Disinyalir kebanyakkan

pekerja-pekerja di pelabuhan masuk dalam

kategori 3M (Man,Mobile with Money ).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

mereka yang masuk dalam kategori 3M

memiliki perilaku seks yang beresiko

sehingga rentan tertular IMS dan HIV/AIDS.

Hal ini berarti kawasan pelabuhan

merupakan kawasan yang rawan akan

penyebaran IMS dan HIV/AIDS.

KKP kelas I Tanjung Priok sebagai UPT

Depkes di wilayah Pelabuhan yang

bertanggungjawab terhadap masalah

kesehatan di wilayah pelabuhan. Salah

satunya adalah menekan penyebaran IMS

dan HIV/AIDS terutama di wilayah

pelabuhan dan sekitarnya, mengingat

masalah IMS dan HIV/AIDS dewasa ini

bukan hanya merupakan masalah medik

dari penyakit menular semata tapi sudah

menjadi masalah kesehatan masyarakat

yang menyangkut semua aspek kehidupan

manusia baik medik, psikologik maupun

sosial budaya.

Dalam rangka memutus rantai

penularan IMS dan HIV/AIDS di pelabuhan

itulah maka pada bulan januari 2006, KKP

bekerjasama dengan Sudinkes Jakarta

Utara mendirikan Klinik IMS di Pelabuhan

TanjungPriok.

Sasaran Klinik IMS ini adalah masyarakat

wilayah pelabuhan dan sekitarnya yang

masuk resiko tinggi (TKBM,Tukang Ojek, ABK,

PSK di sekitar pelabuhan) dan masyarakat

di sekitar wilayah pelabuhan lainnya.

Pelayanan yang diberikan pada Klinik IMS ini

adalah pengobatan penderita IMS,

pengobatan mitra seksual, KIE dan

memonitor penggunaan kondom

40

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

91

160

14

020406080

100120140160

JUM

LAH

PRIA WANITA WARIA

JUMLAH PASIEN BERDASARKAN ORIENTASI SEKSUAL KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK

BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006

c

Pengalaman dari negara lain

(terutama Thailand) menunjukkan bahwa

cara yang paling efisien untuk menurunkan

penyebaran HIV/AIDS dan IMS di

masyarakat adalah dengan mencari target

populasi yang beresiko tinggi, kemudian

memberikan pengobatan IMS dan

memonitor penggunaan kondom (dengan

mendirikan klinik-klinik IMS). Thailand

membuktikan efektivitas cara ini melalui

”100 % condom programe ” pada pekerja

seksual komersial dan pelanggannya.

JUMLAH PASIEN BERDASARKAN PEKERJAAN KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006

167

75

9 4 10

0

50

100

150

200

PSK langsung TKBM Tukang Ojek Ibu Rumah Tangga lain-lain

pekerjaan

jum

lah

Dari hasil kegiatan mulai Januari s/d

Oktober 2006 Klinik IMS berhasil menjaring

pasien IMS sebanyak 265 orang, terdiri dari

160 (60 %) perempuan, 91(34%) laki-laki

dan 14 (5%) waria. Kebanyakkan pasien IMS

yang datang berprofesi sebagai PSK (63%),

TKBM (28 %) dan lain-lain (9%).

Dari 265 pasien IMS yang telah

mendapatkan pengobatan, hanya 64

pasien yang rutin kontrol dan pada saat

kontrol didapatkan 10 pasien telah sembuh

(16%) sedangkan 54 pasien (84%) masih

positif IMS

Berdasarkan pengalaman di Klinik

IMS KKP TanjungPriok kejadian IMS pada

penjaja seksual sangat tinggi (sekitar 80 %).

Hal tersebut merupakan masalah yang

serius mengingat banyaknya orang yang

berhubungan seks dengannya, sehingga

memungkinkan makin banyak orang yang

tertular IMS darinya.

0

50

100

150

JUMLAH

TINGKAT KESEMBUHAN PASIEN KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006

POSITIP IMS 119 54

NEGATIP 82 10

Baru Lama (kontrol)

Dari hasil anamnesa dengan PSK

penderita IMS diketahui bahwa

penggunaan kondom pada para PSK masih

rendah. Hal ini yang mengakibatkan tingkat

kesembuhan para PSK yang sudah

41

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

mendapatkan pengobatan masih rendah

(hanya 16 %), karena terjadi infeksi berulang

saat mereka melakukan hubungan seks

yang tidak aman. Para penjaja seks

biasanya merasa diri tidak berdaya untuk

bernegosiasi dalam hal praktek seks aman

karena berkaitan dengan pendapatan

yang mereka peroleh. Pada beberapa

kasus, penjaja seks akan menerima

penghasilan yang lebih tinggi ketika ia

melakukan hubungan seks dengan laki-laki

tanpa kondom.

PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD TAHUN 2006

Oleh : Ikron, SKM, MKM

I. PENDAHULUAN

Diantara penyakit menular yang termasuk penyakit karantina berdasarkan UU No I Tahun

1962 tentang Karantina Laut adalah pes yang penyebarannya melalui alat angkut (kapal),

dengan vector penular pinjal dan hospes perantara (host intermediate) tikus. Untuk

mencegah penyebaran dan penularan penyakit pes tersebut diperlukan upaya

pencegahan terhadap penyebaran hospesnya melalui perantara yaitu tikus.

Salah satu cara penyebaran hospes perantara penyakit pes (tikus) adalah masuknya

tikus dari daratan pelabuhan dan ke dari kapal melalui tali (tambang) pengikat tambat

kapal saat kapal sandar di pelabuhan, atau sebaliknya. Fungsi tali tambat kapal adalah

agar kapal tidak menjauh dari dermaga atau berubah posisi dari dermaga pada saat kapal

bongkar muat barang atau memasukkan dan menaikan penumpang. Bila ternyata, tikus

yang masuk ke dan dari pelabuhan dari dan ke atas kapal merupakan tikus yang terinfestasi

pinjal yang terinfeksi baksil pes (Pasteurela pestis), maka merupakan ancaman dan menjadi

sumber penularan penyakit pes.

Pes Masuk pertama kali di Indonesia tahun 1910 melalui Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya, tahun 1916 masuk melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, tahun1923 melalui

Pelabuhan Cirebon dan tahun 1927 melalui Pelabuhan Tegal. Jumlah kasus penyakit pes

dari tahun 1910 s/d 1960 sebanyak 245.375 orang, dengan angka kematian tertinggi akibat

penyakit penyakit pes yaitu pada tahun 1934 sebanyak 23.275 orang. Pada Tahun 1987 di

Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur terjadi Wabah Pes yang menewaskan 21 orang

(Depkes, 2000).

42

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu

gerbang bagi keluar & masuknya arus

penumpang maupun barang, juga

merupakan pintu masuk yang strategis

memungkinkan untuk terjadinya transmisi

penularan penyakit dan faktor risiko

kesehatan masyarakat, antara lain penyakit

karantina, diantaranya penyakit pes.

Salah satu cara untuk mencegah

infeksi tikus di kapal adalah dengan

pernasangan Rat Guard pada tali tambat

baik di haluan dan buritan yang merupakan

alat yang bisa mencegah turun/nalknya

tikus dari/ke atas kapal. Untuk itu maka

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1

Tanjung Pniok akan melakukan

pengawasan terhadap pernasangan Rat

Guard terhadap Kapal yang sandar di

wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas 1 Tanjung Priok dalam rangka

memperkecil potensi penyebaran tikus

penular penyakit pes.

I. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Kegiatan ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran terhadap kapal

yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok

tentang pemasangan rat guard dalam

rangka cegah tangkal penyakit pes yang

masuk/keluar dari Wilayah Indonesia melalui

pelabuhan laut.

B. Tujuan Khusus

1) Diketahuinya jumlah pemasangan rat

guard berdasarkan bendera kapal di

Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,

Tahun 2006

2) Diketahuinya jumlah pemasangan rat

guard di haluan pada kapal yang

sandar di Wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok, Tahun 2006

3) Diketahuinya jumlah pemasangan rat

guard di buritan pada kapal yang

sandar di Wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok, Tahun 2006

4) Diketahuinya kondisi tinggi tangga

kapal yang sandar di Wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok, Tahun 2006

5) Diketahuinya kondisi jala barang kapal

yang sandar di Wilayah Pelabuhan

Tanjung Priok, Tahun 2006

6) Diketahuinya kondisi penerangan pada

tangga kapal yang sandar di Wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok, Tahun 2006

II. METODOLOGI

Disain

Disain yang digunakan dalam pengawasan

rat guard di Pelabuhan Tanjung Priok

adalah survey terhadap kapal yang sandar

di Pelabuhan Tanjung Priok.

Variabel yang diambil adalah jumlah rat

guard yang terpasang pada haluan dan

buritan, pemasangan jaring tangga,

pemasangan jaring kargo dan penerangan

tangga kapal.

Waktu pengawasan rat guard adalah 8 hari

setiap bulannya.

Tempat pengawasan di Pelabuhan Tanjung

Priok.

A. Pemasangan Rat Guard

43

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Tabel 5.1.

JUMLAH KAPAL

PENGAWASAN KEDATANGAN NO BENDERA

KAPAL F % F

1

Dalam

Negeri 105 1,22 8590

2

Luar

Negeri

Sehat 121 4,05 2986

3

Luar

Negeri

Terjangkit 9 4,79 188

JUMLAH 235 1,99 11764

B. Pemasangan rat guard berdasarkan

bendera kapal

Grafik 5.1.

DISTRIBUSI PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PADA KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL, DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

BULAN JANUARI -OKT TAHUN 2006

Luar Negeri55%

Dalam Negeri45%

Berdasarkan grafik 5.1. di atas dapat

diinformasikan bahwa dari hasil

pengawasan pemasangan rat guard pada

kapal tertinggi adalah kapal bendera luar

negeri sebesar 129 kapal (55 %) sedangkan

terhadap kapal bendera dalam negeri

sebesar 106 kapal (45%) dengan rata-rata

pengawasan rat guard setiap bulannya

sebesar 26 kapal (10,2%) dari total kapal 235

kapal.

C. Pemasangan rat guard pada kapal

berdasarkan jumlah kapal

Grafik 5.2.

DISTRIBUSI KONDISI PEMASANGAN RAT GUARD PADA HALUAN DAN BURITAN MENURUT BENDERA KAPALDI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

DALAM NEGERI 51 11 43 105

LUAR NEGERI SEHAT 115 3 3 121

LUAR NEGERI TERJANGKIT 8 1 0 9

JUMLAH 174 15 46 235

BAIK TDK BAIK TDK PSG KAPAL

HALUAN DAN BURITAN JUMLAH

TOTAL :

Pada grafik 5.2. di atas dapat dijabarkan

bahwa hasil pengawasan pemasangan rat

guard pada haluan dan buritan kapal

tertinggi dalam kondisi baik sebesar 174

kapal (74,04%) sedangkan terendah pada

kondisi tidak baik sebesar 15 kapal (6,38%)

dari total kapal 235 kapal.

D. Jumlah Pemasangan rat guard pada tali

tambat haluan kapal menurut bendera

kapal

Grafik 5.3.

DISTRIBUSI PEMASANGAN RAT GUARD PADA TALI TAMBAT HALUAN KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

DALAM NEGERI 50 16 40 106

LUAR NEGERI SEHAT 114 4 3 121

LUAR NEGERI TERJANGKIT 7 1 0 8

JUMLAH 171 21 43 235

F F F F

BAIK TDK BAIK TDK PSG

HALUAN JUMLAH

TOTAL = 235 KAPAL

Total : 235

44

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Berdasarkan grafik 5.3. di atas dapat

dijelaskan bahwa kondisi pemasangan rat

guard pada tali tambat haluan kapal

menurut bendera kapal, tertinggi dengan

kondisi pemasangan baik yaitu sebesar 171

kapal (72,77%) dan terendah dengan

kondisi pemasangan rat guard tidak baik

sebesar 21 kapal (8,94%) dari total haluan

kapal sebesar 235 kapal.

Grafik 5.4.

DISTRIBUSI PEMASANGAN RAT GUARD PADA TALI TAMBAT BURITAN KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

DALAM NEGERI 51 23 32 106

LUAR NEGERI SEHAT 113 3 5 121

LUAR NEGERI TERJANGKIT 7 1 0 8

JUMLAH 171 27 37 235

F F F F

BAIK TDK BAIK TDK PSG

BURITAN TOTAL

TOTAL = 235 KAPAL

Berdasarkan grafik 5.4. di atas dapat

diinformasikan bahwa kondisi pemasangan

rat guard pada tali tambat buritan kapal

menurut bendera kapal, tertinggi dengan

kondisi pemasangan baik yaitu sebesar 171

kapal (72,77%) dan terendah dengan

kondisi pemasangan rat guard tidak baik

sebesar 21 kapal (8,94%) dari total haluan

kapal sebesar 235 kapal.

E. Pemasangan rat guard pada kapal

menurut jumlah tali tambat haluan dan

buritan

Grafik 5.5.

DISTRIBUSI JUMLAH PEMASANGAN RAT GUARD DI TALI TAMBAT HALUAN PADA KAPAL , DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006

0

20

40

60

80

100

120

RI 20 0 35 24 0 0 12 0 15 17 0 5 15 0 15 31 0 23 3 1 5 11 2 13 13 0 7 25 17 3

ASING 97 0 0 48 0 0 31 0 9 39 0 0 31 0 3 75 0 0 59 2 2 26 0 0 58 3 0 32 36 0

JUMLAH 117 0 35 72 0 0 43 0 24 56 0 5 46 0 18 106 0 23 62 3 7 37 2 13 71 3 7 57 53 3

BAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSG

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT

Berdasarkan grafik 5.5. di atas dapat

dijelaskan bahwa jumlah pemasangan rat

guard pada tali tambat haluan pada kapal,

tertinggi dengan kondisi pemasangan baik

yaitu sebesar 667 rat guard (77,29%) dan

terendah dengan kondisi pemasangan rat

guard tidak baik sebesar 61 rat guard

(7,61%) dari total seharusnya pemasangan

rat guard pada tali tambat haluan sebesar

863 pemasangan.

Grafik 5.6.

DISTRIBUSI JUMLAH PEMASANGAN RAT GUARD DI TALI TAMBAT BURITAN PADA KAPAL , DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006

0

20

40

60

80

100

120

140

RI 31 0 30 24 0 0 12 0 14 15 0 9 12 0 10 35 0 22 4 0 5 10 2 8 13 0 7 19 2 4

ASING 97 0 0 48 0 0 31 0 3 39 0 0 28 0 4 72 0 0 57 2 2 25 0 6 58 1 0 37 0 0

JUMLAH 128 0 30 72 0 0 43 0 17 54 0 9 40 0 14 107 0 22 61 2 7 35 2 14 71 1 7 56 2 4

BAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSG

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT

TOTAL :

* RI = 171 (Baik) 20 (Tdk Baik) 121 (Tdk Pasang)

* Asing = 496 (Baik) 41 (Tidak Baik) 14 (Tdk

Pasang)

*Jumlah = 667 (Baik) 61 (Tidak Baik) 135

(Tidak Pasang)

45

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Berdasarkan grafik 5.6. di atas dapat

dijelaskan bahwa jumlah pemasangan rat

guard pada tali tambat buritan pada kapal,

tertinggi pada kondisi pemasangan baik

yaitu sebesar 667 rat guard (83,59%) dan

terendah pada kondisi pemasangan rat

guard tidak baik sebesar 7 rat guard (0,88%)

dari total seharusnya pemasangan rat

guard pada tali tambat buritan sebesar 798

pemasangan.

F. Pengawasan penggunaan tangga

kapal

Grafik 5.7.

DISTRIBUSI PEMASANGAN TINGGI TANGGA PADA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA KAPAL, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

Dalam Negeri 97 7 104

Luar Negeri 130 1 131

TOTAL 227 8 235

<= 60 CM >60 CM

TOTAL

Pada grafik 5.7. di atas dapat dijelaskan

bahwa tinggi pemasangan tangga antara

ujung tangga dengan kade, tertinggi <= 60

cm sebesar 227 kapal (96,59%) dan

terendah pada pemasangan tangga > 60

cm sebesar 8 kapal (3,40%) dari total kapal

sebesar235 kapal.

G. Pengawasan Jalan barang pada kapal

Grafik 5.8.

DISTRIBUSI PEMASANGAN JALA PENGAMAN BARANG PADA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA KAPAL, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

5

10

15

20

25

30

35

40

DLM NEGERI 6 0 17 12 0 0 8 0 0 8 0 0 8 0 0 18 0 0 3 0 0 8 2 0 7 0 0 3 6 0

LUAR NEGERI 21 0 1 24 0 0 8 0 0 8 0 0 8 0 0 16 0 0 15 0 0 6 0 0 14 0 0 8 0 0

JUMLAH 27 0 18 36 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 34 0 0 18 0 0 14 2 0 21 0 0 11 6 0

BAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANG

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT

Berdasarkan grafik 5.8. di atas dapat

diinformasikan bahwa pengawasan jala

barang tertinggi pada kondisi pemasangan

baik sebesar 209 jala (88,94%) dan terendah

pada kondisi jala tidak baik sebesar 8 jala

(3,40%) dari total jala sebesar 235 jala.

H. Pengawasan penerangan tangga pada

kapal

Grafik 5.9.

DISTRIBUSI PENERANGAN TANGGA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,

TAHUN 2006

0

50

100

150

200

250

Dalam Negeri 100 4 104 44,25531915

Luar Negeri 130 1 131 55,74468085

TOTAL 230 5 235

MEMADAI TDK MEMADAI

PENERANGAN TOTAL

Berdasarkan grafik 5.9. di atas dapat

dijabarkan bahwa pengawasan

penerangan pada tangga kapal, tertinggi

pada kondisi memadai sebesar 230 kapal

(97,87%) dan terendah pada kondisi

TOTAL :

* RI = 175 (Baik) 4 (Tdk Baik)

109 (Tdk Pasang)

* Asing = 492 (Baik) 3 (Tidak Baik)

15 (Tdk Pasang)

* Jumlah = 667 (Baik) 7 (Tidak Baik) 124 (Tidak Pasang)

TOTAL :

*Dalam Negeri : 81 (baik) 8 (Tdk Baik)

17 (Tdk pasang)

* Luar Negeri = 128 (Baik) 0 (Tdk Baik)

1 (Tdk Pasang)

46

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

penerangan tidak memadai sebesar 5

kapal (2,13%) dari total kapal sebesar 235

kapal.

IV. KESIMPULAN

A. Pemasangan Rat Guards Pada Haluan

dan Buritan

Melihat dari data di atas tampak

sebagian besar kapal (>80,0%) telah

memasang rat guard pada tali tambat baik

haluan maupun buritan. Akan tetapi jika

dibandingkan dengan total kedatangan

kapal baik luar negeri maupun dalam

negeri di pelabuhan Tanjung Priok sampai

bulan September sebesar 11764 kapal,

maka pengawasan yang telah dilakukan

belum intensif, karena hanya mencapai

1,99% dari total kedatangan kapal yang

sandar di Pelabuhan Tanjung Priok.

Konsep dasar dari pengendalian vector dan

binatang penganggu adalah harus

menerapkan bermacam-macam cara

pengendalian agar vector dan binatang

pengganggu tetap berada dibawah garis

batas yang tidak merugikan dan atau

membahayakan. Pernasangan Rat Guard

pada kapal sangat bermanfaat sebagai

alat yang bisa mencegah turun/nalknya

tikus dari/ke atas kapal. Hal ini sejalan

dengan International Health Regulation

(IHR) 1969, Revise 1983 pada pasal 52

,”Setiap negara harus dapat menggunakan

segala upaya untuk mengurangi bahaya

penyebaran pes oleh tikus dan

ektoparasitnya. Administrasi kesehatannya

harus selalu mengetahui kondisi daerahnya

terutama setiap pelabuhan dan bandara,

apakah terjangkit atau tersangka terjangkit

oleh tikus pes, melalui penangkapan dan

pemeriksaan tikus serta ektoparasitnya

secara sistematis.” dan pasal 53 bahwa

“Setiap kapal harus secara permanent

dijaga dalam keadaan bebas tikus dan

vector pes.” Hal ini sejalan dengan apa

yang ada dalam Surat Keputusan Direktur

Jendral Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular Nomor : 423 Tahun1983

menerangkan pula tentang Kewajiban tiap

kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan

infestasi tikus . Pada pasal 1 tertulis; ”Pada

tali temali yang menghubungkan kapal

dengan darat harus dipasang perisai-perisai

tikus (rat guards).”

B. Pengawasan Tangga pada Kapal

Pada data di atas tampak sebagian

besar (97,71%) tinggi tangga kapal dengan

kade dalam posisi ≤ 60 cm, hasil ini didapat

kemungkinan dari pengawasan tangga

kapal yang dilakukan pada waktu siang

hari, dimana aktivitas mobilitas orang

kekapal masih tinggi sehingga tinggi tangga

kapal masih dibawah 60 cm.

Tinggi tangga kapal perlu mendapat

perhatian, mengingat salah satu

kebiasaan yang dimiliki tikus adalah

kepandaiannya untuk memanjat dan

melompat. Tikus pandai memanjat dan

melompat setinggi 2 sampai 3 kaki (60 – 90

cm). Apabila mereka terpojok mereka

47

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

dapat memanjat tembok, pipa, kabel,

kawat, batang besi, dan permukaan-

permukaan kasar lainnya. Banyak cara

yang dapat dilakukan untuk membatasi

mobilitas tikus ke kapal, salah satunya

dengan melakukan tindakan

Berdasarkan SK Direktur Jendral

Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan pemukiman Nomor

: 423 Tahun 1983 tentang kewajiban tiap

kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan

infestasi tikus pasal 2 menyatakan,”Pada

tangga kapal (gangway) diwaktu matahari

terbenam harus dipasang lampu yang

cukup terang dan tangga tersebut

dinaikkan sekurang-kurangny a setinggi 0,6

meter dari kade.”

Mengacu pada ketentuan-

ketentuan di atas maka jarak dan tinggi

kapal harus diperhatikan pemakaiannya,

mengingat infestasi tikus pada kapal dapat

terjadi lewat perantara tangga kapal.

Pembinaan perlu dilakukan pada saat

pengawasan rat guard dan proses

perpanjangan DEC dengan melakukan

sosialisasi terhadap crew kapal, pemilik

kapal, dan atau agen pelayaran dengan

tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan

dini terhadap penyebaran penyakit yang

dibawa oleh hewan perantara tikus.

C. Jala Barang di Kapal

Pada grafik 5.5 dapat diinformasikan

bahwa sebagian besar (90,82%) jala barang

pada kapal dalam kondisi baik. Kondisi baik

disini diartikan bahwa jala terpasang

dengan seharunya pada kapal, akan tetapi

jika kita melihat dari risiko kemungkinan

masuknya tikus ke dan dari kapal maka

kondisi ini berisiko tinggi. Mengingat karakter

tikus yang mempunyai kemampuan untuk

melompat dan memanjat. Akan tetapi hasil

ini dapat disebabkan karena pengawasan

jala kapal dilakukan pada siang hari,

sehingga jala kapal tidak diangkat dan

dilipat karena tidak adanya aktivitas di

kapal.

Menurut SK Direktur Jendral

Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan pemukiman Nomor

: 423 Tahun 1983 tentang kewajiban tiap

kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan

infestasi tikus pasal 3 menyatakan bahwa,

”Jala-jala pengaman barang harus

diangkat jika tidak dipergunakan terutama

pada malam hari.”

D. Penerangan Tangga Kapal

Berdasarkan grafik 5.6. terlihat bahwa

sebagian besar kapal (97,71%) memiliki

penerangan yang memadai pada tangga

kapal. Hal ini sesuai dengan SK Direktur

Jendral Pemberantasan Penyakit Menular

dan Penyehatan Lingkungan pemukiman

Nomor : 423 Tahun 1983 tentang kewajiban

tiap kapal di pelabuhan dalam hal

pencegahan infestasi tikus pasal 2

menyatakan,”Pada tangga kapal

(gangway) diwaktu matahari terbenam

harus dipasang lampu yang cukup terang

48

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

dan tangga tersebut dinaikkan sekurang-

kurangny a setinggi 0,6 meter dari kade.”

1. Proporsi pengawasan rat guard pada

kapal yang sandar di Pelabuhan

Tanjung Priok belum intensif

2. Hasil pengawasan pemasangan rat

guard pada kapal yang sandar

berdasarkan bendera kapal di Wilayah

pelabuhan Tanjung Priok sebagian besar

berbendera luar negeri.

3. Hasil pengawasan pemasangan rat

guard di tali tambat haluan dan buritan

pada kapal di Wilayah Pelabuhan

Tanjung priok sebagian besar telah

memasang rat guard dalam kondisi

yang baik

4. Hasil Pengawasan pemasangan tinggi

tangga kapal dengan kade yang

sandar di Wilayah pelabuhan Tanjung

Priok sebagian besar berisiko terhadap

infestasi tikus di kapal.

5. Seluruh pengawasan terhadap jala

barang pada kapal yang sandar di

Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,

sebagian besar berisiko terhadap

infestasi tikus di kapal.

6. Hasil pengawasan penerangan pada

tangga kapal sebagian besar dalam

kondisi memadai

III. REKOMENDASI

1. Melihat pengawasan pemasangan rat

guard belum dilakukan secara insentif

atau masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan total

kedatangan kapal yang sandar di

Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok yaitu

sebesar 1,96%, hendaknya pengawasan

ini perlu ditingkatkan atau diintensifkan

untuk tahun 2007.

2. Pembinaan terhadap kapten ataupun

petugas jaga kapal harus lebih intensif

dilakukan bersamaan sewaktu

perpanjangan DEC, dengan harapan

dapat meminimalisir infestasi tikus dari

dan ke kapal dalam upaya cegah

tangkal karantina yaitu penyakit pes

yang ditularkan melalui hewan

perantara tikus.

3. Pembinaan terhadap agen

kapal/pemilik kapal juga perlu

dilakukan, mengingat pembelian

barang dikapal seperti rat guard

biasanya diatur oleh agen/pemilik

kapal.

4. Peningkatan kinerja petugas dalam

melakukan pengawasan rat guards

terhadap kapal-kapal yang bersandar

di pelabuhan Tanjung Priok.

49

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

Komputer adalah alat yang dipakai untuk

mengolah informasi menurut prosedur yang

telah dirumuskan. Kata computer semula

dipergunakan untuk menggambarkan

orang yang perkerjaannya melakukan

perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa

alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian

dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal

mulanya, pengolahan informasi hampir

eksklusif berhubungan dengan masalah

aritmatika, tetapi komputer modern dipakai

untuk banyak tugas yang tidak

berhubungan dengan matematika.

Dalam definisi seperti itu terdapat alat

seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik

mulai dari abakus dan seterusnya, sampai

semua komputer elektronik yang

kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok

untuk arti luas seperti "komputer" adalah

"pemroses informasi" atau "sistem pengolah

informasi."

Sekalipun demikian, definisi di atas

mencakup banyak alat khusus yang hanya

bisa memperhitungkan satu atau beberapa

fungsi. Ketika mempertimbangkan komputer

modern, sifat mereka yang paling penting

yang membedakan mereka dari alat

menghitung yang lebih awal ialah bahwa,

dengan pemrograman yang benar, semua

komputer dapat mengemulasi sifat apa pun

(meskipun barangkali dibatasi oleh

kapasitas penyimpanan dan kecepatan

yang berbeda), dan, memang dipercaya

bahwa mesin sekarang bisa meniru alat

perkomputeran yang akan kita ciptakan di

masa depan (meskipun niscaya lebih

lambat). Dalam suatu pengertian, batas

kemampuan ini adalah tes yang berguna

karena mengenali komputer "maksud

umum" dari alat maksud istimewa yang

lebih awal. Definisi dari "maksud umum" bisa

diformulasikan ke dalam syarat bahwa

suatu mesin harus dapat meniru Mesin

Turing universal. Mesin yang mendapat

definisi ini dikenal sebagai Turing-lengkap,

dan yang pertama mereka muncul pada

tahun 1940 di tengah kesibukan

perkembangan di seluruh dunia.

Pada sekitar 20 tahun terakhir, banyak alat

rumahtangga, khususnya termasuk panel

dari permainan video tetapi juga

mencakup telepon genggam, perekam

kaset video, PDA dan banyak sekali dalam

rumahtangga, industri, otomotif, dan alat

elektronik lain, semua berisi sirkuit elektronik

yang seperti komputer yang memenuhi

syarat Turing-lengkap di atas (dengan

catatan bahwa program dari alat ini

seringkali dibuat secara langsung di dalam

chip ROM yang akan perlu diganti untuk

mengubah program mesin). Komputer

MENGENAL KOMPUTER Oleh : Syaflovida

50

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006

maksud khusus lainnya secara umum

dikenal sebagai "mikrokontroler" atau

"komputer benam" (embedded computer).

Oleh karena itu, banyak yang membatasi

definisi komputer kepada alat yang maksud

pokoknya adalah pengolahan informasi,

daripada menjadi bagian dari sistem yang

lebih besar seperti telepon, oven

mikrowave, atau pesawat terbang, dan

bisa diubah untuk berbagai maksud oleh

pemakai tanpa modifikasi fisik. Komputer

kerangka utama, minikomputer, dan

komputer pribadi (PC) adalah macam

utama komputer yang mendapat definisi ini.

Akhirnya, banyak orang yang tak akrab

dengan bentuk komputer lain memakai

istilah ini secara eksklusif untuk menunjuk

kepada komputer pribadi (PC).

KOMPUTER UNTUK PEKERJA

Dalam pekerjaan pada dewasa ini

penggunaan komputer sangat penting

artinya, bagaikan makan tanpa ikan dan

garam. Sesuatu pekerjaan tidak akan

selesai pada waktunya semua berjalan

mundur lagi ke jaman batu semua

mengunakan alat yang kasar. Namun

apakah semua pandangan ini akan

diterima bagi yang tidak mengenalnya

apalagi yang tidak bisa menggunakannya.

Masih banyak orang yang beranggapan

bahwa komputer adalah alat yang sulit

digunakan dan merupakan barang mahal.

Mari kita telusuri bahwa mungkin komputer

tidak berarti bagi suatu pekerjaan yang

kasar seperti mencangkul dan memang

komputer bukan untuk alat tersebut. Akan

tetapi digunakan untuk menulis,

memasukan kalimat, data dan

menyimpananya yang kemudian

mencetaknya. Sangatlah berpikiran sempit

jika Anda yang tidak mau belajar

menggunakan komputer, kini saatnya anda

maju kedepan menyiapan masa depan

putra – putri anda dengan sedikit tahu

tentang komputer tapi bisa

menggunakannya. Buanglah rasa malu

untuk belajar dan jagan takut merusak

computer jika anda menggunakannya

(terutama jika dikantor) karena komputer

anda tidak akan rusak secara fisik akan

tetapi yang terkena adalah programnya

overload.

Untuk belajar komputer untuk cepat bisa

yang harus diingat adalah :

1. Jangan malu untuk bertanya pada

orang telah bisa menggunakan

komputer

2. Jangan takut merusak komputer jika

menggunakannya

3. Belajar otodidak / coba-coba sendiri di

komputer

4. Jika terjadi masalah teknis dengan

computer anda panggil user/teknisi

yang professional

5. Selalu mengikuti informasi tentang

komputer di media masa

Sumber :

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas

berbahasa Indonesia 51

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006