buletin i edisi 4 tahun 2006
TRANSCRIPT
KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... KKKAAARRR...SSSEEE
(((eeekkktttooopppaaarrraaasssiiittt )))
KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... PPPRRRLLL
(((pppeeennngggaaammmbbbiii lllaaannn sssaaammmpppeeelll aaaiiirrr pppaaannntttaaaiii )))
KKKEEEGGGIIIAAATTTAAANNN BBBiiiddd... UUUKKKPPP
(((pppeeemmmeeerrr iiikkksssaaaaaannn ssspppeeesssiiimmmeeennn)))
PPPEEERRRTTTEEEMMMUUUAAANNN JJJEEEJJJAAARRRIIINNNGGG KKKEEERRRJJJAAA
PPPPPPPPPPPPEEEEEEEEEEEEMMMMMMMMMMMMBBBBBBBBBBBBUUUUUUUUUUUUKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN PPPPPPPPPPPPEEEEEEEEEEEELLLLLLLLLLLLAAAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTTIIIIIIIIIIIIHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN SSSSSSSSSSSSUUUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRVVVVVVVVVVVVEEEEEEEEEEEEIIIIIIIIIIIILLLLLLLLLLLLAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNSSSSSSSSSSSS EEEEEEEEEEEEPPPPPPPPPPPPIIIIIIIIIIIIDDDDDDDDDDDDEEEEEEEEEEEEMMMMMMMMMMMMIIIIIIIIIIIIOOOOOOOOOOOOLLLLLLLLLLLLOOOOOOOOOOOOGGGGGGGGGGGGIIIIIIIIIIII DDDDDDDDDDDDAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSSSAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRR
NONONONO PENULISPENULISPENULISPENULIS HAL. .HAL. .HAL. .HAL. . 1111 PELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIAPELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIA RAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MMRAISSEKKI, SKM, MM 4444 2222 INFO PROGRAMINFO PROGRAMINFO PROGRAMINFO PROGRAM : : : :
PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGANPENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN PERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPANPERSIAPAN PENERAPAN SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC SSCC dan SSCEC PADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHANPADA PERTENGAHAN JUNI 2007 JUNI 2007 JUNI 2007 JUNI 2007
RBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKes
6666
3333 DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU” SUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKesSUDARSONO, SKM, MKes 10101010 4444 MYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYUMYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYU BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos BERTHA M. PASOLANG,S,Sos 11111111 5555 PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ??? RBAW.RBAW.RBAW.RBAW. 14141414 6666 MIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASAMIKROBA DAN PENGUASA RBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKesRBA.WIDJONARKO,SKM,MKes 16161616 7777 LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES DI DI DI DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK ---- TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006
SAFARISAFARISAFARISAFARI
17171717
8888 PIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMAR N. MOELYANAN. MOELYANAN. MOELYANAN. MOELYANA 18181818 9999 PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA PENCEMAR PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA
INDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIRINDUSTRI DAN TEMPAT PLESIR RBAWRBAWRBAWRBAW 22222222
10101010 THE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FTHE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL FOR OR OR OR HEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAIHEALTH, BISAKAH TERCAPAI ??? ??? ??? ???
RBAWRBAWRBAWRBAW 25252525
11111111 POJOK SKRININGPOJOK SKRININGPOJOK SKRININGPOJOK SKRINING RBAWRBAWRBAWRBAW 26262626 12121212 PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR
SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH PELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOKPELABUHAN TANJUNGPRIOK
dr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINIdr. KRIPTI HARTINI
31313131
13131313 I N F O R M A S II N F O R M A S II N F O R M A S II N F O R M A S I PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN PENGAWASAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPALKEBERANGKATAN KAPAL DIDIDIDI PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN TANJUNG PRIOK ---- TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2006200620062006
IKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKM
32323232
14141414 PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006TAHUN 2006
IKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKMIKRON, SKM, MKM 42424242
15151515 MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER MENGENAL KOMPUTER SYAFLOVIDASYAFLOVIDASYAFLOVIDASYAFLOVIDA 50505050
IINNFFOO KKEESSEEHHAATTAANN PPEELLAABBUUHHAANN
Pengantar RedaksiPengantar RedaksiPengantar RedaksiPengantar Redaksi
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume 1 nomor 4 yang
diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan
wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung
pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan
di seluruh Indonesia. Demi peningkatan SDM dan kemajuan buletin pada edisi berikut, Tim
buletin merencanakan reorganisasi sesuai Tupoksi yang telah ditetapkan.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan program, kajian –
kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan,
naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan
informasi pengobatan tradisional.
Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak –
sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan
pelabuhan. Walaupun sumbangan naskah dari KKP lain belum pernah muncul pada edisi
pertama sampai ketiga, namun Redaksi tetap menawarkan kesempatan ini pada para kolega
KKP di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan.
Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan
optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan.
Selamat bekerja dan sukses selalu
Dewan Redaksi
Diterbitkan oleh : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Ditjen PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
Pelindung / Penasehat: Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok
Raissekki, SKM, MM
Anggota : Rahmat Subekti, SKM, MHM
Agus Syah, SKM
Sugeng Retyono, SKM
Dewi Dyah Palupi, SKM
Dewan Redaksi : Ketua, RBA. Widjonarko, SKM, MKes
Editor : Nana Mulyana, SKM
Ani Budi Lestari
Lussie Soraya
Sekretaris : Rosyid Ridho P, SE
Tata Usaha / Distribusi : Agus Sudarman, SKM
Sulastyono Wahyudi, SH
Alamat Redaksi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok | Jl. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok - Jakarta Utara | Telp. 021 – 43931045, 4373265 | Fax. 021 – 4373265 | E-Mail : [email protected] | Desain grafis oleh N.M.([email protected])
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
4
PELABUHAN TRADISIONAL DI INDONESIA
Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM
Pelabuhan tradisional di Indonesia tidak terhitung jumlahnya, baik pelabuhan nelayan
tradisional, pelabuhan transportasi rakit antar kepualuan kecil yang jaraknya tidak terlalu
jauh, sampai pelabuhan tradisional milik pribadi di depan rumahku. Kepadatan hilir mudik
rakit atau kapal kecil bermotor ataupun tanpa motor pada beberapa pelabuhan tradisional
ada yang melebihi kepadatan hilir mudik kapal di pelabuhan yang telah difasilitasi Wilayah
Kerja KKP. Tingginya tingkat kepadatan arus hilir mudik kapal atau rakit ini secara otomatis
memiliki konsekuensi resiko penularan yang tinggi pula. Demikian juga kenyataan
menunjukkan bahwa ada beberapa pelabuhan yang difasilitasi Wilayah Kerja KKP justru
tingkat kepadatan arus hilir mudik kapalnya lebih tinggi dibandingkan pelabuhan yang
difasilitasi KKP induk, dan seterusnya, dan seterusnya.
Jumlah pelabuhan
Jumlah pelabuhan di Indonesia yag difasilitasi KKP induk sebanyak 45 pelabuhan sedangkan
yang difasilitasi Wilayah Kerja KKP sebanyak 365 pelabuhan. Nah . . . . jumlah pelabuhan
tradisional ??? Tidak terhitung jumlahnya. Yang berarti . . . . . tingkat resiko kemungkinan
terjadinya penularan penyakit secara otomatis sekian kali lebih tinggi pada pelabuhan
tradisional.
Identifikasi masalah
Secara garis besar, identifikasi masalah kesehatan secara logis, antara lain:
• Pada umumnya pengguna jasa pelabuhan tradisional berasal dari golongan menengah
ke bawah
• Terdapat unggas hidup dan fasilitas pemotongan unggas
• Kondisi higiene sanitasi buruk dan mempunyai potensi risiko tinggi terhadap kemungkinan
terjadinya penularan penyakit.
• Tampak adanya suasana campur aduk menjadi satu antara manusia dan hewan sehingga
kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui hewan akan sangat tinggi, seperti
penularan rabies, Avian influenza, dll
• Kondisi sanitasi kapal atau rakit juga buruk
• Dll masih banyak lagi
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Diskusi
Dalam menunjang kemajuan ekonomi saat ini, jasa transportasi akan
menyebabkan adanya mobilisasi penduduk semakin tinggi bahkan jasa transportasi rakit
bermotor pada pelabuhan domestik menjadi kebutuhan masyarakat yang berada di
deretan kepulauan kecil terutama di kawasan Indonesia timur. Apabila pelabuahan
tradisional dan alat angkutnya tidak dilakukan pengawasan secara optimal, terencana
dan berkelanjutan, maka kondisi ini akan berpotensi menghasilkan dampak yang
merugikan bagi pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Marilah kita lihat kenyataan pelabuhan nelayan tradisional di deretan pantai pulau
jawa yang begitu banyaknya. Siapa yang bertanggungjawab dalam pengawasan
kesehatan pelabuhan tradisional tersebut? Yang bertanggungjawab atas pengawasan
sanitasi kapal / rakit bermotor ataupun tanpa motor? Transportasi kapal / rakit bermotor
antar kepulauan melalui pelabuhan Namosain ke pelabuhan pulau Semau (Red : di Prop.
NTT), siapa yang bertanggungjawab atas pengawasan kesehatannya???
Yang paling unik adalah oleh banyaknya pelabuhan nelayan tradisional di deretan pantai
pulau Rote (Roti) yang tanpa pengawasan, rakit / kapal kecil mereka sering terdampar di
pantai ataupun pelabuhan diwilayah Australia Utara (NT/Northen Territory).
Kalau kita berandai – andai, salah satu kepulauan kecil tersebut terjadi kasus rabies, Avian
influenza pada unggas dan manusia maka kemungkinan besar akan menjalar ke
kepulauan lainnya secara cepat.
Pemberlakuan IHR pada tahu 2007 bukan hanya untuk pelabuhan utama ataupun
kota metropolitan saja, namun berlaku bagi seluruh pelabuhan dan seluruh komunitas di
Nusantara tercinta ini. Nah, . . . sudahkah kita melirik kearah pelabuhan tradisional
tersebut??? Sudahkah kita peduli terhadap rakit / kapal nelayan ataupun rakit / kapal
transportasi antar kepulauan kecil tersebut???
Angan – angan pengembangan program tersebut memang tidak mungkin terjadi
secara sekonyong – konyong, namun biarlah secara simultan dan bertahap. Langkah awal
yang perlu dilakukan yakni penunjukan kelas KKP induk dan wilayah kerja KKP harus
profesional dan sesuai kriteria yang tepat, selanjutnya penunjukan pimpinannyapun harus
selektif bahkan kalau perlu berdasarkan ”Fit and Property”. Langkah berikutnya yakni
perencanaan penganggaran yang benar tanpa adanya ”kongkalikong” dan ”bisikan” si
Manis
Diskusi tersebut diatas adalah sebuah angan – angan yang pasti akan menjadi
kenyataan apabila kita semua konsisten sesuai aturan permainan yang legal karena
Penulis yakin bahwa ”Bersama Kita Bisa”
5
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Sejalan dengan pembangunan
nasional, pembangunan kesehatan di
wilayah Pelabuhan diharapkan dapat
dilaksanakan secara bertahap terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam
menunjang kemajuan ekonomi saat ini,
kelancaran dan kualitas jasa kepelabuhan
harus dilakukan pengawasan secara
optimal, terencana dan berkelanjutan,
dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan.
Pada saat penerapan IHR baru
mendatang, ada dua hal yang perlu
dicermati bersama, yakni :
Pertama : Perubahan iklim global pada
masa mendatang, secara langsung atau
tidak langsung, akan berpengaruh
terhadap munculnya faktor resiko yang
berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan.
Kedua : Tuntutan para pengguna jasa
terhadap percepatan dan mutu pelayanan
yang sangat tinggi, dapat menyebabkan
tidak optimalnya proses diteksi faktor resiko
yang berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan.
Berdasarkan kedua hal tersebut diatas,
maka Kantor Kesehatan Pelabuhan harus
mampu memberikan pelayanan yang
prima terhadap para pengguna jasa
pelabuhan, namun juga mampu
mengidentifikasi segala faktor resiko yang
berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan di wilayah pelabuhan.
Dalam rangka pemberlakuan
sertifikasi SSCC dan SSCEC (Ship Sanitation
Control Certificate dan Ship Sanitation
Control Exemption Certificate) pada
pertengahan Juni 2007, sektor kesehatan
harus menyiapkan kebutuhan aspek teknis
di lapangan, aspek administratif di kantor
serta penyiapan sumberdaya manusianya.
Saat ini sudah menginjak akhir tahun 2006,
tidak bisa ditunda lagi, saat ini sektor
kesehatan harus sudah menyiapkan
kebutuhan tersebut. Harapan adanya
percepatan persiapan ini adalah seluruh
operasionalisasi penerapan SSCC dan
SSCEC tepat dan sinkron untuk seluruh KKP
se Indonesia, daaan . . . . jangan lagi ada
variasi protap dan format yang
membingungkan para pengguna jasa
terutama pengguna jasa kapal yang
berasal dari luar negeri.
Sejak tahun 2005, pimpinan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
berinisiatif agar Bidang Pengendalian Resiko
Lingkungan segera menyiapkan format
pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal
sebagai dasar penerbitan atau sertifikasi
sertifikasi SSCC dan SSCEC (Ship Sanitation
Control Certificate dan Ship Sanitation
Info program :
PENGENDALIAN RESIKO LINGKUNGAN Persiapan penerapan SSCC dan SSCEC pada pertengahan Juni 2007
6
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Control Exemption Certificate). Disamping
merancang penyiapan format pemeriksaan
Hygiene Sanitasi Kapal tersebut, juga
merancang kriteria petugas pemeriksa
Hygiene Sanitasi Kapal.
Adapun rancangan kriteria petugas
pemeriksa Hygiene Sanitasi Kapal tersebut,
adalah sebagai berikut :
• Pendidikan minimal D3 Kesehatan
Lingkungan
• Telah mengikuti pelatihan petugas
pemeriksa Hygiene Sanitasi Kapal, yang
terakreditasi dengan predikat sangat
memuaskan (Red : GBPP, struktur program
dan modul telah tersusun)
Sedangkan rancangan format pemeriksaan
Hygiene Sanitasi Kapal, adalah sebagai
berikut : (RBAW)
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PPM & PL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK HASIL PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL NAMA KAPAL :
BENDERA :
BESAR KAPAL :
NAMA PEMILIK / AGEN :
DATANG DARI :
TANGGAL/JAM TIBA :
TANGGAL/JAM DIPERIKSA :
LOKASI SANDAR :
JENIS KAPAL : FORM : HSK JUMLAH ABK/PENUMPANG :
V A R I A B E L Nilai/ Bobot/ Skor/ NO Variable
KOMPONEN YG DINILAI / COMPONENT WHICH ASSESS Value Wight Score
1 Dapur a. Bersih / clean 2 15 Galley (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Asap dapur dibuang melalui cerobong asap/exhauster/ventilasi biasa) (Galley smoke thrown passing smokestack / exhauster / ventilation) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara pencucian bagus / Way of good wash 2 (Dilengkapi dengan saluran air panas dan bahan pembersih khusus) (Provided with the hot aqueduct and special cleanser) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
2 Ruang tempat a. Bersih / clean 2 15 penyimpanan (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) makanan / (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) Pantry b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper)
7
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
d. Cara penyimpanan bagus / Way of depository nicely 2 (Makanan kering dan basah disimpan tersendiri dalam lemari es / freezer / rak - rak) (Wet and Dry food kept at separate place in refrigerator / freezer / rack - rack) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
3 Gudang a. Bersih / clean 2 10 Stores (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara penyimpanan bagus / Way of depository nicely 2 (Barang disimpan sesuai spesifikasi kecelakaan ) (Goods kept by according to specification of accident.) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
4 Ruangan a. Bersih / clean 2 15 (kelasi, (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) Perwira, (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) Penumpang, b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 Geladak) (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) Quartes (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) (Crew, c. Tidak berdebu / Is not dusty 2 Officers, (Kadar debu < 0,15 mg/m³ udara atau usap jari pada beberapa permukaan tidak berdebu) Passengers, (total dirt rate < 0,15 mg / m³ air or stroke the finger at some surface is not dusty) Deck) d. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
5 Air minum a. Tersedia air minum / Made available drinking water. 4 15
Potable water (Tersedia air yang langsung dapat diminum melalui proses pengolahan terlebih dahulu)
(By a drinkable direct water passing processing beforehand) b. Indikasi kualitas air memenuhi syarat / Up to standard water Quality indication 3 (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm) c. Sarana Penyediaan Air Minumnya tampak bersih / Drinking Water Supply is clean 3 (Tidak tampak kotoran pada kran pengambilan air dan disekitarnya) (Do not see the dirt at kraan intake irrigate and the around)
6 Limbah a. Sarana pembuangan limbah cair memenuhi syarat / 4 10 Sewage Medium of liquid waste Dismissal up to standard (Sarananya berupa saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus) (Its medium in the form of channel closed, do not leak and poured into a special place) b. Dilakukan pengolahan limbah cair / Done a liquid waste processing 4 (Sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before liquid waste thrown to environment, done a processing beforehand) c. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
7 Tangki ballast a. Indikasi kualitas air dalam tangki balllast memenuhi syarat / 5 5
Ballast tanks Quality indication irrigate in tank balllast up to standard (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm)
8
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
b. Dilakukan pengolahan air tangki ballast / Done a processing irrigate the tank ballast 5 (Sebelum air tangki ballast dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before water of tank ballast thrown to environment, done a processing beforehand)
8 Limbah padat a. Dilakukan pemilahan sampah / done solid waste dissociation 4 10
Solid waste (Sampah basah dan kering dipisahkan sebelum ditampung) (Wet garbage and dry dissociated before accomodated ) a. Sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat 4 (Solid waste Dismissal medium up to standard) (Sarana penampung limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup) (Solid waste compiler medium is made the waterproof substance and closed) c. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
9 Ruang mesin a. Bersih / clean 2 5 Engine room (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer 2 (Pertukaran udara mememakai AC atau ventilasi, kelembaban AC 40-60%/Ambient 70%) (transfer of Air of wearer AC or ventilate, dampness AC 40-60% / Ambient 70%) c. Tidak berdebu / Is not dusty 2 (Kadar debu < 0,15 mg/m³ udara atau usap jari pada beberapa permukaan tidak berdebu) (total dirt rate < 0,15 mg / m³ air or stroke the finger at some surface is not dusty) d. Pencahayaan bagus / Good illumination 2 (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) e. Bebas serangga / Free insect 2 (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (Not found by insect or other dissimilar intruder animal)
Total nilai / Totalize value Tingkat resiko membahayakan kesehatan masyarakat / Mount the risk endanger the public health is : Tinggi, bila jumlah skor kurang dari 700 / High when score amount less than 700 Rendah, bila jumlah skor = 700 atau lebih / Low when score amount = 700 or more Hasil pemeriksaan / result of inspection : Resiko tinggi (High Risk) / Resiko rendah (Low Risk) Tindakan pengendalian yang harus diterapkan / Control action which must be applied : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pejabat Kesehatan Pelabuhan/, Nahkoda / perwira jaga Pemeriksa / Port Health Officer, Master / Officer, Inspector, ( ………………………………………) (……………………………………….. ) ( ……………………… )
9
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Sekiranya anda pernah mendengar
nama danau tiga warna “Kelimutu”,
pastilah anda membayangkan betapa
menakjubkan danau tersebut.
Kenyataannya, memang menakjubkan dan
silakan membaca info singkat tentang
danau Kelimutu tersebut.
Gunung Kelimutu merupakan salah satu
daerah tujuan wisata terkenal di Kabupaten
Ende yang terletak di Pulau Flores. Bagi
anda yang sempat berkunjung ke Pulau
Flores, kunjungan anda ke Pulau Flores;
belumlah lengkap bila anda belum sempat
singgah ke danau Kelimutu yang terletak di
puncak gunung Kelimutu tersebut. Perlu
diketahui oleh teman – teman sektor
kesehatan bahwa anda bisa kontak teman
– teman Wilayah Kerja KKP Ende sebelum
anda menuju kesana agar perjalanan anda
dapat lebih menghemat waktu.
Danau ini menyuguhkan
pemandangan danau 3 (tiga) warna.
Gunung Kelimutu ini termasuk gunung
vulkanik dan warna danau pada puncak
gunung tersebut dapat berubah seiring
dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau
Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni
merah, putih, dan biru; pada beberapa
dokumen yang ada, danau yang sekarang
berwarna hitam, dahulu sebelum tahun
1970 berwarna merah. Namun saat ini, air
danau Kelimutu tersebut, berwarna hijau
tua, coklat dan hitam.
Perjalanan menuju gunung Kelimutu :
Dari Jakarta ke Ende, ada banyak pilihan :
bisa lewat udara (pesawat) ataupun laut
(kapal laut) ataupun lewat darat (Jawa –
Bali – Lombok – Sumbawa – Flores)
Kota Ende ke Kampung Moni (jalan menuju
kota Maumere), memakai kendaraan
bermotor sekitar 90 Km
Dari pinggir jalan besar menuju ke puncak
gunung / danau Kelimutu sekitar 2 jam.
Perjalanan menuju puncak ini ada tiga
tawaran menarik, yakni jalan kaki yang
melelahkan, naik kuda tanpa tali kekang
dan naik sepeda motor dibonceng oleh
tukang ojeg yang tidak bisa naik sepeda
dayung.
Nah, selanjutnya anda dapat
memperkirakan lama waktu perjalanan
anda untu sampai ke Puncak Gunung
Kelimutu. Sebagai iming – iming, dibawah ini
tampak foto Gunung / Danau Kelimutu.
Selamat merencanakan perjalanan.
DANAU TIGA WARNA “KELIMUTU”
Oleh : Sudarsono, SKM, MKes
WisataWisataWisataWisata
10
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
yana memang tampak
cantik jelita bahkan setiap
diselenggarakannya pesta
apapun namanya, kehadiran
Myana sangat diharapkan oleh para
pengunjungnya. Bahkan, membaca nama
Myana yang tertera pada judul naskah ini,
pikiran kaum muda cenderung mengarah
pada sosok wanita cantik rupawan yang
diidam – idamkan bakal menjadi calon istri
tercinta. Lumrah dan manusiawi Nama
Myana ini sangat dikenal di Tanah Toraja.
Namun ternyata, . . . myana adalah sejenis
tanaman perdu yang sering dipakai
sebagai obat tradisional untuk beberapa
penyakit dan sebagai bahan makanan khas
daerah Tanah Toraja. Beberapa penyakit
yang dapat disembuhkan oleh obat
tradisional daun myana, antara lain adalah
ashma, ambeien, diabetes melitus, sakit
perut, cacingan, datang bulan terlambat,
bisul, demam dan sembelit.
Pohon Myana memiliki daun
berbentuk segitiga atau bulat telur
warnanya beraneka ragam, mulai hijau
sampai ungu tua; namun setelah daun
tersebut menua akan berwarna pink seakan
Tidak pernah layu sehingga pohon tersebut
tampak ayu rupawan. Pohon myana
adalah tanaman jenis perdu berbatang
basah dengan tinggi sekitar 1 meter yang
dapat di halaman, ladang, dll
terutama pada daerah dengan
ketinggian 1300 m diatas
permukaan laut.
Sekilas tentang myana
Nama latinnya adalah Coleus atropurpureus
Benth, sedang nama yang lazim di
Indonesia adalah Myana (Tanah Toraja),
Sigresing (Batak) Adong-adong
(Palembang), Jawer kotok (Sunda), Her
atau kentangan (Jawa}, Ati-ati (Bugis),
Serewung (Minahasa)
Kandungan daun myana
Daun myana mengandung minyak atsiri,
antara lain karvakrol yang bersifat antibiotik,
Eugenol bersifat menghilangkan nyeri, Etyl
Salisilat menghambat iritasi, Emenagog anti
bengkak, disamping itu juga mengandung
zat – zat Alkaloida, Flavonoid, Saponin,
Mineral dan sedikit lendir.
Resep obat tradisinionil daun myana
Dibawah ini, disajikan resep pengobatan
tradisional daun myana untuk 4 macam
penyakit, sedang penyakit – penyakit lain
bisa konsultasi langsung dengan Penulis.
1. Ashma
Daun myana sebanyak 15 helai dicuci
bersih dengan air hangat, selanjutnya
diremas – remas sampai keluar airnya.
MYANA NAN AYU DAN TAK PERNAH LAYU Oleh : Ny. Bertha M Pasolang, S. Sos
(Penulis : Anggota Dharma Wanita Sub Unit KKP Kelas I Tanjung Priok)
M
11
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Air hasil remasan daun myana tersebut
disaring dan airnya dimasukkan gelas,
siap diminum.
Aturan minumnya :
Seluruh air hasil remasan 15 helai daun
myana tersebut diminum pagi, siang
dan malam (3 kali saharí) selama 7 hari
berturut – turut dalam sebulan.
Hal ini dilakukan selama 3 bulan,
sehingga dalam 3 bulan menghabiskan
daun myana sebanyak : 15 helai X 3
kali X 7 hari X 3 bulan = 945 lembar
daun myana.
Tampaknya secara matematis, tidak
mungkin bisa memperoleh daun myana
sebanyak itu. Namun jangan khawatir,
apabila kita menanam sendiri pohon
myana pada pot bunga sebanyak 15
pot dengan diameter minimal berukuran
20 cm, pastilah kita bisa mulai memetik
daun myana setelah 15 hari menanam
pohon tersebut.
Selamat mencobanya dan semoga
cepat sembuh
2. Diabetes melitus
Daun myana sebanyak 15 helai dicuci
bersih dengan air hangat, selanjutnya
diremas – remas sampai keluar airnya.
Air hasil remasan daun myana tersebut
disaring dan airnya dimasukkan gelas,
siap diminum.
Aturan minumnya :
Seluruh air hasil remasan 15 helai daun
myana tersebut diminum pagi, siang
dan malam (3 kali saharí).
Hal ini dilakukan selama 3 bulan atau
selama 90 hari secara berturut - turut,
sehingga dalam 3 bulan menghabiskan
daun myana sebanyak : 15 helai X 3
kali X 90 hari = 4.050 lembar daun
myana.
Selamat mencobanya dan semoga
cepat sembuh
3. Datang bulan terlambat
Daun myana sebanyak 7 helai dicuci
bersih dengan air hangat, selanjutnya
diremas – remas sampai keluar airnya.
Air hasil remasan daun myana tersebut
disaring dan airnya dimasukkan gelas,
siap diminum.
Aturan minumnya :
Seluruh air hasil remasan 7 helai daun
myana tersebut diminum pagi, siang
dan malam (3 kali saharí).
Hal ini dilakukan selama beberapa hari
(sekitar 3 hari) menjelang masa
menstruasi berikutnya, sehingga dalam
3 hari menghabiskan daun myana
sebanyak : 7 helai X 3 kali X 3 hari =
147 lembar daun myana.
Selamat mencobanya dan semoga
sehat selalu
4. Bisul
Sehelai daun myana diolesi minyak
kelapa, kemudian dipanggang diatas
bara arang (tidak hangus)
Aturan pemakaian :
12
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Dalam keadaan hangat, daun myana
tersebut ditempelkan pada bisul selama
lebih kurang 30 menit, selanjutnya
lakukan hal ini pagi, siang, sore dan
malam hari sebelum tidur.
Selamat mencobanya dan semoga
cepat sembuh
Resep masakan daun myana
Dibawah ini, disajikan 1 macam resep
masakan daun myana yang merupakan
makanan khas daerah Tanah Toraja yang
disajikan pada setiap pesta apapun
namanya, sedang resep masakan yang lain
bisa konsultasi langsung dengan Penulis.
Bahan :
- Daun myana
- Ikan Mas atau daging babi
- Bawang merah
- Bawang putih
- Lombok
- Garam
Cara memasak :
- Daun myana dan ikan mas atau daging
babi dicuci bersih
- Daun myana diremas sampai menjadi
padat
- Ikan mas atau daging babi
• Bila ikan mas : Dipotong – potong,
dibuang tulang – tulangnya;
selanjutnya dicampur dan diremas
pelan – pelan bersama – sama daun
myana, bawang putih, bawang
merah, garam dan lombok biji.
• Bila daging babi : Dipotong – potong
kecil sebesar ibu jari kaki, selanjutnya
dicampur dan diremas agak kuat –
sama daun myana, bawang putih,
bawang merah, garam dan lombok
biji.
- Pematangan :
• Bila dalam bambu (Pakpiong) :
Remasan daun myana dengan ikan
mas atau daging babi tersebut
dimasukkan dalam bambu basah
seruas; setelah bambu penuh,
ditutup (dengan daun pisang).
Kemudian bambu berisi hasil
remasan tersebut, dibakar diatas api
kayu bakar. Selanjutnya ditunggu
sampai ikan mas dan daun myana
masak, siap dimakan.
• Bila dalam tacu (wajan) : Remasan
daun myana dengan ikan mas atau
daging babi tersebut dimasukkan
dalam tacu atau wajan dan diaduk;
Selanjutnya ditunggu sampai ikan
mas dan daun myana masak, siap
dimakan.
Gambar
POHON MYANA DAUN MYANA
13
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Seorang ibu tampak sedang
merenung sedih memikirkan ulah anaknya
yang baru masuk sekolah Taman Kanak –
Kanak, mogok tidak mau pergi ke sekolah;
Sedangkan suaminya yang pegawai negeri
sipil juga tidak masuk ke kantor.
SEORANG SISWA TK DAN IBUNYA
Ibu tersebut mencoba membujuk
anaknya dengan berbagai macam daya
sampai ancaman sapu lidi, namun
semuanya sia – sia. Setelah didesak dengan
cara lemah lembut, akhirnya anaknya
berterus – terang, bahwa anaknya malas
pergi ke sekolah, karena anaknya
beranggapan bahwa ibu gurunya adalah
seorang pembohong besar. Dia bercerita
dengan keluguannya : “ Dua hari yang lalu
ibu guru berkata bahwa 3 + 2 = 5, sedang
kemaren ibu guru berkata bahwa 4 + 1 = 5
“. Ibu guru setiap hari bohong dan tidak
benar kan ??
Akhirnya, sang ibu menjelaskan matematika
tersebut secara runtut dan lemah lembut
bahwa ibu gurunya benar dan tidak
berbohong.
SEORANG SUAMI DAN ISTRINYA
Satu masalah ibu tersebut telah
terselesaikan, sisa masalah sang suami yang
tidak mau masuk kantor. Senjata bujuk rayu
telah dilakukan oleh sang istri agar sang
suami bersedia berbagi masalah sehingga
sang suami sudi masuk kantor seperti
sediakala. Oleh kelihaian rayuan sang istri,
akhirnya sang suami tersebut berceritera
bahwa pimpinannya pembohong dan
koroptor. Sang suami berceritera dengan
penuh amarah terhadap pimpinannya : “
Pimpinan saya berkata bahwa uang 20 juta
rupiah hasil dari kegiatan kapal bulan yang
lalu harus segera dibagi untuk 4 orang;
Nah, . . . setelah dibagi ternyata saya hanya
dapat bagian 1 juta rupiah; Wah, . . . ini
tidak benar, pimpinan kok korupsi uang
anak buah “
Akhirnya, sang istri menjelaskan dengan
lemah lembut bahwa walaupun 20 juta
dibagi 4 adalah 5 juta, namun ayah dan
pimpinan ayah itu sama – sama tidak
benar; ayah dan ketiga orang kolega ayah
itu namanya sama yakni koruptor. Kini giliran
sang ayah yang termenung menganga
sambil mulutnya bergumam “ saya ini
koruptor “ .
Mungkinkah saya bebas dari korupsi ??
Mungkinkah saya bebas sebagai penarik
pajak liar ??
MATEMATIKA DAN KESEMESTAAN ALAM
Permasalahan yang sederhana ini
membawa kita kepada apa yang disebut
teori kebenaran. Tidak semua manusia
PEMBOHONG ATAUKAH KORUPTOR ???
14
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
mempunyai persyaratan yang sama
terhadap apa yang dianggapnya benar,
termasuk anak kecil tadi juga mempunyai
kriteria kebenaran tersediri.. Bagi kita tidak
sukar untuk menerima kebenaran
perhitungan matematika tersebut karena
secara deduktif dapat dibuktikan bahwa
pernyataan ibu guru tesebut adalah benar.
Matematika adalah bentuk
pengetahuan yang penyusunannya
dilakukan berdasarkan pembuktian dan
berdasarkan teori koherensi. Sistem
matematika disusun di atas beberapa dasar
pernyataan yang dianggap benar yakni
aksioma, dan seterusnya.
Paham lain adalah kebenaran yang
berdasarkan teori hubungani, yakni suatu
pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan yang di kandung pernyataan
itu berhubungan dengan obyek yang dituju
oleh pernyataan tersebut. Contohnya jika
seorang mengatakan bahwa” KKP Kelas I di
Jakarta adalah KKP Kelas I Tanjung Priok”
maka pernyataan itu adalah benar sebab
pernyataan itu berhubungan dengan obyek
bersifat faktual yakni KKP Kelas I Tanjung
Priok memang letaknya di Jakarta.
Sekiranya ada orang lain yang mengatakan
bahwa ” KKP Kelas I di Jakarta adalah KKP
terkorup” maka pernyataan itu adalah tidak
benar sebab tidak terdapat obyek yang
berhubungan dengan pernyataan tersebut.
MANUSIA DAN BINATANG
Manusia mempunyai daya nalar sehingga
manusia mampu berpikir secara logis,
analitis dan sistimatis. Kemampuan berpikir
ini dapat berkembang dari hasil intuisi,
perasaan dan lainnya sehingga manusia
dapat berkarya yang disalurkan melalui
bahasa yang dimilikinya.
Sedangkan binatang meiliki
pengetahuan yang hanya terbatas untuk
kelangsungan hidupnya. Seekor anak tikus
tahu mana petugas KKP yang garang
karena anak tikus ini diajari induknya
tentang petugas KKP, namun hanya diajari
hal – hal yang menyangkut kelangsungan
hidupnya. Jalan pikiran yang analitis dan
sistematis mengenai kasus tersebut, tidak
pernah diajarkan oleh induknya. Kata
Bertand Russel, tidak ada seekor anjing pun
yang berkata kepada temannya:”Ayahku
miskin namun jujur” (kalimat ini berasal dari
drama Shakespeare). Namun binatang
memiliki kelebihan tentang gejala alam
semesta yakni instink binatang jauh lebih
peka dari pada naluri seorang professor
giologi, binatang sudah jauh – jauh
berlindung ketempat yang lebih aman
sebelum gunung Merapi meletus.
RINGKASAN
Matematika merupakan bentuk
pengetahuan yang penyusunannya
dilakukan berdsarkan pembuktian dan
disusun atas bebrapa dasar pernyataan
yang dianggap benar yakni aksioma.
Sedangkan kebenaran bukanlah
pembenaran diri sendiri. (RBAW)
15
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Mikroba
Penulis ingat akan cerita mantan Kepala
Bagian Tata Usaha KKP Kelas I Tanjung Priok
pada saat beliau mengikuti tugas belajar S2
pada Universitas Indonesia bahwa masih
ada teman – teman sekelasnya yang
menyebutkan bahwa kuman TBC sebagai
virus. Atas dasar hal tersebut, Penulis
menyampaikan perihal mikroba ini bagi
kawan – kawan sesama KKP bahwa faktor
biologis sebagai penyebab penyakit pada
manusia, al :
Protozoa : Binatang satu sel, contohnya
yakni protozoa penyebab malaria,
trypanosomiasis, leishmaniasis, disentri
amuba, dan penyakit lainnya. Banyak dari
penyakit – penyakit protozoa memerlukan
perkembangan di luar tubuh manusia yang
biasanya ditularkan melalui vektor.
Metazoa : Jenis parasit binatang multiseluler,
contohnya yakni parasit yang
menyebabkan penyakit trichinosis, cacing
tambang, schistosomiasis. Pada umumnya
memerlukan perkembangan di luar tubuh
manusia sehingga penularannya tidak
langsung.
Bacteria : Tumbuh – tumbuhan bersel
tunggal, contohnya yakni bakteri penyebab
bermacam – macam penyakit seperti : TBC,
meningitis, salmonellosis, dll. Banyak jenis
bakteri yang bisa berkembang biak di
lingkungan sekitar manusia. Jenis – jenis
bakteri tertentu ditularkan dari orang ke
orang, dll.
Virus : Penyebab penyakit yang
memepunyai ukuran paling kecil. Contoh
penyakit yang disebabkan oleh virus
antara lain cacar, campak, rubella,
influenza, rabies, dll yang pada umumnya
ditularkan secara langsung.
Fungi ( jamur) : Tumbuhan yang bersifat
uniseluler maupun multiseluler. Contoh yang
dapat menimbulkan penyakit seperti jamur
di kulit, dll. Resevoir untuk jamur pada
umumnya adalah tanah.
Rickettsia : Parasit yang sifatnya intraseluler
dengan ukuran besarnya berada antara
bakteri dan virus. Sifatnya sama dengan
virus, ia membutuhkan sel hidup untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh
rickettsia ialah scrub typhus yang ditularkan
oleh pinjal.
Penguasa Pelabuhan
Dahulu dikenal dengan sebutan Penguasa
Pelabuhan namun saat ini adalah
Administrator Pelabuhan. Salah satu tugas
pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah
pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan
bidang kesehatan Pelabuhan, oleh karena
itu para pimpinan dan staf KKP harus
MIKROBA DAN PENGUASA
16
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
mengetahui fungsi Administrator Pelabuhan
guna menarik benang merah dalam
penyelenggaraan jejaring kerja di
pelabuhan.
Adminitrator Pelabuhan utama
penyelenggaraan fungsi :
• Pengawasan kegiatan lalu lintas dan
angkutan laut yang meliputi antara lain
kapal, penumpang, barang, hewan,
kontainer dan pemantauan
pelaksanaan tarif.
• Pengawasan kegiatan penunjang
angkutan laut dan pembinaan tenaga
kerja bongkar muat.
• Penilikan terhadap pemenuhan
persyaratan kelayaklautan kapal dan
pemberian SIB.
• Pelaksanaan tindakan pencegahan
dan penanggulangan pencemaran
serta pemadam kebakaran di perairan
pelabuhan dan bandar.
• Pelaksanaan pengamanan, penertiban,
penegakan peraturan dibidang
pelayaran diperairan pelabuhan dan
perairan bandar guna menjamin
kelancaran operasional pelabuhan.
• Pengawasan kelaikan dan keselamatan
fasilitas dan peralatan pelabuhan, alur
pelayaran dan kolam pelabuhan, serta
pengawasan pembangunan fasilitas
pelabuhan dan penilikan kinerja
operasional pelabuhan.
• Pelaksanaan pemberian nautis, teknis,
radio, peralatan pencegahan
pencemaran, pembangunan dan
perombakan kapal, serta perifikasi
manajemen kapal dan penerbitan
sertifikasi, surat kebangsaan hipotek
kapal.
• Pelaksanaan pengukuran dan status
hukum kapal, surat kebangsaan kapal,
dan hipotek kapal serta pengurusan
dokumen pelaut, penyijilan awak kapal,
dan perjanjian kerja laut.
• Pelaksanaan urusan administrasi dan
kerumahtanggaan. (RBAW)
LAPORAN PROGRAM
PENGAWASAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PES
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK - TAHUN 2006
Oleh : Sapari
Penyakit Pes merupakan salah satu penyakit karantina selain
Penyakit yellow fever dan penyakit kolera. Penyakit pes disebabkan oleh virus, dimana virus
ini memerlukan host/induk semang berupa tikus. Salah satu upaya pencegahan,
penanggulangan dan pengawasan penyakit pes yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah dengan melakukan pengawasan terhadap
perpanjangan Derratting Examption Certificate (DEC), Pengawasan Tindakan Karantina
(Fumigasi), dan Pengawasan Pemasangan Rat Guard..
Bersambung.............. ke hal 28
17
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
PIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMARPIGUR SEMAR Oleh : NOleh : NOleh : NOleh : N.... M M M Moelyanaoelyanaoelyanaoelyana
Semar atau lengkapnya Semar Badranaya, salah satu tokoh dalam cerita Mahabarata, yaitu
salah satu mitra yang mengabdi kepada para Pandawa. Semar juga sering disebut Lurah
Semar Kudapawana. Menurut cerita (persi pewayangan di Jawa Barat), Semar yang
sebelumnya mempuyai bentuk badan dan wajah “ GANTENG “, titisan déwa yang sakti
tiada banding, namanya Batara Ismaya atau Sang Hyang Munget, putra Sang Hyang
Wenang, yang hidup di Kalampit Sireng, Kahyangan. Dalam suatu waktu , semar tertarik oleh
jimat Jamus Layang Kalimusada yang dimiliki oleh adiknya , Sang Hyang Rancasan. Karena
ingin memiliki oleh pusaka itu, Semar dan adik yang lain, Sang Hyang Antaga, menyerang
Sang Hyang Rancasan sampai tewasnya. Karena senangnya dimakan oleh berdua,
sedangkan pusakanya hilang tanpa bekasnya. Setelah itu semar dan adiknya tiba-tiba
berubah bentuk,menjadi bentuk yang hina.Karena bentuk yang lain dari pada yang lain
”aneh” mereka diusir oleh Orangtuannya, Sang Hyang Wenang, dibuang ke Marcapada:
Sang Hyang Ismaya jadi Semar, sedangkan Sang Hyang Antaga jadi Togog. Semar merasa
menyesal bukan hanya satu masalah, dari bentuk gagah dan ganteng , bentuknya
berubah menjadi buruk rupa: perut maju kedepan (buncit), wajah pucat pasi, warna kulit
hitam, kepala rambut berkuncung dan di usir dari Kahyangan. Walau begitu, semar sadar
sehingga bisa menerima dan berserah kepada sang pencipta, merasa semuanya
berdasarkan karena kesalah sendiri.
Untuk menebus kesalahannya, Semar mengabdi kepada manusia keturunan Batara Wisnu
Saka yang memiliki kesaktian atau yang memiliki jimat Jamus Layang Kalimusada, Untuk
menghilangkan rasa kesepian berkepanjang. Semar menciptakan tiga putra:
Astrajingga/Cépot, Udel/Dawala, dan Garéng. Tiga putranya juga mempuyai bentuk wajah
yang aneh, tetapi tingkah lakunya: membuat lucu. Ki Semar mempuyai istri Déwi Sutiragén,
putra raja Sekar Rumumbé, yang selalu setia dan berbakti padanya. Semar Badranaya
adalah tokoh punakawan yang dalam wayang Jawa /Sunda memiliki peran yang lebih
utama ketimbang wayang babon (wayang dengan tokoh asli India). Merupakan Jelmaan
dari Bambang Ismaya anak tertua dari Sang Hyang Tunggal. Kakak dari Batara Guru yang
menguasai Swargaloka. Berada di Bumi untuk memberikan nasihat atau petuah baik bagi
para Raja Pandawa dan Ksatria (juga untuk audiens tentunya, jika pagelaran wayang golek
diselenggaran). Semar Badranaya adalah tokoh Lurah dari desa (Karang) Tumaritis yang
18
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
merupakan bagian dari Kerajaan Amarta
dibawah pimpinan Yudistira. Meskipun
peranannya adalah Lurah namun sering
dimintai bantuan oleh Pandawa dan Ksatria
anak-anaknya bahkan oleh Batara Kresna
sendiri bila terjadi kesulitan.
Falsafah Agama
Tokoh ini bersama tokoh punakawan
lainnya dibuat oleh para wali diantaranya
Sunan Kalijaga dalam menebarkan Agama
Islam di Jawa yang melalui akulturasi
budaya. Dengan adanya tokoh
punakawan, pagelaran cerita wayang
menjadi lebih hidup karena ada dialog dan
interaksi antara dalang (wayang) dengan
audiens serta merupakan sentral para
dalang dalam menyampaikan nasihat
nasihat dalam lakon atau pertunjukkan
yang mungkin tidak dapat dicerna oleh
orang awam bila tidak menggunakan tokoh
tokoh punakawan. SEMAR adalah sebuah
misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia
tersebut akan disembunyikan kepada
orang-orang yang egois, tamak, iri dengki,
congkak dan tinggi hati, namun dibuka
bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur
budi dan rendah hati. Dan orang yang di
anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR,
hidupnya akan berhasil ke puncak
kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.
Istilah Pusaka Hyang Kalimusada
merupakan perlambang Dua Kalimat
Syahadat.
Falsafah Hidup
Dengan penggambaran bentuk yang
demikian, dimaksudkan bahwa Semar selain
sosok yang sarat misteri, ia juga merupakan
simbol kesempurnaan hidup. Di dalam
Semar tersimpan karakter wanita, karakter
laki-laki, karakter anak-anak, karakter orang
dewasa atau orangtua, ekspresi gembira
dan ekspresi sedih bercampur menjadi satu.
Kesempurnaan tokoh Semar semakin
lengkap, ditambah dengan jimat Mustika
Manik Astagina pemberian Sang Hyang
Wasesa, yang disimpan di kuncungnya.
Jimat tersebut mempunyai delapan daya
yaitu; terhindar dari lapar, ngantuk, asmara,
sedih, capek, sakit, panas dan dingin.
Delapan macam kasiat Mustika Manik
Astagina tersebut dimaksudkan untuk
menggambarkan bahwa, walaupun Semar
hidup di alam kodrat, ia berada di atas
kodrat. Ia adalah simbol misteri kehidupan,
dan sekaligus kehidupan itu sendiri.
Karena Batara Semar tidak diperbolehkan
menguasai langsung alam dunia, maka ia
memakai wadag Janggan Semarasanta
sebagai media manitis (tinggal dan
menyatu), sehingga akhirnya nama
Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal
dengan nama Semar.
Seperti telah ditulis di atas, Semar atau
Ismaya adalah penggambaran sesuatu
yang tidak jelas /tersamar.
19
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Falsafah Politik
Abdi dalem Kerajaan Pandawa itu hidup
amat sederhana bersama istrinya, Dewi
Sutiragen (Sudiragen) seorang putri raja
serta tiga anaknya. Ada perbedaan urutan
anak-anak Semar di dalam pewayangan
Jawa dan Sunda.
Semar “dimasukkan” pencipta lakon
sebagai tokoh yang memiliki peran
multidimensi, antara lain, pembawa misi
kerakyatan, penumpas kejahatan,
panakawan sekaligus guru, penghibur atau
pelipur lara. Di samping itu ia juga ternyata
secara spiritual punya kedudukan tertinggi
di antara tokoh wayang. Ia penjelmaan
Dewa Ismaya, putra sulung Sanghiang
Wenang. Semua dewa di Sawarga
Maniloka tunduk pada Ismaya. Batara Guru
sebagai penguasa Indraloka itu tidak punya
arti apa-apa di hadapan Semar Cipta
Ismaya. Ia jadi penguasa hanya karena
Ismaya sebagai pewaris takhta sedang
menyamar sebagai Semar Lurah
Kudapawana.
Di sawarga saja ia sebagai penguasa
apalagi di bumi. Pandawa sangat
menghormati Semar karena Semarlah
pemilik pusaka kerajaan Kalimasada.
Pusaka itu dipegang oleh Raja
Darmakusumah alias Samiaji sebagai
barang titipan. Karena ada Semar,
Pandawa selalu terhindar dari malapetaka.
Karena ada Semar dan anak-anaknya,
cerita dan pertunjukan wayang menjadi
segar dan hidup.
Sebagai rakyat ia mengamanatkan
kedaulatannya kepada raja. Hal itu
dilambangkan dengan Kalimasada, pusaka
Semar yang dititipkan kepada
Darmakusumah.
Agar kedudukan Semar sebagai pemegang
kedaulatan lebih tegas lagi, para wali yang
mengadaptasi cerita wayang, membekali
Semar dengan kesaktian dan asal-usul yang
jauh lebih hebat daripada para Pandawa.
Karena itu para dalang menyebut Semar
sebagai wayang agung, kelir miraga sukma.
Bila perlu, dengan mudah Semar dapat
mengambil alih takhta kerajaan. Kesaktian
raja dan para putra Pandawa lainnya tidak
ada apa-apanya dibandingkan dengan
kesaktian Semar. Akan tetapi Semar tidak
melakukan itu. Sebagai rakyat dan abdi
negara, ia taat dan tunduk kepada hukum
atau aturan main yang berlaku.
Bukankah tatanan seperti itu merupakan
prinsip demokrasi? Kalau jawabannya ya,
artinya karuhun bangsa kita sudah berpikir
demokratis dan itu terjadi sekira abad ke-16
atau abad awal masuknya Islam ke
nusantara. Lalu, mengapa lima abad
kemudian kita masih belum memahami
benar prinsip demokrasi? Sekarang sering
kita baca dan sering kita dengar, bangsa
kita tengah berada pada era demokratisasi
atau berada pada proses demokratisasi
bahkan kita masih belajar demokrasi. Itu
berarti kita tertinggal jauh bukan saja oleh
bangsa lain tetapi juga oleh karuhun kita
sendiri.
20
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Falsafah Pemimpin
Sebagai pigur pemimpin walau semar
bukan sebagai pemimpin tetapi dalam
prilaku pemimpin banyak contoh yang
diidamkan oleh banyak pemimpin kita (mis :
presiden Soeharto) tidak menutup
kemungkinan oleh pemimpin di instansi
pemerintah ataupun swasta, apakah
mereka melihat prilakunya yang rendah
hati, tidak sombong dan lain-lain atau
mereka melihat ” ilmunya ” yang begitu
sakti apapun yang semar inginkan bisa
diiwujudkan dengan cepat dan memiliki
kharisma yang ditakuti lawan disegani
kawan. Walaupun tidak ada dasar teori
yang mendukung pigur semar sebagai
pemimpin namun dalam falsafah
kepemimpinan khususnya di pulau jawa
mulai dari Raja, Adipati, Bupati, Camat ,
Lurah sampai ketua RT/RW selalu dipakai.
Namun kebanyakan dari mereka tidak bisa
secara total menerapkan prinsip
kepemimpinan semar. Kenapa ??, karena
didalamnya jika dilaksanakan maka
pemimpin itu tidak pernah kaya, tidak akan
punya harta yang berlimpah dan tidak
memiliki peralatan yang serba mewah. Bagi
prinsip SEMAR harta bukan segalanya, yang
paling berharga, adalah : Jika melakukan
kesalahan, cepat menyadari dan
memperbaikinya, tidak egois dan tamak,
mengisi hidup ini dengan sesuatu yang
berarti untuk orang lain, berbuat baik tanpa
harus dipublikasikan (samar), berkata jujur
dan berperilaku sesuai norma agama,
keluarga yang harmonis dan hidup
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA :
1. US, TIARSA R, ” Menarik sebagai bahan
kajian ilmu poliitik ”, PWI Cabang Jawa Barat,
2. Wikipédia, énsiklopédi bébas, ” Semar” 3. Herjaka,www.yahoo.co.id. ”pencarian
web tentang semar”
21
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai
pintu keluar masuknya barang, jasa dan
manusia, sejak jaman dahulu kala juga
menjadi sentra – sentra industri yang
menyerap banyak tenaga kerja, pusat
perdagangan, tempat wisata yang mampu
mendatangkan turis baik domestik maupun
luar negeri.
Pusat perdagangan
Sebelum Belanda menjajah bumi Nusantara
ini, mereka masuk melalui pelabuhan –
pelabuhan kecil maupun besar di seantero
Nusantara ini, pada awalnya mereka
hendak berdagang namun lama kelamaan
karena keenakan, akhirnya mereka mulai
menjajah. Demikian juga bangsa – bangsa
lain seperti bangsa India, bangsa China, dll
masuk melalui pelabuhan – pelabuhan di
seantero Nusantara ini, tujuan mereka
berdagang atau barter barang – barang
dengan bahan baku makanan. Bukti
adanya perdagangan ini, yakni sering kita
temukan guci kuno jaman dynasty Ming di
rumah – rumah penduduk, mas kawin (Belis)
suku Maumere & Larantuka adalah gading
gajah, padahal di Flores tidak ada gajah,
mungkin pada saat itu . . . gading gajah ini
dibawa oleh orang India ke Flores untuk
barter bahan baku makanan. Bila kita
mereka – reka : Untuk menghindar dari
masalah sara dengan pribumi, pada awal
pelaksanaan barter ini dilakukan di
pelabuhan dan barulah mereka mulai
masuk pelan – pelan ke pedalaman karena
bangsa kita dahulu kala adalah bangsa
yang luhur budinya. Inilah kenyataannya
bahwa pelabuhan sejak dahulu kala juga
merupakan pusat perdagangan dan
secara otomatis juga menyerap banyak
tenaga, contoh sederhana adalah kuli – kuli
angkat barang dagangan, dll.
Tempat wisata ataupun tempat plesir
Tidak perlu kita pungkiri, pada jaman dulu
sebelum era reformasi, tempat plesir yang
terkenal di Jakarta adalah Kramat Tunggak
yang letaknya berbatasan dengan wilayah
pelabuhan Tanjung Priok, Karang Dempel
letaknya berbatasan dengan pelabuhan
Tenau Kupang, dan banyak tempat –
tempat plesir justru letaknya berbatasan
alias berdekatan dengan pelabuhan.
Tempat – tempat plesir di dekat wilayah
pelabuhan atau berbatasan dengan
wilayah pelabuhan ini biasanya berupa
lokalisasi WTS, bahkan tempat plesir
semacam ini justru menyerap banyak
tenaga, mulai dari tukang cuci pakaian,
tukang parkir, tukang pijit, germo bahkan
PENCEMAR
PUSAT PERDAGANGAN, SENTRA INDUSTRI DAN TEMPAT PLESIR
22
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
WTS nya sendiri, dll. Pada saat ini sudah
banyak tempat – tempat plesir di sekitar
pelabuhan yang telah dipindahkan
sehingga tidak terlalu tampak bahwa
pelabuhan sejak jaman dahulu kala juga
merupakan tempat plesir yang mampu
mendatangkan tamu.
Sentra – sentra industri
Kenyataan tampak bahwa sejak jaman
dahulu disekitar pelabuhan telah tumbuh
berbagai macam industri. Kita lihat industri
tepung Bogasari dan beberapa industri
lainnya, mereka sudah lama berdiri di
pelabuhan Tanjung Priok; Industri – industri di
sekitar pelabuhan Tanjung Perak memang
sudah banyak yang dipindahkan ke sekitar
Sidoarjo, Pabrik Semen Kupang juga
bersebelahan dengan wilayah pelabuhan
Tenau Kupang. Nah. . . . sebenarnya
pelabuhan sejak jaman dahulu memang
sudah menjadi sentra industri, justru pada
era akhir – akhir inilah industri – industri di
sekitar wilayah pelabuhan mulai
dipindahkan ke luar kota.
Walaupun sebagaian industri di wilayah
pelabuhan telah dipindahkan keluar kota,
namun sektor kesehatan harus tetap
waspada terhadap kemungkinan terjadinya
pencemaran udara di wilayah pelabuhan
yang dapat mengakibatkan dampak buruk
terhadap kesehatan para pengguna jasa
pelabuhan.
Parameter pencemar udara
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup
tahun 1998, baku mutu udara ambien untuk
beberapa parameter pencemar, antara
lain :
• Sulfur Diogsida (SO2)
SO2 terutama dihasilkan dari
pembakaran bahan bahan fosil seperti
batu bara atau minyak bumi. Sebagian
besar SO2 di udara dapat mengalami
oksidasi lanjut dalam proses
pembakaran, dan dapat
menyebabkan Bronchitis, emphisema,
dll. Menurut WHO, SO2 sebagai salah
satu pencemar udara yang paling
berbahaya.
• Karbon Monoksida (CO)
Sumber utama gas CO dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna yang
berasal dari kendaraan bemotor yang
menggunakan bensin ataupun dari
berbagai proses industri. Sumber lain
yang cukup berarti akan tetapi sering
dilupakan atau tidak dihiraukan orang
adalah dari asap rokok. Gejala
keracunan CO antara lain adalah sesak
nafas karena kekurangan oksigen dan si
penderita akan terlihat pucat, dan
apabila tidak segera mendapat udara
segar kembali dapat menyebabkan
kematian. Pada umumnya gejala
pembentukan Co-Hb akan lebih cepat
terjadi pada perokok dibandingkan
dengan yang tidak merokok (Red : tapi
ada hukum kesetimbangan Host, Agent
& Environtment).
23
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
• Nitrogen Oksida (NOX)
Nitrogen Monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2) dapat dihasilkan dari gas
buangan kendaraan bermotor dan
pusat-pusat tenaga listrik. Nitrogen
monoksida (NO) dalam kadar yang
cukup tinggi dapat bereaksi dengan
haemoglobin dan mempunyai sifat
yang serupa dengan CO
• Ozon (O3)
Biasanya Ozon merupakan bagian
terbanyak dari oksidan yang terukur dan
merupakan hasil awal dan
kesinambungan dari reaksi smog
fitokimia, ozon tidak berwarna, tetapi
berbau tajam. Terhadap kesehatan
masyarakat dapat menyebabkan
batuk, pusing dan kelelahan yang
sangat disamping dapat memperberat
penyakit jantung
• Debu (Suspended Particulate Matter)
Secara alamiah partikel debu dapat
dihasilkan dari debu tanah kering yang
terbawa oleh angin atau berasal dari
muntahan letusen gunung berapi.
Pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan bakar yang mengandung
senyawa karbonakan menimbulkan
asap yang hampir seluruhnya terdiri dari
partikel karbon murni atau tercampur
dengan berbagai gas-gas organik,
seperti halnya penggunaan mesin diesel
yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikel debu yang melayang dan
beterbangan dibawah angin akan
menyebabkan iritasi pada mata dan
dapat menghalangi pandangan mata.
• Timah Hitam (Pb)
Sumber utama timah hitam di udara
berasal dari pembakaran bahan bakar
minyak (bensin). Timah hitam dapat
menimbulkan gangguan seperti
anemia, keracunan pada susunan
syaraf, kerusakan otak, kelemahan
mental dan encepalophaty.
• Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas H2S bersifat tidak berwarna,
menimbulkan bau yang merangsang
(busuk) yang dapat ditemukan pada
gas vulkanik dan gas alam. Gas H2S ini
dapat menimbulkan gangguan berupa
iritasi mata, kerongkongan, keracunan
dan mabuk.
• Amonia (NH3)
Gas amonia menimbulkan bau yang
merangsang dan tidak berwarna. Gas
ini selain dihasilkan dari bakteri
pembusuk, juga dihasilkan dari kegiatan
industri kimia pupuk. Terhadap
kesehatan manusia menimbulkan bau
yang merangsang dan iritasi mata.
• Hidrokarbon (HC)
Sumber hidro karbon yang berasal dari
aktivitas manusia merupakan jumlah
yang terbesar pada daerah perkotaan
dan dapat mnyebabkan pembentukan
”smog” pemicu kanker.
Sari adukan
Ringkasnya, pelabuhan memiliki fungsi
• Simpul dalam jaringan transportasi
24
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
• Pintu gerbang kegiatan perekonomian
nasional dan internasional
• Tempat kegiatan alih moda transportasi
• Penunjang kegiatan industri dan
perdagangan
• Tempat distribusi, konsolidasi dan
produksi
Dinamika kependudukan di Indonesia
masih merupakan masalah yang perlu
mendapatkan perhatian extra oleh
pemerintah kita. Coba kita bayangkan
bahwa jumlah penduduk kita masih tetap
mendapat urutan terbesar di dunia setelah
China, India dan USA. Walaupun proporsi
balita menurun tetapi jumlahnya masih
tetap besar maka keberhasilan program
Keluarga Berencana pada akhir – akhir ini
perlu dipertanyakan. Disisi lain umur
harapan hidup bangsa Indonesia
cenderung meningkat sehingga proporsi
penduduk tua semakin tinggi (Aged
population). Akibatnya ??? Proporsi
ketergantungan penduduk pasti tinggi. Bisa
dibayangkan bahwa jumlah penduduk
yang nyata – nyata menggantungkan
hidupnya pada anggota keluarganya
adalah penduduk usila, anak – anak dan
balita. Apabila seluruh penduduk usia kerja
telah memiliki pekerjaan, maka keluarga
tidak akan memiliki beban berat sehingga
secara otomatis tingginya proporsi
ketergantungan tersebut dapat diatasi.
Oleh banyaknya industri, padatnya
kunjungan pengguna jasa dan peminat
plesir serta melimpahnya komponen pusat
perdagangan maka lingkungan pelabuhan
harus diawasi secara intensif, terutama
pengawasan terhadap seluruh parameter
pencemar tersebut diatas. (RBAW)
Kenyataan selama ini menunjukkan
bahwa penduduk usia kerja banyak yang
menganggur (angka pengangguran tinggi).
Kalaupun penduduk usia kerja telah memiliki
pekerjaan, toh . . . sebagian besar bekerja
pada sector informal dan yang paling
memprihatinkan adalah mereka memiliki
gaji / upah yang relative rendah. Mengapa
hal ini bisa terjadi ??? Kualitas pendidikan
masih rendah. Ternyata sebagian besar usia
tenaga kerja adalah lulusan Sekolah Dasar.
Melihat kenyataan tersebut diatas,
bisakah kita mencapai target Millennium
Development Goals (MDG) untuk Indonesia
sampai tahun 2015 yang antara lain
pengentasan kemiskinan dan kelaparan,
serta pendidikan dasar universal,dll.
Jawabannya ada pada anda sendiri !
Selanjutnya, bagaimanakah
pencapaian target The Millennium
Development goals for health???,
Mampukah kita menurunkan angka
kematian anak secara signifikan,
meningkatkan kesehatan ibu,
menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan
The Millennium Development goals for health
Bisakah tercapai ???
25
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
penyakit lain, menjamin kesinambungan
lingkungan dan pengembangan
kemitraan???
Bisakah tujuan akhir ini kita capai ???
Jawabannya juga ada pada anda sendiri.
Pengembangan kemitraan ini seharusnya
dilakukan sejak awal penyusunan Renstra,
mulai dari komponen penyusunan visi
sampai penyusunan strategi untuk
mencapai sasaran yang kita inginkan.
Sudahkah kita melibatkan stakeholder
dalam penyusunan rencana strategis
tersebut??? Stakeholder dalam hal ini bukan
hanya pihak akademisi saja tetapi seluruh
sektor terkait termasuk private sektor dan
daerah.
Kalau kita telah melibatkan seluruh
sektor terkait sejak awal penyusunan
rencana strategis maka kita tidak akan
kesulitan dalam menggandeng tangan
sektor lain yang menangani faktor resiko
Avian Influenza. Visi suatu sektor, bak lukisan
indah yang terpajang dalam kamar tidur
kita sehingga tetangga tidak akan tahu
lukisan tersebut.
Baiklah kita tidak perlu mempertontonkan
visi kita, namun mampukah kita
mempromosikan program kerja kita seperti
keberhasilan promosi program Keluarga
Berencana yang telah lalu??? Marilah kita
tengok, seberapa besar proporsi dana yang
tersedia untuk promosi kesehatan???
Seberapa banyak tenaga pemasaran
(Marketing) yang menangan program
promosi kesehatan ???
Selanjutnya, marilah kita berfikir bersama
dan naskah ini hanya sebagai pemicu olah
pikir ataupun olah kemarahan ataupun olah
apa saja serta sebagai pembuka wacana
rembug bersama. (RBAW)
Pengertian skrining
Kita seringkali mendengar ucapan skrining yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan, bahkan saat jaman orde baru juga santer terdengar dimasyarakat bahwa untuk memperoleh suatu pekerjaan diperlukan adanya bukti diri telah dilakukan skrining oleh institusi yang berwenang. Skrining yang dimaksud dalam naskah ini adalah salah satu kegiatan epidemiologis yang dikerjakan oleh sektor kesehatan.
Skrining merupakan suatu usaha untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tanpa gejala (tidak tampak) dalam suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu melalui suatu test atau pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), pengertian skrining adalah identifikasi secara persumptif terhadap penyakit atau kelainan yang belum diketahui, dengan melakukan pemeriksaan, pengujian ataupun prosedure lain agar secara cepat dapat memilah diantara mereka yang tampak sehat, siapa yang mempunyai kemungkinan sakit dan siapa yang mempunyai kemungkinan tidak sakit.
26
POJOK SKRINING
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Tujuan Skrining
a. Untuk penemuan dini penderita, dengan harapan agar penderita dapat segera memperoleh pengobatan.
b. Mencegah meluasnya penyakit di masyarakat. c. Meningkatkan kewaspadaan dini dari ancaman suatu penyakit atau ancaman
terhadap kesehatan yang serius. d. Memperoleh informasi epidemiologis suatu penyakit. Indikator keberhasilan skrining.
Indikator keberhasilan kegiatan skrining, antara lain : a. Kualitas hidup yang lebih baik. b. Tingkat kematian dan morbiditas rendah. c. Uji sederhana. d. Tidak menimbulkan rasa sakit atau malu sehingga dapat mendorong partisipasi
masyarakat secara luas. Contoh analisis skrining
Kesahihan suatu uji skrining atau penapisan tergantung dari beberapa kemampuan uji penapisan tersebut dalam membedakan antara individu yang mempunyai kemungkinan sakit dari yang sehat. Misalnya, uji diagnostik dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah tepi. Gold Standard yang ditetapkan adalah pemeriksaan sediaan darah tepi. Contoh uji kesahihan dapat dilihat dalam tabel 2 x 2 sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kesahihan uji skrining..
GOLD STANDARD
Sediaan Darah (+)
Sediaan Darah (-)
TOTAL
(+) a b a+ b
(-) c d c +d
GEJALA KLINIS
TOTAL a + c b + d a + b + c + d
Kesahihan / validitas alat test terutama dalam gold standard (standard emas) dapat diuji dengan menganalisis sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positip dan nilai duga negatif dari masing-masing variable. Sensitifitas ( Se ) adalah kemampuan alat test untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang berpenyakit, dengan rumus : a / a + c Spesifitas {Sp} adalah kemampuan test untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak berpenyakit, dengan rumus : d / b + d
Nilai duga positif (PPV) yaitu besarnya kemungkinan individu yang benar- benar menderita sakit dari semua hasil uji skrining positif, dengan rumus : a / a + b Nilai duga negatif ( NPV ) yaitu besarnya kemungkinan indifidu yang benar – benar tidak menderita sakit dari semua hasil uji skrining negatif dengan rumus d / c + d.
Reliabilitas pembacaan sediaan darah malaria dilakukan dengan perhitungan kesepakatan 2 orang Analist yakni Analist BBTKL dan BTKL, contoh sebagai berikut :
27
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Sambungan dari hal 17
1. Penerbitan Dokumen DEC
Berdasarkan grafik 1, dapat dijelaskan
bahwa tertinggi perpanjangan DEC di
wilayah Muara Baru sebesar 930 kapal
(40,20%) dan terendah terdapat di wilayah
Kali Baru sebesar 82 kapal (3,00%) dari total
penerbitan DEC sebesar 2257 kapal.
PENEBITAN DECDI PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN WILAYAH KERJA,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
300
KKP Induk 70 72 67 90 68 92 70 69 110 84
Sunda Kelapa 24 32 25 33 20 27 25 22 31 18
Kali Baru 11 6 5 7 15 4 13 10 7 4
Muara Baru 90 116 111 92 86 92 101 74 102 66
Marunda 15 25 26 25 13 19 11 11 25 27
Muara Angke 9 14 7 13 12 12 13 14 9 6
TOTAL 219 265 241 260 214 246 233 200 174 205
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
TOTAL : *KKP Induk : 792 * Sunda Kelapa : 257 * Kali Baru : 82 * Muara Baru : 930 * Maunda : 197 * Muara Angke : 109
PENGAWASAN KAPAL DALAM RANGKA PENULARAN PENYAKIT PES (PENERBITAN DEC), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
33%
11%3%
40%
8%5%
KKP Induk Sunda Kelapa Kali Baru Muara Baru Marunda Muara Angke
Pengukuran uji kesepakatan oleh Kappa Cohen (1977) :
Nilai kesepakatan Kekuatan kesepakatan
K > 0,75 Sangat baik
0,4 ≤ K ≤ 0,75 Baik
0 ≤ K ≤ 0,4 Lemah
Usul bagi teman – teman KKP se Indonesia Apabila kegiatan skrining atau penapisan dimasukkan kedalam rencana penganggaran (RKAKL) maka pada saat pelaksanaan kegiatan skrining harus mengacu pada metode skrining yang benar dan bukan sekedar akal – akalan pemeriksaan klinis dan pengobatan gratis. Kita perlu banyak belajar supaya kita tidak ditertawakan kawan yang paham tentang skrining. Marilah kita pikirkan masak – masak pertimbangan penerapan program skrining supaya kita tidak malu terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Beberapa pertimbangan penerapan program skrining tersebut, antara lain : � Penyakit yang bersangkutan harus merupakan masalah kesehatan yang penting. � Penyakit atau kondisi yang diidentifikasi melalui skrining harus dapat diobati. � Fasilitas diagnosis dan pengobatan penyakit yang bersangkutan harus tersedia. � Perjalanan penyakit harus melalui tahap laten atau simptomatik dini, sehingga
memungkinkan deteksi penyakit untuk mencegah keparahan atau komplikasi. � Uji pemeriksaan untuk skrining harus sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. � Riwayat alamiah penyakit atau kondisi mencakup perkembangan dari tahap laten
sampai penyakit memberi gejala yang jelas, harus dimengerti. � Harus ada kebijakan yang jelas, siapa yang akan diperiksa dan diobati. � Biaya penemuan kasus (termasuk diagnosis dan pengobatan) harus seimbang
dengan biaya pelayanan medis secara keseluruhan. � Penemuan kasus harus merupakan proses berkelanjutan, dan bukan merupakan
proyek sekali jadi. (RBAW)
Grafik 1
28
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Pada grafik 2 di atas dapat dilihat adanya
fluktuasi jumlah pengawasan kapal dalam
rangka penularan penyakit pes baik di KKP
induk maupun pada 5 wilayah kerja,
tertinggi pada bulan Februari sebesar 265
kapal (11,70%) dan terendah terdapat
dibulan September sebesar 174 kapal
(7,70%) dengan rata-rata setiap bulannya
sebesar 225 kapal (10,0%) dari 2257 kapal.
2. Pengawasan Tindakan karantina
(Fumigasi) pada kapal
Kegiatan pokok atau kekarantinaan di
KKP Kelas I Tanjung Priok antara lain
pengawasan tindakan karantina (fumigasi)
pada kapal. Pelaksanaan fumigasi di
kapaldilakukan berdasarkan : permintaan
pemilik kapal, permintaan pemilik kapal dan
temuan petugas KKP terhadap tanda-
tanda kehidupan tikus dikapal serta
berdasarkan permohonan pemilik kapal
yang dapat difasilitasi oleh agen pelayaran
dan kapal yang habis dari DOK.
Pengawasan ini harus dilakukan, mengingat
bahan yang digunakan untuk melakukan
fumigasi adalah bahan kimia yang
berbahaya dan beracun sehingga
diperlukan pengawasan setiap tahap
pelaksanaannya. Dari hasil fumigasi kapal
yang telah dinyatakan bebas dari
tikus/tanda-tanda kehidupan tikus, maka
KKP Kelas I
Tanjung Priok
menerbitkan
Dirratting
Certificate (DC).
Grafik 3
PROPORSI PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOKDI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
TAHUN 200
24%
27%
49%
TEMUAN PERMOHONAN DOK
Berdasarkan grafik 3 di atas terlihat
proporsi terbesar penerbitan DC
berdasarkan permohonan dari pemilik kapal
dan kapal berasal dari DOK sebesar 65
kapal (48,15%) dan terendah berdasarkan
permohonan pemilik kapal dan temuan
petugas terhadap tanda-tanda kehidupan
tikus di kapal sebesar 33 kapal (24,4%) dari
total kegiatan 135.
Grafik 4
PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOKDI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2006
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Temuan 1 1 6 2 3 5 6 4 2 3
Permohonan 6 2 5 4 5 3 2 4 2 4
DOK 8 5 5 10 8 6 9 7 4 3
Jml 15 8 16 16 16 14 17 15 8 10
JANUARIFEBRUAR
IMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
Berdasarkan grafik 4 di atas dapat
dijelaskan bahwa pengawasan tindakan
karantina (fumigasi) tertinggi pada bulan
Juli sebesar 17 kali (12,6%) dan terendah
pada bulan Februari dan September
masing-masing sebesar 8 kali (5,93%)
dengan rata-rata pengawasan setiap
TOTAL : 135
29
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
bulannya adalah 13 kali (9,62%) dari 135
kapal.
Grafik 5
JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL FUMIGASI DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
195
80
128
Rr Rn
Mm
Berdasarkan grafik 5 di atas dapat
diinformasikan bahwa proporsi terbesar hasil
tindakan karantina (fumigasi) adalah spesies
Ratus ratus sebesar 195 tikus (48,37%) dan
terendah adalah tikus dengan spesies Ratus
norwegicus sebesar 80 tikus (19,85%) dari
total tikus 403 tikus.
Grafik 6
JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL PENGAWASAN FUMIGASI DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
20
40
60
80
100
JUM
LAH
Ratus Ratus 32 1 53 7 12 28 31 12 3 16
Ratus Norw egicus 0 0 24 0 54 0 2 0 0 0
Mus Musculus 5 22 11 0 0 55 2 27 0 6
TOTAL 37 23 88 7 66 83 35 39 3 22
JANUARIFEBRUAR
IMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
OKTOBER
Grafik 6 di atas hasil pengawasan
fumigasi memberikan gambaran tikus yang
didapat dari hasil tiga jenis tikus yaitu Ratus
ratus (RR), Ratus Norwegicus (RN) dan Mus
Musculus (MM). Tertinggi pada bulan Maret
sebesar sebesar 88 tikus (21,83%) dan
terendah pada bulan September sebesar 3
tikus (0,74%) dengan rata-rata setiap
bulannya 40 tikus (10,4%) dari 403 tikus.
3. Kesimpulan
a. Pengawasan kapal terhadap
penyakit pes dilakukan dengan
diterbitkannya Deratting Examption
Certificate (DEC) dengan jumlah
terbanyak di bulan Februari.
b. Penerbitam Deratting Examption
Certificate (DEC) di wilayah kerja
tertinggi adalah di Wilayah Kerja
Muara Baru.
c. Jumlah pengawasan tindakan
karantina (fumigasi) dihitung
berdasarkan penerbitan DC dengan
penerbitan tertinggi pada bulan Juli
dan terendah di bulan Februari dan
September.
d. Hasil tindakan karantina (fumigasi)
berupa tikus mati yang terdiri dari
tiga spesies tikus yaitu Ratus-ratus,
Ratus Norwegicus dan Mus Musculus.
Jumlah tertinggi didapatkan di bulan
Maret.
e. Proporsi species tikus hasil fumigasi
terbanyak adalah Rattus rattus dan
terendah adalah Rattus Norvegicus.
4. Rekomendasi
a. Pembinaan terhadap kapten
ataupun petugas jaga kapal harus
lebih intensif dilakukan bersamaan
sewaktu perpanjangan DEC,
dengan harapan dapat
meminimalisir infestasi tikus dari dan
ke kapal dalam upaya cegah
tangkal karantina yaitu penyakit pes
TOTAL : 403 TIKUS
TOTAL : Rr = 196 Rn=80 Mm=128
30
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
yang ditularkan melalui hewan
perantara tikus.
b. Tindakan karantina (fumigasi)
merupakan salah satu upaya
pencegahan penularan penyakit
pes yang cukup baik namun memiliki
faktor resiko yang cukup tinggi
dengan bahan racun yang
digunakannya, oleh karena itu
pelaksanaan fumigasi harus diawasi
dengan sangat baik..
c. Peningkatan kinerja petugas dalam
melakukan pengawasan tindakan
karantina (fumigasi) dan
meningkatkan kemampuan
petugas dalam memeriksa tanda-
tanda kehidupan tikus di kapal yang
menentukan tindakan selanjutnya.
d. Perlu dilakukan jejaring kerja dan
jejaring informasi antara KKP Kelas I
Tanjung Priok dengan ADPEL Utama
Tanjung Priok, PT. PELINDO II Cabang
Tanjung Priok, INSA, Agen Pelayaran,
Pemilik Kapal dan asosiasi instansi
terkait lainnya dengan harapan
upaya cegah tangkal infestasi tikus
dari dan ke kapal dapat berhasil
dan berdaya guna.
PENANGGULANGAN IMS (INFEKSI MENULAR SEKSUAL} DI LINGKUNGAN WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Oleh : dr. KRIPTI HARTINI (Penulis : Penanggungjawab Klinik IMS Bid.UKP)
Pengertian IMS
IMS adalah Infeksi menular seksual yang penularannya terutama terjadi melalui hubungan seksual. Yang termasuk IMS antara lain Chancroid, klamidiosis, gonoroe,
trikomoniasis, herpes genetalis, sifilis, dll. Penyebaran IMS
Sesuai dengan istilah yang digunakan cara penularan IMS terutama adalah melalui hubungan seksual/sexual penetratif yang tidak terlindungi (unprotected penetrative sexual
intercourse) baik pervaginal, anal atau oral. Disamping itu dapat juga menular dari ibu ke anak (selama periode kehamilan), pada saat melahirkan atau sesudah lahir.
Kebanyakan penularan IMS terjadi karena perilaku manusia sendiri yang menempatkan dirinya dalam situasi yang rentan terinfeksi. Perilaku yang beresiko tersebut antara lain sering berganti-ganti pasangan seks, mempunyai lebih dari satu pasangan seks, mempunyai pasangan yang juga punya pasangan seks lain, berhubungan seks dengan orang yang tidak dikenal, PSK atau langganannya, masih terus berhubungan seks walaupun dengan keluhan IMS, mengidap IMS tapi tidak menginformasikan kepada mitra seksnya bahwa dia perlu pengobatan, tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan seks dengan pasangan beresiko tinggi.
Banyak alasan kenapa orang memilih cara hidup yang beresiko tersebut sehingga rentan tertular IMS. Hal ini biasanya sering dihubungkan dengan faktor sosial yang mempengaruhi perilakunya. Faktor-faktor sosial tersebut diantaranya......... ke halaman 38
31
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
A. Pengawasan Kedatangan Kapal Dari
Luar Negeri
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan
oleh Bidang Karantina dan Surveilans
Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok adalah melakukan
pengawasan kedatangan kapal dalam
karantina dari pelabuhan luar negera sehat
maupun terjangkit. Pengawasan ini
dilakukan di KKP induk dan 2 wilayah kerja
(Muara Baru, Marunda) di lingkungan
pelabuhan Tanjung Priok.
Hasil pengawasan kedatangan kapal
dalam karantina dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
5. Pengawasan Kedatangan Kapal Dalam
Karantina Dari Pelabuhan Luar Negara
Sehat
Grafik 1.
PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI SEHAT (PENERBITAN FREE PRATIQUE), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
3032
611
KKP Induk Muara Baru Marunda
Berdasarkan grafik 1. di atas dapat
diinformasikan bahwa terbesar kedatangan
kapal dari pelabuhan luar negeri sehat
adalah KKP Induk sebesar 3032 kapal
(99,4%) dan terendah pada wilayah kerja
Muara Baru sebesar 6 kapal (0,2%) dari
seluruh kedatangan kapal sebanyak 3049
kapal.
Grafik 2.
PEMBERIAN FREE PRATIQUE (NEGARA SEHAT) DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
300
350
KKP Induk 244 296 309 290 313 291 320 304 319 300
Muara Baru 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0
Marunda 0 2 1 0 0 3 1 0 0 4
TOTAL 244 298 310 290 314 294 322 304 323 304
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULIAGUS
TSEPT OKT
Sumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SESumb er : B i da ng Ka rant i na & SE
I N F O R M A S I
PENGAWASAN KEDATANGAN DAN
KEBERANGKATAN KAPAL
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK - TAHUN 2006
Oleh : Ikron, SKM, MKM
Dalam rangka mendukung cegah tangkal
penyakit yang masuk melalui pelabuhan
sebagai pintu gerbang utama, maka
pengawasan kedatangan (In-Clerance) dan
Keberangkatan (Out-Clerance) Kapal
termasuk ABK dan Penumpangnya
merupakan salah satu tugas pokok bagi
Kantor Kesehatan Pelabuhan. Disamping itu,
Sistem kewaspadaan Dini KLB dimulai dari
proses pengumpulan, pengolahan, analisis,
interprestasi sampai dengan penyusunan
laporan yang dilakukan secara terus
menerus sebagai tolak ukur dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan.
Oleh karena itu, data-data yang disajikan
harus akurat sesuai dengan kondisi di
sebenarnya.
TOTAL : 3049
TOTAL : 3049
32
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Pada grafik 2. di atas dapat diinformasikna
bahwa pengawasan kedatangan kapal
dalam karantina terhadap kapal luar yang
datang dari pelabuhan Negara sehat yang
tertinggi pada bulan September sebesar 323
kapal (11,2%) terendah pada bulan januari
sebesar 244 kapal (8,01%) dengan rata-rata
pengawasan kapal setiap bulannya 304
kapal (9,97%) dari 3049 kapal.
6. Pengawasan Kedatangan Kapal Dalam
Karantina Dari Pelabuhan Luar Negara
Terjangkit
Grafik 3.
PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI TERJANGKIT (FREE PRATIQUE), DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
BULAN 2006
97%
3%
KKP Induk Muara Baru
Pada grafik 3. diatas menggambarkan
bahwa kedatangan kapal dalam
karantina dari pelabuhan luar negeri
terjangkit dari pelabuhan luar negeri
terjangkit, sebagian besar di KKP induk
Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 188
kapal (97%) dari 193 kapal.
Grafik 4.
PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI TERJANGKIT DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK
TAHUN 2006
0
5
10
15
20
25
30
KKP Induk 24 20 18 17 20 22 21 16 18 12
Muara Baru 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0
TOTAL 24 20 18 17 20 22 22 16 22 12
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
TOTAL : 193 KAPAL
Pada grafik 4. di atas terlihat bahwa
pengawasan kedatangan kapal dalam
karantina terhadap kapal luar negri
Terjangkit tertinggi pada bulan Januari
sebesar 24 kapal (12,44%) dan yang
terendah pada bulan Oktober 12 kapal
(6,22%) dengan rata-rata pengawasan
kapal setiap bulannya sebanyak 19 kapal
(9,85%) dari 193 kapal.
B. Pengawasan Kedatangan Kapal dari
Dalam Negeri
Grafik 5.
PENGAWASAN KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN DALAM NEGERI, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
63%11%
3%
12%
9% 2%
KKP Induk Sunda Kelapa Kali Baru Muara Baru Marunda Muara Angke
TOTAL :193 KAPAL
TOTAL :12943
33
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Berdasarkan grafik 5. di atas, terlihat bahwa
terbesar kedatang kapal dari dalam negeri
adalah wilayah KKP Induk sebesar 8590
kapal (63%) dan terendah di wilayah kerja
Muara Angke sebesar 283 kapal (3,0%) dari
total kedatangan kapal sebesar 13685
kapal
Grafik 6.
KEDATANGAN KAPAL DARI PELABUHAN DALAM NEGERI DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK & WILAYAH KERJA, TAHUN 2006
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
KKP INDUK 962 774 909 845 825 849 848 917 887 774
Sunda Kelapa 142 178 187 170 157 134 146 135 171 130
Kali Baru 90 49 6 18 55 53 50 41 27 13
Muara Baru 181 147 142 154 186 187 169 146 183 110
Marunda 118 158 150 126 139 99 88 128 105 144
Muara Angke 27 39 28 32 33 27 31 22 23 21
TOTAL 1520 1345 1422 1345 1395 1349 1332 1389 1396 1192
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
Pada grafik 6. di atas dapat diinformasikan
bahwa pengawasan kedatangan kapal
dalam negeri tampak tertinggi pada bulan
Januari sebesar 1520 kapal (12,20%) dan
terendah pada bulan Juli sebesar 1332
kapal (10,66%) dengan rata-rata
pengawasan kapal setiap bulannya 1388
kapal (11,11%) dengan rata-rata
kedatangan kapal dalam negeri setiap
bulannya sebesar 1368 kapal (9,99%) dari
total kapal 13685 kapal.
C. Pengawasan Keberangkatan Kapal
Grafik 7.
KEBERANGKATAN KAPAL DI WILAYAH PELABUHANTANJUNG PRIOK TAHUN 2006
1% 18%
81%
N. TERJANGKIT N. SEHAT DALAM NEGERI
Berdasarkan grafik 7. di atas tampak
Keberangkatan kapal tertinggi dengan
tujuan dalam negeri sebesar 9373 kapal
(81,41%) dan terendah tujuan Negara
terjangkit sebesar 99 kapal (1,0%) dari total
keberangkatan kapal sebesar 11513 kapal.
Grafik 8.
KEBERANGKATAN KAPAL DI WILAYAH PELABUHANTANJUNG PRIOK TAHUN 2006
0
500
1000
1500
N. TERJANGKIT 12 5 15 9 11 9 6 12 20 13
N. SEHAT 252 215 268 206 146 215 252 247 240 237
DALAM NEGERI 879 870 941 966 1041 956 940 952 991 837
JML 1143 1090 1224 1181 1198 1180 1198 1211 1251 1087
JANUARIFEBRUA
RIMARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
Pada grafik 8. di atas dapat dijelaskan
bahwa keberangkatan kapal tertinggi
terjadi pada bulan September sebesar 1251
kapal (10,87%) dan terendah terjadi pada
bulan Oktober sebesar 1087 kapal (9,47%)
TOTAL :12943
TOTAL : 11513
TOTAL : *N. Terjangkit : 99 *N. Sehat : 837
*Dalam Negeri : 9444
34
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
dengan rata-rata keberangkatan kapal
setiap bulannya sebesar 1151 kapal (9,99%)
dari total keberangkatan kapal sebesar
11513 kapal
D. Pengawasan Kedatangan Kapal di
Lepas Pantai (Off Shore)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok selain membawahi 5 wilayah kerja
yaitu Sunda Kelapa, Muara Baru, Marunda,
Kali Baru, Muara Angke, juga memiliki pos
pengawasan kedatangan kapal dalam
karantina di lepas pantai (Offshore) Laut
Jawa di 3 (tiga) lokasi yakni : Cinta Terminal,
Widuri Terminal dan Arjuna Terminal. Pada
10 bulan terakhir, tampak adanya fluktuasi
terhadap kedatangan kapal di pos
pelayanan lepas pantai, tertinggi pada
bulan Juni sebesar 13 kapal (16,00%) dan
yang terendah datang di bulan Maret
sebesar 5 kapal (6,17%) dengan rata-rata
setiap bulannya 8 kapal (9,89%) dari total 81
kapal seperti pada tabel 1. dibawah ini
Tabel 1.
Distribusi Pengawasan Kedatangan Kapal
dan ABK di Lepas Pantai (Off Shore)
Bulan Januari – Oktober 2006
Jumlah NO BULAN Kapal ABK
1 Januari 7 135 2 Februari 11 275 3 Maret 5 122 4 April 8 209 5 Mei 8 196 6 Juni 13 341 7 Juli 8 130 8 Agustus 8 154 9 September 6 146 10 Oktober 7 173 TOTAL 81 1899
E. Pengawasan ABK dan Penumpang
Kapal
Pengamatan epidemiologi terhadap
penyakit karantina dan penyakit menular
potensial wabah bertujuan untuk dapat
mendeteksi secara dini kemungkinan-
kemungkinan timbulnya Kejadian Luar Biasa
di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
Pengamatan dilakukan tidak hanya
terhadap kapal yang masuk, akan tetapi
ABK dan penumpang juga turut menjadi
objek sasaran pengamatan.
Kedatangan Anak Buah Kapal (ABK) dari
kapal dalam karantina asal pelabuhan luar
negara sehat sepanjang tahun 2006 cukup
bervariasi. Tertinggi terjadi pada bulan
Februari sebesar 11035 orang (16,93%)
terendah terjadi pada bulan Mei sebesar
3555 orang (5,46%) dengan rata-rata
kedatangan ABK dari pelabuhan negara
sehat setiap bulannya sebesar 6516 orang
(9,9%) dari total kedatangan ABK asal
pelabuhan Negara sehat sebesar 65164
orang.
Pengawasan terhadap ABK yang datang
dari negara terjangkit (penyakit pes, colera,
yellow fever, avian flu) secara terus-menerus
dilakukan. Tampak tertinggi pada bulan
Januari sebesar 908 orang (21,32%).
Sedangkan terendah pada bulan april
sebesar 222 orang (5,22%) dengan rata-rata
425 orang (10%) dari total ABK dari Negara
terjangkit sebesar 4250 orang . Sebagian
besar yang datang dari negara terjangkit
berasal dari China yang menurut World
35
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Health Organization (WHO) negara tersebut
terjangkit penyakit cholera. Seluruh ABK
yang datang dari luar negeri (sehat dan
terjangkit) dalam keadaan sehat. Tidak
ditemukan adanya suspect atau carier
penyakit karantina
Grafik 9.
KEDATANGAN ABK DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
ABK NEGARA SEHAT26%
ABK NEGARA TERJANGKIT
2%ABK DALAM NEGERI
72%
Pada grafik 9 dapat diinformasikan bahwa
proporsi ABK tertinggi datang dari dalam
negeri sebesar 179455 orang (72%) dan
terendah dengan proporsi kedatangan ABK
dari pelabuhan luar negeri terjangkit
sebesar 4259 orang (2%) dari total
kedatangan ABK sebesar 248869 ABK
Grafik 10.
KEDATANGAN ABK DI PELABUHAN TG. PRIOK TAHUN 2006
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
ABK NEGARA SEHAT 6415 11035 6643 5819 3555 6364 5815 6424 6647 6447
ABK NEGARA TERJANGKIT 906 460 333 362 270 574 515 347 222 261
ABK DALAM NEGERI 17484 15375 18430 19165 13175 26136 16867 11398 11768 29657
TOTAL 24805 26870 25406 25346 17000 33074 23197 18169 18637 36365
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
TOTAL : * ABK NEGARA SEHAT : 65164 *ABK NEGARA TERJANGKIT : 4250 *ABK DALAM NEGERI : 17455
Untuk kedatangan ABK asal pelabuhan
dalam negeri, dapat diinformasikan bahwa
tertinggi ABK asal pelabuhan dalam negeri
terjadi pada bulan Oktober sebesar 29657
orang (16,53%) terendah terjadi pada bulan
Agustus sebesar 11398 orang (6,35%)
dengan rata-rata kedatangan asal
pelabuhan dalam negeri sebesar 248869
orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik 10 di atas.
Grafik 11.
KEBERANGKATAN JUMLAH ABK DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
ABK NEGARA SEHAT16% ABK NEGARA
TERJANGKIT3%
ABK DALAM NEGERI81%
TOTAL ABK : 241691
Berdasarkan grafik 11. di atas dapat
diinformasikan bahwa jumlah
keberangkatan ABK tertinggi pada ABK
dalam negeri sebesar 195108 orang (81%)
dan terendah pada jumlah ABK tujuan
pelabuhan negeri terjangkit sebesar 7125
orang (3%) dari total ABK sebesar
241691orang
TOTAL : 248869 ABK
36
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Grafik 12.
KEBERANGKATAN ABK DI PELABUHAN TG. PRIOKTAHUN 2006
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
ABK NEGARA SEHAT 4956 3229 5160 3701 3254 3762 4964 4946 5191 5072
ABK NEGARA TERJANGKIT 294 73 294 169 274 164 136 243 414 287
ABK DALAM NEGERI 27742 11713 18326 12650 20148 16000 20031 24666 19411 24421
TOTAL 32992 15015 23780 16520 23676 19926 25131 29855 25016 29780
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
TOTAL : * ABK NEGARA SEHAT : 39458 *ABK NEGARA TERJANGKIT : 7129 *ABK DALAM NEGERI : 195108
Berdasarkan grafik 12 di atas, tampak
tertinggi keberangkatan ABK di KKP induk
terjadi pada bulan Januari sebesar 32992
orang (13,65%) dan terendah terjadi pada
bulan Februari sebesar 15015 orang (9,26%)
dengan rata-rata keberangkatan ABK
sebesar 24619 orang (9,99%) dari total
keberangkatan ABK di KKP induk sebesar
241691 orang.
Grafik 13.
JUMLAH PENUMPANG DI TERMINAL PENUMPANG NUSANTARA PURA II PELABUHAN TG. PRIOK TAHUN 2006
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
Turun 20874 13776 13203 20666 9026 33958 27973 17759 17571 29657
Lanjut 5437 4168 4945 9748 4853 11538 6058 8015 6593 13546
Naik 16642 11744 13774 12320 8150 31350 20520 14450 12963 24421
TOTAL 42953 29688 31922 42734 22029 76846 54551 40224 37127 67624
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT
TOTAL : *P.Turun : 204463 *P. Lanjut : 74901 * P. Naik : 141913
Grafik 13. di atas dapat diinformasikan
bahwa kedatangan penumpang dari
pelabuhan dalam negeri di Terminal
Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan
Tanjung Priok menurut bulan cukup
bervariasi baik penumpang turun,
penumpang lanjut dan penumpang naik.
Untuk penumpang turun tampak yang
tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
33958 penumpang (16,61%) terendah terjadi
pada bulan Mei sebesar 9026 orang (4,41%)
dengan rata-rata penumpang turun setiap
bulannya sebesar 20446 orang (9,99%) dari
total kedatangan penumpang turun
sebesar 204463 orang.
Selain penumpang turun, terdapat pula
penumpang lanjut. Penumpang lanjut
merupakan penumpang yang hanya
melewati pelabuhan Tanjung Priok
(transit) untuk menuju pelabuhan
berikutnya. Pada grafik 13. dapat
dijabarkan penumpang lanjut terbesar
terjadi pada bulan Oktober sebesar
13458 orang (15,40%) terendah terjadi
pada bulan Februari sebesar 4168 orang
(5,56%) dengan rata-rata setiap
bulannya sebesar 7490 orang (9,99%) dari
total penumpang lanjut sebesar 74902
orang.
Berdasarkan grafik 13 terlihat pula distribusi
penumpang naik menurut bulan. Tampak
tertinggi terjadi di bulan Juni 31350 orang
(22,09%) terendah pada bulan Mei sebesar
8150 orang (5,7%) dan rata-rata
37
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
penumpang naik sebesar 1419 orang
(9,99%) setiap bulannya.
III. KESIMPULAN
1. Jumlah kedatangan kapal dalam
karantina dari pelabuhan luar negeri
sehat di Wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok tertinggi pada bulan September.
2. Jumlah kedatangan kapal dalam
karantina dari pelabuhan luar negeri
terjangkit di Wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok tertinggi pada bulan Januari.
3. Jumlah kedatangan kapal asal
pelabuhan dalam negeri yang tertinggi
pada bulan Januari
4. Jumlah keberangkatan kapal tertinggi
terjadi pada bulan September.
5. Pada lepas pantai (Off shore) dilakukan
pula pengawasan terhadap kapal,
dengan kedatangan kapal tertinggi
bulan Juni.
6. Jumlah kedatangan ABK tertinggi dari
pelabuhan luar negera sehat terjadi
pada bulan Maret dan ABK asal
pelabuhan negara terjangkit tertinggi
pada bulan Januari dan ABK asal
pelabuhan dalam negeri terjadi pada
bulan Oktober
7. Aktivitas penumpang yang turun di
Terminal Penumpang Nusantara Pura II
Pelabuhan Tanjung Priok tertinggi terjadi
pada bulan Juni dan untuk penumpang
lanjut atau transit pada bulan Oktober,
sedangkan untuk penumpang naik
tertinggi pada bulan Oktober.
IV. REKOMENDASI
1. Pengawasan terhadap penumpang
kapal hendaknya ditingkatkan pada
bulan Juni / Juli dan Oktober,
mengingat pada bulan-bulan tersebut
terjadi aktivitas penumpang yang tinggi
dikarenakan liburan sekolah.
2. Pengawasan terhadap kapal asal
pelabuhan luar negeri sehat hendaknya
ditingkatkan di bulan september.
Sedangkan pengawasan
3. kedatangan kapal dalam karantina
terhadap kapal yang datang dari
Pelabuhan Terjangkit, pengawasannya
perlu ditingkatkan pada bulan Januari
…….dari halaman 31
adalah pengetahuan yang rendah tentang perilaku seks yang aman, kesulitan memperoleh
kondom, tidak menyukai kondom serta berkaitan dengan faktor sosial budaya dimana
mereka tinggal. Faktor biologi juga dapat meningkatkan penyebaran IMS. Faktor bioligi
tersebut antara lain adalah :
- Faktor umur
Secara alamiah mukosa vagina dan jaringan leher rahim pada wanita usia muda
peka/mudah terinfeksi. Resiko terkena IMS akan meningkat pada perempuan muda
yang karena pengaruh budaya sudah kawin/aktif secara seksual pada usia muda atau
remaja.
38
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
- Faktor jenis kelamin
Perempuan lebih mudah tertular IMS
daripada laki-laki dalam jenis hubungan
hetero sexual. Faktor ini disebabkan
secara biologis selama hubungan seks
permukaan yang kontak pada
perempuan (vagina) lebih uas daripada
laki-laki.
- Pengaruh khitan (sircumsisi)
Laki-laki yang dikhitan lebih jarang
terinfeksi dibandingkan yang tidak
dikhitan.
Frekuensi dan distribusi
Berdasarkan perkiraan WHO tahun
2000 diseluruh dunia ada lebih dari 333 juta
kasus IMS yang perlu mendapatkan
pengobatan. Sampai saat ini penyakit yang
ditularkan melalui hububgan seks masih
merupakan masalah utama baik di negara
berkembang maupun negara maju. Namun
gambaran kasus di negara berkembang
justru menunjukkan angka prevalensi yang
lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan
jangkauan pengobatan terhadap kasus IMS
masih rendah. Pada kelompok perempuan
prevalens rate untuk sifilis di negara
berkembang rata-rata berkisar antara 10-
100 kali lebih tinggi bila dibandingkan
dengan negara yang telah maju.
Sedangkan untuk GO (Gonorrhea)
prevalens rate rata-rata 10-15 kali lebih
tinggi, untuk infeksi Clamidia prevalens rate
rata-rata 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan
negara maju.
Di Indonesia IMS juga merupakan masalah
yang harus diperhatikan. Berdasarkan
hasilzero survey pada tahun 2003 pada
beberapa kelompok resiko tinggi seperti
WPS, prevalensi sifilis berkisar antara 5-15 %.
Hasil penelitian P2M-ASA ditujuh kota pada
tahun 2003 menunjukkan prevalensi GO
berkisar 16-43% (WPS lokalisasi), 9-31% (WPS
dalam tempat hiburan), 28-50% (WPS
jalanan). Clamidiosis berkisar antara 14-29%
(WPS lokalisasi), 23-29% (WPS tempat
hiburan), 12-55% (WPS jalanan).
Komplikasi IMS dan dampaknya di
masyarakat
Belakangan ini terbukti bahwa
adanya IMS akan mempengaruhi
penyebaran HIV/AIDS. Orang dengan
penyakit IMS akan lebih mudah terinfeksi
apabila terpapar dengan penderita
HIV/AIDS dan juga sebaliknya orang yang
menderita IMS akan lebih mudah
menularkan virus HIV/AIDS yang mereka
idap kepada pasangan seksnya.
Disamping itu, seorang penderita IMS
yang telah terinfeksi HIV akan lebih sulit
diobati. Infeksi HIV itu sendiri juga membuat
seseorang menjadi lebih rentan terkena IMS.
Komplikasi IMS dapat bersifat
merusak dan berakibat fatal. Komplikasi
tersebut antara lain :
- Kemandulan
- Pada bayi dapat berakibat kebutaan
akibat infeksi mata dan pneumonia
(radang paru)
- Dapat berakibat kematian akibat sepsis,
39
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
kehamilan di luar rahim dan kanker
leher rahim.
- Keguguran spontan
- Penyempitan saluran kencing
Dampak sosial dan ekonomi yang
harus ditanggung masyarakat akibat
masalah IMS sangat berat. Masalah biaya
sangat mereka rasakan baik dilingkungan
keluarga, masyarakat sekitar maupun pada
pelayanan kesehatan. Perlu perhatian,
curahan pikiran dan waktu yang cukup
besar untuk mengatasi permasalahan IMS
tersebut. Di sebuah negara di Afrika
misalnya, lebih dari 70% dari anggaran
negara digunakan untuk penyediaan
antibiotik dalam rangka pengobatan IMS.
Masalah IMS juga menurunkan tingkat
produktivitas kerja.
Klinik IMS KKP Kelas I Tanjung Priok
Dari gambaran diatas dapat
diketahui bahwa dampak dari IMS sangat
merugikan masyarakat. Apabila masalah ini
tidak ditanggulangi secara serius maka
negara akan kehilangan pendapatan yang
cukup besar hanya untuk pengobatan IMS.
Kawasan Pelabuhan merupakan
kawasan yang rawan akan penyebaran IMS
dan HIV/AIDS. Pelabuhan merupakan sentra
perdagangan dimana di sana ramai akan
lalu lintas para pekerja yang melakukan
kegiatan bisnis. Disinyalir kebanyakkan
pekerja-pekerja di pelabuhan masuk dalam
kategori 3M (Man,Mobile with Money ).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
mereka yang masuk dalam kategori 3M
memiliki perilaku seks yang beresiko
sehingga rentan tertular IMS dan HIV/AIDS.
Hal ini berarti kawasan pelabuhan
merupakan kawasan yang rawan akan
penyebaran IMS dan HIV/AIDS.
KKP kelas I Tanjung Priok sebagai UPT
Depkes di wilayah Pelabuhan yang
bertanggungjawab terhadap masalah
kesehatan di wilayah pelabuhan. Salah
satunya adalah menekan penyebaran IMS
dan HIV/AIDS terutama di wilayah
pelabuhan dan sekitarnya, mengingat
masalah IMS dan HIV/AIDS dewasa ini
bukan hanya merupakan masalah medik
dari penyakit menular semata tapi sudah
menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang menyangkut semua aspek kehidupan
manusia baik medik, psikologik maupun
sosial budaya.
Dalam rangka memutus rantai
penularan IMS dan HIV/AIDS di pelabuhan
itulah maka pada bulan januari 2006, KKP
bekerjasama dengan Sudinkes Jakarta
Utara mendirikan Klinik IMS di Pelabuhan
TanjungPriok.
Sasaran Klinik IMS ini adalah masyarakat
wilayah pelabuhan dan sekitarnya yang
masuk resiko tinggi (TKBM,Tukang Ojek, ABK,
PSK di sekitar pelabuhan) dan masyarakat
di sekitar wilayah pelabuhan lainnya.
Pelayanan yang diberikan pada Klinik IMS ini
adalah pengobatan penderita IMS,
pengobatan mitra seksual, KIE dan
memonitor penggunaan kondom
40
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
91
160
14
020406080
100120140160
JUM
LAH
PRIA WANITA WARIA
JUMLAH PASIEN BERDASARKAN ORIENTASI SEKSUAL KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK
BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006
c
Pengalaman dari negara lain
(terutama Thailand) menunjukkan bahwa
cara yang paling efisien untuk menurunkan
penyebaran HIV/AIDS dan IMS di
masyarakat adalah dengan mencari target
populasi yang beresiko tinggi, kemudian
memberikan pengobatan IMS dan
memonitor penggunaan kondom (dengan
mendirikan klinik-klinik IMS). Thailand
membuktikan efektivitas cara ini melalui
”100 % condom programe ” pada pekerja
seksual komersial dan pelanggannya.
JUMLAH PASIEN BERDASARKAN PEKERJAAN KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006
167
75
9 4 10
0
50
100
150
200
PSK langsung TKBM Tukang Ojek Ibu Rumah Tangga lain-lain
pekerjaan
jum
lah
Dari hasil kegiatan mulai Januari s/d
Oktober 2006 Klinik IMS berhasil menjaring
pasien IMS sebanyak 265 orang, terdiri dari
160 (60 %) perempuan, 91(34%) laki-laki
dan 14 (5%) waria. Kebanyakkan pasien IMS
yang datang berprofesi sebagai PSK (63%),
TKBM (28 %) dan lain-lain (9%).
Dari 265 pasien IMS yang telah
mendapatkan pengobatan, hanya 64
pasien yang rutin kontrol dan pada saat
kontrol didapatkan 10 pasien telah sembuh
(16%) sedangkan 54 pasien (84%) masih
positif IMS
Berdasarkan pengalaman di Klinik
IMS KKP TanjungPriok kejadian IMS pada
penjaja seksual sangat tinggi (sekitar 80 %).
Hal tersebut merupakan masalah yang
serius mengingat banyaknya orang yang
berhubungan seks dengannya, sehingga
memungkinkan makin banyak orang yang
tertular IMS darinya.
0
50
100
150
JUMLAH
TINGKAT KESEMBUHAN PASIEN KLINIK IMS KKP KELAS I TANJUNG PRIOK BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2006
POSITIP IMS 119 54
NEGATIP 82 10
Baru Lama (kontrol)
Dari hasil anamnesa dengan PSK
penderita IMS diketahui bahwa
penggunaan kondom pada para PSK masih
rendah. Hal ini yang mengakibatkan tingkat
kesembuhan para PSK yang sudah
41
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
mendapatkan pengobatan masih rendah
(hanya 16 %), karena terjadi infeksi berulang
saat mereka melakukan hubungan seks
yang tidak aman. Para penjaja seks
biasanya merasa diri tidak berdaya untuk
bernegosiasi dalam hal praktek seks aman
karena berkaitan dengan pendapatan
yang mereka peroleh. Pada beberapa
kasus, penjaja seks akan menerima
penghasilan yang lebih tinggi ketika ia
melakukan hubungan seks dengan laki-laki
tanpa kondom.
PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD TAHUN 2006
Oleh : Ikron, SKM, MKM
I. PENDAHULUAN
Diantara penyakit menular yang termasuk penyakit karantina berdasarkan UU No I Tahun
1962 tentang Karantina Laut adalah pes yang penyebarannya melalui alat angkut (kapal),
dengan vector penular pinjal dan hospes perantara (host intermediate) tikus. Untuk
mencegah penyebaran dan penularan penyakit pes tersebut diperlukan upaya
pencegahan terhadap penyebaran hospesnya melalui perantara yaitu tikus.
Salah satu cara penyebaran hospes perantara penyakit pes (tikus) adalah masuknya
tikus dari daratan pelabuhan dan ke dari kapal melalui tali (tambang) pengikat tambat
kapal saat kapal sandar di pelabuhan, atau sebaliknya. Fungsi tali tambat kapal adalah
agar kapal tidak menjauh dari dermaga atau berubah posisi dari dermaga pada saat kapal
bongkar muat barang atau memasukkan dan menaikan penumpang. Bila ternyata, tikus
yang masuk ke dan dari pelabuhan dari dan ke atas kapal merupakan tikus yang terinfestasi
pinjal yang terinfeksi baksil pes (Pasteurela pestis), maka merupakan ancaman dan menjadi
sumber penularan penyakit pes.
Pes Masuk pertama kali di Indonesia tahun 1910 melalui Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, tahun 1916 masuk melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, tahun1923 melalui
Pelabuhan Cirebon dan tahun 1927 melalui Pelabuhan Tegal. Jumlah kasus penyakit pes
dari tahun 1910 s/d 1960 sebanyak 245.375 orang, dengan angka kematian tertinggi akibat
penyakit penyakit pes yaitu pada tahun 1934 sebanyak 23.275 orang. Pada Tahun 1987 di
Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur terjadi Wabah Pes yang menewaskan 21 orang
(Depkes, 2000).
42
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu
gerbang bagi keluar & masuknya arus
penumpang maupun barang, juga
merupakan pintu masuk yang strategis
memungkinkan untuk terjadinya transmisi
penularan penyakit dan faktor risiko
kesehatan masyarakat, antara lain penyakit
karantina, diantaranya penyakit pes.
Salah satu cara untuk mencegah
infeksi tikus di kapal adalah dengan
pernasangan Rat Guard pada tali tambat
baik di haluan dan buritan yang merupakan
alat yang bisa mencegah turun/nalknya
tikus dari/ke atas kapal. Untuk itu maka
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1
Tanjung Pniok akan melakukan
pengawasan terhadap pernasangan Rat
Guard terhadap Kapal yang sandar di
wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas 1 Tanjung Priok dalam rangka
memperkecil potensi penyebaran tikus
penular penyakit pes.
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran terhadap kapal
yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok
tentang pemasangan rat guard dalam
rangka cegah tangkal penyakit pes yang
masuk/keluar dari Wilayah Indonesia melalui
pelabuhan laut.
B. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya jumlah pemasangan rat
guard berdasarkan bendera kapal di
Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,
Tahun 2006
2) Diketahuinya jumlah pemasangan rat
guard di haluan pada kapal yang
sandar di Wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok, Tahun 2006
3) Diketahuinya jumlah pemasangan rat
guard di buritan pada kapal yang
sandar di Wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok, Tahun 2006
4) Diketahuinya kondisi tinggi tangga
kapal yang sandar di Wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok, Tahun 2006
5) Diketahuinya kondisi jala barang kapal
yang sandar di Wilayah Pelabuhan
Tanjung Priok, Tahun 2006
6) Diketahuinya kondisi penerangan pada
tangga kapal yang sandar di Wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok, Tahun 2006
II. METODOLOGI
Disain
Disain yang digunakan dalam pengawasan
rat guard di Pelabuhan Tanjung Priok
adalah survey terhadap kapal yang sandar
di Pelabuhan Tanjung Priok.
Variabel yang diambil adalah jumlah rat
guard yang terpasang pada haluan dan
buritan, pemasangan jaring tangga,
pemasangan jaring kargo dan penerangan
tangga kapal.
Waktu pengawasan rat guard adalah 8 hari
setiap bulannya.
Tempat pengawasan di Pelabuhan Tanjung
Priok.
A. Pemasangan Rat Guard
43
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Tabel 5.1.
JUMLAH KAPAL
PENGAWASAN KEDATANGAN NO BENDERA
KAPAL F % F
1
Dalam
Negeri 105 1,22 8590
2
Luar
Negeri
Sehat 121 4,05 2986
3
Luar
Negeri
Terjangkit 9 4,79 188
JUMLAH 235 1,99 11764
B. Pemasangan rat guard berdasarkan
bendera kapal
Grafik 5.1.
DISTRIBUSI PENGAWASAN PEMASANGAN RAT GUARD PADA KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL, DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
BULAN JANUARI -OKT TAHUN 2006
Luar Negeri55%
Dalam Negeri45%
Berdasarkan grafik 5.1. di atas dapat
diinformasikan bahwa dari hasil
pengawasan pemasangan rat guard pada
kapal tertinggi adalah kapal bendera luar
negeri sebesar 129 kapal (55 %) sedangkan
terhadap kapal bendera dalam negeri
sebesar 106 kapal (45%) dengan rata-rata
pengawasan rat guard setiap bulannya
sebesar 26 kapal (10,2%) dari total kapal 235
kapal.
C. Pemasangan rat guard pada kapal
berdasarkan jumlah kapal
Grafik 5.2.
DISTRIBUSI KONDISI PEMASANGAN RAT GUARD PADA HALUAN DAN BURITAN MENURUT BENDERA KAPALDI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
DALAM NEGERI 51 11 43 105
LUAR NEGERI SEHAT 115 3 3 121
LUAR NEGERI TERJANGKIT 8 1 0 9
JUMLAH 174 15 46 235
BAIK TDK BAIK TDK PSG KAPAL
HALUAN DAN BURITAN JUMLAH
TOTAL :
Pada grafik 5.2. di atas dapat dijabarkan
bahwa hasil pengawasan pemasangan rat
guard pada haluan dan buritan kapal
tertinggi dalam kondisi baik sebesar 174
kapal (74,04%) sedangkan terendah pada
kondisi tidak baik sebesar 15 kapal (6,38%)
dari total kapal 235 kapal.
D. Jumlah Pemasangan rat guard pada tali
tambat haluan kapal menurut bendera
kapal
Grafik 5.3.
DISTRIBUSI PEMASANGAN RAT GUARD PADA TALI TAMBAT HALUAN KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
DALAM NEGERI 50 16 40 106
LUAR NEGERI SEHAT 114 4 3 121
LUAR NEGERI TERJANGKIT 7 1 0 8
JUMLAH 171 21 43 235
F F F F
BAIK TDK BAIK TDK PSG
HALUAN JUMLAH
TOTAL = 235 KAPAL
Total : 235
44
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Berdasarkan grafik 5.3. di atas dapat
dijelaskan bahwa kondisi pemasangan rat
guard pada tali tambat haluan kapal
menurut bendera kapal, tertinggi dengan
kondisi pemasangan baik yaitu sebesar 171
kapal (72,77%) dan terendah dengan
kondisi pemasangan rat guard tidak baik
sebesar 21 kapal (8,94%) dari total haluan
kapal sebesar 235 kapal.
Grafik 5.4.
DISTRIBUSI PEMASANGAN RAT GUARD PADA TALI TAMBAT BURITAN KAPAL MENURUT BENDERA KAPAL , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
DALAM NEGERI 51 23 32 106
LUAR NEGERI SEHAT 113 3 5 121
LUAR NEGERI TERJANGKIT 7 1 0 8
JUMLAH 171 27 37 235
F F F F
BAIK TDK BAIK TDK PSG
BURITAN TOTAL
TOTAL = 235 KAPAL
Berdasarkan grafik 5.4. di atas dapat
diinformasikan bahwa kondisi pemasangan
rat guard pada tali tambat buritan kapal
menurut bendera kapal, tertinggi dengan
kondisi pemasangan baik yaitu sebesar 171
kapal (72,77%) dan terendah dengan
kondisi pemasangan rat guard tidak baik
sebesar 21 kapal (8,94%) dari total haluan
kapal sebesar 235 kapal.
E. Pemasangan rat guard pada kapal
menurut jumlah tali tambat haluan dan
buritan
Grafik 5.5.
DISTRIBUSI JUMLAH PEMASANGAN RAT GUARD DI TALI TAMBAT HALUAN PADA KAPAL , DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
0
20
40
60
80
100
120
RI 20 0 35 24 0 0 12 0 15 17 0 5 15 0 15 31 0 23 3 1 5 11 2 13 13 0 7 25 17 3
ASING 97 0 0 48 0 0 31 0 9 39 0 0 31 0 3 75 0 0 59 2 2 26 0 0 58 3 0 32 36 0
JUMLAH 117 0 35 72 0 0 43 0 24 56 0 5 46 0 18 106 0 23 62 3 7 37 2 13 71 3 7 57 53 3
BAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSG
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT
Berdasarkan grafik 5.5. di atas dapat
dijelaskan bahwa jumlah pemasangan rat
guard pada tali tambat haluan pada kapal,
tertinggi dengan kondisi pemasangan baik
yaitu sebesar 667 rat guard (77,29%) dan
terendah dengan kondisi pemasangan rat
guard tidak baik sebesar 61 rat guard
(7,61%) dari total seharusnya pemasangan
rat guard pada tali tambat haluan sebesar
863 pemasangan.
Grafik 5.6.
DISTRIBUSI JUMLAH PEMASANGAN RAT GUARD DI TALI TAMBAT BURITAN PADA KAPAL , DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
0
20
40
60
80
100
120
140
RI 31 0 30 24 0 0 12 0 14 15 0 9 12 0 10 35 0 22 4 0 5 10 2 8 13 0 7 19 2 4
ASING 97 0 0 48 0 0 31 0 3 39 0 0 28 0 4 72 0 0 57 2 2 25 0 6 58 1 0 37 0 0
JUMLAH 128 0 30 72 0 0 43 0 17 54 0 9 40 0 14 107 0 22 61 2 7 35 2 14 71 1 7 56 2 4
BAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSGBAIK TDK BAIKTDK PSG
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT
TOTAL :
* RI = 171 (Baik) 20 (Tdk Baik) 121 (Tdk Pasang)
* Asing = 496 (Baik) 41 (Tidak Baik) 14 (Tdk
Pasang)
*Jumlah = 667 (Baik) 61 (Tidak Baik) 135
(Tidak Pasang)
45
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Berdasarkan grafik 5.6. di atas dapat
dijelaskan bahwa jumlah pemasangan rat
guard pada tali tambat buritan pada kapal,
tertinggi pada kondisi pemasangan baik
yaitu sebesar 667 rat guard (83,59%) dan
terendah pada kondisi pemasangan rat
guard tidak baik sebesar 7 rat guard (0,88%)
dari total seharusnya pemasangan rat
guard pada tali tambat buritan sebesar 798
pemasangan.
F. Pengawasan penggunaan tangga
kapal
Grafik 5.7.
DISTRIBUSI PEMASANGAN TINGGI TANGGA PADA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA KAPAL, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
Dalam Negeri 97 7 104
Luar Negeri 130 1 131
TOTAL 227 8 235
<= 60 CM >60 CM
TOTAL
Pada grafik 5.7. di atas dapat dijelaskan
bahwa tinggi pemasangan tangga antara
ujung tangga dengan kade, tertinggi <= 60
cm sebesar 227 kapal (96,59%) dan
terendah pada pemasangan tangga > 60
cm sebesar 8 kapal (3,40%) dari total kapal
sebesar235 kapal.
G. Pengawasan Jalan barang pada kapal
Grafik 5.8.
DISTRIBUSI PEMASANGAN JALA PENGAMAN BARANG PADA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA KAPAL, DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
5
10
15
20
25
30
35
40
DLM NEGERI 6 0 17 12 0 0 8 0 0 8 0 0 8 0 0 18 0 0 3 0 0 8 2 0 7 0 0 3 6 0
LUAR NEGERI 21 0 1 24 0 0 8 0 0 8 0 0 8 0 0 16 0 0 15 0 0 6 0 0 14 0 0 8 0 0
JUMLAH 27 0 18 36 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 34 0 0 18 0 0 14 2 0 21 0 0 11 6 0
BAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANGBAIK TDK BAIKTDK TERPASANG
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGUST SEP OKT
Berdasarkan grafik 5.8. di atas dapat
diinformasikan bahwa pengawasan jala
barang tertinggi pada kondisi pemasangan
baik sebesar 209 jala (88,94%) dan terendah
pada kondisi jala tidak baik sebesar 8 jala
(3,40%) dari total jala sebesar 235 jala.
H. Pengawasan penerangan tangga pada
kapal
Grafik 5.9.
DISTRIBUSI PENERANGAN TANGGA KAPAL YANG SANDAR MENURUT BENDERA , DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
0
50
100
150
200
250
Dalam Negeri 100 4 104 44,25531915
Luar Negeri 130 1 131 55,74468085
TOTAL 230 5 235
MEMADAI TDK MEMADAI
PENERANGAN TOTAL
Berdasarkan grafik 5.9. di atas dapat
dijabarkan bahwa pengawasan
penerangan pada tangga kapal, tertinggi
pada kondisi memadai sebesar 230 kapal
(97,87%) dan terendah pada kondisi
TOTAL :
* RI = 175 (Baik) 4 (Tdk Baik)
109 (Tdk Pasang)
* Asing = 492 (Baik) 3 (Tidak Baik)
15 (Tdk Pasang)
* Jumlah = 667 (Baik) 7 (Tidak Baik) 124 (Tidak Pasang)
TOTAL :
*Dalam Negeri : 81 (baik) 8 (Tdk Baik)
17 (Tdk pasang)
* Luar Negeri = 128 (Baik) 0 (Tdk Baik)
1 (Tdk Pasang)
46
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
penerangan tidak memadai sebesar 5
kapal (2,13%) dari total kapal sebesar 235
kapal.
IV. KESIMPULAN
A. Pemasangan Rat Guards Pada Haluan
dan Buritan
Melihat dari data di atas tampak
sebagian besar kapal (>80,0%) telah
memasang rat guard pada tali tambat baik
haluan maupun buritan. Akan tetapi jika
dibandingkan dengan total kedatangan
kapal baik luar negeri maupun dalam
negeri di pelabuhan Tanjung Priok sampai
bulan September sebesar 11764 kapal,
maka pengawasan yang telah dilakukan
belum intensif, karena hanya mencapai
1,99% dari total kedatangan kapal yang
sandar di Pelabuhan Tanjung Priok.
Konsep dasar dari pengendalian vector dan
binatang penganggu adalah harus
menerapkan bermacam-macam cara
pengendalian agar vector dan binatang
pengganggu tetap berada dibawah garis
batas yang tidak merugikan dan atau
membahayakan. Pernasangan Rat Guard
pada kapal sangat bermanfaat sebagai
alat yang bisa mencegah turun/nalknya
tikus dari/ke atas kapal. Hal ini sejalan
dengan International Health Regulation
(IHR) 1969, Revise 1983 pada pasal 52
,”Setiap negara harus dapat menggunakan
segala upaya untuk mengurangi bahaya
penyebaran pes oleh tikus dan
ektoparasitnya. Administrasi kesehatannya
harus selalu mengetahui kondisi daerahnya
terutama setiap pelabuhan dan bandara,
apakah terjangkit atau tersangka terjangkit
oleh tikus pes, melalui penangkapan dan
pemeriksaan tikus serta ektoparasitnya
secara sistematis.” dan pasal 53 bahwa
“Setiap kapal harus secara permanent
dijaga dalam keadaan bebas tikus dan
vector pes.” Hal ini sejalan dengan apa
yang ada dalam Surat Keputusan Direktur
Jendral Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular Nomor : 423 Tahun1983
menerangkan pula tentang Kewajiban tiap
kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan
infestasi tikus . Pada pasal 1 tertulis; ”Pada
tali temali yang menghubungkan kapal
dengan darat harus dipasang perisai-perisai
tikus (rat guards).”
B. Pengawasan Tangga pada Kapal
Pada data di atas tampak sebagian
besar (97,71%) tinggi tangga kapal dengan
kade dalam posisi ≤ 60 cm, hasil ini didapat
kemungkinan dari pengawasan tangga
kapal yang dilakukan pada waktu siang
hari, dimana aktivitas mobilitas orang
kekapal masih tinggi sehingga tinggi tangga
kapal masih dibawah 60 cm.
Tinggi tangga kapal perlu mendapat
perhatian, mengingat salah satu
kebiasaan yang dimiliki tikus adalah
kepandaiannya untuk memanjat dan
melompat. Tikus pandai memanjat dan
melompat setinggi 2 sampai 3 kaki (60 – 90
cm). Apabila mereka terpojok mereka
47
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
dapat memanjat tembok, pipa, kabel,
kawat, batang besi, dan permukaan-
permukaan kasar lainnya. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk membatasi
mobilitas tikus ke kapal, salah satunya
dengan melakukan tindakan
Berdasarkan SK Direktur Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan pemukiman Nomor
: 423 Tahun 1983 tentang kewajiban tiap
kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan
infestasi tikus pasal 2 menyatakan,”Pada
tangga kapal (gangway) diwaktu matahari
terbenam harus dipasang lampu yang
cukup terang dan tangga tersebut
dinaikkan sekurang-kurangny a setinggi 0,6
meter dari kade.”
Mengacu pada ketentuan-
ketentuan di atas maka jarak dan tinggi
kapal harus diperhatikan pemakaiannya,
mengingat infestasi tikus pada kapal dapat
terjadi lewat perantara tangga kapal.
Pembinaan perlu dilakukan pada saat
pengawasan rat guard dan proses
perpanjangan DEC dengan melakukan
sosialisasi terhadap crew kapal, pemilik
kapal, dan atau agen pelayaran dengan
tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan
dini terhadap penyebaran penyakit yang
dibawa oleh hewan perantara tikus.
C. Jala Barang di Kapal
Pada grafik 5.5 dapat diinformasikan
bahwa sebagian besar (90,82%) jala barang
pada kapal dalam kondisi baik. Kondisi baik
disini diartikan bahwa jala terpasang
dengan seharunya pada kapal, akan tetapi
jika kita melihat dari risiko kemungkinan
masuknya tikus ke dan dari kapal maka
kondisi ini berisiko tinggi. Mengingat karakter
tikus yang mempunyai kemampuan untuk
melompat dan memanjat. Akan tetapi hasil
ini dapat disebabkan karena pengawasan
jala kapal dilakukan pada siang hari,
sehingga jala kapal tidak diangkat dan
dilipat karena tidak adanya aktivitas di
kapal.
Menurut SK Direktur Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan pemukiman Nomor
: 423 Tahun 1983 tentang kewajiban tiap
kapal di pelabuhan dalam hal pencegahan
infestasi tikus pasal 3 menyatakan bahwa,
”Jala-jala pengaman barang harus
diangkat jika tidak dipergunakan terutama
pada malam hari.”
D. Penerangan Tangga Kapal
Berdasarkan grafik 5.6. terlihat bahwa
sebagian besar kapal (97,71%) memiliki
penerangan yang memadai pada tangga
kapal. Hal ini sesuai dengan SK Direktur
Jendral Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan pemukiman
Nomor : 423 Tahun 1983 tentang kewajiban
tiap kapal di pelabuhan dalam hal
pencegahan infestasi tikus pasal 2
menyatakan,”Pada tangga kapal
(gangway) diwaktu matahari terbenam
harus dipasang lampu yang cukup terang
48
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
dan tangga tersebut dinaikkan sekurang-
kurangny a setinggi 0,6 meter dari kade.”
1. Proporsi pengawasan rat guard pada
kapal yang sandar di Pelabuhan
Tanjung Priok belum intensif
2. Hasil pengawasan pemasangan rat
guard pada kapal yang sandar
berdasarkan bendera kapal di Wilayah
pelabuhan Tanjung Priok sebagian besar
berbendera luar negeri.
3. Hasil pengawasan pemasangan rat
guard di tali tambat haluan dan buritan
pada kapal di Wilayah Pelabuhan
Tanjung priok sebagian besar telah
memasang rat guard dalam kondisi
yang baik
4. Hasil Pengawasan pemasangan tinggi
tangga kapal dengan kade yang
sandar di Wilayah pelabuhan Tanjung
Priok sebagian besar berisiko terhadap
infestasi tikus di kapal.
5. Seluruh pengawasan terhadap jala
barang pada kapal yang sandar di
Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,
sebagian besar berisiko terhadap
infestasi tikus di kapal.
6. Hasil pengawasan penerangan pada
tangga kapal sebagian besar dalam
kondisi memadai
III. REKOMENDASI
1. Melihat pengawasan pemasangan rat
guard belum dilakukan secara insentif
atau masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan total
kedatangan kapal yang sandar di
Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok yaitu
sebesar 1,96%, hendaknya pengawasan
ini perlu ditingkatkan atau diintensifkan
untuk tahun 2007.
2. Pembinaan terhadap kapten ataupun
petugas jaga kapal harus lebih intensif
dilakukan bersamaan sewaktu
perpanjangan DEC, dengan harapan
dapat meminimalisir infestasi tikus dari
dan ke kapal dalam upaya cegah
tangkal karantina yaitu penyakit pes
yang ditularkan melalui hewan
perantara tikus.
3. Pembinaan terhadap agen
kapal/pemilik kapal juga perlu
dilakukan, mengingat pembelian
barang dikapal seperti rat guard
biasanya diatur oleh agen/pemilik
kapal.
4. Peningkatan kinerja petugas dalam
melakukan pengawasan rat guards
terhadap kapal-kapal yang bersandar
di pelabuhan Tanjung Priok.
49
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
Komputer adalah alat yang dipakai untuk
mengolah informasi menurut prosedur yang
telah dirumuskan. Kata computer semula
dipergunakan untuk menggambarkan
orang yang perkerjaannya melakukan
perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa
alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian
dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal
mulanya, pengolahan informasi hampir
eksklusif berhubungan dengan masalah
aritmatika, tetapi komputer modern dipakai
untuk banyak tugas yang tidak
berhubungan dengan matematika.
Dalam definisi seperti itu terdapat alat
seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik
mulai dari abakus dan seterusnya, sampai
semua komputer elektronik yang
kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok
untuk arti luas seperti "komputer" adalah
"pemroses informasi" atau "sistem pengolah
informasi."
Sekalipun demikian, definisi di atas
mencakup banyak alat khusus yang hanya
bisa memperhitungkan satu atau beberapa
fungsi. Ketika mempertimbangkan komputer
modern, sifat mereka yang paling penting
yang membedakan mereka dari alat
menghitung yang lebih awal ialah bahwa,
dengan pemrograman yang benar, semua
komputer dapat mengemulasi sifat apa pun
(meskipun barangkali dibatasi oleh
kapasitas penyimpanan dan kecepatan
yang berbeda), dan, memang dipercaya
bahwa mesin sekarang bisa meniru alat
perkomputeran yang akan kita ciptakan di
masa depan (meskipun niscaya lebih
lambat). Dalam suatu pengertian, batas
kemampuan ini adalah tes yang berguna
karena mengenali komputer "maksud
umum" dari alat maksud istimewa yang
lebih awal. Definisi dari "maksud umum" bisa
diformulasikan ke dalam syarat bahwa
suatu mesin harus dapat meniru Mesin
Turing universal. Mesin yang mendapat
definisi ini dikenal sebagai Turing-lengkap,
dan yang pertama mereka muncul pada
tahun 1940 di tengah kesibukan
perkembangan di seluruh dunia.
Pada sekitar 20 tahun terakhir, banyak alat
rumahtangga, khususnya termasuk panel
dari permainan video tetapi juga
mencakup telepon genggam, perekam
kaset video, PDA dan banyak sekali dalam
rumahtangga, industri, otomotif, dan alat
elektronik lain, semua berisi sirkuit elektronik
yang seperti komputer yang memenuhi
syarat Turing-lengkap di atas (dengan
catatan bahwa program dari alat ini
seringkali dibuat secara langsung di dalam
chip ROM yang akan perlu diganti untuk
mengubah program mesin). Komputer
MENGENAL KOMPUTER Oleh : Syaflovida
50
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No. 4 TAHUN 2006
maksud khusus lainnya secara umum
dikenal sebagai "mikrokontroler" atau
"komputer benam" (embedded computer).
Oleh karena itu, banyak yang membatasi
definisi komputer kepada alat yang maksud
pokoknya adalah pengolahan informasi,
daripada menjadi bagian dari sistem yang
lebih besar seperti telepon, oven
mikrowave, atau pesawat terbang, dan
bisa diubah untuk berbagai maksud oleh
pemakai tanpa modifikasi fisik. Komputer
kerangka utama, minikomputer, dan
komputer pribadi (PC) adalah macam
utama komputer yang mendapat definisi ini.
Akhirnya, banyak orang yang tak akrab
dengan bentuk komputer lain memakai
istilah ini secara eksklusif untuk menunjuk
kepada komputer pribadi (PC).
KOMPUTER UNTUK PEKERJA
Dalam pekerjaan pada dewasa ini
penggunaan komputer sangat penting
artinya, bagaikan makan tanpa ikan dan
garam. Sesuatu pekerjaan tidak akan
selesai pada waktunya semua berjalan
mundur lagi ke jaman batu semua
mengunakan alat yang kasar. Namun
apakah semua pandangan ini akan
diterima bagi yang tidak mengenalnya
apalagi yang tidak bisa menggunakannya.
Masih banyak orang yang beranggapan
bahwa komputer adalah alat yang sulit
digunakan dan merupakan barang mahal.
Mari kita telusuri bahwa mungkin komputer
tidak berarti bagi suatu pekerjaan yang
kasar seperti mencangkul dan memang
komputer bukan untuk alat tersebut. Akan
tetapi digunakan untuk menulis,
memasukan kalimat, data dan
menyimpananya yang kemudian
mencetaknya. Sangatlah berpikiran sempit
jika Anda yang tidak mau belajar
menggunakan komputer, kini saatnya anda
maju kedepan menyiapan masa depan
putra – putri anda dengan sedikit tahu
tentang komputer tapi bisa
menggunakannya. Buanglah rasa malu
untuk belajar dan jagan takut merusak
computer jika anda menggunakannya
(terutama jika dikantor) karena komputer
anda tidak akan rusak secara fisik akan
tetapi yang terkena adalah programnya
overload.
Untuk belajar komputer untuk cepat bisa
yang harus diingat adalah :
1. Jangan malu untuk bertanya pada
orang telah bisa menggunakan
komputer
2. Jangan takut merusak komputer jika
menggunakannya
3. Belajar otodidak / coba-coba sendiri di
komputer
4. Jika terjadi masalah teknis dengan
computer anda panggil user/teknisi
yang professional
5. Selalu mengikuti informasi tentang
komputer di media masa
Sumber :
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia 51