buletin apa kabar - ppi dunia edisi 6 / 2016

80
Edisi 6 Buletin PPI Dunia I April 2016 APA KABAR Perempuan di PPI Dunia Srikandi Indonesia Gelar Promosi Budaya di Rusia I Permias Arizona Buka Kelas Bahasa Indonesia I Banjir Melumpuhkan Kegiatan Belajar-Mengajar di Kampus Tetouan I Desainer Muda Indonesia Tampilkan Tenun Suku Badui di Tunisia I Menelusuri Sejarah Gua Ashabul Kahfi di Amman, Yordania I Trend Soya dan Kanker Payudara I Konser Karnaval, Orchestra HAYDN Tampil Beda di Italy I Melirik Tradisi Unik Perayaan Masyakat Lebanon I Dni Indonezyjskie, Hari Indonesia di Poznan, Polandia I Pelajar Indonesia Ciptakan Aplikasi Halal di Taiwan I Nasi Goreng dan Bakwan laris manis di Hongaria I Dzien Indonezji, Pagelaran Seni dan Budaya di Kraków, Polandia Ketua Perempuan PPI Negara

Upload: ppi-dunia

Post on 27-Jul-2016

267 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Edisi 6 Buletin PPI Dunia I April 2016

APA KABAR

Perempuan di

PPI Dunia

Srikandi Indonesia Gelar Promosi Budaya di Rusia I Permias Arizona Buka Kelas Bahasa Indonesia I Banjir Melumpuhkan Kegiatan Belajar-Mengajar di Kampus Tetouan I Desainer Muda Indonesia Tampilkan Tenun Suku Badui di Tunisia I Menelusuri Sejarah Gua Ashabul Kahfi di Amman, Yordania I Trend Soya dan Kanker Payudara I Konser Karnaval, Orchestra HAYDN Tampil Beda di Italy I Melirik Tradisi Unik Perayaan Masyakat Lebanon I Dni Indonezyjskie, Hari Indonesia di Poznan, Polandia I Pelajar Indonesia Ciptakan Aplikasi Halal di Taiwan I Nasi Goreng dan Bakwan laris manis di Hongaria I Dzien Indonezji, Pagelaran Seni dan Budaya di Kraków, Polandia

Ketua Perempuan PPI Negara

Page 2: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Halo! Bertemu Kami..Dewan Redaksi APA KABAR 2015 - 16

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 2 I

PelindungSteven GunturPERMIRA Rusia

“Setelah kita meninggal, yang tersisa dari kita hanyalah tulisan”. Kalimat yang ditinggalkan Profesor Steven inilah yang selalu menjadi moti-vasinya untuk menulis dan meneliti, dan Steven-berharap Buletin Apa Kabar ini dapat menjadi sarana dan tempat maha-siswa Indonesia di Dunia berkarya lewat goresan pena dan gambar. Selain itu, Steven selalu berusaha memastikan agar setiap suara mahasiswa Indonesia dimana-pun mereka berada selalu kedengaran, apakah itu di kota kecil di Srilanka, ataupun di daratan es di Siberia sampai pada padang gurun di Sudan. Oleh karena itu, bersuaralah mahasiswa Indone-sia! Biarkan dunia tahu bahwa kita ada dan bera-da. Steven saat ini menjabat sebagai Koordinator PPI Dunia.Dalam kesehariannya, Steven adalah seorang dokter yang sedang mengambil kuliah spesialis Pediatric Oncology di Saint Peterburg State Pedi-atric Medical Academy Russia.

Sekretaris RedaksiVincentia Maudy

PPI Singapore

Menjadi seorang entrepreneur yang juga dapat mengedepankan pemberdayaan wanita Indone-sia adalah mimpi yang menjadi aspirasi Maudy ke depan. Saat ini Maudy tengah mengambil pendi-dikan Bachelor of Science (Hons) in Management with Marketing melalui distance programden-gan University of London di Singapura. Selain tergabung di biro pers PPI Dunia, Maudy juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris-Jenderal PPI Singapura dan mengawasi jalannya proker-pro-ker besar PPI Singapura seperti IndofestSG 2016, Liga PPIS, dan PPIS Back to School.Bergabung dengan biro pers merupakan hal yang Maudy inginkan semenjak melihat aktifn-ya dan cepatnya media berjalan saat pagelaran Simposium Internasional PPI Dunia 2015 lalu. Berada di posisi biro pers PPI Dunia, terutama menjadi sekretaris buletin dan kawasan Asia-Os-eania ini, merupakan posisi yang tidak mudah dan penuh tantangan, namun pengalamannya sangat bermanfaat dan membangun. Selain itu, Maudy percaya bahwa setiap tindakan kecil, seperti menyetir jalannya ko-munikasi di dalam PPI Dunia, ada-lah tindakan yang murni sifatnya untuk kontribusi kembali ke tanah air, oleh pelajar luar negeri.

Pimpinan RedaksiDewi anggrayni

PPI Malaysia

Dewi anggrayni adalah pelajar Phd Media di Nasional of Universty UKM Malaysia. Bagi Dewi memberikan kemudahan kepada orang lain adalah sebuah keharusan. Tahun kedua diberi amanah di PPI dunia menjadikan Dewi semakin paham kekayaan anak bangsa yg begitu berag-am dari segi intelektual di 48 negara anggota PPI. Menampung berbagai informa-si pelajar Indonesia di luar nega-ra, menulis dan merangkumnya menjadi sebuah berita yg dikemas menarik adalah menjadi bagian penting untuk diketahui dunia. Den-gan demikian merah putih akan menjadi semakin besar taringnya di luar negara. Ketika mereka menjadi bintang di luar negara dengan prestasi akademiknya pada saat yg sama Indonesia memi-liki aset yg berharga utk membangun negaranya menjadi lebih besar lagi. Kerja-kerja publikasi yg dilakukan tidak lebih kepada kecintaan akan In-donesia. Pelajar Indonesia di luar negara adalah pelajar terbaik dan pilihan untuk menjadikan In-donesia lebih besar lagi prestasinya di mata dun-ia pada masa yang akan datang. Atas dasar ini siapa pun yg terpilih memegang amanah di biro pers PPI dunia mewakili negara tempat ia belajar haruslah dijalankan dengan sebaik mungkin. Dan ini adalah mutlak.

Page 3: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Halo! Bertemu Kami..Dewan Redaksi APA KABAR 2015 - 16

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 3 I

Grafis DesainerIntan IraniPPI Italia

Intan Irani adalah seorang Arsitek yang sudah 8 taun menjalani profesinya dan sekarang sedang mengambil kuliah Master of Architecture Engi-neering di Italy. Bergabung dengan biro pers menjadi daya tarik tersendiri bagi Intan, untuk dapat menjalankan profesi lintas bidang, yaitu menjadi Desainer Grafis sekaligus mengenal dunia berita pelajar In-donesia. Bagi Intan menjadi bagian pent-ing dari biro pers PPI Dunia adalah sebuah tantangan untuk memban-gun kerja tim, demi menghasilkan berita satu kesatuan yang dihara-pkan dapat menjadi muka pelajar Indonesia di seluruh dunia. Selain bergabung di biro pers PPI Dunia, Intan adalah Ketua PPI Italia. Intan juga adalah seorang volunteer untuk Hab-itat for Humanity cabang Indonesia, tergabung dalam tim desainer untuk rumah layak huni.

Sekretaris RedaksiVincentia Maudy

PPI Singapore

Menjadi seorang entrepreneur yang juga dapat mengedepankan pemberdayaan wanita Indone-sia adalah mimpi yang menjadi aspirasi Maudy ke depan. Saat ini Maudy tengah mengambil pendi-dikan Bachelor of Science (Hons) in Management with Marketing melalui distance programden-gan University of London di Singapura. Selain tergabung di biro pers PPI Dunia, Maudy juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris-Jenderal PPI Singapura dan mengawasi jalannya proker-pro-ker besar PPI Singapura seperti IndofestSG 2016, Liga PPIS, dan PPIS Back to School.Bergabung dengan biro pers merupakan hal yang Maudy inginkan semenjak melihat aktifn-ya dan cepatnya media berjalan saat pagelaran Simposium Internasional PPI Dunia 2015 lalu. Berada di posisi biro pers PPI Dunia, terutama menjadi sekretaris buletin dan kawasan Asia-Os-eania ini, merupakan posisi yang tidak mudah dan penuh tantangan, namun pengalamannya sangat bermanfaat dan membangun. Selain itu, Maudy percaya bahwa setiap tindakan kecil, seperti menyetir jalannya ko-munikasi di dalam PPI Dunia, ada-lah tindakan yang murni sifatnya untuk kontribusi kembali ke tanah air, oleh pelajar luar negeri.

Web MasterRendy Tan

PPI Tiongkok

Biro pers PPI Dunia merupakan jantung PPI Dun-ia, disitulah berita-berita dari segala mancaneg-ara dikumpulkan dan disampaikan ke publik. Sebagai seorang mahasiswa yang ingin aktif berkontribusi, tentunya partisipasi dalam biro pers bukanlah sebuah pilihan melainkan kes-empatan yang tak boleh dilewatkan. Lewat biro pers lah Rendy ingin membantu menjem-batani hubungan antar mahasiswa Indonesia dimanapun mereka bera-da. Karena sejauh apapun kita per-gi, Indonesia tetap satu.

Page 4: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Redaktur PelaksanaAsia - OseaniaJunaida Astina

PPI Thailand

Junaida Astina, atau yang akrab dipanggil Jun-da, saat ini sedang melanjutkan pendidikannya di Chulalongkorn University, Thailand. Kecinta-annya terhadap makanan dan kepeduliannya terhadap gizi masyarakat, membuat ia semakin semangat untuk memperdalam ilmu gizi dan di-etetik yang telah dipilihnya semenjak S1. Junda juga aktif di kepengurusan Permitha (PPI Thai-land) pada periode 2015-2016 sebagai sekretari II Permitha. Hal tersebut yang mengantarkan Junda mengenal lebih jauh tentang PPI Dunia.Junda mewakili Permitha dalam Simposium Inter-nasional PPI Dunia 2015 di Singapura. Semen-jak saat itu, ia ingin PPI Thailand lebih eksis lagi dalam berkontribusi untuk PPI Dunia sehingga ia memutuskan untuk bergabung di Biro Pers PPI Dunia. Ternyata setelah masuk ke Biro Pers PPI Dunia, banyak hal positif yang didapat. Ia mendapat banyak pengetahuan baru mengenai jurnalistik yang sama sekali belum pernah dike-nalnya sebelumnya. Selain itu di Biro Pers PPI Dunia, kita juga bisa kenal den-gan banyak teman perwakilan PPI dari seluruh dunia.

Dewan RedaksiArindita Raldiutami Koestoer

PPI Perancis

Arindita R. Koestoer (Rinta) yang lahir di Med-an, 16 Februari 1988 merupakan penyuka ma-sakan Italia dan Jepang. Rinta adalah mahasiswi S2 jurusan Sosiologi di Université Paris 7 - Paris Diderot, Prancis yang bergabung di Biro Pers PPI Dunia sejak September 2015. Dengan bergabung di Biro Pers PPI Dunia, Rinta berharap dapat menjadi pen-yambung informasi dan komunika-si masyarakat khususnya di kalan-gan Pelajar Indonesia di seluruh dunia, melalui pengolahan dan penyajian berita yang berkualitas dan bertanggungjawab.

Redaktur PelaksanaTimur tengah - Afrika

Muammar KadafiPPI Tunisia

Muammar Kadafi, mahasiswa pasca sarjana di Universitas Zaitunah Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Dunia tulis menulis sangat Dafi sukai karna dengan itu Dafi yakin bisa menghilangkan rasa jenuh. Kegemaran ini semakin terfokuskan ke da-lam bentuk yang berbeda ketika saya bergabung di Biro Pers PPI Dunia sejak kepengurusan peri-ode 2014-2015, dari yang hanya menulis untuk kepentingan pribadi semata beralih kepada cara penulisan berita yang sangat membutuhkan nilai-nilai kejujuran di dalamnya.Saat ini Dafi dipercaya untuk menjadi Koordi-nator Biro Pers PPI Dunia untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika (13 PPI Negara) periode 2015-2016. Merupakan kebahagiaan tersendiri dapat berkontribusi untuk PPI Dunia dalam Biro Pers nya, menampung semua berita yang berkem-bang di dalam kawasan ini membuat wawasan Dafu semakin luas dan juga mendapatkan berita ter-update langsung dari ketua PPI yang ada di negara tersebut serta mempublish nya merupa-kan kesenangan tersendiri bagi Dafi.Oleh karna itu, bergabungnya Dafi di dalam biro pers ini bukan hanya menambah wawasan baik itu da-lam penulisannya atau pun mema-hami berita yang beredar di luar akan tetapi belajar memahami bah-wasanya kita hidup di dalam dunia yang luas dengan kesempitannya.

Halo! Bertemu Kami..Dewan Redaksi APA KABAR 2015 - 16

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 4 I

Page 5: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Dewan RedaksiMaryam Hakim

PPI Jordania

Maryam Hakim adalah pelajar di Selat Institute dan Jamiyah Muhafazah ala Quranil Karim, Am-man, Jordan. Maryam percaya kekuatan me-dia dapat menembus ribuan kepa-la. Kecintaan pada aksara sudah muncul sejak Maryam bisa membaca, sempat terekspresikan dengan menjadi contributor di beberapa website dan kembali terasah dengan bergabung bersama Biro Pers PPI Dunia sebagai perwakilan dari HPMI Jordan. Berada di Biro Pers PPI Dunia mengajarkan Maryam untuk selalu siap memperluas wawasan, berpikr kreatif dan terus mengembangkan po-tensi. Menyenangkan sekali ketika Maryam bisa mengenal banyak teman yang berkualitas dari berbagai Negara, memasuki dunia jurnalistik, bahkan menghasilkan karya yang bisa dinikmati banyak orang.

Redaktur PelaksanaAsia - OseaniaJunaida Astina

PPI Thailand

Junaida Astina, atau yang akrab dipanggil Jun-da, saat ini sedang melanjutkan pendidikannya di Chulalongkorn University, Thailand. Kecinta-annya terhadap makanan dan kepeduliannya terhadap gizi masyarakat, membuat ia semakin semangat untuk memperdalam ilmu gizi dan di-etetik yang telah dipilihnya semenjak S1. Junda juga aktif di kepengurusan Permitha (PPI Thai-land) pada periode 2015-2016 sebagai sekretari II Permitha. Hal tersebut yang mengantarkan Junda mengenal lebih jauh tentang PPI Dunia.Junda mewakili Permitha dalam Simposium Inter-nasional PPI Dunia 2015 di Singapura. Semen-jak saat itu, ia ingin PPI Thailand lebih eksis lagi dalam berkontribusi untuk PPI Dunia sehingga ia memutuskan untuk bergabung di Biro Pers PPI Dunia. Ternyata setelah masuk ke Biro Pers PPI Dunia, banyak hal positif yang didapat. Ia mendapat banyak pengetahuan baru mengenai jurnalistik yang sama sekali belum pernah dike-nalnya sebelumnya. Selain itu di Biro Pers PPI Dunia, kita juga bisa kenal den-gan banyak teman perwakilan PPI dari seluruh dunia.

Dewan RedaksiPratiwi

PPI Polandia

Pratiwi Widya Wahyuni yang lahir di Surabaya, 19 April 1988 adalah mahasiswi di University of Lodz Polandia yang bergabung di Biro Pers PPI Dunia sejak September 2015. Biro Pers PPI Dunia merupakan jem-batan penghubung PPI Polandia ke dunia. Banyak sekali informasi yang Pratiwi dapatkan sejak aktif menjadi perwakilan PPI Polandia untuk Biro Pers PPI Dunia. Bergabung di Biro Pers PPI Dunia karena Pratiwi ingin mem-perkenalkan PPI Polandia ke dunia. Pelajar Indo-nesia yang berkuliah di Polandia masih sangat sedikit, jadi Pratiwi berharap kontribusi saya di Biro Pers PPI Dunia dapat membuat banyak pe-lajar tertarik untuk belajar di Polandia. Selain itu Pratiwi juga ingin memajukan PPI Polandia yang baru terbentuk pada tahun 2015 lalu. PPI kami masih muda, sehingga kami perlu banyak ma-sukan dan kerja sama dari teman-teman PPI di seluruh dunia. Dengan banyaknya teman dari PPI, maka Pratiwi berharap mendapatkan infor-masi yang berguna bagi kemajuan PPI Polandia di segala bidang.

Halo! Bertemu Kami..Dewan Redaksi APA KABAR 2015 - 16

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 5 I

Page 6: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 6 I

Pada tahun 1997, ada seorang wanita harus berjalan kaki sembilan jam di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat untuk menerangi dua dusun yang belum berlistrik. Wanita tersebut melihat bagaimana gelapnya kehidupan masyarakat di desa-desa, padahal mereka mempunyai sumber air yang melimpah. Wanita tersebut berusaha mencari akal dari ilmu yang dia miliki dan dengan segala keterbatasan, menghasilkan tenaga lisrik mikrohidro. Dengan implementasi listrik mikrohidronya, ia telah meneran-gi 65 dusun dengan harapan masyarakat disana menjadi berdaya secara ekonomi sehingga mampu mengenali peradaban dan membangun peradaban lainnya. Wanita tersebut adalah Tri Mumpuni Wiyatno, seorang Kartini modern yang menerangi kege-lapan di Abad 21.

Saya yakin sekali di Indonesia masih banyak wanita lainnya yang mewarisi keberanian Ibu Kartini dalam mendobrak belenggu yang selalu ada. Namun, di sisi lain juga masih banyak wanita yang enggan, bahkan takut, untuk menunjukkan diri dan bersuara di era kemajuan teknologi saat ini.

Dalam penelitiannya di bidang ‘Revolutionary Psychology’, Prof. Simon Baron-Cohen, seorang psikopatolog dari University of Cambridge, menemukan bahwa otak pria cend-erung ‘sistematis’ dalam mengambil keputusan - berpikir akan aturan yang melandasi suatu keputusan. Di sisi lain, otak wanita cenderung ‘empatis’ - berpikir akan efek keputusan tersebut bagi manusia lain, baik secara emosi maupun pikiran. Tidak lama ini dalam World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss, Justin Trudeau PM Kanada yang terkenal dengan kabinet dimana menterinya terbagi rata, 50% wanita dan 50% pria, mengajak seluruh manusia di dunia untuk merangkul feminisme dalam pencapaian keputusan yang lebih baik di dunia politik dan bisnis. Hal ini kemudian mengingatkan saya pada sebuah observasi sosial Marissa Haque, bahwa Rp 100.000 di tangan seorang ayah akan berbeda nilainya dengan Rp 100.000 di tangan seorang Ibu. Si Ayah mungkin akan pulang dengan sebungkus rokok, kopi dan kebutuhan dia lainnya. Sedangkan si Ibu mungkin akan pulang dengan susu dan kebutuhan untuk anak-anaknya.

Pada edisi April 2016 kali ini, PPI Dunia menghadirkan Buletin APA KABAR dengan tema “Feminisme”, dengan harapan agar wanita Indonesia dimanapun berada dapat berkarya semaksimal mungkin tanpa adanya diskriminasi ‘gender’. Di PPI Dunia sendiri yang tersebar dalam 48 negara saat ini, 10 Ketua PPI Negaranya adalah wanita yang berani mengambil tanggung jawab dan amanah dalam menggerakkan mahasiswa Indonesia di negara studi mereka saat ini.

Buletin Apa Kabar kali ini kami persembahkan untuk seluruh wanita Indo-nesia dimanapun kalian berada. Kami berharap agar kelak, akan lebih banyak lagi wanita yang berdiri, menerangi dunia dimanapun mereka berada, seperti Ibu Tri Mumpuni, seperti Ibu kita Kartini.

Karena tanpa kalian, dunia ini gersang, seperti padang pasir tanpa oase.Karena tanpa kalian, hidup ini kosong, seperti lautan tanpa ikan.

Selamat membaca!

Steven Guntur,Koordinator PPI Dunia 2015/2016Ketua PERMIRA (PPI Rusia) 2015/2016Seorang Feminis.

Kata Sambutan

Page 7: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 7 I

Daftar Isi :

2 - 5 Susunan Dewan Redaksi Periode 2015 - 2016

6 Kata Sambutan Koordinator PPI Dunia

8 - 19 Lintas Peristiwa

21 - 22 Fashion

23 - 27 Travel

30 - 32 Kesehatan

35 - 42 Seni dan Olahraga

43 - 53 Sains

54- 58 Kuliner

59 - 62 PPI dan KBRI

63 - 80 Galeri Foto

Page 8: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 8 I

LINTASPERISTIWA

Srikandi Indonesia Gelar Promosi Budaya di RusiaOleh : Wanda Umagapi

Page 9: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 9 I

Srikandi Indonesia Gelar Promosi Budaya di RusiaOleh : Wanda Umagapi

Foto by Wanda

Page 10: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 10 I

Liputan Moscow, Maret 2016 lalu Department of Social Psychologi National Research University Higher School of Economics Moscow Russia suk-ses menyelenggarakan day of cultures. Indonesia, Rusia, dan Ghana terlibat dalam kegiatan ini untuk memperkenalkan kebudayaan dari masing-masing negara.

Regina dan Wanda mendapat kesempatan untuk memperkenalkan Indonesia melalui slide dan vidio kepada tamu undangan.Secara tidak langsung dua wanita ini menjadi duta untuk Indonesia untuk mem-perkenalkan kekayaan budaya Indonesia.

Regina Navira Pratiwi salah seorang pelajar Indo-nesia di University Higher School of Economics Moscow Rusia tampil dengan memperkenalkan sejumlah daerah yang ada di Indonesia lengkap dengan tradisi dan kebudayaannya.

Selain Bali yang sudah popular di dunia. Regina juga memperkenalkan D.I. Yogyakarta lengkap dengan sejumlah sejarah yang ada seperti Can-di Borobudur, kediaman Sultan dan tentunya Malioboro yang dikenal sebagai tempat belanja murahnya.

Page 11: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 11 I

“Kami juga memperkenalkan pesona raja ampat se-bagai tempat favorit destinasi masyarakat Indonesia ataupun turis asing dengan keindahan lautnya yang sangat mempesona, hari itu memang Indonesia men-jadi favorit semua tamu yang hadir,” jelas Regina. Negara lain yang ikut andil bagian dalam acara ini adalah Ghana dan Rusia. Masing-masing perwakilan negara menggunakan baju traditional negaranya untuk memperkenalkan budaya negara yang sangat beragam.

Srikandi Indonesia yang menjadi duta hari itu juga sengaja tampil dengan dress batiknya yang terso-

hor. Dan Regina hari itu tampil mengenakan setelan kebayanya yang spontan mengundang semua mata tertuju kepadanya.

Decak kagum pengunjung dari beberapa perwakilan negara yang hadir ditujukan kepada busana yang dikenakan Regina. Stelan kebaya yang cantik san-gat pantas untuk menjadi baju tradisional Indonesia. Kebaya juga menggambarkan budaya orang Indo-nesia yang ramah. Hal tersebut disampaikan Brenda Enablu salah seorang pelajar Asal Gnana.

Brenda juga mengakui keindahan alam Indonesia

Foto by Wanda

Page 12: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

dengan pantainya yang alami. Demikian juga den-gan etnik grup yang beragam. Di dunia menurut-nya hanya Indonesia saja yang memiliki kekayaan etnik tersebut. ”Bagaimana pemerintah Indonesia bisa mengen-dalikan jumlah penduduk yang begitu banyak dan pulau-pulau yang berjumlah ribuan? Hal itu mem-buat saya sangat terkesan, Indonesia sangat kaya dari segala hal, baik alam dan juga kebudayaan,” ungkap Brenda.

Makanan traditional Indonesia turut diperkenal-kan kepada mahasiswa-mahasiwa dari negara lain dalam acara ini. Pujian Brenda dan tamu undangan lainnya untuk makanan Indonesia sangat menge-sankan.

PPI Rusia memang sengaja menyediakan beberapa makanan khas Indonesia yang tentunya sangat familiar di tanah air, seperti tahu isi, pisang goreng, dan pastel tutup. Menurut Regina, dari sejumlah jenis makanan ringan Indonesia yang disajikan kepada pengunjung pisang goreng mendapat ke-san favorit. Menjadi pengalaman pertama kali bagi pengunjung menikmati pisang yang diolah dengan tepung dan di goreng kering.

“Kebanyakan mahasiswa dari Amerika Latin menyu-kai pisang goreng, sedangkan mahasiwa dari Afrika menyukai tahu isi karena rasanya yang enak dan campuran sayurnya yang beragam,” jelas Regina lebih lanjut.

Pada akhir acara panitia memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk flashmob. Dalam kesempa-tan tersebut Regina mengajarkan tarian poco-poco yang berasal dari daerah timur Indonesia ini kepa-da tamu undangan.

“Saat suara musik poco-poco dialunkan, semua mata memandang ke arah kami, mungkin karena musik poco-poco terdengar seperti musik party pada umumnya. Dimulai dengan beberapa gerakan dasar pada awal lagu, setelah itu hampir semua orang di acara ini mengikuti gerakan poco-poco. Hal yang sangat menarik adalah mereka sangat cepat menguasai tarian poco-poco,” Ungkap Regina.Acara ini memang sangat memberikan kesan bagi tamu yang hadir, sehingga duta Indonesia saat itu berhasil mendominasi acara, mulai dari makanan kebudayaan hingga tarian khas “poco-poco”.

“ Ada rasa bangga saat kami dapat diterima dengan

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 12 I

Page 13: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 13 I

baik oleh Rusia dan juga negara lainnya dalam acara day of cultures ini. Semua isi ruangan saat itu memberikan code untuk acara ini dengan “Indonesian teach all students how to dance po-co-poco”, “ ungkap Regina.Hassan Yahia salah seorang pelajar asal Maroko sangat menikmati acara hari kebudayaan yang diselenggarakan oleh department psikologi sosial.Ia sangat senang dapat kesempatan untuk ber-temu orang baru dari negara-negara yang berbe-da.“ Yang sangat berkesana adalah part menari, dan mencicipi makanan traditional mereka. Semua orang juga ikut menari tarian traditional Indo-nesia, dua wanita asal wanita mengajarkan kita tarian khas ini dengan sangat baik dan cepat. Semakin banyak informasi tetang Indonesia saya dapatkan semakin tidak sabar menunggu waktu agar dapat segera berkunjung ke Indonesia di musim panas ini,”ujar Hassan Yahia

Olga, salah satu Professor jurusan psikologi, memiliki pendapat yang sangat bagus untuk Indonesia. Setelah melihat presentasi dan video tentang Indonesia, Ia mengaku sangat ingin hid-up di Indonesia.

“Saya semakin yakin untuk pindah ke Indone-sia terutama Bali karena selalu bisa merasakan musim panas dan itu merupakan hal yang sangat membahagiakan untuk orang Rusia yang domi-nan dengan cuaca yang dingin setiap tahunnya,” Ungkap Olga.

Keanekaraganan budaya Indonesia menjadi fak-tor penting daya tarik wisatawan untuk ke Indo-nesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga dan tetap mempertah-ankan budaya kita karena identitas negara Indo-nesia berada di tangan kita. Tetaplah memper-tahankan warisan budaya leuhur kita agar citra negara Indonesia yang harmonis selalu diingat semua orang.

Foto by Wanda

Page 14: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 14 I

Foto by Wanda

Page 15: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Permias Arizona Buka Kelas Bahasa IndonesiaLiputan Arizona, Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat Cabang Arizona (PERMIAS UA) membuka kelas bahasa Indonesia. Kelas bahasa ini wujud dan melibatkan pelajar Indonesia yang belajar di Arizona University sebagai tenaga pen-gajar sukarela. Yamin sebagai pengasuh Indonesian Club men-jelaskan, kegiatan ini wujud sebagai upaya men-jaga jati diri anak-anak keturunan Indonesia yang berdomisili di Arizona.

Yamin yang merupakan ketua Indonesian Students Association at the University of Arizona (PERMIAS

UA), dan juga sebagai pengasuh Indonesian Club menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya menjaga jati diri anak-anak keturunan Indonesia yang ber-domisili di Arizona.

Yamin yang saat ini sedang mengambil program Master di Arizona University mengatakan bahwa mereka akan mengagendakan kelas bahasa sebagai program kerja tahunan Permias UA yang berkelan-jutan.

“Kebanyakan dari anak-anak ini tidak bisa berbaha-sa Inonesia, dan bahkan beberapa belum mengenal negara Indonesia sama sekali. Selain menggiatkan lagi bahasa ibu kepada anak-anak Indonesia disini, kelas bahasa juga menjadi moment untuk mem-perkuat silaturahmi antara para keluarga dan maha-siswa Indonesia di Arizona,” jelas Yamin.

Pengajaran Bahasa Indonesia ditujukan kepada anak-anak usia 3 hingga15 tahun. Sebanyak 15 orang anak terdaftar dalam kelas pertama minggu kedua Meret 2016 lalu. Sebagian dari mereka ada yang diajarkan materi bahasa sesuai modul yang

Foto by Amelia

Foto by Wanda

Page 16: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

telah diberikan, dan sebagain anak ada juga yang belajar dari dasar mulai dengan pengenalan alfabet bahasa.

“ Kegiatan ini murni sebagai bentuk partisipasi pelajar Indonesia di wilayah Arizona, dengan rasa nasionalisme yang sangat tinggi sebagai mahasiswa Indonesia tentunya upaya ini adalah sebuah usaha menjaga nilai-nilai kebangsaan khususnya dalam menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa bangsa kita,” ungkap Yamin

Seluruh kegiatan Indonesian Club ini tidak dike-nakan biaya bagi peserta yang terlibat. Fatimah Zaki salah seorang staf pengajar kelas bahasa merasakan antusias orang tua dengan kegiatan ini, bahkan ada yang rela berkendara bermil-mil untuk dapat mengi-kuti kelas bahasa ini.

“ Suport ditunjukkan orang tua dengan menye-diakan konsumsi sukarela berupa makanan dan

minuman yang disantab bersama usai kelas baha-sa berlangsung, secara tidak langsung kegiatan ini menjadi ajang silahturahmi keturunan Indonesia di Arizona,” jelas Fatimah.

Hal serupa juga disampaikan Wendi Mogul yang mengaku senang ketika kedua anak mendapat kesempatan untuk mengasah kembali kemampuan bahasa mereka untuk bicara dan mengerti bahasa ibunya.

Page 17: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Kemampuan bahasa adalah salah satu cara efek-tif untuk dapat mengenal kebudayaan Indonesia. Walau bagaimana mereka adalah anak Indonesia, diharapkan dengan belajar bersama teman sebaya akan meningkatkan motivasi anak-anak untuk bela-jar bahasa Indoensia.

“Waktu kecil, mereka sebetulnya lumayan lancar. Tapi disekolah mereka komunikasi bahasa Ingris, lama-lama jadi luntur bahasanya. Trimakasih untuk teman-teman Permias, saya kasih sepuluh jempol bahakan 100 jempol untuk semangat dan kebaikan teman-teman Permias untuk menyelenggarakan kelas ini,” Ungkap Wendi suka cita.

Kegiatan yang berlangsung setiap dua minggu sekali ini berlangsung di sekitar kampus the Univer-sity of Arizona. Hal ini dilakukan karena Permias UA adalah salah satu lembaga yang resmi di Kampus the University of Arizona, dan segala kegiatan Per-mias akan ter-recognize oleh pihak kampus.( Dw)

Foto by Amelia

Page 18: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Banjir Melumpuh-kan Kegiatan Belajar-Mengajar di Kampus TetouanOleh : Muammar Kadafi

Tetouan - Menjelang pergantian musim dari musim dingin menuju semi, curah hujan hampir semua wilayah Maroko mengalami peningkatan. Peringatan tentang perubahan cuaca yang ek-strim ini sudah disiarkan melalui saluran-saluran TV lokal terhitung mulai tanggal 27 Februari 2016 kemarin.

Sejumlah pelajar Indonesia di Maroko membenar-kan akan tingginya curah hujan semenjak perten-gahan Februari lalu. Beberapa daerah di Maroko diguyur hujan hampir setiap hari, terutama di wilayah pegunungan Atlas, Rif, dan daerah Utara Maroko, meliputi Tangier, Chefchouan dan Tetouan. Fadhlurrahman Armi salah seorang pelajar master asal Indonesia yang kuliah di Universitas Abdel-malek Essa’adi menjelaskan, daerah pegunungan tinggi disekitar Tetouan sempat tertutup salju yang tebal. Menurutnya, penghujung musim dingin

curah hujan mengalami peningkatan cukup tinggi, bahkan pada pertengan Februari lalu beberapa kali hujan es sempat turun di wilayah Tetouan. Dampak signifikan akibat tingginya curah hujan mulai terjadi, banjir mulai menggenangi beberapa daerah dataran rendah yang dilewati oleh aliran sungai. Termasuk di antaranya Universitas Abdel-malek Essa’adi, yang menjadi basis perkuliahan mahasiswa asing di Tetouan.

Semenjak tanggal 21 Februari 2016, fakultas Ushuluddin tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa. Genangan air terlihat menggenangi hampir seluruh kelas yang ada. Banjir ini menga-kibatkan aktivitas belajar mengajar lumpuh untuk sementara.

Pelajar asing dari Asia seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand yang mengambil studi di kampus tersebut terpaksa harus menunggu kondisi yang kondusif untuk dapat memulai lagi aktifitas bela-jar mengajar.

“Alhamdulillahnya banjirnya terjadi setelah ujian semester selesai, tapi akibat banjir ini perkuliahan semester genap terpaksa dimundurkan,” Ungkap Fadhlurrahman Armi lebih lanjut.

Banjir yang melumpuhkan sebagian fakultas di Universitas Abdelmalek Essa’adi ini diduga akibat

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 18 I

Foto by PPI Maroko

Page 19: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

saluran air kampus yang tidak berfungsi dengan baik. Dugaan lainnya diperkirakan karena letak ban-gunan kampus yang berada di dataran rendah. Terkait masalah banjir ini, Prof. DR. Muhammad At Timsamani Dekan fakultas Ushuluddin turun ke lapangan dan melihat kondisi genangan air secara langsung setelah laporan kejadian.

“Pihak Universitas bergerak cepat dengan menger-ahkan satuan yang bertugas untuk menanggulangi genangan air, beberapa pompa air digunakan untuk membuang genangan air ke aliran sungai. Hara-pannya agar semester genap tidak tertunda lama karena musibah banjir ini,” jelas Dekan.Dalam kurun waktu kurang dari sepekan kondisi kampus mulai menormal kembali Menjelang akhir Februari, banjir yang menggenangi wilayah Univer-sitas Abdelmalek Essa’adi surut.

Dekan fakultas Ushuluddin juga telah mengadakan rapat internal pada tanggal 10 Maret 2016 lalu. Pihaknya berupaya mencari solusi terkait endapan curah hujan yang menggenangi wilayah kampus sehingga menunda aktifitas belajar mengajar, teru-tama di gedung-gedung fakultas yang berlokasi di dataran tanah yang rendah.

Pihak kampus akhirnya membangun bendungan yang dibangun di area kampus sebagai penahan genangan air dimusim hujan. Diharapkan solusi ini dapat menjadikan fakultas Ushuluddin Universitas

Abdelmalek Essa’adi lebih siap untuk mengahda-pi musim hujan dimasa yang akan datang.Berita banjir juga direspon segera oleh ketua PPI Maroko 2015-2016, PPI Maroko mengkoordinir pelajar Indonesia yang terkena dampak banjir diminta untuk sementara banjir surut untuk mengungsi ke daerah Rabat.

“Kami dari pihak PPI Maroko belum mengirimkan bantuan material, sejauh ini kami mengordinir teman-teman di Tetouan untuk menetap di Rabat sementara sehingga kondisi banjir surut,” Ujar Fakih Abdul Azis.(red)

Foto by PPI Maroko

Foto by PPI Maroko

Page 20: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 20 I

FASHION

Page 21: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 21 I

Desainer Muda Indonesia Tampil-kan Tenun Suku Badui di TunisiaOleh : Irhamni Rofiun

Liputan Tunisia, Batik adalah salah satu kain yang digunakan untuk pakaian tradisional Indonesia yang telah mendunia. Selain batik terdapat ban-yak jenis pakaian tradisional yang sudah dikenal dunia internasional. Sejumlah daerah di Indone-sia memiliki berbagai khas kain hasil tenun yang memiliki khas juga keindahan tersendiri.

Maret 2016 lalu Tunisia dikunjungi Amanda Lestari, sebagai desainer muda Indonesia. Dalam kunjun-gannya, Amanda tampil dalam sebuah fashion show dengan material kain tenun khas suku Badui Bant-en dalam rancangan busananya.

Rancangan busana Amanda tampil memukau penonton serta sejumlah tamu kehormatan yang hadir dalam acara Diplomatic Tea di Wis-ma Duta KBRI Tunisia. Festival International Yassmine Hammamet, Tunisia (20/3) lalu mem-berikan kesan mewah dari sejumlah rancangan yang diperagakan saat itu.

Amanda Indah Lestari merupakan creative director brand LEKAT, yang mengutamakan material tradisional indonesia dalam setiap rancangannya. Wanita yang mengawali karirn-ya dalam dunia fashion ini mengaku merintis karyanya dengan membuat berbagai aksesoris yang diikutsertakan dalam Hong Kong Fashion Week, hingga akhirnya mendapatkan buyer dari Kuwait dan local buyer lainnya.

Membaca peluang bisnis fashion yang cukup besar, pada tahun 2013 Amanda mencoba untuk launching dengan koleksi kain tenun khas Badui sebagai representasi ketrampilan dan kearifan lokal Indonesia.

Tenun Badui yang memiliki ciri khas motif

Foto by PPI Tunisia

Page 22: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 22 I

geometris dengan warna-warna bumi seperti coke-lat, biru, hijau dan kuning yang terlihat begitu etnik namun tetap modern. Amanda membuat kain tenun Badui menjadi outwear, celana panjang, coat, blazer, jumpsuit, dress hingga atasan.

Dengan cara mengembangkan pattern dan warna yang lebih modern, akhirnya Amanda dapat mencip-takan desain baru yang unik dan menarik. Selain itu, dirinya menjelaskan bahwa motif tenun Badui yang mirip dengan kain lurik, memberikan keuntungan tersendiri baginya. Pasalnya tenun Badui menja-di lebih mudah dikembangkan. Terutama dari segi pewarnaan.

“Kita juga selalu mengkombinasikan dengan bahan lain, seperti linen ataupun tenun dari Bali, tentunya menyesuaikan bahan yang cocok tanpa menghilang-kan kesan tradisional Badui”, tambahnya.

Keinginan kuat Amanda mengangkat budaya mere-ka, karena ingin memperkenalkan kepada dunia dan agar masyarakat Indonesia lebih perduli dengan bu-daya sendiri yang sangat kental, terlebih dari suku pedalaman yang belum terjamah khalayak ramai. Tidak sampai di situ, kecintaan Amanda terhadap tenun Badui membuatnya mendatangi pengrajin tenun di Badui, Banten. Menariknya, Amanda telah bekerjasama dengan para pengrajin setempat se-bagai timbal balik dari segi perekonomian.

“Mungkin tidak bisa langsung mewah, karena ke-hidupan mereka disana apa adanya dan lebih menyatu dengan alam. Jadi yang kita bisa lakukan adalah melakukan pelatihan pewarnaan,” katanya.Selain mengadakan fashion show di Tunisia, rumah mode “Lekat” ini telah meramaikan Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week tahun lalu. Tahun ini, mereka sedang fokus dengan program Indone-sian Fashion Power dari British Council dan Femina, ada sepuluh branded terpilih yang mendapatkan mentoring dari Centre for Fashion Enterprise (CFE) di United Kingdom.

Lekat selalu melakukan evaluasi dan membenahi dari segi kualitas dan brandingnya, mereka pun mem-buka online shopping di www.lekatdihati.com untuk mendapatkan berbagai macam produk Lekat. Jadi, bagi sahabat PPI Dunia yang penasaran dengan ba-rangnya langsung saja kunjungi via online atau bisa langsung ke Rumah Lekat di Kemang Timur 16 No. 20 Jakarta Selatan, Indonesia.

Page 23: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 23 I

TRAVEL

Page 24: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Menelusuri Sejarah Gua Ashabul Kahfi di Amman, Yordania Oleh : Maryam Hakim,

Liputan Jordan, Ashabul Kahfi adalah julukan bagi para penghuni makam yang berada dalam Gua Ashabul Kahfi. Diperkirakan pada tahun 250 AD, terdapat tujuh pemuda yang dipaksa un-tuk keluar dari agama kepercayaan mereka dan diancam dengan berbagai macam siksaan oleh penguasa setempat.

Dalam Al-Qur’an dikisahkan tujuh pemuda terse-but untuk mempertahankan agamanya mecoba melakukan perlawanan dengan melarikan diri dan bersembunyi dalam gua dengan membawa seekor anjing peliharaannya.

Selanjutnya dalam Al-Qur’an juga dijelaskan, tujuh pemuda tersebut terlelap karena letih menempuh perjalan jauh untuk menyelamatkan diri. Tanpa di-duga merekapun telah terlelap selama 309 tahun lamanya.

Saat terbangun mereka menyangka baru tertidur dalam beberapa jam saja, namun alangkah terke-jutnya tatkala salah seorang dari mereka kembali ke kota untuk membeli makanan dan menyaksikan keadaan kota yang telah berubah, bahkan keper-cayaan mereka yang dulunya dintentang telah menjadi agama resmi di seluruh penjuru kota.

Pada akhirnya setelah mereka menyaksikan kuasa Allah dengan keyakinan mereka mempertahankan agama dan kepercayaannya, dan Sang Pencipta-pun mewafatkan mereka.

Bagi para pemeluk Islam, Ashabul Kahfi tentu tidaklah asing. Setiap pekan di hari Jumat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengan-jurkan umatnya untuk membaca Surah Al-Kahfi,

Page 25: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Foto by Maryam

Page 26: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

surah yang memuat kisah tentang Ashabul Kahfi.

Kisah Ashabul Kahfi ternyata juga dipercaya oleh para penganut agama Kristen. Gua Ashabul Kahfi juga bisa ditemukan di Ephesus, Turki dan Dama-skus, Syria.

Namun menurut pakar sejarah, arkeolog dan ulama klasik maupun kontemporer, yang paling diyakini keabsahan dan kemiripannya dengan yang tertu-lis dalam kitab suci adalah gua yang berada di Al Raqim, Jordan.

Abdullah seorang tour-guide yang bertugas di Gua Ashabul Kahfi Jordan menjelaskan, tujuh makam para pemuda yang tertidur dalam gua dapat di-saksikan dengan sangat jelas begitu memasuki pintu gua.

Abdullah menambahkan, bahkan salah satu makam tersebut berdinding kaca sehingga terlihat tulang-belulang yang berusia ribuan tahun. Terdapat pula lemari berisikan alat-alat makan zaman dahulu yang dipercaya sebagai barang-barang milik para penghuni makam tersebut.

“Walaupun telah berusia ribuan tahun, semua yang berada dalam gua ini dapat dijamin keasliannya, inilah yang akhirnya menjadikan alasan Gua Ash-abul Kahfi sebagai salah satu tempat wisata sejarah yang tidak pernah sepi pengunjung,” jelas Abdullah.

Di Jordan lokasi Gua Ashabul Kahfi berjarak sekitar 10 km dari ibukota Amman. Sejak 2200 tahun yang lalu, Gua Ashabul Kahfi atau yang biasa disebut The Cave of Seven Sleepers ini mulai dilestarikan oleh Emperium Rumawi.

“Pada masa kepemimpinan Islam, Sultan Saladin melakukan pemugaran dan secara terus menerus hingga sekarang, bisa kita saksikan, Gua Ashabul Kahfi tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama dari mancanegara.” lanjut Abdullah yang men-guasai berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia ini.

Bagi Zaima Alima Gunawan, mahasiswi University of Jordan, mengunjungi Gua Ashabul Kahfi menu-turkan, berkunjung ke temapat bersejarah ini men-jadi sebuah kebahagiaan yang bisa dirasakan oleh

Foto by Maryam

Page 27: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

penikmat sejarah.“Saya dengar ada dua Gua Ashabul Kahfi lain-nya di Turki dan Syria, dan gua yang berada di Jordan yang paling serupa dengan sejarah versi Islam. Seperti yang saya lihat, pening-galan-peninggalan yang ada di sini juga diklaim asli. Menyenangkan sekali ketika saya akhirnya bisa menyaksikan langsung apa yang selama ini hanya saya ketahui lewat tulisan,” ungkapnya.

Hal serupa diiyakan oleh Ade Nurakhmat, ma-hasiswa yang juga sedang menempuh pendi-dikannya di University of Jordan menjelaskan, mengunjungi situs sejarah seperti Gua Ashabul Kahfi, menjadi perjalanan spiritual yang sangat berkesan untuk diambil hikmahnya.

“ Menyaksiakan dengan mata sendiri kisah Ashabul Kahfi merupakan perngalaman spritual yang sangat mengesankan, Tidak hanya tahu lewat tulisan dan gambar, tapi juga bisa melihat sendiri peninggalannya,” ungkap Ade.

Dari segi fasilitas, Gua Ashabul Kahfi dinilai berbeda dari situs-situs sejarah lainnya. Se-lain menyediakan masjid yang nyaman dan kamar mandi yang bersih, terdapat lorong-lorong khusus penyangga difabel dibeberapa sudut. Tanaman-tanaman hijau yang dibentuk menyerupai nama-nama Allah juga menjadi objek menarik untuk diabadikan dalam bentuk foto dan menyegarkan mata di tengah-tengah gurun pasir Timur Tengah.

Dikarenakan tanahnya yang cukup terjal, dian-jurkan bagi para pengunjung untuk memakai sepatu yang nyaman digunakan saat menem-puh perjalanan menuju gua yang penuh den-gan bebatuan.

“Terutama untuk wanita, diharap mengenakan pakaian yang sopan seperti gamis dan keru-dung. Walaupun pihak setempat menyediakan jubah untuk pengunjung yang tidak berhijab, menurut saya lebih baik memakai pakaian yang kita bawa sendiri daripada mengenakan pakaian umum. Dan juga, jika berkunjung saat musim panas, sebaiknya jangan lupa membawa topi dan kacamata.” Tegas Zaima Alima, ketika ditanya seputar tips untuk mengunjungi Gua Ashabul Kahfi.

Dari ibukota Jordan, Amman, perjalanan menuju Gua Ashabul Kahfi, Al Raqim biasanya memakan waktu berkisar kurang dari satu jam.

Bagi wisatawan yang menggunakan transportasi umum bisa menaiki taksi yang bertarif sekitar 5 JOD.

Namun dikarenakan Jordan memang terkenal kaya akan situs sejarah, terdapat banyak jasa tour, travel dan guide yang menawarkan beraneka paket wisa-ta ke Gua Ashabul Kahfi dengan beragam harga.

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 27 IFoto by Maryam

Foto by Maryam

Page 28: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 28 I

Page 29: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 29 I

KESEHATAN

Page 30: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 30 I

Trend Soya dan Kanker PayudaraOleh : Kynann Aninditha

Liputan German, Produk berbasis soya atau kedelai belakangan sedang hype di seluruh dunia. Mulai dari susu soya yang relatif rendah kalori dibandingkan susu sapi, sam-pai makanan traditional Indonesia yang biasanya kita sebut tahu atau tempe. Soya sendiri merupakan sumber protein yang baik dengan kadar kalori dan lemak yang relatif rendah.

Edisi 6 Buletin Apakabar PPI Dunia kali ini akan mengajak pembaca mengenal lebih dekat manfaat kedelai bersama Kynann Anindita, pelajar Indonesia yang sedang belajari di Fakultas Kedokteran Ruprecht-Karls-Universität Heidelberg, Jerman

Bolehkan Kynann jelaskan kandungan apa saja yang terdapat dalam soya ?

Soya mengandung antioksidan yang biasa disebut isoflavon. Antioksidan ini disebut juga dengan phytoestrogen karena memiliki sifat dan struktur yang mirip dengan hormon estro-gen, hormon yang dibutuhkan untuk regulasi organ reproduksi wanita (menstruasi, puber-tas) dan bersifat memodulasi pertumbuhan sel atau biasa disebut proliferatif.

Adakah kandungan zat yang terdapat dalam soya berbahaya untuk kesehatan?

Kadar estrogen yang terlalu tinggi dapat memicu beberapa penyakit kewanitaan, seper-ti endometriosis, myom, bahkan sampai kanker ovar dan payudara. Sampai saat ini belum ada konsensus yang jelas mengenai pengaruh konsumsi soya terhadap kesehatan wanita. Artinya bagi wanita yang sudah terdeteksi penyakit kewanitaan tidak dibenarkan meng-konsumsi soya?

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 30 I

Beberapa dokter menyarankan untuk tidak mengkonsumsi soya sebagai tindakan preventif, terutama bagi pasien dengan diagnosis kank-er payudara atau kanker rahim. Pasien kanker payudara atau kanker rahim disarankan untuk lebih hati-hati dalam konsumsi soya, karena kemungkinan bisa menstimulasi pertumbuhan sel kanker.

Jika soya dapat menstimulasi pertumbuhan sel kanker, artinya soya bukan lagi sebagai rekomen-dasi makanan untuk penderita kanker?

sebagian dokter menyarankan konsumsi soya dalam jumlah moderat dan soya yang dikonsumsi tidak boleh berasal dari soya konsentrat atau esktrak soya. Mayoritas kanker payudara memiliki reseptor estrogen yang positif. Artinya, hormon estrogen bisa menginduksi pertumbuhan sel kanker ini. Oleh karena itu, salah satu terapi pada kanker tipe ini adalah dengan obat yang bisa bekerja di reseptor tersebut dan memiliki kemiri-pan struktur dan sifat dengan estrogen, tetapi tidak mengaktivasi reseptor, atau yang biasa disebut dengan inhibitor atau blocker.

Bisakah Kynann diberikan penjelasan mengenai struktur soya dengan sifat estrogen?

Nah, yang menarik dari soya adalah strukturnya yang serupa dengan estrogen, namun memiliki fungsi yang lemah. Tamoxifen adalah obat yang sampai sekarang digunakan untuk pengobatan kanker payudara dengan reseptor estrogen yang positif dan bekerja dengan prinsip yang sudah disebutkan tadi. Pada dasarnya, isoflavon dari soya juga bisa bekerja seperti Tamoxifen, apa-bila fungsi hormonal dari isoflavon benar-benar lemah, sehingga bisa memiliki fungsi inhibitor. Namun, apabila fungsi hormonal pasien ternyata

Page 31: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 31 I

cukup kuat, maka yang terjadi adalah sebalikn-ya, isoflavon akan menstimulasi pertumbuhan sel kanker.

Artinya di dunia medis sendiri fungsi isoflavon dari soya masih belum bisa dipastikan?

Pada kenyataannya, fungsi hormonal dari isoflavon sampai sekarang memang masih tidak diketahui. Banyak studi yang sudah dilakukan dengan berbagai tendensi. Inilah yang menye-babkan efek isflavon pada kanker masih diper-debatkan oleh para medis.(Red)

Pro dan Kontra Soya Sebagai Pemicu Kancer

Pro

Satu studi di tahun 2014 mendukung untuk konsumsi soya sebagai tindakan protektif pada kanker payudara. Studi ini merupakan meta analisis dari 35 studi yang memperlihatkan konsumsi soya yang menyebabkan penurunan risiko untuk kanker payudara pada wanita di Asia, tapi tidak untuk wanita dari negara-negara barat. Tiga studi lain dengan populasi ham-pir 10.000 wanita dengan diagnosis kanker payudara dengan status reseptor estrogen yang negatif menunjukan konsumsi soya yang moderat dapat menurunkan risiko untuk kanker untuk muncul kembali setelah diterapi di kelom-pok wanita Amerika Serikat dan Cina. (Chen M, Rao Y, Zheng Y, Wei S, Li Y, et al. (2014) Associ-ation between Soy Isoflavone Intake and Breast Cancer Risk for Pre- and Post-Menopausal Wom-en:A Meta-Analysis of Epidemiological Studies. PLoS ONE 9(2): e89288. doi:10.1371/journal.pone.0089288)

Kontra Studi yang menunjukan pengaruh negatif dari isoflavon terhadap kanker payudara lebih banyak terlihat pada eksperimen labor dengan menggunakan binatang percobaan dan kultur sel. Salah satu studi memaparkan bahwa isofla-von dari soya dapat mestimulasi pertumbuhan sel kanker payudara dengan status reseptor estrogen yang positif dan dapat berinteraksi dengan obat tamoxifen.

(Kwon, Y. (2014), Effect of soy isoflavones on the growth of human breast tumors: findings from preclinical studies. Food Science & Nutri-tion, 2: 613–622. doi: 10.1002/fsn3.142Pons, D. G., Nadal-Serrano, M., Blanquer-Ross-ello, M. M., Sastre-Serra, J., Oliver, J. and Roca, P. (2014), Genistein Modulates Proliferation and Mitochondrial Functionality in Breast Cancer Cells Depending on ERalpha/ERbeta Ratio. J. Cell. Biochem., 115: 949–958. doi: 10.1002/jcb.24737 )

Dari tabel ditas dapat terlihat bahwa pada dasarnya, konsumsi soya bukanlah sebuah fak-tor risiko untuk pertumbuhan kanker payudara. Konsumsi soya sudah memang belum pasti dapat menurunkan resiko, kanker payudara, namun menjauhi soya sama sekali sebagai tin-dakan preventif terhadap kanker payudara juga bukan pilihan yang tepat. Selama belum ada konsensus yang jelas antara hubungan konsumsi soya dan kanker payuda-ra, yang lebih tepat adalah menkonsumsi soya dengan tidak berlebihan dan menghindari bentuk konsentrat dari soya. Masih banyak cara lain untuk menurunkan risiko kanker payudara dengan memperhatikan aspek-aspek yang lain seperti gaya hidup sehat dengan berolahraga serta menjauhi rokok dan alkohol. Dr. Chisato Nagata, salah seorang peneliti asal Gifu University Jepang menjelaskan, penye-bab dari kanker payudara hingga kini masih belum dapat dipastikan, namun dalam kajian-nya ditemukan beberapa faktor risiko kanker payudara diantranya, usia, ras/etnik, faktor reproduktif, dan obesitas. Melihat faktor hor-monal yang memegang pernanan penting di sini, beberapa perencanaan seperti kelahiran anak pertama di usia dini, jumlah kehamilan selama hidup serta aktif menyusui juga dapat menurunkan risiko munculnya kanker payudara pada wanita.(red)

Sumber:http://community.breastcancer.org/livegreen/the-soy-question-safe-to-eat/Nagata, C., 2010. Factors to consider in the association between soy isoflavone intake and breast cancer risk. Journal of epidemiology, 20(2), pp.83-89.

Page 32: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 32 I

Page 33: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016
Page 34: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

SENI &

OLAHRAGA

Page 35: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 35 I

Liputan Italy, Februari 2016 lalu, masyarakat agama Katolik di Utara Italia tepatnya di Bol-zano sukses melangsungkan tradisi karnaval menjelang perayaan Pra Paskah 2016. Karnival ini diselenggarakan oleh Orkestra Haydn yang telah wujud semenjak tahun 1960 silam, dan orkestra ini dibentuk oleh pemerintahan setem-pat.

Masyarakat Italia Utara di South Tyrol terkenal kaku dengan budayanya yang tercampur kental oleh budaya masyarakat Jerman. Sehingga dalam setiap pertunjukan orkestra pada umumnya Haydn selalu menggunakan jas maupun gaun mewah layaknya sebuah pertunjukan orkestra dunia.

Namun dalam pertunjukan kali ini, Haydn tampil sangat berbeda dari konser-konser sebelumnya, kostum kostum khas karnaval pun menghiasi per-jalanan konser mereka ke berbagai kota di daerah Trentino Alto Adige.

46 anggota Orchestra Haydn ini menggunakan berbagai macam kostum orang terkenal seperti Jimmy Page sang gitaris dari Led Zeppelin, pem-balap Formula 1 terkenal Michael Schumacher, maupun tokoh tokoh fantasi seperti La Befana sang penyihir dari legenda hari Epifani dan Zorro sang pahlawan bertopeng.

Proses dari berjalanya konser pun juga terbilang berbeda dari yang lain. Konser Orkestra dalam tradisi Eropa seperti ini biasanya tidak melakukan aksi tambahan. Namun dalam konser karnival kali ini Sang direktur berusaha menciptakan suasana interaktif kepada para penonton, seperti menga-jak berbicara dan bercanda sesekali, serta turun dari panggung dan mengelilingi kursi penonton selagi konser sedang berjalan.

Dan para pemain sesekali lompat dari kursinya selagi memainkan instrumennya untuk menam-bahkan sensasi hentakan kepada para penon-ton. Malam itu pun, para penonton tidak merasa bosan dalam mendengarkan 4 buah karya dari komposer terkenal seperti George Gershwin dan Leonard Bernstein.

Marco Pierobon sang direktur, merupakan salah satu pemain terompet tersohor di Italia maupun Eropa. Semangat dan keahlian yang dituangkan

dalam konser karnaval ini memang sangat berbe-da. Marco terlihat sangat menjiwai permainannya. Sewaktu Ia memainkan terompetnya dari dekat kursi penonton sembari mengenakan kostum Jimmy Page nya, dapat dilihat bahwa ia sangat menghayati arti dari pesta karnaval dan men-yampingkan sikap kaku yang selama ini selalu menjadi anggapan dari masyarakat awam bagi orang orang di dunia musik klasik.

Lagu lagu yang dimainkan juga terbentang dari genre klasik, sampai genre rock yang tidak lum-rah dimainkan oleh sebuah Orkestra. Para penon-ton larut bersama irama musik klasik yang begitu memukau.

Suara tepukan berirama dengan alunan melodi yang keluar dari instrumen para pemain karena lagu yang dimainkan terasa familiar di telinga para tamu dari kalangan tua sampai muda. Tradisi konser karnaval oleh Orkestra Haydn memang menjadi sebuah daya tarik tersendiri terhadap campuran budaya musik serta agama dari masyarakat utara. Sesuatu yang berbeda dari rutinitas ini tidak diragukan lagi dapat menja-di tujuan serta pemuas bagi para penikmat musik setiap tahun nya dari berbagai penjuru dunia.

Maria Patron salah seorang pemusik yang terlibat dalam pertunjukan juga mengaku sangat menik-mati konsernya kali ini. Baginya secara pribadi mengaku belum pernah ada konsernya di Italy yang melangsungkan konser dengan adegan interaksi dengan penonton.

Italy Utara terkenal dengan budayanya yang kaku, selama ini penampilan Hydn Orkestra selalu dengan warna hitam dengan kesan kaku yang begitu jelas dimata penonton. Melakukan adegan interaksi dengan penonton tidak pernah dilaku-kan sebelumnya, inilah yang membuat tepukan penonton menjadikan semakin memeriahkan penuntasan konser kali ini.

Page 36: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 36 I

Konser Karnaval, Orchestra HAYDN Tampil Beda di Italy

Page 37: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 37 I

Konser Karnaval, Orchestra HAYDN Tampil Beda di Italy

Foto by PPI Italia

Page 38: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Melirik Tradisi Unik Perayaan Masyakat LebanonOleh : Alif Robinson-Lebanon

Liputan Lebanon, Tradisi merupakan hal yang sudah dipercayai dan terus dilaksanakan secara turun-temurun. Tradisi berasal dari perilaku atau hal yang dilakukan oleh generasi terdahulu. Di Lebanon, setiap perayaan memiliki tradisi yang khas dan tentunya berbeda dengan Negara lain-nya. Berbicara tentang selebrasi, setiap orang tentun-ya memiliki seni dan cara tersendiri untuk melu-apkan ekspresinya masing-masing. Namun, ada hal yang unik dengan selebrasi rakyat Lebanon.

“Masyarakat Lebanon memiliki kebiasaan melua-pkan kebahagiaannya dengan menembakkan sen-jata ke langit,” ujar Mrs. Sumayyah, salah satu staff kemahasiswaan di University Tripoli of Lebanon. Menurut Sumayyah, tujuan dari tradisi ini adalah agar semua orang tahu bahwa mereka sedang

berbahagia. Tradisi yang dilakukan oleh semua kalangan ini biasanya diadakan untuk merayakan wisuda, kelahiran, pernikahan, dan pemilu yang telah berlangsung sejak dahulu kala.

Tradisi ini berawal pada masa akhir kejayaan Kesultanan Utsmaniyah Turki, yang kemudian dijajah oleh Prancis sehingga negeri Syam terbagi menjadi beberapa negara yaitu Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania. Sejak saat itu, tradisi ini pun berlaku di negara tersebut hingga saat ini.Mrs. Sumayyah menambahkan, bahwa pada mulanya tradisi di Lebanon ini terjadi ketika ada seseorang yang mati syahid dalam melawan pen-jajah. Mereka pun meluapkan perasaannya den-gan menembakkan senjata ke langit agar orang lain mengetahui.

Foto by PPI Lebanon

Page 39: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berlaku juga untuk acara wisuda, pernikahan, melahirkan dan lainnya. Pada umumnya, perayaan yang diwakili oleh kaum adam ini dilakukan di pedesaan, bukan di perkotaan.

Untuk melangsungkan perayaan diperlukan izin dari pihak keamanan setempat untuk menggelar tradisi ini, hal ini diperlukan untuk memastikan perayaan berada dalam pengawalan pihak kea-manan.“Namun seiring dengan perkembangan zaman, perayaan ini dipadukan dengan petasan-petasan yang membuatnya semakin meriah dan istimewa,” ujar wanita asli Lebanon ini.

Bagi sebagian orang mungkin perayaan ini ter-golong perayaan yang ekstrim, namun hal ini merupakan sesuatu yang menjadi daya tarik yang istimewa dalam tradisi kebudayaan Lebanon.

Pelajar Indonesia yang belajar di Lebanon men-gaku awalnya sempat takut dengan tradisi yang sangat asing bagi masyarakat Indonesia pada um-umnya. Namun setelah berjalannya pelajar Indo-nesiapun akhirnya memahami ini sebagai sebuah tradisi kebudayaan yang harus di hormati bagi siapapun pendatang asing yang ada di lebanon.Nur Hamid ketua PPI Lebanon 2016-2017 men-jelaskan, tradisi melepaskan tembakan pada se-buah perayaan di Lebanon adalah salah satu bu-daya yang harus dihormati. Bagi pelajar Indonesia yang baru saja belajar di Lebanon tentunya hal ini sangat asing. Namun tetap saja harus di hargai.

“ Student Indonesia pada umumnya sudah famil-iar dengan tradisi masyarakat Lebanon, dan tidak ada satu orangpun diantara mereka yang merasa terganggu dengan tradisi ini,” jelas Nur Hamid.

Foto by PPI Lebanon

Page 40: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Dni Indonezyjskie, Hari Indonesia di Poznan, PolandiaPenulis: Pratiwi Widya Wahyuni dan M Heru Kur-nia,

Liputan Polandia, Dni Indonezyjskie (Indonesian Day) diselenggarakan pada tanggal 25 – 27 Februari 2016 oleh mahasiswa Polandia dan dosen Adam Mickiewicz University jurusan Filo-logia Indonezyjsko-Malajska Instytutu Języko-znawstwa.

Dni Indonezyjskie yang diadakan di Muzeum Etnograficzne di kota Poznan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada warga Polandia. “Acara kami didukung oleh seluruh warga Indonesia di Polandia, baik materi, tarian, tenaga, dan doa. Warga Indonesia ini terdiri dari keluarga Indonesia dan mahasiswa yang ter-gabung dalam PPI Polandia dari berbagai kota di Polandia,” jelas Dorotea Moni Stelmachowska,

warga Indonesia yang mengajar di Adam Mick-iewicz University.

Beberapa Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di beberapa kota di Polandia ikut mengisi acara serta terlibat kepanitiaan dalam acara Dni Indonezyjskie. Teguh Ilham, ketua PPI Polandia peri-ode 2015-2016, berharap supaya Indonesia sema-kin dikenal di Polandia. “Semoga keterlibatan para pelajar Indonesia di acara ini akan menjadi awal yang bagus bagi terjalinnya hubungan kerjasama pelajar dari kedua negara ini dimasa mendatang,” jelas Teguh.

Pada hari kamis tanggal 25 Februari, acara dimu-lai dengan mengenalkan keragaman kebudayaan Indonesia yang dipresentasikan oleh Marta Waw-rzyniak, mahasiswa Polandia yang belajar di Adam Mickiewicz University. Dalam presentasinya, Marta menjelaskan mengenai beberapa suku di Indone-sia, seperti suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Batak, Mentawai, Toraja, Dani, Korowai, dan Dayak. “Saya mempersiapkan bahan presentasi selama satu bu-lan dari literatur, buku, internet, dan lain-lain”, jelas Marta.

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 40 I

Foto by PPI Polandia

Page 41: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Foto by PPI Polandia

Foto by PPI Polandia

Page 42: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Selanjutnya pada hari jumat tanggal 26 Februari, mahasiswa dan mahasiswi Polandia yang belajar di Adam Mickiewicz University berpartisipasi dalam acara workshop Bahasa Indonesia, presentasi dan diskusi mengenai kehidupan di Indonesia. Satrio Kuntolaksono, mahasiswa magister yang berkuli-ah di Politechnika Poznanska mengatakan bahwa mahasiswa dan mahasiswi yang membawakan presentasi, diskusi dan workshop tersebut tahu betul mengenai kebudayaan Indonesia. ”Mereka sudah belajar budaya Indonesia sejak lama. Selain itu beberapa dari mereka juga pernah tinggal di Indonesia, sehingga mereka adalah mahasiswa-ma-hasiswi Polandia yang tepat untuk memperkenal-kan budaya Indonesia,” jelas Satrio.

Hari sabtu tanggal 27 Februari adalah puncak aca-ra. Selain melakukan presentasi mengenai Indone-sia, beberapa mahasiswa Polandia dari Adam Mick-iewicz University juga menyuguhkan tarian kreasi dengan baju yang dirancang dan dibuat oleh mereka sendiri. Mereka mempersiapkan gerakan tari sejak dua bulan sebelum acara. “Kami memilih tari karena musiknya penuh semangat dan unik. Kami sangat bersemangat ketika membawakan tari ini di hadapan pengunjung,” jelas Michalina.

Selain itu, lima orang mahasiswa mahasiswi Indo-nesia dari University of Łódż juga membawakan lagu dan tari khas melayu. Semua pengunjung sangat antusias menonton tari dan lagu yang dib-awakan oleh mahasiswa asli Indonesia ini. Ardian Nurwita, mahasiswi Indonesia dari University of Łódż mengatakan bahwa dia sangat senang dapat membawakan tari Indonesia. “Kami sengaja datang dari kota Łódż ke kota Poznan hanyaa untuk men-support acara ini. Kami memakai baju adat

dari Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) di Warsa-wa sehingga kami bisa menampilkan yang terbaik,” jelas Dian.

Setelah terkagum-kagum dengan tarian Indonesia, pengunjung diajak untuk mencicipi makanan khas Indonesia. Evan Mulyana, mahasiswa Indonesia dari University of Łódż mengatakan bahwa semua pe-ngunjung sangat antusias mencoba makanan khas Indonesia. “Kami menyajikan rujak, lumpia, bak-wan, pisang goreng, dadar gulung, kerupuk untuk pengunjung. Semua makanan habis tidak tersisa,” jelas Evan. Keseluruhan acara berjalan lancar dan berakhir di sore hari. “Saya tidak menyangka bah-wa warga Polandia sangat antusias dengan Indo-nesia. Tidak sedikit yang sudah mengerti mengenai budaya Indonesia,” jelas Abdurrahman Niarman, mahasiswa Indonesia dari Politechnika Wrocławska.

Foto by PPI Polandia

Page 43: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 43 I

SAINS

Page 44: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 44 I

Page 45: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 45 I

Pelajar Indonesia Ciptakan Aplikasi Halal di Taiwan

Oleh : Maryam Hakim

Liputan Taiwan, Aplikasi Taiwan Halal ini pada awalnya hanyalah sebuah projek mahasiswa-ma-hasiswa muslim Indonesia di National Chiao Tung University. Projek tersebut dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat dipergunakan dengan baik pada Smartphone Android.

Adalah Aris Kusumo Diantoro dan Faisal Fahmi yang terpikir untuk menciptakan aplikasi ini. PPI Dunia akan menanyakan langsung kepada Aris Ku-sumo bagaimana aplikasi ini dapat wujud di Taiwan.

Apa motivasi dan penyebab Mas Aris sampai ter-pikir untuk menciptakan aplikasi Halal Taiwan ini?

Ide applikasi ini muncul berdasarkan pengala-man susahnya mencari makanan Halal di sekitar kampus dan saat berpergian ke kota-kota lain di Taiwan. Apalagi budaya masyarakat Taiwan yang menggunakan bahan masakan yang berasal dari daging babi. Dengan aturan Islam yang mengha-ramkan daging babi dapat dipastikan kalau mus-lim-muslim di Taiwan akan sangat membutuhkan bantuan untuk mendapatkan makanan halal yang sesuai dengan ketentuan islam. Hal-hal ini lah yang mendasari pembuatan aplikasi Taiwan Halal.

Bagaimanakah fungsi kerja dari aplikasi ini mas?

Aplikasi Taiwan Halal berfungsi membantu kawan-kawan muslim lainnya untuk mencari tempat-tem-pat yang menyediakan makanan halal, masjid, hotel, dan komunitas muslim di Taiwan. Dengan menginstall aplikasi Taiwan Halal pada Smartphone android dan mendaftar sebagai pengguna, maka pengguna akan dipandu ke halaman depan dari aplikasi dimana pengguna dapat memilih menu sesuai dengan kebutuhan.

Menu restaurant akan menampilkan alamat-alamat restorant halal diseluruh Taiwan, dan dengan memilih salah satu nama restoran maka pengguna akan dibantu oleh aplikasi dengan arah jalan untuk

mencapai restoran tersebut. Selain menu restoran, halaman awal dari aplikasi Taiwan Halal juga berisi menu Mosque yang akan menampilkan alamat-alamat masjid diseluruh Taiwan, dan menu City/County untuk menampilkan alamat-alamat restoran, masjid, hotel, dan komunitas muslim berdasarkan kota-kota tertentu di Taiwan.

Apakah aplikasi Taiwan halal ini sudah dapat bekerja membantu muslim di Taiwan mas?

Page 46: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 46 I

Sejak ide pembuatan sampai aplikasi ini dapat di download dari Google Play Store mem-butuhkan waktu sekitar 3 bulan. Sekarang Apalikasi ini didaftarkan untuk mengikuti kompetisi ”Taiwan College/University Software Innova-tion Competition” dan pada tahap pengembangan untuk meningkatkan kinerja dari applikasi Taiwan Halal agar semakin sempurna dalam memberikan informasi men-genai kehalalan di Taiwan.

Bagaimana harapan mas Aris terhadap aplikasi ini?

Sebagai aktivis Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCINU)Taiwan, ap-plikasi Taiwan Halal dihara-pkan mampu menjadi solusi umat Islam, baik pekerja, pelajar, maupun wisatawan, yang menginginkan produk dan pelayanan halal di neg-eri berjuluk “Formosa”. Saat ini applikasi Taiwan Halal hanya khusus digunakan di Taiwan, Namun tidak menu-tup kemungkinan kita akan mengembangkan applikasi semacam ini di negara-nega-ra yang minoritas Muslim.

Sejak aplikasi ini diluncurkan di Taipei, bagaimana antu-siasme dan apresiasi umat muslim di Taiwan terhadap aplikasi ini?

Alhamdulillah, umat muslim yang ada di Taiwan cukup mengapresiasi aplikasi ini dengan baik. Dalam sepe-kan ini, tercatat lebih dari seratus pengunduh dan 900 pengunjung yang mengun-jungi website kami. Selain itu, informasi mengenai keberadaan aplikasi ini juga sudah sampai ke Teto, atau

Page 47: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 47 I

perwakilan Pemerintah Taiwan di Jakarta. Mereka juga sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada kami atas peluncuran aplika-si Taiwan Halal ini, Sehingga berharap dapat membantu Pemerintah Taiwan dalam menarik para turis muslim. Dan tentunya 300.000 TKI kita yang ada di Taiwan sangat dimudahkan dengan hadirnya aplikasi ini. Sela-ma ini, aplikasi Halal Taiwan hanya tersedia untuk peng-guna Android.

Adakah rencana inovasi selanjutnya dari temuan ini mas?

Kedepannya saya bersama Fahmi yang menemukan aplikasi ini berencana akan menyediakan untuk peng-guna iOS. Terus terang, kami akui bahwa fungsi aplikasi ini masih belum sempurna. Kini kami ma-sih bekerja terus untuk menyempurnakan fungsin-ya. (Editor : dw)

NB : Inisiator Manajemen Aris Kusumo Diantoro, Na-tional Chiao Tung University (NCTU) Department Global Master of Business Admin-istration (GMBA) Email: [email protected]. Inisiator dan programmer Faisal Fahmi National Chiao Tung University (NCTU) Department Electrical Engi-neering and Computer Sci-ence Email: [email protected]

Page 48: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016
Page 49: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 49 I

Page 50: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 50 I

Page 51: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 51 I

Page 52: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Faisal Fahmi Founder & amp_ WebMobile Developer

Jiwa Malem Marsya Administrator & amp_ Back End Developer

Page 53: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 53 I

Himmatur Rijal Digital Producer & amp_ Academic

Page 54: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

KULINER

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 54 I

Page 55: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 55 I Foto by PPI Hongaria

Page 56: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Nasi Goreng dan Bakwan laris manis di Hongaria

Page 57: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Oleh: Niken Larasati

Liputan Budapest – Nasi goreng merupakan salah satu santapan khas Indonesia yang dike-nal hampir diseluruh nusantara. Di Hunggari, nasi goreng disajikan dengan bakwan sebagai pelengkap. Saat musim dingin di Hongaria, nasi goreng menjadi salah satu pilihan santapan yang paling banyak peminatnya.

Pada akhir November tahun 2015 lalu Asso-ciation Internasionale Des Etudiants (AIESEC), bekerja sama dengan Budapest Business School menyelenggarakan sebuah acara bertemakan Global Cooking Night.

Dalam acara ini, pelajar dari berbagai penjuru dunia turut berpartisipasi sebagai koki dengan mempromosikan makanan khas negara mereka

kepada 150 tamu undangan. Diantara negara peserta yang hadir berasal dari Belgia, Prancis, Italia, Portugal, Jerman, Moroko, Spanyol, Brazil dan juga dari Asia, seperti Indone-sia, Turki dan Pakistan.

Indonesia, sebagai salah satu partisipan menya-jikan nasi goreng serta bakwan kepada 150 tamu undangan. Tidak disangka, respon yang sangat positif didapatkan dari para tamu undangan.

Nóra Molnár salah seorang warga Honggaria men-gaku sangat menyukai nasi goreng yang disajikan pelajar Indonesia dalam acara AISEC, menurutnya meskipun baru pertama kali mencicipi makanan khas Indonesia ini tetapi tidak sedikitpun lidahnya menolak sedapnya rasa nasi goreng khas Indone-sia.

Foto by PPI Hongaria

Page 58: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 58 I

“Nasi goreng dengan bakwan merupakan makanan baru bagi saya, disantap dengan bakwan merupa-kan kombinasi yang pas dan enak. Selain itu bah-an-bahan untuk membuat nasi goreng pun sangat sederhana,” ujar Nóra sambil menyantap nasi goreng.

Beberapa orang menginginkan porsi yang besar untuk nasi goreng serta meminta untuk membuat bakwan kembali karena persediaan yang sudah habis. Bahkan, beberapa dari mereka sempat menanyakan resep kedua makanan khas Indonesia ini.Perwakilan PPI Hongaria adalah koki dari menu nasi goreng yang diminati tamu undangan malam itu. Issye salah seorang anggota PPI Honggaria yang memasak mengaku tidak perlu waktu lama untuk data membuat nasi goreng yang sedap.

“ Saya di bantu Niken memasak nasi goreng dan bakwan ini, kami memilih untuk memasak nasi

goreng dan bakwan karena selain mudah dimasak, rasanya yang enak dan mudah diterima lidah,” tutur Issye.

Selain menyajikan makanan yang lezat, partisi-pan dari Indonesia juga mengenakan baju daerah Indonesia untuk menambah ketertarikan dari para pengunjung karena warna yang cerah serta pa-kaian yang berbeda dari kebanyakan pengunjung yang berasal dari negara Eropa.

Beberapa dari tamu undangan mulai bertanya mengenai Indonesia. Ini merupakan suatu lang-kah yang bagus untuk memperkenalkan tentang makanan serta budaya Indonesia kepada seluruh masyarakat baik di Hongaria, Eropa, maupun dunia.( Edt: Dw)

Foto by PPI Hongaria

Page 59: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

PPI & KBRI

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 59 I

Page 60: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Dzien Indonezji, Pagelaran Seni dan Budaya di Kraków, PolandiaOleh : Pratiwi Widya Wahyuni

Liputan Polandia, Beberapa Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di kota Kraków, Polandia, ikut mengisi acara serta terlibat kepanitiaan dalam aca-ra Dzien Indonezji (Indonesian Culture Day) pada tanggal 22 November 2015 lalu. Dzien Indonezji ini diadakan di Manggha Museum and Europe, Kraków tepatnya di Far East Gallery. Acara yang diselenggarakan oleh Manggha Museum ini diatur oleh Manggha Museum yang bekerja sama dengan Forum Warga Indonesia Kraków. Forum Warga Indonesia Kraków ini terdiri dari mahasiswa asal Indonesia dan keluarga Indonesia yang tinggal di Polandia. Dzieę Indonezji ini berada di bawah naun-gan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Warsawa dan dihadiri oleh tamu khusus yaitu Duta Besar Peter F. Gontha.

Acara ini dimulai dengan workshop batik yang dip-impin oleh staf Museum Aleksandra Görlich dan Jo-anna Haba. Beberapa pengunjung yang diajak untuk membuat batik sangat antusias. Teknik membuat batik dalam workshop ini menggunakan kain yang dilukis menggunakan cairan lilin. “Selama workshop batik di Manggha Museum ini, pengunjung diberi kesempatan untuk menorehkan cairan lilin ke kain yang tersedia dan mewarnainya,” jelas Zuzanna, staf Manggha Museum.

Di samping itu, mahasiswa dan keluarga Indonesia yang tergabung dalam anggota dan anggota kehor-matan PPI Polandia Kraków juga turut dalam kegiatan mempromosikan makanan dan kebudayaan Indone-sia. Mereka mempersiapkan masakan-masakan khas Indonesia untuk di sajikan kepada para pengunjung acara itu. Mereka membuat beberapa sajian makanan khas Nusantara seperti mie goreng dengan ayam dan sayuran, nasi kuning, Sambal Kering Tempe, dan Bubur Kacang Hijau. Candra Saigustia, mahasiswa asal Indonesia yang tengah mempelajari bahasa Po-landia di International Centre of Education Politech-nika Krakówska mengatakan bahwa para pengunjung

Page 61: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Foto by PPI Polandia

Page 62: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

sangat antusias sekali mencicipi makanan khas In-donesia. “Semua pengunjung acara Dzież Indonezja (Hari Indonesia), mulai dari anak kecil sampai orang dewasa sangat tertarik dengan masakan Indonesia. Tidak sedikit juga pengunjung yang bertanya dan ingin tahu tentang resep, bumbu yang digunakan, dan cara membuatnya” jelas Candra.

Pengunjung Dzież Indonezji disuguhi tari Bali, musik gamelan, dan wayang orang. Wayang orang ini dibawakan oleh Renata Lesner-Szwarc, sedangkan musik gamelan dibawakan oleh Warsaw Gamelan Group. Selain itu, pengunjung juga diberi pengeta-huan mengenai kultur Indonesia termasuk mengenai alasan mengapa siswa Indonesia memakai seragam untuk ke sekolah. Kemudian pengunjung diajak be-lajar beberapa lagu Indonesia yang sedang populer serta diajak belajar merias wajah dengan style Jawa dan Bali.

Beberapa warga Polandia dan warga negara asing yang tinggal di Polandia turut serta mengenalkan busana tradisional Indonesia dalam acara fashion show. Risya Maryam Al Haq, mahasiswi asal Indo-nesia yang tengah mempelajari bahasa Polandia di International Centre of Education Politechnika

Krakówska ini mengatakan bahwa partisipan tertarik dengan baju adat Indonesia yang berane-ka ragam. “Kami sengaja menyediakan baju adat yang bermacam-macam supaya pengunjung tahu bahwa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya.”

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 62 I

Foto by PPI Polandia

Page 63: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

GALERI FOTO

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 63 I

Foto by PPI Polandia

Page 64: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Gathering Pelajar Indonesia di Milan

PPI Milano l PPI Italia

Page 65: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Gathering Pelajar Indonesia di Milan

PPI Milano l PPI Italia

Foto by PPI Milano

Page 66: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 66 I

Indonesian - Germany Skate Association

Page 67: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Indonesian - Germany Skate Association

HighestOllie

PPI Jerman

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 67 I

Foto by PPI Germany

Page 68: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 68 I

Highest Ollie kontes 3 papanMD Andre David

Highest Ollie Kontes 3 papan Pemenang Highest Ollie kelas pemula ( kiri ) Luqmandan panitia ( kanan ) Realita W

Page 69: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Pemenang Highest Ollie kelas pemula ( kiri ) Luqmandan panitia ( kanan ) Realita W

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 69 I

Susun dan tambah papan Highest Ollie

Foto by PPI Germany

Foto by PPI Germany

Page 70: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 70 I

Kunjungan PPMI Arab Saudi ke Qassim University

Page 71: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Kunjungan PPMI Arab Saudi ke Qassim UniversityBuletin Apa Kabar Edisi 6 I 71 I

Foto by PPI Arab Saudi

Page 72: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 72 I

Peresmian PPMI cabang Jazan

Page 73: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Kunjungan PPMI Arab Saudi ke Unaizah

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 73 I

Foto by PPI Arab Saudi

Page 74: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 5 I 74 I

Piknik Yuk!Parco Sampione, MilanPPI Milano l PPI Italia

Page 75: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Piknik Yuk!Parco Sampione, MilanPPI Milano l PPI Italia

Foto by PPI Milano

Page 76: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

PPI India bantu Panitia Bulutangkis Piala Thomas 2016

Page 77: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

PPI India bantu Panitia Bulutangkis Piala Thomas 2016

Foto by PPI India

Page 78: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 78 I

Piala Thomas 2016PPI India

Page 79: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 79 I

Piala Thomas 2016PPI India

Foto by PPI India

Page 80: Buletin APA KABAR - PPI Dunia Edisi 6 / 2016

Buletin Apa Kabar Edisi 6 I 80 I

Seorang pengrajin sedang membuat topeng khas Dermayon di Desa Gandingan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (14/2). Kerajinan tpeng jenis, Panji, Klana, dan Samba kemudian dijual untuk para

Penari dan Kolektor seharga Rp. 250.000 hingga Rp. 500.000 per buah. (Gigih Giandono)