bukuajarpengantarteknikgeofisikafinal
TRANSCRIPT
-
i
BUKU AJARBUKU AJARBUKU AJARBUKU AJAR
PENGANTAR TEKNIK GEOFISIKAPENGANTAR TEKNIK GEOFISIKAPENGANTAR TEKNIK GEOFISIKAPENGANTAR TEKNIK GEOFISIKA
Oleh
MUH SARKOWI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
-
ii
BUKU AJAR
PENGANTAR TEKNIK GEOFISIKA
Dosen
MUH SARKOWI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
-
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pengantar Teknik Geofisika
Penulis : Muh Sarkowi
Unit Kerja : Program Studi Teknik Geofisika
Bandar Lampung, September 2010
Ketua Program Studi Pembantu Dekan I Teknik Geofisika Fakultas Teknik
Bagus Sapto Mulyatno, MT Dr. Eng. Helmy Fitriwan, M.Sc
NIP. 19750928 2001121002
Kepala Perpustakaan
Universitas Lampung
Drs. Sugiyanto, S.Sos, M.Pd
NIP. 131106844
-
iv
PRAKATA
Buku Pengantar Teknik Geofisika ini ditulis untuk memenuhi buku-buku
pegangan dasar bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geofiska. Buku ini
digunakan untuk mahasiswa tahun pertama agar mereka mengenal cakupan
kegiatan dibidang Geofisika, prinsip-prinsip kerja dan latar belakang teori,
pendekatan untuk penggunaan dalam rekayasa serta beberapa contoh
penggunaan. Selain buku ini diharapakan mahasiswa juga mencari sumber
referensi yang lain agar mempunyai pemahaman yang lebih baik.
Demikian, mudah-mudahan buku ini akan berguna dan dapat memperkaya
kepustakaan dalam buku ajar kebumian dalam bahasa Indonesia. Kritik dan
saran serta masukan sangat kami perlukan demi perbaikan dan
penyempurnaan buku ini
Penulis,
Dr. Muh Sarkowi
-
v
DAFTAR ISI
hal Halaman Judul Prakata
Daftar Isi
BAB I Tinjuan Geofisika Umum Dalam Ilmu Kebumian 1 1.1 Pengertian Geofisika
1.2 Geofisika dalam Eksplorasi dan Pengembangan Sumber
Daya Hidrokarbon, Mineral dan Lingkungan 1.3 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Hidrokarbon 1.4 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Mineral
1.5 Teknik Geofisika 1.6
1 4
9 13
17
BAB II Bumi 19
2.1 Pendahuluan 2.2 Asal Terbentuknya Bumi
2.3 Sejarah Singkat Bumi dan Kehidupannya
19 19
23
BAB III Interior Bumi dan Seismologi 34 3.1 Susunan Interior Bumi
3.2 Material dan Susunan Kulit Bumi
34 36
BAB IV Gayaberat 52
4.1 Pendahuluan 4.2 Hukum Gravitasi Universal 4.3 Konstanta Gravitasi Universal (G)
4.4 Massa Bumi 4.5 Percepatan Gravitasi Bumi Teoritik 4.6 Pengukuran Gayaberat 4.7 Alat-alat Ukur Gayaberat 4.8 Jaring Gayaberat di Indonesia 4.9 Isostasi 4.10 Aplikasi Metode Gayaberat
52 54 55
63 63 67 68 70 72 74
BAB V Kemagnetan Bumi 75 5.1 Bumi Sebagai Medan Magnet
5.2 Kutub Magnet Bumi
5.3 Dasar Teori Metode Magnetik 5.4 Pengukuran Medan Magnet 5.5 Pengolahan Data Geomagnet 5.6 Aplikasi Metode Magnetik
75 77
78 84 85 86
BAB VI Gunung Api 88 6.1 Terbentuknya Gunung Api
6.2 Struktur Gunung Api 6.3 Tipe Gunung Api 6.4 Klasifikasi Gunungapi di Indonesia berdasarkan aktivitasnya
88 91 92 95
-
vi
6.5 Manfaat Gunung Api 6.6 Bahaya Gunung Api
96 96
BAB VII Gempa Bumi 102 7.1 Pengertian Gempabumi
7.2 Alat Ukur Gempabumi 7.3 Menentukan Epicenter Gempabumi 7.4 Magnitude Gempabumi 7.5 Prediksi Gempabumi
102 104 107 110 115
Pustaka 119
-
Pengantar Teknik Geofisika
1
BAB BAB BAB BAB IIII
TINJAUAN GEOFISIKA UMUM DALAM ILMU KEBUMIAN
1.1 PENGERTIAN GEOFISIKA
Geofisika berasal dari kata geo, yang artinya bumi, dan fisika. Dari akar
keilmuannya sendiri, geo berasal dari kata geologi. Jadi, geofisika ialah
ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan bumi, atau dapat pula
diartikan mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Karena perkembangannya yang sangat cepat, batas yang jelas antara
geologi, fisika, dan geofisika menjadi semakin kabur. Sebagian orang
menganggap geofisika sebagian dari geologi, sementara yang lain
menganggapnya sebagai bagian dari ilmu fisika.
Pada dasarnya akar bidang keilmuan ada empat, yaitu kimia, fisika,
geologi, dan biologi (Gambar 1.1).
Fisika K im ia K im ia F isika
Geologi
Biofisika
Geofisika
Geokim
ia
Biokimia
Paleontologi
Gambar 1.1 Akar Keilmuan
-
Pengantar Teknik Geofisika
2
Kimia adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk materi.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari semua proses atau gaya yang
bekerja pada materi.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai materi yang ada di
kerak bumi.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang organisme
hidup.
Di samping keempat cabang ilmu dasar tersebut terdapat cabang ilmu
lainnya, yaitu astronomi. Ilmu ini mempelajari alam semesta di luar bumi
dan kadang-kadang juga dipandang sebagai ilmu fisika. Selain itu,
terdapat ilmu matematika, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan
angka.
Pada perkembangan selanjutnya, para ilmuwan tidak melihat lagi
tumpang tindih antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya,
sehingga muncul disiplin ilmu baru yang seolah terpisah, padahal
sebenarnya berada di antara dua disiplin ilmu asalnya. Contohnya adalah
penjelasab Sir Isaac Newton, seorang ahli fisika, tentang pembentukan
pegunungan. Dalam kaitan ini ia berbicara tentang ilmu geologi yang
dikaitkan dengan teori kontraksinya. Geofisika adalah satu di antara
sejumlah ilmu yang berkembang dengan cara ini.
Ilmu pengetahuan dimulai dengan observasi atau pengamatan. Di masa
lalu, pengakuan atas percobaan hanya berdasarkan referensi penguasa,
yang berakhir pada Zaman Renaissance. Sekarang ilmu dan teknologi
modern berkembang berdasarkan prinsip observasi yang pada awalnya
memang bersifat deskriptif. Contohnya, Kepler menjelaskan gerak planet
-
Pengantar Teknik Geofisika
3
dan Harvey menjelaskan aliran darah. Percobaan di bidang geologi,
karena menangani bahan yang sangat kompleks, tetap bersifat deskriptif.
Sebaliknya, bidang fisika yang mempelajari gaya, proses, serta hubungan
antar-materi tanpa meninjau kejadian di alam, berkembang lebih
kuantitatif dan dapat mengukur berbagai fenomena di laboratorium.
Pemikiran tersebut melahirkan prinsip atau cara kerja pengukuran yang
dapat dilakukan di lapangan, seperti pengukuran gaya berat, magnetik,
geolistrik, elektromagnetik, seismik dan sebagainya.
Pada perkembangan selanjutnya, jika ahli geologi memerlukan pengujian
suatu hipotesis, maka ahli fisika dan ahli kimia telah menyiapkan
teknologi untuk mengukur besarnya. Teknologi ini mempercepat
perkembangan ilmu kebumian. Pada awalnya, ilmu geofisika dibutuhkan
sebagai alat pengukur suatu hipotesis, namun dalam perkembangannya
ilmu ini tumbuh menjadi ilmu mandiri dengan permasalahan yang
spesifik.
Sekumpulan ahli di Amerika Serikat yang berkecimpung dalam masalah
ini kemudian membentuk organisasi profesi yang disebut American
Geophysical Union (AGU). Dalam organisasi ini terdapat divisi
meteorologi, hidrologi, oseanografi, seismologi, vulkanologi,
geomagnetisme, geodesi, tektonofisik, glasiologi, geotermometri,
geokosmogoni dan geokronologi.
-
Pengantar Teknik Geofisika
4
1.2 Geofisika dalam Eksplorasi dan Pengembangan Sumber
Daya Hidrokarbon, Mineral dan Lingkungan
Pengambilan sumber energi dan mineral yang berguna dari muka bumi
secara terus-menerus dengan intensitas yang semakin meningkat telah
memacu kemungkinan terjadinya bahaya kekurangan sumber energi
yang dapt berakibat buruk pada perekonomian dan kehidupan penduduk
di seluruh dunia. Peristiwa di sekitar tahun 1970 telah memperlihatkan
bagaimana permasalahan tersebut sangat mungkin terjadi. Sebagaimana
diketahui, minyak bumi, gas bumi dan mineral logam di muka terdapat
dalam jumlah terbatas. Namun, masalah utama yang perlu diselesaikan
sesegera mungkin adalah bagaimana mencari dan menemukan sumber
cadangan energi baru di muka bumi ini yang dapat menggantikan mineral
yang telah digunakan atau dikonsumsi. Pencarian sumber energi dan
mineral ini semakin lama semakin sulit, tidak semudah menemukan dan
mengeksploitasi sumber itu.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, para ahli kebumian telah
mengembangkan berbagai teknik eksplorasi yang semakin modern.
Hingga menjelang abad ke-20, pencarian minyak bumi dan mineral pada
penyelidikan langsung di permukaan bumi. Jika semua data di suatu
daerah sudah dapat ditemukan dengan peralatan sederhana, secara tidak
langsung sudah bisa diperkirakan sumber yang terdapat di bawah
permukaan melalui data geologi yang diukur di permukaan. Karena
pendekatan teknologi ini ternyata telah mencapai titik balik, yaitu
pengurangan hasil yang diperoleh, diperlukan metode pembelajaran baru
tentang daerah bawah permukaan. Metode tersebut tidak lagi bertitik
berat pada penelitian geologi, tetapi melibatkan pengukuran sifat fisika
-
Pengantar Teknik Geofisika
5
permukaan bumi yang dapat memberikan informasi tentang struktur,
komposisi batuan di bawah permukaan, yang dapat digunakan untuk
menentukan lokasi sumber energi dan mineral.
Antara Geofisika dan Geologi
Telah disinggung bahwa ilmu yang mempelajari bumi dengan
menggunakan pengukuran fisika di permukaan bumi adalah geofisika.
Meskipun demikian, tidak selalu dapat dengan mudah dibedakan secara
pasti antara geologi dan geofisika. Perbedaan utamanya terletak pada
jenis datanya. Di satu pihak, geologi termasuk ilmu yang mempelajari
bumi dengan melakukan penelitian langsung terhadap batuan, baik dari
singkapan maupun dari pengeboran, serta meneliti gambaran tentang
struktur, komposisi atau sejarahnya yang dapat dilakukan dengan
beberapa analisis. Sementara itu, geofisika termasuk ilmu yang
mempelajari bagian-bagian bumi yang tidak dapat terlihat langsung dari
permukaan, melalui pengukuran dari sifat fisiknya dengan peralatan yan
tersedia di atas permukaan bumi. Geofisika juga mencakup interprestasi
pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna
tentang struktur dan komposisi lapisan di dalam bumi.
Meskipun demikian, perbedaan kedua ilmu bumi ini tidak benar-benar
nyata sepenuhnya. Well logs, misalnya, digunakan dalam bidang geologi,
namun cara inipun memperlihatkan hasil seperti yang diperoleh dari
penelitian dengan menggunakan peralatan geofisika. Berbagai bentuk
bawah permukaan, seperti lubang pengeboran, sering digunakan untuk
melakukan beberapa pengukuran geofisika.
-
Pengantar Teknik Geofisika
6
Sebagaimana telah diketahui, geofisika menyediakan peralatan untuk
mempelajari struktur dan komposisi bagian dalam bumi. Memang
pengetahuan kita tentang bagian dalam bumi, sampai kedalaman
tertentu yang dilakukan melalui pengeboran atau penambnagan ternyata
terbatas, sehingga diperlukan penelitian geofisika. Keadaan dan sifat
mantel bumi, selubung bumi dan inti bumi dapat diperkirakan melalui
berbagai penelitian dengan gelombang seismik dari gempa bumi,
gravitasi, sifat magnetik dan suhu. Peralatan dan teknik yang
dikembangkan dalam sejumlah bidang tertentu telah digunakan dalam
eksplorasi hidrokarbon dan mineral. Pada saat yang sama, metode
geofisika dirancang untuk mengembangkan pemakaiannya atau
aplikasinya dalam berbagai penelitian tentang bagian dalam bumi.
Penekanan aplikasi geofisika secara ekonomi dinamakan teknik geofisika,
namun harus ditekankan juga bahwa geofisika murni dan teknik geofisika
mempunyai banyak ketergantungan satu sama lain.
Tantangan Teknologi Geofisika
Eksplorasi geofisika merupakan teknologi yang relatif baru. Pada tahun
1960-an, mineral logam dicari dengan menggunakan kompas magnetik,
namun cara ini hanya digunakan dalam eksplorasi pertambangan.
Penelitian geofisika untuk minyak dan gas bumi lebih bertumpu pada
sifat-sifat fisikanya. Penemuan sifat minyak bumi dengan menggunakan
metode geofisika yang pertama dilakukan pada tahun 1924.
Berdasarkan sejarah dan peralatannya, teknik eksplorasi geofisika
berkembang semakin baik, baik dalam penampilan maupun harganya.
Kemajuan ini dapat menaggulangi masalah besar dalam mengembangkan
-
Pengantar Teknik Geofisika
7
sumber lama setelah dirasakan cukup sulit menemukan sumber baru.
Kecuali di daerah yang benar-benar baru untuk eksplorasi, banyak
pengukuran geofisika dilakukan di daerah yang di masa lalu pernah gagal
pengukurannya karena tidak tepatnya peralatan, teknik pengukuran
lapangan atau interprestasi data. Dengan kata lain, pengumpulan data
yang diperoleh dengan teknologi yang ada adalah satu-satunya
pengetahuan yang dapat ditemukan dengan berjalannya waktu.
Kebutuhan akan data baru tidak dapat dipenuhi sampai ditemukan
teknologi baru dengan pengembangannya, sehingga mempermudah
pengukuran dan pengolahan datanya.
Dengan demikian, sekarang ini para teknokrat geofisika mendapati
dirinya berada dalam situasi seperti orang sedang berlari di dalam kereta
yang sedang berjalan. Mereka harus berlari cepat hanya untuk bertahan
pada tempatnya berada. Masalah ini juga dihadapi oleh para ahli lainnya
yang terlibat dalam proses eksplorasi, seperti ahli geologi dan teknik
pengeboran maupun teknik perminyakan.
Sekarang, marilah kita tinjau lebih lanjut perkembangan teknologi dalam
eksplorasi geofisika yang dibagi dalam beberapa jenis. Dalam beberapa
kasus, teknik-baru dikembangakan untuk menyelesaikan masalah
lingkungan di daerah tempat dilakukannya eksplorasi. Di daerah pantai,
gurun, tundra atau daerah yang mengandung lapisan lava dibutuhkan
pengukuran khusus. Di beberapa daerah lain, bising yang unik dapat
mengacaukan data geofisika, sehingga dibutuhkan teknik khusus untuk
mengatasinya. Pengenalan teknologi komputer analog pada tahun 1950
dan komputer digital pada tahun 1960 telah mendatangkan kemampuan
baru untuk merekam dan memproses berbagai macam data geofisika. Hal
-
Pengantar Teknik Geofisika
8
ini membuka kemungkinan untuk memprediksi informasi yang berharga,
meskipun terhambat oleh bising yang tidak diinginkan.
Kemajuan teknoloi setelah Perang Dunia II membawa kemajuan pula di
berbagai bidang ilmu pengetahuan yang memberikan sumbangan besar
dalam eksplorasi geofisika. Komputer elektronik, mikrominiatur elektronik,
informasi-teknik pemrosesan dan satelit navigasi telah diguanakan secara
luas oleh para ahli geofisika dalam mencari dan mengembangkan
lapangan minyak bumi atau sumber daya alam lainnya.
Metode atau teknik Geofisika
Metode geofisika yang secara luas banyak dilakukan dalam eksplorasi
adalah metode seismik, gayaberat, magnetik, listrik dan elektromagnetik.
Semua metode tersebut juga terlibat dalam pengukuran zat radioaktif
dan suhu di dekat bumi atau di udara.
Beberapa metode ini digunakan untuk pencarian hidrokarbon. Metode
lainnya lebih banyak digunakan dalam eksplorasi mineral dan untuk
tujuan lain. Pengukuran seismik, magnetic dan gayaberat adalah
pengukuran utama untuk eksplorasi mineral. Di Uni Soviet, di Sekitar
Perancis dan lebih luas lagi sampai beberapa Negara di Amerika Serikat,
metode elektromagnetik telah banyak digunakan secara kontinu dalam
mencari minyak bumi. Jadi, metode magnetik dan elektromagnetik sudah
digunakan untuk kedua jenis penyidikan tersebut.
-
Pengantar Teknik Geofisika
9
1.3 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Hidrokarbon
Teknologi geofisika pada dasarnya adalah teknologi yang dikembangkan
dengan menerapkan sejumlah hukum fisika pada berbagai sifat fisika
bumi agar dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Sehubungan dengan
itu, teknologi ini mempunyai cakupan yang sangat luas, misalnya untuk
keperluan mitigasi bencana gempa bumi dan gunung api. Selain itu,
diperlukan juga untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung,
jembatan, bendungan dan bangunan sipil lain. Manfaat lainnya adalah
dalam analisis lingkungan untuk menganalisis berbagai bahan beresiko,
buangan limbah dan sebagainya. Yang tidak kalah pentingnya adalah
untuk ekslporasi sumber daya bumi seperti mineral, batuan, batubara,
minyak dan gas bumi, hingga kepentingan teknologi militer untuk galian
atau deteksi adanya percobaan nuklir.
Selanjutnya, teknologi geofisika dalam eksplorasi migas adalah teknologi
seismik. Sejarah menunjukkan bahwa teknologi seismik mendominasi
teknologi eksplorasi migas, namun teknologi ini bukanlah pertama
digunakan. Posisi terhormat ini ternyata ditempati oleh metode
gayaberat. Pada tahun 1915 Lorand von Eotvos yang berasal dari
Hungaria memulai survey gayaberat dengan torsion balance. Kemudian,
geologiwan Everetle DeGolyer menggunakan alat ini di Amerika Serikat
pada tahun 1920-an dan berhasil menemukan Kubah Garam Nash di
Brazoria County, Texas pada tahun 1924. Inilah penemuan ladang
minyak pertama dengan menggunakan teknologi geofisika. Teknologi ini
mulai jarang digunakan secara komersial sekitar tahun 1930-an, namun
secara sporadis masih digunakan di beberapa ladang minyak, misalnya di
Cekungan Sumatera Tengah dan Kampar Kanan yang dikelola oleh PT
Caltex Pacific Indonesia sekitar tahun 1985-1990. Bahkan pada tahun
-
Pengantar Teknik Geofisika
10
1997, dalam pertemuan ilmiah tahunan SEG muncul teknologi
gradiometri gayaberat yang mendapat sambutan hangat, diikuti terbitnya
ulasan dalam jurnal profesional dan ada perusahaan yang khusus
didirikan untuk memasarkannya.
Awal penggunaan teknologi seismik untuk eksplorasi mineral ialah
sesudah Perang Dunia I. Para fisikawan Perancis, Jerman, Inggris dan
Amerika Serikat mengembangkan suatu metode berdasarkan teknologi
seismik untuk melokalisir artileri musuh. Setelah perang berakhir, John C.
Karcher dan Mintrop mulai menerapkannya untuk eksplorasi minyak
bumi. Karcher menemukan teknologi seismik refleksi pada April 1979 dan
segera mencari kemungkinan untuk bergerak secara komersial.
Mintrop mematenkan teknologi ini tahun 1919, serta mendirikan
perusahaan Seismos pada tahun 1921 dan memperoleh kontrak dari
perusahaan Marlan Oil (kemudian menjadi Conoco) pada tahun 1923.
pekerjaan ini belum menemukan minyak. Kontrak lain adalah Seismos
dan Gulf berhasil menemukan Kubah Orchard di pantai Texas pada tahun
1924. ladang ini menghasilkan minyak secara komersial, sehingga dicatat
sebagai keberhasilan teknologi seismik untuk eksplorasi minyak bumi.
Pionir teknologi seismik lainnya, Karcher, mengalihkan operasinya ke
Pantai Timur (Oklahoma) dan pada tahun 1921 Geological Engineering
Company berhasil melakukan tes fondasi Kota Oklahoma, sehingga
didirikan monumen oleh Oklahoma City Geological Society. Karena
dianggap sukses menyelesaikan pekerjaan ini, Marland Oil Company
setuju meberikan dana untuk penelitian lebih lanjut. Namun, hasil
penelitian itu buruk. Dan bersamaan dengan itu harga minyak juga
-
Pengantar Teknik Geofisika
11
memburuk, sehingga perusahan itu bangkrut. Pada tahun 1920-an,
DeGolyer, Wakil Presiden Perusahaan Amerada memutuskan untuk
menyiapkan kemungkinan penggunaan teknologi geofisika dalam
ekslporasi minyak bumi. Perusahaan Geophysical Research Corp didirikan
sebagai anak perusahaan Amerada dan Karcher kembali dalam bisnis
minyak. Hasil yang dicatat ialah dikembangkannya instrumen seismik
yang diserahkan ke Houston pada tahun 1926, sehingga Gulf menyewa
dua kelompok refraksi pada tahun yang sama. Satu kelompok berhasil
menemukan dua buah kubah garam dalam waktu 3 bulan. Geologiwan
Kepala, L.P.Garret, mengembangkan teknik penembakan kipas dengan
hasil memuaskan. Dalam kurun waktu 1927-1928 GRC berhasil
menemukan 11 kubah garam dalam waktu hanya 4 bulan hanya untuk
satu klien.
Penelitian berjalan terus dan menghasilkan teknologi seismik refleksi
sebagai teknologi komersial. Karena dalam perusahaan belum
diprioritaskan, DeGolyer bekerjasama dengan Karcher membiayai
Geophysical Sevice Inc. Hasilnya, pada pertengahan tahun 1930-an dasar
eksplorasi geofisika modern telah diletakkan. Seismik refleksi telah mapan
sebagai teknologi penting dalam eksplorasi. Pada saat itu SEG berdiri dan
mulai dengan publikasi dalam majalah Gephysics pada tahun 1935.
Ternyata industri terus berkembang dan sangat mendukung teknologi ini,
misalnya dengan ditemukannya pita megnetik, teknologi pengolahan
sinyal dan akhirnya teknologi informatika atau komputer. Selanjutnya,
pada tahun 1960-an mulailah era digital. Pelopor teknologi seismik dalam
teknologi digital ialah Enders Robinson. Teknologi ini memungkinkan
dibuatnya penampang teknik. Konsekuensi dari perkembangan tersebut
ialah tumbuhnya industri baru pengolahan data yang dengan cepat
-
Pengantar Teknik Geofisika
12
menghubungkan pengambilan data (data aquisition) dan interprestasi
data. Ketiga bagian ini -pengambilan data, interprestasi data dan
pengolahan data- sekarang berkembang pesat dalam teknologi seismik.
Geofisikawan telah terbukti memanfaatkan kemajuan perkembangan
teknologi informatika sejak tahun 1960-an. Perusahaan minyak menjadi
pasar terbesar yang memanfaatkan superkomputer pada tahun 1970-an,
sehingga mampu menolah data seisimik secara lebih banyak dan lebih
cepat. Kemajuan seismik 3D pada tahun 1980-an menjadikan teknologi
geofisika sebagai kader dalam perkembangan komputer workstation.
Teknologi seismik 3D ini diyakini sebagai terobosan teknologi di generasi
masa kini. Teknologi ini menjadikan evolasi yang tadinya hanya teknologi
eksplorasi saja menjadi teknologi eksplorasi dan pengembangan
(development) dari ladang migas. Dengan demikian, selain exploration
geophysicist dikenal pula development geophysicist.
Perkembangan kemampuan resolusi menjadikan perbandingan sukses
semakin baik bagi teknologi seismik yang ditunjukkan dengan
keberhasilan sumur-sumur pengembangan di ladang minyak. Kerena
posisi hidrokarbon di reservoir berubah terhadap waktu, mulailah
dipertimbangkan memasukkan dimensi keempat dalam seismik, yaitu
waktu, sehingga dikenal seismik 4D (tiga dimensi ruang ditambah satu
dimensi waktu). Teknologi ini bekerja berdasarkan teknologi seismik 3D
yang dilakukan secara berulang terhadap waktu, sehingga dapat
memantau pengaruh produksi hidrokarbon di permukaan terhadap
penyebarannya di bawah permukaan. Teknologi ini dikenal sebagai
seismik selang waktu (lapse-time seismic.)
-
Pengantar Teknik Geofisika
13
Contoh studi mutakhir yang berkaitan dengan metode selang waktu
adalah yang dilakukan di Lapangan Fulmar di Laut Utara (Johnston dkk.,
1998). Hasil studi ini antara lain memberikan data tentang perubahan
kontak fluida di reservoir (berkaitan dengan batas produksi), kenaikan
seismik impedance akibat masuknya air dan penurunan tekanan di
reservoir dan perubahan impedan sesuai dengan sejarah produksi.
Kesimpulan akhir menyebutkan bahwa perubahan sifat seismik dapat
membantu dalam manajemen reservoir.
Contoh lain dilakukan oleh Huang dkk. (1998) yang melakukan integrasi
antara seismik selang waktu dan data produksi untuk manajemen
reservoir untuk memperbaiki production history matching yang dilakukan
di reservoir batupasir, Teluk Meksiko, Lepas Pantai Louisiana. Beberapa
contoh kegunaan lain dilaporkan oleh He dkk. (1998), Anderson dkk.
(1998) dan sejumlah peneliti lain.
Di Indonesia metode ini diterapkan di daerah PT CPI. Secara khusus
konferensi AAPG tahun 2000 memasukkan satu topik tentang
penggunaan Geofisika 4D (Anonim, 1999)
1.4 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Mineral
Hanya Indonesia yang bergantung pada produksi minyak dan gas untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Ini sama saja bergantung pada
kandungan mineral untuk membiayai ekonomi industri yang merupakan
dasar peradaban modern. Angka kandungan mineral yang terus digali
menunjukkan permintaan yang terus meningkat sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan teknologi geofisika dapat
-
Pengantar Teknik Geofisika
14
membantu menemukan cadangan migas dan ini harus digunakan dengan
sebaik-baiknya supaya kebutuhan mineral menjadi lebih tercukupi.
Survei yang menakjubkan dari teknik geofisika bisa ditemukan di Perancis
pada tahun 1980-an. Metode teknologi geofisika ini sudah lebih berhasil
dengan ditemukannya dua jenis bijih, yaitu bijih sulfida yang
kandungannya kedua terbesar dan tersebar, dan bijih besi. Mineral
lainnya seperti kromit dan emas juga sudah berhasil ditemukan dengan
survei geofisika.
Bijih sulfida sangat menguntungkan sebagai sumber tenaga dan
molibdenum. Logam penting yang telah ditemukan secara besar-besaran
dalam kandungan bijih sulfida adalah tembaga, nikel, timah dan seng.
Mineral yang biasa ditemukan adalah kalkopirit, bornit, molibdenit, pirit,
pirotit, galena dan sfalerit. Peralatan geofisika yang paling efektif untuk
menemukan bijih besi ini adalah teknik polarisasi terimbas. Kandungan
bijih ini memiliki sifat khas, yaitu konduktivitas dan densitas yang tinggi,
sehingga sering ditemukan. Karena magnetik seringkali hanya terdapat
sebagai tamu mineral, kekuatan gaya megnetiknya lemah. Sifat cukup
baik untuk mendeteksi kesatuan anomali kondukivitas yang terkandung.
Sementara itu, pengukuran gayaberat dipakai untuk mengamati anomali
densitas. Survei magnetometer antara lain digunakan untuk
mendiagnosis penyimpangan gaya tarik magnetik akibat perubahan
suseptibilitas.
Bijih besi yang memiliki daya tarik ekonomi besar adalah yang
mengandung magnetit dan hematit. Magnetit memiliki suspitibilitas
magnetik yang paling tinggi dibandingkan dengan mineral lain. Teknik
magnetik sangat sesuai untuk mencari besi dalam bentuk ini. Hematit
-
Pengantar Teknik Geofisika
15
tidak banyak mengandung magnetic, tetapi sering dihubungkan secara
genesa atau secara statigrafi sebagai unit litotlogi yang mengandung
mineral magnet. Jadi, magnetometer dapat digunakan dalam eksplorasi
hematit sebagaimana digunakan untuk magnetit. Selain itu, karena
densitas manetit biasanya lebih besar daripada densitas batuan yang
mengandung mineral ini, survei gayaberat dapat digunakan unuk mencari
kedua jenis bijih ini.
Akhir-akhir ini penemuan cadangan polimetalik masif pada bijih sulfida di
dasar lautan memberikan harapan baru. Arti nyata deposit ini masih
harus menunggu perkembangan teknik penambangan, selain terkait
dengan masalah transportasi dan eksploitasi deposit ini. Bagaimanapun,
akan lebih baik menggunkaan kemampuan yang ada sekarang ini, yaitu
teknologi geofisika untuk pemecahan berbagai masalah penambangan di
laut.
Peralatan geofisika sudah digunakan dalam eksplorasi mineral hamper
tiga abad sebelum geofisika digunakan dalam pencarian minyak. Kompas
magnetik digunakan dalam prospek untuk bijih besi pada awal 1640,
tetapi baru 100 tahun yang lalu digunakan sebagai peralatan khusus.
Kompas untuk penambangan di Swedia, yang dikembangkan untuk
penyelidikan, jarum magnetiknya sangat bergantung pada perubahan
rotasi horizontal dan vertikal di Amerika Serikat, kompas ini biasanya
digunakan untuk eksplorasi bijih besi di New Jersey dan Michigan selama
dasawarsa terakhir abad ke-19.
Salah seorang perintis awal eksplorasi geofisika ialah Robert Fox yang
pada tahun 1815 menemukan bahwa mineral dapat berpolarisasi dengan
spontan. Ia mengajukan peralatan yang memakai efek ini untuk
-
Pengantar Teknik Geofisika
16
mendapatkan bijih besi. Eksplorasi geofisika dengan menggunakan teknik
ini baru berusia satu abad, namun sebuah penemuan komersial telah
diciptakan berdasarkan teknik ini. Pada tahun 1916 Corad Schlumberger
menggunakannya untuk mencari lokasi deposit sulfida di Bonn. Kira-kira
pada waktu yang sama dia mengembangkan tempat pelatihan teknik
untuk resistivity (tahanan jenis). Teknik yang berbasis pada percobaan
diperkenalkan oleh Osborn dan peneliti lainnya sebelum pergantian abad
di area penambangan The Great Lakes.
Pada tahun 1915-1920 pelapisan berbagai jenis jarum mulai
diperkenalkan untuk lebih mencerahkan masa depan mineral magnetik.
Sampai saat ini magnetometer Schmidt masih tetap dipakai.
Magnetometer udara yang berdasarkan flux gate di bawah departemen
eksplorasi telah digunakan untuk mrngawasi kapal selam selama perang
dunia II dan digunakan dalam jangka pendek setelah perang.
Magnetometer nuklir untuk survei darat dan udara digunakan sekitar
tahun 1955 (cesium dan rubidium). Magnetometer diperkenalkan untuk
kerja eksplorasi sekitar tahun 1961. Airborne magnetic gradiometer
digunakan pada pertengahan tahun eksplorasi minyak.
Pada tahun 1920-an teknik pembuktian sedang dikembangakan untuk
prospek tahanan jenis yang melibatkan perkalian konfigurasi electrode.
Metode elektromagnetik diperkenalkan oleh Hans Lundberg pada
pertengahan tahun 1920-an dan mereka mengadaptasikannnya untuk
survei udara pada sekitar tahun 1947.
Sebelum Perang Dunia II, basis teori untuk eksplorasi bahan tambang
dibatasi dan interprestasinya hanya pada bagian kuantitatif. Sejak perang
telah terjadi banyak perkembangan dalam teori metode interprestasi
-
Pengantar Teknik Geofisika
17
yang digunakan dalam geofisika pertambangan, terutama yang
bersangkutan dengan gaya magnetik dan elektromagnetik.
Penggunaan metode teknik geofisika untuk eksplorasi tambang tersebar
luas setelah berakhirnya Perang Dunia II. Dalam tahun 1948 polarisasi
terimbas atau metode over voltage diperkenalkan secara komersial dalam
pencarian bijih sulfida. Metode magnetotelluric dan metode audio
magnetotelluric juga diperkenalkan setelah perang.
1.5 Teknik Geofisika
Secara khusus perkembangan ilmu geofisika serbagian mengarah ke
teknologi. Pada mulanya bidang ini hanya mencoba menyediakan teknik
pengukuran dan perhitungan hipotesis geologi, namun kemudian
berkembang kea rah teknik pemanfaatan sumber daya. Contohnya
adalah teknologi seismik untuk eksplorasi minyak dan gas bumi,
gayaberat dan magnetik untuk eksplorasi mineral bijih, serta geolistrik
dan elektromagnetik untuk sumber daya panas bumi. Akhis-akhir ini juga
berkembang ke arah pengujian bahan konstruksi, struktur konstruksi
dangkal, serta pemantauan lingkungan, misalnya dengan berkembangnya
pengujian yang tidak merusak serta pengukuran polutan dan penggunaan
radar.
Teknik pengolahan data geofisika sering menghasilkan ahli yang sama
sekali sudah tidak mengerti lagi tentang akar kebumiannya sendiri atau
murni teknologi. Hal ini terjadi karena secara filosofis tugasnya sudah
berbeda, yaitu mencari cara mengolah data agar objek yang diinginkan
tergambar dengan jelas, terlihat nyata dibandingkan dengan benda-
benda lain di sekitarnya.
-
Pengantar Teknik Geofisika
18
Para ahli yang berkecimpung dalam masalah ini kemudian mendirikan
organisasi profesi yang sangat terkenal, antara lain Society of Exploration
Geophysicist (SEG), sedangkan sesudah tahun 1990-an berdiri organisasi
Enviromental and Engineering Geophysical Society (EEGS). Asosiasi yang
disebut terakhir ini lebih menangani masalah yang berkaitan dengan
eksplorasi dangkal. Tentu saja karena sifatnya dangkal, masalah
lingkungan tercakup di dalamnya.
Teknolkogi geofisika akhir-akhir ini berkembang dengan pesat seiring
dengan perkembangan teknologi informatika. Fenomena ini mudah
dimengerti karena aplikasi informatika memungkinkan dilakukannya
pengambilan dan pengolahan data geofisika secara cepat dalam waktu
yang singkat, namun dengan ketepatan yang tinggi.
-
Pengantar Teknik Geofisika
19
BAB BAB BAB BAB IIIIIIII
BUMI
2.1 Pendahuluan
Agar kita dapat lebih menghayati dan mendalami sifat sifat yang
terkandung dalam bumi, maka perlu disimak juga sedikit perihal
bagaimana terjadinya bumi ini. Untuk tujuan itu kita akan
mengawalinya dengan melihat kedudukan bumi ini dari sudut yang
lebih luas dan besar; yakni dengan menempatkan bumi ini sebagai
bagian dari Tata Surya. Kemudian beralih ke bagian-bagian yang lebih
kecil dan rinci, yaitu bahan-bahan pembentuknya, dan dari sini kita
melangkah mengungkapkan bentuk dan bangunnya, proses dan
peristiwa-peristiwa besar yang terjadi dan menimpa bumi seperti
pembentukan batuan, pengikisan permukaan bumi, pembentukan
pegunungan dan lain sebagainya.
2.2 Asal Terbentuknya Bumi
Proses bagaimana terjadinya Bumi dan Tata Surya kita ini telah lama
menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan. Banyak
pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan untuk menjelaskan
terjadinya planit-planit yang menghuni Tata Surya kita ini. Salah
satu diantaranya yang merupakan gagasan bersama antara tiga
orang ilmuwan yaitu, KANT, LAPLACE Agar kita dapat lebih
menghayati dan memahami sifat-sifat yang terkandung dan
HELMHOLTZ, adalah yang beranggapan adanya suatu bintang yang
-
Pengantar Teknik Geofisika
20
berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas
karena penyebarannya yang sangat terpencar. Benda tersebut yang
kemudian disebutnya sebagai awal-mula dari MATAHARI.
Gerakan tersebut menyebabkan Matahari ini secara terus-menerus
akan kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Akibat
dari proses pengkerutan tersebut, maka ia akan berputar lebih cepat
lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada bagian ekuator
kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya
gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari
gayaberatnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan
sebagian dari bahan yang berasal dari Matahari tersebut terlempar.
Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga
berputar mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan membentuk
sejumlah planit-planit.
Karena ternyata masih ada beberapa masalah yang berkaitan
dengan kejadian-kejadian didalam Tata Surya yang tidak berhasil
dijelaskan dengan teori ini, maka muncul teori-teori baru lainnya
yang mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih sempurna.
Salah satunya adalah yang disebut dan dikenal sebagai teori
PLANETESIMAL yang dicetuskan oleh CHAMBERLIN dan MOULTON.
Teori ini mengemukakan adanya suatu Bintang yang besar yang
menyusup dan mendekati Matahari. Akibat dari gejala ini, maka
sebagian dari bahan yang membentuk Matahari akan terkoyak dan
direnggut dari peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita
ini terbentuk dari bahan-bahan yang direnggut tersebut yang
kemudian memisahkan diri dari Matahari. Sesudah itu masih ada
bermunculan teori-teori lainnya yang juga mencoba menjelaskan
-
Pengantar Teknik Geofisika
21
terjadinya planit-planit yang mengitari Matahari. Tetapi rupanya
kesemuanya itu lebih memfokuskan terhadap pembentukan planit-
planit itu sendiri saja tanpa mempedulikan bagaimana sebenarnya
Matahari itu sendiri terbentuk.
Astronomi adalah ilmu yang mempelajari keadaan Tata Surya, dan
mungkin merupakan ilmu yang tertua di Bumi. Kaitannya terhadap
bumi hanya terbatas kepada aspek bahwa bumi merupakan bagian
dari Tata Surya. Dari segi ilmu Astronomi, bumi kita ini hanya
merupakan suatu titik yang tidak penting dalam Tata surya
dibandingkan dengan benda-benda lainnya. Hasil pengamatan
manusia mengenai Tata Surya ini yang terpenting adalah
bahwasanya gerak-gerik dari benda yang didalam Tata Surya itu
mempunyai suatu keteraturan sehingga daripadanya dapat
digunakan untuk merekam waktu yang telah berlalu. Sudah sejak
lama orang percaya bahwa ia berada dalam suatu benda yang
merupakan inti daripada segala sesuatu yang diciptakan TUHAN.
Namun sejak 3 abad yang lalu kita baru menyadari bahwa Bumi
ini ternyata hanya merupakan sebagian kecil saja dari KOSMOS, dan
jauh sekali dari anggapan sebagai pusat dari segalanya. Sebenarnya
bahwa sejak 300 tahun terakhir ini kita memang telah banyak
mendapatkan fakta-fakta tentang bagaimana pola Tata Surya kita
ini. Beberapa dari padanya adalah yang berhubungan dengan
ukuran-ukurannya, sedangkan keteraturan yang dapat diamati.
Pemikiran Tentang Asal Mula Jadi Tata Surya
Dalam perkembangan yang mutakhir para peneliti di bidang
astronomi mulai membatasi diri dengan hanya memikirkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan asal mula dari planit-planit saja.
-
Pengantar Teknik Geofisika
22
Sedangkan teka-teki yang berhubungan dengan terjadinya Matahari
nampaknya untuk sementara masih tertinggal dan diabaikan seperti
keadaannya semula. Kurang lebih pada sekitar pertengahan abad
ini, masalah yang berkaitan dengan momentum telah dicoba didekati
melalui penggunaan sifat-sifat arus listrik dan medan kemagnitan.
Pendekatan ini menimbulkan suatu perubahan terhadap hukum yang
berkaitan dengan sifat-sifat dari gas panas sebagai berikut:
a. Pada awalnya gas gas ditafsirkan akan bereaksi langsung
terhadap tarikan gaya berat, perputaran dan tekanan. Tetapi
didalam suatu medan magnit yang dikekalkan oleh arus listrik
(magneto hydrodinamic field), gas yang terionkan akan
mempunyai kekuatan untuk menangkis gaya-gaya tersebut.
b. Disusul oleh FRED HOYLE pada tahun 1960 mengemukakan:
- Magneto hydrodinamic telah mempengaruhi sifat daripada
bahan asal didalam awan debu yang berupa gas yang
terionkan yang berputar dengan cepat. Melalui gas-gas ini
akan didapat garis-garis gaya magneto hydrodinamicyang
diumpamakan serupa dengan benang-benang elastis yang
mengikat gas-gas tersebut.
- Gas-gas yang terdapat dibagian luar dari awan akan berputar
lebih lambat dibandingkan dengan yang berada di bagian
dalam sehingga akibatnya benang-benang itu akan
mempunyai kecenderungan untuk melilit dan merentang.
Keadaan seperti ini akan menyebabkan peningkatan terhadap
momentum pada bagian luar, yang kemudian akan
-
Pengantar Teknik Geofisika
23
membentuk planit-planit dan akan mengurangi bagian
tengahnya yang kemudian pula akan membentuk Matahari.
2.3 Sejarah Singkat Bumi dan Kehidupannya
Sejarah singkat dari bumi serta kehidupannya diperlukan sebagai awal
untuk menceritakan tentang evolusi. Evolusi adalah sebuah teori ilmiah
tentang perkembangan mahluk hidup. Ketika ada yg bertanya apakah
berarti manusia dari kera ? Banyak orang yang tidak percaya dan
menimbulkan pro dan kontra. Untuk belajar tentang evolusi dari ilmu
geologi lebih baik dimulai dari pengenalan jaman-jalan serta dimensi
waktu geologi.
Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk
kira-kira 4.600.000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain
yang membentuk tatasurya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah
kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu
dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan
ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul
organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara
bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi
Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita
(tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir
Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan dan
perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung
dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia.
Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-
nama khususnya, misal : Jaman Batu, Jaman Majapahi; Kala dan Massa.
-
Pengantar Teknik Geofisika
24
Dalam ilmu geologi juga mirip. Ada yg disebut jaman, kala, dan
periode. Sejarah perkembangan kehidupan di Bumi dan Kalender
Geologi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
Gambar 2.1 Sejarah perkembangan kehidupan di bumi
Gambar 2.2 Kalender Geologi
-
Pengantar Teknik Geofisika
25
a. Masa Arkeozoikum (4,5 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba. Masa Arkeozoikum
(Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi
yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini
ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai
benua. Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan
kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian
tepi dari balon bumi (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng
tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini.
Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar
mata-air panas.
Pada awal terbentuknya, permukaan bumi masih berbentuk cairan
(semacam Lava yang keluar dari gunungapi yang meletus). Pada
masa ARKEOZOIKUM ini permukaan bumi sudah mendingin dan
mengeras. Andaikan bumi itu sebesar buah apel, maka kerak bumi itu
kira kira setipis kulit apel tersebut. Kerak bumi yang mengeras inilah
cikal bakal benua (protocontinent) yang nantinya akan terpecah-
pecah seperti sekarang. Yang mengalami pembekuan hanya bagian
luar permukaan bumi saja, sedangkan bagian dalam masih cair dan
membentuk arus.
Benua yang tadinya hanya satu benua akhirnya terpecah-pecah
menjadi beberapa benua. Karena sampai sekarang terus bergerak,
maka di satu sisi mereka saling menjauh, di sisi lain mereka bertemu
kembali dan bertabrakan. Benua benua itu seperti lempeng-lempeng
yang bergerak saling menjauh dan saling bertabrakan (teori Tektonik
Lempeng). Benua Australia kita sedang bergerak menuju Indonesia
-
Pengantar Teknik Geofisika
26
(benua Asia) kira-kira 5-10 cm pertahun. Suatu saat akan bertabrakan
dengan Indonesia. Dulu India pernah terpisah dari Asia, asalnya India
terletak dekat Madagaskar Afrika. Kemudian India terus bergerak
menuju Asia, dan akhirnya bertabrakan, hasilnya adalah terbentuknya
Pegunungan Himalaya.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa
ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta
awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-
organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan
adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira
3.500.000.000 tahun.
b. Masa Proterozoikum (2,5 milyar 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum
merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini
kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi
bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini bakal
menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya bakal menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata
bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di
laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati
pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama
dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
-
Pengantar Teknik Geofisika
27
c. Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata Cambria nama latin untuk daerah Wales
di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali
dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman
Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman
ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung.
Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga,
Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan
Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana
(sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India,
Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa,
Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil
yang terpisah.
d. Jaman Ordovisium (500 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang
(hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan
bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral,
Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili
Laut) dan Bryozona.
Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan
Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar.
Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari
-
Pengantar Teknik Geofisika
28
zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah
samudera yang berada di antaranya.
e. Jaman Silur (440 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke
darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk
Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa
(Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai
muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang
sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai
terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika
Utara.
f. Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis
ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif
sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus
berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak
menuju daratan.
Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama
kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana
menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
-
Pengantar Teknik Geofisika
29
Gambar 2.3 Ilustrasi keadaan permukaan bumi pada jaman Devon
g. Jaman Karbon (360 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di
luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam
jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan
paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara.
Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu
masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan
lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara,
iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang
berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
Gambar 2.4 Ilustrasi keadaan permukaan bumi pada jaman Devon
-
Pengantar Teknik Geofisika
30
h. Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural,
Rusia. Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga
tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang
begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa
dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa
daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia
dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim
yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian
utara bumi.
i. Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit
menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai
muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai
mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang.
Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis
reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan
sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua
Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di
bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
-
Pengantar Teknik Geofisika
31
j. Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia
meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus
berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak
dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati
pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya
berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit
dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana
Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika
Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Jaman ini
merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah
difilmkannya Jurrasic Park.
Gambar 2.4 Ilustrasi keadaan permukaan bumi pada jaman Jura
k. Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.
Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini
Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan
Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang
-
Pengantar Teknik Geofisika
32
menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul.
India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman
akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
Gambar 2.4 Ilustrasi keadaan permukaan bumi pada jaman Kapur
l. Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti
munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang
menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska
dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup
sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi
menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar,
tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier Kuarter,
pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti
seiring dengan perubahan cuaca secara global.
m. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala
Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada
-
Pengantar Teknik Geofisika
33
10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang
berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit
terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian
besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu
pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan
Himalaya
Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim
bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu
disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen.
Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala
Holosen.
Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan
flora dan fauna yang hidup sekarang, seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Sejarah perkembangan evolusi dan kehidupan bumi. Bumi terbentuk 4 milyar tahun lalu, tetapi kehidupan baru muncul semilyar tahun lalu. Bahkan "manusia purba" adanya baru 2 juta tahun lalu.
-
Pengantar Teknik Geofisika
34
BAB III
INTERIOR BUMI DAN SEISMOLOGI
3.1 Susunan Interior Bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat
fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi
mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi),
kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan
sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika
mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda
pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan
bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan
gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam
bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi
gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang
Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis
gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang
dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat
maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada
materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis
gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari
interior bumi.
-
Pengantar Teknik Geofisika
35
Pada Gambar 3.1 diperlihatkan rambatan gelombang P dan S
didalam interior bumi yang berasal dari suatu sumber gempa.
Sifat/karakter dari rambat gelombang gempa (seismik) di dalam
bumi diperlihatkan oleh gelombang S (warna merah) yang tidak
merambat pada Inti Bumi bagian luar sedangkan gelombang P
(warna hijau) merambat baik pada Inti Bagian Luar maupun Inti
Bagian Dalam. Berdasarkan sifat rambat gelombang P dan S
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Inti Bumi Bagian Luar
berfasa cair. Pada Gambar 3.2 diperlihatkan rambatan gelombang
P dan S kearah interior bumi, terlihat disini bahwa gelombang S
tidak menjalar pada bagian Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair
(liquid), sedangkan gelombag P tetap menjalar pada bagian luar Inti
Bumi yang berfasa cair, namun terjadi perubahan kecepatan rambat
gelombang P dari bagian Mantel Bumi ke arah Inti Bumi bagian luar
menjadi lambat.
Gambar 3.1. Rambatan gelombang Primer
(P) dan Sekunder (S) pada interior bumi. Gelompang P (garis hijau) merambat pada
semua bagian dari lapisan material bumi
sedangkan gelombang S (garis merah) hanya merambat pada bagian mantel dari
interior bumi.
Gambar 3.2. Sifat rambat gelombang P
dan S pada interior bumi. Terlihat gelombang P dapat merambat pada interior
bumi baik yang berfasa padat maupun
berfasa cair, sedangkan gelombang S tidak merambat pada Inti Bumi bagian luar yang
berfasa cair.
-
Pengantar Teknik Geofisika
36
3.2 Material dan Susunan Kulit Bumi
a.a.a.a. Selaput Batuan (Litosfir)Selaput Batuan (Litosfir)Selaput Batuan (Litosfir)Selaput Batuan (Litosfir)
Litosfir atau bagian yang padat dari Bumi, berada dibawah
Atmosfir dan Samudra. Sebagian besar dari apa yang kita
pelajari dan ketahui tentang bagian yang padat dari Bumi ini,
berasal dari apa yang dapat kita lihat dan raba diatas
permukaan Bumi. Para ilmuwan Ilmu Kebumian, umumnya
berpendapat bahwa Bumi ini lahir pada saat yang bersamaan
dengan lahirnya MATAHARI beserta planit-planit lainnya, berasal
dari awan yang berpusing yang terdiri dari bahan-bahan
berukuran debu, dan terjadi pada kurang lebih 5 hingga 6 milyar
tahun yang lalu. Bahan-bahan tersebut kemudian saling
mengikat diri, menyatu dan membentuk Litosfir. Beberapa saat
setelah Bumi kita ini terbentuk, terjadilah proses pembentukan
lelehan yang menempati bagian intinya. Lelehan tersebut
kemudian mengalami proses pemisahan, dimana unsur-unsur
yang berat yang terutama terdiri dari besi dan nikel akan
mengendap, sedangkan yang ringan akan mengapung diatasnya.
Sebagai akibat dari proses pemisahan tersebut, maka Bumi ini
menjadi tidak bersifat homogen, tetapi terdiri dari beberapa
lapisan konsentris yang mempunyai sifat-sifat fisik yang berbeda.
Bagian-bagian utama dari Bumi yang terlihat pada Gambar 3.3,
adalah :
Inti, yang terdiri dari dua bagian. Inti bagian dalam yang
bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari
unsur besi, dengan jari-jari 1216 Km., Inti bagian luar,
-
Pengantar Teknik Geofisika
37
berupa lelehan (cair), dengan unsurunsur metal mempunyai
ketebalan 2270 Km;
Mantel Bumi setebal 2885 Km; terdiri dari batuan padat,
Kerak Bumi, yang relatif ringan dan merupakan kulit luar
dari Bumi, dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 40 Km.
-
-
Gambar 3.3 Bagian-bagian utama bumi: Inti Bumi, Mantel Bumi, dan
Kerak Bumi
Disamping bagian-bagian utama tersebut diatas, ada suatu zona
terletak didalam mantel-Bumi yang berada antara kedalaman
100 dan 350 Km, bahkan dapat berlanjut hingga 700 Km., dari
permukaan Bumi. Zona ini mempunyai sifat fisik yang khas, yaitu
dapat berubah menjadi bersifat lentur dan mudah mengalir. Oleh
para ahli geologi zona ini dinamakan Astenosfir. Adalah suatu
zona yang lemah, panas dan dalam kondisi tertentu dapat
-
Pengantar Teknik Geofisika
38
bersifat secara berangsur sebagai aliran. Diatas zona ini,
terdapat lapisan Bumi yang padat disebut Litosfir (atau selaput
batuan) yang mencakup bagian atas dari Mantel-Bumi serta
seluruh lapisan Kerak-Bumi (Gambar 3.4).
Gambar 3.4 Bagian Kerak Bumi (Selaput Batuan / Litosfir)
Berdasarkan temuan-temuan baru di bidang Ilmu Geofisika dan
Ilmu Kelautan selama dasawarsa terakhir, litosfir digambarkan
sebagai terdiri dari beberapa lempeng atau pelat (karena
luasnya yang lebih besar dari ketebalannya), yang bersifat tegar
dan dapat bergerak dengan bebas diatas Astenosfir yang bersifat
lentur, dan dalam keadaan tertentu dapat berubah secara
berangsur menjadi mudah mengalir. Temuan-temuan baru
tersebut telah menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran lama
tentang teori pemisahan benua (continental drift theory) yang
dilontarkan pada sekitar tahun 1929 yang kemudian
ditinggalkan.
KERAK BUMILITOSFIR ( 0 - 100 KM )
ASTENOSFIR ( 100 - 350 KM )
MANTEL ATAS
MANTEL BAWAH
INTI LUAR
INTI DALAM
KERAK BENUA
KERAK SAMUDRA
1216 KM
2270 KM
2885 KM
MANTEL
INTI
ASTENISFIR
KERAKBENUA
KERAK SAMUDRA
MANTEL
ATAS
LITOSFIR
-
Pengantar Teknik Geofisika
39
Teori yang pada saat itu dianggap sangat radikal karena
bertentangan dengan anggapan yang berkembang pada waktu
itu, bahwa benua dan samudra merupakan bagian dari bumi
yang permanen, maka teori tersebut tidak mendapatkan tempat
diantara para ilmuwan Kebumian. Gambaran tentang struktur
interior bumi yang dikemukakan 50 tahun kemudian sebagai
hasil kerja keras para peneliti dengan cara mengumpulkan data
lebih banyak lagi, baik di daratan maupun di samudra, telah
melahirkan pandangan yang sangat maju dalam Ilmu Kebumian,
sehingga dianggap sebagai suatu revolusi dalam pemikiran di
bidang Ilmu ini.
Susunan dan komposisi litosfir (Kerak Benua dan Kerak
Samudra) dapat diketahui dengan cara menganalisa batuan-
batuan yang tersingkap di permukaan bumi, atau hasil pemboran
inti, maupun produk aktivitas gunungapi. Berdasarkan analisa
kimia dari sampel batuan yang diambil di berbagai tempat di
bumi, secara umum unsur kimia yang paling dominan sebagai
penyusun litosfir adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Unsur Kimia Penyusun Litosfir (Kerak Bumi)
Unsur
Persen Berat
Oxygen (O) Silicon (Si)
Alumunium (Al) Iron (Fe)
Calcium (Ca) Sodium (Na) Pottasium (K)
Magnesium, (Mg) Lain-nya
46.6 27.7 8.1 5.0 3.6 2.8 2.6 2.1 1.5
Total
100
-
Pengantar Teknik Geofisika
40
b.b.b.b. Selaput udara (atmosfir)
Selaput atau lapisan udara ini sepintas nampaknya tidak
mempunyai peranan yang berarti terhadap lingkungan geologi.
Sebenarnya fungsi dari Atmosfera adalah:
1. Merupakan media perantara untuk memindahkan air dari
lautan melalui proses penguapan ke daratan yang kemudian
jatuh kembali sebagai hujan dan salju;
2. Merupakan salah satu gaya utama dalam proses pelapukan,
3. Bertindak sebagai pengatur khasanah kehidupan dan suhu di
atas permukaan bumi.
4. Sebagai pelindung dari permukaan bumi terhadap pancaran
sinar ultra-violet yang tiba di atas permukaan bumi dalam
jumlah yang berlebihan.
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari udara, atau 78%,
terdiri dari unsur nitrogen dan hampir 21% adalah Oxigen.
Sedang sisanya adalah Argon (< dari 1%), CO2 hanya 0,33%
saja. Adapaun gas-gas lainnya seperti Hidrogen dan Helium
jumlahnya tidak berarti. Nitrogen sendiri tidak mudah untuk
bersenyawa dengan unsur-unsur lain, tetapi ada proses-proses
dimana gas-gas ini dapat bergabung menjadi senyawa nitrogen
yang kemudian menjadi sangat penting artinya untuk proses-
proses organik dalam lingkungan kehidupan atau apa yang kita
kenali sebagai biosfera. Sebaliknya unsur oxigen adalah unsur
yang sangat aktip untuk bersenyawa dan segera akan menyatu
-
Pengantar Teknik Geofisika
41
dengan unsur-unsur lainnya didalam suatu proses yang lazim
kita kenal sebagai oxidasi.
Disamping unsur-unsur tersebut diatas, udara juga mengandung
sejumlah uap-air, debu berasal dari letusan gunung-berapi dan
partikel-partikel lainnya yang berasal dari kosmos. Gas-gas dan
uap-air didalam udara ini akan terlibat dalam persenyawaan
kimiawi dengan bahan-bahan yang membentuk permukaan Bumi
dan air laut. 99% dari atmosfera berada di daerah hingga
ketinggian 29 Km. Sisanya tersebar merata sampai di
ketinggian 10.000 Km. Bagian atmosfera dari ketinggian 0
sampai 15 Km disebut troposfer atau selaput udara, dimana
didalamnya dijumpai adanya perubahan-perubahan iklim, angin,
hujan dan salju (perubahan cuaca). Gerak-gerak udara yang
berlangsung diatas permukaan bumi seperti angin, ini akan
berfungsi sebagai gaya pengikis dan pengangkut.
c. Selaput air (hidrosfir)
Menempati ruang mulai dari bagian atas atmosfir hingga
menembus ke kedalaman 10 Km dibawah permukaan Bumi,
yang terdiri dari samudra, gletser, sungai dan danau, uap air
dalam atmosfir dan air-tanah. Termasuk kedalam selaput ini
adalah semua bentuk air yang berada diatas dan didekat
permukaan bumi, 97,2% air di bumi berada di laut dan samudra.
Tetapi mereka ini mudah untuk menguap dalam jumlah yang
cukup besar utnuk selanjutnya masuk kedalam atmosfera dan
kemudian dijatuhkan kembali ke Bumi sebagai hujan dan salju.
-
Pengantar Teknik Geofisika
42
Apabila kita memperhatikan keadaan seluruh permukaan bumi,
maka ciri yang paling menonjol adalah suatu warna biru yang
ditimbulkan oleh hadirnya lautan. Meskipun planit-planit MARS,
VENUS dan juga BUMI diselimuti oleh awan, tetapi ternyata
hanya planit BUMI saja yang mendapat julukan the blue
planets. Daratan, ternyata hanya menempati luas sekitar 29%
saja dari seluruh permukaan bumi ini. Sisanya adalah laut dan
air. Bumi ini bahkan diduga jumlah luas daratan yang ada itu
lebih kecil lagi dari yang diperkirakan.
Kedalaman rata-rata laut kita adalah hampir 4 Km. Angka ini
sangat tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan
panjangnya jari-jari Bumi yang berkisar sekitar 6400 Km.
Namun demikian, laut tetap merupakan tempat penampungan
air terbesar di Bumi ini. Gambar 3.5 memperlihatkan secara
grafis perbandingan antara jumlah air yang terdapat diatas dan
didekat permukaan bumi, sedangkan Gambar 3.6
memperlihatkan peredaran siklus dunia air atau daur hidrologi.
2.15 % dari jumlah air di bumi ditempati oleh tumpukan es dan
gletser, dan sisanya 0.65% terbagi kedalam air di danau-danau,
air permukaan, air bawah permukaan (tanah) dan yang berada
di dalam atmosfir. Mengingat fungsi dari air yang sangat vital
dalam tata kehidupan, maka Ilmu pengetahuan yang khusus
diperuntukan bagi sifat-sifat air ini berkembang menjadi suatu
ilmu yang merupakan cabang dari Ilmu Geologi, yaitu
Geohidrologi. Daur hidrologi pada Gambar 3.6, adalah
merupakan salah satu perwujudan dari hasil perkembangan ilmu
tersebut.
-
Pengantar Teknik Geofisika
43
SEBARAN AIR DARAT
2.15
0.62
0.1
GLETSER AIR TANAH LAIN-20
0.5
1
1.5
2
2.5
VOL %
Series 1
Gambar 3.5 Prosentase air di daratan
Energi yang berupa panas yang berasal dari Matahari akan
menyebabkan terjadinya penguapan air-laut dan air-air yang ada
di permukaan Bumi. Uap air akan memasuki peredaran
ATMOSFIR dan bergerak mengikuti gerak dari perpindahan
udara. Sebagian daripadanya akan mengumpul dan kemudian
akan jatuh kembali keatas permukaan bumi sebagai hujan dan
salju untuk kemudian menuju kelaut. Dalam perjalanannya
menuju laut, sebagian daripadanya akan tertinggal di daratan,
mengumpul sebagai kantong-kantong air di danau atau rawa-
rawa. Setiap tahun terjadi 380.000 Km3 air berasal dari lautan
menguap dengan bantuan energi Matahari, sedangkan dari
daratan 60.000 Km3. Dari jumlah ini, 284.000 Km3 akan
kembali jatuh ke laut dan sekitar 96.000 Km3 akan jatuh kembali
ke darat sebagai hujan dan salju. Sebanyak 36.000 Km3
merupakan air yang mengalir diatas permukaan yang kemudian
-
Pengantar Teknik Geofisika
44
bekerja sebagai pengikis, pengangkut dan mengendapkan
bahan.
LAUT
SALJU
DANAU
INFILTRASI
ALUR PERMUKAAN
36000KM3
JATUH KEMBALI
KE LAUT 284000KM3
JATUH KEDARAT; HUJAN
96000 KM3
PENGUAPAN
380.000 KM3
Gambar 3.6 Daur Hidrologi
Air yang jatuh dipermukaan (daratan) akan meresap kedalam
tanah, bergerak kebawah (disebut infiltrasi), kemudian secara
lateral mengisi danau-danau, mengalir melalui sungai, atau
bergerak langsung menuju samudra. Didalam hidrosfir ini kita
juga mengenal apa yang dinamakan water balance. Hal ini
disebabkan jumlah air yang ada di Bumi ini rupanya jumlahnya
tidak berubah. Pengamatan dan pengukuran-pengukuran
menunjukan bahwa permukaan air laut tidak memperlihatkan
adanya penurunan. Ini berarti bahwa air yang mengalir diatas
permukaan yang menuju kelaut akan mengisi adanya defisit air
yang disebabkan karena penguapan yang besar yang
berlangsung diatas samudra. Apabila dijumlahkan dari seluruh
daratan, banyaknya air yang jatuh kedarat ternyata lebih banyak
-
Pengantar Teknik Geofisika
45
dari yang menguap dari darat ke atmosfir. Sebaliknya, diatas
permukaan laut, air yang menguap lebih banyak dari yang jatuh
diatas permukaan laut.
1. Air permukaan (Surface Water)
Apabila air jatuh keatas permukaan bumi, maka beberapa
kemungkinan dapat terjadi. Air akan terkumpul sebagai
tumpukan salju didaerah-daerah puncak pegunungan yang tinggi
atau sebagai gletser. Ada pula yang terkumpul didanau-danau.
Yang jatuh menimpa tumbuh-tumbuhan dan tanah, akan
menguap kembali kedalam atmosfir atau diserap oleh tanah
melalui akar-akar tanaman, atau mengalir melalui sistim sungai
atau aliran bawah tanah.
Diatas permukaan Bumi, air akan mengalir melalui jaringan pola
aliran sungai menuju bagian-bagian yang rendah. Setiap pola
aliran mempunyai daerah pengumpulan air yang dikenal sebagai
daerah aliran sungai atau disingkat sebagai DAS atau drainage
basin . Setiap DAS dibatasi dari DAS disebelahnya oleh suatu
tinggian topografi yang dinamakan pemisah aliran (drainage
divide). Dengan digerakkan oleh gayaberat, air hujan yang jatuh
dimulai dari daerah pemisah aliran akan mengalir melalui lereng
sebagai lapisan lebar berupa air-bebas dengan ketebalan hanya
beberapa Cm saja yang membentuk alur-alur kecil. Dari sini air
akan bergabung dengan sungai baik melalui permukaan atau
sistim air bawah permukaan.
Dalam perjalanannya melalui cabang-cabangnya menuju ke
sungai utama dan kemudian bermuara di laut, air yang mengalir
dipermukaan melakukan kegiatan-kegiatan mengikis,
mengangkut dan mengendapkan bahan-bahan yang dibawanya.
Meskipun sungai-sungai yang ada dimuka bumi ini hanya
mengangkut kira-kira 1/1000.000 dari jumlah air yang ada di
Bumi, namun ia merupakan gaya geologi yang sangat ampuh
yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Hasil
utama yang sangat menonjol yang dapat diamati adalah
-
Pengantar Teknik Geofisika
46
terbentuknya lembah-lembah yang dalam yang sangat
menakjubkan diatas muka bumi ini.
a. Pengikisan sungai
Cara sungai mengikis dan menoreh lembahnya adalah dengan
cara (1) abrasi, (2) merenggut dan mengangkat bahan-bahan
yang lepas, (3) dengan pelarutan. Cara yang pertama atau
abrasi merupakan kerja pengikisan oleh air yang paling menonjol
yang dilakukannya dengan menggunakan bahan-bahan yang
diangkutnya, seperti pasir, kerikil dan kerakal.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan hydrolic lifting,
yang terjadi sebagai akibat tekanan oleh air, khususnya pada
arus turbelensi. Batuan yang sudah retak-retak atau menjadi
lunak karena proses pelapukan, akan direnggut oleh air. Dalam
keadaan tertentu air dapat ditekan dan masuk kedalam rekahan-
rekahan batuan dengan kekuatan yang dahsyat yang
mempunyai kemampuan yang dahsyat untuk menghancurkan
batuan yang membentuk saluran atau lembah. Air juga dapat
menoreh lembahnya melalui proses pelarutan, terutama apabila
sungai itu mengalir melalui batuan yang mudah larut seperti
batukapur.
b. Pengangkutan oleh sungai
Sungai juga ternyata merupakan media yang mampu
mengangkut sejumlah besar bahan yang terbentuk sebagai
akibat proses pelapukan batuan. Banyaknya bahan yang
-
Pengantar Teknik Geofisika
47
diangkut ditentukan oleh faktor iklim dan tatanan geologi dari
suatu wilayah. Meskipun bahan-bahan yang diangkut oleh sungai
berasal antara lain dari hasil penorehan yang dilakukan sungai
itu sendiri, tetapi ternyata yang jumlahnya paling besar adalah
yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan. Proses
pelapukan ternyata menghasilkan sejumlah besar bahan yang
siap untuk diangkut baik oleh sungai maupun oleh cara lain
seperti gerak tanah, dan atau air-tanah.
Bagaimana cara air mengalir mengangkut bahan-bahannya akan
diuraikan sebagai berikut: Dengan cara melarutkan. Jadi dalam
hal ini air pengangkut berfungsi sebagai media larutan. Dengan
suspensi, atau dalam keadaan bahan-bahan itu terapung
didalam air. Kebanyakan sungai-sungai (meskipun tidak
semuanya) mengangkut sebahagian besar bebannya melalui
cara ini, terutama sekali bahan-bahan berukuran pasir dan
lempung. Tetapi pada saat banjir, bahan-bahan berukuran yang
lebih besar dari itu juga dapat diangkut dengan cara demikian.
Dengan cara didorong melalui dasar sungai (bed load). Agak
berbeda dengan cara sebelumnya, cara ini berlangsung kadang-
kadang saja, yaitu pada saat kekuatan airnya cukup besar untuk
menggerakkan bahan-bahan yang terdapat di dasar sungai.
2. Air-Tanah (Groundwater)
Semua air yang ada dibawah permukaan Bumi (tanah),
dikelompokan sebagai air-tanah. Dalam daur hidrologi , nampak
bahwa air-tanah hanya menempati 0.6% saja dari seluruh air
-
Pengantar Teknik Geofisika
48
tawar yang ada. Namun demikian, di Amerika, air tanah telah
memberikan 50% dari kebutuhan air minum, 40% dimanfaatkan
untuk irigasi dan 20% digunakan untuk Industri. Air-tanah
menerima pemasukan air (recharge) air dari air yang jatuh
diatas permukaan Bumi melalui proses infiltrasi yang kemudian
bergerak mengalir memasuki batuan dan lapisan tanah, sampai
keluar lagi sebagai sumber-sumber air (discharge), dan kembali
ke permukaan sebagai sungai, atau tertahan sementara sebagai
danau atau dirawa-rawa.
Banyaknya air yang masuk kedalam tanah sangat ditentukan
oleh sifat, keadaan dan jenis batuan setempat, jumlah vegetasi
di daerah tangkapan (catchment area), bentuk bentang alam
dan tentu saja banyaknya air yang jatuh (hujan, salju dsb.). Di
daerah dengan vegetasi yang lebat infiltrasi akan dipercepat oleh
akar tumbuh-tumbuhan yang membuka jalan untuk dilalui air.
Air akan mengalir lebih cepat pada permukaan lereng yang
curam dan menuju ke sungai dibanding dengan permukaan yang
landai. Dengan demikian peresapan air akan lebih banyak terjadi
di topografi yang landai. Sifat batuan atau tanah yang dapat
meneruskan air, ditentukan oleh kadar kesarangan (porositas)
seperti tanah lepas, pasir dan kerikil atau kerakal. Batuan dasar
yang tersingkap yang retak-retak akan merupakan tempat
infiltrasi yang potensial.
Gambar 3.7 memperlihatkan bagian-bagian dan istilah-istilah
yang terdapat pada air-tanah. Muka air-tanah merupakan batas
paling atas dari zona jenuh, yang merupakan sifat yang paling
menonjol dalam sistim air-tanah. Danau, rawa dan sungai
-
Pengantar Teknik Geofisika
49
permanen, adalah tempat-tempat dimana muka air-tanah
muncul ke permukaan. Di tempat-tempat kering dimana air sulit
diperoleh di permukaan, diperkirakan bahwa muka air-tanah
letaknya dalam. Kedalaman dari muka air-tanah sangat beragam
dan ditentukan oleh bentuk bentang alam dan keadaan iklim.
Mengetahui kedalaman muka air-tanah adalah sangat penting
dalam upaya untuk menentukan keberhasilan melakukan
pemboran air-tanah. Berdasarkan data dari sejumlah bor air,
danau, rawa, dan sumber-air, muka air tanah dapat diketahui
dan dipetakan. Kedudukan muka air-tanah dapat berada dalam
keadaan yang tetap apabila terjadi keseimbangan antara
pengisian (recharge) dan yang keluar (discharge). Suatu bentuk
atau lapisan massa batuan yang mampu meloloskan dan secara
nyata dapat menyimpan air-tanah, dinamakan aquifer. Pada
bagian ini kita dapat mengambil dan memanfaatkan air-tanah
untuk keperluan rumah-tangga, pertanian dan industri. Aquifer
yang paling baik adalah yang terdiri dari pasir dan kerakal yang
lepas, batupasir yang tidak tersemenkan dengan baik atau
batuan yang retak-retak.
Gambar 3.7 Aquiclude yang berada diatas muka air tanah akan terbentuk
pengumpulan air tanah setempat.
-
Pengantar Teknik Geofisika
50
Kita mengenal adanya dua jenis aquifer:
a. Aquifer bebas atau (unconfined), yaitu aquifer yang letaknya
dekat sekali dengan muka air-tanah, dengan sedikit atau
sama sekali tidak ada tanah atau lapisan penutup diatasnya.
Aquifer ini berada dalam tekanan atmosfir. Kebanyakan air-
tanah setempat itu diperoleh dari aquifer jenis ini yang
terutama berupa pasir dan kerakal lepas dan endapan banjir.
b. Aquifer tertekan atau (confined). Aquifer ini letaknya berada
diantara 2 lapisan yang tak lulusair. Berbeda dengan aquifer
bebas, aquifer ini disamping sebarannya lebih luas, juga
letaknya lebih dalam dari permukaan (gambar 2.7). Aquifer
yang berada diatas muka air-tanah utama, disebut aquiclude.
Dalam kondisi tertentu, air-tanah yang terperangkap dalam
aquifer tertekan, dapat naik keatas melawan tarikan gayaberat
dan bahkan dapat menyembur. Keadaan seperti ini dapat terjadi
apabila aquifer tersebut kedudukannya miring dan ujungnya
tersingkap diatas permukaan di wilayah pegunungan seperti
terlihat pada Gambar 3.8. Pemboran air pada A dan B, air-
tanah akan naik sendiri keatas tanpa dipompa. Jenis aquifer
seperti ini dinamakan artesis (berasal dari nama kota di
Perancis Artois, dekat Calais). Permukaan dimana air-tanah
dapat naik tanpa hambatan, dinamakan bidang pizometrik.
Sedangkan pada C air-tanah baru mungkin dapat dikeluarkan
dengan bantuan pompa.
-
Pengantar Teknik Geofisika
51
Gambar 3.8 Lapisan batuan lulus air/permeable (aquifer tertekan) dan lapisan
impermeable (aquiclude)
-
Pengantar Teknik Geofisika
52
BAB IV
GAYABERAT (GRAVITY)
4.1 Pendahuluan
Ilmu gravity merupakan ilmu yang mempelajari perilaku percepatan
gravitasi bumi (gravitational acceleration) yang didasarkan pada hukum
Gravitasi Newton. Sedangkan metoda gayaberat merupakan suatu metoda
eksplorasi geofisika yang didasarkan atas adanya anomali medan
gravitasi bumi, yang diakibatkan adanya variasi densitas batuan ke
arah lateral maupun vertikal dibawah titik ukur.
Metode gayaberat dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan
berdasarkan perbedaan rapat masa penomena geologi seperti cebakan
mineral, cekungan sedimen, intrusi dari daerah sekeliling ( =
gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap
perubahan kearah lateral, oleh karena itu metode ini disukai untuk
mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, cekungan
sedimen, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff
terpendam dan lain-lain.
Sejalan dengan peningkatan teknologi digital yang sangat cepat pada
akhir 1980, masalah ketelitian pembacaan dapat ditingkatkan dengan
digunakannya sistem pembacaan digital. GWR Instrument Inc tahun 1994
mengeluarkan superconducting gravimeter yang merupakan gravimeter
yang paling teliti dengan akurasi 0,001 Gal (Richter dan Warburton,
1998). Kelemahan dari alat ini adalah bentuknya yang besar ( tinggi 1
meter, diameter 0,7 m) dan berat 100 kg sehingga sulit digunakan di
-
Pengantar Teknik Geofisika
53
lapangan. Pada akhir tahun 2000, LaCoste & Romberg mengeluarkan
gravimeter digital secara penuh yang disebut graviton dengan akurasi 1
Gal dan gravimeter semi-digital yang merupakan pengembangan LaCoste
& Romberg tipe G yang dilengkapi dengan sistem pembacaan digital
dengan akurasi 1-5 Gal. Awal tahun 2002 Scintrex mengeluarkan
gravimeter digital secara penuh yang disebut Scintrex Autograv CG5
dengan akurasi 1 Gal. Dengan sistem gravimeter digital secara penuh
maupun semi-digital maka kendala pembacaan yang berhubungan dengan
alat untuk mengamati perubahan gayaberat dalam orde Gal dapat
dihilangkan.
Dengan adanya peningkatan akurasi gravimeter dan pengembangan
sistem digital, penerapan metode gayaberat untuk sumber anomali dekat
permukaan dan yang berhubungan dengan lingkungan serta untuk tujuan
pemantauan semakin banyak digunakan.
Unit percepatan gravitasi atau gayaberat dinyatakan dalam gal (untuk
menghormati Galelei Galelio, orang yang mula mengusulkan adanya gaya
gravitasi dari percobaan menjatuhkan benda dari Menara Pisa di Italia).
Gambar 4-1. Satuan gayaberat Gambar 4-2. Nilai Gayaberat di permukaan bumi dan variasinya
-
Pengantar Teknik Geofisika
54
4.2 Hukum Gravitasi Universal
Pada saat ini semua orang tahu bahwa benda jatuh ke bumi diakibatkan
oleh gaya tarik-menarik antara benda tersebut dengan bumi. Gaya tarik-
menarik tersebut, secara teori gravitasi ditemukan oleh seorang ahli ilmu
pengetahuan dari abad 17, yaitu Sir Isaac Newton (1642 - 1727), yang
dituangkan dalam bukunya Principia Matematica. Sudah menjadi
dongeng selama ini, seolah Newton menemukan hukum gravitasi pada
saat dia berjalan-jalan di taman lalu tertimpa buah apel. Sesungguhnya
penemuan hukum Newton ini dilakukan melalui banyak sekali tahapan dari
hasil pengamatan tentang pergerakan Bumi dan Matahari. Teori gravitasi
Newton didasarkan atas hasil penelitian Kepler tentang pergerakan planet-
planet. Dari hasil pengamatan Kepler (1753) membuat hukum pergerakan
planet yang berbentuk elips.
Hukum Kepler I :
1 b
y
)a (2
2
2
2
=++
a
x
(4-1)
dimana a,b adalah jarak terpanjang dan terpendek dari revolusi bumi
terhadap Matahari
Hukum kepler II adalah :
Cdt
dS=
(4-2)
dimana S adalah luas waktu daerah sapuan persatuan.
Hukum Kepler III adalah :
T2 =a3 (4-3)
dimana T, adalah waktu revolusi , a = jari-jari sapuan ellips.
-
Pengantar Teknik Geofisika
55
Dari ketiga persamaan Kepler tersebut Newton dapat menemukan Hukum
yang menyatakan bahwa gaya tarik-menarik dari dua buah benda yang
bermassa m1 dan m2 berbanding lurus dengan perkalian massanya, serta
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak massa tersebut sebagai
berikut:
2
21
r
m . m F
(4-4)
Bila kesebandingan digantikan dengan konstanta G, maka dapat
digantikan menjadi persamaan :
2
21
r
m . mG F =
(4-5)
G biasa disebut konstanta gravitasi universal, dinotasikan sebagai G.
4.3 Konstanta Gravitasi Universal (G)
Dari hukum garavitasi pada persamaan (4-5) di atas dapat diturunkan
percepatan gayaberat bumi. Bila bumi dianggap sebagai bola sempurna
dan m1 adalah massa bumi Me, r diganti dengan jari-jari bumi R. maka
kita akan mendapatkan persamaan percepatan gaya berat dipermukaan
bumi.
2R
MeGag ==
(4-6)
Karena dianggap bola sempurna maka massa bumi : eee RM .34 3= ,
dimana m = rapat massa rata-rata. Persamaan gayaberat dipermukaan
bumi dapat dituliskan menjadi :
-
Pengantar Teknik Geofisika
56
meeGRRg
3
4=
(4-7)
Pengukuran Konstanta Gravitasi Universal (G)
Hukum gravitasi Newton, untuk beberapa saat belum merupakan hukum
yang dapat digunakan secara operasionil karena hanya merupakan
kesebandingan saja, karena konstanta G belum diketahui.
Penentuan konstanta gravitasi universal juga merupakan penentuan yang
mendasar (fundamental), karena dari harga tersebut dapat ditentukan
parameter-parameter lain. Penentuan konstanta tersebut tidak dapat
dilakukan melalui penentuan seperti penurunan Hukum Newton,
penentuan tersebut harus dilakukan melalui percobaan di laboratorium.
Orang pertama yang mengukur konstanta gravitasi universal (Universal
gravitational constant) secara langsung di laboratorium adalah Henry
Cavendish di Cambridge, Inggris pada tahun 1798, menggunakan
torsion balance yang disebut percobaan Cavendish. Pengukuran G
pada percobaan ini didasarkan atas penyimpangan cahaya pantulan dari
dua buah massa yang digantung akibat didekati oleh dua massa lainnya.
Cavendish menemukan harga G agak terlalu besar, yaitu 7.54 x 10-8 cgs
unit, kemudian dari percobaan Cavendish diulang dan dicoba dengan
metoda-metoda lain seperti getaran, pendulum, dan benda jatuh. Harga
yang dipakai oleh internasional adalah harga hasil percobaan Heyl dan
Chrzannowski 1942, yaitu G = 6.673 x 10-8 cgs unit.
Cavendish menentukan harga G melalui torsion balance yang dirancang
John Mitchell. Pada prinsipnya, metoda yang digunakan adalah
menggunakan perbedaan defleksi akibat massa yang didekatkan dengan
torsion balance tersebut. Perbedaan defleksi itu diamati dari hasil
pantulan sinar oleh cermin yang diletakkan pada gantungan fiber glass
(Gambar 4-3). Dari perbedaan tersebut, dihitung besarnya gaya tarik
-
Pengantar Teknik Geofisika
57
menarik antara massa m1 dengan massa m2 yang selanjutnya dapat
dihitung pula harga G dan m secara akurat.
Gambar 4-3 : Percobaan Cavendish untuk menentukan rapat massa bumi dengan m1 = 5 cm dan m2 = 30 cm (terbuat dari timah
hitam).
Pada posisi 1 , gaya tarik menarik antara m1 dan m2 diimbangi oleh
momen torsi dari tali gantungan. Dalam bentuk persamaan adalah sebagai
berikut :
Fh 2 1= 2
c
21
d
m mG h 2 =
(4-8)
Pada posisi 2 adalah sama tetapi arahnya berbeda, sehingga :
Fh 4 h)(-F) (2