buku profil bojonegoro.pdf

Upload: jason-alexander

Post on 02-Jun-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    1/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 1

    I. PENDAHULUAN

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah merupakan salah satu bentuk

    Pelaksanaan Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang menggunakan

    konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai konsekuensi Otonomi

    Daerah tersebut dikonstruksikan dalam sistem Negara Kesatuan, maka laporan

    penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu

    sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah

    Pusat dan Daerah. Dalam gambaran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten Bojonegoro yang diuraikan dalam Profil Daerah sebagai wujud nyata

    serta upaya untuk memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga

    dapat dengan mudah untuk ditemukenali adanya peluang pengembangan daerah

    dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah. Profil Daerah

    Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012 memberikan gambaran umum tentang adanya

    kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya,

    perekonomian daerah, sarana dan prasarana (infrastruktur), Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah

    dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro. Untuk penyelenggaraan pemerintahan serta

    untuk menghasilkan laporan yang akurat dan menghadapi perkembangan kemajuan

    ke depan penyajian Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi

    Daerah.

    Dalam Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012 di Kabupaten Bojonegoro

    berpedoman pada Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Bojonegoro sebagaimana

    tertuang dalam RPJMD Tahun 2008 2013. VISI Kabupaten Bojonegoro sesuai

    dengan RPJMD Tahun 2008 2013 adalah sebagai berikut :

    1. VISI :

    KEBANGKITAN KABUPATEN BOJONEGORO YANG SEJAHTERA,

    MADANI DAN BERDAYA SAING

    1.1. LATAR BELAKANG

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    2/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 2

    2. MISI

    1. Meningkatkan keshalehan sosial masyarakat yang didukung oleh pemahaman

    dan pengamalan nilai-nilai keagamaan secara murni dan konsekuen;

    2. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendorong partisipasi aktif

    masyarakat sebagai sumber daya utama pembangunan;

    3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi

    kerakyatan secara merata dan berkeadilan;

    4. Mewujudkan pelayanan publik yang prima & didukung oleh penyelenggaraan

    pemerintahan yang bersih dan berwibawa berlandaskan prinsip- prinsip tata

    pemerintahan yang baik.

    Dalam RPJMD Tahun 2008 2013 tersebut dirumuskan juga sasaran prioritas

    selama 5 Tahun yaitu :

    1. Revitalisasi Pembangunan Infrastruktur Jalan;

    2. Revitalisasi Pembangunan Pertanian dan Irigasi;

    3. Revitalisasi Pembangunan Pendidikan;

    4. Revitalisasi Pembangunan Kesehatan.

    Penyusunan Buku Profil dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

    kondisi umum dan kondisi khusus Kabupaten Bojonegoro secara komprehensif yang

    meliputi : kondisi geografis, penduduk, potensi ekonomi, struktur SPBD serta data

    informasi penting yang secara keseluruhan memberikan gambaran yang utuh

    tentang Kabupaten Bojonegoro.

    Sedangkan Tujuan penyusunan Buku Profil adalah :

    1. Memberikan informasi dan gambaran secara utuh mengenai Kabupaten

    Bojonegoro kepada daerah lain, kepada swasta dan mesyarakat pada umumnya;

    2. Sebagai Bahan Acuan untuk studi-studi terkait dengan pembangunan di

    Kabupaten Bojonegoro.

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN BUKU PROFIL KABUPATEN BOJONEGORO

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    3/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 3

    II. KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN BOJONEGORO

    Secara administrasi Kabupaten Bojonegoro dibagi menjadi 27 kecamatan

    dengan 419 desa dan 11 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan adalah 230.706

    Ha. Kabupaten Bojonegoro bagian dari Propinsi Jawa Timur dengan jarak 110 km

    dari ibukota propinsi dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Batas-

    batas administrasi Kabupaten Bojonegoro adalah :

    Sebelah Utara : Kabupaten Tuban

    Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan

    Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang

    Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)

    Dengan luas wilayah keseluruhan 230.706 ha, 40,15% wilayah Bojonegoro

    merupakan wilayah hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan

    Bojonegoro, 32,58% berikutnya berupa lahan sawah yang sebagian besar berada di

    sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Sebanyak 22,42% merupakan tanah kering

    dan sisanya 4,85% adalah perkebunan dan lain-lain.

    Sedangkan grafis wilayah administrasi Kabupaten Bojonegoro dapatdigambarkan pada peta 1 berikut :

    2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    4/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 4

    PETA WILAYAH KABUPATEN BOJONEGORO

    A. TOPOGRAFI

    Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah

    aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di

    bagian Selatan merupakan dataran tinggi disepanjang kawasan Gunung Pandan,

    Kramat dan Gajah.

    Bengawan Solo mengalir dari Selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa

    Tengah, kemudian mengalir ke arah Timur, di sepanjang wilayah Utara Kabupaten

    Bojonegoro. Bagian Utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang

    cukup subur dengan pertanian yang ekstensif.

    2.2 KARAKTERISTIK FISIK KABUPATEN

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    5/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 5

    Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan

    tembakau pada musim kemarau. 40,15 persen wilayah Bojonegoro masih merupakan

    hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan Bojonegoro, 35,58

    persen berikutnya berupa lahan sawah, yang sebagian besar berada di sepanjang

    aliran sungai Bengawan Solo. Sebanyak 19,42 persen merupakan tanah kering dan

    sisanya 4,85 persen adalah perkebunan dan lain-lain. Bojonegoro hanya memiliki 22

    stasiun penangkar hujan, yang tersebar di 15 kecamatan. Tabel 1.1.5 mencatat dari

    15 kecamatan, hujan paling sering terjadi di Kec Sukosewu yaitu sebanyak 127 hari,

    hujan paling sedikit muncul di Kec Ngraho yaitu hanya 48 hari. Sementara itu, untuk

    menanggulangi kekurangan air untuk keperluan pengairan lahan pertanian di musim

    kemarau, dilakukan dengan menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo melalui

    pompanisasi. Yang tersebar di 8 kecamatan yang meliputi 24 desa.

    Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Ketinggian, Kemiringan dan Kedalaman

    Efektif Tanah di Kab. Bojonegoro

    No Uraian Luas Prosentase

    KETINGGIAN

    1 < 25 43 155 18,71

    2 25 s.d 99,99 104 629 45,35

    3 100 S.d 499,9 82 348 35,69

    4 >500 5740,25

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    6/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 6

    TABEL 2.2 LUAS WILAYAH MENURUT KETINGGIAN, KEMIRINGAN DAN KEDALAMAN

    EFEKTIF TANAH DI KAB. BOJONEGORO (LANJUTAN)

    No Uraian Luas Prosentase

    KEMIRINGAN (M)

    1 < 2 127 109 55,10

    2 2 s.d 14,99 83 429 36,16

    3 15 s.d 39,99 17 312 7,50

    4 > 402 856

    1,24

    KEDALAMAN EFEKTIF TANAH (CM)

    1 < 3025 896 11,22

    2 30 s.d 59,99 28 142 12,20

    3 60 s.d 89,99 37 618 16,31

    4 > 90 139 050 60,70

    B. JENIS TANAH

    Lapisan tanah sebagian terdiri atas lapisan grumosol, latosol dan litosol,

    lapisan alluvial dan lapisan mediteranian. Lapisan grumosol merupakan bagian

    terluas yang terbentang di bagian selatan, yaitu pada jalur utama yang

    membelah Kabupaten Bojonegoro. Lapisan alluvial berada di sepanjang aliran

    Bengawan Solo. Sementara lapisan mediteranian terdiri atas batu cadas, kurang

    mengandung air tanah serta kurang subur untuk pertanian yang sebagian di

    kawasan hutan.

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    7/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 7

    C. HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI

    Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar perannya

    terhadap berbagai kegiatan usaha khususnya pertanian. Curah hujan baik

    langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jenis dan pola tanam

    serta pola identitas penggunaan tanah dan tersedianya air pengairan. Pada

    umumnya curah hujan di Kabupaten Bojonegoro tidak terlalu tinggi. Kecamatan

    Baureno dan Sukosewu mempunyai curah hujan rata-rata paling tinggi

    dibandingkan kecamatan lain. Untuk pola air sungai dan irigasi Kabupaten

    Bojonegoro dilalui Bengawan Solo yang mengalir ke arah Timur melintasi bagian

    Utara. Selain sungai sistem hidrologi di wilayah Kabupaten Bojonegoro ditentukan

    dengan ketersediaan waduk dan embung. Kondisi klimatologi di Kabupaten

    Bojonegoro adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA

    CURAH HUJAN TAHUN 2011

    No Kecamatan Tinggi Dari

    Permukaan Laut

    (m)

    Stasiun

    Penangkar

    Hujan

    Hari Hujan

    (hari)

    Rata-rata Curah

    Hujan (mm)

    1 Margomulyo - - - -

    2 Ngraho 38 1 48 2

    3 Tambakrejo - - - -

    4 Ngambon - - - -

    5 Sekar - - - -

    6 Bubulan - - - -

    7 Gondang - 2 89 8

    8 Temayang - 2 91 14

    9 Sugihwaras - - - -

    10 Kedungadem 42 1 102 7

    11 Kepohbaru 9 2 95 12

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    8/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 8

    Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA

    CURAH HUJAN TAHUN 2011

    No Kecamatan Tinggi Dari

    Permukaan

    Laut (m)

    Stasiun

    Penangkar

    Hujan

    Hari Hujan

    (hari)

    Rata-rata

    Curah Hujan

    (mm)

    12 Baureno 28 3 109 20

    13 Kanor 9 1 85 6

    14 Sumberrejo 14 2 99 16

    15 Balen - 1 119 8

    16 Sukosewu - 1 127 9

    17 Kapas 18 1 106 7

    18 Bojonegoro 15 1 103 6

    19 Trucuk - - - -

    20 Dander 37 2 113 16

    21 Ngasem 115 1 88 6

    22 Kalitidu - 1 90 5

    23 Malo - - - -

    24 Purwosari - - - -

    25 Padangan - - - -

    26 Kasiman - - - -

    27 Kedewan - - - -

    Untuk kondisi iklim Kabupaten adalah daerah tropis dengan suhu rata-rata

    27,80C, suhu udara berkisar 24,20C 31,40C. Penyinaran tertinggi terjadi pada bulan

    Agustus atau September, sedangkan penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember-

    Februari.

    Sumber : BPS Kabu aten Bo one oro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    9/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 9

    Penggunaan lahan di Bojonegoro adalah sebagaimana tabel 2.4 berikut :

    TABEL 2.4 : PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN BOJONEGORO

    NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)

    1 HUTAN LINDUNG 1.456,47

    2 SEMPADAN SUNGAI 1.242,04

    3 DANAU DAN WADUK 967,27

    4 HUTAN PRODUKSI 93.833,36

    5 HUTAN RAKYAT 645,98

    6 PERKEBUNAN 1.522,66

    7 TANAH SAWAH 76.848,17

    8 PERMUKIMAN 23.970,35

    9 LADANG 23.439,73

    10 LAIN-LAIN 6.779,97

    a. Kawasan Lindung

    Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkankelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan

    menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna mendukung proses

    pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana

    pemanfaatan kawasan lindung adalah :

    2.3 PENGGUNAAN LAHAN

    Sumber : BPS Kabu aten Bo one oro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    10/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 10

    a. Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana pemanfaatan ruang

    kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya, kawasan

    suaka alam, kawasan perlindungan setempat dan kawasan bencana

    b. Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi

    hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air.

    c. Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi

    kawasan lindung

    Tabel 2.5 Luas Kawasan Lindung Tahun 2011

    NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREALKAWASAN LINDUNG

    (Ha)1 KPH Bojonegoro 1.051,40

    2 KPH Parengan 4,30

    3 KPH Padangan 4,40

    4 KPH Jatirogo -

    5 KPH Cepu -

    6 KPH Saradan 449,30

    7 KPH Ngawi -

    Jumlah Total 1.509,40

    b. Hutan Negara

    Jumlah total hutan negara seluas 98.588,50 dan di kelola oleh Perhutani dibawah

    kewenangan Kementrian Kehutanan. Secara lengkap data mengenai hutan negara

    adalah sebagaimana tabel 2.6 berikut :

    Sumber : BPS Kabu aten Bo one oro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    11/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    12/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 12

    Tabel 2.7 Luas Hutan Rakyat Tahun 2011

    NO WILAYAH/KECAMATAN LUAS AREAL HUTANRAKYAT (Ha)

    11 Kepohbaru 1.007

    12 Baureno 958

    13 Kanor 468

    14 Sumberejo 790

    15 Balen 626

    16 Kapas 163

    17 Sukosewu 525

    18 Trucuk 1.083

    19 Dander 1.256

    20 Ngasem 2.626.

    21 Kalitidu 1.150

    22 Malo 1.025

    23 Purwosari 1.083

    24 Padangan 867

    25 Kedewan 1.147

    26 Kasiman 444

    27 Bojonegoro 35

    TOTAL 26.566

    d. Lahan Perkebunan

    Perkebunan di Bojonegoro didominasi oleh tembakau yang terkenal kualitasnya

    sebagai tembakau terbaik. Tembakau yang ditanam di Bojonegoro adalah jenis

    tembakau Virginia dan Tembakau Jawa. Luas Perkebunan Rakyat adalah

    sebagaimana tabel 2.8 berikut :

    Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabu aten Bo one oro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    13/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 13

    Tabel 2.8 : Luas Perkebunan Rakyat Tahun 2011

    NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREAL KEBUNRAKYAT (Ha)

    TANAMAN SEMUSIM

    1 Tembakau Virginia 11.725

    2 Tembakau Jawa 1.742

    3 Tebu 941

    4 Kapas -

    TANAMAN TAHUNAN

    1 Kelapa 8.872

    2 Kapuk Randu 1.434

    3 Jambu Mete -

    4 Kopi 1

    5 Cengkeh 2

    6 Kemiri 16

    7 Kenanga 13

    8 Cabe Jamu -

    9 Jarak Pagar 1.724

    e. Lahan Pertanian

    Lahan pertanian terdiri dari 2 (dua) yaitu lahan persawahan dan lahan kering.

    Lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2011 bertambah menjadi 77.092 ha

    dibanding Tahun 2010 yang seluas 76.644 ha. Sedangkan lahan kering menurun dari

    semula pada Tahun 2010 sebesar 48.363 ha menjadi 43.269 pada tahun 2011.

    Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabu aten Bo one oro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    14/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 14

    III. PEMERINTAHAN

    Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk

    pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara lebih efektif,

    efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan kembali administrasi dan manajemen

    pemerintahan yang bertumpu kepada nilai-nilai dan paradigma baru. Kabupaten

    Bojonegoro memiliki 419 desa dan 11 kelurahan, yang terdiri dari 1.299 dusun dan

    lingkungan, 2.000 RW dan 7.528 RT. Suatu desa dipimpin oleh seorang kepala desa.

    Sebagian besar kepala desa di Kabupaten Bojonegoro berpendidikan SMA, yaitu

    sekitar 57,11 persen, sedangkan yang sempat mengenyam bangku kuliah hanyasekitar 18,41 persen, yang melegakan adalah mulai Tahun 2010 sudah tidak ada

    kepala desa yang berpendidikan sebatas sekolah dasar.

    Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011

    No Kecamatan Desa Dusun RW RT

    1 Margomulyo 6 42 42 105

    2 Ngraho 16 58 131 318

    3 Tambakrejo 18 65 89 357

    4 Ngambon 5 16 23 66

    5 Sekar 6 34 60 155

    6 Bubulan 5 17 25 86

    7 Gondang 7 32 45 166

    8 Temayang 12 37 26 110

    9 Sugihwaras 17 54 88 287

    10 Kedungadem 23 95 164 586

    11 Kepohbaru 25 85 102 438

    3.1 JUMLAH KECAMATAN, DESA, DUSUN, RT DAN RW

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    15/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 15

    Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011

    No Kecamatan Desa Dusun RW RT

    12 Baureno 25 86 165 462

    13 Kanor 25 59 97 408

    14 Sumberejo 26 84 99 430

    15 Balen 23 71 80 430

    16 Sukosewu 14 41 53 288

    17 Kapas 21 37 42 309

    18 Bojonegoro 7/11 17 58 328

    19 Trucuk 12 26 26 110

    20 Dander 16 44 69 36621 Ngasem 23 73 131 453

    22 Kalitidu 24 66 105 384

    23 Malo 20 51 101 230

    24 Purwosari 12 32 61 201

    25 Padangan 16 37 59 207

    26 Kasiman 10 30 41 179

    27 Kedewan 5 10 18 69

    TOTAL 419/11 1.299 2.000 7.528

    Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara sebagai abdi

    masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya memberikan pelayanan

    kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam

    penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Untuk

    mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Semakin

    tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan memunculkan PNS yang kompeten dan

    memiliki integritas tinggi. Sebanyak 59,22 persen PNS di lingkup pemda Bojonegoro

    berpendidikan sarjana, dan 23,78 persen masih berpendidikan SMA kebawah. Tabel

    2.2.1 menunjukkan bahwa dari 12.202 PNS di pemkab Bojonegoro, sebanyak 41,35

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

    3.2 POSTUR APARATUR PEMERINTAHAN (PNS)

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    16/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 16

    persen adalah PNS golongan IV, 31,56 persen kategori golongan III, 24,37 persen

    masih golongan II, dan sisanya 2,71 persen adalah golongan I.

    Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan

    Tahun 2011

    NO GOLONGAN JUMLAH

    1 I 331

    2 II 2 974

    3 III 3 851

    4 IV 5 046

    Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut

    Tingkat Pendidikan Tahun 2011

    NO URAIAN JUMLAH

    1 Tidak/Belum Tamat SD -

    2 SD / Primary School 214

    3 SLTP /Yunior High School 289

    4 SMU / Senior High Sachool 2 399

    5 Akademi /Academy 2 074

    6 Universitas/ Univercity 7 226

    7 SD / Primary School 214

    TOTAL 12.202

    Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan

    Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja. Secara lengkap peraturan

    daerah tersebut adalah :

    a) Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Perda Nomor 8 Tahun

    2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga

    Teknis daerah;

    b) Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 6 Tahun

    2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekda dan Sekwan;

    Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro

    Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    17/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 17

    c) Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 7 Tahun

    2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas.

    Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas Struktur Organisasi Pemerintah

    Kabupaten Bojonegoro terdiri atas :

    1. Sekretariat Daerah dengan 4 staf ahli, 3 asisten dan 10 bagian, yaitu :

    1. Staf Ahli Bidang Pembangunan

    2. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

    3. Staf Ahli Bidang Pemerintahan

    4. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik

    5. Asisten 1 Bidang Pemerintahan

    6. Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan

    7. Asisten 3 Bidang Administrasi dan Umum

    8. Bagian Perlengkapan

    9. Bagian Umum

    10.Bagian Pemerintahan

    11.Bagian Administrasi Perekonomian

    12.Bagian Administrasi Pembangunan

    13.Bagian Administrasi Keuangan

    14.Bagian Kerjasama dan Penanaman Modal

    15.Bagian Sumber Daya Alam (SDA)

    16.Bagian Organisasi dan Tata Laksana

    17.Bagian Humas dan Protokol

    2 Sekretariat DPRD

    3 Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari :

    1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

    2. Inspektorat

    3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

    4. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

    5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)

    6. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol)

    7. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

    8. Badan Perijinan

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    18/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 18

    9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

    10. RSUD Sosodoro Djatikoesoemo

    11. RSUD Sumberrejo

    12. RSUD Padangan

    4 Dinas yang terdiri dari :

    1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

    2. Dinas Perhubungan

    3. Dinas Pariwisata

    4. Dinas Komunikasi dan Informasi

    5. Dinas Pertanian

    6. Dinas Pendidikan

    7. Dinas Peternakan dan Perikanan

    8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

    9. Dinas Kehutanan dan Pekebunan

    10.Dinas Koperasi dan UMKM

    11.Dinas Kebersihan dan Pertanaman

    12.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    13.Dinas Pekerjaan Umum

    14.Dinas Kesehatan

    15.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    16.Dinas Pengairan

    5 Kantor yang terdiri dari :

    1. Kantor Arsip dan Perpustakaan

    2. Kantor Ketahanan Pangan

    3. Kantor Satpol PP

    6 Kecamatan sebanyak 27 Kecamatan

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    19/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 19

    Dalam Undang-Undang No-mor 32 tahun 2004, posisi DPRD ditempatkan

    sangat strategis dan menentukan dalam pelaksananaan otonomi daerah dan

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD merupakan lembaga perwakilan

    rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan

    daerah yang memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

    Sesuai dengan fungsinya, selama kurun waktu tiga tahun (2009 2011), DPRD telah

    meluncurkan 53 Peraturan daerah (bersama bupati), 60 surat keputusan DPRD, dan

    31 surat keputusan pimpinan DPRD. Selama kurun waktu tersebut pula DPRD telah

    menerima pengaduan masyarakat sebanyak 73 aduan dan sebanyak 25 aduan

    diteruskan ke Bupati.

    Tabel 3.5 Jumlah Anggota DPRD Tahun 2011

    NO PARPOL JUMLAH

    1 PPP 3

    2 GOLKAR 7

    3 PDI -

    4 ABRI -

    5 PDI-P 5

    6 PKB 5

    7 PAN 7

    8 PBB -

    9 DEMOKRAT 6

    10 PKS 4

    11 KARYA PEDULI BANGSA 1

    12 REFORMASI 2

    13 PKNU 3

    14 HANURA 215 PNBK 2

    16 PKPI 1

    17 PARTAI PELOPOR 1

    18 GERINDRA 1

    TOTAL 50

    3.3 PROFIL DPRD/LEGISLATIF

    Sumber : DPRD Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    20/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    21/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 21

    IV. SOSIO DEMOGRAFIS

    Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat

    digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran

    penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-

    tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan

    penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang

    mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai dan keadaan

    sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada

    umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi yang relatif masih

    rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit.

    Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah penduduk sebesar 1.430.316 jiwa atau

    403.468 KK yang terdiri dari 721.445 laki-laki dan 708.871 perempuan. Sektor

    pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Kabupaten Bojonegoro

    sehingga penduduk Kabupaten Bojonegoro sebagian besar bermata pencaharian

    sebagai petani.

    Tabel 4.1 Data Kependudukan di Kabupaten Bojonegoro

    No Uraian 2010 2011

    1. Penduduk 1.401.258 1.430.313

    a. Laki-laki 706.722 721.444

    b. Perempuan 694.536 708.869

    2. Sex Ratio 101,75 101,77

    3. Rumah Tangga 389.587 403.468

    4. Rata-Rata Anggota Rumah Tangga 3,5 3,5

    5. Kepadatan Penduduk 607 619

    6. Pertumbuhan Penduduk 0,37

    4.1 PENDUDUK

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    22/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 22

    Dilihat dari struktur penduduk, masyarakat Kabupaten Bojonegoro didominasi

    penduduk usia muda. Konsentrasi penduduk sebagian besar berada pada kelompok

    usia 25-44 tahun dan paling sedikit penduduk pada usia 70-74 tahun. Dengan

    struktur penduduk yang didominasi oleh usia produktif merupakan modal utama

    untuk meningkatkan produktifitas wilayah. Dengan terus meningkatkan kualitas

    Sumber Daya Manusia maka potensi yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro dapat

    dimanfaatkan dengan maksimal dan berdaya saing.

    Grafik 4.1 Piramida Penduduk Kabupaten

    Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah rumah tangga, penduduk, luas dan

    kepadatan penduduk di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2011 adalah sebagaimana

    pada Tabel 3.5 berikut :

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    23/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 23

    Tabel 4.2 : Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan

    Penduduk di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

    NO KECAMATAN JUMLAH RT JUMLAH

    PENDUDUK

    LUAS (Km2) KEPADATAN

    PENDUDUK/Km2

    1 Margomulyo 7 294 24 854 139,68 178

    2 Ngraho 13 756 50 940 71,48 713

    3 Tambakrejo 18 294 63 204 209,52 302

    4 Ngambon 3 859 12 943 48,65 266

    5 Sekar 8 782 29 936 130,24 230

    6 Bubulan 4 675 16 300 84,73 192

    7 Gondang 8 274 27 533 107,01 257

    8 Temayang 11 552 39 986 124,67 321

    9 Sugihwaras 15 065 51 298 87,15 589

    10 Kedungadem 25 328 90 253 145,15 622

    11 Kepohbaru 19 067 71 525 79,64 898

    12 Baureno 22 512 87 180 66,37 1 314

    13 Kanor 18 589 63 944 59,78 1 070

    14 Sumberejo 23 105 76 888 76,58 1 004

    15 Balen 20 463 70 988 60,52 1 173

    16 Sukosewu 13 508 46 411 47,48 977

    17 Kapas 16 053 55 329 46,38 1 193

    18 Bojonegoro 26 454 95 652 25,71 3 720

    19 Trucuk 12 498 43 729 36,71 1 191

    20 Dander 24 712 90 448 118,36 764

    21 Ngasem 24 403 83 027 180,20 461

    22 Kalitidu 20 094 71 088 83,01 856

    23 Malo 9 540 34 746 65,41 531

    24 Purwosari 9 145 32 706 62,32 525

    25 Padangan 13 258 49 389 42,00 1 176

    26 Kasiman 9 259 34 375 51,80 664

    27 Kedewan 3 929 14 641 56,51 259

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    24/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 24

    Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sangat mempengaruhi

    pertumbuhan angkatan kerja. Semakin bertambahnya penduduk usia kerja akan

    berpengaruh pada pertambahan jumlah angkatan kerja, baik sebagai pekerja

    maupun pencari kerja. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan pasar kerja

    yang besar maka akan menimbulkan dampak kerawanan sosial dengan banyaknya

    pengangguran. Mengenai ketenagakerjaan, jumlah penduduk usia kerja tercatat naik

    signifikan yaitu dari 6,47 persen pada tahun 2010 menjadi 40,23 persen pada Tahun

    2011. Begitu pula jumlah angkatan kerja selama dua tahun terakhir mengalami

    kenaikan yaitu naik sebesar 5,62 persen pada Tahun 2010 dan 6,00 persen di Tahun

    2011.

    Kenaikan dua variabel diatas, yaitu Angkatan kerja dan penduduk usia kerja,

    menyebabkan terjadinya penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

    Kabupaten Bojonegoro. Untuk Tahun 2009 TPAK Bojonegoro tercatat sebesar 67,16

    persen, kemudian turun menjadi 66,62 persen di Tahun 2010, hingga akhirnya

    melorot 50,36 persen di Tahun 2011.

    Jumlah lowongan kerja yang tersedia di Tahun 2011, yaitu sebesar 1.750

    lowongan jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.895 diTahun 2009 dan 6.585 lowongan di Tahun 2010 sebagaimana tabel 4.3 berikut :

    Tabel 4.3 Perkembangan Bursa Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro2009 2011

    Tahun

    Lowongan

    KerjaPencari Kerja

    Terdaftar

    Penempatan

    Tenaga Kerja

    TKPMP TKMT

    dan Usaha

    Mandiri

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2009

    2010

    2011

    3 895

    6 585

    1 750

    9 609

    11 668

    12 097

    2 383

    5 370

    3 495

    -

    4 838

    -

    4.2 KETENAGAKERJAAN

    Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    25/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 25

    Sebagai daerah yang bertipe agraris, banyaknya kesempatan kerja secara

    kumulatif hingga Tahun 2011 terbanyak pada sektor pertanian yaitu sebesar 332.665

    atau sekitar 44,72 persen dari kesempatan kerja yang ada. Disusul sektor

    perdagangan yaitu sebesar 16,.96 persen, sektor jasa dan lainnya sebesar 14,83

    persen. (Tabel 4.4)

    Tabel 4.4 Perkembangan Kesempatan Kerja (Kumulatif) Menurut Lapangan Usaha

    di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009 2011

    Lapangan Usaha/Occupation s.d 2009 s.d 2010 s.d 2011

    1. Pertanian/Agriclture

    2. Pertambangan/Quarrying

    3. Industri/Industries

    4. Listrik/Electricity

    5. Bangunan/Building

    6. Perdagangan/Trading

    7. Perhubungan/Transportation

    8. Keuangan/Finance

    9. Jasa dan lainnya/Services and Others

    324 .415

    5. 480

    43 .777

    8 .865

    36. 815

    122. 116

    10. 033

    8 .045

    105 .859

    332 .665

    8. 680

    45. 402

    9 .720

    43.790

    129. 626

    11 .188

    9. 155

    114. 425

    349 .540

    15 .180

    46 .252

    9 .830

    88. 840

    132 .576

    13. 738

    9 .721

    115. 880

    Jumlah/ Total 665. 405 704. 651 781. 557

    Pada Gambar 4.2 digambarkan berdasarkan diagram tentang kesempatan

    kerja menurut lapangan pekerjaan sebagai berikut :

    Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    26/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 26

    Gambar 4.2

    Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kab. Bojonegoro Tahun 2011

    Terkait ketenagakerjaan tentunya tidak terlepas dari Upah Minimim Kabupaten(UMK). UMK selalu mendapat perhatian dari pemerintah, hal ini bisa dilihat dari

    kenaikan rata-rata kebutuhan hidup minimum setiap tahunnya yang mengalami

    kenaikan sepanjang tahun. Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum

    yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah

    kepada pegawai, Karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

    Upah Minimum Kabupaten Bojonegoro tahun 2011 adalah sebesar Rp. 870.000,-

    sesuai Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2010.

    Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

    Industri

    Jasadanlainnya

    Perhubungan

    Pertanian

    Listrik

    Bangunan

    Pertambangan

    Perdaganan

    Keuangan

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    27/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 27

    Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hanya negara yang mempunyai

    Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang akan mampu bersaing dengan negara

    lain dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah khususnya

    pemerintah daerah perlu lebih mengedepankan upaya peningkatan kualitas SDM

    melalui program-program pem-bangunan yang lebih berorientasi pada pemenuhan

    kebutuhan pen-didikan baik formal maupun non formal. Karena sudah saatnya

    masyarakat menyadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang tak kalah

    pentingnya dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dalam institusi terkecil seperti

    rumahtangga, pendidikan seyogyanya telah menjadi kebu-tuhan utama. Kewajiban

    pemerintah untuk memfasilitasi hal tersebut, karena bagaimanapun juga SDM yangbermutu merupakan syarat utama bagi terbentuknya peradaban yang baik.

    Tabel 4.5 Tingkat Perkembangan Pendidikan Masyarakat

    Di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 2012

    No Uraian Satuan 2010 2011

    1 2 3 6 7

    1 Tamat TK / RA Orang14.219 14.469

    2 Tamat SD Sederajat Orang19.886 18.563

    3 Tamat SLTP Sederajat Orang17.752 15.739

    4 Tamat SLTA Sederajat Orang11.721 11.926

    5 Kelompok Bermain Anak

    11.041 18.487

    4.3 PENDIDIKAN

    Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    28/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 28

    Tabel 4.5 Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Menurut Jenjang

    Pendidikan Negeri/Swasta Tahun 2011

    NO JENJANG

    PENDIDIKAN

    JUMLAH

    SEKOLAH

    JUMLAH

    KELAS

    JUMLAH

    GURU

    JUMLAH

    MURID

    1 TK/RA 619 1.239 1.170 23.383

    2 SD/SDLB/MI 791 5.102 7374 90.212

    3 SMP/SMPLB/MTs 116 1.170 2.595 37.158

    4 SMA/SMK/SMALB/MA 89 949 2.478 31.653

    Rasio guru murid untuk Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bojonegoro pada

    Tahun 2011 tercatat 1: 12, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah Dasar Swasta

    di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 15. Untuk

    sekolah lanjutan tingkat pertama negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:16 di

    Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah pertama Swasta

    di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 9. Selanjutnya,

    untuk sekolah lanjutan tingkat atas negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:14 di

    Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah atas di

    Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 8

    Selain untuk mengurangi angka buta huruf, kejar paket A,B dan C juga

    merupakan solusi bagi mereka yang sudah berusia di atas usia sekolah namun ingin

    memiliki pengetahuan, kemampuan dan ijazah setara dengan SD, SMP atau SMA.

    Kejar Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar Paket B setara dengan

    Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan Kejar Paket C setara dengan Sekolah

    Menengah Atas (SMA). Melalui program kejar paket tersebut siswa akan

    mendapatkan pelajaran setara dengan tingkatannya. Di akhir program mereka bisa

    mengikuti ujian kejar paket (atau istilahnya ujian persamaan atau ujian kesetaraan)

    untuk mendapatkan ijazah sebagai tanda kelulusan Program kejar paket A masih

    aktif di Bojonegoro, untuk Tahun 2011 terdapat 7 lembaga yang menanganinya,

    dengan jumlah murid sebanyak 200 orang dan 21 pengajar.

    Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    29/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 29

    Untuk kejar paket B, terdapat 24 lembaga dengan jumlah murid mencapai

    2.007 orang dan 223 tenaga pengajar. Untuk program kejar paket C, masih

    berlangsung di semua kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, kecuali Kecamatan

    Tambakrejo, Sekar dan Kalitidu. Banyaknya kejar paket C di Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2011 tercatat sebanyak 29 lembaga, dengan murid sebanyak 1.605 orang dan

    tenaga pengajar sebanyak 187 orang

    Selanjutnya untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan dari sisi angka

    partisipasi. angka partisipasi dalam kurun waktu 2010-2011 secara umum mengalami

    peningkatan dari seluruh jenjang pendidikan baik dari sisi angka partisipasi kasar

    maupun murni dapat dilihat pada penyajian tabel 4.6.

    Tabel 4.6 Perkembangan Angka Partisipasi

    Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 2012

    NO URAIAN SATUAN EKSISTING TAHUN

    2010 2011

    1 Sekolah Dasar /

    MI

    APK (%)100,92 100,96

    APM (%)

    98,22 98,88

    2 Sekolah SLTP /

    MTs

    APK (%)98,97 99,97

    APM (%)89,92 91,21

    3 Sekolah SMA /

    MA

    APK (%)62,98 69,36

    APM (%)56,26 61,90

    Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk

    oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM

    ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan

    Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan

    PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-

    syarat tertentu.

    Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    30/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 30

    Di Bojonegoro pada tahun 2011 tercatat sebanyak 37 lembaga, dengan

    jumlah murid sebanyak 3.872 dan tenaga pengajar seba-nyak 436 orang. Selain

    PKBM ada juga kegiatan PADU dan kursus-kursus untuk meningkatkan keterampilan

    sebagaimana pada Tabel 4.7 berikut :

    Tabel 4.7 Profil Lembaga PKBM, PADU dan Kursus-Kursus Tahun 2011

    NO URAIAN JUMLAH

    LEMBAGA

    JUMLAH MURID JUMLAH

    TUTOR/GURU

    1 PADU 1.535 43.321 4.927

    2 PKBM 37 3.872 436

    3 Kursus-Kursus 60 2.518 151

    Pembangunan di Urusan Kesehatan diarahkan pada pemenuhan dan

    pemerataan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan

    derajat kesehatan masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang sehat dan

    berkualitas. Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya untuk

    meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta

    berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan.

    Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,

    kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

    kesehatan masyarakat yang optimal. Departemen Kesehatan telah menetapkan

    Indonesia Sehat Tahun 2025 sebagai visi pembangunan bidang kesehatan di

    Indonesia. Melalui visi tersebut terkandung keinginan terwujudnya suatu kondisi

    masyarakat yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan

    perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

    yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

    tingginya.

    Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

    4.4 KESEHATAN

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    31/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 31

    Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya pada

    pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan mudah

    menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang

    sesuai khususnya bagi masyarakat miskin. Pada Tahun 2011, Bojonegoro telah

    mempunyai 10 rumah sakit, 2 rumah sakit di wilayah bagian Barat Bojonegoro yaitu

    di Kecamatan Kalitidu dan Padangan, 6 rumah sakit berada di wilayah ibukota, dan

    dua rumah sakit berada di Kecamatan Sumberejo, untuk memudahkan akses dan

    memperpendek jarak bagi warga Bojonegoro bagian Tmur yang hendak berobat.

    Telah tersedia pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas yaitu sebanyak 36

    puskesmas (11 diantaranya merupakan puskesmas dengan perawatan), sehingga

    minimal tiap kecamatan telah memiliki puskesmas. Secara lengkap gambaran

    mengenai fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.8 Jumlah Fasilitas Kesehatan Tahun 2011

    NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH (unit)

    1 Rumah Sakit 10

    2 Puskesmas 36

    3 Puskesmas Pembantu 68

    4 Poliklinik Desa (Polindes) 329

    5 Posyandu 1.576

    6 Puskesmas Keliling (Pusling) 36

    7 Apotik 54

    Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 untuk dokter

    sebanyak 179 orang, apoteker 54 orang, perawat sebanyak 662 orang. Untuk tenaga

    kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    32/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 32

    Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2010 2011

    Uraian/Description 2010 2011

    1.Dokter/Physicians

    Umum/General

    Gigi/Dentist

    Spesialis/ Specialist

    2.Apoteker

    3.Sarjana Kesehatan / Scholar of Healthy

    4.Sarjana Keperawatan

    5.Perawat /Nurses

    6.Perawat Gigi / Tooth Nurses7.Asisten Apoteker / Chemist Assistant

    8.Bidan / Midwives

    9.Sanitasi

    0.Ahli Gizi / Nutriciant

    1.Teknisi Medis

    Teknik Elektromedik dan P Rontgent

    P Anestesi

    Fisioterapis

    12 Analis Laboratorium

    163

    105

    30

    28

    48

    16

    75

    589

    1780

    564

    24

    24

    21

    15

    3

    3

    25

    179

    119

    25

    35

    54

    27

    71

    662

    17105

    591

    28

    25

    24

    17

    3

    4

    27

    Jumlah/ Total 1 646 1 810

    Kebijakan pembangunan dalam urusan kesehatan adalah meningkatkan

    derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran untuk menurunkan angka kematian

    bayi dan angka kematian ibu, menurunkan angka kesakitan dan pemenuhan gizi

    masyarakat. Kegiatan pembangunan kesehatan diprioritaskan pada penyuluhan

    kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan dasar, peningkatan fasilitas prasarana

    dan sarana kesehatan. Kondisi derajat kesehatan masyarakat mulai dari Tahun 2008

    sampai dengan 2011 dapat diamati sebagaimana tabel 4.10 di halaman berikut :

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    33/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 33

    Tabel 4.10 Perkembangan Derajat Kesehatan MasyarakatTahun 2008 2012

    NO URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 2012*)

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Derajat kesehatan masyarakat

    a. Umur Harapan Hidup Tahun 67,50 67,50 67,15 67,29 -

    b. Angka Kematian Bayi per 1000

    KH

    7,36 7,49 9,35 9,35 11,21

    c. Angka Kematian Ibu per

    100.000 KH

    100,06 69,52 98,17 92,50 142,61

    d. Prevalensi Kurang Gizi Balita % 14,47 12,10 12,02 5,97 6,54

    2 Meningkatnya cakupan

    persalinan oleh tenaga

    kesehatan

    % 91,80 94,50 97,71 99,34 50,34

    3 Meningkatnya akses pelayanan

    dan mantapnya sistem

    pelayanan ibu, bayi dan anak.

    a. % desa dengan Polindes % 99 99,69 60 100 100

    b. Kunjungan bumil paripurna(k4)

    % 81,15 85,04 85,02 90,63 44,38

    c. Kunjungan neonatal (KN2) % 89,95 93,41 94,32 97,71 47,82

    d. Kunjungan bayi paripurna % 99,37 99,08 87,65 97,44 50,96

    e. Kunjungan anak balita-apras % 59,73 71,47 63,62 80,89 38,52

    f. Cakupan peserta KB aktif % 68,54 76,02 91,39 74,62 72,42

    g. Ibu hamil dg komplikasiditangani

    % 73,10 74,71 71,49 104,68 64,02

    h. Cakupan pelayanan ibu nifas % 90,32 93,90 105,73 97,27 47,64

    i. Cakupan neonatal dgkomplikasi ditangani

    % 27,82 33,02 51,73 91,27 48,16

    j. Penjaringan Kesh siswa SDdan setingkat.

    % 89,51 89,55 100 100 100

    4 Meningkatnya kualitas

    pelayanan gizi masyarakat

    a. Cakupan pemberian MP ASI % 100 100 100 100 92,26

    b. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan

    % 100 100 100 100 100

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    34/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 34

    5 Meningkatnya kualtas pelayanan

    kefarmasian:

    a. Tingkat ketersediaan obatesensial Puskesmas

    % 142,2 152 105.6 132 91,70

    b. Pengobatan rasional % 92,2 92,25 95,50 92,28 92,3

    c. Penggunaan obat generik % 95 93,8 92,30 95 99,54

    6 Meningkatnya kualitas batra sbgpengobatan alternatif:

    a. Obat tradisional berijin/terdaftar.

    % 100 100 100 100 100

    b. Kejadian mal praktekpengobat tradisional

    % 0 0 0 0 0

    7 Meningkatnya cakupan & mutupelayanan kesh dasarPuskesmas

    a. Program pokok kesehatanPuskesmas

    % 76,43 77,82 78 82,60 90

    b. Program manajemen Pusk % 87,78 89,82 90 91,40 91,4

    c. Program inovatif Puskesmas % 62,8 63,2 58 66,90 70

    d. Cakupan rawat jalan pasienGakin

    % 17,98 23,85 26,30 45,79 13,51

    8 Meningkatnya rasio Puskesmasdan Pustu thd jml penduduk

    Pusk :% 86 86 86 90 90

    Pustu : % 54 54 54 56,20 56,20

    9 Meningkatnya pelayanan P2PM

    a. Cakupan desa UCI % 55 89,53 99,97 99,77 40,70

    b. Jml bayi yg mendapatimunisai dasar

    % 91,48 92,72 96,75 99,43 50,96

    c. Penemuan & penangananpeny menular

    AFP Rate per 100.000 pddk< 15 th

    2 2 2 2 0,33 0,68

    Cakupan balita dgpneumoni ditangani

    % 24,95 23,45 22,09 60,45 26,33

    Penemuan pasien baru

    BTA Positif

    % 69,2 59,4 71,5 83,57 45,31

    Persentase kasus baru BTA+ yg disembuhdisembuhkan & mendapatpengobatan lengkap.

    % 87 90 95,5 97,70 -

    Desa/kelurahan mengalamiKLB dilakukan PE < 24 jam

    % 100 100 100 100 100

    Penemuan DBD yangditangani

    % 100 100 100 100 100

    Incident Rate (IR) DBD 54/100.000

    pdk

    32 36,7 45,88 10,50 14,95

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    35/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    36/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 36

    V. PEREKONOMIAN

    Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah

    dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

    baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar

    harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

    menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, Sedangkan PDRB atas dasar

    harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung

    menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Tabel 5.1mencatat besaran PDRB atas dasar harga berlaku selama tiga tahun terakhir sebagai

    berikut :

    Tabel 5.1 : PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan UsahaTahun 2009 2011 (Milyar rupiah)

    Lapangan Usaha 2009*) 2010**) 2011**)

    1.Pertanian2.Pertambangan dan

    Penggalian

    3.Industri Pengolahan

    4.Listrik, Gas dan Air Bersih

    5.Bangunan

    6.Perdagangan, hotel dan

    7.Angkutan dan Komunikasi

    8.Keuangan, Persewaan dan

    Jasa Perusahaan

    9.Jasa Jasa

    4 343 586 522,64

    682,84

    97,85

    777,79

    2 913,77

    672,34

    669,06

    2 027,10

    4 812,758 520,62

    1 312,59

    106,58

    948,21

    3 096,11

    736,85

    816,76

    1 854,88

    5 244,0412.235,59

    1 531,57

    121,47

    1 101,29

    3 554,99

    824,62

    925,93

    2 076,29

    Jumlah/Total 16 819,20 22 205,36 27 615,79

    5.1 PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    37/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 37

    Tahun 2009 besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 16,819 trilyun

    rupiah, kemudian meningkat menjadi 22,205 trilyun rupiah di Tahun 2010, dan terus

    melambung hingga 27,615 trilyun rupiah di Tahun 2011.

    Besaran PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Bojonegoro seperti

    tercatat di tabel 10.2 adalah sebesar 7,267 trilyun rupiah di Tahun 2009, 8,128

    trilyun di Tahun 2010 dan terakhir sebesar 8,875 trilyun di tahun 2011 sebagaimana

    pada tabel 5.2. Pada tabel 5.3 disajikan perkembangan beberapa agregat

    pendapatan dan pendapatan perkapita.

    Tabel 5.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

    Tahun 2009 2011 (Milyar Rupiah)

    Lapangan Usaha/ Sector 2009*) 2010**) 2011**)

    1.Pertanian

    2.Pertambangan dan Penggalian

    3.Industri Pengolahan

    4.Listrik, Gas dan Air Bersih

    5.Bangunan

    6.Perdagangan, hotel dan

    Restoran

    7.Angkutan dan Komunikasi

    8.Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan

    9.Jasa Jasa

    2 034,64

    1 808,36

    531,37

    50,89

    244,35

    1 218,19

    289,10

    363,41

    727,20

    2 148,86

    2 317,25

    587,33

    53,293

    270,64

    1 311,24

    301,16

    383,08

    755,37

    2 214,30

    2 678,53

    648,99

    56,877

    301,39

    1 443,59

    320,67

    418,06

    792,69

    Jumlah/Total 7 267,53 8 128,23 8 875,10

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    38/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 38

    Tabel 5.3 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan

    Pendapatan Perkapita.

    KETERANGAN 2009 *) 2010 **) 2011 **)

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    DENGAN MIGAS

    1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16 819 197,83 22 205 355,75 27 615 799,30

    (Juta Rupiah)

    2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 122,71 132,02 124,33

    REGIONAL BRUTO

    3.JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

    TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

    (Orang)

    4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 13 940 418 18 351 943 22 695 784

    PERKAPITA (Rupiah)

    TANPA MIGAS

    1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12 422 172,26 13 953 239,89 15 684 085,36

    (Juta Rupiah)

    2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 112,62 112,33 112,35

    REGIONAL BRUTO

    3.JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

    TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

    (Orang)

    4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 10 295 989 11 531 861 12 889 818

    PERKAPITA (Rupiah)

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    DENGAN MIGAS

    1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7 267 525,09 8 128 233,06 8 875 105,39

    (Juta Rupiah)

    2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 110,10 111,84 109,16

    REGIONAL BRUTO

    3.JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

    TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

    (Orang)

    4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6 023 613 6 717 698 7 293 922

    PERKAPITA (Rupiah)

    TANPA MIGAS

    1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5 558 265,83 5 916 994,23 6 307 489,59

    (Juta Rupiah)

    2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 106,01 106,45 106,56

    REGIONAL BRUTO

    3.JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

    TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

    (Orang)

    4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4 606 911 4 890 187 5 183 751

    PERKAPITA (Rupiah)

    JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

    Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    39/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 39

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 mencapai 6,45%

    (tanpa migas) dan 11,84% (dengan migas), dan Tahun 2011 mencapai 6,66%

    (tanpa migas) dan 9,19 % (dengan migas). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

    Bojonegoro Tahun 2011 yang tertinggi dibandingkan dengan seluruh Kabupaten/

    Kota di Propinsi Jawa Timur dan juga tertinggi jika dibandingkan dengan

    pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang sebesar 7,22% dan Nasional yang tumbuh

    sebesar 6,5%. Namun hal ini masih perlu dilakukan upaya peningkatan terutama

    untuk pertumbuhan ekonomi yang non migas melalui optimalisasi sektor basis yaitu

    pertanian.

    Untuk inflasi yang menggambarkan stabilitas ekonomi cukup terkendali

    ditunjukan oleh laju inflasi yang pada Tahun 2012 tercatat sebesar 4,05 %

    sebagaimana grafik 5.1 dan 5.2 berikut :

    Grafik 5.1 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008-2011

    Grafik 2 : Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 - 2012

    Grafik 5.2 : Perkembangan Inflasi Tahun 2008-2011

    10,24 10,4411,84

    9,195,82 5,93

    6,45 6,66

    5,94 5,01 6,67 7,2

    6,064,55

    6,1 6,5

    0

    5

    10

    15

    2008 2009 2010 2011

    Kab. Bjn (dengan migas) Kab. Bjn (tanpa migas) Jawa Timur Nasional

    11,01

    4,436,72

    4,17 4,05

    0

    5

    10

    15

    2008 2009 2010 2011 2012

    INFLASI (%)

    INFLASI

    Sumber : BPS Kab. Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    40/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 40

    Sektor unggulan dan komoditas unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten

    Bojonegoro yaitu :

    1. Sektor Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan;

    2. Sektor industri kreatif;

    3. Sektor Migas;

    4. Sektor Pariwisata.

    Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro berupa lahan

    pertanian maka saat ini dan masa yang akan datang sektor ini akan menjadi salah

    satu sektor unggulan yang diunggulkan. Memang sebelum ditemukannya SDA Migas

    di Kabupaten Bojonegoro, maka sektor pertanian merupakan sektor penyumbang

    terbesar terhadap pembentukan PDRB. Namun Kabupaten Bojonegoro tidak pernah

    bergantung dari migas karena sektor pertanian selama ini menjadi sektor basis yang

    menyerap tenaga kerja paling besar.

    1. SEKTOR PERTANIAN : PERTANIAN TANAMAN BAHAN MAKANAN

    Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mencatat luas lahan sawah yang

    dimilikinya sebesar 37,83 persen, lahan kering sebesar 21,23 persen dan sisanya

    merupakan lahan hutan dan lainnya. Luas sawah yang dirinci menurut jenis

    pengairannya, ternyata sawah yang dialiri jenis pengairan teknis mencakup 22.40

    persen, dialiri irigasi semi teknis meliputi 4,79 persen. Sedangkan yang terbesar

    adalah sawah yang bertipe tadah hujan yaitu sebesar 51,80 persen. Perbaikan

    dan penambahan jaringan irigasi diharapkan dapat menambah tingkat produksi

    maupun produktifitas tanaman pangan yang ada.

    Bojonegoro termasuk penyangga pangan nasional melalui komoditas padi

    yang pada Tahun 2011 mencapai produksi 707.970 ton dan 803.059,56 Tahun

    2012. Luas panen 133.833 ha dengan produktivitas rata-rata 6 ton/ha. Kendala

    utama peningkatan produksi adalah ketersediaan air karena itu program

    pembangunan embung, waduk dan bendungan di laksanakan untuk mendukung

    ketersediaan air.

    5.2 POTENSI EKONOMI KABUPATEN BOJONEGORO

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    41/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 41

    Padi tersebar hampir disemua

    kecamatan, namun daerah sentra adalah

    Kalitidu, Kedungadem, Kanor, Dander,

    Sumberrejo, Baureno, Sukosewu, Sugihwaras,

    Tambakrejo, Ngraho

    Bojonegoro termasuk penghasil jagung

    dengan produksi mencapai 174.697,26 ton,

    dengan luas panen 37.251 ha dan

    produktivitas 4,69 ton/ha. Produksi tersebut

    masih bisa ditingkatkan karena Bojonegoro

    mempunyai daerah hutan yang cukup luas

    dan bisa dimanfaatkan untuk tanaman

    jagung. Namun produksi jagung belum secara

    optimal di olah di Bojonegoro, sebagian besar

    terjual keluar. Oleh karena itu perlu dukungan

    untuk komoditas jagung terutama terkait

    agroindustrinya. Sentra jagung adalah

    Gondang, Sekar, Tambakrejo, Purwosari,

    Ngasem, Bubulan, Margomulyo dan Ngraho.

    Singkong juga merupakan salah satu

    potensi unggulan dimana produksi pada Tahun 2012 mencapai 99.179,99 ton

    dengan luas panen 3.369 dan produktivitas 29,43 ton. Agroindustri singkong

    sudah diawali dengan pembuatan chip MOCAF di Kecamatan Margomulyo

    dengan luas panen 540 ha dan produksi kurang lebih 10.800 ton. Chip MOCAF

    tersebut sudah memiliki pasar namun untuk added value perlu peningkatan

    menjadi industri tepung MOCAF. Dengan produksi total singkong di Kabupaten

    Bojonegoro maka peluang bagi investor untuk mengembangkan berbagai produk

    turunan dari singkong antara lain bioetanol yang memiliki nilai jual cukup tinggi.

    Wilayah sentra singkong lainnya adalah Malo, Ngasem, Gondang, Temayang,

    Sekar, Ngambon dan Tambakrejo

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    42/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 42

    Produksi ubi jalar belum banyak. Pada Tahun 2012

    hanya menghasilkan 2.695,5 ton dengan luas panen kecil

    yaitu 174 ha dan produktivitas 15,5 ton/ha. Ubi jalar tidak

    banyak dikembangkan namun ada 1 kecamatan yang

    merupakan penghasil ubi jalar yaitu Trucuk sebesar

    kurang lebih 2.000 ton. Kecamatan lainnya tersebar di

    Kanor, Kepohbaru, Margomulyo, Sekar, Ngambon dan

    Tambakrejo.

    Produksi kacang-kacangan yang paling banyak

    adalah kedelai dengan produksi mencapai 29.520,48 ton,

    kacang tanah 3.549,95 ton dan kacang hijau 3.591,08 ton.

    Beberapa kecamatan penghasil kedelai adalah Sumberrjo,

    Balen, Kasiman, Kapas, Malo, Padangan, Margomulyo,

    Ngraho, dan Temayang yang rata-rata produksi diatas

    1.000 ton/thn. Kecamatan penghasil kacang tanah adalah

    Dander, Malo, Padangan, Bubulan, Kasiman, Sekar yang

    rata-rata produksi diatas 100 ton/thn. Kecamatan penghasil

    kacang hijau adalah Kapas, Dander, Purwosari, Ngasem,

    Temayang, Bojonegoro yang rata-rata produksi diatas 300

    ton/thn.

    Untuk menjaga keberlanjutan produksi dan peningkatan produktivitas

    pertanian perlu adanya perencanaan yang lebih komprehensif tentang alih fungsi

    lahan pertanian. Hal tersebut berguna untuk mengidentifikasi seberapa besar lahan

    pertanian yang telah beralih fungsi dan kebutuhan lahan pengganti untuk

    mempertahankan produksi. Selain itu identifikasi lahan-lahan cadangan atau lahan

    yang berpotensi untuk menjadi lahan pertanian baru yang potensial juga perlu

    dilakukan mengingat selama ini pencetakan lahan pertanian baru tidak sebanding

    dengan lahan yang beralih fungsi.

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    43/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    44/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 44

    kurang lebih 275 ha. Pada Tahun 2010

    produksi salak mencapai 18.464 kw, angka

    tersebut jauh diatas produksi salak Tahun

    2009 yang hanya mencapai 11.840 kw.

    Belimbing merupakan salah satu

    produk hortikultura yang spesifik dihasilkan

    di Kecamatan Kalitidu khususnya Desa

    Ngringinrejo dan Mojo. Luas lahan

    penanaman Belimbing di kedua desa

    tersebut kurang lebih 26 ha. Untuk

    Belimbing sudah dibudidayakan pada areal

    perkebunan khusus sehingga lebih

    berpotensi untuk dikembangkan menjadi

    kawasan wisata baru dengan design

    Agrowisata.

    Beberapa kecamatan penghasil

    bawang merah adalah Gondang, Sekar,

    Kedungadem, Temayang dan Sugihwaras

    dengan produksi sebesar 53.600 kwintal.

    Bawang merah yang memang sudah

    memiliki pasar tersebut bisa dikembangkan

    untuk agroindustrinya terutama apabila

    panen terjadi bersamaan.

    Optimalisasi potensi unggulan dilakukan dengan intervensi berbagai program

    meliputi keseluruhan proses mulai dari on farm/ produksi/ hulu sampai off farm/

    industri/ hilir. Penyediaan sarana infrastruktur bangunan penampung air :

    Bendungan, Embung, dan Chek dam.

    a. Penyediaan infrastruktur jaringan irigasi, JITUT/ JIDES, Jalan Usaha Tani,

    pompanisasi;

    b. Penyediaan insfrastruktur jalan dan jembatan untuk memperlancar arus barang

    dan jasa;

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    45/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 45

    c. Penyediaan Saprodi : Bibit Unggul, Pupuk, Obat-obatan;

    d. Penyediaan dan Fasilitasi terhadap permodalan (Financial) termasuk fasilitasi

    terhadap akses permodalan dengan perbankan, koperasi atau lembaga keuangan

    lainnya;

    e. Penguatan Kelembagaan (poktan, gapoktan, HIPPA) dan SDM Petani melalui

    berbagai pelatihan dan pendidikan : SLPTT, SLPHT, SLGAP;

    f. Kaderisasi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang handal dan kompeten sebagai

    eksekutor sosialisasi dan Penerapan Teknologi tepat guna untuk meningkatkan

    produksi pertanian.

    Produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebagaimana pada tabel 5.5

    Tabel 5. 5. Perkembangan Luas Tanam Tanaman Pangandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 2012

    No Jenis Komoditi2008

    (Ha)

    2009

    (Ha)

    2010

    (Ha)

    2011

    (Ha)

    2012*)

    (Ha)

    1 Padi 140.269 105.839 151.996 147.464 67.274

    2 Jagung 43.561 53.608 47.550 40.015 17.930

    3 Kedelai 20.580 22.599 17.100 21.652 17.337

    4 Ubi Kayu 3.877 3.379 3.434 3.860 313

    5 Ubi Jalar 124 143 148 191 88

    6 Kacang Tanah 1.859 1.834 2.122 1.855 1.759

    7 Kacang Hijau 4.510 4409 6.386 6.126 2.356

    Hortikultura :

    9 Sayur sayuran

    a. Bawang Merah 767 619 445 893 446

    b. Kacang Panjang 146 92 185 144 44

    c. Cabe Rawit 259 237 247 215 183

    d. Tomat 64 29 68 60 28

    e. Terong 154 149 184 284 137

    10 Buah buahan :

    a. Belimbing 30.396 28.115 26.917 27.323 27.892

    b. Mangga 876.081 872.455 852.661 833.224 833.374

    c. Pisang 2.078.517 2.001.425 1.925.868 1.913.296 1.897.837

    d. Salak 98.036 97.136 93.806 89.666 89.516

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    46/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 46

    2. SEKTOR PERKEBUNAN

    Musim kemarau adalah musim yang kondusif bagi tanaman perkebunan seperti

    tembakau, dinas kehutanan dan perkebunan Kabupaten Bojonegoro mencatat luas

    areal tanaman tembakau mengalami kenaikan sebesar 35,07 persen untuk jenistembakau virginia dan 76,67 persen. (Tabel 5.6) Produksi tanaman tembakau virginia

    mencapai 14.509 ton di Tahun 2011 atau naik sebesar 284,96 persen, dibanding

    Tahun 2010 yang hanya mampu berproduksi sebesar 3.769 ton. Untuk jenis

    tembakau jawa tingkat produksi di Tahun 2011 mencapai 2.402 ton, atau mengalami

    peningkatan sebesar 602,5 persen. (tabel 5.7)

    Tabel 5.6 Perkembangan Luas Tanam Perkebunan

    di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 - 2011

    No. Uraian Satuan 2010 2011

    1 2 3 6 7

    1 Tembakau

    - Tembakau Virginia Ha 8.681 11.752

    - Tembakau jawa Ha 986 1.742

    2 Kelapa Ha 8.512 8.512

    3 Tebu Ha 687 753

    4 Kapas Ha - -

    5 Kopi Robusta Ha 1 1

    6 Kapuk randu Ha 1.434 1.406

    7 Kenanga Ha 13 13

    8 Kemiri Ha 16 15

    9 Cengkeh Ha 2 -

    10 Jarak Ha 1.724 1.682

    Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    47/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 47

    Tabel 5.7 Perkembangan Produksi Perkebunandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 2012

    No. Uraian SatuanTahun

    2008 2009 2010 2011 2012*)

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Tembakau

    - Tembakau Virginia Ton 12.405 9.264 3.769 14.509 6.137

    - Tembakau jawa Ton 1.213 904 342 2.402 2.592

    2 Kelapa Ton 3.776 3.721 3.623 3.470 1.698

    3 Tebu Ton 2.483 2.643 2.454 3.430 209

    4 Kapuk randu Ton 385 335 328 - -

    5 Kenanga Ton 34 37 35 21.650 14,90

    6 Kemiri Ton 8 9 8 7 4,4

    7 Wijen Ton 16 5 5 - -

    8 Jarak Ton 6 5 5 4.420 188,7

    3. SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN

    Populasi ternak di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 menurut Dinas

    Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro adalah sapi perah sebanyak 30

    ekor, sapi potong sebanyak 193.975 ekor, kerbau 966 ekor, kuda 182 ekor,

    kambing 94.731 ekor dan domba 115.812 ekor. (lihat grafik 5.3). Sedangkan

    populasi unggas dapat dilihat pada tabel 5.4.2, populasi ayam ras tercatat

    sebesar 558.050 ekor, ayam buras terhitung sebanyak 1.402.822 ekor, itik 57.071

    ekor dan mentok sebanyak 61.749 ekor (Grafik 5.4).

    Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    48/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 48

    193.975

    115.812

    94731

    309660

    50.000

    100.000

    150.000

    200.000

    250.000

    Sapi Domba Kerbau Sapi Perah Kambing

    558.050

    1.402.822

    61.74957.071

    0

    200.000

    400.000

    600.000

    800.000

    1.000.000

    1.200.000

    1.400.000

    1.600.000

    Ayam ras Ayam buras Itik Mentok

    Grafik 5.3 : Posisi Populasi Ternak Tahun 2011 (ekor)

    Grafik 5.4 Populasi Unggas Tahun 2011 (ekor)

    Sektor peternakan telah menjadi komoditas utama Bojonegoro yang

    pengembangannya didukung Pemerintah Daerah melalui pendanaan kredit sapi dan

    IB gratis untuk meningkatkan populasi ternak.

    Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

    Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    49/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 49

    Untuk perikanan, karena

    Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki

    potensi kelautan maka yang banyak

    dikembangkan adalah perikanan

    budidaya di kolam-kolam dan beberapa

    perikanan tangkap di waduk-waduk dan

    sepanjang perairan Bengawan Solo.

    Komoditas ikan yang dikembangkan

    meliputi lele, gurami, nila, tawes, tombro, dan patin.

    Produksi perikanan dengan cara penangkapan mengalami kenaikan hasil dari

    706,8 ton di Tahun 2010 menjadi 740,8 ton di Tahun 2011. Produksi ikan dari sisi

    budidaya juga mengalami peningkatan hasil, untuk budidaya perikanan di kolam,

    meningkat dari 638,5 ton di Tahun 2010 menjadi 1.053,6 di Tahun 2011. Untuk

    budidaya ikan ditambak juga mengalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan,

    hanya naik sebesar 0,42 persen. Produksi Perikanan di Kabupaten Bojonegoro

    sebagaimana tabel 5.8.

    TABEL 5.8 : LUASAN LAHAN PERIKANAN DAN PRODUKSI PERIKANAN TAHUN 2012

    LUAS LAHAN BUDIDAYA PERIKANAN

    No Uraian Satuan (ha)

    1 Kolam 110,17

    2 Sawah Tambak 166

    3 Mina Padi 1

    4 Waduk 620

    PRODUKSI PERIKANAN

    No Uraian Satuan (ton)

    1 Penangkapan :

    Sungai, Rawa, Waduk

    781,57

    2 Budidaya :

    Kolam, Sawah Tambak, Mina Padi,

    Waduk

    1.979,81

    Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    50/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    51/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 51

    Selain itu ada makanan khas Bojonegoro

    berupa camilan yang terkenal yaitu Ledre berbahan

    dasar pisang. Selain terkenal dengan ledrenya,

    industri yang menjadi ikon handcraf atau kerajinan

    tangan khas Bojonegoro yaitu kerajinan Bubut

    Kayu, Patung Sapi dan Gerabah. Industri Bubut

    Kayu tersentra di Desa Batokan Kecamatan

    Kasiman. Kerajinan bubut kayu memanfaatkan

    limbah gergaji kayu jati dan pemasarannya telah

    menjangkau sampai keluar negeri. Design yang

    menarik dan pembuatan yang berkualitas

    menjadikan kerajinan Bubut Kayu sebagai souvenir

    yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke

    Kabupaten Bojonegoro. Kerajinan tangan lainnya

    yang tidak kalah menarik untuk dijadikan souvenir

    adalah kerajinan Patung Sapi Desa Banaran dan

    Gerabah Desa Rendeng di Kecamatan Malo.

    Kebijakan yang dilakukan untuk mendorongpertumbuhan industri adalah :

    1. Menyediakan permodalan bagi pelaku usaha terutama UMKM melalui kerjasama dengan

    lembaga keuangan atau perbankan;

    2. Melaksanakan bimbingan teknis atau pelatihan-pelatihan berupa pelatihan

    keterampilan dalam teknologi produksi, pemasaran, dan manajemen pengelolaan

    usaha bagi usaha-usaha;

    3. Memasang baliho atau spanduk yang menginformasikan keberadaan produk-produk

    home industry ditempat-tempat yang strategis dan mudah untuk di akses;

    4. Mendirikan outlet-outlet di setiap kecamatan untuk memasarkan semua produk-produk

    unggulan serta sebagai pusat informasi untuk memperluas akses pemasaran;

    5. Membangun jaringan listrik dan komunikasi untuk mendukung perkembangan sektor

    industri;

    6. Pelatihan dan bimbingan teknis bagi SDM pelaku usaha terutama UMKM.

    K e r a j i n a n G e r a b a h

    B o j o n e g o r o

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    52/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 52

    Secara keseluruhan jenis dan jumlah Industri yang ada di Bojonegoro adalah

    sebagaimana Tabel 5. 9 berikut :

    Table 5.9 Jenis dan Jumlah Industri di Kabupaten Bojonegoro

    Tahun Jumlah

    Industri

    Kelompok Industri Jumlah Kawasan Industri

    Luas Lokasi

    1 2 3 4 5 6

    2009 22.933

    Ind. Kimia, agro dan hasil

    hutan

    20.977 - -

    Ind. Logam, mesin elektro dan

    aneka

    1.956 - -

    J u m l ah 22.933 - -

    2010 23.329

    Ind. Kimia, agro dan hasil

    hutan

    21.344 - -

    Ind. Logam, mesin elektro dan

    aneka

    1.985 - -

    J u m l ah 23.329 - -

    2011 23.703

    Ind. Kimia, agro dan hasil

    hutan

    21.642 - -

    Ind. Logam, mesin elektro dan

    aneka

    2.061 - -

    J u m l ah 23.703 - -

    .

    5. SEKTOR PERTAMBANGAN/MIGAS

    Penemuan sumber minyak di Kabupaten Bojonegoro membuat

    Kabupaten Bojonegoro menjadi primadona baru dan berdampak luar biasa

    bagi Kabupaten Bojonegoro. Bahkan kandungan minyak dan gas yang ada

    di menjadikan Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah penyangga

    Gudang Energi Nasional karena hampir 20%. Kegiatan eksplorasi migas

    dilakukan oleh Exxon Mobile (Mobile Cepu Limited) - PT. Pertamina serta

    JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ). Dengan cadangan minyak

    mencapai 1.200 MMBOE dan potensi gas mencapai 6 Trilyun Cubic Feet (1.000

    Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    53/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 53

    MMBTU = 1 cubic feet) di blok Banyu Urip Kecamatan Ngasem maka

    diperkirakan Kabupaten Bojonegoro turut memberikan kontribusi pada negara

    lebih dari 1.000 Trilyun Rupiah dengan asumsi ICP lifting minyak nasional 90

    US$/barel dan price gas nasional 3 US$/MMBTU. Sepanjang Tahun 2011

    tingkat produksi akumulatif yang dihasilkan mencapai 62 ribu barel per day.

    Produksi tersebut akan bertambah apabila eksplorasi sudah mencapai

    puncak (peak production) yang diperkirakan akan mencapai 165 ribu barel

    per day. Selain eksploitasi yang sudah dilakukan di Kecamatan Ngasem dan

    Kapas, sumber minyak juga ditemukan di Kalitidu yaitu di lapangan Kedung

    Keris, Kecamatan Dander di daerah Alas Tuo Timur dan Tiung Biru di

    Kecamatan Tambakrejo saat ini sudah mulai dilakukan kegiatan eksplorasi.

    Pertambangan migas di Kabupaten Bojonegoro dimulai dengan

    ditemukannya emas hitam atau minyak di Kecamatan Kedewan yaitu di Desa

    Kawengan, Wonocolo, Hargomulyo dan Beji. Namun tidak seperti pertambangan

    migas yang ada di Blok Cepu maupun di lapangan Sukowati yang dieksploitasi

    dan dieksplorasi oleh MCL, PT. Pertamina dan Petrochina, sumur-sumur minyak

    yang ada di Kecamatan kedewan di tambang secara tradisional dan mekanis oleh

    penduduk setempat. Penambangan dilakukan dengan peralatan yang sederhana

    sedangkan sebagian lagi menggunakan teknologi yang memanfaatkan mesin

    mobil sebagai penggerak. Sumur-sumur minyak tua rata-rata mempunyai

    kedalaman 500 meter, jumlah sumur sebanyak 74 yang meliputi Desa Wonocolo

    44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, Desa Hargomulyo 18

    sumur dengan kapasitas 12.755 liter/hari dan di desa Beji 12 sumur dengan

    kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Kegiatan penambangan yang dikelola secara

    tradisional ini memiliki daya tarik wisata tersendiri karena menawarkan

    keindahan alam berupa hutan dan secara khusus adalah wisata untuk

    penambangan minyak tradisional yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

    Selain tambang migas, Kabupaten Bojonegoro menyimpan potensi

    pertambangan non migas yaitu bahan-bahan galian golongan C seperti Gipsum,

    Lempung, Gamping, Bentonit dan Tanah Urug. Seluruh potensi berbentuk bahan-

    bahan galian golongan C ini masih dikelola secara tradisional dan sedkit sekali

    yang menggunakan sentuhan teknologi modern. Potensi Gipsum di Kecamatan

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    54/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 54

    Purwosari mempunyai cadangan sekitar 105.000 m3 atau sekitar 199.500 ton.

    Gipsum belum banyak dikelola oleh masyarakat setempat. Hal ini merupakan

    peluang investasi karena akses jalan Kabupaten dan jalan poros desa menuju ke

    lokasi tambang relatif sudah baik. Selain itu sudah tersedianya aliran listrik di

    lokasi tambang. Lempung juga merupakan potensi SDA Kabupaten Bojonegoro

    dan lempung adalah bahan baku untuk pembuatan keramik. Lempung yang ada

    di di lereng Gunung Dimoro Kecamatan padangan mempunyai cadangan seluas

    8.000 m3 atau 17.600 ton. Gamping yang terdapat di Kecamatan Kasiman

    merupakan jenis gamping klastik yang digunakan untuk bahan dinding rumah

    (pengganti batako) dengan deposit cadangan sebesar 1.890.000 m3 atau

    4.158.000 ton. Bentonit terdapat di Kecamatan Malo dengan cadangan

    diperkirakan 40.000 m3 atau 84.000 ton dan banyak digunakan untuk zat

    pemutih, perekat pasir dalam pengecoran baja, zat penyerap kotoran dalam

    industri minyak dan Bleaching Clay pada minyak kelapa. Tanah urug banyak

    terdapat Kecamatan Trucuk dengan cadangan sekitar 200.000 m3 dan digunakan

    sebagai bahan bangunan. Untuk luas areal bahan galian C tersebut sebagaimana

    tabel 5.10.

    Tabel 5.10 Luas Areal Bahan Galian C

    No Jenis BahanGalian

    Lokasi Jumlah Usaha Luas Areal

    2010 2011 2010 2011

    1 Onyx Desa Jari, DesaKramat Kec.Gondang

    1 1,96 1,96

    2 Fosfat Desa JonoKecamatanTemayang

    1 3,965 3,965

    3 Batu Gamping Desa Gajah,Gunungsari Kec.

    Baureno

    1 30 44,39

    4 Dasit/Andesit Desa Jari,Krondonan Kec.Gondang

    2 44,39 -

    5 Tanah Urug Desa BanjarsariKec. Trucuk

    tradisional 2 -

    6 Pasir SepanjangSungaiBengawan Solo

    100 - -

    7 Gipsum Desa Gapluk Kec. Purwosari

    tradisional 4 -

    Sumber : Bagian Sumber Daya Alam Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    55/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 55

    6. SEKTOR PARIWISATA

    Bojonegoro memiliki beberapa obyek wisata alam antara lain Tirta Wana

    Dander, Waduk Pacal dan Khayangan Api. Selain itu obyek wisata lain yang

    ditawarkan adalah wisata minat khusus seperti penambangan minyak tradisional,

    wisata budaya, agrowisata belimbing dan salak. Sektor pariwisata ini sangat

    berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan akomodasi yang mendukung

    seperti perhotelan, restaurant, dan beberapa supermarket. Dengan keberadaan

    migas tentu memberikan peluang untuk dikembangkannya obyek-obyek wisata

    tersebut menjadi obyek wisata yang menarik dan representatif karena migas

    tersebut membawa dampak terhadap menggeliatnya perekonomian di Kabupaten

    Bojonegoro dan menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan

    usahanya di Bojonegoro.

    Beberapa obyek wisata yang ada di

    Kabupaten Bojonegoro adalah Obyek

    Wisata Wana Wisata Tirtawana di

    Kecamatan Dander dan Khayangan Api di

    Kecamatan Ngasem, Waduk

    (Bendungan) Pacal di Kecamatan

    Temayang. Obyek Wisata Wana Wisata

    Tirtawana Dander dengan beberapa

    fasilitas yang cukup representatif antara

    lain Kolam Renang dengan mata air yang

    bersumber dari mata air dan Lapangan

    Golf. Dari Wana Wisata Tirtawana Dander perjalanan dapat diteruskan menuju Obyek

    Wisata Khayangan Api di Kecamatan Ngasem yang memberikan pemandangan eksotis

    sumber api yang berasal dari dalam tanah. Waduk atau bendungan pacal yaitu

    merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan

    lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang

    sangat indah. Bendungan Pacal ini terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro.

    Waduk Pascal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25

    meter ini, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan

    manfaat multifungsi.

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    56/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 56

    Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman

    Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang

    mempesona. Saat musim kemarau, sekitar

    waduk berubah fungsi menjadi ladang dan

    perkebunan bagi masayarakat setempat.Tanah merekah di sekitar menara waduk,

    seolah membawa ke dunia yang berbeda.

    Namun saat musim penghujan, air dalam

    jumlah besar membuat Waduk Pacal

    bagaikan danau yang sangat indah, dengan

    perbukitan dan pohon-pohon raksasa di

    sekitarnya.

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    57/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 57

    VI. INFRASTRUKTUR

    Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan

    mengembangkan kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas.

    Komponen pembentuk postur konektivitas fisik diantaranya pengembangan jaringan

    infrastruktur. Untuk mendukung penguatan konektivitas wilayah ditetapkan beberapa

    kebijakan :

    a. Konektivitas Wilayah meliputi intra wilayah Bojonegoro dan antar wilayah

    Bojonegoro dengan Kabupaten lain;

    b. Konektivitas Wilayah merupakan intergrasi beberapa elemen : produksi, logistik,

    dan transportasi.Kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas mempunyai tujuan

    sebagai berikut :

    1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

    2. Memperluas pertumbuhan ke hinterland;

    3. Penyebaran manfaat pembangunan;

    4. Penguatan dan keterjalinan Koperasi UKM dengan usaha besar;

    5. Memperkuat pusat-pusat pertanian dan agrobis;6. Sinergi pengembangan ekonomi dengan daerah lain.

    Konektivitas wilayah yang baik akan mempermudah pelaksanaan

    pembangunan ekonomi. Konektivitas wilayah dengan kondisi infrastruktur yang

    memadai akan mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas suatu wilayah.

    Mobilitas masyarakat yang mudah dan lancar akan mempermudah masyarakat untuk

    beraktivitas ekonomi yang akan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    Merupakan konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas yaitu

    barang, jasa, dan lain-lain Hal ini diperlukan trasportasi yang lancar yang

    menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Menghubungkan pusat-pusat

    pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip

    keterpaduan, bukan keseragaman. Memperluas pertumbuhan dengan

    menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan inter-modal supply

    chain systems. Menghubungkan daerah terpencil dengan insfrastruktur dan

    6.1 JALAN DAN JEMBATAN

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    58/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 58

    pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas

    (pertumbuhan yang inklusif). Beberapa tabel di bawah ini menunjukkan keadaan

    infrastruktur jalan dan jembatan di kabupaten Bojonegoro :

    Tabel 6.1 Perkembangan Jalan dan Jembatan di Kabupaten

    Bojonegoro Tahun 2010 - 2011

    No Uraian Satuan 2010 20111 2 3 6 71 Jalan Kabupaten (Km) 6 28 .7 89 6 28 .7 89

    - Jalan Makadam Km 106.000 106.000

    - Jalan Aspal Kondisibaik

    Km 392.214 392.729

    - Jalan Paving Kondisi

    baik

    Km 23.996 27.041

    - Jalan Aspal Kondisisedang

    Km 106.079 102.019

    1 2 3 6 7- Jalan Paving Kondisi

    sedangKm 500 1.000

    - Peningkatan jalan aspal Km 2.000 515

    - Pemeliaharaan jalanaspal

    Km 8.569 85.000

    - Pembangunan jalanpaving

    Km 19.966 3.545

    2 Jembatan Kabupaten M 875 875 - Kayu 56 49- Beton Plat 737 744- Composide 81 81- Rangka 1 1

    3 Jalan Poros Desa (Km) 1 .2 6 7. 17 7 1 58 .0 74 - Tanah - -- Makadam/Pedel 738.075,9 11.949- Makadan / telford - 4.147- Aspal 309.995,8 578- Beton 3.085 378- Paving 208.477,8 43.638- Paving (shering) - 97.384- HRS/ATB 7.543,40 -

    4 Jembatan Desa (Buah) 58 84 - Kayu 1 2- Beton Plat 38 52- Composide 18 30- Rangka 1 -

    5 Penerangan Jalan Umum 5.468 5.030 - Daya 55 Watt 1.571 1.000- Daya 150 watt 1.693 1.502- Daya 250 watt 2.204 2.528

    Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    59/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 59

    Kondisi tanah gerak/ labil membuat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

    berpikir kreatif untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan konstruksi paving untuk

    jalan poros desa telah berhasil mengatasi kondisi jalan dengan struktur tanah

    Bojonegoro yang labil. Semula dengan konstruksi aspal, jalan yang ada hanya

    memiliki usia pakai yang singkat hanya 2 tahun saja sudah rusak. Hal tersebut

    menyebabkan pembangunan jalan di Bojonegoro tidak pernah tuntas, kondisi

    jalan baik disatu wilayah, namun diwilayah lain sudah rusak. Hal ini membuat

    Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan terobosan dengan menerapkan

    kontruksi paving untuk jalan poros dan terbukti lebih awet.

    Tabel 6.2 Perkembangan Kualitas Jalan Menurut Permukaan

    Tahun 2010 - 2011

    Thn. Kondisi

    Jenis Permukaan (Km)

    JumlahAspal

    BatuKerikil

    Tanah Paving

    1 2 3 4 5 6 7

    Tahun

    2010

    Panjang (Km) 505.862 90.431 8.000 24.496 628.789

    Kondisi Mantap 402.783 2.000 2.000 23.996 430.779

    Sedang 86.293 39.431 0 500 126.224

    Tidak Mantap 16.786 49.000 6.000 0 71.786

    Tahun

    2011

    Panjang (Km) 502.317 90.431 8.000 28.041 628.789

    Kondisi Mantap 384.738 2.000 2.000 27.041 415.779

    Sedang 82.793 39.431 - 1.000 123.224

    Tidak Mantap 34.786 49.000 6.000 - 89.786

    Kondisi jembatan desa sampai Tahun 2011 jumlahnya mencapai 84

    buah jembatan atau naik 100% dibanding Tahun 2008 yang jumlahnya

    mencapai 42 buah, kondisinya terus mengalami peningkatan kualitas dari

    tahun ke tahun, seperti yang disajikan pada tabel 6.3 berikut :

    Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    60/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 60

    Tabel 6.3 Perkembangan Jembatan Desa Tahun 2008-2011

    No. Jenis Jembatan

    Jumlah Jembatan

    Tahun2008

    Tahun2009

    Tahun2010

    Tahun2011

    1 JembatanBesi/Kayu/Deplang

    1 - 1 2

    2 Jembatan Beton 28 29 38 52

    3 Jembatan Komposit 11 15 17 30

    4 Jembatan Kerangka 2 2 3 -

    Jumlah 42 46 59 84

    Pembangunan Perdagangan merupakan

    salah satu kegiatan yang mempunyai

    peranan strategis untuk mendukung

    percepatan dan perluasan pembangunan

    ekonomi di Kabupaten Bojonegoro.

    Sektor perdagangan berperan dalam

    mendukung kelancaran penyaluran

    arus barang dan jasa, memenuhi

    kebutuhan pokok rakyat, serta

    mendorong pembentukan harga yang wajar. Pembangunan perdagangan

    sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan

    pemerataan, dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam

    penciptaan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan

    peningkatan pendapatan. Kegiatan sektor perdagangan saling berkait dan

    saling menunjang dengan kegiatan sektor lainnya, seperti sektor produksi,

    yaitu pertanian, industri, dan pertambangan; sektor keuangan; sektor

    perhubungan dan telekomunikasi. Pembangunan perdagangan berperan

    penting pula dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas ekonomi

    dalam mengendalikan inflasi.

    6.2 PERDAGANGAN

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    61/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    62/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 62

    Produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT PLN area pelayanan Bojonegoro

    selama Tahun 2011 adalah sebanyak 336.138,24 ribu kilowatt. Dari 100 persen yang

    dibangkitkan, terjual hanya 87,81 persen atau sekitar 295.177,93 ribu kilo watt.

    Sebanyak 12,18 persen hilang atau susut dalam pendistribusian (gambar 6.1)

    Gambar 6.1 Produksi Listrik dan Pelanggan, Kabupaten Bojonegoro

    (ribuan / kwh) Tahun 2009 2011

    Pengguna listrik tiap tahun selalu mengalami kenaikan, untuk Tahun 2009

    sebanyak 238.682 pelanggan, Tahun 2010 sebanyak 251.578 pelanggan dan Tahun

    2011 sebanyak 262.111 pelanggan. Pengguna listrik di Kabupaten Bojonegoro

    didominasi pelanggan dengan golongan tarif R-1 yaitu sebanyak 224.996 pelanggan,

    disusul golongan B-1 sebanyak 27.723 pelanggan .

    6.3 KELISTRIKAN, AIR BERSIH DAN TELEKOMUNIKASI

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    2009 2010 2011

    Dibangkitkan/ Generated* Terjual/Sold* Susut/Hilang/Lost*

    Sumber : PLN Persero Areal Pelayanan Kab. Bojonegoro

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    63/65

    Buku Profil Kabupaten Bojonegoro

    Tahun 2012 63

    Kontribusi sub sektor air bersih dalam pembentukan PDRB mungkin tidak

    terlalu besar dibandingkan sektor lainnya, namun tanpa adanya sub sektor tersebut,

    bukan tidak mungkin kegiatan perekonomian tidak akan berjalan. Dalam

    menjalankan proses produksinya, sektor industri membutuhkan air, baik untuk bahan

    baku, menghasilkan uap, kebersihan air minum dan sebagainya. Untuk Kabupaten

    Bojonegoro berdasarkan data yang dicatat oleh kantor PDAM Bojonegoro, pada

    Tahun 2011 hanya sekitar 11 kecamatan dari 27 kecamatan dan 67 desa/ kelurahan,

    yang telah menikmati produksi air bersih yang didistribusikan oleh kantor tersebut.

    Pelanggan terbanyak ada di Kecamatan Kota Bojonegoro yaitu sebesar 8.841

    pelanggan, disusul Kecamatan Dander sebanyak 2.758 pelanggan. Total produksi air

    minum yang telah disalurkan selama Tahun 2011 di Kabupaten Bojonegoro sebanyak

    6.350 ribu meter kubik. Dari besaran tersebut, total air yang terjual sebanyak 4.993

    ribu meter kubik dan yang hilang atau terbuang sebanyak 1.357 ribu meter kubik.

    Adapun total nilai produksi air minum yang wujud selama Tahun 2011 di Kabupaten

    Bojonegoro adalah sebesar 10.521 juta rupiah

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    64/65

  • 8/11/2019 buku profil bojonegoro.pdf

    65/65

    Tabel 7.2 Penerimaan Dana Perimbangan

    No

    Dana

    Perimbangan

    yang diterima

    Nilai Dana Perimbangan yang Diterima

    Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

    1 2 7 8

    1 DAU (Inpres) 596.430.263.000,00 583.763.532.000,00 665.218.290.000,00

    2 DAK (SDO) 42.913.000.000,00 57.373.200.000,00 67.916.900.000,00

    3 Bagi Hasil 150.076.354.973,00 297.131.042.726,00 292.041.220.838,00

    4 Dana

    Dekonsentrasi

    - - -

    Total 789.419.617.973,00 938.267.774.726,00 1.025.176.410.838,00

    Sumber : DPPKA Kab. Bojonegoro