buku profil bojonegoro

65
Buku Profil Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012 1 I. PENDAHULUAN Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah merupakan salah satu bentuk Pelaksanaan Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai konsekuensi Otonomi Daerah tersebut dikonstruksikan dalam sistem Negara Kesatuan, maka laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam gambaran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bojonegoro yang diuraikan dalam Profil Daerah sebagai wujud nyata serta upaya untuk memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga dapat dengan mudah untuk ditemukenali adanya peluang pengembangan daerah dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah. Profil Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012 memberikan gambaran umum tentang adanya kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya, perekonomian daerah, sarana dan prasarana (infrastruktur), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro. Untuk penyelenggaraan pemerintahan serta untuk menghasilkan laporan yang akurat dan menghadapi perkembangan kemajuan ke depan penyajian Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dalam Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012 di Kabupaten Bojonegoro berpedoman pada Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Bojonegoro sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2008 – 2013. VISI Kabupaten Bojonegoro sesuai dengan RPJMD Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut : 1. VISI : “KEBANGKITAN KABUPATEN BOJONEGORO YANG SEJAHTERA, MADANI DAN BERDAYA SAING” 1.1. LATAR BELAKANG

Upload: phungkhue

Post on 30-Dec-2016

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 1

I. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah merupakan salah satu bentuk

Pelaksanaan Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang menggunakan

konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai konsekuensi Otonomi

Daerah tersebut dikonstruksikan dalam sistem Negara Kesatuan, maka laporan

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu

sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah

Pusat dan Daerah. Dalam gambaran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kabupaten Bojonegoro yang diuraikan dalam Profil Daerah sebagai wujud nyata

serta upaya untuk memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga

dapat dengan mudah untuk ditemukenali adanya peluang pengembangan daerah

dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah. Profil Daerah

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012 memberikan gambaran umum tentang adanya

kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya,

perekonomian daerah, sarana dan prasarana (infrastruktur), Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah

dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro. Untuk penyelenggaraan pemerintahan serta

untuk menghasilkan laporan yang akurat dan menghadapi perkembangan kemajuan

ke depan penyajian Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi

Daerah.

Dalam Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012 di Kabupaten Bojonegoro

berpedoman pada Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Bojonegoro sebagaimana

tertuang dalam RPJMD Tahun 2008 – 2013. VISI Kabupaten Bojonegoro sesuai

dengan RPJMD Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :

1. VISI :

“KEBANGKITAN KABUPATEN BOJONEGORO YANG SEJAHTERA,

MADANI DAN BERDAYA SAING”

1.1. LATAR BELAKANG

Page 2: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 2

2. MISI

1. Meningkatkan keshalehan sosial masyarakat yang didukung oleh pemahaman

dan pengamalan nilai-nilai keagamaan secara murni dan konsekuen;

2. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendorong partisipasi aktif

masyarakat sebagai sumber daya utama pembangunan;

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi

kerakyatan secara merata dan berkeadilan;

4. Mewujudkan pelayanan publik yang prima & didukung oleh penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa berlandaskan prinsip- prinsip tata

pemerintahan yang baik.

Dalam RPJMD Tahun 2008 – 2013 tersebut dirumuskan juga sasaran prioritas

selama 5 Tahun yaitu :

1. Revitalisasi Pembangunan Infrastruktur Jalan;

2. Revitalisasi Pembangunan Pertanian dan Irigasi;

3. Revitalisasi Pembangunan Pendidikan;

4. Revitalisasi Pembangunan Kesehatan.

Penyusunan Buku Profil dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

kondisi umum dan kondisi khusus Kabupaten Bojonegoro secara komprehensif yang

meliputi : kondisi geografis, penduduk, potensi ekonomi, struktur SPBD serta data

informasi penting yang secara keseluruhan memberikan gambaran yang utuh

tentang Kabupaten Bojonegoro.

Sedangkan Tujuan penyusunan Buku Profil adalah :

1. Memberikan informasi dan gambaran secara utuh mengenai Kabupaten

Bojonegoro kepada daerah lain, kepada swasta dan mesyarakat pada umumnya;

2. Sebagai Bahan Acuan untuk studi-studi terkait dengan pembangunan di

Kabupaten Bojonegoro.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN BUKU PROFIL KABUPATEN BOJONEGORO

Page 3: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 3

II. KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN BOJONEGORO

Secara administrasi Kabupaten Bojonegoro dibagi menjadi 27 kecamatan

dengan 419 desa dan 11 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan adalah 230.706

Ha. Kabupaten Bojonegoro bagian dari Propinsi Jawa Timur dengan jarak 110 km

dari ibukota propinsi dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Batas-

batas administrasi Kabupaten Bojonegoro adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Tuban

Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan

Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang

Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)

Dengan luas wilayah keseluruhan 230.706 ha, 40,15% wilayah Bojonegoro

merupakan wilayah hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan

Bojonegoro, 32,58% berikutnya berupa lahan sawah yang sebagian besar berada di

sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Sebanyak 22,42% merupakan tanah kering

dan sisanya 4,85% adalah perkebunan dan lain-lain.

Sedangkan grafis wilayah administrasi Kabupaten Bojonegoro dapat

digambarkan pada peta 1 berikut :

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH

Page 4: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 4

PETA WILAYAH KABUPATEN BOJONEGORO

A. TOPOGRAFI

Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah

aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di

bagian Selatan merupakan dataran tinggi disepanjang kawasan Gunung Pandan,

Kramat dan Gajah.

Bengawan Solo mengalir dari Selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa

Tengah, kemudian mengalir ke arah Timur, di sepanjang wilayah Utara Kabupaten

Bojonegoro. Bagian Utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang

cukup subur dengan pertanian yang ekstensif.

2.2 KARAKTERISTIK FISIK KABUPATEN

Page 5: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 5

Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan

tembakau pada musim kemarau. 40,15 persen wilayah Bojonegoro masih merupakan

hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan Bojonegoro, 35,58

persen berikutnya berupa lahan sawah, yang sebagian besar berada di sepanjang

aliran sungai Bengawan Solo. Sebanyak 19,42 persen merupakan tanah kering dan

sisanya 4,85 persen adalah perkebunan dan lain-lain. Bojonegoro hanya memiliki 22

stasiun penangkar hujan, yang tersebar di 15 kecamatan. Tabel 1.1.5 mencatat dari

15 kecamatan, hujan paling sering terjadi di Kec Sukosewu yaitu sebanyak 127 hari,

hujan paling sedikit muncul di Kec Ngraho yaitu hanya 48 hari. Sementara itu, untuk

menanggulangi kekurangan air untuk keperluan pengairan lahan pertanian di musim

kemarau, dilakukan dengan menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo melalui

pompanisasi. Yang tersebar di 8 kecamatan yang meliputi 24 desa.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Ketinggian, Kemiringan dan Kedalaman

Efektif Tanah di Kab. Bojonegoro

No Uraian Luas Prosentase

KETINGGIAN

1 < 25 43 155 18,71

2 25 s.d 99,99 104 629 45,35

3 100 S.d 499,9 82 348 35,69

4 >500 574 0,25

Page 6: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 6

TABEL 2.2 LUAS WILAYAH MENURUT KETINGGIAN, KEMIRINGAN DAN KEDALAMAN

EFEKTIF TANAH DI KAB. BOJONEGORO (LANJUTAN)

No Uraian Luas Prosentase

KEMIRINGAN (M)

1 < 2 127 109 55,10

2 2 s.d 14,99 83 429 36,16

3 15 s.d 39,99 17 312 7,50

4 > 40 2 856 1,24

KEDALAMAN EFEKTIF TANAH (CM)

1 < 30 25 896 11,22

2 30 s.d 59,99 28 142 12,20

3 60 s.d 89,99 37 618 16,31

4 > 90 139 050 60,70

B. JENIS TANAH

Lapisan tanah sebagian terdiri atas lapisan grumosol, latosol dan litosol,

lapisan alluvial dan lapisan mediteranian. Lapisan grumosol merupakan bagian

terluas yang terbentang di bagian selatan, yaitu pada jalur utama yang

membelah Kabupaten Bojonegoro. Lapisan alluvial berada di sepanjang aliran

Bengawan Solo. Sementara lapisan mediteranian terdiri atas batu cadas, kurang

mengandung air tanah serta kurang subur untuk pertanian yang sebagian di

kawasan hutan.

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 7: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 7

C. HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI

Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar perannya

terhadap berbagai kegiatan usaha khususnya pertanian. Curah hujan baik

langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jenis dan pola tanam

serta pola identitas penggunaan tanah dan tersedianya air pengairan. Pada

umumnya curah hujan di Kabupaten Bojonegoro tidak terlalu tinggi. Kecamatan

Baureno dan Sukosewu mempunyai curah hujan rata-rata paling tinggi

dibandingkan kecamatan lain. Untuk pola air sungai dan irigasi Kabupaten

Bojonegoro dilalui Bengawan Solo yang mengalir ke arah Timur melintasi bagian

Utara. Selain sungai sistem hidrologi di wilayah Kabupaten Bojonegoro ditentukan

dengan ketersediaan waduk dan embung. Kondisi klimatologi di Kabupaten

Bojonegoro adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA

CURAH HUJAN TAHUN 2011

No Kecamatan Tinggi Dari

Permukaan Laut

(m)

Stasiun

Penangkar

Hujan

Hari Hujan

(hari)

Rata-rata Curah

Hujan (mm)

1 Margomulyo - - - -

2 Ngraho 38 1 48 2

3 Tambakrejo - - - -

4 Ngambon - - - -

5 Sekar - - - -

6 Bubulan - - - -

7 Gondang - 2 89 8

8 Temayang - 2 91 14

9 Sugihwaras - - - -

10 Kedungadem 42 1 102 7

11 Kepohbaru 9 2 95 12

Page 8: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 8

Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA

CURAH HUJAN TAHUN 2011

No Kecamatan Tinggi Dari

Permukaan

Laut (m)

Stasiun

Penangkar

Hujan

Hari Hujan

(hari)

Rata-rata

Curah Hujan

(mm)

12 Baureno 28 3 109 20

13 Kanor 9 1 85 6

14 Sumberrejo 14 2 99 16

15 Balen - 1 119 8

16 Sukosewu - 1 127 9

17 Kapas 18 1 106 7

18 Bojonegoro 15 1 103 6

19 Trucuk - - - -

20 Dander 37 2 113 16

21 Ngasem 115 1 88 6

22 Kalitidu - 1 90 5

23 Malo - - - -

24 Purwosari - - - -

25 Padangan - - - -

26 Kasiman - - - -

27 Kedewan - - - -

Untuk kondisi iklim Kabupaten adalah daerah tropis dengan suhu rata-rata

27,80C, suhu udara berkisar 24,20C – 31,40C. Penyinaran tertinggi terjadi pada bulan

Agustus atau September, sedangkan penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember-

Februari.

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 9: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 9

Penggunaan lahan di Bojonegoro adalah sebagaimana tabel 2.4 berikut :

TABEL 2.4 : PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN BOJONEGORO

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)

1 HUTAN LINDUNG 1.456,47

2 SEMPADAN SUNGAI 1.242,04

3 DANAU DAN WADUK 967,27

4 HUTAN PRODUKSI 93.833,36

5 HUTAN RAKYAT 645,98

6 PERKEBUNAN 1.522,66

7 TANAH SAWAH 76.848,17

8 PERMUKIMAN 23.970,35

9 LADANG 23.439,73

10 LAIN-LAIN 6.779,97

a. Kawasan Lindung

Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan

kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan

menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna mendukung proses

pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana

pemanfaatan kawasan lindung adalah :

2.3 PENGGUNAAN LAHAN

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 10: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 10

a. Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana pemanfaatan ruang

kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya, kawasan

suaka alam, kawasan perlindungan setempat dan kawasan bencana

b. Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi

hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air.

c. Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi

kawasan lindung

Tabel 2.5 Luas Kawasan Lindung Tahun 2011

NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREALKAWASAN LINDUNG

(Ha)1 KPH Bojonegoro 1.051,40

2 KPH Parengan 4,30

3 KPH Padangan 4,40

4 KPH Jatirogo -

5 KPH Cepu -

6 KPH Saradan 449,30

7 KPH Ngawi -

Jumlah Total 1.509,40

b. Hutan Negara

Jumlah total hutan negara seluas 98.588,50 dan di kelola oleh Perhutani dibawah

kewenangan Kementrian Kehutanan. Secara lengkap data mengenai hutan negara

adalah sebagaimana tabel 2.6 berikut :

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 11: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 11

Tabel 2.6 Luas Hutan Negara Tahun 2011

NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREAL HUTANNEGARA (Ha)

1 KPH Bojonegoro 50.145,40

2 KPH Parengan 2.833,50

3 KPH Padangan 27.841,30

4 KPH Jatirogo 1.573,00

5 KPH Cepu 5.853,30

6 KPH Saradan 7.992,70

7 KPH Ngawi 2.349,30

Jumlah Total 1.509,40

c. Hutan Rakyat

Tabel 2.7 Luas Hutan Rakyat Tahun 2011

NO WILAYAH/KECAMATAN LUAS AREAL HHUTANRAKYAT (Ha)

1 Ngraho 1.171

2 Margomulyo 1.305

3 Tambakrejo 1.243

4 Ngambon 936

5 Sekar 1.119

6 Bubulan 425

7 Gondang 1.125

8 Temayang 793

9 Sugihwaras 983

10 Kedungadem 2.223

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 12: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 12

Tabel 2.7 Luas Hutan Rakyat Tahun 2011

NO WILAYAH/KECAMATAN LUAS AREAL HUTANRAKYAT (Ha)

11 Kepohbaru 1.007

12 Baureno 958

13 Kanor 468

14 Sumberejo 790

15 Balen 626

16 Kapas 163

17 Sukosewu 525

18 Trucuk 1.083

19 Dander 1.256

20 Ngasem 2.626.

21 Kalitidu 1.150

22 Malo 1.025

23 Purwosari 1.083

24 Padangan 867

25 Kedewan 1.147

26 Kasiman 444

27 Bojonegoro 35

TOTAL 26.566

d. Lahan Perkebunan

Perkebunan di Bojonegoro didominasi oleh tembakau yang terkenal kualitasnya

sebagai tembakau terbaik. Tembakau yang ditanam di Bojonegoro adalah jenis

tembakau Virginia dan Tembakau Jawa. Luas Perkebunan Rakyat adalah

sebagaimana tabel 2.8 berikut :

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabupaten Bojonegoro

Page 13: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 13

Tabel 2.8 : Luas Perkebunan Rakyat Tahun 2011

NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREAL KEBUNRAKYAT (Ha)

TANAMAN SEMUSIM

1 Tembakau Virginia 11.725

2 Tembakau Jawa 1.742

3 Tebu 941

4 Kapas -

TANAMAN TAHUNAN

1 Kelapa 8.872

2 Kapuk Randu 1.434

3 Jambu Mete -

4 Kopi 1

5 Cengkeh 2

6 Kemiri 16

7 Kenanga 13

8 Cabe Jamu -

9 Jarak Pagar 1.724

e. Lahan Pertanian

Lahan pertanian terdiri dari 2 (dua) yaitu lahan persawahan dan lahan kering.

Lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2011 bertambah menjadi 77.092 ha

dibanding Tahun 2010 yang seluas 76.644 ha. Sedangkan lahan kering menurun dari

semula pada Tahun 2010 sebesar 48.363 ha menjadi 43.269 pada tahun 2011.

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabupaten Bojonegoro

Page 14: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 14

III. PEMERINTAHAN

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk

pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara lebih efektif,

efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan kembali administrasi dan manajemen

pemerintahan yang bertumpu kepada nilai-nilai dan paradigma baru. Kabupaten

Bojonegoro memiliki 419 desa dan 11 kelurahan, yang terdiri dari 1.299 dusun dan

lingkungan, 2.000 RW dan 7.528 RT. Suatu desa dipimpin oleh seorang kepala desa.

Sebagian besar kepala desa di Kabupaten Bojonegoro berpendidikan SMA, yaitu

sekitar 57,11 persen, sedangkan yang sempat mengenyam bangku kuliah hanya

sekitar 18,41 persen, yang melegakan adalah mulai Tahun 2010 sudah tidak ada

kepala desa yang berpendidikan sebatas sekolah dasar.

Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011

No Kecamatan Desa Dusun RW RT

1 Margomulyo 6 42 42 105

2 Ngraho 16 58 131 318

3 Tambakrejo 18 65 89 357

4 Ngambon 5 16 23 66

5 Sekar 6 34 60 155

6 Bubulan 5 17 25 86

7 Gondang 7 32 45 166

8 Temayang 12 37 26 110

9 Sugihwaras 17 54 88 287

10 Kedungadem 23 95 164 586

11 Kepohbaru 25 85 102 438

3.1 JUMLAH KECAMATAN, DESA, DUSUN, RT DAN RW

Page 15: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 15

Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011

No Kecamatan Desa Dusun RW RT

12 Baureno 25 86 165 462

13 Kanor 25 59 97 408

14 Sumberejo 26 84 99 430

15 Balen 23 71 80 430

16 Sukosewu 14 41 53 288

17 Kapas 21 37 42 309

18 Bojonegoro 7/11 17 58 328

19 Trucuk 12 26 26 110

20 Dander 16 44 69 366

21 Ngasem 23 73 131 453

22 Kalitidu 24 66 105 384

23 Malo 20 51 101 230

24 Purwosari 12 32 61 201

25 Padangan 16 37 59 207

26 Kasiman 10 30 41 179

27 Kedewan 5 10 18 69

TOTAL 419/11 1.299 2.000 7.528

Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara sebagai abdi

masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya memberikan pelayanan

kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Untuk

mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Semakin

tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan memunculkan PNS yang kompeten dan

memiliki integritas tinggi. Sebanyak 59,22 persen PNS di lingkup pemda Bojonegoro

berpendidikan sarjana, dan 23,78 persen masih berpendidikan SMA kebawah. Tabel

2.2.1 menunjukkan bahwa dari 12.202 PNS di pemkab Bojonegoro, sebanyak 41,35

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

3.2 POSTUR APARATUR PEMERINTAHAN (PNS)

Page 16: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 16

persen adalah PNS golongan IV, 31,56 persen kategori golongan III, 24,37 persen

masih golongan II, dan sisanya 2,71 persen adalah golongan I.

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan

Tahun 2011

NO GOLONGAN JUMLAH

1 I 331

2 II 2 974

3 III 3 851

4 IV 5 046

Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut

Tingkat Pendidikan Tahun 2011

NO URAIAN JUMLAH

1 Tidak/Belum Tamat SD -

2 SD / Primary School 214

3 SLTP / Yunior High School 289

4 SMU / Senior High Sachool 2 399

5 Akademi / Academy 2 074

6 Universitas / Univercity 7 226

7 SD / Primary School 214

TOTAL 12.202

Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan

Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja. Secara lengkap peraturan

daerah tersebut adalah :

a) Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Perda Nomor 8 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga

Teknis daerah;

b) Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 6 Tahun

2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekda dan Sekwan;

Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro

Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro

Page 17: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 17

c) Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas.

Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas Struktur Organisasi Pemerintah

Kabupaten Bojonegoro terdiri atas :

1. Sekretariat Daerah dengan 4 staf ahli, 3 asisten dan 10 bagian, yaitu :

1. Staf Ahli Bidang Pembangunan

2. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

3. Staf Ahli Bidang Pemerintahan

4. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik

5. Asisten 1 Bidang Pemerintahan

6. Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan

7. Asisten 3 Bidang Administrasi dan Umum

8. Bagian Perlengkapan

9. Bagian Umum

10.Bagian Pemerintahan

11.Bagian Administrasi Perekonomian

12.Bagian Administrasi Pembangunan

13.Bagian Administrasi Keuangan

14.Bagian Kerjasama dan Penanaman Modal

15.Bagian Sumber Daya Alam (SDA)

16.Bagian Organisasi dan Tata Laksana

17.Bagian Humas dan Protokol

2 Sekretariat DPRD

3 Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

2. Inspektorat

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

4. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)

6. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol)

7. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

8. Badan Perijinan

Page 18: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 18

9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

10. RSUD Sosodoro Djatikoesoemo

11. RSUD Sumberrejo

12. RSUD Padangan

4 Dinas yang terdiri dari :

1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

2. Dinas Perhubungan

3. Dinas Pariwisata

4. Dinas Komunikasi dan Informasi

5. Dinas Pertanian

6. Dinas Pendidikan

7. Dinas Peternakan dan Perikanan

8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

9. Dinas Kehutanan dan Pekebunan

10.Dinas Koperasi dan UMKM

11.Dinas Kebersihan dan Pertanaman

12.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

13.Dinas Pekerjaan Umum

14.Dinas Kesehatan

15.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

16.Dinas Pengairan

5 Kantor yang terdiri dari :

1. Kantor Arsip dan Perpustakaan

2. Kantor Ketahanan Pangan

3. Kantor Satpol PP

6 Kecamatan sebanyak 27 Kecamatan

Page 19: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 19

Dalam Undang-Undang No-mor 32 tahun 2004, posisi DPRD ditempatkan

sangat strategis dan menentukan dalam pelaksananaan otonomi daerah dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD merupakan lembaga perwakilan

rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

Sesuai dengan fungsinya, selama kurun waktu tiga tahun (2009 – 2011), DPRD telah

meluncurkan 53 Peraturan daerah (bersama bupati), 60 surat keputusan DPRD, dan

31 surat keputusan pimpinan DPRD. Selama kurun waktu tersebut pula DPRD telah

menerima pengaduan masyarakat sebanyak 73 aduan dan sebanyak 25 aduan

diteruskan ke Bupati.

Tabel 3.5 Jumlah Anggota DPRD Tahun 2011

NO PARPOL JUMLAH1 PPP 32 GOLKAR 73 PDI -4 ABRI -5 PDI-P 56 PKB 57 PAN 78 PBB -9 DEMOKRAT 6

10 PKS 411 KARYA PEDULI BANGSA 112 REFORMASI 213 PKNU 314 HANURA 215 PNBK 216 PKPI 117 PARTAI PELOPOR 118 GERINDRA 1

TOTAL 50

3.3 PROFIL DPRD/LEGISLATIF

Sumber : DPRD Kabupaten Bojonegoro

Page 20: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 20

Sepanjang Tahun 2011 ada 24 Perda yang keluarkan, 23 SK DPRD, dan 13 SK

pimpinan DPRD sebagaimana pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.1 : Produk DPRD Kabupaten Bojonegoro

12

2324

19

12

23

9

6

13

0

5

10

15

20

25

30

2009 2010 2011

Perda SK DPRD SK Pimpinan DPRD

Page 21: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 21

IV. SOSIO DEMOGRAFIS

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat

digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran

penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-

tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan

penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang

mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai dan keadaan

sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada

umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi yang relatif masih

rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit.

Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah penduduk sebesar 1.430.316 jiwa atau

403.468 KK yang terdiri dari 721.445 laki-laki dan 708.871 perempuan. Sektor

pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Kabupaten Bojonegoro

sehingga penduduk Kabupaten Bojonegoro sebagian besar bermata pencaharian

sebagai petani.

Tabel 4.1 Data Kependudukan di Kabupaten Bojonegoro

No Uraian 2010 2011

1. Penduduk 1.401.258 1.430.313

a. Laki-laki 706.722 721.444

b. Perempuan 694.536 708.869

2. Sex Ratio 101,75 101,77

3. Rumah Tangga 389.587 403.468

4. Rata-Rata Anggota Rumah Tangga 3,5 3,5

5. Kepadatan Penduduk 607 619

6. Pertumbuhan Penduduk 0,37

4.1 PENDUDUK

Page 22: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 22

Dilihat dari struktur penduduk, masyarakat Kabupaten Bojonegoro didominasi

penduduk usia muda. Konsentrasi penduduk sebagian besar berada pada kelompok

usia 25-44 tahun dan paling sedikit penduduk pada usia 70-74 tahun. Dengan

struktur penduduk yang didominasi oleh usia produktif merupakan modal utama

untuk meningkatkan produktifitas wilayah. Dengan terus meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia maka potensi yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro dapat

dimanfaatkan dengan maksimal dan berdaya saing.

Grafik 4.1 Piramida Penduduk Kabupaten

Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah rumah tangga, penduduk, luas dan

kepadatan penduduk di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2011 adalah sebagaimana

pada Tabel 3.5 berikut :

Page 23: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 23

Tabel 4.2 : Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan

Penduduk di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

NO KECAMATAN JUMLAH RT JUMLAH

PENDUDUK

LUAS (Km2) KEPADATAN

PENDUDUK/Km2

1 Margomulyo 7 294 24 854 139,68 178

2 Ngraho 13 756 50 940 71,48 713

3 Tambakrejo 18 294 63 204 209,52 302

4 Ngambon 3 859 12 943 48,65 266

5 Sekar 8 782 29 936 130,24 230

6 Bubulan 4 675 16 300 84,73 192

7 Gondang 8 274 27 533 107,01 257

8 Temayang 11 552 39 986 124,67 321

9 Sugihwaras 15 065 51 298 87,15 589

10 Kedungadem 25 328 90 253 145,15 622

11 Kepohbaru 19 067 71 525 79,64 898

12 Baureno 22 512 87 180 66,37 1 314

13 Kanor 18 589 63 944 59,78 1 070

14 Sumberejo 23 105 76 888 76,58 1 004

15 Balen 20 463 70 988 60,52 1 173

16 Sukosewu 13 508 46 411 47,48 977

17 Kapas 16 053 55 329 46,38 1 193

18 Bojonegoro 26 454 95 652 25,71 3 720

19 Trucuk 12 498 43 729 36,71 1 191

20 Dander 24 712 90 448 118,36 764

21 Ngasem 24 403 83 027 180,20 461

22 Kalitidu 20 094 71 088 83,01 856

23 Malo 9 540 34 746 65,41 531

24 Purwosari 9 145 32 706 62,32 525

25 Padangan 13 258 49 389 42,00 1 176

26 Kasiman 9 259 34 375 51,80 664

27 Kedewan 3 929 14 641 56,51 259

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 24: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 24

Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sangat mempengaruhi

pertumbuhan angkatan kerja. Semakin bertambahnya penduduk usia kerja akan

berpengaruh pada pertambahan jumlah angkatan kerja, baik sebagai pekerja

maupun pencari kerja. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan pasar kerja

yang besar maka akan menimbulkan dampak kerawanan sosial dengan banyaknya

pengangguran. Mengenai ketenagakerjaan, jumlah penduduk usia kerja tercatat naik

signifikan yaitu dari 6,47 persen pada tahun 2010 menjadi 40,23 persen pada Tahun

2011. Begitu pula jumlah angkatan kerja selama dua tahun terakhir mengalami

kenaikan yaitu naik sebesar 5,62 persen pada Tahun 2010 dan 6,00 persen di Tahun

2011.

Kenaikan dua variabel diatas, yaitu Angkatan kerja dan penduduk usia kerja,

menyebabkan terjadinya penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

Kabupaten Bojonegoro. Untuk Tahun 2009 TPAK Bojonegoro tercatat sebesar 67,16

persen, kemudian turun menjadi 66,62 persen di Tahun 2010, hingga akhirnya

melorot 50,36 persen di Tahun 2011.

Jumlah lowongan kerja yang tersedia di Tahun 2011, yaitu sebesar 1.750

lowongan jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.895 di

Tahun 2009 dan 6.585 lowongan di Tahun 2010 sebagaimana tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Perkembangan Bursa Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro2009 – 2011

Tahun

Lowongan

KerjaPencari Kerja

Terdaftar

Penempatan

Tenaga Kerja

TKPMP TKMT

dan Usaha

Mandiri

(1) (2) (3) (4) (5)

2009

2010

2011

3 895

6 585

1 750

9 609

11 668

12 097

2 383

5 370

3 495

-

4 838

-

4.2 KETENAGAKERJAAN

Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

Page 25: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 25

Sebagai daerah yang bertipe agraris, banyaknya kesempatan kerja secara

kumulatif hingga Tahun 2011 terbanyak pada sektor pertanian yaitu sebesar 332.665

atau sekitar 44,72 persen dari kesempatan kerja yang ada. Disusul sektor

perdagangan yaitu sebesar 16,.96 persen, sektor jasa dan lainnya sebesar 14,83

persen. (Tabel 4.4)

Tabel 4.4 Perkembangan Kesempatan Kerja (Kumulatif) Menurut Lapangan Usaha

di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009 – 2011

Lapangan Usaha/Occupation s.d 2009 s.d 2010 s.d 2011

1. Pertanian/Agriclture

2. Pertambangan/Quarrying

3. Industri/Industries

4. Listrik/Electricity

5. Bangunan/Building

6. Perdagangan/Trading

7. Perhubungan/Transportation

8. Keuangan/Finance

9. Jasa dan lainnya/Services and Others

324 .415

5. 480

43 .777

8 .865

36. 815

122. 116

10. 033

8 .045

105 .859

332 .665

8. 680

45. 402

9 .720

43.790

129. 626

11 .188

9. 155

114. 425

349 .540

15 .180

46 .252

9 .830

88. 840

132 .576

13. 738

9 .721

115. 880

Jumlah / Total 665. 405 704. 651 781. 557

Pada Gambar 4.2 digambarkan berdasarkan diagram tentang kesempatankerja menurut lapangan pekerjaan sebagai berikut :

Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

Page 26: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 26

Gambar 4.2

Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kab. Bojonegoro Tahun 2011

Terkait ketenagakerjaan tentunya tidak terlepas dari Upah Minimim Kabupaten

(UMK). UMK selalu mendapat perhatian dari pemerintah, hal ini bisa dilihat dari

kenaikan rata-rata kebutuhan hidup minimum setiap tahunnya yang mengalami

kenaikan sepanjang tahun. Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum

yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah

kepada pegawai, Karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

Upah Minimum Kabupaten Bojonegoro tahun 2011 adalah sebesar Rp. 870.000,-

sesuai Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2010.

Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro

Industri

Jasa dan lainnya

PerhubunganPertanian

Listrik

Bangunan

Pertambangan

Perdaganan

Keuangan

Page 27: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 27

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hanya negara yang mempunyai

Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang akan mampu bersaing dengan negara

lain dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah khususnya

pemerintah daerah perlu lebih mengedepankan upaya peningkatan kualitas SDM

melalui program-program pem-bangunan yang lebih berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan pen-didikan baik formal maupun non formal. Karena sudah saatnya

masyarakat menyadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang tak kalah

pentingnya dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dalam institusi terkecil seperti

rumahtangga, pendidikan seyogyanya telah menjadi kebu-tuhan utama. Kewajiban

pemerintah untuk memfasilitasi hal tersebut, karena bagaimanapun juga SDM yang

bermutu merupakan syarat utama bagi terbentuknya peradaban yang baik.

Tabel 4.5 Tingkat Perkembangan Pendidikan Masyarakat

Di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012

No Uraian Satuan 2010 2011

1 2 3 6 7

1 Tamat TK / RA Orang 14.219 14.469

2 Tamat SD Sederajat Orang 19.886 18.563

3 Tamat SLTP Sederajat Orang 17.752 15.739

4 Tamat SLTA Sederajat Orang 11.721 11.926

5 Kelompok Bermain Anak 11.041 18.487

4.3 PENDIDIKAN

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

Page 28: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 28

Tabel 4.5 Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Menurut Jenjang

Pendidikan Negeri/Swasta Tahun 2011

NO JENJANG

PENDIDIKAN

JUMLAH

SEKOLAH

JUMLAH

KELAS

JUMLAH

GURU

JUMLAH

MURID

1 TK/RA 619 1.239 1.170 23.383

2 SD/SDLB/MI 791 5.102 7374 90.212

3 SMP/SMPLB/MTs 116 1.170 2.595 37.158

4 SMA/SMK/SMALB/MA 89 949 2.478 31.653

Rasio guru murid untuk Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bojonegoro pada

Tahun 2011 tercatat 1: 12, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah Dasar Swasta

di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 15. Untuk

sekolah lanjutan tingkat pertama negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:16 di

Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah pertama Swasta

di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 9. Selanjutnya,

untuk sekolah lanjutan tingkat atas negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:14 di

Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah atas di

Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 8

Selain untuk mengurangi angka buta huruf, kejar paket A,B dan C juga

merupakan solusi bagi mereka yang sudah berusia di atas usia sekolah namun ingin

memiliki pengetahuan, kemampuan dan ijazah setara dengan SD, SMP atau SMA.

Kejar Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar Paket B setara dengan

Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan Kejar Paket C setara dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA). Melalui program kejar paket tersebut siswa akan

mendapatkan pelajaran setara dengan tingkatannya. Di akhir program mereka bisa

mengikuti ujian kejar paket (atau istilahnya ujian persamaan atau ujian kesetaraan)

untuk mendapatkan ijazah sebagai tanda kelulusan Program kejar paket A masih

aktif di Bojonegoro, untuk Tahun 2011 terdapat 7 lembaga yang menanganinya,

dengan jumlah murid sebanyak 200 orang dan 21 pengajar.

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

Page 29: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 29

Untuk kejar paket B, terdapat 24 lembaga dengan jumlah murid mencapai

2.007 orang dan 223 tenaga pengajar. Untuk program kejar paket C, masih

berlangsung di semua kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, kecuali Kecamatan

Tambakrejo, Sekar dan Kalitidu. Banyaknya kejar paket C di Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2011 tercatat sebanyak 29 lembaga, dengan murid sebanyak 1.605 orang dan

tenaga pengajar sebanyak 187 orang

Selanjutnya untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan dari sisi angka

partisipasi. angka partisipasi dalam kurun waktu 2010-2011 secara umum mengalami

peningkatan dari seluruh jenjang pendidikan baik dari sisi angka partisipasi kasar

maupun murni dapat dilihat pada penyajian tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perkembangan Angka Partisipasi

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012

NO URAIAN SATUAN EKSISTING TAHUN

2010 2011

1 Sekolah Dasar /

MI

APK (%) 100,92 100,96

APM (%) 98,22 98,88

2 Sekolah SLTP /

MTs

APK (%) 98,97 99,97

APM (%) 89,92 91,21

3 Sekolah SMA /

MA

APK (%) 62,98 69,36

APM (%) 56,26 61,90

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk

oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM

ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan

Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan

PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-

syarat tertentu.

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

Page 30: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 30

Di Bojonegoro pada tahun 2011 tercatat sebanyak 37 lembaga, dengan

jumlah murid sebanyak 3.872 dan tenaga pengajar seba-nyak 436 orang. Selain

PKBM ada juga kegiatan PADU dan kursus-kursus untuk meningkatkan keterampilan

sebagaimana pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Profil Lembaga PKBM, PADU dan Kursus-Kursus Tahun 2011

NO URAIAN JUMLAH

LEMBAGA

JUMLAH MURID JUMLAH

TUTOR/GURU

1 PADU 1.535 43.321 4.927

2 PKBM 37 3.872 436

3 Kursus-Kursus 60 2.518 151

Pembangunan di Urusan Kesehatan diarahkan pada pemenuhan dan

pemerataan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang sehat dan

berkualitas. Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta

berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Departemen Kesehatan telah menetapkan

Indonesia Sehat Tahun 2025 sebagai visi pembangunan bidang kesehatan di

Indonesia. Melalui visi tersebut terkandung keinginan terwujudnya suatu kondisi

masyarakat yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro

4.4 KESEHATAN

Page 31: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 31

Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya pada

pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan mudah

menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang

sesuai khususnya bagi masyarakat miskin. Pada Tahun 2011, Bojonegoro telah

mempunyai 10 rumah sakit, 2 rumah sakit di wilayah bagian Barat Bojonegoro yaitu

di Kecamatan Kalitidu dan Padangan, 6 rumah sakit berada di wilayah ibukota, dan

dua rumah sakit berada di Kecamatan Sumberejo, untuk memudahkan akses dan

memperpendek jarak bagi warga Bojonegoro bagian Tmur yang hendak berobat.

Telah tersedia pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas yaitu sebanyak 36

puskesmas (11 diantaranya merupakan puskesmas dengan perawatan), sehingga

minimal tiap kecamatan telah memiliki puskesmas. Secara lengkap gambaran

mengenai fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Jumlah Fasilitas Kesehatan Tahun 2011

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH (unit)

1 Rumah Sakit 10

2 Puskesmas 36

3 Puskesmas Pembantu 68

4 Poliklinik Desa (Polindes) 329

5 Posyandu 1.576

6 Puskesmas Keliling (Pusling) 36

7 Apotik 54

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 untuk dokter

sebanyak 179 orang, apoteker 54 orang, perawat sebanyak 662 orang. Untuk tenaga

kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

Page 32: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 32

Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2010 – 2011

Uraian/Description 2010 2011

1.Dokter/Physicians

Umum/General

Gigi/Dentist

Spesialis/ Specialist

2.Apoteker

3.Sarjana Kesehatan / Scholar of Healthy

4.Sarjana Keperawatan

5.Perawat / Nurses

6.Perawat Gigi / Tooth Nurses

7.Asisten Apoteker / Chemist Assistant

8.Bidan / Midwives

9.Sanitasi

10.Ahli Gizi / Nutriciant

11.Teknisi Medis

Teknik Elektromedik dan P Rontgent

P Anestesi

Fisioterapis

12 Analis Laboratorium

163

105

30

28

48

16

75

589

17

80

564

24

24

21

15

3

3

25

179

119

25

35

54

27

71

662

17

105

591

28

25

24

17

3

4

27

Jumlah / Total 1 646 1 810

Kebijakan pembangunan dalam urusan kesehatan adalah meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran untuk menurunkan angka kematian

bayi dan angka kematian ibu, menurunkan angka kesakitan dan pemenuhan gizi

masyarakat. Kegiatan pembangunan kesehatan diprioritaskan pada penyuluhan

kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan dasar, peningkatan fasilitas prasarana

dan sarana kesehatan. Kondisi derajat kesehatan masyarakat mulai dari Tahun 2008

sampai dengan 2011 dapat diamati sebagaimana tabel 4.10 di halaman berikut :

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

Page 33: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 33

Tabel 4.10 Perkembangan Derajat Kesehatan MasyarakatTahun 2008 – 2012

NO URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 2012*)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Derajat kesehatan masyarakat

a. Umur Harapan Hidup Tahun 67,50 67,50 67,15 67,29 -

b. Angka Kematian Bayi per 1000KH

7,36 7,49 9,35 9,35 11,21

c. Angka Kematian Ibu per100.000 KH

100,06 69,52 98,17 92,50 142,61

d. Prevalensi Kurang Gizi Balita % 14,47 12,10 12,02 5,97 6,54

2 Meningkatnya cakupanpersalinan oleh tenagakesehatan

% 91,80 94,50 97,71 99,34 50,34

3 Meningkatnya akses pelayanandan mantapnya sistempelayanan ibu, bayi dan anak.

a. % desa dengan Polindes % 99 99,69 60 100 100

b. Kunjungan bumil paripurna(k4)

% 81,15 85,04 85,02 90,63 44,38

c. Kunjungan neonatal (KN2) % 89,95 93,41 94,32 97,71 47,82

d. Kunjungan bayi paripurna % 99,37 99,08 87,65 97,44 50,96

e. Kunjungan anak balita-apras % 59,73 71,47 63,62 80,89 38,52

f. Cakupan peserta KB aktif % 68,54 76,02 91,39 74,62 72,42

g. Ibu hamil dg komplikasiditangani

% 73,10 74,71 71,49 104,68 64,02

h. Cakupan pelayanan ibu nifas % 90,32 93,90 105,73 97,27 47,64

i. Cakupan neonatal dgkomplikasi ditangani

% 27,82 33,02 51,73 91,27 48,16

j. Penjaringan Kesh siswa SDdan setingkat.

% 89,51 89,55 100 100 100

4 Meningkatnya kualitaspelayanan gizi masyarakat

a. Cakupan pemberian MP ASI % 100 100 100 100 92,26

b. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan

% 100 100 100 100 100

Page 34: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 34

5 Meningkatnya kualtas pelayanankefarmasian:

a. Tingkat ketersediaan obatesensial Puskesmas

% 142,2 152 105.6 132 91,70

b. Pengobatan rasional % 92,2 92,25 95,50 92,28 92,3

c. Penggunaan obat generik % 95 93,8 92,30 95 99,54

6 Meningkatnya kualitas batra sbgpengobatan alternatif:

a. Obat tradisional berijin/terdaftar.

% 100 100 100 100 100

b. Kejadian mal praktekpengobat tradisional

% 0 0 0 0 0

7 Meningkatnya cakupan & mutupelayanan kesh dasarPuskesmas

a. Program pokok kesehatanPuskesmas

% 76,43 77,82 78 82,60 90

b. Program manajemen Pusk % 87,78 89,82 90 91,40 91,4

c. Program inovatif Puskesmas % 62,8 63,2 58 66,90 70

d. Cakupan rawat jalan pasienGakin

% 17,98 23,85 26,30 45,79 13,51

8 Meningkatnya rasio Puskesmasdan Pustu thd jml penduduk

Pusk :% 86 86 86 90 90

Pustu : % 54 54 54 56,20 56,20

9 Meningkatnya pelayanan P2PM

a. Cakupan desa UCI % 55 89,53 99,97 99,77 40,70

b. Jml bayi yg mendapatimunisai dasar

% 91,48 92,72 96,75 99,43 50,96

c. Penemuan & penangananpeny menular AFP Rate per 100.000 pddk

< 15 th≥2 2 2 2 0,33 0,68

Cakupan balita dgpneumoni ditangani

% 24,95 23,45 22,09 60,45 26,33

Penemuan pasien baruBTA Positif

% 69,2 59,4 71,5 83,57 45,31

Persentase kasus baru BTA+ yg disembuhdisembuhkan & mendapatpengobatan lengkap.

% 87 90 95,5 97,70 -

Desa/kelurahan mengalamiKLB dilakukan PE < 24 jam

% 100 100 100 100 100

Penemuan DBD yangditangani

% 100 100 100 100 100

Incident Rate (IR) DBD 54/100.000pdk

32 36,7 45,88 10,50 14,95

Page 35: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 35

CFR DBD <1 % 1,53 1,7 1,37 0,75 1,05

Penderita diare yangditangani

% 37,32 41,07 23,33 68,10 31,80

CFR Diare % 0 0 0 0 0

Pevalensi Rate / PR Kusta 1,1/100.000pdk

1,3 1,3 1.2 1 1,23

Prevalensi kasus HIV 0,2% 0,9 0,002 0,003 0,005 0,0035

d. Desa/kelurahan mengalamiKLB dilakukan PE < 24 jam

% 100 100 100 100 100

10 Meningkatnya mutu pelayananrujukan

a. Cakupan rawat inap pasienGakin

15% 0,24 0,30 0,40 1,40 0,88

b. Sarana kesehatan RS dengankemampuan pelayanangawat darurat yg dapatdiakses masy

% 32,69 40 38 45,60 47,80

c. Cakupan pelayanan gawatdarurat level 1 yg hrsdiberikan Sarkes / RS Kab /Kota

% 100 100 100 100 100

11 Persentase penduduk ygmemiliki akses akses thd airminum yg berkualitas

% 83,32 84,25 82,0 82,6 82,69

12 Persentase penduduk ygmenggunakan menggunakanjamban sehat

% 63,12 65,27 73,46 79,53 81,11

13 Persentase KK yg memilikijamban sehat

% 45,31 49,56 66,54 72,06 73,79

14 Terjadinya KLB krn makananminuman tdk memenuhisyarat kesehatan

% 0 0 0 0 0

15 Jumlah Desa ODF desa 0 2 26 70 84

16 Meningkatnya persentaseRumah Tangga Sehat.

% 46,2 47,5 49,70 58,75 44,62

17 Rumah yg memenuhi syaratkesh kesehatan

% 58,56 60,56 65,45 60,10 66,38

18 Terlaksananya sistem pelaporandan sitem informasikesehatan

% 100 100 100 100 100

19 Meningkatnya pengetahuan &kompetensi teknis tenagakesh.

% 45 47 55 77,22 80,47

20 Meningkatnya pemerataandistribusi tenaga kesehatanke seluruh unit Yankes.

% 47,31 48,11 50,1 52,84 61,47

21 Meningkatnya pemerataanjumlah dan mutu sarana danprasarana kesehatan.

% - 55 60 70,65 47,22

22 Terbentuknya desa siaga yangaktif.

% 0 46,51 56 62,79 42,33

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

Page 36: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 36

V. PEREKONOMIAN

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah

dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar

harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, Sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung

menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Tabel 5.1

mencatat besaran PDRB atas dasar harga berlaku selama tiga tahun terakhir sebagai

berikut :

Tabel 5.1 : PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan UsahaTahun 2009 – 2011 (Milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2009*) 2010**) 2011**)

1.Pertanian

2.Pertambangan dan

Penggalian

3.Industri Pengolahan

4.Listrik, Gas dan Air Bersih

5.Bangunan

6.Perdagangan, hotel dan

7.Angkutan dan Komunikasi

8.Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

9.Jasa – Jasa

4 343 58

6 522,64

682,84

97,85

777,79

2 913,77

672,34

669,06

2 027,10

4 812,75

8 520,62

1 312,59

106,58

948,21

3 096,11

736,85

816,76

1 854,88

5 244,04

12.235,59

1 531,57

121,47

1 101,29

3 554,99

824,62

925,93

2 076,29

Jumlah/Total 16 819,20 22 205,36 27 615,79

5.1 PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 37: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 37

Tahun 2009 besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 16,819 trilyun

rupiah, kemudian meningkat menjadi 22,205 trilyun rupiah di Tahun 2010, dan terus

melambung hingga 27,615 trilyun rupiah di Tahun 2011.

Besaran PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Bojonegoro seperti

tercatat di tabel 10.2 adalah sebesar 7,267 trilyun rupiah di Tahun 2009, 8,128

trilyun di Tahun 2010 dan terakhir sebesar 8,875 trilyun di tahun 2011 sebagaimana

pada tabel 5.2. Pada tabel 5.3 disajikan perkembangan beberapa agregat

pendapatan dan pendapatan perkapita.

Tabel 5.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2009 – 2011 (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha/ Sector 2009*) 2010**) 2011**)

1.Pertanian

2.Pertambangan dan Penggalian

3.Industri Pengolahan

4.Listrik, Gas dan Air Bersih

5.Bangunan

6.Perdagangan, hotel dan

Restoran

7.Angkutan dan Komunikasi

8.Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

9.Jasa – Jasa

2 034,64

1 808,36

531,37

50,89

244,35

1 218,19

289,10

363,41

727,20

2 148,86

2 317,25

587,33

53,293

270,64

1 311,24

301,16

383,08

755,37

2 214,30

2 678,53

648,99

56,877

301,39

1 443,59

320,67

418,06

792,69

Jumlah/Total 7 267,53 8 128,23 8 875,10

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 38: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 38

Tabel 5.3 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan

Pendapatan Perkapita.

KETERANGAN 2009 *) 2010 **) 2011 **)ATAS DASAR HARGA BERLAKUDENGAN MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16 819 197,83 22 205 355,75 27 615 799,30

(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 122,71 132,02 124,33

REGIONAL BRUTO

3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)

4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 13 940 418 18 351 943 22 695 784PERKAPITA (Rupiah)

TANPA MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12 422 172,26 13 953 239,89 15 684 085,36

(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 112,62 112,33 112,35

REGIONAL BRUTO

3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)

4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 10 295 989 11 531 861 12 889 818PERKAPITA (Rupiah)

ATAS DASAR HARGA KONSTANDENGAN MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7 267 525,09 8 128 233,06 8 875 105,39

(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 110,10 111,84 109,16

REGIONAL BRUTO

3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)

4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6 023 613 6 717 698 7 293 922PERKAPITA (Rupiah)

TANPA MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5 558 265,83 5 916 994,23 6 307 489,59

(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 106,01 106,45 106,56

REGIONAL BRUTO

3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)

4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4 606 911 4 890 187 5 183 751PERKAPITA (Rupiah)

JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro

Page 39: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 39

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 mencapai 6,45%

(tanpa migas) dan 11,84% (dengan migas), dan Tahun 2011 mencapai 6,66%

(tanpa migas) dan 9,19 % (dengan migas). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2011 yang tertinggi dibandingkan dengan seluruh Kabupaten/

Kota di Propinsi Jawa Timur dan juga tertinggi jika dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang sebesar 7,22% dan Nasional yang tumbuh

sebesar 6,5%. Namun hal ini masih perlu dilakukan upaya peningkatan terutama

untuk pertumbuhan ekonomi yang non migas melalui optimalisasi sektor basis yaitu

pertanian.

Untuk inflasi yang menggambarkan stabilitas ekonomi cukup terkendali

ditunjukan oleh laju inflasi yang pada Tahun 2012 tercatat sebesar 4,05 %

sebagaimana grafik 5.1 dan 5.2 berikut :

Grafik 5.1 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008-2011

Grafik 2 : Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 - 2012

Grafik 5.2 : Perkembangan Inflasi Tahun 2008-2011

10,24 10,4411,84

9,195,82 5,93 6,45 6,66

5,94 5,01 6,67 7,26,064,55 6,1

6,5

0

5

10

15

2008 2009 2010 2011

Kab. Bjn (dengan migas) Kab. Bjn (tanpa migas) Jawa Timur Nasional

11,01

4,436,72

4,17 4,05

0

5

10

15

2008 2009 2010 2011 2012

INFLASI (%)

INFLASI

Sumber : BPS Kab. Bojonegoro

Page 40: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 40

Sektor unggulan dan komoditas unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten

Bojonegoro yaitu :

1. Sektor Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan;

2. Sektor industri kreatif;

3. Sektor Migas;

4. Sektor Pariwisata.

Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro berupa lahan

pertanian maka saat ini dan masa yang akan datang sektor ini akan menjadi salah

satu sektor unggulan yang diunggulkan. Memang sebelum ditemukannya SDA Migas

di Kabupaten Bojonegoro, maka sektor pertanian merupakan sektor penyumbang

terbesar terhadap pembentukan PDRB. Namun Kabupaten Bojonegoro tidak pernah

bergantung dari migas karena sektor pertanian selama ini menjadi sektor basis yang

menyerap tenaga kerja paling besar.

1. SEKTOR PERTANIAN : PERTANIAN TANAMAN BAHAN MAKANAN

Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mencatat luas lahan sawah yang

dimilikinya sebesar 37,83 persen, lahan kering sebesar 21,23 persen dan sisanya

merupakan lahan hutan dan lainnya. Luas sawah yang dirinci menurut jenis

pengairannya, ternyata sawah yang dialiri jenis pengairan teknis mencakup 22.40

persen, dialiri irigasi semi teknis meliputi 4,79 persen. Sedangkan yang terbesar

adalah sawah yang bertipe tadah hujan yaitu sebesar 51,80 persen. Perbaikan

dan penambahan jaringan irigasi diharapkan dapat menambah tingkat produksi

maupun produktifitas tanaman pangan yang ada.

Bojonegoro termasuk penyangga pangan nasional melalui komoditas padi

yang pada Tahun 2011 mencapai produksi 707.970 ton dan 803.059,56 Tahun

2012. Luas panen 133.833 ha dengan produktivitas rata-rata 6 ton/ha. Kendala

utama peningkatan produksi adalah ketersediaan air karena itu program

pembangunan embung, waduk dan bendungan di laksanakan untuk mendukung

ketersediaan air.

5.2 POTENSI EKONOMI KABUPATEN BOJONEGORO

Page 41: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 41

Padi tersebar hampir disemua

kecamatan, namun daerah sentra adalah

Kalitidu, Kedungadem, Kanor, Dander,

Sumberrejo, Baureno, Sukosewu, Sugihwaras,

Tambakrejo, Ngraho

Bojonegoro termasuk penghasil jagung

dengan produksi mencapai 174.697,26 ton,

dengan luas panen 37.251 ha dan

produktivitas 4,69 ton/ha. Produksi tersebut

masih bisa ditingkatkan karena Bojonegoro

mempunyai daerah hutan yang cukup luas

dan bisa dimanfaatkan untuk tanaman

jagung. Namun produksi jagung belum secara

optimal di olah di Bojonegoro, sebagian besar

terjual keluar. Oleh karena itu perlu dukungan

untuk komoditas jagung terutama terkait

agroindustrinya. Sentra jagung adalah

Gondang, Sekar, Tambakrejo, Purwosari,

Ngasem, Bubulan, Margomulyo dan Ngraho.

Singkong juga merupakan salah satu

potensi unggulan dimana produksi pada Tahun 2012 mencapai 99.179,99 ton

dengan luas panen 3.369 dan produktivitas 29,43 ton. Agroindustri singkong

sudah diawali dengan pembuatan chip MOCAF di Kecamatan Margomulyo

dengan luas panen 540 ha dan produksi kurang lebih 10.800 ton. Chip MOCAF

tersebut sudah memiliki pasar namun untuk added value perlu peningkatan

menjadi industri tepung MOCAF. Dengan produksi total singkong di Kabupaten

Bojonegoro maka peluang bagi investor untuk mengembangkan berbagai produk

turunan dari singkong antara lain bioetanol yang memiliki nilai jual cukup tinggi.

Wilayah sentra singkong lainnya adalah Malo, Ngasem, Gondang, Temayang,

Sekar, Ngambon dan Tambakrejo

Page 42: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 42

Produksi ubi jalar belum banyak. Pada Tahun 2012

hanya menghasilkan 2.695,5 ton dengan luas panen kecil

yaitu 174 ha dan produktivitas 15,5 ton/ha. Ubi jalar tidak

banyak dikembangkan namun ada 1 kecamatan yang

merupakan penghasil ubi jalar yaitu Trucuk sebesar

kurang lebih 2.000 ton. Kecamatan lainnya tersebar di

Kanor, Kepohbaru, Margomulyo, Sekar, Ngambon dan

Tambakrejo.

Produksi kacang-kacangan yang paling banyak

adalah kedelai dengan produksi mencapai 29.520,48 ton,

kacang tanah 3.549,95 ton dan kacang hijau 3.591,08 ton.

Beberapa kecamatan penghasil kedelai adalah Sumberrjo,

Balen, Kasiman, Kapas, Malo, Padangan, Margomulyo,

Ngraho, dan Temayang yang rata-rata produksi diatas

1.000 ton/thn. Kecamatan penghasil kacang tanah adalah

Dander, Malo, Padangan, Bubulan, Kasiman, Sekar yang

rata-rata produksi diatas 100 ton/thn. Kecamatan penghasil

kacang hijau adalah Kapas, Dander, Purwosari, Ngasem,

Temayang, Bojonegoro yang rata-rata produksi diatas 300

ton/thn.

Untuk menjaga keberlanjutan produksi dan peningkatan produktivitas

pertanian perlu adanya perencanaan yang lebih komprehensif tentang alih fungsi

lahan pertanian. Hal tersebut berguna untuk mengidentifikasi seberapa besar lahan

pertanian yang telah beralih fungsi dan kebutuhan lahan pengganti untuk

mempertahankan produksi. Selain itu identifikasi lahan-lahan cadangan atau lahan

yang berpotensi untuk menjadi lahan pertanian baru yang potensial juga perlu

dilakukan mengingat selama ini pencetakan lahan pertanian baru tidak sebanding

dengan lahan yang beralih fungsi.

Page 43: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 43

Tabel 5.4 PRODUKSI PADI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011

(TON)

Kecamatan PADI

(ton)

Kecamatan PADI

(ton)

Bojonegoro 9.977,41 Baureno 36.720,48

Kalitidu 100.608,35 Kepohbaru 27.084,78

Kapas 15.835,25 Kedungadem 69.298,73

Sumberejo 36.292,02 Sugihwaras 26.354,49

Balen 17.436,52 Kanor 61.141,35

Ngasem 30.336,57 Temayang 13.355,24

Dander 49.784,87 Sukosewu 32.479,40

TOTAL 260.270,99 TOTAL 266.434,47

Kecamatan PADI

(ton)

Kecamatan PADI

(ton)

Padangan 18.806,12 Tambakrejo 25.348,60

Kasiman 12.416,22 Ngraho 20.380,85

Kedewan 1.433,98 Margomulyo 6.623,05

Malo 9.128,74 Gondang 7.899,52

Trucuk 11.274,28 Sekar 7.041,99

Purwosari 13.558,06 Bubulan 6.806,02

Ngambon 3.397,36

TOTAL 66.617,40 TOTAL 77.497,39

TOTAL PRODUKSI PADI KABUPATEN BOJONEGORO

TAHUN 2011 (TON)

707.970,41

Kabupaten Bojonegoro juga mempunyai potensi hortikultura yang unggul

yaitu Belimbing, Salak, dan Bawang Merah. Salak tersentra di Kecamatan Kapas dan

Kecamatan Dander, dan ada 10 (sepuluh) Desa di Kecamatan Kapas yang secara

kontinyu membudidayakan salak yaitu : Wedi, Tanjungharjo, Tapelan, Kalianyar,

Bangilan, Kedaton, Padangmentoyo, Sembung, Klampok dan Bendo dengan luasan

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro

Page 44: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 44

kurang lebih 275 ha. Pada Tahun 2010

produksi salak mencapai 18.464 kw, angka

tersebut jauh diatas produksi salak Tahun

2009 yang hanya mencapai 11.840 kw.

Belimbing merupakan salah satu

produk hortikultura yang spesifik dihasilkan

di Kecamatan Kalitidu khususnya Desa

Ngringinrejo dan Mojo. Luas lahan

penanaman Belimbing di kedua desa

tersebut kurang lebih 26 ha. Untuk

Belimbing sudah dibudidayakan pada areal

perkebunan khusus sehingga lebih

berpotensi untuk dikembangkan menjadi

kawasan wisata baru dengan design

Agrowisata.

Beberapa kecamatan penghasil

bawang merah adalah Gondang, Sekar,

Kedungadem, Temayang dan Sugihwaras

dengan produksi sebesar 53.600 kwintal.

Bawang merah yang memang sudah

memiliki pasar tersebut bisa dikembangkan

untuk agroindustrinya terutama apabila

panen terjadi bersamaan.

Optimalisasi potensi unggulan dilakukan dengan intervensi berbagai program

meliputi keseluruhan proses mulai dari on farm/ produksi/ hulu sampai off farm/

industri/ hilir. Penyediaan sarana infrastruktur bangunan penampung air :

Bendungan, Embung, dan Chek dam.

a. Penyediaan infrastruktur jaringan irigasi, JITUT/ JIDES, Jalan Usaha Tani,

pompanisasi;

b. Penyediaan insfrastruktur jalan dan jembatan untuk memperlancar arus barang

dan jasa;

Page 45: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 45

c. Penyediaan Saprodi : Bibit Unggul, Pupuk, Obat-obatan;

d. Penyediaan dan Fasilitasi terhadap permodalan (Financial) termasuk fasilitasi

terhadap akses permodalan dengan perbankan, koperasi atau lembaga keuangan

lainnya;

e. Penguatan Kelembagaan (poktan, gapoktan, HIPPA) dan SDM Petani melalui

berbagai pelatihan dan pendidikan : SLPTT, SLPHT, SLGAP;

f. Kaderisasi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang handal dan kompeten sebagai

eksekutor sosialisasi dan Penerapan Teknologi tepat guna untuk meningkatkan

produksi pertanian.

Produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebagaimana pada tabel 5.5

Tabel 5. 5. Perkembangan Luas Tanam Tanaman Pangandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012

No Jenis Komoditi2008

(Ha)

2009

(Ha)

2010

(Ha)

2011

(Ha)

2012*)

(Ha)

1 Padi 140.269 105.839 151.996 147.464 67.274

2 Jagung 43.561 53.608 47.550 40.015 17.930

3 Kedelai 20.580 22.599 17.100 21.652 17.337

4 Ubi Kayu 3.877 3.379 3.434 3.860 313

5 Ubi Jalar 124 143 148 191 88

6 Kacang Tanah 1.859 1.834 2.122 1.855 1.759

7 Kacang Hijau 4.510 4409 6.386 6.126 2.356

Hortikultura :

9 Sayur – sayuran

a. Bawang Merah 767 619 445 893 446

b. Kacang Panjang 146 92 185 144 44

c. Cabe Rawit 259 237 247 215 183

d. Tomat 64 29 68 60 28

e. Terong 154 149 184 284 137

10 Buah – buahan :

a. Belimbing 30.396 28.115 26.917 27.323 27.892

b. Mangga 876.081 872.455 852.661 833.224 833.374

c. Pisang 2.078.517 2.001.425 1.925.868 1.913.296 1.897.837

d. Salak 98.036 97.136 93.806 89.666 89.516

Page 46: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 46

2. SEKTOR PERKEBUNAN

Musim kemarau adalah musim yang kondusif bagi tanaman perkebunan seperti

tembakau, dinas kehutanan dan perkebunan Kabupaten Bojonegoro mencatat luas

areal tanaman tembakau mengalami kenaikan sebesar 35,07 persen untuk jenis

tembakau virginia dan 76,67 persen. (Tabel 5.6) Produksi tanaman tembakau virginia

mencapai 14.509 ton di Tahun 2011 atau naik sebesar 284,96 persen, dibanding

Tahun 2010 yang hanya mampu berproduksi sebesar 3.769 ton. Untuk jenis

tembakau jawa tingkat produksi di Tahun 2011 mencapai 2.402 ton, atau mengalami

peningkatan sebesar 602,5 persen. (tabel 5.7)

Tabel 5.6 Perkembangan Luas Tanam Perkebunandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 - 2011

No. Uraian Satuan 2010 2011

1 2 3 6 7

1 Tembakau

- Tembakau Virginia Ha 8.681 11.752

- Tembakau jawa Ha 986 1.742

2 Kelapa Ha 8.512 8.512

3 Tebu Ha 687 753

4 Kapas Ha - -

5 Kopi Robusta Ha 1 1

6 Kapuk randu Ha 1.434 1.406

7 Kenanga Ha 13 13

8 Kemiri Ha 16 15

9 Cengkeh Ha 2 -

10 Jarak Ha 1.724 1.682

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

Page 47: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 47

Tabel 5.7 Perkembangan Produksi Perkebunandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012

No. Uraian SatuanTahun

2008 2009 2010 2011 2012*)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tembakau

- Tembakau Virginia Ton 12.405 9.264 3.769 14.509 6.137

- Tembakau jawa Ton 1.213 904 342 2.402 2.592

2 Kelapa Ton 3.776 3.721 3.623 3.470 1.698

3 Tebu Ton 2.483 2.643 2.454 3.430 209

4 Kapuk randu Ton 385 335 328 - -

5 Kenanga Ton 34 37 35 21.650 14,90

6 Kemiri Ton 8 9 8 7 4,4

7 Wijen Ton 16 5 5 - -

8 Jarak Ton 6 5 5 4.420 188,7

3. SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Populasi ternak di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 menurut Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro adalah sapi perah sebanyak 30

ekor, sapi potong sebanyak 193.975 ekor, kerbau 966 ekor, kuda 182 ekor,

kambing 94.731 ekor dan domba 115.812 ekor. (lihat grafik 5.3). Sedangkan

populasi unggas dapat dilihat pada tabel 5.4.2, populasi ayam ras tercatat

sebesar 558.050 ekor, ayam buras terhitung sebanyak 1.402.822 ekor, itik 57.071

ekor dan mentok sebanyak 61.749 ekor (Grafik 5.4).

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

Page 48: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 48

193.975

115.81294731

309660

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Sapi Domba Kerbau Sapi Perah Kambing

558.050

1.402.822

61.74957.0710

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

Ayam ras Ayam buras Itik Mentok

Grafik 5.3 : Posisi Populasi Ternak Tahun 2011 (ekor)

Grafik 5.4 Populasi Unggas Tahun 2011 (ekor)

Sektor peternakan telah menjadi komoditas utama Bojonegoro yang

pengembangannya didukung Pemerintah Daerah melalui pendanaan kredit sapi dan

IB gratis untuk meningkatkan populasi ternak.

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

Page 49: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 49

Untuk perikanan, karena

Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki

potensi kelautan maka yang banyak

dikembangkan adalah perikanan

budidaya di kolam-kolam dan beberapa

perikanan tangkap di waduk-waduk dan

sepanjang perairan Bengawan Solo.

Komoditas ikan yang dikembangkan

meliputi lele, gurami, nila, tawes, tombro, dan patin.

Produksi perikanan dengan cara penangkapan mengalami kenaikan hasil dari

706,8 ton di Tahun 2010 menjadi 740,8 ton di Tahun 2011. Produksi ikan dari sisi

budidaya juga mengalami peningkatan hasil, untuk budidaya perikanan di kolam,

meningkat dari 638,5 ton di Tahun 2010 menjadi 1.053,6 di Tahun 2011. Untuk

budidaya ikan ditambak juga mengalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan,

hanya naik sebesar 0,42 persen. Produksi Perikanan di Kabupaten Bojonegoro

sebagaimana tabel 5.8.

TABEL 5.8 : LUASAN LAHAN PERIKANAN DAN PRODUKSI PERIKANAN TAHUN 2012

LUAS LAHAN BUDIDAYA PERIKANAN

No Uraian Satuan (ha)

1 Kolam 110,172 Sawah Tambak 1663 Mina Padi 14 Waduk 620

PRODUKSI PERIKANAN

No Uraian Satuan (ton)

1 Penangkapan :Sungai, Rawa, Waduk

781,57

2 Budidaya :Kolam, Sawah Tambak, Mina Padi,Waduk

1.979,81

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

Page 50: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 50

Sektor perikanan menjadi penting karena produk-produk perikanan

menjadi sumber protein hewani yang baik selain daging, serta dalam rangka

mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kontribusi Sub Sektor Perikanan terhadap

PDRB Kabupaten Bojonegoro masih kecil hanya 0,26 % dari total PDRB atas dasar

harga berlaku Tahun 2010. Beberapa sentra penolahan perikanan telah banyak

dirintis oleh masyarakat yang antara lain adalah keripik belut yang ada di

Kecamatan Balen, abon yang diolah dari ikan lele yang berada di Kecamatan

Sukosewu, kerupuk ikan dan nugget ikan.

4. SEKTOR INDUSTRI KREATIF :

Secara umum menurut pembagian golongannya, industri di Bojonegoro

meliputi industri makanan, Minuman dan Tembakau , tekstil, kulit dan alas kaki,

pupuk kimia dan barang dari karet, serta barang-barang lainnya. Selain itu

beberapa sub sektor industri lainnya yang ada yaitu barang dari kayu dan hasil

hutan, Semen dan Barang Galian bukan logam, Alat angkutan, mesin dan Logam

elektro. Karena SDA perkebunan yang terbanyak adalah tembakau maka sub

sektor yang banyak berkembang adalah sub sektor industri Makanan, Minuman

dan Tembakau yaitu sekitar 8.683 unit dan sepanjang Tahun 2010 sub sektor ini

menyerap 30.188 tenaga kerja

Selain itu beragam industri kreatif yang dikembangkan di Bojonegoro dan

industri tersebut membentuk sentra-sentra industri spesifik yaitu Sentra Industri

Meubel Kayu di Bojonegoro khususnya Desa Sukorejo dan di Kecamatan Kapas,

Sentra Anyaman Bambu di Sumberejo, Sentra tali-temali dari pelepah pisang di

Prambatan Balen, sentra keripik belut di Desa Sekaran Kecamatan Balen dan

Sentra Batik ”Jonegoroan”, anyaman Bambu di Kanor, Anyaman Pandan di

Kedungadem, Pengasapan Ikan, Bordir dan Sentra kerajinan tangan dari pelepah

pisang di Kecamatan Bureno.

Page 51: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 51

Selain itu ada makanan khas Bojonegoro

berupa camilan yang terkenal yaitu Ledre berbahan

dasar pisang. Selain terkenal dengan ledrenya,

industri yang menjadi ikon handcraf atau kerajinan

tangan khas Bojonegoro yaitu kerajinan Bubut

Kayu, Patung Sapi dan Gerabah. Industri Bubut

Kayu tersentra di Desa Batokan Kecamatan

Kasiman. Kerajinan bubut kayu memanfaatkan

limbah gergaji kayu jati dan pemasarannya telah

menjangkau sampai keluar negeri. Design yang

menarik dan pembuatan yang berkualitas

menjadikan kerajinan Bubut Kayu sebagai souvenir

yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke

Kabupaten Bojonegoro. Kerajinan tangan lainnya

yang tidak kalah menarik untuk dijadikan souvenir

adalah kerajinan Patung Sapi Desa Banaran dan

Gerabah Desa Rendeng di Kecamatan Malo.

Kebijakan yang dilakukan untuk mendorong

pertumbuhan industri adalah :

1. Menyediakan permodalan bagi pelaku usaha terutama UMKM melalui kerjasama dengan

lembaga keuangan atau perbankan;

2. Melaksanakan bimbingan teknis atau pelatihan-pelatihan berupa pelatihan

keterampilan dalam teknologi produksi, pemasaran, dan manajemen pengelolaan

usaha bagi usaha-usaha;

3. Memasang baliho atau spanduk yang menginformasikan keberadaan produk-produk

home industry ditempat-tempat yang strategis dan mudah untuk di akses;

4. Mendirikan outlet-outlet di setiap kecamatan untuk memasarkan semua produk-produk

unggulan serta sebagai pusat informasi untuk memperluas akses pemasaran;

5. Membangun jaringan listrik dan komunikasi untuk mendukung perkembangan sektor

industri;

6. Pelatihan dan bimbingan teknis bagi SDM pelaku usaha terutama UMKM.

Kerajinan GerabahBojonegoro

Page 52: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 52

Secara keseluruhan jenis dan jumlah Industri yang ada di Bojonegoro adalah

sebagaimana Tabel 5. 9 berikut :

Table 5.9 Jenis dan Jumlah Industri di Kabupaten Bojonegoro

Tahun JumlahIndustri

Kelompok Industri Jumlah Kawasan Industri

Luas Lokasi

1 2 3 4 5 6

2009 22.933

Ind. Kimia, agro dan hasil

hutan

20.977 - -

Ind. Logam, mesin elektro dan

aneka

1.956 - -

Jumlah 22.933 - -

2010 23.329

Ind. Kimia, agro dan hasil

hutan

21.344 - -

Ind. Logam, mesin elektro dan

aneka

1.985 - -

Jumlah 23.329 - -

2011 23.703

Ind. Kimia, agro dan hasil

hutan

21.642 - -

Ind. Logam, mesin elektro dan

aneka

2.061 - -

Jumlah 23.703 - -

.

5. SEKTOR PERTAMBANGAN/MIGAS

Penemuan sumber minyak di Kabupaten Bojonegoro membuat

Kabupaten Bojonegoro menjadi primadona baru dan berdampak luar biasa

bagi Kabupaten Bojonegoro. Bahkan kandungan minyak dan gas yang ada

di menjadikan Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah penyangga

Gudang Energi Nasional karena hampir 20%. Kegiatan eksplorasi migas

dilakukan oleh Exxon Mobile (Mobile Cepu Limited) - PT. Pertamina serta

JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ). Dengan cadangan minyak

mencapai 1.200 MMBOE dan potensi gas mencapai 6 Trilyun Cubic Feet (1.000

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro

Page 53: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 53

MMBTU = 1 cubic feet) di blok Banyu Urip Kecamatan Ngasem maka

diperkirakan Kabupaten Bojonegoro turut memberikan kontribusi pada negara

lebih dari 1.000 Trilyun Rupiah dengan asumsi ICP lifting minyak nasional 90

US$/barel dan price gas nasional 3 US$/MMBTU. Sepanjang Tahun 2011

tingkat produksi akumulatif yang dihasilkan mencapai 62 ribu barel per day.

Produksi tersebut akan bertambah apabila eksplorasi sudah mencapai

puncak (peak production) yang diperkirakan akan mencapai 165 ribu barel

per day. Selain eksploitasi yang sudah dilakukan di Kecamatan Ngasem dan

Kapas, sumber minyak juga ditemukan di Kalitidu yaitu di lapangan Kedung

Keris, Kecamatan Dander di daerah Alas Tuo Timur dan Tiung Biru di

Kecamatan Tambakrejo saat ini sudah mulai dilakukan kegiatan eksplorasi.

Pertambangan migas di Kabupaten Bojonegoro dimulai dengan

ditemukannya “emas hitam” atau minyak di Kecamatan Kedewan yaitu di Desa

Kawengan, Wonocolo, Hargomulyo dan Beji. Namun tidak seperti pertambangan

migas yang ada di Blok Cepu maupun di lapangan Sukowati yang dieksploitasi

dan dieksplorasi oleh MCL, PT. Pertamina dan Petrochina, sumur-sumur minyak

yang ada di Kecamatan kedewan di tambang secara tradisional dan mekanis oleh

penduduk setempat. Penambangan dilakukan dengan peralatan yang sederhana

sedangkan sebagian lagi menggunakan teknologi yang memanfaatkan mesin

mobil sebagai penggerak. Sumur-sumur minyak tua rata-rata mempunyai

kedalaman 500 meter, jumlah sumur sebanyak 74 yang meliputi Desa Wonocolo

44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, Desa Hargomulyo 18

sumur dengan kapasitas 12.755 liter/hari dan di desa Beji 12 sumur dengan

kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Kegiatan penambangan yang dikelola secara

tradisional ini memiliki daya tarik wisata tersendiri karena menawarkan

keindahan alam berupa hutan dan secara khusus adalah wisata untuk

penambangan minyak tradisional yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Selain tambang migas, Kabupaten Bojonegoro menyimpan potensi

pertambangan non migas yaitu bahan-bahan galian golongan C seperti Gipsum,

Lempung, Gamping, Bentonit dan Tanah Urug. Seluruh potensi berbentuk bahan-

bahan galian golongan C ini masih dikelola secara tradisional dan sedkit sekali

yang menggunakan sentuhan teknologi modern. Potensi Gipsum di Kecamatan

Page 54: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 54

Purwosari mempunyai cadangan sekitar 105.000 m3 atau sekitar 199.500 ton.

Gipsum belum banyak dikelola oleh masyarakat setempat. Hal ini merupakan

peluang investasi karena akses jalan Kabupaten dan jalan poros desa menuju ke

lokasi tambang relatif sudah baik. Selain itu sudah tersedianya aliran listrik di

lokasi tambang. Lempung juga merupakan potensi SDA Kabupaten Bojonegoro

dan lempung adalah bahan baku untuk pembuatan keramik. Lempung yang ada

di di lereng Gunung Dimoro Kecamatan padangan mempunyai cadangan seluas

8.000 m3 atau 17.600 ton. Gamping yang terdapat di Kecamatan Kasiman

merupakan jenis gamping klastik yang digunakan untuk bahan dinding rumah

(pengganti batako) dengan deposit cadangan sebesar 1.890.000 m3 atau

4.158.000 ton. Bentonit terdapat di Kecamatan Malo dengan cadangan

diperkirakan 40.000 m3 atau 84.000 ton dan banyak digunakan untuk zat

pemutih, perekat pasir dalam pengecoran baja, zat penyerap kotoran dalam

industri minyak dan Bleaching Clay pada minyak kelapa. Tanah urug banyak

terdapat Kecamatan Trucuk dengan cadangan sekitar 200.000 m3 dan digunakan

sebagai bahan bangunan. Untuk luas areal bahan galian C tersebut sebagaimana

tabel 5.10.

Tabel 5.10 Luas Areal Bahan Galian C

No Jenis BahanGalian

Lokasi Jumlah Usaha Luas Areal2010 2011 2010 2011

1 Onyx Desa Jari, DesaKramat Kec.Gondang

1 1,96 1,96

2 Fosfat Desa JonoKecamatanTemayang

1 3,965 3,965

3 Batu Gamping Desa Gajah,Gunungsari Kec.Baureno

1 30 44,39

4 Dasit/Andesit Desa Jari,Krondonan Kec.Gondang

2 44,39 -

5 Tanah Urug Desa BanjarsariKec. Trucuk

tradisional 2 -

6 Pasir SepanjangSungaiBengawan Solo

100 - -

7 Gipsum Desa GaplukKec. Purwosari

tradisional 4 -

Sumber : Bagian Sumber Daya Alam Kabupaten Bojonegoro

Page 55: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 55

6. SEKTOR PARIWISATA

Bojonegoro memiliki beberapa obyek wisata alam antara lain Tirta Wana

Dander, Waduk Pacal dan Khayangan Api. Selain itu obyek wisata lain yang

ditawarkan adalah wisata minat khusus seperti penambangan minyak tradisional,

wisata budaya, agrowisata belimbing dan salak. Sektor pariwisata ini sangat

berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan akomodasi yang mendukung

seperti perhotelan, restaurant, dan beberapa supermarket. Dengan keberadaan

migas tentu memberikan peluang untuk dikembangkannya obyek-obyek wisata

tersebut menjadi obyek wisata yang menarik dan representatif karena migas

tersebut membawa dampak terhadap menggeliatnya perekonomian di Kabupaten

Bojonegoro dan menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan

usahanya di Bojonegoro.

Beberapa obyek wisata yang ada di

Kabupaten Bojonegoro adalah Obyek

Wisata Wana Wisata Tirtawana di

Kecamatan Dander dan Khayangan Api di

Kecamatan Ngasem, Waduk

(Bendungan) Pacal di Kecamatan

Temayang. Obyek Wisata Wana Wisata

Tirtawana Dander dengan beberapa

fasilitas yang cukup representatif antara

lain Kolam Renang dengan mata air yang

bersumber dari mata air dan Lapangan

Golf. Dari Wana Wisata Tirtawana Dander perjalanan dapat diteruskan menuju Obyek

Wisata Khayangan Api di Kecamatan Ngasem yang memberikan pemandangan eksotis

sumber api yang berasal dari dalam tanah. Waduk atau bendungan pacal yaitu

merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan

lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang

sangat indah. Bendungan Pacal ini terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro.

Waduk Pascal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25

meter ini, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan

manfaat multifungsi.

Page 56: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 56

Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman

Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang

mempesona. Saat musim kemarau, sekitar

waduk berubah fungsi menjadi ladang dan

perkebunan bagi masayarakat setempat.

Tanah merekah di sekitar menara waduk,

seolah membawa ke dunia yang berbeda.

Namun saat musim penghujan, air dalam

jumlah besar membuat Waduk Pacal

bagaikan danau yang sangat indah, dengan

perbukitan dan pohon-pohon raksasa di

sekitarnya.

Page 57: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 57

VI. INFRASTRUKTUR

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan

mengembangkan kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas.

Komponen pembentuk postur konektivitas fisik diantaranya pengembangan jaringan

infrastruktur. Untuk mendukung penguatan konektivitas wilayah ditetapkan beberapa

kebijakan :

a. Konektivitas Wilayah meliputi intra wilayah Bojonegoro dan antar wilayah

Bojonegoro dengan Kabupaten lain;

b. Konektivitas Wilayah merupakan intergrasi beberapa elemen : produksi, logistik,

dan transportasi.

Kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

2. Memperluas pertumbuhan ke hinterland;

3. Penyebaran manfaat pembangunan;

4. Penguatan dan keterjalinan Koperasi UKM dengan usaha besar;

5. Memperkuat pusat-pusat pertanian dan agrobis;

6. Sinergi pengembangan ekonomi dengan daerah lain.

Konektivitas wilayah yang baik akan mempermudah pelaksanaan

pembangunan ekonomi. Konektivitas wilayah dengan kondisi infrastruktur yang

memadai akan mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas suatu wilayah.

Mobilitas masyarakat yang mudah dan lancar akan mempermudah masyarakat untuk

beraktivitas ekonomi yang akan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Merupakan konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas yaitu

barang, jasa, dan lain-lain Hal ini diperlukan trasportasi yang lancar yang

menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Menghubungkan pusat-pusat

pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip

keterpaduan, bukan keseragaman. Memperluas pertumbuhan dengan

menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan inter-modal supply

chain systems. Menghubungkan daerah terpencil dengan insfrastruktur dan

6.1 JALAN DAN JEMBATAN

Page 58: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 58

pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas

(pertumbuhan yang inklusif). Beberapa tabel di bawah ini menunjukkan keadaan

infrastruktur jalan dan jembatan di kabupaten Bojonegoro :

Tabel 6.1 Perkembangan Jalan dan Jembatan di Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2010 - 2011

No Uraian Satuan 2010 20111 2 3 6 71 Jalan Kabupaten (Km) 628.789 628.789

- Jalan Makadam Km 106.000 106.000- Jalan Aspal Kondisi

baikKm 392.214 392.729

- Jalan Paving Kondisibaik

Km 23.996 27.041

- Jalan Aspal Kondisisedang

Km 106.079 102.019

1 2 3 6 7- Jalan Paving Kondisi

sedangKm 500 1.000

- Peningkatan jalan aspal Km 2.000 515- Pemeliaharaan jalan

aspalKm 8.569 85.000

- Pembangunan jalanpaving

Km 19.966 3.545

2 Jembatan Kabupaten Mm

875 875- Kayu 56 49- Beton Plat 737 744- Composide 81 81- Rangka 1 1

3 Jalan Poros Desa (Km) 1.267.177,9

158.074- Tanah - -- Makadam/Pedel 738.075,9

011.949

- Makadan / telford - 4.147- Aspal 309.995,8

0578

- Beton 3.085 378- Paving 208.477,8

043.638

- Paving (shering) - 97.384- HRS/ATB 7.543,40 -

4 Jembatan Desa (Buah) 58 84- Kayu 1 2- Beton Plat 38 52- Composide 18 30- Rangka 1 -

5 Penerangan Jalan Umum 5.468 5.030- Daya 55 Watt 1.571 1.000- Daya 150 watt 1.693 1.502- Daya 250 watt 2.204 2.528

Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro

Page 59: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 59

Kondisi tanah gerak/ labil membuat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

berpikir kreatif untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan konstruksi paving untuk

jalan poros desa telah berhasil mengatasi kondisi jalan dengan struktur tanah

Bojonegoro yang labil. Semula dengan konstruksi aspal, jalan yang ada hanya

memiliki usia pakai yang singkat hanya 2 tahun saja sudah rusak. Hal tersebut

menyebabkan pembangunan jalan di Bojonegoro tidak pernah tuntas, kondisi

jalan baik disatu wilayah, namun diwilayah lain sudah rusak. Hal ini membuat

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan terobosan dengan menerapkan

kontruksi paving untuk jalan poros dan terbukti lebih awet.

Tabel 6.2 Perkembangan Kualitas Jalan Menurut Permukaan

Tahun 2010 - 2011

Thn. KondisiJenis Permukaan (Km)

JumlahAspal BatuKerikil Tanah Paving

1 2 3 4 5 6 7

Tahun2010

Panjang (Km) 505.862 90.431 8.000 24.496 628.789

Kondisi Mantap 402.783 2.000 2.000 23.996 430.779

Sedang 86.293 39.431 0 500 126.224

Tidak Mantap 16.786 49.000 6.000 0 71.786

Tahun2011

Panjang (Km) 502.317 90.431 8.000 28.041 628.789

Kondisi Mantap 384.738 2.000 2.000 27.041 415.779

Sedang 82.793 39.431 - 1.000 123.224

Tidak Mantap 34.786 49.000 6.000 - 89.786

Kondisi jembatan desa sampai Tahun 2011 jumlahnya mencapai 84

buah jembatan atau naik 100% dibanding Tahun 2008 yang jumlahnya

mencapai 42 buah, kondisinya terus mengalami peningkatan kualitas dari

tahun ke tahun, seperti yang disajikan pada tabel 6.3 berikut :

Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro

Page 60: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 60

Tabel 6.3 Perkembangan Jembatan Desa Tahun 2008-2011

No. Jenis JembatanJumlah Jembatan

Tahun2008

Tahun2009

Tahun2010

Tahun2011

1 JembatanBesi/Kayu/Deplang

1 - 1 2

2 Jembatan Beton 28 29 38 52

3 Jembatan Komposit 11 15 17 30

4 Jembatan Kerangka 2 2 3 -

Jumlah 42 46 59 84

Pembangunan Perdagangan merupakan

salah satu kegiatan yang mempunyai

peranan strategis untuk mendukung

percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi di Kabupaten Bojonegoro.

Sektor perdagangan berperan dalam

mendukung kelancaran penyaluran

arus barang dan jasa, memenuhi

kebutuhan pokok rakyat, serta

mendorong pembentukan harga yang wajar. Pembangunan perdagangan

sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan, dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam

penciptaan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan

peningkatan pendapatan. Kegiatan sektor perdagangan saling berkait dan

saling menunjang dengan kegiatan sektor lainnya, seperti sektor produksi,

yaitu pertanian, industri, dan pertambangan; sektor keuangan; sektor

perhubungan dan telekomunikasi. Pembangunan perdagangan berperan

penting pula dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas ekonomi

dalam mengendalikan inflasi.

6.2 PERDAGANGAN

Page 61: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 61

Berdasarkan nilai PDRB Kabupaten Bojonegoro, sektor perdagangan pada Tahun

2011 atas harga berlaku dengan migas memberikan kontribusi sebesar 12,87% %

dari total PDRB. Pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan Tahun 2010 7,64 %

sedangkan Tahun 2011 naik sebesar 7,73 %. Perkembangan perdagangan

menunjukkan prospek kedepan yang cerah. Hal ini ditinjau dari potensi SDA yang

tersedia di Kabupaten Bojonegoro yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan

menjadi produk yang memiliki daya saing tinggi dipasar lokal maupun global. Geliat

sektor perdagangan di didukung dengan sarana dan prasarana perdagangan yang

memadai. Hal ini dapat diindikasikan dari perkembangan unit usaha perdagangan

yang mengalami peningkatan dari Tahun 2010 sebanyak 8.752 unit menjadi 9.802

pada Tahun 2011.

TABEL 6. 4 PERKEMBANGAN UNIT USAHA PERDAGANGAN

DI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2010-2011 (UNIT)

NO URAIAN 2010 2011

1. Usaha Besar 186 249

2. Usaha Menengah 870 973

3. Usaha Kecil 7.696 9.802

TOTAL 8.752 9.802

Dengan adanya penambahan jumlah pedagang pada Tahun 2011 maka

memicu perkembangan nilai investasi perdagangan. Pada Tahun 2010 nilai investasi

perdagangan tercatat sebesar Rp. 586.080.854.000,- dan meningkat menjadi

Rp. 1.030.709.620.850,- atau meningkat sekitar 57%. Sarana perdagangan yang ada

meliputi pasar Daerah, pasar Desa dan Supermarket mendukung wilayah ini untuk

menjadi sentra sektor perdagangan. Saat ini jumlah pasar daerah yang dimiliki oleh

Pemkab. Bojonegoro berjumlah 11 unit, Pasar Tradisonal sebanyak 78 yang tersebar

di semua koridor ekonomi. Pasar Modern atau Supermarket saat ini berjumlah 14

unit.

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bojonegoro

Page 62: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 62

Produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT PLN area pelayanan Bojonegoro

selama Tahun 2011 adalah sebanyak 336.138,24 ribu kilowatt. Dari 100 persen yang

dibangkitkan, terjual hanya 87,81 persen atau sekitar 295.177,93 ribu kilo watt.

Sebanyak 12,18 persen hilang atau susut dalam pendistribusian (gambar 6.1)

Gambar 6.1 Produksi Listrik dan Pelanggan, Kabupaten Bojonegoro

(ribuan / kwh) Tahun 2009 – 2011

Pengguna listrik tiap tahun selalu mengalami kenaikan, untuk Tahun 2009

sebanyak 238.682 pelanggan, Tahun 2010 sebanyak 251.578 pelanggan dan Tahun

2011 sebanyak 262.111 pelanggan. Pengguna listrik di Kabupaten Bojonegoro

didominasi pelanggan dengan golongan tarif R-1 yaitu sebanyak 224.996 pelanggan,

disusul golongan B-1 sebanyak 27.723 pelanggan .

6.3 KELISTRIKAN, AIR BERSIH DAN TELEKOMUNIKASI

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2009 2010 2011

Dibangkitkan/ Generated* Terjual/Sold* Susut/Hilang/Lost*

Sumber : PLN Persero Areal Pelayanan Kab. Bojonegoro

Page 63: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 63

Kontribusi sub sektor air bersih dalam pembentukan PDRB mungkin tidak

terlalu besar dibandingkan sektor lainnya, namun tanpa adanya sub sektor tersebut,

bukan tidak mungkin kegiatan perekonomian tidak akan berjalan. Dalam

menjalankan proses produksinya, sektor industri membutuhkan air, baik untuk bahan

baku, menghasilkan uap, kebersihan air minum dan sebagainya. Untuk Kabupaten

Bojonegoro berdasarkan data yang dicatat oleh kantor PDAM Bojonegoro, pada

Tahun 2011 hanya sekitar 11 kecamatan dari 27 kecamatan dan 67 desa/ kelurahan,

yang telah menikmati produksi air bersih yang didistribusikan oleh kantor tersebut.

Pelanggan terbanyak ada di Kecamatan Kota Bojonegoro yaitu sebesar 8.841

pelanggan, disusul Kecamatan Dander sebanyak 2.758 pelanggan. Total produksi air

minum yang telah disalurkan selama Tahun 2011 di Kabupaten Bojonegoro sebanyak

6.350 ribu meter kubik. Dari besaran tersebut, total air yang terjual sebanyak 4.993

ribu meter kubik dan yang hilang atau terbuang sebanyak 1.357 ribu meter kubik.

Adapun total nilai produksi air minum yang wujud selama Tahun 2011 di Kabupaten

Bojonegoro adalah sebesar 10.521 juta rupiah

Page 64: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 64

VII. KEUANGAN

Keadaan sektor keuangan kita hingga saat ini tampaknya menunjukkan kinerja

yang relatif stabil dan baik. Sesuai dengan peraturan dan data tentang sektor

keuangan kita, maka lembaga keuangan di Indonesia yang memainkan fungsinya

dalam pembangunan, terdiri dari dua sektor keuangan yaitu sektor “perbankan “yang

meliputi bank umum dan BPR dan sektor “non perbankan” yang meliputi sektor

asuransi (jiwa, umum, reasuransi dan asuransi sosial), kemudian lembaga dana

pensiun, perusahaan pembiayaan (multi finance), pegadaian dan pasar modal. Dan

masing masing lembaga keuangan diatas mempunyai pangsa pasar tersendiri.

Penerimaan PAD selalu meningkat baik dari retribusi, retribusi daerah, Laba

BUMD dan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk pos lain-lain pendapatan yang sah

setiap tahunnya memberikan sumbangan yang terbesar pada PAD sebagaimana

tabel 7.1 berikut :

Tabel 7.1 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

No PAD Nilai PAD yang

Diterima

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 2 7 7 8

1 Retribusi 15.081.489.498,50 13.092.045.689,97 15.017.848.412,50

2 Pajak daerah 13.450.828.387,00 14.978.188.747,00 34.305.641.150,00

3 Laba BUMD 812.128.397,20 803.221.523,91 1.551.721.513,02

4 Lain2 pdpt yg

sah

40.889.492.021,28 51.018.027.871,94 54.673.653.830,83

Total 70.233.938.303,98 79.891.483.832,80 105.548.864.906,35

Sedangkan dari sisi penerimaan dana perimbangan DAU tetap yang berkontribusi

paling besar ditambah dengan Dana Bagi Hasil sebagaimana tabel 7.2 berikut :

Sumber : DPPKA Kab. Bojonegoro

Page 65: Buku Profil Bojonegoro

Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 65

Tabel 7.2 Penerimaan Dana Perimbangan

NoDana

Perimbanganyang diterima

Nilai Dana Perimbangan yang Diterima

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 2 7 8

1 DAU (Inpres) 596.430.263.000,00 583.763.532.000,00 665.218.290.000,00

2 DAK (SDO) 42.913.000.000,00 57.373.200.000,00 67.916.900.000,00

3 Bagi Hasil 150.076.354.973,00 297.131.042.726,00 292.041.220.838,00

4 DanaDekonsentrasi

- - -

Total 789.419.617.973,00 938.267.774.726,00 1.025.176.410.838,00

Sumber : DPPKA Kab. Bojonegoro