buku laporan sistem informasi profil daerah semester i tahun 2010

Upload: aprilisia-dita-ardiati

Post on 10-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    1/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 1

    BAB I

    UMUM

    A. Geografi

    Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Provinsi JawaTengah terletak diantara 1083917-109 2715 Bujur Timur dan 71505-

    73710 Lintang Selatan.

    Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan dan berbatasan dengan

    wilayah beberapa kabupaten, yaitu:- Sebelah Utara dengan Kabupaten Brebes

    dan Kabupaten Pemalang

    - Sebelah Timur dengan Kabupaten

    Purbalingga, Banjarnegara dan Kabupaten

    Kebumen

    - Sebelah Selatan dengan Kabupaten

    Cilacap

    - Sebelah Barat dengan Kabupaten Cilacap

    dan Kabupaten Brebes.

    Jarak Kabupaten Banyumas dengan kota-kota yang ada disekitarnya

    sebagai berikut :

    - Ke Tegal = 114 Km

    - Pemalang = 144 Km

    - Ke Brebes = 127 Km

    - Ke Purbalingga = 20 Km

    - Ke Banjarnegara = 65 Km

    - Ke Kebumen = 85 Km

    - Ke Cilacap = 53 Km

    - Ke Semarang = 211 Km

    Wilayah Banyumas seluas 132.759 Ha sekitar 4,08 % dari luas wilayah

    Provinsi Jawa Tengah (3.254 juta Ha). Dari wilayah seluas 132.759 Ha, yang

    merupakan lahan sawah sekitar 32.219 Ha atau sekitar 24,27 % dari wilayah

    Kabupaten Banyumas dan sekitar 10.650 Ha sawah dengan pengairan teknis.

    Sedangkan yang 75,73 % atau sekitar 100.640 Ha adalah lahan bukan sawah dengan

    16.667 Ha atau 18,72 % merupakan tanah untuk bangunan dan pekarangan/halaman.

    Gambar 1.1.Wilayah Eks Karesidenan Banyumas

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    2/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 2

    Sebagai gambaran proporsi pola tata guna lahan Kabupaten Banyumas dapat

    dilihat pada tabel 1.1. berikut :

    Tabel 1.1.

    Luas Wilayah Kabupaten Banyumas Menurut

    Penggunaan Lahan Tahun 2009

    Penggunaan Lahan Luas (Ha)

    1. Lahan Sawaha. Pengairan Teknis

    b. Pengairan Setengah Teknisc. Pengairan Sederhana PUd. Pengairan Non PUe. Tadah Hujanf. Pasang Surutg. Tanah Sawah Lebak, Polder dll.h. Tanah Sawah yang sementara tidak diusahakan

    2. Lahan Pertanian Bukan Sawaha. Tegal/kebun

    b. Ladang/humac. Perkebunand. Ditanami pohon/hutan rakyate. Tambakf. Kolam/Tebat/Empangg. Padang Pengembalaan/rumput

    h. Sementara tidak diusahakani. Lainnya (pekarangan yang ditanami pertanian, dll)

    3. Lahan Bukan Pertaniana. Rumah, Bangunan dan halaman sekitarnya

    b. Hutan negarac. Rawa-rawa (tidak ditanami)d. Lainnya (jalan, sungai, danau lahan tandus, dll.)

    32.219

    10.6504.8275.9334.7616.048

    ---

    53.293

    27.40861

    11.1329.579

    740435

    84.659

    47.24716.66726.327

    24.251

    Jumlah / Total 132.759

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Secara administratif wilayah seluas 132.759 Ha tersebut, terdiri dari 27

    kecamatan yang terbagi lagi menjadi beberapa desa/kelurahan sejumlah 301desa dan

    30 kelurahan. Dari 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas, kecamatan

    Cilongok merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu sekitar

    10.533 Ha. Sedangkan Kecamatan Purwokerto Barat merupakan Kecamatan yang

    mempunyai wilayah paling sempit yaitu sekitar 740 Ha. Adapun luas wilayah

    masing-masing kecamatan di Kabupaten Banyumas dapat dilihat dalam tabel 1.2.

    berikut ini :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan
  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    3/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 3

    Tabel 1.2.

    Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten Banyumas

    No. Kecamatan Luas (Ha) Desa Kelurahan

    1. Lumbir 10.266 10 -2. Wangon 6.078 12 -3. Jatilawang 4.816 11 -4. Rawalo 4.964 9 -5. Kebasen 5.399 12 -6. Kemranjen 6.071 15 -7. Sumpiuh 6.001 11 38. Tambak 5.203 12 -9.

    10.SomagedeKalibagor

    4.0113.573

    912

    --

    11. Banyumas 3.809 12 -12. Patikraja 4.323 13 -13. Purwojati 3.786 10 -

    14. Ajibarang 6.653 15 -15. Gumelar 9.395 10 -16. Pekuncen 9.270 16 -17. Cilongok 10.534 20 -18. Karanglewas 3.248 13 -19. Kedungbanteng 6.022 14 -20. Batrraden 4.553 12 -21. Sumbang 5.342 19 -22. Kembaran 2.592 16 -23. Sokaraja 2.992 18 -24. Purwokerto Selatan 1.375 - 7

    25. Purwokerto Barat 740 - 726. Purwokerto Timur 842 - 627. Purwokerto Utara 901 - 7

    Jumlah 132.759 301 30

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Wilayah Kabupaten Banyumas lebih dari 45 % merupakan daerah dataran

    yang tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari Barat ke Timur.

    Ketinggian wilayah di Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran

    25 100 M dpl yaitu seluas 40.385,3 Ha. Berdasarkan kemiringan wilayah,

    Kabupaten Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 (empat) kategori

    yaitu :

    1. Kemiringan 0- 2meliputi areal seluas 43.876,9 Ha atau 33,05 % yaitu wilayah

    bagian Tengah dan Selatan.

    2. Kemiringan 2- 15meliputi areal seluas 21.294,5 Ha atau 16,04 % yaitu sekitar

    Gunung Slamet.

    3. Kemiringan 15- 40meliputi areal seluas 35.141,3 Ha atau seluas 26,47 % yaitu

    daerah lereng Gunung Slamet.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    4/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 4

    4. Kemiringan lebih dari 40meliputi areal seluas 32.446,3 Ha atau seluas 32.446,3

    Ha atau seluas 24,44 % yaitu daerah lereng Gunung Slamet.

    Iklim di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah

    dengan rata-rata suhu udara rata-rata 26,30 C. Suhu minimum sekitar 24,40 C dan

    suhu maksimum sekitar 30,90 C. Selama tahun 2009 di Kabupaten Banyumas terjadi

    hujan rata-rata pertahun sebanyak 89 hari dengan curah hujan rata-rata 2.725 mmmm

    pertahun. Kecamatan yang paling sering terjadi hujan di Kabupaten Banyumas

    adalah Kecamatan Baturraden dengan 151 hari hujan dan curah hujan pertahun

    mencapai 3.195 mmmm selama tahun 2009. Sedangkan Kecamatan yang paling

    sedikit terjadi hujan adalah Kecamatan Wangon dengan 9 hari hujan dan curah hujan

    mencapai 228 mm. (Sumber :Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009).

    B. Pemerintahan

    1. Administrasi Pemerintahan

    Sejak Tahun 1860 hingga saat ini Banyumas telah diperintah oleh 12

    orang bupati, yang mana beberapa diantaranya menjabat beberapa periode lebih

    dari lima tahun, seperti KP Martadireja (Bupati Purwokerto), KPAA Ganda

    Soebrata (Bupati Banyumas), lalu R.

    Tumenggung Soedjiman Ganda

    Soebrata, R. Soebagio, Soekarno Agung,

    R. Muchamad Kaboel, R. Soebagio, R.G

    Roedjito, H. Djoko Sudantoko S.Sos,

    H.H. Aris Setiono, SH.,SIP dan Drs. H.

    Mardjoko, MM.

    Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Bupati dibantu oleh seorang

    Wakil Bupati, adapun struktur organisasi secara berjenjang adalah Sekretaris

    Daerah dengan dibantu oleh 2 orang Asisten (Asisten Ekonomi, Pembangunan

    dan Kesejahteraan Rakyat dan Asisten Pemerintahan dan Administrasi)

    dan 8 bagian yaitu Bagian Perekonomian, Bagian Humas dan Protokol, Bagian

    Umum, Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, bagian

    Kesra dan Bagian Pembangunan. Untuk Sekretariat DPRD Kabupaten

    Banyumas dengan 3 bagian. Sedangkan lembaga teknis daerah terdiri dari Badan

    berjumlah 7 buah, Dinas berjumlah 13 buah, Kantor berjumlah 2 buah, RSU

    Daerah berjumlah 2 buah, Inspektorat 1 buah, Satpol PP 1 buah dan UPTsebanyak 193 buah (sumber :Bagian Organisasi Setda Kab. Banyumas).

    Pemkab Banyumas

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    5/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 5

    Pemerintahan di wilayah Kabupaten Banyumas dibagi dalam 27

    kecamatan, yang terdiri dari 301 desa dan 30 kelurahan (27 kelurahan terletak di

    Eks Kotip Purwokerto dan 3 kelurahan berada di Kecamatan Sumpiuh). Jumlah

    desa terbanyak di Kecamatan Cilongok dengan 20 desa, diikuti Kecamatan

    Sumbang dan Sokaraja masing-masing 19 desa dan 18 desa.

    2. Aparatur Negara Administrasi Kepegawaian

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Banyumas

    berdasarkan laporan dari Badan Kepegaaian Daerah Kabupaten Banyumas, pada

    tahun 2008 sebanyak 16.053 orang, tahun 2009 sebanyak 16.880 orang atau

    terjadi kenaikan jumlah pegawai pada tahun 2009 sebanyak 827 orang atau 5,15

    persen dan sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah PNS yang ada sebanyak

    17.377 orang, dimana terjadi kenaikan jumlah PNS jika dibandingan tahun 2009

    sebanyak 497 orang atau 2,94 persen, adapun rincian PNS berdasarkan golongan

    sampai dengan bulan Juni 2010 terdiri dari :

    - Golongan I sebanyak 895 orang

    - Golongan II sebanyak 4.025 orang

    - Golongan III sebanyak 6.710 orang

    - Golongan IV sebanyak 5.747 orang

    Sedangkan untuk Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Banyumasyang menduduki eselon sampai dengan bulan Juni 2010 sebanyak 952 orang,

    dengan rincian sebagai berikut :

    - Eselon II sebanyak 28 orang

    - Eselon III sebanyak 177 orang

    - Eselon IV sebanyak 747 orang

    - Eselon V sebanyak - orang

    Jumlah pejabat fungsional di Kabupaten Banyumas berdasarkan laporandari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banyumas pada tahun 2008 sebanyak

    10.598 orang, tahun 2009 sebanyak 10.892 orang dan sampai dengan bulan Juni

    2010 sebanyak 10.333 orang, yang terdiri dari 1.129 orang pejabat fungsional

    khusus dan 9.204 orang Guru. Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten

    Banyumas yang pensiun pada tahun 2008 sebanyak 624 orang, tahun 2009

    sebanyak 595 orang atau mengalami penurunan pada tahun 2009 sebanyak 29

    orang (4,65 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 PNS yang pensiun

    sebanyak 286 orang, atau terjadi penurunan kembali jumlah PNS yang pensiun

    pada tahun 2010 sebanyak 309 orang (51,93 persen).

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    6/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 6

    BAB II

    SOSIAL BUDAYA

    A. Demografi

    Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas, jumlahpenduduk dan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2005 - 2008

    sebagai berikut :

    Tabel 2.1.

    Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2005 - 2008

    JENIS KELAMINTahun

    2005 2006 2007 2008

    Laki-laki 771,075 775,056 785.007 790.680

    Perempuan 774,224 777,196 786.607 791.939

    Total 1.545.299 1.552.252 1.571.614 1.582.619

    Laju Pertumbuhan

    Penduduk

    7.014

    (0,46%)

    6,953

    (0,45%)

    19.362

    (1,25%)

    11.005

    (0,70 %)

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Penduduk Kabupaten Banyumas pada akhir tahun 2008 tercatat sebanyak

    1.582.619 jiwa atau naik sebesar 11.005 jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan

    penduduknya per tahun (2007-2008) sebesar 0,70 persen, yang berarti mengalami

    penurunan pertumbuhan sebesar 0,55 persen dari kurun waktu sebelumnya

    (2006-2007). Laju pertumbuhan menurut kecamatan terlihat cukup bervariasi,

    tertinggi ada pada Kecamatan Karanglewas sebesar 1,72 persen dan yang terendah

    pada Kecamatan Pekuncen sebesar 0,17 persen.

    Untuk rasio jenis kelamin pada akhir tahun 2008 sebesar 99,984 yang berarti

    dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 99 penduduk laki-laki. Jumlah

    rumah tangga pada akhir tahun 2008 sebesar 447.413 atau naik sebesar 10.228

    rumahtangga (2,28 persen) dari tahun sebe;umnya. Rata-rata jiwa per rumah tangga

    sekitar 3-4 jiwa. Dengan yang terendah pada Kecamatan Banyumas dan yang

    tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Timur.

    Luas wilayah Kabupaten Banyumas pada akhir tahun 2008 sebesar

    1.327,59 km2

    sehingga kepadatan penduduknya sebesar 1.192 jiwa/km2

    dan yangterendah di Kecamatan Lumbir sebesar 475 jiwa/km2.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    7/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 7

    B. Kesehatan

    Mengingat derajat kesehatan masyarakat merupakan suatu modal penting

    didalam membangun masyarakat kabupaten Banyumas yang berkualitas, untuk itu

    sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu hal yang menjadi fokus

    perhatian Pemerintah Kabupaten Banyumas. Adapun fasilitas kesehatan yang adadan tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan Juni

    2010, sebagai berikut :

    Tabel. 2.2.

    JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

    No. FASILITAS JUMLAH

    1.2.3.4.5.6.7.8.9.

    RSUDRSU SwastaPuskesmasPuskesmas KelilingPuskesmas PembantuRumas Sakit KhususKlinik tempat praktek dokterPosyanduPolindes / PKD

    41839393910

    5302.352

    121

    Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banyumas Th. 2010.

    Sarana kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam membangun

    masyarakat Kabupaten Banyumas yang sehat.

    Untuk itu sarana kesehatan sebagai tempat

    pelayanan kepada masyarakat senantiasa

    menjadi perhatian pemerintah Kabupaten

    Banyumas. Jumlah sarana kesehatan yang ada

    saat ini dan terdata di Dinas KesehatanKabupaten Banyumas meliputi Rumah Sakit Umum Daerah sebanyak 4 buah dengan

    rincian Tipe B sebanyak 2 buah, Tipe C sebanyak 1 buah, Tipe D sebanyak 1 buah

    dan rumah sakit khusus sebanyak 10 buah,

    Sedangkan untuk Rumah Sakit Umum Swasta

    sebanyak 18 buah dengan rincian Tipe C

    sebanyak 10 buah Tipe D sebanyak 8 buah.

    Sedangkan untuk fasilitas kesehatan lainnya

    antara lain berupa Puskesmas yang ada dan

    tersebar di 27 kecamatan ada sebanyak 39 buah, Puskesmas pembantu 39 buah dan

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    8/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 8

    Puskesmas keliling sebanyak 39 buah. Untuk Posyandu ada sebanyak 2.352 buah,

    Polindes/PKD sebanyak 121 buah dan Klinik tempat praktek dokter sebanyak 530

    buah. Rumah sakit yang ada saat ini sebagian besar berada di Kota Purwokerto

    terutama Rumah Sakit Swasta sedangkan rumah Sakit Umum Daerah terletak di

    Kecamatan Banyumas dan Kecamatan Ajibarang.

    Kabupaten Banyumas dalam usahanya mendukung tercapainya Indonesia

    Sehat 2010 senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakatnya. Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain dengan tersedianya jumlah

    tenaga kesehatan yang memadai. Adapun rasio tenaga kesehatan di Kabupaten

    Banyumas sampai dengan bulan Juni 2010 menurut jenis profesinya sebagai berikut :

    Tabel 2.3.

    Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Banyumas Tahun 2010

    No. Jenis Tenaga JumlahRasio per100.000

    penduduk

    Target IIS per100.000

    penduduk

    1. Dokter Umum 103 6,51 40

    2. Dokter Spesialis 86 5,43 6

    3. Dokter Gigi 32 2,02 11

    4. Farmasi 113 7,14 10

    5. Bidan 479 30,27 100

    6. Perawat 1.195 75,51 117,5

    7. Ahli Gizi 56 3,54 22

    8. Sanitasi 73 4,61 40

    9. Kesehatan Masyarakat 61 3,85 40

    Sumber : Dinas Kesehatan Kab. BanyumasTahun 2010.

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rasio tenaga kesehatan yang ada masih

    dibawah target IIS 2010. Dengan demikian masih dibutuhkan tenaga kesehatan

    dalam jumlah yang cukup banyak agar pelayanan kesehatan di Kabupaten Banyumas

    dapat meningkat secara kuantitas maupun kualitasnya.

    Adapun rincian untuk data tenaga kesehatan berdasarkan laporan dari Dinas

    Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai

    dengan bulan Juni 2010 sebagai berikut dokter

    umum 103 orang, dokter spesialis 86 orang,

    dokter gigi 32 orang, perawat 1.195 orang,

    bidan 479 orang, ahli kesehatan masyarakat 61

    orang, apoteker 113 orang, ahli gizi 56 orang,

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    9/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 9

    analis laboratorium 66 orang, ahli rontgen 41 orang, ahli penyehatan lingkungan 73

    orang, dukun bayi 613 orang dan bidan desa 345 orang. Secara umum sarana

    kesehatan yang ada belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas. Untuk

    itu Pemerintah Kabupaten Banyumas membentuk Poliklinik Desa untuk melayani

    masyarakat pedesaan yang jauh dari RSU atau Puskesmas.

    Informasi berkaitan dengan kesehatan juga dapat diketahui dengan melihat

    rasio dokter per 100.000 penduduk seperti yang terdapat pada tabel berikut ini :

    Tabel 2.4.

    Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk Tahun 20062010

    No. Tahun JumlahRasio Dokter Per

    100.000 Penduduk

    1. 2006 315 20,29

    2. 2007 332 21,13

    3. 2008 332 20,98

    4. 2009 375 23,69

    5. 2010 221 13,96

    Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banyumas Tahun 2008.

    Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa rasio dokter per 100.000 penduduk

    selama lima tahun dari tahun 2006 sampai dengan bulan Juni 2010 cenderung

    mengalami fluktuasi naik turun, fluktuasi rasio naik turun dokter ini sebaiknya

    mendapat perhatian dari pemerintah, agar kesehatan masyarakat tetap dapat terus

    ditingkatkan.

    Jumlah tenaga medis yang ada saat ini baik dari segi kuantitas maupun kualitas

    masih sangat dirasakan kurang. Mengingat sebagian besar tenaga medis yang ada

    terpusat dikota Purwokerto, sehingga apabila ada pasien yang sangat membutuhkan

    perawatan medis dari dokter ahli atau spesialis dirujuk ke rumah sakit seperti RSU

    Margono Sokardjo, RSU Banyumas atau rumah sakit swasta yang ada di kota

    Purwokerto. Sedangkan untuk pelayanan di desa-desa Pemerintah Kabupaten

    Banyumas memberikan layanan kesehatan melalui Puskesmas keliling.

    Untuk menunjang sarana kesehatan lainnya maka keberadaan Apotik dan Toko

    Obat sangat dibutuhkan oleh masyarakat Banyumas, data yang tercatat di Dinas

    Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah Apotik ada

    sebanyak 104 buah dan Toko Obat sebanyak 24 buah.

    Jumlah temuan kasus balita kurang gizi, berdasarkan laporan dari Dinas

    Kesehatan Kabupaten Banyumas mengalami penurunan dari tahun 2006 sampai

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    10/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 10

    dengan tahun 2009, pada tahun 2006 ada sebanyak 5.582 anak balita kurang gizi,

    tahun 2007 sebanyak 2.431 anak turun sebanyak 3.151 anak (56 persen), tahun 2008

    ada sebanyak 1.292 anak jika dibandingkan tahun 2007 maka mengalami penurunan

    kembali sebanyak 1.139 anak (47 persen) dan pada tahun 2009 ditemukan kasus

    balita kurang gizi ada sebanyak 1.114 anak turun menjadi 178 anak (14 persen)

    sedangkan pada bulan Juni 2010 terjadi kenaikan jumlah balita kurang gizi yaitu ada

    sebanyak 1.937 anak maka jika dibandingkan pada tahun 2009 terjadi kenaikan kasus

    balita kurang gizi ada sebanyak 823 anak (74 persen).

    Penduduk yang meninggal dunia pada tahun 2009 menurut wabah muntaber

    ada sebanyak 7 orang, menurut wabah demam berdarah pada tahun 2007 ada

    sebanyak 2 orang, tahun 2008 ada sebanyak 5

    orang dan pada tahun 2009 ada sebanyak 6 orang.

    Sedangkan menurut campak pada tahun 2008 ada

    sebanyak 1 orang. Jumlah penduduk yang

    meninggal dunia menurut wabah malaria tahun

    2009 ada sebanyak 2 orang dan sampai dengan

    bulan Juni 2010 ada sebanyak 3 orang. Sedangkan

    jumlah penduduk yang meninggal dunia menurut wabah lainnya berupa keracunan

    makanan pada tahun 2007 hanya ada 1 orang.

    Rata-rata jumlah penduduk yang sakit di Kabupaten Banyumas pada tahun

    2006 sampai dengan bulan Juni 2010, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan

    Kabupaten Banyumas mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2006 ada

    sebanyak 1.054.776 orang, tahun 2007 ada sebanyak 688.034 orang atau mengalami

    penurunan jumlah penduduk yang sakit sebanyak 366.742 orang (35 persen), pada

    tahun 2008 ada sebanyak 728.352 orang dan jika dibandingkan tahun 2007 ada

    peningkatan kembali jumlah penduduk yang sakit sebanyak 40.318 orang (6 persen),

    pada tahun 2009 jumlah penduduk yang sakit ada sebanyak 7.49.118 orang maka jika

    dibandingkat pada tahun 2008 atau mengalami penurunan kembali sebanyak 20.766

    orang (3 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah penduduk yang sakit

    ada sebanyak 338.111 orang maka jika dibandingkan pada tahun 2009 terjadi

    penurunan kembali jumlah penduduk yang sakit sebanyak 411.007 orang

    (55 persen).

    Memperhatikan kondisi tersebut maka upaya pelayanan kesehatan tidak hanya

    difokuskan pada tindakan kuratif saja, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah

    tindakan preventif, dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat

    dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    11/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 11

    C. Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga

    Fasilitas Pendidikan di wilayah Kabupaten Banyumas sebagian besar masih

    didominasi oleh fasilitas pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dasar 9

    tahun yaitu fasilitas SD dan SLTP yang merata di setiap wilayah Kecamatan yang

    ada di Kabupaten Banyumas, sedangkan fasilitas pendidikan untuk jenjeng yang

    lebih tinggi, seperti SLTA dan Perguruan Tinggi lebih terkonsentrasi di wilayah

    pusat Kabupaten khususnya untuk Perguruan Tinggi dan beberapa pusat Kecamatan

    dengan tingkat perkembangan yang lebih tinggi untuk fasilitas SLTA, Sarana dan

    prasarana pendidikan merupakan suatu hal sangat penting didalam meningkatkan

    mutu pendidikan. Untuk itu sarana dan prasarana pendidikan senantiasa menjadi

    perhatian agar mutu pendidikan di Indonesia meningkat. Untuk itu Kabupaten

    Banyumas setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sarana dan

    prasarana pendidikan. Data jumlah sekolah di Kabupaten Banyumas dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini.

    Tabel. 2.5.

    JUMLAH SEKOLAH SD, SLTP, SMA

    No. KecamatanJumlah Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah

    SD MI JML SMP MTs JML SMA SMK MA JML

    1. Lumbir 35 1 36 4 1 5 - - - -2. Wangon 45 4 49 6 2 8 1 2 - 3

    3. Jatilawang 36 6 42 5 1 6 2 2 1 54. Rawalo 24 10 34 4 3 7 1 4 1 65. Kebasen 30 7 37 5 1 6 - 1 1 26. Kemranjen 34 18 52 9 6 15 2 3 2 77. Sumpiuh 30 10 40 5 2 7 2 5 1 88. Tambak 28 12 40 6 4 10 2 - - 29. Somagede 23 2 25 4 - 4 - 1 - 110. Kalibagor 23 1 24 5 1 6 - 2 - 211. Banyumas 33 1 34 5 1 6 1 4 1 612. Patikraja 28 9 37 4 2 6 1 - - 113. Purwojati 20 3 23 4 1 5 - - - -14. Ajibarang 33 11 44 8 1 9 2 3 - 515. Gumelar 32 4 36 5 1 6 1 - - 1

    16. Pekuncen 36 12 48 6 1 7 - 1 1 217. Cilongok 44 19 63 6 2 8 - 1 1 218. Karanglewas 26 12 38 5 1 6 1 - - 119. Sokaraja 30 3 33 5 1 5 5 1 - 620. Kembaran 29 6 35 4 1 5 - 1 - 121. Sumbang 38 3 41 6 2 6 - - - -22. Baturaden 28 1 29 3 1 4 1 - - 123. Kedungbanteng 31 5 36 6 2 8 1 1 - 224. Pwt. Selatan 27 4 31 9 - 9 1 12 - 1325. Pwt. Barat 24 5 29 3 2 5 - 2 - 226. Pwt. Timur 36 2 38 10 2 12 8 10 3 2127. Pwt. Utara 23 - 23 2 1 3 1 - - -

    TOTAL 826 171 997 144 43 187 33 57 13 100

    Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Banyumas Thn 2010.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    12/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 12

    Sedangkan jumlah perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Banyumas

    berdasarkan laporan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas sampai dengan

    bulan Juni 2010 berjumlah 20 buah mulai tingkat diploma I, II, III dan IV sampai

    dengan S-1 dan S-2 baik negeri maupun swasta. Untuk Perguruan tinggi negeri

    sebanyak 3 buah yaitu UNSOED, STAIN, POLTEKES. Sedangkan perguruan tinggi

    swasta ada sebanyak 17 buah yaitu UMP, UNWIKU, AKPER YAPERMAS, AKBID

    YLPP, STIE Purwokerto, Akademi Pertanian HKTI.

    Jumlah sarana pendidikan sampai dengan bulan Juni 2010 yang ada dan

    tersebar di 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas mulai dari tingkat TK

    ada sebanyak 688 buah, SD 826 buah, MI 171

    buah, SLTP 144 buah, MTs 43 buah, SLTA

    33 buah, SMK 57 buah dan MA 13 buah.

    Rasio Guru/Siswa untuk tingkat TK yaitu 0,09persen, Untuk SD/MI prasarana sekolah

    penyebaranya sudah merata sampai ke tingkat

    desa, rasio Guru/Siswa untuk SD/MI yaitu 0,15

    %. Begitu pula untuk tingkat SLTP penyebarannya juga sudah cukup merata

    meskipun belum menjangkau seluruh desa namun di setiap kecamatan sudah tersedia

    SLTP rasio Guru/Siswa untuk tingkat SLTP yaitu 0,09 %, dan untuk

    SMA/SMK/MA rasio Guru/Siswamencapai 0,21 %. Untuk tingkat SLTA

    penyebarannya belum merata di semua wilayah, ada beberapa kecamatan yang

    belum memiliki SLTA yaitu Kecamatan Lumbir, Kec. Kebasen, Kec. Somagede,

    Kec. Kalibagor, Kec. Purwojati, Kec. Pekuncen, Kec. Cilongok, Kec. Sumbang,

    Kec. Kembaran dan Kec. Purwokerto Barat.

    Sampai dengan bulan Juni 2010 berdasarkan laporan dari Dinas Pendidikan

    Kabupaten Banyumas, jumlah guru yang mengajar di Taman Kanak-Kanak (TK)

    sebanyak 2.288 orang dengan jumlah siswa sebanyak 25.012 orang adapun jumlah

    kelas yang tersedia sebanyak 885 unit,

    jumlah guru Sekolah Dasar (SD) sebanyak

    7.532 orang dengan jumlah siswa sebanyak

    153.964 orang adapun jumlah kelas yang

    tersedia sebanyak 5.605 unit, jumlah guru

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

    sebanyak 3.236 orang dengan jumlah siswa sebanyak 62.482 orang untuk kelas yang

    tersedia sebanyak 1.749 unit, jumlah guru Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

    sebanyak1.153 orang dengan jumlah siswa 15.281 orang adapun jumlah kelas yang

    tersedia sebanyak 444 unit dan jumlah guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    13/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 13

    sebanyak 1.803 orang dengan jumlah siswa sebanyak 29.651 orang untuk jumlah

    kelas yang tersdia sebanyak 932 unit. Sedangkan jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah

    (MI) sebanyak 1.694 orang dengan jumlah siswa sebanyak 22.819 orang, jumlah

    guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 916 orang dengan jumlah siswa

    sebanyak 11.768 orang, jumlah guru Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 340 orang

    dengan jumlah siswa sebanyak 2.087 orang.

    Bahasa lokal yang ada di Banyumas yaitu bahasa Banyumasan, adapun jumlah

    situs bersejarah yang tercatat di Dinporabudpar Kabupaten Banyumas sebanyak 42

    buah, sedangkan untuk jumlah sanggar kesenian yang ada saat ini sebanyak 1.450

    buah dan jumlah tokoh pemangku ada sebanyak 10 tokoh.

    Jumlah organisasi pemuda berdasarklan laporan dari Dinporabudpar

    Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan Juni 2010 tercatat sebanyak 349 buah,

    jumlah organisasi karang taruna ada sebanyak 331 buah, jumlah organisasi olah ragasebanyak 34 buah, sedangkan untuk sarana olahraga yang ada saat ini yaitu 3 buah

    standar internasional dan 9 buah standar nasional.

    Sedangkan untuk sarana prasarana olah raga yang ada dan tersedia di beberapa

    lokasi di Kabupaten Banyumas, antara lain berupa :

    1. Lapangan sepak bola sebanyak 333 tempat.

    2. Lapangan bulutangkis sebanyak 331 tempat.

    3. Kolam renang sebanyak 6 tempat.

    4. Lapangan futsal sebanyak 10 tempat.

    5. Lapangan panjat tebing sebanyak 1 tempat.

    6. Lapangan basket sebanyak 30 tempat.

    7. Lapangan bola volly sebanyak 331 tempat.

    D. Kesejahteraan Sosial.

    Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, Badan Koordinasi Keluarga

    Berencana Nasional (BKKBN) melakukan program yang disebut sebagai PendataanKeluarga setiap setahun sekali yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data

    dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan

    pengentasan kemiskinan. Data kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga

    sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu: Keluarga Pra Sejahtera (sangat

    miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III,

    Keluarga Sejahtera III plus. Sekitar 56% keluarga di Indonesia masih berada dalam

    tingkat Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Mereka belum tergolong miskin, tetapi baru

    bisa memenuhi kebutuhan fisik minimal. Pada kondisi tersebut, mereka mudah sekali

    jatuh menjadi miskin.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    14/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 14

    Dalam Program Pembangunan Keluarga Sejahtera BKKBN, Keluarga Pra

    Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I lebih tepat disebut sebagai Keluarga Tertinggal,

    karena yang disebut sebagai Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum

    dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, belum mampu melaksanakan ibadah

    berdasarkan agamanya masing-masing, memenuhi kebutuhan makan minimal dua

    kali sehari, pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah, dan bepergian,

    memiliki rumah yang bagian lantainya bukan dari tanah, dan belum mampu untuk

    berobat disarana kesehatan modern. Keluarga Sejahtera I adalah keluarga yang

    kondisi ekonominya baru bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi

    belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Tabel berikut

    memberikan gambaran kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyumas

    menurut tahapan keluarga sejahtera :

    Tabel 2.6.

    Penduduk Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2006 - 2008

    Tahap Keluarga

    Sejahtera

    Tahun

    2006 2007 2008

    Pra Sejahtera 109.433 117.424 117.308

    Sejahtera I 88.556 85.819 84.741

    Sejahtera II 132.092 127.092 130.288Sejahtera III 65.704 84.020 86.190

    Sejahtera III + 24.363 24.746 28.487

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Pada hakekatnya indikator pendataan Keluarga Sejahtera menggunakan

    perumusan konsep "Keluarga Sejahtera" yang lebih luas daripada sekedar definisi

    kemakmuran atau kebahagiaan. Undang-Undang No. 10 tahun 1992 menyebutkan

    bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan

    yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan

    seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan

    lingkungannya.

    Kriteria yang ditetapkan BPS (Badan Pusat Statistik) tentang garis kemiskinan

    ialah kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan 2.100 kalori perhari

    perkapita. Mendasarkan pada kesepakatan antar Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa

    Tengah tentang data kemiskinan, disebutkan bahwa angka kemiskinan merujuk pada

    data yang dikeluarkan oleh BPS. Terkait dengan hal tersebut diatas.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    15/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 15

    Tabel 2.7.

    Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Banyumas Tahun 2004-2008

    TahunJumlah Penduduk

    Miskin (KK)

    Perubahan

    (KK)

    Persentase

    Perubahan (%)

    2006 173.386 -128 -0,07

    2007 172.581 -805 -0,46

    2008 150.647 -21.934 -12,71

    2009 141.171 -9.476 -6,29

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyumas menunjukkan kondisi yang

    berfluktuasi. Data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 menunjukkan bahwa

    jumlah penduduk miskin mengalami penurunan. Sehingga, dengan asumsi bahwa

    satu keluarga terdiri dari 4 jiwa, maka pada tahun 2006 terdapat 693.544 jiwa

    penduduk miskin, tahun 2007 sebanyak 690.324 jiwa penduduk miskin, tahun 2008

    sebanyak 602.588 jiwa penduduk miskin dan tahun 2009 sebanyak 564.684 jiwa

    penduduk miskin atau dengan kata lain mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,46

    persen pada tahun 2007, pada tahun 2008 sebesar 12,71 persen sedangkan pada tahun

    2009 mengalami penurunan kembali sebesar 6,29 persen.

    Dalam usaha untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, selain harus sehat

    secara fisik, masyarakat juga harus ditingkatkan kesehatan spiritualnya. Hal yangperlu mendapat perhatian pemerintah antara lain adalah pemantapan kehidupan

    beragama, pencegahan konflik antar dan inter agama, perlindungan rasa aman dalam

    keluarga serta kekerasan dalam rumah tangga; merupakan hal-hal yang harus

    ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas agar ketenangan masyarakat

    dalam menjalankan kewajiban dalam pengamalan agama dan kepercayaannya tetap

    terjamin serta memberikan rasa aman pada perempuan dan anak-anak dalam

    keluarga melalui kebijakan Perlindungan Ibu dan Anak Dalam Rumah Tangga.

    Masalah Kesejahteraan Sosial dalam pelaksanaannya tidak hanya ditangani

    oleh pemerintah kabupaten saja, namun juga mendapat dukungan dari berbagai

    organisasi non pemerintah. Organisasi yang menampung aktivitas kepemudaan

    antara lain Karang Taruna, KNPI, Pramuka dan lain-lain seperti organisasi olah raga

    dan kesenian.

    Masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu faktor

    penghambat pembangunan pada suatu daerah. Dengan adanya penduduk miskin pada

    suatu wilayah, akan berdampak pada adanya penyandang masalah kesejahteraansosial (PMKS). Demikian juga di Kabupaten Banyumas, terdapat beberapa

    penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti tampak pada tabel berikut :

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    16/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 16

    Tabel 2.8.

    Perkembangan Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial

    di Kabupaten Banyumas Tahun 2006-2009

    No.Jenis Masalah

    Kesejahteraan Sosial

    Tahun

    2006 2007 2008 2009

    1. Anak Jalanan 368 347 144 3692. Penderita Sakit Jiwa 450 596 680 3393. Gepeng 204 398 442 4544. Penderita Narkoba 36 54 75 295. Fakir Miskin 247.535 95.123 106.445 115.5976. Balita Terlantar 1.185 1.215 987 8447. Anak Terlantar 2.238 2.350 2.450 1.7628. Lanjut Usia/Jompo Terlantar 3.256 3.678 4.415 4.1009. Penyandang Cacat 7.775 8.573 6.21810. Yatim/Piatu 414 532 - 54511. Jumlah Pekerja Sosial (PSK) 313 350 266 31612. Jumlah Penderita HIV/AIDS 63/24 60/27 70/19 102/33

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Jumlah anak jalanan mengalami fluktuasi naik turun dari tahun 2006 sebanyak

    36 jiwa, tahun 2007 sebanyak 347 jiwa, tahun 2008 berkurang kembali sebanyak 144

    jiwa dan tahun 2009 bertambah kembali menjadi 369 jiwa. Begitu pula terhadap

    penderita sakit jiwa dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 juga mengalami

    fluktuasi naik dan turun tahun 2006 sebanyak 450 jiwa, tahun 2007 bertambah

    menjadi 596 jiwa, tahun 2008 bertambah kembali menjadi 680 jiwa dan tahun 2009

    berkurang menjadi 339 jiwa. Jumlah gelandangan dan pengemis dari tahun 2006

    sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan terus menerus pada tahun 2006

    jumlah gelandangan dan pengemis ada sebanyak 204, tahun 2007 bertambah menjadi

    398 jiwa, tahun 2008 bertambah lagi menjadi 442 jiwa dan pada tahun 2009

    bertambah lagi menjadi 454 jiwa. Untuk penderita narkoba mengalami pertambahan

    penderita tahun 2006 ada sebanyak 36 jiwa, tahun 2007 menjadi 54 jiwa, pada tahun

    2008 menjadi 75 jiwa dan pada tahun 2009 mengalami penurunan pendeita

    penyalahgunaan narkoba menjadi 29 jiwa.Jumlah parkir miskin dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami

    fluktuasi naik turun, pada tahun 2006 ada sebanyak 247.535 kk, tahun 2007

    berkurang menjadi 95.123 kk, tahun 2008 bertambah menjadi 106.445 kk, pada

    tahun 2009 bertambah lagi menjadi 115.597 kk. Balita terlantar pada tahun 2006

    sebanyak 1.185 jiwa, tahun 2007 bertambah menjadi 1.215 jiwa, pada tahun 2008

    berkurang menjadi 987 jiwa dan pada tahun 2009 berkurang kembali menjadi 844

    jiwa. Untuk anak terlantar pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami

    fluktuasi naik turun tahun 2006 ada sebanyak 2.238 jiwa, tahun 2007 bertambah

    menjadi 2.350 jiwa, pada tahun 2008 bertambah kembali menjadi 2.450 jiwa, pada

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    17/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 17

    tahun 2009 berkurang menjadi 1.762 jiwa. Untuk lanjut usia/jompo terlantar pada

    tahun 2008 tercatat di Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas sebanyak 4.415 jiwa

    dan pada tahun 2009 berkurang menjadi 4.100 jiwa. Jumlah penyandang cacat pada

    tahun 2006 ada sebanyak 7.775 jiwa, pada tahun 2007 bertambah menjadi 8.573

    jiwa, pada tahun 2008 berkurang menjadi 6.218 jiwa dan pada tahun 009 berkurang

    kembali jumlah penyandang cacat menjadi 4.664 jiwa.

    Data yatim/piatu pada tahun 2006 ada sebanyak 414 jiwa, tahun 2007

    bertambah menjadi 532 jiwa dan pada tahun 2009 bertambah kembali jumlah

    yati/patu sebanyak 545 jiwa. Untuk jumlah pekerja sosial (PSK) juga mengalami

    fluktuasi naik turun pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, tahun 2006 ada

    sebanyak 313 jiwa, tahun 2007 sebanyak 350 jiwa, kemudian pada tahun 2008

    berkurang menjadi 266 jiwa dan poada tahun 2009 bertambah kembali menjadi 316

    jiwa. Jumlah penderita HIV/AIDS yang terdata di Dinsosnakertrans Kabupaten

    Banyumas pada tahun 2006 sebanyak 63/24 jiwa, tahun 2007 sebanyak 60/27 jiwa,

    pada tahun 2008 sebanyak 70/19 jiwa, tahun 2009 sebanyak 102/33 jiwa dan sampai

    dengan bulan Juni 2010 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 49/40 jiwa.

    Jumlah panti asuhan yang terdata di Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas

    sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 17 buah panti asuhan yang terdiri dari

    13 buah panti sosial asuhan anak, 1 buah panti sosial petirahan anak, 1 buah panti

    sosial bina remaja, 1 buah panti sosial bina netra dan 1 buah panti sosial bina laras.

    Adapun permasalahan-permasalahan sosial yang ada di Kabupaten banyumas hal ini

    dimungkinkan adanya faktor-faktor yang ditimbulkan antara lain akibat kondisi

    ekonomi keluarga yang sangat minim/kurang, tidak memiliki pendidikan serta

    ketrampilan yang memadai sehingga sulit mencari pekerjaan karena persaingan yang

    sangat ketat serta melambungnya harga-harga dasar bahan pokok untuk kebutuhan

    sehari-hari.

    E. Agama

    Dilihat dari penduduknya, Kabupaten Banyumas mempunyai penduduk yang

    heterogen dilihat dari agama dan keyakinannya. Pembangunan bidang keagamaan di

    Kabupaten Banyumas pada saat ini tercermin pada terbentuknya rasa toleransi yang

    tinggi antar pemeluk agama. Kerukunan dan keharmonisan bermasya-rakat antar

    pemeluk agama ditunjukkan dengan tersebarnya tempat-tempat ibadah di Kabupaten

    Banyumas. Perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari

    banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama, berkembangnya pondok

    pesantren dan meningkatnya jumlah jemaah haji yang berasal dari Kabupaten

    Banyumas.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    18/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 18

    Berdasarkan laporan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas

    sampai dengan bulan Juni 2010 bahwa Penduduk Kabupaten Banyumas mayoritas

    beragama Islam tercatat sebanyak 1.574.049

    jiwa dengan jumlah tempat ibadah sebanyak

    7.672 buah masjid. Urutan kedua adalah

    pemeluk agama Kristen sebanyak 15.742

    jiwa dengan tempat ibadah sebanyak 84

    gereja kristen, selanjutnya agama Katolik

    dengan jumlah pemeluk sebanyak 10.177 jiwa, agama Budha 2.248 jiwa, Konghucu

    9 jiwa dan lainnya 531 jiwa.

    Tabel 2.9.

    Jumlah Pemeluk Agama dan Tempat IbadahKabupaten Banyumas Tahun 2010

    No. Agama Pemeluk (orang) Tempat Ibadah

    1. Islam 1.544.063 1.7622. Kristen 15.742 843. Katolik 10.177 144. Hindu 1.279 15. Budha 2.248 206. Konghucu 9 1

    7. Lainnya 531 -Sumber : Kantor Kementerian Agama Kab. Banyumas Tahuhn 2010

    Meskipun jumlah sarana peribadatan cukup banyak. namun masih terdapat

    permasalahan yang potensial muncul, yaitu kecenderungan perkembangan perbedaan

    pandangan hidup dan perbedaan keyakinan yang melemahkan kerukunan internal

    dan eksternal umat beragama. Namun kehidupan umat beragama di Kabupaten

    Banyumas menunjukkan keadaan yang harmonis dan tenang dikarenakan toleransi

    dan sikap yang saling menghargai antar umat beragama sangat tinggi. Kondusifitas

    kehidupan beragama ditunjukkan dengan jumlah sarana peribadatan yang cukup

    banyak dan beberapa kondisi Nampak bahwa tempat peribadatan agama yang saling

    berdekatan namun hal ini tidak menimbulkan konflik antar agama.

    Sementara jumlah sarana keagamaan lainnya seperti Pondok Pesantren sampai

    dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 157 buah dengan jumlah santri sebanyak

    55.184 murid, pondok pesantren ini tersebar di 27 kecamatan. Sedangkan data

    perkembangan jumlah jemaah haji di Kabupaten Banyumas pada tahun 2009 adasebanyak 1.137 orang dan sampai dengan bulan Juni 2010 tercatat ada sebanyak

    1.133 orang.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    19/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 19

    BAB III

    SUMBER DAYA ALAM

    A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan

    1. Sektor Pertanian

    Sektor pertanian merupakan sektor penting yang mampu mendongkrak

    pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan sektor pertanian memberikan

    kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Banyumas, yaitu sebesar 21,06 %

    pada tahun 2009. Besarnya sumbangan sektor pertanian dimungkinkan oleh

    luasnya lahan pertanian yang ada. Disamping

    itu sektor pertanian memiliki backward dan

    forward linkages, sehingga aktivitas sektor

    pertanian mampu menumbuhan sektor yang

    lainnya, misalnya aktivitas budidaya

    pertanian secara umum memerlukan pupuk,

    benih/bibit, tenaga kerja, obat-obatan, alat dan mesin pertanian dan sebagainya;

    sedangkan pada saat/pasca panen memerlukan transportasi, tenaga kerja, alat dan

    mesin pengolah, packaging serta pemasaran, sehingga peningkatan aktivitas

    pertanian mampu menarik input dari sektor industri benih, pupuk, obat-obatan,

    alat dan mesin pertanian serta tenaga kerja; ouput sektor pertanian digunakan

    sebagai input pada sektor industri pengolahan baik industri mikro, kecil,

    menengah maupun industri besar (misalnya penggilingan padi, lumbung desa

    modern, perusahaan makanan/minuman, pabrik gula, pabrik makanan ternak,

    industri krupuk/kripik dan sebagainya); produk pertanian juga mampu

    mengaktifkan perdagangan produk primer

    dan setengah jadi pada pedagang pengepul

    komoditas, pasar atau pusat perdagangan,

    serta menghidupkan restoran, warung dan

    pengusaha makanan perorangan. Dari

    uraian di atas sektor pertanian mampu

    menggerakkan multiplier effectyang sangat berperan dalam menghasilkan value

    added(nilai tambah) sehingga sangat berperan dalam peningkatan pertumbuhan

    ekonomi.

    Beberapa komoditas dalam sektor pertanian ini antara lain adalah padi,

    jagung, kedelai, kacang hijau, beberapa tanaman sayuran seperti : Cabe, Kacang

    Panjang, Bayam, Kangkung, Tomat, Buncis dan lain-lain. Komoditas ini

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    20/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 20

    dianggap mempunyai nilai jual dan dapat dibudidayakan, volume produksi

    tinggi dan dapat diperkiraan nilai keuntungan produksi setiap tonnya.

    Berdasarkan kepada kondisi diatas maka diperlukan perhatian dari pemerintah

    kabupaten dalam hal peningkatan jumlah

    luas panen dan produksi dari tiap-tiap

    komoditas diatas dengan cara

    memperhatikan sarana dan prasarana yang

    menunjang kepada peningkatan produksi

    komoditas tersebut seperti, irigasi,

    penyuluhan pertanian, dan sarana produksi

    lainnya. Disamping itu terdapat kelemahan produk-produk pertanian diantaranya

    harga komoditas pertanian relatif labil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

    antara lain sifat produk yang mudah busuk, cepat rusak, ketersediaannyatergantung musim, tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Untuk

    itu perlu adanya upaya-upaya agar produk pertanian mempunyai nilai jual yang

    tinggi. Langkah tersebut diantaranya peningkatan kualitas produk, kejelasan

    harga produk, pemilihan lokasi dan saluran pemasaran yang strategis dan

    promosi produk.

    Produktifitas padi dan bahan pangan lainnya perlu ditingkatkan dari

    tahun ke tahun sebagai salah satu upaya untuk mempertahan dan atau

    meningkatkan produksi sebagai akibat penurunan luas lahan sawah akibat alih

    fungsi lahan pertanian. Produktifitas Produktifitas padi dan bahan pangan

    lainnya cukup berfluktuatif dari tahun ke tahun seperti tertera pada Tabel 2.28

    berikut :

    Tabel 3.1.

    Produktifitas Padi dan Bahan Pangan Lainnya Tahun 20062008

    Produktifitas

    (ton/ha)

    Tahun

    2006 2007 2008 2009 2010

    Padi sawah 4,71 5,09 5.41 - -

    Padi Ladang 4,43 4,56 3,49 - -

    Jagung 6,42 7,04 4,93 4,79 7,50

    Kedelai 1,38 0,74 1,43 1,97 1,79

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Padi merupakan komoditi yang memberikan kontribusi paling besar

    terhadap sektor pertanian, memiliki posisi yang sangat strategis berkaitan dengan

    ketahanan pangan. Tabel 2.29 memberikan gambaran tentang produksi padi di

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    21/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 21

    Kabupaten Banyumas. Luas Panen, Produksi dan rata-rata produksi Padi sawah

    dan Padi Ladang dari tahun 2006 sampai dengan 2008 relatif menunjukkan kondisi

    yang berfluktuasi. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan ketahanan pangan ini

    adalah tingginya ketergantungan konsumsi pada bahan pokok beras (padi),

    sementara kelancaran distribusi pangan untuk melindungi kepentingan konsumen

    dan petani masih belum optimal. Dalam kaitannya dengan upaya mengurangi

    ketergantungan konsumsi pada padi (beras), maka perlu dilakukan upaya-upaya

    diversifikasi pangan. Difersifikasi pangan pada dasarnya memperluas pilihan

    masyarakat dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan cita rasa yang diinginkan dan

    menghindari kebosanan untuk mendapatkan pangan dan gizi agar dapat hidup sehat

    dan aktif. Diversifikasi pangan dapat diukur dengan melihat Pola Pangan Harapan

    (PPH).

    Tabel 3.2.

    Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah dan

    Padi Ladang Tahun 2004 - 2008

    No. Tahun

    Padi Sawah Padi Ladang

    LuasPanen(Ha)

    Produksi(Ton)

    Rata-rataProduksi(Ton/Ha)

    LuasPanen (Ha)

    Produksi(Ton)

    Rata-rataProduksi(Ton/Ha)

    1. 2006 63,441 298.789 4.71 3.922 17.364 4,43

    2. 2007 61,763 314.613 5.09 3.720 16.950 4,56

    3. 2008 62,329 337.365 5.41 3.062 10.688 3,494. 2009 - - - - - -

    5. 2010 - - - - - -

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009.

    Salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani di

    pedesaan adalah dengan melihat indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar

    Petani (NTP) merupakan alat statistik untuk mengukur kemampuan daya tukar

    barang-barang hasil produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan

    untuk konsumsi rumah tangga petani maupun kebutuhan dalam memproduksi hasil

    pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diharapkan adalah di atas 100 yang

    berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada

    tahun dasar. Pengukuran indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dilakukan pada tahun

    2005 sebesar 100,13 meningkat menjadi 101,66 pada tahun 2006, kemudian pada

    tahun 2008 mengalami peningkatan kembali menjadi 102,79 dan pada tahun 2009

    meningkat kembali menjadi 103,05. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu

    dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada

    sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    22/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 22

    Wilayah pengembangan komoditas andalan Pangan di Kabupaten

    Banyumas dalam rangka upaya untuk mensuplai kebutuhan lokal, dimana

    berpotensi untuk dijadikan sektor prioritas utama dalam perencanaan pembangunan

    perekonomian di Kabupaten Banyumas, selain itu diharapkan dapat berperan dalam

    kontribusi peningkatan ekspor non migas. Adapun komoditas andalan tanaman

    Pangan yang ada di Kabupaten Banyumas sebagai berikut (Sumber : Laporan

    Akhir Analisis Potensi Ekonomi Kab. Banyumas Th. 2008) :

    Tabel 3.3.

    Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Pangan

    Di Kabupaten Banyumas

    No.Nama

    KomoditasWilayah Kecamatan

    1. Padi Sawah Wangon, Rawalo, Patikraja, Sumbang, AJibarang, Cilongok,Karanglewas, Sokaraja, Kembaran dan Kedungbanteng

    2. Padi Ladang Wangon, Purwojati dan Sumbang3. Jagung Kalibagor, Kembaran dan Sumbang4. Kacang Tanah Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Kalibagor, Purwojati, Kebasen

    dan Kembaran5. Kacang Hijau Jatilawang, Rawalo, Banyumas dan Sokaraja6. Ubi Kayu Lumbir, Jatilawang, Gumelar dan Banyumas7. Ubi Jalar Tambak, Patikraja, Sokaraja dan Kedungbanteng

    Untuk sentra komoditas hortikultura di Kabupaten Banyumas yang

    terdiri dari tanaman sayur-sayuran tersebar di beberapa wilayah yaitu wilayah Kec.

    Pekuncen, Kec. Kedungbanteng, Sokaraja,

    Kec. Cilongok, Kec. Sumbang, Kec.

    Baturaden, Kec. Kembaran dan Kec.

    Ajibarang sedangkan untuk sentra buah-

    buahan ada di wilayah Kec. Kemranjen, Kec.

    Banyumas, Kec. Tambak, Kec. Sumpiuh,

    Kec. Somagede, Kec. Ajibarang, Kec. Kec. Rawalo dan Kec. Wangon.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    23/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 23

    Tabel 3.4.

    Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Sayuran

    Di Kabupaten Banyumas

    No.Nama

    KomoditasWilayah Kecamatan

    1. Cabai Jatilawang, Kebasen, Purwojati,Kalibagor, Purwojati,Gumelar, Kembaran dan Sokaraja

    2. Cabe Rawit Lumbir, Jatilawang, Rawalo, Kemranjen, Tambak, Patikraja,Purwojati, Gumelar, Karanglewas dan Sokaraja

    3. Tomat Kembaran, Sokaraja, Sumpiuh, Tambak, Cilongok danSumbang

    4. Terong Wangon, Jatilawang, Rawalo, Somagede, Purwojati,Ajibarang dan Sumbang

    5. Sawi Kemranjen, Purwojati, Ajibarang, Gumelar dan Baturaden6. Labu Siam Rawalo dan Sokaraja7. Kacang Panjang Lumbir, Kebasen, Kemranjen, Somagede, Kalibagoe,

    Karanglewas, Kedungbanteng, Kembaran dan Sokaraja

    8. Kangkung Lumbir, Kebasen, Kemranjen, Somagede, Kalibagor,Karanglewas, Kedungbanteng, Kembaran dan Sokaraja9. Ketimun Lumbir, Rawalo, Jatilawang, Kebasen, Wangon, Purwojati,

    Ajibarang, Gumelar dan Pwt. Barat10. Bayam Rawalo, Kebasen, Kemranjen, Somagede, Banyumas,

    Purwojati dan Gumelar11. Semangka Kemranjen dan Wangon12. Bengkuang Sumpiuh, Sumbang dan Kembaran13. Jamur Wangon, Ajibarang dan Pekuncen14. Salad Kedungbanteng15. Kecipir Sokaraja

    Tabel 3.5.

    Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Buah-Buahan

    Di Kabupaten Banyumas

    No.Nama

    KomoditasWilayah Kecamatan

    1. Alpukat Jatilawang, Kalibagor, Ajibarang, Karanglewas, Baturaden,Sumpiuh, Ajibarang dan Cilongok

    2. Blimbing Sumpiuh, Ajibarang, Cilongok3. Sawo Kebasen, Kemranjen, Banyumas, AJibarang, Kedungbanteng,Baturaden

    4. Sirsak Kebasen, Kemranjen, Banyumas, Ajibarang, Kedungbanteng,Baturaden

    5. Petai Kebasen, Banyumas, Purwojati, Pekuncen, Kedungbanteng6. Sukun Ajibarang, Gumelar, Pekuncen, Cilongok dan Karanglewas7. Mlinjo Banyumas dan Pekuncen8. Rambutan Wangon, Kalibagor, Patikraja, Gumelar, Sumbang dan

    Pwt. Barat9. Salak Purwojati dan Gumelar

    10. Pepaya Lumbir, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Sumpiuh, Tambak,

    Somagede dan Karanglewas11. Pisang Wangon, Patikraja, Gumelar, Sumbang dan Wangon

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    24/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 24

    No.Nama

    KomoditasWilayah Kecamatan

    12. Duku Kemranjen, Kalibagor dan Kembaran13. Durian Jatilawang, PAtikraja, Kemranjen, Banyumas, Ajibarang dan

    Kedungbanteng

    14. Nanas Jatilawang, Sumpiuh, Kalibagor, Sumbang, Kembaran danSokaraja

    15. Mangga Jatilawang, Sumpiuh, Kedungbanteng, Kembaran dan Sokaraja16. Jambu Biji Wangon, Jatilawang, Ajibarang, Baturaden dan Sumbang17. Jambu Air Jatilawang, Ajibarang dan Baturaden18. Nangka Wangon, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Tambak, Banyumas,

    Gumelar dan Baturaden19. Nangka Wangon, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Tambak, Banyumas,

    Gumelar dan Baturaden20. Jeruk Besar Tambak, Kalibagoe dan Pekuncen21. Jeruk Siam Wangon, Kebasen, Tambak, Kalibagor, Purwojati dan Sumbang

    2. Sektor Kehutanan

    Hutan adalah sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan di

    pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Yang dimaksud

    sebagai hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan alam atau hutan hasil

    budidaya (tanaman) yang berada di dalam kawasan

    hutan negara. Disamping melakukan pengelolaan

    terhadap hutan negara, pemerintah telah

    mempromosikan dan mendorong pembangunan

    kehutanan berbasis masyarakat antara lain dengan

    menggalakkan penanaman komoditas kehutanan

    pada lahanlahan rakyat atau lahan milik negara.

    Apabila pembangunan kehutanan berbasis

    masyarakat ini terus berkembang, maka akan

    memberikan peran yang signifikan kepada

    masyrakat untuk turut serta memberikan jaminan terhadap kelangsungan industri

    kehutanan nasional. Dengan berkembangnya komoditas hasil hutan yang

    berasal dari lahan masyarakat, maka pada gilirannya akan dapat meningkatkan

    kesejahteraan hidupnya.

    Berdasarkan laporan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan

    Kab. Banyumas sampai dengan bulan Juni Tahun 2010, pengelolaan Hutan

    Negara di wilayah Kabupaten Banyumas dibagi menjadi 3 (tiga) Kantor

    Pemangkuan Hutan (KPH) yaitu KPH Banyumas Timur, KPH Banyumas Barat

    dan KPH Kedu Selatan. Jenis tanaman yang ada dalam kawasan hutan meliputi

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    25/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 25

    jenis pohon jati, pinus, damar dan jenis kayu rimba lainnya. Luas Hutan Negara

    yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas seluas 28.648,07 Ha, yang terdiri dari

    7.700,79 Ha di dibawah KPH Banyumas Barat, 18.059,37 ha dibawah KPH

    Banyumas Timur dan 2.887,91 ha dibawah KPH Kedu Selatan. Sedangkan

    untuk Perkebunan Besar yang dikelola oleh PT. PN IX seluas 1.350 Ha, Hutan

    Rakyat seluas 12.353 Ha dan Hutan Lindung di luar kawasan seluas 14.991 Ha.

    Produksi hasil hutan non HPH berupa kayu bulat pada tahun 2006

    sebanyak 155.957,27 m3, tahun 2007 sebanyak 80.438,89 m3 atau turun

    sebanyak 75.518,38 m3 (48,42 persen), tahun 2008 produksi yang dihasilkan

    sebanyak 77.854,43 m3 atau turun jika

    dibandingkan pada tahun 2007 yaitu

    sebanyak 2.584,46 m3 (3,21 persen), tahun

    2009 produksi yang dihasilkan sebanyak

    9.856,43 m3 jika dibandingkan tahun 2008

    turun yaitu sebanyak 67.998 m3 (87,34

    persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010

    kayu bulat yang dihasilkan mencapai

    18.597,70 m3 naik produksinya jika

    dibandingkan tahun 2009 yaitu sebanyak

    8.741,27 m

    3

    (88,69 persen). Sedangkan untuk kayu olahan yang dihasilkan padatahun 2006 mencapai 244.034,75 m3, tahun 2007 sebanyak 217.463,94 m3dan

    pada 2008 jumlah produksi yang dihasilkan meningkat menjadi 326.542,39 m3.

    Untuk hasil hutan ikutan berupa kopal pada tahun 2006 mencapai 102 ton, tahun

    2007 mencapai 98,60 ton, tahun 2008 meningkat menjadi 976 ton, tahun 2009

    turun kembali menjadi 71,38 ton dan laporan sampai dengan bulan Juni 2010

    turun jumlah kopal yang dihasilkan menjadi 25,73 m3. Sedanngkan untuk Getah

    Pinus yang dihasilkan pada tahun 2006 ada sebanyak 4.044 ton, tahun 2007

    turun menjadi 3.589 ton, tahun 2008 meningkat kembali menjadi 4.162 ton, pada

    tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukupo tinggi mencapai 1.243,90 ton dan

    pada tahun 2010 meningkat kembali menjadi 1.290,78 ton.

    Luas lahan kritis di wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan laporan

    Dinpertanbunhut sampai dengan bulan Juni Tahun 2010 yaitu pada tahun 2006

    mencapai 15.415 Ha, tahun 2007 menjadi 12.742 Ha jika dibandingkan tahun

    2006 terjadi penurunan luas lahan kritis yaitu seluas 2.673 Ha (17,34 persen),

    pada tahun 2008 luas lahan kritis seluas 10.540,30 Ha jika dibandingkan tahun

    2007 terjadi penurunan yaitu seluas 2.201,70 (17,28 persen), tahun 2008 luas

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    26/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 26

    lahan kritis seluas 10.043 Ha jika dibandingkan tahun 2008 terjadi penurunan

    kembali yaitu seluas 497,30 Ha (4,72 persen) dan sampai dengan bulan Juni

    2010 luas lahan kritis menjadi 10.699,62 Ha jika dibandingkan tahun 2009 yaitu

    terjadi penambahan luas lahan kritis menjadi seluas 656,62 (6,54 persen). Untuk

    luas lahan penghijauan kembali pada tahun 2006 seluas 854 Ha, tahun 2007

    meningkat menjadi 2.238,70 Ha, tahun 2008 menurun menjadi 461 Ha, tahun

    2009 terjadi peningkatan kembali seluas 670 Ha dan sampai dengan bulan Juni

    2010 luas lahan penghijauan yang diusahakan seluas 900 Ha.

    3. Sektor Perikanan

    Kabupaten Banyumas terletak pada posisi yang jauh dari pantai, sehingga

    Kabupaten Banyumas hanya memiliki sub sektor perikanan darat, sedangkan

    potensi perikanan yang ada di

    wilayah Kabupaten Banyumas

    tersebar di beberapa wilayah

    kecamatan yaitu Kec. Kedugbanteng,

    Kec. Cilongok, Kec. Kemranjen, Kec. Kebasen, Kec. Sumpiuh, Kec. Kembaran

    dan Kec. Sumbang. Jenis-jenis ikan tersebut yaitu Ikan Gurami, Ikan Lele, Ikan

    Nila, Ikan Tawes, Ikan Nilem dan Ikan Karper. Jenis-jenis ikan tersebut ada

    yang dikelola di kolam, keramba dan perikanan perairan umum.

    Berdasarkan laporan dari Dinakkan Kabupaten Banyumas tahun 2006

    luas kolam yang digunakan untuk usaha perikanan tercatat seluas 409 ha dengan

    jumlah produksi rumah tangga sebanyak 3.168 ton, tahun 2007 luas lahan 409

    ha dengan jumlah produksi rumah tangga sebanyak 3.316 ton, tahun 2008 luas

    lahan kolam bertambah

    menjadi 481 ha dengan

    jumlah produksi rumahtangga sebanyak 4.109

    ton, tahun 2009 luas lahan

    bertambah kembali seluas 627 ha dengan jumlah

    produksi rumah tangga sebanyak 4.181 ton dan sampai dengan bulan Juni 2010

    luas kolam ikan yang digunakan untuk perikanan seluas 627 ha, dengan jumlah

    rumah tangga produksi sebanyak 2,268 ton.

    Sedangkan untuk keramba seluruhnya yang digunakan untuk usaha

    perikanan pada tahun 2009 ada sebanyak 90 unit dengan jumlah produksi rumah

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    27/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 27

    tangga sebanyak 2,16 ton dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak

    keramba 90 unit dengan jumlah produksi rumah tangga sebanyak 1,20 ton.

    Untuk perikanan perairan umum yang ada di rawa, danau dll.

    Mengalami fluktuasi naik turun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010,

    pada tahun 2006 dihasilkan sebanyak 1.154,39 ton, tahun 2007 dengan produksi

    663,80 ton atau turun sebanyak 490,59 ton (42,50 persen), tahun 2008 menjadi

    678,88 ton jika dibandingkan tahun 2007 terjadi peningkatan yaitu sebanyak

    15,08 ton (2,27 persen), tahun 2009 menjadi 695,54 ton jika dibandingkan tahun

    2008 terjadi kenaikan sebanyak 16,66 ton (2,45 persen) dan sampai dengan

    bulan Juni 2010 produksi yang dihasilkan dari perikanan perairan umum yaitu

    sebanyak 356,20 ton maka jika dibandingkan pada tahun 2009 terjadi penurunan

    jumlah produksi sebanyak 339,34 ton (48,79 persen).

    Tabel 3.6.

    Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Perikanan

    Di Kabupaten Banyumas

    No.Nama

    KomoditasWilayah Kecamatan

    1. Tawes Lumbir, Wangon, Jatilawang, Tambak, Somagede, Kalibagor,

    Banyumas, Purwojati, AJibarang, Gumelar, Cilongok,Baturaden dan Pekuncen

    2. Gurami Cilongok dan Kedungbanteng3. Karper Lumbir, Wangon, Jatilawang, Rawalo, Tambak, Somagede,

    Kalibagor,Banyumas, Purwojati, AJibarang, Gumelar,Cilongok, Pekuncen dan Baturaden

    4. Nilam Lumbir, Wangon, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Kemranjen,Banyumas, Patikraja, Purwojati, Ajibarang, Pekuncen,Gumelar, Baturaden, Kembaran, Sumbang dan Sokaraja

    5. Bawal Lumbir, Rawalo, Tambak Kalibagor, Gumelar dan Sokaraja6. Nilam/Mujair Lumbir,Wangon, Jatilawang, Rawalo, Tambak, Somagede,

    Kalibagor, Banyumas, Purwojati, AJibarang, Pekuncen,

    Gumelar, Cilongok dan Baturaden

    Permasalahan yang masih dihadapi pada sektor perikanan antara lain

    disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana,masih kurangnya modal dan

    perlunya penyuluhan, untuk peningkatan mutu pengolahan dan belum

    dimilikinya sistem dan prosedur pelaksanan kegiatan perikanan yang efektif

    dan efisien dan kurangnya benih bersertifikat.Selain itu juga rendahnya teknik

    pengolahan produk perikanan, masih adanya gangguan penyakit ikan, rendahnya

    tingkat konsumsi masyarakat akan hasil ikan dan rendahnya kesadaran

    masyarakat dalam menjaga kelestarian sumberdaya hayati perairan umum.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    28/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 28

    4. Sektor Peternakan

    Subsektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap PDRB

    Kabupaten Banyumas, sedangkan populasi peternakan yang ada di wilayah

    Kabupaten Banyumas dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu ternak

    besar diantaranya Sapi Potong, Sapi Perah, Kuda dan Kerbau, ternak kecil

    diantaranya Kambing, Domba dan Babi, ternak unggas diantaranya, Ayam

    Buras, Ayam Ras Petelur, Ayam Pedaging dan Itik.

    Untuk ternak Sapi Potong berdasarkan laporan dari Dinakkan Kabupaten

    sampai dengan bulan Juni 2010 sebagai berikut, pada tahun 2006 ternak sapi

    potong jumlah populasi ada sebanyak 18.360 ekor, tahun 2007 ada sebanyak

    1.509 ekor terjadi penurunan jika dibandingkan tahun 2006 sebanyak 3.049 ekor

    (16,61 persen), tahun 2008 sebanyak 17.233 ekor terjadi kenaikan jika

    dibandingkan tahun 2007 sebanyak 1.922 ekor (12,55 persen), tahun 2009

    sebanyak 17,579 ekor jika dibandingkan tahun 2008 terjadi kenaikan sebanyak

    346 ekor (2,01 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebankay 17.755

    ekor jika dibandingkan tahun 2009 maka terjadi peningkatan populasi sebanyak

    176 ekor (1 persen).

    Untuk jumlah pemotongan sapi dari tahun 2006 sampai dengan tahun

    2010 mengalami fluktuasi naik turun, tahun 2006 jumlah sapi yang dipotong

    sebanyak 13.272 ekor, tahun 2007 ada sebanyak 13.470 ekor jika dibandingkan

    tahun 2006 terjadi penurunan pemotongan sapi sebanyak 198 ekor (1,49 persen),

    tahun 2008 sebanyak 14.027 ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

    peningkatan sebanyak 557 ekor (4,14

    persen), tahun 2009

    ada sebanyak 10.696

    ekor jika dibanding-

    kan tahun 2008 turunsebanyak 3.331 ekor

    (23,75 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 6.107 ekor

    turun jika dibandingkan tahun 2009 sebanyak 4.589 ekor (42,907 persen).

    Sedangkan rata-rata kepemilikan sapi oleh peternak sejak tahun 2006 sampai

    dengan bulan Juni 2010 yaitu sebanyak 2 ekor sapi.

    Untuk usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Banyumas adalah

    jenis Sapi PO, Brahman Cross (BC), Simental Cross, Fries Holstein (FH) sertajenis unggul lainnya. Penggemukan sapi ini diusahakan menyebar di perdesaan

    di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas teutama di Kecamatan Banyumas,

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    29/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 29

    Somagede dan Kemranjen. Sebagai daerah pertanian, di wilayah tersebut

    tersedia sisa hasil pertanian seperti jerami padi, dedak, ubi dan jagung serta

    kacang-kacangan yang cukup melimpah. Jenis pakan tersebut sangat baik untuk

    ternak sapi, disamping itu juga banyak terdapat limbah pembuatan tahu berupa

    ampas tahu sebagai pakan tambahan yang mudah didapat dan relative murah

    sehingga menambah keuntungan.

    Untuk Sapi Perah, jumlah populasinya pada tahun 2006 sebanyak 1.637

    ekor, pada tahun 2007 ada sebanyak 1.509 terjadi penurunan jika dibandingkan

    tahun 2006 yaitu sebanyak 128 ekor (7,82 persen), tahun 2008 ada sebanyak

    1.104 ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi penurunan jumnlah populasi

    sebanyak 405 ekor (26,84 persen), tahun 2009 ada sebanyak 1.115 ekor jika

    dibandingkan tahun 2008 terjadi penambahan kembali sebanyak 11 ekor (1

    persen), sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak jumlah sapi perah 1.121

    ekor jika dibandingkan pada tahun 2009 maka terjadi penambahan kembali

    populasi sapi perah sebanyak 6 ekor (0,54 persen).

    Sedangkan produksi susu yang dihasilkan dari sapi perah tersebut per

    tahunnya mengalami fluktuasi naik, pada tahun 2006 produksi susu dari sapi

    perah dihasilkan sebanyak 1.522.946 liter, pada tahun 2007 dengan produksi

    sebanyak 3.023.148 liter jika dibandingkan tahun 2006 terjadi peningkatan

    produksi susu sapi yang dihasilkan sebanyak 1.500.202 liter (98,51 persen),

    tahun 2008 produksinya sebanyak 1.981.496 maka jika dibandingkan tahun 2007

    terjadi penurunan produksi susu sebanyak 1.041.652 liter (34,46 persen), pada

    tahun 2009 produksi susu yang dihasilkan dari sapi perah sebanyak 2.001.239

    liter jika dibandingkan tahun 2008 terjadi kenaikan jumlah produksi sebanyak

    19.743 liter (1 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 produksi yang

    dihasilkan dari sapi perah sebanyak 10.006 liter (0,5 persen).

    Rata-rata kepemilikan Sapi Perah oleh peternak sebanyak 5 ekor sapi,sedangkan rata-rata produktivitas perekor per hari rata-rata sebanyak 7 liter.

    Penyebaran populasi ternak sapi perah terdapat di 12 kelompok dalam 5 (lima)

    wilayah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas. Sampai saat ini

    hasil susu sapi dari peternak disalurkan ke Koperasi PESAT, sehingga terserap

    seluruhnya oleh pasar, sedangkan untuk pasar lokal dijual yaitu di wilayah

    Kabupaten Banyumas, Kabupatenm Tegal, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten

    Cilacap dan sekitarnya, maupun yang dijual di IPS Sari Husada Yogyakarta dan

    PT. Ultra Jaya Bandung.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    30/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 30

    Untuk ternak kecil yang terdiri dari ternak kambing, domba dan babi

    berdasarkan laporan Dinakkan Kabupaten Banyumas sebagai berikut. Jumlah

    populasi Kambing yang ada pada tahun 2006 sebanyak 257.835 ekor, pada tahun

    2007 ada sebanyak 182.703 ekor jika dibandingkan pada tahun 2006 maka

    terjadi penurunan jumlah populasi

    Kambing sebanyak 75.132 ekor (29,14

    persen), tahun 2008 ada sebanyak

    192.952 ekor jika dibandingkan tahun

    2007 terjadi penambahan jumlah

    populasi Kambing sebanyak 10.249

    ekor (5,61 persen), untuk tahun 2009 ada sebanyak 196.811 ekor maka jika

    dibandingkan tahun 2008 maka terjadi penambahan kembali jumlah populasi

    Kambing sebanyak 3.859 ekor (2 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010ada sebanyak 199.763 ekor kambing maka jika dibandingkan tahun 2009 terjadi

    peningkatan jumlah populasi Kambing sebanyak 19.743 ekor ( 1 persen).

    Penyebaran populasi untuk ternak Kambing ini hampir merata ada di 27

    kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas, terbanyak ada di Kec. Kebasen,

    Kec. Banyumas, Kec. Gumelar, Kec. Somagede dan Kec. Kalibagor.

    Jumlah populasi Domba yang ada pada tahun 2006 sebanyak 23.682

    ekor, pada tahun 2007 ada sebanyak 16.664 ekor, jika dibandingkan pada tahun2006 terjadi penurunan jumlah populasi Domba sebanyak 7.018 ekor (29,63

    persen), tahun 2008 ada sebanyak 19.513

    ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

    penambahan jumlah populasi Doma ambing

    sebanyak 2.849 ekor (17,10 persen), untuk

    tahun 2009 ada sebanyak 23.70 ekor

    populasi Domba maka jika dibandingkan

    pada tahun 2008 terjadi penambahan kembali

    jumlah populasi Domba sebanyak 3.757 ekor (19,25 persen) dan sampai dengan

    bulan Juni 2010 ada sebanyak 23.735 ekor Domba maka jika dibandingkan

    tahun 2009 terjadi peningkatan kembali jumlah populasi Domba sebanyak 465

    ekor ( 2,5 persen). Penyebaran populasi untuk ternak Domba terbanyak ada di

    Kec. Lumbir, Rawalo, Kec. Wangon dan Kec.Klibagor.

    Sedangkan jumlah populasi ternak Babi yang ada pada tahun 2006

    sebanyak 3.110 ekor, pada tahun 2007 ada sebanyak 5.163 ekor, jika

    dibandingkan pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah populasi Babi

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    31/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 31

    sebanyak 2.053 ekor (66,01 persen), tahun 2008 ada sebanyak 7.668 ekor jika

    dibandingkan tahun 2007 terjadi penambahan

    jumlah populasi Babi sebanyak 2.505 ekor

    (48,52 persen), untuk tahun 2009 ada

    sebanyak 7.745 ekor populasi Babi maka jika

    dibandingkan pada tahun 2008 terjadi

    penambahan kembali jumlah populasi Babi

    sebanyak 77 ekor (1 persen) dan sampai

    dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 7.939 ekor Babi aka jika dibandingkan

    tahun 2009 terjadi peningkatan kembali jumlah populasi Babi sebanyak 194 ekor

    (2,5 persen). Penyebaran populasi untuk ternak Babi ada di 4 kecamatan yaitu

    Kec. Baturaden, Kec. Sokaraja, Kec. Purwokerto Timur dan Kec. Cilongok.

    Untuk ternak lainnya lainnya yang terdiri dari ternak Kerbau, Kuda,

    Kelinci berdasarkan laporan Dinakkan Kabupaten Banyumas sebagai berikut.

    Jumlah populasi Kerbau yang ada pada tahun 2006 ada sebanyak 3.110 ekor,

    pada tahun 2007 ada sebanyak 3.1350 ekor jika dibandingkan pada tahun 2006

    maka terjadi peningkatan jumlah populasi Kerbau sebanyak 96 ekor (1,48

    persen), tahun 2008 ada sebanyak 3.206 ekor

    jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

    penambahan jumlah populasi Kerbausebanyak 50 ekor (1,58 persen), untuk tahun

    2009 ada sebanyak 3.237 ekor maka jika

    dibandingkan tahun 2008 maka terjadi

    penambahan kembali jumlah populasi Kerbau

    sebanyak 31 ekor (0,77 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada

    sebanyak 3.253 ekor kambing maka jika dibandingkan tahun 2009 terjadi

    peningkatan jumlah populasi Kerbau sebanyak 16 ekor ( 0,49 persen).

    Penyebaran populasi untuk ternak Kerbau ini hampir merata ada di 27

    kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas, terbanyak ada di Kecamatan

    Lumbir, Kec. Sumbang, Kec. Cilongok dan Kec. Karanglewas.

    Jumlah populasi Kuda yang ada pada tahun 2006 sebanyak 276 ekor,

    pada tahun 2007 ada sebanyak 266 ekor, jika

    dibandingkan pada tahun 2006 terjadi

    penurunan jumlah populasi Kuda sebanyak 10

    ekor (3,62 persen), tahun 2008 ada sebanyak

    359 ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    32/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 32

    penambahan jumlah populasi Kuda sebanyak 93 ekor (34,46 persen), untuk

    tahun 2009 ada sebanyak 193 ekor populasi Kuda maka jika dibandingkan pada

    tahun 2008 terjadi penurunan jumlah populasi Kuda sebanyak 166 ekor (46,24

    persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 167 ekor Kuda maka

    jika dibandingkan tahun 2009 terjadi penurunan kembali jumlah populasi Kuda

    sebanyak 26 ekor (13,47 persen). Penyebaran populasi untuk ternak Kuda

    terbanyak ada di Kec. Karanglewas, Kec. Tambak, Kec. Purwokerto Barat, Kec.

    Purwokerto Utara dan Kec. Kemranjen.

    Sedangkan jumlah populasi ternak Kelinci yang ada pada tahun 2006

    sebanyak 8.069 ekor, pada tahun 2007 ada sebanyak 5.617 ekor, jika

    dibandingkan pada tahun 2006 terjadi penurunan

    jumlah populasi Kelinci sebanyak 2.452 ekor

    (30,39 persen), tahun 2008 ada sebanyak 5.763

    ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

    penambahan jumlah populasi Kelinci sebanyak

    146 ekor (2,60 persen), untuk tahun 2009 ada

    sebanyak 7.118 ekor populasi Kelinci maka jika dibandingkan pada tahun 2008

    terjadi penambahan kembali jumlah populasi Kelinci sebanyak 1.355 ekor

    (23,51persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 7.171 ekor

    Kelinci maka jika dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan kembali jumlahpopulasi Kelinci sebanyak 53 ekor (0,74 persen). Penyebaran populasi ternak

    Kelinci terbanyak ada di Kec. Pekuncen, Kec. Lumbir, Kec. Kembaran, Kec.

    Cilongok dan Kec. Kebasen.

    Sedangkan untuk Unggas yang terdiri dari Ayam Buras, Ayam

    Ras/Petelur, Ayam Pedaging dan Itik, yang dilaporkan oleh Dinakkan

    Kabupaten Banyumas dari tahun 2006 sampai dengan bulan Juni 2010 sebagai

    berikut. Jumlah populasi Ayam Buras yang ada

    pada tahun 2006 ada sebanyak 1.176.860 ekor,

    pada tahun 2007 ada sebanyak 1.169.210 ekor

    jika dibanding-kan pada tahun 2006 maka

    terjadi penurunan jumlah populasi Ayam Buras

    sebanyak 7.650 ekor (0,65 persen), tahun 2008 ada

    sebanyak 1.016.614 ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi penurunan jumlah

    populasi sebanyak 152.596 (13,05 persen), untuk tahun 2009 ada sebanyak

    1.063.209 ekor maka jika dibandingkan tahun 2008 terjadi penambahan jumlah

    populasi Ayam Buras sebanyak 46.595 ekor (4,58 persen) dan sampai dengan

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    33/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 33

    bulan Juni 2010 ada sebanyak 1.084.298 ekor Ayam Buras maka jika

    dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah populasi Ayam Buras

    sebanyak 21.087 ekor ( 1,98 persen). Penyebaran populasi untuk ternak Ayam

    Buras ini hampir merata ada di 27 kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas,

    terbanyak ada di Kec. Kebasen, Kec. Sumbang, Kec. Ajibarang dan dan Kec.

    Somagede.

    Jumlah populasi ternak Ayam Ras/Petelur dari tahun 2006 sampai

    dengan bulan Juni 2010 mengalami peningkatan terus menerus jumlah

    populasinya, pada tahun 2006 sebanyak 667.650 ekor, pada tahun 2007 ada

    sebanyak 684.114 ekor, jika dibandingkan pada tahun 2006 terjadi peningkatan

    jumlah populasi Ayam Ras/Petelur sebanyak 16.469 ekor (0,65 persen), tahun

    2008 ada sebanyak 1.261.050 ekor jika dibandingkan tahun 2007 terjadi

    penambahan jumlah populasi Ayam

    Ras/Petelur sebanyak 576.936 ekor (84,33

    persen), untuk tahun 2009 ada sebanyak

    1.324.103 ekor populasi Ayam Ras/Petelur

    jika dibandingkan pada tahun 2008 terjadi

    peningkatan jumlah populasi Ayam

    Ras/Petelur sebanyak 63.053 ekor (5

    persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 1.357.206 ekor AyamRas/Petelur maka jika dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan kembali

    jumlah populasi Ayam Ras/Petelur sebanyak 33.103 ekor (2,5 persen).

    Sedangkan jumlah telur yang dihasilkan dari Ayam Ras/Petelur ini dari tahun

    2006 sampai dengan bulan Juni 2010 juga mengalami peningkatan secara terus

    menerus. Tahun 2006 produksi telur yang dihasilkannya mencapai 4.039 ton,

    tahun 2007 produksi telur mencapai 5.444 ton jika dibandingkan tahun 2006

    maka terjadi peningkatan jumlah produksi telur dari Ayam Buras/Petelur ini

    sebanyak 1.405 ton (34,79 persen), tahun 2008 produksi telur mencapai 9.584

    ton jika dibandingkan pada tahun 2007 maka terjadi peningkatan jumlah

    produksi telur sebanyak 4.140 ton, pada tahun 2009 produksi telur sebanyak

    10.063 ton jikan dibandingkan tahun 2008 terjadi kenaikan kembali jumlah

    produksi telur sebanyak 479 ton (5 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010

    jumlah produksi telur yang dihasilkan dari Ayam Ras/Petelur ini mencapai

    10.315 ton maka jika dibandingkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kembali

    jumlah produksi telur yang dihasilkan sebanyak 252 ton (2,5 persen). Jumlahpeternak Ayam Ras/Petelur ini sebanyak 18 sampai dengan 94 peternak dengan

    rata-rata kepemilikan per peternak sebanyak 13.415 ekor/kk sampai dengan

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    34/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 34

    38.006 ekor/kk. Penyebaran populasi untuk Ayam Ras/Petelur terbanyak ada di

    Kec. Kembaran, Kec. Sumbang, Kec. Cilongok, Kec. Pekuncen dan Kec.

    Baturraden.

    Sedangkan jumlah populasi untuk Ayam Pedaging yang ada pada tahun

    2006 sebanyak 3.943.868 ekor, pada tahun 2007 ada sebanyak 3.113.694 ekor,

    jika dibandingkan pada tahun 2006 terjadi penurunan jumlah populasi Ayam

    Pedaging sebanyak 930.174 ekor (21,05 persen), tahun 2008 ada sebanyak

    5.013.790 ekor jika dibandingkan tahun

    2007 terjadi peningkatan jumlah populasi

    Ayam Pedaging sebanyak 1.900.096 ekor

    (61,02 persen), untuk tahun 2009 ada

    sebanyak 5.478.193 ekor populasi Ayam

    Pedaging maka jika dibandingkan pada

    tahun 2008 terjadi penambahan kembali

    jumlah populasi Ayam Pedaging sebanyak 464.403 ekor (9,26 persen) dan

    sampai dengan bulan Juni 2010 ada sebanyak 5.615.148 ekor Ayam Pedaging

    maka jika dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan kembali jumlah populasi

    Ayam Pedaging sebanyak 136.955 ekor (2,50 persen).

    Sedangkan jumlah produksi daging yang dihasilkan dari Ayam Pedaging

    ini dari tahun 2006 sampai dengan bulan Juni 2010 juga mengalami

    peningkatan. Tahun 2006 produksi daging yang dihasilkannya mencapai 6.331

    ton, tahun 2007 produksi daging mencapai 5.368 ton jika dibandingkan tahun

    2006 terjadi penurunan jumlah produksi daging dari Ayam Pedaging ini

    sebanyak 963 ton (15,21 persen), tahun 2008 produksi daging mencapai 6.070

    ton jika dibandingkan pada tahun 2007 maka terjadi peningkatan jumlah

    produksi daging sebanyak 702 ton, pada tahun 2009 produksi daging sebanyak

    6.608 ton jikan dibandingkan tahun 2008 terjadi kenaikan kembali jumlah

    produksi daging sebanyak 538 ton (8,86 persen) dan sampai dengan bulan Juni

    2010 jumlah produksi telur yang dihasilkan dari Ayam Pedaging ini mencapai

    6.774 ton maka jika dibandingkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kembali

    jumlah produksi daging yang dihasilkan sebanyak 166 ton (2,51 persen). Jumlah

    peternak Ayam Pedaging ini sebanyak 60 sampai dengan 433 peternak dengan

    rata-rata kepemilikan per peternak sebanyak 11.579 ekor/kk sampai dengan

    65.731 ekor/kk. Penyebaran populasi untuk Ayam Pedaging terbanyak ada di

    Kec. Pekuncen, Kec. Kedungbanteng, Kec. Sumbang, Kec. Kemranjen dan

    Kec. Tambak.

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    35/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 35

    Jumlah populasi untuk Itik yang ada pada tahun 2006 sebanyak 130.500

    ekor, tahun 2007 ada sebanyak 113.872 ekor, jika dibandingkan pada tahun

    2006 terjadi penurunan jumlah populasi Itik sebanyak 16.628 ekor (12,74

    persen), tahun 2008 ada sebanyak 139.607 ekor jika dibandingkan tahun 2007

    terjadi peningkatan jumlah populasi Itik sebanyak 25.735 ekor (22,60 persen),

    untuk tahun 2009 ada sebanyak 141.701 ekor

    populasi Itik maka jika dibandingkan pada

    tahun 2008 terjadi penambahan kembali

    jumlah populasi Itik sebanyak 2.094 ekor (1,5

    persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010

    ada sebanyak 143.118 ekor Itik maka jika

    dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan kembali jumlah populasi Itik

    sebanyak 1.417 ekor (1 persen). Jumlah peternak Itik ini sebanyak 11.270peternak sampai dengan 21.750 peternak dengan rata-rata kepemilikan per

    peternak sebanyak 6 ekor/peternak sampai dengan 13 ekor/peternak. Penyebaran

    populasi untuk Itik terbanyak ada di Kec. Tambak, Kec. Kemranjen, Kec.

    Sumpiuh, Kec. Sumbang Kemranjen dan Kec. Ajibarang.

    Industri peternakan seperti perusahaan pembibitan ayam ada 1 buah,

    perusahaan penggemukan sapi potong ada 1 buah, untuk jumlah koperasi yang

    bergerak di usaha peternakan ada 1 buah dan rumah pemotongan hewan ada 9buah yaitu RPH Wangon, RPH Sumpiuh, RPH Banyumas, RPH Ajibarang, RPH

    Ajibarang, RPH Cilongok, RPH Sokaraja, RPH Kembaran, RPH Purwokerto

    Timur, RPH Purwokerto Barat.

    5. Sektor Perkebunan

    Pembangunan bidang perkebunan merupakan usaha yang penting untuk

    menunjang kegiatan perekonomian, dari berbagai jenis komoditi tanaman

    perkebunan seperti, kelapa deres, jahe dan cengkeh merupakan komoditi yang

    cukup berpotensi di Kabupaten Banyumas sampai saat ini, berdasarkan laporan

    dari Dinpertanbunhut Kabupaten Banyumas, jenis tanaman perkebunan yang ada

    di wilayah Kabupaten Banyumas, sebagai berikut :

    a. Karet

    Luas areal perkebunan Karet yang ada dari tahun tahun 2006 sampai dengan

    bulan Juni 2010 mengalami peningkatan secara terus menerus begitu pula

    dengan produksi Getah Karet yang dihasilkannya mengalami peningkatan

    produksi secara terus menerus. Pada tahun 2006 luas areal Karet mencapai

    115,65 Ha, pada tahun 2007 luas areal mencapai 130,26 Ha jika

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    36/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 36

    dibandingkan dengan luas areal pada tahun 2006 terjadi peningkatan luas

    areal perkebunan Karet seluas 14,61 Ha (12,63 persen), pada tahun 2008 luas

    areal mencapai 144,03 Ha jika

    dibandingkan tahun 2007 maka terjadi

    peningkatan areal seluas 13,77 Ha (10,57

    persen), pada tahun 2009 luas areal

    mencapai 209,88 Ha jika dibandingkan

    pada tahun 2008 maka terjadi peningkatan

    luas areal tanaman karet seluas 65,85 Ha (45,72 persen) dan sampai dengan

    bulan Juni 2010 luas areal tanaman karet mencapai 422,97 Ha maka jika

    dibandingkan luas areal pada tahun 2009 terjadia peningkatan kembali luas

    areal tanaman karet seluas 213,09 Ha (101,53 persen). Untuk produksi Getah

    Karet yang dihasilkan dari tanaman karet pada tahun 2006 sebanyak 5,58ton, tahun 2007 produksinya mencapai 5,81 ton jika dibandingkan pada

    tahun 2006 maka terjadi penurunan produksi sebanyak 0,23 ton (4,12

    persen), pada tahun 2008 produksinya mencapai 5,90 ton jika dibandingkan

    tahun 2007 maka terjadi peningkatan produksi sebanyak 0,09 ton (1,55

    persen), pada tahun 2009 produksi yang dihasilkan mencapai 6 ton jika

    dibandingkan pada tahun 2008 maka terjadi peningkatan produksi Getah

    Karet sebanyak 0,10 ton (1,69 persen) dan sampai dengan bulan Juni 2010

    produksi Getah Karet yang dihasilkannya mencapai 3,30 ton maka jika

    dibandingkan luas areal pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah

    produksi Getah Karet yang diproduksinya sebanyak 2,70 ton (45 persen).

    Tanaman Karet ini ada di wilayah Kroempoet Banyumas.

    b. Teh

    Luas areal perkebunan Teh yang ada dari tahun tahun 2006 sampai dengan

    bulan Juni 2010 mengalami fluktuasi naik turun begitu pula dengan produksi

    dari daun Teh yang dihasilkannya mengalami penurunan produksi secara

    terus menerus. Pada tahun 2006 luas areal Teh seluas 54,65 Ha, pada tahun

    2007 luas areal mencapai 52,68 Ha jika dibandingkan dengan luas areal pada

    tahun 2006 terjadi penurunan luas areal perkebunan Teh seluas 1,99 Ha

    (3,64 persen), pada tahun 2008 luas areal mencapai 48,39 Ha jika

    dibandingkan tahun 2007 maka terjadi penurunan kembali luas areal

    tanaman Teh seluas 4,27 Ha (8,11 persen), pada tahun 2009 sampai dengan

    bulan Juni 2010 luas areal mencapai 44,39 Ha jika dibandingkan pada tahun2007 maka terjadi penurunan luas areal tanaman Teh seluas 4,27 Ha (8,11

    persen). Untuk produksi Dauh Teh yang dihasilkan dari tanaman Teh pada

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    37/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 37

    tahun 2006 sebanyak 27,08 ton, tahun 2007 produksinya mencapai 16,06 ton

    jika dibandingkan pada tahun 2006 maka terjadi penurunan produksi

    sebanyak 11,03 ton (40,73 persen), pada tahun 2008 produksinya mencapai

    17,48 ton jika dibandingkan tahun 2007 maka terjadi peningkatan produksi

    sebanyak 1,41 ton (8,79 persen), pada tahun 2009 produksi yang dihasilkan

    mencapai 14,39 ton jika dibandingkan

    pada tahun 2008 maka terjadi penurunan

    produksi Daun Teh yang dihasilkan

    sebanyak 3,07 ton (17,58 persen) dan

    sampai dengan bulan Juni 2010 produksi

    Daun Teh yang dihasilkannya mencapai

    7,20 ton jika dibandingkan luas areal

    pada tahun 2009 terjadi penurunan kembali jumlah produksi Daun Teh yangdiproduksinya sebanyak 7,19 ton (49,97 persen), jumlah produksi dari Daun

    Teh yang dihasilkannya sangat dipengaruhi dari luas areal yang semakin

    berkurang sehingga berdampak terhadap jumlah produksi Daun Teh yang

    dihasilkannya. Wilayah pengembangan komoditas basis perkebunan untuk

    tanaman Teh ada di wilayah Kec. Pekuncen, Kec. Baturaden dan Kec.

    Sumbang.

    c. KopiKopi yang ada di Kabupaten Banyumas yaitu jenis Kopi Robusta dan Kopi

    Arabika, luas areal perkebunan Kopi Robusta pada tahun 2006 seluas 475,11

    Ha dengan jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 75,14 ton pada tahun

    2007 luas areal menjadi 480,37 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 83,51

    ton, pada tahun 2008 luas areal tetap yaitu 480,37 Ha dengan jumlah

    produksi sebanyak 84,69 ton, pada tahun 2009 luas areal menjadi 495,12 Ha

    dengan jumlah produksi sebanyak 77,09 ton dan sampai dengan bulan Juni

    2010 luas areal tanaman Kopi Robusta seluas

    495,12 Ha dengan jumlah produksi yang

    dihasilkan sebanyak 4,88 ton. Sedangkan

    untuk jenis tanaman Kopi Arabika pada tahun

    2006 luas areal 24,62 Ha jumlah dengan

    produksi sebanyak 5,57 ton, pada tahun 2007

    luas menjadi 21,77 Ha dengan jumlah

    produksi kopi sebanyak 3,19 ton, pada tahun 2008 luas areal tanaman seluas18,77 Ha dengan produksi yang dihasilkan sebanyak 4,50 ton, pada tahun

    2009 luas areal menjadi 16,38 Ha jumlah produksi 4,11 ton, pada tahun 2010

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    38/101

  • 7/22/2019 Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I Tahun 2010

    39/101

    SIPD Kab. Banyumas Th. 2010. 39

    seluas 12,85 Ha (160,3 persen). Sedangkan untuk jumlah produksi yang

    dilaporkan oleh Dinpertanbunhut pada tahun 2006 mencapai 0,72 ton, pada

    tahun 2007 produksinya mencapai 0,60 ton

    jika dibandingkan produksi pada tahun 2006

    maka terjadi penurunan jumlah produksi

    Kakao sebanyak 0,12 ton (16,67 persen) dan

    pada tahun 2008 sampai dengan bulan Juni

    2010 berturut-turut produksi yang dihasilka

    dari perkebunan Kakao sebanyak 0,70 ton

    jika dibandingkan produksi pada tahun 2007 maka produksinya mengalami

    peningkatan sebanyak 0,10 ton (16,67 persen), wilayah pengembangan

    perkebunan Kakao ada di Kec. Ajibarang, Kec. Gumelar dan Kec. Pekuncen.

    f. Lada

    Untuk tanaman Lada luas areal perkebu