profil kota tangerang selatan tahun 2010

87

Upload: joihot-r-tambunan

Post on 18-Aug-2015

114 views

Category:

Government & Nonprofit


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Page 2: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan i

Profil Kota Tangerang Selatan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Tahun 2010

Page 3: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan ii

Profil Kota Tangerang Selatan

Naskah:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan

Penyunting:

Sub Bidang Data dan Statistik Bidang Penelitian dan Pengembangan

Diterbitkan oleh:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan

Tahun:

2010

Cetakan:

Ketiga

Ukuran buku:

6,5” x 8,5”

Jumlah Halaman:

78 + viii halaman

Tidak dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

sejauh untuk kepentingan non komersial dan dalam jumlah yang

terbatas

Page 4: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan iii

Peta Kota Tangerang Selatan

Provinsi Banten

N

S

E W

Page 5: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan iv

SAMBUTAN

PENJABAT WALIKOTA

TANGERANG SELATAN

Kota Tangerang Selatan dibentuk dengan tujuan meningkatkan

pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta

dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Agar dapat

memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, dibutuhkan informasi

mengenai kebutuhan serta potensi yang ada di masyarakat dalam menyambut

Hari Jadi Kedua Kota Tangerang Selatan.

Buku “Profil Kota Tangerang Selatan” ini diharapkan menjadi salah satu

sumber informasi mengenai gambaran dan potensi Kota Tangerang Selatan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran atas

penyusunan buku ini, saya menghaturkan terima kasih dan teruslah berkreasi

dan berprestasi. Semoga Allah Swt. selalu memberkahi kita semua.

Penjabat Walikota Tangerang Selatan

H. Eutik Suarta, S.H.

Page 6: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan v

SAMBUTAN

Sekretaris Daerah

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk

pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26

November 2008. Sebagai daerah otonom yang baru berusia dua tahun,

dibutuhkan gambaran Kota Tangerang Selatan sebagai dasar dalam penyusunan

kebijakan.

Buku “Profil Kota Tangerang Selatan” ini merupakan buku yang

memaparkan gambaran umum perwilayahan, kependudukan, sosial, budaya,

ekonomi dan kelengkapan infrastruktur Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya

gambaran tersebut akan dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat

dikembangkan bagi pembangunan Kota.

Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan

Kota Tangerang Selatan di masa mendatang.

Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan

Drs. Dudung E Diredja, M.Si. NIP. 19550615 198112 1 001

Page 7: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan vi

KATA PENGANTAR

Kepala Bappeda

Kota Tangerang Selatan

Data dan informasi merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar dalam

proses perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah maupun proses pengambilan

keputusan oleh para pemangku kepentingan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kota Tangerang Selatan menyusun “Profil Kota Tangerang Selatan” ini

dengan harapan buku ini menjadi salah satu sumber informasi dalam proses

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kota Tangerang Selatan yang dalam

pelaksanaannya menggunakan motto membangun Kota Tangerang Selatan sebagai

liveable city.

Selain itu, BAPPEDA juga telah membangun situs internet dengan alamat

www.bappeda.tangerangselatankota.go.id Pihak-pihak yang bermaksud memberikan

pertanyaan atau masukan seputar perencanaan pembangunan bisa juga mengirimkan

surat elektronik (email) ke [email protected].

Kami menyadari bahwa pemaparan dalam buku ini belum memuaskan semua

pihak. Oleh karena itu, kami memohon masukan dari semua pihak yang peduli terhadap

pembangunan Kota Tangerang Selatan untuk perbaikan di masa mendatang.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan

Ir. Eddy A.N. Malonda, M.T. NIP. 19601003 198803 1 004

Page 8: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan vii

DAFTAR ISI

Peta Kota Tangerang Selatan ...................................................................... iii

Sambutan Penjabat Walikota Tangerang Selatan ...................................... iv

Sambutan Sekretaris Daerah Tangerang Selatan ....................................... v

Kata Pengantar Kepala Bappeda Kota Tangerang Selatan ......................... vi

Daftar Isi ...................................................................................................... vii

Bab 1. Pendahuluan ............................................................................... 1

Bab 2. Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan ........................... 4

Bab 3. Sosial Budaya ............................................................................... 17

Bab 4. Infrastruktur dan Permukiman .................................................... 36

Bab 5. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ................................. 46

Bab 6. Ekonomi dan Keuangan ............................................................. 53

Bab 7. Potensi Daerah ............................................................................ 71

Bab 8. Penutup ........................................................................................ 78

Sumber-sumber .......................................................................................... viii

Page 9: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan viii

Sumber-Sumber

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga

Berencana Kota Tangerang Selatan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang.

Bagian Pengelola Teknologi Informasi Sekretariat Daerah Kota Tangerang Selatan.

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan.

Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang Selatan.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan.

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Tangerang Selatan.

Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf.

Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Kabupaten

Tangerang, 2009.

Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan. Dinas Tata Ruang

Kabupaten Tangerang, 2008.

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 59 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun

2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan.

Seluruh Kecamatan di Wilayah Kota Tangerang Selatan. 2010.

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan di Propinsi Banten.

Page 10: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 1

Bab 1

Pendahuluan

Latar Belakang

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada

akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26 November

2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari

Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam

bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan

kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah +

1.159,05 km2 dan jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan

belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek

rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota

Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Untuk dapat memberikan gambaran Kota Tangerang Selatan dari berbagai sisi

dibutuhkan dokumen yang memuat di antaranya gambaran umum perwilayahan,

kependudukan, sosial, budaya, ekonomi dan kelengkapan infrastruktur. Dengan adanya

gambaran tersebut akan dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat

dikembangkan bagi pembangunan Kota. Profil Kota Tangerang Selatan ini diharapkan

Page 11: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 2

dapat menjadi salah satu referensi bagi para pihak, termasuk Pemerintah Kota

sendiri maupun masyarakat Kota Tangerang Selatan dan para pakar pembangunan

maupun para penanam modal dan calon penanam modal dalam pengambilan

kebijakan atau keputusan lain.

Penyusunan dokumen bab per bab dilakukan dengan mengumpulkan data dari

berbagai instansi, memilah data yang tersedia sesuai subjek, analisis data tersebut

serta penarasian beberapa data dan analisisnya. Data yang dikumpulkan dalam

dokumen ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari berbagai instansi, di

antaranya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, Satuan Kerja

Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Tangerang, SKPD Kota Tangerang Selatan

serta dari berbagai dokumen lain yang telah lebih dulu tersusun. Materi yang tersaji

dalam buku ini disesuaikan dengan ketersediaan data. Beberapa jenis data tersedia

hingga tahun 2008, 2009 dan 2010, namun ada juga data yang tersedia hanya untuk

tahun 2006 karena merupakan hasil studi yang dilakukan pada tahun tersebut. Oleh

karenanya, penyajian uraian disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada.

Tujuan

Penyusunan Profil Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk memberikan

gambaran kondisi Kota Tangerang Selatan dari berbagai sisi, di antaranya gambaran

umum perwilayahan, kependudukan, sosial, budaya, ekonomi dan kelengkapan

infrastruktur sehingga dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat

dikembangkan bagi pembangunan Kota.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang dan tujuan penyusunan

profil serta sistematika penulisan laporan.

Page 12: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 3

BAB 2 : Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan. Bab ini berisi

kondisi geografis, keadaan iklim, pemerintahan, dan kependudukan.

BAB 3 : Sosial Budaya. Bab ini berisi gambaran pendidikan, kesehatan,

kesejahteraan sosial dan agama.

BAB 4 : Infrastruktur dan Permukiman. Bab ini berisi gambaran kondisi

perumahan dan permukiman, transportasi, energi dan

telekomunikasi, dan utilitas lainnya.

BAB 5 : Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Bab ini berisi

gambaran penggunaan lahan dan lingkungan hidup, pertanian serta

peternakan.

BAB 6 : Industri, Perdagangan dan Koperasi. Bab ini berisi gambaran

kondisi industri, perdagangan, koperasi dan lembaga keuangan.

BAB 7 : Ekonomi dan Keuangan. Bab ini berisi gambaran produk

domestik regional bruto, struktur ekonomi, keuangan daerah dan

ketenagakerjaan.

BAB 8 : Potensi Daerah. Bab ini berisi mengenai potensi investasi dan

potensi pariwisata.

BAB 9 : Penutup

Page 13: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 4

Bab 2

Gambaran Umum Wilayah

dan Pemerintahan

Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada

titik koordinat 106˚38’ - 106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang

Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh

sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719

Ha.

Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota

Tangerang

- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan

dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis

Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah

utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah

satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yang

Page 14: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 5

menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota

Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi

Banten dengan Provinsi Jawa Barat.

No Keterangan

1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten

2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha

3 Batas-batas

- Sebelah Utara Kota Tangerang

- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor

- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang

4 Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 7 Kecamatan

- Kelurahan 49 Kelurahan

- Desa 5 Desa

Sumber:

- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

Tabel 2.1Potensi Fisik Dasar

Kota Tangerang Selatan

Potensi Fisik Dasar

- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW

Kota Tangerang Selatan (2008)

Page 15: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 6

Gambar 2.1 Wilayah Kota Tangerang

Selatan

(Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

Page 16: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 7

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.2. Kecamatan

dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30%

dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas

paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)Persentase terhadap

luas kota (%)

1 Serpong 2.404 16,33%

2 Serpong Utara 1.784 12,12%

3 Ciputat 1.838 12,49%

4 Ciputat Timur 1.543 10,48%

5 Pamulang 2.682 18,22%

6 Pondok Aren 2.988 20,30%

7 Setu 1.480 10,06%

Kota Tangerang Selatan 14.719 100,00%

Tabel 2.2Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah,

dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang

relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah

antara 0 – 25 m dpl.

Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat

Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong

Utara.

Page 17: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 8

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan

Setu.

Geologi dan Jenis Tanah

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa

kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara

Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat

Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,

yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis

batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai

sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota

Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang

Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara

umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya

makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat

non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan

Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat

dengan Sungai Cisadane.

Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I

Tangerang pada tahun 2009, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara,

kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan

angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,74 - 32,68°C, temperatur

maksimum tertinggi pada bulan September yaitu 34,50°C dan temperatur minimum

Page 18: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 9

terendah pada bulan Februari yaitu 22,90°C. Rata-rata kelembaban udara dan

intensitas matahari sekitar 79,0 % dan 53,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi

pada bulan Januari, yaitu 359mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun

adalah 166,7mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak

19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 5,3 Km/jam dan kecepatan

maksimum rata-rata 35,8 Km/jam.

Minimum Maksimum Rata-rata

1 Januari 23,80 30,40 26,70

2 Februari 23,50 30,80 26,60

3 Maret 23,70 33,00 27,50

4 April 23,90 32,80 27,90

5 Mei 24,20 32,70 27,80

6 Juni 24,00 32,90 27,90

7 Juli 22,90 32,80 27,30

8 Agustus 23,20 33,10 27,70

9 September 23,60 34,50 28,50

10 Oktober 24,10 34,00 28,40

11 Nopember 24,10 32,90 27,80

12 Desember 23,90 32,20 27,70

Rata-rata 23,74 32,68 27,65

Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009

Tabel 2.3Temperatur Udara Maksimum dan Minimum

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2009

BulanTemperatur (°C)

Page 19: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 10

Kelembaban Udara (%) Intensitas Matahari (%)1 Januari 84 31

2 Februari 84 22

3 Maret 81 62

4 April 82 43

5 Mei 82 47

6 Juni 79 60

7 Juli 75 64

8 Agustus 75 83

9 September 72 77

10 Oktober 74 69

11 Nopember 79 45

12 Desember 81 42

Rata-rata 79,0 53,8

Tabel 2.4

Kelembaban Udara dan Intensitas Matahari

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang

2009

Bulan

Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009

Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)

1 Januari 359,0 19

2 Februari 252,8 18

3 Maret 211,1 14

4 April 305,2 14

5 Mei 196,5 13

6 Juni 129,1 8

7 Juli 21,3 4

8 Agustus 15,4 1

9 September 36,8 3

10 Oktober 38,7 6

11 Nopember 247,2 18

12 Desember 187,7 13

Rata-rata 166,7 10,9

Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009

Tabel 2.5Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2009

Bulan

Page 20: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 11

Kecepatan Rata- Arah Kecepatan Maksimum Arah1 Januari 6 W 30 NW

2 Februari 7 W 40 W

3 Maret 5 W 50 W

4 April 5 N 30 N

5 Mei 4 N 30 E

6 Juni 6 N 49 N

7 Juli 5 N 35 E

8 Agustus 5 N 40 N

9 September 5 N 35 NE

10 Oktober 5 N 30 NE

11 Nopember 7 W 30 W

12 Desember 4 W 30 N

Rata-rata 5,3 35,8

Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009

Tabel 2.6Rata-rata Kecepatan Angin

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2009

BulanKecepatan Angin

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kota Tangerang Selatan

mempunyai perangkat daerah antara lain kecamatan yang terdiri dari beberapa

desa/kelurahan. Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 (tujuh kecamatan) dengan

kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5 (lima). Rukun

warga (RW) sebanyak 718 dan Rukun Tetangga sebanyak 3.409. Kecamatan dengan

jumlah kelurahan/desa terbanyak adalah Pondok Aren dengan 11 kelurahan.

Page 21: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 12

No KecamatanJumlah

KelurahanJumlah Desa

Jumlah Rukun

Warga (RW)

Jumlah Rukun

Tetangga (RT)

1 Serpong 9 - 101 412

2 Serpong Utara 7 - 89 378

3 Ciputat 7 - 158 508

4 Ciputat Timur 6 - 77 427

5 Pamulang 8 - 151 768

6 Pondok Aren 11 - 107 734

7 Setu 1 5 35 182

49 5 718 3.409

Sumber : Hasil Pelaporan Kecamatan-kecamatan di Tangerang Selatan 2010

Tabel 2.7Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010

Jumlah

Organisasi Perangkat Daerah

Sejak dibentuknya Pemerintah Kota Tangerang Selatan, susunan organisasi

pemerintahan daerah sudah mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan Peraturan

Walikota Nomor 01 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah melalui Peraturan

Walikota Nomor 7 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Nomor 59 Tahun 2009

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan, Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan terdiri dari

Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat Kota, Satuan Polisi Pamong

Praja, 6 badan, 13 dinas, 2 kantor, 7 kecamatan, dan 49 kelurahan.

Page 22: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 13

No. SKPD

1 Sekretariat Daerah

2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

3 Dinas Pendidikan

4 Dinas Binamarga dan Pengairan

5 Dinas Pertanian dan Perikanan

6 Dinas Kesehatan

7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

9 Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil

10 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

11 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakanan

12 Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata

13 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

14 Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Permukiman

15 Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

17 Inspektorat Kota

18 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana19 Badan Lingkungan Hidup

20 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

21 Satuan Polisi Pamong Praja

22 Badan Kepegawaian Daerah

23 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

24 Badan Pemadam Kebakaran

25 Kantor Arsip Daerah

26 Kecamatan Serpong

27 Kecamatan Serpong Utara

28 Kecamatan Pondok Aren

29 Kecamatan Ciputat

30 Kecamatan Ciputat Timur

31 Kecamatan Pamulang

32 Kecamatan Setu

Tabel 2.8Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pemerintah Kota Tangerang SelatanTahun 2009

Sumber: Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 59 tahun 2009 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan

Page 23: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 14

Kependudukan

Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran

cukup besar dalam penentuan percepatan pembangunan daerah apabila didukung

dengan kualitas yang baik. Penduduk mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi

yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu daerah

ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS

Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.303.569

jiwa pada tahun 2010. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 658.701 jiwa

sedangkan perempuan 644.868 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,15, yang

menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah

perempuan (Tabel 2.9).

No Kecamatan Laki-laki PerempuanJumlah

Penduduk

Rasio Jenis

Kelamin

1 Serpong 68.129 69.269 137.398 98,35

2 Serpong Utara 62.889 63.402 126.291 99,19

3 Setu 33.260 31.725 64.985 104,84

4 Pamulang 146.141 142.370 288.511 102,65

5 Ciputat 99.387 96.513 195.900 102,98

6 Ciputat Timur 93.057 90.273 183.330 103,08

7 Pondok Aren 155.838 151.316 307.154 102,99

658.701 644.868 1.303.569 102,15

586.313 577.170 1.163.483 101,58

543.671 532.631 1.076.302 102,07

2009

2008

Sumber: Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun

2010 (BPS, 2010)

Jumlah

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

2010

Page 24: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 15

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 8.856

orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 11.881

orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 4.391

orang/Km2.

Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan

jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh

pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari kecenderungan

masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang Selatan

seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang

berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari Kota

Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan dibutuhkannya ruang yang memadai dengan

lapangan kerja baru untuk mengimbangi pertambahan tenaga kerja.

No KecamatanJumlah

Penduduk

Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan

(Orang/Km2) 1 Serpong 137.398 24,04 5.715

2 Serpong Utara 126.291 17,84 7.079

3 Setu 64.985 14,8 4.391

4 Pamulang 288.511 26,82 10.757

5 Ciputat 195.900 18,38 10.658

6 Ciputat Timur 183.330 15,43 11.881

7 Pondok Aren 307.154 29,88 10.280 1.303.569 147,19 8.856

1.163.483 147,19 7.905 2009

Sumber : Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk

Tahun 2010 (BPS, 2010)

Jumlah

Tabel 2.10Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2010

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2010

menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 30 –

34 tahun (10,34%) dan 25 -29 tahun (10,27%) sedangkan kelompok umur dengan

jumlah penduduk terkecil adalah 0-64, yaitu sebesar 2,16%.

Page 25: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 16

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari data Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Karena ada

ketidakcocokan antara jumlah total penduduk dari hasil sementara Sensus Penduduk

Tahun 2010 yang digunakan sebagai acuan, angka yang digunakan adalah angka

persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke dalam semua

kelompok data.

No Kelompok Umur Laki-laki PerempuanJumlah

Penduduk

1 0 - 4 2,48% 2,28% 4,76%

2 5 - 9 4,19% 3,91% 8,10%

3 10 - 14 4,62% 4,30% 8,92%

4 15 - 19 4,46% 4,19% 8,65%

5 20 - 24 4,41% 4,39% 8,80%

6 25 - 29 5,04% 5,24% 10,27%

7 30 - 34 5,06% 5,28% 10,34%

8 35 - 39 4,79% 4,85% 9,64%

9 40 - 44 4,40% 4,18% 8,58%

10 45 - 49 3,60% 3,53% 7,13%

11 50 - 54 2,96% 2,68% 5,63%

12 55 - 59 2,12% 1,62% 3,74%

13 60 - 64 1,19% 0,97% 2,16%

14 ≥ 65 1,62% 1,67% 3,28%

50,92% 49,08% 100,00%

Sumber : Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, 2010

Jumlah

Tabel 2.11Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Tangerang Selatan

Hingga Oktober 2010

Page 26: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 17

Bab 3

Sosial Budaya

Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) yang menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur,

yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan yang

memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam

kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan tahun 2009, berdasarkan

perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, adalah sebesar 75,01 meningkat

dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar 74,82. Angka tersebut merupakan

angka tertinggi kabupaten/kota di Provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori

“menengah atas”.

Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan

kualitas manusia. Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata

lama sekolah (RLS) digunakan sebagai variabel dalam menghitung indeks

pembangunan manusia (IPM) selain indikator kesehatan dan indikator ekonomi.

AMH Kota Tangerang Selatan tahun 2009 berdasarkan perhitungan sementara BPS

adalah sebesar 98,14% (meningkat dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar

98,12%) sedangkan RLS tahun 2009 sebesar 9,95 tahun (meningkat dari angka

perbaikan tahun 2008 yang sebesar 9,94 tahun).

Page 27: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 18

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008

menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling

besar yaitu 32,62%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi juga

cukup tinggi, yaitu 14,50%.

No. Keterangan Persentase

1 Tidak/Belum Sekolah 12,07%

2 Belum Tamat SD/Sederajat 9,78%

3 Tamat SD/Sederajat 16,01%

4 SLTP/Sederajat 15,01%

5 SLTA/Sederajat 32,62%

6 Diploma I/II 1,11%

7 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 3,97%

8 Diploma IV/Strata I 8,70%

9 Strata II 0,67%

10 Strata III 0,06%

T O T A L 100,00%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010

Tabel 3.1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kota Tangerang Selatan

Per Oktober 2010

Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Jumlah

total unit sekolah adalah sebesar 1.098 unit dengan rincian 242 sekolah negeri dan

856 sekolah swasta. Ruang kelas rusak sekolah negeri mencapai 442 ruang dari total

ruang kelas SD negeri sebanyak 2.003 ruang atau 22,1%. Ruang kelas rusak sekolah

swasta mencapai 410 ruang dari total ruang kelas yang sebanyak 2.906 ruang atau

14,1%.

Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari sisi

kompetensi pendidik, masih banyak guru yang belum tersertifikasi. Guru berstatus

PNS baru 36,4% yang sudah tersertifikasi sedangkan guru yang bukan PNS baru

Page 28: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 19

6,8%. Selain itu, dari sisi sarana belajar, masih banyak sekolah yang belum memiliki

perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru baik

tingkat dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana belajar masih harus

diprioritaskan.

JumlahPersentas

eJumlah

Persent

aseJumlah

Persent

ase

Negeri 242 1.561 77,9% 281 14,0% 161 8,0% 2.003 91

1 TK*) - - - - - - - - -

2 RA/BA*) - - - - - - - - -

3 SD 207 1.039 71,3% 264 18,1% 154 10,6% 1.457 34

4 MI 2 23 88,5% 3 11,5% - 0,0% 26 n.a.

5 SMP 17 296 94,3% 12 3,8% 6 1,9% 314 48

6 SMPT - - - - - - - - -

7 MTs 1 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.

8 SMA 11 197 100,0% - 0,0% - 0,0% 197 -

9 MA 2 6 66,7% 2 22,2% 1 11,1% 9 9

10 SMK 2 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.

Rusak Ringan Rusak Berat

Jumlah Sekolah dan Kondisi Ruang Kelas

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009/2010

No.Jenis

Sekolah

Jumlah

Sekolah

Kondisi Ruang Kelas

JumlahRuang Kelas

Bukan MilikBaik

Tabel 3.2

Page 29: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 20

JumlahPersent

aseJumlah

Persent

aseJumlah

Persent

ase

Swasta 856 2.496 85,9% 381 13,1% 29 1,0% 2.906 43

1 TK*) 369 - - - - - - - -

2 RA/BA*) 90 - - - - - - - -

3 SD 108 717 94,8% 29 3,8% 10 1,3% 756 n.a.

4 MI 59 405 93,3% 25 5,8% 4 0,9% 434 n.a.

5 SMP 91 585 97,0% 13 2,2% 5 0,8% 603 34

6 SMPT - - - - - - - - -

7 MTs 36 150 95,5% 6 3,8% 1 0,6% 157 -

8 SMA 37 297 49,7% 297 49,7% 3 0,5% 597 n.a.

9 MA 14 46 95,8% 2 4,2% - 0,0% 48 n.a.

10 SMK 52 296 95,2% 9 2,9% 6 1,9% 311 9

Jumlah 1.098 4.057 82,6% 662 13,5% 190 3,9% 4.909 134

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, 2010

(Lanjutan)

No.Jenis

Sekolah

Jumlah

Sekolah

Kondisi Ruang Kelas

JumlahRuang Kelas

Bukan Milik

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit

perguruan tinggi/akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia

(ITI), Swiss Germany University (SGU) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta

(UMJ).

Kesehatan

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat

kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia.

Page 30: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 21

Salah satu indikator kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang

menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada

perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya

didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua

angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi

ibu. Pelayanan kesehatan dan sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut

merupakan hal yang penting.

Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten tangerang, AHH Kota

Tangerang Selatan tahun 2009 adalah sebesar 68,43, hal ini mengindikasikan bahwa

penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,43 tahun.

Selain indikator makro tesebut, kondisi kesehatan masyarakat juga di

antaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan

keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia. Dilihat dari keadaan gizi balita,

masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian

khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 46.833 orang balita yang ditimbang, sebesar

89,85% dalam keadaan gizi baik, 0,55% gizi buruk, 8,14% gizi kurang dan 1,46% gizi

lebih.

2009

Baik Buruk Kurang Lebih Baik Buruk Kurang Lebih

1 Serpong 6.878 6.460 27 341 50 100,00% 93,92% 0,39% 4,96% 0,73%

2 Serpong Utara 4.227 3.614 10 557 46 100,00% 85,50% 0,24% 13,18% 1,09%

3 Setu 3.700 3.348 47 282 23 100,00% 90,49% 1,27% 7,62% 0,62%

4 Pamulang 13.226 11.866 60 977 323 100,00% 89,72% 0,45% 7,39% 2,44%

5 Ciputat 6.675 6.098 28 451 98 100,00% 91,36% 0,42% 6,76% 1,47%

6 Ciputat Timur 7.183 6.459 61 546 117 100,00% 89,92% 0,85% 7,60% 1,63%

7 Pondok Aren 4.944 4.235 25 657 27 100,00% 85,66% 0,51% 13,29% 0,55%

Kota Tangerang Selatan 46.833 42.080 258 3.811 684 100,00% 89,85% 0,55% 8,14% 1,46%

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.4

Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

No. KecamatanJumlah

Balita

(Orang)

Keadaan Gizi (Orang) Jumlah

Balita

(Orang)

Keadaan Gizi (%)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang didasarkan

dari data seluruh Puskesmas, pada tahun 2009 jumlah ibu hamil adalah sebesar

Page 31: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 22

27.984 orang, ibu bersalin sebesar 25.706 orang, ibu dalam masa nifas sebesar

35.319 dan ibu menyusui sebesar 15.377 orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit

bersalin dan praktek bidan swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri

Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat

pelayanan kesehatan ibu ataupun unit pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas yang

lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk melayani ibu

hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena kesehatan ibu

merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup.

Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi

kesehatan. Menurut catatan Dinas kesehatan, masih ada 15,27% dari jumlah

penduduk yang seharusnya tercakup dalam program jaminan kesehatan. Dari

199.111 orang, yang masuk dalam kuota Jamkesmas adalah sebanyak 126.466 orang.

Sisanya, yaitu sebanyak 72.645 orang, masuk dalam program Jamkesda. Lansia yang

memerlukan bantuan pelayanan kesehatan berjumlah 57.826 orang. Pelayanan

kesehatan bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih.

Hamil Bersalin Nifas Menyusui TerlatihTidak

Terlatih

1 Serpong 2.284 2.203 2.203 2.135 1.973 43.191 21.127 15 -

2 Serpong Utara 1.879 1.879 1.879 356 1.463 1.879 1.879 6 -

3 Setu 1.149 1.147 1.147 861 1.147 1.147 16.799 13 -

4 Pamulang 5.271 5.271 5.271 5.051 5.051 5.271 5.271 16 -

5 Ciputat 3.774 2.573 2.599 2.564 3.209 24.582 25.129 10 5

6 Ciputat Timur 3.939 3.760 3.347 3.340 3.618 3.939 3.939 - -

7 Pondok Aren 9.688 8.873 8.873 1.070 7.583 44.067 26.703 19 1

Kota Tangerang Selatan 27.984 25.706 25.319 15.377 24.044 124.076 100.847 79 6

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tahun 2009

Tabel 3.4

Data Terkait Kesehatan Ibu menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Dukun Bayi

No PuskesmasNeonatus

0 - 28 hari

Ibu Sasaran

WUS

(Wanita

Usia Subur)

Sasaran

PUS

(Pasangan

Usia Subur)

Page 32: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 23

Jumlah

KK

Jumlah

Jiwa

Jumlah

KK

Jumlah

Jiwa

Jumlah

KK

Jumlah

Jiwa

1 Serpong 3.637 10.954 1.074 3.608 4.711 14.562 137.398 10,60%

2 Serpong Utara 2.835 8.717 2.872 9.114 5.707 17.831 126.291 14,12%

3 Setu 6.124 18.214 481 2.559 6.605 20.773 64.985 31,97%

4 Pamulang 8.424 27.352 4.771 18.602 13.195 45.954 288.511 15,93%

5 Ciputat 5.848 19.840 1.231 6.093 7.079 25.933 195.900 13,24%

6 Ciputat Timur 3.848 14.089 690 2.577 4.538 16.666 183.330 9,09%

7 Pondok Aren 10.441 27.300 7.557 30.092 17.998 57.392 307.154 18,69%

Kota Tangerang Selatan 41.157 126.466 18.676 72.645 59.833 199.111 1.303.569 15,27%

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2010

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk

Berkaitan Dengan Program Jamkesmas dan Jamkesda Tahun 2010

No Kecamatan

Kuota Jamkesmas Non Kuota TotalJumlah

Penduduk

Persenta

se

45 - 59 Thn ≥ 60 Thn Jumlah

1 Serpong 6.685 3.460 10.145

2 Serpong Utara 4.103 2.083 6.186

3 Setu 1.532 558 2.090

4 Pamulang 1.676 1.492 3.168

5 Ciputat 2.731 1.856 4.587

6 Ciputat Timur 18.272 8.259 26.531

7 Pondok Aren 4.249 870 5.119

Kota Tangerang Selatan 39.248 18.578 57.826

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.6

Jumlah Lansia Sasaran di Wilayah Puskesmas dan Panti menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No PuskesmasSasaran Lansia di Wilayah Puskesmas & Panti

Page 33: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 24

Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2009 di antaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan

Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 771 unit yang terdiri dari Posyandu

Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 3.492 orang kader aktif. Selain itu

juga terdapat 100 Posbindu dengan 424 orang kader aktif.

Jumlah rumah sakit ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 14 unit, salah

satu di antaranya rumah sakit yang berada di Kecamatan Pamulang diresmikan

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah pada tahun 2010, sedangkan 13 unit lainnya

masih dimiliki oleh pihak swasta, dan sampai saat ini di Kecamatan Setu bahkan

belum terdapat rumah sakit. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada yang

bertaraf internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di

Serpong Utara dan Eka Hospital. Keberadaan rumah sakit swasta memang mengikuti

“urban core” yang ada dan berkembang dan umumnya untuk melayani warga

perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas. Dengan diresmikannya

Rumah Sakit Umum Daerah As Sholihin pada awal 2010 diharapkan dapat melayani

warga perumahan golongan menengah ke bawah karena RSUD tersebut melayani

Jamkesmas dan Jamkesda. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) biasa berjumlah

10 unit, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) 1 unit dengan 14 tempat

tidur, Puskesmas Pembantu 11 unit dan Puskesmas Keliling 10 unit. Selain itu juga

terdapat Balai Pengobatan, Praktek Dokter dan Rumah Bersalin.

Page 34: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 25

SerpongSerpong

UtaraPamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

ArenSetu

1 Rumah Sakit 3 2 1 2 3 3 - 14

2 Puskesmas 1 1 1 3 1 2 1 10

3 Puskesmas Pembantu 2 1 1 2 1 2 2 11

4 Tempat tidur Puskesmas Perawatan - - 14 - - - - 14

5 Balai Pengobatan Swasta 30 22 44 14 31 24 11 176

6 Praktek Dokter Umum Swasta 113 131 167 71 93 65 20 660

7 Praktek Dokter Gigi Swasta 42 46 81 28 36 28 6 267

8 Praktek Dokter Spesialis 6 26 31 11 30 8 - 112

9 Praktek Bidan Swasta 40 29 80 48 41 22 16 276

10 Laboratorium Klinik Swasta 1 3 7 7 5 6 1 30

11 Optik 2 - 9 5 15 9 2 42

12 Apotik 6 5 10 9 25 18 2 75

13 Toko Obat Berijin 2 - - 2 1 - 1 6

14 Industri Kecil Obat Tradisional 8 - 17 16 - 7 - 48

15 Rumah Bersalin Swasta 2 1 4 6 9 10 1 33

16 Pengobatan Tradisional 4 8 4 5 2 7 1 31

17 Puskesmas Keliling 1 1 1 3 1 2 1 10

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.7

Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Kecamatan Kota

Tangerang

Selatan

JenisNo.

Dokter

Umum

Dokter

Gigi

Dokter

SpesialisBidan Perawat Ahli Gizi

Ahli

Sanitasi

Ahli Kesehatan

MasyarakatApoteker

Dukun

BeranakMantri

Perawat

GigiJumlah

1 Serpong 2 4 0 21 3 1 1 0 1 15 0 5 53

2 Serpong Utara 3 3 0 14 7 0 1 2 0 0 0 0 30

3 Setu 1 0 13 2 0 0 0 0 13 3 3 0 35

4 Pamulang 4 3 0 16 10 1 1 0 1 8 0 0 44

5 Ciputat 12 6 0 23 8 2 0 0 1 14 2 2 70

6 Ciputat Timur 3 1 0 17 11 0 0 0 0 0 0 0 32

7 Pondok Aren 8 7 0 31 19 1 2 0 1 11 3 1 84

Kota Tangerang Selatan 33 24 13 124 58 5 5 2 17 51 8 8 348

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

No Puskesmas

Tenaga Kesehatan

Tabel 3.8

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Page 35: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 26

1 Serpong 10 12 42 10 74 16

2 Serpong Utara 17 22 24 5 68 9

3 Setu - 40 - - 40 3

4 Pamulang 31 46 38 16 131 25

5 Ciputat 15 83 62 5 165 19

6 Ciputat Timur 5 69 34 10 118 12

7 Pondok Aren 26 64 78 7 175 16

Kota Tangerang Selatan 104 336 278 53 771 100

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.9

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No PuskesmasPosyandu

PosbinduPratama Madya Purnama Mandiri Jumlah

Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam

pembangunan manusia yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang

kesehatan antara lain dilakukan pada pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan

serta pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat

diantaranya dilakukan dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

bagi keluarga miskin dan pelayanan kesehatan bagi balita melalui Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan merencanakan

penambahan Rumah Sakit Umum, Puskesmas Baru, Pustu, Poskesdes dan

penambahan mobil ambulans.

Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan

perhatian serius. Penyakit menular yang tercatat oleh Dinas Kesehatan di antaranya

demam berdarah, filariasis, tuberculosis, HIV/ AIDS, Pneumonia, infeksi menular

seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak. Penyakit dengan angka kejadian

tertinggi di tahun 2009 adalah diare dengan 7.379 kejadian yang mengalami

penurunan sebesar 29,94% dibandingkan tahun 2008 kemudian disusul Tuberculosis

dengan 1.360 kejadian yang mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan

Page 36: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 27

tahun sebelumnya. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah

Pneumonia (1.072 kejadian) dan demam berdarah (359 kejadian). Kejadian HIV/

AIDS yang tercatat di Puskesmas adalah sebanyak 14 kejadian, yaitu di Pamulang,

Ciputat, Ciputat Timur dan Pondok Aren, namun angka yang sesungguhnya diduga

jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga berobat di rumah sakit lain di luar

Tangerang Selatan serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini.

No. Nama Penyakit SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

ArenJumlah

1 DHF 36 2 7 - 68 177 69 359

2 Filariasis - - 3 122 6 - 113 244

3 TB 76 - 363 102 247 347 225 1.360

4 HIV Aids - - - 4 3 1 6 14

5 Pneumonia - - - 336 202 123 411 1.072

6 IMS 27 - 105 - 154 5 - 291

7 Diare 1.067 45 306 834 1.887 161 3.079 7.379

8 Kusta 6 - 2 9 10 1 16 44

9 Difteri - - - - - - 1 1

10 Campak - 1 2 - - 22 - 25

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.10

Angka Kejadian Penyakit

Di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga

Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah

mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) bagi para Pasangan Usia Subur

(PUS). Jumlah peserta KB aktif adalah 67.937 orang dari 154.721 orang yang

termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah 13.136 orang. Petugas

Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 74 orang yang terdiri dari 30

orang dokter dan 54 orang bidan.

Page 37: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 28

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

MKJP

IUD 157 42 176 11.060 736 175 682 13.028

MOP 0

MOW 23 18 89 730 99 140 413 1.512

IMP 162 63 285 371 70 29 271 1.251

Jumlah 342 123 550 12.161 905 344 1.366 15.791

Non MKJP

Suntik 1.075 372 2.023 25.939 2.970 276 3.163 35.818

Pil 613 184 1.535 8.368 1.940 1.310 1.641 15.591

Kondom 37 18 280 153 57 52 116 713

Ovag 24 24

Jumlah 1.725 574 3.838 34.484 4.967 1.638 4.920 52.146

Total Peserta KB Aktif 2.067 697 4.388 46.645 5.872 1.982 6.286 67.937

Total Pasangan Usia Subur 21.180 15.851 8.241 10.023 28.375 32.784 38.267 154.721

Persentase 9,76% 4,40% 53,25% 465,38% 20,69% 6,05% 16,43% 43,91%

Kota

Tangerang

Selatan

Metode

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.11

Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Kecamatan

Page 38: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 29

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren

PPM MKJP 80 71 48 154 97 106 116 672

MKJP

IUD 69 22 36 761 22 176 361 1.447

MOP -

MOW 8 15 10 45 21 119 218

IMP 92 51 70 48 7 32 141 441

Jumlah 169 88 116 854 29 229 621 2.106

Pencapaian 211,25% 123,94% 241,67% 554,55% 29,90% 216,04% 535,34% 313,39%

PPM Non MKJP 1.039 848 318 1.477 1.167 1.227 1.231 7.307

Non MKJP

Suntik 583 283 303 5.539 617 436 672 8.433

Pil 212 130 190 1.340 84 192 211 2.359

Kondom 25 11 101 1 26 17 57 238

Ovag -

Jumlah 820 424 594 6.880 727 645 940 11.030

Pencapaian 29,66% 18,54% 74,34% 170,04% 26,49% 23,58% 34,17% 60,85%

Total PPM 1.119 919 366 1.631 1.264 1.333 1.347 7.979

Total Peserta KB Baru 989 512 710 7.734 756 874 1.561 13.136

Total Pencapaian 88,38% 55,71% 193,99% 474,19% 59,81% 65,57% 115,89% 164,63%

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.12Jumlah Peserta KB Baru Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut KecamatanKota Tangerang Selatan

Tahun 2009

KecamatanKota Tangerang

SelatanMetode

No. Kecamatan Dokter Bidan Jumlah

1 Serpong 1 15 16

2 Serpong Utara 2 7 9

3 Setu 3 4 7

4 Pamulang 4 5 9

5 Ciputat 6 11 17

6 Ciputat Timur 4 12 16

7 Pondok Aren - - -

Kota Tangerang Selatan 20 54 74

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.13

Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Page 39: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 30

No. Kecamatan PPKBDSub

PPKBD

Kelompok

Akseptor

Kelompok

BKB

Kelompok

UPPKS

Kelompok

BKR

Kelompok

BKL

1 Serpong 9 44 96 2 1 - -

2 Serpong Utara 6 24 13 1 2 1 -

3 Setu 7 36 - 2 6 1 1

4 Pamulang 6 53 - - 12 2 1

5 Ciputat 9 75 4 - 11 1 1

6 Ciputat Timur 7 7 6 1 7 1

7 Pondok Aren 11 21 - 1 12 2 1

Kota Tangerang Selatan 55 260 119 7 51 8 4

Keterangan:

- PPKBD : Petugas Pembina Keluarga Berencana Desa

- BKB : Bina Keluarga Balita

- UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

- BKR : Bina Keluarga Remaja

- BKL : Bina Keluarga Lansia

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota

Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.14

Jumlah Institusi Masyarakat dalam Kegiatan Keluarga Berencana menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak

terlantar sejumlah 18 panti, panti sosial lanjut usia sejumlah 5 panti, dan panti sosial

penyandang cacat sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial di

antaranya adalah organisasi sosial masyarakat, karang taruna dan panti sosial.

Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih banyak dan beragam jenis

permasalahannya. Dari enam belas jenis permasalahan, penyandang yang paling

banyak adalah fakir miskin, penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni, mantan

narapidana, dan perempuan rawan sosial. Ada yang memang permasalahan khas

daerah perkotaan seperti anak jalanan dan pengemis namun ada juga yang bukan.

Penduduk di daerah rawan bencana yang paling banyak adalah di Ciputat Timur. Hal

tersebut terkait dengan bencana jebolnya tanggul Situ Gintung yang terjadi pada 27

Maret 2009.

Page 40: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 31

No. KecamatanPanti Sosial

Anak Terlantar

Panti Sosial

Lanjut Usia

Panti Sosial

Penyandang

Cacat

TOTAL

1 Serpong 1 - - 1

2 Serpong Utara - - - -

3 Setu 1 1 - 2

4 Pamulang 5 1 - 6

5 Ciputat 5 1 - 6

6 Ciputat Timur - 1 - 1

7 Pondok Aren 6 1 1 8

Kota Tangerang Selatan 18 5 1 24

Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2010

di Kota Tangerang Selatan

Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis Berdasarkan Kecamatan

Tabel 3.16

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan

1 Balita Terlantar 283 5 - 12 4 1 - 305

2 Anak Terlantar 92 - 21 - 31 1 - 145

3 Anak Nakal 36 17 5 85 92 33 31 299

4 Anak Jalanan 18 4 64 68 34 - 2 190

5 Anak 5-21 th Korban Kekerasan - - - 12 - 1 - 13

6 Wanita 22-59 th Korban Kekerasan - - - - 18 - - 18

7 Wanita Rawan Sosial 200 103 136 1 52 31 5 528

8 Lansia >60 th Terlantar 91 5 127 - 68 1 6 298

9 Penyandang Cacat 69 44 54 81 36 48 63 395

10 Mantan Napi 63 12 10 456 97 26 11 675

11 Pengemis 12 - - 27 39 - - 78

12 Gelandangan 2 - 17 - 6 - 1 26

13 Eks Korban NAPZA 34 7 3 16 168 51 22 301

14 Penduduk di daerah Rawan Bencana Alam 4 2 18 8 10 150 3 195

15 Keluarga Fakir Miskin 3.040 1.895 3.089 107 5.877 2.918 5.698 22.624

16 Penduduk Yang Tinggal di Rumah Tidak

Layak Huni

317 53 174 6 254 1.576 130 2.510

Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2010

Tabel 3.17

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Page 41: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 32

Organisasi

Sosial

Masyarakat

Karang

TarunaPanti Sosial LSM

1 Serpong 380 9 8 340

2 Serpong Utara 14 6 4 -

3 Setu 14 9 3 3

4 Pamulang 172 9 28 81

5 Ciputat 90 27 20 16

6 Ciputat Timur 90 27 20 16

7 Pondok Aren 29 21 11 19

789 108 94 475

Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2009

Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.18

Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No Kecamatan

Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh

BPS pada tahun 2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT)

di Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling

banyak di Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga, sedangkan paling sedikit di

Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga.

Menurut hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (2008) yang

memverifikasi hasil sensus BLT tahun 2005, terjadi penurunan jumlah RTS menjadi

16.303 RT dengan jumlah kepala dan anggota rumah tangga 58.093 orang atau 4,89%

jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008. Persentase tersebut

lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase di Kabupaten Tangerang (dengan 36

kecamatan) yang sebesar 19,18% (687.797 orang jumlah kepala dan anggota RTS

dari 3.585.269 orang penduduk) dengan jumlah rumah tangga sasaran sebanyak

189.236 RTS.

Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah

Kota Cilegon dalam hal persentase penduduk miskin (RTS) yang paling sedikit.

Page 42: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 33

Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah

tangga RTS tertinggi adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah di

Ciputat Timur dengan 2,44%.

No KecamatanRumah Tangga

Penerima BLT

Rumah Tangga

Sasaran PPLS

'08

Kepala &

Anggota

RTS PPLS

'08

Jumlah

Penduduk

Persentase RTS

Terhadap Jumlah

Penduduk

1 Serpong 2.463 2.420 5.317 102.733 5,18%

2 Serpong Utara 1.742 1.590 5.453 79.234 6,88%

3 Setu 1.993 1.817 6.313 57.758 10,93%

4 Pamulang 5.963 5.299 18.119 254.085 7,13%

5 Ciputat 2.438 1.848 6.086 165.559 3,68%

6 Ciputat Timur 1.685 918 4.003 164.207 2,44%

7 Pondok Aren 2.820 2.411 7.353 252.726 2,91%

19.104 16.303 52.644 1.076.302 4,89%

Sumber:

- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)

- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.19

Jumlah Rumah Tangga

Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan

Agama

Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian

besar penduduk memeluk agama Islam yaitu sebanyak 90,14%. Penduduk selebihnya

memeluk agama Kristen (5,25%), Katholik (3,36%), Budha (0,92%), Hindu (0,26%),

Konghucu (0,03%) dan lainnya (0,03%). Komposisi penduduk berdasarkan agama

yang dipeluk adalah berdasarkan pencatatan pada Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil.

Page 43: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 34

Sarana peribadatan yang tersedia untuk para pemeluk agama adalah mesjid

sebanyak 436 buah, langgar/mushola 968 buah, gereja 42 buah, vihara/kuil 7 buah.

No. Keterangan Persentase

1 Islam 90,14%

2 Kristen 5,25%

3 Katholik 3,36%

4 Hindu 0,26%

5 Budha 0,92%

6 Konghucu 0,03%

7 Penganut Kepercayaan 0,00%

8 Lainnya 0,03%

T O T A L 100,00%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010

Tabel 3.20

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dipeluk

Kota Tangerang Selatan

Per Oktober 2010

No Kecamatan MesjidLanggar /

MusholaGereja Vihara / Kuil

1 Serpong 41 130 6 2

2 Serpong Utara 40 112 3 0

3 Setu 26 65 0 0

4 Pamulang 108 156 26 3

5 Ciputat 71 150 1 2

6 Ciputat Timur 62 149 0 0

7 Pondok Aren 88 206 6 0

Kota Tangerang Selatan 436 968 42 7

Tabel 3.21

Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2009

Page 44: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 35

Cagar Budaya

Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah

bangunan peristiwa lengkong di BSD, tugu pernyataan rakyat Serpong di

Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan Belanda di Cilenggang. Bangunan lain

yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-rumah adat perpaduan budaya Cina dan

Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat dan rumah adat betawi yang banyak

dijumpai di daerah Parigi dan Jombang.

Page 45: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 36

Bab 4

Infrastruktur dan

Permukiman

Transportasi

Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor

daya tarik investasi di suatu daerah. Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Tangerang Selatan, panjang total jalan di Kota Tangerang Selatan

adalah 683,60 Km dengan rincian jalan negara 9,16 Km, jalan provinsi 48,90 Km,

jalan kota 137,78 Km dan jalan desa dan lingkungan 487,78 Km.

Menurut Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, jumlah terminal

yang ada di Kota Tangerang Selatan ada 2 buah yaitu Terminal Pondok Cabe dan

Terminal BSD. Terminal Pondok Cabe adalah terminal tipe C yang terletak di

Ciputat Timur dengan luas sekitar 2 Hektar. Saat ini terminal tersebut tidak

dimanfaatkan dan dalam kondisi tidak terurus. Terminal BSD juga merupakan

terminal tipe C yang terletak di Serpong dengan luas sekitar 300 m2.

Karena keterbatasan jumlah terminal tersebut, kendaraan angkutan umum

lebih banyak parkir di pinggir jalan untuk menunggu atau menaikturunkan

penumpang yang biasanya berlokasi di sekitar pasar, stasiun, kompleks perumahan

dan persimpangan jalan. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan.

Titik rawan kemacetan terdapat pada 60 titik yang umumnya terdapat pada sekitar

Page 46: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 37

persimpangan jalan atau pasar. Titik-titik ini tersebar di seluruh kecamatan dan

terbanyak berada di Pondok Aren, Serpong Utara dan Ciputat.

No. Nama Ruas Jalan Panjang (Km)

A Jalan Negara

1 Jl. RE Martadinata – Dewi Sartika - Juanda 9,16

Total Jalan Negara 9,16

B Jalan Provinsi

1 Jl. Serua Dukuh – Jombang 1,13

2 Jl. Aria Putra (Ciputat – Serua Dukuh) 3,38

3 Jl. Jombang Raya 3,08

4 Jl. Serpong – Kadusirung 2,03

5 Jl. Puspiptek 4,40

6 Jl. Pamulang Raya 1,16

7 Jl. Cabe Raya – Pondok Cabe Raya 6,98

8 Jl. Pondok Kacang 2,96

9 Jl. Raya Parigi 2,36

10 Jl. Pahlawan Seribu 7,95

11 Jl. Serpong Raya 7,05

12 Jl. Serpong – Kadu Sirung 6,42

Total Jalan Provinsi 48,90

C Jalan Kota

1 Jl. Pondok Ranji-Kp. Sawah 1,70

2 Jl. Ciputat-Pondok Betung 6,50

3 Jl. Pondok Aren-Pondok Betung 5,00

4 Jl. Ciputat Kp. Sawah-Serua 6,00

5 Jl. Serua Dukuh-Cilenggang 5,30

6 Jl. Cilenggang-Pasar Jengkol 7,20

7 Jl. Tanah Merah Wetan-Ds.Gempol 2,80

8 Jl. Cilenggang-Serpong 1,30

9 Jl. Rempoa-Mabad-Batas DKI 3,00

10 Jl. Pondok Pucung-Kp. Sawah 4,50

11 Jl. Legoso-Pd. Cabe Ilir 2,50

12 Jl. Legoso-Cireundeu 4,00

13 Jl. Jurang Mangu-Kreo 3,90

14 Jl. Pondok Jaya (Pondok Belimbing)-Pondok Jengkol 2,00

15 Jl. Lengkong Gudang-Jombang 6,50

16 Jl. Buaran-Pondok Kacang 2,00

17 Jl. Rawa Buntu-Ciater 2,70

18 Jl. Meruga-Pondok Benda 4,46

Tabel 4.1

Ruas dan Panjang Jalan Kota Tangerang Selatan

Page 47: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 38

No. Nama Ruas Jalan Panjang (Km)

19 Jl. Kedaung-Bambu Apus Barat (Pamulang Barat) 1,30

20 Jl. Pasar Situ Gintung-Cireunda 2,60

21 Jl. Cireudeu-Pd. Cabe Udik/Bts DKI 2,00

22 Jl. Surya Kencana-Reni Jaya 1,60

23 Jl. Cirumpak-Kandayakan-Gagawarung 6,60

24 Jl. Lengkong Gudang-Lengkong Gudang Timur 1,00

25 Jl. Bambu Apus-Depag 2,98

26 Jl. Pd. Cabe Ilir-Cinere 2,53

27 Jl. Akasia 0,88

28 Jl. Cemara 0,47

29 Jl. Sasak Tinggi-Kedaung 1,29

30 Jl. Lingkungan Desa-Sawah Baru 1,15

31 Jl. Sukadamai 0,89

32 Jl. Sukabakti 0,91

33 Jl. Tarumanagara 1,94

34 Jl. Jombang-Tegal Rotan 2,19

35 Jl. Al-Amanah-Gontari Jami Al-Islamiyah 1,42

36 Jl. Bale Desa-SMPN II 1,76

37 Jl. Ds. Jr. Mangu 1,58

38 Jl. Perigi-Lengkong Wetan 3,73

39 Jl. Kp. Kelapa- PLN 1,02

40 Jl. Rawa Buntu-Kp. Sawah-Ciater 2,65

41 Jl. Ds. Buaran Timur-Ciater Satu 1,18

42 Jl. Kp. Jelupang 1,93

43 Jl. Kp. Kodam 3,10

44 Jl. Masuk TPA Cipeucang 0,43

45 Jl. Cilenggang-Dadap 0,71

46 Jl. Bhayangkara 3,26

47 Jl. RM. Mansyur (Pakuja) 1,21

48 Jl. Pondok Jagung 1,43

49 Jl. Pondok Benda-Serua 3,48

50 Jl. Ds. Cempaka Putih-Ds. Rempoa 1,90

51 Jl. Pondok Pucung-Pondok Kacang 5,30

Total Jalan Kota 137,78

D Jalan Desa dan Jalan Lingkungan 487,76

683,60

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010

(Lanjutan)

Jumlah Total

Page 48: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 39

KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN

1. Gading Serpong

2. PT. Pratama Serpong

3. Putaran PT. Pratama

4. Pertigaan arah Pusdiklantas

5. Bundaran Alam Sutera

6. Pertigaan RS. Asshobirin

7. Putaran RS. Asshobirin

8. Putaran Les Belles

9. Putaran WTC

10. Putaran Melati Mas depan Giant

11. Pertigaan Paku Jaya

1. Traffic Light German Center

2. Pertigaan Taman Tekno

3. Pasar Serpong

4. Pertigaan Cisauk

1. Bundaran Taman Tekno

2. Perempatan Muncul

3. Perempatan Victor

1. Depan Kantor Walikota

2. Bundaran Pamulang

3. Pertigaan Reni

4. Perempatan Gaplek

5. Pertigaan Pamulang 2

6. Pertigaan Villa Dago

7. Depan Pamulang Square

8. Pertigaan UT

9. Pondok Cabe 6

10. Pertigaan Kedaung

1. Fly Over Ciputat

2. Pertigaan Sasak Tinggi

3. Pertigaan Coca Cola

4. Putaran Cimanggis

5. Perempatan Duren

SERPONG

SETU

PAMULANG

CIPUTAT

Tabel 4.2

Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010

SERPONG UTARA

Page 49: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 40

KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN

6. Pertigaan Kampung Sawah / Masjid Al-Qopur

7. Pertigaan Maruga

8. Pertigaan Kp. Utan

9. Pertigaan Tanah Tinggal

10. Pasar Jombang

11. Pertigaan Sarua

1. Pertigaan Kp. Gunung

2. Pertigaan Gintung

3. Putaran UIN

4. Pertigaan Legoso

5. Pertigaan Sendratek

6. Pertigaan UMJ

1. Pertigaan Jurang Mangu Barat

2. Bundaran Bintaro

3. Pertigaan Lia

4. Bundaran British

5. Perempatan Traffic Light Zodiak

6. Pertigaan Masjid Al – Qopur

7. Pertigaan Sekolah Pembangunan

8. Pondok Betung

9. Pertigaan Mitra 10

10. Pertigaan Gopli

11. Perempatan Traffic Light Bintaro Plaza

12. Pertigaan Mandor Miro

13. Tegal Rotan Jembatan Tol

14. Tegal Rotan Pertigaan

15. Perempatan Bonia

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang

Selatan, 2010

CIPUTAT

(Lanjutan)

CIPUTAT TIMUR

PONDOK AREN

TOTAL

Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di beberapa

kecamatan, yaitu Serpong (Stasiun Pasar Serpong dan Stasiun Rawa Buntu), Pondok

Aren (Stasiun Jurangmangu), Ciputat (Stasiun Sudimara) dan Ciputat Timur (Stasiun

Pondok Ranji). Kereta rel listrik yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta

api barang.

Page 50: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 41

Moda angkutan KRL ini banyak dipilih warga Kota Tangerang Selatan yang

beraktivitas di Jakarta karena berbagai pertimbangan yaitu cepat, murah atau

memang lokasi stasiun yang berdekatan dengan tempat kerja mereka. Jumlah

penglaju yang cukup besar membutuhkan sarana / moda transportasi massal yang

cepat, nyaman dan murah yang dapat menarik para penglaju untuk menggunakannya

sehingga mereka tidak menggunakan kendaraan, terutama mobil, pribadi yang

kemudian diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Kereta

rel listrik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan mengingat jaringan

rel listrik tepat berada di tengah Kota Tangerang Selatan.

Menurut hasil studi Sistem Transportasi Commuter tahun 2006, jika dilihat

dari pilihan moda angkutan, kereta api baru mencapai 5% sebagai moda transportasi

yang dipilih masyarakat. Namun demikian, jumlah penumpang kereta diduga semakin

meningkat dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan dan kapasitas KRL dan

meningkatnya tingkat kemacetan jalan. Perencanaan jaringan rel KRL sudah harus

mulai dirancang dengan memperhatikan titik-titik lokasi perumahan dalam

penentuan lokasi stasiun-stasiunnya dan perencanaan sistem transportasi secara

keseluruhan yang menggabungkan berbagai model transportasi sehingga menjadi

moda yang semakin banyak dipilih masyarakat.

No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan

1 Stasiun Serpong Serpong Serpong

2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong

3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat

4 Stasiun Jurangmangu Pondok Jaya & Sawah Baru Pondok Aren

5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur

Sumber:

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten - Tahun 2010

Tabel 4.3

Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan

Page 51: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 42

Gambar 4.1. Rel kereta dan titik-titik

lokasi stasiun kereta di Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2008

(Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

Page 52: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 43

Tabel 4.4

Perjalanan Orang

Menurut Moda Angkutan Tahun 2006

No. Moda Angkutan Perjalanan Orang

per Hari

Komposisi

Pilihan

1 Bus 29% 20%

2 Mobil/Sepeda Motor 32% 40%

3 Angkutan Kota 37% 35%

4 Kereta Api 2% 5%

Jumlah 100% 100%

Sumber: Studi Sistem Transportasi Commuter Tahun 2006 dalam

Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Energi dan Telekomunikasi

Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan

telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor

pelayanan PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 61

unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari

15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) banyak dijumpai di kawasan

pusat keramaian dan jalan-jalan utama. Di Kota Tangerang Selatan terdapat 52 SPBU

yang tersebar di seluruh kecamatan. Serpong dan Pamulang adalah kecamatan

dengan jumlah SPBU terbanyak yaitu 12 dan 13 unit SPBU. Sedangkan Setu dan

Pondok Aren hanya memiliki masing-masing 2 dan 3 unit saja.

Terkait dengan telekomunikasi, terdpat kantor Telkom sejumlah 5 buah dan

tersebar di 5 kecamatan. Menara telekomunikasi berjumlah 258 unit sedangkan

sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling

banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit

Page 53: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 44

terdapat di Setu dengan 5.381 sambungan. Cukup banyak terdapat warung internet

di Tangerang Selatan yaitu sebanyak 138 buah.

Gardu

Listrik

Kantor

PLN

Sambungan

ListrikSPBU

Menara

Telkom *)

Kantor

Telkom

Sambungan

Telepon

Warnet

*)

1 Serpong 14 1 18.508 12 48 - 10.282 16

2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 24 1 8.425 10

3 Ciputat 10 1 28.375 7 40 1 15.764 24

4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 32 - 16.080 17

5 Pamulang 10 1 47.604 13 52 1 26.447 56

6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 50 1 26.150 8

7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381 7

61 3 195.352 52 258 5 108.529 138

Keterangan: *) Data Tahun 2010

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, 2010

Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.5Sebaran Prasarana dan Sarana Terkait Energi dan Telekomunikasi

Menara Telekomunikasi dan Kantor Telkom

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Energi Telekomunikasi

Utilitas

Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun

limbah cair, terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong,

Serpong Utara dan Pondok Aren. Selain itu juga terdapat lebih dari 200 tempat

pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman adalah TPS liar. Jumlah tersebut belum mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Dengan standar kota metropolitan,

tingkat timbulan sampah diasumsikan sebanyak 2,5 – 3 liter /orang/hari, maka

timbulan sampah pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.303.569 jiwa

mencapai ±3.258,92 – 4.562,49 m3 sampah/hari.

Di masa mendatang perlu dikembangkan pengelolaan sampah berbasis

masyarakat (PSBM). Paradigma pengolahan sampah yang telah berubah dari

“mengumpulkan, mengangkut dan membuang” menjadi “mengurangi, menggunakan

Page 54: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 45

kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle, recover” menuntuk

keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengelolaan sampah.

Dalam hal pelayanan air bersih, PDAM Kabupaten Tangerang berperan dalam

pelayanan bagi pabrik/industri. Wilayah pelayanan PDAM belum mencakup seluruh

wilayah kota. Di bagian selatan kota belum ada jaringan perpipaan. Di daerah

perumahan, pelayanan air bersih diberikan oleh pihak pengembang melalui pompa

deepwell, yang berarti masih menggunakan air tanah. Demikian juga masyarakat yang

tinggal di kawasan bukan perumahan yang menggunakan pompa air untuk

mendapatkan air bersih dengan sumber dari air tanah. Tingkat kedalaman air

semakin berubah menjadi semakin dalam untuk mendapatkan air bersih melalui

pemasangan pompa yang menunjukkan turunnya permukaan air tanah.

Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, yaitu

Taman Makam Pahlawan Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno di

Kecamatan Setu dan Taman Makam Bahagia di Parigi Kecamatan Pondok Aren.

Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak

terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren

masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.

Jumlah Luas

1 Serpong - 5 5,6

2 Serpong Utara - 2 2,5

3 Ciputat - 6 10,6

4 Ciputat Timur - 3 4,5

5 Pamulang - 5 5,0

6 Pondok Aren 1 2 4,0

7 Setu 1 3 3,5

Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 4.6

Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

No KecamatanMakam

Pahlawan

TPU

Page 55: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 46

Bab 5

Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk

perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha.

Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau

18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas

15,27 Ha atau 0,1% yang terdapat di Setu.

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas (%)

1 Perumahan dan permukiman 9.941,41 67,54%

2 Industri / Kawasan Industri 167,61 1,14%

3 Perdagangan dan jasa 487,08 3,31%

4 Sawah, ladang, dan kebun 2.794,41 18,99%

5 Semak belukar dan rerumputan 366,48 2,49%

6 Pasir dan galian 15,27 0,10%

7 Situ dan danau / tambak / kolam 137,43 0,93%

8 Tanah kosong 809,31 5,50%

14.719 100,00%

Tabel 5.1

Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Jumlah

Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Page 56: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 47

Gambar 5.1. Penggunaan Lahan di

Kota Tangerang Selatan pada tahun

2008

(Sumber : Kompilasi Data untuk

Penyusunan RTRW Kota Tangerang

Selatan, 2008)

Page 57: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 48

Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar

yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Hingga tahun 2010,

terdapat 193 kawasan perumahan baik yang berdiri sendiri atau berupa klaster dari

lingkup kawasan perumahan skala besar.

Pertanian dan Peternakan

Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah,

tanaman palawija, buah-buahan dan tanaman hias. Komoditas tanaman hias banyak

terdapat di tiga kecamatan yaitu Serpong, Pamulang dan Setu.

Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi

yang beraneka ragam. Menurut Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang

Selatan, ada beberapa jenis ternak yang dipelihara di masyarakat. Ternak besar

terdiri dari sapi, kerbau dan kuda dengan didominasi oleh sapi potong dengan

populasi 4.102 ekor yang tersebar di semua kecamatan. Ternak kecil yang dipelihara

adalah domba, kambing dan babi dan dinominasi kambing dengan populasi sebesar

14.763 ekor. Unggas terdiri dari itik dan ayam.

No Jenis SerpongSerpong

Utara

Pondok

ArenCiputat

Ciputat

TimurPamulang Setu

Kota Tangerang

Selatan

1 Kerbau 13 10 49 188 42 206 46 554

2 Sapi Potong 92 17 400 326 147 2.947 173 4.102

3 Sapi Perah - - - - - - - -

4 Kuda - - - - 1 8 - 9

5 Domba 140 61 349 764 205 1.573 65 3.157

6 Kambing 418 529 5.999 1.944 661 1.113 4.099 14.763

7 Babi - - - - - - 36 36

8 Itik - - 2.805 22.589 139 19.131 1.539 46.203

9 Ayam

- Oleh Pengusaha Ayam Ras - - 13.000 80.000 - - - 93.000

- Oleh Masyarakat 98.256 758.941 261.500 224.300 N.A. 69.300 56.000 1.468.297

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, 2010

Tabel 5.2

Populasi Ternak Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Page 58: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 49

SerpongSerpong

Utara

Pondok

ArenCiputat

Ciputat

TimurPamulang Setu Tangsel

1 Padi Sawah 259,0

- Sawah Irigasi / Teknis - - - - - - - -

- Sawah tadah Hujan 51,0 57,0 75,0 45,0 - - 31,0 259,0

2 Tanaman Palawija 500,2

- Jagung 8,5 3,2 13,1 16,2 6,6 20,3 5,0 72,9

- Kacang Tanah 9,0 6,1 12,3 15,1 6,9 24,1 35,6 109,1

- Ubi Jalar 5,0 1,5 2,5 5,1 2,3 8,9 4,0 29,3

- Singkong 10,3 8,9 19,0 - 6,4 24,0 9,0 77,6

- Sayuran 8,1 10,9 96,0 28,1 22,8 37,5 7,9 211,3

3 Tanaman Buah-buahan 123,2

- Rambutan 5,0 4,0 5,5 - 4,0 2,0 5,0 25,5

- Pepaya - - 1,2 8,0 - 3,0 - 12,2

- Mangga 5,0 - 1,5 5,0 - - 5,0 16,5

- Jambu - - - - - 2,0 - 2,0

- Belimbing - - - - - 5,0 - 5,0

- Pisang 8,0 5,0 13,0 15,0 6,0 5,0 10,0 62,0

4 Tanaman Hias 49,7

- Anggrek Pot 4,0 - - - - 3,0 1,7 8,7

- Anggrek Tanah - - - - - 17,0 - 17,0

- Anturium 1,0 - - - - - 1,0 2,0

- Bromelia - - - - - 2,0 - 2,0

- Tanaman Hias Daun 5,0 2,5 4,7 1,8 1,5 2,0 2,5 20,0

Luas Lahan Pertanian Per Komoditas

Dalam Satuan Hektar

Tahun 2009

Komoditas

Tabel 5.3

Page 59: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 50

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan.

Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur,

Situ Kayu Antap, Situ Rompong, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok

Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Secara umum, situ-situ tersebut mengalami

penyusutan air dan pendangkalan pada bagian tepi yang terutama disebabkan oleh

sedimentasi. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir

Maret 2009.

No Nama Situ KecamatanLuas Situ

(Ha)Kapasitas (m3) Status/ Kewenangan

1 Situ Parigi Pondok Aren 5,25 10.500 Pusat/ Provinsi

2 Situ Bungur Ciputat 3,25 6.500 Pusat/ Provinsi

3 Situ Kayu Antap Ciputat 1,63 3.260 Bermasalah

4 Situ Rompong Ciputat Timur 1,74 3.480 Pusat/ Provinsi

5 Situ Legoso Ciputat 4,00 8.000 Hilang

6 Situ Gintung Ciputat Timur 21,49 42.980 Dalam proses

revitalisasi

7 Situ Pamulang Pamulang 25,32 50.640 Pusat/ Provinsi

8 Situ Ciledug Pamulang 31,44 62.880 Pusat/ Provinsi

9 Situ Pondok Jagung Serpong Utara 7,95 15.900 Pusat/ Provinsi

Kota Tangerang Selatan 102,07 204.140

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan, 2009

Tahun 2009

Situ di Kota Tangerang Selatan

Tabel 5.4

Page 60: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 51

Potensi Bencana

Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang

bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat

di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan. Titik-titik

lokasi rawan banjir di beberapa Kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5.

Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi dengan Situ

Gintung akibat jebolnya tanggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ yang

permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman.

No Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamatan 1 Perum Puri Bintaro Indah Luapan sekunder Ciledug Jombang Ciputat

2 Perum Ciputat Baru Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

3 Perum Graha Permai Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

4 Perum Sarua Indah Luapan saluran sekunder Ciledug Serua Ciputat

5 Perum Sarua Makmur Luapan saluran sekunder Ciledug Serua Ciputat

6 Perum Pondok Hijau Luapan kali Ciputat Cempaka Putih Ciputat Timur

7 Perum Cirendeu Permai Luapan kali Pesanggrahan Cirendeu Ciputat Timur

8 Perum Inhutani Luapan kali Ciputat Cipayung Pamulang

9 Bukit Pamulang Indah (BPI) Luapan kali BPI Pamulang Barat Pamulang

10 Perum Cipayung Mas Luapan kali Ciputat Pondok Cabe Udik Pamulang

11 Perum Jurang Mangu Timur Penyumbatan sampah, karena adanya

lintasan kabel

Jurang Mangu Barat Pondok Aren

12 Perum Taman Mangu Indah Penyempitan kali Ciputat, tingginya

debit air

Jurang Mangu Barat &

Pondok Aren Pondok Aren

13 Mekarsari RT 10, 13, 14, 15 Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren 14 Perum Wadas Sari Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren 15 Perum SEKNEG Luapan kali Angke Pondok Kacang Barat Pondok Aren 16 Perum Kacang Prima Jembatan terlalu rendah dan

menyempit

Pondok Kacang Timur Pondok Aren

17 Perum Villa Bintaro Regensi Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren 18 Perum Pondok Mahartha Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren 19 KM 03 Tol Bintaro - Serpong Penyumbatan saluran pembuang

drainase tol

Tol Serpong-Bintaro Pondok Aren

20 Kali Ciater (jembatan 3) Aliran air terhalan jembatan &

pendangkalan Lengkong Wetan &

Lengkkong Karya

Serpong Utara

21 Perum Duta Bintaro Penyempitan kali Pondok Jagung Paku Jaya Serpong Utara

22 Depan PUSDIKLANTAS Gorong-gorong saluran terlalu kecil Pondok Jagung Timur Serpong Utara

23 Saluran Cipeucang Penyempitan & luapan kali CipeucangKedemangan & Serpong Setu

Sumber: Dinas Bina Marga & Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010

Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan

Tabel 5.5

Page 61: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 52

Bencana Situ Gintung

Situ Gintung terletak di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur dengan luas

21,49 Ha. Sebelum terjadi bencana, situ telah mengalami pendangkalan pada

bagian tepi.

Bencana jebolnya tanggul Situ Gintung terjadi pada hari Jumat tanggal 27 Maret

2009. Bencana terjadi akibat hujan lebat yang berlangsung lama dengan curah

hujan yang tinggi di bagian hulu. Selain itu, retakan-retakan pada tubuh tanggul

sebelum terjadi bencana dan adanya limpasan air pada mercu tanggul yang

meresap ke dalam tubuh tanggul. Bagian tanggul yang jebol adalah selebar ± 65 m,

yang diikuti dengan gerakan tanah (longsoran).

Bencana tersebut masih meninggalkan akibat yang harus ditanggulangi. Areal yang

terkena dampak adalah seluas 13,3 Ha yang meliputi 2 kampung yaitu Kampung

Gintung dan Kampung Poncol yang terletak di kota Tangerang Selatan serta

sebagian wilayah DKI Jakarta. Korban jiwa pada peristiwa tersebut mencapai 81

orang dan 3 orang belum ditemukan, sedangkan 337 anak usia sekolah turut

menjadi korban. Jumlah rumah tangga (RT) yang menjadi korban adalah sebanyak

316 RT atau 915 orang yang tersebar di 8 wilayah RT dan 3 RW. Jumlah rumah yang

terendam dan rusak adalah sebanyak 195 unit.

Penanganan bencana yang telah dilakukan meliputi penyediaan hunian sementara,

penyaluran bantuan bagi korban bencana, pelayanan psikososial bagi korban

bencana di trauma center, penataan kawasan termasuk penataan ruang,

pembangunan tanggul dan penataan saluran. Pembangunan tanggul dilakukan oleh

Departemen Pekerjaan Umum dan direncanakan dilaksanakan pada Desember

2009 hingga Desember 2010. Proses pembebasan tanah telah mulai dilakukan

dengan penyepakatan harga pembebasan lahan. Selain itu juga direncanakan

penyediaan permukiman berupa pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) bagi

para korban.

Page 62: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 53

Bab 6

Ekonomi dan Keuangan

Industri, Perdagangan dan Jasa

Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian

Kota Tangerang Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan

dengan sektor primer seperti sektor pertanian. Berdasarkan data Penanaman Modal

Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terdapat beberapa jenis

industri dan yang terbanyak adalah industri kertas, percetakan dan penerbitan dan

industri alat elektronika dan komponennya, alat listrik dan komponennya masing-

masing sebanyak 8 unit perusahaan. Nilai investasi PMA lebih besar dibandingkan

dengan PMDN. Nilai PMDN adalah sekitar dua ratus milyar rupiah sedangkan PMA

lebih dari 24 trilyun rupiah.

Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi

perekonomian Kota Tangerang Selatan. Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar

hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol

adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama seperti

Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan,

Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang –

Ciputat, Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat

Raya).

Page 63: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 54

Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern

maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar

tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit,

yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2,

Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung

Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah

25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima.

Koperasi

Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan

(Kopkar), koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara

keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.

Rupiah Dolar AS

PMA 81 1.006.204.368.500 2.578.913.377,00

PMDN 13 210.130.276.000 -

J U M L A H 94 1.216.334.644.500 2.578.913.377,00

Tabel 6.1

Jumlah Investasi

Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri

Tahun 2009

Status Jumlah PerusahaanInvestasi

Page 64: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 55

NO JENIS INDUSTRI/PERDAGANGAN/JASA JUMLAH PERSENTASE

1 Industri kulit, tas, sepatu, alas kaki dan aksesorisnya 4 4,26%

2 Industri plastik dan karet 2 2,13%

3 Industri garment 2 2,13%

4 Industri tekstil 0 0,00%

5 Industri kertas, percetakan dan penerbitan 8 8,51%

6 Industri kendaraan bermotor dan komponeNnya 3 3,19%

7 Industri alat angkut dan transportasi 0 0,00%

8 Industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi 4 4,26%

9 Industri alat elektronika dan komponennya, alat

listrik dan komponennya

8 8,51%

10 Industri kayu, cat dan perekat 1 1,06%

11 Industri kaca dan keramik 2 2,13%

12 Industri metal logam dan mesin 4 4,26%

13 Industri makanan 0 0,00%

14 Industri alat bahan bangunan dan konstruksi 7 7,45%

15 Perdagangan eksport import, jasa dan distributor 26 27,66%

16 Lainnya 23 24,47%

94 100,00%

Tabel 6.2

Jumlah Jenis Industri/Perdagangan/Jasa

Tahun 2009

TOTAL

pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri

Page 65: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 56

Pasar

Modern

Pasar

TradisionalBank BPR

KUD /

Koperasi

Kompleks

RukoMinimart

1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8

2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3

3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13

4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13

5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23

6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4

7 Setu 1 2 1 1 0 0 7

8 8 61 4 1 60 71

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 6.3

Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

No Nama Pasar Lokasi KondisiKomoditi Yg

Dijual

Jumlah

Kios

Jumlah

Los

Pedagang

Kaki Lima

Luas Areal

(M2)

Status

TanahKet.

1 Pasar Ciputat Kec.

Ciputat

Cukup

Baik

Sembako,

sandang,

1.136 386 608 5.670 Milik

Pemkab

3 Lantai

2 Pasar

Jombang

Kec.

Ciputat

Kurang

Baik

Sembako,

sandang,

perhiasan

195 21 188 6.095 Milik

Pemkab

2 Lantai

3 Pasar Ciputat

Permai

Kec.

Ciputat

Kurang

Baik

Sembako 12 40 366 1.000 Milik

Pemkab

2 Lantai

4 Pasar Bintaro

Sektor 2

Kec.

Pondok

Kurang

Baik

Sembako,

sandang

23 95 8 830 Milik

Pemkab

Sedang

dibangun

5 Pasar Serpong Kec.

Serpong

Baik Sembako,

sandang,

600 323 625 8.730 Milik

Pemkab

Dibangun

2007

6 Pasar Gedung

Hijau

Kec.

Serpong

Kurang

Baik

Sembako -- 10 -- 3.396 Milik

Pemkab

Tidak

digunakan

JUMLAH 1.966 875 1.795 25.721

Tabel 6.4

Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah

Di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009 dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Tangerang Selatan, 2010

Page 66: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 57

No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan

1 Ciputat Kopkar, KSP,

2 Ciputat Timur KSU, KPRI

3 Serpong Kopkar, KSP,

4 Serpong Utara KSU, KPRI

5 Setu 26 650 Kopkar, KSP,

6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI

7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU,

KPRI

JUMLAH 330 24.553

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 6.5

Koperasi Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

113 9.605

76 11.400

Perkembangan PDRB

Pada tahun 2009, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.10.127.849,79 Juta

sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar Rp.4.947.866,89 Juta. Angka-angka

tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2008 yang sebesar

Rp.8.931.176,87 Juta dan PDRB adh konstan yang sebesar Rp.4.560.506,50 Juta.

Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun

2009, berdasarkan PDRB adh konstan, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah

sebesar 8,5%. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2009 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel,

restoran dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat

signifikan. Secara keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan

menunjukkan pertumbuhan positif.

Page 67: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 58

Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2009 mencapai 1.111.405

orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp.9,112 Juta sedangkan PDRB

per kapita adh konstan adalah Rp. 4,451 Juta, meningkat dari angka pada tahun 2008

yang sebesar Rp. 4,262 Juta. Jika dilihat per kecamatan, total PDRB adh berlaku

terbesar adalah di Ciputat Timur, yaitu sebesar Rp. 2.894.871 juta dan yang terkecil

adalah di Setu dengan nilai Rp.356.451 juta. Namun, jika dilihat dari PDRB per kapita

yang paling besar ternyata Serpong Utara dengan Rp.19.627.704,06 dan yang

terkecil adalah Pondok Aren dengan Rp.4.376.738,75.

2 0 0 8*) 2 0 0 9**)Laju

Pertumbuhan

a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rp) 8.931.176,87 10.127.849,79

b. PDRB atas dasar harga konstan 2000 (Juta Rp) 4.560.506,50 4.947.866,89 8,5%

c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) 1.069.873 1.111.405 3,9%

d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp) 8.347.888,32 9.112.654,51

e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan

2000 (Rp)4.262.663,19 4.451.902,67

4,4%

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tahun 2008 - 2009

Kota Tangerang Selatan

Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita

Tabel 6.6

URAIAN

Page 68: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 59

No. LAPANGAN USAHA 2 0 0 8*) 2 0 0 9**)

1 Pertanian, Peternakan, Perkebunan Dan Perikanan 80.553,93 85.852,88

2 Pertambangan Dan Penggalian 2.000,84 2.329,84

3 Industri Pengolahan 1.523.643,32 1.597.109,90

4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 333.727,13 353.223,41

5 Bangunan 612.900,47 727.978,59

6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 2.764.649,33 3.169.264,08

7 Pengangkutan Dan Komunikasi 1.243.504,52 1.480.574,95

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.121.421,73 1.284.263,73

9 Jasa-Jasa 1.248.775,60 1.427.252,42

Produk Domestik Regional Bruto 8.931.176,87 10.127.849,79

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 6.7

Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008 - 2009 (Juta Rupiah)

Jumlah Penduduk

Pertengahan Tahun 2009

(Orang)

PDRB per kapita

(Rupiah)

Juta Rupiah Persen

Setu 356.451,41 3,52% 62.871 5.669.568,07

Serpong 2.112.765,32 20,86% 107.642 19.627.704,06

Pamulang 1.279.511,79 12,63% 259.298 4.934.522,39

Ciputat 880.430,94 8,69% 170.018 5.178.457,20

Ciputat Timur 2.894.870,57 28,58% 169.079 17.121.408,16

Pondok Aren 1.129.006,02 11,15% 257.956 4.376.738,75

Serpong Utara 1.474.813,74 14,56% 84.541 17.444.952,65

Jumlah 10.127.849,79 100,00% 1.111.405 74.353.351,28

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2010

Tabel 6.8

Produk Domestik Regional BrutoA.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan

Tahun 2009

KecamatanJumlah

Page 69: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 60

Struktur Ekonomi

Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2009 adh berlaku,

struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier,

yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-

jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi

hampir 72,68%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air

bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,45%, dan sektor primer

(pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi

kurang dari 0,87%. Jika dilihat kecenderungan tahun 2008 dan tahun 2009,

meskipun seluruh sektor menunjukan peningkatan, sektor tersier

meningkat kontribusinya sedangkan sektor primer dan sekunder menurun

kontribusinya.

Gambar 6.1. Grafik persentase peranan sektoral terhadap pembentukan

PDRB Kota Tangerang Selatan adh Berlaku Tahun 2009

Page 70: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 61

KELOMPOK SEKTOR 2 0 0 8*) 2 0 0 9**) Laju Pertumbuhan

ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1. PRIMER 82.554,77 88.182,72

2. SEKUNDER 2.470.270,92 2.678.311,90

3. TERSIER 6.378.351,18 7.361.355,17

T O T A L 8.931.176,87 10.127.849,79

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

1. PRIMER 48.014,87 48.929,67 1,9%

2. SEKUNDER 1.344.374,74 1.408.820,54 4,8%

3. TERSIER 3.168.116,88 3.490.116,68 10,2%

T O T A L 4.560.506,50 4.947.866,89

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 6.9

Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor

Kota Tangerang Selatan

Ketenagakerjaan

Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara

menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak

tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain

untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan

kerja adalah sebesar 62,61% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas

dengan penduduk yang bekerja sebesar 55,81% sedangkan pengangguran sebesar

6,8%. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha,

sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran

yaitu sebesar 45,46%, sektor industri 18,50%, sektor jasa-jasa 12,74% dan sektor

pengangkutan & komunikasi 11,22%. Sektor-sektor lain dengan penyerapan tenaga

Page 71: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 62

kerja kurang dari 10% adalah sektor pertanian 1,40%, bangunan dan konstruksi

sebesar 9,55%, sektor bank, persewaan & jasa perusahaan 0,74% , sektor listrik, gas

& air bersih 0,26% dan sektor pertambangan & penggalian 0,13%.

No. Lapangan Usaha Distribusi (%)

1 Pertanian 1,40%

2 Pertambangan & Penggalian 0,13%

3 Industri Pengolahan 18,50%

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,26%

5 Bangunan / Konstruksi 9,55%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 45,46%

7 Pengangkutan & Komunikasi 11,22%

8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 0,74%

9 Jasa-jasa 12,74%

100,00%

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009

Jumlah

Tabel 6.10

Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi

Tahun 2008

Kota Tangerang Selatan

Keuangan Daerah

Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyusun

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang berisi rencana pendapatan, belanja

serta pembiayaan daerah.

APBD 2009

Pendapatan

Dalam APBD Tahun Anggaran 2009, pendapatan daerah hanya berasal dari

lain-lain pendapatan daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak

dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi

Page 72: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 63

atau pemerintah daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan pendapatan asli daerah,

baik pajak maupun retribusi, masih masuk ke dalam pendapatan daerah Pemerintah

Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana

perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum

maupun dana alokasi khusus, karena peraturan mengenai dana perimbangan

ditetapkan sebelum ditetapkannya Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. Dalam perkembangannya,

pendapatan asli daerah sudah dapat diterima langsung oleh Pemerintah Kota

Tangerang Selatan, tidak lagi seperti asumsi awal yang harus masuk ke dalam kas

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, total pendapatan daerah

Kota Tangerang Selatan direncanakan sebesar Rp.191.699.005.762,00 yang berasal

dari pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah. PAD berasal dari pajak, retribusi daerah dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besar target PAD adalah sebesar

Rp.25.367.150.025,00 yang berasal dari pajak sebesar Rp.15.397.425.025,00,

retribusi Rp.9.219.725.000,00 dan lain-lain PAD yang sah Rp.750.000.000,00.

Dana Perimbangan. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan

dana perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi

umum maupun dana alokasi khusus, oleh karenanya target capaian untuk dana

perimbangan adalah nol.

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Lain-lain pendapatan

daerah yang sah berasal dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan

pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah

daerah lainnya. Pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00, bagi hasil pajak dari

provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.131.331.855.737,00 dan bantuan

Page 73: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 64

keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar

Rp.20.000.000.000,00.

Pendapatan hibah seluruhnya berasal dari Pemerintah Kabupaten

Tangerang, sedangkan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah

lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah Propinsi Banten sebesar

Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai dengan

yang ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi

Banten juga memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp.

Rp.15.000.000.000,00.

Belanja

Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar

Rp.191.698.355.762,00 yang dialokasikan untuk belanja seluruh SKPD Kota

Tangerang Selatan.

Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar

Rp.137.997.533.096,00 dengan rincian belanja pegawai sebesar 25.439.759.820,00,

belanja barang dan jasa Rp.67.035.480.416,00 dan belanja modal

Rp.45.522.292.860,00.

Belanja Tidak Langsung. Tahun 2009, belanja tidak langsung

dialokasikan sebesar Rp.53.700.822.666,00. Dari jumlah tersebut, sebesar

Rp.37.999.149.862,20 merupakan belanja pegawai; Rp.9.783.787.000,00 merupakan

belanja hibah yang diperuntukkan bagi Bantuan Operasional Pendidikan Daerah dan

untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp.4.917.885.803,80 merupakan

belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi

kemasyarakatan; dan Rp.1.000.000.000,00 merupakan belanja tidak terduga. Tidak

ada rencana alokasi untuk belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil dan

belanja bantuan keuangan.

Page 74: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 65

Pembiayaan

Dari segi pembiayaan, tidak ada kebijakan untuk mendapatkan penerimaan

maupun melakukan pengeluaran pembiayaan. Belum ada sisa lebih perhitungan

anggaran daerah tahun 2008, pencairan dana cadangan, serta penerimaan piutang

daerah karena Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009 merupakan perubahan dari

rencana penganggaran pertama yang disusun Pemerintah Kota Tangerang Selatan

yaitu APBD Tahun Anggaran 2009. Selain itu, juga belum ada rencana penerimaan

pembiayaan dari penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah. Tidak ada

rencana pengeluaran daerah, baik dari pembentukan dana cadangan, penyertaan

modal (investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.

Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada

Tabel 6.11.

Page 75: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 66

Rp %

PENDAPATAN 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73

PENDAPATAN ASLI DAERAH 0,00 25.367.150.025,00 25.367.150.025,00 100,00

HASIL PAJAK DAERAH 0,00 15.397.425.025,00 15.397.425.025,00 100,00

HASIL RETRIBUSI DAERAH 0,00 9.219.725.000,00 9.219.725.000,00 100,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH

0,00 750.000.000,00 750.000.000,00 100,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

162.832.859.180,00 166.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,15

PENDAPATAN HIBAH 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 0,00 0,00

DANA BAGI HASIL PAJAK DARI

PROVINSI DAN PEMERINTAH

DAERAH LAINNYA

127.832.859.180,00 131.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,74

BANTUAN KEUANGAN DARI

PROVINSI ATAU PEMERINTAH

DAERAH LAINNYA

20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 0,00 0,00

Jumlah Pendapatan 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73

BELANJA 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73

BELANJA TIDAK LANGSUNG 59.083.451.280,00 53.700.822.666,00 (5.382.628.614,00) (9,11)

BELANJA PEGAWAI 43.159.187.441,20 37.999.149.862,20 (5.160.037.579,00) (11,96)

BELANJA HIBAH 8.853.787.000,00 9.783.787.000,00 930.000.000,00 10,50

BELANJA BANTUAN SOSIAL 6.070.476.838,80 4.917.885.803,80 (1.152.591.035,00) (18,99)

BELANJA TIDAK TERDUGA 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 0,00

BELANJA LANGSUNG 103.749.407.900,00 137.997.533.096,00 34.248.125.196,00 33,01

BELANJA PEGAWAI 19.516.960.620,00 25.439.759.820,00 5.922.799.200,00 30,35

BELANJA BARANG DAN JASA 54.015.653.457,00 67.035.480.416,00 13.019.826.959,00 24,10

BELANJA MODAL 30.216.793.823,00 45.522.292.860,00 15.305.499.037,00 50,65

Jumlah Belanja 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73

Surplus / (Defisit) (0,00) 650.000,00 650.000,00

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH

0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

DAERAH

0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Pengeluaran

Pembiayaan

0,00 0,00 0,00 0,00

Pembiayaan Netto 0,00 0,00 0,00 0,00

SISA LEBIH PERHITUNGAN

ANGGARAN (SiLPA) TAHUN

BERKENAAN

(0,00) 650.000,00 (650.000,00)

UraianSebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

Bertambah /(Berkurang)

Tabel 6.11

Tahun 2009

Ringkasan Perubahan APBD Kota Tangerang Selatan

Page 76: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 67

APBD 2010

Pendapatan

Dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2010, pendapatan daerah berasal

dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah. Target PAD adalah sebesar Rp.110.366.185.000,- yang berasal dari

pajak, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besar dana

perimbangan Kota Tangerang Selatan adalah Rp.458.282.516.311,745,- yang berasal

dari bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum sebesar dan dana

alokasi khusus. Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebesar

Rp.226.790.716.257,- berasal dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi

dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau

pemerintah daerah lainnya.

Belanja

Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar

Rp.830.239.232.361,74 yang dialokasikan untuk belanja langsung dan tidak langsung

Kota Tangerang Selatan.

Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar

Rp.410.463.883.477,- dengan rincian belanja pegawai sebesar Rp.72.022.136.200,-

belanja barang dan jasa Rp.156.107.932.537,- dan belanja modal Rp.182.333.814.740.

Belanja Tidak Langsung. Belanja tidak langsung dialokasikan sebesar Rp.

419.775.348.884,743,-. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 331.653.400.290,743,-

merupakan belanja pegawai; Rp.70.736.948.594,- merupakan belanja hibah yang

diperuntukkan bagi Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Tangerang Selatan dan

untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp. 4.785.000.000,-merupakan

belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi

Page 77: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 68

kemasyarakatan; Rp. 11.600.000.000,- merupakan belanja bagi hasil dan belanja

bantuan keuangan; dan Rp. 1.000.000.00,- merupakan belanja tidak terduga. Tidak

ada rencana alokasi untuk belanja bunga dan belanja subsidi.

Pembiayaan

Besar penerimaan pembiayaan adalah Rp. 34.799.814.793,- yang seluruhnya

berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun 2009. Tidak ada rencana

pengeluaran daerah, baik dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal

(investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.

Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada

Tabel 7.8.

Page 78: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 69

SEBELUM

PERUBAHAN

SETELAH

PERUBAHAN(Rp) %

PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah 88.002.147.993,00 110.366.185.000,00 22.364.037.007,00 25,41

Hasil Pajak Daerah 59.000.147.993,00 75.200.000.000,00 16.199.852.007,00 27,46

Hasil Retribusi Daerah 26.002.000.000,00 32.166.185.000,00 6.164.185.000,00 23,71

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah

3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0,00 0,00

Dana Perimbangan 395.414.035.000,00 458.282.516.311,75 62.868.481.311,75 15,90

Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi

Hasil Bukan Pajak

184.500.000.000,00 217.483.434.111,75 32.983.434.111,75 17,88

Dana Alokasi Umum 198.973.435.000,00 228.858.482.200,00 29.885.047.200,00 15,02

Dana Alokasi Khusus 11.940.600.000,00 11.940.600.000,00 0,00 0,00

Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah

180.340.767.587,00 226.790.716.257,00 46.449.948.670,00 25,76

Hibah 21.000.000.000,00 27.233.035.000,00 6.233.035.000,00 29,68

Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya

140.607.732.587,00 152.891.371.163,00 12.283.638.576,00 8,74

Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

0,00 34.166.310.094,00 34.166.310.094,00 100,00

Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya

18.733.035.000,00 12.500.000.000,00 (6.233.035.000,00) (33,27)

Tabel 6.12

RINGKASAN PERUBAHAN APBD

TAHUN ANGGARAN 2010

URAIAN

JUMLAH (Rp) BERTAMBAH /

(BERKURANG)

Page 79: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 70

SEBELUM

PERUBAHAN

SETELAH

PERUBAHAN(Rp) %

BELANJA DAERAH

Belanja Tidak Langsung 360.018.076.126,57 419.775.348.884,74 59.757.272.758,17 16,60

Belanja Pegawai 296.173.763.241,57 331.653.400.290,74 35.479.637.049,17 11,98

Belanja Hibah 45.050.000.000,00 70.736.948.594,00 25.686.948.594,00 57,02

Belanja Bantuan Sosial 5.110.000.000,00 4.785.000.000,00 (325.000.000,00) (6,36)

Belanja Bantuan Keuangan

Kepada Provinsi /

Kabupaten / Kota dan

Pemerintahan Desa

5.000.000.000,00 11.600.000.000,00 6.600.000.000,00 132,00

Belanja Tidak Terduga 8.684.312.885,00 1.000.000.000,00 (7.684.312.885,00) (88,48)

Belanja Langsung 326.315.706.512,00 410.463.883.477,00 84.148.176.965,00 25,79

Belanja Pegawai 61.411.511.500,00 72.022.136.200,00 10.610.624.700,00 17,28

Belanja Barang dan Jasa 122.254.044.941,00 156.107.932.537,00 33.853.887.596,00 27,69

Belanja Modal 142.650.150.071,00 182.333.814.740,00 39.683.664.669,00 27,82

JUMLAH BELANJA DAERAH 686.333.782.638,57 830.239.232.361,74 143.905.449.723,17 20,97

SURPLUS/(DEFISIT) (22.576.832.058,57) (34.799.814.793,00) (12.222.982.734,43) 54,14

PEMBIAYAAN DAERAH

Penerimaan Pembiayaan

Daerah

22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14

Jumlah Penerimaan

Pembiayaan Daerah

22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14

Pembiayaan Netto 22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14

SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN TAHUN

BERKENAAN (SILPA)

0,00 0,00 0,00 100,00

URAIAN

JUMLAH (Rp)BERTAMBAH /

(BERKURANG)

Page 80: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 71

Bab 7

Potensi Daerah Investasi daerah dapat ditingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik itu

berupa potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Hal lain

yang juga sangat penting adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya

dan menciptakan iklim yang kondusif dan mendukung investasi.

Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak geografisnya yang

strategis. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi

DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota

Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain

itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI

Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang

menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Dengan posisi

sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses yang bagus baik dari udara, karena

berbatasan dengan Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara

Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI

Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan,

Kota Tangerang Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring

Road/ JORR).

Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis, juga direncanakan akan

dibangun beberapa ruas jalan tol. Salah satunya yang sudah terealisasi adalah ruas

Page 81: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 72

jalan tol Kunciran - Serpong. Ruas jalan tol ini akan melintasi wilayah-wilayah yang

berada di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Wilayah-wilayah yang dilewati oleh ruas tol ini adalah Kunciran, Kunciran

Indah, Paku Jaya, Pondok Jagung Timur, Jelupang, Parigi Baru, Parigi, dan Jombang.

Ruas tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol lainnya yang sedang

direncanakan yaitu ruas Kunciran – Bandara, Jakarta - Tangerang, Jakarta – Serpong,

Serpong – Cinere, dan Cinere – JAGORAWI yang termasuk ke dalam jaringan

JORR 2.

Prasarana dan sarana penunjang lain yang telah tersedia di Kota Tangerang

Selatan, antara lain:

Kereta Api. Sebagai sarana transportasi massal, kereta api merupakan

andalan masyarakat Kota Tangerang Selatan yang menghubungkan Kota

Rangkasbitung - Kota Tangerang Selatan - Kota Jakarta dan sudah dengan jalur rel

ganda (double track). Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar

di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota

Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain wilayah Serpong

(Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok

Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta

rel listrik yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang.

Bis Antar Kota – Antar Propinsi. Sarana Transportasi ini juga

merupakan penggerak mobilitas masyarakat Kota Tangerang Selatan sebagai sarana

utama dalam kegiatan yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kota

Jakarta dan kota-kota lainnya. Saat ini juga sudah beroperasi feeder Bus Transjakarta

dengan trayek BSD – Jakarta, Pondok Aren (Bintaro Jaya) – Jakarta dan BSD –

Balaraja.

Angkutan Dalam Kota. Sarana Transportasi Dalam Kota merupakan

salah satu transportasi yang dijadikan andalan untuk aktivitas sehari-hari Masyarakat

Kota Tangerang Selatan.

Page 82: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 73

Pelayanan Perizinan

Terkait dengan penanaman modal, Kota Tangerang Selatan melakukan

pengaturan dan pengendalian dengan menyelenggarakan pelayanan perizinan yang

dipusatkan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T). Jenis-jenis pelayanan

tersebut terangkum dalam tabel berikut.

No Jenis Izin Penandatanganan Waktu

(hari)

1. Izin Lokasi (IL) Walikota 14

2. Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) Walikota/BP2T 13

3. Izin Reklame Walikota/BP2T 7

4. Pengesahan Site Plan Walikota/BP2T 14

5. Izin Layak Huni/ sertifikat laik fungsi Walikota/BP2T 14

6. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) (Kecuali Rumah

Tinggal & Renovasi)

Walikota 12

7. Izin Usaha Perindustrian dan Perdagangan Walikota 14

8. Izin Gudang (IG) Walikota 14

9. Izin Usaha Kepariwisataan dan Kebudayaan Walikota 7

10. Izin Gangguan/Keramaian Walikota 12

11. Upaya Pemantauan Lingkungan/ Upaya Kelola

Lingkungan (UPL/UKL)

Walikota 45

12. Izin operasional perusahaan penyediaan jasa

pekerja/buruh

Kepala BP2T 7

13. Penerbitan Izin lembaga bursa kerja,Izin LPTKS

danIzin lembaga penyuluh

Kepala BP2T 12

14. Izin Penyelenggaraan Parkir Kepala BP2T 14

15. Izin Penyelenggaraan kursus & kelembagaan Kepala BP2T 12

16. Izin Usaha Perdagangan (IUP) Kepala BP2T 14

17. Izin Usaha Waralaba Kepala BP2T 14

18. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Kepala BP2T 14

19. Tanda Daftar Perusahaan Kepala BP2T 14

20. Surat keterangan pengesahan pendirian koperasi Kepala BP2T 14

Sumber: Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, 2010

Tabel 7.1

Jenis-jenis Pelayanan Perizinan Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Page 83: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 74

Potensi Wisata

Di Tangerang Selatan terdapat beberapa lokasi kunjungan wisata. Jenis

wisata yang tawarkan beraneka ragam di antaranya wisata alam, wisata budaya,

wisata belanja dan wisata kuliner.

Wisata Alam dan Air

Beberapa lokasi wisata alam yang bisa dikunjungi di antaranya Wisata

Tanah Tingal dan Kandank Jurank Doank merupakan lokasi wisata alam yang

terletak di Ciputat. Ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan terutama oleh anak-

anak, mulai dari membuat keramik, mengenal jenis binatang, memberi makan

binatang, panen padi, flying fox, hingga bermain kano dan pengamatan burung

(birdwatching). Terdapat juga penginapan lengkap dengan kafe dan kolam renang.

Selain itu, juga terdapat taman/hutan kota di Serpong yang juga

dimanfaatkan sebagai lokasi rekreasi, seperti hutan kota di wilayah BSD, taman kota

yang terdapat di Jl. Letnan Sutopo dekat Sekolah Al-Azhar BSD dan taman kota yang

terletak di Taman Tekno, Buaran dekat MAN Insan Cendekia.

Wisata air, seperti kolam renang, pemancingan, taman air tersebar di

berbagai wilayah, seperti Family Park Kampung Aer di Alam Sutera, Serpong Utara;

Ocean Park di BSD, Serpong; serta kolam renang dan pemancingan yang terdapat di

banyak kecamatan. Hampir di semua kecamatan juga terdapat situ-situ yang dapat

dijadikan tempat rekreasi namun sebagian besar masih harus ditata ulang.

Wisata Belanja, Kuliner dan Hiburan

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan adalah wilayah urban dan

salah satu fenomena yang menyertai kehidupan urban adalah belanja dan kuliner.

Mulai dari Pamulang, Pondok Aren, Bintaro hingga Alam Sutera dan BSD, jajaran

restoran dan kafe bisa ditemukan di sepanjang jalan. Jenis kuliner yang bisa

Page 84: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 75

ditemukan sangat beragam dari makanan tradisional berbagai daerah, makanan cepat

saji, hingga fine dining.

Mal dan pusat perbelanjaan banyak terdapat di Kota Tangerang

Selatan. Beberapa pusat perbelanjaan besar di antaranya Pamulang Square dan

Karisma Pamulang di Pamulang; WTC Matahari BSD, Plaza BSD, BSD Junction, ITC

BSD dan Pasar Modern di Serpong. Selain itu juga ada Pasar Pagi yang hanya ada

pada hari Sabtu & Minggu pagi di Giant Supermarket Pamulang. Pusat belanja khusus

berupa sentra penjualan art furniture dan barang antik terdapat di Jalan Ciputat Raya,

Rempoa dan juga ada Bursa Tanaman Hias di Jl. Raya Buaran – Rawabuntu, Serpong.

Hotel dan penginapan yang dapat digunakan di antaranya Hotel Bintaro

di Pondok Aren, Hotel BSD, Hotel Santika dan Hotel Melati di Serpong dan

Serpong Utara, Wisma Tamu Puspiptek di Setu, Hotel Ciputat dan Pondok Wisata

Situ Gintung di Ciputat dan Ciputat Timur.

Bioskop yang dapat dikunjungi oleh para penikmat sinema adalah bioskop

yang merupakan jaringan 21 dan juga Blitzmegaplex dan terdapat di pusat-pusat

perbelanjaan besar, di antaranya 21 WTC Serpong, BSD XXI, 21 Bintaro Plaza, 21

Pamulang dan Blitzmegaplex Teraskota.

Pusat kebugaran dan arena ketangkasan berupa tempat pijat refleksi,

sauna, bilyar, dan sport center tersebar di berbagai kecamatan

Wisata Budaya

Budaya. Masyarakat Kota Tangerang Selatan memiliki budaya campuran

Betawi dan Sunda. Dalam keseharian, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia

dan bahasa Betawi atau bahasa Sunda. Oleh karena itu, kesenian masyarakat Kota

Page 85: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 76

Tangerang Selatan pun beraneka ragam sesuai dengan latar belakang budaya.

Karakter kesenian yang ada di Kota Tangerang Selatan adalah perpaduan antara seni

budaya Betawi dan Sunda. Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini

adalah Seni Musik Gambang Keromong dan Tari Krecek yang merupakan tarian

pergaulan yang banyak berkembang. Pada beberapa wilayah banyak yang masih

dihuni oleh pelaku kesenian seperti Lenong dan Topeng, seperti Bapak Bolot.

Acara kesenian modern seperti pergelaran musik juga kerap

diselenggarakan terutama di pusat perbelanjaan, sebagai contoh di Taman Jajan BSD

kerap diadakan pergelaran musik jazz yang dikenal sebagai Jajan Jazz.

Cagar Budaya. Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di

antaranya adalah bangunan peristiwa Lengkong di BSD, tugu peringatan

pertempuran Pahlawan Seribu di Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan

Belanda di Cilenggang. Bangunan lain yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-

rumah adat perpaduan budaya Cina dan Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat

dan rumah adat betawi yang banyak dijumpai di daerah Parigi dan Jombang.

Page 86: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 77

Gambar 7.1. Objek Wisata Air di Kota Tangerang Selatan

Gambar 7.2. Pusat Perbelanjaan dan Bioskop di Kota Tangerang Selatan

Gambar 7.3. Bentuk-bentuk kesenian di Kota Tangerang Selatan

Page 87: Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Profil Kota Tangerang Selatan 78

Bab 8

Penutup Demikianlah Profil Kota Tangerang Selatan ini dibuat untuk dapat

memberikan gambaran tentang kondisi sosial, kondisi ekonomi maupun kondisi

budaya Kota Tangerang Selatan kepada SKPD Kota Tangerang Selatan, instansi

pemerintah lain, masyarakat umum maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan

sehingga bisa dijadikan salah satu referensi baik dalam pengambilan kebijakan

maupun kebutuhan lain. Untuk masa mendatang, dalam penyusunan profil daerah

ataupun dokumen lain yang menggambarkan kondisi umum daerah, diharapkan

dapat menyajikan data yang lebih lengkap dan terkini.