buk i -...

129
i BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Upload: dangthien

Post on 06-Feb-2018

272 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

iBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 2: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXii

Page 3: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

iiiBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Kata Pengantar

Seminar Nasional Masyarkat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XX pertama kali diadakan di Bogor, pada tahun 1998. Semenjak itu, seminar dilakukan setiap tahun di kota-kota di Indonesia. Seminar MAPEKI XIX diadakan di Ambon (Oktober, 2016). Tahun ini Seminar Nasional MAPEKI XX dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 25 September 2017.

Tema Seminar Mapeki XX adalah “Kelestarian Hutan dan Produk Hasil Hutan untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Peserta mepresentasikan berbagai makalah dalam hal peran ilmu kayu dan hasil hutan dalam pembangunan Indonesia. Acara Seminar MAPEKI XX memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk diskusi dan bertukar ide, melakukan kerjasama dan membentuk jaringan.

Pembicara kunci untuk Seminar MAPEKI XX adalah 3 orang ahli dibidang birokrasi, keilmuan, dan bisnis di bidang kehutanan dan hasil hutan. Peserta MAPEKI XX sebanyak 112 orang yang termasuk peneliti, pihak industri hasil hutan, dan instansi pemerintah dari seluruh Indonesia.

Seminar MAPEKI XX diselenggarakan di Denpasar, Bali berurutan dengan penyelenggaraan 3 seminar Internasional yaitu 9th PRWAC, Annual Meeting IAWS, dan 9th International Symposium of IWORS. Bali terkenal sebagai tempat tujuan wisata di Indonesia dengan pemandangan yang indah. Peserta seminar memiliki kesempatan untuk menikmati kekayaan budaya dan sejarah masyarakat lokal yang ada di Bali.

Keberhasilan seminar ini tidak mungkin lepas dari dedikasi kerja banyak pihak. Kami berterima kasih kepada seluruh panitia atas kerja keras dan kerjasamanya. Dukungan finansial juga sangat penting dalam acara seminar ini dan diucapkan banyak terimakasih kepada beberapa perusahaan dan instansi yang menjadi sponsor dalam acara Seminar MAPEKI XX.

Hormat kami,

Tomy Listyanto, Ph.D

Ketua Seminar MAPEKI XX

Page 4: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXiv

Susunan Panitia Seminar Nasional MAPEKI XX

Panitia Pengarah:

1. Dr. Joko Sulistyo

2. Prof. Dr. Sri Nugroho Marsoem

3. Prof. Dr. T.A Prayitno.

4. Prof. Dr. Yusuf Sudohadi

5. Prof. Dr. Yusram Massijaya

6. Prof. Dr. Anita Firmanti

7. Dr. Wahyu Dwianto

8. Dr. Budiadi

9. Dr. Ganis Lukmandaru

Panitia:

Ketua : Dr. Tomy Listyanto

Sekretaris : Dr. Denny Irawati

Bendahara : Dr. Rini Pujiarti

Acara : Dr. Muhammad Navis R

Dr. Ragil Widyorini

Oka Karyanto, M.Sc

Dr. Y. Suranto

Dr. J.P. Gentur Sutapa

Dr. Sigit Sunarta

Harry Praptoyo, M.P.

Dr. Fanny Hidayati

Dr. Widyanto D. N.

Annisa P. M.Eng.

Kesekretariatan : Anindya Husnul H.

Andhika Ibnu Sina

David Usman

Dipta Dwi Pratiwi

Emmanuelle Gita

Erliana Chandra R.

Ersadarita Sembiring

Esther Dyah

Fuad Sumantri

Hyana Swargani

M. Aulia Umar

Naresvara Nircela P.

Novita R.

Rizka Ayu F.

Rizki Arisandi

Sri Dewi Dyah

Yudha Darmawan

Hanan Purana Putra

Arif Munandar, S.Sos

Susunan Panitia Seminar Nasional MAPEKI XX

Page 5: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

vBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 6: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXvi

Page 7: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

viiBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Peta Lokasi

Acara seminar bertempat di “HARRIS Hotel & Residences Sunset Road – Bali”. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke tempat seminar dapat menggunakan Taksi konvensional atau taksi online (grab, Go car, Uber) kira-kira 15 menit.

Sumber: Google

Peta Lokasi

Acara seminar bertempat di “HARRIS Hotel & Residences Sunset Road – Bali”. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke tempat seminar dapat menggunakan Taksi konvensional atau taksi online (grab, Go car, Uber) kira-kira 15 menit.

Sumber: Google

Peta Lokasi

Acara seminar bertempat di “HARRIS Hotel & Residences Sunset Road – Bali”. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke tempat seminar dapat menggunakan Taksi konvensional atau taksi online (grab, Go car, Uber) kira-kira 15 menit.

Sumber: Google

Page 8: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXviii

Denah Ruang Seminar

Denah HARRIS Hotel & Resideances Sunset Road

Denah Ruang Seminar

Denah HARRIS Hotel & Resideances Sunset Road

Page 9: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

ixBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

LANTAI 1 (1st floor)

LANTAI 3 (3rd floor)

Page 10: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXx

Jadw

al A

cara

Sem

inar

MAP

EKI X

X

Page 11: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

xiBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 12: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XXxii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... iiiSusunan Panitia Seminar Nasional MAPEKI XX .............................. ivSponsor ............................................................................................... vPeta Akses ........................................................................................... viiJadwal Acara Seminar MAPEKI 2017 ............................................... xDaftar Isi ............................................................................................. xii

v ABSTARK BIDANG A KONVERSI BIOMATERIAL ....................................................... 1

v BASTRAK BIDANG B REKAYASA BIOMATERIAL ...................................................... 29

v ABSTRAK BIDANG C SIFAT DASAR .............................................................................. 53

v ABSTRAK BIDANG D KEHUTANAN UMUM ................................................................ 77

v ABSTARK POSTER ..................................................................... 95

Daftar Peserta MAPEKI ..................................................................... 107

Indeks Penulis ..................................................................................... 113

Page 13: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

xiiiBUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 14: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

1BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

ABSTRAKBIDANG A

KONVERSIBIOMATERIAL

Page 15: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX2

Page 16: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

3BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

2

KB-U

Biosensor dari Nano Karbon dengan Sistem Moleculary Imprinted Polimar

Gustan Pari*, Adi Santoso1, Djeni Hendra1 Buchari2, Akhirudin Maddu3, Mamat Rachmat3, Muji Harsini4, Bunga Ayu Safitri4, Teddi Heriyanto5, & Saptadi Darmawan6

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Nano teknologi di bidang hasil hutan yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari lignoselulosa. Bahan baku utamanya adalah atom karbon yang berasal dari arang hasil karbonisasi lignoselulosa. Bahan baku yang digunakan adalah jati yang dikarbonisasi pada suhu 400oC , arang yang dihasilkan yang dilanjutkan dengan diaktivasi pada suhu 800oC dengan diaktivasi selama 60 menit dengan uap air dan kalium hidroksida (KOH) sebagai aktivator. Proses selanjutnya dilakukan interkalasi dengan logam nikel dan di karbonisasi lagi pada suhu 900oC selama 60 menit. Kualitas dan struktur karbon dievalusi menggunakan Pirolisis-gas kromatografi mass spectrofotometri(Py-GCMS), skening electron mikroskop-energi diperse spektrofotometer (SEM-EDS),X-ray diffraktometer (X-RD). Mutu arang aktif yang dihasilkan di uji sifat fisika dan kimianya. Biosensor dibuat dengan sistem moleculary imprinted polimer berbasis elektroda pasta karbon/MIP.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nano karbon dari lignoselulosa dapat dibuat biosensor dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP). Formula optimum yang dihasilkan terdiri dari campuran 15% MIP, 45% karbon dan 40% parafin yang menghasilkan faktornerns terbesar 49,7 mV/decade dan limit deteksi sebesar 1,02 x 10-6 M pada pH optimum 4. Biosensor yang dihasilkan dapat mendeteksi fruktosa dalam madu berbasis elektroda potensi ometri dengan sistem MIP.

Kata Kunci: nano karbon, biosensor,lignoselulosa, MIP

Page 17: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX4

3

KB-O 1-1

Arang Aktif Pirolisis Hidrotermal Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Bahan Katalis

Rina Novia Yanti1*, Erliza Hambali2, Gustan Pari3, Ani Suryani2

1*. Pengajar pada Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Riau dan mahasiswa sekolah Pasca

Sarjana IPB. 2. Pengajar pada Sekolah Pascasarjana IPB dan peneliti pada Surfactan Bioenergy Research Center

IPB 3. Peneliti pada Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Arang aktif yang berasal dari biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, karena memiliki porositas yang tinggi. Salah satu pemanfaatan arang aktif adalah sebagai bahan baku katalis. Arang aktif dalam penelitian ini berasal dari hasil samping produk bio oil tandan kosong kelapa sawit (TKKS ) melalui proses pirolisis hidrotermal (PHT) pada suhu 350 °C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik arang aktif yang dimpregnasi logam Nikel (Ni) sebagai bahan baku katalis dalam proses upgrading bio oil. Aktifasi arang TKKS hasil PHT menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 10 %, 15% dan 20 % yang direndam selama 24 jam, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 750 °C dan steam uap selama 60 menit. Aktifasi terbaik dari arang aktif selanjutnya diimpregnasi logam nikel dengan konsentrasi 1%, 2 %, 3 %. Karakteristik arang aktif/Ni yang diamati adalah analisis proksimat dan analisis kristalisasi katalismenggunakanX-rayDiffraction (XRD). Hasil karakteristik arang aktif impregnasi logam Nikel adalah kadar air 3,39 – 5,29 %, kadar abu 35, 46 – 41,73 %, kadar zat terbang 7,19 – 8,38 %, daya serap iodin244,28 mg/g, dan luas permukaan 21,32 - 41,74 m2/g. Kata Kunci: arang aktif, logam nikel, katalis,TKKS, pirolisis hidrotermal

Page 18: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

5BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

4

KB-O 1-2

Biochar dan Aplikasinya

Herman Siruru1*& Wasrin Syafii2

1Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon 2Jurusan Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Konversi termal menghasilkan produk cair seperti asap cair dan tar serta produk padat yang didominasi oleh unsur karbon yang kita kenal sebagai arang. Biochar merupakan produk konversi termal yang berbahan baku dari seluruh bagian tanaman dan limbah hewan. Biochar menjadi perhatian dunia karena pemanfaatan yang luas, ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.Istilah biochar lebih spesifik kepada produk konversi termal yang peruntukannya sebagai bahan pembenah tanah atau sebagai karbon negatif, walaupun demikian biochar memiliki manfaat yang lain seperti sebagai sumber sumber energi dan sebagai penyerap (adsorben). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa pemanfaatan biochar memiliki tingkat keberhasilan berbeda pada berbagai aplikasinya.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah faktor biochar itu sendiri.Biochar dapat diproduksi dengan berbagai metode seperti fast pirolisis, slow pirolisis dan metode hidro termal, dimana produk arang yang dihasilkan akan memiliki sifat-sifat yang berbeda. Selain metode, bahan baku juga menentukan sifat-sifat biochar. Aplikasi biochar sebagai pembenah tanah menggunakan bahan baku limbah hewan lebih baik dari pada limbah tanaman karena limbah hewan mengandung unsur haru untuk tanaman. Aplikasi biochar sebagai sumber energi menggunakan bahan baku dengan berat jenis lebih tinggi lebih baik dari bahan baku dengan berat jenis yang rendah sedangkan untuk aplikasi biochar sebagai penyerap dilakukan metode aktivasi kimia pada biomasa sebelum atau sesudah pengarangan.Dengan demikian penggunaan bahan baku dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan aplikasi biochar. Kata Kunci:adsorben, biochar, hidro, pirolisis, termal

Page 19: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX6

5

KB-O 1-3

Karakteristik Arang Aktif Bambu Kurang Dikenal Asal Jawa Barat

Heru S. Wibisono*& Djeni Hendra1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No 5 Bogor

Telp/Fax. (0251) 8633378/8633413

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Arang aktif merupakan bahan yang memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai penjernih air, penjerap gas dan bahan superkapasitor. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi arang aktif jenis bambu asal Jasinga, Jawa Barat. Proses pengarangan menggunakan tungku kubah dengan suhu 400oC kemudian diaktivasi pada suhu 800oC. Aktivasi arang bambu dilakukan dengan cara steam dan panas selama 120 menit dan ditambahkan H3PO4 sebesar 10%. Hasil Penelitian menyatakan bahwa rendemen arang aktif tertinggi terdapat pada perlakuan aktivasi dengan cara panas selama 120 menit dan penambahan H3PO4, yaitu sebesar 83,41%. Karakteristik arang aktif untuk tujuan adsorpsi disarankan menggunakan perlakuan steam selama 120 menit dan tanpa penambahan H3PO4 karena memiliki nilai daya serap Iod tersbesar yaitu 874,8 mg/g. Kadar karbon terikat terbaik terdapat pada perlakuan aktivasi steam dan penammbahan H3PO4 dengan nilai sebesar 84,02%. Kata kunci: aktivasi, arang aktif, bambu, jawa barat, karakteristik

Page 20: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

7BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

6

KB-O 1-4

Karakteristik Arang Aktif Dari Limbah Kulit Buah Aren (Aren gapinnata Merr)

Dwi Sukma Rini*, Febriana Tri Wulandari1& Sakmah1

Prodi Kehutanan Universitas Mataram Jl. Pendidikan No. 37, Mataram

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK Arang aktif merupakan salah satu produk karbonisasi biomasa yang memiliki permukaan pori yang luas untuk penyerapan. Arang aktif dapat dibuat dari berbagai biomasa yang memiliki karbon. Potensi bahan baku untuk pembuatan arang aktif di Indonesia sangat melimpah, tidak terkecuali yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Salah satu limbah perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku arang aktif adalah kulit buah aren. Selama ini buah aren dipanen hanya untuk diambil daging buahnya, sementara kulit buah aren belum dimanfaatkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sifat arang aktif dari kulit buah aren dengan perendaman dalam larutan H3PO410% dan suhu pengaktifan 6500C, 7500C, dan 850 0C.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu konsentrasi larutan ( H3Po40% dan H3Po4 10%) dan suhu aktivasi (6500C, 7500C, dan 850 0C) dengan jumlah masing-masing perlakukan 3 ulangan. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam pada taraf signifikansi 5 % dan diuji lanjut dengan tukey HSD.Untuk mengetahui kualitas arang aktif kulit buah aren, maka karakteristik arang aktif kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar SNI 06-3730-1995.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air, zatterbang, kadar abu, kadar karbon terikat, daya serap iod secara berturut-turut adalah 4,73%; 17,73%; 27,79%; 54,36%; dan 249,97mg/g. Hanya nilai kadar air dan zat terbang yang masuk dalam kriteria SNI 06-3730-1995. Interaksi antara konsentrasi asam fosfat (H3PO4) dengan suhu aktivasi berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap nilai kadar air dan daya serap iod arang aktif, faktor konsentrasi asam fosfat berpengaruh nyata terhadap semua sifat arang aktif kulit buah aren, sementara suhu aktivasi berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar abu, dan daya serap iodin. Karakteristik arang aktif terbaik diperoleh dari perlakuan perendaman dalam larutan H3PO4 10% dan suhu aktivasi 6500C. Kata Kunci :arang aktif, H3PO4, kulit aren, suhu aktivasi

Page 21: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX8

7

KB-O 2-1

Kadar Komponen Kimia Kayu Arang (Diospyros sp.)

Syahidah*, Djamal Sanusi1, Irwan Pasdar1

1*Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar komponen kimia kayu arang (Diospyros sp.),yaitu holoselulosa, selulosa, hemiselulosa, lignin, abu, dan zat ekstraktif yang terdiri atas kelarutan dalam air dingin, kelarutan dalam air panas dan kelarutan dalam alkohol benzen. Sampel kayu diperoleh dari Kabupaten Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.Sampel kayu kemudian diambil bagian teras dan gubalnya. Analisis kadar komponen kimia kayu dilakukan berdasarkan Standar TAPPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian teras kadar selulosa sebesar 38,58% dan gubal 41,64%; hemiselulosa 26,09% dan 20,75%, lignin 32,44% dan 27,28% serta kadar abu teras 3,33% dan gubal 2,33%. Kadar komponen tersebut pada bagian teras dan gubal berbeda nyata. Sebaliknya kadar zat ekstraktif yang terdiri atas kelarutan dalam air dingin, kelarutan dalam air panas dan kelarutan dalam alkohol benzen tidak berbeda nyata. Kelarutan dalam air dingin bagian teras sebesar 3,83% dan gubal 3,89%, kelarutan dalam air panas 7,06% dan 6,11% serta kelarutan dalam alkohol benzen teras sebesar 2,83% dan 3,28%.Berdasarkan klasifikasi komponen kimia daun lebar Indonesia, kadar selulosa, hemiselulosa, lignin, ekstraktif dan abu termasuk dalam kelas sedang. Berdasarkan analisis komponen kimianya, kayu arang berpotensi digunakan sebagai bahan bangunan dan mebel karena kadar selulosa, hemiselulosa, dan kadar ligninnya termasuk sedang. Kata Kunci: kayu arang, selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif

Page 22: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

9BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

8

KB-O 2-2

Kualitas Pulp dan Karakteristik Tandan Kosong Kelapa Sawit Varietas Tenera sebagai Bahan Baku Kertas

Ridwan Yahya*1, Yenny Sariasih2, Devi Silsia3, Nani Nuriyatin1

1Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jalan W.R. Supratman Kandang Limun

Bengkulu 38371 2Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jalan W.R. Supratman

Kandang Limun Bengkulu 38371. 3Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jalan W.R. Supratman

Kandang Limun Bengkulu 38371.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Secara nasional industri pulp dan kertas mengalami kekurangan bahan baku. Limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berjumlah sangat banyak dan mengandung lignoselulosa, karena itu limbah ini dapat dijadikan sebagai bahan baku industri tersebut. Karena daging buahnya lebih tebal, kelapa sawit varietas tenera lebih banyak ditanam masyarakat daripada varietas dura. Dimensi serat, komponen kimia dan sifat pulp material akan berpengaruh lansung terhadap proses, biaya dan kualitas kertas yang dihasilkan, sayangnya hingga saat ini belum ada informasi sifat-sifat tersebut untuk TKKS varietas tenera. Penelitian ini bertujuan mengkaji kecocokan TKKS varietas tenera sebagai bahan baku kertas berdasarkan sifat-sifat tersebut. Pengukuran dimensi serat dilakukan terhadap preparat maserasi yang dibuat dengan menggunakan Fraklin solution’s. Komponen kimia ditentukan mengikuti prosedur Tappi test methods. Pulp dibuat dengan metode kraft, kemudian dianalisa sifat-sifatnya dengan Tappi test methods dan Scan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material ini memiliki serat yang berdinding tipis (2.62 um) dengan panjang yang terkategorikan sedang (1059 um). Material ini mengandung ekstraktif (6.39 %) dan holoselulosa (63.97 %) yang terkategorikan tinggi dan lignin (21.49 %) yang rendah. Pulp yang dihasilkan memiliki rendemen (43,1%) dan kappa number (23.8) yang terkategorikan tinggi dan komsumsi alkali (9.1%) yang rendah. Secara keseluruhan material ini cocok sebagai bahan baku kertas. Kata Kunci: dimensi serat, komponen kimia, kualitas pulp, TKKS, varietas tenera

Page 23: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX10

9

KB-O 2-3

Kondisi Optimum Pengolahan Pulp Kayu Geronggang (Cratoxylum arborescen)

Yeni aprianis& Opik Taufik Akbar1*

1*Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan, Jl. Raya Bangkinang-Kuok

Km.9 Kotak pos 4/BKN-Riau

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Geronggang (Cratoxylum arborescen) merupakan salah satu jenis kayu lokal di lahan gambut Riau yang memiliki potensi sebagai bahan baku pulp. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi optimum pengolahan pulp kraft kayu geronggang. Geronggang diperoleh di hutan sekunder di Kabupaten Bengkalis. Sifat pengolahan pulp kraft yang diamati adalah rendemen pulp dan bilangan kappa. Kondisi pengolahan menggunakan alkali aktif 14, 16, dan 18 dengan sulfiditas 22, 25, dan 28%. Pada penelitian kondisi optimum diperoleh pada kondisi alkali aktif 18 % dengan sulfiditas 22%. Kondisi tersebut menghasilkan rendemen dan bilangan kappa berturut-turut adalah 43,67% dan 19,31. Kata Kunci: bilangan kappa, geronggang, kraft, rendemen pulp

Page 24: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

11BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

10

KB-O 2-4

Proses Kraft Pulp Bambu Duri Sumatera sebagai Bahan Baku Potensial Pembuatan Viscose Pulp

Kanti Dewi Rizqiani*, Eka Novriyanti2*, Dodi Frianto3

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km. 9 PO. BOX 4/BKN Bangkinang 28401, Indonesia

E-mail: 1*[email protected]; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK Sejauh ini, bambu duri Sumatera(Bambusa blumeana), belum dimanfaatkan secara ekonomi oleh masyarakat atau pebisnis. Untuk memberikan kualitas terbaik dari serat bambu pada umumnya dan dalam upaya untuk menentukan kesesuaian bambu berduri Sumatera untuk pembuatan viscose pulp, B. blumeana dihidrolisis dengan 0%, 2,5% dan asam asetat 5% sebelum dilakukan proses kraft. Analisis kimia pada serpih bambu pre-hidrolisis menunjukkan bahwa asam asetat 2,5% memberikan hasil optimum. Metode kraft dilakukan pada 3 tingkat alkali aktif (AA, 18%, 20% dan 22%) dan 3 tingkat sulfiditas (22%, 25% dan 28%). Analisis -cellulosepada metode kraft menunjukkan bahwa nilai holoselulosa dan lignin terbaik dihasilkan dengan perlakuan gabungan AA 20% dan sulfiditas 22%; AA 22% dan sulfiditas 22%; serta AA 22% dan sulfiditas 25% berturut-turut. Secara umum metode kraft dengan AA 22% dan sulfida 25% memberikan hasil optimal untuk bambu duri Sumatera ini. Rendemen yang dihasilkan dari perlakuan ini adalah 51,91%, reject 0,32%, bilangan kappa 13.11, kadar abu 0,52%, kadar ekstraktif 14,57%, holoselulosa -selulosa 79,08% dan kadar lignin 4,46% dan -cellulose93,72%. Kondisi kraft pulping ini dapat dipertimbangkan untuk prosedur pengamatan lebih lanjut terhadap kesesuaian bambu duri untuk pulp viscose. Kata Kunci: akali aktif, bambu duri, kraft, pre-hidrolisis, sulfiditas

Page 25: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX12

11

KB-O 3-1

Biodeteriorasidan Efisiensi Konversi Biologi Serbuk Gergajian Kayu Mangium Oleh Tigabelas Jamur Pelapuk

Sihati Suprapti* dan Djarwanto1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan,

Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor. 16610. Telp. (0251)-8633378, Fax. (0251)-8633413

*E-mail: [email protected] dan [email protected]

ABSTRAK

Kayu mangium (Acacia mangium) merupakan salah satu jenis pohon cepat tumbuh di hutan tanaman. Pengolahan kayu yang belum efisien menghasilkan limbah antara lain serbuk gergaji. Untuk memperkecil dampak lingkungan limbah tersebut maka diusahakan alternatif pemanfaatannya menggunakan jamur pelapuk kayu. Sebelum diinokulasi jamur, ke dalam serbuk gergaji ditambahkan dedak 15,0%, kapur 2,0%, gypsum 0,5%, urea0,5%, atau trisuperfosfat 0,5%, serta air suling secukupnya, laludisterilkan dengan autoklaf. Hasilnya menunjukkan bahwa pengurangan beratnya berkisar antara 1,91-2,63 % dalam waktu 4 minggu. Pengurangan berat yang tinggi terjadipada serbuk mangium yang diinokulasiPoria cocos, Hericium erinaceus, dan Pleurotus sajor-caju. Rata-rata nilai efisiensi konversi biologi serbuk gergaji mangium menjadi biomasa jamur adalah 48,55% (Pleurotusflorida), 46,59% (Hypsizygus ulmarius), 38,58% (P. flabellatus), 38,19% (Citrino peleatus), 29% (Clitocybe maxima), dan 28,56% (Auricularia polytricha). Kata Kunci: mangium, serbuk gergaji, strain jamur pelapuk, efisiensi konversi biologi

Page 26: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

13BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

12

KB-O 3-2

Pembuatan Bioetanol dari Tepung Sagu Aren (Arenga pinnata) dan Kirai (Metroxylon rumphii) Menggunakan Ragi Tradisional

Djarwanto*& Totok Kartono Waluyo1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan,

Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor. 16610. Telp. (0251)-8633378, Fax. (0251)-8633413

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sagu merupakan sumber bahan baku dalam produksi bioetanol. Namun demikian, produksi bioetanol yang dihasilkan dari tepung sagu masih dibawah ketela dan umbi, yaitu sekitar 90 liter setiap tonnya.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi ragi terpilih yang dapat mengkonversi bubur tepung sagu menjadi etanol.Tiga contoh ragi (A,B,C) dan ragi impor (kontrol) diuji dalam pembuatan bioetanol menggunakan tepung sagu aren (Arenga pinnata) dan kirai (Metroxylon rumphii). Hasil koleksi ragi di beberapa kota menunjukkan bahwa, mikroba yang dominan dalam ragi tersebut adalah Saccharomyces cereviceae, dan dijumpai fungi ikutan antara lain Mucor sp., Aspergillus sp., dan Rhizopus sp. Rendemen etanol sagu setelah diberi ragi A, B, C dengan konsentrasi 5% umumnya masih rendah dibandingkan dengan rendemen etanol yang diberi ragi impor, Rendemen tertinggi dijumpai pada sagu aren dan kirai masing-masing adalah 14,77 % dan 16,45%. Kata Kunci: bioetanol, fungi, kirai, ragi, sagu aren

Page 27: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX14

13

KB-O 3-3

Karakteristik Asap Cair Bambudan Aplikasinya Pada Tanaman

Sri Komarayati*, Gusmailina2& Jaojah3

1Peneliti Puslitbang Hasil Hutan. Bogor 2Penyuluh Kehutanan Kabupaten Cianjur

ABSTRAK Asap cair adalah larutan hasil kondensasi dari pembakaran bahan baku yang mengandungselulosa, lignin dan hemiselulosa. Asap cair mengandung komponen kimia anatara lain: asam asetat, fenol, metanol dan turunannya. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui komponen kimia dan sifat-sifat lainnya yang terkandung dalam asap cair bambu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair bambu mengandung asam asetat 0,70%; fenol 0,35%. pH 3,23; BJ 0,83 gr/ml. Dari hasil analisis GCMS diperoleh turunan asam, fenol dan lain-lain.Hasil aplikasi asap cair bambu pada tanaman di pesemaian dan anakan bakau, selain dapat memacu pertumbuhan juga dapat mencegah dan mengusir hama siput yang memakan daun anakan bakau. Demikian juga aplikasi asap cair pada anakan tanaman kurma tropis menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Kata Kunci:

Page 28: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

15BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

14

KB-O 3-4

Peningkatan Kadar Glukomanan melalui Pencucian Etanol pada Chip Porang (Amorphopalus muelleri) Basah

Gunawan Pasaribu 1*, Ade Heri Mulyati2, Maylan Hajrona Cova2

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 2Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan

Kampus Jl. Pakuan Tegallega Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Porang (Amorphopalus muelleri) merupakan produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) golongan umbi-umbian. Tanaman ini memiliki kadar glukomanan yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, pangan fungsional dan bahan baku obat. Permasalahan utama adalah bagaimana meningkatkan kadar glukomanan dan peningkatan kecerahan tepungsehingga memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Pada penelitian ini dilakukan teknik pencucian dengan Etanol konsentrasi 50% dengan rasio pelarut 1:15 selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit. Tahap kedua dilakukan perendaman dengan natrium metabisulfit 1000 ppm dan 2000 ppm dengan perbandingan 1:10 selama 30 menit. Pengukuran kadar glukomanan dilakukan dengan metode 3, 5 DNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Etanol 50% dengan perbandingan pelarut 1:15 dengan waktu kontak 30 menit menghasilkan tepung porang dengan kadar glukomanan terbaik sebesar 24.49% yang telah memenuhi kelas mutu II pada SNI Porang. Nilai kecerahan tertinggi tepung porang yang direndam dengan natrium metabisulfit dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu 69,53. Tepung porang yang dihasilkan memiliki kadar air 7.18%, kadar abu 3.12% , kadar lemak 1.05%, kadar pati 70.34%, kadar protein 6.89%, kalsium oksalat 5.19% dan serat pangan 37.71%. Kata Kunci: etanol, glukomanan, pangan, pencucian,porang

Page 29: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX16

15

KB-O 4-1

Uji Ekstrak Daun Kratom (Mitragyna speciosa Korth) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Schizophyllum commune Fries

Rabani, Muflihati*, Farah Diba1

1Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kratom (Mitragyna speciosaKorth) merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Kratom digunakan dalam obat rakyat sebagai stimulan pada dosis rendah, dan pada dosis tinggi dapat memiliki efek sedatif.Mitraginin merupakan alkaloid paling dominan yang ditemukan dalam kratom. Selain alkaloid, daun kratom juga mengandung senyawa bioaktif lain seperti saponin, flavonoid, triterpenoid, dan derivat glikosida. JamurSchizophyllum communeFries dikenal sebagai jamur pelapuk kayu yang dapat menyebabkan kayu kehilangan berat hingga 70%, dimana pertumbuhan jamur ini relatif mudah dan cepat. Salah satu upaya untuk menghambat pertumbuhannya dapat dilakukan dengan memberikan biopestisida yang berasal dari ekstrak daun kratom yang mengandung senyawa bioaktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji potensi ekstrak daun kratom dalam menghambat pertumbuhan S.commune. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Ekstrak daun kratom didapat dari hasil maserasi menggunakan pelarut etanol. Pengujian tingkat aktivitas penghambatan pertumbuhan jamur dilakukan menggunakan peracunan makanan dengan media PDA (potato dextrose agar). Konsentrasi ekstrak dibuat dalam 6 taraf yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukan tingkat aktivitas penghambatan pertumbuhan jamur pada konsentrasi 10% dan 8% memiliki daya hambat pertumbuhan > 75% (sangat kuat), konsentrasi 6% dan 4% memiliki daya hambat antara 50-75% (kuat), konsentrasi 2% memiliki daya hambat 25-50% (sedang)dan pada konsentrasi 0% (kontrol) tingkat penghambatannya 0% (tidak aktif). Hal ini berarti bahwa ekstrak daun kratom memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan jamur S. commune. Kata Kunci: ekstrak daun, Mitragyna speciosa, Schizophyllum commune, aktivitas

penghambatan pertumbuhan

Page 30: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

17BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

16

KB-O 4-2

Fitokimia, Aktivitas Antioksidan dan Analisis Komponen Kimia Kinca (Limonia acidissima)

R. Esa Pangersa Gusti* & Totok K. Waluyo1

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Jl. Gunung Batu No.5, Bogor 16610 Telp. 0251-8633378, Fax. 0251-8699413

*E-mail :[email protected]; [email protected]

ABSTRAK Buah Kinca (Limonia acidissima) merupakan tumbuhan buah, termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae) yang mempunyai aroma yang khas, sering juga disebut Java Cola karena rasanya yang mirip cola. Tumbuhan ini sebagian besar tumbuh di daerah tropis. Di Indonesia, Kinca banyak tumbuh di kawasan Bima, Nusa Tenggara Barat. Oleh masyarakat sekitar, Kinca banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.Informasi mengenai Kinca secara ilmiah dilakukan dengan menganalisa fitokimia, aktivitas antioksidan dan analisis komponen kimia. Bahan penelitian yang digunakan adalah ekstrak daging buah, kulit buah dan daun. Analisis fitokimia menunjukkan kinca mengandung triterpenoid dan fenolik. Aktivitas antioksidan kinca sebesar 10,23 ppm (daging buah), 26,01 ppm (daun) dan 34,91 ppm (kulit buah). Analisis kandungan kimia kinca menunjukkan pada daun kandungan komponen kimi a didominasi oleh 9,17-Octadecadienal, Hexadecanoic acid dan 1,2,3-Propanetriol; pada kulit buah 8-Octadecenoic acid, cis-Vaccenic acid dan Hexadecanoic acid; dan pada daging buah sebagian besar adalah cis-Vaccenic acid, Hexadecanoic acid dan 8-Octadecenoic acid. Kata Kunci :kinca, fitokimia, aktivitas antioksidan, komponen kimia

Page 31: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX18

17

KB-O 4-3

Pengaruh Bagian Tanaman Masoi (Cryptocarya massoia) dan Waktu Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Kandungan Bahan Aktif

Ina Winarni*

*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp./Fax. :

(0251) 8633378 / 8633413

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Tumbuhan masoi (Cryptocarya massoia) termasuk suku Lauraceae dan sampai saat ini hanya ditemukan di Indonesia Bagian Timur (Maluku dan Irian Jaya).Kulit masoi selama ini sudah digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Papua.Sampai saat ini, masyarakat belum mengolah kulit masoi menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi, tetapi sudah diperdagangkan dalam bentuk lembaran kulit kering terutama di kabupaten Merauke, Fak-fak dan Manokwari.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bagian pohon dan lamanya esktraksi terhadap rendemen ekstraksi dan kandungan bahan aktif masoi.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstraksi (maserasi) dengan pelarut metanol selama 48 dan 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan rendemen kulit masoi berkisar antara 3,8-16,8% dengan senyawa bahan aktif utama pada batang (63,11%) dan kulit (55,6%) adalah acid lactone dengan waktu maserasi 72 dan 48 jam. Sedangkan senyawa utama pada daun masoi adalah benzyl benzoate (28,3%) dengan waktu maserasi 72 jam. Kata Kunci :bahan aktif, batang, ekstraksi, kulit, masoi

Page 32: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

19BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

18

KB-O 4-4

Penapisan dan Uji Ekstrak Daun Kayu Tumih(Combretocarpus Rotundatus (Miq.) Danser) Terhadap Aktivitas Larvasida NyamukAedes Aegypti

Royda Dara Ertini Damanik1, Renhart Jemi*, Lies Indrayanti2

1. Mahasiswa Kehutanan Universitas Palangka Raya.

2. Jurusan Kehutanan Fakutas Pertanian Universitas Palangka Raya

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Daun kayu tumih memiliki potensi yang belum banyak diketahui masyarakat.Jenis ini sangat melimpah tetapi penggunaannya hanya terbatas.Penyebaran DBD oleh Aedes aegypti sudah meluas dan menyebabkan kematian.Pencegahan penyebaran DBD dilakukan dengan insektisida kimia tetapi tidak ramah lingkungan, sehingga dibutuhkan insektisida alam untuk penecegahanya.Dilatarbelakangi itu dilakukan penelitian penapisan dan uji ekstrak daun tumih terhadap aktivitas larvasida Aedes aegypti.Penelitian bertujuan mengetahui kandungan ekstrak daun tumih melalui uji fitokimia dan mengetahui kemampuan ekstrak daun tumihterhadap aktivitas larvasida Aedes aegypti sehingga didapat ekstrak daun tumih paling efektif terhadap aktivitas larvasida Aedes aegypti.Daun tumih di maserasi selanjutnya dilakukan fraksinasi betringkat dengan pelarut metanol, n-heksan, etil asetat dan etanol. Ekstrak metanol dilakukan uji fitokimia, dan setiap ekstrak dilakukan uji aktivitas larvasida nyamukAedes Aegypti. Data presentase penghambatan dianalisis probit untuk mendapatkan nilai LC(50). Ekstrak teraktif dilakukan analisis FTIR.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tumih berpengaruh terhadap mortalitas larva Aedes aegypti.Mortalitas tertinggi pada ekstrak metanol yaitu konsentrasi 50 ppm 30%.Pada ekstrak n-heksan kematian tertinggi pada konsentrasi 50 ppm yaitu 30%.Selanjutnya ekstrak etil asetat kematian tertinggi terdapat pada konsentrasi 25 ppm yaitu 60%.Persentase mortalitas tertinggi pada 75 ppm 35%. Kontrol positif keseluruhan ekstrak tidak menunjukkan adanya kematian atau 0 %. Kontrol negatif abate temephos (50 ppm) menunjukkan 100% kematian larva. Hasil analisis probit menunjukkan ekstrak daun tumih teraktif yaitu ekstrak etil asetat daun tumih dengan Probit LC50 yaitu 24,54 ppm.

Kata Kunci: ekstrak daun tumih, mortalitas, larvasida Aedes aegypti,probit, LC50

Page 33: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX20

19

KB-O 5-1

Potensi Limbah Serbuk Gergajian dan Sekam Padi sebagai Bahan Baku Wood Pellet Kualitas Tinggi untuk Konsumsi Rumah Tangga.

Ratri Yuli Lestari*, I Dewa Gedhe Putra Prabawa1

1Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru,

Jalan Panglima Batur Barat No 2 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70711 Indonesia.

*E-mail: [email protected].

ABSTRAK Wood pellet, energy terbarukan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar penghangat ruangan. Wood pellet untuk keperluan rumah tangga tentu harus mempunyai kualitas yang lebih bagus dibandingkan untuk kepentingan industri seperti misalnya mempunyai nilai kalor yang tinggi dan kadar abu serta Nitrogen yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan baku wood pellet yang mempunyai kadar abu dan Nitrogen yang rendah (0,7% dan 0,3%) dan mempunyai nilai kalori yang tinggi (16,5MJ/kgQ19MJ/kg) dari limbah serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari tempat pemotongan kayu dan limbah sekam padi (Oryza sativa). Limbah serbuk gergajian yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kayu akasia (Acacia mangium), jabon (Anthocephalus cadamba), mahoni (Swietenia mahagoni), ketapang (Terminalia catappa), dan sungkai (Peronema canescens). Limbah dikeringkan kemudian diuji kadar air, kadar abu, nilai kalori, sulfur, klorin, nitrogen, hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Berdasarkan hasil diuji diperoleh bahwa kayu jabon dan ketapang mempunyai kadar abu (0,48% dan 0,68%) dan Nitrogen (0,16% dan 0,26%), serta nilai kalor (16,76 MJ/kg dan 17,89 MJ/kg). Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua jenis kayu tersebut berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakuwood pellet kualitas tinggi untuk konsumsi rumah tangga. Kata Kunci: wood pellet, energy terbarukan, kalori, kadar abu, serbuk gergaji

Page 34: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

21BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

20

KB-O 5-2

Teknik Pemisahan Getah Pinus Hasil Sadapan Metode Bor

Sukadaryati*& Novinci Muharani1

*Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, JL.Gunung Batu No. 5 Bogor 16610.

1Peneliti pada Pusat Litbang Perhutani

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Inovasi akan peningkatan produksi getah pinus yang berkualitas namun dapat meminimalkan kerusakan batang pohon diperlukan untuk memenuhi kesinambungan hasil getah. Salah satu cara yang ditempuh dengan melakukan kegiatan penyadapan pohon pinus bocor getah dengan metode sadapan bor. Namun demikian terdapat kendala dalam hal pemisahan getah dari plastik penampungnya. Dalam tulisan ini akan diuraikan tentang teknik pemisahan getah pinus hasil sadapan bor yang efektif dan efisien. Metode penelitian berupa proses pemisahan (P) yang terdiri dari P1=dipanaskan dan P2=tidak dipanaskan; waktu simpan getah terdiri dari 50 hari (A); 30 hari (B) dan 22 hari (C). Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan dengan jumlah sampel sebanyak 36.Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemisahan getah dari plastik penampungnya dapat dilakukan semua metode yang dikaji. Penggunaan metode pemanasan pada suhu 70oC dengan pelarut terpentin : aquades = 50 : 50 % akan lebih baik digunakan berdasarkan hasil pengukuran kadar air yang relatif paling sedikit yaitu 43,96 %, serta dari segi waktu pemisahan memerlukan waktu yang menengah dibanding metode lainnya yaitu 45 – 60 menit, juga kebutuhan pelarut organik terpentin yang lebih sedikit dan untuk penggunaan aquades dapat disubtitusi dengan aquades yang lebih murah di pasaran. Kata Kunci: getah pinus, sadapan bor, pemisahan, plastik

Page 35: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX22

21

KB-O 5-3

Arang Kompos dan Asap Cair dari Limbah untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan dan Tanaman

Gusmailina*& Sri Komarayati1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Jl. Gunung Batu No.5 Bogor

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Arang kompos bioaktif (Arkoba) dan asap cair adalah produk yang dihasilkan dari teknologi arang terpadu. Dalam proses pengarangan akan timbul asap, dan jika asap didinginkan akan diperoleh cairan yang disebut asap cair, sehingga teknologi ini tergolong ramah lingkungan karena pembakaran tanpa/sedikit asap, Arang yang dihasilkan selanjutnya dipakai sebagai bahan pencampur kompos yang disebut Arkoba..Arkoba merupakan gabungan arang dan kompos yang dihasilkan melalui teknologi pengomposan dengan bantuan mikroba lignoselulotik yang tetap hidup di dalam kompos. Apabila diberikan ke tanah mikroba tersebut berperan secara hayati sebagai biofungisida untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit akar, sehingga disebut bioaktif. Selain bioaktif dan mengandung unsur hara mikro dan makro, arkoba mempunyai keunggulan karena keberadaan arang yang menyatu dalam kompos, sehingga bila diberikan pada tanah ikut andil dan berperan sebagai agent pembangun kesuburan tanah, sebab arang mampu meningkatkan pH tanah sekaligus memperbaiki sirkulasi air dan udara di dalam tanah. Sedangkan kandungan Asap cair seperti senyawa turunan acetat bertindak sebagai hormon tumbuh bagi tanaman, sementara senyawa fenol dan formaldehida sangat efektif untuk membasmi serta mengendalikan berbagai serangan hama dan jamur tanaman. Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa pemberian Arkoba dan Asap cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman hingga dua kali lipat, baik pada persemaian maupun di lapangan. Oleh sebab itu penerapan teknologi Arkoba dan Asap cair merupakan pilihan tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus tanaman. Aplikasi Arkoba dan Asap cair di persemaian sangat penting, karena dapat membantu menjadikan bibit lebih baik dan prima, karena kondisi bibit sangat menentukan profil tumbuh tanaman di lapangan kelak. Kata Kunci : arkoba, asap cair, limbah biomassa, persemaian, tanaman

Page 36: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

23BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

22

KB-O 5-4

Pemanfaatan Limbah Tegakan Pinus (Pinus merkusii) Sebagai Stimulan Ramah Lingkungan Di Kawasan Boscha

Anne Hadiyane*, Rudi Dungani1, dan Tati Karliati1

1Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung,

Gedung Labtex XI, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Tegakan Pinus di kawasan Boscha yang berada dibawah pengelolaan ITB memiliki potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan. Pemanfaatan tegakan Pinus di kawasan ini belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam pemanfaatan limbah tegakannya yang memiliki potensi yang cukup besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat dari limbah tegakan pinus seperti bagian ranting, cabang, sisa batang yang tumbang, daun ataupun buahyang dapat dimanfaatkan sebagai bahan stimulan yang ramah lingkungan berupa asap cair dan kandungan mineral dalam peningkatan produksi getah pinus dan resin. Metode pembuatan asap cair dengan karbonisasi dimana berbagai limbah tegakan pinus (ranting, cabang, sisa batang yang tumbang, daun dan buah) dibakar untuk menghasilkan asap cair. Masing-masing asam cair diujikan sebagai stimulan pada proses penyadapan getah pinus dengan menggunakan metode penyadapan koakan (quarre). Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen asap cair yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan. Berdasarkan jumlah produksi getah yang dihasilkan stimulan cuka kayu dari bagian batang menunjukan produktifitas getah yang tinggi. Kata Kunci: kawasan Boscha , stimulan; getah pinus; cuka kayu; quarre

Page 37: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX24

23

KB-O 6-1

Analisis Perubahan Komponen Kimia StrandBambu Betung (Dendrocalamus asper) Akibat Perlakuan Steam dan Pembilasan

Adesna Fatrawana*

*Institut Pertanian Bogor,

Jl Raya Bogor Km. 46 Cibinong Bogor, Bogor 16911, INDONESIA

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Bambu betung berpotensi besar sebagai bahan substitusi kayu dikarenakan pertumbuhannya jauh lebih cepat dari kayu dengan masa panen 3-6 tahun, mudah dibudidayakan, kekuatan mekanisnya tinggi, memiliki kerapatan sedang sampai tinggi, dan mudah untuk diproses. Dari aspek sifat mekanis dan kimianya bamboo betung memiliki kekuatan tarik sejajar serat sebesar 3471kgf.cm-2, kadar holoselulosa sebesar 73.07%, kadar alfa selulosa sebesar 42.36%, dan kadar lignin sebesar 26.19% sehingga cocok sebagai bahan baku papan komposit salah satunya adalah Oriented Strand Board (OSB). Penelitian terdahulu menyatakan bahwa OSB bamboo betung dengan perlakuan steam dan pembilasan 1% NaOH memberikan sifat fisis dan mekanis yang terbaik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeterminasi perubahan komponen kimia strand bambu betung akibat perlakuan steam dan pembilasan dengan air serta NaOH. Strand bambu betung diberi perlakuan steam pada suhu 126oC selama 1 jam kemudian dipisahkan menjadi 3 perlakuan yaitu steam, steam bilas air, dan steam bilas NaOH.Strand tanpa perlakuan digunakan sebagai kontrol.Strand dijadikan serbuk berukuran 40-60 mesh kemudian diuji untuk mengetahui nilai komponen kimianya mengacu pada standar TAPPI dan ASTM. Nilai komponen kima dari strand bambu dengan 3 perlakuan dan kontrol menunjukkan tendensi yang serupa dimana nilai holoselulosa, lignin klason, lignin terlarut asam, ekstraktif larut air panas, ekstraktif larut air dingin, serta ekstraktif larut etanol benzena dari strand dengan perlakuan steam dan pembilasan NaOH lebih rendah dibandingkan dengan strand dengan perlakuan steam dan pembilasan air, perlakuan steam, dan kontrol berturut-turut. Sedangkan nilai alfaselulosa mengalami peningkatan dimana strand dengan perlakuan steam dan pembilasan NaOH memiliki nilai yang paling tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan stabilitas dimensi dan sifat OSB dari bambu betung dengan perlakuan steam dan pembilasan dengan NaOH diakibatkan oleh perubahan komponen kimianya.

Kata Kunci: bambu betung, komponen kimia, pembilasan, steam, strand

Page 38: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

25BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

24

KB-O 6-2

Variasi Sifat Kimia Kayu Nipis Kulit (Memecylon garcinioides) Dan Prospek Pemanfaatannya

Evy Wardenaar* & Hikma Yanti1

1*Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura

E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Penelitian variasi sifat kimia kayu nipis kulit (Memecylon garcinioides) mempunyai tujuan mengetahui variasi sifat kimia kayu nipis kulit meliputi kandungan ekstraktif larut alcohol benzene, holoselulosa, alpha selulosa dan lignin. Bahan baku yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa tiga pohon kayu nipis kulit yang tumbuh di perkebunan petani di Desa Kuala Mandor Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Pengujian sifat kimia kayu dengan mengikuti pedoman ASTM (American Society For Testing and Material). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan ekstraktif alcohol benzene, holoselulosa, alpha selulosa dan lignin tidak berbeda nyata. Berdasarkan variasi sifat kimia kayu nipis kulit yang diperoleh, ternyata pemanfaatan kayu nipis kulit cocok untuk dipergunakan sebagai bahan baku kayu gergajian, kayu lapis dan veneer, serta memungkinkan untuk bahan baku pulp dan kertas. Kata Kunci: variasi, sifat kimia kayu, nipis kulit, pemanfaatan dan ASTM

Page 39: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX26

25

KB-O 6-3

Optimasi Sintesa Amphipilic-Lignin Derivatives (A-LD) dari Lignin Acacia mangium dengan Analisis Statistik Taguchi

Widya Fatriasari*, Bagas Bagas Ikhsan Pratomo2, Triyani Fajriutami1

1Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Jl Raya Bogor KM 46 Cibinong Bogor 16911

2Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

ABSTRAK

Amphipatic-Lignin Derivatives (A-LD) merupakan biosurfaktan turunan lignin yang merupakan hasil reaksi antara lignin dan poly ethylene glicol terepoksilasi (PEDGE). Biosurfaktan A-LD ini dapat ditambahkan dalam proses hidrolisis enzimatis untuk meningkatkan kinerja proses hidrolisis enzimatis. Lignin diperoleh dari hasil isolasi 1 dan 2 tahap lindi hitam proses pemasakan kraft kayu Acacia mangium.Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan optimasi proses sintesa A-LD 1 dan 2 tahap dengan analisis statistik Taguchi yang dimodifikasi.Faktor yang mempengaruhi sintesa A-LD meliputi suhu, waktu sintesis, jumlah PEDGE dan jumlah lignin dengan perhitungan Larger-the-Better.Efektifitas kinerja A-LD hasil sintesakemudian dievaluasi dengan menambahkannya sebanyak 5% pada reaksi hidrolisis enzimatis (HE) pulp bagas sorghum mengacu pada metode NREL.Konsentrasi gula pereduksi dalam hidrolisat hasil HE ditentukan dengan metode DNS. Rendemen gula pereduksi (RGP) per biomassa digunakan sebagai variabel respon untuk melihat pengaruh penambahan A-LD dalam proses HE. RGP ini dianalisis dengan analisis statistik taguchi dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam sintesa dengan tingkat kepercayaan 95 %.Berdasarkan hasil HE pulp kraft bagas sorghum dengan penambahan A-LD lignin 1 dan 2 tahap, RGPper biomassatertinggi diperoleh setelah penambahan A-LD lignin 2 tahap sebesar 81.04 ±0.92%.Hasil inidiperolehdari kondisi sintesa A-LD pada suhu 60 oC, waktu sintesis selama 2 jam, PEDGE sebanyak 3 g, dan lignin 2 tahap sebanyak 0.8 g. Berdasarkan hasil ANOVA, hanya faktor jumlah PEDGE dalam sintesa A-LD lignin 2 tahap yang berpengaruh nyata terhadap RGP (dengan tingkat kepercayaan 95 %). Lebih baiknya RGP dengan penambahan A-LD 2 tahap ini diduga terkait dengan tingkat kemurnian lignin yang lebih tinggi dan ukuran partikel dari lignin 2 tahap yang lebih kecil dbandingkan dengan lignin 1 tahap sehingga proses pencampuran dan proses reaksinya dengan PEDGE lebih baik.

Kata Kunci: Amphipilic Lignin Derivatives (A-LD), lignin 1 dan 2 tahap, rendemen gula

pereduksi (RGP), optimasi sintesa A-LD, analisis statistik taguchi

Page 40: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

27BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

26

KB-O 6-4

Karakter Kimia Biomassa Kayu sebagai Bahan Energi

Deded S Nawawi*, Anne Carolina1, Nyoman J Wistara1

1*Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Sifat kimia kayu beragam antar jenis, tempat tumbuh, dan antar bagian pohon. Keragaman sifat kimia tersebut akan berpengaruh terhadap penggunaan kayu yang berkaitan langsung dengan kadar komponen kimia, seperti untuk energi. Penelitian menguji keragaman kadar komponen kimia beberapa jenis kayu, kulit kayu, dan sampel biomassa dari kayu reaksi dan korelasinya dengan sifat penggunaan kayu untuk energy dengan uji proksimat. Pengujian kadar komponen kimia biomassa kayu mengacu pada standar TAPPI dananalisis proksimat berdasarkan standar ASTM. Kadar komponen kimia biomassa kayu dan kulit kayu menentukan hasil uji proksimat dengan pengaruh beragam, dan kadar lignin merupakan karakter kimia yang memiliki korelasi positif dengan nilai kalor melalui kontribusi positifnya terhadap karbon terikat (fixed carbon) dan kontribusi negatifnya terhadap zat mudah menguap (volatile matter). Kata Kunci:analisis proksimat, energi biomassa, komponen kimia, nilai kalor

Page 41: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX28

27

KB-O 6-5

Tipe Monomer Lignin sebagai Penentu Proporsi Diastereomers Struktur Ikatan β-O-4

Deded S Nawawi1*, Wasrin Syafii1, Takuya Akiyama2, Tomoya Yokoyama2, Yuji Matsumoto

1Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian IPB Darmaga Bogor

2Wood Chemistry Laboratory, Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo, Japan

*E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRAK Ikatan β-O-4 merupakan struktur ikatan dominan dalam polimer lignin sehingga berpengaruh terhadap sifat kimia dan reaktifitas lignin.Dalam biosintesis lignin, isomer ikatan β-O-4 (isomer erythro atau threo struktur β-O-4) terbentuk pada tahap reaksi stabilisasi melalui penambahan molekul air.Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hipotesis adanya pengaruh tipe monomer lignin terhadap stereoselektif dalam reaksi penambahan molekul air selama pembentukan struktur β-O-4.Analisis dilakukan terhadap sampel uji kayu dengan heterogenitas lignin beragam.Tipe monomer lignin dianalisis dengan metode alkaline nitrobenzene oxidation (NBO) dan proporsi isomer erythro dan threos truktur ikatan β-O-4 dianalisis dengan metode ozonation. Produk NBO (Syringyl = Syringaldehyde + Syringic acid; Guaiacyl = Vanillin + Vanillic acid; p-Hydroxyphenyl = p-Hydroxybenzaldehyde + p-Hydroxybenzoic acid) dinyatakan sebagai nisbah S = S/(G+S)atau nisbah H = H/(H+G). Produk ozonation (E = eryhtronic acid dan T = threonic acid) dinyatakan sebagai nisbah E = E/(E+T). Dalam lignin guaiasil (sampel kayu softwood) yang didominasi oleh unit guaiasil, nisbah isomer erythro terhadap threos truktur β-O-4 adalah 1:1,sehingg adalam lignin guaiasil diduga tidak terjadi reaksi stereoselektif dalam penambahan molekul air selama pembentukan struktur β-O-4. Dalam lignin siringil-guaiasil (sampel kayu hardwood), nisbah erythro berkorelasi linier positif dengan nisbah siringil.Adanya penambahan satu gugus metoksi pada monomer siringil lignin menyebabkan terjadinya stereoselektif dalam reaksi penambahan molekul air mengasilkan isomer erythro struktur β-O-4, sehingga selektifitas reaksi tersebut diduga terjadi karena adanya faktor halangan sterik (steric hindrance). Korelasi baru ditemukan dalam lignin dengan proporsi unit p-hidroksifenil (H) tinggi (sampel kayu reaksi tekan), nisbah erythro berkorelasi linier positif dengan nisbah H. Jika asumsi hipotesis faktor halangan sterik berlaku, maka kemungkinan unit H dalam lignin kayu reaksi tekan merupakan struktur condensed. Kata Kunci: erythro-threo, p-hidroksifenil, guaiasil, siringil, lignin, struktur β-O-4

Page 42: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

29BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

ABSTRAKBIDANG B

REKAYASABIOMATERIAL

Page 43: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX30

Page 44: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

31BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

29

RB-U

Kualitas Papan Partikel dari Daun Sawit

Arif Nuryawan*, Iwan Risnasari1, Dame Lasmaria Siahaan1

1*Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Jl. Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan, Sumatera Utara

*E-mail: [email protected] atau [email protected]

ABSTRAK

Daun kelapa sawit merupakan satu di antara limbah perkebunan yang tersedia kontinyu sepanjang masa karena adanya kegiatan pemangkasan dan re-planting.Untuk memanfaatkan limbah daun tersebut, penelitian pembuatan papan partikel dari limbah daun tersebut dilaksanakan. Optimalisasi penggunaan perekat karena daun bersifat volumenous dan bulky (bersifat ruah) dilakukan dengan menggunakan perekat urea-formaldehyde (UF) hingga kadar 12%. Demikian juga penggunaan hardener (pengeras) ammonium chloride (NH4Cl) ditambahkan hingga kadar 3% dari jumlah perekat. Secara teknis papan partikel dibuat dengan kerapatan 0,8 g/cm3 dengan dimensi (25 x 25 x 1) cm3. Tekanan, suhu, dan waktu pengempaan yang digunakan berturut-turut sebesar 25 kgf/cm2, 120C, dan 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar perekat 12% belum mampu untuk mencukupi terdistribusinya perekat UF ke seluruh bagian daun penyusun papan partikel. Namun demikian perlu dicobakan lagi kadarhardener yang lebih tinggi sehingga diperoleh karakteristik papan partikel yang lebih baik. Kadar hardener yang lebih tinggi akan membuat perekat UF lebih encer sehingga bisa terdistribusi lebih merata dan berpenetrasi lebih baik. Demikian juga suasana lebih asam akan tercipta sehingga UF akan curing (matang) sempurna. Kata Kunci: papan partikel daun, kadar perekat, kadar hardener

Page 45: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX32

30

RB-O 1-1

Pengaruh Penambahan Plasticizer Terhadap Elastisitas Komposit Poli Asam Laktat (PLA) dan Serat Selulosa Bagas Tebu

Yuliati Indrayani1*, Lisman Suryanegara2, Saeri Sagiman3

1Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Jl. Imam Bonjol, Pontianak 78124

2Pusat Penelitian Biomaterial - LIPI, Cibinong, Bogor 3Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebutuhan primer saat ini, dari peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak hingga untuk kemasan makanan. Bahan baku plastik yang digunakan saat ini berasal dari sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara. Sifat plastik yang tidak dapat terurai dilingkungan menjadikan penggunaan plastik konvensional dapat menimbulkan pencemaran.Berbagai usaha terus dilakukan untuk menciptakan plastik ramah lingkungan.Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan plastik ramah lingkungan adalah Poly Lactid Acid (PLA).Kelebihan PLA adalah mudah terurai dan merupakan bahan terbarukan, namun PLA juga memiliki kelemahan yaitu rapuh sehingga perlu usaha untuk memperbaiki sifatnya yang rapuh.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pemlastis gliserol terhadap elastisitas komposit PLA yang diperkuat serat selulosa dari bagas tebu. Penambahan selulosa sebesar 0 dan 10 PHR, sedangkan penambahan pemlastis sebesar 0, 10 dan 20 PHR. Sampel yang diuji berukuran 110 x 6 x 0,7 mm. Pengujian dilakukan dengan kecepatan pembebanan 1 mm/menit dan jarak sangga 70 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan selulosa bagas tebu dan pemlastis menyebabkan peningkatan elastisitas. Elastisitas tertinggi terdapat pada komposit plastik dengan tambahan gliserol 20 PHR. Kata Kunci: biokomposit plastik, elastisitas, poli asam laktat (PLA), plasticizer, serat selulosa

bagas tebu

Page 46: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

33BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

31

RB-O 1-2

Stabilisasi Dimensi dan Kerapatan Kayu Jabon dengan Formula Campuran Destilat dan Resin Organik

Efrida Basri*, Djeni Hendra1, Karnita Yuniarti1

1*Pusat Litbang Hasil Hutan

Jln. Gunung Batu 5. Ciomas – Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kualitas kayu umur muda relatif rendah karena memiliki dimensi yang tidak stabil dan kerapatan rendah, sehingga penggunaannya terbatas.Disamping itu dalam proses penggergajiannya menghasilkan banyak limbah berbentuk serbuk, sebetan, dan kulit kayu. Limbah tersebut berpotensi sebagai bahan impregnan untuk peningkatan kualitas kayu.Untuk menghasilkan senyawa aktif dari limbah kayu dapat dilakukan dengan metode destilasi.Tujuan penelitian mendapatkan data dan informasi stabilisasi dimensi dan kerapatan kayu jabon umur 5 tahun yang diimpregnasi dengan campuran destilat dan resin organic secara rendaman panas. Destilat cair diperoleh dari asap hasil pembakaran sebetan dan kulit kayu sengon yang dialirkan melalui pipa pendingin, sedangkan resin organik yang digunakan adalah kak (kolagen hewan). Perlakuan dalam penelitian ini, yaitu 3 komposisi kak (0%, 8%, 12%) dan 3 perlakuan suhu rendaman (0 oC, 60 oC, 80 oC).Hasil penelitian menunjukkan impregnasi campuran destilat dan resin kak 8% pada suhu larutan 80 oC efektif meningkatkan kestabilan dimensi dan kerapatan kayu jabon. Nilai ASE kayu jabon yang diimpregnasi meningkat di atas 60%, sedangkan kerapatannya naik dari 0,35 g/cm3 menjadi 0,46 g/cm3 dibandingkan kayu kontrol.

Kata Kunci:limbah kayu sengon, resin kak, rendaman panas, stabilisasi dimensi, kerapatan

Page 47: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX34

32

RB-O 1-3

Karakteristik dan Aplikasi Lindi Hitam Sebagai Ekstender Perekat Phenol Formaldehida pada Kayu Lapis Berbasis Kayu Rakyat

Tati Karliati*, Ihak Sumardi, Atmawi Darwis1, dan Alfi Rumidatul1

1*Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Gedung Labtex XI, Jalan Ganesha 10,

Bandung 40132, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Saat ini bahan baku venir untuk pembuatan kayu lapis adalah jenis-jenis kayu yang berasal dari hutan rakyat seiring menurunnya persediaan kayu dari hutan alam. Dalam industri kayu lapis, perekat merupakan salah satu bahan utama yang sangat penting. Untuk mengurangi penggunaan perekat utama (base/binder) beberapa bahan dapat ditambahkan salah satunya ekstender (bahan yang memiliki sifat rekat yang ditambahkan pada perekat utama untuk memperbaiki kekuatan dan mengurangi biaya). Lindi hitam (black liquor) yang merupakan limbah cair dari proses pembuatan pulp dan kertas merupakan bahan yang memiliki sifat rekat karena mengandung lignin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan ekstender lindi hitam terhadap kualitas kayu lapis berbasis kayu rakyat (Sengon dan Jabon), dan kesesuaiannya dengan SNI 01-5008.2-2000, Perekat yang digunakan fenol formaldehida (PF) dengan berat labur 180 g/m2 suhu pengempaan 140oC selama 4 menit. Lindi hitam yang digunakan 0% (kontrol), 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dari berat perekat campuran atau perbandingan L: PF= 0:100, 5: 95, 10:90, 15: 85, 20:80, 25:75, 30:70. Parameter yang diamati meliputi sifat perekat (kadar padat, berat jenis, viskositas, waktu gelatinasi), dan kualitas kayu lapis (kadar air, keteguhan rekat, persen kerusakan kayu). Nilai Berat jenis perekat campuran (1,19-1,24), viskositas (3,4-13,5 poise), kadar padat 43,10-46,00%, dan waktu gelatinasi (23-30 menit). Penambahan lindi hitam pada perekatphenol formaldehida mempengaruhi keteguhan rekat kayu lapis Sengon dan Jabon. Lindi hitam dapat digunakan sebagai ekstender perekat PF dalam pembuatan kayu lapis. Kualitas kayu lapis tidak berbeda pada dua jenis kayu hutan rakyat yang digunakan. Kayu lapis yang dihasilkan memenuhi SNI-01-5008.2-2000. Kata Kunci: ekstender, kayu lapis, kayu rakyat, lindi hitam, phenol formaldehida

Page 48: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

35BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

33

RB-O 1-4

Modifikasi Permukaan secara Fisik dan Kimia terhadap Serat Kapuk dan Balsa sebagai Bahan Penguat Komposit

Renny Purnawati*, Fauzi Febrianto2, I Nyoman J. Wistara2, Siti Nikmatin2, Achmad Syaifudin3

1 Mahasiswa Pascasarjana pada Institut Pertanian Bogor-Bogor

2 Institut Pertanian Bogor-Bogor 3 Balai Besar Tekstil-Bandung

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Modifikasi pada permukaan serat buah kapuk dan balsa dilakukan untuk meningkatkan ikatan antar serat dan resin pada bahan komposit. Perlakuan fisik menggunakan plasma korona pada berbagai jarak elektroda dan waktu. Perlakuan kimiawi menggunakan proses asetilasi dengan asetic anhidrida dan merserisasi dengan NaOH pada berbagai variasi konsentrasi. Teknik karakterisasi menggunakan XRD, FTIR dan SEM digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan fisika dan kimia pada permukaan serat. Hasil modifikasi permukaan secara fisik maupun kimiawi menunjukkan terjadinya perubahan terhadap topografi permukaan serat, kristalinitas dan grafting gugus asetil pada kedua jenis serat. Kata Kunci: balsa, kapuk, modifikasi permukaan, plasma korona, asetilasi, merserisasi

Page 49: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX36

34

RB-O 2-1

Kualitas Kayu Lapis dari Kayu Juvenil dan Dewasa Samama

Tekat Dwi Cahyono1*, Imam Wahyudi2, Fauzi Febrianto2, Trisna Priadi2, Syarif Ohorella1

1Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon. Jl. Raya Tulehu Km. 24 Ambon 97128 2Departemen Hasil Hutan IPB. Fakultas Kehutanan IPB. Jl. Raya Dramaga Bogor 16680

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kayu dari tanaman cepat tumbuh memiliki proporsi juvenil yang besar. Sementara itu disisi lain, kebutuhan akan produk dari kayu, khsusunya kayu lapis memiliki pangsa pasar tersendiri dan selalu dibutuhkan konsumen kayu. Diperlukan penelitian untuk melihat kualitas kayu lapis yang dihasilkan dari kayu Juvenil dan Dewasa Samama (Anthocephalus macrophyllus). Kayu lapis dengan ukuran 30 x 30 cm dibuat dengan menggunakan perekat urea formaldehida (UF) yang ditambahkan hardener (NH4Cl) dengan perbandingan 100:1 (berat/berat). Finir disusun menjadi 7 tipe kayu lapis dan dikempa panas dengan suhu 110 C selama 30 dtk per mm tebal kayu lapis. Tekanan kempa yang digunakan adalah 10 kg cm-2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteguhan rekat kayu lapis dari bagian juvenil lebih kecil dibandingkan dengan bagian dewasa. Peningkatan jumlah retak kupas pada kisaran 16-20% akan menurunkan keteguhan rekat sampai 10.9%. Namun demikian, nilainya masih masuk dalam SNI 01-5008.2-1999. Kadar air kayu lapis merupakan parameter lain yang masuk standar SNI. Sementara itu nilai BJ kayu lapis meningkat antara 11-23% dibandingkan kayunya. Hasil penelitian ini meningkatkan potensi kemanfaatan Samama sebagai bahan baku kayu lapis. Kata Kunci: kayu lapis, kayu juvenil, kemanfaatan samama

Page 50: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

37BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

35

RB-O 2-2

Bangunan Hunian Kayu Moderen untuk Indonesia

Maryoko Hadi*

Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kebutuhan rumah tinggal di Indonesia meningkat terus seiring dengan meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat menengah.Disamping itu pemerintah melalui kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berusaha keras untuk dapat memenuhi kebutuhan tempat berhuni masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Penyediaan Perumahan, baik berupa rumah tapak atau rumah susun. KTI ini menyampaikan kajian mengenai bagaimana bangunan hunian kayu moderen secara teknis dapat berkontribusi dalam penyediaan bangunan hunian, baik rumah tapak atau rumah susun sampai 5 (lima) lantai yang berkonsep bangunan berkelanjutan (sustainable) dan memenuhi persyaratan gedung hijau. Masalah dalam penyediaan rumah kayu adalah konsistensi bahan mentah dan keberterimaan masyarakat Indonesia akan rumah kayu, sehingga untuk mengatasi hal ini perlu banyak upaya dari berbagai pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya (Tusi). Suatu peta jalan (road map) agar rumah kayu dapat berkontribusi dalam penyediaan bangunan hunian di Indonesia diusulkan dalam KTI ini. Kata Kunci: bahan mentah, desain teknis, keberterimaan, peta jalan, rumah kayu moderen

Page 51: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX38

36

RB-O 2-3

Rekayasa Mesin Uji Tekuk Bambu Batang Panjang

Krisna Purnama*, Sucahyo Sadiyo1, Lina Karlinasari1, Effendi Tri Bahtiar1

1Mahasiswa Program Sarjana Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan – Institut Pertanian Bogor

2Staf Pengajar Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan – Institut Pertanian Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Bambumerupakan salah satu material konstruksi yang tersebar di seluruh daerah tropis dan subtropis. Jenis-jenisbambu yang sering digunakan untuk konstruksibangunan di Indonesia, antara lain Betung (Dendrocalamus asper), Tali (Gigantochlo aapus), Andong (Gigantochlo averticillata), dan Ampel (Bambusa vulgaris). Buluh bambu banyak digunakan pada aplikasi konstruksi secara vertikal sebagai tiang dan horizontal sebagai rangka atap (kaso dan reng). Kekuatan tekan pada buluh bambu utuhdipengaruhi oleh bentukgeometri (kelurusan, keruncingan, eksentrisitas, dan ovality), jarak antar buku, kerapatan buluh, dan lain-lain. Ketidaksempurnaan bentuk geometri bamboo menyebabkan nilai pengujian sifat mekanis bambu contoh kecil bebas cacat tidak dapat mewakili buluh utuhnya.Pengujian buluh bambu memberikan nilai yang lebih rendah daripada pengujian sampel kecil bebas cacat.Penggunaan nilai-nilai hasil pengujian contoh kecil bebas cacat pada desain konstruksi bambu berpotensi bahaya karena nilainya yang overestimate.Pengujian bambu pada ukuran penuh ( full scale) sangat diperlukan untuk memperoleh nilai-nilai kekuatan dan kapasitas buluh bambu untuk konstruksi struktural.Naskah standar bambu untuk konstruksi yang dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO) berkolaborasi dengan International Network for Bamboo and Rattan (INBAR) telah menerbitkan standar sifat mekanika bambu ISO 22157-1 dan standar untuk desain struktural bambu ISO 22156. Penyempurnaan naskah standar tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan bambu untuk konstruksi, khususnya di Indonesia.Serangkaian penelitian terhadap bambu perlu dilakukan sebagai dasar tinjauan penyempurnaan naskah standar bambu untuk tujuan konstruksi.Untuk menunjang kegiatan penelitian maka perlu direkayasa suatu alat uji tekuk buluh bambu yang mampu menguji bambu ukuran penuh.Kini alat uji tekuk dengan panjang 6-7m belum tersedia di Indonesia, sehingga menjadi penghambat dalam kemajuan penelitian bambu untuk keperluan konstruksi hijau. Kata Kunci :bambu, ISO standard, kolomtekuk, konstruksi, rekayasamesin, sifatmekanis

Page 52: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

39BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

37

RB-O 2-4

Nilai Desain Lateral Acuan Eksperimental Sambungan Geser Tunggal Menggunakan Baut pada Beberapa Jenis Kayu Indonesia

Evalina Herawati12*,Sucahyo2, Naresworo Nugroho2, Lina Karlinasari2

1DepartemenTeknologiHasilHutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan

2DepartemenHasilHutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Nilai desain lateral acuan merupakan kapasitas beban dasar untuk sebuah pengencang yang menahan beban geser lateral. Nilai desain menjadi pertimbangan dalam merancang suatu sambungan kayu. Pada penelitian ini, nilai desain lateral acuan ditentukan dari kurva beban-deformasi dengan metode offset 5% diameter berdasarkan pengujian sambungan merujuk pada ASTM D5652 Standard Test Methods for Bolted Connections in Wood and Wood-Based Products. Kayu yang digunakan terdiri dari enam jenis dengan berat jenis yang bervariasi (kisaran 0.4–0.8) yaitu meranti merahringan dan berat (Shorea spp), mersawa (Anisoptera spp), kapur (Dryobalanop sspp), merbau (Intsia spp) dan bangkirai (Shorea laevis Ridl) dengan tiga diameter baut (1/2, 5/8 dan 3/4 in) dan beberapa kombinasi ketebalan kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai desain lateral acuan terendah (138 kg) berada pada jenis kayu meranti merah ringan dengan kombinasi ketebalan 2.5-2.5 cm dan diameter baut 1/2 in, sementara nilai tertinggi (887 kg) terdapat pada kayu merbau dengan kombinasi ketebalan 5-5 cm dan diameter baut 3/4 in. Nilai desain lateral acuan dipengaruhi oleh kombinasi ketebalan kayu, diameter baut dan jenis kayu namun interaksi antara kombinasi ketebalan kayu dan diameter baut tidak berpengaruh nyata. Kata Kunci: baut,geser tunggal, nilai desain lateral acuan, sambungan kayu

Page 53: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX40

38

RB-O 3-1

Kuat Sambung Kayu Sengon yang Diperlakukan Dengan Pengawet Alami

TA Prayitno*

*Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta

No telp :0274-550541,

E-mail: [email protected]

ABSTRAK Many research were conducted on wood preservation using natural extract from plant. These were done for new paradigm of natural wood preservation which assumed to be enviroment friendly compared to the long time utilization of synthetic wood preservatives. Treated wood are inputed to the wood processing mill to produce variety of wood based products such construction element, furniture, novelties and glued wood products. Wood joint is needed for several reasons such as to make bigger dimension of the products (wide and length), and this joint technique is intensively used in wood waste processing to produce furniture, barecore and novelties. The objective of the research is to evaluate the type of wood joint combined with treated wood by natural extracts. The research was conducted by 3 factor experiment arrangede in CRD. The first factor was three source of natural extracts namely gadung tubers, kumis kucing leaves and pulai bark. The second factor was three type of extraction namely cold water, hot water and alcohol toluen by following ASTM standard, while the third factor was three models of wood joint namely simple half joint, scarf joint and Z joint. Sengon wood and PVAc Bioindustry adhesive were chosen. Glue spread used 40#/MSGl, while adhesive curing using cold pressing for 24 hour. MOR and MOE were chosen for joint quality evaluator by four point bending test. Results of the research showed that 3 factor interaction did not influence the MOR and MOE. On the other hand 2 factor interaction affected the MOR but MOE. Both 2 factor interaction of source of extract interacted with joint model and extraction method factor interacted with joint model influenced significantly on MOR. The highest MOR of the first interaction was 12 MPa, while the second one was 10,79 MPa. Natural extract application reduced the MOR by 29-71%. Keywords: PVAc bioindustry adhesive, natural extractive, sengon wood, type of extraction,

wood joint model, wood preservation

Page 54: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

41BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

39

RB-O 3-2

Karakteristik Papan Komposit Kombinasi Bilah Bambu, Pelupuh dan Kayu dari Hutan Tanaman

Ignasia M Sulastiningsih* , Abdurachman1& Achmad Supriadi1

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Jl. Gunung Batu No 5, Bogor

*E-mail:[email protected]

ABSTRAK Ketersediaan kayu berkualitas untuk bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada. Sementara itu kayu yang tersedia di pasaran saat ini banyak berasal dari hutan tanaman yang memiliki kekuatan dan keawetan rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu penerapan teknologi laminasi dalam pembuatan produk komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi lapisan terhadap sifat fisis dan mekanis papan komposit berupa papan bambu lamina (PBL). PBL dibuat dengan empat macam bahan inti yaitu bilah bambu mayan (Gigantochloa robusta) susun tegak, dan tiga jenis kayu dari hutan tanaman yaitu jabon (Antocephalus cadamba), manii (Maesopsis eminii), dan sengon (Falcatariamoluccana). Bilah bambu mayan susun datar digunakan sebagai lapisan luar sedangkan pelupuh bambu mayan digunakan sebagai lapisan kedua dan keempat pada PBL dengan inti kayu. PBL dibuat dengan menggunakan perekat Isosianat (Water based polymer-isocyanate) dengan berat labur perekat 250 g/m2 dan waktu kempa 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi lapisan sangat berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis PBL yang dihasilkan. Penggunaan kayu sebagai lapisan inti PBL mengakibatkan penurunan kekuatan PBL yang semua lapisannya terbuat dari bilah bambu sebesar 28,6 – 34,5%. Sementara itu penggunaan bambu sebagai lapisan atas dan lapisan bawah pada PBL kombinasi bambu dan kayu meningkatkan kelas kuat kayu yang digunakan dari kelas kuat IV menjadi kelas kuat III. Kata Kunci: papan bambu lamina, bilah bambu , pelupuh, kayu hutan tanaman, sifat fisis-

mekanis

Page 55: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX42

40

RB-O 3-3

Sifat Fisis Dan Kuat Lentur Kulit Kayu Laminasi Dari Kayu Terap (Artocarpus Elasticus)

Tani Frisda*, Dany Cahyadi1

*1Balai Penelitian Dan Pengembangan Perumahan Wilayah I Medan

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang kaya akan nilai-nilai budaya seperti suku, bahasa dan rumah tradisional. Beberapa rumah tradisional menggunakan kulit kayu sebagai dindingnya.Salah satunya adalah suku Talang Mamak yang menggunakan kulit kayu terap (Artocarpus Elasticus) sebagai dinding rumahnya.Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan kuat lentur (MOR) dari laminasi kulit kayu terap. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan variasi penggunaan lem (3 jenis), dan variasi berat labur (150 g/m2, 200 g/m2 dan 250 g/m2) dengan jumlah ulangan sebanyak 3 sampel. Pengujian sifat fisis dan MOR mengacu pada SNI 03-2156-2006. Sampel kulit kayu diambil dari hutan rakyat di Desa Durian Cacar , Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Propinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimum penggunaan lem epoxy dengan berat labur 250 g/m2 menghasilkan kuat lentur sebesar 35,69 Mpa dengan kadar air 8,51 % dan kerapatan 0,60 g/cm3. Kata Kunci: kulit kayu,sifat fisis, kuat lentur, suku talang mamak, laminasi

Page 56: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

43BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

41

RB-O 3-4

Karakteristik Papan Komposit Dari Limbah Pengolahan Sagudan Asam Sitrat

Nurhaida*, Dina Setyawati1

1Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Serat kulit batang dan ampas sagu sejauh ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan terbuang sebagai limbah dari proses pengolahan tepung sagu. Penggunaan asam sitrat sebagai substitusi perekat sintetik yang mengandung formaldehida merupakan upaya untuk menghasilkan produk komposit yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lamanya pengovenan bahan terhadap kualitas papan komposit yang dibuat dari limbah pengolahan sagu dan perekat alami asam sitrat. Papan komposit dibuat dengan target kerapatan papan 0,6 g/cm3, dengan konsentrasi asam sitrat 20 persen dari berat kering partikel (serat dan ampas sagu). Pencampuran dilakukan secara manual. Bahan baku yang telah dicampur dengan asam sitrat kemudian dioven dengan waktu bervariasi, 0,12,18 dan 24 jam. Pengempaan dilakukan selama 15 menit pada suhu 180ºC. Pengujian sifat fisis dan mekanis papan komposit dilakukan mengacu pada standar JIS A 5908 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas papan komposit dari serat sagu memiliki kualitas yang lebih baik dari ampas sagu serta waktu pengovenan bahan baku berpengaruh terhadap kualitas papan komposit yang dihasilkan. Kata Kunci: limbah pengolahan sagu, asam sitrat, waktu pengovenan, papan komposit

Page 57: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX44

42

RB-O 4-1

Pengaruh Ukuran Partikel dan Kadar Perekat Isosianat terhadap Karakteristik Papan Partikel Alang-Alang (Imperata cylindrica)

Firda Aulya Syamani1*, Rahmat Husain Dalle2, Subyakto1

1Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Jalan Raya Bogor KM 46, Cibinong, Jawa Barat 16911

2Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penggunaan bahan baku non kayu dalam industri papan partikel menjadi alternatif yang terus dikaji untuk mendapatkan papan dengan karakteristik yang memenuhi standar dan proses pengerjaannya dapat dilakukan dalam pabrik papan partikel yang sudah berdiri. Tulisan ini mengkaji penggunaan alang-alang sebagai bahan baku papan partikel dengan perekat isosianat. Alang-alang dicacah dan disaring sehingga menghasilkan 2 ukuran partikel yaitu (1) lolos 4 mesh dan tertahan 14 mesh (414 mesh) dan (2) lolos 14 mesh tertahan 20 mesh (14~20 mesh). Partikel alang-alang yang sudah dikeringkan dicampur dengan perekat isosianat dengan kadar 5%, 8% atau 11%, menggunakan drum mixer. Kemudian dikempa panas pada suhu 150C dan tekanan sebesar 25 Kg/cm² selama 10 menit. Kerapatan papan yang dihasilkan berkisar antara 0,68 0,82 g/cm3, dengan kadar air sekitar 9,4 11,9%. Nilai pengembangan tebal papan dengan kadar perekat 11% telah memenuhi SNI yaitu sebesar 11,21%. Nilai keteguhan patah, modulus elastisitas dan kuat pegang sekrup terbaik terdapat pada papan dengan kadar perekat 8% dan ukuran partikel 414 mesh, yaitu berturut-turut sebesar 355,10 Kgf/cm2, 34.773 Kgf/cm2 dan 40,38 Kgf. Nilai keteguhan rekat internal terbaik ditunjukkan oleh papan dengan kadar perekat 11% dan ukuran partikel 14~20 mesh, yaitu sebesar 23,5%. Tingginya nilai tersebut didukung oleh morfologi papan yang menunjukan bahwa partikel alang dengan ukuran 14~20 mesh telah terlaburi dengan baik pada kadar perekat 11% sehingga menghasilkan papan dengan partikel yang saling menempel dengan rapat. Kata Kunci: alang-alang, isosianat, kadar perekat, papan partikel, ukuran partikel

Page 58: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

45BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

43

RB-O 4-2

Penggunaan Biomassa Berlignoselulosa Sebagai Bahan Pencegah dan Pemulih Retak pada Komposit Semen: Sebuah Tinjauan

Ismail Budiman1,2*, Dede Hermawan3, Fauzi Febrianto3, Subyakto2, Gustan Pari4

1Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB

Dramaga, Bogor 16680 2Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jl. Raya Bogor Km 46 Cibinong,

Bogor 16911 3Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor

16680 4Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jl. Gunung Batu Bogor 16610 *E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penggunaan biomassa seperti serat alam dan bahan berlignoselulosa lainnya dalam pembuatan komposit semen, pada awalnya digunakan untuk menggantikan keberadaan bahan asbestos yang bersifat karsinogen.Penggunaan bahan alam ini ternyata dapat meningkatkan sifat mekanis seperti modulus elastisitas pada papan semen, dan juga kuat tarik serta ketahanan terhadap paparan larutan basa pada mortar.Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penggunaan biomassa berlignoselulosa ini dapat menghambat terjadinya retak bahkan pada beberapa penelitian dinyatakan bahwa dapat pula berperan sebagai pemulih retak pada komposit semen.Penelitian menggunakan arang dari biomassa terbukti dapat mencegah terjadinya retak berukuran besar. Hal ini terjadi karena adanya energi berupa gaya yang diserap dan didistribusikan oleh arang biomassa dalam komposit semen. Selanjutnya penelitian lainnya berupa penggunaan serat alam yang telah dimodifikasi secara kimia atau mekanis juga dinyatakan dapat memulihkan retak berukuran sangat kecil dalam skala mikro meter pada komposit semen. Penggunaan serat alam termodifikasi ini dapat meningkatkan nilai modulus elastisitas, nilai kuat tarik, tekanan puncak, serta kekuatan komposit semen pada awal terbentuknya retak. Hal ini menyebabkan retak yang berukuran kecil dapat kembali tertutup karena terjadinya pembentukkan kristal kalsium silikat hidrat dan endapan kalsium karbonat pada bagian retaknya. Hal lain yang akan dibahas dalam paper ini adalah mengungkapkan kemungkinan penggunaan metode lain dari penggunaan biomassa berlignoselulosa yang dapat mencegah dan memulihkan retak pada komposit semen. Kata Kunci: biomassa berlignoselulosa, komposit semen, pemulihan retak, modifikasi kimia,

modifikasi mekanis

Page 59: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX46

44

RB-O 4-3

Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Agregat Ringan

Lasino*

*Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Jl. Panyawungan, Cileunyi Wetan – Bandung

*Email : [email protected]

ABSTRAK

Abu sekam padi merupakan hasil pembakaran dari sekam padi dengan jumlah sekitar20 % dari berat sekam dengan kandungan silika yang cukup besar dan termasuk bahan bersifat semen (cementitious materials).Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil sampingan setelah proses penjemuran dan pengilingan padi,.dan berdasarkan data dari pengolahan padi, sekitar 20% dari bobot gabah adalah sekam. Sekam padi diperoleh sebagai by product dari proses penggilingan gabah menjadi beras, saat ini pemanfaatan sekam padi melalui intervensi teknologi misalnya untuk bahan bangunan belum banyak menarik minat investor. Selain untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi, pemanfaatan sekam padi merupakan bentuk intervensi teknologi, sejalan dengan konsep zero wastedan ramah lingkungan.Berdasarkan sebaran wilayah penghasil beras, P. Jawa masih merupakan wilayah penghasil terbesar yaitu sebesar 28,6 juta ton per tahun (55,6 %). Diikuti oleh P.Sumatra sekitar 11,5 juta ton per tahun (22,4 %) dan P.Sulawesi 5,4 juta ton per tahun (0,6 %).Dengan tingkat produksi nasional saat ini sebesar 57,16 juta ton, maka potensi sekam yang dapat dihasilan adalah sebesar 11,43 juta ton/tahun. Jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan rencana pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang akan membuka sawah sebesar 1.000.000 Ha. Pemanfaatan sekam saat ini baru sebatas untuk bahan pencampur dalam pembuatan bata dan bahan bakar dalam pembakaran bata dengan tungku ladang, sehingga belum terasa peningkatan nilai ekonomisnya. Pengkajian pemanfaatan abu sekam padi untuk agregat ringan merupakan upaya dalam optimalisasi pemanfaatan bahan limbah tersebut sehingga memiliki nilai guna dan nilaI ekonomis yang lebih tinggi sekaligus mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.Dengan potensi dan karakteristik seperti diatas, maka perlu kiranya untuk terus meningkatkan pemanfaatannya diantaranya adalah sebagai bahan substitusi dalam pembuatan agregat ringan.Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan membuat beberapa variasi campuran atau kadar abu sekam mulai 0 %, 10 %, 20 % dan 30 % daritanahliat (clay). Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dengan penambahan abu sekamme meberikan indikasi dapat meningkatkan mutu agregat yaitu pada abu sekam sebesar 0 % nilai kekerasan agregat = 9,54; abu sekam 10 % = 9,62; abu sekam 20 % = 11,02; dan abu sekam 30 % = 10,52. sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan abu sekan dapat memberikan nilai positifterhadap agregat ringan dengan kadar optimum 20 %, sedangkan seluruh hasil dapat memenuhi persyaratan untuk beton struktural yaitu harus memiliki nilai kekerasan antara 7,5 – 14,0.

Kata Kunci : abu sekam, bahan limbah, potensi lokal, agregat ringan, ramah lingkungan

Page 60: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

47BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

45

RB-O 4-4

Peran Nanofiller Cangkang Kelapa Sawit Pada Komposit Film Berbasis Rumput Laut Terhadap Sifat Mekanik, Fisik, dan Morfologi

Rudi Dungani*, Abdul Khalil, H.P.S2, and P. Aditiawati1

1*School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung, Gedung Labtex XI, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, West Java, Indonesia

2School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia, 11800 Penang, Malaysia Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Komposit film yang memanfaatkan rumput laut sebagai matriks dan nanopartikel cangkang kelapa sawit (CKP) sebagai bahan penguat dikembangkan.Efek dari laoding nanopartikel CKP (0%, 1%, 5%, 10%, 20%, dan 30%) ke dalam film rumput laut ditentukan dengan menganalisis sifat fisik, mekanik, dan sifat morfologi film. Menurut hasil, composite film berbasis rumput laut yang digabungkan dengan nanopartikel CKP pada konsentrasi tinggi (20% b/b) memiliki tensile strength tertinggi (44,8 MPa) dan Young’s Modulus terbaik (3,13 GPa). Namun, sifat hydrophobicity (contact angle = 47,25º) dan persen elongation at break (2,10%) mengalami penurunan. Selain itu, diamati bahwa laoding nanofillers yang berlebihan (> 20%) mengurangi tensile strength dan hydrophilicity dari komposit film. Fenomena ini disebabkan oleh aglomerasi nanopartikel CKP dan pembentukan void besar pada permukaan film. Dengan demikian, keefektifan relatif dari berbagai kandungan nanofiller yang diuji dalam meningkatkan kekuatan mekanik komposit film berada pada nanofiller loading 20%, 10%, 5%, 30%, dan 1%. Kata Kunci: seaweed film, nanopartikel cangkang kelapa sawit, nanocomposite, sifat mekanis,

SEM, contact angle

Page 61: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX48

46

RB-O 5-1

Upaya Peningkatan Ketahanan Kayu Terhadap Organisme Perusak Kayu untuk Produk Kerajinan Papan Laminasi sebagai Bentuk Pengabdian

pada Masyarakat disekitar Hutan Pendidikan Bengo-bengo

Andi Detti Yunianti*, Ira Taskirawati1, Suhasman1, Agussalim1

1)Fakultas Kehutanan, Unversitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10. Tamalanrea, Makassar

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian sebelumnya yang telah dilakukan pada kelompok remaja disekitar hutan pendidikan Bengo-bengo yaituteknologi pembuatan produk kerajinan dari papan laminasi.Produk kerajinan yang dibuat dari papan laminasi dengan memanfaatkan limbah kayu atau kayu-kayu dengan kualitas rendah ternyata mudah terserang oleh organisme perusak kayu jika disimpan dalam waktu yang lama.Sehingga, diperlukan upaya bagaimana mengawetkan produk kerajinan tersebut hingga dapat bertahan lama.Berbagai macam metode pengawetan, diantaranya adalah metode pengasapan dan perendaman.Modifikasi kedua metode ini dinilai sebagai metode yang paling tepat untuk diterapkan di masyarakat karena prosesnya yang sederhana.Metode pengasapan dilakukan dengan menggunakan drum dan oven, sedangkan metode perendaman dengan menggunakan serbuk kayu yang tergolong awet yaitu kayu jati dan kayu bayam. Untuk melihat sejauh mana kegiatan ini dipahami dan dimengerti oleh peserta pelatihan, maka dilakukan pre test sebelum pemberian materi dan dilakukan post test di akhir kegiatan. Hasil test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah pemberiaan materi, para peserta ingin melakukan sendiri di rumah masing-masing. Metode yang diajarkan sangat sederhana tetapi sangat bermanfaat terutama untuk produk kerajinan yang mereka telah hasilkan.Selain itu, hasil lainnya adalah gambaran luaran dan capaian target dari kegiatan ini. Luaran yang diperoleh yaitu peserta memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna terkait peningkatan ketahanan kayu terhadap serangan organisme perusak (30%), peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang potensi sumber daya hutan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pengawet (50%) dan peserta terampil dalam pengawetan bahan baku produk kerajinan sehingga diperoleh bahan baku berkualitas (65%). Secara umum, capaian yang diperoleh > 50% pada ketiga bagian kegiatan.

Kata Kunci :organisme perusak kayu, pengawetan, pengasapan, perendaman, produk kerajinan

Page 62: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

49BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

47

RB-O 5-2

Ketahanan Bebak Gewang Sebagai Komponen Rumah Masyarakat Nusa Tenggara Timur Terhadap Serangan Rayap Tanah

Sigit Baktya Prabawa*

Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang

Jl. Alfons Nisnoni 7 B Kupang, NTT, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Bebak Gewang termasuk produk hasil hutan bukan kayu karena berupa pelepah daun yang diambil dari tumbuhan sejenis palem yang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal dengan sebutan Gewang.Gewang (Corypha utan LAMK.) dari Famili Arecaceae di NTT biasanya tumbuh liar di kawasan hutan maupun di lahan milik masyarakat.Umumnya masyarakat NTT menguntai individu pelepah Gewang menjadi satu kesatuan yang disebut Bebak.Oleh masyarakat NTT dari klas menengah ke bawah, bebak digunakan untuk dinding, plafon, latah/usuk maupun pagar.Karena bebak mengandung selulosa, maka bebak dapat terserang rayap yang mengakibatkan usia pemakaian bebak untuk komponen rumah tidak optimal dan tampilannyapun akan menjadi jelek. Rayap termasuk Klas Insecta dari ordo Isoptera pemakan selulosa yang sangat berpotensi menghancurkan komponen bangunan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya seperti papan partikel, papan serat, kayu lapis, papan blok dan lain-lain (Iswanto, 2005) maupun bahan berlignoselulosa non-kayu lainnya.Berdasarkan cara penyerangannya terhadap kayu, maka jenis rayap digolongkan menjadi dua kelompok utama, yakni kelompok rayap yang bersarang pada tanah yang disebut dengan rayap tanah (subterranean termites) dan kelompok rayap yang bersarang pada kayu yang disebut dengan rayap yang bukan rayap tanah (nonsubterranean termites) (USDA, 2010). Penelitian bertujuan mengetahui ketahanan (kelas awet) bebak gewang sebagai komponen rumah masyarakat NTT terhadap serangan rayap serta sebarannya. Metode yang digunakan adalah wawancara dan pengamatan langsung di lapangan di beberapa Kabupaten di NTT khususnya di Pulau Timor dan Rote.Data yang diperoleh kemudian dianalisa dan ditetapkan kelas awetnya dengan mempergunakan metode klasifikasi kelas awet kayu yang dikembangkan oleh Seng (1990).Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua kabupaten di Pulau Timor dan Rote dijumpai komponen rumah bebak yang terserang oleh rayap.Rayap tersebut umumnya dari kelompok rayap tanah. Berdasarkan klasifikasi kelas awet kayu, maka bebak gewang dapat diklasifikasikan ke dalam kelas awet IV dan III. Kata Kunci: bebak, gewang, keawetan, ketahanan, rayap

Page 63: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX50

48

RB-O 5-3

Karakteristik Spesies dan Struktur Komunitas Rayap Tanah di Provinsi DKI Jakarta

Arinana*, Aunu Rauf2, Dodi Nandika1, Idham Sakti Harahap2, I Made Sumertajaya3, Irsan

Alipraja1, Effendi Tri Bahtiar1

1*Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 2Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

3Departemen Statistika FMIPA Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

Pesatnya pembangunan infrastruktur di Provinsi DKI Jakarta mengakibatkan perubahan ekosistem yang memicu peningkatan frekuensi dan intensitas serangan rayap tanah pada bangunan gedung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman spesies rayap tanah dan mengukur struktur komunitasnya di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian di lakukan di seluruh kecamatan di Provinsi DKI Jakarta. Setiap kecamatan dipilih dua kelurahan contoh secara acak. Di setiap kelurahan contoh ditanam kayu umpan dari Tusam (Pinus merkusii) ukuran 2cm x 2cm x 46cm (ASTM D1758-06). Setelah tiga bulan,kayu umpan dicabut lalu diperiksa kerusakannya dan diambil spesimen rayapnya. Frekuensi serangan akibat serangan rayap spesies tertentu dihitung di setiap kota administrasi Provinsi DKI Jakarta (Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan) sebagai data dalam menghitung struktur komunitas. Rayap tanah yang menyerang diidentifikasi dan struktur komunitasnya dihitung dengan mengadaptasi Rumus Margalef, Shannon Weiner, dan Pielou. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Provinsi DKI Jakarta ditemukan empat spesies rayap yaitu Coptotermes curvignathus, Schedorhinotermes javanicus, Microtermes insperatus, dan Macrotermes gilvus.Telah dilakukaan reidentifikasi dan dibuat kunci identifikasi rayap tanah di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Selatan merupakan wilayah dengan keanekaragaman spesies tertinggi (H’= 0.88), disusul oleh Jakarta Timur (H’=0.74), Jakarta Pusat (H’=0.69), Jakarta Barat (H’=0.63), dan Jakarta Utara (H’= 0.45). Kata Kunci: frekuensi serangan, kayu umpan, kayu pinus, kunci identifikasi, reidentifikasi,

shannonweiner

Page 64: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

51BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

49

RB-O 5-4

Perilaku Makan Rayap Tanah Coptotermes sp. terhadap Tiga Jenis Kayu Komersial dengan Perlakuan Perebusan

Misbahul Jannah1*, Astuti Arif2, dan Musrizal Muin2

1)Mahasiswa, Minat Deteriorasi dan Perbaikan Kualitas Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Makassar;

2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kerusakan kayu atau turunannya pada bangunan oleh rayap dapat dicegah dan/atau dikendalikan dengan menggunakan tiga metode, yaitu: fisik, kimia,dan biologi. Metode-metode tersebut pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan pola perilaku rayap terhadap faktor-faktor fisik, kimia, dan biologis.Penelitian ini diarahkan untuk melihat respon rayap tanah Coptotermes sp. terhadap perubahan kimia sumber makanan yang dilakukan dengan perlakuan perebusan. Tiga jenis kayu yang digunakan adalah jati, gmelina, dan pinus yang dibuat sampel uji berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu, multiple-choice test dan bi-choice test. Untuk metode multiple-choice test sampel uji direbus pada suhu 100o C dengan enam variasi lama perebusan yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Untuk metode bi-choice test sampel uji direbus pada suhu 100o selama 60 menit dan tanpa perebusan. Pada metode multiple-choice test tujuh buah sampel uji dimasukkan ke dalam wadah container dan untuk metode bi-choice test dua buah sampel uji dimasukkan ke dalam wadah container lalu dimasukkan 110 ekor rayap. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.Semua wadah penelitian ditempatkan pada ruang gelap selama tiga minggu lalu diamati perilaku makan dan tingkat konsumsi rayap.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan perebusan terhadap tiga jenis kayu memperlihatkan hasil yang berbeda dari kedua metode pengujian yang digunakan. Pada metode pengujian multiple-choice test perilaku makan rayap terhadap kayu yang telah direbus tidak membentuk pola yang sama untuk ketiga jenis kayu dan juga pengurangan bobot sampel uji pada ketiga jenis kayu relatif sama.

Kata Kunci: perebusan, coptotermes sp., multiple choice test, perilaku makan

Page 65: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX52

Page 66: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

53BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

ABSTRAKBIDANG C

SIFAT DASAR

Page 67: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX54

Page 68: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

55BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

51

SD-U

Variasi Diameter Serat Akibat Keberadaan Sel Pembuluh Pada Acacia Mangium Willd

Ridwan Yahya*1, Agus Sundaryono2, Tomoya Imai3dan Junji Sugiyama3

1Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu 2Pasca Sarjana Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu

3Research Institute for Sustainable Humanosphere, Kyoto University

*E-mail: [email protected].

ABSTRAK Biomechanical factor terjadi karena setiap sel-sel kayu yang hidup mengalami pertambahan panjang dan diameter sementara ruang tumbuh dari sel-sel itu terbatas. Kondisi ini menyebabkan tidak terhindarinya tekanan dari sel pembuluh sebagai sel berdiameter terbesar pada kayu daun lebar terhadap serat-serat yang berdekatan dengannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi diameter serat berdasarkan jaraknya dari sel pembuluh. Serat yang diukur diameternya adalah serat yang memiliki diameter terbesar. Serat-serat tersebut diperoleh dengan menggunakan serial sections. Karena terjadi deformasi, pengukuran dilakukan terhadap dua diameter dari serat yaitu diameter yang mendapat tekanan sejajar dan tegak lurus dari pembesaran sel pembuluh. Serat-serat yang diukur diameternya terbaris dalam dua yaitu baris radial dan tangensial dari sel pembuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum diameter serat menurun secara gradual berdasarkan jaraknya dari pembuluh baik untuk baris radial maupun tangensial. Untuk yang mendapat tekanan sejajar pembesaran sel pembuluh dalam baris radial, diameter seratnya menurun dari 25,0 um pada serat pertama menjadi 20,5 um pada kelima dari sel pembuluh. Untuk serat pada baris tangensial, juga menurun dari 27,7 um pada serat pertama menjadi 22,8 um pada serat yang keempat dari sel pembuluh. Diameter dari serat-serat setelah itu, memiliki diameter yang relatif konstan yaitu 19,1 um untuk baris radial dan 21,0 um untuk baris tangensial. Untuk yang mendapat tekanan tegak lurus pembesaran sel pembuluh dalam baris arah radial, diameter seratnya meningkat dari 14,4 um pada serat pertama menjadi 19,2 um pada serat keenam dari pembuluh, setelah itu relatif konstan. Untuk serat-serat dalam baris tangensial, diameter seratnya relatif konstan sejak serat pertama hingga serat ke sepuluh dari sel pembuluh. Kata Kunci: acacia mangium,baris radial dan tangensial, diameter serat, pembesaran pembuluh

Page 69: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX56

52

SD-O 1-1

Fosil Kayu Kapur (Dryobalanoxylon sp.) Asal Bangko, Jambi

Andianto*, Agus Ismanto1, Ratih Damayanti1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5 Bogor

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Jambi dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber keanekaragaman jenis batuan geologi (Geodeversity) termasuk diantaranya fosil kayu.Terhadap temuan sampel fosil kayu yang berasal dari wilayah Kabupaten Bangko dilakukan pengamatan struktur anatomi serta analisis perkiraan umur.Irisan tipis bidang lintang, radial dan tangensial fosil kayu diamati ciri-ciri anatominya dengan menggunakan mikroskop Carl Zeiss-Axio Imager A1m. Diskripsi ciri anatomi mengacu kepada daftar ciri mikroskopis untuk identifikasi kayu daun lebar IAWA (International Association of Wood Anatomists). Analisis umur fosil dilakukan berdasarkan peta Geologi (skala 1 : 100.000) lembar Sarolangun, Sumatera. Hasil pengamatan struktur anatomi diantaranya berupa pengelompokkan pembuluh hampir seluruhnya soliter, bidang perforasi sederhana, susunan ceruk antar pembuluh selang-seling, dinding serat sangat tebal, terdapat parenkim aksial apotrakea tersebar, vaskisentrik, aksial dalam baris tangensial panjang, terdapat kristal prismatik dalam sel parenkim aksial berbilik, dijumpai butir-butir silika dalam sel jari-jari dan sel parenkim aksial. Struktur anatomi demikian serupa dengan ciri anatomi kayu dari jenis Dryobalanops sp. (kamper/kapur) anggota dari famili Dipterocarpaceae, sehingga fosil kayu ini merupakan fosil kayu jenis kamper/kapur (Dryobalanoxylon sp.).Diperkirakan fosil ini berumur antara 3,6 hingga 2,5 juta tahun lalu (antara kala Pliosen akhir hingga Plistosen awal). Kata Kunci: fosil kayu, bangko, dryobalanoxylon, pliosen

Page 70: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

57BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

53

SD-O 1-2

Ikatan Pembuluh pada Buluh Bambu Tali (Gigantochloa apus)

Atmawi Darwis1*, Ihak Sumardi1, Yoyo Suhaya1, Sopandi Sunarya1

1Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Gedung Labtek XI, jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Buluh bambu tersusun atas node dan internode.Buluh bambu meruncing dari pangkal ke ujung.Secara anatomi, buluh bambu tersusun atas ikatan pembuluh dan jaringan dasar parenkim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ikatan pembuluh (IP) terkait dengan morfologi buluh bambu tali (Gigantochloa apus). Bambu ditebang pada bagian pangkal buluhnya.Sampel uji diambil pada setiap internode dari pangkal sampai ujung. Morfologi buluh bambu ditentukan dengan cara mengukur panjang dan diameter (luar dan dalam) pada setiap internode, sedangkan untuk mengetahui karakteristik ikatan pembuluh pada setiap internode diambil sampel pada bagian tengah dengan memotong melintang sepanjang 4 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buluh bambu memiliki panjang internode (35,40±6,81 cm) dan diameter rongga (42,61±7,47 mm) yang bervariasi mulai dari pangkal meningkat pada internode pada ketinggian tertentu kemudian menurun ke arah ujung. Sedangkan ukuran diameter luarnya (54,40±11,36 mm) cenderung menurun. Berdasarkan hal tersebut, tebal buluh bambu (5,89±3,15 mm) cenderung menurun dari pangkal ke ujung dan rongganya cenderung melebar dan menyempit kembali ke arah ujung. Nilai diameter dan tebal buluh bambu dari pangkal ke ujung memiliki pola dengan persamaan regresi kuadratik dengan R2> 90%. Ikatan pembuluh pada setiap ruas tersebar tidak merata di mana pada zona tepi tersusun ikatan pembuluh yang rapat dan terlihat lebih gelapdengan bentuk ikatan pembuluh seperti tetesan air, zona tengah agak rapat dengan bentuk ikatan pembuluh berbentuk lonjong vertikal, dan zona dalam dengan sebaran pembuluh yang paling renggang dengan bentuk ikatan pembuluh lonjong sampai bundar arah tangensial. Lebar zona-zona tersebut menurun ketebalannya (arah radial) dari pangkal ke ujung batang.Ikatan pembuluh pada penampang lintang terdistribusi mengikuti model persamaan regreasipower dengan R2> 90%.Berdasarkan penelitian, buluh bambu berbentuk kerucut dengan ketebalan, diameter luar dan tebal zonasi ikatan pembuluh menurun dari pangkal ke ujung, sedangkan ronggganya cenderung membesar pada bagian tengah sampai ketinggian tertentu dan menurun kearah ujung. Kata Kunci: bambu tali, buluh bambu, Internode,morfologi, ikatan pembuluh

Page 71: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX58

54

SD-O 1-3

Dimensi dan Nilai Turunan Serat Kayu Reaksi Pada Mahoni (Swietenia Mahogany Jack)

Nani Husien*, Nurlina1, Erwin1, Agus Sulistyo Budi1

1Laboratorium Informasi dan Biologi Tumbuhan Berkayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jalan Kihajar Dewantara No. 2

Kampus Gunung Kelua Samarinda

*E-mail: [email protected]; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dan nilai turunan serat kayu normal dan kayu reaksi serta nilai kualita serat pada kayu mahoni (Swietenia mahagony JACK). Pengukuran serat mengikuti standar LPHH (1976),meliputi: dimensi serat yaitu panjang serat, diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding serat, dan nilai turunan serat yang meliputi: runkel ratio, felting power, coefficient of rigidity, flexibility ratio,danmuhlsteph ratio.Pemisahan serat (Maserasi) menggunakan metode Schultze dan deteksi serat kayu reaksi dengan Herzberg’s reagent.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan panjang serat kayu normal lebih panjang dibandingkan kayu reaksi (815,8µm dan 680,5µm), demikian pula diameter lumennya (13,3µm, dan 11,8µm) sedangkan diameter serat dan tebal dinding sel kayu normal lebih kecil dibandingkan kayu reaksi (17,8µm dan 20,4µm) serta (2,2 µm dan 4,3µm). Keduanya termasuk dalam kelas kualita IV(< 900 ). Nilai rataan turunan serat diperoleh nilai Runkel ratio pada serat kayu normal lebih kecil dibandingkan kayu reaksi (0,3 dan 0,8). keduanya termasuk dalam kelas kualita I (< 0,25). Demikian pula dengan nilai Felting Power (46.8 dan 33,6), Flexibility ratio (0,7 dan 0,6) serta Coefficient of rigidity (0,7 dan 0,6). Sebaliknya nilai rataan Muhlsteph ratio pada kayu rekasi lebih besar dibandingkan kayu normal (43.3 dan 60,3). dan termasuk dalam kelas kualita II (nilai : 30-60).Berdasarkan persyaratan kayu sebagai bahan baku kertas (Vademecum Kehutanan, 1976) maka kayu mahoni (Swietenia mahogany.Jack) yang diteliti baik yang serat normal maupun serat reaksi dengan jumlah nilai 325-350 tergolong dalam kelas kualita serat II. Kata Kunci: dimensi serat, nilai turunan serat, metode schultz, herzberg’s reagent

Page 72: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

59BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

55

SD-O 1-4

Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Acacia mangium pada Kecepatan Tumbuh yang Berbeda

Fanny Hidayati1*, Ramadhani Ayu Purnama1, Arif Nirsatmanto2, Sri Sunarti2

1Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

2Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Sleman, Yogyakarta 55582

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kebutuhan masyarakat akan kayu solid yang semakin meningkat, memberikan peluang bagi jenis pohon cepat tumbuh seperti Acaca mangium untuk digunakan sebagai bahan semi konstruksi maupun konstruksi. Adapun kecepatan pertumbuhan suatu pohon bervariasi bahkan dalam satu jenis pohon. Pengaruh kecepatan pertumbuhan terhadap sifat-sifat kayu mangium belum banyak di pelajari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika kayu mangium pada kecepatan tumbuh yang berbeda serta hubungan antar sifat yang diuji. Pohon mangium yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tebangan penjarangan di daerah Wonogiri, Jawa Tengah. Adapun sifat-sifaf yang diuji adalah kerapatan dasar, perubahan dimensi, persentase kayu teras, keteguhan lengkung statis (MOE dan MOR), keteguhan tekan sejajar dan tegak lurus serat. Selanjutnya data yang diperleh diuji dengan one-way ANOVA. Sebagai hasilnya, kerapatan dasar dan peyusutan dimensi tangensial dan longitudinal tidak berbeda nyata pada kecepatan tumbuh yang berbeda. Persentase kayu teras berbeda secara nyata pada kecepatan tumbuh yang berbeda. Semakin cepat pertumbuhan pohonnya maka makin besar pula persentase kayu terasnya. Kata Kunci: acacia mangium, kecepatan tumbuh, umur muda, sifat fisika, sifat mekanika

Page 73: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX60

56

SD-O 2-1

Variasi Pertumbuhandan Kualitas Kayu Pada Plot Uji Provenansi-Keturunan Jabon (Anthocephlus cadamba Miq) di Jawa Barat

Nelly anna*, Iskandar Zulkarnaen1, Supriyanto1, Lina Karlinasari1, Dede Jajat Sudrajat2

1Fakultas Kehutanan IPB kampus IPB Darmaga 2Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) merupakan tanaman multiguna dan banyak disenangi petani karena dapat menjadi pengganti sengon dalam rangka memenuhi bahan baku kontruksi ringan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu, budidaya jabon sudah sejak lama digalakkan. Permasalahannya adalah belum tersedianya benih unggul yang berkualitas. Dalam rangka menyediakan benih unggul dan konservasi jabon, pembangunan plot uji provenansi-keturunan jabon telah dilakukan di Hutan Penelitian Parung Panjang yang dibangun pada 5 blok. Pada tiap blok terdiri atas 12 provenan, yang terdiri dari 105 famili. Pada tiap famili terdiri dari 4 individu. Dalam penelitian ini, karakteristik pertumbuhan tinggi pohon (H), diameter batang (D), volume (V), penetrasi pilodyn (PP), kerapatan kayu (BD), berat jenis (BJ), dan kadar air (KA) diukur pada semua pohon yang hidup (1060 pohon). Analisis varians (ANOVA) menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai H, D, V, PP, BD, BJ, dan KA pada ke-12 provenansi jabon. Sementara korelasi antara PP dengan H, D, V, BD, BJ, dan KA adalah negatif dan bersifat lemah. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan kualitas kayu ke-12 provenansi jabon adalah berbeda meskipun ditanam pada lokasi yang sama dan diberi perlakuan yang sama. Kata Kunci: jabon, korelasi, penetrasi pilodyn, provenan

Page 74: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

61BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

57

SD-O 2-2

Struktur Anatomi, Sifat Fisis, dan Kualitas Serat Tiga Jenis Kayu Lesser Used dan Lesser Known dari Kalimantan Utara

Sarah Augustina* dan Imam Wahyudi1

*Program Studi Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan, Sekolah Pascasarjana IPB

1Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB

*E-mail: [email protected] 1E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur anatomi, sifat fisis, dan kualitas serat kayu nyatoh, sepetir dan pisang putih asal Provinsi Kalimantan Utara dalam rangka diversifikasi bahan baku industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri khas pada kayu sepetir adalah porinya soliter, banyak, bertilosis jarang; jari-jarinya dua ukuran kurang jelas, homoseluler, dan berisi endapan; parenkim aksialnya tipe keliling pembuluh hingga aliform bentuk mata; dan memiliki saluran antar sel dalam deretan tangensial panjang. Kayu pisang putih: pori dominan soliter, jarang, dan tidak berisi tilosis; jari-jari dua ukuran jelas, heteroseluler, dan berisi endapan sedikit; parenkim aksialnya garis tangensial panjang dalam jarak yang tidak teratur; dan tidak memiliki saluran antar sel. Kayu nyatoh memiliki ciri khas: pori dominan bergabung dan berisi banyak tilosis; jari-jari satu ukuran, rapat, heteroseluler dengan jumlah lapisan sel tegak yang lebih banyak, dan berisi banyak endapan dan kristal; parenkim aksialnya tipe garis tangensial pendek dalam jarak yang tidak teratur; dan tidak memiliki saluran antar sel. Ketiga jenis kayu masuk dalam Kelas Kuat III, sedangkan serat kayunya masuk ke dalam Kelas Mutu II. Kata Kunci: dimensi serat, lesser used species, lesser known species, struktur anatomi,

subsititusi bahan baku kayu

Page 75: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX62

58

SD-O 2-3

Tren Jenis Kayu yang Diperdagangkan Berdasarkan Catatan Hasil Uji Identifikasi Kayu di Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Puslitbang Hasil

Hutan Bogor Dalam Satu Dekade (2008-2017)

Listya Mustika Dewi*, Ratih Damayanti1, Andianto1, Krisdianto1, dan Tutiana1

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Puslitbang Hasil Hutan, Bogor telah melayani jasa identifikasi kayu dari berbagai jenis pengguna baik instansi pemerintah, swasta maupun perorangan dalam kurun waktu yang cukup lama. Sejak tahun 2013, laboratorium ini telah menjadi bagian dari laboratorium penguji terakreditasi ISO 17025:2008.Pelayanan jasa identifikasi kayu dapat berjalan dengan baik karena didukung oleh adanya Xylarium Bogoriense 1915 yang merupakan pusat koleksi contoh kayu terbesar ketiga di dunia.Dalam dunia perdagangan kayu, jenis-jenis kayu telah dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu kayu komersial utama (major commercial timber), kayu komersial minor (minor commercial timber), kayu kurang dikenal (lesser known timber), dan kayu sangat kurang dikenal (the least known timber).Makalah ini akan menguraikan catatan hasil identifikasi yang dilakukan oleh Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Puslitbang Hasil Hutan, Bogor dalam satu dekade terakhir. Dari rekaman hasil identifikasi kayu tersebut akan diketahui tren jenis kayu yang diperdagangkan oleh industri perkayuan. Informasi yang disajikan akan menjawab pertanyaan apakah terjadi pergeseran penggunaan kayu dari kategori komersial utama ke kategori lainnya. Penyebab perubahan penggunaan jenis kayu akan dibahas lebih lanjut, salah satunya dikarenakan semakin terbatasnya pasokan jenis kayu. Kata Kunci: anatomi tumbuhan, xylarium bogoriense, ISO 17025:2008, kayu komersial, kayu

kurang dikenal

Page 76: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

63BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

59

SD-O 2-4

Perbandingan Nilai Warna Kayu Berdasarkan Tiga Penampang Kayu

Krisdianto*

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5, Bogor 16610

ABSTRAK Penentuan warna kayu merupakan suatu hal yang tidak mudah karena melibatkan persepsi psikologis manusia terhadap stimulasi gelombang cahaya yang diterima oleh mata. Warna kayu dapat dikuantifikasi dengan alat pengukur warna digital dengan konsep triplet, yaitu sumber cahaya buatan yang telah distandarisasi, benda yang memantulkan warna dan sensor digital sebagai penerima pantulan cahaya. Penentuan nilai warna kayu dipengaruhi oleh bidang penampang kayu yang diukur, yaitu bagian lintang, tangensial, dan radial. Ketiga penampang tersebut memiliki komponen jaringan sel yang berbeda yang mempengaruhi nilai warna yang diukur. Tulisan ini mempelajari nilai warna kayu pada tiga penampangnya dengan sistem CIELab standar. Pengukuran warna dilakukan secara digital dengan Precise Color Reader WR10-8MM, pencahayaan standar D65, dengan sudut pengamatan 10° dan bidang ukur 8 mm. Penelitian dilakukan pada beberapa jenis kayu perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan penampang radial berwarna agak keperakan, akibat adanya jaringan parenkima jari-jari yang membentuk corak bergaris, sedangkan penampang tangensial cenderung lebih gelap akibat susunan jari-jari berbentuk konkaf. Penampang lintang merupakan penampang kayu dengan nilai warna paling gelap, yang disebabkan oleh banyaknya rongga kayu berupa lubang pori pada kayu daun lebar yang mengurangi pantulan cahaya yang dapat diterima oleh sensor digital alat pengukur warna. Kata Kunci: warna, kayu, CIELab, tiga penampang, nilai warna

Page 77: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX64

60

SD-O 3-1

Perubahan Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Gmelina arborea dan Agathis dammara Hasil Densifikasi dengan Menggunakan Beberapa Larutan Sebagai

Perlakuan Pendahuluan

Desi Patandianan*, Alam Firdausi¹, Irwansyah¹, Oktaviani Nelsi¹ Andi Detti Yunianti¹, Ira Taskirawati¹

1)Fakultas Kehutanan, Unversitas Hasanuddin,

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10. Tamalanrea, Makassar

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perlakuan pendahuluan dengan perendaman kayu-kayu yang akan didensifikasi dengan larutan CH3COOH and H2O2 pada konsentrasi 20%, Natrium diposfat pada konsentrasi 2%, dan Borax pada konsentrasi 3% selama 24 jam pada penangas air suhu 80°C. Ukuran papan yang menjadi sampel adalah 24 cm (P) x 20 cm (L) x 2 cm (T) dibagi menjadi dua yaitu contoh uji ukuran 24 cm (P) x 4 cm (L) x 2 cm (T) sebagai kontrol dan 24 cm (P) x 16 cm (L) x 2 cm (T) bagian yang didensifikasi. Densifikasi dilakukan dengan tekanan 35 kg/cm2 pada suhu kempa 150°C selama 15 menit. Parameter yang dihitung dan diuji adalah sifat fisika (kerapatan, penyusutan dan pemulihan tebal) mengacu pada ASTM dan sifat mekanis (MOE dan MOR) yang mengacu pada ASTM D 143-94. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan yang diberikan pada kayu Gmelina arborea dan kayu Agathis dammarasebelum di densifikasi dengan larutan CH3COOH and H2O2 pada konsentrasi 20% memberikan hasil yang terbaik dibandingkan larutan lainnya . Kata Kunci :borax,CH3COOH dan H2O2, densifikasi, natrium diposfat, perlakuan pendahuluan

Page 78: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

65BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

61

SD-O 3-2

Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Jati (Tectona grandis Linn.f.) Sumbawa Barat Berdasakan Arah Radial dan Aksial

Febriana Tri Wulandari*, Dwi Sukma Rini1, Fandi Wijaya1, Agung Faisal Ardiansyah1

1*Program Studi Kehutanan Universitas Mataram.

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Jati di daerah Sumbawa Barat tidak mendapatkan perlakuan silvikultur dan umur kayu Jati yang digunakan masih muda (dibawah umur 15 tahun), sehingga perlu untuk menguji sifat fisika dan mekanika jati Sumbawa Barat tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui sifat fisika dan mekanika kayu jati berdasarkan arah radial dan arah aksial.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai sifat fisika dan mekanika sebagai berikut : untuk arah radial :Nilai Rata-rata kadar air segar kayu jati 79.70 %, nilai kadar air kering udara 16,79 %, berat jenis volume segar 0.54, berat jenis volume kering udara 0.55, berat jenis volume kering tanur 0.58, penyusutan dari kondisi segar sampai kering udara longitudinal 0,18 %, tangensial 2,92%, dan radial 1,24 %, penyusutan dari kondisi segar sampai kering tanur longitudinal 0,41 %, tangensial 5,44 %, dan radial 3,22 %, pengembangan dari kering udara sampai basah longitudinal 1,01 %, tangensial 2,28%, dan radial 0,80 %, nilai MoE 97.417,31Kg/cm2, nilai MoR 809,27 Kg/cm2. Untuk arah aksial :Nilai rata-rata sifat fisika dan mekanika kayu jati (Tectona grandis L.f.) Sumbawa Barat yaitu kadar air segar dan kering udara sebesar 79,69% dan 16,08%. Berat jenis volume segar, kering udara, dan kering tanur sebesar 0,54; 0,55; dan 0,58. Penyusutan radial, tangensial, dan longitudinal dari segar sampai kering sebesar 1,24%; 2,92%; dan 0,18%. Penyusutan radial, tangensial, dan longitudinal dari segar sampai kering tanur sebesar 3,22%; 5,44%; dan 0,42%. Pengembangan radial, tangensial, dan longitudinal dari kering udara sampai basah sebesar 0,80%; 2,28%; dan0,11%. Dan keteguhan lengkung static pada batas MoE, dan MoR sebesar 97.417,32 kg/cm2; dan 809,27 kg/cm2. Kata Kunci: sifat fisika, sifat mekanika, kayu jati, arah radial, arah aksial

Page 79: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX66

62

SD-O 3-3

Pendugaan Karakteristik Bambu dengan Metode Flat Ring Flexure Test pada Beberapa Jenis Bambu Indonesia

Riris Wijayanti Putri*,Naresworo Nugroho1, Effendi Tri Bahtiar1, dan Shawn L Platt1

1*Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Bambu merupakan bahan berlignoselulosa yang memiliki potensi cukup besar sebagai bahan baku alternatif pengganti kayu. Kegunaan bambu sebagai bahan bangunan pada dasarnya telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Bambu sebagai elemen struktur bangunan rumah seperti pondasi, atap, dinding, serta lantai merupakan contoh pemanfaatan bambu yang selama ini telah diaplikasikan oleh masyarakat di pedesaan. Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 160 jenis bambu yang tersebar di seluruh Nusantara. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk mengetahui kekuatan lentur suatu jenis bambu diperlukan contoh uji bambu yang utuh. Hal tersebut dirasa kurang efektif. Penelitian ini bemaksud untuk menguji kemungkinan penerapan metode uji yang relatif baru yaitu Flat Ring Flexure Test (FRF). Contoh uji dibuat dalam bentuk cincin dengan panjang kurang lebih 0.2D, diambil dari tiga bagian yaitu atas, tengah, dan bawah. Setiap sampel diuji menggunakan UTM berkapasitas 5 ton serta alat baru yang berfungsi untuk memposisikan sampel pada empat dan tiga titik tekan, hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat lentur dari sampel bambu yang diuji. Kata Kunci: bahan bangunan, bambu, kuat lentur, flat ring flexure test, pemanfaatan bambu

Page 80: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

67BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

63

SD-O 3-4

Pengaruh Pohon Induk dan Posisi Pengambilan Sampel Pada Batang Pohon Terhadap Beberapa Sifat Fisis Mangium (Acacia mangium Willd) usia

4 tahun

Karnita Yuniarti*

*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl Gunung Batu 5 Bogor 16610

*E-mail : [email protected]

ABSTRAK Salah satu teknik pemuliaan pohon Mangium (Acacia mangium) untuk memperoleh bibit unggul adalah melalui seleksi pohon induk dari provenans yang sama. Akan tetapi informasi mengenai kualitas kayu Mangium yang dihasilkan melalui strategi ini masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 2 kelompok pohon induk dari provenans Papua New Guinea terhadap beberapa sifat fisis kayu Mangium seperti kadar air awal, berat jenis dan rasio penyusutan tangensial-radial (T/R). Usia tanaman yang diteliti adalah 4 tahun dan metode yang digunakan adalah British Standard 373-1957. Rancangan percobaan dengan 2 faktor digunakan untuk menganalisa pengaruh dari faktor pohon induk dan posisi pengambilan sampel dari batang pohon terhadap sifat fisis yang diteliti. Hasil yang diperoleh menunjukkan kelompok pohon induk 1 memiliki kisaran kadar air awal rata-rata 85,84-97,86%; kisaran berat jenis rata-rata 0,42-0,51 dan kisaran rasio penyusutan T/R rata-rata 2,17-2,27. Di sisilain, kelompok pohon induk 2 memiliki kisaran kadar air awal rata-rata 109,24-114,42%; kisaran berat jenis rata-rata 0,38-0,48 dan kisaran ratio penyusutan T/R rata-rata 2,51-3,24. Hasil analisa statistic lebih lanjut menunjukkan faktor pohon induk memiliki pengaruh yang nyata terhadap nilaik adar air awal dan rasio penyusutan T/R. Di sisilain, nilai berat jenis dari kedua kelompok lebih dipengaruhi secaranya taoleh posisi pengambilan sampel pada batang pohon. Kata Kunci: acacia mangium, berat jenis, kadar air awal, pohon induk, rasio T/R

Page 81: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX68

54

SD-O 1-3

Dimensi dan Nilai Turunan Serat Kayu Reaksi Pada Mahoni (Swietenia Mahogany Jack)

Nani Husien*, Nurlina1, Erwin1, Agus Sulistyo Budi1

1Laboratorium Informasi dan Biologi Tumbuhan Berkayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jalan Kihajar Dewantara No. 2

Kampus Gunung Kelua Samarinda

*E-mail: [email protected]; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dan nilai turunan serat kayu normal dan kayu reaksi serta nilai kualita serat pada kayu mahoni (Swietenia mahagony JACK). Pengukuran serat mengikuti standar LPHH (1976),meliputi: dimensi serat yaitu panjang serat, diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding serat, dan nilai turunan serat yang meliputi: runkel ratio, felting power, coefficient of rigidity, flexibility ratio,danmuhlsteph ratio.Pemisahan serat (Maserasi) menggunakan metode Schultze dan deteksi serat kayu reaksi dengan Herzberg’s reagent.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan panjang serat kayu normal lebih panjang dibandingkan kayu reaksi (815,8µm dan 680,5µm), demikian pula diameter lumennya (13,3µm, dan 11,8µm) sedangkan diameter serat dan tebal dinding sel kayu normal lebih kecil dibandingkan kayu reaksi (17,8µm dan 20,4µm) serta (2,2 µm dan 4,3µm). Keduanya termasuk dalam kelas kualita IV(< 900 ). Nilai rataan turunan serat diperoleh nilai Runkel ratio pada serat kayu normal lebih kecil dibandingkan kayu reaksi (0,3 dan 0,8). keduanya termasuk dalam kelas kualita I (< 0,25). Demikian pula dengan nilai Felting Power (46.8 dan 33,6), Flexibility ratio (0,7 dan 0,6) serta Coefficient of rigidity (0,7 dan 0,6). Sebaliknya nilai rataan Muhlsteph ratio pada kayu rekasi lebih besar dibandingkan kayu normal (43.3 dan 60,3). dan termasuk dalam kelas kualita II (nilai : 30-60).Berdasarkan persyaratan kayu sebagai bahan baku kertas (Vademecum Kehutanan, 1976) maka kayu mahoni (Swietenia mahogany.Jack) yang diteliti baik yang serat normal maupun serat reaksi dengan jumlah nilai 325-350 tergolong dalam kelas kualita serat II. Kata Kunci: dimensi serat, nilai turunan serat, metode schultz, herzberg’s reagent

Page 82: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

69BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

65

SD-O 4-2

Karakteristik Teknologi Kulit Sagu (Metroxylon sago Rottb) Asal Manokwari-Papua Barat

Wahyudi*

*Fakultas Kehutanan - Universitas Papua

Jalan Gunung Salju, Amban Manokwari (98314) Papua Barat. Telp/Fax: 0986-211065.

*E-mail:[email protected]

ABSTRAK Kulit, daun, dan pelepah dari Sagu (Metoxylon sago Rottb) dipergunakan sebagai bahan baku rumah tradisional sebagian besar masyarakat di Tanah Papua secara turun temurun, khususnya didaerah pesisir pantai atau kepulauan. Secara tradisional, kulit sagu, yang telah dipisahkan dari empulurnya dan kering dimanfaatkan sebagai alas rumah panggung pada beberapa suku di Papua tanpa melalui proses pengolahan dan perlakuan dan dapat bertahan selama puluhan tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik teknologi dari kulit sagu, seperti kadar air, pengerjaan, kerapatan, ketebalan, dan beberapa sifat teknis lainnya. Kulit sagu diambil dari sisa-sisa (residue) dari penelitian staf dosen dari Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas Papua, Manokwari Papua Barat. Pohon sagu dengan diameter (Φ)56 cm DBHtelah masak tebang,ditebang menggunakan gergaji rantai (chain saw) dan dipotong menjadi log (tual) dengan panjang 90 cm. Kulit dipisahkan dari empulur menggunakan chain saw dengan sistem pengupasan rotary (melingkar). Kulit dikeringanginkan hingga pelaksanaan peneitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit sagu memiliki kadar air kering udara (air-dried moisture content) rata-rata sebesar 17%. Kulit sagu memiliki ketebalan rata-rata adalah 1.24 cm, dengan panjang rata-rata adalah 62.6 cm dan lebar 80 cm. Kulit sagu memiliki karakteristik keras, padat, licin, beruas, dan cenderung bengkok (menyinpang dari sumbu vertikal pertumbuhan), dan cembung. Sifat pengerjaan dengan menggunakan mesin sekap (planner) secara kuantitatif cenderung licin (slippery) baik pada bagian luar maupun dalam, vascular bundle terangkat, bergetar karena tipis, dan tidak merata (bergelombang), serta membuat mata pisau cepet tumpul. Kata Kunci: karakteristik, teknologi, kulit sagu, rumah tradisional, Papua Barat

Page 83: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX70

66

SD-O 4-3

Fosil Kayu Dryobalanoxylon sp. Pada Formasi Genteng Di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia

Hanny Oktariani*, Winantris 2, Lili Fauzielly 2

1*Badan Geologi,

Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 2*Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran,

Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Ditemukan fosil kayu di Desa Sindangsari,Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.Preparat fosil kayu diambil dari 3 bidang yaitu lintang, radial dan tangensial. Pembuatan preparat fosil kayu sama seperti pembuatan preparat sayatan tipis pada batuan. Hasil pengamatan anatomi pada fosil tersebut menunjukkan ciri : sel pembuluh baur, hampir seluruhnya soliter, dengan frekuensi pembuluh 5 - 9 per mm2, terdapat tilosis, lebar jari-jari 4-10 sel, saluran interseluler aksial dalam baris tangensial panjang dengan ukuran lebih kecil dari pembuluh. Ciri tersebut memiliki persamaan dengan Genus Dryobalanoxylon.Fosil kayu ditemukan pada batuan tuff, formasi Genteng yang berumur Pliosen Awal dengan lingkungan pengendapan terestrial. Kata Kunci:banten, dryobalanoxylon sp. formasi genteng, fosil kayu, pliosen awal

Page 84: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

71BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

67

SD-O 4-4

Fosil Kayu Kapur (Dryobalanoxylon sp.) Asal Bangko, Jambi

Andianto*, Agus Ismanto1, Ratih Damayanti1

1*Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5 Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Jambi dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber keanekaragaman jenis batuan geologi (Geodeversity) termasuk diantaranya fosil kayu.Terhadap temuan sampel fosil kayu yang berasal dari wilayah Kabupaten Bangko dilakukan pengamatan struktur anatomi serta analisis perkiraan umur.Irisan tipis bidang lintang, radial dan tangensial fosil kayu diamati ciri-ciri anatominya dengan menggunakan mikroskop Carl Zeiss-Axio Imager A1m. Diskripsi ciri anatomi mengacu kepada daftar ciri mikroskopis untuk identifikasi kayu daun lebar IAWA (International Association of Wood Anatomists). Analisis umur fosil dilakukan berdasarkan peta Geologi (skala 1 : 100.000) lembar Sarolangun, Sumatera. Hasil pengamatan struktur anatomi diantaranya berupa pengelompokkan pembuluh hampir seluruhnya soliter, bidang perforasi sederhana, susunan ceruk antar pembuluh selang-seling, dinding serat sangat tebal, terdapat parenkim aksial apotrakea tersebar, vaskisentrik, aksial dalam baris tangensial panjang, terdapat kristal prismatik dalam sel parenkim aksial berbilik, dijumpai butir-butir silika dalam sel jari-jari dan sel parenkim aksial. Struktur anatomi demikian serupa dengan ciri anatomi kayu dari jenis Dryobalanops sp. (kamper/kapur) anggota dari famili Dipterocarpaceae, sehingga fosil kayu ini merupakan fosil kayu jenis kamper/kapur (Dryobalanoxylon sp.).Diperkirakan fosil ini berumur antara 3,6 hingga 2,5 juta tahun lalu (antara kala Pliosen akhir hingga Plistosen awal). Kata Kunci: fosil kayu, bangko, dryobalanoxylon, pliosen

Page 85: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX72

68

SD-O 5-1

Analisis Kuat Tumpu dan Kuat Leleh Lentur Baut pada Tiga Jenis Kayu Indonesia

Sucahyo1, Yaniyar2*

Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Sambungan adalah titik terlemah pada desain konstruksi kayu, yang berperan penting dalam menentukan kinerja struktur kayu, sehingga diperlukan desain konstruksi yang tepat agar penggunaannya aman dan ekonomis. Baut merupakan alat sambung tipe dowel yang relatif mudah didapatkan dan mudah dalam pengerjaannya sehingga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Parameter dalam menentukan kekuatan sambungan yaitu kuat tumpu baut, kuat leleh lentur baut, dan geometri. Kuat leleh lentur pengencang juga dipengaruhi oleh tipe alat sambung, diameter baut, dan komposisi bahan penyusun baut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh diameter baut, arah pembebanan, dan berat jenis kayu terhadap nilai kuat tumpu baut serta pengaruh diameter baut terhadap nilai kuat leleh lentur baut. Pengujian yang dilakukan meliputi sifat fisis, sifat mekanis, kuat tumpu baut dan kuat leleh lentur baut. Kayu yang digunakan berupa kayu sengon (Falcataria moluccana), kayu manii (Maesopsis eminii), dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus), Alat sambung baut yang digunakan terdiri atas lima ukuran diameter yaitu 1/4 in (6 mm), 3/8 in (9 mm), 1/2 in (12 mm), 5/8 in (16 mm), dan 3/4 in (19 mm). Metode pengujian untuk kuat tumpu baut mengikuti ASTM D 5764 – 97a (Reapproved 2002) dengan modifikasi dan pengujian kuet leleh lentur baut mengikuti ASTM F 1575 – 03.Hasil penelitian menunjukkan kayu nangka memiliki kekuatan mekanis yang lebih tinggi dibandingkan kayu sengon dan kayu manii. Nilai kuat tumpu baut dipengaruhi oleh kelompok jenis, diameter baut, dan arah pembebanan kayu. Ukuran diameter baut memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kuat leleh lentur baut.

Kata Kunci: baut, kayu, kuat leleh lentur, kuat tumpu, sambungan kayu, pengencang

Page 86: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

73BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

68

SD-O 5-1

Analisis Kuat Tumpu dan Kuat Leleh Lentur Baut pada Tiga Jenis Kayu Indonesia

Sucahyo1, Yaniyar2*

Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Sambungan adalah titik terlemah pada desain konstruksi kayu, yang berperan penting dalam menentukan kinerja struktur kayu, sehingga diperlukan desain konstruksi yang tepat agar penggunaannya aman dan ekonomis. Baut merupakan alat sambung tipe dowel yang relatif mudah didapatkan dan mudah dalam pengerjaannya sehingga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Parameter dalam menentukan kekuatan sambungan yaitu kuat tumpu baut, kuat leleh lentur baut, dan geometri. Kuat leleh lentur pengencang juga dipengaruhi oleh tipe alat sambung, diameter baut, dan komposisi bahan penyusun baut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh diameter baut, arah pembebanan, dan berat jenis kayu terhadap nilai kuat tumpu baut serta pengaruh diameter baut terhadap nilai kuat leleh lentur baut. Pengujian yang dilakukan meliputi sifat fisis, sifat mekanis, kuat tumpu baut dan kuat leleh lentur baut. Kayu yang digunakan berupa kayu sengon (Falcataria moluccana), kayu manii (Maesopsis eminii), dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus), Alat sambung baut yang digunakan terdiri atas lima ukuran diameter yaitu 1/4 in (6 mm), 3/8 in (9 mm), 1/2 in (12 mm), 5/8 in (16 mm), dan 3/4 in (19 mm). Metode pengujian untuk kuat tumpu baut mengikuti ASTM D 5764 – 97a (Reapproved 2002) dengan modifikasi dan pengujian kuet leleh lentur baut mengikuti ASTM F 1575 – 03.Hasil penelitian menunjukkan kayu nangka memiliki kekuatan mekanis yang lebih tinggi dibandingkan kayu sengon dan kayu manii. Nilai kuat tumpu baut dipengaruhi oleh kelompok jenis, diameter baut, dan arah pembebanan kayu. Ukuran diameter baut memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kuat leleh lentur baut.

Kata Kunci: baut, kayu, kuat leleh lentur, kuat tumpu, sambungan kayu, pengencang

SD-O 5-2

Sifat Anatomi Kayu Jati Konvensional dan Jati Plus PERHUTANI (JPP) Umur 10 Tahun dari KPH Randublatung

Harry Praptoyo1 dan E.S. Sandrakusuma2

1*Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541,

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukmengetahuisifat anatomi kayu jati yang tumbuh dengan sistem permudaan yang berbeda yaitu jati konvensional dan jati plus perhutani dan mengetahui variasi sifat kayunya pada kedudukan radial batang. Penelitianinimenggunakankayujati konvensional dan jati plus masing-masing sebanyak 2pohonsebagaiulangan yang diperolehdariKPH Randublatung.Penelitian disusun dengan menggunakan CRD (Completely Randomized Design) dengan 2 faktor yaitu jenis pemudaan jati dan arah radial batang. Parameter yang akan diuji dalam penelitian ini adalah dimensi serat meliputi panjang serat, diameter serat, tebal dinding, dan proporsi sel kayu meliputi sel serabut, pembuluh, parenkim dan jari-jari. Data yang diperoleh kemudian di uji dengan ANOVA dan jika berbeda nyata maka di uji lanjut dengan analisis HSD. Hasil penelitian karakteristik sifat anatomi kayu jati konvensional dan jati plus perhutani, berdasarkan analisis data menunjukkan adanya beberapa perbedaan dalam dimensi serat dan proporsi selnya.Pada parameter dimensi seratparameter yang berbeda adalah diameter serat, sedangkan pada parameter proporsi sel,parameter yang berbeda adalah proporsi sel serabut, seljari-jari dan sel parenkim. Rata-rata diameter serat jati konvensional 20.40µ sedangkan jati plus 17.76µ.Proporsi sel serabut, sel jari-jari dan sel parenkim jati konvensional berturut-turut 50,20%, 20,02%, dan 14,43% sedangkan proporsi sel serabut, sel jari-jari dan sel parenkim pada jati plus berturut-turut42,77%, 18,31% dan 19,30%. Kata Kunci: anatomi kayu, dimensi serat, proporsi sel,jati konvensional, jati plus perhutani

Page 87: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX74

70

SD-O 5-3

Ketahanan Api Kayu Sengon dilapisi Lembaran Protektif Arang dari Tiga Jenis Kayu dengan Variasi Penambahan Boraks

Joko Sulistyo*, Sri Nugroho Marsoem1, Tomy Listyanto1 dan Alnico P.S.S.1

1Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan – Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta 55281

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kayu merupakan salah satu material penting yang digunakan untuk konstruksi perumahan di Indonesia. Dalam penggunaannya kayu memiliki kelemahan berupa dapat terbakar, sehingga sifat ketahanan api menjadi pertimbangan dalam penggunaan kayu untuk tujuan konstruksi. Saat ini jenis kayu dari pohon cepat tumbuh seperti sengon telah digunakan untuk konstruksi ringan. Kayu sengon bersifat inferior dalam hal ketahanan api yang memerlukan peningkatan sifat ketahanan api untuk dimanfaatkan untuk tujuan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat ketahanan api kayu sengon melalui pelapisan lembaran protektif arang (LPA) dari tiga jenis kayu yaitu asam, rambutan dan melinjo. Dengan variasi penambahan boraks dari 0%, 3% sampai 5% dari berat kering arang).Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap.Penilaian sifat ketahanan api kayu sengon dilapisi LPA dilakukan dengan uji pembakaran langsung dengan tungku tegak (ASTM E 69-02) dengan pengamatan pada suhu pembakaran, waktu mencapai suhu 260 ºC, kehilangan berat, kecepatan kehilangan berat. Pelapisan LPA dari arang tiga jenis kayu melalui variasi boraks menunjukan adanya interaksi antara jenis arang kayu dan penambahan boraks dalam meningkatkan sifat ketahanan. Kayu sengon dengan pelapisan LPA dari arang asam dengan konsentrasi boraks sebesar 5% menunjukan sifat ketahanan api yang unggul.

Kata Kunci:kayu sengon, sifat ketahanan api, lembaran protektif arang, arang kayu dari metode tradisional, borak

Page 88: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

75BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

71

SD-O 5-4

Komposisi Kimia, Pulp, dan Derajat Delignifikasi Pulp Kayu Gayam (Inocarpus fagifer (Parkinson ex Zollinger) Fosberg))

Rizky Novita1*, Sri Nugroho Marsoem2

1,2Departemen Teknologi Hasil Hutan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro. No 1. Bulaksumur,

Yogyakarta, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Gayam (Inocarpus fagifer (Parkinson ex Zollinger) Fosberg)) merupakan pohon yang menghuni hutan rakyat dengan karakteristik batang yang beralur dan serat kayu yang berulir, membuat kayu ini minim dimanfaatkan oleh masyarakat.Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui kerakteristik kayu gayam melalui komposisi kimia kayu, rendemen pulp, bilangan kappa, dan derajat delignifikasi pulp kayu gayam. Penelitian ini menggunakan tiga pohon kayu gayam bebas cacat dengan diameter di atas 20 cm yang diambil di Godean, Sleman, DIY.Batang kayu gayam dari pangkal penebangan hingga batang bebas cabang dipotong menjadi disk. Disk tersebut kemudian dibuat serbuk untuk dilakukan pengujian komposisi kimia menggunakan standar JIS Jepang modifikasi, disk juga dibuat serpih untuk pemasakan pulp, penentuan nilai bilangan kappa dilakukan dengan SNI 0494 2008, serta hasil pulp diuji derajat delignifkasi dengan metode JIS Jepang modifikasi. Hasil penelitian menunjukkan kayu gayam dengan rerata diameter 32.6 cm rerata kandungan ekstraktif larut etanol- toluene sebesar 3.93%, kandungan holoselulosa 77.54%, kandungan alfaselulosa 58.67%, kandungan lignin klason 23.48%. Rendemen tersaring pulp dengan vareasi alkali aktif (13%, 15%, 17%) dan sulfiditas (21% dan 23%) memiliki rerata 46,87% serta rerata bilangan kappa sebesar 16,42. Kandungan holoselulosa pulp gayam sebesar 88,67% serta kandungan alfaselulosanya 83,45%, dan lignin 8,10%. Vareasi alkali aktif signifikan di parameter nilai bilangan kappa, holoselulosa, dan lignin pulp kayu gayam.Sedangkan vareasi sulfiditas signifikan pada parameter lignin pulp. Kata Kunci: kayu gayam, komposisi kimia, pulp, delignifikasi pulp

Page 89: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX76

Page 90: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

77BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

ABSTRAKBIDANG D

KEHUTANAN UMUM

Page 91: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX78

Page 92: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

79BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

74

KU-O 1-1

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Potensi Serapan Karbon di Hutan Masyarakat dan Tegakan Tinggal

Herianto*

*Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

ABSTRAK Keanekaragaman jenis tumbuhan endemik lokal akan mampu meningkatkan potensi serapan karbon yang tinggi. Pengelolaan sumberdaya hutan perlu dilakukan dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam hutan yang berwawasan lingkungan secara efektif dan efisien, untuk mendapatkan hasil produk yang bersumber dari kayu dilakukan pendekatan dan pembuktian yang kuat bahwa hutan harus dikelola secara lestari dengan kajian Life cycle Assessment (LCA). Penelitian ini akan mengangkat isu lingkungan hidup global yang harus dipersiapkan dalam menunjang dan pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya lokal di Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisa keanekaragaman jenis tumbuhan dan potensi serapan karbon di hutan masyarakat; Mengestimasi cadangan karbon berdasarkan komposisi struktur tegakan tinggal; dan target khusus melakukan kajian Life Cycle Assessment (LCA) pengolahan hasil hutan kayu yang berwawasan lingkungan. Metode yang digunakan untuk keanekaragaman jenis menggunakanmetode jalur dan garis berpetak; dan potensi serapan karbon menggunakan metode non destructive dan destructive. Semua data hasil penelitian dianalisis lebih lanjut dengan analisis menggunakan software Genstat 15th dan Excel 2013. Hasil yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang jenis tumbuhan endemik lokal yang mempunyai nilai potensi tinggi untuk dapat dikembangkan dan dilestarikan; Keanekaragaman jenis tumbuhan dan potensi serapan karbon di hutan masyarakat dan tegakan tinggal sangat bermanfaat untuk menentukan pola pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari; Mampu menunjang program rehabilitasi hutan secara tepat dan berkelanjutan; Kajian atau proses yang digunakan untuk menilai dan membandingkan dampak mengenai sumber daya alam hutan disekitarnya, yang dilakukan oleh kegiatan aktivitas manusia terhadap proses atau produk hasil hutan, proses tersebut dilakukan dari penebangan sampai proses akhir pemanfaatannya. Life Cycle Assessment (LCA) mencoba untuk menonjolkan isu terkait pengelolaan sumberdaya alam hutan disekitar berupa pengolahan kayu secara menyeluruh.

Kata kunci : endemik lokal, karbon, tegakan tinggal, destructive, LCA

Page 93: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX80

75

KU-O 1-2

Keragaman Flora dan Makro Fauna Tanah Pada Hutan Tanaman Eucalyptus pellita di PT. Arara Abadi - Riau

Agus Wahyudi*

*Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan – Kuok

Jln. Raya Bangkinang – Kuok km 9, Kotak Pos 4/BKN Bangkinang 28401 RIAU

*E-mail: [email protected].

ABSTRAK

Pengelolaanhutan tanaman industri diupayakan agar tetap mempertahankan daya dukung kawasan hutan dalam menjaga keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, sertamempertahankan kehidupan mikroba tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman flora tumbuhanbawahdan makro fauna tanah pada hutan tanaman jenis Eucalyptus pellita di areal PT. Arara Abadi, Perawang - Riau. Pengambilan data flora dan makrofauna tanah dilakukan pada hutan tanaman E. pellita umur 1, 3, 5 tahun, areal konservasi dan areal pasca panenhutan tanaman E. pellita dengan menggunakan metode petak ganda. Peletakan petak contoh dilakukan secara stratified sampling (jalur). Jumlah petak pengamatan sebanyak 20 petak, dengan jarak antara petak 20 m (secara zig-zag di kiri dan kanan jalur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indek kekayaan, keanekaragaman, kelimpahan dan kesamarataan jenis flora tumbuhan bawah areal konservasi mempunyai nilai yang paling rendah dibandingkan dengan areal hutan tanaman E. pellita umur 5, 3, 1 tahun serta areal pasca panen. Pada areal hutan tanaman umur 5, 3, 1 tahun dan areal pasca panen tingkat keragaman tumbuhan bawahnya hampir sama tidak ada perbedaannya. Jenis tumbuhan bawah yang mendominasi dari areal tersebut adalah Microlepia speluncae, Echinocloa colonum dan Stenochlaena polutris. Keanekaragaman makro fauna tanah di areal konservasi hampir sama dengan areal hutan tanaman E. pellita umur 3 tahun, sedangkan hutan tanaman E. pellita umur 5 tahun dan 1 tahun mempunyai nilai keanekaragaman yang hampir sama. Kata Kunci: keanekaragaman, Eucalyptus pellita, tumbuhanbawah, makro fauna, petakganda

Page 94: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

81BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

76

KU-O 1-3

Komposisidan Keragaman Tumbuhan Bawah di Bawah Tanaman Binuang Bini (Octomeles sumatrana Miq.) di KHDTK Haurbentes, Jasinga, Bogor

Rina Bogidarmanti*

*Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan

Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Telp. (0251) 8633234, 7520067Fax (0251) 8638111

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Tumbuhanbawah atau gulma dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pokok dengan cara memanjat, mencekik, melepaskan beberapa zat alelopati atau berfungsi sebagai inang untuk beberapa hama atau penyakit. Komposisi dan karakteristik tumbuhan bawah/gulma di bawah suatu jenis tegakan memiliki variasi tergantung pada kondisi tapak serta umur tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan karakteristik tumbuhan bawah/gulma di bawah tanaman binuang bini umur dua tahun. Kegiatan ini dilakukan di Hutan Penelitian dengan Tujuan Khusus / KHDTK Haurbentes, Jasinga, Bogor.Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat 15 unit petak sampel ukuran 1 m x 1 m, dengan interval antara plot 25 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sekitar 24 jenis gulma dari 19 Famili di bawah tanaman binuang bini umur dua tahun yang dapat diklasifikasikan menjadi gulma daun lebar (11 spesies), gulma daun sempit (6 spesies), pakis (3 spesies) dan gulma berkayu (4 spesies). Berdasarkan indeks nilai penting (INP), lima jenis gulma dengan peringkat tinggi yaitu Echinocloa colonum (INP = 101,25), Centotheca lappaceae (INP = 78,12), Mikania micrantha (INP = 20,86), Toxocarpus longipetalus (INP = 20,04) dan Selaginella sp (INP = 19,70). Gulma yang mendominasi di bawah tanaman binuang bini umur dua tahun yaitu termasuk kelompok daun sempit. Kata Kunci: binuang bini, KHDTK Haurbentes, komposisi, tumbuhan bawah

Page 95: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX82

77

KU-O 1-4

Biodiversitas Ekosistem Mangrove Pelindung Pesisirdi Kecamatan Singkawang Tengah, Kalimantan Barat

Slamet Rifanjani*, H. Darwati1

1*Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kota Singkawang merupakan wilayah Kalimantan Barat yang berhadapan langsung dengan laut Natuna Utara. Sebagian kecil wilayah pesisirnya sangat bergantung pada keberadaan hutan mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi sehingga hutan mangrove yang ada di wilayah ini ditetapkan dalam RTRWK sebagai kawasan lindung pencegah abrasi. Upaya pemantauan dan pengelolaan ekosistem mangrove di kota Singkawang memerlukan data biodiversitas yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan dan biodiversitas flora dan fauna yang terdapat dalam ekosistem mangrove di Kec. Singkawang Tengah sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove di wilayah ini. Penelitian dilakukan di kawasan hutan mangrove di pesisir kec. singkawang tengah yang berada disepanjang muara mungai singkawang sampai ke muara sungai wie berbatasan dengan kec. Singkawang Utara dengan metode Line Transek. Hasil penelitian menunjukkan ekosistem mangrove yang terbentuk memiliki substrat lumpur/liat keras dengan salinitas 28 % - 40 % dan rata-rata selisih pasang surut tertinggi 110 cm. Vegetasi didominansi Avicennia marina dengan H’ antara 0,41 – 0,45. Fauna yang ditemukan pada ekosistem ini beberapa jenis satwa dari kelompok serangga, amfibi, reptil dan burung. Serangga yang ditemukan berupa lebah madu (Apis dorsata) dan capung (Neurothemis rumbii), amfibi dari jenis katak mangrove (Staurois natator), reptile dari jenis bengkarong (Eutropis multifisciata) dan burung dari jenis burung peregam (Ducula aenia), bubut (Centropus bengalensis) dan raja udang (Alcedo meninting). Kata Kunci: biodiversitas, mangrove, pesisir, singkawang

Page 96: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

83BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

78

KU-O 2-1

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Kemiri di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan

Dian Ayu Lestari Hasanuddin*, Makkarennu, Ridwan1, Asar Said Mahbub1

1*Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin,

Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar, 90245

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan kemiri pada masyarakat yang berada di wilayah administrasi Hutan Pendidikan Unhas.Objek penelitian adalah masyarakat yang mengolah kemiri bulat disekitar Hutan Pendidikan Unhas.Teknik pengambilan data dilakukan melalui obsevasi, wawancara dengan pelaku usaha pengolahan kemiri, dan melalui studi kepustakaan.Analisis data dilakukan menganalisis kelayakan finansial dengan menggunakan NPV (Net present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate Return), dan PP (Payback Period). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua semua kriteria yang digunakan dalam analisis ini memenuhi kriteria kelayakan investasi, sehingga dikatakan bahwa usaha ini layak Kata Kunci: BCR, IRR ,kemiri, kelayakan usaha, NPV

Page 97: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX84

79

KU-O 2-2

Penerapan Bisnis Model Kanvas pada Usaha Sagu di Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan.

Makkarennu*, Asar Said Mahbub1, Andy Achmad Rizaldy1, Helmi Gracia1,

Dian Ayu Lestari Hasanuddin1

1Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar, 90245

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi model bisnis usaha sagu yang dilakukan melalui pendekatan Bisnis Model Kanvas (BMC) serta merancang model usaha baru.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengkajoang, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.Pengumpulan data dilakukan pendekatan Participatory Action research (PAR) dengan teknik resource mapping, social mapping dan melalui wawancara mendalam pada pelaku usaha yang terlibat dalam usaha pengolahan sagu. Analisis data dilakukan melalui pendekatan Bisnis Model Kanvas pada 9 (Sembilan) elemen yakni; customer segments, value propositions, channels, customer relatonship,revenue streams, key resource, key activities, key partnerhip, dan cost structure. Untuk merancang model bisnis baru selain menggunakan analisis Bisnis Model Kanvas juga dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Bisinis Model Kanvas pada kesembilan elemennya dapat dijalankan pada usaha sagu ini. Kata Kunci: bisnis model kanvas, model usaha, PAR sagu, SWOT

Page 98: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

85BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

79

KU-O 2-2

Penerapan Bisnis Model Kanvas pada Usaha Sagu di Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan.

Makkarennu*, Asar Said Mahbub1, Andy Achmad Rizaldy1, Helmi Gracia1,

Dian Ayu Lestari Hasanuddin1

1Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar, 90245

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi model bisnis usaha sagu yang dilakukan melalui pendekatan Bisnis Model Kanvas (BMC) serta merancang model usaha baru.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengkajoang, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.Pengumpulan data dilakukan pendekatan Participatory Action research (PAR) dengan teknik resource mapping, social mapping dan melalui wawancara mendalam pada pelaku usaha yang terlibat dalam usaha pengolahan sagu. Analisis data dilakukan melalui pendekatan Bisnis Model Kanvas pada 9 (Sembilan) elemen yakni; customer segments, value propositions, channels, customer relatonship,revenue streams, key resource, key activities, key partnerhip, dan cost structure. Untuk merancang model bisnis baru selain menggunakan analisis Bisnis Model Kanvas juga dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Bisinis Model Kanvas pada kesembilan elemennya dapat dijalankan pada usaha sagu ini. Kata Kunci: bisnis model kanvas, model usaha, PAR sagu, SWOT

80

KU-O 2-3

Konsep Pengelolaan Potensi Hutan Mangrove Daerah Pesisir Pantai Pasir Kadilangu Kabupaten Kulon Progo Melalui Perspektif Ekowisata Guna

Mencapai Pembangunan Wisata yang Ecologically Friendly

Ajeng Arum Mawarni1, Fitria Dewi Susanti*1, Madina Dwi Panuntun1

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

E-mail: [email protected] * E-mail: [email protected]

E-mail: [email protected]

ABSTRAK Salah satu potensi pesisir laut Indonesia yaitu hutan mangrove, sekitar 3 juta hektare tumbuh di sepanjang 95.000 kilometer.Jumlah ini mewakili 23% dari keseluruhan ekosistem mangrove dunia (Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).Namun, meskipun wilayah Indonesia dua per tiga terdiri dari lautan dengan luas mangrove yang cukup luas, data menunjukkan tingkat pengelolaan ekosistem hutan mangrove belum terawat dengan baik.Padahal kawasan tersebut memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan, tak terkecuali di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki potensi juga.Oleh sebab itu diperlukan suatu konsep pengelolaan potensi yang ada di hutan mangrove melalui pendekatan ekowisata guna mencapai pembangunan sektor pariwisata yang ecologically friendly.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi objek ekosistem hutan mangrove dengan menyusun potensi kawasan pesisir berdasarkan interpretasi lingkungan sehingga didapatkan konsep pengelolaan hutan mangrove berbasis ekowisata yang ecologycally friendly.Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan komparatif yaitu membandingkan pengelolaan hutan mangrove di daerah pesisir Pantai Pasir Kadilangu dengan teknik analisis secara interpretatif juga analisis potensi kawasan mangrove dengan pertimbangan sosial-ekonomi dan sektor lingkungan. Data yang diperoleh berupa potensi yang ada di objek penelitian, grafik analisis komparasi beberapa variabel yang digunakan untuk menilai pengelolaan tiap wisata hutan mangrove sebagai acuhan untuk pembangunan wisata berbasis ekowisata yang ecologically friendly, sehingga diperoleh konsep pengelolaan hutan mangrove yang ideal serta dapat dilakukan penyusunan strategi pengembangan kawasan berbasis ekowisata yang ecologically friendly. Dengan adanya potensi kawasan yang berbasis ekowisata yang ecologically friendly diharapkan potensi kawasan berbasis ekowisata dapat berkembang, tingkat perekonomian masyarakat meningkat, namun dengan tetap mempertahankan pengelolaan yang berdasarkan ecologically friendly. Kata Kunci:ecologycal friendly, ekowisata, hutan mangrove, interpretatif, konsep

Page 99: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX86

81

KU-O 2-4

Analisis Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin (HPUH)

Yusran* dan Adrayanti Sabar1

1Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin

ABSTRAK

Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin (HPUH) mempunyai potensi sebagai sarana pembelajaran, pengembangan pengetahuan serta potensi wisata yang sangat besar, yang dimanfaatkan bagi masyarakat, peneliti, lembaga pemerintah dan pengunjung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepentingan dan pengaruh para pihak pada pengelolaan HPUH dengan menggunakan metode pengolahan data analisis stakeholder.Pengelolaan Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin (HPUH) melibatkan 11 pemangku kepentingan. Dikelompokkan menjadi lima yatu instansi pemerintah, kelompok masyarakat, lembaga Pendidikan, perseorangan dan masyarakat. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan HPUH berdasarkan kepentingan dan pengaruh terdiri dari: a) Key Player yaitu Fakultas Kehutanan Unhas, masyarakat, dan dosen; b) Subject yaitu mahasiswa; c) Context setter yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPKH, PSKL, dan BPTH) dan pengunjung; dan d) Crowd yaitu Dinas Kehutanan, Pemerintah Daerah (Camat, Kepala Desa dan Kepala Dusun), tokoh masyarakat dan LSM. Kata Kunci: pemangku kepentingan, pengelolaan, hutan pendidikan

Page 100: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

87BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

82

KU-O 3-1

Efektivitas Trichoderma dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Tinggi dan Diameter Semai Acacia mangium pada Tanah Ultisol

Hardianus*, Rosa Suryantini1, dan Reine Suci Wulandari1

1Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak,

Jalan Imam Bonjol Pontianak

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis Trichoderma sp. dan pupuk kandang yang efektif terhadap pertumbuhan semai A.mangium pada tanah ultisol.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu dosis Trichoderma sp. (T) dan dosis pupuk kandang kotoran sapi (K). Dosis Trichoderma sp. terdiri dari : 0 gr/polybag (T0), 5 gr/polybag (T1), 10 gr/polybag (T2), dan 15 gr/polybag (T3). Dosis pupuk kandang kotoran sapi terdiri dari : 0 gr/polybag (K0), 50 gr/polybag (K1), 100 gr/polybag (K2) dan 150 gr/polybag (K3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah total perlakuan ada 48 semai. Parameter yang diamati adalah tinggi dan diameter semai yang dilakukan selama 2 bulan di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.Hasil penelitian menunjukkan dosis Trichoderma sp., pupuk kandang dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai. Dosis Trichoderma sp. berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan diameter semai, sedangkan pupuk kandang dan interaksinya tidak berpengaruh nyata.Dosis terbaik untuk pertumbuhan diameter semai yaitu dosis T3K2 (45 gram Trichoderma sp. dan 100 gram pupuk kandang kotoran sapi). Kata Kunci: akasia, dosis, pupuk kandang kotoran sapi,trichoderma sp., ultisol

Page 101: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX88

83

KU-O 3-2

Potensi Trichoderma Isolat Lokal sebagai Penghambat Pertumbuhan Ganoderma lucidum

Rosa Suryantini*, Reine Suci Wulandari1, Slamet Rifanjani1

1*Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Jl. Imam Bonjol 78124, Kalimantan Barat.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Acacia mangium merupakan salah satu jenis tanaman perkayuan yang banyak dikembangkan di areal HTI khususnya di Kalimantan Barat.Merebaknya penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma lucidum menjadi kendala dalam pemenuhan kayu yang berkualitas dan dalam jumlah yang besar. Salah satu alternatif yang ramah lingkungan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme di sekitar rizosfer, seperti Trichoderma.Efektivitaspenghambatan Trichoderma terhadap infeksi Ganoderma telah dibuktikan pada banyak penelitian. Kemampuan penghambatan ini, salah satunya dipengaruhi oleh jenis Trichoderma.Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penghambatan G. Lucidum oleh isolat lokal Trichoderma. Metode yang digunakan adalah identifikasi Trichoderma isolat lokal yang diisolasi dari tanah ultisol Pontianak danuji dual culture antaraTrichoderma isolat lokal dengan G. Lucidum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik yang diamati, ketiga jenis isolat Trichoderma teridentifikasi sebagai T. hamantum, T. viridae dan T. virens.Ketiga jenis isolat Trichoderma spp. tersebut memiliki kemampuan penghambatan melalui persingan terhadap nutrisi, parasitisme dan menghasilkan senyawa antibiosis. Penghambatan tertinggi dilakukan oleh T. viridae sebesar 86%, sedangkan daya hambat T. hamantum dan T. virens berturut-turut adalah 61.40% dan 42,86%. Kata Kunci: acacia mangium, ganoderma lucidum, isolat, penghambatan, trichoderma

Page 102: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

89BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

84

KU-O 3-3

Potensi Trichoderma Isolat Lokal Sebagai Dekomposer Serasah Akasia (Acacia mangium)

Yulita Junita*, Rosa Suryantini1, dan Reine Suci Wulandari1

1Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK Tanaman akasia menghasilkan serasah yang berguguran di dalam hutan tanaman industri yang tidak termanfaatkan dan sulit terdekomposisi sehingga terjadi penumpuk. Untuk proses dekomposisi dapat dipercepat menggunakan Trichoderma isolat lokal. Namun belum diketahui jenis isolat dan konsentrasi Trichoderma yang terbaik sebagai dekomposer serasah akasia mangium.Tujuan penelitian untuk mendapatkan jenis isolat lokal dan konsentrasi Trichoderma yang terbaik sebagai dekomposer serasah akasia. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak selama 8 bulan mulai dari persiapan, pengerjaan, pengujian sampai pengolahan data. Metode penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan faktorial Rancangan percobaan rancangan Acak Lengkap. Perlakuan penelitian terdiri dari jenis T1= Trichoderma sp 1, T2= Trichoderma sp 2, T3= Trichoderma sp 3 T4= Trichoderma sp 4. dan konsentrasi Trichoderma dalam 3 konsentrasi yang terdiri dari k1=10-5, k2=10-6, k3=10-7 untuk setiap kombinasi faktor dengan 3 ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 36 unit percobaan. Data yang diamati adalah nilai pH sebelum terdekomposisi dan setelah terdekomposisi, berat kering miselium, persentase kadar air serasah dan rasio C/N, P,K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Trichoderma sp. 2 dengan konsentrasi 10-5 ml merupakan perlakuan yang terbaik untuk mempercepat proses dekomposisi serasah. Inkubasi serasah yang diinokulasi Trichoderma sp. 2 (10-5 ml ) selama 3 bulan (12 minggu) belum mampu mempercepat proses dekomposisi serasah akasia. Waktu atau lamanya dekomposisi dapat diperpanjang selama lebih kurang lima bulan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kata Kunci: acacia mangium, dekomposer,konsentrasi, serasah, trichoderma

Page 103: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX90

85

KU-O 3-4

Karakteristik pelepasan spora Ganoderma applanatum

Ira Taskirawati*

*Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Ganoderma adalah jamur dengan tubuh buah perennial. Jamur ini banyak ditemukan pada pohon dan log. Khusus untuk G. applanatum, jamur pembusukan kayu, adalah salah satu spesies yang paling umum di daerah beriklim hangat seperti di Jepang. Di Indonesia, jenis lain dari spesies ini ditemukan banyak menyerang kelapa sawit. Jamur ini menghasilkan spora yang berlimpah. Namun, karakteristik jamur ini dalam melepaskan spora masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteritik Ganoderma appalanatum dalam melepaskan spora. Pengamatan dilakukan pada beberapa sporocarp dari Ganodema yang tumbuh di taman kota dan hutan kakuma yang berada di Kanazawa, Jepang. Pengamatan yang dilakukan terdiri atas, rentan waktu (dalam satu tahun) Ganoderma melepaskan spora, dan jumlah serta ukuran spora yang dihasilkan. Pada awal bulan Mei, sporocarp Ganoderma mulai melepaskan spora, dan berakhir pada akhir bulan Oktober. Rata-rata jumlah spora yang dilepaskan oleh sporocap meningkat pada bulan Juni (1.3x107

spores/cm2). Pada dua lokasi pengamatan, sporocarp melepaskan spora dengan jumlah yang berbeda secara signifikan (Kruskal-Wallis Tests; per cm2: 2 = 125.35, d.f = 9, P< 0.0001).Sepanjang periode pelepasan spora, beberapa sporocap melepaskan spora dengan ukuran spora yang bervariasi. Kata Kunci: ganoderma applanatum, karakteristik-pelepasan, spora

Page 104: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

91BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

86

KU-O 4-1

Pertumbuhan Anakan Cendana Dalam Model Agroforestry Dengan Tanaman Jagung dan Semusim Lainnya

Lenny M. Mooy*, Lena Walunguru1, Budiadi2 dan Atus Syahbudin2

1Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Politeknik Pertanian Negeri Kupang

2Fakultas Kehutanan, Universitas Gadja Mada

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keberhasilan anakan cendana pada pertumbuhan awal di lapangan memiliki tingkat kematian yang tinggi.Hal ini disebabkan karena faktor internal yaitu dari dalam bibit dan faktor eksternal yaitu hara, jenis tanaman pendamping, air, dan iklim.Tujuan penelitian untuk melihat pertumbuhan anakan cendana dalam sistem agroforestry dengan tanaman jagung dan semusim lainnya.Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Sebagai faktor yang dicobakanadalah faktor tumpang sari jagung dan tanaman semusim (T)dan model agroforestry (M). Faktor pertama adalah tumpang sari jagung dan tanaman semusim (T) yang terdiri dari 3 taraf yaitu; T1 : jagung dengan kangkung, T2 : jagung dengan timun, dan T3 : jagung dengan bawang merah. Faktor kedua adalah model agroforestry (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu; M1 : model selang seling dan M2 : model bingkai. Dengan demikian terdapat (2x3) = 6 kombinasi. Masing-masing kombinasi diulang 3 kali sehingga terdapat (6 x 3) = 18 satuan percobaan. Penempatan pot-pot percobaan dilakukan secara acak sederhana. Pengamatan dilakukan terhadap variabel pertumbuhan anakan cendana yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan presentasi hidup. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh perlakuan maka akan dilakukan dengan ANOVA, dan bila terdapat pengaruh maka akan dilakukan uji Beda Nyta Jujur 5% untuk melihat perlakuan yang terbaik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan anakan cendana dalam sistem agroforestry dengan jagung dan tanaman kangkung memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang yang lebih baik untuk model selang seling dan bingkai. Sementara presentase hidup cendana pada dasarnya sama untuk setiap jenis tanaman pendamping yang dicobakan yaitu jagung dengan kangkung, timun dan bawang merah pada model selang seling dan bingkai. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa model agroforestry pada tumpang sari cendana dengan jagung dan kangkung memberikan pertumbuhan anakan cendana terbaik jika dibanding dengan tanaman lainnya.

Kata Kunci: agroforestry, cendana, jagung, pertumbuhan, tanaman semusim

Page 105: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX92

87

KU-O 4-2

Ketahanan Semai Akasia (Acacia mangium) Pada Variasi Umur Terhadap Infeksi Ganoderma spp.

Surya Sulendra*, Rosa Suryantini1, Reine Suci Wulandari1

1*Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak 78124

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ganoderma merupakan salah satu fungi penyebab penyakit busuk akar yang dapat menyerang tanaman dengan kisaran umur yang luas. Hal tersebut menegaskan pentingnya penelitian dalam mengetahui tingkat ketahanan tanaman akasia pada umur 1 bulan dan 3 bulan terhadap infeksi Ganoderma. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh infeksi Ganoderma terhadap akasia umur 1 bulan dan 3 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu Ganoderma spp. dan umur semai. Perlakuan Ganoderma yaitu kontrol (G0), Ganoderma dari inang kelapa sawit (G1), Ganoderma dari inang akasia (G2), Ganoderma dari inang karet (G3). Perlakuan umur semai yaitu semai akasia umur 1 bulan (A1) dan semai akasia umur 3 bulan (A2). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan 4 tanaman setiap ulangan sehingga menghasilkan 96 unit percobaan. Variabel pengamatan penelitian adalah keparahan infeksi Ganoderma secara in vivo dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Ganoderma bersifat patogenik pada semai akasia umur 1 bulan dan 3 bulan. Semai akasia umur 3 bulan lebih rentan dan cepat menimbulkan gejala infeksi Ganoderma dibanding semai akasia umur 1 bulan. Kata Kunci: acacia mangium, infeksi, ganoderma sp., ketahanan, variasi umur

Page 106: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

93BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

88

KU-O 4-3

Restorasi Ekosistem Gambut dan Dampaknya terhadap Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

Hesti Lestari Tata1*

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Jalan Gunung Batu 5, Bogor 16610

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK Ekosistem gambut merupakan salah satu ekosistem yang memiliki peran penting dalam jasa-jasa ekosistem, meliputi jasa penyedia, jasa pengatur, jasa pendukung atau habitat dan jasa budaya, selain sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat. Aktivitas manusia pada ekosistem gambut,seperti melakukan pembukaan hutan dan lahan, pembangunan kanal secara masif dan penggunaan bahan kimia secara berlebihan, menyebabkan kerusakan ekosistem gambut, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, tindakan pemulihan ekosistem gambut yang terganggu berupa restorasi ekosistem gambut, melalui tindakan penyekatan kanal, pembasahan kembali lahan gambut, pengaturan hidrologi, rehabilitasi vegetasi perlu dilakukan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan restorasi ekosistem gambut yang terdegradasi dapat mengendalikan perubahan iklim, melalui penurunan emisi gas rumah kaca (dalam hal ini CO2) dan peningkatan biomassa.Keterlibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan restorasi dapat meningkatkan adaptasi masyarakat terhadap perubahan ikllim, melalui tindakan-tindakan restorasi yang ramah lingkungan dan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan tipologi lahan gambut dan bernilai ekonomi, akan dapat meningkatkan pendapatan masyakarat yang menggantungkan sumber pendapatannya dari ekosistem gambut. Kata Kunci: adaptasi, emisi gas rumah kaca, mitigasi, rehabilitasi

Page 107: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX94

89

KU-O 4-4

Keragaman Flora dan Makro Fauna Tanah Pada Hutan Tanaman Eucalyptus pellita di PT. Arara Abadi - Riau

Agus Wahyudi*

*Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan – Kuok

Jln. Raya Bangkinang – Kuok km 9, Kotak Pos 4/BKN Bangkinang 28401 RIAU

*E-mail: [email protected].

ABSTRAK

Pengelolaanhutan tanaman industri diupayakan agar tetap mempertahankan daya dukung kawasan hutan dalam menjaga keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, sertamempertahankan kehidupan mikroba tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman flora tumbuhanbawahdan makro fauna tanah pada hutan tanaman jenis Eucalyptus pellita di areal PT. Arara Abadi, Perawang - Riau. Pengambilan data flora dan makrofauna tanah dilakukan pada hutan tanaman E. pellita umur 1, 3, 5 tahun, areal konservasi dan areal pasca panenhutan tanaman E. pellita dengan menggunakan metode petak ganda. Peletakan petak contoh dilakukan secara stratified sampling (jalur). Jumlah petak pengamatan sebanyak 20 petak, dengan jarak antara petak 20 m (secara zig-zag di kiri dan kanan jalur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indek kekayaan, keanekaragaman, kelimpahan dan kesamarataan jenis flora tumbuhan bawah areal konservasi mempunyai nilai yang paling rendah dibandingkan dengan areal hutan tanaman E. pellita umur 5, 3, 1 tahun serta areal pasca panen. Pada areal hutan tanaman umur 5, 3, 1 tahun dan areal pasca panen tingkat keragaman tumbuhan bawahnya hampir sama tidak ada perbedaannya. Jenis tumbuhan bawah yang mendominasi dari areal tersebut adalah Microlepia speluncae, Echinocloa colonum dan Stenochlaena polutris. Keanekaragaman makro fauna tanah di areal konservasi hampir sama dengan areal hutan tanaman E. pellita umur 3 tahun, sedangkan hutan tanaman E. pellita umur 5 tahun dan 1 tahun mempunyai nilai keanekaragaman yang hampir sama. Kata Kunci: keanekaragaman, Eucalyptus pellita, tumbuhanbawah, makro fauna, petak ganda

Page 108: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

95BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

ABSTRAKPOSTER

Page 109: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX96

Page 110: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

97BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 111: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX98

Page 112: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

99BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 113: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX100

Page 114: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

101BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 115: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX102

Page 116: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

103BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 117: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX104

Page 118: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

105BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Page 119: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX106

Page 120: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

107BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Adesna Fatrawana Institut Pertanian Bogor, Jl Raya Bogor Km. 46 Cibinong Bogor, Bogor 16911, Indonesia Agus Wahyudi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan – Kuok Jln. Raya Bangkinang – Kuok km 9, Kotak Pos 4/BKN Bangkinang 28401 Riau Andi Detti Yunianti Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10. Tamalanrea, Makassar Andianto Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Anindya Husnul Hasna Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Anne Hadiyane SITH-Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung, Bandung 40132, Indonesia Arief Prianto M.Si Pusat Penelitian Biomaterial LIPI Jl. Raya Bogor Km.56.Cibinong Dr. Arif Nuryawan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara Jl.Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan, Medan 20355, Indonesia Arinana Arinana M.Si Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dr. Atmawi Darwis Institut Teknologi Bandung SITH-ITB Jalan Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No. 1, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sumedang 45363, Indonesia

Dr. Deded Sarip Nawawi Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia Desi Patandianan Fakultas Kehutanan, Unversitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10. Tamalanrea, Makassar Dian Hasanuddin Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Bumi Permata Sudiang Blok F8/6 Sudiang Makassar, Makassar 90242, Indonesia Djarwanto Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Dwi Rini Prodi Kehutanan, Universitas Mataram,, Jl. Pendidikan No. 37 Mataram, Mataram 83125, Indonesia Efrida Basri Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Evalina Herawati Universitas Sumatera Utara Taman Dramaga Permai I Jl. Pulai Blok A No. 2A Cihideung Ilir - Ciampea, Bogor 16620, Indonesia Evy Wardenaar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Febriana Wulandari Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Jl.Pendidikan no.37 Mataram, Kota Mataram 83125, Indonesia Dr. Firda Syamani Pusat Penelitian Biomaterial LIPI Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Jl. Raya Bogor KM 46, Cibinong, Jawa Barat, Cibinong 16911, Indonesia

Daftar Peserta MAPEKI

Page 121: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX108

Fitria Susanti Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Dk Dowo RT 4 Rw 7, Dusun Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Gobogan, Jawa Tengah, Grobogan 58193, Indonesia Gunawan Pasaribu Puslitbang Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Bogor 16610, Indonesia Gusmailina Rasyid M.Si Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu. No. 5. Bogor, Bogor 16610, Indonesia Prof. Dr. Gustan Pari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu. No. 5. Bogor, Bogor 16610, Indonesia Hanny Oktariani Badan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57 Bandung Hardianus S.Hut Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Jl. A Yani Gang Sepakat 1 Blok G No.01, Pontianak 78124, Indonesia Herman Siruru Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon Heru Wibisono S.Hut. Puslitbang Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5, Bogor 16610, Indonesia Heru Judi H Gultom Institut Teknologi Nasional Bandung Jl. P.K.H. Hasan Mustofa No. 23 Bandung, Jawa Barat 40124 Herry Palangka Jaya Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

Dr. Hesti Tata Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Jalan Gunung Batu 5, Bogor 16610 Ina Winarni Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp./Fax. : (0251) 8633378 / 8633413 Ira Taskirawati S.Hut., M.Si., Ph.D Fakultas Kehutanan Kampus Unhas Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar Sulawesi Selatan, Makassar 90245, Indonesia Ismail Budiman Pusat Penelitian Biomaterial LIPI Jl. Raya Bogor km. 46 Cibinong, Bogor, Kabupaten Bogor 16911, Indonesia Jasni Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. GunungBatu No. 5 Bogor 16610 Kanti Rizqiani S.Hut Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan Jalan Raya Bangkinang Kuok Km. 9 Kotak Pos 4/BKN Bangkinang-Riau 28401, Bangkinang barat 28401, Indonesia Dr. Karnita Yuniarti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl Kedelai No 9 Komplek Perumahan IPB 1 Ciheuleut Bogor, Bogor 16143, Indonesia Krisna Purnama Institut Pertanian Bogor Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor 16680, Indonesia Kurnia Prasetiyo Pusat Penelitian Biomaterial LIPI Jl Raya Bogor Km. 46 Cibinong Bogor, Bogor 16911, Indonesia Lasino S.T. Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Jl. Panyawungan - Cileunyi - Bandung, Kab. Bandung 40393, Indonesia

Page 122: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

109BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Lenny Mooy, SP., MP Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Kedondong RT 09/ RW 03, Kupang 85361, Indonesia Listya Dewi Puslitbang Hasil Hutan Bogor Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Indonesia Dr. Makkarennu Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Bumi Permata Sudiang Blok F8/6 Sudiang Makassar, Makassar 90242, Indonesia Dr. Maryoko Hadi Puskim, Kementerian PUPR Jl. Sangkuriang No. 32. Bandung, Bandung 40135, Indonesia Misbahul Jannah Mahasiswa, Minat Deteriorasi dan Perbaikan Kualitas Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Makassar Ir. Herianto, MP Universitas Palangka Raya Jl. Menteng 13 No. 9, Palangka Raya 73112, Indonesia Muflihati Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Jalan Imam Bonjol Pontianak Nani Husien Laboratorium Informasi dan Biologi Tumbuhan Berkayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jalan Kihajar Dewantara No. 2 Kampus Gunung Kelua Samarinda Naresvara Nircela S.Hut. Fakultas Kehutanan , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia Nelly Anna Fakultas Kehutanan Kampus IPB Dramaga Bogor, Bogor 16001, Indonesia Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak, Jalan Imam Bonjol Pontianak

R. Esa Pangersa Gusti Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No.5, Bogor 16610 Ratri Lestari Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru, Jalan Panglima Batur Barat No 2 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70711 Indonesia Dr. Renhart Jemi Jurusan Kehutanan Universitas Palangka Raya, Kampus UPR Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Palangka Raya Kalimantan Tengah, Palangka Raya 73112, Indonesia Renny Purnawati S.Hut, M.Si Institut Pertanian Bogor Taman Darmaga Permai Blok B2 no 7 Cihideung Ilir Kec. Ciampea Kab. Bogor, Bogor 16620, Indonesia Dr. Ir. Ridwan Yahya Jurusan Kehutanan, Universitas Bengkulu Jl. WR. Suprtaman II No. 7, Rt 10, Rw 03, Kelurahan Bentiring Permai, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu 38126, Indonesia Rina Bogidarmanti Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Rina Novia Yanti Fakultas Kehutanan, Universitas Lancang Kuning Riau dan mahasiswa sekolah Pasca Sarjana IPB. Riris Wijayanti Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia Rosa Suryantini Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Jalan Imam Bonjol Pontianak, Kalimantan Barat

Page 123: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX110

Dr. Rudi Dungani School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung, Gedung Labtex XI, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia Saefudin Puslit Biologi LIPI Jl. Jakarta-Bogor Km 46, Jakarta Sarah Augustina Institut Pertanian Bogor Fakultas Kehutanan Kampus IPB Dramaga Bogor, Bogor 16001, Indonesia Sigit Prabawa Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang Jl. Alfons Nisnoni 7 B Ku, Kupang 85115, Indonesia Sihati Suprapti Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Silviani Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. GunungBatu No. 5 Bogor 16610 Slamet Rifanjani Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak Ir. Sona Suhartana Pusat Litbang Hasil Hutan, Kemen LHK, JL. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Dra. Sri Komarayati Puslitbang Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5 Bogor, Bogor 16610, Indonesia Sukadaryati Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610 Sulastiningsih Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610

Surya Sulendra Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Jl. Prof. M.Yamin Gg.Usaha Baru No.38A Pontianak Dr. Syahidah Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Kampus Unhas Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaam Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245, Indonesia Tani Frisda Balai Penelitian Dan Pengembangan Perumahan Wilayah I Medan Dr. Tati Karliati SITH Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung, Bandung 40132, Indonesia Dr. Tekat Dwi Cahyono Universitas Darussalam Ambon BTN Manusela Blok C No. 4, Ambon 97128, Indonesia Dr. Wahyudi Fakultas Kehutanan, Universitas Papua, Manokwari - Papua Barat 98314, Indonesia Dr. Widya Fatriasari Pusat Penelitian Biomaterials, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl Raya Bogor KM 46 Cibinong, Bogor 16911, Indonesia Yaniyar Departemen Hasil Hutan, Fakultas Pertanian Bogor IPB, Bogor 16680, Indonesia Yeni Aprianis Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan, Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km.9 Kotak pos 4/BKN-Riau Prof. Dr. Ir. Yetrie Ludang, MP Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

Page 124: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

111BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Yuliati Indrayani Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Jl. Imam Bonjol, Pontianak 78124, Indonesia Yulita Junita Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Komplek Untan, Jl. Karangan Blok B no.2, Pontianak Tenggara 78124, Indonesia Prof. Yusran Jusuf Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanudin Jl. Perintis Kemerdekaan KM X Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar 90221, Indonesia Yusup Amin Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km.46, Cibinong, Bogor, Cibinong 16911, Indonesia Andi Achmad Rizaldy Universitas Hasanuddin Btn hamzy blok t1 no. 14, Makassar 90245, Indonesia Ariyanti Hamzari Universitas Tadulako Perumahan Dosen UNTAD Blok C3 No. 3 Tondo - Palu, Sulawesi Tengah, Palu 94118, Indonesia Benoni Kewilaa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jl. Ir Puthena Kampus Poka, Ambon, Maluku, Indonesia, 97233, Dwi Wahyuni Susinawanti Asisten Deputi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan-Sekretariat Kabinet RI Jalan Veteran No. 17, Gedung III, Lantai 3, Jakarta 10110 Hartina Natsir Universitas Hasanuddin Jln. Sahabat Raya, Makassar 90245, Indonesia Hikma Yanti Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak

Prof. Imam Wahyudi Fakultas Kehutanan IPB Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia Leonard Dantje Liliefna Fakultas Pascasarjana IPB Jl. Perwira 51, RT 3/RW 6, Desa Babakan Kec. Dramaga, Bogor, Bogor 16680, Indonesia Lies Indrayanti Jurusan Kehutanan Universitas Palangka Raya, Kampus UPR Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Palangka Raya Kalimantan Tengah, Palangka Raya 73112, Indonesia Muhammad Alif Ghifari Universitas Hasanuddin Jalan Daeng Ramang, Perumahan Griya Mulya Asri blok B no 18, Makassar 90243, Indonesia Royda Dara Damanik Jurusan Kehutanan Universitas Palangka Raya, Kampus UPR Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Palangka Raya Kalimantan Tengah, Palangka Raya 73112, Indonesia Sri Asih Handayani Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75123, Indonesia Victor Leo Nolly Kewilaa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jl. Ir Puthena Kampus Poka, Ambon, Maluku, Indonesia, 97233, Hardianus Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jalan Imam Bonjol Pontianak Krisdianto Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610. Nurul Muhlisah Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10. Tamalanrea, Makassar

Page 125: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX112

Opik Taupik Akbar Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan, Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km.9 Kotak pos 4/BKN-Riau Dr. Y. Suranto Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Fanny Hidayati, S.Hut., M.Sc. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Rizky Novita Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Harry Praptoyo, M.P Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Joko Sulistyo, S.Hut Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Prof. Dr. Sri Nugroho Marsoem Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Prof. Dr. T.A Prayitno Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Prof. Dr. Yusuf Sudohadi Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Tomy Listyanto Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541

Dr. Denny Irawati Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Rini Pujiarti Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Muhammad Navis R Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Ragil Widyorini Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Oka Karyanto, M.Sc Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. J.P. Gentur Sutapa Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Ganis Lukmandaru Department of Forest Product Technology, Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia. Dr. Sigit Sunarta Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Dr. Widyanto D. N. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541 Annisa P. M.Eng. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no 1. Bulaksumur, Yogyakarta No telp :0274-550541

Page 126: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

113BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

A Abdurachman

Aditiawati, P.

Agussalim

Agustina, Sarah

Akbar, Opik Taufik

Akiyama, Takuya

Alipraja, Irsan

Andianto

Anna, Nelly

Aprianis, Yeni

Ardiansyah, Agung Faisal

Arif, Astuti

Arinana

B Bahtiar, Effendi Tri

Bahtiar, Gina

Basri, Efrida

Bogidarmanti, Rina

Buchari

Budi, AgusSulistyo

Budiadi

Budiman, Ismail

C Cahyadi, Dany

Cahyono, Tekat Dwi

Carolina, Anne

Cova, Maylan Hajrona

D Dalle, Rahmat Husain

Damanik, Royd D. E.

Damayanti, Ratih

Darmawan, Saptadi

Darwati, H.

Darwis, Atmawi

Dewi, Listya Mustika

Diba, Farah

Djarwanto

Dungani, Rudi

E Erwin

F Fajriutami, Triyani

Fatrawana, Adesna

Fatriasari, Widya

Fauzielly, Lili

Febrianto, Fauzi

Firdausi, Alam

Frianto, Dodi

Frisda, Tani

G Gracia, Helmi

Gusmailinia

Gusti, R. Esa Pangersa

H Hadi, Maryoko

Hadiyane, Anne

Hambali, Erliza

Harahap, Idham Sakti

Hardianus

Harsini, Muji

Harry, Praptoyo

Hasanuddin, Dian Ayu L.

Hasna, Anindya Husnul

Hendra, Djeni

Herianto

Herawati, Evalina

Heriyanto, Teddi

Hermawan, Dede

Hidayati, Fanny

Husein, Nani

I Imai, Tomoya

Indrayani, Yuliati

Indrayanti, Lies

Irawati, Denny

Irwansyah

Ismanto, Agus

Ismayanti, Maya

J Jannah, Misbahul

Jaojah

Page 127: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX114

Jemi, Renhart

Junita, Yulia

K Karliati, Tati

Karlinasari, Lina

Khalil, Abdul H. P. S.

Komarayati, Sri

Krisdianto

L Lasino

Lestari, Eka

Lestari, Ratri Yuli

Listyanto, Tomy

M Maddu, Akhirudin

Mahbub, Asar Said

Makkarennu

Marsono, Djoko

Matsumoto, Yuji

Maulana, Sena

Mawarni, Ajeng Arum

Mooy, Lenny M

Muflihati

Muharani, Novinci

Muin, Musrizal

Mulyati, Ade Heri

N Nandika, Dodi

Nawawi, Deded S

Nelsi, Oktaviani

Nikmatin, Siti

Nirsatmanto, Arif

Novita, Rizky

Novriyanti, Eka

Nugrahaini, Dian L

Nugroho, Nareworo

Nurhaida

Nurlina

Nuryawan, Arif

O Ohorella, Syarif

Oktariani, Hanny

P Patandianan, Desi

P, Dwi Ajias

Panutun, Madina Dwi

Pari, Gustan

Pasaribu, Gunawan

Pasdar, Irwan

Platt, Shawn L

Prabawa, I Dewa G. P.

Prabawa, Sigit Baktya

Prabowo, Suryo

Pradipta, Naresvara N.

Prasetiyo, Kurnia Wiji

Pratiwi, Dipta Dwi

Pratomo, Bagas Ikhsan

Prayitno, T. A.

Priadi, Trisna

Prianto, Arief H

Purnama, Krisna

Purnama, Ramadhani Ayu

Purnawati, Renny

Putri, Riris Wijayanti

Praptoyo, Harry

R Rabani

Rachmat, Mamat

Rauf, Aunu

Ridwan

Rifanjani, Slamet

Rini, Dwi Sukma

Risnasari, Iwan

Rizaldy, Andy Achmad

Rizqiani, Kartika Dewi

Rumidatul, Alfi

S S, Endang

Sabar, Adrayanti

Sadiyo, Sucahyo

Saefudin

Safitri, Bunga Ayu

Sagiman, Saeri

Sakimah

Page 128: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

115BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX

Sanusi, Djamal

Sandrakusuma, E. S.

Sari, Rita Kartika

Setyawati, Dina

Siahaan, Dame Lasmaria

Sidauruk, Alnico P. S.

Silsia, Devi

Siruru, Herman

Subyakto

Sucahyo

Sudrajat, Dede Jajat

Sugiyama, Junji

Suhartana, Sona

Suhasman

Suhaya, Yoyo

Sulendra, Surya

Sukadaryati

Sulastiningsih, Ignasia M

Sulistyo, Joko

Sumardi, Ihak

Sumertajaya, I Made

Sunarti, Sri

Sunarya, Sopandi

Sundaryono, Agus

Suprapti, Sihati

Supriadi, Achmad

Supriyanto

Suranto, Yustinus

Suryanegara, Lisman

Suryani, Ani

Suryantini, Rosa

Susanti, Fitria Dewi

Sutapa, J. Pramana Gentur

Syafii, Wasrin

Syahbudin, Atus

Syahidah

Syaifudin, Achmad

Syamani, Firda Aulya

T Taskirawati, Ira

T, Udi

Tata, Hesti Lestari

Tutiana

W Wahyudi

Wahyudi, Agus

Wahyudi, Imam

Walunguru, Lena

Waluyo, Totok Kartono

Wardenaar, Evy

Wibisono, Heru S

Wicaksono, Alexius N.

Widyorini, Ragil

Wijaya, Fandi

Wijayanti, Riris

Winantris

Winarni, Ina

Wistara, I Nyoman J

Wulandari, Febriana Tri

Wulandari, Reine Suci

Y Y, Sulaeman

Yahya, Ridwan

Yaniyar

Yanti, Hikma

Yanti, Rina Novia

Yenny Sariasih

Yokoyama, Tomoya

Yunianti, Andi Detti

Yuniarti, Karnita

Yuniawati

Yusran

Z Zulkarnaen, Iskandar

Page 129: BUK i - woodconference.fkt.ugm.ac.idwoodconference.fkt.ugm.ac.id/seminar-mapeki-xx/main/BukuProgram... · kulit buah aren dibandingkan dengan karakteristik arang aktif dalam standar

BUKU ABSTRAK SEMINAR NASIONAL MAPEKI XX116