farmakokinetika-buk ayu ok

67
Farmakokinetika

Upload: yogi-arismet

Post on 24-Jun-2015

1.246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Farmakokinetika

Page 2: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Apa perlunya mempelajari farmakokinetik???

Kerja dr suatu obat mrpk hasil dr banyak proses, yang umumnya dibagi dalam 3 fase:

1. Fase farmasetik

2. Fase farmakokinetik

3. Fase farmakodinamik

Page 3: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

1. Fase farmasetik: meliputi hancurnya bentuk sediaan obat dan melarutnya bahan obat

2. farmakokinetik: pengaruh tubuh terhadap obat:

a. proses invasi: pengambilan suatu bahan obat ke dalam organisme (absorpsi dan distribusi)

b. proses eliminasi: penurunan konsentrasi obat dalam organisme (biotransformasi dan eksresi

3. farmakodinamik: interaksi obat dg reseptor dan juga proses yang terlibat dimana akhir dr efek farmakologi terjadi

Page 4: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Hubungan antara farmakokinetik dan farmakodinamik

Dosis obat yg diberikan

absorpsi

Konsentrasi obat dalam sistem sistemik

Konsentrasi obat Pada tempat kerja

Efek farmakologi

Respon klinik

toksisitas efikasi

obat dalam jaringan distribusi

ekskresi obat

farmakokinetik

farmakodinamik

distribusi

eliminasi

Page 5: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Proses2x farmakokinetik (absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi)

menentukan

-berapa cepatnya-Berapa konsentrasinya-untuk berapa lama obat berada pd organ target

Page 6: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Definisi:

Suatu proses yang dilakukan tubuh terhadap obat, meliputi: absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi.

Atau dalam arti sempit: farmakokinetika khususnya mempelajari perubahan2x konsentrasi dari obat dan metabolitnya di dalam darah dan jaringan sebagai fungsi dari waktu.

Page 7: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Proses2x yg dialami obat dalam tubuh manusia

Page 8: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Prinsip-prinsip farmakokinetik

Suatu obat hrs sampai ke tempat kerja yg diinginkan setelah masuk ke dalam tubuh dengan jalur yang terbaik.

Page 9: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Pemakaian obat

Suatu dapat diberikan:

permukaan tubuh: kulit, mukosa, maupun disuntikkan ke dalam tubuh

Tempat pemberian , cara pemberian dan bentuk sediaan diatur menurut;

- sifat fisika dan kimia bahan obat

- munculnya kerja dan lama kerja yang diinginkan

- tempat obat seharusnya bekerja

Page 10: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Untuk obat yang kerjanya cepat, maka dipilih

cara pemberian yang tepat, dimana pemberian yang meniadakan absorpsi, mis; penyuntikan, inhalasi.

Sebaliknya: bila diinginkan kerja yang tertunda, dipilih bentuk pemberian yang melalui absorpsi.

Pd pemilihan cara pemberian, dipertimbangkan juga kondisi pasien: pasien yg tidak sadar: jangan diberikan secara oral

Page 11: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Pasien yang ada gangguan lambung, obat jangan diberikan secara oral,bisa diinjeksikan atau melalui rectal (anus).

Page 12: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Tempat dan cara pemakaian obat

1. Pemakaian topikal; untuk pengobatan lokal pada kulit. Keuntungan; dosis lebih rendah dan efek sistemiknya juga rendah.

2. Pemakaian parenteral: yaitu dg penyuntikan

bentuk pemakaian ini jika faktor waktu sangat penting, spt : keadan darurat.

Keburukannya; biaya tinggi, ketakutan pasien, resksi hipersensitifitas lokal (sakit)

Page 13: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

3. Pemakaian oral: obat paling sering diberikan secara oral, keuntungannya;

bentuk obat mudah diproduksi, pasien bisa melakukan sendiri.

Cara pemberian obat ini harus dihindari untuk obat2x yang sukar diabsorpsi melaui saluran cerna.

4. Pemakaian rektal: terbatas pd kasus yg tdk mutlak diperlukan kadar tertentu dalam darah .Ditujukan untuk pasien: bayi dan anak2x, dan pasien yg cendrung muntah atau ada gangguan lambung.

Page 14: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Cara pemberian obat:

Oral (PO); - paling cocok untuk obat yang diberikan sendiri

- obat harus tahan terhadap lingkungan asam dlm lambung dan harus menembus lapisan usus

sebelum memasuki aliran darah.

Sublingual;- absorpsinya baik melalui jaringan kapiler

dibawah lidah.- obat mudah diberikan sendiri- krn tidak melalui lambung, sifat kelabilan dlm

asam dan permeabilitas usus tdk perlu dikhawatirkan

Page 15: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Rektal (PR)

- untuk pasien yang tidak sadar/ muntah2x/ anak kecil. Intravena (IV):

kerjanya cepat, karena obat disuntikkan langsung ke dalam darah, berguna pd situasi darurat

Intramuskular (IM):

Obat masuk melalui dinding kapiler, kecepatan absorpsinya bergantung pada formulasi obat; preparat yang larut dalam minyak diabsorpsi dg lambat, sdgkan preparat yg larut dalam air diabsorpsi dengan cepat.

Subcutan (SC);

obat disuntikkan dibawah kulit dan menembus dinding kapiler u memasuki aliran darah. Absorpsi dpt diatur dgn

formulasi obat.

Page 16: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Inhalasi;secara umum absorpsinya cepat.Beberapa obat yang dipasarkan dalam alat2x yg dpt memberikan dosis terukur, cocok untuk pemberian sendiri.

Topikal:berguna untuk pemberian obat lokal, plg banyak diberikan pd preparat dermatologi dan oftalmologi

Transdermal:koyo yang berisi obat ditempelkan ke kulit. Obat keluar dr koyo, melalui kulit dan masuk melalui jaringan kapiler, cara ini nyaman untuk pemberian sendiri

Page 17: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ketersediaan hayati (bioavailabilitas)

Definisi:

sebagai fraksi dari obat yang tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik setelah diberikan melalui cara pemberian tertentu.

Dosis i.v. suatu obat: ketersediaan hayatinya = 1

Untuk obat yang diberikan secara per oral: ketersediaan hayatinya bisa kurang dari 100% karena disebabkan 2 hal:

1. absorpsinya yg tidak lengkap

2. eliminasi first-pass

Page 18: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Rute pemberian, ketersediaan hayati dan sifat2x umum

Rute Ketersediaan hayati Sifat-sifat

intravena 100 (dengan

ketentuan)

Kebanyakan dgn kerja cepat

intramuskular ≤ 100 Rasa nyeri (vol. besar)

subkutan ≤ 100 Rasa nyeri (vol. < im)

oral <100 Kebanyakan sesuai, efek first-pass

berarti

rektal <100 Efek first-pass < dibandingkan oral

inhalasi <100 Mula kerja sgt cepat

transdermal ≤ 100 Absorpsi sgt lambat, digunakan untuk

tidak adanya efek first-pass,

memperlama kerja obat

Page 19: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Proses2x yg dialami obat dalam tubuh manusia

Page 20: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

ABSORPSI

Pengambilan obat dari permukaan tubuh atau dari tempat tertentu di dalam organ ke dalam aliran darah atau sistem pembuluh limfe.

Dari aliran darah atau sistem pembuluh limfe, terjadi distribusi obat ke dalam organisme keseluruhan.

Page 21: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Karena obat baru dapat berkhasiat apabila

berhasil mencapai konsentrasi yang sesuai

pada tempat kerjanya, maka suatu

absorpsiyang cukup merupakan syarat untuk

suatu efek terapeutik.

Page 22: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Sawar absorpsi

Yaitu; batas pemisah antara lingkungan

dalam dan lingkungan luar; membran

permukaan sel.

Absorpsi, distribusi maupun eksresi tidak

mgk terjadi tanpa melalui suatu transpor

membran.

Page 23: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Membran terdiri atas lapisan rangkap lipid dan protein. Seluruh protein membentuk pori dalam lapisan rangkap lipid.

Dengan demikian, untuk penetrasi bahan obat, terdapat dua struktur membran; pertama lapisan lipid; untuk pengambilan bahan yang bersifat lipofil, dan pori yang berisi air untuk penetrrasi senyawa yang bersifat hidrofil

Page 24: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Sistem transport obat

1. Secara lokal

2. Secara sistemik

Molekul zat kimia dapat melintasi membran semi permiabel berdasarkan adanya perbedaan konsentrasi, a.l.melintasi dinding pembuluh ke ruang antar jaringan. Pada proses ini beberapa mekanisme transpor memegang peranan penting, yaitu secara pasif atau aktif.

Page 25: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

a. Transport pasif: tidak menggunakan energi

ex. Perjalanan suatu molekul obat melintasi dinding pembuluh ke ruang antar jaringan yg dapat terjadi menurut 2 cara:

- filtrasi: melalui pori-pori kecil kecil dari membran, ex. Dinding kapiler. Yg difiltrasi adalah air,zat aktif hidrofil yg molekulnya lebih kecil dari pori spt alkohol dan urea (BM<200)

Page 26: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

- difusi: zat melarut dalam lapisan lemak dari membran sel. Dengan sendirinya zat lipofil lebih lancafr penerusannnya drpd zat hidrofil yg tak dapat larut lemak, spt ion an organik. Pengecualian adalh ion natrium dan ion klorida, yang mudah melintasi membran.Difusi merupakan cara transpor yang paling aktif.

c. Transpor aktif: memrlukan energi. Pengangkutan dilakukan dengan mengikat zat hidrofil (makromolekul atau ion) pd suatu protein pengangkut spesifik yg umumnya berada di membran sel (carrier). Setelah membran dilintasi, obat dilepaskan kembali. Kebanyakn zat alamiah diabsorpsi melalui proses aktif ini seperti; glukosa, asam amino, asam lemak dan zat gizi lainnya. Berbeda dgn difusi, cepatnya penerusan pd transpor aktif tidak bergantung pd konsentrasi obat.

Page 27: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecepatan absorpsi obat

:

1. Faktor terkait obat:

yaitu faktor2x yang mempengaruhi absorpsi meliputi:

- sifat fisikokimia obat

- besar partikel

- bentuk sediaan

- dosis

So, obat yang kecil, tak terionosasi, larut dalam lemak menembus membran plasma adalh yg plg mudah diabsorpsi.

Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat

Page 28: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

2. Faktor terkait pasien

yg mempengaruhi absorpsi obat tergantung

kepada

- cara pemberiannya

- nilai pH dalam darah

- aliran darah organ yang mengabsorpsi

Page 29: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Untuk dapat diabsorpsi, bahan obat hrs berada dlm keadaan terlarut, umumnya, kecepatan larut bahan akatif, menentukan laju absorpsi

Page 30: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi melalui sublingual

mukosa yang tervaskularisasi, baik rongga mulut maupun rongga tenggorokan, memiliki sifat absorpsi yang baik untuk senyawa yang terionisasi dan lipofil. Keuntungannya; kerja cepat, tdk ada kerja cairan cerna, bhn obat tidak harus melalui hati.

Page 31: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Karena permukaan absorpsi yg relatif kecil, rute bukal atau sublingual hanya mungkin untuk senyawa yang dapat diabsorpsi dg mudah, selain itu rasa hrs enak.

Indikasi penting yaitu pengobatan serang angina pektoris dg nitrogliserol dalam kapsul kunyah atau aerosol.

Page 32: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi melalui rute oral

Mrp rute pemberian yang termudah dan plg sering digunakan.

Absorpsi melalui saluran cerna mempunyai arti besar.

Page 33: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absopsi di lambung Karena harga pH sangat asam, dalam

lambung diabsorpsi terutama asam lemah dan zat netral yg lipofil, contoh asetosal dan barbital

Obat yang bersifat asam lemah, hanya sedikt sekali teruarai menjadi ion dalam lingkungan asam kuat di lambung, sehingga absorpsinya baik sekali di dalam organ ini.

Sebaliknya, basa lemah terionisasi baik pada pH lambung dan hanya sedikit diabsorpsi, seperti; alkaloida dan amfetamin.

Page 34: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Lama perlewatan dalam lambung, tergatung pd kondisi pengisian dan bhn kandungan lain yg tdp dalam lambung, pengosongan yang cepat pd pemberian obat pd saat lambung kosong.

Bahan yang peka terhadap asam, hrs dilindungi dr asam lambung dg zat penyalut yang tahan terhadap asam.

Page 35: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi di usus halus

Usus halus merupakan organ absorpsi terpenting, baik untuk makanan maupun untuk obat.

Peningkatan luas permukaan diperlukan untuk absorpsi yg cepat, dpt dicapat melalui lipatan mukosa, jonjot mukosa dan mikrovili.

Harga pH dr asam lemah dalam duodenum sampai basa lemah dalam bgn usus halus bgn dalam.

Page 36: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Dalam usus halus berlaku kebalikannya, yaitu basa lemah yang diserap paling mudah, misalnya alkaloida. Beberapa obat yang bersifat asam atau basa kuat dgn derajat ionisasi tinggi dgn sendirinya diabsorpsi dgn sangat lambat. Zat lipofil yang mudah larut dalam cairan usus lebih cepat diabsorpsi

Page 37: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi dari usus ke dalam sirkulasi berlangsung cepat bila obat diberikan dalam bentuk terlarut (obat cairan, sirup atau obat tetes). Obat padat (tablet, kapsul atau serbuk), lebih lambat karena harus dipecah dulu dan zat aktifnya perlu dilarutkan dalam cairan lambung-usus. Disini, kecepatan larut partikel (dissolution rate) berperan penting. Semakin kecil, makin cpt larut dan makin cpt diabsorpsi.

Page 38: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Sehingga, senyawa yang bersifat basa lemah, sangat baik diabsorpsi di usus halus, karena hanya sedikit yang terionisasi.

Karena usus halus panjang, maka waktu pelewatan untuk pengambilan bahan2x yg mampu berpenetrasi, umunya cukup

Page 39: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Walaupun demikian, pemendekan waktu pelewatan bisa terjadi pada saat diare

Page 40: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi pemakaian melalui rektum

Kecepatan absorpsi lebih rendah dibanding pemakaian oral

Bagian yang diabsorpsi yaitu 2/3 bgn bawah rektum.

Page 41: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi pemakaian melaui hidung

Mukosa hidung memiliki sifat absorpsi yang baik spt mukosa mulut, cocok untuk pemakain obat untuk menurunkan pembengkakan mukosa pd rinitis

Walaupun demikian, perlu dipertimbangkan, bahwa akibat absorpsi dapat terjadi efek sistemik, misal; kenaikan tekanan darah dan takkhikardia pada bayi setelah pemakaian tetes hidung yg mengandung alfa simptominetik.

Page 42: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi pemakaian pada mata

Obat hrs menembus bgn dalam mata, baik struktur hidrofil maupun lipofil.

Epitel kornea dan endotel kornea berfungsi sbg pembatas lipofil, sdgkan zat hidrofil dpt berdifusi melalui stroma.

Dengan demikian, kondisi penembusan akan sangat menguntungkan untuk obat yg dapat menunjukkan sifat lipofil dan hidrofil bersama-sama.

Page 43: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ini terjadi pada asam lemah dan basa lemah yg sebagian dalam btk tak terionisasi, shg bersifat larut lemak dan bgn yang terionisasi shg bersifat larut dalam air.

Page 44: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi melalui paru-paru

Obat yang cocok untuk diabsorpsi melalui paru2x adalah obat dalam bentuk gas (aerosol).

Untuk terapi lokal dalam saluran pernafasan, contoh obat asma.

Page 45: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi obat melalui kulit

Kulit scr fisiologis tidak memiliki fungsi absorpsi, tjd terutama transepidermal.

Stratum korneum yg tdk mengandung kapiler dgn kandungan air yg sedikit mrp sawar absorpsinya

Nisbah absorpsi tertinggi pd pemakaian pd kulit dimiliki oleh zat yg larut dalm lemak, yang masih menunjukkan sedikit larut dalam air.

Zat hidrofil sedikit diabsorpsi oleh kulit.

Page 46: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Sejumlah faktor dpt mempengaruhi absorpsi kulit;

Kenaikan suhu kulit dpt menambah kemampuan penetrasi zat yg dipakai mll kerja panas dr luar. Pada daerah kulit yang meradang, jumlah absorpsi dipertinggi.

Pada bayi, stratum corneum msh sangat sedikit, krn itu nisbah absorpsi meningkat.

Pada orang tua, ketebalan stratum corneum juga rendah (kulit kertas), krn itu berlaku aturan yg sama.

Page 47: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Absorpsi pd pemakaian parenteral

Pd pemberian obat scr parenteral ke dalam kulit, jaringan ikat sub kutan atau ke dalam otot, kecepatan absorpsi sangat bergantung kepada pasokan darah dr jaringan.

Pasokan dr oto bergantung kpd aktivitas oto yang bersangkutan.

Bahan aktif yang disuntikkan scr intra muskular umunya diabsorpsi dgn cepat dr otot yang dialiri darah dengan baik.

Page 48: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Pengaruh absorpsi

Sesuai dgn jenis kerja yang diinginkan, dpt dicoba untuk menaikkan, menurunkan, mempercepat atau menunda absorpsi.

Pada larutan suntik, dapat dicapai kerja depot dgn cara;

- melarutkan atau mesuspensikan bahan obat dalam pembawa minyak.

- penambahan makromolekul yg menaikkan viskositas, dng demikian difusi bhn obat yg larut tertunda

Page 49: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Pada tablet, pembebasan bhn berkhasiat dpt ditunda mll:

- Penyalutan bahan obat dgn bahan pembantu yang sukar larut.

- Mengikat bhn obat pd resin penukar ion.

Page 50: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Apabila obat mencapai pembuluh darah, obat akan ditranspor lebih lanjut bersama aliran darah ke dalam sistem sirkulasi

Penentrasi dr pembuluh darah ke dalam jaringan, spt halnya absorpsi bergantung pd banyak peubah:

-permiabilitas membran

- pengikatan protein plasma

- depot penyimpanan.

Distribusi obat

Page 51: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Faktor2x yg mempengaruhi distribusi obat:

a. Permeabilitas membranuntuk masuk ke suatu organ, obat harus menembus semua membran yang memisahkan organ itu dari tempat pemberian obat

Membran sel: t.d suatu lapisan lipoprotein (lemak dan protein) yang

mengandung lapisan lipoprotein, yg mengandung banyak pori kecil dan berisi air.

mebran dapat dilintasi dengan mudah oleh zat-zat tertentu ttp sukar dilalui oleh zat2x lainnya, sehingga disebut semipermiabel (semi= setengah,permiable= dapat ditembus).

zat lipofil (=suka lemak); mudah larut dalam lemak dan tidak bermuatan listrik, lebih mudah melintasi membran sel dibandingkan dengan zat2x hidrofil yg bermuatan listrik..

Page 52: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

b. Pengikatan protein plasma

sebagian obat didalam darah, diikat secara reversibel pada protein plasma. Zat

yg bersifat asam, terikat terutama pada albuminikatan obat dgn protein plasma,

spt albumin, mengurangi jumlah obat yg bebas dalm darah. Molekul obat bebas,

mencapai keseimbangan diantara darah dan jaringan, jadi, penurunan obat

dalam serum, menunjukkan penurunan obat yg dapat masuk ke organ

c. Depot penyimpanan

obat-obatan lipofilik seperti tiopental yang bersifat sedatif berakumulasi dalam

lemak. Obat-obat ini dibebaskan secara perlahan dari penyimpanan lemak. Jadi

orang yg gemuk dapat disedasi lebih lama drpd orang yg kurus yg diberikan

dosis tiopental yg sama.

Obat pengikat kalsium, seperti antibiotik tetrasiklin, berakumulasi dalam tulang

dan gigi.

Page 53: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ruang distribusi

Berdasarkan fungsinya, organisme dpt dibagi dlm ruang distribusi yang berbeda;

- ruang intra sel

- ruang ekstra sel.

Page 54: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ruang intra sel (75% dr bobot badan)

termasuk ke dalam nya cairan intra sel dan komponen sel yg padat

Ruang ekstra sel (22%)

termasuk ke dalamnya; air plasma (4%), ruang usus (16-20%) dan cairan transsel (1.5 %)

Page 55: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Volume distribusi

Yaitu: volume yang dibutuhkan untuk memuat dosis yang diberikan jika dosis itu didistribusikan dengan merata pada konsentrasi yang diukur dg plasma.

Contoh: Suatu obat dengan Vd=3 liter, didistribusikan hanya dalam plasma,Karena volume plasma = 3 liter.

Sedangkan obat dengan Vd= 16 liter, akan didistribusikan dalam cairan extraseluler krn cairan extra seluler = 3 liter plasma, ditambah 10-13 liter cairaninterstitial.

Obat dg Vd > 46 liter mungkin dibuang ke dalam depot karena tubuh hanya mengandung 40-46 liter cairan.

Page 56: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Biotransformasi

Pada dasarnya, obat adalh benda asing bagi

tubuh yang tidak diinginkan, karena obat bisa

saja merusak sel dan menganggu fungsinya.

O.k.i, tubuh akan berupaya merombak zat

asing ini, menjadi metabolit yang tidak aktif

lagi, dan sekaligus bersifat lebih hidrofil agar

memudahkan proses eksresinya.

Page 57: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Obat yang telah diserap oleh usus ke dalam

sirkulasi, akan diangkut melalui sistem

pembuluh porta (vena portae), yang

merupakan suplai darah utama dari daerah

lambung-usus ke hati. Dengan pemberian

sublingual, transkutan, parenteral atau rektal,

sistem porta ini dan hati dapat dihindari

Page 58: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Dalam hati, dan sebelumnya juga di saluran lambung-

usus, seluruh atau sebagian obat mengalami perubahan

kimiawi secara enzimatis dan pada umumnya, hasil

perubahannnya (metabolit) menjadi tidak atau kurang

aktif lagi. Proses ini juga disebut proses detoksifikasi

atau bioinaktivasi (first pass effect). Ada juga obat yang

khasiat farmakologinya justru diperkuat (bio-aktivasi).

Oleh karena itu, reaksi metabolisme di hati dan

beberapa organ lain, lebih tepat disebut: biotransformasi.

Page 59: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Contoh obat yang menjadi lebih aktif oleh biotransformasi:

- kortison dan prednison: kortisol dan prednisolon

- fenasetin dan klorahidrat: parasetamol dan trikloretanol.

Metabolit dgn aktivitas yang sama

- klorpromazin, efedrin dan banyak senyawa benzodiazepin

Page 60: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Reaksi transformasi

Yaitu perombakan didalam hati terutama dilakukan oleh enzim-enzim mikrosomal.

Enzim mikrosomal adalah salah satu elemen dari protoplasma sel dengan bentuk granul halus, terdapat di dalam mikrosom sel hati.

Page 61: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Ada 2 reaksi dalam proses metabolisme obat, yaitu:

1. Reaksi perombakan

-oksidasi : alkohol, aldehid, asam dan zat hidrat arang dioksidasi menjadi CO2

dan air. Sistem enzim oksidatif terpenting di dalam hati adlah cytochrom P 450,

yang bertanggung jawab thd banyaknya reaksi perombakan oksidatif.

Sitokrom P450 dinamakan demikian krn menyerap cahaya maksimal pada

panjang gelombang 450 nm.

- reduksi: mis. Kloralhidrat direduksi menjadi trikloretanol, vit C menjadi

dehidroaskorbat .

- hidrolisa: molekul obat mengikat suatu molekul air dan pecah menjadi dua

bagian mis. Penyabunan ester oleh esterase, gula oleh karbohidrase, dan asam

karboamida oleh amidase

Page 62: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

2. Reaksi penggabungan (konyugasi):

molekul obat bergabung dengan suatu molekul yang terdapat

didalam tubuh, sambil mengeluarkan air, misal:

- asetilasi: asam cuka mengikat gugus amino yg tak dapat

dioksidasi

- sulfatasi: asam sulfat mengikat gugus OH fenolik menjadi ester.

-glukoronidasi: asam glukoronat membentuk glukoronida dgn

cara mengikat gugus OH.

- metilasi; molekul obat bergabung dengan gugus CH3, misal

nikotinamid dan adrenalin menjadi derivat metilnya

Page 63: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Faktor yang mempengaruhi kecepatan biotransformasi obat:

1. KonsentarsiKecepatan biotransformasi akan bertambah bila konsentrasi obat meningkat.Hal ini berlaku sampai titik dimana konsentrasi menjadi demikian tinggi hinggaseluruh molekul enzim yg melakukan pengubahan ditempati terus menerus oleh molekul obat, shg tercapai kecepatan biotransformasi yang konstan.

Page 64: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

2. Fungsi hati

pada gangguan fungsi hati, metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat, shg efek obat akan lebih lemah atau lebih kuat.

3. Usia

pada bayi yang baru dilahirkan, semua enzim hati belum terbentuk lengkap, sehingga reaksi metabolismenya lebih lambat. Untuk menghindarkan overdose, obat perlu diturunkan dosisnya. Sebaliknya ada obat2xan yang metabolismenya pd anak2x berlangsung llebih cepat, spt obat antiepilepsi fenitoin, fenobarbital, karbamazepin

Page 65: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

4. Manula

mengalami kemunduran pada banyak proses fisiologisa a.l.: fungsi ginjal, enzim2x hati berkurang, yg dpt menyebabkan terhambatnya biotransformasi, yg sering berefek keracunan

5. Faktor genetis: ada orang yg tidak memiliki faktor genetis tertentu, mis. Enzim untuk asetilasi sulfadiazin, akibatnya perombakan obat ini menjadi lambat.

Page 66: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

6. Penggunaan obat lain

banyak obat yang bersifat lipofil dapat menstimulir pembentukan dan aktivasi enzim hati. Hal ini disebut induksi enzim, dan yang menghambat enzim disebut inhibitor enzim

Page 67: Farmakokinetika-buk Ayu Ok

Kompartemen

Kompartemen= bagian, berisi cairan, dan antar-kompartemen tersebut dipisahkan oleh membran sel.

Kompartemen yg terpenting:

- saluran lambung usus, sistem peredaran darah, ruang ekstra sel (antar jaringan), ruang intra sel, dan ruang cerebrospinal (sekitar otak dan sumsum tulang belakang)