buffer.docx

11
BUFFER: LARUTAN PENYANGGA 21 NOVEMBER 2012 YVNZ 2 KOMENTAR English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo cred Wikipedia pH suatu larutan aan turun apa!"la #"ta$!a% asa$& %al "n" #"s'!a!an $'n"n(atn)a *ns'ntras" H + , -'!al"n)a& !"la #"ta$!a% !asa aan $'na"an pH ar'na p'na$!a%an !asa $'n"n(atan *ns'ntras" OH . , P'na$!a%an a"r pa#a larutan asa$ #an !asa aan $'n(u!a% pH larutan& ar'na *ns'ntras" asa$ atau !asan)a aan $'n('/"l, Na$un& a#a larutan )an( !"la #"ta$!a% s'#""t asa$& !asa& atau a"r t"#a $'n(u!a% pH s'/ara !'rart", Larutan )an( #'$""an #"s'!ut #'n(an larutan p'n)an((a #"s'!ut u(a larutan bufer atau #apar , Larutan bufer $'$"l"" *$p*n'n asa$ )an( #apat $'na%an 'na"an pH #an *$p*n'n !asa )an( #apat $'na%an p'nurunan pH, K*$p*n'n t'rs'!ut $'rupaan *n u(at #ar" asa$ !asa l'$a% p'n)usun larutan bufer "tu s'n#"r", 3'n(an #'$""an& larutan p'n)an((a $'rupaan larutan )an( #"!'ntu *l'% r'as" suatu asa$ l'$a% #'n(an !asa *n u(atn)a ataupun !asa l'$a% #'n(an asa$ *n u(atn)a, R'as" "n" #"s'!ut s'!a(a" r'as" asa$.!asa *n u(as", K''nan et al.& 1450 -'/ara u$u$& larutan p'n)an((a #"(a$!aran s'!a(a" /a$puran )an( t'r#"r" #ar": Asa$ l'$a% HA #an !asa *n u(as"n)a "*n A . & /a$puran "n" $'n(%as"lan larutan !'rs"6at asa$, Basa l'$a% B #an !asa *n u(as"n)a BH + & /a$puran "n" $'n(%as"lan larutan !'rs"6at !asa, Pur!a& 1447 K*$p*n'n larutan p'n)an((a t'r!a(" $'n a#" K''nan et al., 1450 : Larutan penyangga yang bersiat asam Larutan "n" $'$p'rta%anan pH pa#a #a'ra% asa$ pH 8 9 , Larutan "n" #apat #"!uat #ar" asa$ l'$a% #an (ara$n)a )an( $'rupaan !asa *n u(as" #ar" asa$n)a , A#apun /ara la"nn)a )a"tu $'n/a$puran suatu asa$ l'$a% #'n(an suatu !asa uat& asa$ l'$a%n)a #"/a$puran #ala$ u$la% !'rl'!"%, a$puran aan $'n(%as"lan (ara$ )an( $'n(an#un( !asa *n u(as" #ar" asa$ l'$a% )an( !'rsan(utan, Pa#a u$u$n)a !asa uat )an( #"(unaan s'p'rt" natr"u$ %"#r*s"#a& al"u$ %"#r*s"#a& !ar"u$ %"#r*s"#a& als"u$ %"#r*s"#a& #an la"n.la"n, Larutan penyangga yang bersiat basa Larutan "n" $'$p'rta%anan pH pa#a #a'ra% !asa pH ; 9 , Larutan "n" #apat #"!uat #ar" !asa l'$a% #an (ara$ )an( !'rasal #ar" asa$ uat , A#apun /ara

Upload: lorenzo-owens

Post on 04-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUFFER: LARUTAN PENYANGGA21 NOVEMBER 2012YVNZ 2 KOMENTAR

English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit: Wikipedia)

pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutanbufferatau dapar). Larutanbuffermemiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutanbufferitu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenanet al., 1980)Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari: Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. (Purba, 1994)Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenanet al.,1980): Larutan penyangga yang bersifat asamLarutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain. Larutan penyangga yang bersifat basaLarutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):1. Mempunyai pH tertentupHbufferdapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:pH = pKa + log [garam]/[asam]pOH = pKb + log [garam]/[basa]pHbufferbergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):a. Reaksi ionisasi asam lemah:HA(aq)H+(aq)+ A-(aq)Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan KaKa = [H+][A-] / [HA]b. Reaksi ionisasi basa lemah:LOH(aq)L+(aq)+ OH-(aq)Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan KbKb = [L+][OH-] / [LOH]2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.3. pHnya tidak berubah jika diencerkan.Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):Larutan penyangga asamSebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutanbufferyang mengandung CH3COOH dan CH3COO-yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:- Pada penambahan asamPenambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO-membentuk molekul CH3COOH.CH3COO-(aq) +H+(aq) CH3COOH(aq)- Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH-dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-dan air.CH3COOH(aq) +OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)Larutan penyangga basaSebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutanbufferyang mengandung NH3dan NH4+yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:- Pada penambahan asamJika ditambahkan suatu asam, maka ion H+dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukan ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3membentuk ion NH4+.NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)- Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.NH4+(aq) + OH-(aq) NH3(aq) + H2O(l)Untuk menghitung pH larutanbufferdigunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994): Larutan penyangga asamDapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+dalam suatu larutan dengan rumus berikut:[H+] =Ka x a/g ataupH = pKa log a/gdengan,Ka = tetapan ionisasi asam lemaha = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi Larutan penyangga basaDapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+dalam suatu larutan dengan rumus berikut:[OH-] =Kb x b/g ataupH = pKb log b/gdengan,Kb = tetapan ionisasi basa lemahb = jumlah mol basa lemahg = jumlah mol asam konjugasiMenurut Syukri (1999), larutanbufferjuga mempunyai kapasitasbuffer(yang biasa disebut indeksbufferatau intensitasbuffer). Kapasitasbuffermerupakan suatu ukuran kemampuanbufferuntuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat atau basa kuat. Kapasitasbufferbergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan. Sehingga dapat disebut kapasitasbuffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asam-garam atau basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke kiri berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitasbuffernya kecil. Suatubufferdapat menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar 2. Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatubufferhanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut rentang daerahbuffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatubufferakan mengubah pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam/basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan lagi. Jumlah asam atau basa yang dapat dinetralkan suatubuffersebelum pH larutan berubah disebut kapasitasbuffer.Kapasitas/daya tahan larutan penyangga bergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol dari komponen penyangganya. Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar kemampuannya mempertahankan pH. Apabila komponen asam terlalu sedikit, penambahan sedikit basa dapat mengubah pHnya. Sebaliknya apabila komponen basanya terlalu sedikit, penambahan sedikit asam dapat mengubah pHnya. Sedangkan, perbandingan mol antara komponen-komponen suatu larutan penyangga sebaiknya antara 0,1-10. Di luar perbandingan tersebut, maka sifat penyangganya akan berkurang (Keenanet al., 1980).Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia, contohnya seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh (baik cairan intrasel maupun cairan ekstrasel) merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4--HPO42-). Sedangkan sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 HCO3-). Sistem penyangga ini dapat menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4 (Keenanet al., 1980).Sumber:Achmad, H. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar : Kimia Larutan. Bandung: Citra Adhya Bhakti.Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry, 6th edition. Knoxville: Harper and Row Publisher, Inc.Purba, M. 1994.Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.Syukri, S. 1999.Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.

http://bisakimia.com/2012/11/21/buffer-larutan-penyangga/BUFFER: LARUTAN PENYANGGA21 NOVEMBER 2012YVNZ 2 KOMENTAR23 VOTES

English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit: Wikipedia)pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutanbufferatau dapar). Larutanbuffermemiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutanbufferitu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenanet al., 1980)Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari: Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. (Purba, 1994)Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenanet al.,1980): Larutan penyangga yang bersifat asamLarutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain. Larutan penyangga yang bersifat basaLarutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):1. Mempunyai pH tertentupHbufferdapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:pH = pKa + log [garam]/[asam]pOH = pKb + log [garam]/[basa]pHbufferbergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):a. Reaksi ionisasi asam lemah:HA(aq)H+(aq)+ A-(aq)Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan KaKa = [H+][A-] / [HA]b. Reaksi ionisasi basa lemah:LOH(aq)L+(aq)+ OH-(aq)Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan KbKb = [L+][OH-] / [LOH]2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.3. pHnya tidak berubah jika diencerkan.Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):Larutan penyangga asamSebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutanbufferyang mengandung CH3COOH dan CH3COO-yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:- Pada penambahan asamPenambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO-membentuk molekul CH3COOH.CH3COO-(aq) +H+(aq) CH3COOH(aq)- Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH-dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-dan air.CH3COOH(aq) +OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)Larutan penyangga basaSebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutanbufferyang mengandung NH3dan NH4+yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:- Pada penambahan asamJika ditambahkan suatu asam, maka ion H+dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukan ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3membentuk ion NH4+.NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)- Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.NH4+(aq) + OH-(aq) NH3(aq) + H2O(l)Untuk menghitung pH larutanbufferdigunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994): Larutan penyangga asamDapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+dalam suatu larutan dengan rumus berikut:[H+] =Ka x a/g ataupH = pKa log a/gdengan,Ka = tetapan ionisasi asam lemaha = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi Larutan penyangga basaDapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+dalam suatu larutan dengan rumus berikut:[OH-] =Kb x b/g ataupH = pKb log b/gdengan,Kb = tetapan ionisasi basa lemahb = jumlah mol basa lemahg = jumlah mol asam konjugasiMenurut Syukri (1999), larutanbufferjuga mempunyai kapasitasbuffer(yang biasa disebut indeksbufferatau intensitasbuffer). Kapasitasbuffermerupakan suatu ukuran kemampuanbufferuntuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat atau basa kuat. Kapasitasbufferbergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan. Sehingga dapat disebut kapasitasbuffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asam-garam atau basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke kiri berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitasbuffernya kecil. Suatubufferdapat menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar 2. Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatubufferhanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut rentang daerahbuffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatubufferakan mengubah pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam/basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan lagi. Jumlah asam atau basa yang dapat dinetralkan suatubuffersebelum pH larutan berubah disebut kapasitasbuffer.Kapasitas/daya tahan larutan penyangga bergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol dari komponen penyangganya. Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar kemampuannya mempertahankan pH. Apabila komponen asam terlalu sedikit, penambahan sedikit basa dapat mengubah pHnya. Sebaliknya apabila komponen basanya terlalu sedikit, penambahan sedikit asam dapat mengubah pHnya. Sedangkan, perbandingan mol antara komponen-komponen suatu larutan penyangga sebaiknya antara 0,1-10. Di luar perbandingan tersebut, maka sifat penyangganya akan berkurang (Keenanet al., 1980).Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia, contohnya seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh (baik cairan intrasel maupun cairan ekstrasel) merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4--HPO42-). Sedangkan sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 HCO3-). Sistem penyangga ini dapat menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4 (Keenanet al., 1980).Sumber:Achmad, H. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar : Kimia Larutan. Bandung: Citra Adhya Bhakti.Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry, 6th edition. Knoxville: Harper and Row Publisher, Inc.Purba, M. 1994.Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.Syukri, S. 1999.Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.