budidaya tomat, horenso, tomorokoshi, nasubi
DESCRIPTION
xTRANSCRIPT
BUDIDAYA TOMAT JEPANG (MOMOTARO, ROSENTO, KOMOMO)
1. Pengelolaan Lahan, Green House, dan Media Tanam
Pengelolaan Green House
a. Siapkan bahan material dan peralatan yang dibutuhkan antara lain: kayu atau
bambu, tali, paranet atau plastik atau kaca, meteran, dan sebagainya.
b. Tetapkan lokasi penempatan green house. Pada lahan miring penempatan
greenhouse disesuaikan dengan luasan lahan yang diinginkan.
c. Buat kerangka greenhouse sesuai rencana yang ditetapkan.
d. Jika diperlukan, beri dudukan beton atau cor untuk bagian tiang
e. Setelah menjadi green house, lapisi dengan plastik ketinggian 0,5-1 meter
f. Bersihkan plastik atap green house secara berkala.
g. Segera perbaiki atau ganti apabila ada bagian yang rusak
Pengelolaan lahan
a. Siapkan lahan 1 minggu sebelum benih disemaikan
b. Cangkul tanah hingga gembur buat bedeng-bedeng membujur kearah Timur Barat
selebar 0,8-1 meter dengan jarak tinggi 15-20 cm dengan jarak antar bedeng 50
cm.
c. Buat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm dan kedalaman 50 cm di
sekeliling green house.
d. Tutup bedeng-bedeng dengan mulsa plastik hitam perak.
2. Penyemaian dan Pemeliharaan Benih
a. Siapkan tray yang berisi campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandangn
dengan perbandigan 1:1
b. Ratakan media tanam, lalu siram dengan air hingga kondisi jenuh air.
c. Sebar benih tomat secara koloni selama 10 hari, tutup kembali dengan tanah halus
dan ditutup dengan plastik atau karung selama maksimal 5 hari. Setelah terlihat
berkecambah, buka penutup, lalu siram secara berkala.
d. Benih yang berkecambah 10 hari sudah siap untuk ditanam atau dipindahkan
secara individu menggunakan media polybag yang berisi arang sekam dengan
diameter 15 cm.
e. Pemilihan bibit: pilih bibit momotaro berdasarkan persyaratan sebagai berikut;
utuh, tidak cacat atau luka, sehat, bersih dari kotoran dan tidak keriput.
f. Aplikasi pestisida jenis fungisida kontak dan sistemik setelah bibit dipindahkan ke
polybag pada usia 15 sampai 20 hari.
3. Penanaman
a. Setelah usia 20 hari pindahkan bibit dari polybag persemaian ke polybag yang
telah disiapkan di dalam green house dengan cara buat lubang tanam sedalam
ukuran polybag persemaian. Setelah itu buka plastik polybag persemaian dan
pindahkan bibit ke polybag yang telah disiapkan secara utuh.
b. Tutup dan ratakan media tanaman dengan mengunakan arang sekam lalu lakukan
penyiraman dengan air hingga usia 2 hari setelah tanam. Setelah itu periode
penyiraman dilakukan dengan selang waktu 2 hari.
4. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
a. 5 hari setelah tanam lakukan penyulaman dengan cara cabut tanaman yang mati,
rusak, layu, atau tumbuh abnormal.
b. Ganti tanaman yang rusak dengan bibit cadangan yang telah disiapkan.
Penyiangan, perempatan,dan pemasangan air
a. Bersihkan tanaman dari gulma yang tumbuh secara berkala 3-4 kali, di area green
house.
b. Perempatan dilakukan seminggu sekali pada pagi hari dengan memotong tunas yang
tumbuh di ketiak daun
c. Pegang ujung tunas dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri smpai
tunas tersebut lepas atau dengan menggunakan pisau tajam dan gunting stek. Apabila
terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan sukar putus
d. Ajir dipasang dengan menggunakan tambang maksimal 10 hari setelah tanam.
Perambatan dilakukan bersamaan dengan perempalan tunas.
Pemupukan
a. Setelah 2 hari ditanam, beri campuran pupuk atau nutrisi.
b. Lakukan aplikasi nutrisi dengan periode aplikasi 2 kali sehari dengan metode tiap 2
hari aplikasi, 1 hari penyiraman. Dosis nutrisi yang digunakan 2 liter nutrisi per 200
liter air untuk tanaman. Aplikasi nutrisi dilakukan hingga mencapai periode produktif
(120-150 hari)
Penyiraman
Lakukan penyiraman secukupnya,tidak boleh berlebihan atau kurang.
Penjarangan buah
a. Untuk jenis Momotaro dan Rosento, penjarangan dilakukan setelah usia 45 hari atau
ada buah yang mulai muncul menggunakan metode seleksi (disarankan maksimal 5
buah dalam 1 tandan). Untuk selanjutnya penjarangan dilakukan tiap 7 hari selama
masa produktif tanaman (75-135 hari setelah tanam.)
b. Untuk jenis Komomo tidak dilakukan penjarangan buah.
c. Pembuangan daun tua dan daun yang terkena serangan hama dan penyakit dilakukan
setelah tanaman berusia 45 hari dengan cara daun bagian bawah dibuang dan hanya
disisakan 1 daun dibawah rangkaian buah pertama.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Untuk tanaman yang terserangan, lakukan pengendalian antara lain:
a. Pengendalian preventif dilakukan 7-10 hari setelah tanam menggunakan insektisida
dan fungisida kontak dan atau sistemik. Untuk selanjutnya dilakukan aplikasi setiap 7-
10 hari. Dosis yang digunakan sesuai anjuran.
b. Untuk tanaman yang sudah terserang hama dan penyakit spesifik (e.g layu fusarium)
yang dapat menular, dilakukan pemangkasan tanaman.
5. Pemanenan
a. Lakukan pemanenan pada tanaman yang telah berumur 75-135 hari pada pagi hari
ketika cuaca cerah
b. Periksa kriteria masa petik yang optimal dengan ciri kulit buah berubah, dari warna
hijau menjadi kuning kemerah-merahan
c. Untuk jenis Momotaro dan Rosento, petik tomat dengan cara memetik buah di bagian
ujung tangkai buah sehingga tangkai buah terputus
d. Untuk jenis Komomo, dapat dipetik hanya buahnya saja
e. Masukan ke dalam keranjang yang bersih sebelum di bawa ke tempat penampungan
untuk diseleksi kembali dan di packing berdasarkan jenis buah (Momotaro, Rosento
dan Komomo)
f. Untuk jenis Momotaro dan Rosento susun buah yang memenuhi persyaratan pada
keranjang buah secara hati-hati dimana bagian tangkai bertemu dengan bagian tangkal
lainnya dengan terlebih dahulu diberikan alas kertas buram pada bagian bawah
keranjang dan pada setiap susuanan buah pada keranjang.
6. Pemeliharaan Pasca Panen
a. Kumpulkan hasil panen, angkut ke area pengemasan dalam kondisi tertutup dengan
kertas yang telah disiapkan
b. Bersihkan buah dari sisa kotoran yang menempel di permukaan kulit dengan hati-hati
7. Penyortiran/ Grading Dan Pengemasan
a. Sortir buah sesuai kriteria yang di tetapkan satu per satu. Untuk jenis Momotaro dan
Rosento penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran dan berat sedangkan untuk jenis
Komomo penyortiran hanya untuk kriteria buah rusak atau cacat.
b. Siapkan keranjang yang sudah dibersihkan
c. Beri pelindung pada dasar dan tepi pengemas seperti kertas buram
d. Timbang untuk memastikan kesesuaian beratnya
e. Untuk jenis Momotaro dan Rosento, susun buah yangmemenuhi persyaratan pada
keranjang buah secara hati-hati dimana bagian tangkai bertemu dengan bagian tangkai
lainnya. Lapisi dengan kertas buram pada setiap susunannya
f. Timbang kembali buah yang telah tersusun untuk mematiskan kesesuaian beratnya
g. Tutup keranjang yang telah terisi buah
h. Untuk buah yang tidak sesuai dipisahkan pada keranjang “reject”
8. Pelabelan
Beli label yang mencakup :
a. Nama produk
b. Isi netto
c. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi
d. Kode produksi
e. Status QC passed
9. Pengiriman
a. Siapkan keranjang buah yang sudah ditentukan
b. Periksa kondisi keranjang, susunan buah bagian atas dan labelnya
c. Periksa kebersihan dan kelayakan alat transpprtasi yang akan digunakan
d. Masukkan keranjang dan susun dengan baik
e. Lengkapi surat jalan dan buah tomatpun siap untuk dikirim ke tempat tujuan
BUDIDAYA JAGUNG JEPANG (TOMOROKOSHI)
1. Persiapan Lahan dan Penyemaian
Pengolahan Lahan
a. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm.
b. Atur jarak antar bedengan sebesar 50 cm. Dalam satu bedeng bisa ditanam dua larik
tanaman.
c. Gunakan campuran dari pupuk kotoran ayam dengan kotoran sapi atau kambing
dengan komposisi 1:1. Kebutuhan pupuk dengan dosis 1 – 1,5 kg/lubang tanam.
d. Untuk lahan miring, buat terasering dengan lebar teras 1 – 1,5 m atau maksimal 3 m,
disesuaikan dengan kemiringan lahan. Selanjutnya perlakuan pengolahan lahan sama
dengan lahan datar.
Penyemaian
a. Lakukan seleksi benih yang akan digunakan berdasarkan mutu genetik, fisik dan
fisiologi (benih hibryda) dengan daya tumbuh benih lebih dari 90%.
b. Sebar benih jagung secara koloni selama 20 hari, tutup kembali dengan tanah halus
dan ditutup dengan plastic/karung selama maksimal 3 hari. Setelah terlihat
berkecambah, buka penutup, lalu siram secara berkala.
c. Benih yang berkecambah 2-3 minggu sudah siap untuk ditanam/pindahkan secara
individu.
2. Penanaman dan Perawatan
a. Buat lubang sedalam 2-3cm, masukan bibit jagung
b. Tutup dengan tanah, siram agar kelembaban tanah terjaga
c. Atur jarak tanam sekitar 80 x 50 cm
d. Siram ulang bibit yang sudah ditanam setiap hari selama 5 hari. Selanjutnya
penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan
3. Pemeliharaan
Penyiangan
a. Lakukan penyiangan secara berkala untuk membersihkan tanaman-tanaman
liar
b. Penyulaman dilakukan maksimal 5 hari setelah tanam
Pemupukan
Beri pupuk dengan NPK granular yang dicairkan dengan dosis 4-6 kg/200 L air untuk
digunakan 4000-5000 tanaman. Pemupukan dilakukan setiap 20-30 hari.
Pengendalian hama dan penyakit
a. Untuk hama penggerek batang jagung (O. furnacalis), kendalikan secara
teknis dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah
atau potong bunga jantan dan terapkan waktu tanam yang tepat. Dapat
dikendalikan dengan insektisida.
b. Untuk hama Ulat Tongkol (H. armigera), kendalikan dengan insektisida
dengan dosis anjuran.
c. Untuk Kutu Daun (R. maidis), gunakan insektisida kontak atau lakukan
polikultur tanaman atau menumpangsarikan jagung manis dengan tanaman
lain.
d. Untuk Belalang (Oxya spp.), kendalikan dengan insektisida kontak.
e. Untuk Tikus (Rattus argentiventer), basmi dari sarangnya.
Untuk mengendalikan penyakit tanaman jagung :
f. Karat (Puccina sorghi), kendalikan dengan pemilihan varietas benih, menjaga
sanitasi kebun dan aplikasi fungisida kontak dan sistemik apabila bisul muncul
pada permukaan daun.
g. Hawar daun (Helminthosporium turcium), kendalikan dengan memilih varietas
tahan, perbakan drainase tanah, meningkatkan sanitasi kebun dan
menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang terkena
h. Hawar daun (Curvularia sp.), dikendaliakn dengan memilih varietas tahan,
perbaikan drainase tanah, meningkatkan sanitasi kebun dan menghilangkan
tanaman atau bagian tanaman yang terkena.
4. Pemanenan
a. Secara visual, jagung sudah siap dipanen bila batang, daun dan kelobot
berubah menjadi kuning atau telah mengering
b. Lakukan panen utama setelah tanaman berumur 80-90 hari dengan kriteria
yang telah ditetapkan
c. Putar tongkol dan kelobotnya
d. Masukkan ke dalam keranjang yang bersih sebelum di bawa ke tempat
penampungan untuk diseleksi kembali dan dipacking
5. Penanganan Pasca Panen
a. Lakukan pemisahan tongkol jagung berdasarkan kriteria mutunya
b. Tongkol jagung yang tidak sesuai, masukkan dalam keranjang reject
c. Untuk jagung yang sesuai kriteria, susun pada keranjang yang telah
dibersihkan dan didesinfektan.
d. Pelabelan mencakup: nama produk; isi netto; nama dan alamat perushaan;
kode produksi; dan status QC passed
6. Penyimpanan
a. Siapkan ruang penyimpanan sudah dibersihkan
b. Pindahkan keranjang yang sudah dikemas dengan baik ke ruang penyimpanan
c. Susunlah pada rak yang telah ditentukan
d. Catat pemantauan kondisi jagung dan keranjang minimal 1 (satu) kali sehari
e. Ganti jagung atau keranjang/kertas pengemas yang rusak
7. Pengiriman
a. Siapkan keranjang yang telah ditentukan (perhatikan sistem fifo)
b. Periksa kondisi keranjang, produk bagian atas dan labelnya
c. Periksa kebersihan dan kelayakan alat transportasi yang akan digunakan
d. Masukan keranjang dan susun dengan baik
e. Lengkapi surat jalan dan jagung jepang siap untuk dikirimkan ke tujuan.
BUDIDAYA BAYAM JEPANG (HORENSO)
1. Persemaian
a. Siapkan tray yang berisi campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1
b. Rendam benih dalam air selama 1 malam, angkat, tiriskan dan anginkan.
c. Ratakan media tanam, lalu siram dengan air hingga kondisi jenuh air
d. Sebar benih bayam secara koloni selama 10 hari, tutup kembali dengan tanah
halus dan ditutup dengan plastik atau karung selama maksimal 5 hari. Setelah
terlihat berkecambah, buka penutup, lalu siram secara berkala.
e. Benih yang berkecambah 1-2 minggu sudah siap untuk di tanam atau dipindahkan
secara individu menggunakan media kelontong.
2. Penanaman
a. Siapkan lahan, gemburkan dan bersihkan dari rumput liar, batu, dan benda asing
yang mengganggu.
b. Bentuk bedengan-bedengan selebar 1 meter dengan jarak antar bedeng 30 cm.
Tebal bedengan disesuaikan lahan 20 cm.
c. Taburi bedengan dengan pupuk organik 5 kg/m2 sebagai pupuk dasar, di campur
dengan tanah lalu ratakan.
d. Buat sungkup mengikuti bedengan berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi
70-80 cm dan menggunakan plastik transparan.
e. Sebelum proses penanaman, media di siram dengan air hingga kondisi jenuh air.
f. Pindahkan bibit-bibit dari media kelontong, tidak terserang hama dan penyakit
dari persemaian ke bedengan dan lngsung disiram untuk menekan stagnasi.
g. Jarak tanam minimal 15 cm x 15 cm dengan kedalaman maksimal 3 cm
h. Siram ulang bibit yang sudah ditanam setiap hari selama 5 hari. Selanjutnya
dilakukan tiap 2 hari sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Maksimal usia 10 hari lakukan penyiangan dan aplikasi pupuk tambahan.
3. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiangan lanjutan dilakukan ketika berumur 20 hari dialnjutkan dengan
pemupukan tambahan
b. Beri pupuk dengan NPK granular yang dicairkan dengan dosis 4 – 6 kg/ 200 L air
untuk digunakan 5000 – 7000 tanaman
c. Semprot dengan pestisida dengan dosis rendah fungisdia dan insektisida dengan
dosis rendah, tiap 2 minggu tergantung kondisi bayam jepang tersebut, dan
hentikan pada sekitar 10 hari sebelum panen.
d. Penyulaman dilakukan maksimal 5 hari setelah tanam.
4. Pemanenan
a. Setelah berumur 35 – 45 hari, bayam jepang dapat di panen
b. Potong pangkal batang, lalu buang 1 – 2 daun terbawah, masukkan ke dalam
keranjang yang bersih sebelum dibawa ke tempat penmpungan untuk disortir
kembali bedasarkan kriterianya sebelum di packing.
5. Penanganan Pasca Panen
a. Kumpulkan hasil panen di area teduh, angkut ke area pengemasan dalam
keranjang yang telah disiapkan
b. Sortir bayam bedasarkan besar kecilnya daun, kesegaran dan penampakan visual
bebas penyakit dan lakukan pada saat proses panen
c. Kemas dalam dedaunan atau telombong yang digulungkan menyelimuti seluruh
bagian bayam
d. Pisahkan bayam yang rusak atau busuk dan masukkan ke dalam keranjang
bertuliskan “Produk Reject”
6. Pelabelan
Pelabelan mencakup:
- Nama produk
- Isi bruto
- Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi
- Kode produksi
- Status QC Passed
7. Pengiriman
a. Siapkan keranjang yang telah ditentukan (perhatikan sistem fifo)
b. Periksa kondisi keranjang, produk bagian atas dan labelnya.
c. Periksa kebersihan dan kelayakan alat transportasi yang akan di gunakan
d. Masukkan keranjang dan susun dengan baik.
e. Lengkapi surat jalan dan bayam jepang siap untuk dikirimkan ke tujuan
BUDIDAYA TERONG JEPANG (NASHUBI)
1. Persiapan
Pengelolaan Media Tanam
a. Siapkan lahan 1 minggu sebelum tanam
b. Bersihkan dan gemburkan tanah, campurkan dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1 dengan dosis maksimal 3 kg/ lubang tanam
c. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm
d. Atur jarak antar bedengan sebesar 50 cm. Dalam satu bedengan bisa ditanam dua
larik tanaman
e. Untuk lahan miring, buat terasering dengan lebar teras 1 – 1,5 m atau maksimal 3
m, disesuaikan dengan kemiringan lahan. Selanjutnya perlakuan pengolahan lahan
sama dengan lahan datar.
2. Penyemaian
a. Periksa bibit yang diterima sesuai spesifikasi benih
b. Siapkan tray yang berisi campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1
c. Ratakan media tanam, lalu siram dengan air hingga kondisi jenuh air.
d. Sebar benih terong secara koloni selama 15 hari, tutup kembali dengan tanah
halus dan ditutup dengan plastik lalu dilapis karung secara minimal 5 hari. Setelah
terlihat berkecambah, buka penutup, lalu sirams ecara berkala.
e. Benih yang berkecambah 2 minggu sudah siap untuk ditanam atau dipindahkan
secara individu menggunakan media kelontong dan ukuran diameter 4 cm
f. Bibit telah siap untuk ditanam setelah usia 25 hari.
3. Penanaman dan Pemeliharaan
Penanaman dan Pemupukan
a. Siapkan media tanam
b. Buat lubang sedalam 2-3 cm, masukan 1 bibit terong
c. Tutup dengan tanah, siram agar kelembaban tanah terjaga
d. Atur jarak tanam sekitar 80 x 50 cm
e. Tanam bibit secara tegak lurus lalu disiram air secukupnya (jangan sampai
menggenang)
f. Siram ulang bibit yang sudah ditanam setiap hari selama 5 hari. Selanjutnya
penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan.
g. Beri pupuk tambahan setelah 20 hari penanaman dengan dosis 4 – 6 kg/ 200 L air
untuk digunakan 4000 – 5000 tanaman. Selanjutnya pemupukan dilakukan setelah
penyiangan dan pembubuhan.
h. Cabut dan siang gulma atau rumput liar di sekitar tanaman secara berkala
i. Pembubuhan dilakukan setelah usia tanaman 30 – 40 hari. Setelah itu dilakukan
pembuangan tunas yang bukan tunas utama.
j. Pasang ajir (turus) dari bilah bambu atau kayu, tancapkan 5 – 7 cm dekat batang
bibit setelah berumur 3 minggu.
k. Ikat batang atau cabang tanaman pada ajir ( turus)
Penyiraman
a. Penyiraman dilakukan setiap 2 hari atau sesuai dengan kebutuhan
b. Pastikan drainase air mengalir dengan baik sehingga tidak menggenangi tanaman
Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman
a. Setelah berumur 10 hari di bedengan, maka dilakukan penyemprotan pestisida
untuk mencegah hama dan penyakit tanaman terong.
b. Gunakan campuran insektisida dan fungisida dengan dosis sesuai anjuran baik
kontak atau sistemik.
c. Dan setiap 7 – 10 hari selanjutnya (tergantung intensitas serangan) dilakukan
penyemprotan pestisida secara rutin.
4. Pemanenan
a. Jika sudah mencapai tingkat kematangan, lakukan pemanenan dengan cara
menggunting tangkai buah.
b. Buah terong yang di panen dimasukkan ke kontainer berupa boks – boks plastik
lalu di bawa ke packing house (imah kemas) untuk dilakukan pemilihan grade
sebagai pemastian kualitas buah terong yang akan dikirimkan ke pelanggan.
Sortasi dapat juga dilakukan pada saat pemetikan dengan memisahkan langsung
buah yang masuk grade dan yang reject.
5. Penanganan Pasca Panen
a. Kumpulkan hasil panen, angkut ke area pengemasan dalam keranjang plastik yang
telah di siapkan
b. Lakukan penyortiran sesuai kualitasnya dimana bentuknya seragam dan tidak
cacat
c. Timbang total berat buah dalam keranjang sesuai dengan permintaan konsumen
d. Untuk produksi yang tidak sesuai dipisahkan pada keranjang “Reject”
e. Pelabelan mencakup:
- Nama produk
- Isi netto
- Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi
- Kode produksi
- Status QC passed
6. Penyimpanan
a. Siapkan ruang penyimpanan yang berventilasi dan bersih
b. Pindahkan keranjang yang sudah dikemas dengan baik ke ruang penyimpanan
c. Susunlah pada rak yang telah di tentukan
d. Catat pemantauan kondisi terong, kertas pengemas dan keranjang minimal 1 kali
sehari.
e. Ganti terong atau keranjang atau kertas pengemas yang rusak
7. Pengiriman
a. Siapkan keranjang yang telah ditentukan (perhatikan sistem fifo)
b. Periksa kondisi keranjang, susunan produk bagian atas dan labelnya.
c. Periksa kebersihan dan kelayakan alat transportasi yang akan digunakan
d. Masukkan keranjang dan susun dengan baik
e. Lengkapi surat jalan dan terong pun siap dikirimkan ke tujuan.