budidaya krisan

26

Click here to load reader

Upload: isa-apri-adi

Post on 27-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Budidaya tanaman krisan dan perbandingan terhadap berbagai varietas krisan

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Krisan

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan seruni yang

mempunyai nama latin Chrysanthemum, tanaman ini mempunyai berbagai jenis warna

pada bunganya. Krisan adalah bunga asli dari kawasan asia timur seperti, Korea, Jepang,

dan China Utara tapi saat ini lebih banyak ditanam di Negara Eropa dan Amerika. Bunga

krisan di daerah Eropa terutama di Perancis merupakan bunga yang diasosiasikan dengan

duka dan kematian, namun di daerah Amerika dan Indonesia bunga krisan melambangkan

bentuk keceriaan. Tanaman krisan sangat cocok di tanam pada lahan dengan ketinggian

antara 700-1200 m di atas permukaan laut (dpl). Untuk daerah yang curah hujannya tinggi

penanaman harus dilakukan di dalam bangunan ruimah plastik, karena krisan tidak tahan

terhadap air. Tanaman krisan cepat berbunga apabila menerima cahaya yang lebih banyak,

oleh karena itu dibutuhkan pencahayaan untuk mempercepat proses pembungaan sehingga

lebih waktu penanaman lebih efisien.

Praktikum teknologi produksi tanaman (TPT) ini dilakukan karena melihat

pembudidayaan tanaman krisan yang cukup mudah dan memiliki harga ekonomis tinggi

seperti yang dijelaskan pada paragraf diatas, sehingga peluang bisnisnya cukup

menjanjikan. Selain itu, krisan juga digemari oleh pasar dalam negeri maupun luar negeri

sehingga pemasaran dari hasil tanaman krisan sangatlah baik dan menjanjikan. Selain itu

praktikum ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan bekal kepada mahasiswa

agar kelak ketika sudah lulus sarjana bisa mengembangkan budidaya tanaman terutama

tanaman krisan.

1.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum Teknologi Budidaya Tanaman ini adalah untuk mengetahui

teknologi produksi, syarat tumbuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas

tanaman krisan.

Page 2: Budidaya Krisan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Klasifikasi dan Morfologi

2.1.1.Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiosperms

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Sub family : Anthemideae

Genus : Chrysanthemum

Type spesies:Chrysanthemum indicum L

Spesies : Chrysanthemum morifolium ramat

(Wijayakusuma, 2000)

2.1.2.Morfologi

Tanaman krisan merupakan tanaman semusim (anual) yang berkisar 9-12 hari

tergantun varietas dan lingkungan tempat menanamnya. Tanaman krisan dapat

dipertahankan hingga beberapa tahun bila dikehendaki, tetapi bunga yang

dihasilkan biasanya jauh menurun kualitasnya (Hasyim dan Rexa, 1995). Menurut

Rukmana (1997), tanaman krisan tumbuh menyemak setinggi 30-200 cm, sistem

perakarannya serabut yang keluar dari batang utama. Akar menyebar kesegala arah

pada radius dan kedalaman 50-70 cm atau lebih. Batang tanaman krisan tumbuh

agak tegak dengan percabangan yang agak jarang, berstruktur lunak, dan berwarna

hijau tetapi bila dibiarkan tumbuh terus, batang berubah menjadi keras (berkayu)

dan berwarna hijau kecoklatan, serta berdiameter batang sekitar 0,5 cm.

Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai

berukuran pendek sampai panjang, serta termasuk bunga lengkap. Bunga krisan

merupakan bunga majemuk yag terdiri atas bunga pita dan bunga tabung. Pada

bunga pita terdapat bunga betina (pistil), sedangkan bunga tabung terdiri atas bunga

jantan dan bunga betina (biseksual) dan biasanya fertil (Kofranek, 1980).

Page 3: Budidaya Krisan

2.2.Syarat Tumbuh

2.2.1.Iklim

a. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan

terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah

hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.

b. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan

bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran

yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan

lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari

permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase

vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.

c. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-

26°C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30°C.

d. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal

pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai

dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.

e. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk

memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman

krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat

ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.

2.2.2.Media Tanam

a. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir,

subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan

penyakit.

b. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar

5,5-6,7.

2.2.3.Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m

dpl.

(Rukmana,1997)

2.3.Teknik Budidaya

2.3.1.Pembibitan

1) Persyaratan Bibit

Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman

kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.

Page 4: Budidaya Krisan

2) Penyiapan Bibit

Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan

anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.

a) Bibit asal anakan

b) Bibit asal stek pucuk

Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk

yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai

3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut,

langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4

derajat C, dengan kelembaban 30% agar tetap tahan segar selama 3-4

minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis

kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50

stek.

c) Penyiapan bibit dengan kultur jaringan

Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet,

stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit,

kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam

medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan

tanaman krisan secara kultur jaringan:

Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg

NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk

pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur

29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.

Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg

NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari,

tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.

Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg

kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter

pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-

31 hari.

Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:

a) Stok tanaman induk

Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak

mungkin sebagai bahan tanaman. Ditanam di areal khusus terpisah

dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan

Page 5: Budidaya Krisan

kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk

menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara

memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi

lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari

mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18

Philip.

b) Perbanyakan vegetatif tanaman induk.

Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah

bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk

yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.

Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat

merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas.

Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau

disebut cabang primer.

Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer

dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap

cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.

3) Teknik Penyemaian Bibit

a) Penyemaian di bak

Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran

lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan

dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang

berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh.

Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm,

sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup

plastik yang transparan di seluruh permukaan.

c) Penyemaian kultur jaringan

Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium

berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3

kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan

pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup

pesemaian pada sore haridan malam hari, terutama pada beberapa hari

sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan

Page 6: Budidaya Krisan

di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan

secara bertahap ke lapangan terbuka.

5) Pemindahan Bibit

Bibit stek pucuk siap dipindah tanamkan ke kebun pada umur 10-14

hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah

berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.

2.3.2.Pengolahan Media Tanam

1) Pembentukan Bedengan

Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga

gembur, keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya

sambil dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120

cm, tinggi 20-30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara

bedengan 30-40 cm.

2) Pengapuran

Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa

kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung

pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08

ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan

dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.

2.3.3.Teknik Penanaman

Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi

media sabut kelapa (hancur) atau campuran tanah dan sekam padi (1:1).

Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu

dengan penyinaran 16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot

kemudian diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam

kubung dari jam 16.00-22.00 WIB. Selama pertumbuhan tanaman diberi

pupuk cir multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan

menambahkan hormon tumbuh giberelin sebanyak 500 ppm pada saat

penyinaran pendek. Untuk mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya

sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu diperjarang dengan hanya

menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara ini akan didapatkan krisan pot

dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.

2.3.4.Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Page 7: Budidaya Krisan

Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam.

Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu

permanen dengan bibit yang baru.

2) Penyiangan

Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu

setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati

membersihkan rumput-rumput liar.

3) Pengairan dan Penyiraman

Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan

dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh.

Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes

hingga tanah basah.

2.3.5.Panen

1) Ciri dan Umur Panen

Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar

atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh

tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.

2) Cara Panen

Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu

tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh

tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen,

potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan

menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.

3) Prakiraan Produksi

Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu

800.000 tanaman.

2.3.5.Pasca Panen

1) Pengumpulan

Kumpulkan bunga hasil panen, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-

1000 tangkai simpan pada rak-rak.

2) Penyortiran dan Penggolongan

Pisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya.

Lalu bersihkan dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-

daun tua pada pangkal tangkai. Kriteria utama bunga potong meliputi

Page 8: Budidaya Krisan

penampilan yang baik, menarik, sehat dan bebas hama dan penyakit.

Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:

a) Kelas I untuk konsumen di hotel dan florist besar, yaitu panjang tangkai

bunga lebih dari 70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm.

b) Kelas II dan III untuk konsumen rumah tangga, florits menengah dan

dekorasi massal yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm dan

diameter pangkal tangkai bunga kurang dari 5 mm.

3) Pengemasan dan Pengangkutan

a) Cara Pengemasan

Pangkal tangkai bunga krisan potongan dimasukan ke dalam tube

berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke

dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak

karton/kemasan lain yang sesuai.

b) Pemberian Merek

Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:

1. Nama barang/varietas krisan.

2. Jenis mutu.

3. Nama atau kode produsen/eksportir.

4. Jumlah isi.

5. Negara tujuan.

6. Hasil Indonesia.

Tentukan alat angkutan yang cocok dengan jarak tempuh ke tempat

pemasaran dan susunlah kemasan berisi bunga krisan secara teratur, rapi

dan tidak longgar, dalam bak atau box alat angkut.

(Rukmana, 1997)

2.4.Hubungan Perlakuan yang Digunakan dengan Komoditas

Perlakuan yang digunakan dalam komoditas krisan yaitu dengan menanam berbagai

varietas krisan. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui varietas krisan mana yang

paling bagus dalam petumbuhan di lahan tersebut. Perlakuan ini dilakukan untuk

mengetahui perbandingan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta ketahanan

tanaman pada lingkungan seperti dilahan Kepuraharjo, mana varietas yang tahan dengan

lingkungan tersebut dan mana yang tidak.

Page 9: Budidaya Krisan

III. BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : Praktikum dilaksanakan setiap hari Senin mulai tanggal 2 Oktober 2012

Tempat : Dusun Ngijo, Desa Kepuh harjo, Kecamatan Karang Ploso, Malang

3.2.Alat, Bahan, dan Fungsi

3.2.1.Alat:

Cetok : Untuk alat bantu penyulaman

Cangkul : Untuk menggemburkan tanah

Ember : Untuk alat bantu menyiram

Tugal : Untuk membuat lubang pada tanah

3.2.2.Bahan:

Bibit tanaman krisan : Bahan tanam

Pupuk Kompos : Untuk menambah bahan organik pada tanah

Pupuk Urea : Untuk menambah unsure N pada tanah

Pupuk SP36 : Untuk menambah unsure P pada tanah

Pupuk KCl : Untuk menambah unsure K pada tanah

Pupuk daun : Untuk pertumbuhan daun

Air : Untuk menyiram tanaman

Rafia : Untuk bedengan

Kayu : Untuk bedengan

3.3.Cara Kerja

Buat bedengan dengan ukuran 1 x 1 m2

Bagi menjadi 50 petak kecil-kecil dengan ukuran 10 x 20 cm

Lakukan penugalan pada tiap petak tersebut

Dalam tiap lubang berisi satu bibit tanaman krisan

Page 10: Budidaya Krisan

Dalam penanaman krisan, yang pertama dilakukan adalah pembuatan bedengan.

Ukuran bedengan untuk tanaman krisan pada tiap-tiap kelas sama yakni 1 x 1 m2,

perlakuan yang digunakan juga sama, hanya saja varietasnya yang berbeda. Bedengan

dengan ukuran 1 x 1 m2 tersebut kemudian dibagi menjadi petak-petak kecil sebanyak 50

petak dengan luas petak 10 x 20 cm2. Dalam satu petak kecil berisi satu bibit tanaman

krisan, jadi dalam satu bedengan total ada 50 tanaman krisan. Perawatan tanaman

dilakukan setiap sat minggu sekali yakni pada hari senin. Perawatannya meliputi

penyiraman (irigasi), pemupukan, penyulaman, dan penyiangan gulma.

Page 11: Budidaya Krisan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1.Hasil (Fuji Putih kelas F)

a. Tabel tinggi tanaman dan jumlah daun

FUJI PUTIHTanggal

Sampel Tinggi (cm)∑

Daun% Tumbuh

12 November

2012

1 21 20

92 %

2 23 223 24 254 22 235 24 226 26 227 25 208 24 249 27 2010 33 22

19 November

2012

1 29 202 26 223 30 254 30 235 30 226 29 22 92 %

7 30 208 30 249 29 2010 30 22

26 November

2012

1 30 292 27 323 31 294 29 315 30 26 92 %

6 29 207 31 268 33 309 29 2710 33 34

Page 12: Budidaya Krisan

b. Grafik

12-Nov

13-Nov

14-Nov

15-Nov

16-Nov

17-Nov

18-Nov

19-Nov

20-Nov

21-Nov

22-Nov

23-Nov

24-Nov

25-Nov

26-Nov

0

5

10

15

20

25

30

35

Tinggi Tanaman

TC1TC2TC3TC4TC5TC6TC7TC8TC9TC10Ti

nggi

Tan

aman

(cm

)

12-Nov

13-Nov

14-Nov

15-Nov

16-Nov

17-Nov

18-Nov

19-Nov

20-Nov

21-Nov

22-Nov

23-Nov

24-Nov

25-Nov

26-Nov

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Jumlah Daun

TC1TC2TC3TC4TC5TC6TC7TC8TC9TC10Ju

mla

h Da

un (h

elai

)

4.1.2.Hasil (Fuji Putih kelas E)

a. Tabel tinggi tanaman dan jumlah daun

NoPengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10

1 5 November

201228 29 31 28.5 26 29 31 27 27 26

2 12 30 31 33 32 30 32 31 30 30 30

Page 13: Budidaya Krisan

November

2012

3 19

November

2012

32 35 33 35 34 34 33 34 36 35

4 26

November

2012

34.5 39 35 36 36 3635.

536 37 37

No PengamatanJumlah Daun ( helai )

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10

15 November

201233 28 36 44 25 33 41 35 33 31

212 November

201240 32 39 50 31 38 48 40 39 36

319 November

201242 35 41 53 34 39 48 41 42 39

426 November

201253 40 47 55 38 45 53 47 48 45

b. Grafik

05-Nov

07-Nov

09-Nov

11-Nov

13-Nov

15-Nov

17-Nov

19-Nov

21-Nov

23-Nov

25-Nov

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tinggi Tanaman

S1S2S3S4S5S6S7S8S9S10Ti

nggi

Tan

aman

(cm

)

Page 14: Budidaya Krisan

05-Nov

06-Nov

07-Nov

08-Nov

09-Nov

10-Nov

11-Nov

12-Nov

13-Nov

14-Nov

15-Nov

16-Nov

17-Nov

18-Nov

19-Nov

20-Nov

21-Nov

22-Nov

23-Nov

24-Nov

25-Nov

26-Nov

0

10

20

30

40

50

60

S1S2S3S4S5S6S7S8S9S10

4.1.3.Hasil (Puma Kuning)

a. Tabel tinggi tanaman dan jumlah daun

PUMA KUNINGTanggal

Sampel Tinggi (cm)∑

Daun

06 November

2012

1 28 452 27 633 31 654 25 705 22,5 466 21,5 227 25 638 19,5 559 17 2010 26 71

13 November

2012

1 29,5 862 31 913 32 864 37 1025 30 876 35 707 32 878 23 759 22 5310 31 97

20 November

2012

1 32 1322 33,5 1213 34 1064 40,5 1325 34,5 101

Page 15: Budidaya Krisan

6 43 857 36 998 25,5 939 26,5 7110 36 110

27 November

2012

1 36 1602 37 1413 38,5 1324 44,5 1715 37,5 1326 45 1017 40 1208 30 729 21,5 9310 39,5 131

b. Grafik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100

10

20

30

40

50

Tinggi Tanaman

6 November13 November20 November 27 November

Tanaman Contoh

tingg

i (cm

)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100

20406080

100120140160180

Jumlah Daun

6 November13 November20 November27 November

Tanaman Contoh

Jum

lah

Daun

4.2.Pembahasan

Page 16: Budidaya Krisan

Faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman krisan, yaitu kebutuhan air yang

diperlukan oleh tanaman krisan harus dalam jumlah yang cukup. Jika tanaman krisan

kelebihan air atau bahkan curah hujan turun lebih deras, maka hal tersebut akan

mengganggu pertumbuhan tanaman krisan dan dapat juga menyebabkan tanaman menjadi

rusak atau roboh, serta bila tanaman dalam keadaan berbunga bisa menyebabkan bunga

tersebut menjadi rusak atau berkualitas rendah.

Faktor pencahayaan juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan

tanaman krisan, karena pada fase vegetatif tanaman krisan membutuhkan lebih banyak

cahaya untuk mempercepat pertumbuhannya sampai pada fase generatif (masa

pembungaan). Literatur juga menyebutkan bahwa, untuk pembungaan krisan

membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan

lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam

23.00-01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan dipasang 1,5 m dari permukaan

tanah.

Faktor penyakit juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan,

karena jika tanaman krisan sudah terkena infeksi penyakit, misalnya Puccinia sp maka

tanaman krisan dapat menjadi terhambat pertumbuhannya atau bahkan menyebabkan

kematian.

Dari data hasil praktikum diketahui bahwa krisan yang tumbuh dengan cepat adalah

varietas Fiji putih, terlihat dari data tinggi tanaman baik kelas E maupun kelas F,

pertumbuhannya signifikan walaupun terlihat bahwa lebih tinggi punya kelas E.

sedangkan pada puma kuning, pertumbuhannya tidak merata, sehingga ada yang tinggi

dan ada yang pendek.

Namun, pada varietas puma kuning, daun tanaman cenderung lebih banyak

dibandingkan dengan fuji putih. Seperti pada literature dijelaskan bahwa jumlah daun

tanaman krisan terus meningkat dari saat pindah tanam sampai 7 MSPT. Setelah itu

tanaman krisan tanpa cahaya tambahan dan tanaman dengan cahaya tambahan warna biru

tidak mengalami peningkatan jumlah daun lagi. Jumlah daun tanaman krisan dengan

cahaya tambahan berwarna putih dan merah masih meningkat sampai umur 12 MSPT.

Dari berbagai varietas krisan yang diteliti, terlihat bahwa penambahan cahaya dengan

berbagai warna tidak berpengaruh terhadap perubahan jumlah daun.

Pada budidayanya, tanaman krisan perlu mendapatkan cahaya tambahan seperti yang

telah dijelaskan diatas. Tanaman krisan yang tidak mendapatkan cahaya tambahan

tentunya akan lebih cepat memasuki fase generatif, mengalami pembungaan dan memiliki

umur panen yang lebih cepat, padahal sebenarnya pertumbuhannya belum optimal. Nah

Page 17: Budidaya Krisan

keadaan ini seperti yang terjadi pada krisan varietas puma kuning, yakni pertumbuhannya

lebih cepat melebihi pertumbuhan normalnya, dan salah satu penyebabnya adalah

kurangnya cahaya yang ditangkap oleh tanaman krisan tersebut.

4.3.Dokumentasi PraktikumTanggal 9 Oktober 2012

Tanggal 5 November 2012

Tanggal 12 November 2012

Page 18: Budidaya Krisan

Tanggal 26 November 2012

Tanggal 1 Desember 2012

Page 19: Budidaya Krisan

V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari hasil seluruh pengamatan yang dilakukan pada puma kuning dan fuji putih

didapatkan data hasil yaitu bahwa varietas puma kuning lebih bagus pertumbuhan dan

perkembangannya dari pada fuji putih. Hal ini terlihat dari hasil pengamatannya yang

dilakukan puma kuning memiliki tanaman paling tinggi yaitu 44,5cm dan jumlah daun

terbanyak yaitu 171 daun. Sedangkan pada varietas fuji putih yaitu sample yang paling tinggi

yaitu 39cm dan jumlah daun terbanyak yaitu 55 daun. Sangat jauh berbeda tinggi tanaman dan

jumlah daun pada tanaman antara varietas fuji putih dan puma kuning. Hal ini dikarenakan

varietas tanaman tersebut yang berbeda sehingga menghasilkan tanaman yang berbeda pula

dengan yang lainnya. Setiap varietas memiliki karakteristiknya masing-masing seperti

tanaman fiji putih yang pendek tetapi berdaun lebar serta berwarna hijau tua yang bagus

berbeda dengan tanaman krisan yang bervarietas puma kuning dengan karakteristik

tanamannya yaitu tinggi tetapi berdaun sempit dan berwarna hijau yang tidak terlalu tua

seperti varietas fiji putih.

Page 20: Budidaya Krisan

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim, I., dan M. Reza. 1995. Tanaman Krisan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Konfranek, A. M,. 1980, Cut Chrysanthemums. Mc Grow Hill. London.

Rukmana,R.1997. Krisan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Wijayakusuma, H. M,. 2000. Morfologi Krisan. Swadaya. Jakarta.