budidaya dan pemanfaatan bambu · 2016. 5. 10. · industri adalah jenis-jenis bambu yang sudah...
TRANSCRIPT
BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN BAMBU
OlehSUTIYONO
PUSAT LITBANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTANBADAN LITBANG KEHUTANANKEMENTERIAN KEHUTANAN
Kondisi Hutan Bambu dan Tegakanbambu di hutan bambu
Kawasan hutan bambuTegakan rumpun yang rusak
Kawasan hutan bambuTegakan rumpun yang rusak
Kondisi Tegakan Bambudi Bambu Rakyat
1.Rapi, bersih, terpelihara2.Terpencar-pencar3.Dimiliki banyak rumah tangga
Kondisi Tegakan BambuDi Hutan Tanaman Bambu
1.Mengumpul2.Terpelihara Rapi3.Tidak Banyak Pemiliknya
II. JENIS-JENIS BAMBU
Bambu : famili Gramineae, Di dunia 1250 jenis bambu 75 margaDi Indonesia > 76 jenis bambu 17 marga :1. Arundinaria (1 jenis),2. Bambusa (19 jenis),3. Cephalostachyum (1 jenis),4. Chimonobambusa (2 jenis),5. Dendrocalamus (6 jenis),6. Dinochloa (1 jenis),7. Gigantochloa (18 jenis),8. Melocana (1 jenis),9. Nastus (3 jenis),10. Neololeba (1 jenis),11. Phyllostachys (3 jenis),12. Pleioblastus (2 jenis),13. Pseudosasa (1 jenis),14. Schizostachyum (14 jenis),15. Semiarundinaria (1 jenis),16. Shibatea (1 jenis), dan17. Thyrsostachys (1 jenis).
II. JENIS-JENIS BAMBU
Bambu : famili Gramineae, Di dunia 1250 jenis bambu 75 margaDi Indonesia > 76 jenis bambu 17 marga :1. Arundinaria (1 jenis),2. Bambusa (19 jenis),3. Cephalostachyum (1 jenis),4. Chimonobambusa (2 jenis),5. Dendrocalamus (6 jenis),6. Dinochloa (1 jenis),7. Gigantochloa (18 jenis),8. Melocana (1 jenis),9. Nastus (3 jenis),10. Neololeba (1 jenis),11. Phyllostachys (3 jenis),12. Pleioblastus (2 jenis),13. Pseudosasa (1 jenis),14. Schizostachyum (14 jenis),15. Semiarundinaria (1 jenis),16. Shibatea (1 jenis), dan17. Thyrsostachys (1 jenis).
Di Jawa Timur, jenis-jenis bambu yang dianjurkan untukindustri adalah jenis-jenis bambu yang sudah ada, sudahdikenal dan cocok dengan ekologi lingkungannya. Jenis-jenis jambu tersebut adalah1. bambu petung (D. asper),2. bambu apus (G. apus),3. bambu benel (G. atter),4. bambu wulung (G. atroviolacae),5. bambu serit (G. robusta),6. bambu surat (G. pseudoarundinacae),7. bambu peting (G. levis),8. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),9. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) dan10.bambu ori (B. blumeana).
Di Jawa Timur, jenis-jenis bambu yang dianjurkan untukindustri adalah jenis-jenis bambu yang sudah ada, sudahdikenal dan cocok dengan ekologi lingkungannya. Jenis-jenis jambu tersebut adalah1. bambu petung (D. asper),2. bambu apus (G. apus),3. bambu benel (G. atter),4. bambu wulung (G. atroviolacae),5. bambu serit (G. robusta),6. bambu surat (G. pseudoarundinacae),7. bambu peting (G. levis),8. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),9. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) dan10.bambu ori (B. blumeana).
Bambu amepl hijo Bambu ampel kuningBambu surat
Bambu ater/legi
Bambu tali/apus Bambu petung
Bambu serit
III. BUDIDAYA BAMBUIII. BUDIDAYA BAMBU
A, Kesesuaian jenis bambu dengan kondisi lahanNo. Kondisi lahan Jenis bambu
1 Lahan kering 1. bambu petung (D. asper)
2. bambu serit (G. robusta),
3. bambu surat (G. pseudoarundinacae),
4. bambu peting (G. levis),
5. bambu apus (G. apus),
6. bambu benel (G. atter)
7. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),
8. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
9. bambu ori (B. blumeana),
1. bambu petung (D. asper)
2. bambu serit (G. robusta),
3. bambu surat (G. pseudoarundinacae),
4. bambu peting (G. levis),
5. bambu apus (G. apus),
6. bambu benel (G. atter)
7. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),
8. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
9. bambu ori (B. blumeana),
2 Lahan basah/sering
kebanjiran/marjinal
1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),
2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
3. bambu duri (B. blumeana),
B. Kesesuaian jenis bambu dengan iklim
No. Tipe iklim Jenis bambu
1 A dan B (Basah) Semua jenis bambu
2 C dan D (Kering) 1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v.
striata),
2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
3. bambu duri (B. blumeana),
4. bambu ater (G. atter)
1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v.
striata),
2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
3. bambu duri (B. blumeana),
4. bambu ater (G. atter)
8m
8m8m
8m8m
8m
8m8m
8m8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
3. Menyiapkan dan Pasang Ajir1. Pembukaan Lahan 2. Jarak Tanam
4. Menyiapkan Pupuk Organik
C. PERSIAPAN TANAMC. PERSIAPAN TANAM
Tabel 2. Jarak tanam tanaman bambu industri
Tipe ukuran
bambuJenis bambu Jarak tanam
Bambu besar 1. bambu ori,(B. blumeana)
2. bambu petung (D. asper)
3. bambu serit (G. robusta),
4. bambu peting (G. levis),
5. bambu surat (G. pseudoarundinacae),
6. bambu ampel kuning (B. vulgaris v.
striata),
7. bambu ampel hijau (B. vulgaris v.
vitata)
8 x 8 meter1. bambu ori,(B. blumeana)
2. bambu petung (D. asper)
3. bambu serit (G. robusta),
4. bambu peting (G. levis),
5. bambu surat (G. pseudoarundinacae),
6. bambu ampel kuning (B. vulgaris v.
striata),
7. bambu ampel hijau (B. vulgaris v.
vitata)
Bambu sedang 1. bambu apus (G. apus),
2. bambu benel (G. atter)
3. bambu ampel kuning (B. vulgaris v.
striata),
4. bambu ampel hijau (B. vulgaris v.
vitata)
8 x 6 meter
5. Lubang Tanam
2. Penyiapan Bibit1. Bahan Bibit
danPerbanyakan
3.MengangkutBibit
D. PERSIAPAN BIBIT4. Ecer ibit
1. Waktu tanama. Musim hujan bulan-bulan Desember, Januari dan paling
lambat bulan Pebruari.b. Penanaman tidak tepat waktu banyak kematian.
2. Penggalian kembali lubang tanamSetelah dikomposkan selama hampir 2 bulan maka lubangtanam digali kembali.
3. Penanaman bibit dari stek batang dan stek cabang
4. Penanaman bibit dari stek rhizom
E. Penanaman
1. Waktu tanama. Musim hujan bulan-bulan Desember, Januari dan paling
lambat bulan Pebruari.b. Penanaman tidak tepat waktu banyak kematian.
2. Penggalian kembali lubang tanamSetelah dikomposkan selama hampir 2 bulan maka lubangtanam digali kembali.
3. Penanaman bibit dari stek batang dan stek cabang
4. Penanaman bibit dari stek rhizom
F. Pemeliharaan1. Penyulaman
Penyulaman jika ada tanaman yang mati.Bibit sulaman dapat dari bibit stek batang dalampolybag atau stek rhizom yang sudah disemaikanterlebih dahulu2. PenyianganPenyiangan dengan mengkoret rumput sekitartanaman dan bekas koretan digunakan menaburkanpupuk.
1. PenyulamanPenyulaman jika ada tanaman yang mati.Bibit sulaman dapat dari bibit stek batang dalampolybag atau stek rhizom yang sudah disemaikanterlebih dahulu2. PenyianganPenyiangan dengan mengkoret rumput sekitartanaman dan bekas koretan digunakan menaburkanpupuk.
3. Babat semakJarak tanam lebar : 8x8 m & 6x8 m tidakdimanfaatkan umur 1–2 tahun tumbuh semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harusdibersihkan. Hasil babat semak dapat ditumpuk ditempat-tempat tertentu dan setelah menjadi komposdapat ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.
4. Pemangkasan (Prunning)Untuk rumpun bambu yang rapi, teratur, mudahmelakukan pemeliharaan dan penebangan makacabang-cabang perlu dipangkas sampai setinggi 2meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruhbatang yang sudah mulai mengeluarkan cabang.
3. Babat semakJarak tanam lebar : 8x8 m & 6x8 m tidakdimanfaatkan umur 1–2 tahun tumbuh semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harusdibersihkan. Hasil babat semak dapat ditumpuk ditempat-tempat tertentu dan setelah menjadi komposdapat ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.
4. Pemangkasan (Prunning)Untuk rumpun bambu yang rapi, teratur, mudahmelakukan pemeliharaan dan penebangan makacabang-cabang perlu dipangkas sampai setinggi 2meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruhbatang yang sudah mulai mengeluarkan cabang.
5. Pemupukan
Umur rumpun
Jenis dan Dosis Pupuk
Urea (Kg/ha) TSP (Kg/ha)Kompos/pupuk
kandang (Ton/ha)1 tahun2 tahun3 tahun4 tahun5 tahun6 tahun
≥ 7 tahun
4080
120200300320400
4080
120200300320400
2,52,55,0
10,010,010,010,0
1 tahun2 tahun3 tahun4 tahun5 tahun6 tahun
≥ 7 tahun
4080
120200300320400
4080
120200300320400
2,52,55,0
10,010,010,010,0
6. Penjarangan (Thinning)Penjarangan : menghilangkan batang yang tidakproduktif/rusak/tidak dikehendaki. Tujuannyamengatur kerapatan batang dan memperoleh batangberkualitas.
7. Mengatur struktur dan komposisi batangdalam rumpunTujuannya untuk mengatur kegiatan penebangan dalamrangka mendapatkan batang berkualitas, seumur danlestari. Makin basah iklim makin banyak generasibatang yang harus dibuat dan makin kering makinsedikit generasi batang yang harus dibuat.
8. Pengaturan drainase
6. Penjarangan (Thinning)Penjarangan : menghilangkan batang yang tidakproduktif/rusak/tidak dikehendaki. Tujuannyamengatur kerapatan batang dan memperoleh batangberkualitas.
7. Mengatur struktur dan komposisi batangdalam rumpunTujuannya untuk mengatur kegiatan penebangan dalamrangka mendapatkan batang berkualitas, seumur danlestari. Makin basah iklim makin banyak generasibatang yang harus dibuat dan makin kering makinsedikit generasi batang yang harus dibuat.
8. Pengaturan drainase
No. Jenis Industri Jenis bambu yang disarankanJumlah struktur generasi batang/rumpun
Tipe iklim A Tipe iklim B Tipe iklim C/D1 bambu lamina 1. bambu mayan (G. robusta),
2. bambu andong (G. pseudoarundinacae),3. bambu temen (G. pseudoarundinacae),4. bambu peting (G. levis),5. bambu tali (G. apus),6. bambu ater (G. atter),
5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
2 papan semen serat bambu 1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)3. bambu duri (B. blumeana),4. bambu tali (G. apus),
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
2 generasi2 generasi2 generasi2 generasi
3 kertas sembahyang,pulp dan kertas
1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)3. bambu duri (B. blumeana),4. bambu tali (G. apus),
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
2 generasi2 generasi2 generasi2 generasi
1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)3. bambu duri (B. blumeana),4. bambu tali (G. apus),
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
2 generasi2 generasi2 generasi2 generasi
4 sumpit, tusuk gigi, tusuk sate 1. bambu tali (G. apus),2. bambu mayan (G. robusta),3. bambu andong (G. pseudoarundinacae),4. bambu temen (G. pseudoarundinacae),5. bambu peting (G. levis),
5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
5 partikel board 1. bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata),2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)3. bambu duri (B. blumeana),4. bambu tali (G. apus),
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
2 generasi2 generasi2 generasi2 generasi
6 arang bambu 1. bambu petung (D. asper),2. bambu tali (G. apus),3. bambu mayan (G. robusta),4. bambu peting (G. levis),
5 generasi5 generasi5 generasi5 generasi
4 generasi4 generasi4 generasi4 generasi
3 generasi3 generasi3 generasi3 generasi
E. Penebangan1. Teknik penebangan2. Produksi :
Umurrumpun
Jenis bambub.andong b. hitam b. temen b. petung b.peting b.mayan
1 tahun2 tahun3 tahun4 tahun5 tahun6 tahun7 tahun8 tahun9 tahun
≥ 10 tahun
000
32040016001400128012801280
000
42084014702520252025202520
000
420126016802520252025202520
000
64096012801920192019201920
000
1248124815601716171618721872
000
31262410921716187218721872
1 tahun2 tahun3 tahun4 tahun5 tahun6 tahun7 tahun8 tahun9 tahun
≥ 10 tahun
000
32040016001400128012801280
000
42084014702520252025202520
000
420126016802520252025202520
000
64096012801920192019201920
000
1248124815601716171618721872
000
31262410921716187218721872
Tabel 6. Prediksi tenaga kerja budidaya bambu petung
No. Rincian Tenaga Kerja (HOK)
1 Tahun pertama 78,6
2 Tahun ke-2 22,4
3 Tahun ke-3 23,6
4 Tahun ke-4 23,64 Tahun ke-4 23,6
5 Tahun ke-5 63,6
6 Tahun ke-6 83,6
7 Tahun ke-7 dst 93,6
Keterangan : HOK = Hari orang kerja
IV. ANALISA USAHA : Bambu petung
1. Tenaga kerja
No. Rincian Tenaga Kerja (HOK)
1 Tahun pertama 78,7
2 Tahun ke-2 22,42 Tahun ke-2 22,4
3 Tahun ke-3 23,6
4 Tahun ke-4 23,6
5 Tahun ke-5 63,6
6 Tahun ke-6 83,6
7 Tahun ke-7 dst 93,6
2. Biaya produksi budidaya bambu petung
No Perincian KuantitiHarga/satuan
(Rp)
Biaya Total
(Rp)
Tahun pertama
1 Bibit 156 batang 12,000 1,872,000
2 Pupuk urea 40 kg 2,000 80,000
3 Pupuk TSP 40 kg 2,000 80,000
4 Persiapan lahan 34.8 HOK 35,000 1,218,000
5 Tanam 20.07 HOK 35,000 702,450
6 Pemeliharaan 23.8 HOK 35,000 833,000
Jumlah Tahun pertama 4,785,450
Tahun kedua
Jumlah Tahun pertama 4,785,450
Tahun kedua
1 Pupuk urea 80 kg 2,000 160,000
2 Pupuk TSP 80 kg 2,000 160,000
3 Pemeliharaan 22.4 HOK 35,000 784,000
Jumlah tahun kedua 1,104,000
Tahun ketiga
1 Pupuk urea 120 kg 2,000 240,000
2 Pupuk TSP 120 kg 2,000 240,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
Jumlah tahun ketiga 1,306,000
Tahun keempat
1 Pupuk urea 200 kg 2,000 400,000
2 Pupuk TSP 200 kg 2,000 400,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 (Penebangan) 0 HOK 0
Jumlah tahun keempat 1,626,000
Tahun kelima
1 Pupuk urea 300 kg 2,000 600,000
2 Pupuk TSP 300 kg 2,000 600,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 40 HOK 35,000 1,400,0004 Penebangan 40 HOK 35,000 1,400,000
Jumlah tahun kelima 3,426,000
Tahun keenam
1 Pupuk urea 320 kg 2,000 640,000
2 Pupuk TSP 320 kg 2,000 640,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 50 HOK 35,000 1,750,000
Jumlah tahun keenam 3,856,000
Tahun ketujuh
1 Pupuk urea 400 kg 2,000 800,000
2 Pupuk TSP 400 kg 2,000 800,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 60 HOK 35,000 2,100,000
Jumlah tahun ketujuh 4,526,000
………………………………….………………….……………………………………………
Tahun ketigapuluh
1 Pupuk urea 400 kg 2,000 800,000
Tahun ketigapuluh
1 Pupuk urea 400 kg 2,000 800,000
2 Pupuk TSP 400 kg 2,000 800,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 60 HOK 35,000 2,100,000
Jumlah tahun ketigapuluh 4,526,000
C> Analisa pendapatan dan keuntungan usahatani bambu petung (Dendrocalamus asper)
Tahun
ke
ProduksiHarga jual
Rp/batang
Penerimaan
(Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
Keuntungan
(Rp)
Pinjaman
Baru
Bunga
13.5%
Pinjaman
baru
dan bungabtg/rpnbtg/h
a
1 - - --
4,785,450.0 (4,785,450.0) 4,785,450.0 646,035.8 5,431,485.8
2 - - --
1,104,000.0 (1,104,000.0) 6,535,485.8 882,290.6 7,417,776.3
3 - - --
1,306,000.0 (1,306,000.0) 8,723,776.3 1,177,709.8 9,901,486.1
4 7 1,092 3,000.0 3,276,000 1,626,000.0 1,650,000.0 11,527,486.1 1,556,210.6 13,083,696.8
5 8 1,248 6,000.0 7,488,000 3,426,000.0 4,062,000.0 12,447,696.8 1,680,439.1 14,128,135.8
6 9 1,404 10,000.0 14,040,000 3,856,000.0 10,184,000.0 7,800,135.8 1,053,018.3 8,853,154.2
7 12 1,872 30,000.0 56,160,000 4,526,000.0 51,634,000.0
8 12 1,872 30,000.0 56,160,000 4,526,000.0 51,634,000.0
30 12 1,872 30,000.0 56,160,000 4,526,000.0 51,634,000.0
V. PEMANFAATAN BAMBU
A. Bambu lamina atau play bambooB. Pulp dan KertasC. Papan semen serat bambuD. Sumpit, tusuk sate, tusuk gigi, kerajinan, tangkai
dupaF. Partikel boardG. Arang bambuH. Rebung (?)
V. PEMANFAATAN BAMBU
A. Bambu lamina atau play bambooB. Pulp dan KertasC. Papan semen serat bambuD. Sumpit, tusuk sate, tusuk gigi, kerajinan, tangkai
dupaF. Partikel boardG. Arang bambuH. Rebung (?)
A. Bambu lamina atau playbamboo B. Pulp dan Kertas, kertas sembahyang
No. Jenis bambuDimensi serat
L D l w…………………… mm …………………
1.2.3.4.5.6.
bambu duribambu oribambu ampelbambu kuningbambu krisikbambu petung
1,951,732,331,661,363,78
0,0180,0220,0170,0210,0180,019
0,0050,0060,0040,0050,0080,007
0,0070,0080,0070,0080,0080,006
D. Sumpit, tusuk sate, tusuk gigi, kerajinan, tangkaiC. Papan semen serat bambu D. Sumpit, tusuk sate, tusuk gigi, kerajinan, tangkaiC. Papan semen serat bambu
E. Partikel board
G. Arang Bambu
H. RebungH. Rebung
PERKEBUNAN REBUNG BAMBU
PENUTUP
1. Budidaya bambu merupakan keharusan dalam usaha industriberbasis bambu,
2. Jenis-jenis industri potensial yang berbasis bahan baku bambudiantaranya bambu lamina, partikel board, pulp dan kertas, kertassembahyang, arang bambu, papan semen serat bambu, sumpit,tusuk gigi dan tusuk sate yang seluruhnya membutuhkan batang-batang bambu dalam besar, terus menerus dan berkualitas(seumur)
3. Jenis-jenis bambu yang berpotensi untuk dibudayakan dalammenunjang usaha pemanfaatan bambu adalah bambu petung (D.asper), bambu apus (G. apus), bambu benel (G. atter), bambuwulung (G. atroviolacae), bambu serit (G. robusta), bambu surat (G.pseudoarundinacae), bambu peting (G. levis), bambu ampel kuning(B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) danbambu ori (B. blumeana).
PENUTUP
1. Budidaya bambu merupakan keharusan dalam usaha industriberbasis bambu,
2. Jenis-jenis industri potensial yang berbasis bahan baku bambudiantaranya bambu lamina, partikel board, pulp dan kertas, kertassembahyang, arang bambu, papan semen serat bambu, sumpit,tusuk gigi dan tusuk sate yang seluruhnya membutuhkan batang-batang bambu dalam besar, terus menerus dan berkualitas(seumur)
3. Jenis-jenis bambu yang berpotensi untuk dibudayakan dalammenunjang usaha pemanfaatan bambu adalah bambu petung (D.asper), bambu apus (G. apus), bambu benel (G. atter), bambuwulung (G. atroviolacae), bambu serit (G. robusta), bambu surat (G.pseudoarundinacae), bambu peting (G. levis), bambu ampel kuning(B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) danbambu ori (B. blumeana).