budidaya buah naga di pot dan dihalaman

Upload: brahmasahda

Post on 11-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUDIDAYA BUAH NAGA DI POT DAN DIHALAMAN

BUDIDAYA BUAH NAGA DI POT DAN DIHALAMAND

I

S

U

S

U

N

Oleh :

DAHLIA, SP

NIP.

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN REJANG LEBONG

2009I. PENDAHULUANSebagai tanaman eksotik, buah naga pun ditanam di pot dan di halaman atau dipekarangan sehingga tampil sebagai tanaman hias. Sangat memikat bila di halaman rumah terdapat tanaman buah naga, baik yang ditanam langsung di tanah maupun di pot. Warna buahnya yang merah mengkilap menjadi sangat menarik untuk dipandang. Tidak salah bila banyak penghobi tanaman hias pun menanamnya sebagai penghias halaman. Bukan hanya sebagai penghias halaman rumah, tanaman buah naga pun dapat memberikan hasil buah untuk dinikmati selayaknya buah konsumsi. Sangat menyenangkan bila dari halaman rumah sendiri buah naga dapat dipetik dan dinikmati. Buahnya dapat dipetik setiap 7-10 hari bila tanamannya sudah memiliki cabang lebih dari 10 cabang.

Untuk mendapatkan tanaman yang eksotiks sekaligus sebagai penghasil buah dari halaman sendiri, tentu penghobi harus mengetahui cara penanaman dan pemeliharaannya. Tanpa teknik penanaman dan pemeliharaan yang baik maka tanaman tidak akan menghasilkan buah.II. PENANAMAN DI POT

Hal yang membedakan antara pembudidyaan di pot dan di halaman rumah adalah penyediaan pot. Kelebihan penanaman di pot dibandingkan dengan penanaman di halaman adalah lokasi atau penempatan pot dapat diatur sesuai dengan keinginan. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pembudidyaan tanaman buah naga di pot adalah sebagai berikut.

1. Penyediaan Pot

Pot menjadi sarana pokok dalam pembudidayaan buah naga di pot. Pot yang perlu disiapkan dapat berupa pot tanah liat, pot dari drum bekas, pot semen dan pot plastik. Dari beragam bahan pot ini, pot dari tanah liat merupakan pilihan terbaik karena suhu pada malam hari akan cepat mengalami perubahan. Tanaman buah naga sangat menyukai perubahan suhu yang sangat drastis karena akan berpengaruh baik pada pembungaan. Ukuran pot yang baik adalah berdiameter 40-50 cm.

2. Penyediaan tiang panjatan

Tiang panjatan merupakan tempat bibit atau tanaman bertumpu agar tidak roboh. Oleh karena itu, harus diperhatikan jangansampai pot tidak mampu menahan beban tiang.

Tiang panjatan terbuat dari bahan besi beton berdiameter 8-10 cm. Tinggi tiang 200 cm. Bagian alas tiang sedikit mengambang dari alas pot. Pada bagian bawah tiang dibuatkan kaki-kaki tiang yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran diameter alas pot. Kaki0kaki tiang ini panjangnya 35 cm. Kaki-kaki tiang dibentuk seperti trapesium dengan ukuran alasnya 30 cm. agar besi yang nantinya akan terpendam di dalam media tidak mudah berkarat atau keropos, sebaiknya diberi pulasan aspal. Sementara berdiameter 40 cm yang bagian tengahnya dideri besi yang dipasang bersilangan. Pada pertemuan silangan besi ini diberi besi tegak lurus sepanjang ujung tiang. Tiang panjatannya dapat diberi sabut kelapa yang diikatkan.

3. Penyediaan media tanamSetelah pot disediakan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam. Bahan media tanam tersebut adalah pasir, tanah, bubuk bata merah, pupuk kandang atau humus dan kompos dengan perbandingan 2:1:2:3:1. Selanjutnya media dimasukkan dalam pot hingga ketinggian 80% dari tinggi pot. Pada media di setiap pot perlu ditambahkan dolomit sebanyak 100-150 g. jangan lupa media dan dolomit harus dicampur merata. Setelah itu, media diberi pupuk Hortigro 20 g/pot, lalu disiram dengan air hingga kondisinya menjadi jenuh. Media tanam yang sudah disiram dibiarkan selama sehari semalam sebelum siap ditanami.4. Penyediaan BibitBibit yang disiapkan untuk penanaman di pot tidak berbeda dengan bibit yang ditanam di kebun. Bibit tersebutharus baik, berukuran besar, kekar, sudah berwarna hijau tua keabuan, sudah berakar serta bebas hama dan penyakit. Panjang ideal bibit setek untuk penanaman di pot adalah 60 cm.5. PenanamanSetelah bibit sudah tersedia serta media dalam pot sudah diberi perlakuan dan berada dalam keadaan agak kering, penanaman dapat dilakukan. Namun, terlebih dahulu medianya dibuatkan lubang tanam secukupnya yang dibuat dengan tugal. Diameter lubang tanam sekitar 6-8 cm dan kedalaman 10 cm. lubang tanam berada di sekitar tiang rambatan.

Setelah ditanam, media di sekitar bibit ditekan perlahan ke arah bibit agar berdirinya bibit menjadi kokoh. Tambahnya ajir dan ikan bibit pada ajir tersebut agar tidak mudah roboh. Setelah itu, permukaan media dibasahi sedikit dengan air, tetapi diusahakan air tidak mengenai pangkal batang. Bila air langsung mengenai pangkal batang maka akan terjadi busuk pangkal batang. Pot beserta tanamannya perlu diletakkan di tempat atau lokasi yang terkena sinar matahari atau tidak ternaungi.

III. PENANAMAN DI HALAMANUntuk pembudidayaan di halaman, pot tidak perlu disiapkan karena langsung ditanam di tanah. Adapun tahapan penanaman tanaman buah naga di halaman adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan lubang tanam

Sebelum ditanam, perlu dibuatkan lubang tanam seperti pada penanaman di kebun. Ukuran lubangnya pun sama. Setelah lubang disiapkan, media tanam dapat dimasukkan dalam lubang tanam. Media tanam tersebut seperti pada media tanam untuk penanaman di pot. Jangan lupa untuk menambahkan dolomit sebanyak 100-150 g/lubang tanam dan pupuk Hortigro sebanyak 20 g/lubang tanam. Media tanam tersebut kemudian disiram dengan air hingga jenuh, lalu dibiarkan sampai agak kering.

Penanaman buah naga di halaman dapat dibuatkan beberapa lubang tanam. Jumlah lubang yang dibuat yang dibuat tergantung luas halaman yang tersedia. Perlu diperhatikan bahwa lokasi pembuatan lubang tanam ini harus berada di tempat yang tidak ternaungi dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

2. Sistem penanaman

Untuk penanaman di halaman ini dapat diterapkan beberapa macam bentuk atau sistem tanam, yaitu sistem tunggal maupun sistem kelompok atau pagar. Pemilihan sistem tanam ini sangat dipengaruhi oleh ruas areal yang tersedia untuk ditanami tanaman buah naga. Untuk halaman yang sempit, sangat dianjurkan untuk dipilih sistem tanam pagar. Sementara untuk halaman yang cukup luas, sistem tunggal menjadi pilihan yang sangat tepat. Penjelasan mengenai kedua sistem ini dapat dilihat pada tabel 5. sistem pagarpun dapat diterapkan pada lahan yang berada di sisi tembok asalkan pencahayaan mataharinya mencukupi.

3. Penyediaan bibitPenyediaan bibit untuk penanaman buah naga di halaman rumah tidak berdeda dengan penyediaan bibit untuk penanamn di pot. Perhatikan kriteria bibit yang baik agar diperoleh hasil penanaman yang memuaskan.

4. Penanaman bibit

Bibit dapat ditanam setelah kondisi medianya sudah menjadi agak kering atau setengah kering. Media dinyatakan sudah agak kering bila digenggam oleh tangan dan dilepaskan kembali maka gumpalannya akan remah. Sebelum bibit ditanam, di tanah dibuatkan lubang-lubang tanam. Kedalaman bibit sekitar 10 cm. Setelah itu, tanah disiram air secukupnya, tetapi jangan sampai mengenai pangkal batangnya.

Untuk penanaman sistem pagar, terlebih dahulu dibuatkan galian sedalam 25-30 cm, lalu diisi dengan media tanam. Panjang galian sesuai dengan keadaan lahan. Jarak tanam anatarbibit sekitar 50-60 cm. Setiap lubang tanam dapat diisi sebanyak 1-2 bibit.

IV. PEMELIHARAAN TANAMANTanaman tanpa pemeliharaan yang baik tidak akan menampilkan keindahan seperti yang diharapkan dari penanaman di pot dan di halaman. Oleh karena itu, kegiatan pemeliharaan ini menjadi sangat penting agar tampilannya indah dan menarik untuk dinikmati.Kegiatan pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot dan di halaman antara lain pemupukan, pemberian air dan pemangkasan. Pemangkasan diperlukan untuk membuang tunas cabang yang tidak diperlukan. Sementara pemberian pupuk dan air pada tanaman yang ditanam di pot dan di halaman secukupnya saja.

Pemupukan dapat diberikan dengan dua cara, yaitu tabur dan kocor. Pemberian dengan sistem tabur dilakukan sebulan sekali, sedangkan sistem kocor diberikan seminggu sekali. Pada saat pemberian pupuk sistem kocor mapun tabur, keadaan tanah harus lembap. Keadaan lembap ini dipertahankan selama seminggu, kemudian dilakukan penyiraman dengan air secukupnya.

Pemberian pupuk dengan sistem tabur dilakukan secara melingkar pada tanaman. Jarak pemberian pupuk dari pangkal batang tanaman sekitar 10-15 cm. pupuk tersebut dibenamkan di tanah sedalam 3 cm, kemudian ditutup kembali dengan tanah media.pupuk yang dapat diberikan pada tanaman adalah pupuk makro NPK 15:15:15 sebanyak 2-3 sendok the per tanaman. Selain pupuk makro, tanaman pun perlu diberikan pupuk mikro sebulan sekali, yaitu Multimicro atau metalik. Kosentrasi pupuk mikro 4 cc/liter air. Dosis pupuk mikro sebanyak 3 liter larutan per tanaman.Pemberian pupuk dengan cara kocor dilakukan pada media atau tanah tanpa harus mengenai pangkal batang tanaman. Cara pemberiannya adalah dengan disiramkan langsung ke tanah. Pupuk yang dapat diberikan adalah Hortigro 19:19:19 sebanyak 1 sendok the untuk 3-4 lietr air.

Setelah tanaman berumur enam bulan, jenis pupuk yang diberikan dapat diganti, baik untuk sistem tabur mapun sistem kocor. Pupuk untuk sistem tabur dapat diberikan Hortigro Kuning sebanyak 0,5 sendok the per tanaman dan Hortigro Power sebanyak 0,5 sendok the per tanaman. Sementara untuk sistem kocor, jenis pupuknya sama dengan sistem tabur, tetapi pupuknya harus dilarutkan dahulu dalam air sebanyak 3-4 liter. Larutan pupuk tersebut disiramkan ke media atau tanah.

Selain pupuk buatan, tanaman pun perlu diberikan kompos atau humus atau pupuk kandang kering sebanyak 3 kg yang sudah dicampur dengan pasir sebanyak 5 kg. penaburan kompos atau humus atau pupuk kandang kering ini dilakukan setahun dua kali. Ketinggian penaburannya cukup sekitar 2 cm. umumnya penaburan kompos atau humus atau pupuk kandang dilakukan setelah tanaman berproduksi buah.Selama melakukan pemeliharaan ini, kegiatan yang harus diperhatikan adalah menjaga agar tanaman tidak roboh. Oleh karena itu, tanaman perlu diikat pada rambatan yang sudah disiapkan. Ikatan yang baik biasanya membentuk angka 8. Ikatan jangan sampai terlalu kencang karena dapat merusakkan kulit cabang atau batang.

Pada saat tanaman mulai berbunga dan dijumpai adanya tunas bunga atau calon bunga pertama dan kedua maka kedua tunas bunga tersebut harus dipangkas atau dibuang. Bila dibiarkan maka buah yang nantinya akan terbentuk tidak akan sempurna. Tunas bunga yang dapat dipertahankan atau dipelihara adalah bunga ketiga karena umumnya akan menghasilkan bentuk buah yang sempurna.Pada saat tunas bunga atau bunga belum mekar, dapat dilakukan penyemprotan Nutraphos Super K (K34%), demikian juga pada saat terbentuk calon buah atau buah belum mekar. Penyemprotan tersebut dilakukan masing-masing dua kali dengan interval lima hari. Konsentrasi larutan 4 g/liter air. Tujuan pemberian Nutraphos Super K ini adalah untuk membentuk mengokohkan kuntum bunga yang mekar sehingga dapat membentuk calon buah.

Pada saat pengembangan bunga dan buah, tanah harus dalam keadaan cukup lembap. Bila buah yang sudah mendekati ukuran berat 400 g atau sudah berukuran diameter 25-28 cm, harus dikurangi pemberian airnya, terutama bila buah tersebut sudah memiliki kulit buah mulai memerah. Bila perlu, air tidak lagi diberikan sampai buah menjadi matang. Penghentian pemberian air ini bertujuan untuk mencegah buah menjadi pecah dan daging buah menjadi cukup keras. Bila terlalu banyak air maka ketahanan buah berkurang dan mudah menjadi lunak.Hal menarik yang dapat diperoleh pada tanaman di pot dan di halaman ini adalah jumlah tanaman dapat diperbanyak melalui penananman hasil pangkasan tunas cabangnya. Hasil pangkas tunas cabang berukuran 2-4 cm dapat ditanaman pada media campuran pasir dan pupuk kandang yang sudah steril. Dengan cara ini maka akan diperoleh tambahan jumlah tanaman setiap selang waktu sebulan.DAFTAR PUSTAKAAnonim, Hasilkan Buah Naga Kualitas Prima, Trubus, Bonus, Mei 2003.

Paimin, Fendt R., Sistem Kontrol Atmosfir Mempertahankan Kondisi Segar Buah-buahan, Trubus, Juli 1994.

Rukmana, Rahmat, Ir. Dan Hj. Yuyun Yuniarsih Oesman, B.Sc., Kaktus, Cet.5 (Yogyakarta: Kanisium, 2003).

Sutejo, Mul Mulyani, Ir. Dan A.G. Kartasaspoetra, Ir., Pupuk dan Cara Pemupukan (Jakarta: Bina Aksara, 1988).

V. CARA MEMBUAT SEMANGKA TANPA BIJI

Secara genetik, pengertian semangka tanpa biji adalah semangka yang mempunyai tiga set kromosom (triploid atau 3n) atau sering disebut repto.

Mungkin timbul pertanyaan, bukankah semangka 3n itu tidak berbiji? Bagaimana cara memperolehnya? Di negara produsen, benih semangka tanpa biji atau semangka 3n ternyata diperoleh dengan benyilangkan semangka berkromosom 4 Set (4n) dengan semangka biasa yang berkromosom 2 set (2n).

Ada beberapa tahap dalam membuatan semangka tak berbiji tersebut. Tahap awal adalah memperlakukan biji semangka biasa yang semula bersifat diploid menjadi tetraploid. Selanjutnya upaya mengawinkan induk tetraploid dan diploid supaya mendapatkan keturunan tripoid. Terakhir adalah menanam semangka triploid agar bisa berbuah tanpa menghasilkan biji. Jadi, benih semangka tanpa biji selalu diperoleh dari hasil persilangan dua induk semangka 2n dan 4n.

1. Pembuatan biji tetraploid

Untuk mendapatkan semangka tetraploid, biji semangka biasa diperlakukan dengan zat yang bisa menggandakan jumlah kromosom. Dalam hal ini dipakai kolkisin, suatu senyawa kimia yang sangat beracun.

Mula-mula kolkisin ditemukan pada biji atau umbi lapis tanaman Colchium automnale, famili Lilianceae. Zat ini biasanya digunakan dalam lingkup kedokteran sebagai obat radang rematik dan pencegah demam laut tengah. Kolkisin bisa diperoelh di toko bahan kimia. Pengaruhnya pada saat pembelahan sel tumbuhan ialah dapat mencegah terbentuknya dinding sel baru. Akibatnya sel yang semula terdiri dari 2 set kromosom setelah pembelahan akan memiliki 4 set kromosom.

Konsentrasi penggunaan kolkisin yang efektif berkisar 0,2-0,5%, tergantung varietas semangka yang ditanam. Oleh karena harganya cukup mahal, lebih baik digunakan konsentrasi 0,2% saja. Untuk membuat larutan 0,2% dibutuhkan 20 mg kolkisin ditambahkan 3 tetes alkohol sebagai pelarut dan kemudian dilarutkan dalam 10 cc disemai.

Media semai dipilih yang porous, misalnya kompos. Taruh media dalam polibag berdiameter 5 cm atau bak semai. Sebelum biji disemai, media disiram dulu dengan air secukupnya. Benih ditanam dengan kedalaman 3-5 cm. Selanjutnya polibag ditempatkan dalam rumah kaca untuk mencegah terjadi kontaminasi.

Perlakuan kolkisin tidak cukup hanya dengan perendaman biji. Perlakuan dilanjutkan saat biji berkecambah dan mulai tumbuh daun pertama. Zat pengganda kromosom itu diteteskan tepat pada titik tumbuh bibit dengan konsentrasi yang sama seperti saat perendaman. Larutan diteteskan selama 4 hari berturut-turut. Hari pertama pada pukul 17.00. hari kedua dan ketiga penetesan dilakukan dua kali, yaitu pukul 07.00 dan pukul 17.00. pada hari terakhir penetesan dilakukan pada pukul 17.00.

Akibat perlakuan tersebut, pertumbuhan awal kecambah biasanya terhambat. Jika sudah mencapai umur 2 minggu maka bibit boleh dipendahkan ke lahan.

Dari sejumlah biji yang diperlakukan dengan kolkisin hanya 10-20% yang berhasil menjadi 4n. semangka 4n selanjutnya dipisahkan dan digunakan sebagai induk betina dalam pembuatan semangka 3n.

Untuk memisahkan semangka 4n hasil mutasi itu, harus diketahui lebih dahulu ciri-cirinya. Umumnya bagian tanaman semangka cenderung serba besar dan tebal, bentuk daun membulat dan lebih tebal, ukuran bunga dan bagian-bagiannya lebih besar, buah yang dihasilkan pun lebih besar daripada buah semangka 2n.

Untuk memastikan terjadinya tanaman 4n, akar atau bunga semangka yang akan mekar diperiksa jumlah kromosomnya dengan mikroskop.

2. Menghasilkan semangka triploid

Semangka 4n hasil perlakuan kolkisin selanjutnya dikawinkan lagi dengan semangka biasa agar dihasilkan semangka triploid. Cara praktis melakukan penyilangan ialah dengan menanam keduanya secara berselang-seling. Perbandingan jumlah tanaman 4n dengan 2n adalah 2 : 1. jarak tanamnya 1,5 m.

Penyerbukan bisa dilakukan dengan bantuan lebah madu. Oleh karena itu, dalam areal tanaman semangka sebaiknya juga dipelihara lebah madu, dalam areal tanaman semangka sebaiknya juga dipelihara lebah madu. Apabila penyerbukan telah dianggap cukup, tanaman semangka 2n dibongkar sehingga hanya tinggal semangka 4n dilahan. Namun, kalau masih ingin memproduksi benih 3n, bisa disisikan tanaman semangka 2n yang terletak di bagian tepi.

Tanaman 4n dibiarkan tumbuh sampai berbuah. Penanaman semangka 2n dan 4n itu akan menghasilkan buah 3n dari penyerbukan silang dan buah 4n hasil penyerbukan sendiri dengan perbandingan 1 : 1. buah 3n bisa dibedakan dengan melihat bentuk ujung buahnya yang tidak begitu bulat. Buah yang memiliki ciri tersebut dipisahkan. Biji buah inilah yang akan ditanam untuk menghasilkan semangka tanpa biji. Utnuk mencegah terbentuknya buah yang 4n, bunga jantan (tepung sarinya) dibuang pada saat bunga mekar.

3. Menyemai benih triploid

Benih 3n membutuhkan kondisi agak khusus untuk perkecambahannya. Suhu tanah yang diperlukan lebih tinggi dari pada benih biasa, yakni sekitar 300C. kondisi uanh dibutuhkan itu dapat dibuat dengan cara menutup permukaan tanah dengan lembaran plastik.

Selain suhu khusus, masalah lain yang sering terjadi pada kecambah 3n ialah umumnya kulit biji melekat pada kotiledon. Hal ini mengakibatkan distorsi dan kematian bibit. Pencegahannya, benih ditanam membentuk sudut 450 atau 900 terhadap permukaan tanah. Dapat pula dengan merendam benih sebelum semai dalam air satu malam.

Dalam penyemaian benih 3n, media semai yang digunakan sama dengan media semai semangka biasa. Penyemaian dapat dilakukan pada bedeng pesemaian atau dalam polibag kecil (satu polibag satu benih).

Selama penyemaian, pengairan tidak boleh terlambat. Namun, air juga tidak sampai tergenang, kecambah yang kulitnya tetap melekat pada kotiledon selama masa semai sebaiknya disingkirkan dengan tangan. Bila bibit telah berumur 2 minggu atau telah muncul 4-5 helai daun maka tanaman boleh dipindahkan ke lahan.VI. PENANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI1. Syarat tumbuh

Semangka sangat sesuai ditanam di daerah tropis dan dapat ditanam sepanjang tahun. Tanaman ini toleran di daerah panas dan untuk pertumbuhan yang baik membutuhkan cuaca kering dan banyak cahaya matahari. Suhu ideal untuk pertumbuhannya berkisar antara 250C sampai 300C dan untuk kematangan buah dibutuhkan suhu 300C. jadi, semangka dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Daerah yang banyak hujan dan sedikit cahaya matahari kurang cocok untuk bertanam semangka. Selain akan memperlambat pertumbuhannya, kondisi demikian juga mengurangi pembuangan dan produksinya. Bila hujan banyak turun saat semangka bebuah maka kandungan gulanya akan berkurang sehingga rasa manisnya berkurang pula.

Tanah yang paling bagus untuk pertumbuhannya adalah tanah berpasir atau lempung berpasir, gembur dan banyak mengandung unsur organik, pH 5,6-8. pada musim hujan, tanaman mudah terserang penyakit embun upas dan antraknosa.

2. Persiapan lahan

Sementara penyemaian berlangsung, dilakukan penyiapan lahan. Tanah diolah dua kali sampai gembur. Setelah itu, dibuat guludan dengan lebar 1,5-2 atau 3-4 m, tinggi 20-25 cm. jarak antar guludan kira-kira 20 cm.

Saat pengolahan, pupuk kandang dicampurkan sebagai pupuk dasar. Dosisnya 12-20 ton per ha. Setelah itu, dibuat lubang tanam secukupnya. Jarak antarlubang sesuai dengan jarak tanam, yaitu 100 cm dan 25-50 cm dari tepi guludan. Selain itu, ditambahkan pupuk buatan berupa Urea 20 kg, TSP 140 kg dan KCL 230 kg per hektar yang dibenamkan pada jarak 5-8 cm dari posisi bibit pada lubang tanam.

3. Penanaman

Tanaman triploid memiliki bunga jantan dan betina, tetapi tepung sarinya steril alias mandul. Agar dapat menghasilkan buah, bunga betina semangka 3n diserbuk silang dengan tepung sari dari semangka lain yang fertil (subur). Oleh sebab itu, semangka 3n harus ditanam bersama dengan semangka 2n yang dapat memberikan tepung sari untuk pembuahannya. Adakalanya tepung sari tanaman 4n masih ada yang fertil yang mampu membuahi. Biasanya dua tanaman semangka 3n cukup didampingi satu tanaman semangka 2n. penanaman bisa dilakukan berselang-seling. Satu semangka 2n ditanam di antara dua semangka 3n. dapat pula satu larikan semangka 2n ditanam di antara dua larikan semangka 3n, begitu seterusnya.

4. Perawatan

Sebenarnya perawatan semangka tanpa biji tidak jauh berbeda dengan perawatan semangka pada umumnya. Perawatan ini harus dilakukan agar hasilnya memuaskan. Perawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pemberian mulsa

Pemberian mulsa sangat dianjurkan untuk penanaman semangka di daerah tropis. Fungsinya tidak hanya untuk mencegah atau mengurangi tumbuhnya gulma, tetapi juga untuk mempertahankan air tanah, mencegah hilangnya nutrisi-nutrisi tanah, memperbaiki aerasi tanah dan menjadi penopang bagi sulur-sulur tanaman dan buah, terutama yang dijalarkan diatas tanah. Dengan adanya mulsa maka buah semangka tidak langsung kontak dengan tanah. Buah yang terkena tanah mudah busuk terinfeksi penyakit.

Ada banyak bahan mulsa yang dapat digunakan, tetapi yang paling bagus hanyalah jerami atau daun-daun tebu. Mulsa ini diberikan setelah atau sebelum bibit ditanam, dengan catatan tidak menutup bibit atau lubang tanamnya. Jerami ditebarkan secukupnya di atas guludan atau bedengan.

b. Penyerbukan silang

Seperti telah disebutkan, semangka 3n memiliki tepung sari yang steril. Untuk pembuahannya, tanaman harus disilangkan dengan tepung sari dari semangka 2n. penyerbukan silang dengan tenaga manusia jelas tidak efisien. Oleh karena itu, untuk membantu penyerbukan silang pada lahan penanaman sebaiknya juga dipelihara lebah madu.

Penempatan lebah madu sebagai polinator harus tepat untuk jumlah maupun waktunya. Yang umum digunakan, dalam satu hektar lahan semangka cukup ditempatkan satu sarang lebah. Dalam hal ini pun seekor lebah efektif menyerbuki 100 bunga.

Selain jumlah polinator, penentuan waktu polinasi juga dapat mempengaruhi terbentuknya biji dalam bua. Bila polinator kurang, banyak biji yang terbentuk sehingga buah tidak normal. Utnuk mengatasi hal itu sebaiknya sarang lebah ditempatkan di lahan selama semangka 3n mulai berbunga, tepatnya ketika tajuk bunga triploid mulai mekar (terbuka).

c. Pemupukan dan pengendalian gulma

Untuk pertumbuhan yang baik tanaman tidak cukup hanya diberi pupuk dasar, tetapi sebaiknya juga diberi pupuk lanjutan. Pemupukan susulan dianjurkan tiga kali selama masa tanam.

Pupuk susulan pertama diberikan bila sulur tanaman mulai menanjang. Dosisnya 32 kg Urea per hektar yang ditempatkan 30 cm dari tanaman. Pada waktu panjang sulurnya sekitar 60 cm, diberikan pupuk susulan kedua berupa 108 kg Urea, 43 kg TSP dan 135 kg KCL per hektar. Cara pemberiannya dengan dibenamkan sedalam 6-8 cm di sekeliling tanaman, pemberian pupuk terakhir terdiri dari 173 kg Urea dan 192 KCL per hektar yang diberikan ketika tanaman mulai berbuah sebesar telur ayam.

Pemupukan suslan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Meskipun diberi mulsa, ada juga rumput yang muncul di sana-sini sehingga perlu dibersihkan secara manual. Umumnya semangka yang bermutu tinggi sangat peka terhadap gulma. Kandungan gula dalam buah bisa turun akibat tanaman ternaungi atau bersaing dengan gulma. Semangka juga sangat peka terhadap beberapa herbisida. Oleh sebab itu, pemberian mulsa dan pemberantasan gulma secara manual perlu dilakukan.

d. Pengairan

Selama masa pertumbuhannya tanaman semangka tetap membutuhkan air. Bahkan, saat tanaman masih muda air harus selalu tercukupi dan tanaman tidak boleh dibiarkan kekeringan. Bila bung-bunga sudah mulai bermunculan maka pemberian air dikurangi untuk memperbaiki pembentukan buah.

Pada saat buah-buah muda mulai membesar, air harus lebih banyak diberikan. Namun, air jangan diberikan berlebihan agar ukuran buah sempurna. Selanjutnya bila ukuran buah sudah maksimal, pemberian air kembali dikurangi sampai buah matang. Meskipun air hanya diberikan sedikit, tetapi diusahakan tanah tidak sampai kering. Pengurangan air pada masa pematangan ini penting supaya kandungan gula dalam buah tinggi, hingga rasanya manis dan beraroma serta buah tidak mudah retak (cracking).

e. Perawatan buah

Biasanya sebulan setalah ditanam, bunga-bunga semangka mulai bermunculan. Satu tanaman bisa menghasilkan banyak bunga. Bunga pertama sampai ketiga umumnya jantan, selanjutnya baru bunga betina. Pembentukan bunga betina dapat dirangsang dengan pemontesan. Bila dibiarkan, bunga-bunga itu akan menjadi buah sehingga satu tanaman dapat berisi banyak buah. Pada saat buah mulai terbentuk sebaiknya buah pertama dibuang sedini mungkin. Selain terlalu dekat letaknya dengan tanah dan tidak dapat berkembang dengan baik, buah ini juga dapat mempengaruhi perkembangan buah selanjutnya.

Apabila diharapkan buah berukuran besar maka jumlah buah akan dibatasi. Pembatasan buah bisa dimulai saat tanaman masih pada fase bunga. Hanya bunga yang muncul dari ruas ke-10 dan seterusnya saja yang dipelihara. Setelah menjadi buah, kembali buah-buah kecil itu dikurangi dan disisakan 2 atau 3 buah saja yang terletak pada ruas ke-10 sampai ke-15. bahkan ada juga yang hanya menyisahkan satu buah pada setiap tanaman, tergantung varietas semangka yang ditanam. Yang dibuang adalah buah-buah yang berada di luar ruas tersebut, rusak, cacat, kurang bagus pertumbuhannya atau letaknya saling berdekatan.

f. Pengendalian hama dan penyakit

Ada banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman semangka, berbiji mapun yang tak berbiji. Yang perlu diwaspadai ialah kumbang daun, tungau, kutu hijau dan nematoda. Pengendaliannya dapat dilakukan bila keberadaannya dapat dikenali sedini mungkin.

Sebenarnya banyak juga penyakit yang menyerang tanaman semangka. Namun, semangka tanpa biji lebih rentan terhadap penyakit hollow heart, yaitu penyakit fisiologis yang mengakibatkan bagian tengah buah berongga. Penyebab timbulnya penyakit ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penyakit ini diduga muncul akibat lingkungan dan pengelolaan yang tidak memadai.

Faktor-faktor yang diduga mendorong timbulnya penyakit ini antara lain pupuk nitrogen yang berlebihan, khususnya pemupukan terakhir saat pembesaran buah. Demikian pula, air yang terlalu banyak selama pembesaran buah, kondisi tanah yang basah kering bergantian secara mencolok (biasanya terjadi di daerah yang hanya mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan), dan suhu tanah yang naik-turun secara tajam selama pembesaran buah. Faktor-faktor penyebab itu kadang-kadang tak dapat dihindari. Namun, masih bisa diambil tindakan untuk mengurangi kondisi yang mendorong munculnya penyakit hollow heart, misalnya dengan memperhatikan cara penyiraman dan pemberian pupuk.

5. Panen

Untuk mendapatkan buah yang bagus, waktu dan cara pemetikan juga harus diperhatikan. Jangan sampai buah yang dipetik masih muda atau sudah terlalu matang.

Umumnya semangka tanpa biji sudah dapat dipanen setelah berumur 90-100 hari setelah tanam. Pemetikan yang tepat adalah waktu buah mempunyai kandungan gula maksimum. Hal ini dapat dilakukan bila memperhatikan umur tanaman.

Supaya buah tidak dipetik terlalu matang, sebaiknya diperhatikan juga hal-hal seperti berikut. Buah tidak dibiarkan sampai kulitnya berwarna seperti lumpur dan bergaris-garis seperti jaring. Buah sebaiknya dipetik saat warna ujung buah sudah cokelat kekuningan atau tangkai buah tampak retak-retak. Sebelum dipetik sebaiknya buah juga diperiksa dengan cara mengetuknya dengan tangan. Bila diketuk terasa tegang dan berirama seperti bunyi telapak tangan menepuk dahi, ini berarti buah matang. Bila terdengar seperti menepuk dada (menggema), ini berarti buah sudah matang. Namun, bila terdengar seperti menepuk perut, ini berarti buah sudah terlalu matang.

Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati supaya buah tidak memar atau rusak. Setelah dipetik sebaiknya buah tidak ditumpuk terlalu tinggi agar buah yang berada di bagian bawah tidak memar. Buah juga tidak boleh dibiarkan terlalu lama terjemur matahari karena akan menyebabkan layu dan terasa tidak sagar saat dikonsumsi.

Apabila penanaman dan pemanenan dilakukan dengan baik maka akan diperoleh buah semangka tanpa biji yang segar, manis dan nikmat disantap.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarjono, Hendro. 2006. Redaksi Trubus. Membuat Buah Tampa Biji, Penebar Swadaya.

Jakarta.