makalah pot

30
TUGAS PENELITIAN OPERASIONAL TAMBANG TEORI ANTRIAN Kelompok : 10 1. FRISKA RAHAYU (1102423) 2. MILDA HARI ANDIKA (1102424) 3. TEDI PRAYOGA 4. ANDRI BETRIANTO TEKNIK PERTAMBANGAN 1

Upload: isda-permata-sari

Post on 19-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ANTRIAN

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pot

TUGAS

PENELITIAN OPERASIONAL TAMBANG

TEORI ANTRIAN

Kelompok : 10

1. FRISKA RAHAYU (1102423)

2. MILDA HARI ANDIKA (1102424)

3. TEDI PRAYOGA

4. ANDRI BETRIANTO

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

1

Page 2: Makalah Pot

TEORI ANTRIAN

1. PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari peran serta orang

lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti membutuhkan jasa

orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk mendapatkannya

terkadang mengharuskan untuk menunggu terlebih dulu. Hal tersebut sangat

mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang sama dalam

waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam kehidupan

sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta api,

menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, dan

mobil yang menunggu giliran untuk dicuci. Kenyataannya menunggu adalah

bagian dari kehidupan sehari-hari yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi

ketidaknyamanan tersebut.

Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat memperoleh jasa

tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu–individu yang menunggu

(komponen, produk, kertas kerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan suatu

layanan. Pada proses menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut

menimbulkan suatu garis tunggu, dan pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi

karakteristik–karakteristiknya. Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan

kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya agar tidak terjadi

antrian yang berkepanjangan.

2. DEFENISI ANTRIAN

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari.hari. Me

nunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada 

pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket,dan situasisituasi yang lain mer

2

Page 3: Makalah Pot

upakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal 

yang baru.

Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemamp

uan  fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera men

dapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas 

pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbul

nya antrian.Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan meni

mbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat d

iterima.

Menurut Bronson (1996), proses antrian merupakan proses yang

berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan,

menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum mendapat pelayanan dan

akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Proses ini

dimulai saat customer–customer yang memerlukan pelayanan mulai datang.

Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input.

Menurut Hillier dan Lieberman (1980), proses antrian adalah suatu proses

yang berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian,

kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai

dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian

setelah selesai pelayanan.

3. SISTEM ANTRIAN

Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :

a) Populasi dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam system

b) Sistem pelayanan

c) kondisi pelanggan saat keluar sistem

3

Page 4: Makalah Pot

A. Populasi dan Cara Kedatangan Pelanggan datang ke dalam system .

1) Populasi

        Populasi yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian

melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani,

dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi

sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya

kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002),

variable acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil

dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel

acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan

variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada

rentang..tertentu,.ia.dikenal.sebagai..variabel..acak..kontinu.

        Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat

dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang

akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas

4

Page 5: Makalah Pot

(finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang

antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya

(finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik

tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).

2) Distribusi Kedatangan

        Secara umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat

kedatangan unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur

- tetap dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian

dengan unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama.

Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana antrian

dikendalikan oleh mesin.  Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses

pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses

semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya

biasanya..sudah..ditentukan..waktunya(30detik).

        Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian

dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak

(random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya

kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat

digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu 

Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan waktu untuk melihat

apakah waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti pola

distribusi statistik tertentu. Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu

kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan

berikutnya berdistribusi eksponensial.

Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan mencoba menentukan berapa

banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem dalam kurun waktu T.

Secara spesifik biasanya diasumsikan bahwa jumlah kedatangan per satuan

waktu mengikuti pola distribusi Poisson. 

5

Page 6: Makalah Pot

Contoh :

Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi

secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam

periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi

dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut

distribusi probabilitas Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781

– 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di

RS, sambungan telepon melalui central switching system, kedatangan kendaraan

di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak

yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10

menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.

Ciri ciri distibusi poison :

i). rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya

ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka

pernyataan ini benar

probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang

sangat kecil dan konstan untuk setiap interval

probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu

interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih

dikatakan nol (0).

Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat

independent

Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada

interval yang lain.

6

Page 7: Makalah Pot

Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus

Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis

bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi

eksponensial .

      

7

Page 8: Makalah Pot

 Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah

ukuran populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang

memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam

buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi

Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin

telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada

bila..seluruh..mesin..dalam..keadaan..operasi. 

        Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam

membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying.

Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun

belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking

menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung

meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-

pindah antrian.

3) Pola Kedatangan

        Kedatangan unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus,

dapat dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan

potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan

untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar

pelanggan tergiring datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian,

dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak

dapat dikendalikan misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau

pemadam kebakaran atau kantor polisi.

4) Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang

        Kedatangan tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja

hanya terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam

satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals, misalnya

kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah restoran.

8

Page 9: Makalah Pot

5) Tingkat Kesabaran

Tingkat kesabaran pelanggan dalam antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni

Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang yang bersedia menunggu hingga

dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan perilaku tidak sabar seperti

menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu dalam antrian.  

Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan yang tidak sabar dikelompokkan

menjadi dua kategori. Kategori yang pertama adalah orang yang datang,

melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian, lalu memutuskan

meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang datang,

melihat fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa lama

kemudian meninggalkan sistem.

B. Sistem Pelayanan Antrian.

Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris

tunggu dan ketersediaan fasilitas.

a) Garis antrian/ baris tunggu.

    Faktor-faktor yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah

baris antrian dan disiplin antrian.

Panjang Kapasitas Antrian

Dalam pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan

menjadu dua yakni 1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak terbatas,

misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli tiket

bioskop. 2) panjang kapasitas antrian yang terbatas  baik karena ketentuan

peraturan atau karena keterbatasan karakteristik ruang fisik, misalnya tempat

parkir.

9

Page 10: Makalah Pot

Jumlah Antrian. 

Jumlah antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian

tunggal. Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2)

Antrian berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris

antrian.

Disiplin Antrian

Disiplin antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non

preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang

melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan

meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non

preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan

pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan.

Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih

dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai

kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh,

para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang

dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter

tersendiri.

Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani

pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa

digunakan, yaitu :

1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya,

lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya,

antrian pada loket pembelian tiket bioskop.

2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya,

yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian

dalam elevator untuk lantai yang sama.

10

Page 11: Makalah Pot

3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada

4. peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.

5. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada

pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan

pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang

terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu.

Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal,

misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding

dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.

        Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis

tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi.

Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan

meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani

digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada

panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai

untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu

(Setiawan, 1991).

Struktur Antrian

Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan

digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering

dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan

alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi

juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku yang

membahas teori antrian menggunakan notasi ini.

Bentuk Model Umum :

1/ 2/ 3/ 4

1 = Tingkat kedatangan

2 = Tingkat Pelayanan

11

Page 12: Makalah Pot

3 = Jumlah fasilitas pelayanan

4 = Besarnya populasi

Notasi yang sering dipakai adalah :

Singkatan    Penjelasan

M =Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson

D =Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui

konstan)

K = Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan

S =Jumlah fasilitas pelayanan

I  =Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)

F  =Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)

Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam

hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas

Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga

menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima

ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan

antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F). 

Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem

antrian :

1. Single Channel – Single Phase

Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau

ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.

12

Page 13: Makalah Pot

2. Single Channel – Multi Phase

Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan

secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.

 

3. Multi Channel – Single Phase

Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau

lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini

adalah antrian pada teller sebuah bank.

13

Page 14: Makalah Pot

 

4.Multi..Channel..Multi..Phase.

Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa

di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran,

diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini

mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).

14

Page 15: Makalah Pot

Berikut diberikan formula matematik untuk analisis kasus-kasus antrian yang

memiliki karakteristik tertentu:

MODEL KARAKTERISTIK ANTRIAN FORMULA

MATEMATIKAChannel Phase Sumber

populasi

Pola

kedatang

an

Pola

pelayanan

Disipli

n

antria

n

Panjan

g

antrian

ANTRIAN

TUNGGAL

Tunggal Tunggal Tak

terbatas

Poisson Eksponensi

al

FCFS Tak

terbatas

Tunggal Tunggal Tak

terbatas

Poisson Konstan FCFS Tak

terbatas

Tunggal Tunggal Terbatas Poisson Eksponensi

al

FCFS Tak

terbatas

ANTRIA

N GANDA

Ganda Tunggal Tak

terbatas

Poisson Eksponensi

al

FCFS Tak

terbatas

Tabel 1. Formula Perhitungan Kasus Antrean

Dimana :

= tingkat kedatangan, 

15

Page 16: Makalah Pot

= tingkat pelayanan, 

p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam

antrian, 

 ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang

dilayani),

tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, 

 ts= rata-rata waktu dalam system,

c= jumlah channel,

Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian,

X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan),

W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian,

U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan,

T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi,

L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian,

F = Faktor efisiensi

16

Page 17: Makalah Pot

Table 2. Tabel Antrean

b) Ketersediaan Pelayanan

        Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :

Tersedianya pelayanan

Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam

pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu

tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada

saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan)

istirahat.

Kapasitas pelayanan

Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang

dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama

untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu,

fasilitas pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih

pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan

kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya,

jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya

terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket

seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu

saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang

mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.

Karakteristik Waktu Pelayanan/ Lamanya pelayanan

Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang

langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu,

17

Page 18: Makalah Pot

waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau

boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu

pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama

serta tidak tergantung pada waktu kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan

mengikuti distribusi eksponensial.

5.  Exit

        Setelah pelanggan dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu

keluar sistem: 1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan mengantri

lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan dioperasikan

lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.

2) pelanggan hanya kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang.

Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh atau modifikasi

sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat untuk rusak

lagi.

4. CONTOH KASUS IDENTIFIKASI

Contoh Soal :

Unit perawatan jantung di St. Elsewhere Hospital menyediakan 5

tempat tidur yang selalu terisi oleh pasien yang baru melakukan operasi

jantung. Terdapat dua orang perawat yang bertugas dalam 3 giliran kerja

yang lamanya 8 jam. Setiap 2 jam (mengikuti distribusi Poisson), seorang

pasien memerlukan bantuan perawat. Kemudian, perawat akan

menghabiskan waktu sekitar 30 menit (terdistribusi eksponensial) untuk

membantu pasien dan memperbarui catatan medis mengenai permasalahan

dan pemeliharaan yang dilakukan.

Karena pelayanan yang cepat sangatlah penting bagi kelima pasien

yang ada, pertanyaannya adalah berapakah jumlah rata-rata pasien yang

diurus oleh satu perawat? Berapakah waktu ratarata yang dihabiskan

pasien untuk menunggu seorang perawat tiba?

18

Page 19: Makalah Pot

Penyelesaian :

Diketahui :

N = 5 Pasien

M = 2 Perawat

T = 30 Menit

U = 120 Menit

Ditanya :

Waktu tunggu rata-rata (W)..?

Jawab :

Waktu yang diperlukan untuk pelayanan

X = TT+U

= 3030+120

= 0,20

Jika nilai X = 0,2 dan nilai M = 2 maka didaperoleh nilai F = 0,976

(didapat dari table antrean halaman 16)

Rata-rata pasien yang dihampiri perawat (H)

H = F N X

= 0,976 x 5 x 0,2

= 0,98 atau sama dengan 1 pasien

Waktu tunggu perawat rata-rata

W = T (1−F)X F

= 30(1−0,976)(0,20 )(0,976)

= 3,96 Menit

5. KESIMPULAN

Pada proses kedatangan waktu antar kedatangan merupakan distribusi

identik dan independen. Proses kedatangan juga merupakan proses renewal.

Beberapa distribusi waktu antar kedatangan bisa berdistribusi eksponensial,

19

Page 20: Makalah Pot

erlang, general, deterministik atau Poisson. Untuk memperoleh distribusi waktu

antar kedatangan beberapa kasus antrian yang terjadi saat ini, seperti panggilan

telpon, koneksi server internet, dan lalulintas kendaraan dijalan tol pada arus

mudik dan arus balik lebaran serta kedatangan pelanggan dikantor pos pada

menjelang tahun baru dan lebaran tidak mudah didapatkan. Hal ini terjadi karena

waktu antar kedatangannya yang sangat kecil, sekali sehingga sulit untuk

mendapatkan data waktu antar kedatangannya, atau dalam interval waktu kecil,

misalkan satu menit jumlah kedatangannya sangat besar. Untuk kasus antrian

seperti ini model distribusi yang bisa didapatkan adalah distribusi jumlah

kedatangan. Demikian juga untuk mendapatkan data waktu pelayanan, karena

terlalu kecil waktu pelayanan antar pelanggan, yang diperoleh adalah data jumlah

pelayanan. Sehingga distribusi waktu pelayanan tidak diperoleh, sedangkan yang

diperoleh adalah distribusi jumlah pelayanan.

Kelemahan simulasi antara lain :

1. Simulasi tidak akurat. Teknik ini bukan proses optimisasi dan tidak

menghasilkan sebuah jawaban tetapi hanya menghasilkan sekumpulan output

dari sistem pada berbagai kondisi yang berbeda. Dalam banyak kasus,

ketelitiannya sulit diukur.

2. Model simulasi yang baik bisa jadi sangat mahal, bahkan sering dibutuhkan

waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan model yang sesuai.

3. Tidak semua situasi dapat dievaluasi dengan simulasi. Hanya situasi yang

mengandung ketidak-pastian yang dapat dievaluasi dengan simulasi. Karena

tanpa komponen acak semua eksperimen simulasi akan menghasilkan jawaban

yang sama.

4. Simulasi menghasilkan cara untuk mengevaluasi solusi, bukan menghasilkan

cara untuk memecahkan masalah. Jadi sebelumnya perlu diketahui dulu solusi

atau pendekatan solusi yang akan diuji.

20

Page 21: Makalah Pot

DAFTAR PUSTAKA

Bronson, R. 1996. “Teori dan Soal-Soal Operations Research” (Terjemahan Hans

Wospakrik). Jakarta: Erlangga.

Dharma, J. L. 2001. Model Antrian MH/G/1. Bandung: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan.

Dimyati, A, & Tarliyah, T. 1999. Operation Research “Model-Model

Pengambilan Keputusan”. Bandung: PT Sinar Baru Algesindo.

Djauhari, M. 1997. Statistika Matematika. Bandung: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, ITB.

Sinalungga, S. 2008. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hillier, F.S, & Lieberman, G. J. 2005. Introduction to Operations Research. New

York: McGraw-Hill.

Wospakrik, H. 1996. Teori dan Soal-Soal Operations Research. Bandung:

Erlangga.

21