bu yulice- widi- birthweight and neurodevelopmental outcome 7 n 10

7
7 Berat badan dan hasil perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun setelah persalinan vaginal terencana untuk presentasi sungsang aterm Tujuan Tujuan penelitian kohort prospektif ini adalah untuk menentukan apakah persalinan vaginam terencana untuk bayi tunggal aterm dalam posisi sungsang meningkatkan risiko perkembangan saraf abnormal pada usia 2 tahun dan untuk menilai apakah efek ini dimodifikasi oleh berat lahir. Pada TBT (Term Breech Trial), tidak terdapat pebedaan dalam keterlambatan perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun yang dapat ditunjukkan menurut jenis persalinan terencana. Hasil ini tidak dipisahkan berdasarkan berat lahir. Oleh karena itu, kami melakukan follow-up prospektif 2 tahun pada semua kelahiran sungsang tanpa pengacakan di Atrium Medical Center Herlen selama periode departemen kami berpartisipasi dalam TBT. Rancangan penelitian Pada usia 2 tahun, semua anak yang lahir dalam posisi sungsang tanpa pengacakan diskrining untuk perkembangan saraf abnormal dengan Kuesioner Usia dan Tahapan. Dari 19 Juli 1998 sampai 21 April 2000, kami berpartisipasi dalam TBT. Selama periode penelitian, 238 bayi tunggal aterm sungsang dilahirkan, dimana 35 (14,7%) di antaranya diacak ke TBT dan dengan demikian dieksklusikan dari analisis ini. 203 bayi lain (85,3%) tidak

Upload: gavrila-pinasthika

Post on 30-Dec-2014

21 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bu Yulice- Widi- Birthweight and Neurodevelopmental Outcome 7 n 10

7 Berat badan dan hasil perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun setelah persalinan

vaginal terencana untuk presentasi sungsang aterm

Tujuan

Tujuan penelitian kohort prospektif ini adalah untuk menentukan apakah persalinan vaginam

terencana untuk bayi tunggal aterm dalam posisi sungsang meningkatkan risiko

perkembangan saraf abnormal pada usia 2 tahun dan untuk menilai apakah efek ini

dimodifikasi oleh berat lahir. Pada TBT (Term Breech Trial), tidak terdapat pebedaan dalam

keterlambatan perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun yang dapat ditunjukkan menurut

jenis persalinan terencana. Hasil ini tidak dipisahkan berdasarkan berat lahir. Oleh karena itu,

kami melakukan follow-up prospektif 2 tahun pada semua kelahiran sungsang tanpa

pengacakan di Atrium Medical Center Herlen selama periode departemen kami berpartisipasi

dalam TBT.

Rancangan penelitian

Pada usia 2 tahun, semua anak yang lahir dalam posisi sungsang tanpa pengacakan diskrining

untuk perkembangan saraf abnormal dengan Kuesioner Usia dan Tahapan. Dari 19 Juli 1998

sampai 21 April 2000, kami berpartisipasi dalam TBT. Selama periode penelitian, 238 bayi

tunggal aterm sungsang dilahirkan, dimana 35 (14,7%) di antaranya diacak ke TBT dan

dengan demikian dieksklusikan dari analisis ini. 203 bayi lain (85,3%) tidak diacak. Ibu

dikirimkan Kuesioner Usia dan Tahapan (ASQ) sekitar 23 bulan setelah persalinan.

Kuesioner harus dilengkapi dalam 23 dan 25 bulan setelah persalinan. Kuesioner ini

terdiri dari 5 daerah perkembangan anak (komunikasi, motorik kasar, motorik halus,

pemecahan masalah, dan sosial-personal). Setiap daerah terdiri dari 6 pertanyaan tentang apa

yang dapat atau tidak dapat dilakukan anak. Jawaban terhadap pertanyaan adalah “ya”.

“kadang-kadang”, atau “belum”, dan dinilai dengan 10, 5, atau 0 poin, secara berurutan.

Analisis perbedaan perkembangan saraf setelah 2 jenis persalinan terencana dilakukan

dengan menggunakan tes X2 dan analisis regresi logistik (SAS versi 8.02). Penyesuaian

dibuat dengan berat lahir (sebagai variabel berkelanjutan, dalam gram), usia ibu (>29 tahun,

30-34 tahun, dan >35 tahun), paritas (nullipara, multipara), jenis sungsang (frank, komplit,

atau yang lain), usia kehamilan (sebagai variabel berkelanjutan, dalam hari), dan jenis

kelamin. Untuk menilai interaksi antara jenis persalinan terencana dan berat lahir, interaksi

antara 2 variabel digunakan, dengan berat lahir dikotomi dalam 3500 gram atau lebih atau

kurang dari 3500 gram.

Page 2: Bu Yulice- Widi- Birthweight and Neurodevelopmental Outcome 7 n 10

Hasil

Kuesioner Usia dan Tahapan pada usia 2 tahun diperoleh dari 183 dari 203 anak (90,1%).

Dua puluh delapan persen anak-anak ini menunjukkan 1 atau lebih domain Kuesioner Usia

dan Tahapan yang abnormal. Tidak terdapat perbedaan dalam risiko memiliki kuesioner yang

abnormal antara persalinan vaginal terencana dan sectio cesarea terencana (P = 0,99).

Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa terdapat interaksi signifikan antara

berat lahir dan jenis persalinan terencana (odds ratio yang disesuaikan [OR] untuk jangka

interaksi 3,37; 95% CI 1,14-9,95) dan terpisah dari interaksi ini, tidak ada efek yang ada dari

jenis persalinan terencana (OR yang disesuaikan 0,891; 95% CI 0,322-2,466) atau berat lahir

(OR yang disesuaikan 1,000; 95% CI 0,999-1,001). Perbedaan presentasi anak dengan 1 atau

lebih domain abnormal dalam ASQ antara kelompok CS terencana dan kelompok VD

terencana tidak bermakna dalam kategori berat <3000 gr atau 3000-3499 gr atau pada

kategori ini yang dikombinasikan. Terdapat bukti interaksi antara jenis persalinan dengan

berat lahir, dengan risiko keterlambatan perkembangan saraf yang lebih tinggi daripada anak

dengan berat lahir lebih dari 3500 gr dengan persalinan per vaginam terencana (odds ratio

yang disesuaikan untuk waktu interaksi 3,37; 95% CI 1,14 sampai 9,95).

Pembahasan

Berdasarkan hasil ASQ pada usia 2 tahun, persalinan vaginam terencana berhubungan dengan

peningkatan risiko keterlambatan perkembangan saraf pada usia 2 tahun pada anak yang

dilahirkan sungsang aterm dengan berat lahir lebih dari 3500 gram. TBT menunjukkan

peningkatan dalam morbiditas neonatal awal pada kelompok kelahiran vaginam,

dibandingkan dengan kelompok sectio cesarea. Dalam penelitian kami, kami tidak

menemukan persentase yang berbeda pada kelompok dengan 1 atau lebih domain abnormal

menurut jenis persalinan. Akan tetapi, anak dengan berat lahir lebih dari 3500 gr dengan

persalinan vaginam terencana memiliki risiko yang lebih tinggi mendapat 1 atau lebih domain

abnormal pada ASQ.

Risiko memiliki domain ASQ abnormal sekitar 16% lebih tinggi pada kelompok VD

terencana daripada kelompok CS terencana. Jadi ketika menilai risiko atau keuntungan dari

jenis persalinan untuk perkembangan saraf jangka panjang pada bayi sungsang, penting untuk

memperhitungkan berat lahir. Selain itu, pada usia 2 tahun, anak tanpa pengacakan dengan

kelompok VD terencana 3 kali memiliki kecenderungan mendapat skor abnormal pada 3 atau

lebih domain ASQ dibandingkan dengan anak pada kelompok CS terencana (RR 3,06).

Page 3: Bu Yulice- Widi- Birthweight and Neurodevelopmental Outcome 7 n 10

Meta-analisis ini menunjukkan bahwa, morbiditas bayi jangka panjang terjadi lebih

sering di antara bayi dalam kelompok persalinan per vaginam terencana, dengan OR biasanya

2,88 (95% CI 1,04-7,97). Keterbatasan penting dari penelitian ini adalah bahwa kami tidak

dapat melakukan penilaian perkembangan saraf jika terdapat 1 atau lebih domain abnormal di

ASQ, yang dianggap sebagai standar emas. Nilai prediktif positif sebesar 40% dari ASQ

menekankan bahwa alat skrining tidak menggantikan penuh dan bukan merupakan penilaian

perkembangan profesional tetapi hanya membantu memandu pemilihan anak yang

membutuhkan perhatian lebih. Dengan demikian, hasil kami harus diinterpretasikan dengan

hati-hati.

Kesimpulan

Berdasarkan Kuesioner Usia dan Tahapan pada usia 2 tahun, persalinan vaginal terencana

berhubungan dengan meningkatnya risiko keterlambatan perkembangan saraf pada usia 2

tahun pada anak aterm sungsang dengan berat lahir lebih dari 3500 gr. Sectio cesarea elektif

lebih dipilih untuk bayi sungsang aterm dengan berat lahir lebih dari 3500 gram.

Memperkirakan berat lahir disarankan ketika memilih jenis persalinan terbaik untuk bayi

sungsang aterm.

Page 4: Bu Yulice- Widi- Birthweight and Neurodevelopmental Outcome 7 n 10

10

Efek angka sectio cesarea yang meningkat disebabkan oleh presentasi sungsang aterm

pada hasil maternal dan fetal pada kehamilan berikutnya

Tujuan : Hasil dari percobaan aterm sungsang memiliki dampak utama pada praktik klinis.

Di Belanda, angka sectio cesarea (CS) meningkat hingga 78%, menurunkan angka mortalitas

perinatal dari 0,35 hingga 0,18% (OR 0,53; 95% CI 0,33-0,83). Tetapi sebagai

konsekuensinya, lebih banyak wanita memiliki uterus dengan bekas luka pada kehamilan

berikutnya dengan risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan fetal yang menyertainya.

Dalam penelitian ini, kami membandingkan hasil kehamilan wanita pada kehamilan kedua

mereka, yang menjalani cesar elektif atau persalinan vaginam terencana pada kelahiran aterm

sungsang saat kehamilan pertama mereka.

Rancangan penelitian : Kami menggunakan data dari registrasi perinatal di seluruh negeri

dari tahun 2000 hingga 2007. Wanita primipara dengan persalinan sungsang tunggal aterm

setelah kehamilan 37 minggu dipilih. Kami menilai hasil kehamilan pada kehamilan

berikutnya dari wanita-wanita ini, tidak termasuk malformasi kongenital. Kami

membandingkan hasil dari wanita dengan persalinan sungsang vaginal, aterm atau CS elektif

pada kehamilan pertama. Hasil neonatal adalah mortalitas perinatal dan neonatal, skor Apgar

<7 dan trauma persalinan. Hasil maternal adalah mortalitas, perdarahan post partum (HPP >

1000 ml), ruptur uteri dan abruptio plasenta.

Hasil : Kami meneliti 15.605 kehamilan berikutnya. Wanita yang menjalani CS elektif pada

kehamilan pertama memiliki risiko ruptur uteri yang meningkat (0,7 vs 2,2%, OR 3,8, 95%

CI 1,4-10,3) dan HPP (42,1 vs 57,1%, OR 1,4, 95% CI 1,2-1,6). Anak-anak yang dilahirkan

dari wantia ini memiliki risiko Apgar skor <7 yang lebih tinggi (11,4 vs 13,8%, OR 1,4, 95%

CI 1,1-1,9). Mortalitas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

persalinan vaginal terencana (1,3 vs 2,5%, OR 2,1 , 95% CI 0,96-4,5) meksipun hal ini tidak

signifikan secara statistik (p = 0,06).

Kesimpulan : CS elektif untuk presentasi aterm sungsang menyebabkan peningkatan

signifikan dalam morbiditas maternal dan fetal pada kehamilan berikutnya. Hal ini perlu

untuk diperhitungkan ketika memberi konseling jenis persalinan kepada pasien dengan

presentasi sungsang aterm.