bu yulice- widi- birthweight and neurodevelopmental outcome 7 n 10
TRANSCRIPT
7 Berat badan dan hasil perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun setelah persalinan
vaginal terencana untuk presentasi sungsang aterm
Tujuan
Tujuan penelitian kohort prospektif ini adalah untuk menentukan apakah persalinan vaginam
terencana untuk bayi tunggal aterm dalam posisi sungsang meningkatkan risiko
perkembangan saraf abnormal pada usia 2 tahun dan untuk menilai apakah efek ini
dimodifikasi oleh berat lahir. Pada TBT (Term Breech Trial), tidak terdapat pebedaan dalam
keterlambatan perkembangan saraf pada anak usia 2 tahun yang dapat ditunjukkan menurut
jenis persalinan terencana. Hasil ini tidak dipisahkan berdasarkan berat lahir. Oleh karena itu,
kami melakukan follow-up prospektif 2 tahun pada semua kelahiran sungsang tanpa
pengacakan di Atrium Medical Center Herlen selama periode departemen kami berpartisipasi
dalam TBT.
Rancangan penelitian
Pada usia 2 tahun, semua anak yang lahir dalam posisi sungsang tanpa pengacakan diskrining
untuk perkembangan saraf abnormal dengan Kuesioner Usia dan Tahapan. Dari 19 Juli 1998
sampai 21 April 2000, kami berpartisipasi dalam TBT. Selama periode penelitian, 238 bayi
tunggal aterm sungsang dilahirkan, dimana 35 (14,7%) di antaranya diacak ke TBT dan
dengan demikian dieksklusikan dari analisis ini. 203 bayi lain (85,3%) tidak diacak. Ibu
dikirimkan Kuesioner Usia dan Tahapan (ASQ) sekitar 23 bulan setelah persalinan.
Kuesioner harus dilengkapi dalam 23 dan 25 bulan setelah persalinan. Kuesioner ini
terdiri dari 5 daerah perkembangan anak (komunikasi, motorik kasar, motorik halus,
pemecahan masalah, dan sosial-personal). Setiap daerah terdiri dari 6 pertanyaan tentang apa
yang dapat atau tidak dapat dilakukan anak. Jawaban terhadap pertanyaan adalah “ya”.
“kadang-kadang”, atau “belum”, dan dinilai dengan 10, 5, atau 0 poin, secara berurutan.
Analisis perbedaan perkembangan saraf setelah 2 jenis persalinan terencana dilakukan
dengan menggunakan tes X2 dan analisis regresi logistik (SAS versi 8.02). Penyesuaian
dibuat dengan berat lahir (sebagai variabel berkelanjutan, dalam gram), usia ibu (>29 tahun,
30-34 tahun, dan >35 tahun), paritas (nullipara, multipara), jenis sungsang (frank, komplit,
atau yang lain), usia kehamilan (sebagai variabel berkelanjutan, dalam hari), dan jenis
kelamin. Untuk menilai interaksi antara jenis persalinan terencana dan berat lahir, interaksi
antara 2 variabel digunakan, dengan berat lahir dikotomi dalam 3500 gram atau lebih atau
kurang dari 3500 gram.
Hasil
Kuesioner Usia dan Tahapan pada usia 2 tahun diperoleh dari 183 dari 203 anak (90,1%).
Dua puluh delapan persen anak-anak ini menunjukkan 1 atau lebih domain Kuesioner Usia
dan Tahapan yang abnormal. Tidak terdapat perbedaan dalam risiko memiliki kuesioner yang
abnormal antara persalinan vaginal terencana dan sectio cesarea terencana (P = 0,99).
Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa terdapat interaksi signifikan antara
berat lahir dan jenis persalinan terencana (odds ratio yang disesuaikan [OR] untuk jangka
interaksi 3,37; 95% CI 1,14-9,95) dan terpisah dari interaksi ini, tidak ada efek yang ada dari
jenis persalinan terencana (OR yang disesuaikan 0,891; 95% CI 0,322-2,466) atau berat lahir
(OR yang disesuaikan 1,000; 95% CI 0,999-1,001). Perbedaan presentasi anak dengan 1 atau
lebih domain abnormal dalam ASQ antara kelompok CS terencana dan kelompok VD
terencana tidak bermakna dalam kategori berat <3000 gr atau 3000-3499 gr atau pada
kategori ini yang dikombinasikan. Terdapat bukti interaksi antara jenis persalinan dengan
berat lahir, dengan risiko keterlambatan perkembangan saraf yang lebih tinggi daripada anak
dengan berat lahir lebih dari 3500 gr dengan persalinan per vaginam terencana (odds ratio
yang disesuaikan untuk waktu interaksi 3,37; 95% CI 1,14 sampai 9,95).
Pembahasan
Berdasarkan hasil ASQ pada usia 2 tahun, persalinan vaginam terencana berhubungan dengan
peningkatan risiko keterlambatan perkembangan saraf pada usia 2 tahun pada anak yang
dilahirkan sungsang aterm dengan berat lahir lebih dari 3500 gram. TBT menunjukkan
peningkatan dalam morbiditas neonatal awal pada kelompok kelahiran vaginam,
dibandingkan dengan kelompok sectio cesarea. Dalam penelitian kami, kami tidak
menemukan persentase yang berbeda pada kelompok dengan 1 atau lebih domain abnormal
menurut jenis persalinan. Akan tetapi, anak dengan berat lahir lebih dari 3500 gr dengan
persalinan vaginam terencana memiliki risiko yang lebih tinggi mendapat 1 atau lebih domain
abnormal pada ASQ.
Risiko memiliki domain ASQ abnormal sekitar 16% lebih tinggi pada kelompok VD
terencana daripada kelompok CS terencana. Jadi ketika menilai risiko atau keuntungan dari
jenis persalinan untuk perkembangan saraf jangka panjang pada bayi sungsang, penting untuk
memperhitungkan berat lahir. Selain itu, pada usia 2 tahun, anak tanpa pengacakan dengan
kelompok VD terencana 3 kali memiliki kecenderungan mendapat skor abnormal pada 3 atau
lebih domain ASQ dibandingkan dengan anak pada kelompok CS terencana (RR 3,06).
Meta-analisis ini menunjukkan bahwa, morbiditas bayi jangka panjang terjadi lebih
sering di antara bayi dalam kelompok persalinan per vaginam terencana, dengan OR biasanya
2,88 (95% CI 1,04-7,97). Keterbatasan penting dari penelitian ini adalah bahwa kami tidak
dapat melakukan penilaian perkembangan saraf jika terdapat 1 atau lebih domain abnormal di
ASQ, yang dianggap sebagai standar emas. Nilai prediktif positif sebesar 40% dari ASQ
menekankan bahwa alat skrining tidak menggantikan penuh dan bukan merupakan penilaian
perkembangan profesional tetapi hanya membantu memandu pemilihan anak yang
membutuhkan perhatian lebih. Dengan demikian, hasil kami harus diinterpretasikan dengan
hati-hati.
Kesimpulan
Berdasarkan Kuesioner Usia dan Tahapan pada usia 2 tahun, persalinan vaginal terencana
berhubungan dengan meningkatnya risiko keterlambatan perkembangan saraf pada usia 2
tahun pada anak aterm sungsang dengan berat lahir lebih dari 3500 gr. Sectio cesarea elektif
lebih dipilih untuk bayi sungsang aterm dengan berat lahir lebih dari 3500 gram.
Memperkirakan berat lahir disarankan ketika memilih jenis persalinan terbaik untuk bayi
sungsang aterm.
10
Efek angka sectio cesarea yang meningkat disebabkan oleh presentasi sungsang aterm
pada hasil maternal dan fetal pada kehamilan berikutnya
Tujuan : Hasil dari percobaan aterm sungsang memiliki dampak utama pada praktik klinis.
Di Belanda, angka sectio cesarea (CS) meningkat hingga 78%, menurunkan angka mortalitas
perinatal dari 0,35 hingga 0,18% (OR 0,53; 95% CI 0,33-0,83). Tetapi sebagai
konsekuensinya, lebih banyak wanita memiliki uterus dengan bekas luka pada kehamilan
berikutnya dengan risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan fetal yang menyertainya.
Dalam penelitian ini, kami membandingkan hasil kehamilan wanita pada kehamilan kedua
mereka, yang menjalani cesar elektif atau persalinan vaginam terencana pada kelahiran aterm
sungsang saat kehamilan pertama mereka.
Rancangan penelitian : Kami menggunakan data dari registrasi perinatal di seluruh negeri
dari tahun 2000 hingga 2007. Wanita primipara dengan persalinan sungsang tunggal aterm
setelah kehamilan 37 minggu dipilih. Kami menilai hasil kehamilan pada kehamilan
berikutnya dari wanita-wanita ini, tidak termasuk malformasi kongenital. Kami
membandingkan hasil dari wanita dengan persalinan sungsang vaginal, aterm atau CS elektif
pada kehamilan pertama. Hasil neonatal adalah mortalitas perinatal dan neonatal, skor Apgar
<7 dan trauma persalinan. Hasil maternal adalah mortalitas, perdarahan post partum (HPP >
1000 ml), ruptur uteri dan abruptio plasenta.
Hasil : Kami meneliti 15.605 kehamilan berikutnya. Wanita yang menjalani CS elektif pada
kehamilan pertama memiliki risiko ruptur uteri yang meningkat (0,7 vs 2,2%, OR 3,8, 95%
CI 1,4-10,3) dan HPP (42,1 vs 57,1%, OR 1,4, 95% CI 1,2-1,6). Anak-anak yang dilahirkan
dari wantia ini memiliki risiko Apgar skor <7 yang lebih tinggi (11,4 vs 13,8%, OR 1,4, 95%
CI 1,1-1,9). Mortalitas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
persalinan vaginal terencana (1,3 vs 2,5%, OR 2,1 , 95% CI 0,96-4,5) meksipun hal ini tidak
signifikan secara statistik (p = 0,06).
Kesimpulan : CS elektif untuk presentasi aterm sungsang menyebabkan peningkatan
signifikan dalam morbiditas maternal dan fetal pada kehamilan berikutnya. Hal ini perlu
untuk diperhitungkan ketika memberi konseling jenis persalinan kepada pasien dengan
presentasi sungsang aterm.