sistem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

34
SISTEM INPUT-PROSES-OUTPUT-OUTCOME PENDIDIKAN BERMUTU: FUNGSIONAL, PRODUKTIF, EFEKTIF, EFESIEN DAN AKUNTABEL MAKALAH Diajukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan: Fakta, Kebijakan, Teori dan Filsafat diampu oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sanusi Oleh Denny Kodrat NPM: 4103810413007 Dirmania NPM: 4103710413025 H. Zaenal Abidin NPM: 4103810413017 PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN/MANAJEMEN PENDIDIKAN 1

Upload: denny-kodrat

Post on 25-Dec-2014

6.357 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

sistem pendidikan, penjelasan mengenai sistem input-proses-output-outcome dilihat dalam perspektif fakta, kebijakan, teori dan filsafat

TRANSCRIPT

Page 1: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

SISTEM INPUT-PROSES-OUTPUT-OUTCOME PENDIDIKAN BERMUTU: FUNGSIONAL, PRODUKTIF, EFEKTIF, EFESIEN DAN AKUNTABEL

MAKALAH

Diajukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan: Fakta, Kebijakan, Teori dan Filsafat diampu oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sanusi

Oleh

Denny Kodrat

NPM: 4103810413007

Dirmania

NPM: 4103710413025

H. Zaenal Abidin

NPM: 4103810413017

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN/MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2013

1

Page 2: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dalam rangka

meningkatkan potensi dan kecerdasannya baik untuk mengembangkan kecerdasan

spiritual, emosional dan sosial, termasuk di dalamnya meningkatkan kemampuan

motorik (skill). Oleh karenanya, dalam konteks ini, pendidikan meniscayakan adanya

kebutuhan (need), akibat (cause), dan tujuan (goal) yang ingin dicapai. Upaya

pencapaian ini harus dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan.

Pada pasal 31 ayat 2, Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan agar

pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional. Ketentuan ini terkait

dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan

umum dan dapat diperolehnya pekerjaan dan kehidupaan yang layak bagi kemanusiaan.

Terkait dengan pernyataan di atas, sudah sepatutnya upaya-upaya dalam rangka

meningkatkan pencapaian tersebut harus diikuti dengan sistem input dan proses yang

baik sehingga output dan outcome-nya, memuaskan semua pihak yaitu pemerintah,

masyarakat dan stakeholders pendidikan.

1.2 Landasan Hukum dan Teori

1.2.1 Landasan Hukum

Berikut adalah landasan hukum dan teori yang digunakan dalam pembahasan

Sistem Input –Proses, Output, Out come Pendidikan bermutu: Fungsional, Produktif,

efektif, Efisiensi, Akuntabel. Yaitu:

1. Al-Quran: Al-Isra : 70, An-Nahl : 23, 125, Al-Baqarah : 31, Al-A’laq :1-5,

Al-Maidah:8, Luqman:13,Thaha :25-28.

2. Al-Hadist

3. UUD Tahun 1945 Pasal 31 ayat 2

2

Page 3: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

4. Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

5. Undang – Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

6. PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

7. Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah serta Permendiknas

yang jumlahnya kurang lebih ada 33

1.2.2 Teori Pendidikan

1. Teori Pendidikan Menurut Aliran Empirisme

Menurut teori ini anak-anak yang lahir kedunia tidak mempunyai bakat

dan pembawaan apa-apa seperti kertas putih yang polos. Oleh karena

anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang

memberi warna pendidikannya.

2. Teori Pendidikan Menurut Aliran Konvergensi

Teori ini menyatakan seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan

juga pembawaan buruk. Bakat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir

tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang

sesuai dengan perkembangan bakat dan pembawaan tersebut.

3. Teori Pendidikan Menurut Aliran Naturalisme

Teori ini menyatakan bahwa anak yang baru lahir pada hakekatnya

memiliki pembawaan baik, namun pembawaan baik itu dapat berubah

sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan, seperti keluarga,

sekolah ataupun masyarakat. Aliran ini juga dikenal sebagai aliran

negativisme.

4. Teori Pendidikan Menurut Aliran Positivisme

3

Page 4: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Dalam aliran ini disebutkan bahwa ilmu dan pendidikan yang

didesiminasikan dan diarahkan kepada peserta didik adalah ilmu yang

mengorientasikan peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia

masyarakat industri (Nuryatno, 2011)

BAB II

4

Page 5: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

SISTEM INPUT- PROSES-OUTPUT-OUT COME PENDIDIKAN BERMUTU

2.1. Sistem

2.1.1 Pengertian

Sistem adalah seperangkat komponen yang terkait, saling mempengaruhi dan

beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks upaya pemecahan

masalah dan pencapaian tujuan, maka langkah-langkah itu harus berangkat atau

dimulai dari konteks, input, output dan berakhir dengan outcome (Hamzah, 2011).

Mengacu pendapat Hamzah (2011) ini maka sangatlah logis apabila setiap sistem

dan subsistemnya perlu mendapatkan perhatian yang jelas, utuh dan besar.

2.1.2 Input Pendidikan

Untuk ketercapaian pendidikan bermutu, fungsional, produktif, efektif dan

akuntabel, maka diperlukan beberapa hal yang terkait dengan input yang antara

lain: Peserta didik – ketenagaan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaan dan

evaluasi, hubungan sekolah masyarakat dan iklim sekolah yang memadai (Mulyasa,

2013).

2.1.3. Proses Pendidikan

Proses adalah suatu pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami

atau didesain dengan sengaja (Mulyasa, 2012). Pesan-pesan penting akan dapat

ditangkap dan dicerna bila para pelaku pendidikan mampu mendesain secara

interaktif dan sederhana.

Proses pembelajaran (PBM) merupakan ujung tombak dari proses

pendidikan, yang mana suatu kegiatan dilakukan oleh guru, berkaitan dengan

materi ajar, berlangsung dan dikemas secara interaktif, menyenangkan,

5

Page 6: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

menantang, memotivasi serta merangsang peserta didik untuk berpikir, aktif,

kreatif, dengan menggunakan berbagai pendekatan rahman dan rahim (kasih

sayang serta penuh cinta).

Suatu proses agar keberhasilanya sesuai harapan, maka harus diawali

dengan perencanaan (planning). Perencanaan yang baik akan mendorong

terselenggaranya proses yang ideal sehingga setiap pelaksanaan proses harus

mengetahui unsur-unsur perencanaan, misal bagi seorang guru yang akan

melaksanakan proses pembelajaran, maka guru tersebut harus menguasai unsur-

unsur perencanaan proses pembelajaran yang baik, seperti:

1. Kebutuhan peserta didik

2. Kompetensi dasar

3. Tujuan

4. Strategi dll.

Tentunya sebaliknya, perencanaan yang kurang optimal hanyalah akan

menghasilkan kegagalan, sebagaimana pepatah bijak mengatakan: “Gagal dalam

perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan” (fail to plan is plan to fail).

Ada beberapa pendekatan dalam melaksanakan proses pendidikan, yaitu sbb:

1. Pendekatan Sistem Nilai Religi (Teori dan Filsafat).

Pendekatan untuk teori pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai agama

digunakan sebagai bagian dari sumber acuan (reference) dalam menentukan

tujuan metode dan strategi. Cara kerja pendekatan ini adalah dengan

menggunakan pendekatan keyakinan (belief), akal (thought) serta logika. Tahap

pertama dalam pendekatan ini adalah harus terciptanya keyakinan terlebih

dahulu, kemudian keyakinan itu dipelajari, dipahami, diyakini dan diamalkan.

Selain itu harus ada keyakinan bahwa semua ilmu itu bersumber dari Allah SWT.

6

Page 7: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Ilmu Allah terbagi dua bagian:

a) Yang dituangkan dalam Al-qur’an atau yang disebut sebagai ayat kauliah dan

dijadikan sebagai pedoman kehidupan.

b) Ilmu yang diturunkan melalui ayat- ayat kauniah yang dijadikan untuk sarana

hidup, hakekatnya ilmu ini dipelajari untuk kemanfaatan umat manusia yang

diberikan oleh Allah bahkan sebagian besar banyak dijadikan referensi dan

sering dijustifikasi bahwa keberhasilannya semata-mata hasil ciptaan

manusia sehingga muncullah teori-teori, kebenaran ilmu-ilmu ini dipelajari

berdasarkan gejala alam dan biasanya di lakukan dengan melalui eksperimen

dan penelitian.

2. Pendekatan filosofi

Pendekatan filosofi adalah suatu pendekatan untuk memecahkan

permasalahan dalam pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Karena

metode filsafat awalnya dari sebuah pemikiran atau renungan manusia, hal ini

berakibat pada memungkinkannya ketidakmutlakan kebenaran. Jadi, menurut

pendapat kami, metode filsafat ini harus tetap disandarkan dengan ilmu Allah

yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist yang memiliki kebenaran absolut

(An-Nabhani, 2000).

3. Pendekatan Sains

Pendekatan sains adalah pengkajian pendidikan untuk menentukan dan

memecahkan permasalahan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu.

Metode ilmiah digunakan sebagai dasar kajian untuk mendapatkan hasil

penelitian berdasarkan data dengan kaidah-kaidah tertentu (dikaji secara

sistematik).

7

Page 8: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

2.2. Output Pendidikan

Output merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai dengan

standar tertentu dan tentunya diharapkan memenuhi keinginan masyarakat, orang

tua dan pemerintah. Output pada dasarnya akan banyak dipengaruhi oleh input

dan proses, keefektifan proses. Sistem input yang berkualitas tentu dapat

menghasilkan output yang berkualitas pula. Teori Sistem informasi “Gold in-Gold

out” dapat digunakan dalam hal ini. Suatu output dikatakan berkualitas (baca:

bermutu) apabila telah memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh

Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Output pendidikan sebagai suatu sistem sewajarnya dapat dicerminkan dari

suatu prestasi mutu lulusan sekolah yang sejatinya merupakan suatu proses

pembelajaran yang didukung oleh semua unsur baik dari level kementerian, dinas

pendidikan propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, sampai pada kelembagaan

persekolahan yang merupakan unit terkecil. Dengan kata lain, makro, meso dan

mikro pendidikan secara bersama-sama menjalankan perannya sehingga

menghasilkan output yang terstandar dengan baik.

2.3. Outcome Pendidikan

Outcome pendidikan merupakan keuntungan atau manfaat (benefit) yang

dirasakan baik oleh siswa, yang menjadi keluaran (output) pendidikan, maupun bagi

stakeholders pendidikan secara luas. Pada fase berikutnya, outcome pendidikan ini

akan menghasilkan dampak (effect) bagi masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan

yang bermutu akan menghasilkan outcome yang baik dan tentunya akan memiliki

dampak yang baik pula.

8

Page 9: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Keberadaan institusi seperti Dewan Sekolah/Komite Sekolah yang di

dalamnya terdiri dari unsur-unsur pemerintah daerah, tokoh masyarakat,

pemerhati pendidikan dan perwakilan orang tua siswa sejatinya berperan dalam

memberikan masukan-masukan yang tidak saja berupa material dan kesejahteraan

guru, tetapi, yang paling penting, memikirkan dan mendorong bagaimana supaya

sekolah bisa mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar hasil lulusan memiliki outcome

yang memadai. Oleh karenanya, dewan sekolah/komite sekolah juga perlu ikut

merumuskan, memberi masukan dan mengevaluasi visi, misi, strategi sekolah agar

apa yang dihasilkan oleh sekolah relevan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Manajemen pendidikan harus mampu mengarahkan berbagai kebijakan dalam

proses pendidikan, antara lain:

a) Proses pembelajaran sebagai alat pendorong untuk terwujudnya peningkatan

mutu pendidikan, kualitas layanan pendidikan pada pengguna, pemberdayaan

lembaga pendidikan yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat. Atas dasar pemikiran di atas maka dewan sekolah/komite sekolah

sebagai lembaga independen dapat menilai kompetensi dan profesionalisme

guru, yang pada akhirnya mampu memberdayakan peserta didik sesuai

dengan nilai-nilai agama dan budaya. Outcome pendidikan mampu

memperkuat sistem nilai yang bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana para

ulama berkata bahwa sebaik-baiknya manusia yaitu dapat memberikan

manfaat bagi orang lain.

2.3.1 Fungsional, Produktif, Efektif, Efisien dan Akuntabel.

9

Page 10: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Berbicara tentang dunia pendidikan, maka akan selalu berkaitan dengan

sistem input, proses, output dan outcome yang itu semua berkaitan erat dengan

manajemen sekolah yang tentu didalamnya terdapat kepala sekolah, guru, peserta

didik dan sumber daya manusia lainnya. Oleh karenanya, berbicara mengenai

masalah sekolah, maka akan terkait pula dengan pertanyaan :

1) Bagaimanakah fungsi kepala sekolah

2) Bagaimanakah fungsi guru ?

3) Bagaimanakah Produktifitasnya ?

4) Bagaimanakah efektivitas dan efisiensinya ?

5) Bagaimana akuntabilitasnya ?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka perlu diingatkan

kembali mengenai fungsi kepala sekolah dan guru.

a) Fungsi Kepala Sekolah

Para ahli sering mengemukakan bahwa tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

kepala sekolah sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,

pemimpin/leader, inovator dan motivator.

b) Fungsi Guru

Menurut undang undang Sisdiknas, pasal 39 ayat 2 mengenai pendidik dan

tenaga kependidikan dikatakan, ”Pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

Pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pedidik pada perguruan tinggi”

Akhir-akhir ini, peran dan fungsi guru telah mengalami penciutan. Guru

hanya dimaknai sebagai mereka yang mengajar dan berdiri pada sekolah-sekolah

formal, sedangkan mereka yang berkiprah pada lembaga lembaga non formal sering

disebut tutor atau pelatih, padahal mereka semua mempunyai fungsi yang sama,

10

Page 11: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

membuat rencana, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing, tetapi yang

paling penting bahwa fungsi guru, selain yang disebut diatas, harus mempunyai sifat-

sifat keteladanan, memberikan motivasi, mendorong peserta didik untuk

berkreatifitas.

c) Produktif (Guru Produktif)

Banyak kriteria mengenai guru produktif, tetapi kami membatasi produktif

disini sebagai guru yang terus menerus belajar untuk memenuhi tuntutan peserta

didiknya, kreatif, memberi teladan serta mampu bersaing. Guru produktif adalah

guru yang kreatif, dinamis dan energik, serta merasa kekurangan (humble), dengan

kesadaran dirinya seperti itu, maka ia tidak pernah puas dengan pembelajaran yang

disampaikan yang ia dimilki. Dia selalu melakukan refleksi diri, baik itu melalui

membaca, melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), mengikuti kegiatan KKG

atau sejenisnya, mampu menghasilkan karya– karya baik itu tulisan ataupun karya-

karya lainya termasuk teknologi pendidikan. Dengan kata lain, guru produktif

adalah:

1) guru yang belajar sepanjang hayat.

2) guru yang mampu menyebarkan dan mengamalkan ilmu yang telah ia dapati.

3) guru yang menyadari pentingnya perbaikan secara berkelanjutan (continuous

improvement).

d) Guru Efektif dan Efisien

Guru yang efektif dan efisien akan melahirkan pembelajaran yang efektif

dan efisien, karena pembelajaran yang efektif akan ditandai dengan pembelajaran

yang menekankan pemberdayaan peserta didik secara aktif dan interaktif (Mulyasa,

11

Page 12: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

2013). Pembelajaran bukan hanya sebagai kegiatan mengingat dan menghafal dan

bukan pula hanya menekankan pada ranah pengetahuan tentang apa yang

diajarkannya, tetapi lebih jauh, mampu menempa ilmu pengetahuan yang diperoleh

dalam kehidupan sehari- hari.

Guru yang efektif dan efisien mempunyai karakter yang tidak bisa di

pisahkan dengan seorang guru yang produktif, karena di dalam setiap proses

pembelajaran guru tersebut selalu memberikan keakraban, kehangatan, pembinaan,

membangkitkan motivasi, membangun komunikasi yang baik, mendisiplinkan dirinya

dan peserta didiknya, membangun strategi pembelajaran yang efektif, membangun

manajemen kelas yang kondusif, membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,

meningkatkan ketertiban peserta didik dalam proses pembelajaran, menyenangkan,

aktif, kreatif serta dapat memberikan kepuasan dan kebanggaan.

e) Akuntabilitas

Akuntabilitas bermakna dapat dipercaya dan dapat dipertanggung-jawabkan

baik di dunia maupun akhirat. Dalam konteks ini, kami akan membahas

bagaimanakah guru yang akuntabel.

Guru yang akuntabel adalah guru yang bisa dipercaya bukan saja oleh

peserta didiknya tetapi dipercaya oleh semua kalangan masyarakat. Dia mampu

terbuka dalam menerima saran-saran baik dari peserta didiknya maupun di luar

peserta didiknya, karena guru merupakan figur yang menarik perhatian semua

kalangan, baik itu keluarga, masyarakat, atau di sekolah. Sebagaimana Djamarah

(2008) menyebutkan

“Di sekolah guru merupakan figur kunci, gurulah panutan utama bagi anak didik, semua sikap perilaku guru akan dilihat, didengar, ditiru oleh anak didik. Guru mempunyai hak otoritas untuk membimbing dan mengarahkan anak didiknya menjadi manusia yang berilmu pengetahuan di masa depan “ (2008).

BAB III

12

Page 13: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

FAKTA – FAKTA PENDIDIKAN

Judul ini sengaja kami bahas dalam bab tersendiri, karena memuat barbagai fakta yang

ditemukan dilapangan baik itu dari sistem input, proses, output maupun outcome

dengan subjeknya ada sarana dan prasarana, ada guru, ada peserta didik.

3.1. Fakta

1) Jumlah peserta didik tiap rombongan belajar, dibeberapa sekolah belum mengacu

kepada Standar Pelayanan Minimal ataupun Standar Nasional Pendidikan masih

ada yang mengacu pada SPM/SNP.

2) Ada kesenjangan diantara sekolah dengan sekolah lain (sekolah favorit dan

sekolah tidak favorit)

3.2. Ketenagaan

1) Belum merata jumlah tenaga pengajar di setiap jenjang persekolahan.

2) Kesesuaian ijazah dengan mata pelajaran yang diajarkan

3) Kesejahtraan yang belum merata.

4) Sistem yang proporsional.

5) Belum sepenuhnya guru yang diangkat berpendidikan profesional.

3.3 Fasilitas

Fasilitas di sini menyangkut prasarana dan sarana pendidikan. Fakta di

berbagai daerah bahwa prasarana pendidikan masih belum memadai baik secara

kuantitas maupun secara kualitas.

Misal :

1) Masih kekurangan jumlah kelas.

2) Masih banyak kelas yang kurang layak huni.

13

Page 14: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

3.4. Biaya

Sumber biaya pendidikkan sampai saat ini umumnya masih bersumber dari

pemerintah yang berupa BOS, hibah, DAK, dll. namun walau demikian pada

kenyataannya bahwa pendidikan menurut sebagian masyarakat masih menjadi

“barang” mewah.

3.5. Kurikulum

Kurikulum saat ini masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang dibuat oleh masing masing sekolah.

1) Perencanaan dan Evaluasi.

Dalam memajukan suatu lembaga atau satuan pendidikan dan untuk

menujukan suatu keberhasilan pada satuan pendidikan mutlak perencanaan dan

evaluasi perlu dibuat dengan melalui RAKS/RAPBS-KTSP–silabus dan program

evaluasi.

2) Kenyataan di lapangan, perencanaan dan evaluasi belum sepenuhnya di buat

oleh sekolah dan guru.

3) Dokumen perencanaan dan evaluasi belum sepenuhnya di buat oleh sekolah

sendiri.

4) Hubungan sekolah dan iklim sekolah.

Hubungan sekolah dan iklim sekolah merupakan salah satu bagian dari

sistem input,namun demikian, informasi dan pemahaman pelaku dilapangan,

tentang iklim sekolah tersebut masih minim bahkan pada dimensi hubungan

menunjukan sejauh mana keterlibatan personalia yang ada di sekolah guru, kepala

sekolah, peserta didik bahkan lingkungan sekitar dan sejauh mana mereka bisa

14

Page 15: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

mengoperasikan kemampuan mereka secara bebas dan terbuka itupun belum

efektif.

Fakta dilapangan melaksanakan proses pembelajaran, walaupun secara

kebijakan telah ditetapkan oleh SNP (Standar Nasional Pendidikan) adanya

Kurikulum dan KTSP, namun guru masih juga kurang memperhatikan hal-hal yang

tercantum dalam dokumen tersebut. Misalnya kurang memperhatikan :

1) Keragaman kebutuhan peserta didik.

2) Motivasi

3) Pembelajaran yang menyenangkan

4) Layanan yang bijak dan berkeadilan.

5) Memberikan pengayaan.

Fakta-fakta lain yang ditunjukan pada output pendidikan antara lain :

1. Masih banyak lulusan sekolah belum terserap dunia kerja padahal tujuan sekolah

SMK untuk mempersiapkan lulusan siap kerja.

2. Tidak memiliki keterampilan spesial atau khusus

3. Kualitas lususan relatif masih rendah.

Dunia pendidikan di indonesia harus lebih berbenah agar dapat

meningkatkan kredibilitas di tingkat internasional. Namun tidak dipungkiri fakta

kekinian yang yang ada adalah:

1) Krisis kejujuran

2) Krisis akhlak/moral ( sering tawuran )

3) Sekolah melahirkan pengangguran

4) Keahlian belum sesuai dengan dunia kerja.

15

Page 16: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Itulah fakta-fakta kekinian yang selalu akrab di tengah masyakat. Namun

demikian, kita tidak perlu berkecil hati karena masih banyak lulusan pendidikan

nasional yang dipekerjakan oleh negara lain bahkan menjadi tenaga ahli. Lulusan

hasil pendidikan nasional bisa meneruskan ke perguruan tinggi di luar Indonesia,

bahkan banyak mahasiswa Indonesia di luar negeri yang melanjutkan kuliahnya

dengan bantuan beasiswa dari perguruan tinggi itu.

Fakta-fakta lain dalam melaksanakan proses pembelajaran secara Islam

banyak dijumpai di boarding-boarding school, di sekolah Islam terpadu, yang

ternyata ini dapat menjawab dan menangkis kegamangan yang dihadapi sistem

pendidikan nasional. Bahkan sebenarnya masih banyak sekolah-sekolah yang

berhasil dan mempunyai mutu lulusan sesuai harapan masyarakat. Ini memang

banyak terjadi pada sekolah-sekolah yang bernuansa Islami dengan pengelolaan

yang lebih modern.

16

Page 17: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

BAB IV

KEBIJAKAN TEORI DAN FILSAFAT

4.1. Konsep Pembelajaran menurut Al-Quran dan Hadist

Terdapat konsep-konsep pendidikan hampir di semua negara yang mengacu

kepada teori-teori dari Barat misal aliran Empirisme, aliran Nativisme, Konvergensi,

Naturalisme, Konstruktivisme dan lainnya yang diadopsi. Sebagai seorang muslim yang

mempunyai pedoman al-Qur’an sudah sepantasnya kita mengadopsi teori dan konsep

pendidikan berdasarkan Al-quran dan As-Sunnah, untuk itu kami akan mencoba

menyajikan beberapa konsep pendidikan yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran menurut ajaran Islam. Ada sebuah kutipan yang diambil dari teori

pendidikan menurut Al-qur’an oleh Abdullah (1982)

”Al-Qur’an banyak mengandung prinsip prinsip pendidikan islam. Al-Qur’an mengandung ilmu Naafi’, yang mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta,antara manusia dengan sesama, dan antara manusia dengan lingkungan sekitar”. (1982:33)

Berdasarkan hal itu, kita harus menggali isi kandungan Al-Qur’an secara benar

dan menyeluruh, tetapi sekedar untuk diketahui ada beberapa konsep yang mudah

dipahami dalam suatu proses pembelajaran seperti yang terdapat pada surat Al-Lukman

ayat 13:

“ Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran

kepadanya “Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar benar kezaliman yang besar “.

Bila kita simak ayat tersebut dalam Islam sebelum kita menerima berbagai

pelajaran dan disiplin ilmu, maka yang pertama diyakinkan adalah keesaan Allah sebagai

17

Page 18: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

pondasi penerapan konsep keimanan terhadap Allah SWT, selanjutnya ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan ketika kita hendak mengawali pembelajaran antara lain:

1) Tanamkan konsep ketauhidan

2) Awali pembelajaran dengan menyebut nama Allah

3) Biasakan membaca do’a “Ya Allah lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku

dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya mereka mengerti perkataanku “

(Q.S.Thoha ayat 25-28 ).

4) Terapkan segi ketauladanan sebagaimana yang dicontohkan Rasullullah Saw

terhadap ummatnya.

5) Sampaikan materi dengan hak dengan kesabaran.

6) Akhiri dengan do’a.

Dijelaskan lagi sebagaimana penulis kutip dari beberapa surat dalam Al-Quran

yang artinya:

“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu,kecuali orang orang lelaki yang kami

beri wahyu kepada mereka,maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai

pengetahuan,jika kamu tidak mengetahui”. (Qs.An-Nahl: 43)

1) Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu.

2) Adanya keharusan untuk bertanya kepada ahli ilmu. (Al-Hadist)

“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan , Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang Maha

Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S Al-alaq: 1-5)

``Dan dia mengajarkan Adam nama-nama (benda-benda), seluruhnya

kemudian mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman : ``Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang benar”. (Q.S Al-

Baqarah: 31)

18

Page 19: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

``Setiap anak dilahirkan dalam kedaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang

menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. “Manusia punya pikiran dan

kembangkan melaui pikiran” (HR.Bukhari dan Muslim )

Dalam surat lain Q.S. Al-Isro :70, An-Nahl: 125, Al-Maidah:8, Lukman: 13, At

– Thoha: 28)

Teori pendidikan dalam Islam hendaknya meliputi tiga dimensi kehidupan

yang perlu dikembangkan dan dibina, sehingga dengan melalui pendidikan dimensi

tersebut akan mengakar tertanam dalam qalbu dan akalnya.

Tiga dimensi yang perlu dikembangkan dan dibina tersebut adalah :

1) Dimensi Spiritual : konsep iman, Islam, insan. Ulama menyebutnya Rukun

Agama

2) Dimensi Budaya : pembentukan keperibadian sesuai agama islam, menjadi

muslim yang kaffah.

3) Dimensi Kecerdasan: pemahaman nilai-nilai Al-Qur`an serta mengaktualisasikan

dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya sehingga dengan kecerdasannya

akan tercipta kehidupan seperti di Madinatul Munawaroh.

4.2. Kebijakan, Teori dan Filsafat Pendidikan

4.2.1. Kebijakan

1. UUD Tahun 1945 Pasal 31 ayat 2

2. Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Undang – Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

4. PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

5. Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah serta Permendiknas yang

jumlahnya kurang lebih ada 33

19

Page 20: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

4.2.2 Teori Pendidikan

1. Teori Pendidikan Menurut Aliran Empirisme

Menurut teori ini anak-anak yang lahir kedunia tidak mempunyai bakat dan

pembawaan apa-apa seperti kertas putih yang polos. Oleh karena anak-anak

dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberi warna

pendidikannya.

2. Teori Pendidikan Menurut Aliran Konvergensi

Teori ini menyatakan seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan

juga pembawaan buruk. Bakat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir tidak

akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuai dengan

perkembangan bakat dan pembawaan tersebut.

3. Teori Pendidikan Menurut Aliran Naturalisme

Teori ini menyatakan bahwa anak yang baru lahir pada hakekatnya

memiliki pembawaan baik, namum pembawaan baik itu dapat berubah

sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat

berupa: Keluarga, Sekolah ataupun Masyarakat. Aliran ini juga dikenal sebagai

Aliran Negativisme

20

Page 21: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa guru sebagai pejabat fungsional

harus lebih meningkatakan keprofesionalanya baik dalam pelaksanaan proses

pembelajaran maupun dalam pemetaan dan pengelolaan kelas, sehingga dengan

sebutan jabatan fungsional ini akan mampu melayani peserta didik dan

meningkatakan kualitas pendidikan. Dalam meningkatakan kualitas pendidikan

seorang guru dituntut untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu

proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Dalam meningkatkan profesionalismenya, guru harus sering berlatih membaca,

serta menulis yang ada berkaitanya dengan ranah pemberdayaan sumber daya

manusia secara berkelanjutan, sehingga guru menjadi produktif, efektif dan efisien

serta akuntabel dalam setiap gerak dan langkahnya selain menjadi suri keteladanan

untuk peserta didik, juga bagi keluarga dalam dan anggota masyarakat pada

umumnya. Dengan jabatan fumngsionalnya itu guru memiliki nilai manfaat yang

berguna bagi perkembangan bangsa khususnya bagi dunia pendidikan. Perlu di ingat

pepatah para ulama bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang

mempunyai nilai manfaat/berguna bagi orang lain “.

5.2.Penutup

Dari judul Makalah “Sistem input, Proses, output, outcome pendidikan

bermutu: Fungsional, Produktif, Efektif, Efisien dan Akuntabel” Secara fakta telah

disinggung di uraian diatas, berbagai kebijakan telah disusun dengan terbitnya :

21

Page 22: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

1) Undang undang SIKDIKNAS. No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

2) Undang undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3) PP No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan.

4) Perundang undangan peraturan pemerintah serta PERMENDIKNAS yang kurang

lebih jumlahnya ada 33.

Teori dan Filsafat

Teori Pendidikan (menurut Barat )

1) Aliran Empirisme

2) Aliran Konvergensi

3) Aliran Naturalisme

4) Aliran Positivisme

Teori Pendidikan menurut Al-Qur’an

Dijelaskan lagi sebagaimana penulis kutip dari beberapa surat dalam Al-Quran

yang artinya:

“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu,kecuali orang orang lelaki yang kami

beri wahyu kepada mereka,maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai

pengetahuan,jika kamu tidak mengetahui”. (Q.S.An-Nahl.ayat 43.)

3) Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu.

4) Adanya keharusan untuk bertanya kepada ahli ilmu. ( Al-Hadist )

“Bacalah dengan ( menyebut ) nama tuhanmu yang menciptakan , Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah , dan tuhamnmulah yang maha

pemurah, yang mengajar (manusia dengan perantaraan kalam dia mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S Al-alaq: 1-5)

22

Page 23: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

``Dan dia mengajarkan Adam nama-nama ( benda-benda ), seluruhnya

kemudian mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman : ``Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang benar”. (Q.S Al-

Baqarah ayat : 31)

``Setiap anak dilahirkan dalam kedaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang

menjadikannya yahudi, Nasroni, atau majusi”. Manusia punya pikiran dan

kembangkan melalui pikiran (HR.Bukhari dan Muslim)

Dalam surat lain Q.S. Al-Isro :70. Q.S. An-Nahl: 125, Q.S. Al-Maidah.:8, Q.S

Lukman : 13, Q.S. At – thoha 25 : 28.

Teori kependidikan dalam islam hendaknya meliputi tiga dimensi

kehidupan yang perlu dikembangkan dan dibina, sehingga dengan melalui

pendidikan dimensi tersebut akan mengakar tertanam dalam qalbu dan akalnya.

Tiga dimensi yang perlu dikembangkan dan ibina tersebut adalah :

4) Dimensi Spiritual : konsep iman, Islam, insan. Ulama menyebutnya Rukun

Agama.

5) Dimensi Budaya. : pembentukan keperibadian sesuai agama Islam, menjadi

muslim yang kaffah.

6) Dimensi Kecerdasan: (pemahaman nilai-nilai Al-Qur`an serta mengaktualisasikan

dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya sehingga dengan kecerdasannya

akan tercipta kehidupan seperti di Madinatul Munawaroh.

23

Page 24: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdul Rahman Saleh. 1982. Educational Theory A Qur’anic Outlook: Educational

and Psychological Research Center. Mesir: Ummul Qura University

An Nabhani, Taqiyuddin. 2000. Sistem Hidup dalam Islam. Bogor. Pustaka Izzah

Djamarah, Saeful Bakhri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamzah. 2011. Manajemen Input, proses, Output dan Outcome dalam Mengelola Pendidikan

Persekolahan. LPMP. Tersedia di Hamzah-/pmp.blogsput.com/2011/09/manajemen Input

-proses-output. Diakses 17 Agustus 2013

Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahan

Mulyasa, E. 2012a. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

________. 2012b. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

________. 2013a. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

________. 2013b. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nuryatno, Agus M. 2011. Mahzab Pendidikan Kritis: Menyikap Relasi Pengetahuan Politik dan

Kekuasaan. Jogjakarta: Resist Book

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan.

24

Page 25: SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu

Undang Undang Dasar Tahun 1945

Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang – Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

25