btks
TRANSCRIPT
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia ), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Dan sekarang tersebar sapai di daerah kalimantan barat,dan salah satu contoh
perkebunan kelapa sawit di kal-bar ialah PT.Bumitama Gunajaya Argo yang luas
perkebunannya 16.000 Ha di daerah kendawangan kalimantan barat.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimana proses pembibitan kelapa sawit..?
2) Bagaimana proses pemeliharaan,penanaman kelapa sawit ?
3) Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit ?
C. Manfaat
Manfaat yang dapat di ambil ialah
1. Dapat mengetahui proses pembibitan,penanaman,perawatan,serta
pengolahan kelapa sawit di daerah PT.GKG
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya)
mempunyai peran yang cukup strategis, karena : (1) Minyak sawit merupakan
bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga
kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng
merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya
harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat. (2) Sebagai salah satu komoditas
pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik
sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. (3) Dalam proses produksi
maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit
Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan
pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan
tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
Batang
Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun.
Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi
mirip dengan tanaman kelapa.
18
Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.
Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti
berkualitas tinggi.
18
BAB III
PEMBAHASAN
1). Budidaya Kelapa sawit
Budidaya tanaman Kelapa sawit dapat melalui berbagai tahap, yaitu :
A) Tahap Pembibitan Kelapa Sawit
Lokasi/areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan pesyaratan : harus datar
dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-
tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi. Lahan pembibitan harus
diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan
instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi
dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan harus
sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b)
cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui
dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan
utama(nursery)selama 9 bulan.
a) Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara
pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.
(b) Cara tak langsung
Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui
dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan persemaian
bibit(nursery)selama 9 bulan.
18
Tahap pendederan (prenursery)
Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudia diletakkan
pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan
secukupnya. Ukuran polybag yang digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm
(lay flat). Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap
polybag diberi lubang untuk drainase. Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari
permukaan tanah dan berjarak 2 cm.Setelah bibit dederan yang berada di
prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 3-4 helai, bibit dederan sudah
dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).
Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek.
Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapt menjaga kelembaban yang
dibutuhkan oleh bibit.
Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha
memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap
kerusakan karena siraman.
Pesemaian bibit (nursery)
Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih
besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan
diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat),
tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada
permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit dipadatkan agar bibit
berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah
diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi
dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm.
18
Kegiatan pemeliharaan bibit Kelapa Sawit di pembibitan
1) Penyiraman; kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali
dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan
sekitar 3 liter per hari untuk setiap bibit.
2) Pemupukan; untuk pemupukan dapat digunakan berupa pupuk tunggal atau
pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.
3) Seleksi bibit; seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan
pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan
setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir
dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke
lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal
dibuang, dengan ciri-ciri:
a) bibit tumbuh meninggi dan kaku,
b) bibit terkulai,
c) anak daun tidak membelah sempurna,
d) terkena penyakit,
e) anak daun tidak sempurna.
B) Tahap Penanaman Kelapa Sawit
1) Persiapan lahan
Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada areal / lahan : bekas hutan (bukaan
baru, new planting), bekas perkebunan karet atau lainnya ( konversi), bekas
tanaman kelapa sawit (bukaan ulangan, replanting).
Pembukaan lahan secara mekanis pada areal bukaan baru dan konversi terdiri dari
beberapa pekerjaan, yakni:
18
a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan
agar tanahnya terlepas dari tanah;
b) merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk
memudahkan pembakaran.
c) merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang
telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu
dibakar.
d) pengolahan tanah secara mekanis.
Pembukaan lahan secara mekanis pada tanah bukaan ulangan terdiri dari
pekerjaan, yakni:
a) pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor.
b) meracun batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam
20 cm pada ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium
arsenit 20 cc per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang;
c) membongkar, memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan,
batang pokok kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan swetelah kering lalu
dibakar;
d) pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan
dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat
berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya
cendawan Ganoderma).
2) Pengajiran ( memancang)
Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami
kelapa sawit sesuai dengann jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya,
sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur.
System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m x
18
9 m. Dengan system segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman
berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kerapatan)
tanaman per hektar adalah 143 pohon.
3) Pembuatan lubang tanaman
Lubang tanaman dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukuran lubang,
panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali
lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan
Selatan lubang.
4) Menanam
Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:
- Sediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang
tanam yang sudah dibuat.
- Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban
tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
- Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan
secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250
gram per lubang.
- Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit
dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.
- Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan
tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan
agar bibit dapat berdiri tegak.
- Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah
polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan
demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
- Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.
18
- Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.
C) Tahap Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
a. Penyulaman
- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang
baik.
- Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.
- Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit
berumur 10 – 14 bulan.
- Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.
- Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.
b. Penanaman tanaman penutup tanah
- Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC)
pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-
sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.
- Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan
lahan selesai.
- Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh
Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.
- Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya
satu jenis).
c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)
18
- Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena
itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu
bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.
d. Pemupukan
- Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl,
Kiserit dan Borax).
- Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting,
karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan
tanaman kelapa sawit.
- Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk
TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).
- Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.
- Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.
e. Pemangkasan daun
Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah
daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas
daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.
Macam-macam pemangkasan :
- Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang
berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan
buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata
lebar dan tajam yang disebut dodos.
- Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28
bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen.
Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling
18
menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan
adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.
- Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah
tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga
setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun
pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu
dalam pelaksanaan panenan.
D) Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan
proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah
kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan
buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah
yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada
10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
2) Proses Pengolahan Kelapa Sawit.
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit
(CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1) Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban,
dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang
diukur.
Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan
sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu
truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat
truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk
18
kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang ditrima
dipabrik.
2. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis
buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria
matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah
distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).Pematangan buah mempengaruhi
terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah).Setelah disortir TBS
tersebut dimasukkan ketempat penimbunan .Sementara ( Loding ramp ) dan
selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan ( Sterilizer ).
3. Proses Perebusan (Sterilizer)
Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam sterilizer dengan menggunakan
capstand.
Tujuan perebusan :
1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
3. Menurunkan kadar air.
4. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Bila poin dua tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan tercapai
juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m. Dalam
sterilizer dilapisi Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan
steam, dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air
condesat agar pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang.Dalam proses
perebusan minyak yang terbuang %7,0 . Dalam melakukan
proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan
dari boiler dan direbus selama 90 menit.
18
4. Proses Penebah (Thereser Process)
Hoisting Crane
Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan isi
lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi TBS
yang sudah direbus.
Thereser
Fungsi dari Theresing adalah untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan
cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty
bunch conveyor.
5. Proses Pengempaan (Pressing Process)
Proses Kempa adalah pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah
Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik buruknya
pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi pengutipan minyak. Proses ini
terdiri dari :
a) Digester
Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan cara
buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa buah ke
Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas masuk ke distribusi
conveyor yang kemudian menyalurkan buah masuk ke Digester. Didalam digester
tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan
menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan
pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press.
Fungsi Digester :
1. Melumatkan daging buah.
2. Memisahkan daging buah dengan biji.
18
3. Mempersiapkan Feeding Press.
4. Mempermudah proses di Press.
5. Menaikkan Temperatur.
b) Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasaiun
clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk kestasiun kernel.
6 Proses Pemurnian Minyak ( Clarification Station )
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil
dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun
klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk
ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir.
Temperatur pada sand trap mencapai 95oc
Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut –
serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin
penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro kontrol
melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang
kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
. Vertical Clarifier Tank (VCT)
18
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS)
secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan
berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan
tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada
lapisan bawah.
Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan
minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong
lapisan minyak dengan Sludge. Temperatur yang cukup (95oc) akan memudahkan
proses pemisahan ini.
Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan antara
larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam
mekanisme kerja di VCT.
Oil Tank
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil sebelum diolah oleh
Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk
mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95oc. Kapasitas Oil Tank 10 Ton /
Jam.
Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur
suhu 95oc.
Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana
melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung
didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian permukaan minyak menurun
pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana.
18
Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan
temperatur yang dinginkan yaitu 95oc.
Sand Cyclone / Pre- cleaner
Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya.
Brush Strainer ( Saringan Berputar )
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat
pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri
dari saringan dan sikat yang berputar.
Sludge Seperator
Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih
terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong
keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.
Storage Tank
Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin, karena
apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya
kadar air pada CPO.
7. Proses Pengolahan Biji ( Kernel Station )
18
Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil
dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan dijabarkan proses
pengolahannya.
Cake Breaker Conveyor (CBC)
Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan
gumpalan Cake dari stasiun Press ke depericarper.
Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah
tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap
oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum.
Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :
1. Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.
2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport.
3. Memisahkan nut dari sampah.
4. Memisahkan gradasi nut.
Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah
pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut
Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater).
Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat
rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk
diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan
memecahkan cangkang dari nut. `
18
Claybath
Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah
yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan
kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan
kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti
maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan
terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel
memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan calcium carbonat sedangkan
cangkang berar jenisnya lebih besar.
Hydro Cyclone
Fungsi dari Hydro Cyclone adalah :
1. Mengutip kembali inti yang terikut kecangkang.
2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
Kernel Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai
penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada
3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius, tengah 60 derajat, bawah 50 derajat
celcius. Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50
derajat, tengah 60 derajat, dan bawah 70 derajat celcius.
Kernel Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang
seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti
dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada
akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.
18
DAFTAR PUSTAKA