bronkopneumia

25
bronkopneumia Tri hartanto

Upload: tri-hartanto-love-good

Post on 06-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bp

TRANSCRIPT

Page 1: bronkopneumia

bronkopneumia

Tri hartanto

Page 2: bronkopneumia

Definisi

• Bronkopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya.

Page 3: bronkopneumia

Etiologi

• Bakteri : Streptococcus, Staphylococus,H. Influenza, Klebsiella.

• Virus : Legionella pneumonia• Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans• Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi

lambung kedalam paru• Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Page 4: bronkopneumia

Epidemiologi

• 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa• Mortalitas: 5-12% pada pasien yang dirawat di

rumah sakit

Page 5: bronkopneumia

patof

• Kuman masuk ke dalam jaringan paru-paru melaui saluran pernafasan atas ke bronchiolus kuman masuk ke dalam alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus,bronchiolus dan alveolus sekitarnya Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar ke perifer sampai seluruh lobus.

Page 6: bronkopneumia

Patof di bagi menjadi 4 stadium

• Stadium Kongesti (4 – 12 jam)• Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)• Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)• Stadium Resolusi (7 – 11 hari)

Page 7: bronkopneumia

Stadium Kongesti (4 – 12 jam)

• Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)

Page 8: bronkopneumia

Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)

• Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah fibrinosa, leukocit polimorfomuklear mengisi alveoli

Page 9: bronkopneumia

Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)

• Dimana paru-paru menjadi kelabu karena leukocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat berubah

Page 10: bronkopneumia

Stadium Resolusi (7 – 11 hari)

• Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada struktur semua.

Page 11: bronkopneumia

Manifestasi klinis

• infeksi traktusrespiratoris bagian atas• suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-

40 derajat celcius dan kadang disertai kejang.• Dispenia• pernafasan cepat dan dangkal disertai

pernafasan cuping hidung • sianosis sekitar hidung dan mulut• muntah dan diare.

Page 12: bronkopneumia

pf

• Inspeksi : pernafasan cuping hidung(+), sianosis sekitar hidung dan mulut, retraksi sela iga.

• Palpasi : Stem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit.

• Perkusi : Sonor memendek sampai beda• Auskultasi : Suara pernafasan mengeras

( vesikuler mengeras )disertai ronki basah gelembung halus sampai sedang.

Page 13: bronkopneumia

Diagnosa

• Rontgen : Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus

• Darah : Pada bayi-bayi kecil jumlah leukosit dapat berada dalam batas yang normal Kadar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun

Page 14: bronkopneumia

WHO

• Bronkopneumonia :Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan>50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun > 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun

Page 15: bronkopneumia

• Bronkopneumonia berat :Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Page 16: bronkopneumia

• Bronkopneumonia sangat berat :Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Page 17: bronkopneumia

P.penunjang

• Pemeriksaan darahPada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis ( meningkatnya jumlah neutrofil)

• Pemeriksaan sputumBahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius

Page 18: bronkopneumia

• Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa

• Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia• Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes

imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba• Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan

apkah jalan nafas tersumbat oleh benda padat • Rontgenogram thoraks• Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali

dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus

Page 19: bronkopneumia

Talak

• Terapi antibiotika awal: menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan pada klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil mikrobiologis tidak tersedia selama 12-72 jam. Tetapi disesuaikan bila ada hasil dan sensitivitas antibiotika

Page 20: bronkopneumia

• Tindakan suportif: meliputi oksigen untuk

mempertahankan PaO2 > 8 kPa (SaO2 < 90%) dan

resusitasi cairan intravena untuk memastikan stabilitas

hemodinamik. Bantuan ventilasi: ventilasi non invasif

(misalnya tekanan jalan napas positif kontinu (continous

positive airway pressure)), atau ventilasi mekanis

mungkin diperlukan pada gagal napas. Fisioterapi dan

bronkoskopi membantu bersihan sputum

Page 21: bronkopneumia

Komplikasi • Atelektasis adalah pengembangan paru yang

tidak sempurna atau kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang

• Empiema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.

Page 22: bronkopneumia

• Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang meradang

• Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial

• Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

Page 23: bronkopneumia

Prognosis

• Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan

Page 24: bronkopneumia
Page 25: bronkopneumia

Daftar pustaka

• Departemen Kesehatan RI (1996). Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes ; Jakarta.

• Guyton (1994). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit : EGC penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

• Price & Wilson. Patofisiologi Volume 2 Ed. 6 : EGC penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

• http://paru-paru.com/penyakit-pneumonia/• http://hsilkma.blogspot.com/2008/03/bronkopneumo

nia.html• Hood Alsagaff, dkk (1995). Dasar-Dasar Ilmu Penyakit

Paru. Airlangga Press Surabaya.