bronchitis kronik

12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONCHITIS KRONIK I. Definisi Bronchitis kronik merupakan suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit 2 tahun berturut-turut. Bronchitis kronik dapat dibagi atas: - Simple chronic bronchitis: bila sputum bersifat mukoid. - Chronic atau recurrent mucopurulent bronchitis: bila sputum bersifat mukopurulen. - Chronic obstructive bronchitis: bila disertai obstruksi saluran nafas yang timbul apabila terpajan zat iritan atau ada infeksi saluran nafas akut. II. Etiologi Penyebab bronchitis belum diketahui, tetapi ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis kronik yaitu: rokok, infeksi dan polusi selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

Upload: asma-wati

Post on 21-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

respirasi

TRANSCRIPT

Makalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN BRONCHITIS KRONIKI.DefinisiBronchitis kronik merupakan suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit 2 tahun berturut-turut.Bronchitis kronik dapat dibagi atas:

Simple chronic bronchitis: bila sputum bersifat mukoid.

Chronic atau recurrent mucopurulent bronchitis: bila sputum bersifat mukopurulen. Chronic obstructive bronchitis: bila disertai obstruksi saluran nafas yang timbul apabila terpajan zat iritan atau ada infeksi saluran nafas akut.II.EtiologiPenyebab bronchitis belum diketahui, tetapi ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis kronik yaitu: rokok, infeksi dan polusi selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.IV.Gejala Klinis Batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak.

Hyperplasia kelenjar mucus bronchus. Sekret mucus yang berlebihan dan lebih kental. Metaplasia epitel bronchus dan silia berkurang

Timbul fibrosis peribronkial Hyperplasia sel gobet

Sel radang di mukosa dan submukosa

Penyumbatan mucus intraluminal

V.Penatalaksanaan1. Penyuluhan tentang bronchitis kronik.

2. Pencegahan misalnya: tidak merokok, menghindari lingkungan polusi.

3. Terapi farmakologi:

Pemberian bronchodilator seperti: golongan teofisin, golongan agonis B2.

Pemberian corticosteroid

Mengurangi sekresi mucus.

4. Fisioterapi dan rehabilitasi

5. Pemberian O2ASKEP PADA KLIEN DENGAN BRONCHITIS KRONIKPENGKAJIANI.Data UmumA. Identitas KlienNama:Tn. RUmur:40 tahunJenis Kelamin:Laki-lakiAgama:Islam Pekerjaan:WiraswastaPendidikan:STMAlamat:Jl. Mawar No. 5Tgl. masuk RS:2 April 2004B. Keluhan utama klien: sesak nafas, batuk disertai pengeluaran sekret.C. Riwayat penyakit klienKlien mulai mengalami batuk disertai pengeluaran sekret 2 minggu yang lalu. Kemudian klien pergi berobat ke puskesmas terdekat dan diberi obat batuk oleh pak Mantri dan klien merasa batuknya berhenti setelah mengkonsumsi obat tersebut. Pada tanggal 2 April 2004 klien batuk terus menerus disertai pengeluaran sekret dan merasa sesak kemudian keluarga membawa klien ke unit gawat darurat RS Labuang Baji untuk mendapatkan perawatan.D. Riwayat kesehatan masa laluSaat kecil klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun kronis, kecuali demam, flu dan batuk-batuk ringan. Klien merupakan perokok berat dan bisa menghabiskan 2 bungkus/hari.E. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: lemah

Tingkat kesadaran: compos mentis

Vital sign:

P: 26 x/menit

V: 100 x/menit

TD: 140/90 mmHg

Suhu: 38 C

II.Data Fokus1) Inspeksi: Tampak sesak, batuk dengan produksi sputum

Penggunaan otot aksesori Pada pembesaran jantung kanan terlihat pulsasi di dada kiri bawah pinggir sternum.

2) Palpasi: Diameter anteroposterior dada bertambah Jarak tulang rawan krikotiroid dengan lekukan supra sternal kurang dari 3 jari. Iga lebih horizontal dan sudut subkostal bertambah3) Perkusi Bunyi baru hipersonan

Pekak jantung berkurang

Batas paru hati lebih ke bawah

Peranjakan hati mengecil

4) Auskultasi

Terdengar ronkhi pada waktu inspirasi dan ekspirasi disertai bising mengi.

Bila ada kenaikan tekanan pulmonal suara jantung kedua lebih keras terutama di ruang interkostalis 2 dan 3 kiriIII.Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiologis Foto dada

Pemeriksaan fungsi paru

Analisa Gas Darah (GDO)

Pemeriksaan EKG

IV.Pengelompokan DataData Objektif:1. Sesak nafas2. Perubahan kedalaman/kecepatan pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan.

3. Bunyi nafas ronkhi dan mengi.

4. Batuk dengan atau tanpa produksi sputum

5. Kulit teraba panas

6. BB 45 kg7. Klien menghabiskan porsi tekanan yang diberikan

8. Vital sign

P : 26 x/menit

N : 100 x/menit

TD: 140/90 mmHg

S : 38 C

Data Subjektif:

1. Pernyataan kesulitan bernafas

2. Pernyataan demam3. Klien tidak selera makan

V.Rencana Keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret pada saluran nafas ditandai dengan:

Pernyataan kesulitan bernafas

Sesak nafas

Perubahan kedalaman/kecepatan pernafasan, penggunaan otot aksesori

Bunyi nafas ronkhi dan mengi

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum Frekuensi pernafasan: 26 x/menitTujuan: klien dapat menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif dengan kriteria:

1. Bunyi nafas bersih

2. Tidak ada dispnea3. Bunyi nafas normal

4. Frekuensi pernafasan: 26 x/menit

Intervensi:1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan gerakan dada.

Rasional: Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada.2. Auskultasi area paru, catat adanya perubahan aliran udara dan adanya bunyi nafas ronkhi, mengi dan kreker.Rasional: penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan kreker, ronkhi dan mengi terdengar pada inspirasi/ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, sekret kental dan spasme jalan nafas.3. Lakukan suction sesuai indikasi.Rasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.4. Berikan posisi nyaman (semi Fowler/Fowler)Rasional: posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan.5. Berikan cairan kurang lebih 300 cc/hari dengan air hangat kecuali ada kontraindikasi dan hindari pemberian air dingin.Rasional: untuk mengencerkan sekret dan mobilisasi pengeluaran sekret.6. Kolaborasi pengobatan dengan neobulizer dan fisioterapi dada (postural drainage)Rasional: memudahkan pengenceran dan mobilisasi sekret. Postural drainage tidak efektif pada pneumonia interestial menyebabkan kerusakan alveolar.7. Kolaborasi pemberian obat mukolitik, expectorant dan bronchodilator. Rasional: untuk menurunkan spasme bronchus dengan mobilisasi sekret analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk dan menurunkan ketidaknyamanan.8. bantu fisioterapi dada misalnya postural drainageRasional: memudahkan upaya pernafasan dalam dan meningkatkan drainase sekret dari segmen paru ke dalam bronchus di mana dapat lebih mempercepat pembuangan dengan batuk atau penghisapan.2. Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan produksi panas ditandai dengan: Kulit teraba panas

Pernyataan demam

Observasi suhu: 38 C.

Tujuan: hipertermi teratasi dengan kriteria:

Klien mengatakan tidak demam

Badan tidak teraba panas

Suhu tubuh dalam batas normal (36 37 C)

Intervensi1. Kaji adanya keluhan/tanda-tanda perubahan (peningkatan) suhu tubuh.Rasional: perubahan (peningkatan) suhu tubuh akan menunjukkan berbagai gejala seperti mata merah, badan teraba hangat.2. Observasi TTV terutama suhu tubuh sesuai indikasiRasional: demam disebabkan oleh efek-efek dari endotoksin pada hipotalamus dan endorphin yang melepaskan pirogen.3. Beri kompres air hangat pada dahi dan kedua axillaRasional: merangsang hipotalamus ke pusat pengaturan suhu4. Kolaborasi untuk pemberian obat antibiotik dan antipiretik

Rasional: menghambat aktivitas kuman dan merangsang termoreseptor (hipotalamus) sehingga tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan: Pernyataan tidak selera makan

Klien hanya menghabiskan makanannya porsi

Sesak, dan batuk disertai produksi sputum

BB: 45 kg

Tujuan: klien akan menunjukkan intake nutrisi yang adekuat dengan kriteria:

Peningkatan BB 0,5 kg/minggu

Menunjukkan peningkatan selera makan

Klien menghabiskan makanan yang diberikan

1. Identifikasi faktor yang menimbulkan ketidakseleraan.Rasional: pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah.2. Timbang BB setiap mingguRasional: untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan intervensi3. Auskultasi bunyi usus/observasi/palpasi distensi abdomen.

Rasional: bunyi usus mungkin menurun/tidak ada bila proses infeksi berat.4. Evaluasi status nutrisi umum

Rasional: adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi.

5. Pasang NGT sesuai indikasiRasional: makanan melalui NGT mungkin diperlukan pada awal pemberian makanan lunak/makanan setengah cair, mungkin lebih mudah diberikan tanpa menimbulkan aspirasi.VI.Pelaksanaan Keperawatan (Implementasi)Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman/prosedur teknis yang telah direncanakan.VII.Evaluasi KeperawatanEvaluasi hasil menggunakan kriteria hasil yang telah ditentukan pada tujuan rencana keperawatan. Bila kriteria hasil tidak terpenuhi maka intervensi dilanjutkan.PAGE