bromometri

4
BROMOMETRI Bromatometri/Bromometri merupakan salah satu metode oksidasimetri dengan dasar reaksi oksidasi dan ion bromat (BrO 3 - ) BrO 3 - + 6H + + 6e → Br - + 3H 2 O Dari persamaan ini ternyata bahwa satu gram ekivalen sama dengan 1/6 gram molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam karena kepekatan ion H + berpengaruh terhadap perubahan ion bromat menjadi ion bromida (Br - ). Seperti terlihat dari reaksi diatas, ion bromat direduksi menjadi ion bromida selama titrasi, adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereksi dengan ion bromat dan bromon dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat. BrO 3 - + 5Br - + 6H + → 3Br 2 + 3H 2 O Jika titrasi antara senyawa reduktor akan bromine berjalan dengan cepat dalam lingkungan asam, maka titrasi dapat dijalankan langsung dimana titik akhir ditunjukkan dengan munculnya warna bromine dalam larutan, atau menggunakan indikator metal jingga dimana perubahan warnanya akan tampak jelas dalam larytan yang sangat encer, tetapi jika reaksi antara bromina dan zat yang akan ditetapkan berjalan lambat, atau spontan, maka kita lakukan titrasi tidak langsung, yaitu dengan menambahkan bromine lebih, dan bromine yang lebih ini ditetapkan secara iodometri. Dengan terbentunya brom, titik akhir titrasi dapat ditentukandengan terjadinya warna kuningdari brom, akan tetapi supaya warna inimenjadi jelas maka perlu ditambah indicator seperti jingga metal, merahfiuchsin, dan lain-lain.

Upload: ratna

Post on 02-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

jenis titrasi : bromometri

TRANSCRIPT

BROMOMETRI

Bromatometri/Bromometri merupakan salah satu metode oksidasimetri dengan dasar reaksi oksidasi dan ion bromat (BrO3-)

BrO3-+ 6H++ 6e Br-+ 3H2O

Dari persamaan ini ternyata bahwa satu gram ekivalen sama dengan 1/6 gram molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam karena kepekatan ion H+berpengaruh terhadap perubahan ion bromat menjadi ion bromida (Br-).

Seperti terlihat dari reaksi diatas, ion bromat direduksi menjadi ion bromida selama titrasi, adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereksi dengan ion bromat dan bromon dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat.

BrO3-+ 5Br-+ 6H+ 3Br2+ 3H2O

Jika titrasi antara senyawa reduktor akan bromine berjalan dengan cepat dalam lingkungan asam, maka titrasi dapat dijalankan langsung dimana titik akhir ditunjukkan dengan munculnya warna bromine dalam larutan, atau menggunakan indikator metal jingga dimana perubahan warnanya akan tampak jelas dalam larytan yang sangat encer, tetapi jika reaksi antara bromina dan zat yang akan ditetapkan berjalan lambat, atau spontan, maka kita lakukan titrasi tidak langsung, yaitu dengan menambahkan bromine lebih, dan bromine yang lebih ini ditetapkan secara iodometri.

Dengan terbentunya brom, titik akhir titrasi dapat ditentukandengan terjadinya warnakuningdari brom, akan tetapi supaya warna inimenjadi jelas maka perlu ditambah indicator sepertijingga metal, merahfiuchsin, dan lain-lain.

Titrasi bromometri dan bromatometriAdalah salah satu metode titrasiyang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisajika dibandingkan dengan metode lain.Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak banyak masalah dan mudah.Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi oksidasi dari ion Bromat (BrO3).Metode Titrasi langsung dan tidak langsung dalam bromometri dan bromatometri terutama digunakanuntuk menetapkan senyawa organic aromatis sepertimisalnya, fenol-fenol, asam salisilat, resorsinol, perak klorfenol, dan sebagainya dengan membentuk tribromsustitusi.Metode ini juga digunakan untuk senyawa arsen, dan stibium dalam bentuk trivalent walaupun bercampur dengan stanium valensi empat.Dalam bidang farmasi metode penetapan kadar dengan titrasi bromometri-bromatometri sangat penting karena senyawa-senyawa obat atau sediaan farmasi lain khususnya yang mengandung senyawa organic aromatis perlu diketahui kadarnya agar dapat diperoleh mutu dan kualitas dari sediaan farmasitersebut.

Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. (Wunas, 1986).

Kalium Bromat merupakan zat pengoksidasi (oksidator) yang kuat dengan nilai potensial standarnya sebesar 1,44 V. Dalam suasana asam, kalium bromat dengan adanya bromida akan menoksidasi bromida menjadi brom.

KBrO3 + 5KBr + 6HCl

3Br2 + 6KCl + 3H2O

Aplikasi bromatometri dalam analisis kuantitatif untuk :

1. senyawa-senyawa yang bersifat reduktor seperti vitamin C

2. senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara subtitusi dengan brom seperti fenol, asam salisilat, anilin, dan sulfonamida.

3. senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara adisi dengan brom seperti kalsium siklobarbital dan etena (Anonim, 2011).

Reaksi brominasi senyawa-senyawa organik larutan standar seperti kalium bromat dapat dipergunakan untuk menghasilkan sejumlah bromin dengan kuantitas yang diketahui. Bromin tersebut kemudian dapat digunakan untuk membrominasi secara kuantitatif berbagai senyawa organik. Bromide berlebih hadir dalam kasus-kasus semacam ini, sehingga jumlah bromin yang dihasilkan dapat dihitung dari jumlah KBrO3 yang diambil. Biasanya bromin yang dihasilkan apabila terdapat kelebihan pada kuantitas yang dibutuhkan untuk membrominasi senyawa organik tersebut untuk membantu memaksa reaksi ini agar selesai sepenuhnya.Reaksi bromin dengan senyawa organiknya dapat berupa subtitusi atau bisa juga reaksi adisi ( Hendayana, 1994).

Dalam suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod, sementara dirinya direduksi menjadi brimida :

BrO3- + 6H+ + 6I+

Br- + 3I2 + 3H2O

Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena suatu reaksi asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit dengan tahap redoksnya. Namun nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6 elektron, yang pada gilirannya diambil oleh sebuah ion bromat tunggal.