bpk perwakilan provinsi papua | leading by example · 2014. 12. 15. · kongsi, koperasi, dana...

16
'I ' ' I I ' I ==-=====-================· == === ==== PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR \9 T AHUN 20'11 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAWIJAYA 1 bahwa untuk menindak-lanjuti ketentuan P'as-31 3 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah , maka perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan . 1. Undang·Undang Nomor 12 Tahun196 -9 Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi .lrian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesi a Tahun 1969 Nomor 4 7); 2. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentan·g Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lemba ran Negara Republik In donesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lemba ran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Und ang·Und an g Nomor 19 Tahun 2000 tenta ng Perubahan Atas Undang·Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Pa ksa (Lemb aran Negara Republi k Indonesia Tahun 2000 Nomor 29, Tambahan Le mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 3. Unda ng-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua ( Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Ta mbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152) 1 sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Repu bl ik Indone s ia Tahun 2001 Nomor 112 , Tambahan Lembaran Negara Rep ubl ik Indonesia Nomo r 4884) ; 4. Und ang- Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengad ilan Pajak (Lembaran Negara Republ ik Indonesia T ahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lemb aran Negara Republi k In dones ia Nomor 4189) ; 5. Undang·Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pe mbentukan Peraturan Perunda ng· Undangan (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 53 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ; 7. Und ang-Undang Nomo r 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir de nga n Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tenta ng Peruba han Kedua Ala s Undang-Undang N0mor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah an Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembar3n Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

'I

' '

• I

• I

' I

==-=====-================·== === ==== ==-=·=-===·===~===-:::!:=-========= =='!::~=====

Menimb~mg

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA

NOMOR \9 T AHUN 20'11

TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK PE~ERANGAN JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JAYAWIJAYA1

bahwa untuk menindak-lanjuti ketentuan P'as-31 3 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan .

1. Undang·Undang Nomor 12 Tahun196-9 t~nt'ang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi .lrian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 4 7);

2. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentan·g Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang·Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang·Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152) 1 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);

4. Undang- Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

5. Undang·Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang·Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Alas Undang-Undang N0mor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembar3n Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 2: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

Menetapkan

r

2

8. Undang-Undang Nomor 33 Ta~un 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pem~rintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a hun 2004 Nom or 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom'Or 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keu·angan Daerah (Lembaran Negara Republik Indone-sia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

11 . Peratu·ran Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provin·si dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 200'8 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Jayawijaya (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2008 Nomor 5);

13. Peraturan Daerah Nomar 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2008 Nomor 7) ;

14. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2'011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2011 Nomor 2) ;

MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI T'ENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK PENERANGAN J.A:LAN

BASI

KETENTUAN UMUM ~

P$al1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud deTlgan :

1. Daerah adalah Kabupaten Jayawijaya .

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

3. Bupati adalah Bupati Jayawijaya.

4. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangc:m dan Aset yang selanjutnya disingkat DPPKA adalah Dinas Pendapatan Penge1·o1a Keuangan dan Aset Kabupaten Jayawijaya.

5. Perusahaan Umum Listrik Negara yan"Q selanjutnya disingkat PLN adalah Perusahaan Milik Negara (Persero) cabang Wamena.

6. Pajak Penerangan Jalan yang selanjutnya disebut Pajak adalah pungutan daerah alas Penggunaan lis~ik .

7.

8.

9.

Listrik pra bayar ad alah sistem pemakaian tenaga listrik di mana pengguna listrik membeli terlebih dahulu voucher pemakaian tenaga listrik.

Listrik pasca bayar adalah sistem pemakaian tenaga listrik di mana pengguna ,listrik memakai listrik terlebih dahulu kemudian membayar tagihan rekening listrik dalam periode tertentu setiap bulan sesuai besarnya pemakaian .

Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

Page 3: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

. \ ' . ' •

3

10. Subjek Pajak adalah orang pribadi a taw bad an yang dapal dikenakan Pajak Daerah.

11 . Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Ba'dan yang menurul ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Daerah, diwajibkan untuk melakukan Pembayaran Pajak yang lerulang . Termasuk pemungut alau pemolong Pajak.

12. Penanggung Pajak adalah Orang Pribadi ataw Badan yang bertanggung jawab atas Pembayaran Pajak, termasuk wakil yang menjalankan Hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurul ketenluan Peraturan Perpajakan Daerah.

13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang ti'dak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbalas, Perseroan Komandi ter, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara alau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, dana pension , persatuan perkumpulan, Yayasan ·alau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk usaha lelap serla benluk badan lainnya.

14. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan lakwim alau jangka waklu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Bupali.

15. r .ahun ~.ajak ~da l a h jangka waktu yang larnanya 1 (~atu) lahun takwim tcuali blia WaJtb P·aJak menggunakan lahun buku yang ttdak sama dengan tahun lakwim.

16. Sural Pendaftaran Objek P<Jjak Daerah yang selanjulnya disebul SPOPD adalah sural yang digunakan Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaROrkan Objek Pajak alau Usahanya ke DPPKA/Badan.

17. Nomo1 Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disebul NPWPD, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam Adminislrasi Perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri alas ldenlilas Wajib Pajak. dan untuk Wajib ~ajak dalam ~elaksanakan Hak dan Kewajiban PerpaJakan Daerah. 1" ~ . ~\\,~V"S

18. Sural PemberitahuanvPajak Daerah yang selanjulnya disebut SPTPD adalah sural yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan Perhitungan dan/atau Pembayaran Pajak, dan/atau obyek pajak, menurul ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

19. Su ral Kelelapan Pajak Daerah yang selanjutnya disebul SKPD adalah surat kelelapan pajak yang menentukan besamya jumlah pajak lerutang dan belum bersifal final.

20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Sayar yang selanjutnya disebut SKPDKB adalah sural kelelapan pajak yang menenlukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredil pajak, jumlah 1\ekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

21. Sural Keletapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disebul SKPDKBT adalah sural ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditelapkan.

22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang lebih lanjut di singkat SKPON adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

1 dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak lerutang dan tidak ada kredit pajak.

23. Surat Ketelapan Pajak Daerah Lebih Sayar yang lebih lanjut disingkat SKPDLB adalah sural ketetapan pajak yang menenlukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang lerutang alau lidak seharusnya terutang . pi-

Page 4: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

... . . 3

10. Subjek Pajak adal·ah orang pribadi atau bad an yang dapat dikenakan Pajak Daerah.

11. • Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Bad·an yang rnenurut ke'tentuan Peraturan Perundang-Undangan Perp·ajakafl Daerah, diwajibkan untuk melakukan Pembayaran Pajak yang terutang . Termasuk pemungut atau pemotong Pajak.

12. Penanggung Pajak adalah Oran·g Pribad·i ata·u Badan yang bertanggung jawab atas Pembayaran Pajak, termasuk wakil yang menjalankan Hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan Peraturan Perpajakan Daerah.

13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Persero-an Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi , Koperasi, dana pension , persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya.

14. Masa Pajak adalah jangka waktu yang larnanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

15. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

16. Surat Penuaftaran Obje·k Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SPOPD adalah surat yan·g digun <Jkan Wajib PC1jak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan Objek Pajak atau Usahanya ke DPPKA/Badan .

17. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah y-ang selanjutnya disebut NPWPD, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam Administrasi Perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atas ldentitas Wajib Pajak dan untuk Wajib Pajak dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban Perpajakan Daerah. · \:-.

18. Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SPTPD adalah surat yang oleh Waj ib Pajak digunakan untuk melaporkan Perhitungan dan/atau Pembayaran Pajak, dan/atau obyek pajak, menurut ketentuan peratL ran perundang-undangan perpajakan daerah.

19. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang *njutnya disebut SKPD ?~~Ah surat ketetapan pajak yang menentukan bes~r[lya jumlah pajak terutang- belum ~-· ·1 bersifa t final.

20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kuran·g Bayar yang selanjutnya disebut SKOOKB adalah surat ketet·apan pajak yang menentukan besarnya jumlah po~k pajak, jumlah kred it pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi ad ministrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanju·tnya disebut SKPDKBT adalah surat ketetapa·n pajak yang menentukan tambahan atas juml,ah pajak yang ditetapkan .

22. Su rat Kete tapan Pajak Daerah Nihil yan·g leb1h lanjut di singkat SKPDN adalah su ral ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tida·k terutang dan tidak ada kredit pajak.

23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang lebih lanjut disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kre·dit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

Page 5: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

I

0 ' '

4

24. Surat Tagihan Pajak Daerah yang lebih selanjutnya disebut STPD adalah surat untuk melakukan Tagihan Pajak dan/atau san ksi Administrasi berupa bunga dan/atau bunga dan/atau denda.

25 . Pembayaran Pajak Daerah adalah bes:amya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak sesu ai dengan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan STPD ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan .

26. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur un tuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal , penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan danpenyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegi·atan menghimpun dan men'golah data, keterangan , dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangwundangan perpajakan daerah.

28. Bon Penjualan atau Bill adalah dokumen bukti pembayaran atas pelayanan yang telah diberikan oleh Wajib Pajak/Peng·elola;

29. Menghitung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f Assesment, adalah cara pengh'itungan pajak yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak untuk me~hitung dan menyetor sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

30. Cara Taksasi (Non MPS)!Official Assesment, adalah cara penghitungan p·ajak, dimana jumlah pajak terutang setiap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak ditetapkan langsung oleh Kepala DPPKA.

BABII

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK

Pasal 2

(1) Dengan Nama penerangan jalan dipungut pajak atas setiap penggunaan tenaga listrik; · · ·

(2) Objek pajak adalah setiap pengguna tenaga listrik;

(3) Ten aga listrik sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini adalah tenaga listrik yang bersumber dari PLN .

(4) Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau Bad an yang dapat menggunakan tenaga listrik.

BAB Ill

RUANG LINGKUP

Pas.al 3

Peraturan Bupati ini mengatur hal-h <JI sebagai berikut

a. Pendaftaran dan Pelaporan;

b. Pemungutan Pajak meliputi :

1) Tata Cara Pemungutan;

2) Surat Tag ihan Pajak;

Page 6: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

•' .. ' ' •

5

3) Tata Cara Pembayaran dan Penagihan;

4) Keberatan dan Banding;

5) Pembetulan, Pembatalan , Pengurangar; Ketetapan , Penghapu·san atau Pengurangan Sanksi Admin istrasi ;

c. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; d. Kedaluarsa Penagihan ;

e. Pembukuan dan Pemeriksaan.

BAB IV

PEflAFT ARAN DAN PELAPORAN ·'

Pasal4

(1) PLN waj ib mendaftarkan usahanya dengan menggunakan SPOPD ke DPPKA.

(2) SPOPD diambil sendiri oleh PLN di DPPKA atau dapat diantar oleh petugas DPPKA.

(3) SPOPD harus diisi dengan tenar, jelas d:a-n lengkap dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di P~N .

(4) Setelah melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada PLN diberikan NPWPD, Surat Penunjukkan sebagai Wajib Pungut.

(5) Kepala DPPKA dapat menerbitkan NPWPD s·ecara jabatan, apabila PLN tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ).

Pasal 5

(1) PLN wajib menyampaikan data rekapitulasi p-eng-gtmaan listrik yang bersumber dari PLN oleh Wajib Pajak ke DPPKA setiap bulan b3ik yang prabayar maupun pasca bayar.

(2) Data sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) di atas sekurang·kurangnya meniuat jumlah wajib pajak, golongan pelanggan dan penggunaan listrik .

(3) Penyampaian data rekapitu lasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhir masa pajak.

(4) Data rekapitulasi dianggap tidak disampaikan, 9pabila tidak ditand·atangani oleh pejabat yang berwenang di PLN.

Pasal 6

(1) Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk atas perrrrohcman PLN, dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian rekapitulasi data paling lama 2 (dua) bulan setelah akhir masa pajak.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), diajukan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk., paling lambat sebelum berakhirnya batas waktu penyampaian rekapitulasi data.

Pas·al 7

Penyampaian data rekapitulasi setelah tanggal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat (3), dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.

Pasal 8

(1) PLN dengan kemauan sendiri dapat membetulkan data rekapitulasi yang te lah ;4-disampaikan, dengan menyampaikan surat pemyataan tertul is kepada Bupati atau j Pejabat yang ditunjuk, dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sesudah

Page 7: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

' .. ' ' .. . 6

berakhirnya masa Pajak, sepanjang DPPKA belum melakukan tindakan pemeriksaan.

(2) Dalam hal PLN membetulkan s-endiri data mkapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , yang mengakibatkan hutan·g pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak berakhirnya penyampaian data rekapitulasi sampai dengar. tanggal pembayaran karena

pembetu lan data rekapitulasi .

BAS V

PEMUNGUTAN P.A.J-AK PENERANGA~ J.ALAN

Bagian Kes-atw

Tata Cara P·emungutan

Pasa\9

Pajak Penerangan Jalan dipungut dengan cara menghitung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f

Assesment.

Bagian Kedua

Surat Taglhan Paj'ak

Pasal10

(1) Penagihan Pajak dilakukan terhadap pajak yang terutang dalam SKPD, SPTPD, SKPDf(B, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan , Sural Keputusan

Keberatan dan Putusan Pengadilan . (2) Penag ihan pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1), dilakukan dengan

terlebih dahulu memberikan surat teguran apabila telah melewati batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan.

(3) Surat Teguran sekurang-kurangnya memoat: a. nama wajib pajak dan atau penanggung pajak;

b. besamya hutang pajak;

c. perintah untuk membayar;

d. saat pelunasan hutang pajak.

Bagian Ketiga Tata Cara Pembayaran dan P·emr•gihan

Paragraf Kesatu Tata Cara Pembayaran

Pasa\11

( 1) Pembayaran pajak dilakukan melalui Kas Daerah a tau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati dengan menggunakan media SPlPD SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sesuai waktu yang ditentukan dal:am SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan

(2)

( 1)

STPD. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas o·aerah paling lambat 1 X 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Walikot·a.

Pasal 12 I

Pembayaran' pajak harus dilakuf n sekaligus atau lunas.

l - J

I

Page 8: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

7

(2) Bupati atcru Pejabat yang ditunjuk, atc.rs permohonan Wajib Pajak atau Penanggung P·ajak setelah memenuhi persyaratan yang dilentukan, dapat memberikan persetujuan u·ntuk mengarr~sur dan/atau menunda pajak dalam kurun waktu tertentu . · ·

(3) Angsu ran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah paj'ak ya!lg belum atau kurang dibayar.

(4) Bupati dapat memberikan persetujuan kep-ada Wajib Pajak untuk mengangsur dan/atau menunda pembayaran pajak s·ampai batas waktu yang ditentukan dengan dikenakan denda berupa denda 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

(5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan/atau menunda pembay·aran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) yaitu kegiatan usaha Wajib Pajak berdasarkan hasil p~meri ksaan men·galami kesulitan keuangan yang antara lain dibuktikan dengan perhitungan Acid Test Ratio/Quick Ratio kurang dari 1.

Paragraf Kedua Tata Cara Penagihan

Pasal13

(1) Penagihan Pajak dapat dilakukan sek'etika dan sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran, apabila berdasarkan laporan dari Wajib Pajak dan/atau instansi yang berwenang diketahui :

a. akan meninggalkan lncones ia untuk selama-lamanya, atau bemiat untuk itu ;

b. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau dikuasai dalam rangka men-ghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;

c. diindikasikan terdapat tanda-tanda tJahwa Wajib Pajak atau Penanggung Pajak akan membubarkan usahanya, c:ftau menggabungkan usahanya, atau memindahtangankan perusaha(!n yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh rregara;

e. terjadi penyitaan atas barang wajib pajak atau penanggung pajak oleh pihak ketiga, atau terdapat tanda-tanda kepailitan .

(2) Surat Perintah Penagihan Seke tika. dan Sekaligus, sekurang-kurangnya memuat :

a. nama wajib pajak atau nama wajib pajak dan penanggung pajak;

b. besarnya hutang pajak;

c. perin tah untuk membayar; dan

d. saat pelunasan pajak.

(3) Sura! Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan surat paksa.

(4) Pelaksana~rn Penagihan seketika dan sekaligus, dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku .

Pasal 14

(1) Pajak yang teru tang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, SrPD, Surat t.-, ~ Keputusan Pembetulan , Sural KeputuBan Keberatan, dan Putusan Banding r -

Page 9: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

. ''

(2)

yang lidak alau kurang dibaya 1· oleh Waj ib Pajak pada waklunya, dapat ditagih dengan Sural Paksa.

Sural Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbilkan , apabila:

a. wajib pajak atau perianggung pajak tidak melunasi utang pajak (jan kepadanya telah diterbitkan sural leguran atau sural peringalan atau stfat lain yang sejenis sesua1 peraturan perundang~undangan yang berlaku atau;

b. lerhadap wajib pajak alau penanggung paJak Ieiah dilaksanakan penagihan sekelika atau sekaligus atau;

c. wajib pajak alau penangg·ung p·ajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam kepulusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Pasal 15

(1) Sural Paks:a diberitahukan oleh Juru Sila Pajak dengan pernyataan dan penyerahan Salin an Sural Paksa, kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak.

(2) Pemberitah uan Sural Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam Berita Acara, yang sekurang-kwrang-nya memuat : a. hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa; b. nama juru sila pajak; c. nama yang menerima; d. tempal pemberilahuan sural paksa.

(3) Surat Paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada :

a. wajib pajak atau penanggung pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempal lain yang memungkinkan;

b. orang dewasa ya ng bertempat tinggal bersama alaupun yang bekerja di tempat usaha penanggung paj'ak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapal di jumpai ;

c. salah seorang ahl i waris ·a tau pelaksana wasiat a tau yang mengurus harta peninggalannya, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan hart'a warisan belum dibagi ;

d. para ahli waris , apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi.

(4) Sural Paksa lerhadap Badan Usaha diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada:

a. pengurus, kepala perwakilan , kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkuan, di tempat tinggal mereka, maupwn di tempat lain yang memungkinkan;

b. pegawai tetap di tempat kedudukan atau temp·at usaha badan yang bersangkuta11, apabila juru sita pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud pada huruf a.

(5) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan Pailit., Sural Paksa di beritahukan kepada Kuralor, Hakim Pengawas c:tau Balai Harta Peninggalan , dan dalam hal Wajib Pajak dinyalakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa diberitahukan kepada orang alau Badan Usaha yang dibebani untuk melakukan pemberesan, atau Likuidalor.

(6)~ Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seoran·g kuasa dengan Surat Kuasa Khusus u~tu~ menjalankan hak ~an kewaji~·an perpajakan, Surat Paksa dapat ~· · d1bentahukan kepada penenma kuasa d1maksud.

/

Page 10: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

9

(7) Apabila pemberitahuan Surat Paksa sebagaim-ana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak dapat dilaksanai<an, Surai R~sa disampaikan melalui lembaga Pemerintah Daerah setempat. "'

(8) Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung pajak tidak diketahui lempal linggalnya, tempat usaha, atau tempal kedudukannya, Penyampaian Sural Paksa dilaksanakan dengan cara menempelkan Sural Paksa pada papan pengumuman Kantor Pejabat yang menerbilkannya, mengumumkan melalui Media Massa, atau cara lain yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(9) Dalam hal Sural Paksa harus dilaksanakan diltJar wilayah kerja Pejabal, Pejabat dimaksud meminta banluan kepada Pejabal yang wilayah kerjanya melipuli tempat pelaksanaan Surat Paksa, kecual i dilelapkan lain oleh Walikola.

(1 0) Pejabat yang meminta b2ntuan sebagaimana dimaksud pad a ayat (9) , wajib membantu dan memberilahukan lindakan yang lelah dilaksanakan kepada Pejabat yang meminta banluan.

' ( 11) Dalam Hal Wajib Pajak a tau Penang~ung Pajak alau pihak·pihak yang dimaksud pada ayat (3) dan (4) menolak untuk menerima Surat Paksa, Juru Sita Pajak meninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam Berila Acara bahwa Penanggung Pajak lidak mau menerima Sural Paksa, dan sural dianggap telah diberitahuk<Jn.

(12) Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak alau Penanggung Pajak lidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan Sural Paksa.

Pasal 16

(1) Pelaksanaan Su rat Paksa tidak dapal dflanjutkan dengan penyitaan sebelum lewal 2 x 24 jam selelah Sural Paksa diheritahukan.

(2) Pelaksanaan Penagihan pajak dengan Surat Paksa, dilakukan sesu·ai dengan kelenluan peratu ran perundang-undangan yarrg berlaku.

Pasal 17

( 1) Apabila hulang pajak tidak dilonasi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pejabat menerbitkan Sural Perinlah melaksanakan Penyilaan .

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Penyitaan dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak dengan di saksikan oleh sekurang­kurangnya 2 orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru Sita Pajak dan d~pat dipercaya.

Setiap Pelaks~~an Pe.nyitaan, Jur~ Sita Paja~ me:nbual . ~e rit~ Acara Pelaksanaan S1ta ya ng d1tandatangan1 oleh Juru S1ta PaJak, WaJib PaJak atau Penanggung Pajak dan saksi-saksi. Walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan dengan syarat seorang saksi sebagaimana dimaksud pada ayal (2), berasal dari Pemerintah Daerah .

Dalam hal penyitaan dilaksanakan lidak dihadiri oleh Wajib Pajak atau Penangg ung Pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat (4), Berila Acara Pelaksanaan Sita dilandatangani Juru Sita Pajak dihari lain .

Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mem~nyai kekuatan mengikat, meskipun Penanggung Pajak menolak menandatangani Berila Acara Pelaksanaan Sita sebagaimana dimaksud pada ayal (3).

Sal inan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang ~ bergerak alau barang tid ak ?~rgerak y-ang .disila , atau barang bergerak atau ~ .. '· barang t1dak bergerak yang d1s1ta dan alau d1tempal-lempat umum.

Page 11: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

. ''

10

Pas-a! 18

( 1) Penyitaan dilaksanakan terhadap bararTg milik Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau ditempat lain termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan uang tertentu yang dapat berupa : a. barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai , dan deposito

berjangka, tabungan, saldo rekening, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu , obligasi saham, atau sural berharga laiMya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain ;

b. barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi tertentu.

(2) Penyitaan terhadap Wajib Pajak atau Penan~gung Pajak 8adan dapat dilaksanakan terhadap barang milik Perus:ahaan, Pengurus, Kepala Perwakilan, Kepala Cabang , Penarrggung Jawab, PBmilik Modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, ditemp·crt tinggal mereka maupun ditempat lain.

(3) Penyitaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan sampai dengan nilai bararTg yang disita diperkirakan cukup oleh Juru Sita Pajak untuk melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak.

(4) Pengajuan kebera'tan tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan.

Pasal 19

Penyitaan tambahan dapat dilaksanakan apabila : a. nilai barang yang disita nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan

pajak dan hutang pajak ;

b. hasil lelang barang yang telah disita tid ak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan hutang oajak.

Pasal 20

( 1) Apabila hutang pajak dan/atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan, Pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui Kantor Lelang Negara berdasarkan ketentuan yang berlaku .

Pas-a! 2'1

( 1) Lelang tetap dapat dilaks.anakan walaupun k-eberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak belum memperoleh keputusan keberatan.

(2) Lelan·g tetap dapat dilaksanakan tarlpa dihadiri Wajib Pajak dan atau Penanggung Pajak.

(3) Lelang tidak dilaksarrakan apabila Wajib Pajak atau Penanggung Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan, atau berdasarkan putusan pengadilan , atau putusan pengadilan pajak, 2tau objek lelang musnah.

( 1)

(2)

Pasal 22

Daerah mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pajak atas barang·barang milik Wajib Pajak dan Penanggung Pajak.

Ketentuan hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputp-i pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, bunga dan/atau .. denda, dan biaya penagihan pajak.

Page 12: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

. ' ' . ..

+ . :./ -

11

(3) Hak mendahulu untl.Jk tagihan pajak me~bihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali :

a. biaya perkara yang semata-mata diS'S:babkan suatu penghukuman untuk melelang suatu barang b'ergerak dan atau barang tidak bergerak;

b. biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang· dimaksud ; c. biaya perkara , yang semata-mat"a disebabkan pelelangan; d. hak lain yang ditetapkan oleh Walikota.

(4) Hak mendahulu itu hilang setelah melampau i waktu 2 tahun sejak tang-gal diterbitkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, dan surat keputusan Pembetulan, Surat Ke,putusan Keberatan , Putusan Banding, yang menyebabkan juml~h pa~k yang harus, dibayar bertambah, kecuali apabila dalam jangka waktu 2 t"ahun tersebut, Surat. Paksa untuk rrfembayar itu diberitahukan secara resmi, atau diberikan penundaan pembayaran .

(5) Dalam hal Surat Paksa untuk membayar dfberitahukan secara resmi , jangka waktu 2 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (4) , dih itung sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa, atau dalam hal diberikan penundaan pembayaran, jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut ditambah dengan jangka waktu penundaan pembayaran.

Bagian Keempat

Keberatan dan Banding

Pasal 23

(1) Wajib Pajak d·apai mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk atas suatu : a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN /STPD;

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN diterima oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan alasan yang jelas, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keada an diluar kekuasaannya.

(3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam waktl.J paling lama 12 (dua belas) bu lan sejak tanggal Surat Permohonan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah memberikan keputusan.

(4) Apabila sudah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan permohonan keberatan dianggap dikabulkan.

(5) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit 50% (lima puluh p-ersen) dari jumlah yang telah ditetapkan.

Pasal24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dalam jangka wakt"u 3 (tiga) bu lan setelah diterimanya keputusan keberatan.

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), tidak menunda ~- £_ kewajiban membayar pajak. /(-,

Page 13: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

. ..

..

12

Pasal 25

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaks-u-d dalam Pasal 23 atau banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dil<abulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bu lan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bu lan.

Bagian Kelima Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Keteta·pan dan Penghapusan atau Pengurangan Sanl\si Administrasi

Pasal 26

(1) Bupati karena jabatan at'au atas permohomrn Wajib Pajak dapat :

a. membetulkan SPTPD, SKPDKB, SKPDK8T, STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdap-at kesalahan tulis, kesalahan hi tung dan atau kekeliru an dalam penerapan peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah ;

b. membatalkan atau mengurangkan ketetap:an pajak yang tidak ben-ar;

c. Mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, bunga dan/atau denda dan kenaikan pajak yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

(2) Permoh·onan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan peng hapusan atau pengurangan sanksi a'dministrasi atas SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus disamp·aikan secara tertul is oleh Wajib Pajak kepada Bupati atau pejabat yang di tunjuk paling lambat 30 (tiga pu luh) hari sejak tangg'al diterima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD dengan memberikan alasan yang jelas.

(3) Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah harus memberikan keputusan.

(4) Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belc:rs} bu lan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) , Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan , pembetulan, pembatalan , pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

( 1)

(2)

BAB VI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMB·A YARAN

Pasal 27

Wajib, Pajak dapat me.ngajukan permohonan pengembalian kelebihan pemti'ayaran pajak kepada Bupati atau Pejabe1t yang ditunjuk.

Permbhonan sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1), dinyatakan secara tertul is dan ditandatangani, dengan sekurang-kurangnya memuat :

a. bukti setoran pajak;

b. bukti SPTPD;

c. dokumen atau keterangan yang menjadi dasar pembayaran pajak;

d. perhitungan pembayaran pajak menurut Wajib Pajak.

(3) Terhadap permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ~ terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak untuk mengetahui ). . . , kebenaran atas permohonan tersebut.

Page 14: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

13

(4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam- jangka waktu pa ling lama 12 bulan · sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana

dimaksud pad a ayat (1 ), harus memberikan keputusan dan rnenetbitkan SKPDLB dalam jangka waktu paling lama 1 bu lan.

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana d·imaksud pada ayat (4) Ielah dilampaui dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu kepu tusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan, dan SKPDKB harus diterbitkan d.alam jangka waktu paling lama 1 bulan . \ .

(6) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pc,:~fak yang sama atau utang pajak Oaerah lainnya, kelebihan pembayaran pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak ters-ebi~t .

(7) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak.'dllakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLS dengan menerbitkan Sural Perinlah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

(8) Apabila pengembalian kelebihan pembaYRran pajak dilakukan selelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak citerbitkannya ·SKPDLB, Bupali alau Pejabal yang dilunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan alas keterlambatan pembayaran ~elebihan pajak.

Pasal 28

Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhittrngkan dengan hutang pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayal (6), pembayaran dilakukan dengan cara pemind ahbukuan yang juga berlaku sebagai bukti pembayaran .

BAB Vll

KEDALUARSA PENAGIHAN

Pasa129

(1) Hak urrtuk melakukan penagihan pajak, kadaluwarsa setelah melamp·aui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak s-aat Terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang Perpajakan Oaerah .

(2) Kada luarsa Penag ihan Pajak sebagaimana di maksud pada ayat (1 ) tertangguhk·an apabila :

a. diterbitkan Sura! Teguran dan Sura! Paksa, alau ; b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun lidak

langsung .

BA8 VIII

PEMBUKUAN DAN PEMERII<SAAN

Pasal 30

(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang, melakukan pemeriksaan unluk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah dalam rangka melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Daerah.

(2) Wajib Pajak yang di periksa wajib :

a. merr:perlihatkan dan/atau meminjam~an buku atau catatan, dokumen y~ng ~ menJadl dasarnya dan dokumen lam yang berhubungan dengan objek J. pajak yang Terulang ;

Page 15: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

.... 14

b. memberikan kesempatan ur.tuk memas-u ki tempat atau mangan yang dianggap perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

c. memberikan keterangan yang diperlukan .

(3) Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan atau dokumen serta keterangan yang diminta, . Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kevrajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ).

Pa'S·al 31

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dalam bentuk:

a. pemeriksa<m lengkap;

b. pemetiksaan sederhana.

(2) Pemeriksaan lengkap sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1) huruf a, dii·akukan di tempat domisili atau di lokas! usaha Wajib Pajak, meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan dan atau tahun·tahun pajak seb'elumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknis pemeriksaan yang pada umumnya lazim digunakan dalam pemeriksaan.

(3) Pemeriksaan se·derhana sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf b dapat dilakukan:

a. di lapangan, meliputi seluruh jenis p·ajak untuk tahun pajak b'erjal~n atau tahun-tahun pajak sebelumnya dengan menerapkan teknik pemeriksaan dengan bobot yang sederhana;

b. di DPKD, meliputi jenis pajak tertentu untuk tahun pajak berjalan dengan menerapkan tekhnik pemeriksaan dengan bobot yang sederhana.

Pasal 32

( 1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dC!Iam Pasal 30 dilakukan dengan berpedoman pada norma pemeriksaan, yang memuat batasan terhadap pemeriksaan dan Wajib Pajak.

(2) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), dituangkan ke dalam Laporan Hasil Pemeriksaan .

(3) Terhadap temuan dalam pemeriks·aan yang sebagian tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh Wajib Pajak atau Wajib Pajak dan Penanggung Pajak, dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

(4) Hasil pembahasan akhir hasil pemeriksaan s-ebagaimana dimaksud pada ayat (3) , dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Petugas Pemeriksa dan Wajib Pajak yang bersangkutan.

(5) Berdasarkan Be rita Acara sebagaimana dimaksud pad a ayat (4) dan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dima'k'sud pada ayat (2), dapat diterbitkan SPTPO atau SKPDKB atau SKPDKBT atau SKPDN atau STPD.

Pasal 33

Norma pemeriksaan , pedoman laporan pemecriksaan dan lata cara pemeriksaan untuk setiap jenis pajak berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku .

Pas-al34

(1) Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk dapat melakukan penyegelan tempat atau J_ £ ruangan tertentu , apabila : 1"

Page 16: BPK Perwakilan Provinsi Papua | Leading by Example · 2014. 12. 15. · Kongsi, Koperasi, dana pension, persatuan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, bentuk

' . . 15

a. wajib pajak tidak memenuhi kewaj'iban seb'agaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2); atau

b. wajib pajak memperlihatkan pemb'ukcran, pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan.

(2) Penyegelan sebagaimana dima~sud pad a ayat (1) dilakukan sesuai peraturan perundang·undangan yang berlaku.

BAB IX

KETENTUAN PENUTU'F>

P·as.al 35

Hal-hal yang belum cukup dalam Peraturan ini, sepanjang terkait teknis pelaksanaannya diatur lebih dengan Keputusan Bupati Jayawijaya.

Pa-s·al 37

Peratu ran Bupati ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Ag ar setiap orang mengetah·uinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Be rita Daerah Kabupaten Jayawijaya.

·· ~. ,. l