borang portofolio tetanus
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta : dr. Rozi Yuliandi
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Dr. M Zein Painan
Topik :
Tanggal (kasus) : 08 Agustus 2011
Nama Pasien : Tn. S No. MR 11 79 38
Tanggal Presentasi : 20 September 2011 Pendamping : dr. Rahman Gusdiardi
Tempat Presentasi : Aula RSUD Dr. M Zein Painan
Objektif Presentasi :
Keilmuan √ Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik √ Manajemen √ Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa√ Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien laki-laki usia 55 tahun rujukan dari puskesmas Air Haji dengan keluhan
kejang sejak 1 hari yang lalu frekuensi > 3x, pasien sadar saat kejang, tidak bisa
menelan sejak 1 hari yang lalu, perut keras seperti papan sejak 1 hari yang lalu,
nyeri perut, susah bicara, mulut susah dibuka.
Tujuan Memberikan pertolongan pertama pada pasien tetanus, memberikan terapi yang
tepat, dan memberikan edukasi pada keluarga pasien tentang penyebab dan
pencegahan tetanus.
Bahan
Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus √ Audit
Cara
Membahas :
Diskusi Presentasi dan Diskusi √ E-mail Pos
Data
Pasien :
Nama : Tn. S No. Registrasi : 11 79 38
Nama Klinik : RSUD M Zein Painan Telp : - Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis /Gambaran Klinis : Tetanus Generalisata Derajat Berat
2. Riwayat Pengobatan : pasien sebelumnya sudah berobat di puskesmas dan diberikan terapi
infus D5% 20 tetes/menit dan injeksi diazepam ½ ampul
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : pasien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya
4. Riwayat Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang sakit yg sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan : pasien adalah seorang nelayan
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : -
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : riwayat imunisasi tetanus tidak
ada
Status generalisata :
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/i
Nafas : 20x/i
Suhu : 37 C
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan penyingkir diagnosis banding :
Mata : Konjuntiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor, RC +/+
Mulut : Trismus 1 cm
Leher : Kaku kuduk (+)
Thoraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : defans muskuler (+), hepar dan lien sulit dinilai, bising usus (+) normal
Ektremitas : rigiditas (+) , bekas luka amputasi di jari III tangan kanan, luka kotor, pus (+).
Pemeriksaan Penunjang : -
Laboratorium :
Hb : 14,8 gr%
Leukosit : 13.400/mm
Hematokrit : 44,9 %
Trombosit : 311.000/mm
GDR : 148 gr%
Daftar Pustaka :
1. Buku Ajar Ilmu Bedah De Jhong
2. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III
3. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term E ects of Medical Implants, ff
13(3)139–154 (2003)
4. Tetanus. USU digital library
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis : Tetanus Generalisata Derajat Berat
2. Penatalaksanaan tetanus
- Pertolongan pertama pada pasien tetanus
- Intervensi farmakologis
- Edukasi penyebab kejang dan kaku pada pasien tetanus.
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
Pasien laki-laki usia 55 tahun rujukan dari puskesmas Air Haji dengan keluhan kejang sejak 1 hari
yang lalu, tidak bisa menelan sejak 1 hari yang lalu, perut keras seperti papan sejak 1 hari yang lalu,
nyeri perut, susah bicara, mulut susah dibuka.Sebelumnya 14 hari yang lalu jari tengah tangan kanan
pasien terkena tali kapal dan diamputasi di puskesmas. Pasien tidak mendapat injeksi anti tetanus.
Objektif :
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/i
Nafas : 20x/i
Suhu : 37,5 C
Status Lokalis:
Mata : Konjuntiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor, RC +/+
Mulut : Trismus 1 cm
Leher : Kaku kuduk (+)
Thoraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : defans muskuler (+), hepar dan lien sulit dinilai, bising usus (+) normal
Ektremitas : bekas luka amputasi di jari III tangan kanan, luka kotor, pus (+).
Laboratorium :
Hb : 14,8 gr%
Leukosit : 13.400/mm
Hematokrit : 44,9 %
Trombosit : 311.000/mm
GDR : 148 gr%
Assestment (Penalaran Klinis):
1. Tetanus merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
racun tetanospasmin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani.Pada pasien ini port d’entrae
dari bakteri tersebut kemungkinan besar adalah dari luka pada jari tangan kanannya.
2. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 hari-4 minggu, namun dapat singkat hanya 1–2 hari
dan kadang–kadang lebih dari 1 bulan. Pasien mulai mengalami kejang dan kaku di seluruh
tubuh 14 hari setelah luka pada jari tangan kanannya.
3. Tetanus dapat timbul sebagai tetanus lokal, terutama pada orang yang telah mendapat
imunisasi. Gejalanya berupa kaku persisten pada otot di sekitar luka yang terkontaminasi basil
tetanus.Tetanus sefalik merupakan bentuk yang jarang dari tetanus lokal, yang terjadi setelah
trauma kepala atau infeksi telinga. Yang paling sering adalah tetanus umum atau generalisata.
Gejala pertama yang dirasakan pasien adalah kaku otot maseter.Selanjutnya timbul
opistotonus yang disebabkan oleh kaku kuduk, kaku leher dan kaku punggung. Selain dinding
perut menjadi keras seperti papan, tampak risus sardonikus karena kaku otot wajah dan
meluas ke otot-otot untuk menelan yang menyebabkan disfagia dan keadaan kekakuan
ektremitas. Pasien ini mengalami tetanus umum/generalisata karena gejala klinisnya
menunjukkan adanya spasme otot generalisata.
4. Untuk menentukan derajat keparahan tetanus, digunakan Philip Score (Terlampir). Pasien ini
termasuk derajat berat dengan skor philip : 17 dengan rincian :
Masa inkubasi : 11-14 hari : 2
Lokasi infeksi : ektremitas proksimal : 3
Imunisasi : tidak ada : 10
Faktor yang memberatkan : trauma atau penyakit ringan : 2
Pasien dengan tetanus berat seharusnya dirawat di ICU untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
5. Penatalaksanaan pada pasien tetanus meliputi
1. penatalaksanaan umum
Merawat dan membersihkan luka
Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka
mulut dan menelan. Hila ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral.
Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita .
Oksigen, pernafasan buatan dan trakeostomi bila perlu.
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Pemberian obat-obatan
Imunoglobulin tetanus manusia (TIG) merupakan pilihan utama dengan dosis 3000-6000 unit
intramuskular, biasanya dengan dosis terbagi.Menurut beberapa penelitian, dosis sebesar 500
unit sama efektifnya dengan dosis yang lebih tinggi.
Terapi antibiotik. Metronidazol merupakan antibiotik pilihan pada pasien tetanus.
Penggunaan metronidazol lebih efektif dibandingkan dengan penisilin dalam menurunkan
morbiditas dan mortalitas.
Untuk mengatasi spasme otot pada tetanus dapat diberikan terapi obat tunggal maupun
kombinasi. Regimen yang ideal adalah regimen yang dapat menekan aktivitas spasmodik
tanpa menyebabkan sedasi yang berlebihan dan hipoventilasi. Terapi utamanya adalah dengan
menggunakan benzodiazepin.
Pada penatalaksanaan umum pasien ini telah dilakukan perawatan luka dengan membuka jahitan pada
bekas luka, debridement dan pembuangan jaringan nekrotik. Kebutuhan nutrisi pada pasien diberikan
lewat jalur parenteral. Pemberian oksigen belum diperlukan karena pasien tidak mengalami sesak atau
gangguan airwaynya. Pasien seharusnya dipasang kateter untuk mengatur keseimbangan cairannya.
Pasien dianjurkan dirawat di ruang isolasi untuk menghindari rangsangan dari luar yang bisa
memperburuk keadaan pasien.
Pemberian obat-obatan pada pasien meliputi injeksi tetagam selama 3 hari berturut-turut yaitu : hari
1 :4 ampul, hari 2 : 4 ampul, Hari 3 : 3 ampul dengan total 11 ampul/ 2.750 IU. Terapi antibiotik yang
diberikan meliputi injeksi metronidazol 3x500 mg i.v dikombinasikan dengan ceftazidin 2x1 gram i.v
Untuk mengatasi spasme otot diberikan terapi berupa drip diazepam 1 ampul (10 mg) selang-seling
dengan injeksi luminal 1 ampul (100mg) i.m.
Plan :
Diagnosis : Tetanus Generalisata Derajat Berat
Pengobatan :
Perawatan luka (debridement)
IVFD D 5 % + diazepam 1 ampul drip 20 tts/I selang-seling injeksi luminal 2x1ampul(100
mg) i.m
Injeksi tetagam :
- hari 1 : 4 ampul i.m
- hari 2 : 4 ampul i.m
- hari 3 : 3 ampul i.m
injeksi ceftazidin 2x1 gram i.v (alergi test)
metronidazol infus 500 mg 3x1 i.v
rawat bedah (kamar gelap/isolasi)
Pendidikan :
Pendidikan pada pasien ini melibatkan pasien dan keluarganya. Dijelaskan kepada pasien dan
keluarganya mengenai kondisi penyakitnya, penyebab, dan komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh
penyakit tetanus tersebut.
Konsultasi :
Konsultasi dilakukan dengan bagian bedah tentang terapi pasien selanjutnya.
Rujukan
Pasien di anjurkan dirujuk ke RSUP Dr.M.Djamil Padang karena memerlukan perawatan secara
intensif di ICU
Kontrol
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Visite pasien di
bangsal
Setiap hari sampai
pasien dipulangkan
Gejala klinis seperti trismus, kaku kuduk, defans
muskuler berkurang secara bertahap sampai kembali
normal
Imunisasi Tetanus Setiap 5 tahun Dianjurkan imunisasi tetanus setiap interval 5 tahun
untuk mencegah tetanus
LAMPIRAN
Philip Score
Tolak Ukur Nilai
Masa Inkubasi < 48 jam 5
2-5 hari 4
6-10 hari 3
11-14 hari 2
>14 hari 1
Lokasi infeksi Internal/umbilical 5
Leher, kepala, dinding tubuh 4
Ekstremitas proksimal 3
Ekstremitas distal 2
Tidak diketahui 1
Imunisasi Tidak ada 10
Mungkin ada/ ibu mendapat 8
Lebih dari 10 tahun lalu 4
Kurang dari 10 tahun lalu 2
Proteksi lengkap 0
Faktor yang memberatkan Penyakit / trauma yang membahayakan jiwa 10
Keadaan yang tak langsung membahayakan jiwa 8
Keadaan yang tidak membahayakan jiwa 4
Trauma atau penyakit ringan 2
Pasien sehat 1
Keterangan:
Tetanus ringan : < 9
Tetanus sedang : 9-16
Tetanus berat :> 16