bm - copy

Upload: friezka-ezqriemer

Post on 25-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 bm - Copy

    1/15

    1. 4. Sinusitis Maksilarisinus maksilaris mempunyai hubungan erat dengan profesi Kedokteran Gigi karena akar gigi premolar dan

    molar sangat dekat dengan sinus ini dan memiliki persarafan yang sama sehingga sakit dari sinus maksilarismemberikan gambaran yang sama dengan sakit gigi. Disebabkan karena kedekatan ini pula, seringkali

    feksi gigi bisa menimbulkan infeksi pada sinus maksilaris dan tindakan pada gigi menimbulkan komplikasiada sinus maksilaris. Seperti terjadinya komunikasi oroantral atau masuknya benda asing pada sinus ini.elain itu keadaan patologis pada sinus sering ditemukan secara kebetulan pada radiografi gigi.lasan-alasan tersebut diantaranya menjelaskan dari sudut Kedokteran Gigi sinus maksilaris penting untukpahami baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terkena penyakit.natomi dan isiologi Sinus !aksilarisatas-Batasinus !aksilaris merupakan rongga berbentuk pyramid dan menempati sebagian besar korpus maksilarisengan puncak pada processus "ygomatikus maksilla. Dinding medial dibatasi oleh dinding lateral ka#umasi, atap dibatasi oleh dasar orbita, dan bagian anterior oleh permukaan depan maksilla $fosa kanina%.asarnya dibatasi oleh prosesus al#eolaris maksila yang mendukung gigi &, !, dan sebagai tulang palatum.ungsi Sinus Maksilaris

    Sebagai ruang tambahan untuk membantu memanaskan dan melembababkan udara pernapasan

    Alat resonansi yang mempengaruhi suara

    !engandung organ olfaktoria yang memiliki rasa penciuman

    &elindung untuk alat-alat yang terdapat dalam orbita dan cranial terhadap perubahan suhu yang

    terjadi di rongga hidung.1 Definisiinusitis maksilaris didefinisikan sebagai peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa sinus maksilaris,arena mukosa sinus sangat rentan terhadap infeksi, alergi dan neoplasma.

    .( Gambaran klinis

    .(.1 )adang!enimbulkan peningkatan jumlah sekresi dan edema pada mukosa sinosial. *ila kondisi ini berlanjut,ekresi akan mengisi sinus karena terganggunya fungsi silia, atau keduanya. Karena letak ostium sinus

    maksilaris tidak dipengaruhi oleh gaya gra#itasi, maka drainase yang normal bukan cara pera+atan ideal.ila drainase terganggu akan terjadi penurunan tekanan oksigen sebagian dan proliferasi bakteri pathogen.

    .(.( Sinusitius akutinusitis maksilaris akut sering terjadi setelah rhinitis alergikinfeksi #irus pada saluran pernapasan atas.lergi hidung yang kronis, adanya benda asing, dan de#iasi septi nasi dianggap sebagai prediposisi yangaling umum. Gejala akut ini dapat bersumber dari hidung yang mengalami alergi $rhinitis akut%, infeksi dariaerah faring $faringitis, adenoiditis, tonsillitis% dan dari infeksi gigi rahang atas premolar dan molar. Gejalakut ini dapat juga berasal dari berenang menyelam, trauma yang menyebabkan perdarahan mukosa sinusan barotraumas yang menyebabkan nekrosis mukosa. Gejala yang ditunjukkan adalah sebagai berikut

    Gejala sistemik demam dan lesu

    Gejala lokal terdapat sumbatan pada hidung, lender yang kental, kadang berbau dan dapat ber+arna

    kuning atau kuning kehijauan yeri pada daerah di ba+ah kelopak mata, nyeri di gigi, daerah dahi dan daerah depan telinga

    /erdapat pembengkakan di daerah muka, yaitu pada pipi dan kelopak mata ba+ah

    ari pemeriksaan sering terlihat adanya sekresi mukopurulen dalam hidumg dan nasofaring. /erdapat nyerialpasi dan tekan pada sinus dan gigi yang berkaitan dengannya. &emeriksaan mulanya memperlihatkanenebalana mukosa sinus yang sering digantikan dengan osifikasi karena meningkatnya pembengkakan

    mukosa atau adanya timbunan cairan didalam sinus atau keduanya.

    .(.0 Sinusitis kronisinusitis kronis dapat merupakan kelanjutan dari sinusitis akut, &erubahan-perubahan patologis padanusitis kronis biasanya bersifat irre#ersible, yang ditandai dengan penebalan mukosa dan pseudo polipengan mikroabses, granulasi, dan jaringan parut. Sinusitis kronis dapat bertahan dalam hitungan bulantau tahun. &era+atan sinusitis akut atau sinusitis kambuhan yang tidak memadai dapat menyebabkanegagalan regenerasi permukaan epitel bersilia. &ada akhirnya hal ini akan mengakibatkan kerusakan lebih

    auh dari pembuangan secret sinus yang mendorong terjadinya infeksi ulang. &enyembuhan oleh berbagaiebab seperti polip hidung , de#iasi septum, atau tumor juga berperan dalam etiologi sinusitis kronis.ejala yang terjadi sangat ber#ariasi terdiri dari

  • 7/25/2019 bm - Copy

    2/15

    1. Gejala hidung dan naso faring, berupa secret di hidung dan secret pasca nasal(. Gejala faring, yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok0. Gejala telinga, berupa gangguan pendengaran karena tersumbatnya tuba eustahius'. Adanya sakit kepala. Gejala mata, oleh karena penjalaran infeksi melalui duktus naso lakrimalis2. Gejala saluran napas kadang terdapat komplikasi di paru berupa bronchitis, bronkoektasis atau asma

    bronkiale3. Gejala di saluran cerna oleh karena mukopus yang tertelan, sering terjadi pada anak. /erdapat secret

    kental dan purulen dari meatus medius atau meatus superior di nasofaring atau turun ke tenggorok.

    .(.' /raumaedera yang mencapai sinus maksilaris terjadi pada kasus le fort 5 dan 55, fraktur kompleksygomatikomaksilaris, blo+ out orbita dan fraktur prosesus maksila bagian posterior. Dengan adanyaauma, dinding antrum mengalami fraktur atau remuk dan pelapisnya robek, sehingga sinus akan terisiarah. *aik trauma langsung maupun cedera tidak langsung yang diakibatkan oleh penangan fraktur mukaang berhubungan $ biasanya pendekatan transnatal% berperan dalam terjadinya sinusitis pascatrauma.inusitis juga dapat mengalami cedera pada pencabutan gigi rahang atas dan pada pelasanaanenanganan patologis gigi yang berdekatan. )egion molar pertama rahang atas merupakan darah yangaling sering berhubungan dengan keterlibatan sinus, diikuti oleh regio molar kedua dan premolar kedua.

    .0 &emeriksaan radiografi#aluasi radiografi dari sinus paling bagus diperoleh dengan proyeksi +aters dengan muka menghadap kea+ah dan proyeksi +aters dengan modifikasi tegak. Gambaran yang sering didapat dari sinus akut adalahpasifikasi dan batas udara atau cairan. Sinusitis kronis sering digambarkan dengan adanya penebalan

    membrane pelapis. 7esi jinak lainnya misal mucocele dan kista dentigerus, juga dapat terlihat dengan jelas.alam mendiagnosisi trauma penggunaan foto panoramic, +aters, oklusal dan periapkal maupun tomografion#ensional, serta penelitian dengan 4/ sangat membantu.

    .' &engobatan8alaupun penatalaksanaan sinusitis maksilaris kronis dan akut bukan termasuk dalam +ilayah pera+atan

    okter gigi, akan tetapi bila keadaan ini menunjukkan keterlibatan gigi sebagai penyebab, dibutuhkan

    eikusertaan dokter gigi dalam penanganan atau pera+atannya. 9ntuk melakukan pera+atan sinusitismaksilaris akut obat-obatan yang sesuai adalah antibiotik spectrum luas ampisilin dan sefaleksin. :ika

    ketahui terdapat aspergillus sinusitis, maka harus diberikan antimikotik yang tepat, biasanya denganmphotericin *, dekongestan antihistamin sisitemik misalnya pseudoefinefrin, dan tetes hidung sepertihenyleprine akan sangat berguna pada fase dini dan pera+atan. :ika terdapat keadaan alergi yang

    mendasari kondisi tersebut maka pemberian bahan antialergi kadang sangat membantu. 9ntukmenghilangkan atau menyembuhkan gejala yang timbul dapat diberikan kompres panas pada muka dan

    nalgesik. *ila penyembuhannya lambat, lebih dari sepuluh hari, kemungkinan dibutuhkan irigasi antrummelalui fossa canina. Selain terapi yang tepat untuk kondisi akut, sinusitis kronis kemungkinanmembutuhkan pembedahan untuk mendapatkan ostium $lubang% sinus yang baru. ;al ini dapat diperolehmelalui prosedur nasoantrostomi yang bertujuan untuk membuat jendela nasoantral pada meatus nasalis

    ferior.ila penyebab sinusitis adalah karena infeksi gigi maka penatalaksanaannya meliputi pera+atan padaumber absesnya. &era+atan ini terdiri atas terapi antibiotik yang disertai dengan inisiasi dan drainase bilaindikasikan, dan terapi lanjutan yang meliputi pera+atan endodontik atau pencabutan gigi penyebab.rosedur CALDWELL-Lucrosedur 4ald+ell-7uc digunakan untuk membuat jalan masuk peroral ke sinus maksilaris melalui fossaanina. 7esi jinak pada antrum yang berasal dari epitel pelapis atau yang berasal dari gigi $odontogen% atauenyebab lainnya, dieksisi atau dienukleasi melalui jalur ini. 9ntuk mengambil benda asing ataupunemeriksaan dan pera+atan didnding orbita dan fraktur tertentu pada "ygomaticomaksilaris juga digunakan

    alur sama.

  • 7/25/2019 bm - Copy

    3/15

    ead lamp $lampu kepala% atau probe fiberoptik. Setelah pengambilan lesi, sinus diirigasi dengan larutanaline steril dan kemudian diperiksa.raumaedera yang mengenai sinusmaksilaris merupakan keadaan yang sangat sering didapatkan pada frakturajah bagian tengah. /anda-tanda radiograf yang umum didapatakan adalah opasifikasi akibat perdarahane dalam sinus dan fraktur $ cacat bertingkat% dinding lateral. /anda-tanda ini bila berdiri sendiri bukan

    merupakan tanda-tanda indikasi keterlibatan sinus. Sebaliknya, bila tidak ada tanda-tanda keterlibatan sinusainnya seperti fraktur dasar orbita atau adanya fragmen tulang atau benda asing atau keduanya, makaapisan sinus biasanya tidak terganggu. &enatalaksanaan secara konser#atif dengan menggunakanekongestan sistemik, tetes hidung, dan antibiotic, bila diindikasikan akan meningkatkan pembersihan sinusecara normal, yang biasanya berlangsung antara 1@ sampai 1' hari.. Sinus !aksilaris/erbentuk pada usia fetus bulan 5= yang terbentuk dari prosesus maksilaris arcus 5.*entuknya piramid, dasar piramid pada dinding lateral hidung, sedang apenya pada pars "ygomaticus

    maillae.!erupakan sinus terbesar dengan #olume kurang lebih 1 cc pada orang de+asa.*erhubungan dengan . 4a#um orbita, dibatasi oleh dinding tipis $berisi n. infra orbitalis% sehingga jika dindingnya rusak makaapat menjalar ke mata.. Gigi, dibatasi dinding tipis atau mukosa pada daerah &( !o1ar.

    Ductus nasolakrimalis, terdapat di dinding ca#um nasi.

    . Sinus 6thmoidalis/erbentuk pada usia fetus bulan 5=.Saat lahir, berupa (-0 cellulae $ruang-ruang kecil%, saat de+asa terdiri dari 3-1 cellulae, dindingnya tipis.*entuknya berupa rongga tulang seperti sarang ta+on, terletak antara hidung dan mata*erhubungan dengan . ossa cranii anterior yang dibatasi oleh dinding tipis yaitu lamina cribrosa. :ika terjadi infeksi pada daerahnus mudah menjalar ke daerah cranial $meningitis, encefalitis dsb%..

  • 7/25/2019 bm - Copy

    4/15

    epala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempatain$0%

    . Sinusitis !aksilarisinus maksila disebut juga Antrum ;ighmore, merupakan sinus yang sering terinfeksi oleh karena $1%

    merupakan sinus paranasal yang terbesar, $(% letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekretdrenase% dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, $0% dasar sinus maksila adalah dasar akargi $prosesus al#eolaris%, sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, $'% ostium sinus

    maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat$3%ada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena. &ada

    nusitis maksila nyeri terasa di ba+ah kelopak mata dan kadang menyebar ke al#eolus hingga terasa digi. yeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga$0%

    8ajah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya se+aktu naik atauurun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk. Sekret mukopurulen dapateluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. *atuk iritatif non produktif seringkali ada$C%

    . Sinusitis 6thmoidalisinusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih la"im pada anak, seringkali bermanifestasi sebagai selulitis orbita.arena dinding leteral labirin ethmoidalis $lamina papirasea% seringkali merekah dan karena itu cenderung

    ebih sering menimbulkan selulitis orbita.ada de+asa seringkali bersama-sama dengan sinusitis maksilaris serta dianggap sebagai penyertanusitis frontalis yang tidak dapat dielakkan.ejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri dibola matatau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. yeri alih di pelipis $0%,post nasal drip dan sumbatandung$C%

    . Sinusitis rontalisinusitis frontalis akut hampir selalu bersama-sama dengan infeksi sinus etmoidalis anterior.ejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi harian memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan-lahan mereda hingga menjelang malam.asien biasanya menyatakan bah+a dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat pembengkakan

    upra orbita.

    . Sinusitis Sfenoidalisada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di #erte, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah

    mastoid. amun penyakit ini lebih la"im menjadi bagian dari pansinusitis, sehingga gejalanya sering menjadiatu dengan gejala infeksi sinus lainnya$3%

    . Gejala

  • 7/25/2019 bm - Copy

    5/15

    emeriksaan mikrobiologik sebaiknya diambil sekret dari meatus medius atau meatus superior. !ungkintemukan bermacam-macam bakteri yang merupakan flora normal di hidung atau kuman patogen, sepertineumococcus, streptococcus, staphylococcus dan haemophylus influensa. Selain itu mungkin jugatemukan #irus atau jamur$3%.

    . /erapiiberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik $((' jam%. Antibiotik yang diberikan lini 5 yakniolongan penisilin atau cotrimoa"ol dan terapi tambahan yakni obat dekongestan oral topikal, mukolitikntuk memperlancar drenase dan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. &ada pasien atopi, diberikanntihistamin atau kortikosteroid topikal. :ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik diteruskan sampai

    mencukupi 1@-1' hari. :ika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi antibiotik lini 55 selama 3 hari yaknimoksisilin kla#ulanatampisilin sulbaktam, cephalosporin generasi 55, makrolid dan terapi tambahan. :ikada perbaikan antibiotic diteruskan sampai mencukupi 1@-1' hari.ka tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgen-polos atau 4/ Scan dan atau naso-endoskopi.*ila dariemeriksaan tersebut ditemukan kelainan maka dilakukan terapi sinusitis kronik. /idak ada kelainan makalakukan e#aluasi diagnosis yakni e#aluasi komprehensif alergi dan kultur dari fungsi sinus.erapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi ke orbita atautrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret tertahan oleh sumbatan.

    rbita, jaringan lunak dan kranium. &emeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronis atauerkomplikasi.. Komplikasi orbitainusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. &embengkakan orbitaapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak diekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita.erdapat lima tahapan . &eradangan atau reaksi edema yang ringan. /erjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalisdekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbitaan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif mengin#asi isi orbita namun pus belum

    erbentuk. Abses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan proptosisan kemosis.. Abses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. /ahap ini disertai denganejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular

    mata yang tersering dan kemosis konjungti#a merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yangmakin bertambah.

    . /rombosis sinus ka#ernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui saluran #ena kedalam sinusa#ernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik.ecara patognomonik, trombosis sinus ka#ernosus terdiri dari

  • 7/25/2019 bm - Copy

    6/15

    memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.

    . Komplikasi 5ntra Kranial

    . !eningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinusaranasalis dapat menyebar sepanjang saluran #ena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti

    e+at dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.. Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitisontalis. &roses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang

    erkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.bses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. Gejala yang

    mbul sama dengan abses dura. Abses otak, setelah sistem #ena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan

    metastatik secara hematogen ke dalam otak.erapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang

    mengalami abses dan pencegahan penyebaran infeksi.

    .

  • 7/25/2019 bm - Copy

    7/15

    .'.( Spasia bukalpasia bukalis terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan !. buccinators dan berisi kelenjararotis dan n. facialis. Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi mailla dan mandibula.enyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-gigi posterior, terutama !olar mailla. Spasia bukal

    menjadi berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hinggaerlekatan !. buccinators.ejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. Keterlibatan spasia bukal dapat menyebabkanembengkakan di ba+ah lengkung "ygomatic dan daerah di atas batas inferior dari mandibula. Sehinggaaik lengkung "ygomatic dan batas inferior mandibula ampak jelas pada infeksi spasi bukal.

    .'.0 Spasia mastikasi $masseter, pterygoid, temporal%ka infeksi spasia primer tidak ditangani secara tepat, infeksi dapat meluas ke arah posterior hingga

    melibatkan spasia facial sekunder. Ketika spasia sekunder telah ikut terlibat, infeksi menjadi lebih berat,apat menyebabkan komplikasi hingga kematian, dan lebih sulit untuk ditangani. ;al ini dikarenakan spasiaekunder dikelilingi oleh jaringan ikat fascia yang sedikit sekali mendapat suplai darah. Sehingga infeksiada spasia ini sulit ditangani tanpa prosedur pembedahan untuk mengeluarkan eksudat purulen.asia masseter Spasia masseter berada di antara aspek lateral mandibula dan batas median m.

    masseter. 5nfeksi ini paling sering diakibatkan penyebaran infeksi dari spasia bukalis atau dari infeksiaringan lunak di sekitar !olar ketiga mandibula. Ketika spasia masseter terlibat, area di atas sudut rahangan ramus menjadi bengkak. 5nflamasi m. masseter ini dapat menyebabkan trismus

    asia ter!gomandi"ular Spasia pterygomandibular berada ke arah median dari mandibula dan ke arahateral menuju m. pterygoid median. Area ini merupakan area tempat penyuntikan larutan anastesi localsuntikan ketika dilakukan block pada saraf al#eolar inferior. 5nfeksi pada area ini biasanya merupakanenyebaran dari infeksi spasia sublingual dan submandibula.

    nfeksi pada area ini juga sering menyebabkan trismus pada pasien, tanpa disertai pembengkakan. 5ni lahang menjadi dasar diagnosa pada infeksi iniasia temoral Spasia temporal berada pada posterior dan superior dari spasia master danterygomandibular. Dibagi menjadia dua bagian oleh m. temporalis. *agian pertama yaitu bagian superficialang meluas menuju m. temporalis, sedangakn bagian kedua merupakan deep portion yang berhubunganengan spasia infratemporal. infeksi ini, baik superficial maupun deep portion hanya terlihat pada keadaanfeksi yang sudah parah. Ketika infeksi sudah melibatkan spasia temporalis, itu artinya pembengkakan

    udah terjadi di sepanjang area temporal ke arah superior menuju arcus "ygoamticus dan ke posteriormenuju sekeliling mata.

    pasia masseter, pterygomandibular, dan temporal juga dikenal sebagai spasia matikator. Spasia ini salingerhubungan, sehingga ketika salah satunya mengalami infeksi maka spasia lainnya berkemungkinan juga

    erkena infeksi

    .'.' Spasia submandibula dan sublingualerletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. 5nfeksi berasal dari gigi molar mandibulaengan ujung akar di ba+ah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. Gejala infeksi berupa pembengkakan padaaerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismusngan.

    edua spasia ini terbentuk dari perforasi lingual dari infeksi molar mandibula, dan dapat juga disebabkanfeksi pada premolar. Eang membedakan infeksi tersebut apakah submandibula atau siblingual adalaherlekatan dari !. mylohyoid pada ridge mylohyoid pada aspek medial mandibula. :ika infeksi mengikis

    medial aspek mandibula di atas garis mylohyoid, artinya infeksi terjadi pada spasia lingual $sering terjadiada gigi premolar dan molar%. Sedangkan jika infeksi mengikis aspek medial dari inferior mandibula hingga

    mylohyoid line , spasia submandibular pun dapat terkena infeksi.!olar ketiga mandibula paling sering menjadi penyebab spasia primer mandibula. Sedangkan molar keduamandibula dapat mengakibatkan baik spasia sublingual maupun submandibular.

    pasia sublingual berada di antara mucosa oral dasar mulut dan m. mylohyoid. *atas posteriornya terbukangga berhubungan langsung dengan spasia submandibular dan spasia sekunder mandibula hingga aspekosterior. Secara klinis, pada infeksi spasia sublingual sering terlihat pembengkakan intraoral, terlihat padaagian yang terinfeksi pada dasar mulut. 5nfeksi biasanya menjadi bilateral dan lidah menjadi terangkatmeninggi%pasia submandibula berada di antara m. mylohyoid dan lapisan kulit di atasnya serta fascia superficial.atas posterior spasia submandibula berhubungan dengan spasia sekunder dari bagian posterior rahang.

    nfeksi pada submandibular menyebabkan pembengakakan yang dimulai dari batas inferior mandibulangga meluas secara median menuju m. digastricus dan meluas ke arah posterior menuju tulang hyoid.

  • 7/25/2019 bm - Copy

    8/15

    etika bilateral submandibula, sublingual dan submentalis terkena infeksi, inilah yang disebut denganud+igFs angina. 5nfeksi ini menyebar dengan cepat kea rah posterior menuju spasia sekunder mandibula.ulit menelan hampir selalu terjadi pada infeksi ini, disertai dengan ele#asi dan displacement lidah sertaengerasan superior submandibula hingga tulang hyoidasien yang mengalami infeksi ini biasanya mengalami trismus, mengeluarkan sali#a, kesulitan menelanahkan bernafas yang dapat berkembang menjadi obstruksi nafas atas yang dapat menyebabkan kematian..'. Spasia submentalpasia submental berada di antara anterior bellies dari m. digastricus dan di antara m. mylohyoid denganulit di atasnya. Spasia ini biasanya terjadi karena infeksi dari incisor mandibula. 5ncisor mandibula cukupanjang untuk dapat menyebabkan infeksi mengikis bagian labial dari tulang apical hingga perlekatan m.

    mentalis. Gejala infeksi berupa bengkak pada garis midline yang jelas di ba+ah dagu. 5nfeksi juga dapaterjadi pada batas inferior mandibula hingga ke m. submentalis

    .'.2 7ud+igFs Anginae#inisi7ud+igFs Angina ialah keadaan dimana adanya sepsis cellulitis di regio submandibular. Kebanyakanasus, penyakit ini disebabkan oleh infeksi gigi molar rahang ba+ah hingga dasar mulut $akar gigi melekatada otot mylohyoid% karena ekstraksi. 5nfeksi ini berbeda dari jenis cellulitis post-ekstraksi lainnya. ;altama yang membedakannya adalah

    1. 5ndurasinya kuat. Adanya gangrene dengan keluarnya cairan serosanguinous yang meragukan ketikadilakukan incise dan tidak jelas apakah itu adalah pus.

    (. Spasia yang terlibat $submandinular, submental, sublingual% terbentuk bilateral.0. &asien biasanya dalam kondisi openmouth, dasar mulutnya ele#asi dan lidahnya protusi. Kondisi iniyang menyebabkan pasien sulit bernafas.

    tiologi 5nfeksi ini disebabkan oleh streptokokus hemolitik, +alaupun bisa jadi disebabkan pula olehmiksturasi antara bakteri aerob dan anaerob.

    e%ala dan tanda klinis sakit dan bengkak pada leher, leher menjadi merah, demam, sali#a bertambah,dah bergerak kaku, dan ada edematous di laryn, lemah, lesu, mudah capek, rasa dingin, bingung danerubahan mental, dan kesulitan bernapas $gejala ini menunjukkan adanya suatu keadaan darurat% yaitubstruksi jalan nafas. &asien 7ud+igs angina akan mengeluh bengkak yang jelas dan lunak pada anterior

    eher, jika dipalpasi tidak terdapat fluktuasi.erai &ada kasus ini pasien dapat diberi antibiotik dengan spektrum luas dan terapi suportif. &ada kasus

    kut dilakukan tracheostomy. :ika tidak ada progress, dapat dilakukan pembedahan dengan duaasanuntuk melepaskan tekanan jaringan dan drainase.

    &omlikasi Komplikasi paling serius dari 7ud+igs angina adalah adanya penekanan jalan nafas akibatembengkakan yang berlangsung hebat dan dapat menyebabkan kematian.

    .'.3 Spasia faringealatas anatomi Spasia ini perluasan dari dasar tengkorak di tulang sphenoid menuju tulang hyoid di inferioran terletak antara otot pterygoid medial di aspek lateral dan superior faringeal konstriktor aspek medial. Diagian depan dibatasi oleh pterygomandibular raphe dan meluas ke bagian posteriomedia fasciare#ertebral. &rosessus styloid, associated muscles, dan facia membagi spasia ini menjadi kompartemennterior yang mengandung selubung carotid dan beberapa ner#us cranial.

    e%ala dan tanda klinis in#eksi /anda klinis yang terlihat ialah trismus yang cukup berat yang merupakaneterlibatan otot pterygoid mediaH pembengkakan leher lateral, terutama sudut inferior mendibulaH danembengkakan dinding faringeal lateral.ke arah midline. &asien dengan kasus ini biasanya sulit menelanan demam.

    .'.C Spasia retrofaringealatas anatomi Spasia ini terletak di belakangan jaringan lunak aspek posterior faring. Di bagian depanbatasi oleh konstriktor faringeal superiorH bagian muka dan posterior oleh alar layer fascia pre#etebral.pasia ini bera+al dari dasar tengkoran dan meluas ke arah inferior di #ertebra 43 atau /1, di mana fasciaar menyatu dengan fascia buccopharyngeale%ala dan tanda klinis in#eksi $1%

  • 7/25/2019 bm - Copy

    9/15

    uperior oleh Ithoracic inletJ dan di inferior oleh diafragma. !ediastinum terdiri dari tiga area anterosuperiormediastinum, middle mediastinum, posterior mediastinum. !ediastinitis adalah peradangan di daerahmediastinum yang terdiri dari mediastinitis akut dan kronik $fibrosing mediastinitis%.

    en!e"aran in#eksi Dalam kasus ini faktor penyebab diperkirakan berasal dari otitis media yangerkembang menjadi mastoiditis lalu menyebabkan osteitis dan periostitis yang akan mendestruksi korteksari mastoid lalu menyebar melalui fasia leher ke dalam mediatinum.e%ala dan tanda klinis &ada kasus ini dijumpai gejala klinis berupa demam hilang timbul, sesak nafas,yeri menelan serta ri+ayat penyakit penyerta berupa diabetes, mastoiditis kronis dan infeksi telinga, padaemeriksaan fisik tak didapatkan kelainan. Gejala klinis ini sesuai dengan kepustakaan dimana demam yangtimbulkan bersifat lo+grade dan dapat menjadi hectic bila kontaminasi terhadap mediastinum teruserlangsung, gejala lainnya dapat berupa pembengkakan pada daerah leher, nyeri pada substernal, nyeriada prekordial dalam, punggung dan epigastrium yang dapat menyerupai gejala akut abdomen.ada pemeriksaan fisik dapat dijumpai panas tinggi, takikardi, edema dari leher dan kepala, emfisemaubkutan. &ada orang de+asa distress pernafasan dapat terjadi yang mengindikasikan terjadinyaneumotorak atau efusi pleura sedangkan pada anak anak dapat terjadi pernafasan stakato akibat nyeriaat bernafas.erai/erapi pembedahan dengan kombinasi penggunaan antibiotik dalam kasus ini sudah tepat yaituntuk drainase abses sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan drainase abses dapat dengan

    orakotomi seperti kasus diatas khususnya pada pasien yang sakit berat atau melalui pendekataner#icomediastinal dimana insisi pararel dengan !. sternokleidomastoideus, lalu diretraksi ke lateral, maka

    erdapat akses ke sarung karotis dan ruang pretrakeal serta retro#iseral, cara ini dapat digunakan untukrainase mediastinum sampai ke le#el #ertebra torakal empat di posterior dan percabangan trakea dinterior. Aspek inferior mediastinum harus di drainase transpleura ekstrapleura, melalui bidang posteriorari iga yang bersangkutan. 1,(8alaupun saat ini telah diperkenalkan berbagai cara pencucian mediastinumaitu pendekatan subiphoid, median sternotomy dan thorakoskopi, tetapi posterolateral torakotomi tetap diekomendasikan dan merupakan kombinasi terbaik dengan 4/ scan toraks serial +alaupun gejala klinis darifeksi tak ditemukan. /rombolitik intrapleura dengan dosis urokinase '@@ 59Kghari dapat digunakanntuk penanganan komplikasi mediastinitis berupa empiema sehingga cairan dapat di drainase melaluielang 8SD.

    .'.1@ /erapi infeksi spasia +ajah

    da lima hal yang ditempuh dalam dalam mengatasi infeksi spasia ini, diantaranya adalah1. !edical support untuk mengoreksi pertahanan imun, termasuk di dalamnya pemberian analgesic.(. &emberian antibiotik yang tepat, yakni dosis tinggi bakterisidal yang diberikan secara intra#ena.

    1. Surgical remo#al(. Surgical drainage0. 6#aluasi konstan dari pera+atan infeksi

    1.

  • 7/25/2019 bm - Copy

    10/15

    'steomielitis suurati# 'steomielitisnonsuurati#

  • 7/25/2019 bm - Copy

    11/15

    ada pembedahan gigi, trauma +ajah yang melibatkan gigi, pemakaian ka+at gigi, atau pemasangan alatain yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi $apapun yang dapat menarik

    gi dari socketnya% dapat menyebabkan bermulanya osteomyelitis.elain penyebab osteomyelitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkan trauma berupa patah tulang yang

    erbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogenmenyebar melalui aliran darah%. 5nflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh strukturang membentuk tulang, mulai dari medulla, korte dan periosteum dan semakin parah pada keadaanenderita dengan daya tahan tubuh rendah.

    n#asi bakteri pada tulang spongiosa menyebabkan inflamasi dan edema di rongga sumsum $marro+paces% sehingga menekan pembuluh darah tulang dan selanjutnya menghambat suplay darah. Kegagalan

    mikrosirkulasi pada tulang spongiosa merupakan faktor utama terjadinya osteomyelitis, karena area yangerkena menjadi iskemik dan tulang bernekrosis. Selanjutnya bakteri berproliferasi karena mekanismeertahanan yang banyak berasal dari darah tidak sampai pada jaringan dan osteomyelitis akan menyebarampai dihentikan oleh tindakan medis.ada regio maillofacial, osteomyelitis terutama terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi odontogeniktau sebagai hasil dari trauma. ;ematogenous osteomyelitis primer langka dalam region maillofacial,mumnya terjadi pada remaja. &roses de+asa diinisiasi oleh suntikan bakteri kedalam tulang rahang. 5niapat terjadi dengan ekstraksi gigi, terapi saluran akar, atau fraktur mandibulamaksila. A+alnya

    menghasilkan dalam bakteri yang diinduksi oleh proses inflamasi. Dalam tubuh host yang sehat, proses iniapat self-limitingdan componentdapat dihilangkan. /erkadang, dalam host normal dan compromised host,

    al ini potensial untuk proses dalam kemajuannya kepada titik dimana mempertimbangkan patologik.engan inflamasi, terdapat hyperemia dan peningkatan aliran darah ke area yang terinfeksi. /ambahaneukosit didapatkan ke area ini untuk mela+an infeksi. &us dibentuk ketika suplay bakteri berlimpah danebris sel tidak dapat dieliminasi oleh mekanisme pertahanan tubuh. Ketika pus dan respon inflamasi yangerikutnya terjadi di sumsum tulang, tekanan intramedullary ditingkatkan dibuat dengan menurunkan suplayarah ke region ini. &us dapat berjalan mele+ati ha#ersian dan #olkmannFs canal untuk menyebarkanseluruh tulang medulla dan cortical. &oint terakhir yang terjadi adalah ketika pus keluar jaringan lunak daritraoral atau ektraoral fistulas.

    8alaupun maksila dapat terkena osteomyelitis, hal itu sangat jarang bila dibandingkan dengan mandibula.lasan utamanya adalah bah+a peredaran darah menuju maksila lebih banyak dan terbagi atas beberaparteri, dimana membentuk hubungan kompleks dengan pembuluh darah utama. Dibandingkan dengan

    maksila, mandibula cenderung mendapat suplai darah dari arteri al#eolar inferior. Alasan lainnya adalahadatnya overlying cortical bonemandiblemenghambat penetrasi pembuluh darah periosteal.

    . Simptom dan tanda klinisejala a+alnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini

    mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel kadang tidak menimbulkan sakit yangmembuat menderita.

    asien dengan osteomyelitis regio maillofacial dapat memperlihatkan gejala klasik, yaituSakit&embengkakkan dan erythema dari overlying tissuesAdenopathy

    Demam intermittent&aresthesia pembuluh darah al#eolar inferior

    M Gigi goyang

    /rismus!alaiseistulasfistel $saluran nanah yang bermuara di ba+ah kulit%ada osteomylitis akut sering terjadi pembengkakan dan erythema jaringan. Demam sering muncul dalamsteomyelitis akut. Paresthesia inferior alveolar nerveadalah tanda klasik dari tekanan pada inferior al#eolarer#e dari proses inflamasi dalam tulang medulla mandibula. /rismus mungkin ada jika ada respon inflamasialam otot mastikasi dari regio maillofacial. &asien biasanya malaise dan lelah, yang akan menyertaieberapa infeksi sistemik. Akhirnya baik intraoral maupun ekstraoral, fistulas biasa terjadi pada fase kroniksteomyelitis regio maillofacial.eriapical and interdental osteolyticlesionpada regio anterior mandibula( 3 minggu setelah onset ge$alalinis osteomyelitisada fase akut osteomyelitis, terlihat leukocytosis dengan left shift, biasa dalam beberapa infeksi akut.eukocytosis relatif banyak dalam fase kronis osteomylitis. &asien mungkin juga menunjukkan erythrocyteedimentation rate$6S)% and C-reactive protein$4)&% yang tinggi. *aik 6S) maupun 4)& adalah indikator

    http://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/osteolytic.aspxhttp://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/lesion.aspxhttp://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/osteomyelitis.aspxhttp://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/lesion.aspxhttp://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/osteomyelitis.aspxhttp://www.medcyclopaedia.com/Home/library/glossaries/osteolytic.aspx
  • 7/25/2019 bm - Copy

    12/15

    ang sangat sensitif dari inflamasi tubuh dan sangat tidak spesifik.

  • 7/25/2019 bm - Copy

    13/15

  • 7/25/2019 bm - Copy

    14/15

    urang bereaksi terhadap infeksi. Karena itu kalau giginya akan diekstraksi, hendaknya melalui pendekatanerupa pengambilan tulang yang cukup untuk memudahkan ekstraksi dan menambahkan pendarahan. &adaasus dengan pengambilan tulang yang banyak, defeknya bisa diperbaiki dengan transplantasi tulang.

    .3.0

  • 7/25/2019 bm - Copy

    15/15

    /. 0oma.1 Definisiancrum oris atau noma merupakan suatu penyakit gangren yang menyebar dengan cepat dan

    memengaruhi jaringan padat dan lunak dari +ajah, biasanya disebabkan oleh spirochaeta anaerob.ancrum oris biasanya menyerang anak-anak umur (- tahun. &enyebab pasti penyakit ini sebenarnya

    masih tidak diketahui. Akan tetapi, oral hygiene yang buruk, sistem imun yang lemah,past historycampak,carlet fe#er, tifoid, malaria, tuberculosis, kanker, dan ;5= merupakan faktor predisposisi..( Gambaran klinisancrum oris memiliki gejala seperti spot kemerahan atau keunguan yang sakit pada margin al#eolar,mumnya terdapat pada regio molar atau premolar. *iasanya diikuti ulserasi yang sangat cepat dan

    mengenai jaringan tulang. 9lserasi biasa terdapat pada lipatan labiogingi#al dan mukosa bibir dan pipi. Anakada tahap ini mengalami sore mouth( fetid odor( swollen( dan tender lips and chee)( profuse salivation dan

    oul foctor. Dalam dua atau tiga hari bisa terdapat diskolorisasi menjadi hitam pada bagian luar bibir, pipi danroses gangrenous akan menjalar ke hampir seluruh jaringan pada +ajah, baik itu pada tulang, gigi,

    mukosa, otot dan kulit. *au busuk dan rongga mulut yang bernanah $purulent oral discharge% berhubunganengan sali#asi yang terlalu banyak, anoreia, dan lymphadenopathy leher yang jelas.ada fase akut, anak-anak yang terserang biasanya mengalami kesakitan, anaemic, aphatetic daneringkali measle, gastroenteritis atau bronchopneumonia. Secara sistemik, pasien biasanya mengalamiemam, takikardia, tachypnea dan anoreia. :ika tidak segera ditangani, maka penyakit ini akan berakibat

    atal.ematian pada penderita cancrum oris dapat disebabkan predisposing factor seperti typhoid atauneumonia atau bisa juga karena adanya komplikasi seperti dehidrasi, aspiration pneumonia atauepticemia.

    .0 !ikrobiologi dan pathogenerdapat mikroorganisme yang terlibat sebagai penyebab noma, salah satunya yaitu &usobacteriumecrophorum. . necrophorum dapat menguraikan sebagian dermonekrotik metabolit toksik. &ada anak-nak, bakteri ini diperoleh melalui kontaminasi fecal, yang disebabkan sanitasi lingkungan yang rendah.