Blood Urea Nitrogen (BUN)

Blood urea nitrogen (BUN) measures the amount of urea nitrogen, a waste product of protein metabolism, in the blood. Blood urea nitrogen (BUN) mengukur jumlah nitrogen urea, sebuah produk limbah metabolisme protein, dalam darah. Urea is formed by the liver and carried by the blood to the kidneys for excretion. Urea dibentuk oleh hati dan dibawa oleh darah ke ginjal untuk ekskresi. Because urea is cleared from the bloodstream by the kidneys, a test measuring how much urea nitrogen remains in the blood can be used as a test of renal function. Karena urea dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal, tes mengukur berapa banyak nitrogen urea dalam darah tetap dapat digunakan sebagai tes fungsi ginjal. However, there are many factors besides renal disease that can cause BUN alterations, including protein breakdown, hydration status, and liver failure. Namun, ada banyak faktor selain penyakit ginjal yang dapat menyebabkan perubahan BUN, termasuk pemecahan protein, status hidrasi, dan gagal hati.

Reference values for BUN : (values may differ slightly from laboratory to laboratory for all tests; the nurse should consult the laboratory manual in each agency for reference values) Nilai referensi untuk BUN: (nilai mungkin sedikit berbeda dari laboratorium ke laboratorium untuk semua tes; perawat harus berkonsultasi manual laboratorium di masing-masing instansi untuk referensi nilai)

Adult: 7-20 mg/100 ml; men may have slightly higher values than women Dewasa: 7-20 mg/100 ml; orang mungkin memiliki nilai-nilai yang sedikit lebih tinggi daripada perempuan

Pregnancy: values decrease about 25% Kehamilan: nilai penurunan sekitar 25%

Newborn: values slightly lower than adult ranges Baru lahir: nilai sedikit lebih rendah daripada dewasa berkisar

Elderly: values may be slightly increased due to lack of renal concentration Lansia: nilai tersebut mungkin akan sedikit meningkat karena kurangnya konsentrasi ginjal

Increased BUN Peningkatan BUN

An increase in the BUN level is known as azotemia. Kenaikan tingkat BUN dikenal sebagai azotemia. An elevated BUN may be caused by: Sebuah peningkatan BUN dapat disebabkan oleh:

Impaired renal function Fungsi ginjal Congestive heart failure as a result of poor renal perfusion Gagal jantung

kongestif akibat miskin perfusi ginjal Dehydration Dehidrasi

Shock Shock Hemorrhage into the gastrointestinal tract Pendarahan ke dalam saluran

pencernaan Acute myocardial infarction Infark miokard akut Stress Stres Excessive protein intake or protein catabolism Asupan protein yang

berlebihan atau protein katabolisme

Diseased or damaged kidneys cause an elevated BUN because the kidneys are less able to clear urea from the bloodstream. Ginjal sakit atau rusak menyebabkan peningkatan BUN karena ginjal kurang mampu jelas urea dari aliran darah. In conditions in which renal perfusion is decreased, such as hypovolemic shock or congestive heart failure, BUN levels rise. Dalam kondisi di mana perfusi ginjal menurun, seperti hypovolemic shock atau gagal jantung kongestif, Tingkat BUN meningkat. A patient who is severely dehydrated may also have a high BUN due to the lack of fluid volume to excrete waste products. Because urea is an end product of protein metabolism, a diet high in protein, such as high-protein tube feeding, may also cause the BUN to increase. Seorang pasien yang mengalami dehidrasi berat mungkin juga memiliki BUN tinggi karena kurangnya volume cairan untuk mengeluarkan produk-produk limbah. Karena urea adalah hasil akhir dari metabolisme protein, diet tinggi protein, seperti protein tinggi tabung pemberian makanan, mungkin juga menyebabkan BUN meningkat. Extensive bleeding into the gastrointestinal (GI) tract will also cause an elevated BUN because digested blood is a source of urea. Ekstensif perdarahan ke gastrointestinal (GI) saluran juga akan menyebabkan peningkatan BUN karena darah dicerna adalah sumber urea. For example, a hemorrhage of one liter of blood into the GI tract may elevate the BUN up to 40mg/ml. Sebagai contoh, pendarahan dari satu liter darah ke saluran cerna dapat mengangkat BUN hingga 40mg/ml.

Decreased BUN Penurunan BUN

A decreased BUN may be seen in: Sebuah menurun BUN dapat dilihat di:

Liver failure Kegagalan hati Malnutrition Malnutrisi Anabolic steroid use Penggunaan steroid anabolic Overhydration, Which can result from prolonged intravenous fluids

Overhydration, manakah yang dapat hasil dari infus berkepanjangan Pregnancy (due to increased plasma volume) Kehamilan (karena

meningkatnya volume plasma) Impaired nutrient absorption Gangguan penyerapan gizi Syndrome of inappropriate anti-diuretic secretion (SIADH) Sindrom yang

tidak tepat sekresi anti diuretik (SIADH)

Because urea is synthesized by the liver, severe liver failure causes a reduction of urea in the blood. Just as dehydration may cause an elevated BUN, overhydration causes a decreased BUN. Karena urea disintesis oleh hati, gagal hati berat menyebabkan pengurangan urea dalam darah. Sama seperti dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan BUN, menyebabkan penurunan overhydration BUN. When a person has "syndrome of inappropriate anti-diuretic secretion" (SIADH), the anti-diuretic hormone responsible for stimulating the kidney to conserve water causes excess water to be retained in the bloodstream rather than being excreted into the urine. Ketika seseorang memiliki "sindrom yang tidak tepat sekresi anti diuretik" (SIADH), anti-diuretik hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang ginjal untuk melestarikan kelebihan air menyebabkan air akan tetap dalam aliran darah daripada menjadi diekskresikan ke dalam urin. SIADH can cause the BUN level, along with other important substances, to decrease because the fluid volume of the bloodstream may significantly increase. SIADH dapat menyebabkan tingkat BUN, bersama dengan zat-zat penting lainnya, untuk menurun karena volume cairan dalam aliran darah dapat meningkat secara signifikan.

SIADH SIADH

Pathophysiology Patofisiologi

Hyponatremia and sometimes hypervolemia resulting from elevated plasma ADH/vasopressin. ADH causes the distal tubule to reabsorb more water but not sodium. Hiponatremia dan kadang-kadang tinggi hypervolemia plasma yang dihasilkan dari ADH / vasopresin. ADH menyebabkan tubulus distal untuk reabsorb lebih banyak air tapi tidak natrium.

Causes Penyebab

Cranial injury- ADH released from posterior pituitary Cranial luka-ADH dilepaskan dari hipofisis posterior

Cancer - Small cell cancers, esp. Kanker - kanker sel kecil, esp. lung, produce ADH paru-paru, menghasilkan ADH

Infections- intracranial, lung infection Infeksi-

intrakranial, infeksi paru-paru

Drugs- including SSRIs Obat-termasuk SSRI

Treatment Perawatan

Fluid restriction or isotonic saline IV Cairan pembatasan atau salin isotonik IV

An assessment of the BUN is used as a gross index of glomerular function. Penilaian terhadap BUN digunakan sebagai indeks kasar fungsi glomerulus. Because the BUN is affected by the patient's hydration status, it is a less sensitive indicator of declining renal function than a creatinine clearance test. Karena BUN dipengaruhi oleh status hidrasi pasien, itu adalah indikator kurang sensitif penurunan fungsi ginjal dari tes bersihan kreatinin. A BUN of over 100 mg/dl is a panic value. Sebuah BUN lebih dari 100 mg / dl adalah nilai panik.