blok disaster 2010-draft for e learning

31
TERMINOLOGI DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Adaptasi (Adaptation): Penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap stimulus iklim nyata atau yang diharapkan serta dampak-dampaknya, yang mengurangi kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang memberi manfaat. Analisa ancaman (Hazard analysis): Analisis Identifikasi, telaah serta pemantauan ancaman bahaya apapun untuk menentukan potensi, asal-usul, karakteristik dan perilakunya. Aturan-aturan untuk mendirikan bangunan (Building codes): serangkaian keputusan atau peraturan dan standar-standar terkait yang dimaksudkan untuk mengendalikan aspek-aspek desain, konstruksi, bahan-bahan, perubahan dan pemakaian struktur-struktur yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia, termasuk ketahanan pada keruntuhan dan kerusakan. Ancaman (Hazard): Suatu fenomena, substans, aktivitas manusia atau kondisi berbahaya yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan. Ancaman alamiah (Natural hazards): Proses atau fenomena alam yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak- dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan. Ancaman biologis (Biological hazard): Proses atau fenomena yang bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis, termasuk keterpaparan terhadap mikro-organisme yang bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, sakit atau dampak- dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan. Ancaman geologis (Geological hazard): Proses atau fenomena geologis yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera atau

Upload: rezki-maulana-dalimunthe

Post on 10-Aug-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

km,jkgyhftdfjghfyufgtygfhjbhvbvghfctrdfcgchgchgvjh

TRANSCRIPT

Page 1: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

TERMINOLOGI DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Adaptasi (Adaptation): Penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap stimulus iklim nyata atau yang diharapkan serta dampak-dampaknya, yang mengurangi kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang memberi manfaat.

Analisa ancaman (Hazard analysis): Analisis Identifikasi, telaah serta pemantauan ancaman bahaya apapun untuk menentukan potensi, asal-usul, karakteristik dan perilakunya.

Aturan-aturan untuk mendirikan bangunan (Building codes): serangkaian keputusan atau peraturan dan standar-standar terkait yang dimaksudkan untuk mengendalikan aspek-aspek desain, konstruksi, bahan-bahan, perubahan dan pemakaian struktur-struktur yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia, termasuk ketahanan pada keruntuhan dan kerusakan.

Ancaman (Hazard): Suatu fenomena, substans, aktivitas manusia atau kondisi berbahaya yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Ancaman alamiah (Natural hazards): Proses atau fenomena alam yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Ancaman biologis (Biological hazard): Proses atau fenomena yang bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis, termasuk keterpaparan terhadap mikro-organisme yang bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Ancaman geologis (Geological hazard): Proses atau fenomena geologis yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Ancaman hidro-meteorologis (Hydro-meteorological hazard): Proses atau fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis atau oseanografis yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Ancaman sosial-alami (Socio-natural hazard): Fenomena meningkatnya kejadian peristiwa-peristiwa ancaman bahaya geofisik dan hidrometeorologis tertentu seperti tanah longsor, banjir, tanah ambles, dan kekeringan, yang diakibatkan oleh interaksi antara ancaman bahaya-ancaman bahaya alam dengan sumber daya lahan dan lingkungan yang dimanfaatkan secara berlebihan atau ruak.

Ancaman teknologi (Technological hazards): Suatu ancaman bahaya yang berasal dari kondisi teknologi atau industri, termasuk kecelakaan, prosedur berbahaya, kegagalan prasarana atau aktivitas khusus oleh manusia, yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Bantuan/respons (Relief/response): Pemberian layanan tanggap darurat dan bantuan umum selama atau segera setelah terjadinya sebuah bencana yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi dampak-dampak kesehatan, memastikan keselamatan umum dan memenuhi kebutuhan dasar subsistens penduduk yang terkena dampak.

Bencana (Disaster): Sebuah gangguan serius terhadap berfungsinya sebuah komunitas atau

Page 2: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

masyarakat yang mengakibatkan kerugian dan dampak yang meluas terhadap manusia, materi, ekonomi dan lingkungan, yang melampaui kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak tersebut untuk mengatasinya menggunakan sumber daya mereka sendiri.

Degradasi lingkungan (Environmental degradation): Menurunnya kapasitas lingkungan untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan sosial dan ekologi.

Fasilitas-fasilitas menentukan (Critical facilities): Struktur fisik utama, fasilitas dan sistem teknis yang sangat penting secara sosial, ekonomi atau operasional bagi berfungsinya satu masyarakat atau komunitas, baik dalam kondisi rutin dan dalam kondisi ekstrem sebuah keadaan darurat.

Gas rumah kaca (Greenhouse gas/GHG): Konstituen gas dalam atmosfer, baik alamiah maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan radiasi thermal infra merah yang dipancarkan permukaan bumi, atmosfer itu sendiri dan awan.

Kapasitas (Capacity): Gabungan antara semua kekuatan, ciri yang melekat dan sumber daya yang tersedia dalam sebuah komunitas, masyarakat atau organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang disepakati.

Kapasitas bertahan (Coping capacity): Kemampuan penduduk, organisasi dan sistem untuk menghadapi dan mengelola kondisi-kondisi, keadaan darurat atau bencana yang merugikan dengan menggunakan ketrampilan dan sumber daya yang ada.

Kerentanan (Vunerability): Karakteristik dan kondisi sebuah komunitas, sistem atau aset yang membuatnya cenderung terkena dampak merusak yang diakibatkan ancaman bahaya.

Kesadaran publik (Public awareness): Tingkat pengetahuan masyarakat umum tentang risiko-risiko bencana, faktor-faktor yang mengakibatkan ancaman bahaya dan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan secara perorangan dan kolektif untuk mengurangi keterpaparan dan kerentanan pada ancaman bahaya.

Kesiapsiagaan (Preparedness): Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, lembaga-lembaga profesional dalam bidang respons dan pemulihan, serta komunitas dan perorangan dalam mengantisipasi, merespons dan pulih secara efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada atau saat ini ada.

Ketangguhan/tangguh (Resilience/resilient): kemampuan sebuah sistem, komunitas atau masyarakat yang terpapar ancaman bahaya untuk bertahan terhadap, menyerap, berakomodasi dengan dan pulih dari dampak-dampak sebuah ancaman bahaya dengan tepat waktu dan efisien, termasuk melalui pemeliharaan dan pemulihan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasar yang paling diperlukan.

Keterpaparan (Exposure): Penduduk, harta benda, sistem-sistem atau elemen-elemen yang ada di kawasan ancaman bahaya yang oleh karenanya bisa berpotensi mengalami kerugian/kehilangan.

Langkah-langkah struktural/nonstruktural (Structural/non structural measures):Langkah-langkah struktural (Structural measures): Segala konstruksi fisik untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan dampak yang ditimbulkan oleh ancaman bahaya, atau penerapan teknik-teknik rekayasa untuk mewujudkan ketangguhan dan daya tahan struktur-struktur atau sistem-sistem; Langkah-langkah nonstruktural (non structural measures): Segala langkah yang tidak melibatkan konstruksi fisik yang menggunakan pengetahuan, praktik atau kesepakatan untuk mengurangi risiko dan dampak, khususnya melalui kebijakan dan hukum, peningkatan kesadaran masyarakat, pelatihan dan pendidikan.

21

Page 3: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Manajemen risiko bencana (Disaster risk management): Proses sistematis dalam menggunakan peraturan administratif, lembaga dan ketrampilan serta kapasitas operasional untuk melaksanakan strategi-strategi, kebijakan-kebijakan dan kapasitas bertahan yang lebih baik untuk mengurangi dampak merugikan yang ditimbulkan ancaman bahaya dan kemungkinan bencana.

Mitigasi (Mitigation): Pengurangan atau pembatasan dampak-dampak merugikan yang diakibatkan ancaman bahaya dan bencana terkait. Dalam konteks perubahan iklim, mitigasi merujuk pada aksi-aksi yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Osilasi Selatan El Nino (El Niño-Southern Oscilation/ENSO)/La Niña: Suatu interaksi kompleks antara Samudra Pasifik tropis dan atmosfer global yang mengakibatkan episode-episode perubahan samudra dan pola-pola cuaca yang terjadi secara tidak teratur di banyak belahan bumi, yang seringkali menimbulkan dampak besar seperti berubahnya habitat kelautan, perubahan curah hujan, banjir, kekeringan dan perubahan pola-pola badai.

Partisipasi (Participation): Suatu proses keterlibatan semua pemangku kepentingan secara setara dan aktif dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dan strategi-stragegi dan dalam analisis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evauasi aktivitas-aktivitas.

Pembangunan berkelanjutan (Sustainable development): Pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ia terdiri dari dua konsep kunci: konsep “kebutuhan”, khususnya kebutuhan mendasar penduduk dunia yang miskin yang harus mendapatkan prioritas utama; dan gagasan tentang “pembatasan” yang diterapkan oleh kondisi teknologi dan pengorganisasian sosial tentang kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan di masa mendatang (Komisi Brundtland, 1987)

Pemulihan (Recovery): Restorasi - dan perbaikan jika perlu - fasilitas, penghidupan dan kondisi hidup komunitas yang terkena dampak bencana, termasuk upaya-upaya untuk mengurangi faktor-faktor risiko bencana.

Pencegahan (Prevention): Penghindaran total dari dampak-dampak merugikan yang diakibatkan ancaman bahaya-ancaman bahaya dan bencana-bencana terkait.

Pengalihan risiko (Risk transfer): Proses pengalihan konsekuensi finansial yang ditimbulkan risiko-risiko tertentu secara formal maupun informal dari satu pihak ke pihak lain dimana sebuah rumah tangga, komunitas, badan usaha atau kewenangan negara akan mendapatkan sumber daya dari pihak lain setelah sebuah bencana terjadi, sebagai ganti atas manfaat sosial atau finansial yang sedang berjalan atau yang bersifat sebagai kompensasi in exchange for ongoing or compensatory social or financial benefis yang diberikan kepada pihak lain tersebut.

Pengelolaan keadaan darurat (Emergency management): Pengaturan dan pengelolaan sumber daya dan tanggung jawab untuk menangani segala aspek keadaan darurat, khususnya tahapan kesiapsiagaan, respons dan pemulihan awal.

Pengembangan kapasitas (Capacity development): Proses dimana penduduk, lembaga dan masyarakat secara sistematis mendorong dan mengembangkan kapasitas mereka seiring dengan waktu untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan ekonomi, termasuk melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan, sistem dan kelembagaan.

Pengkajian Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment/EIA): Proses dimana dampak-dampak sebuah usulan proyek atau program dievaluasi, dilakukan sebagai bagian tak terpisahkan dari proses-proses perencanaan dan pengambilan keputusan dengan tujuan untuk membatasi atau mengurangi dampak merugikan yang ditimbulkan proyek atau program.

22

Page 4: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Pengkajian/analisis risiko (Risk assessment/analysis): Sebuah metodologi untuk menentukan sifat dan cakupan risiko dengan menganalisis potensi ancaman bahaya dan mengevaluasi kondisi-kondisi kerentanan yang ada yang bersama-sama berpotensi untuk merugikan/merusak penduduk yang terpapar serta harta benda, layanan, penghidupan dan lingkungan tempat mereka bergantung.

Pengurangan risiko bencana (Disaster risk reduction): Konsep dan praktik mengurangi risiko-risiko bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan keterpaparan terhadap ancaman bahaya, pengurangan kerentanan penduduk dan harta benda, pengelolaan lahan dan lingkungan secara bijak, dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-peristiwa yang merugikan.

Peramalan (Forecast): Pernyataan pasti atau perkiraan statistik tentang suatu kejadian di masa mendatang (UNESCO, WMO).

Peremajaan (Retrofitting) atau Peningkatan (Upgrading): Penguatan atau peningkatan struktur-struktur yang ada agar lebih tanggap dan tangguh terhadap dampak-dampak merusak yang ditimbulkan ancaman bahaya.

Perencanaan tata guna lahan (Land use planning): Proses yang dilakukan oleh pihak berwenang pemerintah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan menentukan berbagai pilihan yang berbeda tentang pemanfaatan lahan, termasuk pertimbangan tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam jangka panjang serta dampaknya terhadap berbagai komunitas yang berbeda dan kelompok-kelompok kepentingan, disusul oleh penyusunan dan pengesahan rencana-rencana yang menggambarkan pemanfaatan yang diijinkan atau diterima.

Peringatan dini (Early warning): Serangkaian kapasitas yang diperlukan untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi peringatan untuk memungkinkan orang perorangan, komunitas dan organisasi yang terancam ancaman bahaya untuk bersiap dan mengambil tindakan secara tepat dan dalam waktu yang memadai untuk mengurangi kemungkinan kerugian atau kehilangan.

Perubahan iklim (Climate change): Suatu perubahan dalam iklim yang berlangsung selama berdekade-dekade atau lebih lama yang diakibatkan oleh penyebab-penyebab alamiah atau aktivitas manusia.

Platform nasional untuk pengurangan risiko bencana (National platform for disaster risk reduction): Suatu istilah generik untuk mekanisme-mekanisme nasional untuk pedoman koordinasi dan arahan kebijakan tentang pengurangan risiko bencana yang bersifat multi-sektoral dan antardisiplin dengan partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat sipil serta melibatkan seluruh entitas terkait di dalam sebuah negara.

Risiko (Risk): Gabungan antara kemungkinan terjadinya suatu peristiwa dan dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya. Risiko bencana = Bahaya x kerentanan /Kapasitas

Risiko bencana (Disaster risk): potensi kerugian yang diakibatkan bencana terhadap nyawa, status kesehatan, penghidupan, aset dan layanan yang dapat terjadi pada satu komunitas atau masyarakat tertentu selama jangka waktu tertentu di masa mendatang.

Risiko yang dapat diterima (Acceptable risk): Tingkat potensi kerugian yang dianggap bisa diterima oleh sebuah masyarakat atau komunitas dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, politis, budaya, teknis dan lingkungan yang ada.

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Systems/GIS): Analisis yang menggabungkan database relasional dengan interpretasi dan keluaran spasial yang seringkali berbentuk peta. Suatu definisi yang lebih lengkap adalah: program-program komputer untuk

23

Page 5: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

menangkap, menyimpan, memeriksa, memadukan, menganalisis dan menampilkan data tentang bumi yang telah dirujuk secara spasial. (Participatory Vulnerability and Capacity Analysis Training Pack, 2009).

24

Page 6: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

GAMBARAN UMUM BLOK 21 DISASTER MANAGEMENT

Blok Disaster management merupakan Blok ke 21 dari Kurikulum Ilmu Kedokteran Berbasis Kompetensi dengan metode Problem-Based Learning. Kegiatan Blok ini membutuhkan waktu selama 7 minggu termasuk 1 minggu untuk evaluasi, dengan muatan 5 SKS.

Blok Disaster management ini akan memberikan pemahaman yang menyeluruh dan keterampilan yang tepat, praktis dan sederhana sesuai dengan jenjang akademik mahasiswa dalam bidang manajemen bencana. Blok ini juga menekankan pada pentingnya kerjasama yang baik antara profesi dokter dengan seluruh komponen masyarakat dalam manajemen bencana.

Dengan bekal konsep pengajaran di atas, para mahasiswa diharapkan kelak akan mempunyai pola pikir yang sama bahwa di dalam penanggulangan bencana tidak mungkin profesi kedokteran bekerja sendirian namun justru kita harus berada dalam satu sistim yang mempu bekerjasama dengan siapapun. Meskipun demikian, kemampuan profesionalisme kedokteran harus tetap dikedepankan, dengan selalu meng-update ilmu dan keterampilan melalui berbagai pelatihan kelak sehingga peranan dokter akan menjadi bagian utama di dalam patient care & patient safety pada setiap penanggulangan bencana yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kalaupun harus bekerjasama dengan siapapun. Blok ini penting mengingat letak geografis Indonesia yang menjadikannya wilayah yang rawan bencana.

URGENSI BLOK DISASTER MANAGEMENT

Blok Disaster management penting untuk dibahas mengingat berbagai bencana yang terjadi di berbagai tempat di wilayah Indonesia seakan menjadi bencana hampir setiap minggu. Setiap bencana selalu ada korban baik yang meninggal, hilang, cedera dan tidak sedikit yang kehilangan harta benda. Demikian juga untuk Nanggroe Aceh Darussalam, gempa hebat diikuti tsunami pada 26 Desember 2004 seakan masih kuat ada dalam ingatan kita, masih terlintas begitu hebatnya cobaan yang Allah SWT berikan kepada kita. Sebagian besar Wilayah NAD dengan segala isinya luluh lantak dalam hitungan menit yang menyisakan tangis pilu karena begitu banyak yang meninggal, hilang maupun cidera dan tak terhitung harta benda yang lenyap, rusak tak bisa digunakan lagi. Manajemen bencana bertujuan untuk mengurangi, atau menghindari, potensi kerugian dari bahaya, menjamin bantuan cepat dan tepat untuk korban bencana, dan mencapai pemulihan yang cepat dan efektif.

Dengan demikian Blok 21 ini akan membekali para masiswa, dasar pemahaman tentang bencana, bekal kemampuan apa yang harus dipunyai, bagaimana mereka mampu berkomunikasi, koordinasi, dan sinkronisasi dengan korban bencana, keluarganya maupun dengan pihak-pihak terkait yang turut berperan dalam penanggulangan berbagai jenis bencana.

HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYA

25

Manajemen bencana yang mempunyai fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi dengan berbagai stake holder dalam penanaganan bencana yang bertujuan untuk mengurangi, atau menghindari potensi kerugian dari adanya bahaya, menjamin bantuan cepat dan tepat untuk korban bencana, dan tercapainya pemulihan yang cepat dan efektif.

Page 7: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Blok Disaster management merupakan blok unggulan, yang menerapkan kompetensi manajemen keterampilan komunikasi, penatalaksanaan emergensi dan traumatologi, dan manajemen koordinasi lintas sector. Konsep penanganan kasus-kasus emergensi dan trauma yang berdasarkan pada skala prioritas untuk mencegah kematian dan kecacatan akan menjadi jiwa yang selalu menyertai profesi kedokteran pada saat menanggulangi bencana. Beberapa kompetensi baik dalam bentuk kuliah, tutorial maupun skill lab, tidak akan dibahas lagi secara khusus, hanya saja akan ditekankan pada segi praktis pelaksanaannya dalam skenario bencana ataupun kecelakaan dan korban massal di mana akan terdapat korban yang lebih dari biasanya.

Blok Keterampilan Komunikasi akan menjadi modal penting bagi profesi kedokteran dalam membina komunikasi yang baik dan efisien, baik dengan korban, keluarga korban dan juga profesi lainnya untuk membangun kerjasama yang baik. Sebagai penolong, profesi kedokteran harus juga mampu menjadi penyedia informasi baik untuk keluarga dan masyarakat yang membutuhkan, pemerintah, berbagai organisasi dan tidak kalah pentingnya bagi kalangan pers yang dapat menyebarluaskan informasi yang benar dan akurat. Blok Etika dan Humaniora, akan menjadi pedoman profesi kedokteran di dalam menolong korban bencana dengan mengedepankan kaidah-kaidah normatif dan hak azasi manusia yang tetap harus dijunjung tinggi sehingga tidak menimbulkan salah persepsi yang dapat berkembang menjadi perselisihan dan salah paham. Sebaliknya, kalau hal nilai-nilai religi dan etika ini dipahami dan dilaksanakan dengan benar maka akan tercipta ketenangan bagi korban dan keluarganya dan juga bagi siapapun yang melakukan pertolongan.

Blok sel, imunologi dan infeksi akan membimbing profesi kedokteran dalam memahami cedera pasca trauma yang hampir selalu terjadi pada bencana, paparan kontaminasi yang sering memacu infeksi dengan segala akibatnya. Dengan pemahaman konsep ini, maka profesi kedokteran akan melakukan pertolongan dengan mengedepankan kaidah keamanan baik dalam penularan dan penyebaran serta pencegahan penyakit menular yang menyertai bencana. Demikian juga blok respirasi dan kardiovaskular, akan melengkapi profesi kedokteran untuk menentukan skala prioritas permasalahan yang dialami korban bencana sekaligus mendahulukan pertolongan dan resusitasi yang adekuat, cepat dan terukur sehingga pasien terhindar dari kematian yang barangkali dapat dicegah maupun penyulit yang dapat muncul dengan pertolongan yang baik dan terstruktur.

Blok Disaster merupakan blok terakhir dari rangkaian blok di tingkat sarjana kedokteran di dalam Kurikulum Ilmu Kedokteran Berbasis Kompetensi, sehingga blok ini merupakan blok unggulan yang handal.

Diharapkan, pada akhirnya mahasiwa akan mampu mengaplikasikan seluruh kemampuan yang diperoleh dalam blok-blok sebelumnya sehingga lengkap dalam aspek teoritis yang didukung dengan skil lab, visitasi ke rumah, puskesmas, ruang emergensi maupun ruang rawat pasien sebelum mereka memasuki pendidikan profesi yang akan berhadapan dengan pasien secara langsung dan lebih sering dan berkelanjutan, sebelum mereka menjadi dokter.

26

Page 8: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

TUJUAN UMUM

Pada akhir blok ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan penanggulangan bencana yang baik, dimulai dari pengurangan risiko bencana (PRB), mitigasi, merespon bencana berupa penanggulangan kegawat-daruratan sehari-hari hanya jumlah yang lebih banyak dan intensitas yang lebih tinggi serta dampak yang lebih luas. Manajemen bencana juga mencakup tahap pemulihan bencana dan pengembangan daerah yang kembali mempertimbangkan pencegahan bencana di kemudian hari. Ini dipelajari dalam Siklus Manajemen Bencana.

Paling penting adalah, profesi kedokteran tidak mungkin mampu menyelesaikan setiap masalah yang muncul akibat bencana namun mereka harus mampu mengajak dan kemudian bekerja sama baik dengan masyarakat, pemerintah dan berbagai organisasi baik di dalam maupun di luar negeri. Di sisi lain, ilmu dan kemampuan profesi kedokteran harus tetap dijaga dan terus ditingkatkan guna mengantisipasi berbagai bencana dengan segala akibat ikutannya termasuk bencana dengan teknologi tinggi buatan manusia (teror) yang mungkin saja akan meningkat seiring dengan berbagai perubahan global.

AREA KOMPETENSI

Area Kompetensi yang akan dicapai mahasiswa adalah;

1. Area 1 Komunikasi Efektif

Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran (disertai usaha untuk menolong permasalahan pasien = empati)

2. Area 2 Keterampilan Klinis1. Menentukan adanya bencana dan mampu mengkomunikasikan bencana tersebut pada

pihak lain yang terkait2. Menentukan penilaian awal suatu bencana berkaitan dengan skala bencana, dan meminta

bantuan sesuai kesimpulan penilaian awal

3. Area 3 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran1. Mengetahui alat proteksi diri, mampu memakai dan menggunakan dan menilai kwalitas

alat dan perlengkapan yang ada pada set emergensi untuk bencana2. Menggunakan alat komunikasi yang ada baik pada ambulans, posko pengendalian

bencana maupun dengan Rumah Sakit

4. Area 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan1. Melakukan koordinasi di lapangan dalam melakukan triage, resusitasi dan evakuasi korban2. Melakukan konsultasi yang diperlukan baik dalam lingkup profesi kedokteran maupun

dengan pihak di luar profesi kedokteran

5. Area 5 Pengelolaan Informasi1. Melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi dengan berbagai stake holder yang

terlibat dalam penanggulangan bencana.2. Melakukan monitoring & evaluasi serta memutuskan perlu-tidak evakuasi korban

berdasarkan skala prioritas.

27

Page 9: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

6. Area 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri.

7. Area 7. Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien.

DAFTAR PERMASALAHAN

Daftar materi yang akan dipilih ditentukan oleh permasalahan yang dihadapi pada saat bencana terjadi lalu dihubungkan dengan akibat-akibat ikutan dari kejadian tersebut. Aspek pemahaman terhadap bencana diharapkan akan membuka wawasan para peserta didik bahwa akan ada suatu periode dimana satu bidang ilmu tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkannya. Kompleksitas permasalahan akibat dari suatu bencana ataupun kecelakaan massal mengharuskan kita untuk melibatkan berbagai pihak baik medis maupun non-medis guna melakukan penanggulangannya, sehingga yang diperlukan adalah, bagaimana berkomunikasi yang baik dengan sesama profesi kedokteran, kesehatan dan juga bidang ilmu, organisasi, institusi di luar kedokteran dan kesehatan baik di dalam suatu negara maupun antar negara.

Mengingat bencana tidak mengenal waktu dan datang tiba-tiba namun pasti menimbulkan kerusakan harta benda, korban jiwa raga, maka dari itu upaya yang harus dilakukan adalah berbagai upaya untuk mengetahui bencana yang pernah terjadi, eskalasi dan korban yang ditimbulkannya. Maka pemahaman yang benar dan menyeluruh suatu bencana ataupun kecelakaan massal akan mengarahkan pola pikir pada pencegahan dari kerusakan yang lebih parah (prevention), persiapan (preparedness) dan mengurangi risiko untuk terjadinya bencana (mitigasi). Konsep ini akan melahirkan suatu penanggulangan bencana dan gawat-darurat secara terpadu dan menyeluruh yang berada dalam satu sistim komando (one command) dan satu pengendalian (one control).

Salah satu upaya yang paling penting dan praktis adalah, meningkatkan sarana, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, melakukan simulasi secara berkala dalam penanggulangan kegawat-daruratan yang melibatkan berbagai unsur baik medis maupun non-medis. Di tingkat rumah sakit, perbaikan upaya pelayanan kegawat-daruratan sehari-hari akan menjadi modal yang paling berharga untuk penanggulangan bencana dan korban massal, karena keduanya hampir mirip hanya berbeda eskalasinya.

Berikut beberapa contoh topik bahasan didalam blok emergensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa sebagai calon dokter yang harus mampu memberikan pelayanan primer.

Topik Kompetensi Tingkat Kompetensi

1 2 3A 3B 4

Overview of Disaster and Hazard Jenis-jenis bencana Disaster management Cycle

Disaster Risk Reduction Risk Health Assessment

28

Page 10: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Community-Based Disaster Risk management.

Disaster Preparedness and Contingency Plan

Disaster Response: Rapid Assessment & Incident Command Basic Medical Competancy in Field

Disaster Handling RecoveryFlood and droughtFire and conflictEarthquake and TsunamiWabah /Outbreak gbg keracunanBioterorismKeracunan makananVolcano eruptionTeknik Identifikasi Korban Bencana massal(DVI)Pencegahan Penyakit Menular Pasca Bencana Post Traumatic Stress Diseases after Disaster Community education on DisasterCreating Disaster SimulationKoordinasi, sinkronisasi, dan integrasi program

29

Page 11: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Topic Tree

Format Aktifitas Belajar

Aktifitas belajar dirancang dalam bentuk PBL (Problem-Based Learning) dengan beberapa aktivitas belajar dipersiapkan untuk mencapai kompetensi pada blok ini berupa :

1. tutorial 2. Kuliah pakar 3. Praktikum on-the-table4. Praktikum lapangan5. Belajar mandiri6. Institutional visit

Ad 1. Diskusi Tutorial Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang semua mahasiswa agar antusias dalam

mencari dan menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi. Jawaban terhadap masalah yang didapatkan melalui proses diskusi dan belajar mandiri.

Diskusi bersama tutor sebanyak 2 x 2 jam tiap minggu dengan menjalankan prinsip 3 langkah / the 3 jump

Diskusi tutorial pertama dalam tiap skenario hanya menjalankan langkah 1 – 2, selanjutnya pada diskusi tutorial kedua akan menyelesaikan langkah 3 7.

Diskusi membahas tentang skenario yang telah ditetapkan.Setiap mahasiswa harus mempresentasikan hasil belajar mandiri selama 8 – 10 menit pada pertemuan kedua.

Ad. 2. Kuliah Pakar

Kuliah pakar diberikan oleh seorang yang dianggap memiliki kompetensi akademik dalam bidang yang menjadi topik masalah yang dibahas dalam diskusi dan tutorial. Kuliah pakar seminggu dapat berlangsung 2 – 3 kali, di ruang kuliah. Kuliah pakar ini dikemas dalam bentuk komunikasi dua arah. Kuliah pakar ini akan membantu mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya melalui proses belajar mandiri, praktikum maupun diskusi.

Kuliah pakar dalam Blok 21 adalah

30

gambar 1 Siklus Manajemen Bencana

Bencana

Respon

Rehabilitasi

Rekonstruksi

Pembangunan

Pencegahan

Mitigasi

Kesiapsiagaan

Man

ajem

en R

isik

o

Manajem

en Krisis m

encakup koKoordinasi, sinkronisasi, dan integrasi

Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi

Page 12: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

No. Judul Kuliah/Materi Tujuan Pemberi Kuliah1. Introduksi Blok Disaster Management

Overview of Disaster and HazardSiklus Disaster management

Definisi bencana dan bahaya (hazard) serta perbedaannya.

Natural disaster Man-made disaster

Mampu memahami kompetensi dokter dalam penanganan bencana.

Mampu menjelaskan fase-fase dalam siklus bencana

Mampu membedakan antara Bencana dan bahaya

Dr.Fachrul Jamal, Sp.An, KIC/ dr.Syahrul, Sp.S

2 Pengurangan Risiko Bencana (DRR) di bidang kesehatan. Pemetaan bencana Penilaian Risiko Manajemen Risiko berbasis

masyarakat

Mampu membuat peta potensi bencana di daerah terbatas, mis: desa/ kecamatan.

DR.Sri Adelila (FKIP geografi, peneliti TDMRC)

3 Disaster Preparedness for health provider Mampu menerapkan prinsip-prinsip kesiapsiagaan bencana sesuai kompetensi dokter

DR.Ir.M.Dirhamsyah, M.Eng (direktur TDMRC, F.Teknik Unsyiah)/

4 Contingency Plan for health facilities Mampu menyusun rencana kontingensi untuk fasilitas kesehatan di tingkat layanan primer

Drg Syarifah Yessy, M.Kes

5 Manajemen Krisis Disaster response, Rapid health

Assessment. Prinsip-prinsip triase lapangan dan

hospital. Basic Medical Competency in Field

Disaster Handling

-prioritas pada alat/bahan pada saat normal dan alternatifnya pada saat kehabisan supply.-menilai dan memprioritaskan pasien sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan

Dr.Syafrizal Rahman, Sp.OT

6 Incident Command system: Kepemimpinan dan sistem informasi kesehatan dan koordinasi dalam respon terhadap bencana

Memahami sistem informasi kesehatan dalam bencana & menerapkan ICS pada bidang kesehatan.

Drg.Saifuddin Ishak, M.Kes, PKK + WHO

7 Peran dokter dalam tiap tahap bencana hidrometeorologi: banjir bandang, longsor, kekeringan, badai, angin puting beliung.

Memahami kontribusi dokter umum pada tiap tahap bencana terkait air dan cuaca

Dr.M.Yani, M.Kes, PKK

8 Peran dokter dalam manajemen bencana Gempa dan Tsunami pada siklus manajemen bencana

Memahami kontribusi dokter umum pada tiap tahap bencana gempa dan Tsunami

Dr.Fachrul Jamal, Sp.An, KIC/ dr.Iskandar, Sp.BS

9 Manajemen Penanggulangan Penyakit Menular pada bencana

Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan penanganan penyakit menular dan wabah pasca bencana

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh.

10 Manajemen massal Identifikasi Korban Bencana (DVI)

Menerapkan prinsip-prinsip DVI dalam bencana

Dr.Taufik Suryadi, Sp.F + PMI

11 Manajemen Kesehatan jiwa pada bencana Pendekatan agama dalam kesehatan

jiwa

Menerapkan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa pada setiap tahap penanganan bencana

Dr.Syahrial, Sp,KJ

31

Page 13: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

12 Disaster : koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi dalam penanggulangan bencana

Dr. Syahrul, SpS

Ad 3. Praktikum On-the-table dan Praktikum Lapangan

Ada 2 macam praktikum di blok ini yaitu praktik dan praktikum pembuatan hazard map yang akan dilaksanakan sepanjang blok Disaster Management ini. Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa menerapkan prinsip-prinsip penyusunan Drill/simulasi bencana pada tahap tanggap bencana dan agar mahasiswa mampu menyusun peta bahaya di tingkat komunitas. Praktikum akan dilaksanakan di masyarakat dan melibatkan banyak supervisor dari berbagai profesi.

No Judul Praktikum

frekuensi Lokasi keterangan

1 Penyusunan Simulasi Bencana

3x3 jam Prak 1: ruang tutorial

Prak 2: aula FK

Prak 3: lapangan di kampus FK

Prakt 1: table top exercisePrak 2: latihan simulasi berkelompokPrak 3: disaster day whole simulation

2 Pembuatan Hazard Map dan Rencana Manajemen

1x3 jam Kecamatan Peukan Bada Mengunjungi fasilitas di desa siaga bencana

Ad 4. Belajar Mandiri

Pada format belajar mandiri ini diharapkan mahasiswa mampu untuk mencari, memahami, mensintesa serta merekonstruksi pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Belajar mandiri terdiri dari 50 % dari total waktu belajar, yaitu 20-25 jam dalam seminggu (waktu belajar seminggu 45 jam). Belajar mandiri merupakan format utama dalam PBL.

Topik-topik yang perlu dipelajari secara mandiri dapat dilihat pada daftar kompetensi

Ad 5. Kunjungan ke Instansi Terkait (Institutional Visit)

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction) yang telah berjalan dan menerapkan prinsip-prinsip PRB yang sesuai dengan kompetensi dokter. Institutional visit akan dilakukan ke beberapa tempat, ada yang wajib dikunjungi oleh seluruh mahasiswa, ada pula yang hanya sebagian mahasiswa yang mengunjunginya Hasil kunjungan akan dipresentasikan dalam diskusi pleno.

No Tempat kunjungan Tujuan kunjungan seluruh/ sebagiankelompok

Lokasi/Personal kontak

1 TDMRC 1. Memahami pelaksanaan konsep proses menejemen bencana dalam praktek di lapangan

2. Mengetahui cara mengembangkan pengetahuan tentang kebencanaan

Seluruh Uleelheu/ DR Khairuddin

32

Page 14: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

bagi dokter dan profesi kesehatan.2 SMP Negeri 1 Memahami program kesiapsiagaan

bencana yang dilaksanakan di sekolah siaga bencana dan mampu mendisain program yang sama di sekolah yang berbeda

Sebagian : 5 kelompok

Blang Padang

2 PMI Memahami teknik triase lapangan dan tatalaksana pengungsi.

Sebagian: 5 klp

Ajun/ Pak Asep

3 Dinas Pemadam Kebakaran

Memahami tindakan yang dilakukan dalam tanggap bencana kebakaran dan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Sebagian: 6 klp

Geuceu Menara

4 SAR Memahami teknik evakuasi lapangan. Sebagian 6 klp Lhong Raya

Penentuan kelompok akan dilakukan oleh koordinator blok dan diumumkan di papan pengumuman. Tiap kelompok akan mempersiapkan laporan yang akan dilaporkan pada tutor masing-masing dengan format yang terlampir di akhir buku blok dan perwakilan kelompok akan mempresentasikannya pada diskusi pleno.

Penilaian Kompetensi Mahasiswa: menggunakan kompetensi tinggi1. Nilai Proses 75% terdiri atas tutorial, laporan community visit, dan Praktikum.

- Tutorial :40 %- Praktikum simulasi bencana:20 %- Praktikum Hazard map :15 %

2. Nilai Ujian akhir blok 25%.

Evaluasi ProgramProgram akan dievaluasi dengan menggunakan 2 metode, kuantitatif melalui kuesioner dan kualitatif menggunakan focus group discussion (FGD). Hasilnya akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

Bagian Utama yang terlibat:1. Kedokteran dasar dan kedokteran klinik2. Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat3. Ilmu Psikologi dan Komunikasi Massa

Bagian/Institusi Penunjang yang terlibat1. Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh2. Badan Penanggulangan Bencana Aceh3. Tsunami Disaster and Mitigation Research Center4. PMI5. SAR6. WHO7. Dinas Pemadam Kebakaran8. NGO: Yayasan Lamjabat, Penanggungjawab Program Desa Siaga Bencana9. Sekolah Siaga Bencana

33

Page 15: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

SUMBER BACAAN

1. Sukandarrumidi, M.Sc, PhD, 2010, Bencana Alam dan Bencana Antrhopogene, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

2. http://bencana.net

3. http://www.preventionweb.net

4. Sekretariat Jendral Depkes RI, 2007, Technical Guidelines for Health Crisis Responses on Disaster, Jakarta.

5. American College of Surgeon: Advance Trauma life Support, Student Manual Book , New York 2004

6. Syone, C.K., Humpries, R.L. : Current Emergency, Diagnosis & Treatment. 5th Ed Lange medical Books/Mc Graw Hill – International Edition. 2004

7. Wagner, M.J., Promes, S.B. : Last Minute Emergency Medicine, A Concise Review for the Specialty Boards. Mc Graw Hill - International Edition, 2007

8. Disaster Response, Principles of Preparation and Coordination, Text by Erik Auf der Heide. Center of Excelence in Disaster management & Humanitarian Assistance. http://coe-dmha.org/dr/flash.htm

9. Walsh, Mike. : Disaster, Current Planning and Recent Experience. Edward Arnold, A Division of Hodder & Stoughton. London Melbourne Auckland. 1989

10. PERSI – IKABI – Ambulans 118 : Buku Panduan Kursus HOPE (Hospital Preparadeness for Emergency and Disaster, Jakarta. 2005

11. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI: Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, Jakarta. 2006

12. Portal E-learning Unsyiah: http://www.elearning.unsyiah.ac.id.

13. Chiehwen, E. H., Mas, F. S., Jacobson, H., Papenfuss, R., Nkhoma, E. T., & Zoretic, J. (2005, october). Assessing the Readiness and Training Needs of Non-urban Physicians in Public Health Emergency and Response. Disaster Management and Response , 106-111.

34

Page 16: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

Skenario 1

SEBELUM TSUNAMI BERIKUTNYA

Mulai hari ini Anda bertugas sebagai dokter kepala puskesmas pesisir barat ujung pulau Sumatra yang luluh lantak diterjang gempa bumi dan tsunami 6 bulan yang lalu. Hingga kini, gempa bumi yang berpotensi tsunami masih sering terjadi. Masyarakat yang dulu mengungsi, kini sudah kembali mendiami kawasan yang berdekatan dengan bibir pantai, dengan mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Luas wilayah cakupan puskesmas Anda sekitar 188 km2, meliputi 24 desa, jumlah penduduk sekitar 24.746 jiwa, yang terdiri dari 12.330 jiwa penduduk laki-laki dan 12.416 jiwa penduduk perempuan, 6500 di antaranya adalah anak-anak. Rumah sakit rujukan terdekat berjarak 28 kilometer dari Puskesmas. Akibat gempa sebelumnya, gedung puskesmas rusak parah dan saat ini masih dalam proses pembangunan kembali. Sebagian penduduk yang kehilangan tempat tinggal saat ini hidup di barak-barak sementara.

Susunlah sebuah rencana pengurangan resiko bencana untuk wilayah cakupan puskesmas tersebut.

Skenario 2

DERITA KAWAI XVI

Musim hujan hampir tiba. Desa-desa di sekitar Puskesmas Anda, di tepi sungai di kecamatan Kawai XVI, berada di daerah yang rawan diterjang banjir bandang dan longsor. Lima tahun yang lalu memang pernah terjadi banjir bandang yang merusak puluhan hektar lahan di sekitar sungai, merendam puskesmas, membuat 2200 orang mengungsi dan menewaskan 26 orang penduduk, kebanyakan anak-anak dan wanita. Longsor pernah terjadi 3 tahun yang lalu dan menewaskan 5 orang penduduk di lereng bukit.

Pak Camat mengajak Anda untuk menjadi bagian dari tim kesiapsiagaan bencana. Bersama Camat, unsur kepolisian, militer, dan kepala desa tim ini merencanakan rencana kontinjensi jika bencana datang melanda, mengukur tingkat kerusakan yang akan terjadi dan mendisain tempat pengungsian bagi warga.

Apa saja jenis ancaman yang ada di daerah tersebut? Bagaimana cara melakukan penilaian karakteristik bahaya, menilai kerentanan dan

manajemen? Bagaimana cara menyusun rencana kontinjensi?

SKENARIO 3:

TANGGAP BENCANA KEBAKARAN

Pukul 02.00 dini hari telah datang 40 orang korban kebakaran ke IGD dengan keluhan bervariasi dari batuk, sesak nafas, pusing bahkan pingsan. Satu jam berikutnya datang lagi lebih dari 50 orang, total malam itu ada lebih dari 200 orang dengan keluhan yang lebih kurang sama dengan derajat yang berbeda. Mereka semua adalah korban kebakaran sebuah perumahan padat di pusat kota. Tampaknya tim triase lapangan gagal melakukan tugasnya dan mengirim hampir semua orang ke rumah sakit. Tim Anda adalah tim bertugas di IGD rumah sakit tersebut. Direktur rumah sakit sedang ada di luar kota dan baru 2 hari lagi kembali. Berikut kondisi 5 pasien yang diberikan pada Anda:

35

Page 17: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

No Keadaan Umum TD (mmHg)

Nadi (x/mnt)

RR (x/mnt)

Keadaan lain

1 Satpam pada pesta¸batuk dan lemas 110/80 110 20 Dewasa muda

2 Anak 12 tahun, terduduk dengan nafas cepat & pendek

90/60 130 36 Ibunya minta tolong agar anaknya ditolong lebih dulu

3 Kakek 70 tahun, batuk terus menerus 120/70 88 25 Suaranya semakin lemah

4 Anak kecil, 5 tahun, menangis memanggil ibunya Tak diukur 140 30 Tampak mulai mengantuk

5 Wanita tua terlentang tak bergerak, ujung jari tangan dan kaki dingin

90/60 136 12 Dipanggil tak menjawab

Pada saat Anda melakukan triase IGD hal apa saja yang harus dilakukan?Apa bedanya dengan triase lapangan?

Karena tak ada direktur, siapa yang menjadi Incident Commander? Bagaimana cara menyusun rencana operasi kedaruratan dalam kasus ini?

Skenario 4

MEMBANGUN BENER MERIAH

Satu bulan pasca bencana meletusnya gunung Burni Telong di Bener Meriah, Anda ditugaskan untuk menggantikan tim tanggap bencana yang telah habis masa bertugasnya. Tim itu menginformasikan bahwa kini status gunung telah diturunkan ke tahap normal dan hanya 12 orang yang tewas dalam bencana itu karena tiupan awan panas. Lima desa di tiga kecamatan terendam lahar, yakni dua desa di kecamatan Wih Pesam (Desa Uning Bertih dan Simpang Balik), satu desa di Kecamatan Bukit, yaitu Bale Atu, dan dua desa di Kecamatan Timang Gajah yaitu: Bandar Lampahan dan Lampahan.

Satu-satunya Puskesmas di daerah itu yakni kecamatan Wih Pesam yang terletak di desa Uning Bertih terendam lumpur lahar dingin, dan sebagian pengungsi masih menempati hunian sementara karena belum mendapatkan rumah, namun sudah sangat ingin kembali beraktivitas karena sudah 1 bulan menganggur di huntara. Banyak di antara mereka menderita ISPA, kekurangan makanan, gangguan tidur dan kondisi lainnya. Dinas Kesehatan menugaskan Anda untuk menjadi anggota tim pemulihan bencana yang akan menyusun rencana pemulihan.

Tabel 1. Data kependudukan Kawasan Bencana gunungapi Burni Telong

NO NAMA DESA/ KAMPUNG KECAMATAN Jumlah Jumlah PendudukKK Lk Pr Total

1 Bale Atu Bukit 123 292 300 5922 Uning Bertih/ Pante Raya Wih Pesam 523 1112 1240 23523 Simpang Balik Wih Pesam 482 1740 3011 45714 Bandar Lampahan Timang Gajah 517 1030 1045 20755 Lampahan Timang Gajah 884 2115 1971 4086Total 3 2529 6289 7567 13676

NO KECAMATAN Jumlah Jumlah Jumlah PendudukKampung KK Lk Pr Total

36

Page 18: Blok Disaster 2010-Draft for e Learning

1 Bukit 40 4838 10322 10301 206232 Wih Pesam 27 4638 8926 8851 177773 Timang Gajah 40 5833 12098 11948 24046Total 107 15309 31346 31100 62446

Sumber data: Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Cq. Dinas Sosial

Apa yang harus dilakukan pada tahap pemulihan bencana? Bagaimana cara menyusun rencana pemulihan dan bagaimana mendanainya?

THE TRIPLE JUMPS

No Langkah Uraian

1. Analisa

masalah

Identifikasi masalah dan menggunakan pengetahuan yang

mereka kuasai sebelumnya

2 Identifikasi

tujuan belajar

Merumuskan hal hal yang perlu dipelajari lebih lanjut secara

mandiri

MASA BELAJAR MANDIRI : perpustakaan, diskusi kelompok

kecil, kuliah, internet, konsultasi pakar, dsb.

3 Presentasi

hasil belajar

mandiri

Melaporkan hasil belajar mandiri / temuan informasi terkait

dengan tujuan belajar yang dirumuskan bersama langkah ke 2

37