blok 17-benjolan dileher

Upload: ika-niswatul-chamidah

Post on 12-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Benjolan dileher, apa saja kemungkinan penyebabnya ?Seringkali kita dihadapkan pada bayi atau anak-anak yang datang dibawa oleh orang tuanya ketempat praktek dengan benjolan pada leher.Catatan dibawah ini mungkin bisa sedikit membantu memilah beberapa penyebab.

Diagnosis deferensial.Faktor kunci pada penegakkan diagnosis benjolan pada leher adalah 1. lokasinya, 2. fisiknya secara alamiah, 3. umur pasien, 4. gejala yang berkaitan.

LOKASI1. Massa digaris tengah. Limfadenopati, Kista duktus tiroglosus, kista dermoid, nodule tiroid2. Segi tiga anterior. Limfadenopati, kista brankialis kleft, tumor kelenjar liur atau kista3. Segi tiga posterior. Limfadenopati, metastase tumor, kista bronkogenik

LIMFADENOPATIDEFINISIPembesaran kelenjar getah bening (pembengkakan kelenjar), paling sering dijumpai berupa benjolan pada leher ukurannya bervariasi mulai dari pembengkakan yang bisa diraba sampai beberapa cm diameternya.Limfadenopati yang mungkin bisa terjadi dilokasi manapun. Lokasi yang paling sering adalah anterior dari otot sternokleidomastoideus dibawah sudut mandibula dan dibelakang telinga

ETIOLOGI Infeksi biasanya merupakan penyebab dari limfadenopati, sering oleh virus faringitis yang menyebabkan pembesaran tonsilar node di bawah sudut mandibula. Kelenjar getah beninbg ini jarang suppurasi, tetapi pembesaran KGB nya sampai beberapa bulan

1. ACUTE SUPPURATIVE SUBMANDIBULAR LYMPHADENITIS DISEBABKAN OLEH INFEKSI STAFILOKOKUS ATAU STREPTOKOKUS

TEMUAN KLINISLimfadenitis supurativa sering ditemukan pada anak 6 bulan sampai 3 tahun. Pembesaran KGB biasanya didahului oleh faringitis atau infeksi saluran nafas atas. Anak tampak sakit, demam, dan iritable. Pembesaran KGB tiba-tiba, eritema, terasa nyeri, dan berkembang jadi selulitis pada bagian bawah dagu, bila jadi abses maka akan ditemukan fluktuasi.

PATOFISIOLOGITidak diketahui dengan pasti mengapa kelenjar submandibula kebanyakan cenderung menjadi infeksi piogenik. Sebelum faringitis streptokokus, hanya kadang-kadang timbulPENATALAKSANAANPemberian antibiotik; ampisilin 25 mg/kgBB qid. Sering kali pada banyak kasus berubah menjadi abses. Adanya tanda fluktuasi merupakan indikasi dilakukan drainase bedah. Insisi dan drainase dilakukan dengan menggunaka sedasi dalam tetapi bisa juga dilakukan tanpa pembiusan. Luka bedah dibalut tekan untuk hemostasis dan memungkinkan jaringan menyembuh dari dalam, dilakukan sekitar seminggu. Kekambuhan jarang terjadi.

4. LIMFADENITIS KRONIS. PEMBESARAN KGB YANG MENETAP, LAMA SETELAH BUKTI-BUKTI ADANYA INFEKSI MENGHILANG. KEADAAN INI SERING SEKALI DIJUMPAI. BISA DISEBABKAN OLEH INFEKSI BANAL MAUPUN SPESIFIK (LIMFADENITIS TBC)

a. Limfadenitis kronis oleh infeksi banali. Klinis. Sering dijumpai tonsillar nodes . kemungkinan sebelumnya di dapati riwayat faringitis atau ISPA yang disertai pemebsaran KGB yang kemudiqan menetap setelah infeksinya berlsalu. KGB ini biasanya soliter, tidak nyeri, mudash digerakan, dan lunak.ii. Patofisiologi. Pemeriksaan histopatologi didapati gambaran reactive hyperplasia pada biopsinyaiii. Penatalaksanaan. Tidak diperlukan terapi apapun bila ukuran diameternya < 1 cm dan asimptomatik. Banyak pembesaran KGB kronis menghilang sendiri. Beberapa dilakukan biopsi.

b. Limfadenitis kronis tuberculose. Biasanya sekunder dari infeksi paru-paru. Di Indonesia sering kali dijumpai (endemis). Infeksi bisa juga disebabkan oleh mycobacterium atipik yang masuk melalui faring (jarang di Indonesia)i. Klinis. Tidak ditemukan riwayat sakit sebelumnya, tidak ada demam maupun leukositosis, nodul membesar tetapi tidak disertai rasa nyeri atau tanda inflamasi. Setelah beberapa minggu, nodule mengalami degenerasi membentuk cold absces, bila tidak diobati, maka akan terdrainase spontan dan terbentuk sinus. Test PPD kulit mungkin positif atau negatif.ii. Patofisiologi. Reaksi granulomatosa dari KGB tipikal oleh tbciii. Penatalaksanaan. Kuratif dilakukan eksisi dan terapi anti tbc

c. Penyakit Hodgkin. Sangat jarang ditemukan pada anak-anak pra-sekolah, tetapi frekwensi nya meningkat pada umur belasan dan dewasa muda, sering berupa solid tumor. Hampir 1 dalam 100 kasus pembesaran KGB, merupakan keganasan. Hal ini mungkin menyebabkan ketakuan pada para orang tua.i. Klinis. Ada beberapa karakteristik yang merupakan indikasi adanya perubahan ganas pada KGB.1. Tumbuh terus menerus melampaui periode beberapa minggu2. Tanda lokal; tidak disertai rasa nyeri, kemerahan atau fluktuatif3. Bisa ditemukan pembesaran beberapa KGB, atau single4. Kehilangan berat badan, demam malam hari, dan malaise tanpa adanya tanda-tanda infeksi, lebih lanjut harus dicurigai adanya malignansiii. Patofisiologi. Penyakit Hodgkin mungkin merupakan kelompok beberapa KGB leher pada sisi yang sama, tetapi sering bilateral atau berkembang di mediastinum atau abdomen.iii. Penatalaksanaan. Penatalaksanaan primernya dengan kemoterapi dan radiasi. Diagnosis ditegakkan dengan biopsi.Biopsi pada limfadenitis kronis. Kebanyakan pembesaran KGB tidak dilakukan pembedahan. Biopsi mungkin harus dikerjakan bila diagnosis tidak bisa ditegakkan. Pada banyak kasus, pembengkakan akan hilang dalam 6 minggu, dan menunggu dalam beberapa lama tidak akan memperburuk keadaan bila ternyata kelainan ini adalah Penyakit Hodgkin.Indikasi eksisional biopsi pada pembesaran KGB leher1. Nodule berukuran diameter 2 cm, dan tetap ada selama 6 minggu2. Nodule berukuran diameter 2 cm, yang tumbuh cepat dan terus membesar dalam 2 3 minggu3. Teraba keras, melekat dan tidak nyeri

5. KISTA DUKTUS TIROGLOSUS (KDTG)

a. Etiologi. Kista duktus tiroglosus teerjadi akibat kegagalan obliterasi dari duktus tiroglosus setelah penurunan tiroid pada minggu ke 6 umur gestasib. Klinis. Jarang di ketemukan pada masa bayi. Di temukan sering pada masa kanak-kanak dini, berupa massa kistik di garis tengah atau drainase melalui sinus. Mungkin juga tidak tampak sampai begitu ada infeksi dengan abses baru muncul. Kista terletak di tengan atau dekat dengan garis tengah, biasanya overlying dengsan ossa hyoid, lebih mendekati dagu atau mungkin juga lebih mendekati sternum. Adanya protrusi lidah menandakan adanya bertumbuhnya massa.c. Patofisiologi. KDTG, berhubungan dengan rongga mulut, memudahkan bakteri menginfeksi kista. Kista dan duktus dilapisi oleh stratified squamous atau pseudostratified columnar epithelium dan kelenjar sekresi yang memproduksi mukus. Mungkin terdapat kelenjar gondok ektopikd. Penatalaksanaan. Dilakukan eksisi dengan mengangkat massa nya dan sekalian mencegah kambuhnya infeksii. Bila kista sudah terinfeksi, berikan antibiotik. Biasanya memungkinkan untuk eradikasi infeksi, memungkinkan pembedahan di tunda dalam keadaan tidak sedang infeksiii. Pra-bedah dilakukan tiroid-scaniii. Bagian tengan ossa hyoid harus dipotong diangkat bersama kistanya dan duktusnya sqampai ke foramen os hyoid. Kegagalan mengangkat badian tengan os hyoid, banyak menyebabkan banyaknya kasus residif6. Nodul tiroid. Nodul pada tiroid harus dipikirkan pada diagnosis deferensial bila massa terletanlow anterior leher. Dianjurkan untuk di buat tiroid scan.7. Kista celah brankial.a. Etiologi. Kelianan dari penutupan dan resorpsi dari celah brankial primitif dan lengkung insang nya memberi kemungkinan timbulnya kista, sinus dan massa.b. Klinis.i. Sinus celah brankialis. Sinus akan tampak sebagai lubang muara pada kulit di angulus mandibula (celah brankial- 1) atau sepsanjang tepi anterior m. sternokleidomastoid (celah brankial-2). Sinus dari celah ke-2 lebih sering dijumpai dan mengeluarkan air liurii. Kista celah brankial. Timbul pada tempat yang sama dengan sinus, tetapi mungkin sulit dibedakan dengan pembengkakan KGB atau benjolan leher lain, terutama bila terinfeksi. Kista celah brankial perta jarang ditemukan.iii. Sisa arkus brankialis. Kecil, berupa massa kartilago terletak subkutis terletak bisa dimana saja disepanjang tepi anterior otot sternokleidomastoid atau didepan telinga.c. Patofisiologi. Sinus celah brankial merupakan sisa embriologis yang terbuka keluar tubuh, sedangkan bila tertutup maka akan membentuk kista.i. Celah brankial pertama meerupakan kelainan yang berhubungan dengan kanalis auditorius eksterna dan berdekatan dengan nerves fasialisii. Kista celah brankial kedua dan sinsus nya berhubungan fossa tonsilaris, melewati bifurkasio arteri karotis dan keluar disepanjang tepi anterior muskulus sternoklleidomastoideusiii. Infeksi berasal dari masuknya kuman melalui kanalis auditorius eksternus atau dibawa masuk ke dalam kista bersama saliva dari faring.d. Penatalaksanaan. Sisa brankial harus dibuang astas indikasi kosmetis dan untuk mencegah terjadinya infeksi. Bila kista terinfeksi, harus diberikan antibiotik sebelum dilakukan pembedahan. Selama pembedahan ,diseksi harus dilakukan sedekat mungkin dengan sepanjang track sinus u tuk mencegah terjadinya cedera pada saraf dan pembuluh darah.8. Kista dermoid. Termasuk kista - kista berisi kelenjar sebaseus dan folikel rambut. Kista epidermoid tidak memiliki komponen terswebut. Keduanya berisi material sebasea.a. Etiologi. Kisata dermoid dan epidermoid timbul dari elemen ektodermal dibawah permukaan kulit selama fusi embryogenik.b. Klinis.i. Kista dermoid banyak teredapat di ujung lateral alis (angular dermoid)ii. Kista epidermoid sering ditemukan digaris tengah leher, sehingga sulit dibedakan dengan kista duktus tiroglosus. Bisa timbul dimana sajac. Penatalaksanaan. Kista harus diangkat karena cenderung untuk membesar. Jarang terjadi infeksi.9. Tumor kelenjar liur. Tumor kelejar liur sangat jarang ditemukan pada anak-anak, tetapi mempunyai bentuk lesi yang bervariasi, bisa bersifast jinak dan yang ganas. Pada bayi sering ditemukan hemangioma jinak atau limfangioma dari kelenjar parotis yang merupakan neoplasma solid seperti yang terdapat pada anak-anak. Sebagian neoplasma solid pada kelenjar liur merupakan neoplasma ganas.a. Hemangioma merupakan tumor kelenjar liur yang paling banyak, yang secara eksklusis banyak dijumpai pada bayib. Pada pemeriksaan; ditemukan tanda fluktuatif, lunak, massa yang asimtomatik pada kelenjar parotis.c. Pertumbuhan tumor biasanya meningkat pada umur 12 18 bulan dan secaqra spontan akan mengalami involusi yang terjadi sampai umur 5 tahund. Diagnosis biasanya bisa ditegakkan secara klinis, tetapi biopsi dilakukan bila klinis meragukan.e. Penatalaksanaan. Pemberian steroid mungkin bisa menghentiukan pertumbuhannya dan mempercepat involusi. Diberikan prednison 1 mg/kgBB/hari selama 6 minggu. Radioterapi tidak efektif. Pembedahan tidak diindikasikan pada lesi jinak ini, karena tingkat kesulitan pembedahannya dan risiko akan terjadinya cedera pada nerves ke-7. Eksisi diindikasikan untuk sisa deformitas setelah involusi spontan.10. Limfangioma. Termasuk higroma kistik dari parotis atau kelenjar submaksiler yang lebihn jarang dibanding hemangioma tetapi sering kali dikelirukan antara keduanya.a. Limfangioma biasanya akan tampak pada saat lahir dan akan cepat membesar pada beberapa bulan pertama. Bisa juga terjadi hemelimfangioma.b. Tidak seperti hemangioma pada limfangioma harus egera dieksisi sedini mungkin sebelum menjadi lebih besar dan memerlukan insisi dan deseksi lebih luas. Sedapat mungkin menyelamatkan nerves fasialis karena ini merupakan lesi jinak.11. Mixed tumor (adenoma pleomorfik) sering ditemukan sebagai tumor jinak yang solid dari kelenjar liura. Secara tipikal timbul setelah umur tahun ke 7 sebagai massa kerad yang asimtomatik dan tumbuhnya lambatb. Kelenjar Parotis merupakan asal dari 90% mixed tumor.c. Penatalaksanaanya adalah eksisi luas dari tumor, dengan perhatian untuk menyelamatkan nerves fasialis. Kemoterapi dan radiasi tidak efektifd. Residifitas pasca reseksi bukannya tidak biasa, terutama bila tidak dikerjakan eksisi luas12. Tumor jinak yang laina. Hemangioendoteliomab. Limfoepiteliomac. Cystadenomad. Neuromae. Lipoma13. Karsinoma mukoepidermoid, merupsaakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak, hampir sesering mixed tumora. Tumor ini sulit dibedakan dengan mixed tumorb. Angka kesembuhan pasca eksisi nya sangat tinggi, karena sangat jarang bermetastase jauh14. Tumor-tumor ganas lainnya, termasuk karsinoma sel asinar, karsinoma anaplastik, adenokarsinoma, dan berbagai variasi sarkoma. Banyak sekali pasien-pasien dengan tumor ini prognosisnya buruk walaupun sudah dilakukan eksisi radikal15. Penyakit kelenjar liur non-neoplastika. Parotitis epidemika. Pembengkakan difus, nyeri, tampak sakit berat, amilase meningkatb. Batu saluran kelenjar liur. Dicurigai bilamana terdapat sialodenitis berulang. Diagnosis ditegakan bilamana adanya kalsifikasi pada foto polos. Diperlukan sialografi.16. Indikasi pembedahan. Diindikasikan untuk hampir semua tumor pada kelenjar air liur. Pembedahan ini merupakan terapi kuratif untuk hampir kebanyakan lesi jinak dan ganas kelenjar liur. Bila diagnosis masih diragukan, dilakukan biopsi. Bila akan dilakukan eksisi radikal termasuk mengangkat neves fasialis, maka pemeriksaan histopatologi definitif harus dilakukan sebelumnya17. Miscellaneous neck massesa. Higroma kistik. Melekat erat, lunak, masa kistik pada leher pada bayi baru lahirb. Kista bronkogeniki. Etiologi. Kista bronkogenik timbul dari forgut. Banyak kista bronkogenik ditemukan pada rongga dada, salah satunya berekembang dileher. Secara histologis kista di servikal sulit dibedakan dengan kista di toraks. Dindingnya berisi tulang rawan, kelenjar mukous, jaringan elastik, dan otot polosii. Temuan klinis. Licin, pembengkakan globuler disebelah anterior atau dibagian sebelah dalam otot sternokleidomastoideus. Kista bisa membesar 5 cm. biasanya asimtomatis, tetapi bisa juga terjadi disfagia akibat kompresi kista terhadap esofagus. Pada pemeriksaan sonografi atau CT scan didapati adanya dinding kista yg tebal.iii. Penatalaksanaan. Eksisi kuratifc. Tumor jaringan lunak. Tumor jinak maupun ganas bisa berkembang dari jaringan lunak pada leher dan timbul sebagai tumor asimtomatik. Rabdomiosarkoma paling sering ditemukan pada leher. Bisa juga berupa Lipoma, fibroma, neurofibroma, fibrosarkoma, liposarkoma, neurofibrosarkoma, tetapi sangat jarangd. Metastase tumor. Neuroblastoma meerupakan tumor yg sering bermetastase ke leher pada anak. Bila tumor terdapat di segi tiga posterior atau supraklavikula, tumbuh dengan cepat, maka harus dicurigai adanya tumor metastase. Diindikasikan untuk biopsie. Tortikolis. Teraba sebagai pada keras, terdapat pada otot sternokleidomastoid pada bayi baru lahir.