bleparitis
TRANSCRIPT
Bab I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak
mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi
kelopak mata. bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai
dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit.(1)
Biasanya orang sering menganggap kelelahan pada mata, atau mata yang
berpasir, dan terasa silau dan tidak nyaman bila terkena sinar matahari atau pada saat
berada pada lingkungan yang berasap, memberikan gambaran berupa mata merah, dan
seperti ada benda asing di dalam mata.(2)
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit mata yang
ada pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai penyakit
penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi dapat
terjadi pada semua umur. [Manners, 1997] 4
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau
beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis
ulseratif, dan blefaritis angularis.(3)
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat
lengket dan epiforia. blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem
imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan
enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis
seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.1
Dalam banyak kasus, Kebersihan dan rajin membersihkan kelopak mata bisa
mencegah blefaritis. Termasuk sering keramas dan mencuci muka. Pada beberapa kasus
yang disebabkan karena bakteri, penggunaan antibiotic dapat digantikan dengan hanya
menjaga kebersihan kelopak mata. Pentinganya membersihkan kelopak mata sebelum
tidur, karena proses infeksi terjadi saat sedang tidur.
Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Biasanya blefaritis
sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan
antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis,
keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis. blefaritis yang kronis biasanya sulit
disembuhkan, meski membuat tidak nyaman dan menjadikan mata terlihat kotor, namun
blefaritis tidak menyebabkan kerusakan permanen pada organ penglihatan.(1,3,6 )
1.2 TUJUAN
Tujuan umum : untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaan secara lebih dalam
mengenai blefaritis, meliputi definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patogenesis,
gejala klinis, pemeriksaan fisik serta penatalaksanaannya.
Tujuan khusus : sebagai salah satu syarat dalam kepaniteraan klinik ilmu penyakit mata
di RSPAD Gatot Soebroto, serta untuk menambah pengetahuan penulis maupun
pembaca tentang kalazion.
Bab II
TINJAUAN PUSATAKA
II.1. ANATOMI
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.Kelopak atau
palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea serta menyebarkan film air
mata yang telah di produksi ini ke konjungtiva dan kornea. Palpebra merupakan alat
penutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar
dan pengeringan mata, karena kelopak mata juga berfungsi untuk menyebarkan film air
mata ke konjungtiva dan kornea. (1,7)
Gambar 1 : anatomi kelopak mata
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
Satu lapisan permukaan kulit. Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat yang
halus dengan ototyang ada dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat
digerakkan dari dasarnya. Dengan demikian, maka edema dan perdarahan mudah
terkumpul disini, sehingga menimbulkan pembengkakan palpebra. Dikulit ini pun
terdapat kelenjar keringat Zeisdan Moll, rambut seperti pada bagian tubuh yang lain.
Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus dan bermuara pada tepi
kelopak mata.
Otot seperti :
M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi menutup bola
mata yang dipersarafi N. fasial.
M. riolani. Otot yang ada di pinggir kelopak mata. Bersamaan dengan M.
orbikularis okuli berfungsi untuk menutup mata
M. Levator palpebra berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi pada
lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga (okulomotor). Kerusakan
pada saraf ini atau perubahan-perubahan pada usia tua menyebabkan jatuhnya
kelopak mata (ptosis). berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka
mata.
M. Mulleri, terletak di bawah tendon dari M levator palpebra. Inervasi diurus
oleh saraf simpatis, guna M. Levator palbebra dan M. Mulleri untuk mengangkat
palpebra.
Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan yang rapat dengan
sedikit jaringan elastin. Gunanya untuk memberi bentuk kepada palpebra. Tarsus
superior lebih besar dari tarsus inferior didalamnya terdapat kelenjar sebasea dan
meiborm sebanyak kuang lebih 20 buah, yang tampak membayang sebagai garis-
garis kekuningan berjajar dibawah konjungtiva dan mengeluarkan isinya di margo
palpebra superior dan inferior pada waktu mengedip, sehingga air mata tidak dapat
meleleh ke pipi. Di medial dan lateral, tarsus selalu membentuk ligamentum tarsalis
medialis dan lateralis yang melekat pada pinggir orbita. 8
II.2. PATOFISIOLOGI
Gambar 2 : Radang pada kelopak mata (1) and the radang pada bulu mata (2)
Menjaga kebersihan kelopak bisa menghindari blefaritis
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena adanya
pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada
jaringan pada sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi
kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim.
Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis seboroik
dan kelainan fungsi kelenjar meibom.(1)
II.3. ETIOLOGI
Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis seboroik,
gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya
disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang menyerang
bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang
menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis
namun ditemukan bakteri staphylococcus.8 Infeksi staphylococcus epidermidis,
didapatkan sekitar 95% pasien.blefarits seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan
posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom.
Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu
mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini
disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat penguapan air mata, dan
membuat permukaan mata menjadi tetap halus, dan membantu menjaga struktur dan
keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar meibom
berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan
kenapa pada pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata
kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula sebasea.
Gambar 3. Blefaritis karena staphylococcus.
Dermatitis seboroik dan rosesea keduanya mempengaruhi glandula sebassea. Pada
dermatitis seboroik, glandula sebasea memproduksi secret berlebihan. Sedangkan pada
rosea glandula sebasea dihambat dan sekresi ke kulit. Ini menjelaskan hubungan
ganguan kelenjar meibom dengan dermatitis seboroik dan rosea. 5
II.4. FREKUENSI DAN INSIDEN
Pada 5% ari total jumlah penykit mata yang dilaporkan pada rumah sakit
( sekirtar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit
mata)10 Berikut ini tabel insidensi Blefaritis menurut WHO.
Tipe blepharitis Hubungan dengan :
Sex Usia, rata2 usia Dry eye syndrome
Staphylococcal blepharitis Meibomian blepharitis About 42 years About 50%
Seborrhoeic blepharitis Equally common in men and women About 50 years About
33%
Meibomian blepharitis Equally common in men and women About 50 years 20–40%
data didapat dari Miller, K.V., Odufuwa, T.O.B., Liew, G. and Anderson, K.L. (2005)
Interventions for blepharitis (Cochrane Protocol). Issue 4. John Wiley & Sons, Ltd.
www.thecochranelibrary.com [Accessed: 12/12/2007]
Tabel 1 : Insidensi blefaritis menurut WHO
Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan
biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya
terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada
33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita
pada usia rata-rata 50 tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40% .5
II.5. KLASIFIKASI
BLEFARITIS BAKTERIAL
1. Blefaritis superfisial 1
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan
sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila
terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk
mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyertai.
2. Blefaritis Seboroik
Gambar 4. Blefaritis seboroik
Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari
kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil
pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis,
poliosis dan jaringan keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.
Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari
kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10
menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang
dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum
dan madarosis.
3. Blefaritis Skuamosa1
Gambar 5. Blefaritis skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta
pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan
bersama dermatitik seboroik.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa
terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis.
Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan
shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki
metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah
keratitis, konjungtivitis.
4. Blefaritis Ulseratif. 1
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-
kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan
dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat
kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit
bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak
folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis
ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan
stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus
ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.
Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel
rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila
ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat
berakibat trikiasis.
5. Blefaritis angularis. 1
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut
kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus
eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum
lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini
bersifat rekuren.Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Seng sulfat.
Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat
duktus lakrimal.
6. Meibomianitis. 1
Gambar 6. meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda
peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan
kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai
antibiotik lokal.
BLEFARITIS VIRUS
1. Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri
saraftrigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila
yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster
pada mata dan kelopak mata atas.
Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang
terlihat pad mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam.
Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi
vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus
pada infeksi herpes zoster mata.
2. Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat didertai dengan keadaan yang sama
pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis
simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta
kuning basah pada tepi bulu mata,yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.
BLEFARTIS JAMUR
1. Infeksi superficial
2. Infeksi jamur dalam
3. Blefaritis pedikulosis.
Gambar 7. Blefaritis pedikulosis
Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat
bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
II.6. GAMBARAN KLINIK
Gambar 8 : gejala blefaritis berupa rontok bulu mata
Gejala :
1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan
kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan
kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.
Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng
dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga
ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
Tanda :
1. Skuama pada tepi kelopak
2. Jumlah bulu mata berkurang
3. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
4. Sekresi Meibom keruh
5. Injeksi pada tepi kelopak
6. Abnormalitas film air mata
II.7. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.
Banyak kasus blefaritis dapat di diagnose dengan menanyakan tentang tanda, dan
melakukan pemeriksaan mata serta memeriksa adakah penyakit yang bisa mendukung
seperti dermatitis seboroik dan rosea.
Pemeriksaan
Pada blefaritis, tepi kelopak merah inflamasi dan krusta, penemuan kondisi baru
mengindikasikan tipe blefaritis dan membantu pada pengobatan. Akan tetapi, blefaritis
dapat ditemukan pada bebagai tipe, dan pada keadaan klinis tidak berbeda jauh dengan
tipe yang ada. Ciri dari berbagai tipe blefaritis dibahas seperti pada table 1 dibawah ini.
Blefaritis seboroik, gejalanya adalah:
Batas anterior kelopak mata : eritema, udem, dan telangiektasis dari batas kelopak,
perubahan batas kelopak merupakan tanda karena blefaritis staphylococcus. Bulu mata :
mudah rontok, kulit berminyak. Ditemukan tanda seboroik pada tempat lainnya (kulit
kepala, dibelakang daun telinga, dalam saluran liang telinga luar, diantara alis dan
sepanjang siku dan lutut,lengan kaki dan pangkal paha.
Blefaritis staphylococcus, gejalanya adalah ;
Di bagian anterior kelopak mata : merah dan sering didapatkan pada kasus
berat.bengkak, ulkus, telangiektasis, (dilatasi pembuluh darah superficial) bulu mata :
kulit yang mengelupas dan rapuh, dapat ditemukan bentuk kolaret disekitar bulu mata,
bulu mata mengarah ke dalam mata, hipopigmentasi, rontok bulu mata.
Blefariti posterior (meibomian blefaritis) :
Dilatasi kelenjar meibom, atau tampak obstruksi, telangiektasis, ditemukan dermatitis
seboroik pada tempat lain.
Table 2. ciri-ciri khusus pada berbagi tipe blefaritis.
Ciri-ciri Batas anterior kelopak mata Batas posterior kelopak mata
Blefaritis staphylococcus Blefaritis seboroik Bleraitis Meibomian
Kelopak mata anterior
Bulu mata rontok Sering jarang Tdk biasa terjadi
Bulu mata mengarah ke mata sering Jarang Terjadi pada pnyakit kronis
Pemukaan Kelopak kering berminyak Ada lapisan protein yang berbuih
Ulkus kelopak mata Sering pada serangan akut - -
Kelopak mata keriput Mungkin terjadi - Terjadi pada pnyakit kronis
Kelopak mata posterior
kalazion rare rare Sering lebih dari 1
hordeolum Mungkin terjadi - -
mata
konjungtiva Injeksi ringan sampai berat Injeksi ringan Injeksi ringan sampai berat,
reaksi pailary konjungtiva tarsal
kornea Cacat epitel kornea (+) Biasanya tidak terjadi cacat epitel Cacat epitel kornea (+)
Kekeringan air mata sering
Hubungan dengan penyakit kulit
Penyakit kuli Ectopic eczema (jarang) Dermatitis seboroik Dermatitis seboroik, dan
rosea
II.8. DIAGNOSIS BANDING
Diagnose banding dari blefaritis adalah 11:
1. Squamous sel, Basal cell, or sebaceous cell carcinoma of the eyelid margin.
2. Dermatitis (contohnya dermatitis kontak, dermatitis atopic)
3. Infection (contohnya impetigo).
II.9.PENGOBATAN
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari smua jenis blefaritis
adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Mengurangi
dan menghentikan penguunaan bedak atau kosmetik saat dalam proses penyembuhan
blefaritis sangat dianjurkan, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk
menjaga kelopak mata tetap bersih.
Kompres dengan air hangat untuk menguragi kerak. Disarankan mengunakan bahan
pembersi yang lembut dengan campuran air dan shampoo bayi atau dengan
menggunakan produk pembersih kelopak mata. Pada kasus yang disebabkan infeksi
bakteri, antibiotic juga dianjurkan untuk digunakan.untuk membantu membasmi bakteri
terkadang diberikan salep antibiotic (misalnya erythromicyn atau sulfacetamide) atau
antibiotic per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis seboroik, harus
diobati terlebih dulu. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli
petroleum pada dasar bulu mata. 12
Jika kelenjar kelopak mata tersumbat, maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak
mata untuk mengeluarkan sisa minyak yang mengumpul sehingga bisa menghambat
aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata buatan atau minyak pelembut bisa
disarankan pada beberapa kasus. Menggunakan shampoo anti ketombe pada kulit kepala
bisa membantu. Jika pasien menggunakan lensa kontak, sebaiknya disarankan untuk
menghentikan pemakaiannya terlebih dahulu selama proses pengobatan.
Pada beberapa kasus blefaritis memerlukan pengobatan yang kompleks. Blefaritis
tidak dapat disembuhkan secara sempurna, meski pengobatan telah berhasil,
kemungkinan kembali terserang penyakit ini sangat mungkin terjadi. 11
II.10. KOMPLIKASI 4
komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling
sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya
disarankanuntuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata
sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.
Syndrome mata kering.
Adalahkomplikasi yang paling sering terjaddi pada blefaritis. Syndrome mata kering
atau biasa juga ketahui sebagai keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata
pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu
cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome
mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan
dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air mata yang kurang
baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal
di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala syndrome mata kerin ini
dapat dihilangkan dengan baik denan menggunakan obat tetes mata yang mengandung
cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.obat tetes mata ini bisa didapatkan
di apotek atau took oabat tanpa harus dengan mengunakan resep dokter.
Konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri di dalam
kelopak mata . kondisi ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak
kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan.
Antibiotic berupa obat tetes mata disarankan untuk megurangi gejala, atau untuk
menghindari infeksi berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus masih didapatkan
bahwa penggunaan antibiotic tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding
dengan menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa pengobatan apapun.
Kista meibom
Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu
kelenjar meibom meradang dan menyebabkan blefaritis.kista umumnya tanpa rasa sakit,
kecuali jika disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotic. Penggunaan kompres
hangat untuk kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang
dengansendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilagakan dengan bedah sederhana
dengan anastesi local.
Bintil pada kelopak mata
Bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar
kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata (yang
berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres
Hangat pada daerah sekitar bintil. Namun pada kasus yang berat perlu diberikan
antibiotic salep dan tablet.
II.11. PROGNOSIS
Meski bisa menyebabkan komplikasi dan terjadi kekambuhan namun blefaritis tidak
menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.
Bab III
KESIMPULAN
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata atau tepi kelopak mata yang
ditandai denagn kelopak mata yang berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan
virus atau juga karena ganguan aliran kelanjar meibom pada kelopak mata. Blefaritis
memberikan gejala mata menrah berair dan nyeri, rontok bulu mata.
Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, Karena prinsip utama pengobatan
blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat
peneyembukan biasanya diberikan terapi khusus sesuai dengan penyebab blefaritis
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Avisar, R., Savir, H., Deutsch, D. and Teller blepharitis, dikutip dari
http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/blefaritis.html article last update : 24 maret
2005, diambil tangal 7 agustus 2008
2. Dougherty, J.M., McCulley, J.P., Silvany, R.E. and Meyer, D.R (1991) The role
of tetracycline in chronic blepharitis. Inhibition of lipase production in staphylococci.
Investigative Ophthalmology & Visual Science 32(11), 2970-2975. Dikutip dari
http://www.goodhope.org.uk /departments/eyedept/ blepharitis.html article last update :
1 agustus 2007, diambil tanggal 7 agustus 2008
3. Ilyas, Sidarta,Prof.dr.H. SpM. Ilmu penyakit Mata, FKUI, , 2002
4. Manners, T. (1997) Managing eye conditions in general practice. British
Medical Journal 315(7111), 816-817, Dikutip dari : http://www.cks.library.
nhs.uk/blepharitis/view_whole_topic# article last update: 16 januari 2004, diambil
tanggal 7 agustus 2008
5. Miller, K.V., Odufuwa, T.O.B., Liew, G. and Anderson, K.L. (2005)
Interventions for blepharitis (Cochrane Protocol). Issue 4. John Wiley & Sons, Ltd.
www.thecochranelibrary.com [Accessed: 12/12/2007]. [Free Full-text]
6. Papier, A., Tuttle, D.J. and Mahar, T.J. (2007) Differential diagnosis of the
swollen red eyelid, dikutip dari:http://www.mayoclinic.com/health/
blepharitis/DS00633 article last update 2007, diambil tanggal 8 agustus 2008
7. James, bruce.,chew, chris.,bron, Anthony. Lecture notes, Eirlangga medical
series, edisi kesembilan, Jakarta,2002. Hal. 3-4.
8. wijana, S.D, Nana. Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga
9. Asano-Kato, N., Fukagawa, K., Takano, Y. et al. (2003) Treatment of atopic
blepharitis by controlling eyelid skin water retention ability with ceramide gel
application. British Journal of Ophthalmology 87(3), 362-363.
10. Miller, K.V., Odufuwa, T.O.B., Liew, G. and Anderson, K.L. (2005)
Interventions for blepharitis (Cochrane Protocol). Issue 4. John Wiley & Sons, Ltd.
www.thecochranelibrary.com [Accessed: 12/12/2007].
11. Seal, D.V., Wright, P., Ficker, L. et al. Chronic blepharitis , dikutip dari :
http://www.aoa.org/Blepharitis.xml [Accessed: 12/12/2007]
12. http://www.indonesiaindonesia.com/f/13169-blefaritis/ 24-02-07, 09:26.
(Penulis adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN Jakarta yang sedang coass di RS.
Margono - Purwokerto/h.nur)