biopes acara 1

13
ACARA I MENGENAL MORFOLOGI DAUN DAN SIFAT-SIFAT PESTISIDA A. Tujuan Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat morfologi daun dan sifat-sifat fisik pestisida. B. Landasan Teori Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Wikipedia, 2011). Sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal suatu  jenis tumbuhan. Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian dari kita adalah: Daun berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4 golongan daun yaitu daun dengan : 1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun. 2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun. 3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.

Upload: rudi-andrianto

Post on 06-Jul-2015

303 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 1/13

 

ACARA I

MENGENAL MORFOLOGI DAUN DAN SIFAT-SIFAT

PESTISIDA

A. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat morfologi daun dan sifat-sifat

fisik pestisida.

B. Landasan Teori

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, 

umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi

sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun

merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya

karena tumbuhan adalah organisme autotrof  obligat, ia harus memasok 

kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi

kimia (Wikipedia, 2011).

Sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal suatu

  jenis tumbuhan. Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian dari kita

adalah:

Daun berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4golongan daun yaitu daun dengan :

1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun.

2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian

daun.

3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.

Page 2: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 2/13

 

4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung

hampir sama lebarnya.

Daun berdasarkan ujungnya (apex):

1. Runcing (acutus) 5. Rompang(truncates)

2. Meruncing (acuminatus) 6. Terbelah (reruntus)

3. Tumpul (obtusus) 7. Berduri (mucronatus)

4. Membulat(rotundatus)

Daun berdasarkan pangkalnya (basis) :

1. Tepi daunnya di bagian itu tidak bertemu, tetapi terpisah oleh

 pangkal ibu tulang atau ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat :

a. Runcing(acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang,

lanset, belah ketupat, dll.

 b. Meruncing(acuminatus), biasanya pada daun bulat telur sungsang

atau daun bangun sudip

c. Tumpul(obtusus), pada daun-daun bulat telur, jorong

d. Membulat(rotndatus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan

 bulat telur 

e. Rompang atau rata(truncatus), pada daun-daun segitiga, delta,

tombak 

Page 3: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 3/13

 

f. Berlekuk(emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal,

anak panah

2.Tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain:

a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama

terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti

lazim dapat kita lihat pada daun-daun bangun perisai.

  b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang

 berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya.

Daun berdasarkan pada susunan tulang-tulangnya (nervatio atau

venatio). Fungsi tulang daun berfungsi untuk:

a. Memberi kekuatan pada daun.

 b. Di samping sebagai penguat, tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk 

 pengangkutan zat-zat.

Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan menjadi 3

macam:

a. Ibu tulang(costa)

 b. Tulang-tulang cabang(nervus lateralis)

c. Urat-urat daun(vena).

Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, kita

membedakan beberapa susunan tulang yaitu :

a. Bertulang menyirip(penninervis)

 b. Bertulang menjari(palminervis)

c. Bertulang melengkung(cervinervis)

d. Bertulang sejajar atau bertulang lurus(rectinervis)

Daun berdasarkan pada tepi (margo) :

1. Rata

Page 4: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 4/13

 

2. Bertoreh :

a. Toreh yang merdeka adalah bergerigi, bergerigi ganda, bergigi,

 beringgi dan berombak 

b. Toreh yang mempengaruhi bentuknya :

- Berdasarkan kedalaman: berlekuk, bercanggap, berbagi.

- Berdasarkan tepinya: berlekuk menyirip, bercangap menyirip,

  berbagi menyirip, berlekuk menjari, bercangap menjari,  berbagi

menjari (Tjitrosoepomo, 2005).

Daun berdasarkan daging daunnya(intervenium). Tebal atau tipisnya

helaian daun tergantung pada tebal tipisnya daging daunnya, yaitu tipis seperti

selaput, seperti kertas, tipis lunak, seperti perkamen, seperti kulit atau belulang

dan berdaging.

Daun berdasarkan keadaan permukaan atas maupun bawahnya (gundul

atau, berambut) adalah licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat

kelihatan mengkilat, suram, dan berselaput lilin, gundul (glaber), kasap

(scaber), berkerut (rugosus), berbulu (pilosus), berbulu halus dan rapat

(villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).

Warna daun itu biasanya berwana hijau tetapi tak jarang pula kita

  jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Sebagai contoh yaitu, daun yang

 berwarna merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, hijau tua, hijau

kekuningan (smart-pustaka.blogspot.com, 2011).

Morfologi daun sangat beragam, misalnya lapisan lilin (tebal),

 berambut (trichoma) dan permukaan (bergelombang). Lapisan liin pada daun

mengurangi daya pelekatan dari pestisida. Rambut yang ada pada permukaan

daun menghalangi kontak dan penyebaran pestisida sehingga menghambat

 pada peresapan daun. Demikian juga pada permukaan daun yang tidak rata

dapat mengurangi perataan sebaran pestisida. Sifat-sifat daun tersebut dapat

menurunkan efektivitas utama racun kontak dan perut ( Petunjuk Praktikum

 Pestisida dan Biopestisida, 2010).

Page 5: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 5/13

 

Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama. Pest meliputi hama

dalam arti luas. Menurut PP no.7 tahun 1973 adalah semua zat kimia dan bahan

lain serta jasad renik dan virus yang digunakan :

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,

 bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan.

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman (tidak termasuk pupuk).

5. Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad-jasad renik 

dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.

6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan

  penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan

 penggunaan pada tanaman, tanah atau air (Sarmadi, 2011).

C. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah daun

tanaman (jagung, kacang panjang, padi, talas, chaisin dan ketela rambat),

insektisida berformulasi EC, WP dan S dan serangga (jangkrik).

2. Alat

Alat yang digunakan adalah timbangan, becker glass, pipet, cawan

 petri, pengaduk dan handsprayer.

Page 6: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 6/13

 

D. Prosedur Kerja

1. Kecepatan dan kestabilan larutan pestisida.

a. Tuangkan (teteskan) untuk masing-masing formulasi (EC, WP, S) ke

dalam 100 ml air pada becker glass.

 b. Amati (bandingkan) kecepatan pelarutan formulasi pestisida tersebut.

c. Setelah terdata kecepatan pelarutan, aduklah larutan pestisida tersebut.

d. Amati (bandingkan) kestabilan larutan pestisida tersebut.

2. Pengamatan bentuk morfologi daun.

a. Amati bentuk morfologi daun tanaman (jagung, kacang panjang, padi,

talas dan ketela rambat) khususnya mengenai kepadatan trachoma,

kandungan lilin dan kerataan permukaan daun dengan mikroskop

khusus.

 b. Tetesi permukaan daun-daun tersebut dengan air biasa.

c. Lakukan dengan cara yang sama dengan menggunakan larutan

 pestisida.

d. Amati sifat pelekatannya dan sebaran pestisidanya.

3. Peningkatan pelekatan pestisida.

a. Dibuat 2 larutan pestisida sesuai konsentrasi anjuran masing-masing

100 mk (pada becker glass A dan B)

  b. Tambahkan dengan sticker (sesuai konsentrasi anjuran) pada becker 

glass A, sedangkan pada becker glass B tanpa sticker.

c. Celupkan daun chaisin pada larutan pestisida becker glass A dan B.

Page 7: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 7/13

 

d. Kering anginkan daun yang telah diperlakukan dengan dan tanpa

 pestisida sticker.

e. Semprotkan air (sebagai simulasi pencucian air hujan) pada perlakuan3d, sebanyak 0, 10, 20, dan 30 kali semprot.

f. Kering anginkan daun yang telah disimulasikan air hujan.

g. Siapkan 4 cawan petri dan masukan masing-masing daun pada setiap

 perlakuan (0,10,20 dan 30).

h. Masukan 5 serangga (jangkrik) pada setiap cawan petri dan diamati

mortalitasnya.

E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil pengamatan

(Terlampir)

2. Pembahasan

Praktikum pestisida dan biopestisida pertanian acara mengenal

morfologi daun dan sifat-sifat pestisida dilakukan dengan tiga kegiatan, yaitu

kecepatan dan kestabilan larutan pestisida, pengamatan morfologi permukaan

daun dan peningkatan pelekatan pestisida.

Kecepatan dan kestabilan larutan pestisida dilakukan dengan

menuangkan masing-masing formulasi (EC, WP dan S) ke dalam 100 ml air 

 pada beckerglass.

Page 8: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 8/13

 

Formulasi EC adalah pestisida berbentuk cairan (emulsifiable

concentrate = EC), ciri-cirinya adalah berbentuk cairan pekat, penggunaannya

dengan pelarut air, cairan semprotnya disebut emulsi dan penggunaan dengan

alat semprot. Contoh pestisida berformulasi EC adalah Insektisida Agrimec 18

EC, Decis 2,5 EC, Fungisida Afugan 300 EC dan Akarisida Meothrin 50 EC.

Pestisida formulasi WP adalah pestisida berbentuk tepung yang dapat

disuspensikan dalam air (Wettable Powder = WP). Ciri-cirinya adalah

  berbentuk tepung kering agak pekat, hasil campuran dengan air disebut

suspense, dan penggunaan dengan alat semprot Insektisia. Contoh dari

 pestisida berformulasi ini adalah Confidor 5 WP, Garvox 20 WP Fungisida

Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim

80 WP Akarisida Morestan 25 WP Bakterisida Agrept 20 WP, Agrimycin 15

WP.

Pestisida Solution (S) mempunyai ciri yaitu formulasi pestisida dalam

 pelarut organik, tanpa dicampur dengan bahan lain dan formulasi ini tidak 

  banyak. Contoh dari pestisida berformulasi S ini adalah herbisida purna

tumbuh Gramaxon S.

Formulasi pestisida tersebut (EC,WP, S) setelah dituangkan pada 100

ml air pada air dalam beckerglass kemudian diamati kecepatan pelarutan

formulasinya. Pestisida formulasi EC, pada pengamatan mempunyai kecepatan

  pelarutan cepat, sedangkan pestisida formulasi WP mempuyai kecepatan

 pelarutan sangat cepat dan formulasi S kecepatan pelarutannya lambat.

Setelah diamati kecepatan pelarutannya kemudian diamati kestabilanlarutan pestisida dengan cara di aduk. Pengamatan yang telah dilakukan

didapatkan bahwa formulasi EC mempunyai kestabilan larutan yang sangat

stabil, formulasi S mempunyai kestabilan pelarutan yang stabil dan formulasi

WP agak stabil.

Kegiatan kedua yang dilakuan dalam acara I adalah pengamatan

morfologi bentuk daun. Pada kegiatan ini diamati morfologi daun mengenai

Page 9: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 9/13

 

kepadatan trichoma, kandungan lilin dan permukaan daun. Data yang

didapatkan yaitu pada jagung mempunyai trichoma terbanyak dengan jumlah

90, lapisan lilin sedikit dan bentuk permukaan bergelombang. Daun padi

mempunyai trichoma sebanyak 45 dengan lapisan lilin sedikit dan bentuk 

  permukaan daun bergelomabang. Daun kacang panjang tidak mempunyai

trichoma, dengan lapisan lilin agak banyak dan bentuk permukaan daun

  bergelombang. Daun talas tidak mempunyai trichoma tetapi mempunyai

lapisan lilin yang sangat banyak dengan bentuk permukaan daun rata dan yang

terakhir adalah daun ketela rambat yaitu tidak mempunyai trichoma dengan

lapisan lilin agak banyak dan bentuk permukaan daun bergelombang.

Setelah diamati morfologinya, kemudian diamati sifat pelekatan dan

sebaran pestisida pada masing-masing jenis daun dengan cara ditetesi air, dan

  pestisida formulasi AS, S, WP dan EC pada permukaan daun. Data yang

didapatkan pada pengamatan adalah :

1. Daun jagung pada perlakuan dengan air didapatkan sebar dan lekat, pada

 perlakuan AS didapatkan sebar dan lekat, pada perlakuan S didapatkan

sebar dan lekat, pada perlakuan WP didapatkan sebar dab lekat dan pada EC

didapatkan sebar dan agak lekat.

2. Daun kacang panjang pada perlakuan dengan air didapatkan sebar dan

sangat lekat, pada perlakuan AS didapatkan sebar dan agak lekat, pada

  perlakuan S didapatkan sebar dan sanagt lekat, pada perlakuan WP

didapatkan sebar dan sangat lekat dan pada EC didapatkan sebar dan sangat

lekat.

3. Daun padi pada perlakuan dengan air didapatkan sebar dan agak lekat, pada

 perlakuan AS didapatkan tidak sebar dan agak lekat, pada perlakuan S

didapatkan tidak sebar dan agak lekat, pada perlakuan WP didapatkan tidak 

sebar dan agak lekat dan pada EC didapatkan tidak sebar dan tidak lekat.

4. Daun talas pada perlakuan dengan air didapatkan tidak sebar dan tidak lekat,

 pada perlakuan AS didapatkan tidak sebar dan agak lekat, pada perlakuan S

Page 10: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 10/13

 

didapatkan tidak sebar dan agak lekat, pada perlakuan WP didapatkan tidak 

sebar dan agak lekat dan pada EC didapatkan tidak sebar dan tidak lekat.

5.Daun ketela pohon pada perlakuan dengan air didapatkan sebar dan lekat,

 pada perlakuan AS didapatkan sebar dan lekat, pada perlakuan S didapatkan

sebar dan lekat, pada perlakuan WP didapatkan sebar dan lekat dan pada EC

didapatkan sebar dan lekat.

Sebar artinya dimana air atau pestisida menyebar atau tidak pada daun

yang diamati, sedangkan lekat adalah daya lekat air atau pestisida pada

  permukaan daun yang diamati. Dengan melakukan test ini kita dapat

menentukan jenis dan formulasi pestisida yang cocok untuk tanaman

 berdasarkan morfologinya, agar pestisida mempunyai efektivitas yang tinggi.

Kegiatan ketiga yang dilakukan adalah peningkatan pelekatan pestisida.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuat 2 larutan pestisida dengan dan

tanpa sticker. Lalu dicelupkan daun chaisin pada masing-masing jenis larutan.

dan dikeringanginkan. Setelah itu semprotkan air sebagai simulasi pencucian

air hujan sebanyak 0, 10, 20 dan 30 kali semprot pada daun yang telah dicelup

 pada sticker maupun tanpa sticker. Setelah itu diujikan pada serangga dan

didapatkan datanya. Data yang didapatkan yaitu :

1. Pestisida + sticker :

a. Hari 1 :

- (0) = mati 1

- (10) = tidak ada yang mati

- (20) = mati 1

- (30) = mati 1

 b. Hari 2 :

- (0) = mati 3

Page 11: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 11/13

 

- (10) = mati 1

- (20) = mati 2

- (30) = mati 4

2. Pestisida tanpa sticker:

a. Hari 1 :

- (0) = tidak ada yang mati

- (10) = mati 2

- (20) = mati 3

- (30) = mati 3

 b. Hari 2 :

- (0) = mati 1

- (10) = mati 1

- (20) = mati 2

- (30) = mati 1

Dari pengamatan mortalitas serangga selama 2 hari didapatkan jumlah

mortalitas serangga pada pestisida+sticker pada perlakuan 0 = 4, 10 = 1, 20 = 3

dan 30 = 5. Pada pestisida tanpa sticker didapatkan jumlah mortalitas pada

 pelakuan 0 = 1, 10 = 3, 20 = 5 dan 30 = 4. Pada perlakuan kontrol (0) dan 30,

serangga yang mati lebih banyak adalah yang diberi perlakuan

 pestisida+sticker daripada pestisida tanpa sticker. Sedangkan pada perlakuan

10 dan 20 serangga yang lebih banyak mati adalah serangga yang diberi

 perlakuan pestisida tanpa sticker. Menurut literatur seharusnya serangga yang

lebih banyak mati adalah serangga yang diberi perlakuan pestisida+sticker,

Page 12: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 12/13

 

namun pada perlakuan 10 dan 20 bisa terjadi karena terjadi kesalahan saat

melakukan prosedur kerja.

F. Kesimpulan

Daun tanaman yang mempunyai trichoma paling banyak adalah jagung,

dan daun tanaman yang mempunyai lapisan lilin paling banyak adalah talas.

Daun tanaman jagung, kacang panjang, padi dan ketela rambat

mempunyai bentuk permukaan yang bergelombang, sedangkan daun talas

mempunyai bentuk permukaan yang rata.

Daun talas tidak mempunyai sifat sebar (menyebarkan air) dan daun

tanaman yang mempunyai sifat sangat lekat adalah daun tanaman kacang

tanah.

Jenis pestisida yang mempunyai kecepatan pelarutan paling cepat

adalah pestisida jenis WP, sedangkan pestisida yang mempunyai kestabilan

larutan paling stabil adalah pestisida jenis EC.

Pestisida + sticker dapat membunuh hama lebih banyak dibandingkan

dengan pestisida tanpa sticker ketika terjadi pencucian air hujan jika tidak 

terjadi kesalahan prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Biopes acara 1

5/7/2018 Biopes acara 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biopes-acara-1 13/13

 

Campbell, N. A. 2003. Biologi(edisi kelima jilid II). Erlangga, Jakarta.

Sarmadi. 2011. Pestisida. SarMady_Genius.blogspot.com. diakses hari Minggu

tanggal 10 April 2011.

Smart-pustaka. 2011. Daun. http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-

leaf.html. diakses hari Minggu tanggal 10 April 2011.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta.

Wikipedia. 2011.  Daun. http://id.wikipedia.org/wiki/Daun#Morfologi. Diakses

hari Minggu tanggal 10 April 2011.

Wudianto, R. 1997. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.