b.imff

39
KURANGNYA KEPEDULIAN SISWA TERHADAP KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 8 BATAM Masalah yang dihadapi masyarakat masa kini yang sangat sulit untuk diselesaikan, salah satunya adalah soal kebersihan lingkungan. Kebersihan merupakan hal yang begitu sederhana namun begitu penting untuk diperhatikan. Menjaga kebersihan itu terdengar sepele sehingga kebanyakan orang malah menyepelekan. Hal semacam ini yang mestinya harus dibenahi. Sebagai contoh adalah kebersihan di lingkungan SMA Negeri 8 Batam. Kian hari, kesadaran para siswa semakin menurun. Hal ini terbukti dari sampah-sampah makanan yang tercecer di tempat yang tidak seharusnya. Misalnya, gazebo, laci meja, lantai-lantai kelas, dan lainnya. Para siswa yang tidak bertanggung jawab tersebut semakin menjamur. Padahal, SMA Negeri 8 Batam merupakan sekolah berstatus sekolah model dan sebagai pusat sumber belajar serta berlabelkan Green School, sehingga masalah kebersihan ini adalah hal mutlak yang harus diprioritaskan. Tetapi nyatanya kebersihan di lingkungan SMA Negeri 8 Batam sungguh memprihatinkan. Pihak sekolah memang sudah berusaha untuk menghilangkan, minimal mengurangi kebiasaan para siswa membuang sampah sembarangan. Tindakan yang diambil pihak sekolah juga bervariasi, seperti menyediakan tempat sampah di setiap sudut sekolah dan menghimbau serta mengingatkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun sepertinya hasil yang diharapkan tidak kunjung terlihat. Masih banyak siswa yang meremehkan hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan. Banyak sekali dampak yang muncul akibat menomor duakan prioritas kebersihan. Selain menimbulkan berbagai penyakit karena menumpuknya sampah ditempat yang tidak semestinya, juga membuat lingkungan yang seharusnya nyaman menjadi tidak betah untuk dipandang maupun disinggahi. Sampah yang menumpuk juga dapat menyebabkan air menggenang dan menimbulkan banjir. Berbagai hal dapat terjadi akibat menyepelekan kebersihan. Bukan hanya para siswa saja yang harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, namun seluruh warga sekolah SMA Negeri 8 Batam tanpa terkecuali. Pihak sekolah juga harus dan

Upload: teddy-saputra

Post on 06-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ssf

TRANSCRIPT

Page 1: b.imff

KURANGNYA KEPEDULIAN SISWA TERHADAP KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 8 BATAM

      Masalah yang dihadapi masyarakat masa kini yang sangat sulit untuk diselesaikan, salah satunya adalah soal kebersihan lingkungan. Kebersihan merupakan hal yang begitu sederhana namun begitu penting untuk diperhatikan. Menjaga kebersihan itu terdengar sepele sehingga kebanyakan orang malah menyepelekan. Hal semacam ini yang mestinya harus dibenahi.      Sebagai contoh adalah kebersihan di lingkungan SMA Negeri 8 Batam. Kian hari, kesadaran para siswa semakin menurun. Hal ini terbukti dari sampah-sampah makanan yang tercecer di tempat yang tidak seharusnya. Misalnya, gazebo, laci meja, lantai-lantai kelas, dan lainnya. Para siswa yang tidak bertanggung jawab tersebut semakin menjamur. Padahal, SMA Negeri 8 Batam merupakan sekolah berstatus sekolah model dan sebagai pusat sumber belajar serta berlabelkan Green School, sehingga masalah kebersihan ini adalah hal mutlak yang harus diprioritaskan. Tetapi nyatanya kebersihan di lingkungan SMA Negeri 8 Batam sungguh memprihatinkan.      Pihak sekolah memang sudah berusaha untuk menghilangkan, minimal mengurangi kebiasaan para siswa membuang sampah sembarangan. Tindakan yang diambil pihak sekolah juga bervariasi, seperti menyediakan tempat sampah di setiap sudut sekolah dan menghimbau serta mengingatkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun sepertinya hasil yang diharapkan tidak kunjung terlihat. Masih banyak siswa yang meremehkan hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan.      Banyak sekali dampak yang muncul akibat menomor duakan prioritas kebersihan. Selain menimbulkan berbagai penyakit karena menumpuknya sampah ditempat yang tidak semestinya, juga membuat lingkungan yang seharusnya nyaman menjadi tidak betah untuk dipandang maupun disinggahi. Sampah yang menumpuk juga dapat menyebabkan air menggenang dan menimbulkan banjir. Berbagai hal dapat terjadi akibat menyepelekan kebersihan.      Bukan hanya para siswa saja yang harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, namun seluruh warga sekolah SMA Negeri 8 Batam tanpa terkecuali. Pihak sekolah juga harus dan terus berusaha dalam memulihkan kebiasaan para siswa untuk mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan. Karena kebersihan merupakan sesuatu yang sangat penting mengingat berbagai dampak yang bisa timbul akibat kelalaian dalam menjaga kebersihan. Sebagai masyarakat yang baik, kita harus mulai lebih peduli akan kebersihan lingkungan sekitar kita dan hal ini harus dimulai dari sekarang.

eberapa hari terakhir semua media di Tanah Air gencar memberitakan krisis air bersih yang meluas di sejumlah daerah. Kemarau telah membuat sebagian wilayah Indonesia dilanda kekeringan, yang kemudian berdampak krisis air.

Diberitakan, apabila sampai awal Oktober belum juga turun hujan, enam dari 16 waduk utama di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi terancam kekeringan.

Masih terkait dengan air, belum lama ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa saat ini—untuk pertama kali dalam sejarah peradaban manusia—jumlah penduduk dunia di perkotaan menempati angka tertinggi: 3,3 miliar jiwa!

Page 2: b.imff

Penambahan jumlah penduduk di perkotaan berlangsung sangat cepat, setiap detik bertambah dua orang. Kondisi itu, antara lain, disebabkan oleh peningkatan secara alami populasi perkotaan (50 persen), reklasifikasi dari area pedesaan menjadi area perkotaan (25 persen), dan karena urbanisasi (25 persen).

Pesatnya pertumbuhan penduduk kota membawa konsekuensi makin beratnya beban negara dalam menyediakan berbagai kebutuhan sosial dasar penduduk. Salah satu di antaranya adalah kebutuhan air bersih dan sanitasi. Banyak negara di dunia, terutama negara berkembang, tidak mampu menyediakan kebutuhan hidup paling hakiki tersebut. Saat ini terdapat 827,6 juta orang tinggal di kawasan kumuh tanpa akses air minum dan sanitasi yang memadai. Kondisi buruk ini memicu berjangkitnya berbagai macam penyakit.

Pragmatis

Pengelolaan sumber daya air telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pasal 2 undang-undang itu menegaskan bahwa sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Selanjutnya, Pasal 4 dan 5 menegaskan bahwa sumber daya air memiliki fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras. Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kebutuhan hidup yang sehat, bersih, dan produktif.

Namun, seiring dengan bergulirnya era reformasi dan otonomi daerah, makin banyak pihak yang berpikiran pragmatis dalam mengelola sumber daya air di daerah. Saat ini telah muncul banyak gugatan terhadap pengelolaan sumber air yang sudah berlangsung ratusan tahun dan ujung-ujungnya adalah tuntutan pembagian uang. Kondisi seperti ini harus disikapi dengan serius, terutama bagi daerah yang secara alami tidak memiliki sumber daya air di wilayah sendiri.

Konflik kepentingan pengelolaan sumber daya air akan selalu terjadi di berbagai sektor kehidupan, antara lain sektor pertanian, air bersih/air minum, industri, serta keperluan rumah tangga. Pengambilan air untuk pemenuhan air bersih perkotaan dari sumber air yang semula untuk pertanian sangat berpotensi menimbulkan konflik.

Apalagi jika pengurangan debit itu menurunkan indeks pertanaman (cropping index) dan mengakibatkan gagal panen. Oleh karena itu, pemanfaatan air dengan prinsip berbagi air secara proporsional (proportional water sharing) harus dilakukan sejak dini. Dalam prinsip ini, pengelolaan air memperhitungkan laju pertumbuhan penduduk, kontribusi sektor pertanian, industri, air minum, air untuk kepentingan sanitasi, serta potensi lestari sumber daya air.

Domain negara

Pemenuhan air bersih dan sanitasi merupakan domain negara/pemerintah. Pada umumnya kota-kota besar di Indonesia saat ini terlihat kedodoran dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi warganya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, saat ini baru mampu memasok 62 persen dari kebutuhan yang ada. Dari angka 62 persen itu pun banyak yang belum memenuhi standar pelayanan minimal.

Page 3: b.imff

Untuk mengatasi permasalahan air ini, pemerintah kota di Indonesia dapat mencontoh berbagai pendekatan yang telah ditempuh pemerintah kota di sejumlah negara, seperti Accra (Ghana), Alexandria (Mesir), Belo Horizonte (Brasil), Granada (Nikaragua), Lima (Peru), dan Zaragoza (Spanyol).

Kota-kota tersebut mengutamakan peningkatan akses kepada sistem suplai air, peningkatan akses ke fasilitas sanitasi, air bersih untuk warga miskin, partisipasi sosial masyarakat, manajemen permintaan, peminimalan kehilangan, serta peningkatan kesadaran melalui pendidikan.

Proyek percontohan yang pernah dilakukan di Alexandria fokus pada perbaikan infrastruktur dasar air minum dan saluran air kotor (drainase) serta menghadirkan sebuah model bagaimana mengimplementasikan manajemen air perkotaan yang terintegrasi (integrated urban water management). Aktivitas yang ditempuh antara lain menggunakan peralatan penghemat air dan memanfaatkan sumber air alternatif untuk pengamanan kualitas air minum dengan memanfaatkan air tanah untuk irigasi areal hijau.

Upaya lain yang ditempuh adalah meminimalkan kehilangan air dari jaringan pipa dengan memperbaiki dan memasang instalasi pengukur meter air yang baru. Pemantauan dilakukan secara reguler terhadap produksi air dan pengiriman ke lain wilayah, termasuk menindaklanjuti permintaan dan kehilangan air.

Aktivitas lain yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan air di perkotaan adalah dengan melakukan pemanenan air hujan. Di Anne Frank and Pedro Guerra Schools di Belo Horizonte, ada proyek percontohan yang memfokuskan pada penyimpanan dan penggunaan air hujan untuk irigasi kebun, lahan komoditas pertanian, serta untuk menyiram halaman sekolah. Demonstrasi seperti ini sangat baik untuk ajang pendidikan bagi siswa menyangkut berbagai isu tentang air (konsumsi, pemanfaatan, penghematan, dan kualitas).

Gerakan hemat air perlu digalakkan kembali di semua sendi kehidupan. Gerakan ini dapat dimulai dari hal-hal paling kecil, misalnya dengan memanfaatkan ulang air buangan untuk menyiram tanaman di halaman atau untuk mengguyur toilet, bahkan juga pada kegiatan ekonomi yang paling banyak membutuhkan air, yaitu sektor pertanian. Kampanye more crop per drop (makin banyak tanaman dengan setitik air) perlu dimasyarakatkan kepada petani melalui berbagai teknologi budidaya yang lebih hemat air.

Toto Subandriyo Bergiat di Lembaga Nalar Terapan (Lentera)

sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/09/17/04322160/mewaspadai.krisis.air

Manusia di dalam kehidupannya sangat mengandalkan air, lahan, energi, keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat untuk menjamin kelangsungan penghidupan mereka dan asset alam sangat penting untuk keluar dari kondisi pemiskinan. Banyak isu lingkungan yang tadinya berdiri sendiri sebagai isu lingkungan seperti perubahan iklim dan bencana, sekarang bergeser menjadi isu pembangunan secara umum dan politik karena luasnya dampak yang ditimbulkan semakin masif dan mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan. Salah satu kelompok penerima

Page 4: b.imff

dampak terbesar, jika kita bicara tentang lingkungan dan menurunnya fungsi layanan aset alam adalah perempuan. Perempuan dan pembedaan peran perempuan dalam masyarakat di Indonesia membuat beban yang lebih bagi perempuan. Perempuan sering mengalami ketidakadilan akibat pembedaan gender tersebut.

Paradigma pembangunan yang lebih berorientasi daratan dengan mengabaikan kekhasan Indonesia sebagai negara kepulauan, juga semakin mengeksploitasi sumber daya laut dan pesisir yang menggusur ribuan nelayan, terutama perempuan nelayan, dari ruang hidupnya. Kehancuran sumber daya laut semakin diperparah dengan pencemaran limbah industri dan kerusakan hutan mangrove, sehingga menjadi kelumrahan kemudian juga angka pemiskinan begitu tinggi di wilayah pesisir Indonesia. Dalam kondisi seperti ini sekalipun, tampaknya belum ada political will dari perintah untuk membuat kebijakan publik yang lebih berpihak kepada masyarakat pesisir.

Begitu banyak permasalahan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan yang terjadi di Indonesia. Kelangkaan air terus menerus menjadi krisis rutin di Indonesia, bencana kekeringan dan tingkat pencemaran industri yang tinggi, mengakibatkan perempuan semakin sulit untuk bisa mengakses air bersih dan menjaga ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Di kota, perempuan semakin ditekan dengan menjamurnya budaya konsumtif yang didorong oleh industrialisasi pusat perbelanjaan. Budaya ini kemudian menghasilkan timbunan sampah, pencemaran air tanah dan menciutnya ruang terbuka publik. Ditambah lagi dengan ancaman solusi teknologi yang justru berdampak buruk bagi kesehatan, seperti teknologi incenerator.

Ironisnya, ketika bencana ekologis terus menerus terjadi karena kesalahan pendekatan pembangunan, pemerintah pun tidak mampu memberikan perlindungan yang layak kepada jutaan perempuan yang tinggal di berbagai wilayah yang rentan terhadap bencana. Pemerintah melakukan pengabaian hak rakyat, khususnya perempuan, dalam pemenuhan hak-hak dasarnya pada pasca bencana terutama pada tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Bencana-bencana yang secara beruntun melanda negeri ini, menjadi cermin tretak yang menggambarkan betapa lambannya pemerintah menangani maslah tersebut. Pada kondisi ini, perempuanlah yang paling dirugikan karena dalam bencana korban terbesar adalah perempuan dan anak.

Selama ini, kerusakan lingkungan dan aset alam belum merefleksikan sisi pandang perempuan. Budaya patriarki yang telah menggeser kedaulatan perempuan dalam mengelola dan menentukan pangan telah membuat pandangan perempuan tentang kehidupan menjadi kabur, tidak dipahami oleh laki-laki, bakan oleh perempuan sendiri. Perempuan juga masih ditinggalkan dalam proses pengambilan kebijakan. Jika melihat bahwa persoalan lingkungan hidup dan aset alam sebagai sebuah proses politik, perempuan banyak ditinggalkan dalam proses pengambilan keputusan politik untuk dapat mengakses sumber-sumber kehidupannya.

Padahal, perempuan menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dimulai dari tingkatan keluarganya, hingga mengambil peran penting dalam mengelola aset alam. Fenomena isu gender yang muncul dalam pelaksanaan

Page 5: b.imff

pembangunan di Indonesia dilatarbelakangi oleh struktur dan budaya masyarakat yang membuat pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan, yang dalam hal ini perempuan menjadi termarginalkan.

Persoalannya, pembedaan tersebut kemudian cenderung menjadikan laki-laki dan perempuan sebagai korbannya. Beban laki-laki dalam ruang publik menjadi lebih besar sekaligus lebih berat, sementara potensi yang dimiliki perempuan tidak mampu berkembang karena perannya di ruang publik menjadi terbatas

Oleh: Ane Permatasari SIP MA, Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol UMY Anggota Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah

Sumber: http://pnti.info/artikel/2011/04/20/isu-gender-dalam-pengelolaan-lingkungan/

Pada dasarnya alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang, olehnya itu, perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam, dan pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.

Bumi (alam) sebenarnya cukup untuk memenuhi hajat hidup seluruh manusia, seperti yang diucapkan oleh Mahatma Gandhi, bahwa “bumi cukup memenuhi kebutuhan umat manusia, tapi ia tidak cukup untuk memenuhi keinginan satu orang manusia yang serakah.” Namun keserakahan manusia terkadang mengabaikan aspek keseimbangan (equalibrium) yang menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan.

“Jika Pohon terakhir telah ditebang, Ikan terakhir telah ditangkap, Sungai terakhir telah mengering, Manusia baru sadar kalau uang tak dapat dimakan,” Untaian bahasa bijak orang Indian yang dipopulerkan oleh Greenpeace itu, sangat cocok mengambarkan kesereakahan dan apatisme manusia terhadap alam dan lingkungannya.Sekarang ini, dengan merosotnya kualitas lingkungan di sertai ancaman global warming, masyarakat dunia mulai sadar bahwa apa yang pernah diungkapkan Mahatmah Gandhi dan pepatah bijak suku Indian tersebut, ditandai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap lingkungan seperti dengan maraknya gerakan-gerakan dan kegiatan kampanye lingkungan di berbagai belahan bumi, karena timbul kesadaran bahwa pada akhirnya kerusakan lingkungan akan berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri.

Dalam suatu lingkungan hidup yang baik, terjalin suatu interaksi yang harmonis dan seimbang antar komponen-komponen lingkungan hidup. Stabilitas

Page 6: b.imff

keseimbangan dan keserasian interaksi antar komponen lingkungan hidup tersebut tergantung pada usaha manusia. Karena manusia adalah komponen lingkungan hidup yang paling dominan dalam mempengaruhi lingkungan. Sebaliknya lingkungan pun mempengaruhi manusia. Sehingga terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidupnya. Hal demikian, merupakan interaksi antara manusia dan lingkungan.

Emil Salim (dalam Andi Sudirman Hamsah,2007:98) mengemukakan bahwa, jaringan hubungan timbal balik antara manusia dengan segala jenis benda, zat organis dan bukan organis serta kondisi yang ada dalam suatu lingkungan membentuk suatu ekosistem. Jaringan hubungan dalam ekosistem ini bisa tumbuh secara stabil apabila berbagai unsur dan zat dalam lingkungan ini berada dalam keseimbangan.

Hubungan yang sedemikian erat dan ketergantungan manusia terhadap lingkungannya, seyogyanya menimbulkan kesadaran akan pentingngnya keberlanjutan lingkungan hidup yang lestari dan seimbang sehingga hal tersebut perlu di atur dengan jelas, apalagi sebahagian besar negara di dunia ini menganut sistem atau mengklaim negaranya sebagai negara hukum.

Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan. Karena itu, meskipun konsep negara hukum dianggap sebagi konsep universal, pada daratan implementasi ternyata memiliki karakteristik yang beragam. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh-pengaruh kesejarahan tadi, disamping pengaruh falsafah bangsa, ideologi negara dan lain-lain. Atas dasar itu, secara historis dan praktis, konsep negara hukum muncul dalam berbagai model seperti negara hukum menurut Alquran dan Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut Eropa Kontinental yang di namakan rechtsstaat, negara hukum menurut konsep Anglo Saxon (rule of law), konsepsocialist legality, dan konsep negara hukum pancasila (Ridwan HR,2006:1-2). Sebagai negara hukum, maka usaha penegakan hukum harus berdasar pada prinsip bahwa hukum harus tetap dipegang teguh, karena tegaknya hukum dalam suatu negara hukum merupakan jaminan pengakuan akan hak-hak masyarakat.

Di Indonesia sendiri, dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) dinyatakan dengan tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Konsepsi negara hukum pada masa sekarang ini adalah sesuatu yang popular, bahwa konsep tersebut selalu dikaitkan dengan konsep perlindungan hukum (Machfud MD dalam Andi Sudirman Hamsah, 2007:14).

Page 7: b.imff

Sejak merdeka para pendiri bangsa ini telah memikirkan pentingnya pemanfaatan lingkungan secara lestari dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) telah diatur dalam pasal 33 ayat (3), yaitu :” Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Kemakmuran berarti harus dapat dinikmati baik oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.

Di dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, juga ditekankan bahwa pembangunan ekonomi nasional harus selaras dengan masalah sosial dan lingkungan. Hal ini tertuang dalam pasal 33 ayat(4) yaitu“ Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.

Namun, hak atas lingkungan yang sehat dan baik baru diatur dalam sebuah UU No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tentang Lingkungan Hidup yang diganti dengan UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kemudian juga hak atas lingkungan hidup yang sehat dan baik di Indonesia diakui sebagai HAM melalui ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia . Di salah pasal pada Dekrasi Nasional tentang HAM menetapkan bahwa,” setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang sehat dan baik. Dalam perkembanganya dengan keluarnya UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, di Bab HAM dan Kebebasan Dasar Manusia, dibawah bagian Hak untuk Hidup. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, dasarnya pada Pasal 28H UUD 1945, dengan ditempatkan hak lingkungan ini diharapkan semua lapisan masyarakat semakin menjaga kualitas lingkungan hidup dengan perlu dilakukan suatu perlindungan dan pengelolaan yang terpadu, intragrasi dan seksama untuk mengantisipasi penurunan akibat pemanasan global (Siti Khotijah, 2009: http://gagasanhukum.wordpress.com/2009/11/lg/analisis-filosofi-uu-nomor-32-tahun-2009/).

Kelemahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Untuk pelestarian terhadap masalah lingkungan hidup sangat kompleks dan pemecahan masalahnya memerlukan perhatian yang bersifat komperehensif dan menjadi tanggung jawab pemerintah didukung pertisipasi masyarakat. Di Indonesia, pengelolaan lingkungan hidup harus berdasarkan pada dasar hukum

Page 8: b.imff

yang jelas dan menyeluruh sehingga diperoleh suatu kepastian hukum (Siswanto Sunarso, 2005:31).

Keluarnya Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) No. 32 Tahun 2009 menggantikan Undang Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) tahun 1997 yang dianggap belum bisa menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan banyak mendapat apresiasi dan sebagai upaya yang serius dari pemerintah dalam menangani masalah-masalah pengelolaan lingkungan.

UU No 32 Tahun 2009, juga memasuhkan landasan filosofi tentang konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam rangka pembangunan ekonomi. Ini penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena persoalan lingkungan kedepan semakin komplek dan syarat dengan kepentingan investasi. Karenannya persoalan lingkungan adalah persoalan kita semua, baik pemerintah, dunia investasi maupun masyarakat pada umumnya (Siti Khotijah, 2009: http://gagasanhukum.wordpress.com/2009/11/lg/analisis-filosofi-uu-nomor-32-tahun-2009/).

Tetapi bila dicermati lebih jauh, masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi dalam UUPPLH tersebut, seperti dalam pasal 26 ayat (2) bahwa” pelibatan masyarakat harus dilakukan berdasarkan prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan”. Dalam pasal ini, tidak diikuti penjelasan seperti apa dan bagaimana bentuk informasi secara lengkap tersebut dan upaya hukum apa yang dapat dilakukan bila hal tersebut tidak dilakukan, begitupula dalam ayat (4) “masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen amdal” juga tidak di ikuti penjelasan sehingga dapat menimbulkan kerancuan dalam hal yang seperti apa masyarakat menolak dokumen tersebut, sehingga justru mereduksi hak-hak masyarakat dalam proses awal pembangunan.

Padahal tingkat pengetahuan masyarakat dalam memahami undang-undang sangat kurang, seperti yang dikatakan Tasdyanto Rohadi (Ketua Umum Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia), survei terhadap tingkat pemahaman UU 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang sudah berlaku lebih dari 10 tahun menunjukkan 15 % masyarakat sebuah kota memahami UU tersebut dengan baik. Sebagian besar lagi, yaitu 25 % mengetahui judul tanpa mengetahui substansi pengaturan dengan baik. Yang menyedihkan adalah, sisanya, 60 % masyarakat kota tersebut tidak mengetahui judul dan substansi pengaturan dengan baik, dan hal ini menunjukkan bahwa cara menyelenggarakan kebijakan kepada masing-

Page 9: b.imff

masing segmen tersebut membutuhkan cara dan strategi yang berbeda. UUPPLH yang sangat bernuansa ilmiah dan akademis hanya akan mampu dipahami oleh komunitas rasional. Hanya sayangnya komunitas rasional di perkotaan tidak lebih dari 30 %, bahkan di desa-desa, komunitas rasional tidak melebihi dari 5 %. (AgusAdianto,2009:http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/index.php?ac-id=NjkzMw==).

Selain itu, dari ketigabelas instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang termuat dalam pasal 14 UU no. 32 Tahun 2009 tersebut, diperkenalkan instrumen baru yang tidak terdapat dalam UUPLH sebelumnya, yaitu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang wajib dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan terintegrasinya prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (pasal 15 ayat 1 UU no. 32 tahun 2009). Namun demikian, tidak seperti halnya analisa dampak lingkungan (AMDAL) yang disertai sanksi berat pelanggarannya, UUPPLH ini tidak mencantumkan sanksi apapun bagi pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak melakukannya (Anonime,2009:http://www.duniaesai.com/direktori/esai/42-lingkungan/231-waspadai-pelaksanaan-uu-pplh-no-32-tahun-2009.html).

Hal yang perlu di perhatikan bahwa komitmen pemerintah daerah dalam masalah lingkungan hidup masih kurang, seperti dalam hasil survey yang dilakukan oleh Sugeng Suryadi Syndicat tahun 2006 yang mengatakan bahwa kepala daerah kurang peduli terhadap lingkungan hidup. Menurutnya sekitar 47% kepala daerah kurang peduli dengan lingkungan hidup, 9% tidak peduli, cukup peduli 37% dan sangat peduli hanya berkisar 6,4% (Darmansyah, 2008: http://id.shvoong.com/books/1824482-benang-kusut-pengelolaan-lingkungan-hidup/).

Mudah-mudahan ditahun 2010 ini kepedulian pemerintah terhadap masalah lingkungan sudah membaik.

Dalam pelaksanaannya biokrasi memerlukan komitmen yang tinggi dalam semua tatanan, mulai dari perumusan kebijakan sampai pada pelaksanaan operasional dilapangan. Perlu dikembangkan suatu mekanisme pelaksanaan biokrasi pada semua level. Sehingga apa yang yang sudah dirumuskan pada tingkat kebijakan dapat dilaksanakan ditingkat operasional. Para politisi, aparat birokrat dan masyarakat bersama-sama perlu memahami biokrasi dan tahu bagaimana melaksanakannya.

Page 10: b.imff

Dalam pasal 46, berbunyi “Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan hidup yang kualitasnya telah mengalami pencemaran dan/atau kerusakan pada saat undang-undang ini ditetapkan, Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup”. Ketentuan ini akan sangat merugikan karena pencemarnya tidak diungkit sama sekali, dan anehnya di penjelasannya juga tertulis “cukup jelas”, padahal ketentuan dalam pasal ini bisa melepaskan pencemarnya begitu saja dan pemulihan justru dibebankan kepada pemerintah.

Pasal 66 dari UUPPLH yang perlu untuk dicermati dan kritis adalah pasal 66. Selengkapnya pasal ini berbunyi:”Setiap orang yang memperjuangkan hak atas linkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata”. Tentunya bila ditelaah dengan baik, tidak ada yang salah dari pasal ini. Namun dalam penjelasan pasal ini berbunyi bahwa ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi korban dan / atau pelapor yang menempuh cara hukum akibat pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup dan perlindungan dimaksudkan untuk mencegah tindakan pembalasan dari terlapor melalui pemidanaan dan/gugatan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian peradilan (Edy Rachmad, 2010: http://waspadamedan.com/index.php?option=com¬_content&view=article&id=hati-hati-dengan-pasal-66-uu-no32-tahun-2008&catid=63:surat-pembaca&Itemd=234).

Kalimat terakhir yang sekaligus penutup dari penjelasan tersebut “dengan tetap memperhatikan kemandirian peradilan merupakan kalimat kunci yang dimaksudkan untuk mematahkan/mementahkan janji dari pasal 66. Artinya diberlakukannya hak perlindungan sebagaimana yang diatur dalam pasal 66 masih harus ditentukan dan diuji lagi oleh peradilan. Bahwa disidang peradilan segala sesuatu (apapun) masih mungkin terjadi termasuk mengabaikan pemberlakuan pasal 66 karena hakim bebas dan memiliki hak mutlak untuk menentukan/menjatuhkan putusannya (Edy Rachmad, 2010: http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=hati-hati-dengan-pasal-66-uu-no32-tahun-2008&catid=63:surat-pembaca&Itemd=234). Padahal berbagai kasus saksi pelapor seringkali menjadi korban dan kurang mendapat perlindungan serta hak-haknya sering terabaikan bahkan justru jadi korban seperti dalam kasus Susno Duadji.

Dalam UU No.32 tahun 2009 yang dimaksud dengan baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Selanjutnya

Page 11: b.imff

pada pasal 20 dinyatakan baku mutu lingkungan meliputi, baku mutu air, baku mutu air limbah, baku mutu air laut, baku mutu udara ambient, baku mutu emisi, baku mutu gangguan, dan baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menerapkan baku mutu lingkungan terkait temperatur air seperti yang dipersyaratkan tersebut, diperlukan proses yang tidak sederhana dan membutuhkan investasi yang besar sehingga tidak dapat diterapkan dalam waktu cepat (Anonime, http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/3197-implikasi-uu-no-32-tahun-2009-terhadap-industri-migas-nasional.html).

Unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana, biasanya di jabarkan secara rinci tetapi dalam pasal 98 dan 99 UUPPLH terdapat kesalahan fatal karena diabaikannya (dihilangkan) unsur perbuatan melawan hukum yg seharusnya ada selain itu, sanksi hukum dalam Pasal 101 UUPPLH berbunyi” setia orang yang melepaskan dan/atau mengedarkan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf g, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) serta dalam pasal 102 UUPPLH berbunyi” setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Hal ini justru menunjukkan ketidakpedulian Negara terhadap nilai keadilan akibat kejahatan yg berkaitan limbah B3, apalagi jika dibandingkan dengan sanksi hukum dalam Pasal 108 UUPPLH.

Di Pasal 108 UUPLH sangat penting untuk dilakukan sosialisasi, karena hal ini bisa menimbulkan kesalah pahaman dan kesewenang-wenagan dalam penerapannya. Dalam masyarakat pedesaan, masih banyak lahan milik masyarakat (perorangan) yang luasnya diatas 2 (dua) hektar. Sebagimana bunyi pasal 108 bahwa “ Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”. Dan dalam penjelasan pasal 69 ayat (1) huruf h sebagaimana yang dimaksud kearifan lokal dalam pasal 69 ayat (2) yaitu, kearifan lokal yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektare per kepala keluarga untuk ditanami tanaman

Page 12: b.imff

jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekelilingnya. Jika hal ini tidak tersosialisasikan ke masyarakat, terutama masyarakat pedesaan bisa saja akan menimbulkan permasalahan dan konflik baru.

Selain beberapa permasalahan dalam UUPPLH diatas, masih banyak hal-hal yang berpengaruh dalam penegakan hukum lingkungan, ketentuan hukum (Undang-Undang) memang sangat penting dan berperang dalam hal ini, tetapi faktor-faktor lain seperti kesadaran masyarakat tidak bisa dinafikan.

Posisi dan peranan aturan tersebut hanyalah sebagai sarana penunjang belaka, sebagai sarana penunjang maka keampuhan dan kedayagunaannya akan selalu tergantung kepada siapa dan dengan cara bagaimana digunakannya. Betapa pun ampuh dan sempurnanya sarana, namun jika yang menggunakannya tidak memiliki keterampilan dan kemahiran sudah pasti keampuhan dan kesempurnaan daripada sarana tersebut tidak akan terwujud.

 

Referensi

HR, Ridwan. 2003. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudirman, Andi Hamsah. 2007. Perlindungan Hukum Terhadap Kars Maros-Pangkep dalam Rangka Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Tesis tidak diterbitkan. Makassar. Program Pascasarjana UNHAS.

Sunarso, Siswanto. 2005. Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strateg Penyelesaian Sengketa. Rineka Cipta. Jakarta.

Adianto, Agus. 2009. Online,http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/index. php?ac-id=NjkzMw==.

Anonime,2010:http://www.duniaesai.com/direktori/esai/42-lingkungan/231-waspadai-pelaksanaan-uu-pplh-no-32-tahun-2009.html.

Anonime, 2009. Online, http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/3197-implikasi-uu-no-32-tahun-2009-terhadap-industri-migas-nasional.html.

Anonime, 2010. Online (http://id.wikipedia.org/wikihukum-lingkungan2010).

Page 13: b.imff

Darmansyah, 2008. Online, http://id.shvoong.com/books/1824482-benang-kusut-pengelolaan-lingkungan-hidup/.

Khotijah,Siti. 2009. Online, http://gagasanhukum.wordpress.com/2009/11/lg/analisis-filosofi-uu-nomor-32-tahun-2009/.

Rachmad,Edy.2010.Online.http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=hati-hati-dengan-pasal-66-uu-no32-tahun-2008&catid=63:surat-pembaca&Itemd=234.

Pencemaran Udara Kimia Biji PlastikLatar Belakang

                Perwujudan  lingkungan yang bersih dan sehat merupakan impian bagi setiap manusia. Udara sebagai komponen terpenting dalam kehidupan manusia maka di pelihara dan di tingkatkan kwalitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan yang baik untuk kita.

                Pencemaran udara semakin menampak kondisi ini sangat memprihatikan. Sumber pencemaran udara berasal dari industry, perkantoran, transportasi, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemaran udara yang terbuang bebas. Selain itu pencemaran udara juga terdapat pada kegiatan alam tersebut disebabkan oleh pembakaran hutan, gas alam, gunung meletus dll. Dampak pencemaran tersebut menyebabkan penurunan kwalitas udara yang berdampak negative untuk kesehatan manusia.

Tujuan

Dapat diketahui karakteristrik pencemaran udara Industri bahan kimia biji

Dapat tahu pengolahan pencemaran udara Industri bahan kimia biji

Dapat diketahui tentang pencemaran udara Industri bahan kimia biji

Isi Materi

                Pencemaran Udara 

Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang 

menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. 

a. Penyebab Pencemaran Udara 

Page 14: b.imff

1) Faktor internal (secara alamiah), misalnya: 

• debu beterbangan oleh tiupan angin 

• abu atau debu dan gas-gas volkanik dari letusan gunung berapi 

• proses pembusukan sampah 

2) Faktor eksternal (karena ulah manusia), misalnya: 

• pembakaran bahan bakar fosil 

• debu atau serbuk dari kegiatan industri 

• pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara 

b. Sumber Pencemar Udara 

• transportasi 

• industri 

• pembuangan sampah 

• pembakaran stasioner, dan lain-lain 

c. 

Komponen Pencemar Udara 

• Karbon monoksida (CO) 

• Oksida nitrogen (NOx) 

• Oksida belerang (SOx) 

• Hidrokarbon 

• Partikel (particulate), dan lain-lain 

d. Dampak Pencemaran Udara 

1). Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO) 

Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal konsentrasinya di udara ± 

0,1 ppm, dan di kota dengan lalulintas padat ± 10 -15 ppm. Dampak pencemaran oleh gas CO 

antara lain: 

Page 15: b.imff

• Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai kematian, karena 

CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan hemoglobin dalam darah 

(Hb) : 

Hb + O2 ¾® O2Hb (oksihemoglobin) 

Hb + CO ¾® COHb (karboksihemoglobin) 

COHb 140 kali lebih stabil daripada O2Hb.

Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Udara

  Proses yg diterapkan untuk mengolah emisi gas dan debu, adakah alat treatment utk mengurangi pencemaran udara 

  Peralatan yg digunakan dan kapasitasnya, sumber yg menghasilkan limbah gas serta kapasitas limbahnya 

  Lokasi cerobong dan dampaknya terhadap lingk sekitar, 

  Masalah perizinan yg berkaitan dg pembuangan emisi gas 

  Usaha untuk mengurangi kebisingan, getaran dan bau. 

  Pemantauan kualitas emisi gas, debu, kebisingan, getaran baik didalam pabrik maupun di luar pabrik. 

  Masalah bau atau kebauan di sekitar pabrik (dapat pula dilakukan cek silang thd masy. sekitar (data sekunder), dilakukan secara terpisah dg kegiatan inspeksi ke industri) 

Pencemaran plastic terhadap lingkungan terdampak negative yang hrus ditanggung oleh alam akibat banyaknnya sampah plastic.

plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.

Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.

Page 16: b.imff

Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:

»     Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.

»     Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.

»     PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.

»     Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

»     Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.

»     Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.

»     Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.

»     Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.

»     Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.

»     Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan:

»     Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific

»     Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik.

»     Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di lautan.

»     Setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya.

»     Banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya.

Page 17: b.imff

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.

Daftar Pustaka

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id

http://www.slideshare.net/guest150909/pengelolaan-limbah-industri

http://alamendah.wordpress.com/2009/07/23/dampak-plastik-terhadap-lingkungan/ 

Diposkan oleh Ismawati di 09:15 Tidak ada komentar: 

Kirimkan Ini lewat Email   BlogThis!   Berbagi ke Twitter   Berbagi ke Facebook   

Jan

23

Makalah Pencemaran Air 

Posted by Admin on uncategorized

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.

Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian polusi air?

Page 18: b.imff

Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air? Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar? Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?

1.3 Tujuan

Agar manusia lebih dapat memahami bahaya polusi air Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar Dapat lebih berhati- hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Polusi Air

Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.

Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.

Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )

2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air

Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.

Page 19: b.imff

Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.

Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.

Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.

Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar

Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bahaya dari Polusi Air

Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.

Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air3. Pendangkalan dasar perairan4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat

Page 20: b.imff

6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator

7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

3.2 Usaha- Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi Polusi Air

Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat 

menimbulkan pencemaran4. Memperluas gerakan penghijauan5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia 

lebih mencintai lingkungannya7. Melakukan intensifikasi pertanian

Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.

1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang 

mengakibatkan air meluap

Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:

1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan  dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut

2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut: 

o Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyako Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang 

rendah atau meninggikan lantai rumaho Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke 

sumur- sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah 

Page 21: b.imff

rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah

o Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.

o Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami

Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan Polusi air adalah  pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam 

air sehingga kualitas air terggangu Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, 

limbah industri dan sebagianya Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ 

manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain

4.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak

Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak 

terjadi pencemaran air

DAFTAR PUSTAKA

Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan

Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta

Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga

Http: //www. Google.com

Page 22: b.imff

Bumi kita rusak. Kadang kita menyalahkan tangan-tangan jahil yang merambah hutan sehingga terjadi kebakaran, kadang kita juga menggerutu pada asap kendaraan bermotor yang bertimbal, tetapi kita tak pernah sadar bahwa kita sebenarnya bagian dari kawanan perusak bumi. Mengapa? Karena kita tak mau peduli akan lingkungan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Mungkin hanya segelintir orang yang mau peduli -namun itu juga terhalang oleh mereka yang cenderung apatis terhadap lingkungannya. Kita harus menjaga bumi kita, lingkungan kita, dan terus melestarikannya demi anak cucu kita. Betapa indahnya lingkungan kita bila kita saling menjaga, mulai peduli, dan bergerak demi sesuatu yang sangat pasti yaitu keberlangsungan hidup kita dibumi dengan udara bersih, air yang layak, sinar matahari yang aman, dan tentu masih banyak lagi yang membuat kita semakin nyaman, sehingga 22 April sebagai hari Bumi atau 5 Juni sebagai hari lingkungan hidup sedunia tidak lagi hari yang hanya diperingati namun kita tak melakukan apa-apa setelah hari itu.

Salah satu faktor kerusakan bumi ialah pencemaran, baik berupa pencemaran udara, air, ataupun tanah. Semua itu membuat bumi semakin sengsara. Oleh karena itu semua hal yang menyangkut pelarangan membuang limbah ke bumi haruslah kita dukung untuk kepentingan kita bersama. Tak sedikit dari pencemaran itu merupakan hal yang sangat merugikan. Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. 

Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi. Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.

Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.

Page 23: b.imff

Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Jenis-jenis sampah

Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami. Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Namun dari 30% sisa dari sampah anorganik ini menimbulkan banyak masalah tersendiri bagi kita.

Penyelesaian masalah pencemaran

Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya. Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Bentuk pencegahan lainnya yaitu melalui teknologi. Melalui teknologi kemungkinan masalah lingkungan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih cepat lagi. Tetapi tentunya teknologi membutuhkan biaya besar. Sebut saja teknologi yang diberlakukan di negara Singapura yaitu teknologi incinerator (pembakar sampah) yang menggunakan dana mencapai milyaran rupiah.

Page 24: b.imff

Sehingga teknologi pembakaran sampah itu sama sekali tidak menimbulkan masalah pencemaran udara. Kenapa? karena teknologi itu benar-benar diterapkan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratannya. Semua asap yang keluar dari insinerator tidak boleh mengotori udara. Setiap asap yang keluar dari alat tersebut dipantau dengan alat ukur antipolutan. Jika ada asap hitam yang keluar, berarti insinerator itu harus diperbaiki atau diganti.

Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untukmengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.

Bentuk pengendalian lainnya salah satunya adalah Produksi Bersih dan Prinsip 4R. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu:

Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

Contoh dari barang-barang yang bias menggunakan prinsip 4R ialah botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik). Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi rangka beton dll. Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember dan lain sebagainya.

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA

Page 25: b.imff

Bersahabatlah dengan alam, jika tak ingin terkena kutukannya. Percayalah apa yang terjadi saat

ini sebenarnya adalah sebuah pengulangan yang terjadi dihidup kita. Istilah kerennya KARMA.

Saat kita menanam sesuatu itu pulalah yang kita panen. Saat kita membuat lingkungan disekitar

kita tercemar entah itu membuang sampah disekenanya, berkendaraan dengan ugal-ugalan

sehingga menimbulkan polusi udara yang meng-abu-abu-kan udara, atau merokok di dalam

angkot tanpa mau menelan asapnya seorang diri. Tinggal menunggu waktu saja dan dampak

pencemaran yang kita buat akan kembali kepada kita dan tragisnya ikut dirasakan oleh orang

yang mungkin tidak ikut melakukan “dosa” tersebut. Bisa diumpamakan seperti “Nila setitik

rusak air susu seblanga” pebuatan satu orang yang merasakan akibatnya juga orang disekitarnya.

Oleh karena itu harus kita sadari bahwa Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita

bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan,

dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran

lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke

lingkungan yang lebih luas.

Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya

pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah,

hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan

sebagainya.  Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus

mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah

penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.

Sumber Pencemar

Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan

berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan

pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.

Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian.

Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri

menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari

kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.

Page 26: b.imff

Proses Pencemaran

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara

langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu

kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air,

udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air

maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.

Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan

langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis).

Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery),

namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di

alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan,

tumbuhan dan ekosistem.

Langkah Penyelesaian

Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.

Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah

dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi

jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi

jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and

Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry

merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga,

atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan

dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat

transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Page 27: b.imff

Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan

dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global

seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama

semua pihak antara satu negara dengan negara lain.