biji pala.docx
TRANSCRIPT
Farmakognosi Pala (Myristica fragrans Houtt.)
Sabtu, 20 November 2010
BAB 1
PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis
dan sifat kandungannya sangat beragam. Obat tradisional sudah dikenal dan
digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan
obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek
moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat
alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik
Salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau
hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami disebut Farmakognosi.
Farmakognosi berasal dari bahasa latin dan pertama kali ditemukan oleh C.A.
Seyoler di dalam disertasinya yang berjudul Analecta pharmacognostica pada tahun
1815. Pharmakon berarti obat dan gnosis adalah pengetahuan. Didalam
mempelajari dan mendalami materia medika tersangkut dan terkumpul beberapa
pengetahuan lain yang diperlukan untuk secara detail mengetahui sifat-sifat dari
obat-obatan terutama yang berasal dari tumbu-tumbuhan dan hewan.
Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai
macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
Farmakognosi juga mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis yang berasal dari
makhluk hidup, meliputi biosintesanya, identifikasionya dan penentuan kadar secara
kuantitatip didalam bahan alam dari mana bahan tersebut berasal, juga cara
isolasinya, struktur kimiawi, sifat-sifat fisis dan kimiawinya dan juga penggunaan dan
cara kerjanya. Pengetahuan ini akhir-akhir ini dikenal sebagai fitokimia atau
Plantchemistry. Juga termasuk didalam farmakologi cara-cara penamaan, seleksi,
pengumpulan, produksi pengawetan, menyimpan dan perdagangan dari bahan obat
yang berasal dari makhluk hidup dan mineral-mineral.
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman obat tradisional yang
dipercaya masyarakat dapat digunakan sebagai obat. Ada tiga bagian dari buah pala
yang bernilai ekonomis tinggi. Pertama daging buah yang berwarna keputihan.
Berikutnya adalah fuli, sebagian orang menyebutnya dengan bunga pala. fuli banyak
digunakan sebagai bumbu masakan atau diekstrak sarinya menjadi bahan baku
kosmetika dan parfum. Terakhir Bagian biji yang berwarna kecoklatan, pada bagian
ini paling banyak dimanfaatkan. Dihaluskan menjadi beragam bumbu masak ,
parfum, kosmetik, minyak atsiri, bahan pengawet dll.
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
data farmakognosi, uji mikroskopik dan uji makroskopik serta uji identifikasi kimia
pada tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk penggunaan obat tradisional.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami data
farmakognosi, uji mikroskopik dan uji makroskopik serta uji identifikasi kimia pada
tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk penggunaan obat tradisional.
Prinsip dari percobaan ini yaitu pengujian simplisia tanaman pala (Myristica
fragrans Houtt) secara makroskopik dan mikroskopik untuk mengetahui dan
memahami fragmen-fragmen simplisia serta uji identifikasi kimia simplisia tanaman
pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk mengetahui kandungan zat yang terdapat
dalam simplisia guna mendukung obat tradisional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Di Indonesia,
penggunaan obat tradisional yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak
zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan
tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman .
Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang
dapat digunakan sebagai obat alami disebut Farmakognosi. Farmakognosi juga
mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis yang berasal dari makhluk hidup,
meliputi dimana terdapat didalam, biosintesanya, identifikasionya dan penentuan
kadar secara kuantitatip didalam bahan alam dari mana bahan tersebut berasal,
juga cara isolasinya, struktur kimiawi, sifat-sifat fisis dan kimiawinya dan juga
penggunaan dan cara kerjanya. Pengetahuan ini akhir-akhir ini dikenal sebagai
fitokimia atau Plantchemistry .
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia
yang berasal dari pulau Banda. Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomis dan multi guna karena setiap bagian tanaman dapat
dimanfaatkan dalam berbagai industri. Bagian buah pala yang paling tinggi nilai
ekonominya adalah biji dan fuli. Selain sebagai bumbu dalam masakan buah
pala ternyata juga dapat digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional yang
dapat diterapkan pada jenis-jenis penyakit tertentu .
B. Uraian Simplisia
Nama Umum : Buah Pala
Nama ilmiah : Myristica fragrans Houtt.
Nama asing : Nutmeg (Inggris)
Nama Daerah : Pala (sunda), falo (Nias), pala (Melayu), palangana
(Makassar), bubula, bubura, palo (Timor), Palalao
(Nusa laut), gosora (Halmahera)
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit,, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Kadar minyak atsiri : tidak kurang dari 3 % v/b
Makroskopik : bentuk inti biji bulat telur, panjang 2 cm sampai 3 cm, lebar 1,5 cm
sampai 2 cm. Warna permukaan luar coklat muda
sampai coklat kelabu dengan bintik dan garis-garis kecil
berwarna coklat tua sampai coklat tuia kemerahan.
Permukaan luar juga beralur dangkal yang berupa
anyaman jala.
C. Kandungan Kimia dan Kegunaan
1. Kandungan Kimia
Buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat
untuk kesehatan. Kulit dan daging buah pala mengandung minyak atsiri dan
zat samak. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat
samak dan zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak
atsiri, saponin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.
Biji pala juga mengandung minyak menguap (miristin, pinen, kamfen,
dipenten, safrol, eugenol, iso eugenol dan alcohol), gliserida (asam
miristinat, asam oleat, borneol dan giraniol), protein,lemak, pati dan gula,
vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin.
Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji
Myristica fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya
mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang
agak pahit. Sebanyak 8 - 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan
bahan yang terpenting pada fuli.
2. Kegunaan
PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan
sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan
wangi pala yang menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar
sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang.
Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu.
Kegunaan khusus dari biji Pala, yang dikenal sebagai Nux moschata
M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci
untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam
alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit
histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.
Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek
merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan
efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf
disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala,
kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala
menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran,
hilang ingatan dan rasa berat di kepala
Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar
76,6 % kandungan asam miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini
untuk mendapatkan asam miristat dilakukan dengan cara ekstraksi soxhlet
dari biji pala .
D. Cara Penggunaan Dalam Obat Tradisional
1. Maag
Ramuan : Biji pala (serbuk) 1 gram, buah pisang batu (serbuk) 6 gram air
100 ml.
Cara pernbuatan : diseduh.
Cara pemakaian : Diminum 1 kali sekali 100 ml.
Lama pengobatan : Diulang selama 30 hari.
2. Menghentikan Muntah dan Mulas
Ramuan : Biji Pala (serbuk) 1 sendok teh, garam sedikit, air secukupnya.
Cara pembuatan : Diseduh.
Cara pemakaian : Diminum bersama ampasnya
3. Suara Parau (Serak)
Ramuan : Biji pala (serbuk) 2 butir, rimpang jahe (dikukur) 3 rimpang, bunga
kuncup cengkih (serbuk) 7 biji, air 50 ml
Cara pembuatan : Diseduh.
Cara pemakaian : Diborehkan pada leher; bila perlu, ditambah minyak kayu
putih sedikit.
Lama pengobatan : Diperbarui setiap 3 jam.
Peringatan : Tidak dianjurkan penggunaan dengan takaran berlebihan.
4. Mengobati bengkak dan keseleo.
Ramuan : Biji pala
Cara pembuatan : Dengan memarut beberapa buah biji pala, hasil parutan
kemudian dicampur dengan air hangat secukupnya.
Perhatikan agar tidak terlalu cair.
Cara pemakaian : Dibalurkan secara merata pada bagian tubuh yang sakit.
Jika terlihat hampir kering bubuhkan lagi.
Lamapen gobatan : lakukan secara terus-menerus hingga bengkak atau
keseleo berkurang.
5. Mengatasi nyeri haid
Ramuan : siapkan ½ sendok teh pala halus, kunyit ± 2 cm, ketumbar
sebanyak 6 butir cengkeh 1 buah.
Cara pembuatan : rebus semua bahan tersebut air sebanyak 1 gelas. Jika
air rebusan telah berkurang ½ maka sudah bisa diangkat dan
kemudian disaring. Air rebusan yang sudah disaring.
Cara pemakaian : langsung diminum dalam kondisi hangat.
E. Morfologi dan Klasifikasi
1. Morfologi
Buah pala berasal dari keluarga Myristicaceae. Tumbuhan ini berumah
dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Pohon,
tinggi 5 -18 m. Daun bulat telur atau elips memanjang, pangkal runcing, ujung
runcing, sis bawah hijau kebiruan pucat, sisi atas hijau tua, 5 - 15 kali 3 - 7
cm, waktu diremas bau harum. Bunga kuning, pada pangkal dengan daun
pelindung yang membulat, bunga jantan 1 - 20 dan yang betina 1 - 2 menjadi
satu dalam malai yang gundul dan bercabang sedikit, yang tumbuh muncul
sedikit di atas ketiak daun. Bunga jantan bentuk periuk, panjang 7 - 9 mm,
dengan taju yang segi tiga, tiang benang sari lebih daripada separuh yang
atas tertutup oleh kepala sari yang berbentuk garis yang banyak. Bunga
betina lebih besar. Buah bentuk buah pir lebar, 4 - 6 kali 3 - 5,5 cm, gundul,
kuning kecoklatan-oranye, berdaging dan beraroma khas karena
mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging
buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah.
Biji bergaris-garis, berbau harum, keseluruhan dibungkus oleh selubung biji
merah yang terbagi dalam taju-taju yang banyak. Dari Maluku, banyak
ditanam untuk buahnya.
2. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman pala (Myristica fragrans Houtt)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat-alat Yang Digunakan
a. Botol sampel
b. Bunsen
c. Cutter Pipet
d. Deck glass
e. Gegep
f. Gelas kimia
g. Lap halus
h. Lap kasar
i. Mikroskop
j. Objeck glass
k. Pinset
l. Rak tabung
m. Saringan
n. Sendok tanduk
o. Silet
p. Spirtus
q. Tabung kimia
r. Toples plastik
2. Bahan-bahan Yang Digunakan
a. Aquadest
b. Air panas
c. Alkohol 70 %
d. Asam klorida P
e. Asam klorida 0,5 N
f. Asam sulfat
g. Besi (III) klorida 1%
h. Etanol
i. Herbarium basah
j. Herbarium kering
k. Metilen blue
l. Molish
m. Natrium hidroksida 0,1 N
n. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.)
o. Tissu
p. Vanilin 10 %
q. Yodium 0,1 M
B. Cara Kerja
1. Pengambilan dan Pengolahan Simplisia
a. Pengambilan simplisia
Sampel tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) diambil pada pagi
hari mulai dari pukul 08.00 – 10.00 pagi karena pada pagi hari tumbuhan
melakukan proses fotosintesis. Cara pengambilan daun pala yaitu dengan
memilih daun yang sudah dewasa, antara daun yang mudah dan daun
yang sudah tua. Sedangkan untuk pengambilan biji pala yaitu dengan
memilih buah yang sudah masak. Serta memperhatikan kondisi tanaman
yang segar supaya mendapatkan hasil yang maksimal, kemudian
dimasukkan kedalam wadah yang kondisinya bersih.
b. Pengolahan simplisia
Daun dan buah tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) yang
diambil tadi dibersikan supaya kotoran – kotoran yang melekat pada daun
dan buah hilang. Buah yang sudah masak dibelah dan antara daging
buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh
pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji dijemur dengan panas
matahari pada lantai jemur / tempat lainnya. Biji-biji pala yang sudah
kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya pecah dan
terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya
kemudian dikeringkan lagi. Setelah kering, isi bijinya siap untuk
pembuatan haksel dan serbuk.
2. Pembuatan Herbarium
a. Pembuatan herbarium basah
Bagian tanaman pala (Myristica fragrass Houtt.) yang digunakan
dalam pembuatan herbarium adalah daun pala. Daun pala (Myristicae
Folium) segar yang telah dipetik dan dibersihkan dari benda-benda asing
diambil 5 helai, setelah itu dimasukkan kedalam toples plastik, lalu rendam
dengan alkohol 70% dan ditutup rapat selama 1 bulan. Setelah beberapa
lama daun pala mengalami perubahan warna karena klorofilnya telah
larut.
b. Pembuatan herbarium kering
Pembutan herbarium kering dilakukan dengan cara diambil dari
semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun serta buah sebagai
perwakilan dari tanaman pala. Selanjutnya diletakkan di atas tripleks lalu
ditutupi dengan kertas koran dan diberi perekat dengan tujuan pada saat
pengeringan daun terbuka lebar. Kemudian diletakkan di bawah benda
dengan daya beban agar dapat kering dengan rata. Setelah kering
tanaman yang berupa herbarium tersebut dibingkai dengan rapi serta
diberi keterangan dan fungsi dari perwakilan tanaman pala.
3. Pembuatan Haksel
Dalam pembuatan haksel bagian tanaman pala yang digunakan adalah
biji pala (Myristicae semen). Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya
dipotong bagi empat. kemudian dikeringkan Setelah itu dimasukkan kedalam
botol sampel.
4. Pembuatan Serbuk
Biji pala yang sudah dikeringkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk
sampai halus menggunakan penumbuk untuk mendapatkan serbuk. Lalu
diayak untuk mendapatkan serbuk halus. Serbuk yang telah halus kemudian
disimpan pada 2 wadah pot plastik 100 mg.
5. Pemeriksaan Mikroskopik dan Makroskopik
a. Pemeriksaan mikroskopik
Penampang melintang
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Diambil sampel daun tanaman pala (Myristica fragrass Houtt) dari
rendaman alkohol menggunakan pinset. Kemudian diiris secara
melintang dengan menggunakan gabus dan silet lalu diletakkan di atas
objeck glass.
3. Ditetesi dengan aquadest 1-3 tetes kemudian ditutup dengan deck
glass.
4. Difiksasi dengan lampu spirtus.
5. Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x. Diamati fragmen-
fragmen pada bagian daun lalu digambar serta diberi keterangan.
b. Pemeriksaan makroskopik
1. Morfologi
Disiapkan bahan sampel yang masih utuh untuk diamati bentuk
luar atau morfologinya mulai dari daun, akar, batang, buah.
2. Organoleptis
Disiapkan bahan sampel haksel dan serbuk. Dimbil masing-
masing sampel secukupnya. Kemudian diamati bau, bentuk, warna
dan rasa dari sampel tersebut dengan cara mencium dan mencicipi.
Lalu catat hasil pengamatan tersebut.
6. Pemeriksaan Identifikasi Kimia
a. Reaksi identifikasi terhadap pati
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi yodium lalu dikocok dan diamati. Apabila terjadi
warna biru, maka sampel positif mengandung pati.
b. Reaksi identifikasi terhadap saponin
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan air panas lalu dikocok dan diamati. Apabila terdapat busa,
maka sampel positif mengandung saponin.
c. Reaksi identifikasi terhadap aleuron
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi yodium 0,1 M lalu kocok dan diamati. Apabila
terjadi warna kuning coklat, maka sampel positif mengandung aleuron.
d. Reaksi identifikasi terhadap lendir
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan etanol dan metilen blue lalu kocok dan amati. Apabila
terjadi warna biru, maka sampel positif mengandung lendir.
e. Reaksi identifikasi terhadap katekol
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna biru hitam maka sampel positif mengandung katekol.
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi Vanilin 10% dan HCl P, lalu kocok dan amati.
Apabila terjadi warna merah intensif maka sampel positif mengandung
katekol.
Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan pereaksi asam sulfat, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna merah ungu maka sampel positif mengandung katekol.
f. Reaksi identifikasi glikosida
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi FeCl3 1% dan HCl P lalu kocok dan amati.
Apabila terjadi warna coklat keunguan maka sampel positif mengandung
glikosida.
g. Reaksi identifikasi fenol
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna biru ungu maka sampel positif mengandung fenol.
h. Reaksi identifikasi tanin
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna biru ungu maka sampel positif mengandung tanin.
Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan pereaksi NaOH 0,1 N, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna merah coklat maka sampel positif mengandung tanin.
Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan pereaksi H2SO4 P, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi warna
merah ungu maka sampel positif mengandung tanin.
i. Reaksi identifikasi alkaloid
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi HCl 0,5 N, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
warna endapan coklat maka sampel positif mengandung alkaloid.
j. Reaksi identifikasi karbohidrat
Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan pereaksi Molish, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi
cincin warna kuning maka sampel positif mengandung karbohidrat.
http://catatan-nakkampus.blogspot.com/2010/11/laporan-farmakognosi-myristica.html