biji pala.docx

22
Farmakognosi Pala (Myristica fragrans Houtt.) Sabtu, 20 November 2010 BAB 1 PENDAHULUAN Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam. Obat tradisional sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik Salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami disebut Farmakognosi. Farmakognosi berasal dari bahasa latin dan pertama kali ditemukan oleh C.A. Seyoler di dalam disertasinya yang berjudul Analecta pharmacognostica pada tahun 1815. Pharmakon berarti obat dan gnosis adalah pengetahuan. Didalam mempelajari dan mendalami materia medika tersangkut dan terkumpul beberapa pengetahuan lain yang

Upload: sheranieyang-cukaciey-the-nightmare

Post on 31-Dec-2015

188 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: biji pala.docx

Farmakognosi Pala (Myristica fragrans Houtt.)

Sabtu, 20 November 2010

BAB 1

PENDAHULUAN

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis

dan sifat kandungannya sangat beragam. Obat tradisional sudah dikenal dan

digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan

obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek

moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat

alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik

Salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau

hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami disebut Farmakognosi.

Farmakognosi berasal dari bahasa latin dan pertama kali ditemukan oleh C.A.

Seyoler di dalam disertasinya yang berjudul Analecta pharmacognostica pada tahun

1815. Pharmakon berarti obat dan gnosis adalah pengetahuan. Didalam

mempelajari dan mendalami materia medika tersangkut dan terkumpul beberapa

pengetahuan lain yang diperlukan untuk secara detail mengetahui sifat-sifat dari

obat-obatan terutama yang berasal dari tumbu-tumbuhan dan hewan.

Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian

tanaman yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai

macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.

Farmakognosi juga mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis yang berasal dari

makhluk hidup, meliputi biosintesanya, identifikasionya dan penentuan kadar secara

kuantitatip didalam bahan alam dari mana bahan tersebut berasal, juga cara

Page 2: biji pala.docx

isolasinya, struktur kimiawi, sifat-sifat fisis dan kimiawinya dan juga penggunaan dan

cara kerjanya. Pengetahuan ini akhir-akhir ini dikenal sebagai fitokimia atau

Plantchemistry. Juga termasuk didalam farmakologi cara-cara penamaan, seleksi,

pengumpulan, produksi pengawetan, menyimpan dan perdagangan dari bahan obat

yang berasal dari makhluk hidup dan mineral-mineral.

Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman obat tradisional yang

dipercaya masyarakat dapat digunakan sebagai obat. Ada tiga bagian dari buah pala

yang bernilai ekonomis tinggi. Pertama daging buah yang berwarna keputihan.

Berikutnya adalah fuli, sebagian orang menyebutnya dengan bunga pala. fuli banyak

digunakan sebagai bumbu masakan atau diekstrak sarinya menjadi bahan baku

kosmetika dan parfum. Terakhir Bagian biji yang berwarna kecoklatan, pada bagian

ini paling banyak dimanfaatkan. Dihaluskan menjadi beragam bumbu masak ,

parfum, kosmetik, minyak atsiri, bahan pengawet dll.

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami

data farmakognosi, uji mikroskopik dan uji makroskopik serta uji identifikasi kimia

pada tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk penggunaan obat tradisional.

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami data

farmakognosi, uji mikroskopik dan uji makroskopik serta uji identifikasi kimia pada

tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk penggunaan obat tradisional.

Prinsip dari percobaan ini yaitu pengujian simplisia tanaman pala (Myristica

fragrans Houtt) secara makroskopik dan mikroskopik untuk mengetahui dan

memahami fragmen-fragmen simplisia serta uji identifikasi kimia simplisia tanaman

pala (Myristica fragrans Houtt.) untuk mengetahui kandungan zat yang terdapat

dalam simplisia guna mendukung obat tradisional.

Page 3: biji pala.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah

dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Di Indonesia,

penggunaan obat tradisional yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak

zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan

tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman .

Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang

dapat digunakan sebagai obat alami disebut Farmakognosi. Farmakognosi juga

mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis yang berasal dari makhluk hidup,

meliputi dimana terdapat didalam, biosintesanya, identifikasionya dan penentuan

kadar secara kuantitatip didalam bahan alam dari mana bahan tersebut berasal,

juga cara isolasinya, struktur kimiawi, sifat-sifat fisis dan kimiawinya dan juga

penggunaan dan cara kerjanya. Pengetahuan ini akhir-akhir ini dikenal sebagai

fitokimia atau Plantchemistry .

Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia

yang berasal dari pulau Banda. Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang

memiliki nilai ekonomis dan multi guna karena setiap bagian tanaman dapat

dimanfaatkan dalam berbagai industri. Bagian buah pala yang paling tinggi nilai

ekonominya adalah biji dan fuli. Selain sebagai bumbu dalam masakan buah

Page 4: biji pala.docx

pala ternyata juga dapat digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional yang

dapat diterapkan pada jenis-jenis penyakit tertentu .

B. Uraian Simplisia

Nama Umum : Buah Pala

Nama ilmiah : Myristica fragrans Houtt.

Nama asing : Nutmeg (Inggris)

Nama Daerah : Pala (sunda), falo (Nias), pala (Melayu), palangana

(Makassar), bubula, bubura, palo (Timor), Palalao

(Nusa laut), gosora (Halmahera)

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit,, agak pedas dan agak

menimbulkan rasa tebal di lidah

Kadar minyak atsiri : tidak kurang dari 3 % v/b

Makroskopik : bentuk inti biji bulat telur, panjang 2 cm sampai 3 cm, lebar 1,5 cm

sampai 2 cm. Warna permukaan luar coklat muda

sampai coklat kelabu dengan bintik dan garis-garis kecil

berwarna coklat tua sampai coklat tuia kemerahan.

Permukaan luar juga beralur dangkal yang berupa

anyaman jala.

C. Kandungan Kimia dan Kegunaan

1. Kandungan Kimia

Buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat

untuk kesehatan. Kulit dan daging buah pala mengandung minyak atsiri dan

zat samak. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat

Page 5: biji pala.docx

samak dan zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak

atsiri, saponin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.

Biji pala juga mengandung minyak menguap (miristin, pinen, kamfen,

dipenten, safrol, eugenol, iso eugenol dan alcohol), gliserida (asam

miristinat, asam oleat, borneol dan giraniol), protein,lemak, pati dan gula,

vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin.

Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji

Myristica fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya

mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang

agak pahit. Sebanyak 8 - 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan

bahan yang terpenting pada fuli.

2. Kegunaan

PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan

sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan

wangi pala yang menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar

sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang.

Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu.

Kegunaan khusus dari biji Pala, yang dikenal sebagai Nux moschata

M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci

untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam

alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit

histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.

Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek

merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan

Page 6: biji pala.docx

efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf

disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala,

kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala

menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran,

hilang ingatan dan rasa berat di kepala

Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar

76,6 % kandungan asam miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini

untuk mendapatkan asam miristat dilakukan dengan cara ekstraksi soxhlet

dari biji pala .

D. Cara Penggunaan Dalam Obat Tradisional

1. Maag

Ramuan : Biji pala (serbuk) 1 gram, buah pisang batu (serbuk) 6 gram air

100 ml.

Cara pernbuatan : diseduh.

Cara pemakaian : Diminum 1 kali sekali 100 ml.

Lama pengobatan : Diulang selama 30 hari.

2. Menghentikan Muntah dan Mulas

Ramuan : Biji Pala (serbuk) 1 sendok teh, garam sedikit, air secukupnya.

Cara pembuatan : Diseduh.

Cara pemakaian : Diminum bersama ampasnya

3. Suara Parau (Serak)

Ramuan : Biji pala (serbuk) 2 butir, rimpang jahe (dikukur) 3 rimpang, bunga

kuncup cengkih (serbuk) 7 biji, air 50 ml

Cara pembuatan : Diseduh.

Page 7: biji pala.docx

Cara pemakaian : Diborehkan pada leher; bila perlu, ditambah minyak kayu

putih sedikit.

Lama pengobatan : Diperbarui setiap 3 jam.

Peringatan : Tidak dianjurkan penggunaan dengan takaran berlebihan.

4. Mengobati bengkak dan keseleo.

Ramuan : Biji pala

Cara pembuatan : Dengan memarut beberapa buah biji pala, hasil parutan

kemudian dicampur dengan air hangat secukupnya.

Perhatikan agar tidak terlalu cair.

Cara pemakaian : Dibalurkan secara merata pada bagian tubuh yang sakit.

Jika terlihat hampir kering bubuhkan lagi.

Lamapen gobatan : lakukan secara terus-menerus hingga bengkak atau

keseleo berkurang.

5. Mengatasi nyeri haid

Ramuan : siapkan ½ sendok teh pala halus, kunyit ± 2 cm, ketumbar

sebanyak 6 butir cengkeh 1 buah.

Cara pembuatan : rebus semua bahan tersebut air sebanyak 1 gelas. Jika

air rebusan telah berkurang ½ maka sudah bisa diangkat dan

kemudian disaring. Air rebusan yang sudah disaring.

Cara pemakaian : langsung diminum dalam kondisi hangat.

E. Morfologi dan Klasifikasi

1. Morfologi

Buah pala berasal dari keluarga Myristicaceae. Tumbuhan ini berumah

dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Pohon,

Page 8: biji pala.docx

tinggi 5 -18 m. Daun bulat telur atau elips memanjang, pangkal runcing, ujung

runcing, sis bawah hijau kebiruan pucat, sisi atas hijau tua, 5 - 15 kali 3 - 7

cm, waktu diremas bau harum. Bunga kuning, pada pangkal dengan daun

pelindung yang membulat, bunga jantan 1 - 20 dan yang betina 1 - 2 menjadi

satu dalam malai yang gundul dan bercabang sedikit, yang tumbuh muncul

sedikit di atas ketiak daun. Bunga jantan bentuk periuk, panjang 7 - 9 mm,

dengan taju yang segi tiga, tiang benang sari lebih daripada separuh yang

atas tertutup oleh kepala sari yang berbentuk garis yang banyak. Bunga

betina lebih besar. Buah bentuk buah pir lebar, 4 - 6 kali 3 - 5,5 cm, gundul,

kuning kecoklatan-oranye, berdaging dan beraroma khas karena

mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging

buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah.

Biji bergaris-garis, berbau harum, keseluruhan dibungkus oleh selubung biji

merah yang terbagi dalam taju-taju yang banyak. Dari Maluku, banyak

ditanam untuk buahnya.

2. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman pala (Myristica fragrans Houtt)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Famili : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica fragrans Houtt

Page 9: biji pala.docx

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat-alat Yang Digunakan

a. Botol sampel

b. Bunsen

c. Cutter Pipet

d. Deck glass

e. Gegep

f. Gelas kimia

g. Lap halus

h. Lap kasar

i. Mikroskop

j. Objeck glass

k. Pinset

l. Rak tabung

m. Saringan

n. Sendok tanduk

o. Silet

p. Spirtus

q. Tabung kimia

r. Toples plastik

Page 10: biji pala.docx

2. Bahan-bahan Yang Digunakan

a. Aquadest

b. Air panas

c. Alkohol 70 %

d. Asam klorida P

e. Asam klorida 0,5 N

f. Asam sulfat

g. Besi (III) klorida 1%

h. Etanol

i. Herbarium basah

j. Herbarium kering

k. Metilen blue

l. Molish

m. Natrium hidroksida 0,1 N

n. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.)

o. Tissu

p. Vanilin 10 %

q. Yodium 0,1 M

B. Cara Kerja

1. Pengambilan dan Pengolahan Simplisia

a. Pengambilan simplisia

Sampel tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) diambil pada pagi

hari mulai dari pukul 08.00 – 10.00 pagi karena pada pagi hari tumbuhan

melakukan proses fotosintesis. Cara pengambilan daun pala yaitu dengan

Page 11: biji pala.docx

memilih daun yang sudah dewasa, antara daun yang mudah dan daun

yang sudah tua. Sedangkan untuk pengambilan biji pala yaitu dengan

memilih buah yang sudah masak. Serta memperhatikan kondisi tanaman

yang segar supaya mendapatkan hasil yang maksimal, kemudian

dimasukkan kedalam wadah yang kondisinya bersih.

b. Pengolahan simplisia

Daun dan buah tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) yang

diambil tadi dibersikan supaya kotoran – kotoran yang melekat pada daun

dan buah hilang. Buah yang sudah masak dibelah dan antara daging

buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh

pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji dijemur dengan panas

matahari pada lantai jemur / tempat lainnya. Biji-biji pala yang sudah

kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya pecah dan

terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya

kemudian dikeringkan lagi. Setelah kering, isi bijinya siap untuk

pembuatan haksel dan serbuk.

2. Pembuatan Herbarium

a. Pembuatan herbarium basah

Bagian tanaman pala (Myristica fragrass Houtt.) yang digunakan

dalam pembuatan herbarium adalah daun pala. Daun pala (Myristicae

Folium) segar yang telah dipetik dan dibersihkan dari benda-benda asing

diambil 5 helai, setelah itu dimasukkan kedalam toples plastik, lalu rendam

dengan alkohol 70% dan ditutup rapat selama 1 bulan. Setelah beberapa

Page 12: biji pala.docx

lama daun pala mengalami perubahan warna karena klorofilnya telah

larut.

b. Pembuatan herbarium kering

Pembutan herbarium kering dilakukan dengan cara diambil dari

semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun serta buah sebagai

perwakilan dari tanaman pala. Selanjutnya diletakkan di atas tripleks lalu

ditutupi dengan kertas koran dan diberi perekat dengan tujuan pada saat

pengeringan daun terbuka lebar. Kemudian diletakkan di bawah benda

dengan daya beban agar dapat kering dengan rata. Setelah kering

tanaman yang berupa herbarium tersebut dibingkai dengan rapi serta

diberi keterangan dan fungsi dari perwakilan tanaman pala.

3. Pembuatan Haksel

Dalam pembuatan haksel bagian tanaman pala yang digunakan adalah

biji pala (Myristicae semen). Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya

dipotong bagi empat. kemudian dikeringkan Setelah itu dimasukkan kedalam

botol sampel.

4. Pembuatan Serbuk

Biji pala yang sudah dikeringkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk

sampai halus menggunakan penumbuk untuk mendapatkan serbuk. Lalu

diayak untuk mendapatkan serbuk halus. Serbuk yang telah halus kemudian

disimpan pada 2 wadah pot plastik 100 mg.

5. Pemeriksaan Mikroskopik dan Makroskopik

Page 13: biji pala.docx

a. Pemeriksaan mikroskopik

Penampang melintang

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Diambil sampel daun tanaman pala (Myristica fragrass Houtt) dari

rendaman alkohol menggunakan pinset. Kemudian diiris secara

melintang dengan menggunakan gabus dan silet lalu diletakkan di atas

objeck glass.

3. Ditetesi dengan aquadest 1-3 tetes kemudian ditutup dengan deck

glass.

4. Difiksasi dengan lampu spirtus.

5. Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x. Diamati fragmen-

fragmen pada bagian daun lalu digambar serta diberi keterangan.

b. Pemeriksaan makroskopik

1. Morfologi

Disiapkan bahan sampel yang masih utuh untuk diamati bentuk

luar atau morfologinya mulai dari daun, akar, batang, buah.

2. Organoleptis

Disiapkan bahan sampel haksel dan serbuk. Dimbil masing-

masing sampel secukupnya. Kemudian diamati bau, bentuk, warna

dan rasa dari sampel tersebut dengan cara mencium dan mencicipi.

Lalu catat hasil pengamatan tersebut.

6. Pemeriksaan Identifikasi Kimia

a. Reaksi identifikasi terhadap pati

Page 14: biji pala.docx

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi yodium lalu dikocok dan diamati. Apabila terjadi

warna biru, maka sampel positif mengandung pati.

b. Reaksi identifikasi terhadap saponin

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan air panas lalu dikocok dan diamati. Apabila terdapat busa,

maka sampel positif mengandung saponin.

c. Reaksi identifikasi terhadap aleuron

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi yodium 0,1 M lalu kocok dan diamati. Apabila

terjadi warna kuning coklat, maka sampel positif mengandung aleuron.

d. Reaksi identifikasi terhadap lendir

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan etanol dan metilen blue lalu kocok dan amati. Apabila

terjadi warna biru, maka sampel positif mengandung lendir.

e. Reaksi identifikasi terhadap katekol

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna biru hitam maka sampel positif mengandung katekol.

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi Vanilin 10% dan HCl P, lalu kocok dan amati.

Apabila terjadi warna merah intensif maka sampel positif mengandung

katekol.

Page 15: biji pala.docx

Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan

tambahkan pereaksi asam sulfat, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna merah ungu maka sampel positif mengandung katekol.

f. Reaksi identifikasi glikosida

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi FeCl3 1% dan HCl P lalu kocok dan amati.

Apabila terjadi warna coklat keunguan maka sampel positif mengandung

glikosida.

g. Reaksi identifikasi fenol

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna biru ungu maka sampel positif mengandung fenol.

h. Reaksi identifikasi tanin

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi FeCl3 1%, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna biru ungu maka sampel positif mengandung tanin.

Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan

tambahkan pereaksi NaOH 0,1 N, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna merah coklat maka sampel positif mengandung tanin.

Dimasukkan sampel serbuk secukupnya ke dalam tabung reaksi dan

tambahkan pereaksi H2SO4 P, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi warna

merah ungu maka sampel positif mengandung tanin.

i. Reaksi identifikasi alkaloid

Page 16: biji pala.docx

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi HCl 0,5 N, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

warna endapan coklat maka sampel positif mengandung alkaloid.

j. Reaksi identifikasi karbohidrat

Dimasukkan sampel serbuk biji pala secukupnya ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan pereaksi Molish, lalu kocok dan amati. Apabila terjadi

cincin warna kuning maka sampel positif mengandung karbohidrat.

http://catatan-nakkampus.blogspot.com/2010/11/laporan-farmakognosi-myristica.html