perkecambahan biji i

26
PERKECAMBAHAN BIJI I TUJUAN 1. Mengetahui gaya berkecambah dan kecepatan berkecambah suatu biji. 2. Mengetahui faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji. 3. Mengetahui pengaruh khemikalia terhadap perkecambahan biji. TINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. (Sutopo, 1993). 1. Tingkat kemasakan benih Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. 2. Ukuran benih, karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen. 3. Dormansi Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau

Upload: marchello-crane

Post on 06-Aug-2015

204 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkecambahan Biji i

PERKECAMBAHAN BIJI I

TUJUAN 

1. Mengetahui gaya berkecambah dan kecepatan berkecambah suatu biji.2. Mengetahui faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji.3. Mengetahui pengaruh khemikalia terhadap perkecambahan biji.

TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. (Sutopo, 1993).1. Tingkat kemasakan benihBenih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna.  2. Ukuran benih, karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen. 3. DormansiBenih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat. 

Page 2: Perkecambahan Biji i

4. Penghambat perkecambahanBanyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan. 5. AirFaktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada dua, yaitu sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. 6. OksigenProses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Pada umumnya, proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas.7. CahayaKebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah. Temperatur harus dikendalikan dengan teliti beberapa macam benih berkecambah diatas suatu batas yang lebar dari temperatur yang wajar, tetapi yang lain mulai tumbuh dengan segera hanya dibatas yang sempit. Benih berkecambah biasanya pada temperatur dimana benih itu telah menyesuaikan dengan iklim di tempat benih tersebut dihasilkan (Stefferud, 1961).Pada dasarnya perkecambahan merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah mengalami masa dormansi. Bila kondisi-kondisi sekelilingnya memungkinkan (Novijanto, 1996).Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih merupakan faktor penting. Kurang tersedianya air pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi. Hal ini dapat berpengaruh besar pada proses perkecambahan.

Page 3: Perkecambahan Biji i

Jika jumlah air yang diserap tidak mencapai kebutuhan minimum maka proses perkecambahan tidak akan pernah terjadi. Ada batas minimum serapan air yang harus dilampaui agar perkecambahan dapat berlangsung (Bewley dan Black, 1982).Imbibisi pada benih yang dilakukan secara tiba-tiba apalagi terhadap benih dengan kadar air sangat rendah dan benih yang mengalami penyimpanan yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada struktur membran sehingga perlu suatu kondisi dimana imbibisi dilaksanakan secara terkontrol. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan invigorasi benih yaitu dengan cara mengkondisikan benih sedemikian rupa sehingga karakter fisiologi dan biokimiawi yang terdapat di dalam benih dapat dimanfaatkan secara optimal (Khan, 1992).Penggunaan hormon pengatur tumbuh di beberapa jenis bahan kimia dapat meningkatkan perkecambahan dan vigoritas tanaman pada kondisi lingkungan tertentu, diantaranya Giberelin (GA3) yang banyak untuk pemecah dormansi pada beberapa macam benih (Weaver, 1972).

METODOLOGI

Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih padi (Oryza sativa), kertas filter, alkohol 0%, 10%, 25%, 50% dan 80%. Sedangkan alat – alat yang digunakan adalah bak perkecambahan, petridish, kaca pengaduk, penggaris, sendok, pinset, beaker glass, kaca penutup dan gelas ukur.  Biji direndam ke dalam alkohol 0, 10, 25, 50 dan 70 % masing-masing selama 10, 30 dan 60 menit. Kemudian biji dicuci yang telah direndam tadi dengan air. Setelah itu kertas filter dibasahi dengan air dan diletakkan dalam petridish. Biji padi dihitung sebanyak 25 biji dan diletakkan ke dalam petridish, lalu petridish ditutup dengan penutup.Selanjutnya diamati dan dihitung jumlah biji yang berkecambah (plumula dan radicle sudah mencapai panjang ±2 mm untuk padi dan ± 5 mm untuk kacangan) setiap hari selama seminggu dimulai sehari setelah percobaan. Biji yang telah berkecambah dan berjamur dibuang untuk mempermudah pengamatan.Gaya nilai berkecambah dan indeks vigor dihitung dari masing-masing perlakuan. Alkohol 0% gunakan sebagai kontrol untuk mengetahui kecepatan berkecambah biji tanaman, sedang perlakuan lain untuk melihat pengaruh khemikalia terhadap perkecambahan biji. Kemudian grafik gaya

Page 4: Perkecambahan Biji i

berkecambah dan indeks vigor dibuat pada berbagai hari pengamatan untuk semua konsentrasi dalam masing-masing alokasi waktu perendaman. 

Page 5: Perkecambahan Biji i

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang

melangsungkan  kehidupannya,. Seluruh organisme yang masih hidup melakukan

pertumubuhan guna menambah massa, volume maupun tinggi tubuh organisme.

Tidak terkecuali pada tanaman. Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai

salah satu ciri makhluk hidup.

Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel

zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang

dan daun.  

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1)   Apakah ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara Air, Nacl , dan

Cuka?

2)   Apakah ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan dan

pertumbuhan tanaman ?

3)   Adakah Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kecepatan

perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung ?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1)   Untuk mengetahui adanya pengaruh derajat keasaman (pH) dalamproses

perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung.

Page 6: Perkecambahan Biji i

2)   Untuk mengetahui pH yang optimal dalam proses perkecambahan dan

pertumbuhan tanaman jagung

3)   Untuk mengetahui Faktor-faktor  yang dapat mempengaruhi kecepatan

perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung

1.4  Hipoteis

1)   Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH Air, NaCl dan

Cuka.

2)   Ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan da pertumbuhan

tanaman.

3)   Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan

pertumbuhan tanaman jagung.

BAB II

KAJIAN TEORI

 

2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan

2.1.1 Perkecambahan

Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan

pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor luar yang mempengaruhi

perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu.

Perkecambahan biji ada dua macam yaitu:

a.       Perkecambahan epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan

kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis

selama daun belum terbentuk. Contoh : perkecambahan kacang hijau.

Page 7: Perkecambahan Biji i

b.      Perkecambahan hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar

menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah sedangkan

kotiledon tertinggal dalam tanah.

Contoh : perekecambahan kacang kapri.

Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi

dengan cadangan makanan.  Pada tanaman dikotil misalnya kacang

mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah

kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminalnya (ujung) disebut radikula.

Sumbu embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil. Dan ujungnya disebut

plumula (pucuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon (primordium)

daun.

Embrio yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum

dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan

embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki

endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki

endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya

sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan

biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.

Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada

Grminineae (Poaceae), misalnya jagung,kotiledonnya disebut skutelum.

Skutelum menyerap nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian

embrio selama proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil

diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio

diselubungi koleoptil (sarung pucuk lembaga).

2.2.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan primer

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang

terdapat pada ujung akar dan ujung batan dimulai sejak tumbuhan masih

berupa embrio.

Page 8: Perkecambahan Biji i

Pertumbuhan sekunder

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat

meristematik kembali.

Ciri-ciri jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis,

bervakuola kecil atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya

belum berspeliasasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel

meristem membelah dan membentuk sel-sel baru. Sel baru yang

terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi setelah dewasa, sel-sel

tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.

Jaringann meristem ada dua jenis yaitu :

a. Jaringan meristem apix

b. Jaringan meristem lateral

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang

meliputi:

A. Kambium gabus

B. Kambium fasis

C. Kambium interfasis

4. Pertumbuhan terminal

Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh.

Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan:

a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).

b. Daerah pemanjangan

c. Daerah diferensiasi

Page 9: Perkecambahan Biji i

 

 

2.2 Tanaman Jagung

Tanaman jagung ( Zea mays ) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di

Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi.

Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung

banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam keperluan. Buah jagung muda bisa dimanfaatkan sebagai sayuran,

bergedel, bakwan, sambel goreng. Jagung tua biasa digunakan sebagai pengganti nasi,

marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue

kering, pakan ternak, baha baku, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.

Tanaman jagung sangat bermanfaat  bagi kehidupan manusia ataupun hewan, jagung

merupakan makanan pokok kedua setelah padi, produksi jagung kini dapat dikonsumsi

oleh manusia dalam bentuk penyajian, jagung merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung hidrat arang, yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.

Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal,

akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif

disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah

permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku

terbawah dekat permukaan tanah.

Batang jagun g tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul

tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung variates, umumnya

berkisar 100 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah

daun terdiri dari 8-48 helaian tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat

lidah daun yang disebut Ligula, fungsi Ligula adalah mencegah air masuk ke dalam

kelopak daun dan batang.

Pada proses tumbuh tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia yaitu:

a.   Stadia  vegetative

Pada stadia vegetatif ini melalui fase kecambah, dilanjutkan dengan fase

pertumbuhan vegetatif, akar batang  daun yang cepat pada akhirnya pertumbuhan

vegetatif menjadi lambat sehingga dinamainya stadia generative.

 

 

Page 10: Perkecambahan Biji i

b.    Stadia generatif

Pada stadia ini dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang

mencakup peristiwa  penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada

tanaman jagung biasanya dibantu dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung

sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak  bunga jantan dan betina tidak berada di

satu tempat. Bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga

betina berada di pertengahan batang atau tongkol. Perlu dijaga kemurnian biji dari

varietas yang dibudidayakan dan juga terjadinya penyerbukan silang pada tanaman

jagung. Proses penyerbukan, tepung sari tidak harus menempel pada kepala putik.

Karena tangkai putik dapat menyebabkan proses penyerbukan tetap berlangsung.

Tangkai putik berupa rambut jagung bila ditempel tepung sari. Perkembangan dan

pertumbuhan serbuk sari berlanjut. Proses pertumbuhan merupakan kelanjutan peristiwa

penyerbukan dapat berlangsung selama serbuk sari menempel pada putik. Kemudian

saluran-saluran tangkai putik bertemu sel telur.

Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung berkisar  antara 5,5 – 7,0 dan

pH optimal 6,8 terutama pada saat berbunga dan pengisian biji. Curah hujan yang

normal untuk pertumbuhan tanaman jagung yang ideal adalah sekitar 250 mm/tahun

sampai 2000 mm/tahun. Jagung akan tumbuh dengan baik di daerah yang ketinggiannya

lebih dari 5000 m di atas permukaan laut. (Supapto, 1999).

2.3 Derajat Keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.Koefisien aktivitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan

pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif

terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan

persetujuan internasional.

 

 

 

 

Page 11: Perkecambahan Biji i

 

 

BAB III

METODE PERCOBAAN

 

 

3.1 Alat dan Bahan

1)   gelas plastik / aqua                                         7

2)    kapas secukupnya

3)   Biji Jagung                                                         30 biji

4)   Air   

5)   Spidol

6)    HCL 0,1 M

7) Cuka

3.2 Variabel Percobaan

Variabel Manipulasi : Air dengan variasi pH 3 dan 5

Variabel Respon       : Percepatan Perkecambahan dan Pertumbuhan tanaman jagung

Variabel Kontrol         : - Jenis Jagung

  - Jenis media tanam (tanah)

  -

  3.3 Langkah Percobaan

Adapun langkah-langkah dari percobaan ini sebagai berikut :

1)   Menyiapkan air dengan pH 3, 5 dan 7 dengan cara mencampurkan larutan HCL

0,1 M kemudian dimasukkan ke dalam botol dan diberi label masing-masing.

2)   Menyiapkan biji jagung dari jenis yang sama, merendam biji jagung sebanyak

10 kedalam air yang telah ditentukan dengan masing-masing pH selama 30

menit.

Page 12: Perkecambahan Biji i

3)   Menyediakan 3 buah polibag  dengan cara memotong botol air mineral pada

bagian bawah dengan menggunkan cutter. Kemudian melubangi bagian

bawahnya agar air bisa keluar waktu penyiraman dan beri label.

4)   Potong  bagian tengah  botol air mineral sisanya tadi sebagai penyangga

polibeg. Membasahi tanah dengan air yang telah ditentukan kemudian

meletakkan (menanam) biji jagung dan basahi atau sirami tanah setiap hari

sesuai pH yang telah ditentukan selam 7 hari

5)   Mengamati perkecambahan yang pada bji jagung selama 7 hari.

6)   Memeriksa pertumbuhan pada hari ke-7.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: Perkecambahan Biji i

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1V

DATA DAN ANALISA

 

4.1 Data Percobaan

A. Hasil percobaan pada pH 3

Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 %

Jumlah Biji

yang

Berkecambah

0 7 0 0 0 0 0 70%

 

Page 14: Perkecambahan Biji i

Kecepatan Perkecambahan =  +  +  +  +  +  +  = 3,5

    pH 3

% perkecambahan = 7/10 x 100%

                                            = 70%

Panjang terakhir pengamatan

No

.

Biji Panjang Tanaman

1. 1 15 cm

2. 2 23 cm

3. 3 22 cm

4. 4 11,4 cm

5. 5 16 cm

6. 6 13

7. 7 11

8. 8 -

9. 9 -

10. 10 -

 

B. Hasil Percobaan pada pH 5

Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 %

Jumlah Biji

yang

Berkecambah

0 8 0 0 0 0 0 80%

 

pH 5

        % perkecambahan = 8/10 x 100%

     = 80%

Kecepatan Perkecambahan =  +  +  +  +  +  +  = 4

Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun

No

.

Biji Panjang Tanaman

1. 1 26 cm

Page 15: Perkecambahan Biji i

2. 2 31 cm

3. 3 24 cm

4. 4 21,6 cm

5. 5 28,3 cm

6. 6 26

7. 7 24

8. 8 28

9. 9 -

10. 10 -

 

C. Hasil percobaan pada pH 7

Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 %

Jumlah Biji

yang

Berkecambah

0 7 0 0 0 0 0 70%

 

pH 7

% perkecambahan = 7/10 x 100%

                                         = 70%

 

Kecepatan Perkecambahan =  +  +  +  +  +  +  = 3,5

Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun

No

.

Biji Panjang Tanaman

1. 1 24 cm

2. 2 33 cm

3. 3 28 cm

4. 4 27,4 cm

5. 5 29,1cm

6. 6 22,6

7. 7 26,1

8. 8 -

9. 9 -

Page 16: Perkecambahan Biji i

10. 10 -

 

4.2 Analisa Data

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, dari 10 biji tidak semuanya berkecambah

dan tumbuh. Dari 10 biji yang tumbuh, pada pH 3 tumbuh 7, dari pH 5 tumbuh 8 dan dari

pH 7 tumbuh 7. Dari data yang didapat, pH 5 menumbuhkan biji jagung paling banyak yakni

sebanyak 8 biji jagung. Sehingga,prosentasi perkecambahan dari percobaan yang dilakukan

selam 7 hari, pH 3 sebesar 70%, pH 5 sebesar 80% dan pH 7 sebesar 70%.

Sedangkan kecepatan perkecambahan dari pH 3 adalah 3,5, pH 5 adalah 4 dan pH 7

adalah 3,5. Pada percobaan pH 3 tanaman  jagung yang paling panjang adalah 23 cm. pada

percobaan pH 5 tanaman  jagung yang paling panjang adalah 31cm dan percobaan pH 5

tanaman  jagung yang paling panjang adalah 33 cm. sehingga, tanaman jagung yang paling

panjang terdapat pada pH 7.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

4.1 Pengaruh Derajat Keasaman Terhadap Perkecambahan Biji Jagung

Pada percobaan yang saya lakukan menunjukkan perbedaan respon perkecambahan

biji dan pertumbuhan tanaman jagung antara pH 3, 5 dan 7. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

Page 17: Perkecambahan Biji i

biji yang berhasil berkecambah dan tumbuh. Pada pH 3 terdapat 7 tanaman dan yang

degeneratif  sebanyak  3. Pada pH 5 terdapat 8 tanaman dan yang degeneratif  sebanyak  dan

pada pH 7 terdapat 7 tanaman dan yang degeneratif  sebanyak  3.  Secara teori tanaman

jagung dapat tumbuh optimal pada pH antara 5,5 – 7,0. Pada percobaan ini pH yang banyak

menumbuhkan tanaman jagung adalah pH 5 yakni 8 tanaman dari 10 biji yang ditanam.

Sedangkan pada pH 3 dan 7 berhasil menumbuhkan 7 tanaman jagung dari 10 biji yang

ditanam. Disini terjadi kesamaan jumlah tanaman yang tumbuh. Namun, setelah diukur,

tanaman jagung yang paling tinggi terdapat pada pH 7 yakni sebesar 33 cm. pada waktu

penanaman, saya menggunakan jenis biji yang sama. Namun pada percobaan terdapat biji

yang mati atau degeneratif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh biji itu sendiri. Maksudnya disini

adalah pada jenis biji yag sama belum tentu memiliki kemampuan tumbuh yang sama,

seperti tingkat kematngan benih, dominansi benih dan ukuran dari benih jagung itu sendiri.

 

4.2 Pengaruh Hujan Asam Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah

5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)

karenakarbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk

sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena

membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan

binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor

dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen

membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi

ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfatdan asam

nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam

tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang

terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal

ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.

cara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan

dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam

disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,pembangkit tenaga

listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).

Page 18: Perkecambahan Biji i

Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan

kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.

Hujan asam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena hujang

yang mengandng asam yang jatuh ke tanah dan menyimpan airnya, dapat

melarutkan mineral-mineral dan unsure hara yang terkandung dalam tanah. Hujan

asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut

sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan

melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur

didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan

menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-

pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, Hutan

juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan

dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.

Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil

fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun.

Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di

tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut.

Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun

menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.

Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya

aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan

mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini

menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya

tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan

berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman

hayati tamanan juga semakin menurun.

Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada

permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari

analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang

rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi

tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari

Page 19: Perkecambahan Biji i

tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian

magnesium di daun.

Pada percobaan yang saya lakukan, ada daun yang daunnya berwarna agak

kuning kecoklatan, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh hujan asam terhadap

tanaman, yang dibuktikan dengan percobaan ini,dimana jagung ditanam dengan

menggunkan pH dibawah pH 5 yakni pH 3.

 4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Pada percobaan ini,tidak hanya derajat keasaman saja yang mempengaruhi

perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung. Faktor-faktor tersebut adalah

faktor biotik dan faktor abiotik.

Faktor biotik adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang berasal

dari dalam. Dalam percobaan ini berasal dari tanaman itu sendiri. Dalam hal ini adalah

nutrisi. Makanan (nutrisi) sangat diperlukan dalam pertumbuhan perkecambahan. Jika

banyak nutrisi yang diserap tanaman jagung, maka pertumbuhan akan semakin baik pula.

Sedangkan faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan jagung adalah cahaya, air,

kelembaban, derajat keasaman. Cahaya sangat membantu dalam proses fotosintesis ketika

tanaman jagung sudah tumbuh daun. Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air.

Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel,

dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.

Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji,

bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti

transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya

tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk. Salinitas juga berpengaruh.

Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan

tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu.

Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.

 

 http://dyahemangfitri.blogspot.com/2011/03/laporan-biologi-pengaruh-ph-terhadap.html

Kamis, 10 Maret 2011

 FITRIA DWI A (103204016) AND ERMI SUGIHARTI (103204046

 

Page 20: Perkecambahan Biji i

 

 SuhuRata-rata suhu optimal untuk rentang jagung pertumbuhan antara 68 dan 73 ° F. Namun, suhu optimum bervariasi selama musim jagung tumbuh dan antara siang dan malam hari.Jagung dapat bertahan eksposur singkat pada suhu rendah dan tinggi dari 32 dan 112 ° F, masing-masing.Temperatur yang lebih dingin memperlambat pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan menurun sekali suhu turun sampai sekitar 41 ° F. Suhu antara 32 dan 28 ° F memiliki sedikit efek pada jagung. Temperatur yang sangat rendah menyebabkan kerusakan pembekuan, tingkat keparahan yang akan tergantung pada durasi, temperatur, dan tahap pertumbuhan jagung. Suhu rendah diperpanjang pada fase bibit yang mengurangi suhu tanah ke bawah titik beku dua inci di bawah permukaan dapat membunuh jagung.Kemudian musim, eksposur panjang jagung untuk suhu di bawah 28 ° F dapat merusak jagung dengan merusak "titik tumbuh". Titik tumbuh jagung terletak di tengah batang dan di bawah permukaan tanah sampai V5 - V6 tahap pertumbuhan (5 - 6 daun jagung dengan kerah). Pada tahap pertumbuhan V6, jagung akan menjadi sekitar 12 inci tinggi. Penting untuk diingat bahwa meskipun jagung dapat berkecambah dan tumbuh perlahan-lahan di sekitar 50 ° F, penanaman harus mulai ketika suhu tanah rata-rata mencapai 55 ° F di atas dua inci.Perkecambahan Miskin dan berdiri biasanya merupakan hasil dari suhu tanah yang rendah.Hasil jagung juga dapat dikurangi karena suhu udara yang tinggi (95 ° F dan lebih tinggi) saat penyerbukan.Temperatur yang tinggi selama waktu ini dapat menyebabkan kerusakan pada penyerbukan tanaman jika berada di bawah stres kekeringan. Selama stres kelembaban, terutama pada kelembaban relatif rendah, suhu tinggi dapat mengering sutra dan kerusakan atau membunuh serbuk sari. Penyerbukan tidak akan terpengaruh oleh suhu tinggi jika ada kelembaban yang cukup di dalam tanah, karena gudang serbuk sari biasanya terjadi selama jam pagi.

Tumbuh Gelar Hari (GDD)Produktivitas jagung juga berkorelasi dengan panjang musim tanam, yang dicirikan oleh Hari Gelar Tumbuh (GDD) akumulasi (disebut sebagai "unit panas"). GDD ini akumulasi dari hari setelah penanaman sampai masak fisiologis.Metode perhitungan GDD yang paling umum digunakan untuk jagung di Amerika Serikat adalah metode 86/50.Hari derajat tumbuh dihitung sebagai suhu harian rata-rata minus 50 dengan menggunakan rumus berikut:GDD = ((Tmax + Tmin) / 2) - 50mana Tmax adalah suhu maksimum dan Tmin adalah suhu minimum. Jika suhu maksimum di atas 86 ° F, 86 digunakan, dan jika suhu minimum lebih rendah dari 50 ° F, 50 digunakan dalam perhitungan suhu rata-rata. Jagung hibrida memerlukan sejumlah GDDs akumulasi untuk mencapai

Page 21: Perkecambahan Biji i

kematangan. Long-musim hibrida membutuhkan GDDs lebih untuk mencapai masak fisiologis daripada pendek musim hibrida. Metode GDD lebih akurat dalam produksi jagung dibandingkan dengan metode tradisional hari dari tanam hingga jatuh tempo.

EmbunHasil panen jagung tertinggi hanya dapat diperoleh di bawah kondisi kelembaban optimal selama musim tanam.Kelembaban stres di salah satu tahap pertumbuhan akan mengakibatkan penurunan hasil potensial. Jagung memiliki kebutuhan air pada umumnya tinggi dan dapat menggunakan sekitar 0,25 inci air per hari selama pertumbuhan yang cepat. Namun, penggunaan air dapat meningkat hingga 0,35 inci per hari selama penyerbukan.Hasil panen jagung akan berkurang jika evapotranspirasi melebihi pasokan air dari tanah setiap saat selama pertumbuhan jagung. Evapotranspirasi adalah jumlah kehilangan air dari tanah melalui penguapan dan air yang digunakan oleh tanaman selama transpirasi. Air kerugian besar dalam pertumbuhan jagung awal adalah dari penguapan. Selama stres kelembaban, ketersediaan dan penyerapan nutrisi juga berkurang dan tanaman stres sehingga melemah juga lebih rentan terhadap penyakit dan kerusakan serangga.Kehilangan hasil akibat cekaman air akan tergantung pada tahap pertumbuhan jagung selama cekaman kekeringan serta panjang dan tingkat keparahan kekeringan. Jagung yang paling sensitif (kehilangan hasil tertinggi potensial) terhadap stres air selama penyerbukan, diikuti oleh butir-mengisi, dan tahap pertumbuhan vegetatif.Air stres selama tahap pertumbuhan vegetatif akan mengurangi batang dan daun ekspansi sel serta akumulasi bahan kering karena air yang lebih rendah dan asupan CO2. Hal ini mengakibatkan tinggi tanaman berkurang dan luas daun, dan potensi hasil lebih rendah. Stres kelembaban yang parah ditandai dengan layu daun. Jagung tanaman di fase awal layu kekeringan di sore hari. Selama periode waktu yang lebih kekeringan, layu terjadi pada hari sebelumnya. Akhirnya, daun layu tetap sepanjang hari. Penurunan yield 10 sampai 20% dapat terjadi jika cekaman kekeringan terjadi selama tahap vegetatif jagung.Kelembaban stres selama penyerbukan adalah yang paling penting untuk mengurangi potensi hasil jagung. Stres kelembaban parah akan mengakibatkan silking tertunda dan penyerbukan berkurang karena kurangnya serbuk sari yang layak dan sinkronisasi berkurang antara silking dan penyerbukan. Di bawah stres berat, beberapa tanaman tidak akan membentuk setiap sutra, sutra atau akan muncul setelah produksi serbuk sari telah berakhir, sehingga mengakibatkan telinga kurang berkembang. Stres kelembaban selama tahap ini dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 50%. Kernel, terutama di dekat ujung telinga, yang paling rentan terhadap aborsi selama dua minggu pertama setelah penyerbukan. Kernel Tip umumnya dibuahi lalu dan kurang kuat.

Page 22: Perkecambahan Biji i

Selama tahap adonan kernel, kehilangan hasil terutama disebabkan penurunan akumulasi kernel berat kering. Stres selama tahap-tahap adonan dan penyok akan menurunkan bobot kernel dan sering menyebabkan prematur pembentukan lapisan hitam. Setelah biji-bijian telah mencapai masak fisiologis, stres kelembaban tidak akan memiliki efek fisiologis lebih lanjut tentang hasil akhir. Populasi tanaman kelembaban tinggi-membatasi lingkungan meningkatkan stres dan masalah kelembaban silking, yang mengarah ke nomor kernel berkurang.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

www.clemson.edu/extension/rowcrops/corn/guide/environmental_conditions.html

9-12-2012 clemson

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: Perkecambahan Biji i

BAB V

PENUTUP

 

5.1 Kesimpulan

     Dari percobaan yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini

adalah sebagi berikut :

1)   Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3,5 dan 7

2)   Hujan asam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

3)   Ada faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, yakni faktor

biotic dan faktor abiotik.