perkecambahan lamtoro

31
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan bagi tumbuhan secara generatif. perkembangbiakan dengan biji banyak dilakukan sebagai riset percobaan maupun penelitian untuk mengetahui proses yang terjadi selama perkecambahan. Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih dahulu melalui fase perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari tumbuhan memasuki pertumbuhannya. Perkecambahan dimulai dari perombakan atau penggunaan cadangan makanan yang terdapat dalam biji tersebut untuk pembentukan awal organ-organ tumbuhan, yaitu dengan perombakan kotiledon pada biji tersebut. Prrombaan perombakan kotiledon ini menghasilkan 2 buah organ awal yang menjadi cikal bakal tanaman, yakni radikula sebagai bakal akar dan plumula sebagai bakal batang. perkecambahan biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi baku suatu uji perkecambahan, atau biasa dikatakan perkecambahan terjadi ketika bibit munul dari media. Dalam memasuki fase perkecambahan biji banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor Pendidikan Biologi A / 2010 1

Upload: dita-widiyanti

Post on 29-Jul-2015

93 views

Category:

Environment


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan bagi tumbuhan

secara generatif.  perkembangbiakan dengan biji banyak dilakukan sebagai

riset percobaan maupun penelitian untuk mengetahui proses yang terjadi

selama perkecambahan.  Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih

dahulu  melalui fase perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari

tumbuhan memasuki pertumbuhannya.  Perkecambahan dimulai dari

perombakan atau penggunaan cadangan makanan yang terdapat dalam biji

tersebut untuk pembentukan awal organ-organ tumbuhan, yaitu dengan

perombakan kotiledon pada biji tersebut. Prrombaan perombakan kotiledon ini

menghasilkan 2 buah organ awal yang menjadi cikal bakal tanaman, yakni

radikula sebagai bakal akar dan plumula sebagai bakal batang. perkecambahan

biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi baku suatu uji

perkecambahan, atau biasa dikatakan perkecambahan terjadi ketika bibit

munul dari media.  Dalam memasuki fase perkecambahan biji banyak

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam biji tersebut juga

factor luar seperti ; kelembaban, pH, cahaya, suhu, dan lain-lain. 

Perkecambahan memiliki pH optimum yang berbeda-beda tergantung

kepada jenis biji tanaman, setiap tanaman mempunyai kesesuaian pH yang

berbeda-beda.  pH dapat menunjukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh

tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap pada pH netral, karena

pada pH netral unsur hara mudah larut dalam air.  Dengan pH yang optimum

proses perkecambahan biji dapat berlangsung lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumuskan masalah

sebagai berikut :

1

Page 2: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

1). Bagaimana pengaruh berbagai pH terhadap Perkecambahan Lamtoro

(Leucaena leucocephala)?

2). Pada pH berapakah Lamtoro (Leucaena leucocephala) berkecambah

secara optimal?

3). Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkecambahan Lamtoro

(Leucaena leucocephala)?

1.3 Tujuan Percobaan

Pada praktikum ini bertujuan untuk :

1). Mengetahui pengaruh berbagai pH terhadap perkecambahan

2). Mengetahui pH optimal untuk perkecambahn biji Lamtoro (Leucaena

leucocephala)

3). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro

(Leucaena leucocephala)

1.4 Hipotesis

1) Adanya berbagai pH dapat mempengaruhi perkecambahan Lamtoro

(Leucaena leucocephala.

2) Seperti perkecambahan pada tanaman lainnya, pada Lamtoro (Leucaena

leucocephala), pH optimal untuk perkecambahan adalah pH netral yakni

7.

3) Faktor-faktor yang mempegarui perkecambahan biji terdiri dari faktor

biotik dan abiotik.

2

Page 3: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Lamtoro (Leucaena leucocephala), petai cina, atau petai selong adalah

sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang

kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari

Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk

kepentingan pertanian dan kehutanan dan kemudian menyebar pula ke pulau-

pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di

Malaysia dinamai petai jawa. Berikut taksonomi ilmiah dari Lamtoro

(Leucaena leucocephala).

Taksonomi Ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Sub kelas: Rosidae

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Upafamili: Mimosoideae

Genus: Leucaena

Spesies: L. leucocephala

Nama Lokal: Petai cina, Lamtoro, Peuteuy selong, Kalandingan.

Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C);

ketinggian di atas 1000 m dpl. dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman

ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah

hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun; akan tetapi

termasuk tidak tahan penggenangan.

Tanaman Lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan

pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat Lamtoro

seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah

3

Page 4: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam

jumlah banyak.

Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi Lamtoro

teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).

Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan

habisnya jenis Lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat.

Sejak lama Lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh,

pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang

cukup subur, Lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran

dewasanya (tinggi 13—18 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang

padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20

hingga 60 m³ perhektare pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat

tumbuh mencapai gemang 50 cm.

Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang

paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani). Pohon

ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3—10 m, di antara larikan-

larikan tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat

api, penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang

melilit seperti lada, panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di

perkebunan kopi dan kakao. Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola

Perhutani di Jawa, Lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk

mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah.

Perakaran Lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen.

Menanam Lamtoro ini cukup mudah. Suku polong-polongan ini dapat

tumbuh subur di daerah ketinggian 1-1500 m dpl. Tanaman ini juga tidak

terkait dengan musim karena dapat tumbuh pada segala musim asalkan masih

berkisar pada suhu 25-30 o C. Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan

biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak

tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah

trubus, setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh

kembali dalam jumlah banyak.

4

Page 5: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro

teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).

Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan

habisnya jenis lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat. Secara biologis, ada 2 cara

tanaman lamtoro atau petai cina dikembangbiakkan yaitu secara generatif dan

vegetatif. Akan tetapi, apabila dikembangkan melalui cara vegetatif yaitu

dengan cangkok dan stek, akan banyak mengalami berbagai kegagalan.

Cara generatif yaitu dengan menumbuhkan biji yang merupakan salah

satiu cara paling umum untuk mengembangkan tanaman yang melakukan

penyerbukan sendiri dan silang. Bijinya disebarkan di salah satu medium, lalu

disiram dengan air secukupnya, kemudian dijaga kelembaban tanahnya, dan

terakhir dipupuk dengan pupuk organik.

Perkembangbiakan ini merupakan salah satu metode yang paling

praktis dan mudah untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah yang

cukup besar.

Pengembangan dengan biji tersebut mempunyai keuntungan, antara

lain :

a. Pohonnya kuat karena mempunyai susunan akar yang baik.

b. Tidak mudah mengalami stagnasi akibat kekeringan karena memiliki akar

yang dalam.

2.2 Perkecambahan

Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah

munculnya radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan

bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting

embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk

menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.

Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi

dengan cadangan makanan. Pada tanaman dikotil misalnya kacang

mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah

kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminalnya (ujung) disebut radikula.

Sumbu embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil. Dan ujungnya disebut

5

Page 6: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

plumula (pucuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon

(primordium) daun.

Embrio yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum

dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan

embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki

endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki

endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya

sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan

biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.

Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada

Grminineae (Poaceae), misalnya Lamtoro,kotiledonnya disebut skutelum.

Skutelum menyerap nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian

embrio selama proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil

diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio

diselubungi koleoptil (sarung pucuk lembaga).

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar

biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati

adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti

"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah

maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah

membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.

Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim

perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara

giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model

Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang

mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3

(ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun

perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong

perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC

ACID 1 (GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui

pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor

6

Page 7: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs)

diredam oleh miRNA.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian

yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya

ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam,

yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa

cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.

2.3 Morfologi Perkecambahan

Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan,

perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan

epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan

oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan

perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan,

dan rerumputan.

2.3.1 Perkecambahan Epigeal

Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang

menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan

tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan, setelah radikel

menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke

atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah,

kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian

kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga.

Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya

kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara.

Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah.

Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai,

kacang tanah, Lamtoro, dan lamtoro.

7

Page 8: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

Gambar 1. Proses perkecambahan benih epigeal dari benih buncis

(Phaseolus vulgaris) (dari Johnson, 1985)

2.3.2 Perkecambahan Hipogeal

Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang

menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah

permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel

masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah

dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh

koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah

mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan

koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri

berhenti tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan

perkecambahan epigeal adalah padi, Lamtoro, dan sorgum.

8

Page 9: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

Gambar 2. Proses perkecambahan benih hipogeal dari benih Lamtoro

(Zea mays L (dari Johnson, 1985)

2.4 Pengaruh Derajat Keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia

didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang

terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara

eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.

Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan

larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan

internasional.

Kebanyakan tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah

atau tinggi, asalkan pada media tanam tersedia unsur hara yang cukup.

sayangnya tersedianya unsur hara yang cukup itu dipengaruhi oleh pH. 

Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH yang ekstrim dan beberapa

unsur yang lainnya berada pada tingkat meracun (Hakim,dkk 1987).

pH akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitar perakaran.

PH dekat perakaran akan berlainan dari pH dalam bagian terbesar suatu

9

Page 10: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

tanah Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dngan perbedaan

dalam banyaknya (miliekuivalen) kation dan anion yang diambil oleh

akar. (Nye, 1981). .           

pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh

tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar pada pH

netral, serta pH menunjukan adanya unsur-unsur yang bersifat

racun(Hardjowigeno, 1989).

Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi

tanaman.  Pada reaksi media( tanah) yang netral, yaitu 6,0-7,5, unsur hara

yang tersedia dalam jumlah yang optimal.  Pada pH kurang dari 6

ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium,

magnesium,dan molibdenum menurun dengan cepat.  Sedangkan pada

pH yang lebih tinggi dari 8, akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen,

besi , mangan, boruim, tembaga,dan seng ketersediaannya jadi

sedikit(Sarief, S 1986).

10

Page 11: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Berbagai pH Terhadap

Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Pengaruh pH 5 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena

leucocephala)

Pengamatan Kecambah (cm)Rata-rata

ke- 1 2 3 4 5

1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

2 3,3 3 3 3,4 3,2 3,18

3 4,2 4 4,1 4,1 3,9 4,06

4 5,6 5,5 5,8 5,4 5,3 5,52

5 6,5 6,3 6,7 6,2 6,1 6,36

Pengaruh pH 6 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena

leucocephala)

Pengamatan Kecambah (cm)Rata-rata

ke- 1 2 3 4 5

1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

2 3,8 3,6 3,5 3,7 3,9 3,7

3 5,1 5,3 5 5 5,3 5,14

4 6,5 6,1 6,3 6 6,2 6,22

5 8,3 8,7 8,6 8,4 8,5 8,5

Pengaruh pH 7 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena

leucocephala)

Pengamatan Kecambah (cm)Rata-rata

ke- 1 2 3 4 5

1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

2 2,9 2,6 2,9 2,7 2,7 2,76

3 4,4 4 3,9 3,8 4,2 4,06

4 5,7 6,2 5,9 5,7 5,3 5,76

11

Page 12: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

5 7,3 7,3 7,2 7 7,1 7,18

3.2 Grafik dan Analisa Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan

Lamtoro (Leucaena leucocephala)

1 2 3 4 50

1

2

3

4

5

6

7

Grafik pengaruh pH 5 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)

Series1Linear (Series1)

hari ke-

panj

ang

keca

mba

h (c

m)

1 2 3 4 50

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Series1Linear (Series1)

hari ke-

Panj

ang

keca

mba

h (c

m)

Grafik pengaruh pH 6 terhadap pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)

12

Page 13: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

1 2 3 4 5012345678

Grafik pengaruh pH 7 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)

Series1Linear (Series1)

hari ke-

panj

ang

keca

mba

h (c

m)

5 6 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Series1Linear (Series1)

pH

Panj

ang

keca

mba

h (c

m)

Grafik pengaruh berbagai pH terhadap pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)

3.3 Analisa Grafik :

Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami melakukan

pengamatan perkecambahan lamtoro pada berbagai pH. Pada pH 5,

pengamatan pertama menunjukkan rata-rata tinggi kecambah mencapai

2,5 cm, pada pH 6 tinggi kecambah 2,5 cm, begitu pula dengan tinggi

13

Page 14: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

kecambah pada pH 7. Pada pengamatan pertama rata-rata tinggi

kecambah adalah sama. Pengamatan kedua, pada pH 5 menunjukkan

rata-rata tinggi kecambah terjadi kenaikan menjadi 3,18 cm, pada pH 6

sebesar 3,7 cm, sedangkan pada pH 7 yaitu 2,76 cm. Pada pengamatan

kedua ini dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah unggul pada

pH 6. Selanjutnya pada pengamatan ketiga, pH 5 diketahui rata-rata

tinggi kecambah 4,06 cm, pH 6 sebesar 5,14 cm, dan pada pH 7 sebesar

4,06 cm. dari hasil pengamatan ketiga menunjukkan bahwa pH 6 rata-

rata tinggi kecambah kembali unggul.

Selanjutnya pada pengamatan keempat, pH 5 menunjukkan rata-

rata tinggi kecambah mencapai 5,52 cm, pH 6 menunjukkan rata-rata

tinggi kecambah yang lebih unggul yaitu sebesar 6,22 cm, sedangkan pH

7 sebesar 5,76 cm. pada pengamatan ini, pH 6 rata-rata tinggi kecambah

kembali unggul. Dan yang terakhir pada pengamatan kelima, pH 5 rata-

rata tinggi kecambah mencapai angka 6,36 cm, pada pH 6 kembali paling

tinngi yaitu 8,5 cm, sedangkan pada pH 7 rata-rata tinggi kecambah

mencapai 8,5 cm. Dari semua pengamatan, mulai dari pengamatan

pertama sampai pengamatan terakhir, juga dapat dilihat pada grafik,

dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah paling unggul terjadi

pada pH 6.

3.4 Pembahasan

3.4.1 Pengaruh pH terhadap Perkecambahan Biji Lamtoro (Leucaena

leucocephala)

Dilihat dari segala segi, media yang mempunyai pH 6-7

merupakan pH yang paling baik, karena pada pH 6-7 keadaan biologis

dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak. 

Keadaan biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini

mengakibatkan perkecambahan Lamtoro berlangsung optimal, setelah

pada Lamtoro ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam

bijinya untuk pertumbuhan , maka Lamtoro memasuki fase

perkembangan vegetatif.  Untuk fase ini perkecambahannya diperlukan

14

Page 15: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

unsur hara yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman

berlangsung baik.  pH 6-7 termasuk pH netral, pH ini lebih baik dari pH

lain (masam dan alkalis), karena pada pH masam unsur seperti Posfor

tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh Al, padahal

unsur P sangat penting bagi perkecambahan.  Sedangkan pada pH

alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca.

Pada praktikum ini, perkecambahan Lamtoro yang paling tinggi

adalah pada pH 6. Hal ini sesuai dengan kisaran kajian teori, dimana

berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pH optimum dari

perkecambahan Lamtoro, berkisar antara pH 6 sampai pH 7. Pada

praktikum ini, tinggi kecambah antara pH 6 dan pH 7 tidak terlalu

berbeda jauh atau tidak terlalu signifikan. Hanya berbeda beberapa

millimeter saja. Sebagaimana yang kita ketahui, pada pH 6, dimana

kondisi air masih terdapat unsur keasaman, sehingga unsur-unsur dan

mineral yang dibutuhkan oleh biji dalam melakukan proses

perkecambahan dapat terserap secara optimal, dan hal ini menyebabkan

biji Lamtoro dapat berkecambah.

Perkecambahan biji Lamtoro antara kelompok satu dengan yang

lain tidak seragam. Ketidakseragaman ini terjadi karena adanya

perbedaan pH. Molekul-molekul air dipecah menjadi ion hidrogen (H+ )

dan ion hidroksil (OH-). Selain itu kualitas biji Lamtoro dan kebersihan

dari alat serta media tanam juga mempengaruhi perkecambahan biji.

Tanaman Lamtoro toleran terhadap kadar garam tinggi yang memiliki

kadar dekstrosa, gula total, dan pati lebih tinggi dari pada biji Lamtoro

yang peka (Bintoro, 1988). Garam yang larut dalam air akan

meningkatkan tekanan osmotik larutan. Makin tinggi tekanan osmotik

larutan makin kuat air terikat oleh partikel larutan. Hal ini berakibat

pada benih yang berada pada tanaman yang mengandung garam tinggi

sehingga sulit untuk menyerap air, dan perkecambahan bijinya akan

terhambat (Pramono, 1993).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji yaitu

hama dan penyakit. Syarat utama pada proses perkecambahan biji

15

Page 16: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

adalah tersedianya air yang cukup. Oleh karena itu air merupakan faktor

yang  paling mendukung proses perkecambahan biji.

Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam

biji yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan-

jaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga

menembus kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman

baru.

Proses perkecambahan biji Lamtoro berlangsung melalui tiga

tahap, yaitu :

1.      Masuknya air yang berdampak melunakkan kulit biji

2.      Di dalam biji terjadi perubahan atau metabolisme secara kimia

dan biologis (biokimia)

3.      Terjadi pembelahan sel pada jaringan titik tumbuh, baik calon

akar maupun calon batang yang diikuti dengan calon akar

menembus kulit biji.

Biji Lamtoro yang dikecambahkan, mula-mula secara imbibisi

menyerap air dan udara hingga menyebabkan terjadi pembengkakan

pada biji. Perpaduan antara air bersama aerasi (udara) yang bagus pada

temperatur 18oC sampai 21oC mengakibatkan terjadi proses perubahan

yang disebut proses biokhemis yaitu cadangan makanan larut.

Lamtoro tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena

tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam tanah. Dan dalam

praktikum ini, menggunkan media kapas, dan Lamtoro berhasil tumbuh

dan berkecambah dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa, Lamtoeo

bisa tumbuh di media lain selain tanah, dalam percoaan ini adalah

media kapas. Percobaan terhadap perkecambahan biji Lamtoro,

dilakukan dengan menggunakan larutan dengan berbagai macam pH.

Macam pH yang digunakan adalah:  pH 5, pH 6, dan pH 7.

Penambahan pH diberikan setiap 2 hari sekali agar tidak terjadi

kekeringan yang dapat  menghambat proses perkecambahan.

Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu

(1) pengaruh langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung,

16

Page 17: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

yaitu tidak tersedianya unsur tertentu. Sebagian besar tanaman toleran

terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu ekstrim

akan menyebabkan kegiatan atau aktivitas dalam biji terganggu, karena

pH tersebut akan merusak enzim yang berperan pada proses

perkecambahan yang terdapat pada biji.

Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat

dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar dapat berupa

air, udara, sinar matahari, suhu serta pH. Semua faktor tersebut

berkaitan dengan ketersediaan cadangan makanan (endosperm) dalam

biji. Cadangan makanan dalam biji tersedia dalam bentuk karbohidrat

Cadangan makanan dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan

selama proses perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yang sangat

berpengaruh terhadap proses perkecambahan biji adalah faktor genetik

serta keadaan embrio dari biji tersebut.  Embrio harus dalam keadaan

baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan

proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan

dicapai.

Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena :

1.      Kurang sterilnya alat dan media yang digunakan

2.      Terjadinya pembusukan atau matinya biji Lamtoro

3. Kurangnya perhatian dan pengawasan kami terhadap objek

praktikum, dalam hal ini berupa perkecambahan Lamtoro.

3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Lamtoro

(Leucaena leucocephala)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro

meliputi faktor internal dan eksternal :

a. Faktor Internal berupa kemasakan benih. Makin tinggi tingkat

kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi.

b. Faktor Eksternal, yakni berupa :

Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)

Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk

perkecambahan

17

Page 18: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

Suhu lingkungan: berpengaruh pada proses metabolisme sel,

sehingga berpengaruh pada perkecambahan.

Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)

Cahaya: beberapa jenis perlu atau tidak perlu cahaya. Lamtoro

memerlukan cahaya untuk melangsungkan proses

perkecambahan.

Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel

(dapat berubah karena perubahan cahaya) Bertanggungjawab

pada proses perkecambahan dan pembungaan

18

Page 19: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat menarik kesimpulan

bahwasanya, adanya berbagai pH mempegaruhi tingkat perkecambahan Lamtoro

yakni dengan ditunjukkannya adanya variasi tinggi perkecambahan Lamtoro dari

pH 5, 6 dan pH 7. pH optimum dalam perkecambahan Lamtoro (Leucaena

leucocephala) adalah pH 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ini

adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kemasakan

benih atau biji. Faktor eksternal berupa suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan

air, udara dan lain-lain.

19

Page 20: Perkecambahan lamtoro

Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala)

Pengetahuan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

http://peri-kehidupan-lamtoro-leucaena.html

Bintoro, M.H. 1988. Toleransi Tanaman Jagung terhadap Salinitas.

Desertasi   Doktor. IPB, Bogor.

Pramono Eko, dkk. 1993. Evaluasi Daya Tahan Kering Berbagai Genotip

Kedelai Melalui Uji Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal

Pengembangan Wilayah Lahan Kering No. 12, hal 31-35. Lampung.

Pramono, Perkecambahan Benih

Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya : Padang

http://Lamtoro.Wikipedia.bahasaIndonesia,Ensiklopediabebas.

20