dormansi dan perkecambahan

21
DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN Kelompok 2 Off B / Pendidikan Biologi Fitri Cahyaningsih (110341421540) Happy Kamala Rizqi (110341421543) Hosnul Khotimah(110341421555) Mutiara Solihatun (110341421536) Wahida Rahmadani F. (309342417630) Zuhri Firdaus (109341417206)

Upload: enchiem-unlimiteddepression

Post on 06-Dec-2014

197 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dormansi Dan Perkecambahan

DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN

Kelompok 2Off B / Pendidikan Biologi

Fitri Cahyaningsih (110341421540)Happy Kamala Rizqi (110341421543)Hosnul Khotimah (110341421555)Mutiara Solihatun (110341421536)Wahida Rahmadani F. (309342417630)Zuhri Firdaus (109341417206)

Page 2: Dormansi Dan Perkecambahan

DATA PENGAMATANJenis biji tanaman Jenis Perlakuan Jumlah biji yang berkecambah

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Biji Kacang Hijau Tidak ada air 0 0 0

Sedikit air 16 4 4

Banyak air 25 0 0

Siung Bawang Putih suhu ruang 0 0 0

refrigerator (3 x 24 jam) 0 0 0

Freezer (3 x 24 jam) 0 0 0

Page 3: Dormansi Dan Perkecambahan

Jenis biji tanaman Jenis Perlakuan Jumlah biji yang berkecambah

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Biji Cabai GA3 5 ppm (1 jam) 0 0 5 1

GA3 5 ppm (3 jam) 0 0 7 2

GA3 5 ppm (6 jam) 0 0 7 1

Page 4: Dormansi Dan Perkecambahan

ANALISIS DATA

Page 5: Dormansi Dan Perkecambahan
Page 6: Dormansi Dan Perkecambahan
Page 7: Dormansi Dan Perkecambahan
Page 8: Dormansi Dan Perkecambahan

PEMBAHASAN

Page 9: Dormansi Dan Perkecambahan

1. PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU

Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.

(perlakuan 1) Pada hari pertama, kedua maupun ketiga menunjukkan hasil bahwa tidak adanya biji yang berkecambah satu pun. Hal ini disebabkan kurangnya air pada biji tersebut walaupun diletakkan pada suhu ruang (optimum).

Page 10: Dormansi Dan Perkecambahan

Menurut Darjadi (1972) bahwa perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen. dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979).

Page 11: Dormansi Dan Perkecambahan

(perlakuan 2) yang berkecambah 24 buah biji; sedangkan (perlakuan 3) 25 biji yang berkecambah

Ada beberapa factor yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain:

a. Factor internal: Tingkat kemasakan benih, Ukuran benih, dormansi, dan hormon

b. Factor Eksternal: Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya Air, suhu, oksigen, cahaya, medium.

Page 12: Dormansi Dan Perkecambahan

PERKECAMBAHAN CABE

Pada kegiatan praktikum dormansi pengamat menggunakan sample biji cabe dengan sebelumnya direndam dengan larutan GA3 5 ppm dengan jangka waktu yang berbeda, yaitu 1 jam, 3 jam, dan 6 jam.

Menurut Hopkins (1999), giberelin sangat berperan dalam perkecambahan biji dan memobilisasi cadangan makanan yang terdapat dalam endosperm selama pertumbuhan awal embrio.

Page 13: Dormansi Dan Perkecambahan

Berdasarkan data hasil akhir pengamatan yang diperoleh, perkecambahan biji terbanyak didapatkan pada perlakuan yang kedua, yaitu setelah perendaman biji cabe selama 3 jam. Padahal jika berdasarkan teori yang ada, di mana hormon giberelin akan mampu mempercepat perkecambahan, maka seharusnya biji cabe yang direndam paling lama lah yang akan berkecambah paling banyak. Namun hal ini tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh pengamat.

Oleh karena itu pengamat menyimpulkan bahwa dalam penggunaan hormon giberelin untuk perkecambahan cabe ini memilki waktu tertentu sehingga mampu menghasilkan perkecambahan secara maksimal.

Hal itu dapat terjadi karena GA3 dimungkinkan pula menjadi zat inhibitor bagi percernaan dormansi biji sehingga memperlambat pemecahan dormansi dan perkecambahan. Semakin lama perendaman pada zat inhibitor ini, pemecahan dormansi pun semakin lambat.

Page 14: Dormansi Dan Perkecambahan

Menurut Kusumo (1990), NAA (α naphthalene acetic acid) merupakan ZPT yang dikelompokkan ke dalam auksin. Penambahan NAA akan mempengaruhi pertumbuhan akar, yaitu mengenai banyaknya akar maupun kualitas akar yang dihasilkan.

Sifat-sifat yang menyebabkan NAA berespon positif terhadap tanaman antara lain (1) sifat kimianya yang mantap dan pengaruhnya yang lama, (2) hormon ini tetap berada di tempat ia diberikan dan tidak menyebar kebagian lain, sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan bagian lain.

Page 15: Dormansi Dan Perkecambahan

3. DORMANSI PADA BAWANG PUTIH

Dormansi dapat didefinisiakan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dan metabolisme yang terpendam, dapat disebakan oleh kondisi lingkungan yang baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri

Dalam praktikum ini memberi perlakauan thermodormansi pada bawang berupa suhu yang berbeda

Page 16: Dormansi Dan Perkecambahan

Smith (2000) mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Salah satunya thermodormansi yang memiliki karakteristik perkecambahan rendah tanpa adanya perlakuan dengan suhu tertentu.

Pengamatan yang telah dilakukan, didapat bahwa pada tiap perlakuan yang diberikan, tidak ada bawang putih yang berkecambah

Page 17: Dormansi Dan Perkecambahan

hasil amatan yang didapat ini tidak sesuai, dikarenakan adanya beberapa hal atau faktor yang kurang sesuai yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan periode dormansi bawang putih.

Kondisi dormansi oleh faktor luar (eksternal) yang dapat mempengaruhi dormansi adalah cahaya, temperatur, dan air. Sedangkan faktor dalam (internal) yang dapat mempengaruhi dormansi adalah kulit biji, kematangn embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya perangsang tumbuh

Page 18: Dormansi Dan Perkecambahan

Selain itu terdapat faktor waktu yakni setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh.

Penyebab terjadinya dormansi juga dipengaruhi oleh beberapa hormon yang ikut mempengaruhinya.

Page 19: Dormansi Dan Perkecambahan

KESIMPULAN

Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979).

Kondisi dormansi oleh faktor luar (eksternal) ynag dapat mempengaruhi dormansi adalah cahaya, temperatur, dan air. Sedangkan faktor dalam (internal) yang dapat mempengaruhi dormansi adalah kulit biji, kematangn embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya perangsang tumbuh.

Teknik pematahan dormansi dapat terjadi secara mekanik, fisika dan kimia.

Page 20: Dormansi Dan Perkecambahan

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Joni et al. 2010. Proses Perkecambahan Pada Tanaman Padi (Pertumbuhan Vegetatif Tahap O). Padang: Universitas Andalas.

Copeland LO dan McDonald MB, 1995. Seed Science and Technology, 3rd ed, Chapman & Hall, New York: 95. Darjadi, L. dan Hardjono, 1972. Sendi-Sendi Silvikultur. Jakarta: Dirjen Kekutanan Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Hopkins WG, 1999. Introduction to Plant Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New York: 512. Justice, oren L. Dan Bass, Louis N.1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih.Jakarta :PT Raja Grafindo

Persada. Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Padang: Angkasa Raya

Nurmala, Ma’rifah.2003. Dormansi Karena Kulit Biji yang Keras. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Salisbury, F dan Cleon W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB.

Page 21: Dormansi Dan Perkecambahan

Salisbury,F.B dan Ross,C.W.1995. Plant Physiology.India:CBS Publishers and Distributors. Sarihan EO, Ipek A, Khawar KM, Atak M, dan Gurbuz B, 2005. Role of GA3 and KNO3 in

Improving the Frequency of Seed Germination in Plantago lanceolata L., Pak. J. Bot., 37(4): 883–887.

Smith.2000. The End of Plant Dormancy, (Online) diakses tanggal 10 Maret 2013.

Soerodikoesomo, Wibisono.1994. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Depdikbud.

Sultana N, Ikeda T, dan Mitsui T, 2000. GA3 and proline promote germination of wheat seeds by stimulating α-amylase at unfavorable temperatures. Plant Prod. Sci., 3(3): 232–237.

Sutopo, L., 1993. Teknologi benih. Jakarta: Rajawali

Wilkins, Malkom B. 1993. Fisiologi Tumbuhan . Jakarta: PT.Bina Aksara.

Sutopo, L., 2002. Teknologi benih. Jakarta: Rajawali