bigrfi

15
BIOGRAFI ULAMA BESAR DALAM ISLAM 1. BIOGRAFI LIMA TOKOH MAZHAB DALAM ISLAM Kita sama-sama mengetahui bahwa pada permulaan Islam tidak ada mazhab dan tidak ada sekte-sekte, dan pada awal-awal Islam muncul, Islam bersih dari pengaruh luar, dan kaum muslimin pada waktu itu mencapai kejayaannya. Telah diketahui dengan pasti bahwa adanya sekte-sekte dan mazhab-mazhab itu dapat memecah belah kaum muslimin, serta dapat memperuncing jurang pemisah antara mereka. Karena dengannya, tidak mungkin mereka dapat menyusun kekuatan dan mengatur langkah bersama untuk merumuskan satu jalan mencapai satu tujuan. Tetapi bagi musuh-musuh Islam dan para penjajah, justru sebaliknya. Yakni, mereka mendapatkan peluang dan kesempatan yang sangat baik dari adanya perpecahan ini untuk menyebarkan berbagai fitnah. Cara yang dilakukan mereka untuk memenangkan Barat dari Timur dan untuk menjatuhkan Timur, hanya dengan cara devide et empera (memecah belah) dan menyebarkan isu-isu yang mengelabui bangsa Timur. Maka dari itu, muncullah ide-ide dan pemikiran- pemikiran para pemimpin yang ikhlas, untuk menyatukan suara semua jamaah Islamiyah, serta berusaha untuk merealisasikan penyatuan suara itu dengan berbagai cara. Salah satu diantara caranya adalah dengan membukapintu ijtihad dan memberantas penyelewengan dalam mengikuti mazhab tertentu. Sudah saatnya kita hidup dalam kemerdekaan dan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat-pendapat dan pemikiran- pemikiran kita, sebagaimana kita harus menjadi merdeka dan bebas dalam negeri kita sendiri, dan sudah saatnya pula kita meninggalkan taklid pada satu mazhab tertentu dan pandapat tertentu. Kita bebas memilih semua bentuk-bentuk atau hasil-hasil ijtihad dari semua mazhab yang sesuai dengan perkembangan hidup dan cocok dengan syari’at. Bila tidak ada pilihan dari berbagai

Upload: jun-wil-son

Post on 11-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

fdafaf

TRANSCRIPT

BIOGRAFI ULAMA BESAR DALAM ISLAM

1. BIOGRAFI LIMA TOKOH MAZHAB DALAM ISLAM

Kita sama-sama mengetahui bahwa pada permulaan Islam tidak ada mazhab dan tidak ada sekte-sekte, dan pada awal-awal Islam muncul, Islam bersih dari pengaruh luar, dan kaum muslimin pada waktu itu mencapai kejayaannya. Telah diketahui dengan pasti bahwa adanya sekte-sekte dan mazhab-mazhab itu dapat memecah belah kaum muslimin, serta dapat memperuncing jurang pemisah antara mereka. Karena dengannya, tidak mungkin mereka dapat menyusun kekuatan dan mengatur langkah bersama untuk merumuskan satu jalan mencapai satu tujuan. Tetapi bagi musuh-musuh Islam dan para penjajah, justru sebaliknya. Yakni, mereka mendapatkan peluang dan kesempatan yang sangat baik dari adanya perpecahan ini untuk menyebarkan berbagai fitnah. Cara yang dilakukan mereka untuk memenangkan Barat dari Timur dan untuk menjatuhkan Timur, hanya dengan caradevide et empera(memecah belah) dan menyebarkan isu-isu yang mengelabui bangsa Timur.

Maka dari itu, muncullah ide-ide dan pemikiran-pemikiran para pemimpin yang ikhlas, untuk menyatukan suara semua jamaah Islamiyah, serta berusaha untuk merealisasikan penyatuan suara itu dengan berbagai cara. Salah satu diantara caranya adalah dengan membukapintu ijtihad dan memberantas penyelewengan dalam mengikuti mazhab tertentu.

Sudah saatnya kita hidup dalam kemerdekaan dan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran kita, sebagaimana kita harus menjadi merdeka dan bebas dalam negeri kita sendiri, dan sudah saatnya pula kita meninggalkan taklid pada satu mazhab tertentu dan pandapat tertentu. Kita bebas memilih semua bentuk-bentuk atau hasil-hasil ijtihad dari semua mazhab yang sesuai dengan perkembangan hidup dan cocok dengan syariat. Bila tidak ada pilihan dari berbagai mazhab sebagai ijtihad yang mutlak, maka sesungguhnya ijtihad itu merupakan salah satu bentuk ijtihad. Berdasar pada kerangka pemikiran seperti itulah, diambil dari sumber-sumbernya yang merupakan himpunan pemikiran ulama mazhab dari pendapat-pendapat ulama lima mazhab, yaitu:Jafari, Hanafi, Maliki Syafii,danHambali.

A. IMAM JAFAR(80 148 H/699 765 M)Jafar As-Sadiq adalah Jafar bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fathimah Az-zahra binti Rasulillah Muhammad saw. Beliau di lahirkan pada tahun 80 Hijriah (699M). Ibunya bernama Ummu Farwah binti Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As-Siddiq. Pada beliaulah terdapat perpaduan darah Nabi saww. Dengan Abu Bakar As-Siddiq ra. Beliau berguru langsung dengan ayahnya Muhammad Al-Baqir di sekolah ayahnya yang banyak melahirkan tokoh-tokoh ulama besar Islam. Jafar As-Saddiq adalah seorang ulama besar dalam banyak bidang ilmu, seperti ilmu Filsafat, Tasauf, Fiqh, Kimia dan ilmu Kedokteran. Beliau adalah Imam yang ke enam dari dua belas Imam dalam mazhab Syiah Imamiyah. Dikalangan kaum Sufi beliau adalah g ru dan Syaikh yang besar dan dikalangan ahlli Kimia beliau dianggap sebagai pelopor ilmu Kimia. Di antaranya, beliau menjadi guru Jabir bin Hayyam Ahli Kimia dan Kedokteran Islam.Dalam mazhab Syiah, Fiqh Jafarilah sebagai Fiqh mereka, karena sebelum Jafar As-Sadiq dan pada masanya tidak ada perselisihan. Perselisihan dan perbedaan pendapat baru muncul setelah masa beliau. Ahli sunnah berpendapat: Jafar As-Sadiq adalah seorang mujtahid dalam ilmu Fiqh, yang mana beliau telah mencapai ke tingkatladunni,beliau di anggap sebagai Sufi Ahli Sunnah di kalangan Syaikh-Syaikh mereka yang besar serta padanyalah tempat puncak pengetahuan dan darah Nabi saww. yang suci.Syahrastani mengatakan bahwa Jafar As-Sadiq adalah seorang yang berpengetahuan luas dalam agama, mempunyai budi pekerti yang sempurna serta sangat bijaksana,Zahiddari keduniaan, warak dari segala hawa nafsu.Imam Abu Hanifah berkata: Saya tidak dapati orang yang lebih Faqih dari Jafar bin Muhammad.George Zaidan berkata: Di antara muridnya adalah Abu Hanifah (Wafat 150 H/767 M), Malik bin Anas (Wafat 179 H/795 M) dan Wasil bin Ata (Wafat 181 H/797 M), abu Nuaim mengatakan bahwa di antara murid beliau juga ialah Muslim bin Al-Hujjaj, perawi hadits shahih yang masyhur. Bahkan riwayat lain mengatakan bahwa di Kufah, sedikitnya ada 900 orang Syaikh belajar kepada beliau di masjid Kufah.Abu Zuhrah berkata: Beliau (Jafar As-Sadiq) berpandukan Kitab Allah (Al-Quran), pengetahuan serta pandangan beliau sangat jelas, beliau mengeluarkan hukum-hukum Fiqh dari nas-nasnya, beliau berpandukan kepada sunnah, sesungguhnya beliau tidak mengambil melainkan hadits Ahli Bait (Keluarga Nabi).

B. IMAM ABU HANIFAH (80 150 H/699 767 M)Imam Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi, adalah Abu Hanafiah An-Nukman bin Tsabit bin Zufiat At-Tamimi. Beliau masih mempunyai pertalian hubungan kekeluargaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib ra., Imam Ali bahkan pernah mendoakan Tsabit agar Allah memberkahi keturunannya. Tak heran, jika kemudian dari keturunan Tsabit ini, muncul seorang ulama besar seperti abu Hanafiah. Dilahirkan di Kufah pada tahun 150 H/699 M, pada masa pemerintahan Al-Qalid bin Abdul Malik, Abu Hanifah selanjutnya menghabiskan masa kecil dan tumbuh menjadi dewasa disana. Sekaj masih kanak-kanak, beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Quran. Beliau dengan tekun senantiasa mengulang-ulang bacaannya, sehingga ayat-ayat suci Al-Quran tersebut tetap terjaga dengan baik dalam ingatannya, sekaligus menjadikan beliau lebih mendalami makna yang dikandung ayat-ayat tersebut. Dalam hal memperdalam pengetahuannya tentang Al-quran, beliau sempat berguru kepada Imam Asin, seorang ulama terkenal pada masa itu. Selain memperdalam Al-Quran, beliau juga aktif mempelajari ilmu Fiqh (ilmu tentang hukkum-hukum Islam). Dalam hal inipun, beliau berguru kepada ulama-ulama yang sangat terkenal dari kalangan sahabat Rasul, di antaranya kepada Anas bin Malik, Abdullah bin Aufa, dan Abu Tufail Amir, dan lain sebagainya. Dari mereka ini, beliau juga mendalami ilmu hadits. Keluarga Abu Hanifah sebenarnya adalah keluarga pedagang. Beliau sendiri sempat terlibat dalam usaha perdagangan, namun hanya sebentar sebelum beliau memusatkan perhatian pada soal-soal keilmuan. Beliau juga dikenal sebagai orang yang sangat tekun dalam mempelajari ilmu. Sebagai gambaran, beliau pernah belajar Fiqh kepada ulama yang paling terpandang pada masa itu, yakni Humad bin Abu Sulaiman, tidak kurang dari 18 tahun lamanya. Setelah gurunya wafat, Imam Abu Hanifah kemudian mulai mengajar di banyak Majlis Ilmu di Kufah.Sepuluh tahun sepeninggal gurunya, Imam Abu Hanifah pergi meninggalkan Kufah menuju Makkah. Beliau tinggal beberapa tahun lamanya di sana, dan di tempat itu pula beliau bertemu dengan salah seorang murid Abdullah bin Abbas ra.Semasa hidupnya Imam Abu Hanifah dikenal sebagai orang yang sangat dalam ilmunya, ahlizuhud,sangatTawadhu,dan sangat teguh memegang agama. Beliau tidak tertarikkepada jabatan-jabatan resmi kenegaraan, sehingga beliau pernah menolak tawaran sebagai Hakim (Qadhi) yang ditawarkan oleh Al-Mansur. Konon, karena penolakannya itu, beliau kemudian di penjarakan hingga akhir hayatnya.Imam Abu Hanifah wafat pada tahun 150 H/767 M, pada usia 70 tahun. Beliau dimasukkan di pekuburan Khizra. Pada tahun 450 H/1066 M, didirikanlah sebuah sekolah yang diberi nama Jami Abu Hanifah. Sepeninggal beliau, ajaran dan ilmunya tetap tersebar melalui murid-muridnya yang cukup banyak. Di antara murid-murid Abu Hanifah yang terkenal adalah Abu Yusuf, Abdullah bin Mubarak, Waki bin Jarah, Ibn Hasan Al-Syaibani dan lain-lain. Sedang di antara kitab-kitab Imam Abu Hanifah adalah:Al-Musuan(kitab hadits, dikumpulkan oleh muridnya),Al-Makharij(buku ini dinisbahkan kepada Imam Abu Hanifah, diriwayatkan oleh Abu Yusuf), danFiqh Akbar(kitab Fiqh yang lengkap).

C. IMAM MALIK BIN ANAS (93 179 H/172 795 M)

Imam Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki yang lahir di Madinah, pada tahun 93 H. Beliau berasal dari kabilah Yamniah. Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmmu pengetahuan, sehingga sejak kecil itu pula beliau telah hafal Al-Quran. Tak kurang dari ibundanya sendiri yang mendorong Imam Malik untuk senantiasa giat menuntut ilmu.

Pada mulanya beliau belajar dari Ribiah, seorang ulama yang sangat terkenal pada waktu itu. Selain itu, beliau juga memperdalam hadits kepada Ibn Syihab, disamping juga mempelajari ilmu Fiqh dari para sahabat. Karena ketekunan dan kecerdasannya, Imam Malik tumbuh sebagai seorang ulama yang terkemuka, terutama dalam ilmu hadits dan Fiqh. Bukti atas hal itu adalah ucapan Al-Dahlawi, ketika dia berkata: Malik adalah seorang yang sangat ahli dalam bidang hadits di Madinah, yang paling mengetahui tentang keputusan-keputusan Umar, yang paling mengerti tentang pendapat-pendapat Abdullah bin Umar, Aisyah ra., dan sahabat-sahabat mereka. Atas dasar itulah dia member fatwa. Apabila diajukan kepada suatu masalah, dia menjelaskan dan member fatwa.Setelah mencapai tingkat yang tinggi dalam bidang ilmu itulah. Imam Malik mulai mengajar, karena beliau merasa memiliki kewajiban untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain yang membutuhkan. Meski begitu, beliau dikenal sangat berhati-hati dalam member fatwa. Beliau tak lupa untuk terlebih dahulu meneliti hadits-hadits Rasulullah saww. dan bermusyawarah denga ulama lain, sebelum kemudian memberikan fatwa atas suatu masalah. Diriwayatkan bahwa beliau mempunyai 70 orang yang biasa diajak bermusyawarah untuk mengeluarkan suatu fatwa.Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Beliau pernah mendengar 31 hadits dari Ibn Syihab tanpa menuliskannya. Dan ketika kepadanya diminta mengulang seluruh hadits tersebut, tak satupun dilupakannya. Imam Malik benar-benar mengasah ketajaman daya ingatannya, terlebih lagi karena pada masa itu masih belum terdapat suatu kumpulan hadits secara tertulis. Karenanya karunia tersebut sangat menunjang beliau dalam menuntut ilmu.Selain itu, beliau dikenal sangat ikhlas dalam melakukan sesuatu. Sifat inilah kiranya yang memberikan kemudahan kepada beliau didalam mengkaji ilmu pengetahuan. Beliau sendiri pernah berkata: Ilmu itu adalah cahaya; ia akan mudah dicapai dengan hati yang takwa dan khusyu.. beliau juga menasehatkan untuk menghindari keraguan, ketika beliau berkata: sebaik-baik pekerjaan adalah yang jelas. Jika engkau menghadapi dua hal, sedang salah satu diantaranya meragukanmua, maka kerjakanlah yang lebih meyakinkan dirimu.. Karena sifat ikhlasnya yang besar itulah, maka Imam Malik tampak enggan member fatwa yang berhubungan dengan soal hukuman. Seorang muridnya, Ibnu Wahab, berkara: Saya mendengar Imam Malik, (jika ditanya mengenai hukuman, beliau berkata: Ini adalah urusan pemerintah.).Imam Syafii sendiri pernah berkata: Ketika aku tiba di Madinah, aku bertemu dengan Imam Malik. Ketika mendenngar suaraku, beliau memandang dirikku beberapa saat, kemudian bertanya: siapa namamu? Akupun menjawab: Muhammad! dia berkata lagi: Wahai Muhammad, bertaqwalah kepada Allah, jauhilah maksiat karena ia akan membebanimu terus, hari demi hari.

Tak pelak, Imam Malik adalah seorang ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu hadits dan fiqh. Imam Malik wafat pada usia 86 tahun. Namun demikian, mazhab Maliki tersebar luas dan dianut di banyak bagian di selluruh penjuru dunia.

D. IMAM SYAFII (250 240 H/717 820 M)

Imam Syafii yang dikenal sebagai pendiri mazhab Syafii adalah: Muhammad bin Idris Asy Syafii Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di Ghazzah, pada tahun 150 H, bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah. Meski dibesarkan dalam keadaan yatim dan dalam satu keluarga yang miskin, tidak menjadikan beliau merasa rendah diri, apalagi malas. Sebaliknya, beliau bahkan giat mempelajari hadits dari ulama-ulama hadits yang banyak terdapat di Makkah. Pada usianya yang masih kecil, beliau juga telah hafal Al-Quran. Pada usianya yang ke-20, beliau meninggalkan Makkah menuju Madinah. Di sanalah beliau mengisi waktunya dengan mempelajari ilmu Fiqh dari Imam Malik. Merasa masih harus memperdalam pengetahuannya, beliau kemudian pergi ke Iraq untuk mempelejari Fiqh dari murud Imam Abu Hanifah yang masih ada. Dalam perantauannya tersebut, beliau juga sempat mengunjungi Persia, dan beberapa tempat lain.Setelah wafat Imam Malik (179 H), beliau kemudian pergi ke Yaman, menetap dan mengajarkan ilmu disana, bersama Harun Al-Rasyid, yang telah mendengar tentang kehebatan beliau, kemudian meminta beliau untuk dating ke Baghdad. Imam Syafii memenuhi undangan tersebut. Sejak saat itu beliau dikenal secara lebih luas, dan banyak orang belajar kepadanya. Pada waktu itulah mazhab beliau mulai dikenal. Tak lama setelah itu, Imam Syafii kembali ke Makkah, dan mengajar rombongan Jamaah haji yang dating dari berbagai penjuru. Melalui mereka inilah, mazhab Syafii menjadi tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Pada tahun 198 H, beliau pergi ke negeri Mesir. Beliau mengajar di Masjid Amru bin As. Beliau juga menulis kitabAl-Um, Amali Kubra, Kitab Risalah, Ushul Al-Fiqh,dan memperkenalkan Qaul Jadid sebagai mazhab baru. Adapun dalam mempelopori penullisan dalam bidang tersebut. Di Mesir inilah akhirnya Imam Syafii wafat, setelah menyebar ilmu dan manfaat kepada banyak orang. Kitab-kitab beliau hingga kini masih dibaca orang, dan makam beliau di Mesir, sampai saat ini masih ramai di ziarahi orang. Sedang murid-murid beliau yang terkenal diantaranya: Muhammad bin Abdullah bin Al-Hakam, Abu Ibrahim bin Ismail bin Yahya Al-Muzani, Abu Yaqub Tusuf bin Yahya Al-Buwaiti, dan lain sebagainya.

E. IMAM AHMAD HAMBALI (164 241 H/780 855 M)

Imam Ahmad Hambali adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H. (780 M). Ahmad bin Hambal di besarkan dalam keadaan yatim oleh ibunya, karena ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi. Sejak kecil beliau telah menunjukkan sifat dan pribadi yang mulia, sehingga menarik simpeti banyak orang. Dan sejak kecil itu pula beliau telah menunjukkan minat yang besar kepada ilmu pengetahuan, kebetulan pada saat itu Baghdad merupakan kota pusat ilmu pengetahuan. Beliau mulai dengan belajar menghafal Al-Quran, kemudian belajar bahasa arab, hadits, sejarah Nabidan sejarah sahabat serta para Tabiin. Untuk memperdalam ilmu, beliau pergi ke Bashra untuk beberapa kali, di sanalah beliau bertemu denga Imam Syafii. Beliau juga menuntut ilmu ke Yaman dan Mesir. Di antara guru beliau yang lain adalah Yusuf Al-Hasan bin Ziad, Husyaim, Umair, Ibn Humam dan Ibn Abbas.Imam Ahmad bin Hambal banyak mempelajari dan meriwayatkan hadits, dan beliau tidak mengambil hadits kecuali hadits-hadits yang sudah jelas shahihnya. Oleh karena itu, akhirnya belliau berhasil mengarang kitab hadits, yang terkenal dengan namaMusuad Ahmad Hambali.Beliau mulai mengajar ketika berusia 40 tahun. Pada masa pemerintahan al-Muktasim Khalifah Abbasiyah beliau sempat di penjara, karena sependapat dengan opini yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah makhluk. Beliau dibebaskan pada masa Khalifah Al-Mutawakkili.Imam Ahmad Hambali wafat di Baghdad pada usia 77 tahun, atau tepatnya pada tahun 241 H (855 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al-Wathiq. Sepeninggal beliau, mazhab Hambali berkembang luas dan menjadi salah satu mazhab yang memiliki banyak penganut.

2. BIOGRAFI TUJUH MAHADDISIN (PERAWI HADITS) DALAM ISLAM

A.IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)Nama lengkapnya adalahAbu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah.Beliau dilahirkan di Bukhara, Uzbekistan setelah Shalat Jumat, pada tanggal 13 Syawal 194 H/810 M.Muhadditsin ini sangat wara, banyak membaca Al Quran siang malam serta, gemar berbuat kebajikan. Sejak umur 10 tahun, dia sudah mempunyai hafalan hadits yang tidak sedikit jumlahnya. Beliau telah menulis Kitab Hadits yang memuat 600.000 hadits kemudian beliau pilih lagi menjadi 100.000 hadits shahih dan 1000 hadits TIDAK shahih.Shahih al-Bukhariadalah karya utama Imam Bukhari. Judul lengkap buku beliau ini adalahAl-Jami ash-Shahih al- Musnad al-Mukhtashar min Umri Raslillah Shallallahu alayhi wa Sallam wa Ayyamihi (Jamius Shahih), yakni kumpulan hadits-hadits shahih. Beliau menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk menyusun bukunya ini.Beliau memperoleh hadits dari beberapa hafizh, antara lain Maky bin Ibrahim, Abdullah bin Usman Al Marwazy, Abdullah bin Musa Al Abbasy, Abu Ashim As Syaibany dan Muhammad bin Abdullah Al Anshari. Karya-karya lainnya antara lain:Qadlayas Shahabah Wat TabiinAt Tarikhul KabirAt Tarikhul AusathAl Adabul MunfaridBirrul Walidain.Dalam kitab jaminya, beliau menuliskan 6.397 buah hadits, dengan yang terulang. Yang muallaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi 384 buah, jadi seluruhnya berjumlah 8.122 buah. Beliau wafat pada malam Sabtu selesai shalat Isya, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252 H/870 M dan dikebumikan di Khirtank, kampung yang tidak jauh dari Samarkand.

B.IMAM MUSLIM(204-261 H/ 783-840 M)Beliau mempunyai nama lengkap Abul Husain Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairy. Beliau dilahirkan di Nisabur, Iran tahun 204 H/820 M. Dia adalah muhadditsin dan hafidz yang terpercaya. Dia pergi ke berbagai kota untuk berguru hadits kepada Yahya bin Yahya, Ishaq bin Rahawaih, Muhammad bin Mahran, Abu Hasan, Ibnu Hanbal, Abdullah bin Maslamah, Yazid bin Mansur dan Abu Masad, Amir bin Sawad, Harmalah bin Yahya, Qatadah bin Said, Al Qanaby, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin Al Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lain-lain. Dalam berbagai sumber, Muslim tercatat pernah ke Khurasan. Di kota ini Muslim bertemu dan berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Pada rihlahnya ke Makkah untuk menunaikan haji 220 H, Muslim bertemu dengan Qanabi,- muhaddits kota ini- untuk belajar hadits padanya.Selain itu, Imam Muslim juga menggunakan metode sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat). Dalam kitabnya, dijumpai istilah haddasani (menyampaikan kepada saya), haddasana (menyampaikan kepada kami), akhbarani (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), maupun qaalaa (ia berkata). Dengan metode ini menjadikan Imam Muslim sebagai orang kedua terbaik dalam masalah hadits dan seluk beluknya setelah Imam Bukhari.Maslamah bin Qasim menegaskan, Muslim adalah tsiqqat, agung derajatnya dan merupakan salah seorang pemuka (Imam). Senada dengan Maslamah bin Qasim, Imam An-Nawawi juga memberi sanjungan: Para ulama sepakat atas kebesarannya, keimanan, ketinggian martabat, kecerdasan dan kepeloporannya dalam dunia hadits.Seperti halnya Imam Buhari dengan Al-Jami ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, Imam Muslim juga memiliki kitab munumental, kitab Shahih Muslim. Dibanding kitab-kitab hadits shahih karya Imam Muslim lainnya, Shahih Muslim yang memuat 3.033 hadits memiliki karakteristik tersendiri. Imam Muslim banyak memberikan perhatian pada penjabaran hadits secara resmi. Imam Muslim bahkan tidak mencantumkan judul-judul pada setiap akhir dari sebuah pokok bahasan.Sebenarnya kitab Shahih Muslim dipublikasikan untuk Abu Zurah, salah seorang kritikus hadits terbesar, yang biasanya memberikan sejumlah catatan mengenai cacatnya hadits. Lantas, Imam Muslim kemudian mengoreksi cacat tersebut dengan membuangnya tanpa argumentasi. Karena Imam Muslim tidak pernah mau membukukan hadits-hadits yang hanya berdasarkan kriteria pribadi semata, dan hanya meriwayatkan hadits yang diterima oleh kalangan ulama. Sehingga hadits-hadits Muslim terasa sangat populis.Sebenarnya para ulama berbeda pendapat mana yang lebih unggul antara Shahih Muslim dengan Shahih Bukhari. Jumhur Muhadditsun berpendapat, Shahihul Bukhari lebih unggul, sedangkan sejumlah ulama Marokko dan yang lain lebih mengunggulkan Shahih Muslim. Perbedaan ini terjadi bila dilihat dari sisi pada sistematika penulisannya serta perbandingan antara tema dan isinya.Sepanjang hidup Imam Muslim, karya-karya yang berhasil ia tulis antara lain: 1) Al-Asma wal-Kuna, 2) Irfadus Syamiyyin, 3) Al-Arqaam, 4) Al-Intifa bi Juludis Siba, 5) Auhamul Muhadditsin, 7)At-Tarikh, 8) At-Tamyiz, 9) Al-Jami, 10) Hadits Amr bin Syuaib, 11) Rijalul Urwah, 12)Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, 13) Thabaqat, 14) Al-Ilal, 15) Al-Mukhadhramin, 16) Al-Musnad al-Kabir, 17) Masyayikh ats-Tsawri, 18) Masyayikh Syubah, 19) Masyayikh Malik, 20) Al-Wuhdan, 21) As-Shahih al-Masnad.Dalam bidang hadits, beliau memiliki karya Jamiush Shahih. Jumhur ulama mengakui kitab Shahih Muslim adalah secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurang perulangannya. Kitab ini berisikan 7.273 buah hadits, termasuk dengan yang terulang. Karya lainnya ialah:Musnadul Kabir (Kitab yang menerangkan tentang nama-nama rijalul hadits)Al Jamiul KabirKitabul ilal wa kitabu auhamil muhadditsinKitabut TamyizKitab man laisa lahu illa rawin wahidunKitabut thabaqatut tabiinKitabul MuhadiraminBeliau wafat pada hari Minggu, Rajab tahun 261 H/875 M dan dikebumikan pada hari Senin di Nisabur. Beliau menulis Kitab Shahih Muslim yang terdiri dari 7180 Hadits . Guru-guru beliau: Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari. Adapun murid murid beliau: Imam at-Tirmidzi, Ab Hatim ar-Razi dan Ab Bakr bin Khuzaimah termasuk. Buku beliau memiliki derajat tertinggi di dalam pengkategorisasian (tabwib). Kedua Ulama Ahli hadits ini biasa disebut dengan As Syaikhani () dan kedua kitab Shahih beliau berdua disebut Shahihain () sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh mereka berdua dari sumber sahabat yang sama disebut muttafaq alaih ( )

C.IMAM ABU DAWUD(202-275 H/ 817-889 M)Nama lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al Asyats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Amran Al Azdi As Sijistani. Ia dilahirkan di Sijistan (antara Iran dan Afganistan) pada 202 H/817 M. Ia seorang ulama, hafizh (penghafal Al Quran) dan ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan tentang ke-Islaman khususnya dalam bidang ilmu fiqih dan hadits. Dia berguru kepada para pakar hadits, seperti: Ibnu Amr Ad Darir, Qanabi, Abi Al Walid At Tayalisi, Sulaiman bin Harb, Imam Hambali, Yahya bin Main, Qutaibah bin Said, Utsman bin Abi Syaibah, Abdullah bin Maslamah, Musaddad bin Marjuq, Abdullah bin Muhammad An Nafili, Muhammad bin Basyar, Zuhair bin Harb, Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, Abu bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Mutsanna, dan Muhammad bin Al Ala.Abu Dawud menghasilkan sebuah karya terbaiknya yaitu Kitab Sunan Abi Dawud. Kitab ini dinilai sebagai kitab standar peringkat 2 (kedua) dalam bidang hadits setelah kitab standar peringkat pertama yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam kitabnya tersebut Abu Dawud mengumpulkan 4.800 buah hadits dari 500.000 hadits yang ia catat dan hafal. Karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul dan tidak kurang dari 13 judul kitab telah mengulas karya tersebut dalam bentuk syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahzib (revisi) dll.Beliau tinggal dan menetap di Basra dan akhirnya wafat di Basrah pada tahun 275 H/889 M dalam usia 73 tahun.Buku beliau ini, utamanya menggabungkan antara riwayat-riwayat yang berkaitan dengan ahkam dengan ringkasan (mukhtasar) permasalahan fiqih yang berkaitan dengan hukum. Bukunya tersusun dari 4.800 ahadits. Al Khathaby mengomentari bahwa Kitab Sunan Abu Dawud itu adalah kitab yang lebih banyak fiqih-nya daripada Kitab As Shahihain.

D.IMAM AT-TIRMIDZI(209-279 H/ 824-892 M)

Beliau mempunyai nama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at Tirmidzi bin Musa bin Dahhak As Sulami Al Buqi. Ia lahir di Termez, Tadzikistan pada bulan Dzulhijah 209 H/824 M. Ia merupakan ilmuwan Islam, pengumpul hadits kanonik (standar buku). Abu Yala Al Khalili, seorang ahli hadits menyatakan bahwa At Tirmidzi adalah seorang Siqah (terpercaya) dan hal ini disepakati oleh para ulama. Ibnu Hibban Al Busti (ahli hadits) mengakui kemampuan At Tirmdzi dalam hal menghafal, menghimpun dan menyusun hadits.At Tirmidzi adalah seorang murid dari Imam Bukhari dan beberapa guru lainnya seperti: Qutaibah bin Said, Ishaq bin Musa.Kitab beliau yang terkenal, Jami at-Tirmidzi menyebutkan seputar permasalahan fiqh dengan penjelasan yang terperinci.Beliau juga memiliki kitab Ilalul Hadits. Pada usia 70 tahun, ia meninggal di tempat kelahirannya Termez pada akhir Rajab tahun 279 H/892 M.

E.IMAM AN-NASAI (215-303 H/ 830-915 M)

An-Nasai memiliki nama lengkap Abu Abdir Rahman Ahmad bin Syuaib an-Nasai bin Ali bin Bahr bin Sinan. Sedangkan nama panggilannya adalah Abu Abdul Rahman An-Nasai. Beliau lahir di Nasa, Khurasan 215 H/830 M. Seorang ahli hadits ini memilih Mesir sebagai tempat menyiarkan hadits-hadits. Beliau mempunyai keahlian dalam bidang hadits dan ahli fiqih dalam mazhab Syafii. Di kota Damaskus ia menulis kitab Khasais Ali ibn Abi Thalib (Keistimewaan Ali bin Abi Thalib). Sedangkan karya-karyanya yang lain yaitu:As Sunan Al Kubra (Sunan-sunan yang Agung).As Sunan Al Mujtaba (Sunan-sunan Pilihan).Kitab At Tamyiz (Pembeda)Kitab Ad Duafa (Tentang Orang-orang Kecil).Khasais Amir Al Muminin Ali ibn Abi Thalib.Manasik Al Hajj (Cara Ibadah Haji).TafsirDari kitab-kitab tersebut, As-Sunan Al Kubra merupakan karya terbesarnya. Beliau memiliki guru-guru dalam bidang hadits antara lain: Qutaibah bin Syaid, Ishaq bin Ibrahim, Ahmad bin Abdul Amru bin Ali, Hamid bin Masadah, Imran bin Musa, Muhammad bin Maslamah, Ali bin Hajar, Muhammad bin Mansyur, Yakub bin Ibrahim, dan Haris bin Miskin.An-Nasai meninggal dunia di kota Ramlah, Palestina dan dikuburkan di antara Shafa dan Marwah di Mekah pada hari Senin, 13 Safar tahun 303 H/915 M dalam usia 88 tahun.

F.IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M)Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qadziani Ar Rabai Al Qazwani. Beliau lahir di Qazwin, Iran 209 H/824 M. Majah adalah nama gelar (Laqab) bagi Yazid, ayahnya yang dikenal juga dengan nama Majah Maula Rabat. Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Majah adalah kakeknya Ibnu Majah. Ibnu Majah memiliki keahlian dalam bidang hadits, ahli tafsir dan ahli sejarah Islam. Ada 2 (dua) keahliannya dalam bidang tafsir yaitu tafsir Al Quran Al Karim dan At Tarikh.Pada usia 21 tahun dia mulai mengadakan perjalanan untuk mengumpulkan hadits. Dengan cara tersebut dia telah mendapatkan hadits-hadits dari para ulama terkenal yang mana juga sebagai gurunya seperti Abu Bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin Numaayr, Hisyam bin Ammar, Ahmad bin Al Azhar, Basyar bin Adam serta para pengikut Imam Malik dan Al Layss.Karya utama Ibnu majah dalam bidang hadits adalah Sunan Ibnu Majah yang dikenal sebagai salah satu dari enam kitab kumpulan hadits yang terkenal dengan julukan Al Kutub As Sittah (kitab yang enam). Lima kitab hadits yang lain dari kumpulan tersebut adalah Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At Tirmidzi dan Sunan An Nasai (disebut denganSunan,karena kitab ini mengandung ahadits yang menyinggung masalah duniawi/muamalah).Ibnu Majah wafat di tempat kelahirannya Qazwin hari Selasa, tanggal 20 Ramadhan 273 H/18 Pebruari 887 M dalam usia 64 tahun.

G.IMAM AHMAD (164-241 H/ 780-855 M)Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal Al Marwazy. Dia adalah ulama hadits terkenal kelahiran Baghdad. Dia dilahirkan pada bulan Rabiul Awal, tahun 164 H/780 M. Beliau terkenal sebagai salah seorang pendiri madzhab yang dikenal dengan nama Hanabilah (Hanbaly). Beliau mulai mencari hadits sejak berumur 16 tahun hingga merantau ke kota-kota di Timur Tengah. Dari perantauan inilah, beliau mendapatkan guru-guru kenamaan, antara lain: Sufyan bin Uyainah, Ibrahim bin Saad, Yahya bin Qaththan. Dan beliau adalah salah seorang murid Imam As Syafii yang paling setia.Dia merupakan seorang ahli hadits yang diakui kewaraan dan kezuhudannya. Menurut Abu Zurah, beliau mempunyai tulisan sebanyak 12 macam yang dikuasai di luar kepala. Beliau juga mempunyai hafalan matan hadits sebanyak 1.000.000 buah. Karya beliau yang sangat gemilang adalah Musnadul Kabir. Kitab ini berisikan 40.000 buah hadits yang 10.000 di antaranya merupakan hadits ulangan.Karya beliau yang paling utama adalah Musnad Ahmad yang tersusun dari 30.000 ahadits dalam 24 juz.Beliau pulang ke rahmatullah pada hari Jumat Rabiul Awal, 241 H/855 M di Baghdad dan dikebumikan di Marwaz yang mana jenazahnya diantar oleh 800.000 orang laki-laki dan 60.000 orang perempuan.