berpikir.doc

21

Click here to load reader

Upload: izzuddin-al-qassam

Post on 25-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kkkkk

TRANSCRIPT

Page 1: BERPIKIR.doc

BERPIKIR

A. Pendahuluan

B. Pengertian berpikir

Pendapat paara ahli mengenali berpikir itu bermcam-macam. Misalnya

ahli-ahli fisikologi asosiasi menggangap bahwa berpikir adalah kelangsungan

tanggapan-tanggapan dimana subjek yang berpikir pasif. Plato beranggapan

bahwa berpikir itu adalah berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat

Plato ini adalah pendapat yang mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas

ideasional. Pad apendapat yang terakhir itu dikemukakan dua kenyataan, yaitu:

a. Bahwa berpikir itu adalah aktifitas. Jadi subjek yang berfikir aktif, dan

b. Bahwa aktivitas itu sifatnya ide-ide rasional, ajadi bukan sisoris dan bukan

motoris, walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu

mempergunakan abstraksi-abstraksi “Ideas”.

Selanjutnya ada pendapat yang lebih menekankan kepad atujuan berpikir

itu, yaitu yang mengatakan bahwa berpikir itu dalah meletakkan antara bagian-

bagian pengetahuan kita (Bogot et all.., 1950, p. 103) bagian-bagian pengetahuan

kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang berupa pengertian-pengertian

dan dalam batar sertentu juga tangapan-tanggapan.

C. Macam-macam cara Berpikir

1. Berpikir induktif

Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung. Dari

khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang

tertentu dari penomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-

ciri atau sipat-sipat itu terdapar dalam semua jenis penomena tadi beberapa

contoh sebagai pem\njelasan.

1

Page 2: BERPIKIR.doc

Seorang ahli pisikologi dengan mengadakan obserpasi. Bayi A setelah

dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu, bayi C, D, E, F, dan setrusnya

demikian pula kesimpulan “semua bayi yang normal segera menagis pada waktu

dilahirkan”. Seorang guru mengadakabn eksperimen-eksperimen menanam biji-

bijian bersama murid-muridnya, jagung ditanam, tumbuh keatas, kacang tanah

ditanam tumbuhnya ketas pula kacang merah ditanam dengan mata lembaganay

disebelah bawah tumbuhnya keatas pula biji-biji yang lain demikian pulan.

Kesimpulam: semua batang tanaman tumbuh ketas mencari sinar matahari. Tetap

atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama

tergantung kepada refresentatif atau tidaknya sampel yang diambil yang meakili

penomena keseluruhan.

Makin besar jumlah sampel yang diambil makin refresentatif, dan makin

besar pula taraf tipercaya. (paliditas) dari kesimpulan itu : dan sebaliknya. Tarap

paliditas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh objek tipitas dari si

pengamat dan homogenitas dari penomena-penomena yang diselidiki

a. Berpikir deduktif

Sebaliknya dari berpikir deduktif berlangsung dari yang umum menuju

kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori

ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat

umum, dari itu ia menerapkkannya kepada penomena-penomena yang khusus,

dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku dari penomena tersebut contoh

sebagai penjelasan:

1. Manusia semua akan mati (kesimpulan umum) jamilah adalah manusia

(kesimpulan khusus) jamila akan mati (Kesimpulan deduksi)

2. Semua logam jika dipanaskan memuai (kesimpulan umum) besi adalah logam

(kesimpulan khusus) besi jika dipanaskan memuai (kesimpulan deduksi)

adapula semacam kesimpulan deduksi yang tidak dapat kita terima

kebenarannya yang disebut silogisme semu.

2

Page 3: BERPIKIR.doc

Contoh: semua manusia bernapas dengan paru-paru (prmis mayor)

anjing bernapas dengan paru-paru (premis monir) karena itu anjing adalah

manusia (kesimpuan yang salah).

b. Bepikir analogis

Analogi berarti persamaan atau perbandingan. Berpikir analogis ialah

berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan penomena-

penomena yang bisa pernah dialami. Didalam cara berpikir ini, orang

beranggapan bahwa kebenaran dari penomena-penomena yang pernah dialami

bagi penomena yang diahadapi sekarang.

Contoh: setiap hari kira-kira jan 11 pas udara diatas kota Bogor kelihatan

berawan tebal, dan tidak lama sesudah itu hujan lebat turun sampai sore”. Pada

suatu hari kira-kira jam sebelas pas udara diatas kota bogor berawan tebal.

Kesimpulannya: sudah tentu sebentar lagi akan hujan lebat sampai sore

kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini bebenarannya lebih kurang

dapat dipercaya. Kebenarannya oleh paktor : kebetulan dan bukan berdasarkan

perhitungan yang tepat. Dengan kata lain: paliditas kebenarannya sangat rendah.

D. Potensi Berpikir

Dalam struktur tubuh manusia adalah yang disebut dengan otak, dan

eksitensi otak tersebut adalah untuk berpikir. Secara sederhana otak yang

difungsikan secara baik dan benar ini disebut dengan berpikir. Berpikir sebagai

gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara ketahunan-

ketahuanan yang pernah dialami selama ini.

Secara sistematis pendapat ahli menyatakan bahwa berpikir dapat

dikelompokkan dalam dua eksistensi yakni yaitu:

1. Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif.

2. Bahwa berpikir itu adalah ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris,

walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu: bepikir itu mempergunakan

abstraksi-abstraksi atau “ideas” .

3

Page 4: BERPIKIR.doc

Dalam prosesnya maka berpikir itu mempunyai tahapan-tahapan yang

secara sistematis sebagai satu rangkaian kesatuan antara awal berpikir sampai

membuahkan hasil berpikir yang disebut dengan pikrian. Proses berpikir tersebut

menurut banyak ahli ada tiga tahapan yakni:

1. Pembentukan pengertian.

Proses ini diawali dengan mendeskripsikan ciri-ciri objek yang sejenis

mengklasipikasi ciri-ciri yang sama kemudian mengabstraksikan dengan

menyisihkan, membuang menggangap ciri-ciri yang haki-haki.

2. Pembentukan pendapat

Proses ytang kedua ini diawali dengan peletakan-peletakan antara dua

pendapat utama atau dua pengertian kemudia keduanya dapat dirumuskan

sebagai satau kesatuan pengertian.

3. Pembentukan keputusan

Proses ketiga ini adalah satu usaha penarikan kesimpulan yang merupakan

pernyataan keputusan. Keputusan dimaksudkan sebagai hasil pekerjaan akal

atau pikir yang disusun secara sistematis dari dua buah objek yang

dihubungkan seperti sebelumnya.

E. Hasil-Hasil Penyelidikan Tentang Berpikir

Berikut ini akan kita kemukakan beberapa hasil/pendapat yang penting

dari penyelidikan yang dilakukan oleh ahli-ahli pisikologi terhadap proses

berpikir manusia.

1. Oswald kulp dengan rekan-rekannya, setelah mengadakan eksperimen-

eksperimen terhadap mahasiswa-mahasiswanya dengan mengunakan metode

instrospeksi eksperimental, pendapat kesimpulan sebagai berikut:

a. Bahwa didalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis yang

tidak dapat diragukan. Disamping kesan-kesan dan tanggapan-tanggapan

diperoleh oleh alat indra masih ada gejala-gejala yang lebih abstrak dan

4

Page 5: BERPIKIR.doc

tidak dapat diragukan. Ha demikian terjadi antara lain waktu orang

berpikir.

b. Bahwa pada waktu berpikir, aku atau pribadi orang itu memegang peranan

yang penting. Si “aku” bukanlah faktor yang pasif (seperti pendapat

psikologi asosiasi), melainkan merupakan paktor yeng mangemudiakan

semua perbuatan sadar.

c. Bahwa berpikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu (determine

rendens). Arah tujuan berpikir itu ditentukan/dipengaruhi, oleh soal atau

masalah yang harus dipecahkannya.

2. Frohn dan kawan-kawannya, setelah menyelidiki bagaimana proses dan

perkembangan berpikir pada anak-anak yang bisu tuli dan

membandingkannya dengan anal-anak yang ormal,. Mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

Berpikir ialah berkerja dengan unsur-unsur yang abstrak dan bergerak

kearah yang ditentukan oleh soal/masalah yang dihadapi. Tetapi anak-anak

kecil, anak-anak yang terbelakang, dan anak-anak yang bisu tuli, dalam

berpikir itu tidak dapat melepaskan melepaskan diri dari

bayang-bayang/tangapan-tangapan kogkret. Karena itu mereka tidak

membentuk pikiran-pikiran yang logis dan umum.

Pada anak-anak kecil, berpikirnya dipengaruhi olh tangapan-tanggapan

yang kogret yang pernah diamatinya. Sedangkan anak-anak yang bisu tuli

tidak dapat menyususn pengertian karena perkembangan bahsanya terhambat.

Juga dari penyelidikannya itu rohon dan kawan-kawannya mendapatkan

bahwa didalam kesadaran manusia dapat dibedakan adanya tiga tingkatan

(nipeau kesadaran).

1. Tingkat lukisan kogret, dalam tingkat ini bayangan-bayangan/tangapan

khusus terjadi karena pengamatan dengan alat indtra sifatnya masih

kogret. Kesadarah akan hubungan antara tangapan-tangapan itu satu sama

lain belum ada.

5

Page 6: BERPIKIR.doc

2. Tingkat skematis, dalam tingkat ini tangapan-tangapan tidak lagi sangat

kogkret. Orang telah mempunyai lukisan-lukisan umum. Hubungan atau

asosiasi antara tanggapan yang satu dengan yang lain telah ada.

3. Tingkat pengertian abstrak. Dalam tingkat ini pengertian-pengertian telah

terbagi dalam golongan-golonga. Sifatnya abstrak. Dalam pemakaian kata-

kata orang dengan cepat tanpa membayangkan benda-bendanya. Alam

pikiran penuh dengan pengertian-pengertian umum,dan kekuatan jiwa

ialah menyusun pengertian-pengertian itu menurut arahnya yang

ditentukan oleh soal yang dihadapinya.semua noveau memegang peranan

berganti-ganti dalam kesadaran kita,juga pada waktu orang berpikir.

3. Otto selz dan willwoll

Dari penyelidikannya terhadap peranan tanggapan dalam proses

berfikir,mereka mengambil kesimpulan sebagai berikut:

selz.

Bahwa tanggapan-tanggapan kongkret tidak mempunyai pengaruh sama

sekali atau hanya sedikit sekali pemgaruhnya dalam proses berpikir. Tanggapan

kogret tidak amat melancarkan dan tidak pula amat merintangi jalannya pikiran.

Willlwoll.

Bahwa tangapan-tangapan kogret dapat mengangu dan menghambat

jalanya berpikir. Tangapan-tangapan kogret baru berharga sesudah bagian-

bagiannya yang tidak perlu yang telah dihilangkan oleh jiwa kita, sehingga

tinggal sarinya yang aslinya saja.

Pendapat-pendapat/kesimpulan-kesimpulan lain dari selz dari kawan-

kawannya, yang penting bagi kita ialah: berpikir ialah soal kecakapan

mengunakan metode-metode (cara-cara menyelesaikan masalah yang dihadapi).

Metode-metode ini dapat dianjuarkan kepada orang lain, asalkan tingkat

perkembangan jiwa orang itu tlah matang untuk menerimanya.

Berhubungan dengan kesimpulan selz tersebut, prof Kohnstamm

menyatakan bahwa belajar berpikir adalah mempelajari (mengenal) cara-cara

6

Page 7: BERPIKIR.doc

mengolong-golongkan pengalaman-pengalaman yang ada dalam jiwa, sehingga

pengalaman/tangapan-tangapan yang banyak dan tidak teratur menjadi tersusun

merupakan kebetulan yang mudah dikuasasi/dimengerti.

4. Hasil-hasil penyelidikan berpikir yang telah disebutkan diatas, berpengaruh

besar sekali terhadap perbaikan cara-cara mendidik dan mengajar disekolah-

sekolah. Dalam mendidik dan mengajar, pendidik tidak cukup hanya

menyisihkan pengetahuan atau tangapan-tangapan kedalam otak anak-anak.

Anak harus diajar berpikir dengan baik supaya anak dapat berpikir dengan

baik. Kita perlu memberikan:

a. Pengetahuan siap (Parate kennis): yaknipengetahuan pasti yang sewaktu-

waktu siap untuk dapat diperguanakan seperti : hapal tentang abjad, kali-

kali 1-10 dan sebagainya

b. Pengertian yang berisi, yang mengandung arti (tidak perbalistis) dan

benar-benar dimengerti oleh anak-anak.

c. Melatih kecakapan membentuk skema, yang memungkinkan berpikri

secara teratur dan skematis.

d. Soal-soal yang mendorong anak untuk berpikir. Dalam hal ini paktor

motipasi memegang peranan yang penting.

F. Pendapat Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berpikir

1. Psikologi asosiasi mengemukakan, bahwa berpikir itu tidak lain dari apda

jalannya tangapan-tangapan yang dikuasai oleh hukum asosiasi aliran

psikologi berpendapat bahwa dalam alam kejiwaan yang penting ialah

terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tangapan-tangapan. Unsur yang

paling sederhana dan merupakan dasar bagi semua aktivitas kejiwaan adalah

tangapan-tangapan. Daya jiwa yang lebih tinggi, seperti perasaan, kemauan,

keinginan dan berpikir semua berasal/terjadi karena bekerjanya tangapan-

tangapan keaktipan manusia itu sendiri diabaikannya. Pendapat inilah yang

kemudian menimbulkan pendidikan dan pengajaran yang bersifat

7

Page 8: BERPIKIR.doc

intlektualistis dan perbalistis. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini ialah Jhon

locke (1632-1704) dan hebart (1770-1841). Dengan adanya eksperimen-

eksperimen yang dilakukan oleh para ahli pisikologi kemudian pendapat

aliran ini tidak dapat dipertahankan lagi.

2. Aliran behaviorisme : berpendapat bahwa berpikir adalah gerakan-gerakan

reaksi yang dilakukan oleh urat sarap dan otot-otot bicara seerti halnya bila

kita mengucapkan buah pikiran jadi menurut behaviorisme “berpikir” tidak

lain adalah berbicara. Jika pada psikologi asosiasi yang merupakan unsur-

unsur yang paling sederhana dalam kejiwaan manusia adalah tangapan-

tangapan, maka pada behapiorisme unsur yang paling sederhana adalah

refleks. Refleks adalah gerakan/reaksi tak sadar yang taksadar yang

disebabkan perangsangan dari luar. Semuanya keaktifan jiwa yang lebih

tinggi, seperti perasaan, kemauan dan berpikir, dikembalikannya kepada

refleks-refleks. Dalam peneyelidikannya terhadap tingkahlaku manusia,

behaviorisme hanya mautahu soal tingkah laku luar (badaniah) saja. Gejala-

hejala psikis yang mungkin terjadai adalah akibat dari adanya

gejala-gejala/perubahan-perubahan jasmaniah sebaai reaksi terhadap

perangsangan-perangsangan tertentu itulah sebabnya menurut kaum

behavioris (w Jaes) “orang tiak menangis karena susah, tetapi orang susah

karena menangis”. Juga J. B. Watson, seorang behavirois yang lebih radikal

lagi mengatakan bahwa: bahasa ialagh gerak-gerak yang tertentu dari pangkal

tengorok dan bagian-bagian mulut lainnya, dan bunyi yang diakibatkannya.

Senyum adalah gerak-gerak tertentu dari cuping hidung dan sudut mulut

disertai kerlipan mata.

Tentu saja terhadap pendapat behaviorisme banyak yang tidak dapat

menyetujuinya manusia bukan hanya mesin reaksi seperti robot yang hanya

bertindak dan berbuat jika ada perangsang-perangsang dari luar. Demikia pula

terhadap pendapatnya tentang berpikir, kita tidak dapat menyetujuinya.

Memang ada benarnya bahwa kadang-kadang dalam pekerjaan berpikir dapat

8

Page 9: BERPIKIR.doc

dilihat/didengar adanya berbicara tetapi pendapat seperti itu dapat dibantu

dengan adanya kenyataan, bahwa orang dapat bersenandung sambil berpikir

tentang sesuatu. Kita memandang berpikir sebagai aktivitas rohani yang

sebenarntya, yang kadang-kadang memang dapat juga disertai gejala-gejala

jasmani. Gejala-gejala jasmani hanya menampakkan turut aktifnya dalam

situasi berpikir, seperti halnya orang tegang ototnya bila ada pemusatan

pemikiran. Tetapi gejala-gejala jasmani yang demikian itu tidak termasuk hal

yang esensial dalam keaktipan beripikir

3. Psikologi gestal memandang bahwa gestal yang teratur mempunyai peranan

yang besar dalam berpikir. Psikologi gestal berpendapat bahwa proses

berpikirpun seperti proses gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu

kebulatan.

Berlainan dengan behapiorisme, maka penganut psikologi gestal

memandang berpikir itu merupakan keaktipan yang abstrak, yang prosesnya

tidak dapat kita amati dengan alat indra kita. Proses berpikir itu dilukiskan

sebabagi berikut:

“Jika dalam diri seseorang timbul suatu masalah yang harus

dipecahkan, terjadilah lebih dahulu suatu sekema/bagan yang masih agak

kabur-kabur”. Bagan itu dipecahkan dan dibanding-bandingakan dengan

seksama. Bagian gestal dalam bagian itu diamati benar-benar orang mencari

bagian-bagian yang belum tampak dalam kebulatan yang dihadapinya.

Kemudian sekonyong-konyong angota-angota/bagian yang dicarinya itu

muncul, sehingga tak terasa kekosongan lagi. Apa yang dicarinya telah

diketemukan masalah yang dihadapi terpecahkan.

4. Sehubungan dengan pendapat para ahli psikologi gestal itu, maka ahli-ahli

psikologi sekarang sependapat bahwa proses berpikir pada tarap yang tinggi

melalui tahap-tahap berikut:

a. Timbulnya masalah, kesulitan yang harus dipecahkan

9

Page 10: BERPIKIR.doc

b. Mencari dan mengumpulkan pakta-fakta yang dianggap ada sangkut

pautnya dengan pemecahan masalah,

c. Tarap pengolahan atau pencernaan, pakta diola dan dicernakan

d. Tarap penemuan atau pemahaman, menemukan cara memecahkan

masalah

e. Menilai, menyempurnakan dan mencocokkan hasil pemcahan.

Perlu di ingat, bahwa jalanya berpikir itu ditentukan oleh bermaccam-

macam faktor suatu masalah yang sama, mungkin menimbulkan adanya

pemcahan yang berbeda-beda pada tidap orang. Sehingga hasilnya pun

kemungkinan berbeda pula. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

jalannya berpikir itu antara lain ialah bagaimana seseorang melihat atau

memahami masalah itu, situasi yang sedang dialami seseorang dan situasi luar

yang dihadapi pengalaman-pengalaman orang itu, dan bagaimana kecrdasan

orang tersebut.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir

Menurut rahmat, berpikir dilakukan orang dengan tujuan untuk

memahami realita dalam rangka mengambil keputusan (making decision)

memecahkan persoalan (problem selping), dan menghasilakn sesuatu yang baru

(kreatipiti) memahami realitas berarti menarik kesipulan, meliputi berbagai

kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Sebagai mana

pndapat Walgito yang mengungkapkan bahwa tujuan dari berpikir adalah

memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasarkan atas data yang ada ditarikla

kesimpulans ebagai pendapat yang akhir atas dasar data atau pendapat-pendapat

yang mendahului. Jadi menurut Bimo, tujuan berpikir adalah menarik kesipulan.

Pendapat yang agak berbeda diungkapkan oleh Utsman Najati. Utsman Najati

mengungkapkan bahwa fungsu beripikir adalah pemilah antara kebenaran dan

kebatilan, antara kebajikan dan kejahatan adalah untuk menyikapi realitas

memperoleh ilmu pengetahuan dan mengangkat manusia pada tingkat

10

Page 11: BERPIKIR.doc

perkembangan dan kesempurnaan, sehingga apabila seseorang sampai pasa

keadaan yang demikian ini maka pemikiran akan besar dalam kehidupan ini. Dan

ia menegaskan bahwa hal ini adalah fungsi alamiah dan berpikir

1. Mengambil keputusan (making dicision)

Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Sepanjang hidupkita

harus menetapkan keputusan sebagian dari keputusan itu ada yang mennetukan

masa depan kita. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam, tetapi ada tanda-

tanda umunya yaitu:

a. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual,

b. Keputusan selalu melibatkan pilihan dan berbagai alternatif

c. Keputusan selalu melibatkan tindakannya, walaupun dalam pelaksanaannya

boleh ditanguhkan atau ditanyakan.

Disamping tanda-tanda umum mengambil keputusan, dalam mengambil

keputusanpun sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor persional. Faktor-faktor

persional dalm mengambil keputusan adalah:

a. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki

b. Motif

c. Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan (problem solfing) ada

faktor-faktor yang mempengaruhinya faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pemecahan masalah, yaitu :

a. Motifasi. Motipasi yang rendah mengalihkan perhatian. Motipasi membatasi

pleksibilitas

b. Kepercayaan dan sikap yang salah. Asumsi yang dapat menyesatkan.

Kerangka rujukan yang tidak cermat menghadapi aktipitas pemecahan

masalah

c. Kebiasaan, kecendrungan untuk mempertahankan pola berbikir tertentu atau

melihat masalah hadanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan

dan tanpa kritis pad apendapat otoritas menhambat pemcahan masalah yang

11

Page 12: BERPIKIR.doc

efisien. Ini menimbulkan kejumudan pikiran (rigit mental set). Lawan dari ini

adalah kekayaan pikiran (flexible mental set) yang merupakan cara berpikir

yang ditandai oleh semacam kekuang hormatan pada jawaban-jawaban lama

atauran yang mapan, atau prinsip-prisnip yang sudah diterima.

H. Proses dan bentuk berpikir

1. Bentuk berpikir

Berpikir adalah aktifitas jiwa yang mempunyai kecendrungan pianal

(pinal tendenc), yaitu pemecahan persoalan yang diahadapi bentuk berpikir

antara lain:

a. Yang refresentatif, yaitu berpikir yang terletak pada tangapan dan berpikir

b. Yang memahami, berpikir yang lebih bersifat hasil dari pada bersipat

aktipited

c. Yang menyusun atau strukturir, berpikir dengan mengunakan abstraksi-

bastraksi.

Selanjutnya dalam hubungannya dengan bentuk berpikir terutama dengan

berpikir murni, maka berpikir dibedakan atas:

a. Berpikir kreatif inpentif dan produktif. Berpikir kreatif inpektif (asli) dan

berpikir kreatif produktif kedua bentuk berpikir ini seolah-olah terciptas

esuatu yang baru. Bedanya kalau pada inpentif terciptakan sesuatu yang

benar-benar baru, sedangkan berpikirproduktif sesuatu yang diciptakannya

sebenarnya masih ada kaitanya dengan apa yang sudah dikenal

b. Berpikir tak kreatif refroduktif/eksekutif. Bentuk ini termasuk berpikir

yang sekedar reforoduktif, dimana dalam berpikir orang hanya sekedar

mengunakan buah pikiran orang lain sebagai skema berpikirnya tanpa

menghiraukan asal mula terjadinya lagi.

2. Proses berpikir

Menurut Jhon Dewey proses berpikir adalah sebagai berikut :

a. Adanya kesulitan (mengahdapi suatu kesulitan yang nyata)

12

Page 13: BERPIKIR.doc

b. Kesulitan itu dianalisa

c. Menduga kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi kesulitan itu

d. Menyelidiki kemungkinan-kemungkinan

e. Mengambil kesimpulan

Menurut john dewey proses berpikir seperti yang dikemukakan

berlaku tetap, artinya demikianlah proses berpikir atas setiap persoalan yang

dihadapi, baik soal keci maupun yang besar. Oleh sebab itu proses berpikir

tidak bergantung kepada bahan yang dipikirkan. Menurut dewey tidak ada

perbedaan antara pertumbuhan pikiran disekoah biasa dengan sekolah

kejuruan. John dewey tidak mengakui adanya berpikir teoritis dengan berpikir

praktis. Jadi tergantung kepada maksud berpikir kalau maksud itu abstrak,

artinya seseorang berpikir untuk berpikir belaka (semata-mata) disebutkan

berpikir abstrak, tetapi kalau maksud itu nyata/jelas atau kogkrit, itu

dinyatakan berpikir kogkrit.

I. Penutup

13