berpikir sejarah
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 berpikir sejarah
1/2
Berfikir sejarah secara kausalita
Kausalias adalah kau.sa.li.tas
[n] perihal kausal; perihal sebab akibat: kalau kita hendak berbuat sesuatu, harus kita perhatikan hukum
Kausalitas merupakanprinsip sebab-akibatyang ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinyabisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antarasegalakejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telahdikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibatatau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalammetode ilmiah, ilmuwan merancang
eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah
adalahhipotesistentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji
hipotesis tersebut.
AJARAN KAUSALITAS
Setiap peristiwa sosial menimbulkan satu atau lebih peristiwa sosial yang lain, yang
mempengaruhi yang lainnya, sehingga merupakan satu lingkaran sebab akibat.
Muncul suatu akibat (orang mati) pertanyaan (apa sebab orang itu mati)
Belajar kausalitas adalah menemukan suatu sebab dari suatu peristiwa pidana.
Kapan ajaran kausalitas diperlukan?
Pada delik yang mensyaratkan adanya akibat :a) Delik materil
Kesempurnaan delik tergantung pada terjadinya akibat yang diamanatkan UUb) Delik yang dikualifisir
Suatu delik yang mempunyai suatu unsur bentuk dasar, tetapi terdapat penambahan unsur-unsuryang memperberat pidana
Dibutuhkan ajaran kausalitas untuk mencari tahu sejauh mana seseorang bertanggung jawab atas
suatu akibat yang timbul karena perbuatannyac) Delik Omisi Tidak Murni
Seseorang melanggar suatu larangan dilakukan secara pasif
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prinsip_sebab-akibat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prinsip_sebab-akibat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prinsip_sebab-akibat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kejadianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kejadianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kejadianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kejadianhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prinsip_sebab-akibat&action=edit&redlink=1 -
7/29/2019 berpikir sejarah
2/2
co : penjaga kereta yang seharusnya menutup palang pintu kereta api malah tidak ditutup
Teori-teori kausalitas
1) VON BURI Teori Conditio Sine Quanon/Teori Ekivalensi
Semua faktor yaitu semua syarat yang turut serta menyebabkan suatu akibat dan yang tidak dapatdihilangkan dari rangkaian faktor-faktor bersangkutan harus dianggap sebagai akibat.Semua syarat memiliki nilai yang sama
2) VON HAMMELMenerima teori Von Buri tetapi dengan restriksi menggunakan ajaran kesalahan.
(dilihat apakah di masing-masing sebab itu ada kesalahan dari si pelaku itu)
Teori yang memperbaiki teori Von Buri : (para sarjana tidak puas dengan ajaran Von Buri karenadianggap tak mungkin semuanya menyebabkan terjadinya sesuatu)
a. Teori yang mengindividualisasi (Teori Birkmeyer)
Dari rangkaian faktor-faktor yang oleh Von Buri dianggap sebagai sebab, makan diambil satufaktor yang PALING BERPENGARUH atas terjadinya delik.Menurut Prof Moeljatno, faktor yang paling berpengaruh ditentukan berdasarkan logika kita
sebagai seorang manusia.
Kelemahan : sifat faktor-faktor dalam rangkaian terjadinya akibat memiliki sifat yang berbeda(tidak ada parameter untuk menilai faktor mana yang paling berpengaruh)
b. Teori yang menyamaratakanDiambil satu faktor yang menurut pengalaman boleh dianggap umumnya sebagai sebab.
3) Teori Von Kries (Teori Adequat, Subjektif Prognose) balik ke pelakunya
Terdapat satu faktor yang dapat dijadikan penyebab, yaitu faktor yang sesuai/seimbang denganterjadinya akibat
Sebelumnya telah diketahui akibatnya oleh orang ybs.
Tidak semua faktor memiliki nilai yang sama, tetapi mengambil satu faktor saja sebagaipenyebab, karena hanya ada satu perbuatan yang akan membuat terjadinya akibat.
co : Pisau berkarat
4) Teori Rumelin (Objective Prognose) balik ke pandangan masyarakat pada umumnyaTerdapat satu faktor yang ditinjau objektif (secara umum diterima berdasarkan logika menurut
pengetahuan alam yang objektif), harus/perlu ada untuk terjadinya delik itu.
co : pada kasus pembunuhan akibat tabrakan karena ngantuk, dicari sebab utama orang yang bisa
meninggal dunia (yakni ngebut yang berpotensi bisa menyebabkan orang tertabrak)