bermula dari kritik sosial menjadi pundi pundi rupiah

8
Bermula Dari Kritik Sosial Menjadi Pundi Pundi Rupiah Awalnya aku hanyalah seorang pelajar biasa yang tertarik pada kehidupan sosial di Indonesia. Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Fariz Nur Amali, aku biasa disapa Fariz oleh teman teman ku. Dari kecil aku sudah terbiasa menjalani kerasnya hidup karena aku sendiri dilahirkan dari keluarga yang biasa biasa saja, sehingga aku harus membantu orang tua ku sejak kecil dan itu sudah terbiasa hingga aku besar saat ini. Aku banyak belajar hidup dari pengalaman pengalaman ku dan kerasnya hidup, dan dari situlah aku mulai keluar pikiran pikiran kritis tentang kehidupan sosial di Indonesia. Pikiran pikiran kritis ku mulai muncul sejak aku duduk dibangku SMP dan dari sini lah aku mulai menyadari bahwa sebenarnya banyak hal yang bisa aku pikirkan tentang Indonesia. Seiring berjalannya waktu, aku terus mengeluarkan pikiran pikiran kritis yang keluar begitu saja karena melihat sesuatu yang terjadi tanpa berfikir apapun. Dari aku duduk dibangku SMP aku banyak sekali melihat hal hal yang rakyat minta ke pemerintah akan tetapi pemerintah seperti sibuk mengurus kepentingannya, entah untuk kepentingan Negara atau bahkan kepentingan sendiri. Yang ku lihat dari layar televisi adalah banyak rakyat menderita yang selalu meminta bantuan dan memperjuangkan nasib nya akan tetapi seolah olah diacuhkan karena banyak hal hal yang diminta / diperjuangkan rakyat tidak tercapai dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Pikiran ku terus berfikir kritis hingga aku kelas 3 SMP dan aku memutuskan untuk tidak berfikir tentang kehidupan sosial lainnya karena aku harus memikirkan diriku sendiri tentang ujian nasional yang akan aku hadapi. Setelah ujian nasional aku lewati aku memutuskan untuk menggunakan waktu liburan yang diberikan sekolah untuk kelas 3 selama kurang lebih 2 bulan untuk mengunjungi saudara saudara ku di Depok dan juga Bekasi.

Upload: fariz-nur-amali

Post on 27-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Contoh teks cerpen yang bertemakan perekonomian

TRANSCRIPT

Bermula Dari Kritik Sosial Menjadi Pundi Pundi RupiahAwalnya aku hanyalah seorang pelajar biasa yang tertarik pada kehidupan sosial di Indonesia. Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Fariz Nur Amali, aku biasa disapa Fariz oleh teman teman ku. Dari kecil aku sudah terbiasa menjalani kerasnya hidup karena aku sendiri dilahirkan dari keluarga yang biasa biasa saja, sehingga aku harus membantu orang tua ku sejak kecil dan itu sudah terbiasa hingga aku besar saat ini. Aku banyak belajar hidup dari pengalaman pengalaman ku dan kerasnya hidup, dan dari situlah aku mulai keluar pikiran pikiran kritis tentang kehidupan sosial di Indonesia. Pikiran pikiran kritis ku mulai muncul sejak aku duduk dibangku SMP dan dari sini lah aku mulai menyadari bahwa sebenarnya banyak hal yang bisa aku pikirkan tentang Indonesia. Seiring berjalannya waktu, aku terus mengeluarkan pikiran pikiran kritis yang keluar begitu saja karena melihat sesuatu yang terjadi tanpa berfikir apapun. Dari aku duduk dibangku SMP aku banyak sekali melihat hal hal yang rakyat minta ke pemerintah akan tetapi pemerintah seperti sibuk mengurus kepentingannya, entah untuk kepentingan Negara atau bahkan kepentingan sendiri. Yang ku lihat dari layar televisi adalah banyak rakyat menderita yang selalu meminta bantuan dan memperjuangkan nasib nya akan tetapi seolah olah diacuhkan karena banyak hal hal yang diminta / diperjuangkan rakyat tidak tercapai dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Pikiran ku terus berfikir kritis hingga aku kelas 3 SMP dan aku memutuskan untuk tidak berfikir tentang kehidupan sosial lainnya karena aku harus memikirkan diriku sendiri tentang ujian nasional yang akan aku hadapi. Setelah ujian nasional aku lewati aku memutuskan untuk menggunakan waktu liburan yang diberikan sekolah untuk kelas 3 selama kurang lebih 2 bulan untuk mengunjungi saudara saudara ku di Depok dan juga Bekasi. Sesampainya aku disana aku diajak bersenang senang oleh saudara saudara ku, akan tetapi diminggu minggu terakhir aku disana aku diajak berkeliling kota Depok dan Bekasi, nah dari situlah aku tersadar bahwa ternyata apa yang aku liat di televisi ternyata jauh lebih baik dari kehidupan yang sesungguhnya. Selama aku berputar di kedua kota itu banyak hal yang bisa aku pelajari salah satunya adalah bahwa aspirasi rakyat tidak didengarkan oleh pemerintah. Sebenarnya aku cukup senang akan liburan ku disana, hanya saja aku memikirkan nasib rakyat yang mungkin terbengkalai oleh pemerintah, disini aku tidak bisa memposisi kan mana yang salah karena ada dua kemungkinan, pemerintah memang tidak tau mengenai kondisi tersebut atau pemerintah memang ingin tidak tau tentang kondisi tersebut. Setelah aku berlibur selama kurang lebih 2 bulan dan sudah perpisahan sekarang aku bisa naik jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Di SMA ini aku justru lebih kritis dalam berifikir sehingga teman teman ku biasanya mengatakan bahwa aku adalah anak yang hanya suka mengkritik dan kritik. Padahal yang ingin aku lakukan adalah menyampaikan pikiran pikiran kritis ku tentang teman teman ku dengan mengeluarkan kritik krtik yang bersifat membangun. Di SMA ini aku banyak mendapat teman yang salah satunya adalah anak dari seorang pengusaha baju dan konveksi. Hingga suatu saat ketika SMA ku berulang tahun banyak kelas kelas yang membuat baju / jaket kelas dengan bertuliskan nama kelas mereka. Dari sini lah pikiran ku tentang kehidupan di kota Depok dan Bekasi kembali muncul. Aku berfikir jika suara mereka tidak sampai ke pemrintah atau bahkan mungkin malah diacuhkan oleh pemerintah maka suara itu bisa digantikan dengan gambar gambar / tulisan yang berisi kritik sosial. Aku berfikir jika gambar gambar itu ada dibanyak tempat maka itu akan membuka peluang yang lebih besar kepada masyarakat agar aspirasi nya bisa sampai ke pemerintah. Sebelumnya aku berfikir bahwa aku cukup menuliskan kritik kritik sosial di media sosial sehingga banyak orang yang akan membaca, tetapi ketika aku melihat kehidupan di SMA dimana anak anak sedang mengadakan perayaan HUT sekolah ternyata baju dan jaket yang mereka buat adalah untuk menyampaikan kekompakan dan juga mengenalkan kepada orang lain tentang mereka. Dari situ aku berfikir bahwa mungkin cara terbaik untuk menyampaikan aspirasi rakyat adalah melalui pakaian karena setiap orang pasti menggunakan pakaian. Dari sini lah aku banyak belajar dengan teman sekelasku yang juga anak pengusaha baju dan konveksi, aku belajar dari dia tentang jenis jenis bahan pakaian, bagaimana agar jahitan rapih hingga teknik menyablon. Aku belajar hal hal itu secara otodidak dan banyak membaca buku buku atau panduan yang ada di Internet. Setelah aku merasa cukup dengan ilmu yang aku punya aku mulai mencoba sedikit untuk melakukan hal baru yaitu menggunakan baju yang berisi kritik sosial. Waktu itu untuk pertama kalinya, aku hanya memesan pada teman ku. Aku memesan baju yang mungkin biasa dipakai orang lain, hanya saja disini aku meminta agar sablon yang ada dibaju bukanlah gambar melainkan tulisan yang aku desain sendiri. Aku memintanya membuatkan ku kaos yang bertulisa kan Sila pertama bukan Keungan Yang Maha Esa dengan desain ku sendiri. Setelah beberapa hari proses, akhirnya baju ku selesai di buat, memang saat itu aku hanya memesan satu kaos saja karena aku cuma ingin mencoba hal baru yang terlintas di pikiranku. Setelah aku punya baju itu, aku menggunakannya saat berkumpul denga teman teman. Dari sini lah teman teman ku tertarik dengan baju yang aku pakai, mereka bertanya aku membeli pakaian yang seperti itu. Aku menjawab nya bahwa aku membuatnya sendiri, teman teman ku akhirnya memintaku untuk membuatkannya untuk mereka, tapi aku juga tidak ingin rugi, aku meminta uang atau istilahnya mematok harga dengan candaan sehingga tidak terkesan seperti aku sedang berjualan, karena memang saat itu aku belum mempunyai usaha. Aku kemudian memesan baju yang sama persis kepada teman ku dimana aku membuatnya lalu setelah beberapa hari kemudian akhirnya kaos yang aku pesan sudah jadi. Aku memberikan baju itu kepada teman temanku yang memesan, lalu mereka bilang bahwa mereka puas dan suka dengan baju itu. Ternyata mereka juga menggunakan baju itu ketika mereka berkumpul dengan teman teman mereka dan sesuatu yang tidak terduga pun akhirnya terjadi, banyak dari teman teman ku dan juga teman dari teman ku ingin menggunakan baju seperti itu. Dari sini aku mulai berfikir bahwa mungkin ide ku yang aku pikir hanyalah sebuah keisengan belaka mungkin bisa menjadi sebuah bisnis yang bisa menghasilkan rupiah. Tapi disaat itu juga aku bingun bagaimana aku membuka usaha tentang itu jika aku saja tidak mempunyai modal sama sekali. Akhirnya setelah pesanan makin banyak aku memutuskan untuk membicarakannya dengan keluarga ku. Dari sini akhirnya ada sedikit cahaya terang tentang kebingungan ku untuk membuka usaha. Ibuku bilang akan membantuku dalam modal usaha, tapi aku tidak bisa diam begitu saja, aku tidak ingin terlalu membebani orang tuaku hanya karena mungkin ide gila ku ini, akhirnya aku memutuskan untuk menjual laptop dan Hp ku untuk membantu orang tuaku. Dari sini aku bisa mendapat modal usaha yang mungkin cukup untuk memulai bisnis ku ini. Aku membeli peralatan peralatan yang aku butuhkan akan tetapi aku membeli dalam keadaan bekas / second karena memang keterbatasan biaya yang aku miliki. Akhirnya terbuka lah ruang kerjaku yang kecil, aku menggunakan kamar yang tidak terpakai dirumah untuk memproduksi kaos kaos ku. Untuk kaos kaosnya sendiri aku membeli kaos polos di distributor distributor yang menjualnya dengan harga miring. Sekarang kesibukan ku bertambah banyak, selain aku harus sekolah aku juga harus mengurusi bisnis ku yang mungkin bisa dikatakan masih kecil, tapi aku punya impian bahwa suatu saat nanti kaos ku akan terkenal setidaknya ke seluruh Indonesia. Bisnis ku terus berjalan dengan seiring berjalannya waktu bahkan sekarang aku bisa menghasilkan uang dengan jerih payah ku sendiri sehingga aku bisa meringankan beban orang tua ku. Setelah beberapa bulan berjalan aku baru sadar bahwa aku mebutuhkan nama untuk usaha ku, setelah aku pikir cukup lama akhirnya aku mengambil nama Kampung Aspirasi, nama itu aku ambil karena memang aku hidup di kampung dan aku teringat bahwa rakyat yang aku liat di kota Depok dan Bekasi itu juga sebuah kampung jadi aku menggunakan kata itu dan kata aspirasi aku ambil dari ide ku tentang awal membuat usaha ini yaitu untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang semoga suatu saat akan sampai pada pemerintah.berbekal nama itu aku sekarang gencar mempromosikan usaha ku di media sosial yang dulunya ku gunakan untuk menyampaikan pikiran pikiran ku. Tak lupa juga karena berbekal modal yang terbatas dan juga tenaga serta tempat yang terbatas, aku tidak bisa mepromosikannya secara langsung karena belum ada tempat untuk aku membuka usaha ku, sehingga jalan yang aku tempuh adalah promosi online. Aku menggunakan media online seperti media sosial dan juga toko toko online untuk mempromosikan usaha ku.dari sini aku bisa mendapatkan konsumen yang lebih banyak. Setelah aku pikir pikir aku tidak bisa begini terus, aku harus mengembangkan dan membesarkan usahaku melihat jumlah konsumen yang terus meningkat. Setelah aku bicarakan dengan keluargaku, orang tuaku yang melihat aku cukup berhasil mengembangkan bisnis kecil ku ini setuju untuk membesarkan bisnis ku sehingga nanti akan ada ruang khusus untuk ku berbisnis. Modal yang cukup besar dikeluarkan oleh orang tuaku karena mereka membuatkan ku sebuah ruangan di samping rumah dan juga membeli alat alat yang aku perlukan akan tetapi peralatan kali ini adalah peralatan baru dan bukan bekas / second. Disini aku memasang spanduk yang bertuliskan Kampung Aspirasi sehingga sekarang aku bisa mempunyai tempat usahaku sendiri. Saat ini aku sudah lulus dari SMA, akan tetapi aku memilih untuk menunda kuliah ku dulu tahun ini karena aku ingin fokus pada usaha ku sehingga nantinya apa yang impikan bisa tercapai yaitu mengenalkan bisnis ku ke seluruh Indonesia. Setelah aku berusaha cukup lama dan konsumen ku terus bertambah, aku memutuskan untuk merekrut karyawan sehingga aku tidak terlalu terbebani dengan usaha ku. Untuk awalnya aku merekrut teman teman ku yang bisa aku ajak untuk suka dan duka. Disini aku merekrut teman ku agar mereka bisa memperkenalkan produk ku ke teman teman mereka sehinga nantinya bisa mengundang lebih banyak konsumen. Saat ini sudah banyak kaos yang aku produksi yang tentunya selalu disesuaikan dengan keadaan yang ada di kehidupan sosial seperti saat terjadi kasus korupsi, aku membuat kaos yang bertulis ngakunya suci tapi nyatanya korupsi, ketika saat pemilu dan ternyata banyak wakil rakyat ternyata ingkar janji seperti yang dikatakannya saat kampanye, aku membuat kaos bertuliskan janjinya banyak, begitu pula korupsinya, saat terjadi kenaikan BBM, aku membuat kaos bertulis baju mahal akibat kenaikan BBM dan masih banyak kaos lain yang sudah aku produksi. Saat ini aku sudah mempunyai banyak karyawan atau setidaknya bisa dibilang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi saat ini. Dari karyawan karyawan ku ini aku bisa mendapat hubungan ke beberapa orang penting seperti : jurnalis koran harian lokal, distributor kaos polos, distributor bahan sablon dll sehingga aku bisa memanfaatkan kondisi yang ada untuk menunjang bisnis ku ini. Seperti jurnalis koran harian lokal, dari situ aku bisa mengenalkan bisnis ku ke wilayah lokal karena temanku yang mengenalkan ku pada jurnalis tersebut sehingga bisa dengan mudah masuk koran. Untuk distributor kaos dan bahan sablon aku bisa memanfaatkan mereka untuk mendapatkan bahan bahan yang aku butuhkan dengan harga yang miring tentunya. Setelah aku yakin dengan jalannya bisnis ku, aku memutuskan untuk melanjutkan belajar ku ke perguruan tinggi setelah satu tahun tidak sekolah. Aku kuliah mengambil jurusan management dengan harapan aku bisa belajar menjadi seorang pemimpin yang baik dan bisa terus mengembangkan bisnisku. Aku kuliah pun seperti pepatah bilang ada udang didalam tempurung aku tidak hanya berniat belajar disana, aku juga ingin mempromosikannya ke teman teman kampus ku karena aku berfikir dikampus adalah tempat nya orang orang yang mengerti tentang kehidupan sosial karena mereka bisa dikatakan adalah orang orang yang berpendidikan sehingga mungkin akan lebih mudah untuk mengajak atau menawari mereka seperti itu. Ternyata benar perkiraanku, setelah aku bergaul sekian lama dikampus, aku sekarang dikenal oleh anak anak kampus. Sebelumnya aku selalu menggunakan kaos hasil buatan ku untuk dikenakan dalam kuliah sehari hari karena selain untuk belajar aku juga ingin mempromosikan usaha ku. Setelah cukup dikenal akhirnya beberapa teman ku pun mulai menggunakan baju yang sama yang mereka beli dari ku. Mulai dari kelompok kecil hingga akhirnya menyebar keseluruh kampus dan tidak hanya di lingkup fakultas yang aku ikuti, tapi juga menyebar ke seluruh fakultas yang ada. Perkiraanku benar, mereka adalah generasi generasi yang ingin memperbaiki bangsa tapi aspirasinya tidak tersampaikan ke pemerintah sehingga mereka mulai mencari cara lain dan disitulah aku hadir dengan membawa cara baru dalam berdemonstrasi. Sampai akhirnya aku tidak percaya ada sesuatu yang luarbiasa terjadi, salah satu anak kampus itu adalah anak dari pemilih salah satu stasiun TV nasional yang cukup terkenal dan dia ingin aku sebagai pemilik usaha ini untuk ditayangkan di TV sehingga bisa kaosnya lebih banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia dan pemerintah akan melihatnya dimana pun, jadi tidak ada alas an untuk pemerintah mengelak mereka tidak tau tentang keadaan sosial yang sedang terjadi saat ini. Kaos yang aku buat juga banyak mengadopsi tren anak muda sehingga tidak memalukan dan terlihat trendy ketika dipakai. Kaosku untuk golongan muda yang aku buat seperti Teganya Kamu Beri Makan Keluarga Mu Dari Hasil Korupsi Mu . ,Kota macet, ekonomi juga macet, percuma jadi Indonesia yang terpecahbelah dan masih banyak yang lainnya. Akhirnya setelah diwawancari di TV nasional aku kiprahku dalam dunia kaos pun makin meningkat sehingga aku sekarang bisa merasakan nikmatnya berwirausaha. Masih teringat saat awal mula usaha dengan modal, tempat dan tenaga yang terbatas sekarang bisa menjadi sebuah usaha yang besar dan terkenal di Indonesia. Omset pemasukan saat ini adalah diatas 100 juta perbulan. Disini aku bangga bisa memperlihatkan usahaku kepada orang tua ku yang dulu sudah berkorban dan berjuang bersamaku dari awal hingga sukses seperti ini. Sekarang aku bisa menopang ekonomi keluargaku seperti membayar kuliahku, membayar sekolah ade adeku dan juga membiayai kuliah kakaku dari uang hasil jerih payah ku.If you can dream it, you can do itJika kamu terlahir dalam keadaan miskin, itu bukan kesalahanmu. Tapi jika kamu mati dalam keadaan miskin itu adalah kesalahanmu

Nama: Fariz Nur AmaliNo: 11Kelas: XI MIA 2