berlari kencang kf butuh menuju pengelolaan · pdf fileperubahan lingkungan bisnis belakangan...

Download BErLari KENCaNG KF Butuh MENuJu Pengelolaan · PDF filePerubahan lingkungan bisnis belakangan ini begitu cepat melanda ... Aplikasi ERP-SAP Pesan Dirut ... Kimia Farma Tambah Layanan

If you can't read please download the document

Upload: hoangxuyen

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KOMUNIKATIF, TERBUKA, DAN BERSAHABAT

    EDISI 40 TAHUN 2016

    KF Butuh Pengelolaan

    Luar Biasa

    BErLari KENCaNG MENuJu

    PErusahaaN MaJuPerubahan lingkungan bisnis belakangan ini begitu cepat melanda berbagai

    bidang usaha, termasuk industri farmasi. Kalau perusahaan farmasi tak cepat menyiasatinya bakal tergilas. Karena itulah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk

    perlu dikelola dengan luar biasa bila berharap dapat terus eksis.

    Kantor Dana Pensiunan Kimia

    Farma Diresmikan

    Kimia Farma Gandeng Telkom Membangun

    Aplikasi ERP-SAP

    Pesan Dirut Kimia Farma pada Ultah

    KFA dan KFTD

    Mengoptimalkan Jam Buka

    Layanan Apotek

  • SALAM

    Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kini mulai diberlakukan di Indonesia. Banyak tantangan yang bakal dihadapi para pemain bisnis di negeri ini, termasuk mereka yang berkecimpung di industri farmasi. Salah satunya menyangkut makin ketatnya persaingan dalam penjualan produk obat-obatan dan layanan jasa kesehatan.

    Dalam kerangka pemberlakuan MEA tersebut, sikap pemerintah Indonesia seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan, sangat jelas, yakni tidak akan memberikan proteksi terhadap BUMN. Itu membawa konsekuensi bahwa BUMN pun harus siap melakukan kompetisi terhadap kemungkinan serbuan produk maupun aneka jenis jasa dari luar.

    Bagi Kimia Farma, pasar terbuka itu tentu akan memberikan ancaman tersendiri terutama terhadap kelangsungan bisnis obat generik yang dihasilkannya. Terlebih, bila China saat ini juga diberi peluang untuk

    masuk ke pasar Indonesia. Dengan masih mengandalkan pada bahan baku obat impor, yang tidak murah memang bukan perkara mudah bagi Kimia Farma untuk menang dalam persaingan penjualan obat generik dari Negeri Tirai Bambu itu.

    Patut kita syukuri bahwa manajemen Kimia Farma tidak terlena. Seakan ingin berlari kencang, perusahaan yang kita cintai ini belakangan telah mengambil langkah taktis dengan segera akan membangun pabrik bahan baku obat di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik yang dibangun dengan pola joint venture dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia ini diprediksi bakal mulai beroperasi tahun 2017.

    Tentu tak hanya sebatas itu, upaya pengembangan bisnis yang dilakukan PT Kimia Farma (Persero) Tbk dalam menyambut datangnya era pasar bebas di kawasan ASEAN ini. Ekspansi lainnya yang juga ditempuh BUMN Farmasi terbesar di Indonesia ini adalah membangun pabrik obat skala besar di Banjaran, Kabupaten Bandung,

    Jawa Barat, membangun pabrik bahan baku garam farmasi di Jombang, Jawa Timur, mengembangkan jumlah outlet apotek, klinik maupun laboratorium kliniknya.

    Berbagai upaya pengembangan bisnis tersebut, bakal sulit berjalan mulus bila tanpa didukung SDM yang kompeten serta profesional di bidangnya. Karena itu, cukup beralasan kalau Dirut PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Rusdi Rosman memandang upaya peningkatan kompetensi di Kimia Farma menjadi suatu keniscayaan kalau perusahaan ini berharap masih bisa eksis dan terus tumbuh ke depan.

    Jadi, kalau saudara-saudara sekalian mau gajinya besar maka suka tidak suka harus lebih baik, lebih kompeten, lebih care, begitulah pak Dirut mengingatkan ketika berpidato pada Rapat Kerja Terbatas yang mengagendakan peluncuran visi, misi dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Perubahan lingkungan bisnis belakangan ini begitu cepat melanda berbagai bidang usaha, termasuk industri farmasi. Kalau perusahaan farmasi tak cepat dan sanggup menyiasatinya bakal terlibas. SDM yang berkompeten menjadi salah satu kunci sukses agar perusahaan sanggup berdaptasi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.

    PENASEHAT Direksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk PENGARAH Direktur Umum & Human Capital PENANGGUNG JAWAB GM Sekertaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Eddy Murianto PENYUNTING Siti Anisa Husnu, Ganti Winarno P,. Waskito Legowo DOKUMENTASI Budiawan ADMiNISTRASI & SIRKULASI Ardiansyah, Herry Djoko P., Handoko

    KOORDINATOR DAERAH M. Nuroni Muchtar (Bandung), Lana Adi I. (Jakarta), Suharsono (Mojokerto), I Wayan Lodra (Denpasar) REPORTER DAERAH DG. Kumarsana (Mataram), M.Syahrun (Balikpapan), Agung (Bandung), Hendro Pramono (Yogyakarta), Akbar Azis (Makssar), Agung Pramono (Semarang), Muhar (Papua), Ramlan Lubis (Padang), Atis (Medan), Sujiono (Surabaya), Muhammad Ilham (Banda

    Aceh), Aprizal (Palembang), Teguh Waseno (Batam) ALAMAT REDAKSI Jalan Veteran No. 9 Jakarta 10110 TELP 6221 3847709 ext. 104 FAX 6221 3454338,3454339,3814441EMAIL [email protected] atau [email protected] KONSULTAN MEDIA Zannuba Communication DESAIN IMG Design Consultant

    Tim Redaksi Gema Kaef mengajak Anda berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas Gema Kaef mendatang. Partisipasi Anda bisa berupa saran, kritik, pertanyaan, maupun kreasi tulisan mengenai Kimia Farma dan berita kegiatan beserta foto pendukungnya. Kirimkan tulisan Anda melalui email ke [email protected] atau melalui pos ke alamat redaksi Gema Kaef di Jl. Veteran No.9 Jakarta 10110. Jangan lupa cantumkan nama dan unit tempat Anda bekerja. Tulisan yang memenuhi syarat akan dimuat dan penulisnya berhak mendapat imbalan. Kami tunggu tulisan Anda!

    SEGERA KIRIMKAN TULISAN ANDA! [email protected]

    Eddy MuriantoPemimpin Redaksi

  • G E M A K A E F E D I S I 4 0 T A H U N 2 0 1 602

    OLEh: RUSDI ROSMAN

    Operational Excellence (Bagian 14):Change Management dan Implementasi Revolusi Mental

    MANAJEMEN

    Bagaimanapun sistem dibuat pasti manusia dapat saja mengakalinya untuk kepentingannya. Sehingga

    dapat dikatakan apapaun sistemnya, sukses tidaknya, tergantung dari moral manusia yang menggunakannya. Oleh sebab itu, di KF, masih dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memagari bahkan dapat merubah mental manusianya yang senang mengakali.

    Belum lama sekitar 5 Tahun lalu, kita di Kimia Farma telah melakukan Transformasi bisnis. Ada 7 pilar yang ditransformasi, dan yang cukup penting adalah menyangkut sistem di perusahaan yaitu transformasi good corporate governance (GCG). Dalam perjalanan setelah transformasi itu, mungkin masih ada yang tertinggal yang belum disentuh yaitu perlunya Change Management berbasis Revolusi Mental untuk segenap Human Capital di KF.

    GCG adalah sebuah sistem yang mengharuskan perusahaan dikelola

    secara Governance, secara baik dan benar. Beberapa organ yang melengkapi sistem GCG telah berhasil dibuat: panduan GCG, Manajemen resiko, whistle blowing system, Sistem Manajemen Kinerja, Sistem Manajemen Proses Bisnis, dan yang sedang disempurnakan saat ini adalah Sistem Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP.

    Dalam pembuatan sistem ERP ini, memang kita di KF sudah cukup lama menjalankannya melalui MS Navision di Unit Logistic Sentral dan di seluruh cabang KFTD. Di Holding diterapkan ERP Fortege, namun dalam perjalanannya kedua sistem ini belum bisa menciptakan KF sebagai JARINGAN dari hulu ke hilir, belum cukup akurat dan belum dapat terintegrasi dengan baik. sistem informasi yang kita harapkan disamping akurat dan terintegrasi tentunya juga dihrapkan dapat merubah bisnis proses yang menjadi best practice, yang diharapkan dapat membantu program CHANGE MANAGEMENT.

    Change Management sendiri dapat saja tercipta ketika sistem informasi yang kita jalankan mengharuskan perubahan total baik terhadap proses bisnis yang mengarah ke yang lebih baik, maupun dari mental Human Capitalnya. Change Management mengharuskan People follow the System. Dampak dari change management tersebut adalah kinerja yang meningkat karena lebih efisien dan efektif.

  • G E M A K A E F E D I S I 4 0 T A H U N 2 0 1 6 03

    Selain sistem informasi yang berbasis ERP, change management dapat juga didukung dengan gerakan revolusi mental. Revolusi mental diterapkan berarti stake holder sepakat bahwa cara-cara lama yang tidak efektif harus dirubah total. Karena yang direvolusi itu mental manusia, maka harus mencakup unsur:

    1. Pikiran (pola pikir, mind-set) yang membentuk paradigm.

    2. Perasaan (mengelola emosi, emphaty, sensitifitas, sence of belonging).

    3. Motivasi (yang mendorong atau menstimulir kita berbuat lebih produktif).

    4. Persepsi (positive thinking),5. Keyakinan (belief, asumsi),6. Cara tindak (perilaku, pola kerja).

    Melihat keenam unsur yang direvolusi tersebut, maka saya berpandangan bahwa sebaiknya seluruh insan KF, bila tidak ingin ketinggalan, harus ikut mendukung terjadinya revolusi mental di KF. Dengan menerapkan revolusi mental menyebabkan munculnya perubahan: proses kerja, kultur kerja, dan output kerja yang optimal.

    Secara lengkap revolusi mental berarti: meninggalkan cara hidup yang lama yang kurang baik, dan pindah atau hijrah untuk kehidupan yang bernilai, membuat cara pandang yang baru dan dikukuhkan dalam proses rekonstruksi dan di internalisasi.

    Revolusi mental akan menyentuh sebuah proses secara mendasar. Artinya semua insan yang terlibat dalam organisasi KF tidak lagi melakukan hal-hal yang sama, dengan cara yang sama dan berulang-ulang. Revolusi mental harus menciptakan suasana baru, terobosan baru, yang membawa konsekwensi yang transfomasional. Revolusi mental menuntut suatu hentakan untuk membangun pikiran bawah sadar untuk membuatnya aware, merubah cara pandang yang lama dan migrasi ke cara pandang yang baru.

    Bilamana kita tertinggal melakukan revolusi mental ini maka kita di KF akan tetap menjadi perusahaan di kelas yang sama, tidak maju. Kinerjanya segitu-gitu saja, akhirnya remunerasi dan jasa produksinya ya sama segitu-gitu juga.

    Untuk mendukung terjadinya revolusi mental di Kimia Farma, maka beberapa kelengkapan organisasi harus dipertegas: reward and punishment, sosialisasi dan internalisasi budaya Icare dan 5AS, penerapan wist