berinai
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas izin-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Adat Malam Berinai Kabupaten Pelalawan" ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Nazarudin yang telah membimbing
penulis dalam pembuatan makalah ini, penulis juga berterimakasih kepada kakak Revandhy
Isya Putra yang juga telah membantu penulis dalam menghimpun informasi tentang Adat
Malam Berinai Kabupaten Pelalawan.
Makalah ini telah dibuat sebaik-baiknya oleh penulis agar pembaca dapat menikmati
berbagai sajian di dalamnya. Meskipun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yagterdapat dalam makalah ini, oleh sebab itu penulis mohon dimaklumi dan
penulis juga mengharapkan masukan dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan
makalah ini.
Harapan penulis agar dalam makalah ini dapat menjadi lembaran ilmu, wawasan,
serta sekedar pengetahuan bagi para pembaca yang budiman, terutama bagi penulis pribadi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1.2 Pendahuluan ..................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................
1.4 Metode Penelitian .........................................................................
1.5 Kegunaan Makalah .......................................................................
BAB II : PEMBAHASAN MASALAH
2.1. Makna dan Tujuan Berinai ...........................................................
2.2. Waktu dan Pelaksanaan ................................................................
2.3. Alat -Alat (kelengkapan Malam Berinai .......................................
2.4. Tata Cara Pelaksanaan Malam Berinai .........................................
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................................
3.2. Saran .............................................................................................
3.3. Hambatan Penulis .........................................................................
3.4. Sumber Informasi .........................................................................
3.5. Batasan Istilah ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu aspek yang paling menonjol dari keunggulan Indonesia selain kekayaan
alamnya adalah kekayaan budayanya. Kebudayaan adalah, "sarana hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat" (Selo Soermardjan dan Soelaiman soemardi, 2002:204)
Budaya Indonesia sangat banyak dan beragam yang berkembang di seluruh
daeralyt^rsefetit terdapat suatu tradisi perkawinan, yang salah satu acaranya adalah
berinai.Uniknya, di setiap acara pada tradisi acara pada tradisi perkawinan ini selalu terdapat
pantun, kecuali pada acara berinai ini.
Karena keunikan itulah penulis memilih adat berinai kabupatan sebagai judul makalah
yang akan penulis bahas dan uraikan.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah yang berjud
"Adat Malam Berinai Kabupaten Pelalawan"adalah sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan Malam Berinai;
2. Waktu dan tempat pelaksanaan malam berinai;
3. Alat-alat (kelengkapan)upacara Malam berinai;
4. Tata cara dan pelaksanaan malam berinai.
1
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang berjudul "Adat Malam Berinai
Kabupaten Pelalawan" adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dan tujuan malam berinai Kabupaten Pelalawan.
2. Untuk mengetahui kelengkapan , pelaksanaan, dan tata cara malam berinai
3. Untuk menginformasikan tentang malam berinai Kabupaten Pelalawan
4. Untuk menginterprestasikan mengenai tradisi malam berinai Kabupaten Pelalawan.
1.4. Metode Penelitian
Dalam penulisan Makalah yang berjudul “adat Malam Berinai Kabupaten Pelalawan"
Ini, penulis menggunakan dua metode, yakni metode perpustakaan dan metode wawancara.
1.5. Kegunaan Karya Tulis
Harapan penulis agar hasil karya tulis ini dapat berguna untuk menambah wawasan,
ilmu, dan pengetahuan para pembaca sekalian, terutama penulis sendiri seputar
pembahasanmengenai tradisi malam berinai kabupaten pelalawan ini.
1.6. Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam 3 bab yaitu :
1. Bab I
2. Bab II
3. Bab III
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi yang telah penulis dapatkan dengan metode perpustakaan dan
metode wawancara untuk membahas poin-poin permasalahan mengenai adat malam berinai
kabupaten pelalawan ini, penulis telah memperoleh data akan diuraikan sebagai berikut.
2.1. Maksud dan Tujuan Pelaksaan Malam Berinai
Berinai adalah melekatkan inai pada kuku tangan, kuku kaki, telapak tangan dan di
sekeliling telapak telapak kaki serta tumit. Upacara berinai memiliki 3 jenis, yaitu berinai
kecil, berinai tengah, dan berinai lebai. Dan yang akan penulis bahas dalam makalah ini
adalah tentang berinai kecil, karena dalam masyarakat pelalawan yang lazim digunakan
adalah upacara berinai kecil ini.
a. Berinai kecil, disebut juga berinai curi karena dilakukan secara sembunyi tanpa
melibatkan banyak orang. Selain itu juga karena dihadiri oleh jemputan yangterbatas
dan dalam ruangan yangterbatas pula.
b. Berinai Tengah, dilakukan agak lebih terbuka dari berinai curi, dimana menjemput
sanak saudara dan tetangga dekat. Pelaksanaannya sama dengan berinai curi, hanya
pelaksanaan tepung tawarnya dilakukan di atas pelamiman.
c. Berinai Lebai, pertama dilakukan kepada pengantin laki-laki, lalu dibawa kerumah
pengantin perempuan. Sesampai di rumah pengantin perempuan, lalu didudukkan di
gerai besar dan di tepung tawari. Sesudah itu barulah pemasangan inai dilakukan.
Terakhir pengantin perempuan di bawa ke gerai besar dan di tepung tawari
sebagaimana pengantin laki-laki, barulah dimulai.
3
Tujuan malam berinai antara lain untuk:
1. Menolak bala
2. Menaikkan seri tubuh,yakni supaya tubuh dan wajah pengantin tampak bercahaya,
cantik, dan menarik
3. Lambang meninggalkan hidup membujang, masuk ke kehidupan berumah tangga.
2.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Malam Berinai
Berinai dilakukan pada malam hari (sesudah Maghrib) di dalam kamar masing-
masing pengantin (pada masing-masing rumah), dan pada malam yang sama itulah dilakukan
upacara berinai di rumah pengantin laki-laki dan di rumah pengantin perempuan. Biasanya
waktu yang dibutuhkan adalah berkisar anara dua sampai tiga jam pada masing masing
rumah. Pelaksanaannya, terlebih dahulu di rumah pengantin laki laki, barulah di rumah
pengantin perempuan. Inai baru akan dibuka keesokan harinya.
2.3. Alat-alat(kelengkapan) Upacara Berinai
Alat-alat ini terbagi atas 2, yakni alat pokok dan alat pelengkap. Untuk lebih jelasnya
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Alat Pokok
1. Inai yang sudah di giling halus oleh mak andam, diletakkan didalam mangkuk kecil,
kemudian dialas dengan kain berwarna kuning. Inai ini adakalanya dibentuk
menyerupai burung-burungan, ayam buah-buahan, dan sebagainya, serta di hiasi
dengan hiasan yang indah. Tujuammya untuk memperindah tampilan atau pembawaan
inai;
2. Lilin lebah, yang diletakkan pada kuku sebelum diinai, fungsinya agar inai mudah
menempel pada kuku;
4
3. Asam, baik itu asam kandis, digunakan untuk mencegah inai menjadi kering dan
membersihkan kuku pengantin;
4. Kelengkapan tepung tawar, yang terdiri atas :
a. Bedak Dingin
b. Beras Basuh
c. Beras Kunyit
d. Bertih
e. Daun perenjis(daun setawar, sedingin , Gandarusa) dan benangtujuh warna
f. Air peraing(air wangi)
a. Alat pelengkap
Tilam, bantal, kain panjang, serta makanan aneka ragam, buah-buahan, dan
sebagainya.
Selain itu, dipihak pengantin laki laki lazim pula di sediakan sepesalin pakainan(kain
sarung/kani tenunan/kain putih) yang akan diberikan kepada mak andam dan
pendampingnya(yang ikut membantu mak andam dalam menginai) sebagai tanda terimakasih
dari pihak laki laki. Juga ada kain Pelekat atau kain sutera dari pengantin laki laki untuk
diberikan kepada pengantin perempuan, yang di sebut "menebus Inai"
5
2.4. Tata Cara Pelaksanaan Malam
Upacara berinai ini sepenuhnya dipimpin oleh Mak andam dibantu atau didampingi
oleh beberapa orang tua-tua perempuan yang dipercaya yang dipercayai oleh keluarga dari
masing masing pihak, baik dari pihak lelaki maupun perempuan. Di rumah perempuan
lazimnya dihadiri pula oleh jemputan terbatas, terutama dari keluarga terdekat, sahabat akrab,
dan beberapa orang tua yang patut-patut, beserta anak anak gadis teman pengantin
perempuan itu.
Sedangkan di rumah laki laki, ditemani pula oleh teman sebayanya, disamping
keluarga dekat.
Jalannya upacara ini, selengkepnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Di Rumah Pengantin Lelaki
Ketika mak andam beserta pendampingnya tba di rumah pengantin lelaki sambil
membawa alat-alat berinai, mereka akan disambut oleh keluarga pihak lelaki tersebut.
Kemudian pengantin lelaki dipersilahkan duduk atau berbaring tilam yang telah
disediakan sebelumnya beserta bantalnya. Sebelum diinai, pengantin ditpung tawari
terlebih dahulu oleh beberapa orang keluarga terdekatnya yang tua tua. Setelah itu bila
diperlukan, pada kuku tangan dan kuku kaki pengantin di pasangkan lilin lebah, setelah
kira kira satu jam barula lilin dilepas.
Sesudah itu, mulailah mak andam membacakan mantra inai. Adapun mantra inai
tersebut ialah :
Ilei sungai mudik sungai,
Ileinya sampai ke muaro,
Aku mengonakan daun inai,
Man is dipandang si dang anak manusio
.................................................................... dst.
6
Setelah membaca mantra mulailah mak andam menginai pengantin lelaki tersebut.
Proses penginaian ini tidak lama,antara dua sampai tiga jam. Setelah mak andam selesai
menginai, mak andam dan pendampingnya akan dipersilahkan untuk mencicipi makanan
yang telah disediakan sebagai tanda terimakasih dari pihak lelaki. Diadakan pula,
sebelum mak andam pergi untuk menginai pengantin perempuan, pengantin lelaki akan
memberikan kain sepesalin atau kain putih sebagai tanda terimakasih pihak lelaki kepada
mak andam dan pendampingnya,tak lupa pula pengantin lelaki menitipkan kain sutra atau
kain pelekat yang indah untuk pengantin perempuan(disebut menebus inai).
b. Di Rumah Pengantin Perempuan
Setelah mak andam pulang dari menginai pengantin lelaki, mulailah upacara
berinai untuk pengantin perempuan. Upacara inipun lazim pula dimulai dengan tepung
tawar,yakni dengan menepung tawari pengantin perempuan oleh keluarga terdekat tepung
dan beberapa orang tua-tua. Para penepung tawar ini seluruhnya wanita tidak dibenarkan
orang lelaki. Sesudah itu, mak andam akan masuk kebilik atau kamar tempat pengantin
akan di-inai, lalu membacakan mantra inai (seperti pihak lelaki) sembari membaringkan
atau mendudukkan pengantin di atas tilam yang telah di sediakan. Bila diperlukan
sebelum di-inai, kuku tangan dan kuku kaki pengantin dilapisi terlebih dahulu dengan
lilin lebih, setelah lilin lebah dilepaskan maka dan dimulailah mengenai pengantin
perempuan. Inai di lekatkan pada kuku kaki, kuku tangan telapak tangan tumit,dan
pinggiran kaki dengan membentuk motifOmotif atau symbol tertentu, seperti motif
bintang, bintang bertabur, motif seperti batik, motif bulat dan lain sebagainya, tujuannya
agar pengantin tampak makin cantik dan berseri. Misalnya pada bagian tengah telapak
tangan, inai dibentuk motif bulat, sedangkan di bagian ruas-ruas jari tangan akan dibuat
motif seperti batik.
7
Yang diperbolehkan masuk ke bilik itu adalah mak andam dan pendampingnya,
keluarga, dan orang tua-tua (semuanya wanita) dan gadis-gadis teman sebaya pengantin,
selain menemani pengantin, turut pula mereka membantu mengenai dan lazim pula
mereka turut berinai dengan tujuan untuk cepat mendapat jodoh.. Selesai berinai, mak
andam beserta pendampingnya dipersilahkan menyantap hidangan yang telah disediakan.
Sebelumnya mak andam memberikan kain pengikat atau kain sutera dari pihak lelaki.
Pada malam berinai ini, terutama di rumah perumpuan, lazim pula diadakan kegiatan
lainnya, seperti dzikir dan kegiatan keagamaan lainnya, sampai menjelang subuh. Bahkan
lazim pula kegiatan itu dilakukan setiap malam sampai rangkaian upacara perkawinan
seluruhnya selesai. Pekerjaan ini disebut "berjaga-jaga" yang diikuti oleh jemputan atau siapa
saja yang bersedia datang kerumah, terutama orang-orang yang turut membantu dalam
kegiatan perkawinan itu.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkankan pembahasan yang telah penulis uraikan pada BAB II, maka penulis
dapat mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Berinai merupakan melekatkan inai pada kuku tangan, kuku kaki, telapak tangan dan di
sekeliling kaki serta tumit. Malam berinai dilakukan dengan tujuan untuk menolak bala,
menaikkan seri tubuh, yakni supaya tubuh dan wajah pengantin tampak,cantik, dan
menarik, sebagai lambing meninggalkan hidup membujang, asuk ke kehidupan berumah
tangga, dan lain sebagainya.
2. Malam berinai lazim dilakukan sesudah maghrib , rentang waktu yang diperlukan dua
sampai tiga jam upacara dilakukan di dalam bilik atau kamar masing-masing pengantin.
3. Alat pokok malam berinai ialah,inai, asam dan lilin lebah.
4. Tata cara pelaksanaan malam berinai di kediaman masing-masing pengantin. Upacara
malam berinai ini dilakukan di rumah pepengantin perempuan. Tata cara pelaksanaannya
tidak jauh berbeda antara masing-masing pengantin, yakni sebelum di-inai kuku
pengantin akan dilapisi terlebih dahulu dengan lilin lebah, setelah di buka mak andam
akan membacakan mantra inai, barulah menginai pengantin.
9
3.2. Saran
Penulis menyarankan kepada kita semua, khususnya kepada pemerintah pelalawan
agartetap dapat menjaga dan melestarikan tradisi perkawinan yang sarat akan nilai ilmu
agama dan pengetahuan yang sangat tinggi ini. Tradisi ini memiliki dampak, makna, dan
pengaruh yang positif terhadap kehidupan dan akhlak manusia, karena tradisi ini banyak
memiliki nilai kesopanan yang tinggi. Oleh karena itu akan sangat disayangkan apabila
tradisi ini sampai hilang ditelan zaman yang miskin akan norma dan adat.
10
11