belekan
DESCRIPTION
all about belekan pada bayiTRANSCRIPT
TOLONG, MATA BAYIKU BELEKAN…
November 5, 2012 · by rozalinaloebis · in Uncategorized. ·
Belekan pada bayi belum tentu merupakan hal yang serius, namun untuk amannya kita harus selalu waspada.
Untuk belekan yang ‘normal’, umumnya terjadi pada waktu bangun tidur. Hal ini wajar karena ‘belek’ memang adalah kotoran mata yang biasa dikeluarkan saat tidur, sehingga saat bangun terkumpul di ujung atau daerah bulu mata. Untuk mengatasi hal ini pada bayi/anak cukup menggunakan kapas yang telah dibasahi air matang dan dibersihkan dari arah dalam ke luar (arah area mata yg dekat hidung ke arah area mata yg dekat pipi).Namun ‘belekan’ bisa saja menjadi abnormal apabila terjadi juga diluar dari waktu bangun tidur dan disertai gejala lain
‘Belekan’ abnormal pada bayi bisa disebabkan oleh:
1. Penyumbatan saluran air mata
Umumnya 90% bayi ketika lahir sudah mengalami pembukaan katub pada saluran air matanya. Namun 10% bayi masih mengalami katub yang masih menutup pada saluran air mata yang menghubungkan antara kantung air mata dan rongga hidung.Seperti diketahui, air mata diproduksi oleh kelenjar air mata yang berada di sekitar kelopak mata bagian dalam. Namun karena adanya sumbatan ini, air mata tersebut tak bisa dialirkan ke rongga hidung. Lama-kelamaan, genangan air mata pada saluran yang buntu ini dapat mengakibatkan terjadinya infeksi. Gejalanya adalah mata selalu berair dan banyak beleknya terutama pada pagi hari.
Lantaran itulah, bayi yang dengan kelainan anantomis ini akan sering mengalami infeksi/peradangan yang pada akhirnya memunculkan belekan terus-menerus. Mata bayi juga akan selalu berair seperti sedang menangis.Untuk mengatasi hal ini langkah yang harus dilakukan ialah :
A. Membersihkan ‘belek’ sesering mungkin dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang dan dibersihkan dengan cara mengusap dengan kapas basah tersebut dari ujung mata yang dekat hidung ke ujung mata sebelah luar. Hal ini dilakukan sesering mungkin, dengan berhati-hati.
B. Dilakukan masase atau pemijatan secara teratur (sekitar 3-4 kali sehari).pemijatan dilakukan dengan jari telunjuk ibu (pengasuh) di daerah pinggir mata bagian dalam dekat hidung ke arah bawah. Dalam satu kali sesi pemijatan, dilakukan sekitar 10-15 kali. Sebelumnya jari telunjuk pemijat dilumasi dengan
baby oil dulu sehingga tidak ‘kasar’ pada kulit bayi. Dengan dilakukan masase ini, diharapkan terjadi pembukaan katub atau saluran yang tersumbat tadi.
Pemijatan ini disamping memberikan tekanan hidrostatik untuk membuka sumbatan juga berperan menjaga agar kantong air mata tetap dalam keadaan kosong sehingga memperkecil kesempatan berkembangnya kuman penyebab infeksi.
C. Apabila sudah terlanjur terjadi infeksi, yang ditandai dengan mata merah meradang dan ‘belekan’ yang berwarna kekuningan /kehijauan, maka segeralah untuk mencari pertolongan pada Spesialis Mata terdekat agar diberikan obat tetes antibiotika untuk mematikan kuman yang kemungkinan bersarang pada saluran air mata yang buntu.Biasanya dengan berjalannya waktu dan rajin di-masase (serta pembersihan ‘kotoran’ mata), maka saluran air mata ini akan ‘terbuka’ spontan pada saat anak menjelang usia 6 bulan.
Apabila sesudah usia 1 tahun, saluran air mata masih belum bisa membuka secara spontan, maka dokter spesialis mata akan membantu melakukan tindakan untuk membuka saluran air mata tersebut.
2. Penyebab lain dari ‘belekan’ yang abnormal pada bayi ialah sebagai akibat infeksi selaput mata bayi baru lahir yang didapat saat bayi keluar dari jalan lahir. Bayi akan menunjukkan gejala mata merah, bengkak dan banyak belekan. Penyebabnya dapat berupa iritasi kimia, bakteri, klamidia dan kadang-kadang virus herpes simplek. Hampir setiap bakteri patogen dapat menyebabkan peradangan ini.
Gejalanya dapat berupa kedua kelopak mata lengket, penuh belekan bahkan pada infeksi karena kuman tertentu sampai keluar nanah.
Pengobatan:Dalam kasus ‘belekan’ abnormal pada neonatus (bayi baru lahir), pemberian antibiotika yang cocok oleh dokter spesialis mata adalah satu-satunya upaya pengobatan. Disamping itu perawatan juga penting, seperti membersihkan belek sesering mungkin dan setiap sebelum memberikan obat tetes/salep mata
CARA MEMBERIKAN TETES MATA KEPADA ANAK BAYI DAN BALITA
December 3, 2012 · by rozalinaloebis · in Uncategorized. ·
Kadang kala terasa sulit dalam memberikan tetes mata untuk bayi dan balita karena kurang bisa kooperatif. Untuk itu simak tips-tipsnya dibawah yaa.
Tips ini sudah di kultwitkan di akun twitter @RozalinaLoebis. Silakan follow saya disana yaa
1. Ada kalanya bayi atau balita kita terkena sakit mata, entah infeksi atau alergi dan menurut dokter butuh pengobatan dengan tetes mata.
2. Nah, gak jarang ibu-ibu jadi 2 kali panik. Udah panik soal penyakitnya, ditambah gimana cara netesin obat tetes matanya? Ya kan?
3. Belum lg bayi atau balita yang harus ditetesin matanya rewel dan ngambek kayak gini nih…Nah Loo… http://lockerz.com/s/2643846684. Bahkan untuk meminta bayi atau balita duduk / tetap diam saat akan ditetesi matanya saja hampir tidak mungkin..
5. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membantu ibu-ibu memberikan obat tetes mata pada bayi/balitanya.
6. Tips pertama ialah : Get Prepared! Siapkan segala sesuatunya. Botol tetes mata (hrs sesuai suhu ruangan krn tetes dingin lbh tdk nyaman)
7. Ibu harus tau perintah dokter dalam menetesi. Berapa kali sehari. Berapa tetes setiap kali.
8 Cuci bersih tangan ibu, lalu siapkan kapas pembersih muka yang dibasahi dng air matang hangat. Bersihkan mata anak dari dalam ke luar
9. Langkah kedua, siapkan posisi anak. Tidak mungkin menetesi bayi / balita yg blm kooperatif dlm kondisi duduk/ berdiri.
10 Baringkan bayi/balita, sehingga ibu-ibu bisa memberikan tetes mata tepat ke arah mata yg dituju. Ingat aplikator pd botol bisa bahaya!
11. Sebaiknya dalam memberikan tetes mata pd bayi/balita, dilakukan oleh 2 org (ibu+asisten). Bila harus sendirian, coba ‘bedong’ si anak
12. Maksudnya di ‘bedong’ (wrapping) dng selimut / handuk supaya tangan anak didalam dan tidak menangkis atau meraih botol tetes mata tsb
13. Sedangkan kalau ada yang bantu, minta asisten ibu membuat anak berbaring nyaman, tapi sambil memegangi lengan anak dng cukup erat.
14. Meneteskan tetes mata. Ketika anak sdh berbaring. Posisikan diri kita duduk di bed dng wajah anak menatap ibu. Siapkan botol tetes mata
15. Dengan satu tangan menarik kelopak BAWAH (maaf huruf besar) mata anak secara lembut, shg membentuk kantung. Letakkan tangan satunya >>>
16. >>> di dahi anak dengan membawa botol tetes mata. Arahkan ujung botol tetes mata ke kantung dan teteskan sesuai aturan dokter.
17. Tidak jarang anak akan menolak metode ini, lalu ia akan menutup matanya ˆ⌣ˆ Jangan kuatir. Biarkan anak menutup matanya,lalu teteskan >>
>> obat tetes mata sebanyak petunjuk dokter ke bagian dalam mata (area dekat hidung). Bila anak buka matanya, mk tetesan obat tsb akan masuk
18. Begini contoh posisi tangan ibu saat meneteskan obat tetes matahttp://lockerz.com/s/26438901519. Untuk lebih jelasnya, seperti ini http://lockerz.com/s/26438917420. Ketika sudah selesai menetesi. Segera tutup botol tetes.Minta anak memejamkan kembali mata secara perlahan (spt tidur) selama 1-2 menit21. Oya, satu hal yg penting. Hindari tip (ujung) botol tetes mata menyentuh bulu mata/ kelopak mata / bola mata. Posisi ujung botol >>>
>>> pada saat menetesi mata anak ialah kurang lebih 2 cm diatas ‘kantung’ kelopak bawah mata (yang ibu tarik perlahan tadi).
22. Demikian bila ada yang ditanyakan silakan mention ke akun twitter saya di @RozalinaLoebis ya. Terimakasih. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wrwb
Orangtua sering mengeluhkan gangguan mata bayinya yang tak
klunjung sembuh berupa mata belekan dan air mata berlebihan yang
lebih sering pada satu sisi. Bayi yang baru lahir dan bayi yang lebih
muda umumnya memiliki beberapa gangguan pada mata yang sering
masih belum jelas penyebabnya. Gangguan mata pada bayi tersebut
adalah Sumbatan Ductus Nasolacrimalis, Epiphora, Hordeolum dan Pink
Eye. Sampai saat ini masih banyak kontroversi yang terjadi antara
beberapa dokter dalam memastikan penyebabnya. Selama ini sumbatan
tersebut sering dianggap karena infeksi dan harus diberi antibiotika
tetes mata. Ternyata berbagai laporan ilmiah kasus menunjukkan
bahwa gangguan tersebut berkaitan dengan alergi. Saat dilakukan
terapi dengan pemijatan, obat tetes antibiotika dan bahkan dengan
operasi juga tidak membaik. Tetapi saat dilakukan penanganan alergi
dengan melakukan eliminasi provokasi gangguan tersebut dapat
membaik dengan cepat tanpa dilakukan pengobatan atau operasi.Gangguan Mata Yang Sering Dikaitkan Dengan Alergi pada Bayi
Sumbatan Ductus Nasolacrimalis Mata bayi tampak selalu berair
(belekan), karena saluran air mata dari mata ke hidung tersumbat. Meskipun
sering sulit dibedakan dengan Pink Eye, lebih sering disebabkan oleh saluran
air mata tersumbat atau dacryostenosis. Saluran air mata tersumbat terjadi
ketika saluran nasolacrimal yang mengeluarkan air mata dari mata ke dalam
hidung, tersumbat karena berbagai hal mekanisme inflamasi seperti allergi,
infeksi dan trauma. Diperkirakan hingga 30 persen bayi baru lahir dilahirkan
dengan saluran air mata tersumbat. Beberapa dokter biasanya memberi
obat tetes antibiotik untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi, dan orang tua
diajari memijit-mijit pangkal hidung secara rutin setiap hari untuk membantu
‘membuka’ sumbatan. Jika masih tersumbat juga, kemungkinan dilakukan
operasi kecil untuk membuka sumbatan tersebut. Apabila setelah dilakukan
pijatan sumbatan menetap hingga anak berusia 12-18 bulan, perlu dilakukan
tindakan yang lebih invasif menggunakan selang logam untuk mendorong
sumbatan, atau dengan implan saluran air mata buatan yang disebut “Jonas
tube”. Ternyata gangguan mata tersebut tidak banyak perbaikan dan
manfaat pemberian antibiotika tetes mata dan pemijatan tidak terlalu
bermakna. Bahkan setelah pemberian antibiotika dan pemijatan tidak
membaik dilakukan operasi. Tetapi setelah dilakukan operasi gangguan
membaik sesaat tetapi beberapa saat kemudian gangguan tersebut timbul
lagi. Tetapi setelah dilakukan pengamatan bayi dengan gangguan tersebut
juga mempunyai tanda dan gejala alergi lainnya. Saat dilakukan intervensi
eliminasi provokasi makanan ternyata gangguan tersebut dapat hilang
tanpa operasi.
Epiphora, dimana mata terus berair akibat air mata yang keluar
berlebihan. Berkat adanya sistem lakrimal, kedua mata kita mata
dipertahankan untuk selalu basah, tetapi bagaimana bila mata menjadi
terlalu basah sehingga tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Sistem
lakrimal terdiri atas kelenjar lakrimal dan saluran lakrimal. Kelenjar lakrimal
terletak di antara alis dan sudut mata bagian luar, sedangkan saluran
lakrimal ditemukan di sudut mata dalam dekat hidung. Epiphora juga dapat
terjadi pada 5-6% anak. Namun 60-90% nya dapat sembuh spontan dalam
satu tahun kehidupan
Pink Eye. Gangguan lain berupa mata sedikit merah dan belekan paling
sering dialami oleh bayi sering disebut Pink Eye. Pink eye atau conjungtivitis
adalah kemerahan dan bengkak pada selaput mata yang menutupi putih
mata dan selaput pada bagian dalam kelopak mata. Pink Eye seringkali
disebabkan karena virus, alergi atau iritasi. Paling kasus infeksi virus, sering
gangguan ini disertai infeksi saluran napas atas lainnya seperti Common
Cold, Flu atau Influenza. Pada penyakit flu yang sering mengalami tampilan
gangguan mata seperti ini sering disebabkan karena virus berjenis
norovirus. Ketika mata bayi atau anak belekan dan sedikit merah di
ujungnya, meski ringan serigkali membuat orangtua panik. Tidak tanggung-
tanggung selain dokter anak juga dikonsultasikan ke dokter ahli mata.
Akhirnya ke dua dokter memberi obat yang berbeda. Sedangkan orangtua
yang memperhitungkan biaya dalam menangani kesehatan anak, hanya
membeli obat tetes mata antibiotika sendiri langsung ke apotik. Padahal
sebagian besar kasus infeksi mata tersebut adalah “Pink Eye” yang bisa
disebabkan alergi, iritasi atau virus flu yang menyertai gangguan saluran
napas dan tidak memerlukan pengobatan khusus seperti antibiotika tetes
mata atau antibiotika minum per oral. Penanganan Pink Eye pada umumnya
cukup dibersihkan kapas atau kain basah hangat yang bersih bila timbul
kotoran mata.
Hordeolum ( stye ) (bintitan atau timbilan). Hordeolum selamai ini
masih dianggap karena infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh
bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, (1) Hordeolum
interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan
mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
(2)Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll.
Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya
benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan.
Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai
dengan pembengkakan kelopak mata. Pada hordeolum interna, benjolan
akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang
kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal
pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang
mata berair dan peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di
kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah. Pada penelitian
Judarwanto W, pada 33 kasus penderita hordeolum yang datang ke Children
Allergy Clinic telah mengalami keluhan lebih dari 2 minggu. Dari sebagian
penderita tersebut sebelum datang ke klinik 60% sudah diberikan
antibiotika tetes dan salep mata, 10% dioperasi dan 30 % belum diobati.
Pada pasien yang dioperasi semua penderita mengalami kekambuhan
hordolum tempat yang sama atau di sekitarnya, bahkan terdapat 2 pasien
yang sudah dioperasi 2 kali. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan
mengetahui riwayat kesehatan sebelumnya ternyata semua pasien
mengalami gejala dan tanda alergi. Saat dilakukan penanganan alergi
dengan melelaui eliminasi provokasi makanan tanpa pemberian obat 88%
atau 29 penderita terdapat perbaikkan tanpa pemberian obat dan operasi
selama 3 minggu. Sedangkan 5 penderita keluar dari penelitian karena tidak
dapat memtuhi prosedur eliminasi provokasi makanan dengan disiplin.
Gangguan Mata dan Alergi
Gejala alergi yang menimbulkan gangguan mata pada bayi sering dicetuskan
dan disebabkan karena banyak faktor. Tetapi yang paling sering terjadi justru
dipicu atau diperberat karena infeksi virus ringan yang tidak terdeteksi.
Sedangkan faktor lainnya dengan manifestasi lebih ringan disebabkan karena
diet ibu bila minum ASI dan makanan yang dikonsumsi termasuk susu sapi. Bila
karena alergi makanan biasanya gangguan keluarnya air mata
berlebihan atau kotoran mata hanya satu sisi dan lebih ringan. Tetapi
bila terkena infeksi virus saluran napas atas maka gangguan sumbatan
lebih berat berupa, gangguan kotoran mata atau pink eye bisa terjadi
pada ke dua mata dengan kotoran mata lebih banyak
Deteksi Alergi
Melihat demikian luas dan banyaknya
pengaruh alergi yang mungkin bisa terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi
sejak dini sebaiknya dilakukan. Gejala serta faktor resiko alergi dapat dideteksi
sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Alergi makanan tidak
terjadi pada semua orang, tetapi sebagian besar orang mempunyai potensi
menjadi alergi. Tampaknya sebagian besar orang bila dicermati pernah
mengalami reaksi alergi. Namun sebagian lainnya tidak pernah mengalami
reaksi alergi. Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor
genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor
pencetus.
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek pada penderita.
Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada
anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka
dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 20 – 40%, ke dua orang tua alergi
resiko meningkat menjadi 40 – 80%. Sedangtkan bila tidak ada riwayat alergi
pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5 – 15%. Pada kasus terakhir ini
bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami
alergi.
Manifestasi klinis lain yang sering menyertai penderita Obstruksi Ductus Nasolacrimalis, Gangguan Mata dan Alergi pada bayi.
GANGGUAN SALURAN CERNA : Sering muntah/gumoh,
kembung,“cegukan”, sering buang angin, sering“ngeden /mulet”, sering
REWEL / GELISAH/COLIK terutama malam hari), Sering buang air besar (> 3
kali perhari), tidak BAB tiap hari, BERAK DARAH. Feses cair, hijau, bau tajam,
kadang seperti biji cabe. Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis,
inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau
“turun berok”) karena sering ngeden sehingga tekanan di dalam perut
meningkat.
Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi,
telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul
bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar
rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang.
Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.
Kuning Timbul kuning tinggi atau kuning bayi baru lahir berkepanjangan
seharusnya setelah 2 minggu menghilang sering disebut Breastfeeding
Jaundice (kuning karena ASI mengandung hormon pregnandiol). Seringkali
jadi pertanyaan mengapa sebagian besar bayi dengan ASI tidak mengalami
kuning berkepanjangan. Setelah usia 6 telapak tangan dan kaki kadang
berwarna kuning, sampai saat ini seringkali dianggap karena terlalu banyak
makan wortel atau kelebihan vitamin A padahal selama ini hipotesa itu
hanya sekedar dugaaan dan belum pernah dibuktikan dengan pemeriksaan
darah. Kuning berkepanjangan meningkat pada bayi bisa sering terjadi pada
bayi dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan obstipasi (sering
ngeden/mulet) dan konstipasi. Bila dicermati saat gangguan saluran cerna
meningkat kuning semkai terlihat jelas dan sebaliknya saat saluran cerna
membaik kuning menghilang.
Mulut hipersensitif. Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan
dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur.
Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah
berwarna lebih gelap atau biru. Produksi air liur meningkat, sehingga sering
“ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar
atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.
Sesak Saat Baru lahir. Sesak segera setelah lahir. Sesak bayi baru lahir
hingga saat usia 3 hari, biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari.
Disertai kelenjar thimus membesar (TRDN (Transient respiratory ditress
Syndrome) /TTNB). BILA BERAT SEPERTI PARU-PARU TIDAK MENGEMBANG
(LIKE RDS). Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin
terjadi paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya
terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut
penelitian beresiko asma (sering batuk/bila batuk sering dahak
berlebihan )sebelum usia prasekolah. Keluhan ini sering dianggap infeksi
paru atau terminum air ketuban.
Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala
sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena
hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara.
Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering
tersedak
Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski
menggunakan AC keringat tetap banyak terutama di dahi
Berat Badan Berlebihan atau kurang. Karena minum yang berlebihan
atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur
<1tahun). Sebaliknya terjadi berat badan turun setelah usia 4-6 bulan,
karena makan dan minum berkurang
Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna
sedikit bentukan kristal yang menempel di papok atau diapers . Hal ini
sering dianggap inmfeksi saluran kencing, saat diperiksa urine seringkali
normal bukan disebabkan karena darah.
Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba
sumer/hangat.
Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa
keputihan/keluar darah dari vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil
merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil
kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat
Badan. Pada bayi berusia di atas 6 bulan dengan keluhan sering mual, BAB
ngeden atau sulit, BAB > 3 kali seringkali mengakibatkan kesulitan makan
atau makan hanya sedikit yang mengakibatkan gangguan kenaikkan berat
badan dan sering mengalami daya tahan tubuh menurun sejak usia 6 bulan.
Pada usia sebelum 6 bulan kenaikkan pesat tetapi setelah usia 6 bulan
kenaikkan relatif datar. Pada penderita hipersensitifitas non alergi (non
atopi) biasa nya ghangguan berat badan dan sulit makan lebih tidak ringan
dan timbul sejak usia sebelum 6 bulan tetapi setelah 6 bulan lebih buruk
PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan karena bayi
sering menangis dianggap haus. Haus palsu adalah tampilan bayi sering
menangis, mulutnya sering seperti mau ngempeng atau mencari puting
tampak sucking refleks berlebihan dirangsang pipinya sedikit sudah seperti
mencari puting. Hal itu belum tentu karena haus atau bukan karena ASI
kurang. Pada bayi alergi yang sering rewel seringkali saluran
cernanya sedikit sakit sehingga bila ada perasaan tidak nyaman bayi akan
sering seperti ngempeng atau minta digendong. Sering menggigit puting
sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu dan napas
dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi
hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.
PERILAKU YANG SERING MENYERTAI PENDERITA ALERGI PADA BAYI
GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang
mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering
dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell : bila menangis napas
berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku.
Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG
normal)
GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN Usia < 1 bulan sudah bisa miring
atau membalikkan badan. Usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat
ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti
(“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga
posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam
posisi tidur, tetapi lebih suka posisiberdiri.Usia > 6 bulan bila digendong
sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala dan
badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala.
Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala.
Sering kebentur kepala atau jatuh dari tempat tidur.
GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung
ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa,
berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari
tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau
tba-tiba duduk dan tidur lagi,
AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka
atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menarik puting susu
ibu dengan gusi atau gigi, menggigit, menjilat tangan atau punggung orang
yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum
ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke
mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam
mulut. Tampak gampang seperti gemes atau menggeram
GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas
bermain, memainkan mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa
lama memperhatikan. Bila minum susu sering terhenti dan teralih
perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar
EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum
susu sering terburu-buru tidak sabaran. Sering berteriak dibandingkan
mengiceh terutama saat usia 6 bulan
GANGGUAN MOTORIK KASAR, GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN
KOORDINASI : Pada POLA PERKEMBANGAN NORMAL adalah BOLAK-BALIK,
DUDUK, MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN sesuai usia. Pada gangguan
keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 –
8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri
dan berjalan.
GANGGUAN ORAL MOTOR: KETERLAMBATAN BICARA: Kemampuan
bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada
gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual
biasanya usia lebih 2 tahun membaik. GANGGUAN MENGUNYAH DAN
MENELAN: Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih
makanan hanya bisa makanan cair dan menolak makanan yang berserat.
Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya dicoba makanan tanpa disaring
tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.
IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan, lebih dominan
berteriak daripada mengoceh.
Memperberat ADHD dab Autis. Jangka panjang akan memperberat
gangguan perilaku tertentu bila anak mengalami bakat genetik seperti
ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan
sosialisasi). Tetapi alergi bukan penyebab Autis tetapi hanya memperberat.
Penderita alergi dengan otak yang normal atau tidak punya bakat Autis tidak
akan pernah menjadi Autis.
Gejala alergi pada bayi selain makanan justru paling sering seringkali diperberat saat sakit atau terjadi oleh
infeksi berupa infeksi virus, bakteri atau infeksi lainnya. Paling sering di antaranya adalah infeksi virus. Pada bayi
tanda dan gejala infeksi virus ringan ini lebih sulit dikenali. Biasanya hanya berupa badan sumer teraba hangat
hanya di kepala, telapak tangan dan badan bila diukur suhu normal. Biasanya disertai bersin, batuk sekali-sekali
dan pada anak bayi tertentu nafas bunyi grok-grok. Flu pada bayi jarang sekali menimbulkan hidung meler
biasanya hanya basah sedikit di sekitar hidung atau batuk sekali-sekali karena refleks batuk pada bayi basih
belum sempurna. Bahkan sebagian dokter menilai gejala infeksi virus tersebut dianggap sebagai
gejala alergi.Pada keadaan sakit seperti itu biasanya ada kontak yang sakit flu, demam, batuk atau infeksi virus
ringan lainnya di dalam di rumah. Sayangnya orangtua juga sering tidak menyadari bahwa selama ini sering
terkena infeksi virus yang gejalanya tidak khas tersebut. Gejala infeksi virus yang ringan yang dialami oleh
penderita dewasa berupa badan ngilu, terasa pegal,nyeri tenggorokan atau kadang disertai sakit kepala. Gejala
ringan, tidak khas dan cepat membaik ini sering dianggap “gejala mau flu tidak jadi”, masuk angin, kurang tidur,
panas dalam atau kecapekan
PENYEBAB ALERGI MAKANAN PADA BAYI
Alergi makanan lebih sering terjadi pada usia bayi atau anak dibandingkan pada
usia dewasa. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada
anak. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan
pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan
enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secara imunologik sIgA
pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal
allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur sistem pertahanan tubuh
tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen, virus
dan bakteri masuk ke dalam tubuh. Dengan pertambahan usia, ketidakmatangan
saluran cerna tersebut semakin membaik. Biasanya setelah 2 tahun saluran
cerna tersebut berangsur membaik. Hal ini juga yang mengakibatkan penderita
alergi sering sakit pada usia sebelum 2 tahun. Fenomena tersebut juga
menunjukkan bahwa sewaktu bayi atau usia anak mengalami alergi makanan
tetapi dalam pertambahan usia membaik.
Gejala dan tanda karena reaksi alergi pada anak dapat ditimbulkan oleh adanya
alergen dari beberapa makanan tertentu yang dikonsumsi bayi. Penyebab alergi
di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat
molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik.
Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara
14.000 sampai 40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga dapat
menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui
mekanisme hapten-carrier.
Susu sapi dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada bayi yang paling
sering. Beberapa penelitian di beberapa negara di dunia prevalensi alergi susu
sapi pada anak dalam tahun pertama kehidupan sekitar 2%. Alergi susu sapi
adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan system tubuh
yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap
protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Reaksi simpang
makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai
intoleransi susu. Sekitar 1-7% bayi pada umumnya menderita alergi terhadap
protein yang terdapat dalam susu sapi. Sedangkan sekitar 80% susu formula
bayi yang beredar di pasaran ternyata menggunakan bahan dasar susu sapi.
Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan
system tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi
hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem
imun. Alergi terhadap protein susu sapi atau alergi terhadap susu formula yang
mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang
terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein
yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan
muncul.
Pada bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif maka diet yang dikonsumsi ibu
sangat berpotensi menimbulkan gangguan alergi. Diet ibu yang sangat
berpotensi menimbulkan gangguan pada bayi yang paling sering adalah ikan
laut (terutama yang kecil seperti udang, kerang, cumi dan sebagainya), kacang
tanah dan buah-buahan (tomat, melon, semangka).
Saat pemberian makanan tambahan usia 4-6 bulan, gejala alergi pada bayi
sering timbal. Jenis makanan yang sering diberikan dan menimbulkan gangguan
adalah pemberian buah-buahan (jeruk, dan pisang), bubur susu (kacang hijau),
nasi tim (tomat, ayam, telor, ikan laut (udang, cumi,teri), keju, dan sebagainya.
Sehingga penundaan pemberian makanan tertentu dapat mengurangi resiko
gangguan alergi pada anak. Menurut beberapa penelitian pemberian
multivitamin pada bayi beresiko alergi ternyata meningkatkan gangguan
penyakit alergi di kemudian hari.
Referensi: Kaujalgi R, Handa S, Jain A, Kanwar AJ. Ocular abnormalities in atopic
dermatitis in Indian patients. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2009 Mar-Apr;75(2):148-51.
Sanke RF. Pseudonasolacrimal duct obstruction caused by nasal allergy. Ophthalmic Surg. 1989 Jan;20(1):63-7.
Reifler DM. Allergic nasolacrimal obstruction. Case report. Arch Ophthalmol. 1988 Feb;106(2):172-3.
Kubba H, Robson AK, Bearn MA. Epiphora: the role of rhinitis. Am J Rhinol. 1998 Jul-Aug;12(4):273-4.
Maini R, MacEwen CJ, Young JD. The natural history of epiphora in childhood. Eye (Lond). 1998;12 ( Pt 4):669-71.
Judarwanto W. Dietary Intervention Food Allergy as a therapy of hordeolum. (unpublished)
Dalam keadaan normal air mata itu terus-menerus dibentuk kelenjar air mata
(glandula lacrimalis) yang terletak di samping luar atas bola mata. Dalam
keadaan normal bola mata akan selalu dibasahi air mata yang penting untuk
nutrisi dan kelembapan bola mata.
Air mata ini mengalir dari samping atas mata mengalir menuju bawah tengah
dan bermuara pada lubang yang letaknya di kelopak mata bawah dekat hidung
(kalau Ibu perhatikan di tempat itu tampak seperti ada titik yang sebenarnya
lubang tempat air mata bermuara). Melalui lubang ini air mata akan terus
mengalir kearah bawah menuju tenggorokan.
Saluran air mata ini disebut ductus nasolacrimalis. (Ingat, kalau mata kita
ditetesi obat tetes mata yang pahit, rasa pahit akan terasa karena obat masuk
ke tenggorokan). Nah dugaan saya ada sumbatan pada saluran ini mungkin oleh
kotoran-kotoran yang memadat atau ditambah ada bagian saluran yang
menyempit sehingga arus aliran air mata tersendat.
Jika aliran terganggu/tidak lancar, bakteri akan tumbuh berlebihan, sehingga
terjadi peradangan/infeksi yang ditandai banyaknya tahi mata yang sebenarnya
nanah. Jadi, pengobatannya di samping antibiotik yang diminum dan diteteskan
kemata juga perlu upaya menghilangkan sumbatan tadi.
Ibu bisa mencoba memijat dengan telunjuk jari Ibu mulai dari arah atas tengah
(muara air mata kanan tadi) di urut ke arah bawah tengah berkali-kali, sehari
dua kali. Tentunya tetap obat tetes mata diberikan. Biasanya dari pengalaman
dalam 1–2 pekan sumbatan itu akan hilang dan mata sembuh dan tidak belekan
lagi.
Bila penyakit tetap berulang, sumbatan itu harus dihilangkan dengan
memasukkan kawat dengan bahan tertentu yang lentur. Tapi ini bisa dilakukan
setelah bayi berumur 1 tahun atau lebih. Karena untuk bayi di bawah 1 tahun,
diameter kawat tadi masih lebih besar dari diameter saluran air mata.
Selamat mencoba dan jangan lupa jaga kebersihan selalu cuci tangan dahulu
sebelum dan sesudah melakukan masase. Dan pakai juga pelicin seperti baby
oil atau minyak kelapa supaya mengurang lecet pada kulit bayi.