belajar mendiagnosa gigi

43
Ilmu konservasi gigi http://revias-clinics.blogspot.com/2010/05/diagnosis-penyakit- pulpa.html http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/konservasi-gigi.html Ilmu konservasi gigi meliputi: 1. Operative Dentistry (ilmu konservasi jaringan keras gigi) Ilmu yang mempelajari teknik restorasi kerusakan / penyakit pada jaringan keras gigi dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan non plastis 2. Endodontik Ilmu kedokteran gigi yang meliputi etiologi, diagnosis, pencegahan dan perawatan penyakit pulpa gigi dan jaringan periapikal yang disebabkan oleh penyakit pulpa Karies berdasarkan kedalamannya: a. Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email. b. Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin c. Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan menembus pulpa. Diagnosis penyakit pulpa : - Pulpitis reversibel - Pulpitis irreversibel - Pulpitis hiperplatik kronis - Nekrosis pulpa - Gangren pulpa

Upload: claudianrj

Post on 19-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Belajar Mendiagnosa Gigi

TRANSCRIPT

Ilmu konservasi gigihttp://revias-clinics.blogspot.com/2010/05/diagnosis-penyakit-pulpa.htmlhttp://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/konservasi-gigi.html

Ilmu konservasi gigi meliputi:1. Operative Dentistry (ilmu konservasi jaringan keras gigi)Ilmu yang mempelajari teknik restorasi kerusakan / penyakit pada jaringan keras gigi dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan non plastis2. EndodontikIlmu kedokteran gigi yang meliputi etiologi, diagnosis, pencegahan dan perawatan penyakit pulpa gigi dan jaringan periapikal yang disebabkan oleh penyakit pulpa

Karies berdasarkan kedalamannya:a.Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email.b.Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentinc.Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin danbahkan menembus pulpa.

Diagnosis penyakit pulpa :-Pulpitis reversibel-Pulpitis irreversibel-Pulpitis hiperplatik kronis-Nekrosis pulpa-Gangren pulpa

1.Pulpitis Reversible

DefinisiPulpitis reversibel adalah-suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius,-tetapi pulpa mampu kembalipada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.-Rasa sakit yangberlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan.

HistopatologiPulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, danadanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun selinflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut

Sebab-sebabPulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa. Tegasnya, penyebabnya dapat salah satu yang tertulis berikut :-trauma, misalnya suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;-syok termal, seperti yang ditimbulkan pada waktumelakukan preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena panas yangberlebihan pada waktu memoles tumpatan;-dehidrasi kavitas dengan alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka;-penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suaturestorasi emas;-stimulus kimiawi, misalnya dari bahan makanan manis atau masam atau dari iritasi tumpatan silikat atau akrilik swa-polimerisasi; atau-bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivita sringan terhadap perubahan temperatur, terutama dingin.-Sensitivitas macam itu dapatberlangsung 2 sampai 3 hari atau seminggu atau bahkan lebih lama, tetapi berangsur-angsur akan hilang.-sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversible

Gejala-gejala-Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.-Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin.-Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjutbila penyebabnya telah ditiadakan.

Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah danberlangsung lebih lama.

Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.

-Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.

DiagnosisDiagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien danberdasarkan tes klinis.Rasa sakitnya tajam,berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan.Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.Rasa sakit dapat menjadi kronis.Meskipun masing-masingparoksisme (serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar,paroksisme dapatberlanjut berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati.Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat.Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normalbereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografijaringan periapikal adalah normal.

Anamnesa :Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asinNyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerusRasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif:Ekstra oral : Tidak ada pembengkakanIntra oral :oPerkusi (-)oKaries mengenai dentin/karies profundaoPulpa belum terbukaoSondase (+)oChlor etil (+)

2.Pulpitis irreversibel

DefinisiPulpitis irreversibel adalah suatu-kondisi inflamasi pulpa yangpersisten,-dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius.

-Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, ataurasa sakit timbul secara spontan.

-Rasa sakitbertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.

HistopatologiGangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akutdi dalam pulpa. Pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahayayang berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapatmenyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasidi dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa.

Sebab-sebabSebab paling umum pulpitis irreversibel adalah-keterlibatanbacterial pulpa melalui karies, meskipun factor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis,yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkanpulpitis.-Sebagai yang dinyatakan sebelumnya, pulpitis reversibel dapat memburukmenjadi pulpitisirreversibel.

Gejala-gejalaPada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :-perubahan temperatur, terutama dingin;-bahan makanan manis atau masam;-tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi;-sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

-Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan-dapat datang dan pergi secara spontan, tanpapenyebab yang jelas.

-Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah.

-Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal.Diagnosis

Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa ataukaries di bawah tumpatan.Pulpa mungkin sudah terbuka.Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probingke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerahpulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan.Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masukke kamar pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies dibawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritaspulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat belakangan,bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tesmobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

Anamnesa :Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telingaPenderita tidak dapat menunjukkangigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :Ekstra oral : tidak ada kelainanintra oral :Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makananoPulpa terbuka bisa juga tidakoSondase (+)oKhlor ethil (+)oPerkusi bisa (+) bisa (-)

3.Pulpitis hiperplastik kronis

DefinisiPulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu-inflamasipulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yangberlangsung lama.

HistopatologiSecara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat.Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada polippulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat berasal dari gingival atau dari selepithelial mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi.Jaringan didalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies.Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial

Sebab-sebab-Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresifmerupakan penyebabnya.-Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.-Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksibacterial sering mengadakan stimulus.

Gejala-gejalaPulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecualiselama mastikasi, bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa tidakmenyenangkan

DiagnosisGangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda. Penampilan jaringan polipoid secara klinis adalah khas :suatu massapulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan pulpa normal dan lebih sensitifdaripada jaringan gingival.Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah yang subur.Jikajaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam kavitas.Tidak begitu sukar untuk mendiagnosi pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika digunakan dingin yang ekstriem, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal untuk mendapatkan suatureaksi dengan menggunakan tester pulpalistrik.

4.Neksrosis pulpa

Definisi-Nekrosis adalah matinya pulpa.-Dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada apakah sebagian atau seluruhnya terlibat.Nekrosis, meskipun suatu akibat inflamasi, dapat juga terjadi setelah injuri traumatik yang pulpanya rusaksebelum terjadi reaksi inflamasi.

BakteriologiBanyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik. Pada persentase tinggi kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran floramikrobial, aerobik dan anaerobik.

HistopatologiJaringan pulpa nekrotik, debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai padaligament periodontal.JenisNekrosis ada dua jenis umum :-koagulanPada nekrosis koagulan, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid.caseationadalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yangjaringan berubah menjadi massa seperti keju terdiri terutama atas protein yangmengental, lemak dan air.-Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubahjaringan menjadi massa yangmelunak, suatu cairan, atau debris amorfus.

PenyebabNekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakanpulpa seperti bakteri, trauma daniritasi kimiawi.

Gejala-gejalaGigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidakmenyebabkan gejala rasa sakit. Sering,-diskolorisasi gigi adalah indikasi pertamabahwa pulpa mati.-Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkankarena translusensi normal yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalamiperubahan warna keabua-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotikmungkin ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi macam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik.-Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.

DiagnosisRadiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatanbesar, suatu jalan terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal.Beberapa gigi tidak mempunyai kavitas ataupu tumpatan, dan pulpanya mati sebagaiakibat trauma. Sedikit pasien mempunyai riwayat rasa sakit parah yang berlangsungbeberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh penghentian seluruh rasa sakit yangterjadi. Selama waktu ini, pulpa sudah hampir tamat riwayatnya dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan sehat.Pada kasus lain, pasien tidak sadarbahwa pulpa telah mati secara perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa gejala. Gigidengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau teskavitas.Namun demikian pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal terhadap arus maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uaplembab yang terdapat dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vitaltetangganya. Pada pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan danbereaksi dengan cara yang sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi.Suatu korelasi tes dingin dan tes listrik dan suatu riwayat rasa sakit, bersama denganpemeriksaan klinis yang cermat, harus menentukan suatu diagnosis yang tepat.

5.Gangren pulpa

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagaisistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah selpulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruangpulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-selsebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali olehproses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentindan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang salingtumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubangdangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. padapulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, danpempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut terciumbau busuk akibatdari proses pembusukan dari toksin kuman.

Gejala klinikGejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebutjuga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium baubusuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yangmasih vital.

Diagnosis dan differential diagnosisDiagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan intraoral).Berdasarkanpemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :-Karies profunda (+)--Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkanbeberapa kali ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.--Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.--Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalusentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulutpasien.--Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihatjuga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkanpenebalan.

PROSEDUR PENCABUTANGIGI PERMANENI.MENYAPA PASIEN DENGAN RAMAHII.ANAMNESA1.Menanyakan dan mencatat identitas penderita :Nama: Umur: Alamat: Pekerjaan: 2.Keluhan Utama :2.1Menanyakan lokasi gigi yang sakit2.2Mulai kapan dirasakan2.3Sifat sakit :a.Terus menerusb.Kadang-kadangTimbulnya rasa sakit :a.Terus menerusb.Kadang-kadangRasa sakit menyebar / setempat.Sudah diobati / belum :a.Macam obat ( jenis, jumlah )b.Asal obat ( resep dokter / beli sendiri )c.Minum obat terakhir kapan ?3.Riwayat Kesehatan Umum :Apakah punya penyakit :Jantung : keluar keringat dingin, berdebar, sesak nafas, nyeri dadaKencing manisKeluhan 3 P ( sering kencing, sering lapar, sering haus )Bila ada luka tidak sembuh-sembuhBau mulut khas ( HALITOSIS )Radang jaringan penyangga menyebabkan gigi goyang ( tanpa sebab lokal sebagian besar gigi goyang )Darah tinggi bila ada riwayat tekanan darah tinggi periksa tekanan darah.Cara : lihat prosedur pemeriksaan tekanan darah.Kehamilan pada wanitaBerapa umur kehamilan.Yang berhubungan dengan pemberian obat dan anaesthesi.Alergi berhubungan dengan pemberian obat.Asma apakah asma bronchiale/cardiole yang berhubungan dengan pemberian obat.TBC preventif untuk operator ( drg, perawat gigi ), dengan masker.Hepatitis :oberhubungan dengan gejala hepatitis ( rasa mual, muntah, icterus )opreventif untuk operator ( harus pakai handscoone )HIV / AIDS / Penyakit kelaminBila kesulitan mengetahui Px + / -Proteksi diri sendiri dengan memakai sarung tangan, masker ( OPERATOR )III.PEMERIKSAANE.O: Pipi diraba: dengan empat jari dengan menekan pipi secara lembut bila ada benjolan / pembengkakan kekenyalannya : - keras / lunak- ada fluktuasi / tidakBibir dilihat: cara :ditarik dengan 2 jari ( telunjuk dan jempol )untuk bibir bawah ditarik ke bawahuntuk bibir atas ditarik ke atasada / tidak perubahan warnaada / tidak benjolan / pembengkakandiraba:bila ada perubahan warna / benjolan diraba dengancara : ditekan secara lembut dengan 2 jari( bila ada pembengkakan )bilaada pembengkakan bagaimanakekenyalannya:keras / lunakoada fluktuasi / tidakKel.Lymphe: diraba :ada pembengkakan / tidak dengan menggunakan 2 jari telunjuk + jari tengahI.O:1.Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan :Perkusi : cara : sama dengan prosedur perkusiDruk / ditekan : cara : sama dengan prosedur druk pada tumpatan2.Pemeriksaan pada seluruh gigi di jaringan sekitar gigi.Meliputi : warna, posisi ( malposisi ) karies dan kelainan-kelainan lainnya3.Mukosa pipi / jar.periodontalIV.DIAGNOSADitegakkan berdasarkan :AnamnesaKeluhan utamaPemeriksaan E.OPemeriksaan I.OV.RENCANA PERAWATANPencabutan gigi permanenDiagnosaBila masih infeksius akut, maka pencabutan di tunda,dan menjelaskan kepada PX tentang bahaya bila pencabutan dilakukan pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi akut.Memberi pengobatan dan menjadwal rencana pencabutan.Memberitahu PX bahwa gigi nya harus dicabut, dan memberitahu setiap tahap yang akan dilakukan serta menanyakan apakah PX sudah makan atau belumTAHAP YANG DI LAKUKANMemberitahu PX ttg lokasi atau tempat yang akan di anasthesi ( di suntik )Asepsis daerah yang akan di lakukan penyuntikan dengan menggunakan antiseptikSetelah jarum di suntikkan , aspirasi untuk memastikan tidak terjadi injeksi ekstra vaskulerDeponir bahan anesthesi secara perlahan apabila terjadi penumpukkan cairan aneshesi,lakukan massage di tempat yang di anesthesiObservasi PX sambil menunggu efek anesthesi(dengan pertanyaan, apakah PX sudah merasa tebal atau ada efek gringgingan pada lokasi penyuntikan dan sekitar gigi yang akan dilakukan pencabutan,bila penyuntikan MA juga ditanyakan apakah terasa gringgingan pada ujung separo lidah/satu sisi, serta dilakukan observasi dengan memakai alat,sonde pada gigi melingkar servikal dan lakukan drug pada gigi untuk memastikan apakah anasthesi sudah benar-benar sudah bereaksiJika anesthesi sudah bereaksi , baru dilakukan ekstraksiApabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk memastikan tidak ada sisa gigi / fragmen tulangKompresi soket, lalu gigit tamponkurang lebih 30 menit s/d 1 jamINSTRUKSI PASCA PENCABUTANMemberi instruksi kepada PX :tidak makan sebelum efek anesthesi hilang, dengan tujuan agar PX tidak tergigit.Untuk PX yang perokok dianjurkan tidak merokok dalam waktu 24 jam.Untuk mengunyah, mempergunakan sisi yang tidak di cabutTidak diperkenan menghisap hisapbekas cabutanMeminum obat yang telah di resepkan dokter gigiMenjelaskan manfaat dari instruksi, dan akibat bila PX tidak mematuhi instruksi.Kontrol pasca pencabutan

II.1. Definisi pencabutan gigi4Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimanan pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi.Pencabutan gigi juga adalah operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.Pencabutan Gigi atau extraction adalah tindakan bedah minor guna mengambil gigi dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan anastesi (pembiusan).(3)Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa mendatang.Seorang dokter gigi haruslah mengusahakan agar setiap pencabutan gigi yang dilakukannya merupakan suatu tindakan yang ideal. Untuk mencapai tujuan tersebut dan menghindari komplikasi yang mungkin timbul pada pencabutan gigi haruslah mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari pencabutan gigi.

II.2. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan gigiIndikasi : 41. Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan dengan perawatan apapun.2. Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut jika perawatan endodontic tidak dapat dilakukan.3. Periodontitis apical. Gigi posterior non-vital dengan penyakit periapikal sering harus dilakukan pencabutan.4. Penyakit periodontal. Sebagai panduan, kehilangan setengah dari kedalaman tulang alveolar yang normal atau ekstensi poket ke bifurkasi akar gigi bagian posterior atau mobilitas yang jelas berarti pencabutan gigi tidak bias dihindari lagi.5. Gigi pecah atau patah. Dimana garis pecah setengah mahkota dari akar.6. Rahang pecah. Jika garis gigi peca mungkin harus dilakukan pencabutan untuk mencegah infeksi tulang.7. Gigi yang merusak jaringan lunak, jika pengobatan atau terapi lainnya tidak mecegah trauma atau kerusakan.8. Salah tempat dan dampaknya. Harus dilakukan pencabutan ketika gigi menjadi karies, menyebabkan nyeri, atau kerusakan batas gigi.9. Gigi yang tidak dapat disembuhkan dengan ilmu konservasi10. Gigi impaksi dan gigi non erupsi (tidak semua gigi impaksi dan non erupsi dicabut)11. Gigi utama yang tertahan apabila gigi permanen telah ada dan dalam posisi normal.12. Persiapan radioterapi. Sebelum radiasi tumor oral, gigi yang tidak sehat membutuhkan pencabutan, atau pengangkatan untuk mereduksi paparan radiasi yang berhubungan dengan osteomelitis.13. Gigi dengan supernumerary, maksudnya gigi yang berlebih yg tumbuh secara tidak normal.(2)14. Gigi persistensi, gigi sulung yang tidak tanggal pada waktunya, sehinggamenyebabkan gigi tetap terhambat pertumbuhannya.(2)15. Gigi yang menyebabkan fokal infeksi, maksudnya dengan keberadaan gigi yang tidak sehat dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia.(2)16. Gigi dengan fraktur/patah pada akar krena trauma misalnya jatuh, kondisi ini jelas akan membuat rasa sakit berkelanjutan pada penderita hingga gigi tersebut menjadi non vital atau mati.(2)17. Gigi dengan sisa akar, sisa akar akan menjadi patologis karena hilangnya jaringan ikat seperti pembuluh darah, kondisi ini membuat akar gigi tidak vital.(2)18. Untuk keperluan perawatan ortodontik ataupun prostodontik, biasanya hal ini merupakan perawatan konsul dari bagian ortodontik dengan mempertimbangkan pencabutan gigi untuk mendapatkan ruangan yang dibutuhkan dalam perawatannya.(2)19. Dan biasanya yang terakhir adalah keinginan pasien untuk dicabut giginya, dengan pertimbangan 'langsung' menghilangkan keluhan sakit giginya, walaupun gigi tersebut masih dirawat secara utuh.(2)

Kontraindikasi :Kontra Indikasi Sistemik(11)Pasien dengan kontra indikasi yang bersifat sistemik memerlukan pertimbangan khusus untuk dilakukan eksodonsi. Bukan kontra indikasi mutlak dari eksodonsi. Faktor-faktor ini meliputi pasien-pasien yang memiliki riwayat penyakit khusus. Dengan kondisi riwayat penyakit tersebut, eksodonsi bisa dilakukan dengan persyaratan bahwa pasien sudah berada dalam pengawasan dokter ahli dan penyakit yang menyertainya bisa dikontrol dengan baik. Hal tersebut penting untuk menghindari terjadinya komplikasi sebelum pencabutan, saat pencabutan, maupun setelah pencabutan gigi.1. Diabetes MellitusMalfungsi utama dari diabetes melitus adalah penurunan absolute atau relative kadar insulin yang mengakibatkan kegagalan metabolisme glukosa. Penderita diabetes melitus digolongkan menjadi:1. Diabetes Melitus ketergantungan insulin (IDDM, tipe 1, juvenile,ketotik, britlle).Terjadi setelah infeksi virus dan produksi antibodi autoimun pada orang yang predisposisi antigen HLA. Biasanya terjadi pada pasien yang berumur di bawah 40 tahun.2. Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (NDDM, tipe 2, diabetes dewasa stabil).Diturunkan melalui gen dominan dan biasanya dikaitkan dengan kegemukan. Lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun.Pembedahan dentoalveolar yang dilakukan pada pasien diabetes tipe 2 dengan menggunakan anestesi local biasanya tidak memerlukan tambahan insulin atau hipoglikemik oral. Pasien diabetes tipe 1 yang terkontrol harus mendapat pemberian insulin seperti biasanya sebelum dilakukan pembedahan; dan makan karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Perawatan yang terbaik untuk pasien ini adalah pagi hari sesudah makan pagi. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, yang sering disebabkan oleh karena sulit mendapatkan insulin, harus dijadikan terkontorl lebih dahulu sebelum dilakukan pembedahan. Ini biasanya memerlukan rujukan dan kemungkinan pasien harus rawat inap.Diabetes dan InfeksiDiabetes yang terkontrol dengan baik tidak memerlukan terapi antibiotik profilaktik untuk pembedahan rongga mulut. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol akan mengalami penyembuhan lebih lambat dan cenderung mengalami infeksi, sehingga memerlukan pemberian antibiotik profilaksis. Responnya terhadap infeksi tersebut diduga keras akibat defisiensi leukosit polimorfonuklear dan menurunnya atau terganggunya fagositosis, diapedisis, dan khemotaksis karena hiperglikemi. Sebaliknya, infeksi orofasial menyebabkan kendala dalam pengaturan dan pengontrolan diabetes, misalnya meningkatnya kebutuhan insulin. Pasien dengan riwayat kehilangan berat badan yang penyebabnya tidak diketahui, yang terjadi bersamaan dengan kegagalan penyembuhan infeksi dengan terapi yang biasa dilakukan, bisa dicurigai menderita diabetes.Keadaan Darurat pada DiabetesDiabetes kedaruratan, syok insulin (hipoglikemia), dan ketoasidosis (hiperglikemia) lebih sering terjadi pada diabetes tipe 1. Kejadian yang sering terlihat adalah hipoglikemia, yang dapat timbul sangat cepat apabila terjadi kegagalan menutupi kebutuhan akan insulin dengan asupan karbohidrat yang cukup. Sedangkan ketoasidosis biasanya berkembang setelah beberapa hari. Pasien yang menderita hipoglikemia menunjukkan tanda-tanda pucat, berkeringat, tremor, gelisah, dan lemah. Dengan pemberian glukosa secara oral (10-20 gram), kondisi tersebut akan dengan mudah membaik. Kegagalan untuk merawat kondisi ini akan mengakibatkan kekejangan, koma, dan mungkin menyebabkan kematian. Untuk mengatasi ketoasidosis diperlukan pemberian insulin dan cairan. Hal tersebut sebaiknya dilakukan di rumah sakit (pasien rawat inap).

2. KehamilanPregnancy bukan kontraindikasi terhadap pembersihan kalkulus ataupun ekstraksi gigi, karena tidak ada hubungan antara pregnancy dengan pembekuan darah. Perdarahan pada gusi mungkin merupakan manifestasi dari pregnancy gingivitis yang disebabkan pergolakan hormon selama pregnancy.Yang perlu diwaspadai adalah sering terjadinya kondisi hipertensi dan diabetes mellitus yang meskipun sifatnya hanya temporer, akan lenyap setelah melahirkan, namun cukup dapat menimbulkan masalah saat dilakukan tindakan perawatan gigi yang melibatkan perusakan jaringan dan pembuluh darah. Jadi, bila ada pasien dalam keadaan pregnant bermaksud untuk scaling kalkulus atau ekstraksi, sebaiknya di-refer dulu untuk pemeriksaan darah lengkap, laju endap darah, dan kadar gula darahnya. Jangan lupa sebelum dilakukan tindakan apapun, pasien dilakukan tensi dulu.Kalau memang ada gigi yang perlu diekstraksi (dimana hal itu tidak bisa dihindari lagi, pencabutan gigi (dan juga tindakan surgery akut lainnya seperti abses,dll) bukanlah suatu kontraindikasi waktu hamil. Hati-hati bila pada 3 bulan pertama. rontgen harus dihindari saja kecuali kasus akut (politrauma, fraktur ,dll). Hati-hati bila menggunakan obat bius dan antibiotic, (ada daftarnya mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (FDA) sedative (nitrous oxide, dormicum itu tidak dianjurkan). Kalau memang harus dicabut giginya atau scalling pada ibu hamil, waspada dengan posisi tidurnya jangan terlalu baring, karena bisa bikin kompresi vena cafa inferior.Kalau memang riskan, dan perawatan gigi-mulut tidak dapat ditunda sampai post-partus, maka sebaiknya tindakan dilakukan di kamar operasi dengan bekerja sama dengan tim code blue, atau tim resusitasi. Ekstraksi gigi pada pasien hamil yang sehat bisa dilakukan dengan baik dan aman di praktek, clinic biasa, atau rumah sakit.Kesulitan yang sering timbul pada ekstraksi gigi pada ibu hamil adalah keadaan psikologisnya yang biasanya tegang, dll. Seandainya status umum pasien yang kurang jelas sebaiknya di konsulkan dulu ke dokter obsgin-nya.

3. Penyakit KardiovaskulerSebelum menangani pasien ketika berada di klinik, kita memang harus mengetahui riwayat kesehatan pasien baik melalui rekam medisnya atau wawancara langsung dengan pasien. Jika ditemukan pasien dengan tanda-tanda sesak napas, kelelahan kronis, palpitasi, sukar tidur dan vertigo maka perlu dicurigai bahwa pasien tersebut menderita penyakit jantung. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lanjut yang teliti dan akurat, misalnya pemeriksaan tekanan darah. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung diagnosa sehingga kita dapat menyusun rencana perawatan yang tepat dan tidak menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.Pada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien meningkat, tekanan darah pasien naik menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.Pasien dengan penyakit jantung termasuk kontra indikasi eksodonsi. Kontra indikasi eksodonsi di sini bukan berarti kita tidak boleh melakukan tindakan eksodonsi pada pasien ini, namun dalam penangannannya perlu konsultasi pada para ahli, dalam hal ini dokter spesialis jantung. Dengan berkonsultasi, kita bisa mendapatkan rekomendasi atau izin dari dokter spesialis mengenai waktu yang tepat bagi pasien untuk menerima tindakan eksodonsi tanpa terjadi komplikasi yang membahayakan bagi jiwa pasien serta tindakan pendamping yang diperlukan sebelum atau sesudah dilakukan eksodonsi, misalnya saja penderita jantung rema harus diberi penicillin sebelum dan sesudah eksodonsi dilakukan.

4. Kelainan Daraha. Purpura hemoragikPada pasien dengan keadaan scurvy lanjut maka perdarahan ke dan dari dalam gusi merupakan keadaan yang biasa terjadi. Hal ini disebabkan karena fragilitas kapiler (daya tahan kapiler abnormal terhadap rupture) pada pasien tersebut dalam keadaan kurang, sehingga menuju kearah keadaan mudah terjadi pendarahan petechie dan ecchimosis.Perlu ditanyakan kepada pasien tentang riwayat perdarahan pasca eksodonsia, atau pengalaman pendarahan lain. Selanjutnya diteruskan pada pemerikasaan darah yaitu waktu pendarahan dan waktu penjedalan darah, juga konsentrasi protrombin.b. LekemiaPada lekemia terjadi perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit dan prekursornya dalam darah dan sumsum tulang. Sehingga mudah infeksi dan terjadi perdarahan.b.1. Lekemia LimfatikaTanda2 : badan mkn lelah dan lemah tanda2 anemia pucat, jantung berdesir, tknn drh rendah limfonodi membesr dsluruh tbh gusi berdarah petechyae perdarahan pasca eksodonsia batuk2 pruritus pemeriksaan darah menunjukkan ada anemia tipe sekunderb.2. Lekemia Mielogenous Kek. Tbh penderita bkrg bb berkurang tanda2 anemia pembesaran limfa perut terasa kembung & mual demam gangguan gastro intestinal gatal2 pada kulit perdrahan pd bbgai bag tbh gangguan penglihatan / perdarahan krn infiltrais leukemik perbesaran lien perdarahan petechyae perdrahan gusi rasa berat di daerah sternumc. AnemiaCiri-ciri anemia yaitu rendahnya jumlah hemoglobin dalam darah sehingga kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi berkurang. Selain itu, penderita anemia memiliki kecenderungan adanya kerusakan mekanisme pertahanan seluler.d. HemofiliaSetelah tindakan ekstraksi gigi yang menimbulkan trauma pada pembuluh darah, hemostasis primer yang terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan darah) yang meliputi luka, disebabkan karena adanya interaksi antara trombosit, faktor-faktor koagulasi dan dinding pembuluh darah. Selain itu juga ada vasokonstriksi pembuluh darah. Luka ekstraksi juga memicu clotting cascade dengan aktivasi thromboplastin, konversi dari prothrombin menjadi thrombin, dan akhirnya membentuk deposisi fibrin.Pada pasien hemofilli A (hemofilli klasik) ditemukan defisiensi factor VIII. Pada hemofilli B (penyakit Christmas) terdapat defisiensi faktor IX. Sedangkan pada von Willebrands disease terjadi kegagalan pembentukan platelet, tetapi penyakit ini jarang ditemukan.Agar tidak terjadi komplikasi pasca eksodonsia perlu ditanyakan adakah kelainan perdarahan seperti waktu perdarahan dan waktu penjendalan darah yg tdk normal pada penderita

5. HipertensiBila anestesi lokal yang kita gunakan mengandung vasokonstriktor, pembuluh darah akan menyempit menyebabkan tekanan darah meningkat, pembuluh darah kecil akan pecah, sehingga terjadi perdarahan. Apabila kita menggunakan anestesi lokal yang tidak mengandung vasokonstriktor, darah dapat tetap mengalir sehingga terjadi perdarahan pasca ekstraksi.Penting juga ditanyakan kepada pasien apakah dia mengkonsumsi obat-obat tertentu seperti obat antihipertensi, obat-obat pengencer darah, dan obat-obatan lain karena juga dapat menyebabkan perdarahan.

6. JaundiceTanda-tandanya adalah ( Archer, 1961 ) ialah kulit berwarna kekuning-kuningan disebut bronzed skin, conjuntiva berwarna kekuning-kuningan, membrana mukosa berwarna kuning, juga terlihat pada cairan tubuh ( bila pigmen yang menyebabakan warna menjadi kuning ).Tindakan eksodonsi pada penderita ini dapat menyebabkan prolonged hemorrahage yaitu perdarahan yang terjadi berlangsung lama sehingga bila penderita akan menerima pencabutan gigi sebaiknya dikirimkan dulu kepada dokter ahli yang merawatnya atau sebelum eksodonsi lakukan premediksi dahulu dengan vitamin K.

7. AIDSLesi oral sering muncul sebagai tanda awal infeksi HIV. Tanpa pemeriksaan secara hati-hati, sering lesi oral tersebut tidak terpikirkan, karena lesi oral sering tidak terasa nyeri. Macam-macam manifestasi infeksi HIV pada oral dapat berupa infeksi jamur, infeksi bakteri, infeksi virus dan neoplasma.Pada penderita AIDS terjadi penghancuran limfosit sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi berkurang. Pada tindakan eksodonsi dimana tindakan tersebut melakukan perlukaan pada jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi yang lebih parah. Bila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan perawatan medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut gigi.Dengan demikian, apabila dokter gigi sudah menemui gejala penyakit mematikan ini pada pasiennya, maka dokter bisa langsung memperoteksi diri sesuai standar universal precautaion (waspada unievrsal). Perlindungan ini bisa memakai sarung tangan, masker, kacamata, penutup wajah, bahkan juga sepatu. Karena hingga kini belum ditemukan vaksin HIV.

8. SifilisSifilis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan Treponema pallidum. Pada penderita sifilis, daya tahan tubuhnya rendah, sehingga mudah terjadi infeksi sehingga penyembuhan luka terhambat.

9. NefritisEksodonsi yang meliputi beberapa gigi pada penderita nefritis, dapat berakibat keadaan nefritis bertambah buruk. Sebaiknya penderita nefritis berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli sebelum melakukan eksodonsi.

10. Malignansi OralDi daerah perawatan malignasi suatu rahang melalui radiasi sel jaringan mempunyai aktivitas yang rendah sehingga daya resisten kurang terhadap suatu infeksi. Eksodonsia yang dilakukan di daerah ini banyak yang diikuti osteoradionekrosis rahang ( Archer, 1966 ). Apabila perawatan rad iasi memang terpaksa harus dikerjakan sehubungan dengan malignansi tersebut maka sebaiknya semua gigi pada daerah yang akan terkena radiasi dicabut sebelum dilakukan radiasi. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa semua gigi yang masih ada di daerah itu, dibuang bersih dahulu sebelum penderita menerima radiasi yang berat.Tujuan utama adalah mencabut gigi-gigi dan melakukan alveolektomi seluruh processus alveolaris sejauh sepertiga dekat apeks lubang alveolus. Mukoperiosteal flap dibuka lebar pada daerah yang akan dikerjakan operasi dan kemudian direfleksikan ke arah lipatan mukobukal atau lipatam labial. Semua tulang labial atau bukal diambil dengan menggunakan chisel dan mallet. Pengambilan tulang tersebut meliputi daerah akar dan interseptal, dan kemudian gigi-gigi dicabut. Dengan memakai bone rongers, chisel, bone burs yang besar , kikir bulat. Semua tulang alveolus yang tinggal dan tulang kortikal bagian lingual diambil dengan meninggalkan sepertiga dari tulang apeks alveolus. Kemudian flaps yang berlebihan digunting agar masing-masing ujung flaps dapat bertemu dengan baik, tanpa terdapat teganagan. Penyembuhan biasanya cepat dan perawatan radiasi dapat dimulai dalam waktu seminggu.

11. HipersensitivitasBagi pasien dengan alergi pada beberapa jenis obat, dapat mengakibatkan shock anafilaksis apabila diberi obat-obatan pemicu alergi tersebut. Oleh karena itu, seorang dokter gigi perlu melakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan dan menghindari obat-obatan pemicu alergi.

12. Toxic GoiterCiri-ciri pasien tersebut adalah tremor, emosi tidak stabil, tachycardia dan palpitasi , keringat keluar berlebihan, glandula tiroidea membesar secara difus (kadang tidak ada), exophthalmos (bola mata melotot), berat badan susut, rata-rata basal metabolic naik, kenaikan pada tekanan pulsus, gangguan menstruasi (pada wanita), nafsu makan berlebih.Tindakan bedah mulut, termasuk mencabut gigi, dapat mengakibatkan krisis tiroid, tanda-tandanya yaitu setengah sadar, sangat gelisah ,tidak terkontrol meskipun telah diberi obat penenang.Pada penderita toxic goiter jangan dilakukan tindakan bedah mulut, termasuk tindakan eksodonsi, karena dapat menyababkan krisis tiroid dan kegagalan jantung.

Kontra Indikasi Lokal(11)Kontraindikasi eksodonsi yang bersifat setempat umumnya menyangkut suatu infeksi akut jaringan di sekitar gigi.1. Infeksi gingival akutInfeksi gingival akut biasa juga disebut dengan acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG) atau fusospirochetal gingivitis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri fusospirochaetal atau streptococcus.Ciri-ciri penderita infeksi gingival akut adalah :a. memiliki OH yg jelekb. perdarahan pada gusic. radang pada gusid. sakite. nafas tidak sedap (adanya akumulasi plak)2. Infeksi perikoronal akutMerupakan infeksi yang terjadi pada jaringan lunak di sekitar mahkota gigi molar yang terpendam (gigi impaksi). Perikoronitis dapat terjadi ketika gigi molar 3 bererupsi sebagian (hanya muncul sedikit pada permukaan gusi). Keadaan ini menyebabkan bakteri dapat masuk ke sekitar gigi dan menyebabkan infeksi. Pada perikoronitis, makanan / plak dapat tersangkut di bawah flap gusi di sekitar gigi sehingga dapat mengiritasi gusi, pembengkakan dan infeksi dapat meluas di sekitar pipi, leher, dan rahang. Selain itu, faktor-faktor yang juga menyebabkan infeksi adalah trauma dari gigi di sebelahnya, merokok dan infeksi saluran pernapasan bagian atas.3. Sinusitis maksilaris akutSinus adalah rongga berisi udara yang terdapat di sekitar rongga hidung. Sinusitis (infeksi sinus) terjadi jika membran mukosa saluran pernapasan atas (hidung, kerongkongan, sinus) mengalami pembengkakan. Pembengkakan tersebut menyumbat saluran sinus yang bermuara ke rongga hidung. Akibatnya cairan mukus tidak dapat keluar secara normal. Menumpuknya mukus di dalam sinus menjadi faktor yang mendorong terjadinya infeksi sinus.Gejala sinusitis akut : Nyeri, sakit di sekitar wajah Hidung tersumbat Kesulitan ketika bernapas melalui hidung Kurang peka terhadap bau dan rasa Eritem di sekitar lokasi sinus Jika menunduk ke depan nyeri berdenyut akan terasa di sekitar wajah4. RadiasiAlasan melarang eksodonsi dengan keadaan seperti tersebut diatas adalah bahwa infeksi akut yang berada di sekitar gigi, akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh dan terjadi keadaan septikemia. Septikemia adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan oleh infeksi dengan tanda-tanda respon sistemik, septikimia juga biasa diartikan dengan infeksi berat pada darah. Infeksi dalam rongga mulut bila tidak ditangani secara adekuat dapat menjadi suatu induksi untuk terjadinya sepsis. Bila pasien telah mengalami sepsis dan tidak segera ditangani maka keadaan sepsis ini akan berlanjut menjadi syok septic dan dapat mengakibatkan kematian pasien.Tanda-tanda respon sistemik sepsis :a. Takhipne (respirasi > 20 kali/menitb. Takhikardi (denyut nadi > 90 kali/menit)c. Hipertermi (suhu badan rektal > 38,3)Sedangkan syok septik adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh tidak cukupnya perfusi jaringan dan adanya hipoksia jaringan yang disebabkan oleh sepsis. Keadaan diatas kadangkala disebut juga Sindroma Respon Inflamasi Sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome = SIRS) yaitu suatu respon inflamasi sistemik yang bervariasi bentuk kliniknya, ditunjukkan oleh dua atau lebih keadaan sebagai berikut :a. Temperatur > 38b. Denyut jantung > 90 kali /menitc. Respirasi > 20 kali/menitd. Jumlah leukosit > 12.000/mm3 atau 3Komplikasi pencabutan gigi molar impaksiKomplikasi secara terminologi adalah penyakit atau jejas yang terjadi pada waktu dilakukan terapi penyakit sebelumnya.4 Waktu pencabutan gigi molar impaksi tidak dapat ditentukan dengan jelas. Bila telah ada indikasi pencabutan gigi tersebut, maka tindakan pencabutan gigi molar tiga impaksi sebaiknya pada usia relatif muda pada waktu pertumbuhan tulang telah berhenti (16-18 tahun), karena akan mengurangi komplikasi karena akar belum terbentuk sempurna (sebaiknya bila akar telah terbentuk sepertiga atau duapertiga) dan tulang sekitar gigi belum padat.5,6Bagian terpenting dari pencabutan gigi impaksi karena tindakan ini adalah tindakan elektif adalah pemberian penjelasan dan konsultasi tentang resiko dan komplikasi sebelum tindakan.Beberapa komplikasi pencabutan gigi impaksi yang sering dijumpai:1. Nyeri dan Bengkak 4,7,8Ketidak nyamanan, bengkak dan rasa nyeri merupakan suatu konsekuensi tindakan pencabutan gigi impaksi, yang harus diminimalkan. Waktu tindakan yang lama dan retraksi flap akan menambah pembengkakan. Pada umumnya tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan kompres es dan pemberian preparat steroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat seperti betametason dan eksametason pra bedah. Tindakan lain adalah dengan melakukan irigasi cairan fisiologis yang adekuat selama operasi dan menggunakan anestesi lokal long acting seperti bupivacain.2. Kerusakan saraf 4,7,8Kerusakan saraf sangat mungkin terjadi pada tindakan operasi gigi molar tiga impaksi dengan frekuensi berkisar 0,5-5% .2 Pada umumnya kerusakan saraf akan mengalami perbaikan secara spontan terutama saraf alveolaris inferior karena terletak dalam kanalis mandibula sehingga ujung2 saraf yang rusak dapat dengan lebih baik mendekat secara spontan.2.1. Saraf alveolaris inferiorJejas pada saraf alveolaris inferior terjadi secara primer karena hubungan anatominya dengan gigi molar tiga bawah. Posisi keduanya dapat ditentukan secara radiografi dengan foto panoramik. Secara statistik, faktor yang berhubungan dengan insidensi kerusakan saraf alveolaris inferior pada waktu tindakan pengangkatan gigi molar tiga adalah full bony impaction, impaksi horizontal, pengggunaan bur, apeks gigi pada atau dibawah neurovasculer bundle, bundle terlihat pada waktu tindakan dan perdarahan yang banyak pada waktu waktu operasi. 5 Faktor lain adalah umur pasien karena makin tua maka semakin sulit tindakan.Gambar 1.Relasi radiografi saraf alveolaris inferior dengan gigi molar bawah 51. Outline kortikal kanalis utuh, kemungkinan hanya superimposisi2. Outline kortikal kanalis hilang, kemungkinan saraf grooving akar gigi3. Outline kortikal kanalis hilang dan penyempitan dan deviasi kanalis mandibula, menunjukkan hubungan yang erat antara akar gigi dengan kanalis

2.2. Saraf lingualisKerusakan saraf lingualis lebih sulit diterangkan dan lebih mengganggu pasien karena akan menyebabkan sensasi rasa yang abnormal dan lebih sulit mengalami perbaikan. Diseksi anatomi menunjukan variasi posisi saraf lingualis dan dapat melintas pada daerah retromolar pad. Dengan demikian saraf ini dapat mengalami kerusakan oleh elevasi flap dan retraksi, pengeluaran folikel dan penjahitan. Tidak seperti pada saraf alveolaris inferior, maka pada kerusakan saraf lingualis teknik operasi memegang peran penting. Flap harus didesign lebih kearah bukal sehingga dapat menghindari retromolar pad (Gambar 2). Flap ligual jangan dielevasi, jangan memakai lingual bone-splitting technique, dan jangan melakukan kuretase secara agresif serta jahitan pada lingual harus ditempatkan superfisial.

Gambar 2.Insisi bukal pada pencabutan gigi molar tiga impaksi 5

2.3. Evaluasi kerusakan sarafBila terjadi kerusakan saraf, maka daerah yang mengalami sensasi abnormal harus didokumentasikan sehingga perbaikan saraf dapat dicatat dengan akurat. Demikian pula dengan sensasi rasa pada lidah (Manis, asin, pahit, asam). Terapi yang dapat diberikan untuk regenerasi saraf adalah methy cobalt, vitamin B kompleks dan fisioterapi.Follow up dilakukan secara periodik. Perbaikan saraf dimulai 6-8 minggu dan selesai 6-9 bulan. Terdapat pula kemungkinan terjadi perbaikan 18 bulan-24 bulan. Follow up yang dianjurkan adalah evaluasi tiap 2 minggu selama 2 bulan, evaluasi tiap 6 minggu untuk 6 bulan berikut, evaluasi tiap 6 bulan selama 2 tahun dan evaluasi tahunan untuk tahun berikutnya.Kerusakan saraf dapat pula disebabkan oleh hematoma dan fibrosis akibat penyuntikan anestesi lokal.

3. Infeksi 4,5,6Infeksi dapat terjadi baik sebelum maupun setelah tindakan pencabutan gigi molar tiga. Infeksi akibat gigi molar tiga perlu mendapat perhatian serius karena dapat menyebar ke spatium kepala dan leher yang berakibat fatal (Gambar 3).Gambar 3.Potongan koronal ramus asenden mandibula 51. Spatium parafaringeal2. Spatium pterigoid interna3. Spatium submaseter4. Spatum buksinator5. Spatium bukalisInfeksi pada spatium bukal dan buksinator umumnya terlokalisir pada sisi lateral mandibula. Infeksi pada submaseter akan berada pada spatium antara tepi lateral madibula dan otot maseter dan menyebabkan trismus.Infeksi spatium pterigoid interna berada pada ruang antara otot pterigoid interna dan permukaan medial mandibula yang juga menyebabkan trismus dan masalah jalan nafas.Infeksi spatium submandibular dapat menyebabkan gangguan jalan nafas. Bilateral submandibular infeksi dengan selulitis disebut Ludwig Angina yang dapat berakibat fatal.Infeksi spatium parafaringeal terjadi antara mukosa faring dan otot konstriktor superior yang merupakan kedaruratan yang mengancam jiwa.Prinsip utama adalah drainase pus dan antibiotika adekuat.Infeksi lokal yaitu alveolar osteitis yang dikenal dengan dry socket. Infeksi ini terutama pada pengambilan gigi molar bawah yang sulit dengan trauma yang besar disertai adanya penyakit periodontal disekitarnya, perokok dan menggunakan lokal anestetik dengan vasokonstriktore yang banyak. Infeksi ini ditandai oleh adanya bau mulut yang khas, rasa nyeri yang menyebar dan terjadi 48 jam setelah tindakan. Komplikasi ini Terapi yang dianjurkan adalah dengan irigasi soket dengan saline hangat dan aplikasi kassa yodoform sampai gejala hilang. Terapi kuratase jangan dilakukan karena tidak memperbaiki keadaan penyakit.

4. Komplikasi sinus maksilaris 5,6Secara anatomis terdapat hubungan yang erat antara gigi premolar dan molar atas dengan sinus maksilaris, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya resiko perforasi sinus maksilaris pada waktu pencabutan gigi2 tersebut. Bila perforasi kecil maka akan sembuh secara spontan dengan adanya bekuan darah dalam soket. Bila tidak terjadi penutupan, maka diperlukan penutupan baik dengan bukal atau palatal flap disertai dengan pemberian antibiotika beta laktam atau sefalosforin dan nasal dekongestan. Bila sudah terjadi sinusitis maka diperlukan irigasi sinus dan teknik Cadwell Luc untuk membuang dinding sinus yang mengalami infeksi.

5. Fraktur tulang mandibula 5,6,7,8Fraktur mandibula merupakan komplikasi pencabutan gigi molar tiga bawah yang dapat terjadi pada penderita dengan atropi mandibula, osteoporosis atau adanya kista ata tumor yang besar. Dapat pula terjadi bila menggunakan terlalu besar tenaga. Bila terjadi fraktur mandibula maka segera hentikan tindakan, lakukan imobilisasi dan lakukan foto Panoramik.

6. Terdorongnya gigi ke spatium sekitarnya 5,6,7Gigi molar tiga atas dapat terdorong kearah posterosuperior kedalam spatium infratemporalis bila menggunakan tenaga yang berlebihan pada waktu elevasi kearah distal tanpa retraktor debelakang tuberositas. Bila terjadi, maka akan sangat menyulitkan karena terjadi rembesan darah vena yang cukup banyak dari plexus pterigoid. Dengan demkian maka perlu dijahit dulu, kemudian letak gigi dilokalisasi dengan foto tiga dimensi atan CT scan dan gigi diangkat dalam 7-10 hari kemudian.Gigi molar bawah dapat terdorong kearah spatium sublingual melewati otot milohioid dan masuk ke fasia leher (Gambar 4). Komplikasi ini umumnya disebabkan oleh elevasi lingual dan posterior yang berlebihan pada tulang lingual yang tipis. Bila gigi tersebut tidak teraba maka luka dijahit dulu, pemberian antibiotika, buat foto 3 dimensi dan gigi dicabut kemudian sebagai prosedur sekunder melalui tindakan ekstra oral.Gambar 4.Gigi terdorong kedalam spatium lingualis 5

7. Perdarahan 5,6,7,8Perdarahan yang terjadi dapat dibagi menjadi perdarahan primer, intermediat atau sekunder atau perdarahan arteri, vena dan kapiler. Pada tindakan pencabutan gigi molar tiga pada pasien tanpa kelainan darah, umumnya disebabkan oleh perdarahan kapiler. Perdarahan sekunder disebabkan oleh oral fibrinolisis akibat terlalu banyak kumur, infeksi lokal atau trauma pencabutan yang terlalu besar. Terapinya adalah aplikasi tampon adrenalin, pemberian anti perdarahan kapiler seperti asam trasexamik, hemostatik lokal seperti spongostan, surgicel dan penjahitan.

8. Komplikasi pada sendi temporomandibula 5Pencabutan gigi molar kadang akan mengakibatkan disfungsi sendi temporomandibula terutama pada penderita yang sebelumnya telah mengalami gangguan sendi, tindakan yang lama dan tenaga yang berlebihan. Komplikasi dapat diminimalkan dengan pasien menggigit pada bite block pada sisi kontralateral dan istirahat sebentar durante operasi. Bila terjadi, maka kelainan sendi tersebut diterapi dengan cara konvensional seperti istirahat, terapi hangat, muscle relaxant dan bila mungkin dengan terapi splint oklusal.

II.3 Hal yang perlu diperhatikan setelah pencabutanUntuk mempercepat proses penyembuhan:(10) Usahakan beristirahat sepanjang hari dan tidak mengerjakan pekerjaan berat. Hindari merokok. Bila memungkinkan selama proses penyembuhan (3-4 hari), minimal selama 24 jam setelah operasi. Hindari berkumur atau menggosok gigi selama 24 jam setelah operasi Setelah 24 jam, kebersihan daerah operasi dapat dijaga dengan berkumur air hangat bergaram (1 sendok teh garam untuk 1 gelas air) minimal 4 kali sehari. Berkumurlah dengan hati-hati karena tekanan dapat menyebabkan lubang bekas operasi terbuka lagi dan terjadi pendarahan. Setelah 24 jam, meggosok gigi dapat dilakukan dengan hati-hati, terutama di daerah operasi. Bila diberi obat penahan sakit dan antibiotik, minumlah sesuai petunjuk dokter. Antibiotik harus dihabiskan walaupun gigi sudah tidak terasa sakit. Sebaliknya, obat penahan sakit dapat dihentikan bila sakit mereda. Makan dan minumlah seperti biasanya. Hindari berdiet, karena makan dan minum yang cukup sangat penting untuk proses penyembuhan. Hindari minum menggunakan sedotan karena tekanannya dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi. Hindari minuman bersoda karena busanya diperkirakan dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi. Minuman jus buah terutama jeruk sangat disarankan. Makan tambahan vitamin C dianjurkan. Untuk menghindari pembengkakan, setelah operasi rahang sebaiknya dikompres dengan es atau air dingin. Tempelkan kompres dingin selama 15 menit, diseling 10 menit tanpa kompres, diulang sampai saat istirahat malam. Pada hari-hari setelah hari operasi, rahang dapat dikompres dengan kompres hangat, untuk menstimulasi peredaran darah di daerah gigi bungsu yang dapat mempercepat penyembuhan.Selain hal-hal di atas, pembiusan yang dilakukan sebelum operasi juga dapat berpengaruh pada kemampuan psikis dan mekanis. Jangan berkendara, melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, atau menandatangani dokumen penting pada hari yang sama. Bila menggunakan bius total, usahakan ada seseorang yang dapat menemani selama minimal satu hari tersebut.Beberapa petunjuk perawatan pada pasien setelah pencabutan gigi impaksi adalah:(9) Dilarang menghisap atau meniup Dilarang merokok Minum menggunakan sedotan selama 24 jam Dilarang berkumur keras walaupun menggunakan obat kumur Dilarang membersihkan gigi dekat tempat pencabutan Dilarang olah raga berat selama 24 jam Dilarang minum panas atau alkohol

Masalah yang mungkin timbul setelah pencabutan(9) PendarahanPendarahan tidak dapat dihindari dan dapat berlangsung selama satu hari penuh. Berkumur pada saat pendarahan terjadi sangat tidak dianjurkan. Pendarahan akan berhenti saat darah mulai menggumpal di lubang pencabutan, dan berkumur dapat menyebabkan gumpalan darah terlepas. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan pendarahan terjadi lebih lama.Bila terjadi pendarahan, letakkan gulungan kecil kasa steril (umumnya diberikan oleh dokter gigi) pada lubang bekas pencabutan. Kasa harus digigit dengan baik dengan tekanan secukupnya. Cara ini akan membantu menghentikan pendarahan, tetapi jangan dilakukan telalu berlebihan sehingga menimbulkan iritasi pada lubang pencabutan. Gulungan kasa hanya boleh digigit selama sekitar 20 menit. Bila terlalu lama, darah dapat membeku pada kasa dan gumpalan darah dapat terlepas lagi saat kasa dibuang. Bila pendarahan masih terjadi setelah 20 menit, ganti dengan kasa yang baru. Demikian seterusnya hingga pedarahan berkurang atau berhenti.Bila pendarahan terus berlanjut setelah 1 hari, segera kembali ke dokter gigi dan laporkan. Pendarahan yang terus menerus menunjukkan masalah pada proses penyembuhan. Lubang operasi tidak tertutup sempurna (Dry socket)Pada umumnya, setelah gigi bungsu dicabut, darah akan menggenangi lubang bekas gigi dan menggumpal. Terbentuknya gumpalan darah ini sangat penting karena berfungsi sebagai tempat gusi kemudian akan tumbuh menutupi lubang. Diperkirakan sebanyak 5-10% kasus mengalami penutupan lubang yang tidak sempurna atau terlepasnya gumpalan darah sebelum waktunya, sehingga syaraf pada gusi dan bahkan tulang rahang menjadi terbuka (dry socket). Telah diketahui bahwa umumnya penderita dry socket adalah perempuan yang minum pil kontrasepsi. Diperkirakan dry socket dapat dihindari dengan melakukan operasi pada hari ke-22 hingga ke-28 siklus, yaitu saat kadar estrogen sedang pada titik terendah. InfeksiInfeksi yang terjadi saat proses penyembuhan dapat dihindari dengan minum antibiotik dan menjaga kebersihan mulut. Berkumur dengan air garam setiap selesai makan dapat membantu membersihkan daerah operasi.

BAB IIIPENUTUP

II1.1 Kesimpulan(1)Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Sebelum mengadakan suatu tindakan terhadap pasien harus selalu dicurigai mengenai akan terjadinya komplikasi atau indikasi kontraindikasi. Seorang dokter gigi harus bisa menganamnesis dengan cermat untuk mengungkapkan adanya riwayat penyakit atau riwayat pendarahan sebelaum melakukan pencabutan gigi serta perlunya penanganan awal seorang dokter gigi, yaitu:a. Periksa tekanan darahb. Periksa laporan darah untuk pendarahan, waktu bekuan, ESR, gula darah.c. Jika memakai aspirin hentikan pada waktu pencabutan gigid. Berikan riwayat kesehatan yang sesuai pada dokter gigi sebelum pencabutan dilakukan2. Tindakan pencabutan gigi impaksi dapat menimbukan beragam komplikasi yang tidak diharapkan. Meskipun tidak dapat menghilangkan komplikasi tersebut, klinisi dapat meminimalkan kejadian tersebut dengan melakukan manipulasi pencabutan dengan baik dan benar.3. Bila terjadi perdarahan, seorang dokter gigi harus bisa bertindak dengan benar, mempertimbangkan keadaan apa yang harus dilakukan untuk mencegah perdarahan yang banyak dengan menggunakan tindakan sebagai berikut: tutup luka dengan menggunakan perban atau kain, jepit dengan haemostat atau klem, tutup luka dengan gelfoam yang menyerap perdarahan,dan berikan tindakan penjahitan bila diperlukan

III. 2. SaranSeorang dokter gigi dalam melakukan tindakan ekstraksi gigi sederhana bisa saja mengahadapi kondisi komplikasi perdarahan. Oleh karena itu, pengetahuan akan faktor yang menyebabkan dan cara menanggulanginya menjadi suatu hal yang penting dalam menghadapi kondisi seperti di atas.Hindari atau minimalkan komplikasi setelah pencabutan gigi impaksi dengan prinsip dasar yaitu tentukan rencana pencabutan dengan jelas, gunakan teknik operasi yang baik dan benar, dan pemberian informed consent tertulis tentang resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gigi Sehat. Perdarahan pasca ekstraksi gigi 4 april 2009. Website address:http://www.perdarahan pasca ekstraksi.htm

2. Diagnosa.Cabut gigi 21 desember 2007. Website address:http://www.cabut gigi,why not.htm

3. Pencabutan gigi 2009. Wibsite address:http://www.@2009 ReymediQ.com

4. Zwerner T, Fehrenbach MJ, Emmons M, Tiedemann MA. Mosbys Dental Dictionary. 2004.Elsevier.India.

5. Pogrel MA. Complications of third molar surgery. Oral and maxillofacial surgery clinics of North America. August 1990

6. What are the complications as risks with wisdom teth extraction. http://www.animated-teeth.com/wisdom-teeth/

7. Wisdom tooth removal. http://www.bupa.co.uk/

8. Wisdom teeth.http://www.mynewsmile.com/

9. Komplikasi Pencabutan gigi impaksi 14 desember 2007. Website address:uncategorized hargo -@ 11.08 pm

10. Gigi bungsu 2009 dalam Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. Website address:http://www Gigi-bungsu.htm

11. Kontraindikasi eksodonsi 27 maret 2008. Website address:http://www KI eksodonsi .htm

Pencabutan tidak sempurna yang ditandai dengan tertinggalnya sebagian akar bahkan mahkota, seringkali terjadi apabila saat pencabutan mahkota gigi sudah sangat rapuh. Ini ditandai dengan bentuk lubang gigi yang sudah sangat besar atau adanya kelainan bentuk akar yang menyebabkan kesulitan saat pencabutan.Tidak perlu khawatir, karena bisa dilakukan pencabutan kembali pada sisa akar tersebut. Untuk mempermudah pencabutan, biasanya perlu ditunggu beberapa bulan agar sisa akar gigi lebih ke atas permukaan gusi. Perlu juga pemeriksaaan penunjang seperti rontgen foto guna memperjelas posisi akar tertinggal tersebut.

Tetapi, apabila sudah menimbulkan keluhan, sebaiknya sesegera mungkin untuk dicabut ulang.Sisa akar (tunggul) dalam ilmu kedokteran gigi disebut gangren radiks. Dari namanya saja gangren yang artinya sesuatu yang sudah mati. Tentunya ini sudah tidak bermanfaat lagi, karena juga merupakan tempat yang subur bagi bakteri berkembang biak. Apalagi sudah sampai mengganggu dengan timbulnya rasa sakit dan bengkak, tentunya sangat mengganggu. Rasa sakit dan bengkak menunjukkan reaksi tubuh terhadap infeksi gigi. Ditambah lagi terjadi pembentukan sekumpulan nanah juga sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi di sekitar akar gigi yang tinggal sisa akar tadi. Perlu diketahui, sisa gigi atau akar yang terinfeksi merupakan fokus infeksi atau asal infeksi yang dapat terjadi di organ tubuh lain seperti di kulit, mata, THT, saraf dan lainnya.

Gigi atau sisa akar seperti ini sebaiknya segera dicabut, tapi tentunya pasien disarankan untuk minum obat antibiotika beberapa hari sebelumnya. Ini untuk menekan infeksi yang telah terjadi sehingga pencabutan berjalan lancar tanpa hambatan.

Pencabutan tidak dapat dilakukan dalam keadaan gigi yang sedang sakit, karena pembiusan lokal (anestesi lokal) seringkali tidak maksimal. Malah akan menimbulkan rasa sakit pada saat pencabutan. Dengan kata lain gigi tidak dapat dianestesi dengan baik. Tidak perlu takut untuk menjalani pencabutan gigi apalagi kondisinya sudah sangat mengganggu. Tentunya Anda bosan meminum obat penahan rasa sakit apabila rasa sakit itu kerap timbul. Yang perlu dicermati untuk kehati-hatian pencabutan adalah adanya penyakit penyerta, seperti darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes melitus), penyakit-penyakit kelainan darah atau ada tidaknya reaksi alergi yang berlebihan. Bila Anda mengindap salah satu dari penyakit sistemik tadi, perlu pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam sebelum dilakukan pencabutan. Namun, apabila tidak ada kelainan-kelainan tersebut tidak perlu takut untuk menjalani pencabutan. Dengan mengikuti seluruh instruksi dari dokter gigi, Anda akan menjalani pencabutan dengan aman dan lancar. Tetapi Anda telah melewati pencabutan yang lalu dengan baik, berarti faktor penyakit sistemik bisa diabaikan.

Untuk kasus sisa akar tidak atau belum tampak dari permukaan gusi dan sudah menimbulkan rasa sakit sebaiknya segera diangkat dengan cara pencabutan dengan pembedahan,dengan panduan rontgen foto tentunya. Ingatlah tindakan ini bukan bedah besar melainkan bedah kecil untuk membuka gusi saja yang harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut.

Seputar Sisa Akar GigiGigi dilihat dari pandangan mata mempunyai dua bagian yang terbesar yaitu mahkota gigi dan akar gigi. Pada kondisi normal mahkota gigi adalah bagian yang tampak di rongga mulut dan akar gigi terletak di dalam gusi. Pada kondisi tertentu gigi manusia tidak utuh lagi dan hanya tinggal sisa akar gigi.

Apa penyebab sisa akar gigi ?Sisa akar gigi disebabkan oleh beberapa hal antara lain :- Kerusakan gigi akibat karies gigi,- Trauma,- Tindakan pencabutan gigi yang tidak sempurna.

1. Sisa akar gigi yang disebabkan oleh karies gigiKaries gigi terjadi karena ada bakteri didalam mulut dan karbohidrat yang menempel di gigi yang dalam waktu tertentu tidak dibersihkan. Bakteri di dalam mulut akan mengeluarkan toksin yang akan mengubah karbohidrat menjadi suatu zat yang bersifat asam yang mengakibatkan demineralisasi email. Jika setiap selesai makan ada kebiasaan berkumur dan menggosok gigi karies gigi tidak akan terjadi karena proses demineralisasi bisa diimbangi dengan proses remineralisasi oleh air liur asalkan kondisi mulut bersih. Kebersihan mulut yang baik tidak akan memberikan kesempatan pada bakteri untuk mebuat lubang pada gigi kita.Karies yang pada proses awalnya hanya terlihat bercak putih pada email lama kelamaan akan berubah jadi coklat dan berlubang. Jika kebersihan mulut tidak dipelihara lubang bisa menjadi luas dan dalam menembus lapisan dentin. Pada tahap ini jika tidak ada perawatan gigi lubang bertambah luas dan dalam sampai daerah pulpa gigi yang banyak berisi pembuluh darah, limfe dan syaraf. Pada akhirnya gigi akan mati,giginya kropos,gripis sedikit demi sedikit sampai mahkotanya habis dan tinggal sisa akar gigi.

2. Sisa akar gigi yang disebabkan karena traumaMahkota gigi bisa patah karena gigi terbentur sesuatu akibat kecelakaan,,jatuh,berkelahi atau sebab lainnya. Seringkali mahkota gigi patah semua dan menyisakan akar gigi saja. Trauma ini membuat pulpa gigi menjadi mati. Patah pada gigi depan bisa membuat estetika berkurang dan terkadang menimbulkan krisis kepercayaan diri pada seseorang.

3. Sisa akar gigi disebabkan oleh pencabutan yang tidak sempurnaPada tindakan pencabutan gigi terkadang tidak berhasil mencabut gigi secara utuh. Mahkotanya patah dan akar didalam gusi masih tertinggal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain struktur gigi yang rapuh, akar gigi yang bengkok, akar gigi yang menyebar, kalsifikasi gigi, aplikasi forceps yang kurang tepat dan tekanan yang berlebihan pada waktu tindakan pencabutan. Sisa akar gigi tertinggal ukurannya bervariasi mulai dari kurang dari 1/3 akar gigi sampai akar gigi sebatas gusi. Sisa akar gigi yang hanya dibiarkan saja kemungkinan bisa muncul keluar gusi setelah beberapa waktu, hilang sendiri karena teresorbsi oleh tubuh bahkan bisa berkembang jadi kista.

Berbahayakah sisa akar gigi jika dibiarkan ?

Masyarakat masih banyak yang tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya. Sisa akar gigi yang tertinggal dalam rongga mulut dibiarkan saja. Padahal akibat yang ditimbulkan sisa akar gigi banyak sekali. Sisa akar gigi bisa mengakibatkan nyeri kepala berkepanjangan, bau mulut tidak enak dan trigger pertumbuhan kista bahkan neoplasma.Sisa akar gigi biasanya sudah tidak vital lagi,pulpanya mati. Gigi mengalami kerusakan yang parah dan setiap sisa akar gigi berpotensi untuk terjadi infeksi akar gigi dan infeksi jaringan penyangga gigi. Infeksi ini menimbulkan rasa sakit dari ringan sampai hebat, gusi mengalami pembesaran, terjadi pernanahan ,bengkak di wajah sampai sukar membuka mulut (trismus). Pasien terkadang menjadi lemas karena susah makan. Pembengkakan yang terjadi di bawah rahang ,kulit memerah, teraba keras bagaikan kayu, lidah terangkat keatas dan rasa sakit yang menghebat sangat berbahaya dan jika terlambat penanganan dapat merenggut jiwa ( Ludwigs angina ).Infeksi pada akar gigi maupun jaringan penyangga gigi dapat mengakibatkan migrasinya bakteri ke organ yang lain lewat pembuluh darah. Teori ini dikenal dengan Fokal infeksi. Bakteri yang berasal dari infeksi gigi masuk ke organ vital lain dan memperbesar resiko penyakit jantung,ginjal,lambung,,persendian, dan lain sebagainya. Jadi gigi yang terinfeksi menjadi pintu masuk bagi bakteri untuk menyebar ke seluruh tubuh.Gigi yang tinggal sisa akar tidak dapat digunakan untuk proses pengunyahan yang sempurna. Gangguan pengunyahan menjadi alasan masyararakat untuk membuat gigi tiruan. Masalahnya, sampai sekarang banyak yang masih membuat gigi tiruan diatas sisa akar gigi. Keadaan ini bisa memicu terjadinya infeksi gigi dan jaringan penyangga gigi

Bagaimana penanganan sisa akar gigi ?

Sisa akar gigi yang tertinggal dalam rongga mulut tidak boleh dibiarkan saja,kecuali pada kondisi tertentu. Penatalaksanaan sisa akar gigi ini tergantung dari pemeriksaan klinis akar gigi dan jaringan penyangganya. Akar gigi yang masih utuh dengan jaringan penyangga yang masih baik, masih bisa dirawat. Jaringan pulpanya dihilangkan,diganti dengan pulpa tiruan, kemudian dibuatkan mahkota gigi. Akar gigi yang sudah goyah dan tidak dimungkinkan dirawat jaringan penyangganya perlu dicabut . Sisa akar gigi ukuran kecil kurang dari 1/3 akar gigi yang terjadi akibat pencabutan gigi yang tidak sempurna dibiarkan saja. Untuk sisa akar gigi ukuran lebih dari 1/3 akar gigi yang terjadi akibat pencabutan gigi sebaiknya tetap diambil. Hal ini kemungkinan perlu dilakukan ronsen foto gigi dahulu.Pencabutan sisa akar gigi umumnya mudah. Gigi sudah mengalami kerusakan yang parah sehingga jaringan penyangga giginya sudah tidak kuat lagi. Untuk kasus yng sulit dibutuhkan tindakan bedah ringan.Apa yang harus dilakukan jika terdapat sisa akar gigi pada seseorang ?

Kebersihan gigi dan mulut harus senatiasa dijaga dengan kebiasan menyikat gigi yang rutin pada waktu yang tepat (sesudah makan dan sebelum tidur), penggunaan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang benar, penggunaan dental floss dan makan buah dan sayur yang berserat yang berguna untuk pembersihan gigi secara alami.Kesehatan tubuh harus tetap dijaga dengan gaya hidup yang sehat, mengkonsumsi makanan yang bergizi, membentuk kekebalan tubuh yang diperlukan untuk menangkal berbagai penyakit termasuk penyakit gigi dan mulut.Diposkan olehRomaldo Nevesdi06.00