“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan...

18
7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Winkel (2004:59) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai- nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Menurut Sudjana (2000:5) belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek- aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. Selanjutnya pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (2010:2). Beliau menjelaskan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”. Sedangkan menurut Hamalik (2008:36) belajar diartikan sebagai modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pangalaman. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih dari itu yaitu mengalami.

Upload: dangliem

Post on 14-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

7

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

2.1.1.1 Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang

peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan,

kepribadian dan bahkan persepsi manusia.

Secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Winkel (2004:59) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-

nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut Sudjana (2000:5) belajar adalah proses perubahan tingkah laku

seseorang berkat adanya pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai

adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar

ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran,

sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-

aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar.

Selanjutnya pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto dalam bukunya

Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (2010:2). Beliau menjelaskan

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”. Sedangkan

menurut Hamalik (2008:36) belajar diartikan sebagai modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pangalaman. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih dari itu yaitu mengalami.

Page 2: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

8

2.1.1.2 Hasil Belajar Matematika

Horward Kingsley (Sudjana, 2010:22) membagi tiga macam hasil belajar,

yaitu (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap

dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada

pada kurikulum sekolah.

Menurut Hamalik (2008:30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Sudjana (2010:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:250) hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Fadly (Hurhayati, 2007) hasil belajar merupakan kemampuan yang

dimiliki seseorang sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan

pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang

biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Hasil belajar

matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa

dalam proses pembelajaran matematika.

Penelitian ini sejalan dengan pengertian hasil belajar matematika yang

dikemukaan oleh Nurhayati (Fadly, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan

yang dimiliki seseorang sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan

pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang

biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru dan hasil

belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Page 3: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

9

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Basuki (Eriyani, 2010:14) faktor-faktor yang mempengaruhihasil belajar yaitu :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari

dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut

adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan,

tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang

kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor

yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep,

keterampilan, dan pembentukan sikap.

Menurut Sudjana (2000:67) ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang

berpengaruh pada hasil belajar siswa, yakni kompetensi guru, karakteristik kelas

dan karakteristik sekolah. Berkaitan dengan kompetensi guru yang merupakan

salah satu unsur yang mempengaruhi kualitas hasil belajar, maka dalam

pembelajaran guru harus pandai-pandai memilih metode dan media dalam

mengajar yang sesuai dengan materi, efektif dan efisien.

Untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan

yang diinginkan, guru harus pandai-pandai mengatur strategi mengajar yang

kondusif, aktif dan bermakna bagi siswa yang akhirnya akan membuat hasil

belajar menjadi lebih meningkat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, maka

Problem Based Learning dengan memanfaatkan media CD interaktif diharapkan

mampu mempengaruhi hasil belajar karena Problem Based Learning adalah

metode pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah,

sehingga membuat anak berfikir kritis dan analitis. Dibantu dengan media CD

interaktif yang inovatif diharapkan mampu memotivasi siswa dan membuat siswa

senang dalam mengikuti pembelajaran serta akan membantu siswa memahami

konsep dalam pembelajaran. Menerapkan Problem Based Learning dengan

Page 4: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

10

memanfaatkan media CD Interaktif diharapkan kesulitan memahami konsep

matematika dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif

dan menyenangkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar

dalam penerapan Problem Based Learning dengan memanfaatkan media CD

interaktif adalah untuk memusatkan perhatian siswa agar tercipta pembelajaran

yang menyenangkan dan dapat mempengaruhi hasil belajar agar lebih meningkat.

Dalam Peratutan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi disebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat

masalah model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan

pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contectual problem). Dengan

mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran,

maka perlu adanya media sebagai pembantu keberhasilan pembelajaran.

2.1.2 Problem Based Learning (PBL)

2.1.2.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Menurut Duch (Sholikhin, 2007:6) menyatakan bahwa Problem based

learning (PBL) is an instructional model that challenges students to “learn to

learn”, working cooperatively in groups to seek solutions to real world problems.

These problems are used to engage student’s curiousity and initiate learning the

subject matter. PBL prepare students to think critically and analytically, and to

find and use appropriate learning resources.

Problem based learning (PBL) adalah satu model yang mengembangkan para

siswa “belajar untuk belajar”, bekerja dengan cara kerja sama di dalam kelompok

– kelompok untuk mencari pemecahan masalah dalam dunia nyata. Permasalahan

ini digunakan untuk menghubungkan pokok materi pelajaran terhadap rasa

keingintahuan siswa. Problem Based Learning mempersiapkan para siswa untuk

berpikir kritis dan secara analitis, dan untuk menemukan serta menggunakan

sumber belajar yang sesuai.

Page 5: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

11

Rumusan dari Dutch (Amir, 2010:21) Problem Based Learning (PBL)

merupakan metode instruksional yang menantang siswa/mahasiswa agar belajar

untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah

yang nyata.

Menurut Sanjaya (2006:212), Problem Based Learning (PBL) merupakan

rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian

masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Dilihat dari aspek psikologi belajar, Problem Based Learning (PBL)

didasarkan pada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan

sekedar menghafal sejumlah fakta tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara

individu dengan lingkungannya. Melalui Problem Based Learning (PBL),

diharapkan siswa dapat berkembang di berbagai aspek baik kognitif, afektif

maupun psikomotor melalui penghayatan problema yang dihadapinya.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian Problem Based Learning

penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006:212),

Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara

ilmiah.

2.1.2.2 Langkah – langkah Implementasi Problem Based Learning (PBL)

Menurut Fogarty (Santyasa, 2008:5) proses pembelajaran dengan

pendekatan Problem Based Learning (PBL) dijalankan dengan 8 langkah, yaitu:

(1) menemukan masalah, (2) mendefinisikan masalah, (3) mengumpulkan fakta-

fakta, (4) menyusun dugaan sementara, (5) menyelidiki, (6) menyempurnakan

permasalahan yang telah didefinisikan, (7) menyimpulkan alternatif-alternatif

pemecahan secara kolaboratif, (8) menguji solusi permasalahan.

Anderson dan Mitchell (1993:52) menetapkan prosedur pelaksanaan

pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: (1) Para siswa

mempresentasikan sebuah masalah. Dalam kelompoknya mereka mengorganisasi

ide dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang ada di alam nyata

Page 6: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

12

(kehidupan), (2) Langkah berikutnya adalah diskusi, para siswa menampilkan

pertanyaan berkaitan dengan isu pembelajaran (learning issues) berkaitan aspek

masalah yang tidak mereka pahami. Learning issues ini direkam atau dicatat oleh

kelompok. Para siswa melanjutkan dengan mengidentifikasi pengertian yang

mereka ketahui, yang urgent serta yang tidak mereka ketahui, (3) Para siswa

mengurutkan masalah sesuai tingkat kepentingannya, learning issues digerakkan

dan dibahas dalam sesi ini. Berbagai pertanyaan, permasalahan akan

ditindaklanjuti oleh kelompok besar dan isu mana yang dapat menarik menyentuh

setiap individu, kemudian guru yang membimbing menulis di kelompoknya. Para

siswa dan instruktur selalu diskusi materi apa yang ingin dihubungkan kepada

learning issues, dan di mana mereka harus menyelesaikan. (4) Ketika para siswa

mengadakan pertemuan lanjutan, mereka mengeluarkan berbagai pendapat

learning issues, menggeneralisasikan dengan pengetahuan baru mereka dalam

konteks masalah (problem). Para siswa juga menyusun rangkuman pengetahuan

mereka dalam hubungannya konsep baru dengan yang lama. Mereka melanjutkan

ke pengertian learning issues yang baru seperti kelanjutan dari problem atau

masalahnya. Para siswa memandang bahwa pembelajaran ini adalah sebuah

proses dan mereka akan selalu mencari learning issues untuk diangkat. Agar

pembelajaran Problem Based Learning berjalan efektif maka guru dituntut

memiliki kecakapan khusus, disamping memahami metodologi pembelajaran

pada umumnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Amir (2010:24) bahwa langkah proses

Problem Based Learning (PBL) dikenal dengan proses 7 langkah, guru harus siap

dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah, formulir pelengkap, dan lain-

lain). Adapun langkah-langkahnya adalah: (1) mengklarifikasi istilah dan konsep

yang belum jelas, (2) merumuskan masalah, (3) menganalisis masalah, (4)

menganalisis gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam, (5)

memformulasikan tujuan pembelajaran, (6) mencari informasi tambahan dari

sumber yang lain (di luar diskusi kelompok). (7) mensintesia dan menguji

informasi baru, dan membuat laporan untuk guru/dosen.

Dari paparan di atas mengenai langkah-langkah pembelajaran Problem

Page 7: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

13

Based Learning (PBL) dalam penelitian ini sejalan dengan langkah-langkah yang

dikemukakan oleh Amir (2010:24).

2.1.2.3 Ciri Utama dan Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Menurut Sanjaya (2006:212) ada tiga ciri utama pembelajaran Problem

Based Learning. Pertama: merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran; artinya

dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

Dalam pembelajaran Problem Based Learning menuntut siswa secara aktif terlibat

berkomunikasi, mengembangkan daya pikir, mencari dan mengolah data serta

menyusun kesimpulan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat, atau

menghafal materi pemebelajaran. Kedua: Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk

menyelesaikan masalah. Tanpa masalah pembelajaran tidak akan terjadi. Ketiga:

Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah. Proses berpikir

ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya cara berpikir

melalui tahapan – tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian

masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Dalam Departemen Pendidikan Nasional (2003) disebutkan ciri utama

pembelajaran berbasis masalah meliputi mengorientasikan siswa kepada masalah

atau pertanyaan yang autentik, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam

penyelidikan, dan menghasilkan karya. Dalam pembelajaran berbasis masalah

situasi atau masalah menjadi titik tolak pembelajaran untuk memahami konsep,

prinsip dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.

Menurut Tan (Amir, 2010:22) Karakteristik yang tercakup dalam proses

Problem Based Learning (PBL) adalah : (1) masalah digunakan sebagai awal

pembelajaran, (2) biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia

nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured), (3) masalah biasanya

menuntut perspektif majemuk (multiple perspective), (4) masalah membuat

pemelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran

yang baru, (5) sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning), (6)

memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja,

(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Page 8: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

14

Menurut Santyasa (2008:3) Problem Based Learning (PBL) memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan suatu

permasalahan, (2) memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan

dengan dunia nyata pebelajar, (3) mengorganisasikan pelajaran di seputar

permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab

sepenuhnya kepada pebelajar dalam mengalami secara langsung proses belajar

mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar

untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk

atau kinerja (performance).

Dari berbagai pendapat tentang ciri utama dan karakteristik Problem

Based Learning (PBL) penelitian ini sejalan dengan ciri utama yang dikemukaan

oleh Sanjaya (2006:212) dan karakteristik yang dikemukakan oleh Santyasa

(2008:3).

2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Endriani (2011) kelebihan Problem Based Learning (PBL)

adalah solving realistik dengan kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan

siswa, memupuk sifat inquiry siswa, retensi konsep menjadi kuat, memupuk

kemampuan problem solving. Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

adalah persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, sulitnya

mencari problem yang relevan, sering terjadi mis konsepsi, memerlukan waktu

yang cukup panjang.

2.1.3 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Gagne

(Sadiman dkk, 2003:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Pendapat lain

tentang pengertia media juga dikemukakan oleh Briggs (Sadiman, 2003:6)

Page 9: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

15

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

serta merangsang siswa untuk belajar.

Asosiasi Pendidikan Nasional (Sadiman dkk, 2003:7) memiliki pengertian

yang berbeda, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

audiovisual serta peralatannya.

Iswidayati (2010:2) secara lebih khusus memaparkan pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, foto

grafis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas penelitian ini

sejalan dengan pengertian media yang dikemukakan oleh Asosiasi Pendidikan

Nasional (Sadiman dkk, 2003:7).

2.1.3.1 Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Media pembelajaran dapat membantu memotivasi dan semangat siswa

dalam proses belajar, membuat siswa menjadi senang mengikuti pembelajaran dan

kemudian akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Menurut Iswidayati (2010:14) media memiliki peran sangat penting dalam

kegiatan pembelajaran. Media berfungsi menjembatani antara guru dan siswa

dalam rangka menyampaikan materi bahan ajar, membantu siswa memahami

bahan ajar dan menfasilitasi siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

Menurut Brown (Iswidayati, 2010:2) media pembelajaran yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.

Hamalik (1986:13) berpendapat bahwa kemajuan teknologi modern adalah

salah satu faktor yang turut menunjang usaha pembaharuan.

Peranan teknologi sudah sedemikian menonjolnya, terutama pada

masyarakat dari negara-negara yang telah berkembang. Pemerintah dan

masyarakat memberikan perhatian secara maksimal, karena masyarakat dinegara

berkembang telah menyadari peranan dan fungsi teknologi itu bagi kehidupan.

Masyarakat dinegara berkembang telah sampai pada taraf pemikiran yang tinggi

dan telah melaksanakan dalam dunia pendidikan di sekolah, dan telah yakin

Page 10: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

16

bahwa untuk hidup dalam masyarakat yang modern harus dimulai dari pendidikan

di sekolah.

Bermacam-macam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran

untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya

digunakan alat bantu visual semata.

Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, karena itu diperlukan

kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupan

menjalankan peranannya sebagai guru : pengajar, pembimbing, administrator, dan

sebagai pembina ilmu. Salah satu segi dari kemampuan itu, ialah sejauh manakah

guru menguasai metodologi media pembelajaran dalam dunia pendidikan di

sekolah untuk kepentingan anak didiknya, sehingga memungkinkan

perkembangan peserta didik secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pembelajaran. Hamalik (1986:15) menyebutkan bahwa

pengetahuan ini meliputi, diantaranya sebagai berikut :

(1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-

mengajar (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (3) tentang

proses-proses belajar (4) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan

(5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran (6) memilih dan

menggunakan media pendidikan (7) berbagai jenis alat dan teknik media

pendidikan (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran dan (9) usaha

inovasi dalam media pendidikan.

Menurut Encyclopedia of Educational Research (Hamalik, 1986:27)

manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

(1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan oleh karena itu

mengurangi verbalisme (2) memperbesar perhatian siswa (3) meletakkan dasar-

dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat

pelajaran lebih menetap (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat

menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa (5) menumbuhkan

pemikiran yang teratur dan konkret, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup

Page 11: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

17

(6) membantu tumbuhnya pengertaian dan membantu perkembangan kemampuan

berbahasa (7) memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh

dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih dalam serta

keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian tentang manfaat-manfaat media pembelajaran di atas,

penelitian ini diharapkan sejalan dengan manfaat media pembelajaran yang

dikemukakan oleh Iswidayati (2010:14).

2.1.3.2 CD Interaktif

Dalam setiap pembelajaran sebaiknya guru menggunakan media, karena

dengan menggunakan media diharapkan anak akan lebih tertarik bila

dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media, apalagi banyak sekolah

yang telah menerima bantuan dari pemerintah khususnya CD interaktif. CD

interaktif merupakan salah satu media interaktif yang terilang baru. Media ini

merupakan pengembangan dari teknologi internet yang akhir-akhir ini

berkembang pesat. Sebagaima dimaklumi bahwa teknologi saat ini menjadi tolok

ukur majunya suatu perusahaan.

CD interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format

multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD dengan tujuan aplikasi interaktif

didalamnya. Tim Medikomp (Parno, 2010:17) mengungkapkan CD ROM (Read

Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat

menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD dan CD Interaktif adalah

media baru yang telah dirancang dan dibuat dengan memanfaatkan teknologi

computer, kemudian dijadikan dalam bentuk compact disk (CD) biasanya berupa

CD interaktif yang dalam penyampain materi aka lebih terorganisasi, bersemangat

dan hidup, serta memudahkan guru dan siswa untuk melakukan proses belajar

mengajar, selain itu dalam mempelajarai materi dan berlatih soal-soal matematika

menggunakan CD interaktif memungkinkan siswa untuk dapat belajar dan berlatih

dalam suasana menyenangkan CD interaktif adalah CD pembelajaran yang

mempunyai tugas memberi informasi, didalamnya terdapat tombol-tombol yang

bisa menuju ke fasilitas lainya. Menurut Sadiman dkk (2003:280) CD interaktif

Page 12: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

18

sebagai Media Pembelajaran CD merupakan sistem penyimpanan informasi

gambar dan suara pada piringan atau disc.

Dari pengertian CD Interaktif yang telah dipaparkan di atas penelitian ini

sejalan dengan pengertian CD Interaktif yang dikemukakan oleh Sadiman dkk

(2003:280).

Penelitian ini menggunakan CD interaktif sebagai media pembelajaran

diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. CD interaktif dapat

menampilkan :

1) Teks

Teks merupakan suatu bantuan yang bermanfaat bagi pembelajaran.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih teks antara lain :

a) Kepengarangan (authorship), terjadinya ketepatan ilmiah dan kesesuaian

penggunaan untuk peserta didik SD dalam arti minat dan daya tariknya,

tingkat keterbatasan untuk setiap kelas atau dasar kurikulum

b) Penggarapan isi mendapat perhatian yang cukup besar mengenai kedalaman

konsep-konsep yang pentig, bukan hanya diskriptif fakta yang sangat banyak-

banyak saja atau berupa buku cerita

c) Formal dan penampilan umum

d) Organisasi, terjamin keharmonisan antara program kurikuler dengan program

instruksional yang dilaksanakan dalam praktek

e) Materi visual terjamin keragaman, ilustrasi dalam jumlah yang cukup dan

pantas.

2) Gambar

Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam

bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran Menurut Hamalik

(1986:43). Sedangkan menurut Sadiman dkk (2003:28): Media grafis visual

sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari

sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.

Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi

visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses

penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.

Page 13: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

19

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk

menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta

yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar

termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

3) Suara

Suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang

merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair,

padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu

bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal,

tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau

frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi

dengan pengukuran dalam desibel.

4) Video

Menurut Natael (Setiyono, 2011:12) Video adalah media yang dirancang

secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam

pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga

program tersebut memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran secara

lebih mudah dan menarik.

Media CD Interaktif mampu memotivasi belajar siswa sesuai dengan

kemampuannya dan mengorganisasi materi menjadi suatu pola yang bermakna

serta menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat dan memacu

efektivitas belajar.

Menurut Sudjana (Setiyono, 2011:15) beberapa keuntungan yang didapat

dengan penggunaan CD interaktif pembelajaran dalam bentuk video/film, antara

lain:

1) Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.

2) Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang kompetitif

dan dapat diulang-ulang.

3) Dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak kompleks

yang sulit dilihat dengan mata.

Page 14: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

20

4) Video dapat diproses maupun dipercepat maupun diperlambat, dapat diulang

pada bagian tertentu yang perlu lebih jelas, dan bahkan data diperbesar.

5) Memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan berbeda

diputar dalam waktu bersama.

6) Video juga dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan,

promosi suatu produk, interview, dan menampilkan suatu percobaan yang

berproses.

2.1.4 Metode Pembelajaran Mekanistik

Dalam Treffer (Evrieta, 2010:21) mengatakan metode matematika

mekanistik merupakan metode yang didasarkan pada apa yang diketahui dari

pengalaman sendiri (diawali dari yang sederhana ke yang lebih kompleks). Dalam

metode ini siswa dianggap komputer atau mesin. Dalam metode matematika

mekanistik proses pembelajaran cenderung dipisahkan dan tidak terjadi kegiatan

siswa berupa proses bermatematika secara horizontal dan vertical.

Menurut Suryanto (Evrieta, 2010:21) metode matematika mekanistik yaitu

metode matematika yang berfokus pada prosedur penyelesaian soal.

Karakteristik metode mekanistik dalam pembelajaran matematika menurut

Treffer (Evrieta, 2010:23) adalah sebagai berikut yang pertama adalah belajar

bukan sebagai proses konstruksi melainkan proses reproduksi. Kedua proses

belajar tidak mengenal tahap-tahap formalisasi, sehingga tidak ada jembatan

antara kegiatan berkonteks yang informal dan pelajaran formal. Ketiga refleksi

siswa kurang diperhatikan. Keempat pelajarn bersifat individual, tidak

mengandung konteks sosial dan interaksi. Kelima keterkaitan antara materi

matematika dan keterkaitan dengan realitas kurang ditekankan.

Dari paparan tentang metode pembelajaran mekanistik yang telah

dipaparkan di atas, penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Suryanto (Evrieta, 2010:21).

Page 15: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

21

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian Astuti (2007) yang berjudul Model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII Semester II SMP N 5 Semarang Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi

Datar Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada

siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dalam meningkatkan hasil belajar,

oleh karena itu dilakukan siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya

peningkatan antara lain: Pada siklus I yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa

dengan prosentase ketuntasan klasikal 76,19% denagn nilai rata-rata kelasnya

76,36 dan pada siklus II banyaknya siswa yang tuntas adalah 35 siswa dengan

prosentase ketuntasan klasikal 88,1% dengan nilai rata-rata kelasnya 81,7 %.

Penelitian Putro (2010) yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 8 Surakarta pada Mata

Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menyatakan

bahwa Sebelum diterapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

keaktifan siswa masih rendah terlihat dari keaktifan siswa pada aspek visual

activities 35,49%, oral activities 22,58%, listening activities 41,94%, dan writing

activities 45,16%. Penelitian siklus I diperoleh peningkatan hasil keaktifan pada

aspek visual activities 48,39%, oral activities 45,16%, listening activities 54,84%

dan writing activities 58,09%. Penelitian siklus II diperoleh peningkatan hasil

keaktifan siswa pada aspek visual activities 74,19% , oral activities 67,73%,

listening activities 77,41% dan writing activities mencapai 70,96%. Sedangkan

nilai rata-rata kelas sebelum diterapkan metode pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) adalah 60,4. Siswa yang sudah tuntas sebesar 51,6% atau 16

siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 48,4% atau 15 siswa. Pada

prestasi belajar siswa siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 71,90 dan 76,32 pada

siklus II. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang sudah tuntas sebesar 77,42% atau

24 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 22,58% atau 7 siswa. Pada

pelaksanaan siklus II siswa yang sudah tuntas sebesar 87,09% atau sebanyak 27

Page 16: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

22

siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 12,91% atau sebanyak 4 siswa.

Penelitian Parno (2010) yang berjudul “Penggunaan CD Interaktif untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III Pada Pembelajaran IPA Materi

Ciri-Ciri Makhluk Hidup di SD 02 Gumelar Semester I Tahun Pelajaran

2009/2010”. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar

dengan pembelajaran menggunakan media CD interaktif. Hail ini ditunjukan

dengan peningkatan pencapaian rata-rata hasil prestasi belajar siswa, dimana rata-

rata pada kondisi awal adalah 61,09 dilanjutkan dengan rata-rata siklus I sebesar

64,78 dan rata-rata siklus II yaitu 84,35.

Penelitian Setiyono (2011) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan CD

Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Bangun Ruang

Kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 SD Sidorejo Lor 01 Salatiga.

Hasil dari penelitian ini ditunjukkan oleh nilai t sebesar 6,956 dengan probabilitas

yang signifikannya 0,000 < 0,05. Maka terdapat perbedaan yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan CD pembelajaran Matematika dan pembelajaran

konvensional. Ini dilihat dari perbedaan rata-ratanya besar 16.52174. Hal ini

berarti penggunaan CD pembelajaran Matematika berpengaruh terhadap hasil

belajar di SD Sidorejo Lor 01 Salatiga.

2.3 Kerangka Pikir

Pembelajaran matematika seringkali menggunakan metode pembelajaran

yang berupa ceramah/penjelasan, dan kemudian diberi contoh serta tugas.

Pembelajaran matematika ini berpusat pada guru, dan tanggung jawab serta

kekuasaan dalam pembelajaran sepenuhnya berada di tangan guru. Menurut Nur

(Evrieta, 2010:22) mengatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia pada

umumnya masih berada pada pendidikan matematika konvensionalyang banyak

ditandai oleh strukturalistik da mekanistik. Guru merupakan sumber informasi dan

siswa menjadi pasif. Hal yang dilakukan siswa adalah menerima, mencatat, dan

menghafalkan materi yang diberikan guru serta mengerjakan soal-soal latihan.

Pembelajaran yang demikian lebih mementingkan penguasaan akademik dan

kurang memperhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam matematika. Selain itu,

Page 17: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

23

Diharapkanmeningkatnya hasil

belajar matematika siswa

pembelajaran yang demikian belum menanamkan dan mengajarkan konsep

matematika sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-

konsep matematika yang dapat berdampak pada hasil belajar matematika siswa

yang rendah. Menurut Sanjaya (2006:212), Problem Based Learning (PBL)

merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran Problem

Based learning (PBL) diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) yang

memanfaatkan media CD Interaktif, diharapkan mampu membuat siswa aktif

dalam pembelajaran, dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika dan akhirnya diharapkan membuat hasil belajar menjadi lebih baik

dari pada pembelajaran yang menggunakan metode mekanistik. Adapun bagan

kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Pembelajaran yangberpusat pada gurumembuat siswa tidak aktifdalam pembelajaran

Rendahnya hasil belajar

Metode Problem BasedLearning (PBL) yangmemanfaatkan media CDInteraktif

Siswa lebih aktif dandapat memotivasi siswadalam mengikutipembelajaran

Page 18: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/920/3/T1_292008186_BAB II.pdfSecara psikologi belajar merupakan suatu proses ... maka

24

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan dan kerangka

berpikir yang telah diuraikan di atas maka hipotesis awal dirumuskan sebagai

berikut:

a. Hipotesis Deskriptif

Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas V

menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) yang memanfaatkan media

CD Interaktif dengan metode mekanistik.

b. Hipotesis Statistik

Secara statistik hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µeksperimen = µkontrol

Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas

V menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) yang memanfaatkan

media CD Interaktif dengan metode mekanistik.

H1 : µeksperimen ≠µkontrol

Ada perbedaaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas V

menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) yang memanfaatkan media

CD Interaktif dengan metode mekanistik.